• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan konsep lensa cembung pada seorang anak melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan konsep lensa cembung pada seorang anak melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar."

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN KONSEP LENSA CEMBUNG PADA SEORANG

ANAK MELALUI BIMBINGAN DAN TANYA JAWAB DENGAN

BANTUAN GAMBAR

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

Dian Puspita Sari

NIM : 031424020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

(2)
(3)

iii

(4)

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

 Bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian.

Maju terus pantang mundur

Skripsi ini kupersembahkan untuk

keluargaku & saudaraku yang telah memberikan semangat dalam hidupku

orang-orang yang kusayangi yang membuat hidupku lebih berarti

(5)

v

(6)

ABSTRAK

Penelitian tentang pengembangan konsep lensa cembung melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar pada seorang siswa.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perkembangan pemahaman seorang siswa pada pokok bahasan Lensa Cembung melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar.

Partisipan penelitian adalah seorang siswa yang semula dipilih secara acak. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pretes yang dilengkapi CRI (Certainty of Response Index) serta pencatatan perkembangan konsepsi siswa selama proses fasilitasi dalam bentuk gambar dan tanya jawab dan postes. Soal pretes dan postes berupa tes essay.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep awal yang dimiliki siswa tentang Lensa Cembung masih kurang. Setelah melalui fasilitasi dan tanya jawab secara individual siswa dapat menjelaskan dan mengerjakan soal postes dengan baik sesuai dengan konsep yang benar.

(7)

vii

ABSTRACT

Research about development conception convex lens through guidance and discussion using picture on a child.

The goals of the research were to find out understanding growth of a student conception convex lens through guidance and discussion using picture

Partisipant of this research was a owning conception at most and most complex selected from 5 students which at random. This research has the character of descriptive and qualitative. Data in this research were collected through pretest provided with CRI

(Certainty Of Response Index), student conception growth through fasilitasi in the form guidance and discussion using picture and post test. Pretest and post test are essay.

Result of the research indicated that student pre-concepts student about Convex Lens were still less. After passing guidance and discussion using picture, student could explain and did pos test problem better as according to correct concepts.

vii

(8)
(9)

ix

KATA PENGANTAR

Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala karunia dan penyertaan-Nya yang senantiasa baru setiap hari, sehingga penelitian dengan judul

”PENGEMBANGAN KONSEP LENSA CEMBUNG PADA SEORANG ANAK

MELALUI BIMBINGAN DAN TANYA JAWAB DENGAN BANTUAN GAMBAR” dapat terselesaikan dengan baik.

Penelitian ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di FPMIPA Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik atas kerjasama, bantuan, gagasan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan waktu untuk membimbing dengan penuh kesabaran. 2. Dosen-dosen Pendidikan Fisika, untuk ilmu yang telah diberikan kepada saya. 3. Sekretariat FKIP dan JPMIPA untuk segala bantuannya selama saya

menempuh pendidikan.

4. Bapak, Ibu, Adikku Aji, atas segala kasih sayang, kepercayaan, kesabaran dan dukungan dalam doa, semangat dan biaya sehingga saya dapat menyelesaikan studi ini.

5. Mas Yoseph dan keluarga atas segala cinta, semangat, kesabaran, doa dan dukungannya.

ix

(10)

6. Alphon, Cornel dan Dewi yang selalu memberi semangat pada akhir-akhir pengerjaan skripsi ini.

7. Lusia dan Ervan yang selalu SMS memberi dukungannya.

8. Teman-teman Pendidikan Fisika Angkatan 2002, yang telah bekerja sama dalam menempuh studi di Pendidikan Fisika.

9. Semua pihak yang belum dapat disebutkan.

Peneliti sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta menyempurnakan tulisan ini. Semoga penelitian ini dapat berguna bagi perkembangan pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

Yogyakarta, ………

Penulis

DIAN PUSPITA SARI

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

D. Materi yang terkait dengan penelitian ... 10

xi

(12)

BAB III METODE PENELITIAN ... 14

A. Jenis Penelitian ... 14

B. Partisipan ... 14

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 14

D. Metode Pengumpulan Data ... 15

E. Metode Analisis Data ... 16

F. Instrumen Penelitian ... 17

G. Validitas Instrumen ... 18

BAB IV DATA DAN ANALISIS ... 19

BAB V PENUTUP ... 32

A. Kesimpulan ... 32

B. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34 LAMPIRAN

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pretes Lampiran 2. Postes

xiii

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar-mengajar merupakan kegiatan yang pokok. Kegiatan belajar-mengajar melibatkan dua pihak yaitu guru sebagai fasilitator atau pengajar dan siswa sebagai pembelajar. Keberhasilan proses belajar mengajar sangat bergantung pada interaksi antara keduannya.

Dalam perkembangannya siswa mengalami perubahan dalam hal pemikiran. Pemikiran siswa sejak lahir sampai dewasa berbeda, semakin maju dan berkembang. Karena itu konsep yang akan disampaikan kepada siswa harus memperhatikan tingkat pemikirannya, dari materi yang mudah ke materi yang sulit.

Pengetahuan yang dibentuk siswa adalah konstruksi siswa sendiri maka siswa harus dibantu agar aktif dalam mengolah, mendalami dan membangun pengetahuannya. Sebagai seorang pendidik kita perlu menciptakan suasana yang menantang siswa berfikir, merumuskan pikiran dan mengekspresikan apa yang diketahuinya.

Menurut Euwe van de Berg, “Inti pengetahuan fisika mencakup

konsep. Tahap awal mempelajari fisika adalah memahami konsep-konsep dasar secara benar. Semenjak kecil siswa sudah memiliki pengetahuan awal sebelum mereka mengikuti pembelajaran formal di sekolah. Siswa yang

(15)

2

memasuki kelas sudah penuh dengan pra-konsepsi atau pra-anggapan dan terkadang konsep awal yang sudah mereka dapatkan di lingkungan tidak sesuai dengan konsep pengetahuan ilmiah. Sayangnya kebanyakan siswa secara konsisten mengembangkan konsep–konsep yang telah mereka miliki tersebut terus–menerus yang akhirnya dapat mengganggu proses belajar fisika. Konsep atau gagasan–gagasan yang didapatkan dari pengalaman akan sulit diperbaiki (Berg, 1991: 1) yang tentu saja hal ini dapat mengganggu proses pemahaman siswa.

Untuk dapat mengubah miskonsepsi ini, pendidik perlu merancang suatu metode pendampingan yang bertujuan agar siswa dapat mengerti dan memahami konsep yang sebenarnya. Metode yang digunakan adalah pendampingan individual melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar dan percobaan. Dengan metode ini siswa diharapkan dapat mengerti kesalahan konsep yang mereka miliki dan bagaimana konsep yang benar. Siswa diharapkan dapat menemukan sendiri kesalahan konsep yang telah mereka miliki dan dapat menemukan sendiri pula konsep yang sebenarnya. Tugas pendidik di sini hanyalah mengarahkan dan menuntun siswa.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis memilih judul : “PENGEMBANGAN KONSEP LENSA CEMBUNG PADA

SEORANG ANAK MELALUI BIMBINGAN DAN TANYA JAWAB DENGAN BANTUAN GAMBAR”.

(16)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, permasalahan yang akan diungkap adalah apakah metode pendampingan individual melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar dapat meningkatkan pemahaman konsep Lensa Cembung pada seorang anak?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah mengetahui peningkatan pemahaman seorang anak pada pokok bahasan Lensa Cembung melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa, membantu terjadinya perubahan konsep dan membantu membangun pengetahuannya.

2. Bagi guru dan calon guru, dapat digunakan sebagai masukan untuk memahami perubahan konsep yang terjadi pada diri siswa

(17)

4

BAB II

DASAR TEORI

A. Konsep

Dalam kehidupan sehari-hari dapat dijumpai berbagai macam konsep. Dalam proses pembelajaran sering kali diawali dengan konsep sebelum sampai pada penerapannya. Dalam proses pembelajaran fisika, guru dan siswa selalu menghadapi dan berhubungan dengan sejumlah konsep sesuai pokok bahasan yang sedang dipelajarinya. Konsep adalah gambaran mental tentang sesuatu (Kartika Budi, 1987: 234). Gambaran mental itu diperoleh melalui generalisasi dari contoh-contoh, data-data, dan peristiwa-peristiwa khusus. Dalam pembelajaran fisika konsep dapat berupa obyek (benda), gejala, situasi (kondisi), sifat–sifat, dan atribut dari suatu obyek (Euwe Van Den Berg, 1991: 8).

Dalam penelitian Vygotsky (Suparno,1997: 52) konsep dibedakan dua macam yaitu konsep spontan dan konsep ilmiah. Konsep spontan diperoleh dari kehidupan sehari–hari dan konsep ilmiah diperoleh dari pelajaran di sekolah. Kedua konsep itu saling berhubungan terus–menerus. Yang dipelajari anak di sekolah dapat mempengaruhi perkembangan konsep yang diperoleh dalam kehidupan sehari–hari atau sebaliknya. Konsep spontan didasarkan pada kejadian khusus dan tidak merupakan bagian yang bertalian secara logis dari suatu sistem pemikiran, sedangkan konsep ilmiah disajikan sebagai suatu bagian dari suatu sistem.

4

(18)

Dalam kehidupan sehari–hari, dapat dijumpai berbagai macam konsep. Neil Bolton dalam Kartika Budi (1991: 39) mengklasifikasikan konsep ada tiga kelompok yaitu konsep fisis (physical concepts), konsep logika matematis (logico-mathematical concepts), dan konsep filosofis (philosophical concepts). Konsep fisis adalah konsep yang mengacu pada (1) obyek, (2) sifat yang menyatu (inherent) pada obyek, (3) proses yang terjadi pada obyek, dan (4) relasi antara konsep yang satu dengan yang lain. Konsep logika matematik adalah konsep tentang sesuatu di luar obyek, yaitu yang mengacu pada struktur operasi yang dilakukan terhadap suatu obyek seperti konsep asosiatif, komunikatif, distributif dan lain-lain, sedangkan konsep-konsep yang berkaitan dengan sifat manusia disebut dengan konsep filosofis. Konsep fisis dapat dibedakan menjadi konsep obyek dan konsep proses (Kartika Budi, 1991: 40). Konsep obyek dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konsep konkret dan konsep abstrak. Berikut beberapa contoh masing-masing konsep. Konsep obyek yang mengacu pada obyek–obyek konkret misalnya magnet, lensa, mikroskop, zat cair, cahaya, muatan, dan garputala; sedangkan yang mengacu pada obyek-obyek yang abstrak misalnya suhu, tenaga, dan panas. Konsep yang mengacu pada sifat atau atribut yang menyatu dengan obyeknya misalnya: massa, panjang gelombang, dan berat.

(19)

6

dilambangkan. Hubungan antara konsep-konsep yang saling berkaitan dalam sebuah jaringan disebut juga sebagai peta konsep. Dengan adanya peta konsep siswa akan lebih memahami sebuah konsep.

Konsep yang sudah dikuasai dengan benar, akan membantu siswa dalam memecahkan suatu masalah. Sementara itu, tidak tertutup kemungkinan konsep yang telah dikuasai siswa tidak tepat atau salah, karena konsep awal siswa resisten terhadap perubahan. Hal ini terjadi karena siswa percaya bahwa pengertian awal mereka telah berjasa dalam memahami dunia ini. Karena itu dalam proses kegiatan pembelajaran seorang guru harus membantu siswa dalam mengembangkan perubahan konsep sehingga siswa mendapatkan pengetahuan yang lebih lengkap dan benar.

B. Pemahaman Konsep

Salah satu tujuan pembelajaran di sekolah adalah usaha agar siswa memiliki kemampuan untuk memahami hal yang dipelajari. Guru sebagai mediator dan fasilitator harus membimbing dan menekankan siswa pada pemahaman tersebut. Pemahaman mencakup kemampuan untuk menterjemahkan dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam kata-kata, angka ataupun interpretasi berbentuk penjelasan, ringkasan, prediksi dan hubungan sebab-akibat (Bloom dalam Suparno, 2001: 7). Memiliki kemampuan untuk memahami hal yang dipelajari adalah salah satu hal penting dalam proses pembelajaran di sekolah. Menurut Kartika Budi (1987: 233) pemahaman merupakan salah satu aspek kognitif dalam pelaksanaan pembelajaran di

(20)

sekolah. Aspek ini merupakan aspek yang sangat penting pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran karena menjadi aspek yang paling ditonjolkan.

Bila diadakan kegiatan pembelajaran, pertama-tama yang akan dicapai adalah memahami atau mengerti apa yang kita pelajari. Oleh karenanya belajar harus mengerti makna, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi permasalahan. Memahami adalah tujuan akhir dari belajar. Pemahaman bukan sekedar tahu tetapi juga menghendaki agar siswa dapat memanfaatkan apa yang telah dipahami. Dengan demikian belajar akan bersifat mendasar. Tetapi pada kenyataannya banyak siswa yang belajar di sekolah melupakan unsur pemahaman. Misalnya saja belajar di malam hari menjelang ujian pada keesokan harinya. Kegiatan belajar yang demikian cenderung hanya sekedar mengetahui sesuatu bahan yang akan diujikan tetapi bila ditanyakan pada hari yang berbeda mereka akan lupa yang telah mereka pelajari. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki pemahaman yang kuat.

Untuk dapat mengetahui pemahaman siswa diperlukan indikator-indikator yang menunjukkan pemahaman tersebut (Kartika Budi, 1992: 114). Indikator tersebut adalah sebagai berikut.

1. Dapat menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi dengan menggunakan kalimat sendiri.

2. Dapat menjelaskan makna dari konsep yang bersangkutan kepada orang lain.

(21)

8

4. Dapat menerapkan konsep untuk :

a. Menganalisis dan menjelaskan gejala-gejala alam khusus. b. Memecahkan masalah fisik baik secara teoritis maupun praktis.

c. Memprediksikan kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi pada suatu sistem bila kondisi tersebut terpenuhi.

5. Dapat mempelajari konsep lain yang saling berkaitan dengan lebih cepat. 6. Dapat membedakan konsep yang satu dengan konsep yang lain yang

saling berkaitan.

7. Dapat membedakan konsepsi yang benar dan konsepsi yang salah dan dapat membuat peta konsep dari konsep–konsep yang ada dalam suatu pokok bahasan.

Berdasarkan kriteria atau indikator–indikator tersebut, seorang guru dapat mengetahui siswa dalam kegiatan pembelajaran fisika, apakah mengalami perubahan konsep baik yang memperluas konsep ataupun membetulkan konsep yang salah. Dengan semakin bertambahnya konsep yang diketahui dan dipahami, dan sekaligus semakin tepat konsep fisika dimengerti, mereka benar–benar menguasai bidang fisika.

C. Miskonsepsi

Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada salah satu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima oleh pakar dalam bidang itu (Suparno, 2005: 4). Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep.

(22)

Miskonsepsi pada siswa muncul secara terus menerus dapat mengganggu pembentukan konsepsi ilmiah. Suparno (1998: 95) memandang miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar.

Berg menekankan bahwa tidak semua konsep siswa yang berbeda dengan fisikawan dikatakan sebagai miskonsepsi, hanya konsep–konsep yang bertentangan saja yang dikatakan sebagai miskonsepsi.

Hal ini dikuatkan lagi oleh Brown dan Novak seperti dikutip Suparno (2005 : 4) yang menyatakan bahwa miskonsepsi adalah suatu interpretasi konsep-konsep yang tidak sesuai dengan penelitian ilmiah yang sekarang diterima.

Miskonsepsi yang banyak terjadi adalah salah pengertian siswa atau ketidaktepatan konsep awal siswa yang terus dibawa selama proses belajar mengajar. Miskonsepsi terjadi karena dalam kehidupan sehari–hari konsep awal siswa dapat digunakan untuk memecahkan masalah sehari–hari sehingga miskonsepsi akan sangat sulit dibenahi.

(23)

10

menimbulkan keraguan, konflik dan kebingungan akan konsep awal yang dimiliki siswa. Salah satunya adalah dengan menggunakan peristiwa– peristiwa yang bertentangan dengan konsep awal siswa

(Suparno, 2005: 7)

D. Materi yang terkait dengan Penelitian

Lensa cembung tengahnya lebih tebal dari pada bagian tepinya dan bersifat mengumpulkan berkas sinar (konvergen). Lensa cembung disebut juga lensa positif. Lensa cembung ada 3 jenis , yaitu

a. Lensa cembung-cembung atau lensa cembung dua atau lensa bikonveks b. Lensa cembung–datar atau lensa plankonveks

c. Lensa cembung–cekung atau lensa konkaf–konveks

Akibat dari permukaan lensa yang melengkung, cahaya yang datang pada lensa cembung akan dibiaskan dengan arah tertentu. Pembiasan yang terjadi pada lensa mengikuti hukum pembiasan. Oleh karena kelengkungan pada lensa cembung, cahaya yang keluar dari lensa akan mendekati sumbu. Lensa cembung bersifat mengumpulkan cahaya atau bersifat konvergen. Pada jarak

(24)

tertentu dari lensa akan dapat ditentukan satu titik di mana cahaya itu terkumpul, dan titik tersebut dinamakan titik api atau fokus lensa. Bila sebuah benda berada di depan lensa cembung, akan terbentuk bayangan. Bayangan dari sebuah benda diperoleh dari perpotongan sinar bias. Untuk mendapat bayangan dari sebuah benda, dapat digunakan sinar istimewa pada lensa cembung.

Sinar-sinar istimewa lensa cembung

1. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melewati titik fokus kedua lensa ( F2 ).

(25)

12

3. Sinar yang datang melewati pusat optik lensa ( O ) tidak dibiaskan.

Berkas sinar selalu datang dari depan lensa dan dibiaskan ke belakang lensa. Bayangan adalah pada perpotongan sinar-sinar bias dan bayangannya bersifat nyata. Apabila perpotongan sinar-sinar bias terjadi di depan lensa atau bayangan terbentuk dari perpanjangan sinar-sinar bias, bayangan bersifat maya (semu). Bayangan maya ini selalu terbentuk di depan lensa. Perpanjangan sinar bias dan bayangan maya dilukiskan dengan garis putus– putus.

Beberapa contoh lukisan pembentukan bayangan pada lensa cembung ditunjukkan gambar berikut:

1. Benda terletak pada ruang I di depan lensa cembung, maka bayangan terbentuk di depan lensa dengan sifat maya, tegak, dan diperbesar.

Bayangan

Benda

(26)

2. Apabila benda berada di ruang II di depan lensa cembung maka bayangan terbentuk di belakang lensa pada ruang III dengan sifat nyata, terbalik, dan diperbesar.

benda

bayangan

3. Apabila benda diletakkan pada ruang III di depan lensa cembung maka bayangan terbentuk nyata, terbalik, diperkecil.

benda

(27)

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus dan bersifat deskriptif kualitatif untuk memaparkan perkembangan konsepsi seorang siswa SMP pada pokok bahasan Lensa Cembung dan mengidentifikasi fasilitasinya yang sesuai.

B. Partisipan

Partisipan dari penelitian ini adalah seorang siswa SMP kelas IX yang dipilih dari 5 siswa yang mempunyai miskonsepsi paling banyak dan komplek. Penentuannya didasarkan atas hasil tertulis sebanyak 20 soal essay yang dilengkapi dengan CRI (Certainty of Response Index).

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu bulan Juni 2011

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 – 16 Juni 2011

Tempat Rumah siswa ( Tangkisan Towangsan Gantiwarno Klaten )

14

(28)

D. Metode Pengumpulan Data

1. Data Pretes

Dalam Penelitian ini peneliti mengambil 5 siswa yang dipilih secara acak. Kemudian diambil 1 siswa yang mempunyai miskonsepsi terbanyak dan terkompleks. Untuk itu digunakan pretes tertulis sebanyak 20 soal essay yang dilengkapi CRI (Certainty of Response Index).

2. Data Perkembangan konsepsi siswa melalui fasilitasi dalam bentuk gambar dan tanya Jawab.

Fasilitasi dengan bantuan gambar diberikan sesuai dengan konsep lensa cembung sedangkan fasilitasi dalam bentuk tanya jawab bersifat fleksibel, sesuai dengan kebutuhan.

3. Data Postes

(29)

16

E. Metode Analisis Data

1. Analisis Pretes

Data pretes dianalalisis dari hasil pengerjaan soal siswa yang dilengkapi dengan CRI (Certainty of Response Index).

Skala 0-2 menunjukkan bahwa siswa menjawab soal dengan cara menerka, baik itu jawaban benar atau jawaban salah, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan siswa. Skala 3-4 menunjukkan bahwa siswa tidak menerka dalam menjawab soal, melainkan menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk sampai pada jawaban yang dipilih. Jika jawaban siswa itu salah, ini menunjukkan adanya kesalahan penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal. Kesalahan penerapan pengetahuan dalam menjawab soal yang dimiliki siswa menunjukkna indikasi adanya miskonsepsi.

2. Analisis Perkembangan konsep siswa melalui fasilitasi berupa Tanya jawab dan fasilitasi dalam bentuk gambar.

Pada tahap ini dikelompokan sesuai dengan konsep yang terdapat dalam materi Lensa Cembung.

Bagan fasilitasi sebagai berikut :

Konsep Lensa Cembung Gambar Tanya jawab Hasil

(30)

3. Analisis Postes

Setelah melalui beberapa fasilitasi yang sudah dilakukan, siswa mengerjakan postes yaitu tes akhir berupa soal essay sebanyak 5 soal untuk mengetahui pemahaman konsep Lensa Cembung dan melihat perkembangan siswa sebelum dan sesudah difasilitasi.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa tes tertulis pretes dan postes, bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar.

1. Pretes

Pretes diberikan kepada siswa berupa pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui konsep awal yang dimiliki setiap anak tentang lensa cembung.

2. Desain Fasilitasi Pengembangan Konsep

Proses pembangunan konsep dapat diamati dari tanya jawab dengan bantuan gambar. Tanya jawab dilakukan oleh peneliti terhadap siswa yang diteliti saja yaitu satu siswa yang mempunyai miskonsepsi paling banyak dan paling kompleks.

3. Postes.

(31)

18

tertuang dalam tes tersebut. Dalam tes ini siswa mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan materi yang sudah dipelajari melalui Tanya jawab dan gambar.

G. Validitas Instrumen

Instrumen yang berupa pretes dan persiapan bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar dan postes tidak diujicobakan, tetapi dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Instrumen diuji melalui keandalan isi yaitu bentuk pertanyaan dan kegiatan yang akan dilaksanakan apakah sesuai dengan konsep yang akan dibangun tentang lensa cembung. Berdasarkan kritik, saran, dan petunjuk yang diberikan semua instrumen siap digunakan.

(32)

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

1. Hasil Pretes

Data pretes diperoleh dari jawaban siswa setelah mengerjakan soal essay sebanyak 20 soal. Soal yang diberikan sesuai dengan konsep lensa Cembung. Ada beberapa soal yang telah dikerjakan yang menunjukkan adanya kesalahan penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal. Kesalahan tersebut menunjukkan indikasi adanya miskonsepsi (soal no 8, 18, 19, 20).

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 4

3

(33)

20

Partisipan menjawab soal tidak didasarkan pada konsep sinar istimewa pada lensa cembung. Kemudian dilihat dari angka skala tingkat keyakinan jawaban skala 3 yang dilingkari menunjukkan adanya kesalahan pemahaman penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal.

Soal no.18

Apabila benda berada di atas sumbu utama. gambarkan bagaimana bayangan terbentuk ?

Soal Jawaban

+

2F1 F1 F2 2F2

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 4

Sama seperti soal no.8, pada soal ini siswa menjawab pertanyaan tanpa di- dasarkan pada konsep sinar istimewa pada lensa cembung tetapi siswa tersebut yakin benar dalam menjawab pertanyaan dilihat dari skala 3 yang dilingkari pada tingkat keyakinan jawaban. Hal ini menunjukkan adanya kesalahan pemahaman penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal.

3 2F1 F1 F2 2F2

+

(34)

Soal no.19

Apakah akan terbentuk bayangan pada layer dari lilin yang menyala?Jelaskan jawabanmu dan beri alasan Anda !

Jawaban : Akan terbentuk bayangan (benar)

Alasan : karena cahaya lilin akan diteruskan oleh lensa kemudian akan tampak pada layar.

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 3

Siswa hanya menjawab secara teoritis tanpa disertai dengan gambar yang mengatakan bahwa akan terbentuk bayangan. Skala tingkat keyakinan siswa yang dilingkari angka 4 menunjukkan bahwa partisipan mempunyai pengetahuan dalam menjawab soal, tidak menerka tetapi menunjukkan adanya kesalahan penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal.

(35)

22

Soal no.20

a. Jika tidak terbentuk bayangan pada soal No. 19, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan!

Jawaban : Mungkin lensa terhalang sesuatu.

Alasan : karena jika lensa terhalang sesuatu maka cahaya dari lilin tidak dapat diteruskan.

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 4

b. Jika terbentuk bayangan, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk ? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan!

Jawaban : Sifat bayangan nyata. Alasan :

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 4

Siswa dalam menjawab pertanyaan tidak yakin karena menggunakan kata mungkin. Skala tingkat keyakinan jawaban siswa yang dilingkari angka 3 yang menunjukkan adanya kesalahan pemahaman penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal.

Banyak juga soal yang tidak dikerjakan karena tidak mengetahui jawabannya (soal no. 7, 11, 12, 13, 14, 16).

3

3

(36)

2. Hasil fasilitasi dengan bantuan gambar dan tanya jawab

Dilihat dari hasil pretes yang sudah dikerjakan siswa, maka peneliti melakukan bimbingan secara individual melalui fasilitasi gambar dan tanya jawab. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

2.a. Bagian-Bagian Lensa.

Pertanyaan : Liat gambar! Apa kamu mengetahui gambar di atas? Jawaban siswa : Iya….gambar lensa cembung

Pertanyaan : Bagian lensa cembung, apakah kamu mengetahuinya?

Jawaban siswa : Apa ya….?

Pertanyaan : Coba lihat lagi gambar berikutnya.Apa kamu mengetahuinya?

Jawaban siswa : Tidak tahu..

Permukaan Lensa

(37)

24

Pertanyaan : Masih ada tidak bagian lensa yang lain? Jawaban siswa : Sudah tidak ada.

Pertanyaan : Coba lihat gambar lagi, bagian tengah lensa namanya apa?

Bidang Lensa

Jawaban siswa : Bidang lensa

Siswa dapat menjawab dengan benar pertanyaan yang disampaikan.

2.b. Titik Fokus

(38)

Pertanyaan : Apakah kamu mengetahui yang dimaksud dengan titik fokus itu?

Hasil : Siswa kesulitan dalam menjawab pertanyaan kemudian saya perlihatkan gambar mengernai titik fokus, kemudian ada titik fokus sejati dan titik fokus maya.

2.c. Sumbu Utama & Pusat Lensa

Pertanyaan : Coba sekarang buatlah gambar sumbu utama! Sebenarnya berupa apa sumbu utama tersebut? Hasil : Siswa menjawab dengan benar apa itu sumbu.

(39)

26

Hasil : Siswa menjawab benar karena ada kata inti yaitu pusat maka di jawab di tengah.

2.d. Sumber Cahaya

Pertanyaan : Apakah sumber cahaya itu? Apakah memancar ke segala arah?

Hasil : Siswa kesulitan dalam menjawab pertanyaan, kemudian saya jelaskan dengan bantuan gambar.

2.e. Berkas sinar yang relevan.

Pertanyaan : Apa itu sinar yang relevan? Mengapa disebut dengan sinar yang relevan?

(40)

Hasil : Siswa kesulitan dalam menjawab pertanyaan, kemudian saya jelaskan apa itu berkas dan apa artinya relevan, kemudian siswa berusaha menjawab pertanyaan.

2.e. Sinar istimewa

Pertanyaan : Mengapa dari sinar-sinar yang relevan tadi, kita temukan sinar istimewa pada Lensa Cembung? Hasil : Siswa berusaha menjawab pertanyaan dengan

perlahan-lahan, kemudian siswa bisa menjawab pertanyaan dengan benar.

3. Hasil Postes

(41)

28

1. Lukiskan jalannya sinar istimewa pada lensa cembung! beri penjelasan ! Jawaban :

+

F1 F2

a. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melewati titik fokus kedua lensa ( F2 )

b. Sinar yang datang melewati titik api pertama lensa ( F1) akan dibiaskan sejajar sumbu utama

c. Sinar yang datang melewati pusat optik lensa ( O ) tidak dibiaskan

2. Gambarkan bayangan yang terbentuk! Jawaban langsung pada soal. Jawab :

Soal +

F1 F2

(42)

Jawaban +

F1 F2

3. Perhatikan gambar dibawah ini, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk jika benda berupa titik ?

Soal

Titik benda +

F1 F2

Jawaban

+

(43)

30

4. Perhatikan gambar di bawah ini! Bagaimana bayangan yang terbentuk ? Soal

F1 F2

Jawaban +

A

F1 F2 A’

5. Apabila benda berada di atas sumbu utama. Gambarkan bagaimana bayangan terbentuk ? Jawaban langsung pada dikerjakan pada soal.

Soal

F1 F2

(44)

Jawaban +

(45)

32

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dan menyelesaikan berbagai tahap-tahap, maka kesimpulan yang dapat di ambil adalah sebagai berikut :

1. Pada tes tertulis yang diberikan waktu tahap awal, materi yang disampaikan adalah materi yang sudah mereka dapatkan di kelas VIII tetapi dalam menjawab pertanyaan tentang konsep lensa cembung, mereka kelihatan seperti mendapatkan materi baru. Tidak ada pemahaman yang benar berada di pikiran mereka. Banyak hal yang menjadikan alasan mereka, ada yang bilang lupa, ada yang memang belum memahami materi lensa cembung di kelas VIII.

2. Siswa mengalami pemahaman yang meningkat setelah difasilitasi dengan gambar.

Misalnya pada soal di bawah ini

2F1 F1 F2 2F2

Setelah difasilitasi melalui gambar mulai dari pengenalan tentang bagian lensa, titik fokus, sumbu utama, pusat lensa dan sinar istimewa, siswa dapat mengerjakan soal dengan lancar.

32

(46)

Hasil

2F2 F1 F2 2F2

B. Saran

Proses penelitian telah dilakukan oleh peneliti. Banyak kekurangan dari penelitian ini. Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk dapat menyempurnakan penelitian ini.

1. Peneliti harus menguasai konsep lensa cembung terutama penyampaian dalam bentuk gambar dengan sungguh-sungguh supaya mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

(47)

34

DAFTAR PUSTAKA

Kartika Budi, Fr. Y. 1987. “Konsep Pembentukan dan Penanamannya” Sumbangan Terhadap Pendidikan Matematika dan Fisika. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Kartika Budi, Fr. Y. 1992. Pemahaman Konsep Gaya dan Beberapa Salah Konsepsi yang Terjadi. Yogyakarta : Widya dharma Th. III. No.1, Universitas Sanata Dharma.

Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.

Suparno, Paul. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Pieget. Yogyakarta : Kanisius.

Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta : Grasindo.

34

(48)

Lampiran 1 Pretes

Nama : Kelas :

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan sungguh-sungguh !

1. Cahaya merambat lurus. Benar atau Salah ? Berikan alasan Anda ! Jawaban :

Alasan :

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 3 4

2. Cahaya merambat tanpa membawa energi. Benar atau Salah ? Berikan alasan Anda!

Jawaban :

Alasan :

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

(49)

36

3. Cahaya merambat membawa energi. Benar / salah? Berikan alasan Anda! Jawaban :

Alasan :

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 3 4

4. Untuk merambat cahaya memerlukan medium. Benar atau Salah ? Berikan alasan Anda!

Jawaban :

Alasan :

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 3 4

5. Untuk merambat cahaya tidak memerlukan medium. Benar atau Salah ? Berikan alasan Anda !

Jawaban :

Alasan :

(50)

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 3 4

6. Mengapa benda yang terkena cahaya matahari memiliki bayangan yang serupa dengan bentuk benda aslinya?

Jawaban :

Alasan :

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 3 4

7. Lukiskan jalannya sinar istimewa pada lensa cembung ! Jawaban :

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 3 4

8. Gambarkan bayangan yang terbentuk! Jawaban langsung pada soal! +

(51)

38

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 3 4

9. Perhatikan gambar dibawah ini, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk ? +

F1 F2

Jawaban :

Alasan :

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 3 4

10.Lanjutan dari soal No. 9. Seandainya lensa terhalangi sebuah benda, apakah terbentuk bayangan?

+

(52)

Jawaban :

Alasan :

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 3 4

11. Bila sebuah benda berada di ruang II ( antara F dan 2F ) dari lensa cembung, Bagaimana sifat bayangan yang terjadi !

Jawaban :

Alasan :

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 3 4

12. Perhatikan gambar dibawah ini, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk ? +

(53)

40

Jawaban :

Alasan :

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 3 4

13. Perhatikan gambar di bawah ini! Bagaimana bayangan yang terbentuk ? +

A

Jawaban :

Alasan :

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 3 4

14. Perhatikan gambar dibawah ini, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk jika benda berupa titik ?

(54)

+

F1 F2

Jawaban :

Alasan :

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 3 4

15. Kacamata, kamera, proyektor termasuk benda yang menggunakan lensa cembung. Benar atau salah? Berikan alasanmu!

Jawaban :

Alasan :

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

(55)

42

16. Bagaimana sinar biasnya? Jawaban langsung ditulis pada lembar soal! +

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 3 4

17. Jika benda tepat berada di titik focus ( F2 ). Terbentuk bayangan atau tidak? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan Anda!

Jawaban :

Alasan :

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 3 4

18. Apabila benda berada di atas sumbu utama. Gambarkan bagaimana bayangan terbentuk ? Jawaban langsung pada dikerjakan pada soal!

(56)

+

F1 F2

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 3 4

19. Apakah akan terbentuk bayangan pada lilin yang menyala? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan Anda !

Jawaban :

Alasan :

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

(57)

44

20. Lanjutan soal no 19

a. Jika tidak terbentuk bayangan mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan Anda !

Jawaban :

Alasan :

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 3 4

a. Jika terbentuk bayangan, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan Anda!

Jawaban :

Alasan :

Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :

0 1 2 3 4

(58)

Lampiran 2 Postes

Nama : Kelas :

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan sungguh-sungguh !

1. Lukiskan jalannya sinar istimewa pada lensa cembung! Beri penjelasan! Jawaban :

2. Gambarkan bayangan yang terbentuk! Jawaban langsung pada soal! +

F1 F2

3. Perhatikan gambar dibawah ini, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk jika benda berupa titik ?

+

(59)

46

4. Perhatikan gambar di bawah ini! Bagaimana bayangan yang terbentuk ? +

A

5. Apabila benda berada di atas sumbu utama. Gambarkan bagaimana bayangan terbentuk ? Jawaban langsung pada dikerjakan pada soal!

+

F1 F2

(60)

ABSTRAK

Penelitian tentang pengembangan konsep lensa cembung melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar pada seorang siswa.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perkembangan pemahaman seorang siswa pada pokok bahasan Lensa Cembung melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar.

Partisipan penelitian adalah seorang siswa yang semula dipilih secara acak. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pretes yang dilengkapi CRI (Certainty of Response Index) serta pencatatan perkembangan konsepsi siswa selama proses fasilitasi dalam bentuk gambar dan tanya jawab dan postes. Soal pretes dan postes berupa tes essay.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep awal yang dimiliki siswa tentang Lensa Cembung masih kurang. Setelah melalui fasilitasi dan tanya jawab secara individual siswa dapat menjelaskan dan mengerjakan soal postes dengan baik sesuai dengan konsep yang benar.

(61)

vii

ABSTRACT

Research about development conception convex lens through guidance and discussion using picture on a child.

The goals of the research were to find out understanding growth of a student conception convex lens through guidance and discussion using picture

Partisipant of this research was a owning conception at most and most complex selected from 5 students which at random. This research has the character of descriptive and qualitative. Data in this research were collected through pretest provided with CRI

(Certainty Of Response Index), student conception growth through fasilitasi in the form guidance and discussion using picture and post test. Pretest and post test are essay.

Result of the research indicated that student pre-concepts student about Convex Lens were still less. After passing guidance and discussion using picture, student could explain and did pos test problem better as according to correct concepts.

vii

Gambar

gambar dan percobaan. Dengan metode ini siswa diharapkan dapat mengerti
gambar.
gambar dan tanya Jawab.
gambar. Misalnya pada soal di bawah ini

Referensi

Dokumen terkait

PITC memberikan sesi pendidikan dan pengkajian risiko dengan fokus konseling pencegahan untuk klien sebelum dan sesudah menerima hasil tes. Informed consent

Oleh karena itulah mengapa di awal dijelaskan mengapa Kristen cukup membedakan istilah Tuhan dengan Allah/Ilah, karena di dalam bahasa Indonesia Tuhan dengan ilah tidak

Tujuan dari penulisan ini ialah menjelaskan rencana bisnis bidang usaha toko komputer sehingga dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang prosedur pendirian toko

Self-control merupakan kapasitas untuk mengubah respon seseorang agar sesuai dengan standar mereka, seperti cita-cita, nilai-nilai, moral, dan harapan sosial serta

Komunikasi yang dilakukan oleh Ketua Dewan Mahasiswa kadang tidak sesuai dengan yang disampaikan bapak wakil pengasuh, karena ketua Dewan Mahasiswa adalah bagian dari pada

Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah analisis korelasi ganda yang digunakan untuk mencari koefisien korelasi

H0 : bi = 0, berarti tidak ada pengaruh nyata antara pendapatan keluarga, pendidikan terakhir, usia perkawinan, lama pemakaian alat kontrasepsi terhadap fertilitas

HASIL PENGISIAN BLANGKO PANELIS UJI KEMUDAHAN DIBERSIHKAN SEDIAAN MASKER WAJAH EKSTRAK BUAH TOMAT. BENTUK