• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BERBASIS BUDAYA DI DESA WISATA TAMKESI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BERBASIS BUDAYA DI DESA WISATA TAMKESI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BERBASIS

BUDAYA DI DESA WISATA TAMKESI

KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA

Laporan Akhir Program/Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pariwisata (S.Par.).

ARISCHTIA PRAEVIANTI TAOLIN NIM: 1212015005

PROGRAM STUDI S1 DESTINASI PARIWISATA

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(2)

2

PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BERBASIS

BUDAYA DI DESA WISATA TAMKESI

KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA

Laporan akhir program/skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Program studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.

Disetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Ida Bagus Suryawan, ST., M. Si. Gde Indra Bhaskara, SST.Par., M.Sc.,Ph.D.

NIP. 19781229 200501 1 0001 NIP. 19781219 200801 1 007

Mengetahui,

Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

(3)

3 ABSTRAK

Program Studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata

Universitas Udayana Skripsi

A. Nama : Arischtia Praevianti Taolin

B. Judul : PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BERBASIS

BUDAYA DI DESA WISATA TAMKESI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA

C. Jumlah halaman : xvii + 99 halaman

D. Ringkasan :

Penelitian ini menganalisis strategi pengembangan Desa Wisata Tamkesi, Kabupaten Timor Tengah Utara sebagai destinasi wisata berbasis budaya. Alasan penelitian ini dilakukan adalah pertama, desa ini memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya budaya yang mendukung pariwisata, kedua, Desa Tamkesi merupakan merupakan pusat Istana Kekaisaran Kerajaan Biboki yang terletak di atas bukit asri dan merupakan daerah konservasi.

Tujuan penelitian ini ingin mengetahui potensi budaya yang dimiliki oleh Desa Wisata Tamkesi sebagai salah satu daya tarik wisata dan bagaimana strategi pengembangan desa Tamkesi sebagai desa wisata di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Teknik pengumpulan informan menggunakan teknik Purposive Sampling.Penelitian ini menggunakan metode analisis data kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Desa Wisata Tamkesi mempunyai potensi 4A yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Potensi atraksi seperti wisata alam, aksesibilitas serta fasilitas pendukung belum dikelola dengan baik dan belum memadai.Strategi yang dapat membantu dalam pengembangan wisata budaya di Desa Tamkesi yaitu:dengan mengetahui Desa Tamkesi memiliki fasilitas budaya budaya. Stakeholder utamayang menggerakkan dan menjalankan kegiatan pariwisata di desa tersebut yaitu kelompok usaha pariwisata berbasis adat yang berasas pada norma dan tata nilai Sonaf Tamkesi. Lembaga pariwisata Tamkesi melakukan kerjasama dengan cakupan wilayah yang lebih luas, yakni skala regional. Lembaga pariwisata Tamkesi berbasis adat juga mengkreasi rute kegiatan pariwisata dan dipasarkan dengan bekerja sama dengan beberapa asosiasi regional. Promosi dan informasi yang dilakukan tidak berlebihan, apa adanya, dan tidak mengada-ada. Lembaga pariwisata Tamkesi juga bekerjasama dengan pemerintah daerah atau LSM lainnya untuk melakukan riset pasar dan melakukan pengembangan paket wisata.

(4)

4

A. Name : Arischtia Praevianti Taolin

B. Title : THEDEVELOPMENTOF CULTURAL TOURIST

ATTRACTION IN TAMKESI, NORTH CENTAL TIMOR REGENCY

C. Number of pages : xvii + 99 pages

D. Summary :

This research analyzed the rural cultural tourism development strategy in Tamkesi, North Cental Timor Regency as a tourism destination.The reasons for doing this research were, first, this village has a potential of natural and culturalresources that support tourism; second, the village is a center of the Biboki Imperial Palace Kingdom that located on a beautiful hill and is a conservation area.

This research uses qualitative methods. These methods were chosen because they are able to examine the condition of natural objects. The aim of this research was to identify the cultural potential of Tamkesi Village as a tourism destination and to know the development strategy in Tamkesi Village as a village tourism in East Nusa Tenggara Province. The data collection are used observation, interviews, and literature study.The informant collection techniques employed was purposive sampling. This research used qualitative data analysis.

Tamkesi Traditional Village has 4A potential which can become a tourism main attraction. The results showed that tourism potentials of the village of Tamkesi such as natural tourism resources, accessibility and facilities have not been managed well. Strategies that can assist in developing cultural tourism in rural area based on cultural in Tamkesi Village areby knowing the village has a cultural facilities. The main stakeholder that mobilize and carry out activities in the village is a business group based on Sonaf Tamkesi tourism customary laws and values. Tamkesi tourism agencies also cooperate on with a regional. Tamkesi tourism agencies created circle tours activities which is marketed in collaboration with several regional associations. The promotion and information about Tamkesi were not made up. Tamkesi custom-based tourism agencies also work with local government and Non Government Organisation (NGO) to conduct market research and develop travel packages.

(5)

5

PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BERBASIS

BUDAYA DI DESA WISATA TAMKESI

KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA

Nama : Arischtia Praevianti Taolin NIM : 1212015005

Laporan Akhir Program/Skripsi ini dengan predikat Dengan Pujian pada tanggal 21 April di Program Studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Ida Bagus Suryawan, ST., M. Si. Gde Indra Bhaskara, SST.Par., M.Sc.,Ph.D.

NIP. 19781229 200501 1 0001 NIP. 19781219 200801 1 007

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pariwisata Ketua Program Studi Destinasi Pariwisata

Universitas Udayana Fakultas Pariwisata

Universitas Udayana

Drs. I Made Sendra, M.Si IGA Oka Mahagangga, S.Sos.,M.Si.

(6)

6

PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BERBASIS

BUDAYA DI DESA WISATA TAMKESI

KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA

Laporan Akhir Program/Skripsi initelah dipertahankan di hadapan Team Penguji Program Studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana pada tanggal 21 Aprildan dinyatakan LULUS dengan predikat CUM LAUDE.

Tim Penguji,

Ketua :Ida Bagus Suryawan, ST., M. Si. ( )

Sekertaris :Gde Indra Bhaskara, SST.Par., M.Sc.,Ph.D.( )

Anggota : 1. Drs. I Putu Anom, M.Par. ( )

2. Dra. Ida Ayu Suryasih, M.Par. ( )

3. Dra. Luh Putu Kerti Pujani, M.Si. ( )

Mengetahui,

Ketua Program Studi Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata

Universitas Udayana

(7)

7

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya

atas berkat dan rahmat-Nya lah skripsi yang diselenggarakan di Desa Wisata Tamkesi

Kabupaten Timor Tengah Utara dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Adapun

judul laporan skripsi ini adalah “Pengembangan Daya Tarik Wisata Berbasis Budaya

di Desa Wisata Tamkesi, Kabupaten Timor Tengah Utara” dengan tujuan untuk

menjelaskan potensi serta strategi pengembangan berbasis budayadi Desa Tamkesi.

Dalam penelitian dan penulisan laporan skripsi ini, penulis telah banyak

mendapat dukungan dan bantuan yang berharga dari berbagai pihak, baik berupa

material maupun non-material, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. I Made Sendra, M.Si selaku Dekan Fakultas Pariwisata Universitas

Pariwisata.

2. Bapak I Gst. Agung Oka Mahagangga, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Program

Studi Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana yang telah

mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Ida Bagus Suryawan, ST., M. Si.selaku Sekertaris Program Studi

Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana dan

(8)

8

serta telah membimbing dan memberikan arahan sehingga Laporan Skripsi ini

dapat berjalan dengan baik.

4. Bapak Gde Indra Bhaskara, SST.Par., M. Sc., Ph.D. selaku Pembimbing II

yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan

sehingga Laporan Skripsi ini dapat berjalan dengan baik.

5. Bapak Drs. I Putu Anom, M. Par. selaku dosen pembimbing akademis yang

telah memberikan bimbingan dan saran-saran yang membangun kepada penulis

selama menempuh pendidikan di Program Studi S1 Destinasi Pariwisata.

6. Bapak Saptono Nugroho, S.Sos., M.Par. selaku pembimbing mahasiswa yang

selalu memberikan semangat, motivasi, serta saran dan kritik sehubungan

dengan penelitian ini.

7. Tim dosen penguji dan seluruh dosen di lingkungan Program Studi S1

Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana yang telah

membagi ilmu dan pengetahuannya kepada penulis.

8. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf administrasi di lingkungan Fakultas

Pariwisata Universitas Udayana.

9. Raja Thesi Hilla Usboko selaku Kaisar Desa Tamkesi yang telah mengijinkan

penulis melakukan penelitian di Kawasan Desa Adat Tamkesi.

10. Bapak Leonardus Usboko selaku Kepala Adat Desa Tamkesi sebagai

narasumber utama.

11. Ibu Dra. Yosefina Onda selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab.

TTU yang memberikan mengijinkan penulis melakukan penelitian di Kantor

(9)

9

12. Drs. Agustinus Be selaku Kepala Bidang Kepariwisataan yang memberikan

data mengenai Desa Wisata Tamkesi.

13. Bapak Nicolas Balok Uskono selaku KASI Pengembangan SDM

DISBUDPAR TTU yang memberikan data mengenai kerjasama antar struktur

pemerintahan yang terdapat di Desa Tamkesi dengan stakeholders lainnya.

14. Para informan di Desa Tamkesi Kabupaten Timor Tengah Utara yang telah

memberikan akses dan informasi yang diperlukan penulis dalam menyusun

skripsi ini.

15. Kepada keluarga; Ibu Dr. Agustina Tanusaputra M.Kes, Bapak Hironimus

Taolin dan Arischtio Ruizhilen Taolin selaku orangtua dan adik penulis yang

telah ikut membantu serta memberikan dukungan finansial dan dorongan

semangat selama kelangsungan penelitian ini.

16. Kepada sahabat-sahabat saya Mas Andra, Mbok Etik, Bejo, Baki, dan Mamih

Kanca yang telah bersama-sama menempuh masa perkuliahan dan mendukung

saya selama ini dalam susah maupun senang. Dear bestfriends, thank you for

standing by my side when times get hard, and thank you for making me laugh

when I didn’t even want to smile.

17. Kepada keluarga dan teman-teman angkatan 2012 Fakultas Pariwisata

Universitas Udayana atas dukungan yang diberikan serta pihak-pihak lain yang

tidak dapat disebut satu per satu.

Penulis menyadari dan mengakui bahwa Skripsi ini tidak luput dari berbagai

(10)

10

dan perbaikan yang terbuka untuk penyempurnaan pada penyusunan

berikutnya.Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan

kepariwisataan di Nusa Tenggara Timur yang berkelanjutan.Saya mohon maaf

apabila dalam penyusunan kata terdapat kata-kata yang tidak berkenan di hati

pembaca sekalian.Sebagai akhir kata saya ucapkan terimakasih.

Denpasar, April 2016

(11)

11 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

………i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRACT ... 6

ABSTRAK ... i6

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING...v

HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI………...vi

KATA PENGANTAR ... 7ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... 20x

BAB IPENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined. BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 8

(12)

12

2.2.2 Konsep Desa Wisata ... Error! Bookmark not defined. 2.2.3 Konsep Budaya ... Error! Bookmark not defined. 2.2.4 Strategi Pengembangan Desa Wisata Berbasis BudayaError! Bookmark

not defined.

2.2.5 Konsep Potensi Wisata ... Error! Bookmark not defined.

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian ... 23

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 24

3.3.1 Jenis Data ... 24

3.3.2 Sumber Data ... 24

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.5 Teknik Penentuan Informan... 27

3.6 Teknik Analisis Data ... 28

BAB IVHASIL & PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.31 4.1 Gambaran Umum ... 31

4.1.1 Letak Geografis ... 31

4.1.2 Kehidupan Sosial Masyarakat Desa TamkesiError! Bookmark not defined. 4.2 Potensi Budaya yang Dimiliki oleh Desa Wisata Tamkesi sebagai Salah Satu Daya Tarik Wisata ... 38

4.3 Strategi Pengembangan Desa Wisata Tamkesi ... 66

BAB VSIMPULAN & SARAN ... 76 5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA

(13)
(14)

14

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Kefamenanu...31

Gambar 4.2 Komplek Istana Tamkesi Biboki...33

Gambar 4.3 Desa Adat Sonaf Tamkesi Biboki...36

Gambar 4.4 Sonaf Tamkesi...39

Gambar 4.5 Paon Leu Neno Biboki In Maten’na...40

Gambar 4.6 Lopo Tainlasi...41

Gambar 4.7 Kaisar Tamkesi...42

Gambar 4.8 Tenunan Tas Tangan...42

Gambar 4.9 Alat Musik TradisonalAlat Musik Tradisonal...43

Gambar 4.10 Kerajinan Tangan...43

Gambar 4.11 Salah Satu Kuburan Soanmisokan......44

Gambar 4.12 Jagung Bose, Makanan Tradisional Tamkesi, Daerah TTU...45

Gambar 4.13 Monumen Bahaen Nayufa...45

Gambar 4.14 Batu Berbentuk Jantung...46

Gambar 4.15 Tetu Usi Neno...50

Gambar 4.16 Salah Satu Kebun Masyarakat Biboki Tamkesi...50

Gambar 4.17 Rumah Masyarakat Biboki Tamkesi...51

Gambar 4.19 Dalam Rumah Masyarakat BibokiTamkesi...51

(15)

15

Gambar 4.21 Live In di Rumah Adat Tamkesi...58

Gambar 4.22 Sekolah Dasar di Tamkesi...60

Gambar 4.23 PUSKESMAS Biboki...60

Gambar 4.24 Akses Perbukitan Tamkesi... ..62

Gambar 4.25 Jalan masuk Sonaf...62

Gambar 4.26 Transportasi Bemo Menuju Tamkesi...63

(16)

16

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Tabel Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Desa Wisata Tamkesi……...3

Tabel 2.1 Identifikasi Fasilitas Budaya...17

Tabel 4.1 Potensi Tangible dan Intangible Desa Tamkesi...38

(17)

17

DAFTAR ISTILAH

Accessibility : Motivasi utama bagi wisatawan dalam melakukan

perjalanan ke suatu daerah.

Ainu Usi Neno : Tuhan.

Amenities : Segala macam sarana dan prasarana yang diperlukan oleh

wisatawan selama berada di daerah tujuan wisata.

Ancilliary : Sarana dan infrastruktur untuk menuju destinasi.

Attraction : Ketersediaan sebuah organisasi atau pelaku pariwisata yang

mengurus destinasi tersebut.

Au ua : Saya makan.

Bose : Lunak.

Cafe : Tempat usaha dimana berbagai makanan, minuman dan

cemilan ditawarkan dalam suasana yang santai.

Hai mia : Kami makan.

Hi mia : Kalian makan.

Hit tah : Kita makan.

Ho mua : Engkau makan.

In nah : Dia makan.

Individual tourist : Wisatawan yang melakukan perjalanan wisata secara

(18)

18

Klunin Bo’es Baat Boes : Pembagian kekusaan kerajaan Biboki didasarkan pada

kediaman suku-suku pada empat mata angin yang

lasimnya.

Live in : Kegiatan di mana wisatawan tinggal di rumah penduduk

selama beberapa hari, dan wisatawan pun harus mengikuti

kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh orang tua angkat

kita di tempat tersebut.

Lopo : Rumah adat yang terdapat di daerah Nusa Tenggara

Timur. Bangunan ini juga dianggap sebagai rumah

serbaguna (multifungsi) karena dapat digunakan sebagai

tempat pertemuan, kumpul keluarga dan juga sebagai

lumbung tempat menyimpan stok pangan.

Numerical : Menurut angka/bilangan.

Paha uasna : Pusat bumi.

Rest area : Tempat peristirahatan yang terpadu dan dapat

mempermudah bagi pengendara dan penumpang untuk

melakukan kegiatannya.

Stakeholders : Seluruh pihak yang memiliki kepentingan secara langsung

atau tidak langsung terhadap pengelolaan suatu daya tarik

wisata.

Sonaf : Istana.

Tetu usi neno : Mesbah Allah.

(19)

19

Tais : Kain sarung.

Tourism : Pariwisata.

Tutus : Tenun ikat

Travel agent : Badan usaha yang memberikan penerangan atau informasi

tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia

perjalanan pada umumnya dan perjalanan wisata khususnya.

What to see : Hal yang dapat dilihat.

(20)

20

DAFTAR SINGKATAN

ASEAN : Associations of Southest Asian Nations.

NGO : Non Government Organisation.

NTT : Nusa Tenggara Timur.

PUSKESMAS : Pusat Kesehatan Masyarakat.

TTU : Timor Tengah Utara.

UNESCO : The United Nations Educational, Scientific and Cultural

Organization.

(21)

21

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,

didalam naskah laporan akhir program/skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang

pernah diajukan oleh pihak lain untukmendapatkan karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh oranglain, kecuali yang tertulis dikutip dalam naskah ini

dan disebut dalam sumber kutipan atau daftar pustaka.

Apabila ternyata didalam naskah laporan akhir program/skripsi ini dapat dibuktikan

terdapat unsur-unsur jiplakan/plagiat, saya bersedia laporan akhir program/skripsi ini

digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (Strata 1) dibatalkan, serta

diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

(Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Denpasar, 05 April 2016 Yang membuat pernyataan

(22)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan

seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke

tempat yang lain dengan meninggalkan tempat semula untuk menikmati kegiatan

pertamasyaan atau rekreasi dan bukan dengan maksud untuk mencari nafkah di

tempat yang dikunjunginya (Koen Meyers, 2009).

Menurut UNWTO (2008), yang dimaksud dengan pariwisata adalah

kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di

luar lingkungan kesehariannya tidak lebih dari satu tahun berturut-turut untuk

rekreasi, bisnis dan keperluan lainnya. Sedangkan menurut Undang-Undang

Republik Indonesia nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan dijelaskan

bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam waktu sementara.

Pariwisata adalah industri terbesar dan paling cepat berkembang di dunia

dewasa ini, dan ‘pariwisata budaya’ merupakan segmen yang semakin populer

dan semakin banyak diminati.Menurut Pedersen, beberapa tren pariwisata di masa

(23)

menginginkannya wisatawan akan pengalaman nyata dengan budaya dan gaya

hidup lain, serta semakin dicarinya liburan yang bersifat aktif dan mengandung

unsur edukasi oleh konsumen (UNESCO, 2002).

Permasalahan pengembangan dan promosi pariwisata, baik di tingkat

nasional maupun di tingkat daerah semakin penting untuk mendukung

pembangunan nasional.Demikian juga kekayaan alam dan budaya yang dimiliki

Indonesia perlu mendapat perlindungan serta membutuhkan upaya pelestarian

agar dapat menjadi daya tarik wisata, yang pada akhirnya dapat menarik jumlah

kunjungan wisata baik domestik maupun mancanegara.

Salah satu pulau yang masih memiliki banyak kampung tradisional yang

menyimpan nilai-nilai sejarah dan budaya yang kental adalah Pulau Timor.Pulau

Timor juga memiliki sejuta pesona yang belum dijelajahi, dan bahkan oleh

sebagian besar penduduk Indonesia sendiri.Ironisnya, dokumentasi malah lebih

sering dilakukan oleh peneliti asing.Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi para

peneliti pariwisata Indonesia sebab sebenarnya kita masih belum tahu banyak

tentang kekayaan pariwisata nusantara yang sebenarnya.

Salah satu destinasi wisata yang menarik di Pulau Timor adalah Desa

Wisata Tamkesi, Kecamatan Biboki Selatan.Kerajaan Biboki disebut juga istana

kaisar/sonaf oleh masyarakat setempat.Di waktu lampau kerajaan itu di pimpin

oleh seorang kaisar atau yang lazim di sebut Kaisar/Raja Atupas Neno. Kerajaan

Biboki berpusat di Tamkesi. Pembagian kekusaan kerajaan Biboki didasarkan

pada kediaman suku-suku pada empat mata angin yang lazimnya disebut Klunin

(24)

”Desa Tamkesi belum mendapat Surat Keputusan (SK) dari pemerintah bahwa Desa Tamkesi ditetapkan sebagai desa wisata, namun Dinas Pariwisata Kota Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) telah menetapkan Desa Tamkesi sebagai desa wisata.”

(Wawancara tanggal 5 April 2015 dengan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Timor Tengah Utara)

Jumlah kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Tamkesi yang diperoleh dari

Raja Thesi Hilla Usboko pada tahun 2013 hanya berjumlah sekitar 500 orang dan

pada tahun 2014 jumlah kunjungan tersebut naik hingga mencapai 625 orang

wisatawan. Pada tahun 2015, wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata

Tamkesi bertambah menjadi 783 orang.Wisatawan yang berkunjung didominasi

oleh wisatawan asing yang berasal dari negara Australia, Jepang, Inggris, dan

Perancis.

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Desa Wisata Tamkesi

No. Tahun Jumlah wisatawan

(orang)

1. 2013 500

2. 2014 625

3. 2015 783

Sumber: Penelitian Lapangan (2016)

Desa Wisata Tamkesi masih belum dikembangkan secara baik dan memiliki

aksesibilitas serta amenitas yang masih sangat minim.Desa wisata ini terletak di

sebuah perkampungan yang dikelilingi oleh bukit terjal dan sulit untuk

dijangkau.Jalan menuju perkampungan Tamkesi sudah beraspal, namun beberapa

bagian sudah banyak yang rusak dan wisatawan harus melewati jalan tanah

bebatuan jika sudah mendekati destinasi. Bila sedang hujan, wisatawan tidak akan

(25)

tingkat aksesibilitas dan amenitas, Desa Wisata Tamkesi memiliki atraksi yang

cukup menakjubkan.Terdapat pula stakeholders yang bertugas untuk mengurus

dan mengembangkan Desa Wisata Tamkesi.Desa Tamkesi sudah memiliki

nilai-nilai budaya, namun belum digali secara lebih dalam sehingga potensinya perlu

diangkat dan dikembangkan agar dapat dijadikan sebagai atraksi dalam

pengembangan Desa Wisata Tamkesi.

Melihat fenomea-fenomea tersebut, maka penelitian ini penting dilakukan

untuk menentukan potensi sumber daya alam dan sumber daya budaya yang

mendukung pariwisata Desa Wisata Tamkesi, serta menentukan strategi yang

dapat dilakukan dalam mengembangkan Desa Tamkesi berbasis budaya.

Sehingga potensi-potensi budaya di Desa Tamkesi dapat dikembangkan secara

berkelanjutan dan memberikan manfaat yang signifikan terhadap kegiatan

ekonomi masyarakat di Desa Tamkesi.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Potensi budaya apa yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pariwisata

di Desa Wisata Tamkesi Kabupaten Timor Tengah Utara?

2. Bagaimana strategi pengembangan Desa Wisata Tamkesi sebagai Desa

(26)

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui potensi budayayang dapat dimanfaatkan untuk

pengembangan pariwisatadi Desa Wisata Tamkesi Kabupaten Timor Tengah

Utara.

2. Untuk mengetahui strategi pengembangan Desa Wisata Tamkesi sebagai desa

wisata di Kabupaten Timor Tengah Utara berbasis budaya.

1.4Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat berbermanfaat serta

memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang ilmu Pariwisata Perdesaan

yang telah didapat di bangku kuliah, khususnya dalam mengidentifikasi

potensi budaya yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan pariwisata dan

mengetahui bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan

suatu desa wisata berbasis budaya, terutama di Desa WisataTamkesi

Kabupaten Timor Tengah Utara.Selain itu, penelitian ini bermanfaat sebagai

bahan informasi para pihak yang ingin melakukan penelitian lanjutan, juga

sebagai sarana akademis ilmiah untuk membuktikan tentang teori-teori desa

wisata.

b. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada

(27)

potensi yang sudahdimiliki oleh Desa Wisata Tamkesi, serta sebagai sumber

informasi dan bahan pertimbangan secara referensi untuk menentukan

langkah-langkah taktis dan strategis dalam pengembangan Desa Wisata

berbasis budaya, selain itu diharapkan juga dapat meningkatkan kesejahteraan

dengan terbukanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat di sektor

pariwisata baik dalam bidang pelayanan jasa maupun sektor penunjang

lainnya.

1.5Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, sistematika penulisan akan disusun menjadi lima bab,

dan masing-masing akan diuraikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan menguraikan tentang latar belakang,

rumusanmasalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematikapenyajian.

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI

Bab ini akan menguraikan mengenai hasil penelitian sebelumnya serta

menguraikan konsep yang ada, seperti konsep daya tarik wisata,

konsep desa wisata, konsep budaya, konsep strategi pengembangan

desa wisata berbasis budaya, dan konsep potensi wisata.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan membahas mengenai metode penelitian yang

(28)

penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik

penentuan informan, dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum Desa Wisata

Tamkesi, potensi budayadi Desa Wisata Tamkesi, serta strategi

pengembangan Desa Wisata Tamkesi berbasis budaya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari keseluruhan

bab sebelumnya atau yang menjadi kesimpulan dari penelitian ini serta

berisi saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

pengembangan pariwisata di Desa Wisata Tamkesi Provinsi Timor

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya

Telaah hasil penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai acuan untuk

penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh I Made Adi Dharmawan, et al

(2014).Penelitian tersebut berjudul Strategi Pengembangan Desa Wisata di Desa

Belimbing Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan.Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk melaksanakan potensi Desa Belimbing yang dilihat dari empat aspek

yaitu kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, dan juga untuk mengetahui

strategi pengembangan pariwisata pedesaan di Desa Belimbing.

Adapun hasil dari penelitian menunjukkan bahwa potensi yang dimiliki desa

wisata di Desa Belimbing Kecamatan Pupuan ditinjau dari (a). kekuatan

(keindahan SDA, keunikan SDA, Kelestarian SDA, atraksi wisata, kondisi

lingkungan yang sejuk, berbagai jenis usaha masyarakat lokal, aksesibilitas, sikap

masyarakat, pendapatan masyarakat luas, pengamanan pihak aparat), (b).

kelemahan (sarana dan prasarana, layanan pegawai pemda, keterampilan

masyarakat dalam berbahasa Inggris yang fasih, manajemen pengelolaan objek,

dukungan dana, kebersihan lingkungan, pemanfaatan SDM sebagai pemandu

wisata, dan penataan lingkungan), (c). peluang (kunjungan wisatawan, letak

strategis dengan objek wisata lain, adanya kepastian hukum, konsep

(30)

kebutuhan wisata alternatif, daerah tujuan wisata di Bali, terjalinnya kerjasama,

dukungan pelaku wisata, otonomi daerah yang diberlakukan pemerintah, nilai

budaya masyarakat setempat), (d) ancaman (persaingan dengan daerah lain dalam

pengembangan desa wisata, berubahnya pola pikir dan perilaku masyarakat,

adanya pedagang acung, adanya penduduk pendatang, dan tercemarnya

lingkungan).

Strategi pengembangan desa wisata di Desa Belimbing yaitu

mengembangkan desa wisata dan mempertahankan daya tarik dengan

mempersiapkan paket wisata, mempersiapkan rute/peta tracking, dan penataan

kawasan. Perbedaan penelitian milik I Made Adi Dharmawan, et al (2014)

dengan penelitian ini yaitu strategi yang digunakan dalam penelitian tersebut

melakukan strategi pengembangan dengan menggunakan analisis SWOT

(strengths, weaknesses, opportunities, dan threats), sedangkan penelitian ini

menggunakan metode strategi pengembangan desa wisata menurut Destination

British Columbia (2014).

Penelitian terkait dengan lokus penelitian adalah penelitian yang dilakukan

oleh Reginaldo Ch. Lake (2014) yang berjudul Konsep Ruang Dalam dan Ruang

Luar Arsitektur Tradisional Suku Atoni di Kampung Tamkesi di Pulau

Timor.Penelitian ini berfokus pada konsep ruang arsitektur tradisional. Konsep ini

diyakini akan dapat melahirkan teori-teori lokal untuk kontribusi pada

perancangan yang dapat bertahan dalam kurun waktu yang cukup lama atau

dengan kata lain adalah dapat berkelanjutan. Penelitian ini menganalisis hasil

(31)

tahun tetapi masih tetap dapat dikatakan permukiman yang mempunyai nilai

arsitektur tinggi sampai sekarang.Alat baca yang digunakan berlandaskan pada

elaborasi paradigma fenomenologi-Schulz dan teori ordering principles-Salura.

Tujuan penelitian adalah menghasilkan pemahaman mendalam (verstehen)

tentang budaya bermukim di kalangan suku Atoni di kampung adat Tamkesi dan

menemukan konsep serta relasi ruang dalam dan ruang luar arsitektur

permukiman tradisional mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relasi

lingkungan sekitar, tapak, bentuk, sosok, dan siklus alam-budaya dipegaruhi oleh

konsep hirarki atas-bawah serta adanya pengikat (datum) yang didukung oleh

konsep spesifik, yaitu (1) tata suku-tata gender, (2) persaudaraan etnis, (3)

ketaatan tradisi, simbol budaya, spiritual, dan (4) konsep menyatu dengan alam.

Konsep tersebutlah yang membuat arsitektur permukiman adat Tamkesi dapat

terus bertahan sampai saat ini.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian milik Reginaldo Ch. Lake

(2014).yaitu Reginaldo mengambil lokus penelitian mengenai Konsep Ruang

Dalam dan Ruang Luar Arsitektur Tradisional Suku Atoni di Kampung Tamkesi

di Pulau Timor, sedangkan penelitian ini mengambil lokus mengenai

Pengembangan Data Tarik Wisata Berbasis Budaya di Desa Wisata Tamkesi

(32)

2.2Landasan Konsep

2.2.1 Konsep Daya Tarik Wisata

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Daya

Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan,

kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan

hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.

Menurut Cooper (1993) daerah tujuan wisata harus didukung empat

komponen utama daya tarik wisata atau yang dikenal dengan ”4A”, yaitu:

1. Attraction

Attraction atau atraksi adalah motivasi utama bagi wisatawan dalam

melakukan perjalanan ke suatu daerah.Atraksi berkaitan dengan what to

see dan what to do, yaitu hal yang dapat dilihat dan dilakukan oleh wisatawan

di destinasi tersebut.Atraksi bisa berupa keindahan dan keunikan alam,

budaya masyarakat setempat, peninggalan bangunan bersejarah, serta atraksi

buatan seperti sarana permainan dan hiburan.Seharusnya sebuah atraksi harus

mempunyai nilai diferensiasi yang tinggi. Unik dan berbeda dari daerah atau

wilayah lain.

2. Amenities

Secara umum pengertian amenities (fasilitas) adalah segala macam fasilitas

yang diperlukan oleh wisatawan selama berada di daerah tujuan

wisata.Sarana dan prasarana yang dimaksud seperti akomodasi (hotel, guest

(33)

parkir, klinik kesehatan, dan sarana ibadah) serta usaha makanan dan

minuman (restoran, warung, cafe).Tentu saja fasilitas-fasilitas tersebut juga

perlu melihat dan mengkaji situasi dan kondisi dari destinasi sendiri dan

kebutuhan wisatawan.Tidak semua amenitas harus berdekatan dan berada di

daerah utama destinasi.Destinasi alam dan peninggalan bersejarah sebaiknya

agak berjauhan dari amenitas yang bersifat komersial, seperti hotel, restoran

dan rest area.

3. Accessibility

Accessibility atau aksesibilitas adalah sarana dan infrastruktur untuk menuju

destinasi. Akses infrastruktur (kendaraan umum, air, jalan, listrik, pelabuhan),

ketersediaan sarana transportasi dan rambu-rambu penunjuk jalan merupakan

aspek penting bagi sebuah destinasi. Banyak sekali wilayah di Indonesia yang

mempunyai keindahan alam dan budaya yang layak untuk dijual kepada

wisatawan, tetapi tidak mempunyai aksesibilitas yang baik, sehingga ketika

diperkenalkan dan dijual, tak banyak wisatawan yang tertarik untuk

mengunjunginya.Perlu juga diperhatikan bahwa akses jalan yang baik saja

tidak cukup tanpa diiringi dengan ketersediaan sarana transportasi.Bagi

individual tourist, transportasi umum sangat penting karena kebanyakan

mereka mengatur perjalanannya sendiri tanpa bantuan travel agent, sehingga

sangat bergantung kepada sarana dan fasilitas publik.

4. Ancilliary

Ancilliary berkaitan dengan ketersediaan sebuah organisasi atau pelaku

(34)

penting karena walaupun destinasi sudah mempunyai atraksi, aksesibilitas dan

amenitas yang baik, tapi jika tidak ada yang mengatur dan mengurus maka ke

depannya pasti akan terbengkalai. Organisasi sebuah destinasi akan

melakukan tugasnya seperti sebuah perusahaan. Mengelola destinasi sehingga

bisa memberikan keuntungan kepada pihak terkait seperti pemerintah,

masyarakat sekitar, wisatawan, lingkungan dan para stakeholder lainnya.

Dalam penelitian ini, komponen 4A akan digunakan sebagai alat analisis

upaya pengembangan potensi pariwisata di Desa Tamkesi, Kabupaten Timor

Tengah Utara karena dianggap sesuai untuk menganalisis potensi pariwisata

di Desa Tamkesi.

2.2.2 Konsep Desa Wisata

Menurut Chafid Fandeli (2002) secara lebih komprehensif menjabarkan

desa wisata sebagai suatu wilayah pedesaan yang menawarkan keseluruhan

suasana yang mencerminkan keaslian desa, baik dari segi kehidupan sosial

budaya, adat istiadat, aktifitas keseharian, arsitektur bangunan, dan struktur tata

ruang desa, serta potensi yang mampu dikembangkan sebagai daya tarik wisata,

misalnya: atraksi, makanan dan minuman, cinderamata, penginapan, dan

kebutuhan wisata lainnya.

Desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi,

dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan

masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Suatu desa

(35)

alam perdesaan, maupun kehidupan sosial budaya masyarakatnya) yang dikemas

secara alami dan menarik sehingga daya tarik perdesaan dapat menggerakkan

kunjungan wisatawan ke desa tersebut (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata,

2011).

Masyarakat menjadikan rumah-rumah mereka atau sebagian kamar-kamar mereka

menjadi tempat tinggal tamu sementara (homestay) dalam suatu desa wisata.Akan

menjadi komplit apabila tamu-tamu bisa menikmati keseharian rakyat (live in)

merasakan sajian makan dan jenis atraksi kebudayaan desa. Desa wisata akan

sukses kalau seluruh anggota masyarakat baik kepala keluarga, ibu-ibu rumah

tangga, pemuda, dan anak-anak ikut mendukung keberadaan desa wisata tersebut

(Hasbullah Asyari, 2010).

2.2.3 Konsep Budaya

Soelaiman Soemardi dan Selo Soemardjan (1995) menerangkanbahwa

budaya adalah hasil kerja atau usaha manusia yang berupa benda maupun hasil

buah pemikiran manusia dimasa hidupnya.Potensi budaya yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah budaya yang berwujud kebendaan (tangible) seperti

monumen, arsitektur bangunan, tempat peribadatan, peralatan, kerajinan tangan,

dan budaya yang tidak berwujud kebendaan (intangible) berupa berbagi atribut

kelompok atau masyarakat, seperti cara hidup, folklore, norma daken tata nilai.

2.2.4 Strategi Pengembangan Desa Wisata Berbasis Budaya

Strategi Pengembangan Desa Wisata yang dimaksud dalam penelitian ini

(36)

dilakukan untuk mengembangkan segala potensi yang ada dalam usaha

meningkatkan dan memperbaiki desa wisata, sehingga kelangsungan hidup desa

wisata tersebut dapat dinikmati oleh wisatawan nantinya dan dapat memberikan

manfaat kepada semua pihak.

Menurut Destination British Columbia (2014), berikut tujuh strategi yang

dapat membantu dalam pengembangan wisata di pedesaan:

1. Identify cultural amenities.

2. Create tourism business cluster initiatives by partnering with others.

3. Use a regional approach to develop visitor experiences.

4. Use circle tours or routes to draw visitors into rural areas.

5. Use cooperative marketing tools.

6. Promote a unique rural experience.

7. Conduct market research to minimize risk and enhance experience.

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai strategi yang dapat membantu

pengembangan wisata budaya di pedesaan:

1. Identify cultural amenities (Mengidentifikasi fasilitas pariwisata).

Langkah terpenting yang paling utama adalah mewawancarai

orang-orang di komunitas untuk mengembangkan pemahaman yang kuat tentang

jenis fasilitas budaya unik yang ada di wilayah pedesaan.Wawancarailah

partisipasi yang luas seperti stakeholder yang memiliki kepentingan yang

berbeda, bukan hanya mereka yang terlibat dalam kegiatan

(37)

contoh kelompok yang bisa memberikan perspektif tentang cerita yang tak

terhitung yang dapat membuat wisatawan tertarik.

Tabel 2.1 Identifikasi Fasilitas Budaya

(38)
(39)

Pekerjaan Kehutanan,

Sumber: Destination British Columbia Corp. 2014. Cultural and Heritage Tourism

Development. Canada: Destination BC Corp.

2. Create tourism business cluster initiatives by partnering with others

(Membuat inisiatif kelompok usaha pariwisata melalui kemitraan dengan

orang lain).

Setelah fasilitas regional telah dipahami dan diprioritaskan dengan lebih

baik untuk digunakan dalam budaya pariwisata, penting untuk terhubung

dengan masyarakat yang berdekatan atau bisnis yang berbagi tujuan yang

(40)

untuk pariwisata; berpikir tentang siapa yang harus berkontribusi, dan

manfaat dari pengembangan pariwisata budaya.

3. Use a regional approach to develop visitor experiences (Menggunakan

pendekatan regional untuk mengembangkan pengalaman wisatawan).

Sejalan dengan hal di atas, ingat bahwa wisatawan berkunjung ke daerah

dan melalui komunitas untuk pengalaman otentik.Sebar dan bagikan tujuan

pariwisata budaya anda dengan kelompok-kelompok regional dan temukan

bagaimana mereka dapat membantu anda.Atau jika diperlukan, buatlah grup

sub-regional yang dapat berkolaborasi dengan anda.

4. Use circle tours or routes to draw visitors into rural areas (Menggunakan

treking atau rute untuk menarik wisatawan ke wilayah pedesaan).

Treking atau rute membuat wisatawan jauh lebih mudah dalam

melakukan perjalanan ke daerah pedesaan.Menggabungkan peta, pengalaman

dan informasi membuat perjalanan lebih mudah diakses.Ketika ada kisaran

dari potensi pengalaman pariwisata yang tersedia, bisnis pariwisata pedesaan

dapat mengatasi hambatan waktu dan jarak.

5. Use cooperative marketing tools (Menggunakan alat pemasaran koperatif).

Banyak pengusaha besar dan usaha skala kecil pariwisata atau non profit

asosiasi pariwisata budaya memiliki anggaran pemasaran yang terbatas.Mirip

dengan dasar pemikiran untuk treking dan rute, bekerjalah dengan asosiasi

regional anda dalam inisiatif pemasaran koperatif untuk membantu dalam

(41)

6. Promote a unique rural experience. (Mempromosikan pengalaman pedesaan

yang unik).

Terkadang ada kecenderungan untuk mencoba dan meniru pengalaman

perkotaan di tempat pedesaan.Ingat bahwa budaya pedesaan adalah bagian

yang membuat pengalaman wisatawan meenjadi otentik.Menahan diri untuk

meniru standar di daerah perkotaan, gambarkan warna lokal dan budaya

hidup yang otentik di daerah pedesaan anda. Hal ini juga akan memastikan

wisatawan memperoleh apa yang telah dijanjikan, dan warga akan merasa

seperti bagian dari keseluruhan pengalaman.

7. Conduct market research to minimize risk and enhance experience.

(Melakukan riset pasar untuk meminimalkan risiko dan meningkatkan

pengalaman).

Temukan cara untuk berkolaborasi di kawasan ini untuk memperoleh

informasi wisatawan, seperti dengan melakukan survei, menggunakan

jaringan sosial, atau mengajukan beberapa pertanyaan sederhana pada

wisatawan di situs utama di wilayah ini. Ini merupakan cara untuk lebih

memahami siapa yang datang dan mengapa, apa yang mereka lakukan, dan

yang paling penting, seberapa puas mereka dengan pengalaman mereka.

Dalam penelitian ini, strategi pengembangan desa wisata berbasis budaya

akan digunakan untuk mengetahui strategi pengembangan yang ada di Desa

Wisata Tamkesi, Kabupaten Timor Tengah Utara, karena dianggap lebih sesuai

untuk menganalisis strategi pengembangan berbasis budaya yang ada di Desa

(42)

2.2.5 Konsep Potensi Wisata

Menurut Mariotti (dalam Yoeti 1983) potensi wisata adalah segala sesuatu

yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-orang

mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Sukardi (1998), juga mengungkapkan

pengertian yang sama mengenai potensi wisata, sebagai segala yang dimiliki oleh

suatu daya tarik wisata dan berguna untuk mengembangkan industri pariwisata di

daerah tersebut. Jadi yang dimaksud dengan potensi wisata adalah sesuatu yang

dapat dikembangkan menjadi daya tarik sebuah obyek wisata.

Dalam penelitian ini potensi wisata dibagi menjadi tiga macam, yaitu

potensi alam, budaya, dan potensi manusia.Yang dimaksud dengan potensi alam

adalah keadaan fisik suatu daerah, jenis flora dan fauna suatu daerah, dan bentang

alam suatu daerah, misalnya gunung dan hutan. Kelebihan dan keunikan yang

dimiliki oleh alam jika dikembangkan dengan memperhatikan lingkungan

sekitarnya akan menarik wisatawan untuk berkunjung ke obyek tersebut. Yang

dimaksud dengan potensi budaya adalah semua hasil cipta, rasa dan karsa

manusia baik berupa adat dan istiadat, kerajinan tangan, kesenian, peninggalan

bersejarah nenek moyang berupa bangunan, dan monument.Manusia juga

memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai daya tarik wisata, lewat

pementasan dan pertunjukan seni budaya suatu daerah.

Dalam penelitian ini, potensi yang dimaksud adalah potensi desa yang

(43)

dengan 4A (attraction, amenities, accessibilities, dan ancilliary) yang ada di Desa

(44)

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Desa Wisata Tamkesi
Tabel 2.1 Identifikasi Fasilitas Budaya

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini meneliti mengenai pengelolaan Museum Arma sebagai daya tarik wisata budaya di Desa

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas daya tarik wisata budaya dalam Upacara Adat Seren Taun, dilihat dari respon dan apresiasi

Selain itu, hal lain yang bisa dilakukan dalam pengembangan ekonomi kreatif ini adalah dengan meningkatkan nilai jual budaya menjadi sebuah destinasi wisata budaya khususnya

Penelitian ini dilaksanakan di kawasan pasca tambang marmer Desa Oenbit Kecamatan Insana Kabupaten Timor Tengah Utara yang berada pada wilayah dengan ketinggian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menilai strategi pengembangan objek wisata Benteng Portugis yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

3) Peningkatan jumlah destinasi menunjukkan secara kuantitas destinasi wisata di Kabupaten Banyuwangi baik destinasi alam, buatan, maupun budaya mengalami kenaikan dari

Strategi pelaksanaan Program padat karya pangan dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat desa di kabupaten Timor Tengah Utara yakni dengan strategi pendekatan

Laporan Praktek Kerja Nyata berjudul “Pengembangan Desa Wisata Budaya Prajekan Kidul Kecamatan Prajekan Kabupaten Bondowoso Sebagai Daya Tarik Wisata Unggulan di