• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK MAHASISWA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK MAHASISWA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor)

Oleh

ANITA YULIANTI

H 24076014

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Akademik (Studi Mahasiswa Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor). Di bawah bimbingan H. Musa Hubeis

Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus (PSMPK) memiliki visi menjadi wahana pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) unggulan dan berdaya saing tinggi melalui pendidikan berkelanjutan (long life education) dalam bidang manajemen. Mahasiswa PSMPK diharapkan memiliki prestasi akademik yang baik dan menjadi bagian dari lulusan Departemen Manajemen yang bermutu. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa. Faktor-faktor tersebut berasal dari internal maupun eksternal mahasiswa dan keberagaman latar belakang mahasiswa. Hal tersebut memperlihatkan adanya karakter yang berbeda-beda, sehingga menimbulkan situasi yang sangat kompleks dalam pencapaian prestasi akademik. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis pengaruh karakteristik mahasiswa terhadap prestasi akademik mahasiswa PSMPK, (2) Menganalisis pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa PSMPK, (3) Menyusun implikasi manajerial yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen PSMPK agar dapat mengoptimalkan prestasi akademik mahasiswa.

Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data primer dan sekunder. Pemilihan contoh dilakukan dengan metode non-probability sampling dengan menggunakan teknik purposive dan Quota Sampling. Analisis data menggunakan analisis deskriptif (Cross Tabulation) dan Analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan software pengolah data Microsoft Excel 2007, SPSS 17 dan Linear Structural Relationship (LISREL) 8.72.

Hasil yang diperoleh adalah karakteristik mahasiswa yang terdiri dari usia, jenis kelamin, status bekerja dan asal perguruan tinggi, tidak berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa PSMPK, FEM IPB. Hal ini dapat dilihat dari uji deskriptif yang menunjukan bahwa nilai peluang yang dihasilkan > 0,05 dan nilai khi kuadrat hitung < nilai khi kuadrat tabel (9,4877). Motivasi belajar dapat meningkatkan prestasi akademik 0,47 (47%). Urutan motivasi belajar yang mempunyai pengaruh paling besar ke yang paling kecil adalah banyak sks yang diambil, waktu perkuliahan pada malam hari, minat terhadap ilmu yang dipelajari,

metode kuliah yang digunakan, fasilitas perpustakaan, lingkungan sosial kampus, kesadaran dalam menempuh pendidikan, mutu dosen, inisiatif dalam kegiatan perkuliahan, lingkungan sosial keluarga, tanggungjawab, orientasi dalam menempuh pendidikan dan lingkungan sosial komunitas. Implikasi manajerial yang dapat dilakukan adalah berkaitan dengan besarnya pengaruh yang diberikan oleh motivasi, maka mahasiswa maupun pihak PSMPK terus meningkatkan motivasi belajar, baik faktor internal maupun eksternal.

(3)

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh

ANITA YULIANTI H 24076014

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor)

Nama : Anita Yulianti NIM : H24076014

Menyetujui Pembimbing,

( Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA ) NIP : 195506261980031002

Mengetahui

Ketua Departemen,

( Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc ) NIP : 196101231986011002

(5)

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul Analisis Pengaruh Karakteristik Mahasiswa dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Akademik (Studi Mahasiswa Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB) sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Ir. Mimim Aminah , MM dan Ibu Wita Juwita Ernawati, STP, MM selaku Dosen Penguji.

3. Ibu, Bapak, A Irdan, Angga, Rangga, Teh Nunik, Arindra dan Amah yang selalu memberikan dukungan doa dan kasih sayang yang tidak pernah ada habisnya.

4. Ibu Ratih Maria Dewi dan Bapak Hino Prasetyo yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Uchi atas persahabatan, persaudaraan, suka duka dan kekeluargaan selama kuliah di PSMPK DM IPB.

6. Ikqi dan Mas Yuli atas persahabatan dan kekeluargaanya.

7. Keluarga tercinta di ”TERABITHIA COST” Wulan, Dewi dan Kiki atas kekeluargaannya.

8. Ahmad, Pandu, Aditya, Aris, Darussalam, Thia, Cendana, Junius, Winda dan Keluarga Besar PSMPK DM IPB atas persahabatan dan dukungannya.

9. Keluarga besar EXOM Club, BAZ Kota Bogor dan KAMUS IPB atas doanya. 10. Staff PSMPK DM IPB atas bantuannya

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini.

(6)

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Maret 2010 Penulis

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Garut 25 Mei 1986. Penulis merupakan putri ke dua dari empat bersaudara pasangan Bapak Odin dan Ibu Komariah.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Neglasari 1 pada tahun 1998. Kemudian melanjutkan ke SLTPN 1 Cilawu dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 2 Tarogong dan lulus pada tahun 2004.

Penulis menyelesaikan pendidikan Diploma III tahun 2007 pada Program Studi Manajemen Hutan Produksi, Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, IPB. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan kuliah di Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB. Prestasi yang pernah diraih pada saat kuliah adalah lulusan terbaik dengan IPK 3,76 pada Program Studi Manajemen Hutan Produksi Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor tahun 2007. Penulis aktif dalam beberapa organisasi yaitu organisasi DKM Ibaadurrahman Fahutan IPB tahun 2004-2006, anggota Kelompok Studi Planologi pada Forest Management Student Club (FMSC) Fahutan IPB tahun 2005-2006 dan Ketua Biro Kesekretariatan RIMPALA Fahutan IPB tahun 2006-2007, Pengurus KAMUS (Keluarga Muslim Ekstensi) 2008-2009 dan Sekretaris Umum Extension of Manegement Club FEM IPB 2008-2009.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar belakang ... 1

1.2. Perumusan masalah ... 3

1.3. Tujuan penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. SDM dan Pendidikan ... 5

2.2. Karakteristik Mahasiswa ... 5

2.3. Motivasi Belajar ... 6

2.4. Evaluasi Pendidikan ... 7

2.5. Prestasi Akademik Mahasiswa ... 8

2.6. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 9

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 13

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 13

3.1.1. Hipotesis ... 18

3.1.2. Definisi Operasional ... 20

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

3.3. Pengumpulan Data ... 22

3.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 23

3.4.1. Analisis desktiptif ... 25

3.4.2. Analisis SEM ... 26

IV. PEMBAHASAN ... 32

4.1. Kondisi Umum PSMPK DM IPB ... 32

4.1.1. Latar Belakang Pendirian PSMPK . ... 32

4.1.2. Visi, misi dan tujuan PSMPK ... 32

4.1.3. Kurikulum dan perkuliahan ... 33

4.1.4. Struktur organisasi PSMPK ... 34

4.1.5. Staf pengajar PSMPK ... 34

4.1.6. Jumlah mahasiswa PSMPK ... 35

(9)

4.2. Karakteristik Responden ... 36

4.2.1. Karakteristik responden berdasarkan sosial demografi ... 36

4.2.1. Karakteristik responden berdasar latar belakang pendidikan .... .. 42

4.3. Analisis Pengaruh Karakteristik Mahasiswa Terhadap Prestasi Akademik ... 49

4.4. Uji validitas dan reliabilitas ... 53

4.5. Analisis Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa .... 53

4.5.1. Persepsi responden terhadap motivasi belajar ... 55

4.5.2. Persepsi responden terhadap prestasi akademik ... 63

4.5.3. Pengaruh motivasi terhadap prestasi akademik ... 64

4.6. Implikasi Manajerial ... 74

KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

1. Kesimpulan ... 81

2. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(10)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Jumlah mahasiswa yang telah mendapatkan nilai IPK ... 23

2. Jumlah sampel (responden) mahasiswa PSMPK ... 23

3. Tabulasi silang antara usia dan nilai IPK... 50

4. Hasil Uji Khi-Kuadrat ... 50

5. Tabulasi silang antara jenis kelamin dan nilai IPK ... 51

6. Hasil Uji Khi-Kuadrat ... 51

7. Tabulasi silang antara status bekerja dan nilai IPK ... 52

8. Hasil Uji Khi-Kuadrat ... 52

9. Tabulasi silang antara asal perguruan tinggi dan nilai IPK ... 53

10. Hasil Uji Khi-Kuadrat ... 53

11. Hasil perhitungan uji reliabilitas ... 55

12. Posisi tanggapan/ keputusan responden ... 56

13. Persepsi responden terhadap masalah tanggung jawab ... 57

14. Persepsi responden terhadap masalah kesadaran dalam menempuh pendidikan ... 57

15. Persepsi responden terhadap masalah minat terhadap ilmu yang Dipelajari ... 57

16. Persepsi responden terhadap masalah orientasi dalam menempuh pendidikan ... 58

17 Persepsi responden terhadap masalah inisiatif dalam kegiatan Perkuliahan ... 58

18. Persepsi responden terhadap lingkungan sosial kampus ... 59

19. Persepsi responden terhadap lingkungan sosial komunitas ... 60

20. Persepsi responden terhadap lingkungan sosial keluarga ... 61

21. Persepsi responden terhadap waktu perkuliahan pada malam hari ... 61

22. Persepsi responden terhadap mutu dosen ... 61

23. Persepsi responden terhadap metode kuliah yang digunakan ... 62

24. Persepsi responden terhadap fasilitas perpustakaan ... 62

25. Persepsi responden terhadap banyak sks yang diambil ... 63

26. Persepsi responden terhadap IPK yang sedang diikuti ... 63

27. Peubah-peubah yang digunakan dalam penelitian ... 64

28. Kontribusi indikator terhadap pembentukan motivasi belajar ... 67

29. Peningkatan prestasi akademik yang diharapkan dengan adanya pendukung berupa motivasi ... 73

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar ... 8

2. Kerangka pemikiran penelitian ... 18

3. Diagram struktural motivasi belajar terhadap prestasi akademik ... 31

4. Struktur organisasi PSMPK DM IPB... 34

5. Usia dan nilai IPK responden ... 37

6. Jenis kelamin dan IPK responden ... 38

7. Status pernikahan dan nilai IPK responden ... 38

8. Tempat tinggal dan nilai IPK responden ... 40

9. Status bekerja dan nilai IPK responden ... 41

10 Pendapatan dan nilai IPK responden ... 42

11. Asal perguruan tinggi dan nilai IPK responden ... 43

12. Asal jurusan Diploma dan nilai IPK responden ... 42

13. Nilai IPK S1 yang sedang diikuti ... 44

14. Nilai IPK Diploma dan nilai IPK S1 responden ... 45

15. Jumlah SKS dan nilai IPK responden ... 46

16 Perkiraan masa studi dan nilai IPK responden ... 46

17. Jumlah jam belajar dan nilai IPK responden ... 48

18. Jumlah jam belajar menjelang ujian dan nilai IPK responden ... 49

19. Diagram lintas nilai uji nyata (Uji-T) model structural ... 54

20. Diagram lintas model pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi akademik ... 65

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Kuesioner penelitian ... 86

2. Hasil uji validitas dan reliabilitas ... 90

3. Hasil analisis deskriptif ... 91

(13)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Abad 21 merupakan era globalisasi yang menawarkan peluang dan tantangan. Bagi bangsa Indonesia, momentum globalisasi ini menuntut tersedianya sumber daya manusia (SDM) bermutu dan profesional. Menurut Mulyono (2006), tantangan pengembangan SDM Indonesia bermuara pada satu masalah yaitu pendidikan. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan mutu SDM. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang tentang sistem pendidikan nasional ialah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang seutuhnya, yaitu manusia beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian mantap dan mandiri, serta rasa tanggungjawab kemasyarakat dan kebangsaan, maka pendidikan memerlukan penanganan sangat serius dari pemerintah dan semua komponen masyarakat, terutama para penyelenggara pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Persoalannya, hingga awal abad 21 mutu pendidikan di Indonesia masih rendah.

Mulyono (2006) menyatakan bahwa, Jika indikasi mutu SDM antara lain ditentukan oleh mutu pendidikan, maka wajar jika dikatakan bahwa mutu SDM Indonesia rendah dibandingkan dengan SDM di Negara-negara Asia Tenggara, termasuk rangking universitas, indeks pengembangan manusia dan daya saing SDM Indonesia lebih rendah dibandingkan negara-negara lain. Berdasarkan hasil penilaian Program Pembangunan Persatuan Bangsa-Bangsa/PBB (United National Depelopment Programme atau UNDP), mutu SDM Indonesia menempati urutan ke-109 dari 174 negara, atau jauh dibawah Negara-negara ASEAN lainnya yakni Singapura (24), Malaysia (61), Thailand (76), Filipina (78) dan Vietnam (108).

Rendahnya mutu pendidikan yang berimplikasi pada rendahnya mutu SDM menjadi masalah besar bagi Indonesia memasuki pasar bebas dan globalisasi, sebab era globalisasi sangat mengutamakan dan mengandalkan

(14)

mutu SDM untuk memenangkan kompetisi global. Dalam persaingan global, peningkatan mutu SDM mutlak harus diperhatikan dan menjadi prioritas karena dalam memenangkan persaingan global pada akhirnya ditentukan oleh faktor manusia.

Syafaruddin (2002) menyatakan bahwa untuk memperbaiki mutu proses pencerdasan bangsa berkelanjutan, pelaksanaan pendidikan jalur sekolah melalui pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi serta pendidikan jalur luar sekolah, perlu disinergikan aktivitasnya. Lembaga pendidikan harus menempatkan dirinya sebagai pusat keunggulan (center of excellence) dalam pemberdayaan SDM bangsa Indonesia. Karena itu, mutu pendidikan nasional perlu terus ditingkatkan yang pelaksanaannya sebagai bagian integral dari program pembangunan nasional.

Salah satu pelaksana kegiatan pendidikan yang ditujukan untuk mencerdaskan bangsa ini, yaitu Institut Pertanian Bogor (IPB). IPB terus berkembang dari tahun ke tahun. Perkembangan IPB ini dimulai dari tahapan embrional (1941-1963), tahap pelahiran dan pertumbuhan (1963-1975), tahap pendewasaan (1975-2000), tahap implementasi otonomi IPB (2000-2005) dan menuju tahap IPB berbasis Badan Hukum Milik Negara (BHMN) yang dimulai pada tahun 2006. Pada tahun 2007, secara embrional IPB diharapkan siap menjadi universitas riset.

Selama kurun waktu tahap pendewasaan, IPB telah memiliki 144 Program Studi (PS), yang terdiri dari 30 PS untuk Program Diploma, 39 PS untuk Program Sarjana, 51 PS untuk Program Magister dan 25 PS Program Doktor yang tersebar di 8 Fakultas dan Program Pascasarjana. Dan pada tahun 2000 IPB membuka Fakultas Ekonomi dan Manajemen dan melalui Peraturan Pemerintah 154 tahun 2000, IPB menjadi salah satu dari empat perguruan tinggi nasional berbasis Badan Hukum Milik Negara (BHMN).

Keberlanjutan dari terbentuknya Fakultas Ekonomi dan Manajemen yaitu adanya keputusan Rektor IPB nomor 161/K13.8/PP/2006 terkait dengan pembukaan Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus (PSMPK) pada Departemen Manajemen. Program penyelenggaraan khusus ini

(15)

merupakan program yang ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada lulusan diploma untuk meningkatkan kapasitas dan mengembangkan dirinya.

Perbedaan kegiatan perkuliahan pada program penyelenggaraan khusus dengan program Sarjana Reguler adalah waktu perkuliahan yang diadakan pada malam hari dengan mahasiswa yang terdiri dari yang sudah bekerja dan belum bekerja. Salah satu indikator keberhasilan dari suatu program pendidikan dapat terlihat dari prestasi akademik yang diperoleh siswanya. Situasi yang sangat kompleks umumnya dijumpai dalam proses pencapaian prestasi akademik yang baik. Sumanto (2006) menyatakan bahwa keberhasilan belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor stimulasi belajar, faktor metode belajar dan faktor individual. Contoh faktor individual diantaranya kematangan usia, jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kesehatan dan motivasi. Terdapatnya perbedaan kegiatan perkuliahan dan faktor yang kompleks dalam pencapaian prestasi akademik yang baik diharapkan tidak menjadi penghambat untuk keberhasilan program ini dan tetap dapat meciptakan lulusan yang bermutu. 1.2. Perumusan Masalah

Tolak ukur prestasi akademik di lingkungan Perguruan Tinggi pada umumnya dilihat dari IPK dan masa studi. Prestasi akademik yang dinilai berhasil adalah perpaduan antara IPK tinggi dan masa studi yang cepat. Di sisi lain banyak faktor yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa. Faktor-faktor tersebut berasal dari internal maupun eksternal mahasiswa. Keberagaman latar belakang mahasiswa PSMPK seperti usia, jenis kelamin, status bekerja dan asal perguruan tinggi memperlihatkan adanya karakteristik yang berbeda-beda. Selain itu, beragamnya keaktifan maupun aktivitas mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan menunjukan terdapatnya motivasi dalam diri mahasiswa PSMPK. Kedua hal tersebut, menimbulkan situasi yang sangat kompleks dalam pencapaian prestasi akademik.

Berdasarkan data nilai IPK mahasiswa PSMPK tahun 2006-2008, diperoleh keterangan bahwa mahasiswa dengan IPK > 2,00 sebanyak 22%, IPK 2,10-2,74 sebanyak 38 %, IPK 2,75-3,49 sebanyak 33% dan IPK 3,51-4,00 sebanyak 7%. Berkaitan dengan masih barunya program PSMPK ini,

(16)

maka mahasiswa yang telah berhasil menyelesaikan studi adalah sebagian dari mahasiswa angkatan pertama (I).

PSMPK DM FEM IPB, mempunyai keinginan untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai prestasi akademik yang baik. Dalam kurun waktu 2 tahun ini memang terdapat mahasiswa yang mempunyai IPK lebih besar dari 3,50, tetapi disamping itu masih terdapat juga mahasiswa yang mempunyai IPK di bawah 2,00. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa PSMPK. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik sosial demografi dan pendidikan mahasiswa PSMPK ?

2. Apakah terdapat pengaruh antara karakteristik mahasiswa dan motivasi belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa PSMPK ?

3. Bagaimana implikasi manajerial yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen PSMPK, agar dapat mengoptimalkan prestasi akademik mahasiswa ?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis sosial demografi dan pendidikan mahasiswa PSMPK

2. Menganalisis pengaruh karakteristik mahasiswa dan motivasi belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa PSMPK

3. Menyusun implikasi manajerial yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen PSMPK agar dapat mengoptimalkan prestasi akademik mahasiswa.

(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. SDM dan Pendidikan

Tinggi rendahnya kualitas SDM ditandai dengan adanya unsur kreativitas dan produktivitas yang direalisasikan dengan hasil kerja atau kinerja yang baik secara perorangan maupun kelompok. Permasalahan ini akan dapat diatasi, apabila SDM mampu menampilkan hasil kerja produktif secara rasional dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang umumnya dapat diperoleh melalui pendidikan (Harun, 2004).

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan dating. Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan pengembangan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan (UU No 2 Tahun 1989 dalam Hasbullah, 2008).

2.2. Karakteristik Mahasiswa

Heryani (2008) menyatakan bahwa karakteristik adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki seseorang. Mahasiswa merupakan predikat yang diberikan kepada seseorang yang telah lulus dari jenjang pendidikan Sekolah Menengah Umum (SMU) dan melanjutkan pendidikan ke tahap selanjutnya diperguruan tinggi (Ginting, 2003). Mahasiswa termasuk dalam perkembangan dewasa dini atau ada yang menyebutkannya masa dewasa muda, pada rentan umur 18-40 tahun. Masa dewasa ini merupakan periode penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru (Hurlock dikutip Desiyani, 2003).

Dalam penelitian ini, yang dimaksud karakteristik mahasiswa adalah cirri-ciri khusus yang dimiliki oleh orang yang sedang menjalankan studi diperguruan tinggi IPB yaitu, mahasiswa PSMPK IPB.

(18)

2.3. Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari bahasa latin Movere yang berarti “menggerakan”. Menurut Cropley dikutip Suciyati dan Irawan (2006), motivasi merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu, agar tujuannya dapat tercapai. Sardiman (2006) menyatakan bahwa motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.

Baharudin dan Wahyuni (2007) menyatakan bahwa belajar adalah, aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Pendapat lain menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksinya dengan lingkungan (Hamalik, 2005). Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai (Sardiman, 2006).

Menurut Ginting (2003), studi di perguruan tinggi dipengaruhi oleh faktor yang dapat dikelompokan kedalam faktor diri (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor diri termasuk bakat dan kecerdasan, kreativitas, motivasi, bakat, minat dan perhatian sert kondisi jasmani dan mental. Sedangkan faktor luar adalah lingkungan sosial, lingkungan fisik dan fasilitas belajar. Berbagai faktor tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi.

Purwanto (2000) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar berasal dari dalam dan luar individu. Faktor yang berasal dari luar yaitu lingkungan dan instrumental. Faktor lingkungan terdiri dari alam dan kehidupan sosial. Faktor-faktor yang termasuk kedalam instrumental atau faktor-faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasi adalah kurikulum atau bahan pelajaran, pengajar, sarana, fasilitas dan manajemen. Faktor dari dalam individu terbagi atas fisiologi dan psikologi. Fisiologi terbagi menjadi kondisi fisik dan kondisi panca indera, sedangkan

(19)

psikologi terbagi menjadi bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif. Agar lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar (Purwanto, 2000)

Menurut Ginting (2003), orang yang termotivasi adalah orang yang mempunyai kecenderungan dalam dirinya untuk berupaya mencapai tujuan guna memuaskan kebutuhannya, yang mempunyai kebutuhan untuk berprestasi, jadi motivasi belajar seseorang menentukan besarnya upaya belajar yang dilakukan. Mahasiswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar (Sardiman, 2006)

2.4. Evaluasi Pendidikan

Sudijono (2006) menyatakan bahwa Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Dari segi istilah, sebagaimana dikatakan oleh Brown dalam Sudijono (2006), evaluation refer to the act or process to determining the value of something. Menurut definisi ini, istilah evaluasi menunjuk kepada atau mengandung pengertian suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.

Faktor Luar Dalam Fisiologi Psikologi Lingkungan Alam Sosial Kurikulum Pengajar

Sarana dan fasilitas Manajemen Kondisi fisik

Kondisi panca indera

Motivasi Bakat Minat Kecerdasan Kemampuan kognitif Instrumental

(20)

Lembaga Pendidikan Administrasi Negara dalam Sudijono (2006) mengemukakan batasan evaluasi pendidikan sebagai berikut :

1. Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan;

2. Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feedback) bagi penyempurnaan pendidikan.

Sudijono (2006) menyatakan bahwa fungsi evaluasi belajar bagi peserta didik secara didaktif dapat memberikan dorongan atau motivasi untuk memperbaiki, meningkatkan dan mempertahankan prestasinya.

Dua macam kemungkinan hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi, adalah :

1. Hasil evaluasi itu ternyata menggembirakan, sehingga dapat memberikan rasa lega bagi evaluator, sebab tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai sesuatu dengan yang direncanakan.

2. Hasil evaluasi itu ternyata tidak menggembirakan atau bahkan mengkhawatirkan, dengan alasan bahwa berdasarkan hasil evaluasi ternyata dijumpai adanya-adanya penyimpangan-penyimpangan, hambatan atau kendala, sehingga mengharuskan evaluator bersikap waspada. Dalam hal ini perlu memikirkan dan melakukan pengkajian ulang terhadap rencana yang telah disusun, atau mengubah dan memperbaiki cara pelaksanaannya. Berdasarkan data hasil evaluasi itu selanjutnya dicari metode-metode lain yang dipandang lebih tepat dan lebih sesuai dengan keadaan.

2.5. Prestasi Akademik Mahasiswa

Indriyanto (2005) menyatakan bahwa prestasi akademik adalah suatu nilai atau ukuran yang diperoleh seseorang dalam sebuah kelembagaan pendidikan menurut standar atau kriteria tertentu dan merupakan fungsi dari faktor sekolah (in school factor) dan faktor-faktor lainnya. Prestasi belajar merupakan hasil akhir yang dicapai oleh seseorang dan dipakai sebagai ukuran keberhasilan selama mengikuti pendidikan suatu sekolah. Prestasi belajar menggambarkan penguasaan siswa terhadap hal-hal yang sudah diajarkan, baik melalui kemampuan

(21)

kognitif, sensorik, psikomotorik maupun motorik (Maritza dalam Yusniati 2008).

Prestasi belajar dapat diukur melalui proses evaluasi terhadap hasil belajar, sebagaimana yang dikemukakan oleh Syah (2006), yaitu hasil belajar dapat dilihat dari prestasi belajar. Prestasi belajar diperoleh dari hasil evaluasi. Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.

2.6. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian Syafrudin (2006) berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Studi Mahasiswa Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor (Pendekatan Model Persamaan Struktural). Menunjukan bahwa model awal yang dipasang pada penelitian ini hanya 4 peubah laten dan 16 peubah manifest tidak layak dalam mengolah data, maka diperlukan perbaikan model. Evaluasi terhadap model dilakukan dengan uji khi kuadrat, Goodness-of Fit Indeks (GFI), Adjusted Goodness-of-Fit Indeks (AGFI) dan Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA). Perbaikan model ini dilakukan dengan menggunakan dua model terpisah sesuai dengan ukuran tingkat keberhasilan studi yaitu, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan masa studi, perbaikan juga mencakup pengurangan jumlah peubah manifes.

Model keberhasilan studi untuk IPK menggunakan empat peubah laten dengan sembilan peubah manifest, peubah laten sukses hanya diukur oleh peubah IPK. Peubah laten proses diukur oleh total satuan kredit semester (sks), status kerja, Perguruan Tinggi (PT) asal, dan jenis tempat tinggal. Peubah laten eksternal meliputi pendidikan ayah dan penghasilan orang tua. Peubah laten internal meliputi usia dan jenis kelamin. Hasil pengujian menunjukkan bahwa model dinyatakan layak mengepas data. Status bekerja memberikan kontribusi terbesar dalam membangun proses studi dengan nilai koefisien 0,90. Penghasilan orang tua memiliki koefisien terbesar dalam peubah eksternal, yaitu 0,63, dan usia mempunyai kontribusi terbesar terhadap peubah eksogen internal, yaitu 0,73.

(22)

Model keberhasilan masa studi menggunakan empat peubah laten dengan sembilan peubah manifest. Sukses hanya diukur oleh peubah masa studi, sedangkan proses studi diukur oleh total SKS, status bekerja, PT asal dan jenis tempat tinggal. Peubah eksternal meliputi pendidikan ayah dan penghasilan orang tua. Peubah internal meliputi usia dan jenis kelamin. Hasil pengujian menunjukkan bahwa model dinyatakan layak dalam mengepas data. Status bekerja memberikan kontribusi terbesar dalam membangun proses studi dengan koefisien 0,89, penghasilan orang tua memiliki koefisien terbesar dalam peubah eksternal 0,65. Usia memiliki koefisien terbesar terhadap peubah eksogen internal yaitu dengan peubah koefisien 0,73.

Penelitian Yulianti (2007) berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik Mahasiswa Magister Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor, dengan model regresi linear berganda dan double –log. Model IPK menggunakan model regresi linear berganda dan menghasilkan faktor-faktor yang berpengaruh nyata, yaitu IPK Sarjana (S1), penghasilan orangtua/pribadi, usia masuk, tes psikotes, tes bahasa Inggris, status PT, kesesuaian jurusan manajemen/ekonomi dan sumber biaya. Model yang digunakan untuk menganalisis model IPK kelas regular adalah model double-log, Peubah-peubah bebas yang berpengaruh nyata terhadap IPK kelas regular adalah IPK S1, penghasilan orangtua/pribadi, tes psikotes, tes bahasa Inggris, status PT, kesesuaian jurusan manajemen/ekonomi, kesesuaian jurusan non-manajemen/ekonomi eksakta, status pernikahan dan sumber biaya. Pada model regresi linier berganda IPK kelas eksekutif, faktor-faktor yang berpengaruh nyata adalah pendidikan, usia masuk, tes psikotes, kesesuaian jurusan manajemen/ekonomi, kesesesuaian jurusan non-manajemen/ekonomi eksakta.

Model masa studi keseluruhan menggunakan model double-log dan mempunyai faktor-faktor yang berpengaruh nyata, yaitu IPK S1, lama pendidikan orangtua, usia masuk, tes psikotes, kesesuaian jurusan manajemen/ekonomi, kesesuaian jurusan non-manajemen/ekonomi, kepemilikan komputer dan status pernikahan. Pada model masa studi kelas

(23)

reguler model yang digunakan adalah model regresi linier berganda, faktor-faktor yang dianggap berpengaruh nyata adalah IPK S1, status perguruan tinggi dan kepemilikan komputer. Pada model masa studi kelas eksekutif model yang digunakan adalah model double-log. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata adalah usia masuk, tes psikotes dan status pernikahan.

Beberapa implikasi manajerial yang disusun berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap IPK dan masa studi baik kelas reguler dan kelas eksekutif, diantaranya perekrutan calon mahasiswa kelas reguler agar memperhatikan IPK S1 dan status perguruan tinggi calon mahasiswa MMA-IPB, tes masuk Magister Manajemen Agribisnis (MMA)-IPB agar tetap dilakukan dalam menyaring calon mahasiswa MMA-IPB, pihak MMA-IPB agar lebih banyak bekerjasama dengan institusi/instansi/perusahaan tertentu untuk menyediakan fasilitas beasiswa bagi pegawai yang berprestasi atau mahasiswa yang berprestasi, perekrutan calon mahasiswa kelas eksekutif agar memperhatikan usia masuk calon mahasiswa karena usia masuk berpengaruh nyata terhadap IPK dan masa studi mahasiswa kelas eksekutif, perekrutan mahasiswa kelas reguler perlu memperhatikan asal jurusan S1, perekrutan calon mahasiswa kelas eksekutif perlu diperhatikan asal jurusan S1, dan perlunya sebuah bimbingan konseling yang diperuntukan untuk membantu berbagai kesulitan mahasiswa yang dapat mengganggu kegiatan kuliah dan penyusunan tesis.

Penelitian Yusniati (2008) berjudul Lingkungan Sosial dan Motivasi Belajar dalam Pencapaian Prestasi Akademik Mahasiswa, dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei, dengan menggunakan instrument pengumpulan data seperti kuesioner dan wawancara. Hipotesis diuji secara statistik dengan menggunakan uji Khi-Kuadrat. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu : pertama, diduga ada hubungan antara lingkungan sosial dengan lingkungan belajar ; kedua, ada hubungan antara lingkungan sosial dengan motivasi belajar; dan ketiga, diduga ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi akademik mahasiswa.

(24)

Hasil penelitian Yusniati menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang nyata antara lingkungan sosial dengan motivasi belajar mahasiswa, namun jika dilihat dari hubungan mahasiswa dengan dosen, ternyata berhubungan dengan motivasi belajar mahasiswa. Hal ini terjadi karena, mahasiswa yang berhubungan positif dengan dosennya, dapat membangkitkan motivasi belajar mahasiswa. Dilihat dari hubungan mahasiswa dengan teman, ternyata berhubungan dengan motif ingin tahu dan motif relevansi yang dimiliki. Dilihat dari hubungan mahasiswa dengan komunitasnya di asrama, maka dapat membangkitkan motif ingin tahunya. Lingkungan sosial juga tidak berhubungan dengan prestasi akademik mahasiswa.

(25)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

PSMPK memulai perkuliahan pada tahun ajaran 2006/2007 dan telah mulai meluluskan mahasiswanya pada tahun 2008. Lulusan tersebut diharapkan berkompetensi tinggi di bidang pemasaran, produksi operasi, SDM dan keuangan, mampu meniti karir, sukses dilingkungan kerja dan mampu mandiri dalam pengembangan jiwa dan semangat kewirausahaan. Parametar yang dapat dilihat dari keberhasilan studi mahasiswa PSMPK saat ini adalah IPK. Keragaman IPK yang dimiliki oleh mahasiswa PSMPK dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang dianggap berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa PSMPK ini yaitu karakteristik mahasiswa dan motivasi belajar. Karakteristik mahasiswa meliputi usia, jenis kelamin, asal jurusan Diploma dan status berkerja. Sedangkan untuk motivasi belajar dibagi menjadi motivasi internal dan eksternal.

Karakteristik mahasiswa yaitu ciri khas pribadi yang dimiliki mahasiswa. Dalam penelitian ini karakteristik mahasiswa di duga berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa. Menurut Bukit (2006), karakteristik mahasiswa terdiri dari data demografis seperti usia dan jenis kelamin. Yulianti (2007) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa usia berpengaruh nyata terhadap IPK mahasiswa Magister (S2). IPK mahasiswa yang berusia muda lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang usianya lebih tua. Untuk mendapatkan IPK yang tinggi dibutuhkan usaha yang keras, salah satunya belajar dengan giat yang didasarkan pada motivasi dari mahasiswa tersebut. Jenis kelamin adalah identitas biologis, yang terdiri dari perempuan dan laki-laki. Secara umum diasumsikan bahwa perempuan memiliki motif berprestasi lebih rendah dibandingkan laki-laki, sehingga motivasi belajar perempuan lebih rendah dibanding laki-laki. Menurut Maritza dalam Yusniati (2008) hal ini disebabkan oleh pola pengasuhan dari orang tua kepada anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki didorong orang tua untuk menampilkan keunggulan dan diberikan kebebasan lebih awal dibandingkan anak perempuan. Sebaliknya, anak perempuan cenderung lebih banyak dibantu dan diberikan perlindungan secara berlebihan oleh orangtua. Pola asuh seperti ini

(26)

tentunya akan menghambat motif berprestasi, sehingga prestasi anak laki-laki lebih tinggi dibanding anak perempuan.

Karakteristik lainnya yang jelas membedakan antara mahasiswa PSMPK dengan program sarjana reguler adalah status bekerja dan asal jurusan Diploma. Mahasiswa PSMPK merupakan lulusan Diploma dari berbagai perguruan tinggi dengan keberagaman jurusan. Jurusan Diploma ini dikelompokan menjadi jurusan yang mempunyai dasar manajemen dan non manajemen. Sedangkan untuk status bekerja, menjadi suatu hal yang penting untuk diteliti karena banyak diantara mahasiswa PSMPK yang sudah memiliki pekerjaan.

Dengan meminjam berbagai definisi tentang motivasi, maka motivasi belajar dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dalam diri mahasiswa yang mendorong dan mengarahkan perilakunya kepada tujuan yang ingin dicapainya dalam mengikuti pendidikan. Idealnya, tujuan mahasiswa dalam mengikuti pendidikan tinggi adalah menguasai bidang ilmu yang dipelajarinya. Sehingga, dalam mempelajari setiap bahan ajaran, mahasiswa terdorong untuk menguasai bahan pembelajaran tersebut dengan baik dan bukan hanya sekedar lulus. Jika mahasiswa mampu menguasai suatu bahan pembelajaran dengan baik, dapat dipastikan bahwa ia akan lulus dengan baik pula. Untuk mencapai tujuan ideal tersebut, kebutuhan mahasiswa dalam konteks pendidikannya perlu ditingkatkan lebih dari sebagai kebutuhan penghargaan menjadi aktualisasi diri (Tingkatan Dalam Teori Kebutuhan sebagai Hierarki Maslow). Jika pendidikan tinggi hanya dianggap sebagai kebutuhan akan penghargaan, maka gelar kesarjanaanlah dan bukan penguasaan ilmu yang akan menjadi tujuan utama mahasiswa dalam mengikuti pendidikan tinggi. Sehingga pada kenyataannya, tujuan itu dapat tercapai tanpa susah payah harus belajar. Sebaliknya jika pendidikan tinggi dianggap sebagai kebutuhan akan aktualisasi diri, maka mahasiswa akan mengeluarkan semua kemampuan dan potensi yang dimilikinya untuk memahami setiap bahan pelajaran dengan baik. Pada tahap ini, belajar akan menjadi kegemaran yang menyenangkan karena adanya keinginan dan semangat yang kuat untuk memahami bahan pembelajaran. Nanti, pada akhir

(27)

proses pendidikan, mahasiswa akan puas dan merasa pantas menyandang gelar kesarjanaan karena merasa sudah memahami dan menguasai ilmunya.

Herzberg menyatakan bahwa kedua tingkat kebutuhan yaitu kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri dalam Teori Maslow merupakan faktor motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang (intrinsik). Dengan demikian upaya untuk mengangkat kebutuhan pendidikan tinggi dari tingkat penghargaan menjadi aktualisasi diri harus dilakukan dari dalam diri sendiri. Instrumen perguruan tinggi yang tepat untuk mendukung pencapaian aktualisasi diri mahasiswa ini adalah penasehat akademik yang dijabat oleh Dosen. Keberadaan Dosen ini sangat penting karena menjadi dosen adalah satu-satunya instrumen dalam perguruan tinggi yang bekerja dari dalam untuk memompa motivasi belajar mahasiswa.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang. Hutagalung (2005), menggolongkan dua faktor yang berpengaruh terhadap motivasi seseorang yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang bersumber dari luar diri individu (eksternal). Termasuk ke dalam faktor internal ialah kemampuan atau keterampilan, tingkat pendidikan, sikap dan sistem nilai yang dianut, pengalaman masa lalu, aspirasi atau harapan masa depan, latar belakang sosial budaya, maupun persepsi individu terhadap pekerjaannya. Faktor eksternal meliputi tuntutan kepentingan keluarga, kehidupan kelompok, lingkungan kerja, maupun kebijaksanaan yang berkaitan dengan pekerjaannya.

Suryabrata (2005) mengungkapkan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, antara lain faktor internal pelajar dan faktor eksternal pelajar. Faktor internal pelajar adalah faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar pelajar, seperti lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial pelajar. Lingkungan sosial yang dimaksud di sini adalah hubungan antar manusia, yaitu mahasiswa dengan dosen, mahasiswa dengan teman, mahasiswa dengan keluarga, mahasiswa dengan komunitasnya. Syah (2006) menyatakan bahwa Lingkungan sosial terdiri dari :

(28)

1. Lingkungan sosial kampus, seperti dosen, staf dan teman-teman dapat mempengaruhi proses belajar seorang mahasiswa

2. Lingkungan sosial komunitas. Kondisi lingkungan tempat tinggal mahasiswa akan mempengaruhi belajar mahasiswa.

3. Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar.

Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2007), faktor-faktor lingkungan non-sosial meliputi :

1. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut juga merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa

2. Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar dan lapangan olahraga, selain itu yang termasuk dalam faktor instrumental, yatu kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabus dan sebagainya.

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, focus Group Discusion (bersama beberapa mahasiswa dan dosen) serta observasi yang dilakukan pada aktivitas perkuliahan yang diselenggarakan oleh PSMPK, FEM IPB, maka faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa adalah :

a. Karakteristik mahasiswa, meliputi : Umur, jenis kelamin, status bekerja dan asal jurusan diploma.

b. Motivasi belajar yang terdiri dari motivasi internal individu yang meliputi tanggungjawab, kesadaran dalam menempuh pendidikan , minat terhadap ilmu yang dipelajari, orientasi dalam menempuh pendidikan /orientasi dan inisiatif dalam kegiatan perkuliahan dan faktor eksternal individu yang meliputi Lingkungan sosial kampus, Lingkungan sosial komunitas, Lingkungan sosial keluarga, Waktu perkuliahan pada malam hari/ lingkungan alamiah, Mutu dosen, Metode kuliah yang digunakan, Fasilitas perpustakaan, dan banyak satuan kredit semester (sks) yang diambil

(29)

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian

Momentum globalisasi dan pembangunan nasional menuntut tersedianya SDM yang bermutu dan profesional

Visi, Misi dan Tujuan IPB termasuk PSMPK, FEM IPB

Mahasiswa diharapkan memiliki prestasi akademik yang baik dan menjadi bagian lulusan bermutu dari Departemen Manajemen FEM IPB

Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

Motivasi Belajar

Implikasi Manajerial

Structural Equation Model Karakteristik Mahasiswa

Prestasi Akademik

Umpan balik

Analisis Deskriptif

(30)

3.1.1 Hipotesis

Hubungan karakteristik mahasiswa dan motivasi belajar terhadap prestasi akademik diduga sebagai berikut :

1. Usia berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya mahasiswa berusia 23 tahun atau kurang akan memperoleh IPK lebih tinggi dibandingkan mahasiwa berusia 23 tahun atau lebih. 2. Jenis kelamin berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya

mahasiswa laki-laki akan memperoleh IPK lebih tinggi dibandingkan dengan IPK mahasiswa perempuan.

3. Status bekerja berpengaruh negatif dan nyata terhadap IPK, artinya orang yang sudah bekerja akan memperoleh IPK lebih rendah dibanding orang yang belum bekerja.

4. Asal pendidikan Diploma berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya mahasiswa yang berasal dari Diploma Perguruan Tinggi Negeri (PTN) akan memperoleh IPK lebih tinggi dibandingkan Diploma Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

5. Tanggungjawab berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya semakin tinggi rasa tanggungjawab terhadap diri sendiri dan keluarga, maka semakin tinggi IPK.

6. Kesadaran dalam menempuh pendidikan berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya semakin tinggi rasa kesadaran bahwa pendidikan adalah sesuatu yang penting, maka semakin tinggi IPK. 7. Minat terhadap ilmu yang dipelajari berpengaruh positif dan nyata

terhadap IPK, artinya semakin tinggi minat tentang bidang ekonomi dan manajemen, maka IPK semakin tinggi

8. Orientasi dalam menempuh pendidikan berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya mahasiswa yang mempunyai orientasi yang jelas dalam menempuh pendidikan akan mempunyai IPK lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak mempunyai orientasi.

9. Inisiatif dalam kegiatan perkuliahan berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya mahasiswa yang mempunyai inisiatif yang

(31)

tinggi akan mempunyai IPK lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak mempunyai inisiatif. Bentuk inisiatif ini diantaranya aktif pada saat dikelas dan mempunyai buku untuk mata kuliah yang sedang dipelajari.

10. Lingkungan sosial kampus berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya semakin baik hubungan mahasiswa dengan dosen, staf dan teman-teman, maka semakin tinggi IPK.

11. Lingkungan sosial komunitas berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya semakin baik lingkungan tempat tinggal maupun tempat lain yang banyak digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain, maka semakin tinggi IPK.

12. Lingkungan sosial keluarga berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya mahasiswa yang mempunyai perhatian dan dukungan dari orang tua akan memperoleh IPK lebih tinggi dibanding mahasiswa yang tidak mendapat dukungan dari orang tua.

13. Waktu perkuliahan pada malam hari berpengaruh negatif dan nyata terhadap IPK, artinya jadwal kuliah malam hari menyebabkan IPK mahasiswa menjadi rendah.

14. Mutu dosen berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya semakin sesuai latar belakang pendidikan dosen dengan bidang manajemen maka IPK mahasiswa semakin tinggi.

15. Metode kuliah yang digunakan berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya semakin variatif metode yang digunakan dan semakin banyak contoh-contoh yang diberikan maka semakin tinggi IPK mahasiswa.

16. Fasilitas perpustakaan berpengaruh positif dan nyata terhadap IPK, artinya semakin lengkap fasilitas diperpustakaan, maka semakin tinggi IPK mahasiswa.

17. Banyak sks yang bisa diambil berpengaruh negatif dan nyata terhadap IPK, artinya semakin banyak sks yang diambil dalam satu semester, maka semakin rendah IPK mahasiswa.

(32)

3.1.2. Definisi Operasional

Penelitian ini terdiri dari 3 kelompok peubah, yaitu karakteristik mahasiswa, motivasi belajar dan IPK :

1. Karakteristik mahasiswa adalah ciri-ciri yang melekat pada mahasiswa yang dicirikan oleh umur, jenis kelamin, status bekerja dan kesesuaian jurusan Diploma.

a. Umur adalah usia responden yang dihitung dengan satuan tahun dimulai dari tahun kelahiran pada hari ulang tahun terdekat saat penilaian dilakukan. Dikategorikan umur < 23 tahun dan umur > 23 tahun.

b. Jenis kelamin adalah keadaan dimana seseorang dilahirkan yaitu laki-laki atau perempuan.

c. Status bekerja adalah status bekerja mahasiswa PSMPK yang dibedakan menjadi bekerja dan tidak bekerja.

d. Kesesuaian jurusan Diploma adalah Asal jurusan Diploma. Dibedakan menjadi manajemen dan non manajemen.

2. Motivasi belajar adalah pendorong didalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai. Motivasi belajar berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu mahasiswa. Faktor internal yang dijadikan peubah dalam penelitian ini adalah :

a. Tanggungjawab adalah rasa tanggungjawab terhadap diri sendiri, maupun keluarga untuk mengikuti perkulian.

b. Kesadaran dalam menempuh pendidikan adalah tingkat kesadaran mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan yang dijadwalkan.

c. Minat terhadap ilmu yang dipelajari adalah keinginan mahasiswa untuk menguasai mata kuliah yang diajarkan. d. Orientasi dalam menempuh pendidikan adalah tujuan

(33)

e. Inisiatif dalam kegiatan perkuliahan adalah inisiatif mahasiswa untuk aktif dalam kuliah dan mempunyai catatan/buku untuk setiap mata kuliah yang sedang diikuti.

Faktor eksternal individu adalah faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa. Faktor eksternal yang dijadikan peubah dalam penelitian ini adalah :

a. Lingkungan sosial kampus adalah kondisi lingkungan dikampus meliputi dosen, staf, dan teman-teman kuliah

b. Lingkungan sosial komunitas adalah kondisi lingkungan tempat tinggal maupun tempat aktivitas lainnya.

c. Lingkungan sosial keluarga adalah lingkungan keluarga yang mendukung mahasiswa untuk berprestasi.

d. Waktu perkuliahan pada malam hari adalah jadwal kuliah yang diselenggarakan oleh PSMPK.

e. Mutu dosen adalah tingkat pendidikan dan kesesuaian latar belakang pendidikan Dosen yang mengajar mata kuliah Manajemen.

f. Metode kuliah yang digunakan adalah cara yang digunakan oleh dosen dalam menyampaikan materi perkuliahan.

g. Fasilitas perpustakaan adalah kelengkapan buku-buku yang ada diperpustakaan untuk menunjang kegiatan perkuliahan.

h. Banyak sks yang diambil adalah jumlah sks yang diambil dalam satu semester perkuliahan.

3. IPK mahasiswa adalah hasil akhir rataan seorang mahasiswa yang dicapai dan dipakai sebagai ukuran keberhasilan mahasiswa selama mengikuti perkuliahan dari semester awal sampai semester sekarang yang masih di tempuh (semester yang sedang berjalan). Nilai IPK dibagi kedalam : IPK ≤ 1,50 ; 1,50<IPK< 2,00 ; 2,00-2,75; 2,76-3,50 ; 3,51-4,00. Berikut ini status Kelanjutan studi berdasarkan nilai IPK :

 IPK ≤ 1,50 : dikeluarkan DO  1,50<IPK< 2,00 : Peringatan (P)

(34)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian di PSMPK DM FEM IPB, yang beralamat di Kampus Baranangsiang Jl. Raya Padjajaran–Bogor 16143. Penelitian dilakukan selama lima bulan, yaitu dari bulan Agustus sampai Desember 2009.

3.3. Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif memiliki skala pengukuran interval, ordinal dan rasio. Sedangkan data kualitatif adalah data yang diukur dengan skala nominal. Sumber data penelitian ini berasal dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari sumber pertama/responden, yaitu mahasiswa PSMPK melalui teknik wawancara dan pengisian kuesioner. Wawancara menggunakan daftar pertanyaan terstruktur/kuesioner yang telah dipersiapkan (Lampiran 1). Data sekunder merupakan data yang berasal dari penelusuran pustaka dalam bentuk buku, laporan, skripsi, Jurnal, Tesis, artikel, majalah dan lainnya.

Pemilihan contoh dilakukan dengan metode non-probability sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling dan kuota sampling. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), purposive sampling merupakan metode pengambilan contoh yang bersifat tidak acak dimana contoh dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Dalam hal ini pertimbangan yang digunakan yaitu responden merupakan mahasiswa PSMPK angkatan 1-3 yang minimal telah kuliah selama 1 tahun, dengan asumsi adanya masa penyesuaian dari kondisi pembelajaran Diploma ke Sarjana dan telah mendapatkan nilai IPK. Responden yang dipilih merupakan responden yang menyebar antara IPK tinggi dan IPK rendah. Untuk mendapatkan respnden yang tersebar maka digunakan teknik kuota sampling. Pemilihan sampel ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa hal ini dapat mewakili populasi PSMPK.

Pada saat ini jumlah mahasiswa PSMPK berjumlah 480 orang dan mahasiswa yang telah memiliki nilai IPK adalah sebanyak 233 orang. Jumlah

(35)

responden ditentukan berdasarkan hasil perhitungan yang dikemukakan oleh Slovin dalam Simamora (2002) berikut :

N n = ………...……(1) 1 + Ne2 Dimana : n = Jumlah contoh N = Jumlah populasi

e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang digunakan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan contoh populasi).

5% - 10% = (nilai kritis untuk penelitian deskriptif).

Dengan populasi sebanyak 233 orang dengan nilai kritis 7 % maka jumlah contoh adalah 109 orang. Untuk mendapatkan ketersebaran responden pada berbagai tingkat IPK maka jumlah responden sampel diambil secara proporsional atau alokasi seimbang. Jumlah mahasiswa dan jumlah sampel dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Jumlah mahasiswa yang telah mendapatkan nilai IPK KET/IPK ≤ 1,50 1,50 <IPK< 2,00 2.00-2.75 2.76-3.50 3.51-4 Total Angkatan 1 2 2 29 20 2 55 Angkatan 2 0 4 17 19 2 42 Angkatan 3 11 18 57 43 7 136 Jumlah 13 24 103 82 11 233

Tabel 2. Jumlah sampel (responden) mahasiswa PSMPK

Angkatan IPK Jumlah responden ≤ 1,50 1,50 <IPK< 2,00 2.00-2.75 2.76-3.50 3.51-4 Angkatan 1 1 1 14 9 1 26 Angkatan 2 - 2 8 9 1 20 Angkatan 3 5 8 27 20 3 64 Jumlah 6 11 48 38 5 109

(36)

3.4. Pengolahan dan Analisis Data

Menurut Ghozali dan Fuad (2005), uji validitas merupakan suatu uji yang bertujuan untuk menentukan kemampuan suatu indikator dalam mengukur peubah laten. Sedangkan uji reliabilitas adalah suatu pengujian untuk menentukan konsistensi pengukuran indikator-indikator dari suatu peubah laten.

Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitan ini dilakukan dengan metode Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan software Linear Structural Relationship (LISREL) 8.72. Metode SEM dapat langsung menjelaskan uji validitas dan reliabilitas. kevalidan pertanyaan yang merupakan indikator dalam mengukur peubah laten tertentu dinilai dengan menguji apakah semua loading nyata (p < 0,05) yang ditunjukkan oleh nilai t yang lebih besar dari [1,96].

Validitas suatu indikator dapat dievaluasi dengan taraf nyata pengaruh antara suatu peubah laten dengan indikatornya. Hubungan langsung antara indikator dan peubah laten digambarkan dalam persamaan berikut :

X = λξ + δ ... (2) Dimana :

X = Indikator peubah laten eksogen

λ = Hubungan langsung antara indikator dan peubah laten ξ = Peubah laten eksogen

δ = Measurement error untuk peubah eksogen

Reliabilitas dari suatu indikator dapat dilakukan dengan menghitung composite reliability (reliabilitas gabungan) atau construct reliability (reliabilitas konstruk) dengan rumus berikut (Ghozali dan Fuad, 2005) :

ρ = ((Σλ)2) / [(Σλ)2 + Σ(θ)] ... (3) dimana :

ρ = Composite reliability λ = Loading indicator θ = Error variance indicator

(37)

Menurut Bagozzi and Yi dalam Ghozali dan Fuad (2005), tingkat out-off untuk dapat mengatakan bahwa reliabilitas gabungan atau reliabilitas konstruk cukup bagus adalah 0,6.

Bollen (1989) menyatakan bahwa SEM adalah generasi ke dua teknik analisis multivariate yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antar peubah yang kompleks baik recursive maupun non-recursive untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model. Tidak seperti analisis multivariat biasa (regresi berganda dan analisis faktor), SEM dapat mengui bersama-sama :

a. Model struktural : Hubungan antar konstruk independen dan dependen b. Model pengukuran : hubungan (nilai loading) antara indikator dengan

konstruk (peubah laten)

SEM merupakan suatu teknik statistik yang mampu menganalisis peubah laten, peubah indikator dan kesalahan pengukuran secara langsung. peubah laten adalah konsep abstrak yang menjadi perhatian yang hanya dapat diamati secara tidak langsung efeknya pada peubah-peubah teramati (indikator). Peubah indikator adalah peubah yang dapat diamati atau diukur secara empiris. Software yang digunakan untuk mengoperasikan SEM adalah LISREL versi 8.72. Software lain yang membatu pengolahan data menggunakan SEM ini yaitu SPSS versi 17 dan Microsoft Excel 2007.

3.4.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara terperinci data yang telah diperoleh. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu karakteristik responden. Pengolahan data mengenai pengaruh karakteristik mahasiswa yang diduga bisa berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa akan dilakukan menggunakan Cross Tabulation. Peubah karakteristik mahasiswa yang diduga berpengaruh terhadap prestasi akademik ini meliputi: usia, jenis kelamin, status bekerja dan asal jurusan Diploma. Uji khi Kuadrat digunakan untuk mengamati ada tidaknya pengaruh terhadap peubah karakteristik mahasiswa terhadap prestasi akademik. Hipotesis yang digunakan yaitu :

(38)

H0 : Tidak ada hubungan antara baris dan kolom atau antara

karakteristik mahasiswa dan prestasi akademik

H1 : Ada hubungan antara baris dan kolom atau antara karakteristik

mahasiswa dan prestasi akademik.

Dasar pengambilan keputusan yaitu berdasarkan :

a. Perbandingan khi kuadrat hitung dengan khi kuadrat tabel.  Jika khi kuadrat hitung < khi kuadrat tabel, maka Ho diterima  Jika khi kuadrat hitung > khi kuadrat tabel, maka Ho ditolak Nilai khi kuadrat Tabel untuk df = 4 adalah 9,4877

b. Peluang (signifikansi)

 Jika peluang > 0,05, maka Ho diterima  Jika peluang < 0,05, maka Ho ditolak 3.4.2. Analisis SEM

Data yang digunakan untuk analisis SEM yang akan dilakukan menggunakan data jawaban responden. Untuk mengetahui persepsi responden terhadap jawaban yang diberikan maka dilakukan analisis penentuan skor rataan. Penentuan Skor Rataan Skor rataan digunakan untuk mengelompokan jawaban responden terhadap masing-masing kriteria (skala 1-5). Jawaban responden terhadap kuesioner dinilai menggunakan skala Likert, dimana :

Bobot nilai 1 = Sangat tidak setuju Bobot nilai 2 = Tidak setuju Bobot nilai 3 = Agak setuju Bobot nilai 4 = Setuju Bobot nilai 5 = Sangat setuju

Cara menghitung skor rataan adalah sebagai berikut : X=Σ(xi.ni) ………. (4) n

Dimana : X = Skor Rataan

ni = Jumlah jawaban responden untuk skor xi = Skor nilai jawaban responden

(39)

Rentang skala penilaian digunakan untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor. Setiap skor alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkatan terdiri dari kisaran antara 1-5 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi sangat positif, kemudian dihitung rentang skala dengan menggunakan rumus berikut :

Rs = R (Skor) ……….. (5) M

Dimana : R (skor) = skor terbesar-skor terkecil M = Banyaknya kategori skor

Tahapan Analisis SEM untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi akademik adalah :

a. Pengembangan model berbasis konsep dan teori

b. Tahap ini merupakan pengujian kausalitas secara empiris dari teori yang sudah ada dan digunakan untuk mengkonfirmasi model tersebut. Pada tahap ini ditentukan peubah laten dan peubah indikator berdasarkan teori.

c. Mengkonstruk diagram path

d. Pada tahap ini peubah laten dan peubah indikator dibentuk dalam diagram path agar lebih memahami bentuk antar peubah.

e. Mengkonservasi diagram path pada persamaan.

f. Diagram path dikonservasikan kedalam bentuk persamaan struktural untuk menyatakan hubungan kausalitas.

g. Memilih matriks input

h. Data input SEM merupakan matriks kovarian untuk melakukan pengujian model dari teori yang ada setara dengan regresi untuk digunakan dalam penjelasan atau prediksi fenomena dikaji. Pada tahap ini matriks input dipilih dan dimasukan ke dalam perhitungan.

i. Pendugaan koefisien model. Kadang proses pendugaan memberikan hasil irasional. Hal ini disebabkan ketidakmampuan struktur model dalam menduga hasil yang unik atau setiap

(40)

koefisien memerlukan model tersedia atau terpisah dalam pendugaannya. Untuk menanggulangi model tak teridentifikasi perlu dilakukan penetapan nilai koefisian pada nilai tertentu (fix coefficient) dan peubah laten yang hanya memiliki satu peubah indikator ditetapkan nilainya (umumnya 1).

j. Solusi standar model dan evaluasi goodness of fit index (GIF) k. Beberapa indeks kesesuain dan cut-of-value yang umumnya

digunakan adalah sebagai berikut : i. Khi- kuadrat (χ2)

Menurut Joreskog dan Sorbom dalam Aryani (2008), khi-kuadrat digunakan untuk menguji seberapa dekat matriks hasil dugaan dengan matriks data asal. Semakin kecil nilai ukur ini, maka model yang digunakan semakin baik. Uji khi-kuadrat ini biasanya dibandingkan dengan nilai derajat bebas (degree of freedom) untuk memperoleh nilai khi-kuadrat relatif. Model yang baik membutuhkan nilai khi-kuadrat yang lebih kecil dari pada nilai derajat bebasnya.

ii. Root Mean Square Error f Approximation (RMSEA)

Ukuran ini mngukur kedekatan suatu model terhadap populasi dan menunjukan kecocokan model dengan data. Model dikatakan baik apabila nilai RMSEA kurang dari 0,05; reasonable jika lebih besar dari 0,1. Semakin kecil nilai itu berarti model semakin baik.

iii. GFI

Ukuran ini menunjukan seberapa besar model mampu menerangkan keragaman data. Semakin besar nilai yang diperoleh, berarti model semakin baik. Batas minimal 0,9 sering dijadikan acuan suatu model dikatakan layak.

iv. Adjusted Goodness-of-Fit Indeks (AGFI)

AGFI merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi derajat bebas model dengan model lain yang dibandingkan. Nilai 0,8 sering dijadikan acuan suatu model dikatakan layak.

(41)

Cara menginterpretasikan model solusi standar adalah melihat besarnya pengaruh atau kontribusi peubah indikator terhadap peubah laten dan besarnya pengaruh antar peubah. Peubah laten (η) prestasi akademik diukur dengan peubah indikator Y1 (IPK) dan Y2 (persepsi

mahasiswa terhadap IPK) Selanjutnya Prestasi akademik dikorelasikan dengan motivasi belajar (ξ). Indikator–indikator motivasi belajar adalah :

X1 : Tanggungjawab

X2 : Kesadaran dalam menempuh pendidikan X3 : Minat terhadap ilmu yang dipelajari X4 : Orientasi dalam menempuh pendidikan X5 : Inisiatif dalam kegiatan perkuliahan X6: Lingkungan sosial kampus

X7 : Lingkungan sosial komunitas X8 : Lingkungan sosial keluarga

X9 : Waktu perkuliahan pada malam hari X10 : Mutu dosen

X11 : Metode kuliah yang digunakan X12 : Fasilitas perpustakaan

(42)

3 5 4 6 7 8 9 10 11 12 2 13 1 1

Gambar 3. Model pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi akademik

1 2 3 4 5 6 7 8  1   

(43)

Berdasarkan diagram tersebut diatas disusun pertanyaan : a. Persamaan struktural

 =+ Keterangan :

: peubah laten tak bebas (prestasi akademik)  : muatan lokal faktor  dalam membentuk   : peubah laten bebas motivasi belajar

: tingkat kesalahan yang terjadi pada perhitungan peubah  b. Persamaan pengukuran peubah eksogen

X1=1 + 1

X2=2 + 2

X13=13 + 13

Keterangan :

X: Peubah indikator X pembentuk peubah laten bebas 

 : Tingkat kesalahan pengukuran indikator terhadap peubah laten bebas

 : Besarnya loading antara peubah laten dengan peubah manifesnya. c. Persamaan pengukuran peubah endogen

Y1=1 +  1

Y2=2 +  2

Keterangan :

Y1,2: Peubah indikator Y pembentuk peubah laten tidak bebas 

(44)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.I. Kondisi Umum PSMPK DM IPB

4.1.1. Latar Belakang Pendirian PSMPK

Berdasarkan surat keputusan Rektor IPB tahun 2006, maksud dan tujuan pendirian PSMPK DM IPB adalah :

a. Sesuai dengan mandat dan mayor yang ditawarkan sebagaimana ditetapkan dalam keputusan Rektor IPB Nomor 001/K13/PP/2005, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB selama ini telah menyelenggarakan Program Pendidikan Sarjana (SI) reguler dengan mayor ilmu manajemen.

b. Bahwa sejalan dengan makin bertambahnya jumlah lulusan Diploma maupun Perguruan Tinggi Negeri lainnya dan adanya keinginan dari para lulusan khususnya bagi yang telah bekerja untuk meningkatkan mutu diri (self-imporvement) dan mengembangkan karier, maka pangsa pasar dari program Pendidikan Sarjana Manajemen sangat potensial.

c. Sehubungan dengan potensialnya pangsa pasar program pendidikan sarjana manajemen, maka selanjutnya dipandang perlu untuk membuka Program Pendidikan Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, dan pembukaannya ditetapkan dengan suatu Keputusan Rektor.

Surat keputusan Rektor IPB yang berisi tentang pembukaan PSMPK yaitu Surat Keputusan Rektor IPB nomor 161/K13.8/PP/2006. Pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru pada program ini dimulai pada tahun ajaran 2006/2007.

4.1.2. Visi, Misi dan Tujuan PSMPK 2. Visi

Menjadi wahana pengembangan manusia unggulan dan berdaya saing tinggi melalui pendidikan berkelanjutan (long life education) dalam bidang manajemen.

(45)

2. Misi

a. Membangun SDM bermutu dan berdedikasi dalam ilmu manajemen dengan kompetensi tinggi di bidang pemasaran, produksi operasi, SDM dan keuangan.

b. Membangun etika bisnis yang ilmiah, profesional dan berbudaya. 3. Tujuan

a. Menghasilkan lulusan sarjana di bidang manajemen yang mempunyai kompetensi tinggi di bidang pemasaran, produksi operasi, SDM dan keuangan.

b. Menghasilkan lulusan sarjana di bidang manajemen yang mampu mengembangkan profesionalismenya dalam meniti karir di lingkungan kerjanya.

c. Menghasilkan lulusan sarjana manajemen yang mampu mandiri melalui pengembangan jiwa dan semangat kewirausahaan.

d. Menghasilkan model sistem belajar mengajar berkelanjutan di bidang manajemen melalui diskusi interaktif antar pengajar dan mahasiswa praktisi.

4.1.3. Kurikulum dan Perkuliahan

PSMPK diselenggarakan dengan sistem kredit semester (SKS) yang disesuaikan dengan bobot total 147 sks. Program ini melakukan penyetaraan untuk mengakui 30-50% dari total kredit yang telah diambil di program Diploma. Dengan demikian sisa sks yang perlu diambil dalam program ini berkisar antara 50-70% dari total sks.

Proses belajar mengajar diselenggarakan melalui sistem perkuliahan, praktikum, tutorial, ceramah dan seminar yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap mata kuliah. Bentuk praktikum terdiri atas praktikum diskusi di kelas/tutorial dan praktikum di laboratorium. Kegiatan perkuliahan diselenggarakan di kampus Baranangsiang dengan waktu perkuliahan Senin - Jumat pukul 19.00-23.00 dan Sabtu pukul 7.00-19.00.

Kegiatan pendukung perkuliahan yang disediakan PSMPK yaitu pelatihan softskill wajib mahasiswa yang meliputi Test of English Foreign

Gambar

Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar                       (Purwanto, 2000)
Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian
Gambar 3. Model pengaruh motivasi  belajar terhadap prestasi akademik
Gambar 4. Struktur organisasi PSMPK
+7

Referensi

Dokumen terkait

Cara lain bagi tenaga kesehatan untuk melindungi diri dari tuntutan malpraktek adalah dengan mengadakan suatu perjanjian atau kontrak khusus dengan penderita, yang berjanji tidak

 Automation Consulting Service (ACS) didirikan oleh Clifford Reed, Jack  Leland and Angle Goldberg pada ah!n &#34;##$% ACS &amp;er!pakan per!sahaan kons!l'an 'eknis ang ahli

4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, dimana sanksi pidana yang diatur dalam pasal tersebut adalah penindakan kepada si pelaku atas pelanggaran terhadap

Perlakuan Terhadap Selisih Biaya Produksi Setelah melakukan perhitungan analisis selisih dan mencari penyebab timbulnya selisih tersebut maka langkah perusahaan selanjutnya

Praktikum ini menggunakan metode titrasi asam-basa yaitu alkalimetri dimana larutan standar yang digunakan telah distandarisasi berupa NaOH 0,1 N. Fungsi dari larutan

Kebijakan yang termuat dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2011 tentang.. Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif sebenarnya sama seperti Peraturan Menteri

Berdasarkan penjelasan tersebut, dalam penelitian ini akan dilakukan sintesis komposit karbon magnetik dari kulit salak yang akan digunakan sebagai adsorben untuk

Telah dilakukan penelitian tentang Analisis Kadar Kalsium (Ca) Pada Ceker Ayam Kampung Dan Ceker Ayam Potong Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom.. Penelitian ini