• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mad Tea-Party.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mad Tea-Party."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Judul untuk tugas akhir ini adalah “Mad Tea-Party”, dengan tema utama fantasi. Konsep yang digunakan untuk desain koleksi ini diadaptasi dari sebuah kisah dongeng klasik dari Inggris yang berjudul “Alice in Wonderland”. “Alice in Wonderland” merupakan dongeng fantasi karya Lewis Carrol, yang menceritakan kisah tentang seorang gadis kecil bernama Alice yang tersesat di sebuah dunia fantasi Wonderland. Sebuah buku panduan tren 2013 berjudul “VirtuaLuxe” juga menjadi inspirasi dalam mendesain koleksi pakaian ready-to-wear deluxe ini. “VirtuaLuxe” adalah sebuah buku panduan bagi perancang fashion Indonesia yang memprediksikan tren populer di tahun 2013. Tema yang diambil sebagai panduan inspirasi adalah “Chronicle” dengan sub-tema “Freaky-Fiction” dan “Street-Snob”.

Tahapan yang dilakukan dalam kegiatan produksi desain perancangan dimulai dari penentuan tema dan judul, pembuatan desain busana, survey bahan, pembuatan pola, dan proses penjahitan. Pemilihan bahan lebih difokuskan pada pemilihan warna berdasarkan image board yang sudah ditentukan, bila dibandingkan dengan pemilihan jenis kain yang tersedia.

Penyelesaian dan proses merealisasikan desain ke dalam bentuk nyata tidak luput dari berbagai kesulitan seperti, perubahan dan penyesuaian desain awal dikarenakan teknik yang digunakan tidak mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan. Proses finishing dari setiap desain diwujudkan dalam cara yang berbeda-beda, sesuai desain masing-masing yang sudah ditentukan. Karya yang dibuat merupakan perwujudan dari sebuah ide dan kreasi penulis. Desain koleksi ini diperuntukkan khusus untuk kalangan wanita menengah ke atas dengan usia 20 hingga awal 30 tahun. Pakaian yang dirancang adalah sebuah karya seni yang bisa digunakan dalam keadaan atau acara tertentu, seperti pesta dengan tema khusus dan acara khusus dunia entertainment. Desain yang dihasilkan dari koleksi ini diharapkan dapat membawakan inspirasi

baru ke dalam dunia fashion Indonesia, sekaligus diterima oleh masyarakat luas.

(2)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The title of this final assignment project is “Mad Tea-Party”, with fantasy as its main

theme. The concept used for this collection is based on a classic fairytale from England, which

has a title “Alice in Wonderland”. “Alice in Wonderland” was written by Lewis Carrol, which

tells a story about a little girl named Alice, who has have lost into a fantasy world, Wonderland.

A trend forecast book with the title Virtualuxe has been a guide for fashion designer in

Indonesia to find the popular trend in 2013. “Chronincle” with the sub-theme “Freaky-Fiction”

and “Street-Snob” was choosed as a guide to create the design itself.

The designing process from beginning, which is started from the title and theme, making

the clothes design, garments and textile survey, making the pattern, and the sewing work. The

garments research was focused on the colors which was chosen before based on the image

board. The finishing of the project’s design had been through some difficulties, such as the

changes of the design in the beginning of the process, because the technic itself did not work

well with the design, which leads into a not satisfying result of the creation. The finishing

process had been translated as a different design that had linked with each others designs.

The design that has been made was a form of the idea from the creator. This design is

made to be marketed for women customers, middle to upper class background with range of age

from 20 until 30. The outfit of the design was created foe special events only, for example is an

entertainment shows. This collection was created with an expectation to bring a new inspiration

for the society of fashion in Indonesia.

(3)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………. i

ABSTRACT ………. ii

KATA PENGANTAR ……….. iii

DAFTAR ISI ………. .iv

DAFTAR GAMBAR ………....…. vii

DAFTAR LAMPIRAN ……….. ix

BAB I PENDAHULUAN ………..…...1

1.1 Latar Belakang ………...1

1.2 Identifikasi Masalah ………...3

1.3 Batasan Masalah .………...3

1.4 Tujuan Perancangan ………....3

1.5 Metode Perancangan ……….…..4

1.6 Sistematika Penulisan ……….…….5

BAB II LANDASAN TEORI ……….………..6

2.1 Teori Fashion ……….………..6

2.1.1 Pengertian Fashion ………...6

2.1.2 Tren Fashion …….……….……..………..….……….7

2.2 Teori Desain ……….…...9

2.2.1 Unsur Desain ……….……...9

2.2.2 Prinsip Desain ……….14

2.3 Teori Busana ………..……16

2.3.1 Pengertian Busana ………..……16

2.3.2 Fungsi Busana ………...…….17

2.3.3 Bentuk Busana ………..…..17

(4)

Universitas Kristen Maranatha

2.4 Teori Pola dan Jahit ………...23

2.4.1 Teori Pola ………...23

2.4.2 Teori Jahit ………...25

2.5 Teori Tekstil ………..26

2.5.1 Pengertian Tekstil ………...26

2.5.2 Reka Bahan Tekstil ……….29

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI ………30

3.1 Alice in Wonderland ………..30

3.2 VirtuaLuxe ………...………..32

3.2.1 Freaky-Fiction ………...……….…34

3.2.2 Street-Snob ………...……….……….34

BAB IV KONSEP PERANCANGAN ………...35

(5)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN ………. 48

5.1 Kesimpulan ………48

5.2 Saran ………..49

DAFTAR PUSTAKA ……….50

(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jenis garis ……….……….10

Gambar 2.2 Bidang dan sumbu ………..………...10

Gambar 2.3 Bentuk geometris ………...11

Gambar 2.4 Contoh tekstur berupa tekstur kayu ……..……….11

Gambar 2.5 Warna additive dan subtractive ……….12

Gambar 2.6 Lingkaran warna ………...13

Gambar 2.7 Keseimbangan dalam desain ……….15

Gambar 2.8 Siluet bentuk Princess Line Dress ……….18

Gambar 2.9 Rok penambah gore tutu……….………19

Gambar 2.10 Puff sleeves ………...20

Gambar 2.11 Cape ……….…………21

Gambar 2.12 Umbrella-pleated-skirt ………21

Gambar 2.13 Peralatan jahit dan pola jarum pentul, jarum jahit, bobbins, pita pengukur, peniti, dan gunting………...24

Gambar 2.14 Pola dasar ……….25

Gambar 2.15 Penerapan printing kain pada busana ……….……...29

Gambar 2.16 Lay pattern ……….………..30

Gambar 3.1 Alice bertemu Chessaire (ilustrasi karya John Tenniel)……….…………31

Gambar 3.2Alice di Mad Tea-Party versi Disney ………...32

Gambar 3.3 Freaky-Fiction ………...……….……...34

Gambar 3.4 Street-Snob ………...………...34

Gambar 4.1 Image board ………..35

Gambar 4.2 Desain koleksi untuk “Mad Tea-Party”………..…………....37

Gambar 4.3 Skema warna..………38

Gambar 4.4 Taffeta-bridal ………...……….39

(7)

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.6 Desain I ……….39

Gambar 4.7 Desain 2 ……….………41

Gambar 4.8 Desain 3 ……….………...42

Gambar 4.9 Desain 4 ……….…43

Gambar 4.10 Manipulating fabric bunga ………..45

Gambar 4.8 Print Kain ………...46

Gambar 4.9 Bordir………...46

(8)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A: RINCIAN UKURAN MODEL ...53

LAMPIRAN B: POLA KECIL (1:4) ...54

LAMPIRAN C: RINCIAN HARGA ...75

LAMPIRAN D: FOTO MATERIAL ...77

LAMPIRAN E: FOTO BUSANA ...78

LAMPIRAN F: GAMBAR TEKNIK ...82

LAMPIRAN G: ILUSTRASI FASHION ...94

LAMPIRAN H: FOTO REKA BAHAN ...98

LAMPIRAN I: FOTO PROSES PEMBUATAN ...99

(9)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fashion seringkali mencerminkan suatu impian atau wujud tidak nyata dalam sebuah fantasi imajinasi manusia. Para desainer fashion pun seringkali tidak memberi batasan dalam berkarya dan menghasilkan suatu. Kisah dongeng kerap menjadi inspirasi yang memberikan imajinasi luas dalam berkarya, baik diinspirasikan dari berbagai bentuk karakter maupun jalan cerita yang unik, menjadi sebuah karya berbeda dalam bidang fashion. Tidak sedikit desainer kelas dunia yang mengangkat kisah dongeng sebagai desain koleksi mereka, misalnya Christian Lacroix yang memberikan desain unik untuk koleksi couture-nya, bertemakan pirates di tahun 2001. Eley Kishimoto pun menampilkan desain koleksinya pada tahun 2005, menceritakan kisah seorang wanita muda yang tersesat di hutan dimana akhirnya dia menemukan kastil tempat tinggalnya.

“Alice in Wonderland” adalah salah satu dongeng anak yang terbilang unik, dilihat dari jalan ceritanya yang terlihat rumit dan tidak biasa, hingga karakter-karakter imajinasi yang bisa dibilang beraneka ragam. Alice adalah sebuah cerita dongeng karya Charles Lutwidge Dodgson atau lebih dikenal dengan nama Lewis Caroll. Kisah ini menceritakan perjuangan seorang anak perempuan bernama Alice ke dalam dunia mimpi yang belum pernah dijelajahi sebelumnya.

Kisah Alice terdiri dari beberapa bagian, yang semuanya berjumlah dua belas bab cerita. Masing-masing bagian cerita saling menghubungkan satu sama lain, mengisahkan perjalanan Alice ke berbagai tempat unik di Wonderland. Beberapa scene menarik telah mendapat kesan tersendiri bagi beberapa orang, khususnya

(10)

2

Universitas Kristen Maranatha

Wonderland”, yang kebanyakan telah diadaptasi dan menjadi inspirasi di karya lainnya, seperti film “Alice in Wonderland” karya Tim Burton.

“VirtuaLuxe” 2013 membahas mengenai keadaan dunia yang semakin

modern ini dan pengaruhnya terhadap trend fashion di dunia, khususnya Indonesia.

Teknologi yang semakin canggih dan penemuan-penemuan baru lainnya berhasil membuat orang-orang mengalirkan ide-ide kreativitasnya secara nyata dan terbukti. Kepenatan tidak menjadi hal yang aneh di kehidupan yang terlalu modern sekaligus mengekang ruang gerak mereka. Kebanyakan orang mengalihkan gaya hidupnya menjadi lebih berkreasi dan terkesan lebih ramah pada lingkungan, bahkan adapula yang kembali kepada imajinasi masa kecilnya. Dongeng merupakan salah satu imajinasi luas yang berhasil mempengaruhi pikiran orang banyak, tidak hanya sebagai tempat pelarian dari kepenatan dunia tapi sekaligus menjadi inspirasi dalam pembuatan konsep tertentu. Ide-ide yang tidak pernah habis dan masih bisa memberi kesan misterius dan menyenangkan, mampu diterima oleh banyak kalangan di masyarakat.

Penulis memilih konsep ini dikarenakan kisah Alice yang terbilang unik untuk diwujudkan dalam bentuk sebuah koleksi pakaian. Fashion di Indonesia yang bisa dibilang mengikuti alur yang sedang menjadi trend, membuat penulis bermaksud mencari ide lain yang belum pernah dikeluarkan dan diwujudkan sebelumnya di Indonesia. Perpaduan antara ciri feminin seorang wanita dan keunikan sekaligus kegilaan dari sebuah tea-party di dunia “Alice in Wonderland”, menciptakan sebuah koleksi ready-to-wear deluxe yang menarik dan fresh. Kaitannya dengan konsep “VirtuaLuxe” adalah penerapan sub-tema Freaky-Fiction yang merupakan inspirasi dari dunia dongeng. Freaky-Fiction lebih menekankan pada kekelaman dari cerita dongeng itu sendiri, bisa dilihat dari warna-warnanya yang lebih mengarah kearah gelap. Penggabungannya dengan sub-tema Street-Snob dipercaya akan lebih mengeluarkan imajinasi itu sendiri menjadi lebih nyata, dengan warna-warna terang sebagai pendukung sekaligus mempertegas aksen.

(11)

3

Universitas Kristen Maranatha

karena sifatnya yang tidak mendominasi, menjadi karakter pendukung tokoh utama Alice yang dipercaya dapat menampilkan kesan tidak biasa yang menarik, freaky, sekaligus bisa menggali ide penulis dalam mendalami cerita dongeng tersebut secara bebas.

1.2 Identifikasi Masalah

Menurut latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat dibuat antara lain sebagai berikut:

1. ciri-ciri masing setiap tokoh di Mad Tea Party dan apa saja yang dapat dituangkan ke dalam desain koleksi pakaian,

2. hubungan Freaky-Fiction dan Street-Snob dengan cerita “Alice in Wonderland” dalam penerepan dan penggabungannya dalam desain koleksi, 3. bagaimana membuat desain busana ready-to-wear deluxe berdasarkan

inspirasi dongeng “Alice in Wonderland”.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah yang dapat dibuat berdasarkan identifikasi masalah di atas, antara lain sebagai berikut:

1. kaitan antara Alice dengan karakter-karakter pendukung “Mad Tea-Party” di dalam kisah Alice in Wonderland,

2. penerapan desain koleksi busana berdasarkan dongeng “Alice in Wonderland” dan penggabungannya dengan trend tema Freaky-Fiction dan Street-Snob, tanpa menghilangkan citra busana utama ready-to-wear deluxe,

3. pemilihan material lebih mengutamakan pada warna-warna yang merujuk pada konsep koleksi desain busana.

1.4 Tujuan Perancangan

Penulis ingin menciptakan sebuah desain pakaian yang bertema ready-to-wear deluxe, terinspirasi dari sebuah kisah dongeng Alice in Wonderland. Tujuan

(12)

4

Universitas Kristen Maranatha

1. memberi variasi busana ready-to-wear deluxe dalam fashion Indonesia, 2. merancang busana ready-to-wear deluxe dengan gaya kostum, namun masih

memiliki batasan dalam pemilihan desain sesuai dengan targetting konsumen di Indonesia,

3. menuangkan ide Freaky-Fiction dan Street-Snob ke dalam tema “Alice in Wonderland” secara tepat dan berhubungan.

1.5 Metode Perancangan

Metode perancangan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Pembuatan Desain Pembuatan Pola Proses Produksi

(13)

5

Universitas Kristen Maranatha

1.6 Sistematika Penulisan

Berikut merupakan bagian-bagian dari penulisan laporan tugas akhir ini: BAB 1 PENDAHULUAN, yang menerangkan latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan perancangan, metode perancangan dan sistematika penulisan. BAB 2 LANDASAN TEORI, menerangkan beberapa teori yang digunakan dalam proses pembuatan koleksi, yaitu teori fashion, teori desain, teori busana, teori pola dan jahit, dan teori tekstil.

BAB 3 DESKRIPSI OBJEK STUDI, menjelaskan unsur-unsur yang terdapat dari desain koleksi, yaitu “Alice in Wonderland” dan “VirtuaLuxe” yang terdiri dari Freaky-Fiction dan Street-Snob.

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN, menjelaskan konsep perancangan yang terdiri dari perancangan umum, perancangan khusus, dan perancangan detail. Penjelasan dapat dijelaskan dengan rincian, image board, konsep desain, colors chart, koleksi desain, penjelasan material, dan ringkasan mengenai cara penjahitan.

(14)

48 tema yang dipilih, yaitu fantasi dan imajinasi dari mimpi seseorang berdasarkan dengan kehidupan modern zaman ini. Desain yang dibuat memberikan sentuhan berbeda dengan menampilkan sebuah imajinasi dongeng masa kecil yang tidak lekang oleh waktu. Penerapan trend VirtuLluxe yang mengambil tema “Chronicle” dengan memadukan sub-tema Freaky-Fiction dan Street-Snob sebagai panduan dalam menciptakan desain koleksi. Freaky-Fiction mewakilkan dan mendukung tema fantasi itu sendiri, dimana kisah “Alice in Wonderland” menampilkan tema dongeng yang aneh dan berbeda dengan dongeng lainnya. Street-Snob adalah sebagai pendukung dalam menciptakan tema menjadi lebih hidup, dengan menghubungkan aksen antara Street-Snob dan para elemen di dunia Wonderland. Busana yang dipakai merupakan bentuk ready-to-wear deluxe, dimana bentuk desain memberikan kesan mewah dan kegunaan yang tidak

melebihi desain haute couture, juga melebihi kesan dari ready-to-wear biasa. Dongeng “Alice in Wonderland” cukup membantu dalam perancangan desain, dikarenakan daya imajinasi tidak terbatas dan memiliki berbagai elemen unik yang bisa dibentuk ke dalam berbagai seni berbeda, dalam hal ini sebuah koleksi pakaian. Desain busana yang diciptakan adalah sebuah karya fashion yang diperuntukkan bagi kaum wanita dewasa kalangan menengah ke atas dan berusia dua puluh tahunan, dimana mereka memiliki selera berbeda dari kebanyakan kaum wanita lainnya dan dapat dijadikan variasi pilihan dalam busana ready-to-wear deluxe Indonesia.

(15)

49

Universitas Kristen Maranatha

dibutuhkan alternatif lain dari setiap bahan desain yang digunakan. Penggunaan reka bahan print mengalami beberapa kali pengulangan produksi, dimana jenis mesin dan alat yang digunakan untuk reka bahan tekstil ini tidak cocok dengan bahan yang digunakan. Dibutuhkan mesin yang khusus diperuntukkan untuk mendesain dan membuat bahan print pada kain, juga penanganan khusus pada jenis kain yang akan digunakan.

Desain koleksi diharapkan dapat menjadi sebuah inspirasi dan perwakilan dari ide desainer sendiri, dimana imajinasi tidak bisa dibatasi oleh ketentuan yang ada. Era modern merupakan era dimana masyarakat dapat berkarya sesuai kemampuan dan ide-ide luas yang belum digali sebelumnya. Karya ini semoga dapat diterima oleh masyarakat luas dan menjadi sebuah karya fashion yang original. Desain koleksi diharapkan dapat memberi warna baru bagi dunia fashion di Indonesia dan Asia.

5.2 Saran

Saran penulis dalam mengerjakan tahap produksi desain koleksi “Mad Tea

-Party” ini, diantaranya dalam bagian proses penjahitan. Penjahitan dibutuhkan dua jenis

cara, yaitu menggunakan mesin jahit dan menggunakan tangan. Dalam pengerjaan desain busana ready-to-wear tidak dibutuhkan terlalu banyak penjahitan tangan. Namun

untuk desain koleksi “Mad Tea-Party”, dibutuhkan beberapa bagian penjahitan busana

menggunakan tangan, yaitu berupa manipulating fabric yang berbentuk bunga, dimana terinspirasi dari konsep desain yang sudah ditentukan. Dalam pengerjaan manipulating fabric bunga, dibutuhkan penjahitan menggunakan tangan, dimana cara ini memerlukan

waktu lama dalam tahap pengerjaan. Dibutuhkan perkiraan waktu dan pengerjaan yang cepat untuk dapat menyelesaikan target bunga yang dibutuhkan dalam setiap busana koleksi.

(16)

50

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Anugrah, Tri, dkk. 2012. VirtuaLuxe Trend 2013. Jakarta: BD+A Design

Barnard, Malcom. 2009. Fashion sebagai Komunikasi: Cara Mengomunikasikan Identitas Sosial, Seksual, Kelas, dan Gender (terj. Idy Subandi Ibrahim).

Yogyakarta: Penerbit Jalasutra

Brown, Carol. 2010. Fashion & Textiles (The Essential Carrers Guide). London-UK: Laurence King Publishing Ltd.

Degarmo, E. Paul, dkk. 2003. Materials and Processes in Manufacturing .Wiley

Desain Studio. 2010. Tips: Keseimbangan dalam Desain. Artikel online, http://www.desainstudio.com/2010/10/tips-keseimbangan-dalam-desain.html (diakses: 23 Mei 2013)

Eundeok, Kim, dkk. 2011. Fashion Trends Analysis and Forecasting. London-UK: Bloomsbury Publishing Plc.

Fogg, Marnie. 2006. Printing in Fashion (Design and Development in Textile Fashion). Singapore: Page One Publishing Private Limited

Foster, Viv. 2004. Colour Matching Handbook. Rochester-UK: Grange Books

Gale, C & Kaur, J. 2002. The Textile Book. UK: Oxford International Publishers Ltd.

Gerval, Olivier. 2007. Fashion (Concept to Catwalk). Jerman : Groupe Eyrolles

Jones, Sue Jenkyn. 2005. Fashion Design. London-UK: Laurence King Publishing Ltd.

Lovett, John. 1999. Design and Colour. Artikel online,

(17)

51

Universitas Kristen Maranatha

Oriol, Anja Llorella. 2009. Colour in Fashion. Spain : Maomao Publications

Poespo, Goet. 2009. A to Z Istilah Fashion. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Reynolds, Helen. 2010. Mode dalam Sejarah: Gaun & Rok. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia

Sulastianto, Harry, dkk. 2006. Seni dan Budaya. Bandung : PT. Grafindo Media Pratama

Swasty, Wirania.2010. A-Z Warna Interior. Yogyakarta : PT. Niaga Swadaya Indonesia

Webster’s Online Dictionary. 2013. Definition: Design. Artikel Online,

http://www.websters-online-dictionary.org/definition/design (diakses: 5 Juni 2013)

Wilson, E. 1990. Postmodernism and Society. London-UK: Macmillan

White, Alex. 2011. The Elements of Graphic Design. New York-USA: Allworth Press

Gambar

Gambar 4.6 Desain I ………………………………………………………………….39

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Jumlah telur yang dierami oleh burung madu sriganti umumnya sebanyak dua butir telur (94%) bersesuaian dengan hasil penelitian Maher (1992) yang menyebutkan delapan

Sisanya (88%) adalah pikiran bawah sadar (unconscious) yang masih dapat dimaksimalkan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik, menampilkan kemampuan terbaik setiap saat

Pendapat kedua, menyatakan bahwa kehadiran pesantren di Indonesia diilhami oleh lembaga pendidikan “kuttab”, yakni lembaga pendidikan pada masa kerajaan bani Umayyah yang

Konflik yang akan lebih sering terjadi adalah pada kelompok 2 karena kelompok ayah 2 memiliki pandangan bah- wa kriteria seperti independence, interdependence,

Tasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan arah koefisien positif yang memberikan implikasi bahwa ketika nilai tukar Rupiah mengalami peningkatan, maka akan diikuti

Jika ada calon peserta didik baru yang memiliki jarak tempat tinggal yang sama sesuai Sistem Zonasi yang telah ditetapkan, dengan usianya, maka aturan penentuan rangking

Konsep pemanfaatan yang dapat dilakukan di Sanur adalah pembuatan daerah perlindungan, karena dapat menjaga populasi bulu babi dan juga biota lainnya.. Kata kunci: Tripneustes

 Bila dilihat perbagian (enriching dan stripping) dapat digunakan cara perhitungan arus lawan arah sederhana (simple countercurrent flow)  konsep arus sigma (berdasarkan