1
PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BERBASIS
BUDAYA DI DESA WISATA TAMKESI
KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
Laporan Akhir Program/Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pariwisata (S.Par.).
ARISCHTIA PRAEVIANTI TAOLIN NIM: 1212015005
PROGRAM STUDI S1 DESTINASI PARIWISATA
FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2
PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BERBASIS
BUDAYA DI DESA WISATA TAMKESI
KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
Laporan akhir program/skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Program studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.
Disetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Ida Bagus Suryawan, ST., M. Si. Gde Indra Bhaskara, SST.Par., M.Sc.,Ph.D.
NIP. 19781229 200501 1 0001 NIP. 19781219 200801 1 007
Mengetahui,
Fakultas Pariwisata Universitas Udayana
3 ABSTRAK
Program Studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata
Universitas Udayana Skripsi
A. Nama : Arischtia Praevianti Taolin
B. Judul : PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BERBASIS
BUDAYA DI DESA WISATA TAMKESI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
C. Jumlah halaman : xvii + 99 halaman
D. Ringkasan :
Penelitian ini menganalisis strategi pengembangan Desa Wisata Tamkesi, Kabupaten Timor Tengah Utara sebagai destinasi wisata berbasis budaya. Alasan penelitian ini dilakukan adalah pertama, desa ini memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya budaya yang mendukung pariwisata, kedua, Desa Tamkesi merupakan merupakan pusat Istana Kekaisaran Kerajaan Biboki yang terletak di atas bukit asri dan merupakan daerah konservasi.
Tujuan penelitian ini ingin mengetahui potensi budaya yang dimiliki oleh Desa Wisata Tamkesi sebagai salah satu daya tarik wisata dan bagaimana strategi pengembangan desa Tamkesi sebagai desa wisata di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Teknik pengumpulan informan menggunakan teknik Purposive Sampling.Penelitian ini menggunakan metode analisis data kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Desa Wisata Tamkesi mempunyai potensi 4A yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Potensi atraksi seperti wisata alam, aksesibilitas serta fasilitas pendukung belum dikelola dengan baik dan belum memadai.Strategi yang dapat membantu dalam pengembangan wisata budaya di Desa Tamkesi yaitu:dengan mengetahui Desa Tamkesi memiliki fasilitas budaya budaya. Stakeholder utamayang menggerakkan dan menjalankan kegiatan pariwisata di desa tersebut yaitu kelompok usaha pariwisata berbasis adat yang berasas pada norma dan tata nilai Sonaf Tamkesi. Lembaga pariwisata Tamkesi melakukan kerjasama dengan cakupan wilayah yang lebih luas, yakni skala regional. Lembaga pariwisata Tamkesi berbasis adat juga mengkreasi rute kegiatan pariwisata dan dipasarkan dengan bekerja sama dengan beberapa asosiasi regional. Promosi dan informasi yang dilakukan tidak berlebihan, apa adanya, dan tidak mengada-ada. Lembaga pariwisata Tamkesi juga bekerjasama dengan pemerintah daerah atau LSM lainnya untuk melakukan riset pasar dan melakukan pengembangan paket wisata.
4
A. Name : Arischtia Praevianti Taolin
B. Title : THEDEVELOPMENTOF CULTURAL TOURIST
ATTRACTION IN TAMKESI, NORTH CENTAL TIMOR REGENCY
C. Number of pages : xvii + 99 pages
D. Summary :
This research analyzed the rural cultural tourism development strategy in Tamkesi, North Cental Timor Regency as a tourism destination.The reasons for doing this research were, first, this village has a potential of natural and culturalresources that support tourism; second, the village is a center of the Biboki Imperial Palace Kingdom that located on a beautiful hill and is a conservation area.
This research uses qualitative methods. These methods were chosen because they are able to examine the condition of natural objects. The aim of this research was to identify the cultural potential of Tamkesi Village as a tourism destination and to know the development strategy in Tamkesi Village as a village tourism in East Nusa Tenggara Province. The data collection are used observation, interviews, and literature study.The informant collection techniques employed was purposive sampling. This research used qualitative data analysis.
Tamkesi Traditional Village has 4A potential which can become a tourism main attraction. The results showed that tourism potentials of the village of Tamkesi such as natural tourism resources, accessibility and facilities have not been managed well. Strategies that can assist in developing cultural tourism in rural area based on cultural in Tamkesi Village areby knowing the village has a cultural facilities. The main stakeholder that mobilize and carry out activities in the village is a business group based on Sonaf Tamkesi tourism customary laws and values. Tamkesi tourism agencies also cooperate on with a regional. Tamkesi tourism agencies created circle tours activities which is marketed in collaboration with several regional associations. The promotion and information about Tamkesi were not made up. Tamkesi custom-based tourism agencies also work with local government and Non Government Organisation (NGO) to conduct market research and develop travel packages.
5
PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BERBASIS
BUDAYA DI DESA WISATA TAMKESI
KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
Nama : Arischtia Praevianti Taolin NIM : 1212015005
Laporan Akhir Program/Skripsi ini dengan predikat Dengan Pujian pada tanggal 21 April di Program Studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Ida Bagus Suryawan, ST., M. Si. Gde Indra Bhaskara, SST.Par., M.Sc.,Ph.D.
NIP. 19781229 200501 1 0001 NIP. 19781219 200801 1 007
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pariwisata Ketua Program Studi Destinasi Pariwisata
Universitas Udayana Fakultas Pariwisata
Universitas Udayana
Drs. I Made Sendra, M.Si IGA Oka Mahagangga, S.Sos.,M.Si.
6
PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BERBASIS
BUDAYA DI DESA WISATA TAMKESI
KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
Laporan Akhir Program/Skripsi initelah dipertahankan di hadapan Team Penguji Program Studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana pada tanggal 21 Aprildan dinyatakan LULUS dengan predikat CUM LAUDE.
Tim Penguji,
Ketua :Ida Bagus Suryawan, ST., M. Si. ( )
Sekertaris :Gde Indra Bhaskara, SST.Par., M.Sc.,Ph.D.( )
Anggota : 1. Drs. I Putu Anom, M.Par. ( )
2. Dra. Ida Ayu Suryasih, M.Par. ( )
3. Dra. Luh Putu Kerti Pujani, M.Si. ( )
Mengetahui,
Ketua Program Studi Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata
Universitas Udayana
7
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya
atas berkat dan rahmat-Nya lah skripsi yang diselenggarakan di Desa Wisata Tamkesi
Kabupaten Timor Tengah Utara dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Adapun
judul laporan skripsi ini adalah “Pengembangan Daya Tarik Wisata Berbasis Budaya
di Desa Wisata Tamkesi, Kabupaten Timor Tengah Utara” dengan tujuan untuk
menjelaskan potensi serta strategi pengembangan berbasis budayadi Desa Tamkesi.
Dalam penelitian dan penulisan laporan skripsi ini, penulis telah banyak
mendapat dukungan dan bantuan yang berharga dari berbagai pihak, baik berupa
material maupun non-material, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. I Made Sendra, M.Si selaku Dekan Fakultas Pariwisata Universitas
Pariwisata.
2. Bapak I Gst. Agung Oka Mahagangga, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Program
Studi Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana yang telah
mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Ida Bagus Suryawan, ST., M. Si.selaku Sekertaris Program Studi
Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana dan
8
serta telah membimbing dan memberikan arahan sehingga Laporan Skripsi ini
dapat berjalan dengan baik.
4. Bapak Gde Indra Bhaskara, SST.Par., M. Sc., Ph.D. selaku Pembimbing II
yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan
sehingga Laporan Skripsi ini dapat berjalan dengan baik.
5. Bapak Drs. I Putu Anom, M. Par. selaku dosen pembimbing akademis yang
telah memberikan bimbingan dan saran-saran yang membangun kepada penulis
selama menempuh pendidikan di Program Studi S1 Destinasi Pariwisata.
6. Bapak Saptono Nugroho, S.Sos., M.Par. selaku pembimbing mahasiswa yang
selalu memberikan semangat, motivasi, serta saran dan kritik sehubungan
dengan penelitian ini.
7. Tim dosen penguji dan seluruh dosen di lingkungan Program Studi S1
Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana yang telah
membagi ilmu dan pengetahuannya kepada penulis.
8. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf administrasi di lingkungan Fakultas
Pariwisata Universitas Udayana.
9. Raja Thesi Hilla Usboko selaku Kaisar Desa Tamkesi yang telah mengijinkan
penulis melakukan penelitian di Kawasan Desa Adat Tamkesi.
10. Bapak Leonardus Usboko selaku Kepala Adat Desa Tamkesi sebagai
narasumber utama.
11. Ibu Dra. Yosefina Onda selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab.
TTU yang memberikan mengijinkan penulis melakukan penelitian di Kantor
9
12. Drs. Agustinus Be selaku Kepala Bidang Kepariwisataan yang memberikan
data mengenai Desa Wisata Tamkesi.
13. Bapak Nicolas Balok Uskono selaku KASI Pengembangan SDM
DISBUDPAR TTU yang memberikan data mengenai kerjasama antar struktur
pemerintahan yang terdapat di Desa Tamkesi dengan stakeholders lainnya.
14. Para informan di Desa Tamkesi Kabupaten Timor Tengah Utara yang telah
memberikan akses dan informasi yang diperlukan penulis dalam menyusun
skripsi ini.
15. Kepada keluarga; Ibu Dr. Agustina Tanusaputra M.Kes, Bapak Hironimus
Taolin dan Arischtio Ruizhilen Taolin selaku orangtua dan adik penulis yang
telah ikut membantu serta memberikan dukungan finansial dan dorongan
semangat selama kelangsungan penelitian ini.
16. Kepada sahabat-sahabat saya Mas Andra, Mbok Etik, Bejo, Baki, dan Mamih
Kanca yang telah bersama-sama menempuh masa perkuliahan dan mendukung
saya selama ini dalam susah maupun senang. Dear bestfriends, thank you for
standing by my side when times get hard, and thank you for making me laugh
when I didn’t even want to smile.
17. Kepada keluarga dan teman-teman angkatan 2012 Fakultas Pariwisata
Universitas Udayana atas dukungan yang diberikan serta pihak-pihak lain yang
tidak dapat disebut satu per satu.
Penulis menyadari dan mengakui bahwa Skripsi ini tidak luput dari berbagai
10
dan perbaikan yang terbuka untuk penyempurnaan pada penyusunan
berikutnya.Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan
kepariwisataan di Nusa Tenggara Timur yang berkelanjutan.Saya mohon maaf
apabila dalam penyusunan kata terdapat kata-kata yang tidak berkenan di hati
pembaca sekalian.Sebagai akhir kata saya ucapkan terimakasih.
Denpasar, April 2016
11 DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
………i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
ABSTRACT ... 6
ABSTRAK ... i6
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING...v
HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI………...vi
KATA PENGANTAR ... 7ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... 20x
BAB IPENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined. BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 8
12
2.2.2 Konsep Desa Wisata ... Error! Bookmark not defined. 2.2.3 Konsep Budaya ... Error! Bookmark not defined. 2.2.4 Strategi Pengembangan Desa Wisata Berbasis BudayaError! Bookmark
not defined.
2.2.5 Konsep Potensi Wisata ... Error! Bookmark not defined.
BAB IIIMETODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Ruang Lingkup Penelitian ... 23
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 24
3.3.1 Jenis Data ... 24
3.3.2 Sumber Data ... 24
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 25
3.5 Teknik Penentuan Informan... 27
3.6 Teknik Analisis Data ... 28
BAB IVHASIL & PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.31 4.1 Gambaran Umum ... 31
4.1.1 Letak Geografis ... 31
4.1.2 Kehidupan Sosial Masyarakat Desa TamkesiError! Bookmark not defined. 4.2 Potensi Budaya yang Dimiliki oleh Desa Wisata Tamkesi sebagai Salah Satu Daya Tarik Wisata ... 38
4.3 Strategi Pengembangan Desa Wisata Tamkesi ... 66
BAB VSIMPULAN & SARAN ... 76 5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA
14
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Kefamenanu...31
Gambar 4.2 Komplek Istana Tamkesi Biboki...33
Gambar 4.3 Desa Adat Sonaf Tamkesi Biboki...36
Gambar 4.4 Sonaf Tamkesi...39
Gambar 4.5 Paon Leu Neno Biboki In Maten’na...40
Gambar 4.6 Lopo Tainlasi...41
Gambar 4.7 Kaisar Tamkesi...42
Gambar 4.8 Tenunan Tas Tangan...42
Gambar 4.9 Alat Musik TradisonalAlat Musik Tradisonal...43
Gambar 4.10 Kerajinan Tangan...43
Gambar 4.11 Salah Satu Kuburan Soanmisokan......44
Gambar 4.12 Jagung Bose, Makanan Tradisional Tamkesi, Daerah TTU...45
Gambar 4.13 Monumen Bahaen Nayufa...45
Gambar 4.14 Batu Berbentuk Jantung...46
Gambar 4.15 Tetu Usi Neno...50
Gambar 4.16 Salah Satu Kebun Masyarakat Biboki Tamkesi...50
Gambar 4.17 Rumah Masyarakat Biboki Tamkesi...51
Gambar 4.19 Dalam Rumah Masyarakat BibokiTamkesi...51
15
Gambar 4.21 Live In di Rumah Adat Tamkesi...58
Gambar 4.22 Sekolah Dasar di Tamkesi...60
Gambar 4.23 PUSKESMAS Biboki...60
Gambar 4.24 Akses Perbukitan Tamkesi... ..62
Gambar 4.25 Jalan masuk Sonaf...62
Gambar 4.26 Transportasi Bemo Menuju Tamkesi...63
16
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Tabel Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Desa Wisata Tamkesi……...3
Tabel 2.1 Identifikasi Fasilitas Budaya...17
Tabel 4.1 Potensi Tangible dan Intangible Desa Tamkesi...38
17
DAFTAR ISTILAH
Accessibility : Motivasi utama bagi wisatawan dalam melakukan
perjalanan ke suatu daerah.
Ainu Usi Neno : Tuhan.
Amenities : Segala macam sarana dan prasarana yang diperlukan oleh
wisatawan selama berada di daerah tujuan wisata.
Ancilliary : Sarana dan infrastruktur untuk menuju destinasi.
Attraction : Ketersediaan sebuah organisasi atau pelaku pariwisata yang
mengurus destinasi tersebut.
Au ua : Saya makan.
Bose : Lunak.
Cafe : Tempat usaha dimana berbagai makanan, minuman dan
cemilan ditawarkan dalam suasana yang santai.
Hai mia : Kami makan.
Hi mia : Kalian makan.
Hit tah : Kita makan.
Ho mua : Engkau makan.
In nah : Dia makan.
Individual tourist : Wisatawan yang melakukan perjalanan wisata secara
18
Klunin Bo’es Baat Boes : Pembagian kekusaan kerajaan Biboki didasarkan pada
kediaman suku-suku pada empat mata angin yang
lasimnya.
Live in : Kegiatan di mana wisatawan tinggal di rumah penduduk
selama beberapa hari, dan wisatawan pun harus mengikuti
kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh orang tua angkat
kita di tempat tersebut.
Lopo : Rumah adat yang terdapat di daerah Nusa Tenggara
Timur. Bangunan ini juga dianggap sebagai rumah
serbaguna (multifungsi) karena dapat digunakan sebagai
tempat pertemuan, kumpul keluarga dan juga sebagai
lumbung tempat menyimpan stok pangan.
Numerical : Menurut angka/bilangan.
Paha uasna : Pusat bumi.
Rest area : Tempat peristirahatan yang terpadu dan dapat
mempermudah bagi pengendara dan penumpang untuk
melakukan kegiatannya.
Stakeholders : Seluruh pihak yang memiliki kepentingan secara langsung
atau tidak langsung terhadap pengelolaan suatu daya tarik
wisata.
Sonaf : Istana.
Tetu usi neno : Mesbah Allah.
19
Tais : Kain sarung.
Tourism : Pariwisata.
Tutus : Tenun ikat
Travel agent : Badan usaha yang memberikan penerangan atau informasi
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia
perjalanan pada umumnya dan perjalanan wisata khususnya.
What to see : Hal yang dapat dilihat.
20
DAFTAR SINGKATAN
ASEAN : Associations of Southest Asian Nations.
NGO : Non Government Organisation.
NTT : Nusa Tenggara Timur.
PUSKESMAS : Pusat Kesehatan Masyarakat.
TTU : Timor Tengah Utara.
UNESCO : The United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization.
21
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,
didalam naskah laporan akhir program/skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang
pernah diajukan oleh pihak lain untukmendapatkan karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh oranglain, kecuali yang tertulis dikutip dalam naskah ini
dan disebut dalam sumber kutipan atau daftar pustaka.
Apabila ternyata didalam naskah laporan akhir program/skripsi ini dapat dibuktikan
terdapat unsur-unsur jiplakan/plagiat, saya bersedia laporan akhir program/skripsi ini
digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (Strata 1) dibatalkan, serta
diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
Denpasar, 05 April 2016 Yang membuat pernyataan
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan
seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke
tempat yang lain dengan meninggalkan tempat semula untuk menikmati kegiatan
pertamasyaan atau rekreasi dan bukan dengan maksud untuk mencari nafkah di
tempat yang dikunjunginya (Koen Meyers, 2009).
Menurut UNWTO (2008), yang dimaksud dengan pariwisata adalah
kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di
luar lingkungan kesehariannya tidak lebih dari satu tahun berturut-turut untuk
rekreasi, bisnis dan keperluan lainnya. Sedangkan menurut Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan dijelaskan
bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam waktu sementara.
Pariwisata adalah industri terbesar dan paling cepat berkembang di dunia
dewasa ini, dan ‘pariwisata budaya’ merupakan segmen yang semakin populer
dan semakin banyak diminati.Menurut Pedersen, beberapa tren pariwisata di masa
menginginkannya wisatawan akan pengalaman nyata dengan budaya dan gaya
hidup lain, serta semakin dicarinya liburan yang bersifat aktif dan mengandung
unsur edukasi oleh konsumen (UNESCO, 2002).
Permasalahan pengembangan dan promosi pariwisata, baik di tingkat
nasional maupun di tingkat daerah semakin penting untuk mendukung
pembangunan nasional.Demikian juga kekayaan alam dan budaya yang dimiliki
Indonesia perlu mendapat perlindungan serta membutuhkan upaya pelestarian
agar dapat menjadi daya tarik wisata, yang pada akhirnya dapat menarik jumlah
kunjungan wisata baik domestik maupun mancanegara.
Salah satu pulau yang masih memiliki banyak kampung tradisional yang
menyimpan nilai-nilai sejarah dan budaya yang kental adalah Pulau Timor.Pulau
Timor juga memiliki sejuta pesona yang belum dijelajahi, dan bahkan oleh
sebagian besar penduduk Indonesia sendiri.Ironisnya, dokumentasi malah lebih
sering dilakukan oleh peneliti asing.Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi para
peneliti pariwisata Indonesia sebab sebenarnya kita masih belum tahu banyak
tentang kekayaan pariwisata nusantara yang sebenarnya.
Salah satu destinasi wisata yang menarik di Pulau Timor adalah Desa
Wisata Tamkesi, Kecamatan Biboki Selatan.Kerajaan Biboki disebut juga istana
kaisar/sonaf oleh masyarakat setempat.Di waktu lampau kerajaan itu di pimpin
oleh seorang kaisar atau yang lazim di sebut Kaisar/Raja Atupas Neno. Kerajaan
Biboki berpusat di Tamkesi. Pembagian kekusaan kerajaan Biboki didasarkan
pada kediaman suku-suku pada empat mata angin yang lazimnya disebut Klunin
”Desa Tamkesi belum mendapat Surat Keputusan (SK) dari pemerintah bahwa Desa Tamkesi ditetapkan sebagai desa wisata, namun Dinas Pariwisata Kota Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) telah menetapkan Desa Tamkesi sebagai desa wisata.”
(Wawancara tanggal 5 April 2015 dengan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Timor Tengah Utara)
Jumlah kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Tamkesi yang diperoleh dari
Raja Thesi Hilla Usboko pada tahun 2013 hanya berjumlah sekitar 500 orang dan
pada tahun 2014 jumlah kunjungan tersebut naik hingga mencapai 625 orang
wisatawan. Pada tahun 2015, wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata
Tamkesi bertambah menjadi 783 orang.Wisatawan yang berkunjung didominasi
oleh wisatawan asing yang berasal dari negara Australia, Jepang, Inggris, dan
Perancis.
Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Desa Wisata Tamkesi
No. Tahun Jumlah wisatawan
(orang)
1. 2013 500
2. 2014 625
3. 2015 783
Sumber: Penelitian Lapangan (2016)
Desa Wisata Tamkesi masih belum dikembangkan secara baik dan memiliki
aksesibilitas serta amenitas yang masih sangat minim.Desa wisata ini terletak di
sebuah perkampungan yang dikelilingi oleh bukit terjal dan sulit untuk
dijangkau.Jalan menuju perkampungan Tamkesi sudah beraspal, namun beberapa
bagian sudah banyak yang rusak dan wisatawan harus melewati jalan tanah
bebatuan jika sudah mendekati destinasi. Bila sedang hujan, wisatawan tidak akan
tingkat aksesibilitas dan amenitas, Desa Wisata Tamkesi memiliki atraksi yang
cukup menakjubkan.Terdapat pula stakeholders yang bertugas untuk mengurus
dan mengembangkan Desa Wisata Tamkesi.Desa Tamkesi sudah memiliki
nilai-nilai budaya, namun belum digali secara lebih dalam sehingga potensinya perlu
diangkat dan dikembangkan agar dapat dijadikan sebagai atraksi dalam
pengembangan Desa Wisata Tamkesi.
Melihat fenomea-fenomea tersebut, maka penelitian ini penting dilakukan
untuk menentukan potensi sumber daya alam dan sumber daya budaya yang
mendukung pariwisata Desa Wisata Tamkesi, serta menentukan strategi yang
dapat dilakukan dalam mengembangkan Desa Tamkesi berbasis budaya.
Sehingga potensi-potensi budaya di Desa Tamkesi dapat dikembangkan secara
berkelanjutan dan memberikan manfaat yang signifikan terhadap kegiatan
ekonomi masyarakat di Desa Tamkesi.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Potensi budaya apa yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pariwisata
di Desa Wisata Tamkesi Kabupaten Timor Tengah Utara?
2. Bagaimana strategi pengembangan Desa Wisata Tamkesi sebagai Desa
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui potensi budayayang dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan pariwisatadi Desa Wisata Tamkesi Kabupaten Timor Tengah
Utara.
2. Untuk mengetahui strategi pengembangan Desa Wisata Tamkesi sebagai desa
wisata di Kabupaten Timor Tengah Utara berbasis budaya.
1.4Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis
Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat berbermanfaat serta
memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang ilmu Pariwisata Perdesaan
yang telah didapat di bangku kuliah, khususnya dalam mengidentifikasi
potensi budaya yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan pariwisata dan
mengetahui bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan
suatu desa wisata berbasis budaya, terutama di Desa WisataTamkesi
Kabupaten Timor Tengah Utara.Selain itu, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan informasi para pihak yang ingin melakukan penelitian lanjutan, juga
sebagai sarana akademis ilmiah untuk membuktikan tentang teori-teori desa
wisata.
b. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
potensi yang sudahdimiliki oleh Desa Wisata Tamkesi, serta sebagai sumber
informasi dan bahan pertimbangan secara referensi untuk menentukan
langkah-langkah taktis dan strategis dalam pengembangan Desa Wisata
berbasis budaya, selain itu diharapkan juga dapat meningkatkan kesejahteraan
dengan terbukanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat di sektor
pariwisata baik dalam bidang pelayanan jasa maupun sektor penunjang
lainnya.
1.5Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, sistematika penulisan akan disusun menjadi lima bab,
dan masing-masing akan diuraikan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan menguraikan tentang latar belakang,
rumusanmasalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematikapenyajian.
BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI
Bab ini akan menguraikan mengenai hasil penelitian sebelumnya serta
menguraikan konsep yang ada, seperti konsep daya tarik wisata,
konsep desa wisata, konsep budaya, konsep strategi pengembangan
desa wisata berbasis budaya, dan konsep potensi wisata.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan membahas mengenai metode penelitian yang
penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik
penentuan informan, dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum Desa Wisata
Tamkesi, potensi budayadi Desa Wisata Tamkesi, serta strategi
pengembangan Desa Wisata Tamkesi berbasis budaya.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari keseluruhan
bab sebelumnya atau yang menjadi kesimpulan dari penelitian ini serta
berisi saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengembangan pariwisata di Desa Wisata Tamkesi Provinsi Timor
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya
Telaah hasil penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai acuan untuk
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh I Made Adi Dharmawan, et al
(2014).Penelitian tersebut berjudul Strategi Pengembangan Desa Wisata di Desa
Belimbing Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan.Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk melaksanakan potensi Desa Belimbing yang dilihat dari empat aspek
yaitu kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, dan juga untuk mengetahui
strategi pengembangan pariwisata pedesaan di Desa Belimbing.
Adapun hasil dari penelitian menunjukkan bahwa potensi yang dimiliki desa
wisata di Desa Belimbing Kecamatan Pupuan ditinjau dari (a). kekuatan
(keindahan SDA, keunikan SDA, Kelestarian SDA, atraksi wisata, kondisi
lingkungan yang sejuk, berbagai jenis usaha masyarakat lokal, aksesibilitas, sikap
masyarakat, pendapatan masyarakat luas, pengamanan pihak aparat), (b).
kelemahan (sarana dan prasarana, layanan pegawai pemda, keterampilan
masyarakat dalam berbahasa Inggris yang fasih, manajemen pengelolaan objek,
dukungan dana, kebersihan lingkungan, pemanfaatan SDM sebagai pemandu
wisata, dan penataan lingkungan), (c). peluang (kunjungan wisatawan, letak
strategis dengan objek wisata lain, adanya kepastian hukum, konsep
kebutuhan wisata alternatif, daerah tujuan wisata di Bali, terjalinnya kerjasama,
dukungan pelaku wisata, otonomi daerah yang diberlakukan pemerintah, nilai
budaya masyarakat setempat), (d) ancaman (persaingan dengan daerah lain dalam
pengembangan desa wisata, berubahnya pola pikir dan perilaku masyarakat,
adanya pedagang acung, adanya penduduk pendatang, dan tercemarnya
lingkungan).
Strategi pengembangan desa wisata di Desa Belimbing yaitu
mengembangkan desa wisata dan mempertahankan daya tarik dengan
mempersiapkan paket wisata, mempersiapkan rute/peta tracking, dan penataan
kawasan. Perbedaan penelitian milik I Made Adi Dharmawan, et al (2014)
dengan penelitian ini yaitu strategi yang digunakan dalam penelitian tersebut
melakukan strategi pengembangan dengan menggunakan analisis SWOT
(strengths, weaknesses, opportunities, dan threats), sedangkan penelitian ini
menggunakan metode strategi pengembangan desa wisata menurut Destination
British Columbia (2014).
Penelitian terkait dengan lokus penelitian adalah penelitian yang dilakukan
oleh Reginaldo Ch. Lake (2014) yang berjudul Konsep Ruang Dalam dan Ruang
Luar Arsitektur Tradisional Suku Atoni di Kampung Tamkesi di Pulau
Timor.Penelitian ini berfokus pada konsep ruang arsitektur tradisional. Konsep ini
diyakini akan dapat melahirkan teori-teori lokal untuk kontribusi pada
perancangan yang dapat bertahan dalam kurun waktu yang cukup lama atau
dengan kata lain adalah dapat berkelanjutan. Penelitian ini menganalisis hasil
tahun tetapi masih tetap dapat dikatakan permukiman yang mempunyai nilai
arsitektur tinggi sampai sekarang.Alat baca yang digunakan berlandaskan pada
elaborasi paradigma fenomenologi-Schulz dan teori ordering principles-Salura.
Tujuan penelitian adalah menghasilkan pemahaman mendalam (verstehen)
tentang budaya bermukim di kalangan suku Atoni di kampung adat Tamkesi dan
menemukan konsep serta relasi ruang dalam dan ruang luar arsitektur
permukiman tradisional mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relasi
lingkungan sekitar, tapak, bentuk, sosok, dan siklus alam-budaya dipegaruhi oleh
konsep hirarki atas-bawah serta adanya pengikat (datum) yang didukung oleh
konsep spesifik, yaitu (1) tata suku-tata gender, (2) persaudaraan etnis, (3)
ketaatan tradisi, simbol budaya, spiritual, dan (4) konsep menyatu dengan alam.
Konsep tersebutlah yang membuat arsitektur permukiman adat Tamkesi dapat
terus bertahan sampai saat ini.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian milik Reginaldo Ch. Lake
(2014).yaitu Reginaldo mengambil lokus penelitian mengenai Konsep Ruang
Dalam dan Ruang Luar Arsitektur Tradisional Suku Atoni di Kampung Tamkesi
di Pulau Timor, sedangkan penelitian ini mengambil lokus mengenai
Pengembangan Data Tarik Wisata Berbasis Budaya di Desa Wisata Tamkesi
2.2Landasan Konsep
2.2.1 Konsep Daya Tarik Wisata
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Daya
Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan,
kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan
hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.
Menurut Cooper (1993) daerah tujuan wisata harus didukung empat
komponen utama daya tarik wisata atau yang dikenal dengan ”4A”, yaitu:
1. Attraction
Attraction atau atraksi adalah motivasi utama bagi wisatawan dalam
melakukan perjalanan ke suatu daerah.Atraksi berkaitan dengan what to
see dan what to do, yaitu hal yang dapat dilihat dan dilakukan oleh wisatawan
di destinasi tersebut.Atraksi bisa berupa keindahan dan keunikan alam,
budaya masyarakat setempat, peninggalan bangunan bersejarah, serta atraksi
buatan seperti sarana permainan dan hiburan.Seharusnya sebuah atraksi harus
mempunyai nilai diferensiasi yang tinggi. Unik dan berbeda dari daerah atau
wilayah lain.
2. Amenities
Secara umum pengertian amenities (fasilitas) adalah segala macam fasilitas
yang diperlukan oleh wisatawan selama berada di daerah tujuan
wisata.Sarana dan prasarana yang dimaksud seperti akomodasi (hotel, guest
parkir, klinik kesehatan, dan sarana ibadah) serta usaha makanan dan
minuman (restoran, warung, cafe).Tentu saja fasilitas-fasilitas tersebut juga
perlu melihat dan mengkaji situasi dan kondisi dari destinasi sendiri dan
kebutuhan wisatawan.Tidak semua amenitas harus berdekatan dan berada di
daerah utama destinasi.Destinasi alam dan peninggalan bersejarah sebaiknya
agak berjauhan dari amenitas yang bersifat komersial, seperti hotel, restoran
dan rest area.
3. Accessibility
Accessibility atau aksesibilitas adalah sarana dan infrastruktur untuk menuju
destinasi. Akses infrastruktur (kendaraan umum, air, jalan, listrik, pelabuhan),
ketersediaan sarana transportasi dan rambu-rambu penunjuk jalan merupakan
aspek penting bagi sebuah destinasi. Banyak sekali wilayah di Indonesia yang
mempunyai keindahan alam dan budaya yang layak untuk dijual kepada
wisatawan, tetapi tidak mempunyai aksesibilitas yang baik, sehingga ketika
diperkenalkan dan dijual, tak banyak wisatawan yang tertarik untuk
mengunjunginya.Perlu juga diperhatikan bahwa akses jalan yang baik saja
tidak cukup tanpa diiringi dengan ketersediaan sarana transportasi.Bagi
individual tourist, transportasi umum sangat penting karena kebanyakan
mereka mengatur perjalanannya sendiri tanpa bantuan travel agent, sehingga
sangat bergantung kepada sarana dan fasilitas publik.
4. Ancilliary
Ancilliary berkaitan dengan ketersediaan sebuah organisasi atau pelaku
penting karena walaupun destinasi sudah mempunyai atraksi, aksesibilitas dan
amenitas yang baik, tapi jika tidak ada yang mengatur dan mengurus maka ke
depannya pasti akan terbengkalai. Organisasi sebuah destinasi akan
melakukan tugasnya seperti sebuah perusahaan. Mengelola destinasi sehingga
bisa memberikan keuntungan kepada pihak terkait seperti pemerintah,
masyarakat sekitar, wisatawan, lingkungan dan para stakeholder lainnya.
Dalam penelitian ini, komponen 4A akan digunakan sebagai alat analisis
upaya pengembangan potensi pariwisata di Desa Tamkesi, Kabupaten Timor
Tengah Utara karena dianggap sesuai untuk menganalisis potensi pariwisata
di Desa Tamkesi.
2.2.2 Konsep Desa Wisata
Menurut Chafid Fandeli (2002) secara lebih komprehensif menjabarkan
desa wisata sebagai suatu wilayah pedesaan yang menawarkan keseluruhan
suasana yang mencerminkan keaslian desa, baik dari segi kehidupan sosial
budaya, adat istiadat, aktifitas keseharian, arsitektur bangunan, dan struktur tata
ruang desa, serta potensi yang mampu dikembangkan sebagai daya tarik wisata,
misalnya: atraksi, makanan dan minuman, cinderamata, penginapan, dan
kebutuhan wisata lainnya.
Desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi,
dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan
masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Suatu desa
alam perdesaan, maupun kehidupan sosial budaya masyarakatnya) yang dikemas
secara alami dan menarik sehingga daya tarik perdesaan dapat menggerakkan
kunjungan wisatawan ke desa tersebut (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata,
2011).
Masyarakat menjadikan rumah-rumah mereka atau sebagian kamar-kamar mereka
menjadi tempat tinggal tamu sementara (homestay) dalam suatu desa wisata.Akan
menjadi komplit apabila tamu-tamu bisa menikmati keseharian rakyat (live in)
merasakan sajian makan dan jenis atraksi kebudayaan desa. Desa wisata akan
sukses kalau seluruh anggota masyarakat baik kepala keluarga, ibu-ibu rumah
tangga, pemuda, dan anak-anak ikut mendukung keberadaan desa wisata tersebut
(Hasbullah Asyari, 2010).
2.2.3 Konsep Budaya
Soelaiman Soemardi dan Selo Soemardjan (1995) menerangkanbahwa
budaya adalah hasil kerja atau usaha manusia yang berupa benda maupun hasil
buah pemikiran manusia dimasa hidupnya.Potensi budaya yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah budaya yang berwujud kebendaan (tangible) seperti
monumen, arsitektur bangunan, tempat peribadatan, peralatan, kerajinan tangan,
dan budaya yang tidak berwujud kebendaan (intangible) berupa berbagi atribut
kelompok atau masyarakat, seperti cara hidup, folklore, norma daken tata nilai.
2.2.4 Strategi Pengembangan Desa Wisata Berbasis Budaya
Strategi Pengembangan Desa Wisata yang dimaksud dalam penelitian ini
dilakukan untuk mengembangkan segala potensi yang ada dalam usaha
meningkatkan dan memperbaiki desa wisata, sehingga kelangsungan hidup desa
wisata tersebut dapat dinikmati oleh wisatawan nantinya dan dapat memberikan
manfaat kepada semua pihak.
Menurut Destination British Columbia (2014), berikut tujuh strategi yang
dapat membantu dalam pengembangan wisata di pedesaan:
1. Identify cultural amenities.
2. Create tourism business cluster initiatives by partnering with others.
3. Use a regional approach to develop visitor experiences.
4. Use circle tours or routes to draw visitors into rural areas.
5. Use cooperative marketing tools.
6. Promote a unique rural experience.
7. Conduct market research to minimize risk and enhance experience.
Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai strategi yang dapat membantu
pengembangan wisata budaya di pedesaan:
1. Identify cultural amenities (Mengidentifikasi fasilitas pariwisata).
Langkah terpenting yang paling utama adalah mewawancarai
orang-orang di komunitas untuk mengembangkan pemahaman yang kuat tentang
jenis fasilitas budaya unik yang ada di wilayah pedesaan.Wawancarailah
partisipasi yang luas seperti stakeholder yang memiliki kepentingan yang
berbeda, bukan hanya mereka yang terlibat dalam kegiatan
contoh kelompok yang bisa memberikan perspektif tentang cerita yang tak
terhitung yang dapat membuat wisatawan tertarik.
Tabel 2.1 Identifikasi Fasilitas Budaya
Pekerjaan Kehutanan,
Sumber: Destination British Columbia Corp. 2014. Cultural and Heritage Tourism
Development. Canada: Destination BC Corp.
2. Create tourism business cluster initiatives by partnering with others
(Membuat inisiatif kelompok usaha pariwisata melalui kemitraan dengan
orang lain).
Setelah fasilitas regional telah dipahami dan diprioritaskan dengan lebih
baik untuk digunakan dalam budaya pariwisata, penting untuk terhubung
dengan masyarakat yang berdekatan atau bisnis yang berbagi tujuan yang
untuk pariwisata; berpikir tentang siapa yang harus berkontribusi, dan
manfaat dari pengembangan pariwisata budaya.
3. Use a regional approach to develop visitor experiences (Menggunakan
pendekatan regional untuk mengembangkan pengalaman wisatawan).
Sejalan dengan hal di atas, ingat bahwa wisatawan berkunjung ke daerah
dan melalui komunitas untuk pengalaman otentik.Sebar dan bagikan tujuan
pariwisata budaya anda dengan kelompok-kelompok regional dan temukan
bagaimana mereka dapat membantu anda.Atau jika diperlukan, buatlah grup
sub-regional yang dapat berkolaborasi dengan anda.
4. Use circle tours or routes to draw visitors into rural areas (Menggunakan
treking atau rute untuk menarik wisatawan ke wilayah pedesaan).
Treking atau rute membuat wisatawan jauh lebih mudah dalam
melakukan perjalanan ke daerah pedesaan.Menggabungkan peta, pengalaman
dan informasi membuat perjalanan lebih mudah diakses.Ketika ada kisaran
dari potensi pengalaman pariwisata yang tersedia, bisnis pariwisata pedesaan
dapat mengatasi hambatan waktu dan jarak.
5. Use cooperative marketing tools (Menggunakan alat pemasaran koperatif).
Banyak pengusaha besar dan usaha skala kecil pariwisata atau non profit
asosiasi pariwisata budaya memiliki anggaran pemasaran yang terbatas.Mirip
dengan dasar pemikiran untuk treking dan rute, bekerjalah dengan asosiasi
regional anda dalam inisiatif pemasaran koperatif untuk membantu dalam
6. Promote a unique rural experience. (Mempromosikan pengalaman pedesaan
yang unik).
Terkadang ada kecenderungan untuk mencoba dan meniru pengalaman
perkotaan di tempat pedesaan.Ingat bahwa budaya pedesaan adalah bagian
yang membuat pengalaman wisatawan meenjadi otentik.Menahan diri untuk
meniru standar di daerah perkotaan, gambarkan warna lokal dan budaya
hidup yang otentik di daerah pedesaan anda. Hal ini juga akan memastikan
wisatawan memperoleh apa yang telah dijanjikan, dan warga akan merasa
seperti bagian dari keseluruhan pengalaman.
7. Conduct market research to minimize risk and enhance experience.
(Melakukan riset pasar untuk meminimalkan risiko dan meningkatkan
pengalaman).
Temukan cara untuk berkolaborasi di kawasan ini untuk memperoleh
informasi wisatawan, seperti dengan melakukan survei, menggunakan
jaringan sosial, atau mengajukan beberapa pertanyaan sederhana pada
wisatawan di situs utama di wilayah ini. Ini merupakan cara untuk lebih
memahami siapa yang datang dan mengapa, apa yang mereka lakukan, dan
yang paling penting, seberapa puas mereka dengan pengalaman mereka.
Dalam penelitian ini, strategi pengembangan desa wisata berbasis budaya
akan digunakan untuk mengetahui strategi pengembangan yang ada di Desa
Wisata Tamkesi, Kabupaten Timor Tengah Utara, karena dianggap lebih sesuai
untuk menganalisis strategi pengembangan berbasis budaya yang ada di Desa
2.2.5 Konsep Potensi Wisata
Menurut Mariotti (dalam Yoeti 1983) potensi wisata adalah segala sesuatu
yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-orang
mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Sukardi (1998), juga mengungkapkan
pengertian yang sama mengenai potensi wisata, sebagai segala yang dimiliki oleh
suatu daya tarik wisata dan berguna untuk mengembangkan industri pariwisata di
daerah tersebut. Jadi yang dimaksud dengan potensi wisata adalah sesuatu yang
dapat dikembangkan menjadi daya tarik sebuah obyek wisata.
Dalam penelitian ini potensi wisata dibagi menjadi tiga macam, yaitu
potensi alam, budaya, dan potensi manusia.Yang dimaksud dengan potensi alam
adalah keadaan fisik suatu daerah, jenis flora dan fauna suatu daerah, dan bentang
alam suatu daerah, misalnya gunung dan hutan. Kelebihan dan keunikan yang
dimiliki oleh alam jika dikembangkan dengan memperhatikan lingkungan
sekitarnya akan menarik wisatawan untuk berkunjung ke obyek tersebut. Yang
dimaksud dengan potensi budaya adalah semua hasil cipta, rasa dan karsa
manusia baik berupa adat dan istiadat, kerajinan tangan, kesenian, peninggalan
bersejarah nenek moyang berupa bangunan, dan monument.Manusia juga
memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai daya tarik wisata, lewat
pementasan dan pertunjukan seni budaya suatu daerah.
Dalam penelitian ini, potensi yang dimaksud adalah potensi desa yang
dengan 4A (attraction, amenities, accessibilities, dan ancilliary) yang ada di Desa