iv
ABSTRAK
Persoalan sampah di Ibu Kota Vientiane hingga dasawarsa ini masih merupakan suatu persoalan yang belum tuntas. Pola pengelolaan sampah termasuk pengelolaan prasarananya belum mengalami perubahan yang signifikan dari tahu ke tahun. Produksi sampah di Ibu Kota Vientiane kurang lebih 452 ton per hari, dikelola dengan pola pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan/pemusnahan ke Tempat Pembuangan Akhir, Ban Pokham Village, Xaythany District. Fakta lapangan menujukan bahwa daya tamping atau umur pakai TPA telah mencapai pada titik kejenuhan, yang berarti Pemerintah Kota Vientiane harus mengeluarkan suatu kebijakan mengenai pengembangan prasarana pengelolaan sampah dan pelayanan kebersihan Kota tersebut. Sejak beberapa tahun yang lalu, Pemerintah Kota Vientiane menetapkan beberapa kebijakan pengembangan prasarana pengelolaan sampah dan pengembangan kota, salah satunya yang dominan adalah memperkembangkan Kota Vientiane dengan mengikuti enam semboyan yakni: kota Vientiane sebagai kota yang aman, bersih, hijau, cerah, menarik dan beradab.
Objek penelitian ini adalah masalah sampah di Ibu Kota Vientiane. Metode yang dipakai adalah kualitatif. Sumber data diperoleh dari para informan adalah pegawai VUDAA dan pegawai Pemerintah yang terkait objek penelitian. Pengamatan, wawancara, dan studi dokumentasi lain yang kemudian diuji keabsahannya dengan teknik triangulasi lalu dilakukan penafsiran dan penjelasan dalam penelitian ini.
Penelitian dan penulisan ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan implementasi kebijakan mengenai sampah di Ibu Kota Vientiane dalam hubungannya dengan teori Mazmanian dan Sabatier(1983) mengenai tiga dimensi yakni: karakteristik masalah, kemampuan kebijakan untuk menstrukturkan proses implementasi dan faktor lingkungan yang mempengaruhi proses kebijakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan mengenai sampah di Ibu Kota Vientiane memerlukan semua faktor mendukung yakni: teknik, kelompok sasaran, kebijakan jelas dan konsisten, sumber dana, koordinasi, sosio-ekonomi dan teknologi kondisi, dukungan publik, wewenang pejabat tinggi, kualifikasi pemimpin. Jika semua faktor yang disebutkan mendukung, jadi implementasi kebijakan mengenai sampah akan berjalan secara efektif dan efesien.