• Tidak ada hasil yang ditemukan

Morfologi Wilayah Kota. Mata Kuliah Sistem Keruangan Wilayah dan Kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Morfologi Wilayah Kota. Mata Kuliah Sistem Keruangan Wilayah dan Kota"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Morfologi Wilayah Kota

(2)

Faradina Ilma

(3)

Pengertian

• Morf = Bentuk

Logos = Ilmu

• Morfologi dalam artian sederhana:

ilmu yang mempelajari produk bentuk-bentuk fisik kota

secara logis.

• Morfologi dalam artian luas:

Ilmu terapan yang mempelajari tentang sejarah

terbentuknya pola dan struktur ruang suatu wilayah

atau kota serta perkembangan suatu wilayah atau

kota mulai awal terbentuknya kota tersebut hingga

(4)

Diagram pembentukan morfologi kota

Bentuk morfologi suatu kota yang

tercermin pada pola

tata ruang, bentuk arsitektur bangunan,

dan pola jalan pada

keseluruhan konteks perkembangan wilayah kota. aktivitas sosial, ekonomi, dan budaya serta kebijakan yang berlaku di

masyarakat Perubahan pada karakter dan bentuk

morfologi wilayah/kota dari

(5)

Pendekatan Struktur Ruang (Yunus, 2000)

1. Pendekatan Ekologikal

2. Pendekatan Ekonomi

3. Pendekatan Morfologikal

4. Pendekatan Sistem Kegiatan

(6)

Pendekatan Morfologi Kota

• Pendekatan Morfologi wilayah/kota dapat

dilakukan melalui Tissue Analysis.

• Dalam Tissue Analysis ini termuat beberapa

informasi terkait dengan hal-hal yang

mendasari terbentuknya suatu kawasan yang

meliputi:

 pola guna lahan

 persebaran fasilitas

 jaringan jalan

(7)

Terdapat 3 langkah dalam Tissue Analysis :

1. Proses

• Munculnya suatu kota tidak terjadi secara langsung, namun

membutuhkan suatu proses yang memiliki kurun waktu tertentu. • Terdapat suatu perkembangan sejarah yang melatar belakanginya

hingga dapat muncul seperti saat ini.

2. Produk

Kota yang ada ada tidak terjadi secara abstrak, namun merupakan hasil dari produk desain massa dan ruang yang berwujud 3 dimensi.

3. Behavior

• Keberadaan suatu ruang dipengaruhi oleh perilaku masyarakat yang menghuninya.

• Bentuk kota yang ada merupakan hasil perpaduan budaya, aktivitas sosial dan ekonomi masyarakatnya sehingga menciptakan ruang.

• Perubahan ruang kota juga dapat terjadi yaitu karena dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang akan berdampak pula bagi perubahan kehidupan dan perilaku penghuni kota.

(8)

Town plan Analysis (Conzen, 1960)

1. The burgage cycle concept (konsep siklus per plot)

 tiap plot yang ada di telusur perkembangannya

melalui tahap-tahap:

a. institutive (mulai dibangun gedung)

b. replitive (mulai penuh dengan gedung)

c. climax (tahap tidak memungkinkan untuk

dibangun gedung lagi)

(9)

Town plan Analysis (Conzen, 1960)

2. The fixation line concept (konsep pengenalan batas-batas

karakteristik zona)

• Digunakan untuk membedakan “urban built-up land”

dengan yang bukan.

• Daerah terbangun merupakan garis yang jelas untuk

mengamati percepatan perembetan kota ke arah luar

• Di luar “built-up land” terdapat zona pinggiran (fringe zone)

yang menunjukkan kemandegan sementara dari urban

sprawl

• Jika pertumbuhan kota berlanjut lagi maka ciri-ciri pinggiran

tidak akan berlokasi di daerah pinggiran namun akan

(10)

Ekspresi keruangan kekotaan (Russwurm, 1980)

Bentuk Konsentris Konsentris Konstelasi Konstelasi Memanjang Memanjang Terserak Terserak

(11)

• (Smiles, 1955) 3 unsur morfologi kota:

1. Pola-pola jalan (street plan/lay out)

2. Tipe-tipe bangunan (architectural style of

buildings & design)

3. Unsur-unsur penggunaan lahan (land use)

TOWNSCAPE

(12)

Layout of street (pola jalan) sebagai indikator morfologi kota

1. Pola jalan tidak teratur (irregular system)

• Ketidakteraturan sistem jalan ditinjau dari segi lebar maupun arah jalannya • Menunjukkan tidak adanya peraturan

untuk menertibkan morfologi kota • Ciri kota di negara berkembang

(13)

2. Pola jalan radial konsentris

• Bagian pusatnya merupakan

daerah kegiatan utama, dapat

berupa pasar, kompleks

perbentengan, alun-alun,

komplek ibadah

• Secara keseluruhan membentuk

jaringan sarang laba-laba

• Jalan besar menjari dari titik

pusat

(14)

Kota Nahalal-Israel

(15)

3.

Pola bersiku atau sistem grid (the

rectangular or grid system)

• Bagian kota dibagi sedemikian rupa

menjadi blok-blok empat persegi

panjang dengan jalan-jalan paralel

longitudinal dan transfersal

membentuk sudut siku-siku

• Jalan utama membentang dari

pintu gerbang utama kota hingga

alun-alun utama pada bagian pusat

kota

• Banyak diterapkan kota-kota di

Amerika

(16)

San Fransisco-USA

New York-USA

(17)

Pengaruh perkembangan transportasi terhadap morfologi kota

1. Masa dominasi pejalan kaki 2. Masa dominasi kereta binatang 3. Masa dominasi kereta listrik kecil 4. Masa domiansi kereta api antar kota 5. Masa dominasi mobil antar kota

6. Masa perkembangan jalan-jalan bebas hambatan 7. Masa perkembangan jalan-jalan lingkar

(18)

Faktor-faktor yang mempengaruhi

bentukan arsitektural kota

1. Faktor geografis:

- Iklim

- topografi

- potensi sumber daya alam

2. Faktor penduduk:

- Sosial dan budaya

- Sistem pemerintahan

- Agama

- Adat istiadat

(19)

Townscape kota-kota di Dunia

A. Kota-kota di Eropa

Ciri-ciri:

- Bangunan publik (gereja, istana, kantor pemerintahan) bergaya baroque sebagai peninggalan zaman renaissance

- Jalan-jalan sempit dan berbatu

- Perumahan dengan unsur klasik romantik - Rumah-rumah dengan balkon beratap

- Taman-taman yang indah dengan air mancur

EROPA SELATAN

(20)

EROPA TIMUR

(Austria, Belgia, Perancis, Belanda, Jerman, Monako, Swiss) Dipengaruhi sistem Kerajaan

Istana Versailles-Paris Munich-Jerman

B. KOTA-KOTA DI ASIA ASIA TIMUR

(Jepang, Korea, Cina)

(21)

ASIA BARAT (Arab saudi, Kuwait, Dubai, Yaman, Pakistan, Iran, Irak, dll)

Sana’a, old city in Yamen

(22)

Proses perembetan kenampakan fisik kota

Urban sprawl  merefer kepada proses ekspansi yang terus menerus

disekeliling wilayah urban dimana selalu terdapat lahan-lahan yang dalam proses berkonversi dari penggunaan rural menjadi urban

3 jenis urban sprawl:

1. Perembetan konsentris

• Perembetan berjalan perlahan-lahan terbatas pada semua bagian luar kenampakan fisik kota.

• Perembetan merata sehingga

membentuk kenampakan morfologi yang relatif kompak

(23)

2. Perembetan memanjang (ribbon/linear development)

• Menunjukaan ketidak merataan perembetan areal kota di semua sisi-sisi luar dari pada daerah utama kota

• Perembetan paling cepat terlihat di sepanjang jalur transportasi yang ada

3. Perembetan yang meloncat (leapfrog

development)

• Perkembangan lahan kekotaan terjadi

berpencaran secara sporadis dan tumbuh di tengah-tengah lahan pertanian

• Menyulitkan untuk pembangunan sarana dan prasarana karena tidak kompak

• Cepat atau lambat daerah antar non-urban tersebut akan menyatu dan membentuk “urban landscapes” yang kompak

(24)

Alternatif model bentuk kota

• Digunakan untuk mengatasi pertumbuhan yang sprawl

• Pemilihan model hendaknya didasarkan pada sifat urban sprawl yang sudah terbentuk dan kecenderungan (trend) perkembangan yang akan datang

7 model bentuk kota yang disarankan (Hudson, 1970):

1. Bentuk satelit dan pusat-pusat baru

• Kota satelit berfungsi sebagai penyerap arus urbanit dari kota utama dengan jalan

peningkatan akses dan fungsi-fungsi di kota satelit sehingga meningkatkan pula

“working opprtunities”

• Contoh: kota Stockholm, London, Copenhagen, Jabodetabek, Gerbang Kertasusila, Bandungraya

(25)

2. Bentuk staller atau radial

• Pada masing-masing lidah hendaknya dibentuk pusat-pusat kegiatan kedua (subsidiary centers)

• Pada bagian yang menjorok ke dalam direncanakan sebagai RTH (sarana olah raga, tempat rekreasi, dll )

3. Bentuk cincin (ring plan)

• Terdapat beberapa pusat kota yang

berkembang disepanjang jalan melingkar • Bagian tengah dipertahankan sebagai

open space

• Contoh: “Randstad Holland” di Belanda yang menghubungkan pusat kota Utrecht, Rotterdam, Denhhaag, Harlem,

(26)

4. Bentuk linear bermanik

• Pengembangan dari pola linear

• Beberapa pusat kota yang lebih kecil tumbuh di kanan dan kiri dari pusat kota

• Di pinggir jalan ditempati bangunan komersial sedangkan di bagian

belakang berupa permukiman penduduk

5. Bentuk inti/kompak (the core or compact plan)

• Adanya konsentrasi bangunan yang banyak pada area yang relatif kecil • Perkembangan areal perkotaan

biasanya didominasi oleh perkembangan vertika

(27)

6. Bentuk memencar (dispersed city plan)

• Merupakan kesatuan morfologi yang besar dan kompak

• Terdapat beberapa urban centers yang masing-masing memiliki fungsi khusus dan berbeda satu dengan yang lain • Menghadirkan suasana “rural urban”

(fasilitas perkotaan namun atmosfer perdesaan)

7. Bentuk kota bawah tanah

• Struktur perkotaannya dibangun dibawah permukaan bumi

• Daerah diatas akan tetap berfungsi sebagai jelur hijau atau daerah

(28)

Studi Kasus :

Morfologi Kota Jakarta

• Kota Jakarta terletak di barat laut PulauJawa

dengan jumlah penduduk 9.607.787 jiwa pada

Tahun 2010.

• Jakarta pernah dikenal dengan nama Sunda

Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta

(1527-1619), Batavia atau Jaccatra (1619-1942), dan

Djakarta (1942-1972).

(29)

Ekspansi lahan dalam

pembangunan Kota

Batavia

(30)

Perkembangan Morfologi Kota Jakarta (1)

• Periode penjajahan

Portugis (1610)

– Pada masa ini telah datang

berbagai bangsa lain yang

menetap di Jayakarta

– Dimulai dengan

membangun tepian sungai

Ciliwung sebagai pusat

pemerintahan dan

perekonomian pada masa

pemerintahan Jayawikarta.

– Dibangunnya

gudang-gudang Portugis dan

Inggris serta pada pusat

kerajaan Jayakarta yang

terdapat pada sisi barat

sungai Ciliwung.

(31)

Perkembangan Morfologi Kota Jakarta (2)

• Periode penjajahan Belanda

(1619)

– Ditandai dengan datangnya

bangsa Belanda yang diperbolehkan membangun Benteng pertahanan dan membuat pemukiman

untuk warga Belanda. – Untuk memperkuat posisi

pemerintahan kolonial dan memperlancar pertumbuhan ekonomi, dibangun infrastruktur kota Batavia diantaranya

pelabuhan, pusat pemerintahan, pemukiman, benteng pertahanan militer, pusat hiburan,

pusat perbelanjaan dan sarana transportasi berupa kanal-kanal.

(32)

Perkembangan Morfologi Kota Jakarta (3)

– Belanda mulai membangun kota Bentengnya berdasarkan kota Amsterdam yang menggunakan

kanal-kanal dan jalan yang berbentuk grid.

– Pada perkembangan selanjutnya grid-grid yang dibentuk oleh kanal-kanal tersebut dinyatakan tidak sehat karena timbul wabah

malaria dan pes sehingga Benteng Kasteel Batavia kemudian

dihancurkan oleh Daendles, yang kemudian difungsikan untuk

menimbuni kanal-kanal yang sudah dangkal.

Rencana Kota Batavia dengan pola Grid

(33)

Kanal Batavia-1940

(34)

Perkembangan Morfologi

Kota Jakarta (4)

– Deandles membuka

sebidang tanah yang diberi

nama Koningsplein di

bagian selatan kota yang

lambat laun terjadi

perubahan yang tidak

teratur karena adanya

penambahan

bangunan-bangunan, rel-rel kereta

api, penggunaan lahan

sebagai pasar tahunan

atau Jaarmarkt atau Pasar

Gambir.

Kondisi sekarang Monumen Nasional

(35)

Perkembangan Morfologi Kota Jakarta (5)

• Periode Pasca Kemerdekaan (Tahun

1970)

– Dimulai ketika Ali Sadikin sebagai

Gubernur Jakarta membangun Jakarta

agar menjadi setara dengan kota-kota besar di dunia.

– Munculnya proyek-proyek

pembangunan seperti Taman Ismail

Marzuki, Museum Fatahillah, Kebun

Binatang Ragunan, Proyek Senen, Taman Impian Jaya Ancol, Taman Ria Monas, Taman Ria Remaja, Kota satelit Pluit, dan pelestarian budaya Betawi di Condet. – Pada masa ini Poros Medan

Merdeka-Thamrin-Sudirman mulai dikembangkan

sebagai pusat bisnis kota, menggantikan

poros Medan Merdeka-Senen-Salemba-Jatinegara.

(36)
(37)

• Periode Gubernur Sutiyoso

(1997-2007)

- Kepadatan penduduk meningkat

tajam

- Jakarta menjadi kawasan

metropolitan bersama dengan

Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi

- Beberapa proyek ikonik antara lain:

Bus Rapid Transit (BRT) dan

pembangunan kembali banjir kanal

• Periode Gubernur Fauzi

Bowo-sekarang

Jakarta harus melakukan penataan

kembali terkait masalah-masalah yang

muncul akibat tekanan urbanisasi

(38)

Batavia, abad-18

(39)
(40)

Menteng 1930-an

(41)

Soetomo, Sugiono. 2009. Urbanisasi dan Morfologi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Yunus, Hadi Sabari. 1999. Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Breuning, H.A. Tanpa Tahun. Het Voormalige Batavia. Amsterdaam: Alert de Lange dalam mmzrarebooks.blogspot.com

(42)

Gambar

Diagram pembentukan morfologi kota

Referensi

Dokumen terkait

dapatkan dari raja negeri seberang itu!” ujar Si Lemang dengan semangat. “Apa memangnya yang telah kamu dapatkan dari sana?”

Inovasi mungkin merupakan kunci kesuksesan organisasi, akan tetapi tenaga kerja yang mempunyai skill yang tinggi merupakan faktor yang penting untuk inovasi. Kegiatan pelatihan

BRI Syariah berawal pada tanggal 19 Desember 2007 saat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., mengakuisisi Bank Jasa Arta. Setelah sebelumnya sempat menjalankan

Primer yang akan digunakan untuk mendeteksi SNP rs7903146 dari gen TCF7L2 dengan metode ARMS-PCR dikonstruksi menggunakan piranti lunak komputer "primer

informasi yang menyesatkan dan kami tidak menghilangkan informasi atau fakta yang material terhadap laporan keuangan; dan. The Company’s financial statements do not

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program Studi S1 Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas.

Berdasarkan hasil uji hipotesis 1 (H 1 ), didapat bahwa pada tingkat signifikansi dibawah 0,05 Perbandingan nilai antara t hitung sebesar 5,593 lebih besar dengan nilai t tabel

Dalam melatih peserta didik untuk selalu menghayati nila-nilai Pendidikan Agama Islam biasanya dilakukan dengan cara yang simpati, memotivasi, dengan lemah lembut,