Kondisi Sektor Keuangan Pasca Bom Mega Kuningan
Oleh : Sulaeman Rahman.
Sektor keuangan merupakan roda penggerak ekonomi suatu negara. Sektor keuangan secara umum terbagi ke dalam dua bagian yaitu pasar uang dan pasar modal. Kedua pasar saling berkaitan atau tidak bisa dipisahkan, masing-masing saling berpengaruh. Bila pasar modal mengeluarkan kebijakan akan berpengaruh terhadap pasar uang , demikian sebaliknya. Saat ini misalnya pada kondisi bi rate 6,75 %, banyak para investor mengalihkan portfolionya ke pasar modal melalui instrumen saham, karena deposito sebagai instrumen pasar uang memberikan memberikan return yang lebih rendah dibandingkan hasil investasi pada saham.
Membahas investasi tidak lepas dari berbagai faktor, seperti faktor ekonomi, sosial, politik, stabilitas keamanan dan faktor lainnya. Tanggal 8 juli 2009 bangsa indonesia telah mnyeleaikan pilpres dan terlaksana dengan aman. Hanya berselang beberapa minggu muncul peristiwa yang sangat memukul kondisi keamanan indoensia yaitu meledaknya bom di hotel JW Marriot dan Rizt Carlton. Tentu dua peristiwa penting di bulan Juli 2009 sangat mempengaruhi sektor keuangan, juga kebijakan keuangan yang dikeluarkan pada bulan tersebut.
Mengenai peristiwa bom, banyak yang berpendapat bahwa indonesia tidak akan mempengaruhi kondisi sektor keuangan karena Indonesia sudah terlalu sering mengalami peledakan bom, sehingga terbiasa dan akan cepat mengatasinya. Perlu diketahui diketahui bahwa cepat pulihnya kondisi ekonomi setelah peristiwa bom mega kuningan melegakan semua pihak, dan tujuh tahun silam tepatnya 12 Oktober 2002 saat bom memporakporandakan Pulau Bali yang pertama, membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk membuat kondisi ekonomi membaik melalui indikator bursa yang kembali pulih pada saat itu.