IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUALDENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE UNTUK MENINGKATKAN
KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN HASILBELAJAR SISWA
(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun 2013/2014)
NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
ENI NUR CAHYANTI A 410 100 134
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 - Pabelan Kartasura Telp (0271) 717417, Fax : 715448 Surakarta 57102
Website: http://www.ums.ac.id Email: ums@ums.ac.id
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirohmanirrohim
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Eni Nur Cahyanti
NIM : A 410 100 134
Fakultas/ Jurusan : FKIP/ Pendidikan Matematika
Jenis : Skripsi
Judul : IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE
UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI
MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR SISWA (PTK Pada
Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun
2013/ 2014)
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah
saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalihmediakan/ mengalihformatkan, mengelola
dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu memintan ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, Februari 2014
Yang menyatakan
1
IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE UNTUK MENINGKATKAN
KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN HASILBELAJAR SISWA
(PTK Pada Siswa Kelas VIII B di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun 2013/2014)
Oleh
Eni Nur Cahyanti 1 dan N. Setyaningsih2 1
Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, encymoeslimah@yahoo.co.id 2
Staf Pengajar UMS, ningsetya@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan, meningkatkan komunikasi matematika dan hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan Kontekstual dengan strategi Rotating Trio Exchange. Jenis penelitian, penelitian tindakan kelas. Subyek, siswa SMP. Jumlah siswa 33. Metode pengumpulan data , observasi, catatan lapangan, metode tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data deskriptif kualitatif dengan
analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan komunikasi
matematika dan hasil belajar melalui pendekatan kontekstual dengan strategi Rotating Trio Exchange dapat dilihat dari indikator : (1) kemampuan dalam membaca wacana matematika sebelum tindakan 18,18% dan setelah tindakan 87,88%, (2) kemampuan mengembangkan bahasa dan simbol matematika, sebelum tindakan 15,15% dan setelah tindakan 84,85%, (3) kemampuan siswa merumuskan dan memecahkan masalah sebelum tindakan 12,12 dan setelah
tindakan 81,82%, (4) siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM ≥ 73 sebelum
tindakan 36,36% setelah tindakan 84,85%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa implementasi pendekatan Kontekstual dengan strategi Rotating Trio Exchange dapat meningkatkan komunikasi matematika dan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.
Kata kunci : komunikasi, hasil belajar , kontekstual, Rotating Trio Exchange
PENDAHULUAN
2
laporan lisan melalui keterangan-keterangan, diagram, dan tulisan melalui simbol-simbol matematika sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut. Proses komunikasi yang baik akan berpotensi dalam memicu siswa untuk mengembangkan ide-ide dan membangun pengetahuan matematikanya.
Komunikasi matematika menurut Herdry (2010) dapat diartikan sebagai suatu kemampuan siswa dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui
peristiwa dialog atau saling hubungan yang terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan. Pesan yang dialihkan berisi tentang materi matematika yang dipelajari siswa, misalnya berupa konsep, rumus, atau strategi penyelesaian suatu masalah. Pihak yang terlibat dalam peristiwa komunikasi di dalam kelas adalah guru dan siswa. Cara pengalihan pesannya dapat secara lisan maupun tertulis.
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan lambang-lambang atau simbol dan memiliki arti serta dapat digunakan untuk komunikasi dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan bilangan. Komunikasi matematika terdiri dari komunikasi tertulis dan lisan. Komunikasi dalam bentuk tertulis dapat dilihat dengan penggunaan kata-kata, simbol, tabel, diagram dan lainnya yang menunjukkan hasil pemikiran siswa untuk menyelesaikan suatu masalah. Sedangkan komunikasi lisan dapat berupa percakapan interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru yang dapat dilihat dari berjalannya sebuah diskusi. Guru juga terlibat dalam komunikasi matematika siswa maka siswa dengan mudah dapat memahami pembelajaran matematika.
Berdasarkan hasil observasi pendahuluan di kelas VIII B SMP Muhammadiyah 1 Surakarta yang berjumlah 33 siswa menunjukkan bahwa
3
dipungkiri dengan rendahnya kemampuan komunikasi peserta didik maka hasil belajarnya peserta didik belum mencapai harapan. Sedangkan ketuntasan belajar
siswa yang mencapai KKM ≥ 73 sebesar 36,36%. Dengan kata lain, berdasarkan
penilaian per indikator komunikasi matematika siswa di sekolah tersebut diperoleh hasil kemampuan komunikasi matematika siswa tergolong masih rendah yakni sebesar 15,15%.
Permasalahan tersebut dapat diatasi melalui pendekatan kontekstual yang dikolaborasikan dengan strategi Rotating Trio Exchange sehingga siswa mudah untuk memahami materi dipelajari. Pendekatan kontekstual menekankan pada penggunaan permasalahan sehari-hari siswa maka siswa dengan mudah membayangkan permasalahan-permasalahan dalam materi.
Pendekatan kontekstual ini dapat dikolaborasikan dengan strategi
Rotating Trio Exchange. Stratrgi Rotating Trio Exchange merupakan salah satu
pembelajaran aktif dengan teknik pengelompokan, dimana anggota-anggota kelompoknya tidak tetap. Seperti yang dikemukan oleh Silberman (2009: 81)
Rotating Trio Exchange merupakan cara terperinci bagi siswa untuk
mendiskusikan permasalahan dengan sebagian teman sekelas mereka.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai implementasi pendekatan kontekstual dengan strategi Rotating Trio Exchange pada kelas VIII B SMP Muhammadiyah 1 Muhammadiyah 1 Surakarta untuk meningkatkan komunikasi matematika dan hasil belajar siswa. Penelitian ini memiliki tujuan yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum yaitu meningkatkan komunikasi matematika dan hasil belajar siswa. Sedangkan tujuan khususnya yaitu Mendeskripsikan
peningkatan komunikasi matematika dan hasil belajar siswa pada kelas VIII B SMP Muhammadiyah 1 Surakarta melalui pendekatan kontekstual dengan strategi
pembelajaran Rotating Trio Exchange.
METODE PENELITIAN
4
4 November 2013 sampai dengan 16 November 2013. Siswa yang menjadi subjek penerima tindakan adalah siswa kelas VIII B yang berjumlah 33 orang, terdiri dari 20 siswa perempuan dan 13 orang siswa laki-laki. Sedangkan yang menjadi subjek dalam memberikan tindakan adalah guru matematika kelas VIII B yaitu ibu Erwin Kurniati, S.Pd.
Dalam penelitian ini, metode untuk mengumpulkan data dibedakan
menjadi sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah peneliti beserta guru matematika yang melakukan tindakan dan siswa yang menerima tindakan dengan mengimplementasikan pendekatan kontekstual dengan strategi
Rotating Trio Exchange, serta peneliti mengamati jalannya tindakan yaitu adanya
peningkatan komunikasi matematika dan hasil belajar siswa. Sedangkan data sekunder berupa data dokumentasi yaitu berupa daftar hadir siswa, lembar pengamatan komunikasi matematika dan hasil belajar siswa, catatan lapangan, pedoman observasi, foto, dan yang lainnya.
Data yang diperoleh adalah berupa hasil wawancara, observasi, catatan lapangan, dan hasil tes yang setelah tindakan kemudian dianalisis. Teknik analisis data yang dilakukan, yaitu: 1) reduksi data yaitu proses seleksi, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas, mengubah bentuk data mentah yang ada dalam catatan lapangan, 2) beberan (display) data adalah rakitan informasi, deskripsi tertata rapi dalam bentuk narasi tersusun secara secara interaktif, 3) penarikan kesimpulan dilakukan bertahap, dari kumpulan makna setiap dilakukannya tindakan sehingga menghasilkan kesimpulan sementara, kemudian diadakan verifikasi untuk memperoleh kesimpulan yang tepat dengan cara berdiskusi dan menyimpulkan bersama guru matematika yang bersangkutan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi dan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah 1 Surakarta mengalami peningkatan setiap siklusnya. Penerapan pembelajaran dalam penelitian ini didasarkan pada pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dengan strategi
5
strategi RTE dari pertemuan pertama siklus I sampai berakhirnya tindakan pertemuan kedua siklus II diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika dan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari indikator-indikator berikut: kemampuan dalam membaca wacana matematika, kemampuan mengembangkan bahasa dan simbol matematika, kemampuan merumuskan dan memecahkan masalah, serta kemampuan hasil belajar yang
mencapai KKM ≥ 73.
Berdasarkan tindakan dari siklus I sampai akhir siklus II, permasalahan yang menjadi pokok pembahasan adalah permasalahan mengenai komunikasi matematika dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian terdapat pada siklus II diperoleh kesimpulan bahwa hasil tindakan yang dilakukan berhasil meningkatkan komunikasi matematika dan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah 1 Surakarta. Prosentase kemampuan komunikasi matematika sebelum tindakan dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu kemampuan siswa dalam membaca wacana matematika sebesar 18,18% (6 siswa), kemampuan siswa mengembangkan bahasa dan simbol matematika sebesar 15,15% (5 siswa), kemampuan siswa merumuskan dan memecahkan masalah sebesar 12,12% (4 siswa), pencapaian ketuntasan belajar siswa yang mencapai KKM ≥ 73 sebesar 36,36% (12 siswa).
Data hasil peningkatan komuniaksi matematika dan hasil belajar siswa melalui pendekatan kontekstual dengan strategi Rotating Trio Exchange pada siklus I dapat dilihat dari indikator yaitu kemampuan siswa dalam membaca wacana matematika 68,75% (22 siswa), kemampuan siswa mengembangkan bahasa dan simbol matematika 37,50% (12 siswa), kemampuan siswa
merumuskan dan memecahkan masalah 62,50% (20 siswa), dan hasil belajar siswa mencapai KKM ≥ 73 61,29 % (19 siswa). Pada siklus II, kemampuan siswa
6
Hasil tindakan dapat ditunjukkan pada tabel dan grafik berikut. Tabel 1
Data peningkatan Komunikasi Matematika dan Hasil Belajar Siswa
Indikator Komunikasi Siswa Pra Siklus
Data peningkatan Komunikasi Matematika dan Hasil Belajar Siswa
7
Proses pembelajaran pada penelitian ini diawali dengan pemberian permasalahan kontekstual sesuai dengan materi dipelajari, selanjutnya siswa dibentuk kelompok trio sesuai dengan aturan strategi RTE, siswa diberi permasalahan kontekstual untuk diselesaikan secara diskusi dengan kelompok masing-masing, siswa melakukan perputaran setiap permasalahan baru yang diberikan guru, permasalahan yang diberikan berkaitan dengan materi SPLDV,
kemudian siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas sehingga suasana kelas komunikatif dengan antusiasme siswa dalam bertanya maupun menanggapi hasil diskusi bersama.
Kemampuan komunikasi matematika yang baik, sangat diperlukan untuk siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Hal ini didukung penelitian Joana Lepeikience (2009) yang mengatakan bahwa konsep komunikasi matematika digunakan dalam berbagai aspek dan tingkat. Kurikulum termasuk aspek utama komunikasi matematika yang mengintegrasikan semua mata pelajaran teknologi penting yang menjamin pendidikan yang inovatif dari matematika kontemporer dan guru matematika.
Komunikasi matematika sangat penting untuk membangun suatu komunitas matematis melalui jalur komunikasi terbuka di dalam kelas. Pada komunikasi matematika terdapat beberapa unsur didalamnya. Hal ini didukung dalam penelitian Wahid Umar (2012), menyatakan bahwa kemampuan komunikasi matematika mencakup dua hal yakni kemampuan siswa menggunakan matematika sebagai alat komunikasi (bahasa matematika), dan kemampuan siswa mengkomunikasikan matematika yang dipelajari sebagai isi pesan yang harus disampaikan.
Leigh N. Wood (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa dalam pembelajaran dengan model treffinger dapat mempengaruhi kemampuan
8
Implementasi pendekatan ataupun strategi pembelajaran pada proses pembelajaran matematika dalam kelas akan mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh. Hal ini diperkuat dengan penelitian Paul Andrew Johnson (2011) yang menyatakan bahwa proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran aktif hasilnya secara signifikan lebih tinggi dari pada pembelajaran yang hanya mengacu pada buku.
Dalam penerapan pendekatan kontekstual pada proses pembelajaran matematika dapat mendukung tercapainya komunikasi matematika yang efektif. Hal ini diperkuat dengan penelitian Per Nilsson & Andreas Ryve (2010) menyatakan bahwa keadaan di mana siswa mengontekstualisasikan peristiwa terdapat dalam pembelajaran, dapat membantu dalam mengatur pemikiran kita tentang keefektifan komunikasi matematika dalam kegiatan berdiskusi.
Gatut, Iswahyudi, 2006, dalam penelitian ini menyatakan perangkat pembelajaran implementasi panduan polya dengan pendekatan kontekstual pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal tersebut bermakna bahwa pendekatan kontekstual sangat sesuai diimplementasikan pada proses pembelajaran matematika sehingga siswa akan mudah untuk memahami konsep matematika karena siswa mengaitkan permasalahan yang dekat dengan kehidupan mereka alami.
Pada proses pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual membuat siswa bersikap terbuka, saling berbagi pengalamn sehingga komunikasi antar siswa akan berjalan dengan baik. Hal ini didukung penelitian Ali Syahbana (2012) yang menyatakan dengan menerapkan mata pelajaran matematika ke
dalam tugas-tugas dan masalah yang mereka alami, sedikit demi sedikit akan membangkitkan kebiasaan berpikir dengan baik, berpikiran terbuka, berpikir
sebelum bertindak, mendasari kesimpulan dengan bukti kuat, dan melatih imajinasi.
9
matematika dapat meningkat disebabkan karena penekanan yang terdapat pada pendekatan kontekstual yang telah menerapkan penyajian permasalahan-permasalahan pada materi guru selalu mengaitkan dengan permasalahan-permasalahan kehidupam mereka sehari-hari.
Indikator selanjutnya adalah kemampuan siswa mengembangkan bahasa dan simbol matematika. Pada indikator ini terjadi peningkatan dari siklus I sampai
siklus II. Dengan penerapan pendekatan kontekstual saat proses pembelajaran membantu siswa untuk mudah mengekspresikan permasalahan yang diberikan melalui lisan dan tulisan ke dalam ide matematika, karena siswa mudah memahami permasalahan dekat dengan mereka sehingga tidak ada kesulitan dalam mengekspresikannya lewat diskusi kelompok maupun presentasi di depan kelas.
Indikator yang ketiga adalah kemampuan siswa merumuskan dan memecahkan masalah. Pada indikator ketiga ini terjadi peningkatan pada setiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 dan Grafik 1 karena dengan seringnya siswa diberi permasalahan-permasalahan untuk diselesaikan secara berkelompok maupun individu, sehingga siswa terlatih untuk menggunakan istilah, notasi, dan struktur matematika untuk menyajikan ide-ide sehingga mampu membuat polanya dengan model matematika.
Selain peningkatan pada keempat indikator tersebut, hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari tindakan siklus I sampai siklus II. Hasil belajar siswa dapat meningkat dengan penerapan pendekatan kontekstual dengan strategi
Rotating Trio Exchange karena siswa merasa senang dengan penerapan
pendekatan dan strategi tersebut.
Setelah dilakukan penelitian dari siklus I sampai siklus II terlihat terdapat peningkatan pada beberapa indikator komunikasi matematika dan hasil belajar
siswa pada setiap siklusnya. Peningkatan komunikasi matematika dan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh penggunaan pendekatan kontekstual dengan strategi
Rotating Trio Exchange yang telah diterapkan pada setiap tindakan. Hal ini dapat
10
Penelitian ini sejalan dengan penelitian dilakukan oleh Edy Tandililing (2011) menyatakan bahwa komunikasi dalam pembelajaran matematika perlu ditumbuh kembangkan di kalangan siswa. Pertama, mathematics as language, artinya matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir ( a tool to aid
thinking), alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil
kesimpulan, tetapi matematika juga "an invaluable tool for communicating a
variety of ideas clearly, precisely, and succinctly”. Kedua, mathematics learning
as social activity: artinya, sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran
matematika, juga sebagai wahana interaksi antar siswa, dan juga komunikasi antara guru dan siswa.
Kemampuan komunikasi dapat meningkat dengan adanya diskusi antar siswa. Hal ini diperkuat penelitian Karl W. Kosko (2010), dengan menerapkan diskusi siswa dalam pembelajaran matematika maka siswa mampu berkomunikasi dalam bahasa yang mereka merasa nyaman. Hal tersebut bermakna bahwa dalam proses diskusi siswa akan merasa lebih nyaman dan mudah dalam memahami atau menyelesaikan suatu masalah yang diberikan. Karena siswa akan mendapatkan bantuan dari anggota kelompoknya.
Strategi pembelajaran dengan diskusi terjadi pada strategi Rotating Trio
Exchange. Hal ini didukung penelitian Arifin, S. Khanafiyah (2011) menyatakan
bahwa: “Active learning with Rotating Trio Exchange Strategy gives an opportunity forstudents to participate in the learning procces by intensif
discussion”. Pernyataan ini menunjukkan bahwa model pembelajaran aktif melalui strategi Rotating Trio Exchange memberi kesempatan kepada siswa berpartisipasi aktif untuk berkomunikasi dalam pembelajaran melalui diskusi
dengan seksama.
Kemampuan komunikasi matematika yang baik sangat dipengaruhi oleh
11
kooperatif tipe Rotating Trio Exchange adalah baik. Melalui kegiatan metode pembelajaran ini dapat membuat siswa aktif sejak awal pembelajaran.
Dari beberapa penelitian terdahulu tersebut mendukung diterimanya hipotesis pada implementasi pendekatan kontekstual dengan strategi Rotating Trio
Exchange dapat meningkatkan komunikasi matematika dan hasil belajar siswa.
Kemapuan komunikasi matematika siswa meliputi kemampuan siswa dalam
membaca wacana matematika, kemampuan siswa mengembangkan bahasa dan simbol matematika, kemampuan siswa merumuskan dan memecahkan masalah pada materi Sistem Persamaan Linear dua Variabel.
KESIMPULAN
Implementasi pendekatan kontekstual dengan strategi Rotating Trio
Exchange dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika dan hasil
belajar siswa pada siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah 1 Surakarta. Peningkatan komuniaksi matematika dan hasil belajar siswa dapat dilihat dari beberap indikator sebagai berikut. 1) kemampuan siswa dalam membaca wacana matematika dengan pemahaman. Sebelum dilakukan tindakan, besar prosentasenya adalah 18,18% diakhir tindakan 87,88%, 2) Kemampuan siswa mengembangkan bahasa dan simbol matematika, besar prosentasenya adalah 15,15% diakhir tindakan 84,85%, 3) kemampuan siswa merumuskan dan memecahkan masalah. Sebelum dilakukan tindakan 12,12% diakhir tindakan 81,82%, 4) tercapainya hasil belajar yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) ≥ 73. Sebelum dilakukan tindakan 36,36% diakhir tindakan 84,85%.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, S. Khanafiyah, 2011, “Penerapan Model Pembelajaran Aktif Melalui Strategi Rotating Trio Exchange Untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Dan Aktivitas Belajar Siswa Sma Kelas X Semester II Pokok
Bahasan Kalor”,journal.unsil.ac.id. Vol 7, No 2
12
pada Bidang Studi Matematika Sekolah Menengah”, Varidika,Vol.18, No.1
Hendry, 2010. Kemampuan Komunikasi Matematika.
http:herdry07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-komunikasi-matematis/.
Iwan, Rizwan, 2012, ” Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) Terhadap Hasil Belajar Matematik Peserta Didik”,
journal.unsil.ac.id,Vol 1, No 2
Lipeikience, Joana, 2009, “A Wide Concept of Mathematical Communication”,
International Conference on Technology in Mathematics Teaching/
Vol.9, pp.XXX
Kosko, Karl W., dkk, 2010, “Mathematical Communication and Its Relation to the
Frequency of manipulative Use”, International Electronis Journal of
Mathematics Education/ Vol.5, No.2
Nilsson, Per & Ryve, Andreas, 2010, “Focal Event, Contextualization, And
Effective Communication In The Mathematics Classroom”,Educ Stud
Mat, Vol.74, No.3, hal.241–258
Syaban, M., 2008, Menumbuhkembangkan Daya Matematis Siswa,
http://educare.e-fkipunla.net.
Silberman, Melvin L. 2009. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia.
Tandiling, Edy, 2011, Peningkatan Komunikasi Matematis, Jurnal Pendidikan
Matematika dan Ipa, Vol.2, No.1, hal 11-12
Toumasis, Charalampos, 2004, “Cooperative Study Teams in Mathematics
Classrooms”, Intenational Journal Mathematic Edication Science
Technology/ Vol.35, No.5, pp.669-679
Umar, Wahid, 2012, “Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis dalam
Pembelajaran Matematika”,Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika
STKIP Siliwangi Bandung/ Vol.1, No.1, pp.1-9
Wood, Leigh. N, 2011, “Practice and Conceptions: Communicating Mathematics