SKRIPSI
PENGELOLAAN MUSEUM ARMA SEBAGAI DAYA
TARIK WISATA BUDAYA DI DESA UBUD
I NYOMAN MULIADI 1112015018
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
PENGELOLAAN MUSEUM ARMA SEBAGAI DAYA
TARIK WISATA BUDAYA DI DESA UBUD
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu bidang Destinasi Pariwisata
I NYOMAN MULIADI 1112015018
PROGRAM STUDI DESTINASI PARIWISATA
FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
HALAMAN PENGESAHAN
PENGELOLAAN MUSEUM ARMA SEBAGAI DAYA
TARIK WISATA BUDAYA DI DESA UBUD
Nama : I Nyoman Muliadi NIM : 1112015018
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Program Studi Destinasi pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.
Denpasar, 16 Maret 2016
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Ida Ayu Suryasih, M.Par I Gst. Ag.Oka Mahagangga, S.Sos.,M.Si NIP.19610815 198702 2 001 NIP. 19771010200604 1 004
Mengetahui,
HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI
PENGELOLAAN MUSEUM ARMA SEBAGAI DAYA
TARIK WISATA BUDAYA DI DESA UBUD
Nama : I Nyoman Muliadi NIM : 1112015018
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Program Studi Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana pada tanggal 16 Maret 2016 dan dinyatakan LULUS dengan predikat sangat memuaskan
TIM PENGUJI
Ketua : Dra. Ida Ayu Suryasih, M.Par (…………...)
Sekretaris : I GustiAgung Oka Mahagangga, S.Sos.,M.Si. ( )
Anggota : 1. Made Sukana, SST.Par.,M.Par.,MBA (…………...)
2. Ida Bagus Suryawan S.T.,M.Si (…………...)
3. Gde Indra Bhaskara,SST.Par.,MSc. (…………...)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pariwisata Ketua Program Studi
Destinasi Pariwisata
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : I Nyoman Muliadi
NIM : 1112015018
Program Studi : S1 DestinasiPariwisata
Menyatakan bahwa memang benar skripsi ini adalah hasil karya sendiri bukan plagiat
hasil karya orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa karya ilmiah ini bukan karya saya sendiri atau plagiat hasil orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Denpasar, 18 Maret 2016 Yang membuat pernyataan
ABSTRAK
Judul : Pengelolaan Museum Arma sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Desa Ubud Jumlah Halaman : 107
Ringkasan :
Museum Arma merupakan sebuah museum yang berada di Desa Ubud. Jika dilihat dari jenis koleksinya Museum Arma dikatagorikan sebagai museum seni lukis. Museum Arma sebagai daya tarik wisata budaya berharap mampu menjadi pusat budaya yang merupakan tempat untuk melestarikan seni budaya, maka dari itu pengelola diharapkan mampu melestarikan seni budaya bali melalui pelatihan, penyelenggaraan pendidikan dan penyelenggaraan event yang berkaitan dengan seni budaya Bali. Asumsi inilah yang melatar belakangi dipilihnya topik penelitian “Pengelolaan Museum Arma sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Desa Ubud” untuk diteliti.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dengan teknik analisis deskriptif kualitatif untuk menganalisis pengelolaan di Museum Arma. Sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, pengamatan dan studi kepustakaan. Penentuan informan di Museum Arma dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Sedangkan untuk wisatawan yang dimintai pendapat mengenai keberadaan Museum Arma di Desa Ubud menggunakan teknik incidental sampling. Penelitian ini dibatasi dengan menggunakan konsep pengelolaan, teori motivasi serta teori struktural fungsional.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah dalam pengelolaan Museum Arma sebagai daya tarik wisata budaya menjalankan program-program yang berkaitan dengan konservasi dan juga berkaitan dengan pengembangan seni budaya, maka dari itu pengelolaan di Museum Arma mengedepankan kegiatan upaya-upaya pelestarian seni budaya Bali. Hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan Museum Arma sebagai pusat budaya sekaligus sebagai daya tarik wisata budaya di Desa Ubud.
ABSTRACT
Title : Management of Arma Museum as Cultural Tourist Attraction in the village of Ubud
Number of page : 107
Summary :
Arma Museum is a museum located in the village of Ubud. When viewed from the type collection Arma Museum categorized as museum of art. Arma Museum as a cultural tourist attraction, hopes to become a cultural center is a place for preserving art and culture, therefore the manager is expected to preserve the art of Balinese culture by means of training, education and organizing events related to art and culture of Bali. That assumption is underlying me to choose this topic for research. The topic is “Management of Arma Museum as Cultural Tourist Attraction in the village of Ubud”
The method used in this research is a research method with qualitative descriptive analysis technique to analyze management of Arma Museum . Sources of data derived from primary data and secondary data. Data collecting technique using in-depth interviews, observation and study of literature. Determination of informants from Arma Museum in this study using purposive sampling technique. While tourists who asked to opinion about the existence of Arma Museum in Ubud Village using incidental sampling technique. This study is limited by using the concept of management, theory of motivation, and the structural-functional theory.
Results obtained are in the management of Arma Museum as a cultural Destination running programs related to the conservation and also related to the development of art and culture, therefore the management focus on activities Arma Museum conservation efforts Balinese art and culture. This is done to realize the Arma Museum as a cultural center as well as a cultural tourist attraction in the village of Ubud.
Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena telah memberikan asung kerta wara nugraha-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul “Pengelolaan Museum Arma sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Desa Ubud”.
Tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. I Made Sendra, M.Si. selaku dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana
2. I Gusti Agung Oka Mahagangga, S.Sos.,M.Si. selaku ketua program studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayanadan juga sebagai Pembimbing II yang telah mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dan meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan masukan kepada penulis disela-sela kesibukan Beliau.
3. Dra. Ida Ayu Suryasih, M.Par. selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran dari awal proses penyusunan proposal penelitian hingga penyusunan laporan tugas akhir ini selesai.
4. Drs. A. A. Ngr. Palguna. selaku pembimbing akademis yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Program Studi S1 Destinasi Pariwisata.
5. Tim dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk menyempurnakan laporan tugas akhir ini.
6. Segenap dosen dan pegawai tata usaha Fakultas Pariwisata Universitas Udayana atas bantuan, bimbingan dan kerjasamanya.
7. Anak Agung Gde Rai selaku Founder Museum Arma yang telah memberikan informasi kepada penulis.
9. Made Pande Artha selaku Kordinator museum yang telah memberikan informasi kepada penulis.
10. Ketut Kariasa selaku Asistent Direktur Museum Arma yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian di Museum Arma.
11. Kedua orang tua, I Wayan Reta dan Ni Nyoman Dasni serta kakak I Wayan Muliawan dan I Nengah Muliarta dan keluarga besar atas komitmen, kesabaran dan dukungannya yang tidak akan pernah ternilai.
12. Teman-teman kuliah Program Studi S1 Destinasi Pariwisata khususnya angkatan 2011, Agus Cahya, Satwika, Didink, Fredi Wirawan, Anom, Fandi serta pihak-pihak yang mendukung dan membantu penulis selama penyusunan tugas akhir ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
13. Teman-teman KKN Desa Tanglad 2014, khususnya Yesta dan Diah yang selalu mendoakan dalam penyusunan tugas akhir ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan tugas akhir ini masih belum sempurna, maka dari itu segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna kesempurnaan laporan tugas akhir ini. Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pengembangan pengelolaan museum khususnya di Bali.
Om Shanti, Shanti, Shanti Om
Denpasar, 02 Maret 2016
2.2.6 Batasan Pengertian Pendapat
4.2 Pengelolaan Museum Arma sebagai daya tarik wisata budaya di Desa Ubud...47
4.2.1Planning (Perencanaan) ...48
4.2.2 Organizing (Pengorganisasian)...51
4.2.3Actuating (Pelaksanaan)...62
4.3 Pendapat wisatawan terhadap keberadaan Museum
Arma di Desa Ubud ...78
4.3.1 Pendapat wisatawan terhadap seni budaya di Museum Arma ...78
4.3.2 Pendapat wisatawan terhadap tampilan koleksi di Museum Arma...83
4.3.3 Pendapat wisatawan terhadap unit usaha di Museum Arma...88
4.3.4 Pendapat wisatawan terhadap pelayanan di Museum Arma...92
4.3.5 Pendapat wisatawan terhadap kenyamanan di Museum Arma...95
4.3.6 Pendapat wisatawan mengenai Museum Arma berdasarkan website trip advisor ...98
BAB V SIMPULAN DAN SARAN...103
5.1 Simpulan ...103
5.2 Saran ...105
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data jumlah kunjungan wisatawan ke Bali 2
Tabel 1.2 Data jumlah kunjungan wisatawan ke Ubud 3 Tabel 1.3 Data jumlah kunjungan wisatawan ke lima
museum di Ubud 4
DAFTAR GAMBAR
Gambar4.1 Lukisan Raden Saleh 63
Gambar 4.2 Reward Cipta Award 2015 77
Gambar4.3 Penataan koleksi lukisan 87
Gambar4.4 Unit usaha di Museum Arma 91
Gambar 4.5 Fasilitas museum 98
DAFTAR BAGAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara Lampiran 2. Daftar Informan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kegiatan pariwisata merupakan suatu industri yang berkembang di seluruh dunia. Tiap-tiap negara mulai mengembangkan kepariwisataan yang bertujuan untuk menarik minat wisatawan agar berkunjung ke daerah tujuan wisata tersebut. Hal ini terjadi karena kegiatan kepariwisataan dapat memberikan pendapatan berupa devisa yang besar terhadap negaranya. Kegiatan pariwisata juga merupakan sebuah aktifitas ekonomi yang bisa diandalkan bagi suatu negara atau daerah yang memiliki keterbatasan dalam sumber daya alam, tetapi mempunyai potensi maupun keunikan panorama dan seni budaya.
Potensi itulah yang dapat digunakan sebagai suatu daya tarik yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu daerah tujuan wisata yang sangat digemari oleh wisatawan lokal maupun mancanegara di Indonesia adalah Pulau Bali.
pariwisata budaya yang mampu menyajikan panorama alam, seni pertunjukan dan adat istiadat masyarakat lokal.
adanya berbagai daya tarik wisata yang ada di Ubud. Ubud yang mengandalkan potensi seni dan kebudayaan yang dimiliki sebagai daya tarik, di desa Ubud terdapat berbagai jenis seni budaya yang merupakan warisan secara turun-temurun yang masih terjaga sampai saat ini seperti seni tari dan seni lukis.
Sebagai sarana untuk memfasilitasi keberadaan seni budaya. Di Ubud terdapat lima museum dari dua belas museum yang ada di Bali. Keberadaan museum menjadi begitu penting bagi suatu destinasi wisata seperti Ubud. Fungsi museum menjadi sangat penting dalam kaitannya Ubud sebagai kawasan wisata yang mengandalkan tradisi seni dan budaya. Adanya beberapa museum di Ubud akan sangat membantu wisatawan yang memiliki ketertarikan terhadap tradisi, seni dan budaya. Secara holistik melalui museum pengunjung dapat menyaksikan secara langsung berbagai macam koleksi-koleksi yang berkaitan dengan seni dan budaya.
Untuk menikmati seni budaya daerah Ubud, dapat dilakukan dengan mengunjungi beberapa museum yang menyimpan lukisan-lukisan. Museum-museum yang berada di Ubud sebagian besar menjadikan lukisan sebagai koleksi utama museum tersebut, hal ini dikarenakan di daerah Ubud sejarah perkembangan seni dan budaya khusunya seni lukis sangat beragam, mulai dari dari lukisan hasil dari pelukis lokal Bali hingga lukisan hasil pelukis Eropa. Berikut ini tabel 1.3 mengenai data jumlah kunjungan wisatawan ke lima museum di kawasan Ubud.
Tabel 1.3
(Orang) 2010 2011 2012 2013 2014
1 Neka 45.340 44.106 39.335 42.003 33.632 204.416
2 Rudana 7.480 9.032 14.674 6.850 4.686 42.722
3 Arma 8.049 9.009 17.892 23.885 29.316 88.151
4 Puri Lukisan - 25.620 31.051 36.746 44.645 138.062 5 Antonio
Blanco
- 37.298 41.311 44.673 43.695 166.977
Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2015
Berdasarkan pada tabel 1.3 di atas, Museum Neka merupakan museum yang paling banyak dikunjungi wisatawan selama 5 tahun terakhir, sedangkan Museum Rudana memiliki jumlah kunjungan wisatawan yang paling rendah. Apabila dilihat dari koleksi-koleksi seni lukis dan pengelolaanya ke lima museum di atas memiliki ciri dan karakteristik tersendiri.
Museum Puri Lukisan yang didominasi oleh koleksi seni lukis dengan gaya Pitamaha dan perkembangannya, dan museum ini dilengkapi dengan ruang pameran khusus untuk ajang promosi bagi seniman-seniman pemula sedangkan Museum Neka menampilkan sejarah perkembangan seni lukis Bali serta Museum Rudana dengan koleksi lukisan tradisional Bali hingga modern.
identitas koleksi lukisan dari pelukis-pelukis Asing dan pelukis lokal yang dipadukan di museum tersebut, dan sebagian besar diperoleh di luar negeri, selain itu dalam pengelolaanya Museum arma mencoba menyuguhkan seni secara utuh dan mengklaim diri sebagai “living Museum”.
Konsep living museum yang diterapkan di Arma, menurut keyakinan Agung Rai merupakan “sebagai acuan pendirian dan pengelolaan Museum di masa depan, dimana lingkungan sekitar berikut kehidupan sosial-kultural
sehari-harinya, menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keberadaan museum
ini”. Couteau (2013 : 166). Berdasarkan dari konsep living museum yang diterapkan di Museum Arma, pengemasan unsur budaya seni lukis, “seni kehidupan”, seni pertunjukan, dan seni makanan sebagai suatu produk yang dijadikan sebagai daya tarik wisata di Museum Arma.
Tabel 1.4
Jumlah Kunjungan wisatawan ke Museum Arma No Tahun Wisatawan Pertumbuhan
%
1 2010 8.049
-2 2011 9.009 11,9
3 2012 17.892 98,6
4 2013 23.885 33,4
5 2014 29.316 22,7
Jumlah 88.151
Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2015
Berdasarkan jumlah kunjungan wisatawan ke Museum Arma pada tabel 1.4, dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, puncaknya terjadi pada tahun 2014 yaitu kunjungan wisatawan mencapai 29.316 orang. Tentunya hal ini merupakan sebuah indikasi bahwa Museum Arma memiliki daya tarik dibidang seni maupun kebudayaan bagi wisatawan yang berkunjung.
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang telah dijabarkan di atas, maka dirumuskan permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana pengelolaan Museum Arma sebagai daya tarik wisata budaya ?
2. Bagaimana pendapat wisatawan terhadap keberadaan Museum Arma di Desa Ubud?
3. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengelolaan Museum Arma sebagai daya tarik wisata budaya.
2. Untuk mengetahui pendapat wisatawan terhadap keberadaan Museum Arma di Desa Ubud.
4. MANFAAT PENELITIAN
1.4.1. Manfaat Akademis
Melalui penelitian ini mahasiswa berupaya mengaplikasikan konsep pengelolaan guna membahas rumusan masalah di atas yang didapat selama perkuliahan di mata kuliah sosiologi dan antropologi pariwisata.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ide-ide pemikiran tentang pentingnya pengelolaan museum sebagai daya tarik wisata budaya khususnya kepada pihak pengelola museum.
5. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penelitian yang berjudul “Upaya pengelolaan Museum Arma sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Desa Ubud” ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang diangkatnya topik ini sebagai bahasan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini diuraikan tentang lokasi penelitian, ruang lingkup penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik penentuan informan dan teknik analisis data
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan tentang gambaran umum Museum Arma, sejarah pendirian museum Arma, pengelolaan Museum Arma sebagai daya tarik wisata budaya, dan pendapat wisatawan terhadap keberadaan Museum Arma di Desa Ubud.
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian ini berjudul tentang “Upaya Pengelolaan Museum
Arma sebagai Daya Tarik Wisata Budaya dalam Pelestarian Seni
Budaya di daerah Ubud. Penulisan dengan judul tersebut belum ada
yang meneliti, namun penelitian dengan topik yang berbeda sudah
banyak dilakukan di daya tarik wisata ini, sehingga penelitian ini
masih sangat diperlukan. Sebagai bahan perbandingan dalam penelitan
ini, berikut ini beberapa penelitian sebelumnya yang bisa dijadikan
bahan perbandingan dalam penelitian ini.
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Deta (2012) yang
berjudul “Upaya Pengelolaan Museum Bali untuk Meningkatkan
Jumlah Kunjungan Wisatawan dalam Mendukung program Gerakan
Nasional Cinta Museum tahun 2010-2014”. Dalam penelitian ini
menjelaskan mengenai upaya pengelolaan yang dilakukan Museum
melalui beberapa tahap, yaitu : Planning (perencanaan), yang
meliputi : upaya pelestarian koleksi benda-benda budaya, upaya
penataan dan penyajian koleksi, uaya perbaikan sarana dan prasarana,
upaya peningkatan kualitas pelayanan dan upaya promosi atau
memperkenalkan Museum bali kepada masyarakat luas, organizing
(pengorganisasian) adalah proses pembagian tugas yang sesuai dengan
tugas masing-masing jabatan dari masing-masing pengurus, actuating
(pelaksanaan) adalah proses kerja atau upaya yang dilakukan oleh
pihak penglola Museum Bali dalam mengelola Museum bali sesuai
dengan apa yang telah direncanakan, dan yang terakhir adalah
controlling (pengawasan) yang dilakukan oleh Kepala dinas Museum
bali selaku pimpinan tertinggi di museum tersebut yang bertugas
mengawasi dan memonitoring semua proses pengelolaan yang ada di
Museum Bali. Upaya-upaya yang dilakukan tersebut dikatakan cukup
berhasil dalam menarik jumlah kunjungan wisatawan karna terbukti
dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Hajar (2005),yang
berjudul “Strategi Pengelolaan Museum Samparaja sebagai Objek
Wisata Budaya di Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat”.
Dalam penelitian ini strategi pengelolaan objek wisata Museum
program-program pengelolaan yaitu : membenahi struktur organisasi
Museum Samparaja, penataan ruang pameran tetap, penyedian dana
dalam pemeliharaanya, melakukan labelisasi koleksi, menjalin
komunikasi/kerjasama dengan instansi atau pihak terkait, membentuk
petugas keamanan, menambah jumlah pegawai yang memahami
tentang perMuseuman, memberikan pelatihan dan pendidikan di
bidang permusiuman dan pariwisata bagi pegawai, melakukan
kegiatan promosi, membuat buku panduan dan brosur sebagai media
informasi, dan merenovasi bangunan yang rusak.
Penelitian yang ketiga, dilakukan oleh Mardika (2001) dengan
judul Manajemen Sumber Daya Budaya (Studi Kasus di Museum
Arma). Dalam penelitian ini menjelaskan mengenai pengelolaan
Museum Arma yang dipandang sebagai manajemen sumber daya
budaya sebuah tesis. Hal tersebut terjadi karena melalui pengelolaan
Museum Arma tercermin pemanfaatan aspek-aspek seni budaya dalam
upaya pelestarian sumber budaya tersebut.
Dalam pengelolaan koleksi, Museum Arma melakukan
perpaduan seni budaya, seperti unsure seni visual, seni pertunjukan,
seni kehidupan dan lingkungan yang dikemas menjadi satu kesatuan
dan gallery) ternyata dalam pengelolaannya dapat saling memberikan
kontribusi di bidang sumber daya manusia, sumber daya keuangan dan
pemasarannya. Pengelolaan Museum Arma bermakna bagi masyarakat
sekitar daerah Museum Arma, dapat ditinjau dari aspek ekonomi,
sosial dan budaya. Makna ekonomi yang dapat langsung dirasakan
masyarakat adalah melalui kesempataan menjadi tenaga kerja di Arma,
pelatih seni, penari yang mengisi pentas seni, serta sumbangan (dana
punia) kepada desa adat di wilayah Ubud. Makna budaya dari Museum
Arma dapat dicermati dari perannya sebagai wahana cagar budaya
dan sekaligus berperan mengembangkan nilai-nilai budaya local.
Dan yang terakhir adalah makna sosial, dalam pengelolaan
Museum Arma memiliki berbagai bentuk kegiatan yang mengemban
unsur misi pendidikan budaya kepada generasi-genari muda. Dengan
demikian melalui pengelolaan Museum Arma tercermin adanya upaya
pelestarian, pemasukan, dan nilai-nilai budaya lokal.
Persamaan penelitian dengan penelitian sebelumnya yang
pertama terdapat pada fokus penelitian. Fokusnya sama-sama meneliti
mengenai pengelolaan di sebuah Museum, namun penelitian yang di
lakukan Museum Arma lebih menekankan terhadap upaya
pengelolaan Museum Arma sebagai daya tarik wisata budaya dalam
kunjungan wisatawan ke Museum Bali agar meningkat sedangkan
dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan dari
Museum Arma dalam pelestarian seni budaya.
Persamaan dengan penelitian sebelumnya yang kedua adalah
terdapat pada fokus penelitian yaitu meneliti mengenai pengelolaan
Museum sebagai daya tarik wisata budaya. Namun terdapat perbedaan
antara penelitian yang dilakukan sekarang dengan penelitian
sebelumnya yaitu, penelitian yang dilakukan peneliti sekarang adalah
melalui suatu pengelolaan Museum Arma sebagai daya tarik wisata
budaya diharapkan mampu mengetahui peranan dari Museum Arma
dalam pelestarian seni budaya sedangkan dalam penelitian sebelumnya
penelitian tersebut berlandaskan pada persepsi wisatawan yang
berkunjung ke Museum Samparaja analisis pendekatan SWOT,
berlandaskan kedua hal tersebut maka dilakukan pengelolaan yang
bertujuan untuk memperbaiki pengelolaan di Museum Samparaja.
Persamaan dengan penelitian sebelumnya yang ketiga adalah
terdapat pada fokus dan lokus penelitian. Fokusnya sama-sama
meneliti mengenai pengelolaan di Museum Arma, namun penelitian
ini lebih terfokus kepada peran Museum Arma dalam pelestarian
2.2.Landasan Konsep dan Teori Analisis
2.2.1. Konsep Pengelolaan
Kata pengelolaan dapat diartikan dengan manajemen, yang
berarti pula pengaturan atau pengurusan. Banyak orang yang
mengartikan manajemen sebagai pengaturan, pengelolaan, dan
pengadministrasian yang dapat diartikan dengan manajemen, yang
juga berarti pengaturan atau pengurusan. Arikunto (2010 : 31).
Berikut ini adalah pendapat dari beberapa ahli mengenai
pengertian pengelolaan dari konsep manajemen yakni :
1. Manajemen merupakan sebuah proses yang khas yang terdiri
dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber
lainnya.Terry (2000 : 4)
2. Menurut Stoner ( dalam Handoko, 1993 : 8 ) manajemen, adalah
proses perencanaan , pengorganisasian , pengarahan, dan
pengawasan usaha – usaha para anggota organisasi dan penguna
sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
Berdasarkan dua pengertian mengenai pengelolaan
(manajemen) di atas, maka dapat disimpulkan pengertian pengelolaan
adalah suatu upaya memanfaatkan sumber daya yang ada, guna
mencapai suatu tujuan yang diinginkan dan dalam prosesnya untuk
mencapai tujuan tersebut.
Pengeloaan daya tarik wisata adalah suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mengelola dan mengatur kondisi suatu daya tarik
wisata berdasarkan potensi dan sumber daya yang telah dimiliki,
meliputi kegiatan membangun dan mengelola daya tarik wisata
beserta sarana dan prasarana yang diperlukan. Dalam pengelolaan
suatu daya tarik tidak lepas dari unsur – unsur manajemen yang terdiri
dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, serta pengawasan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan –
tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan , proyek,
program, prosedur, metode, sistem, anggran, dan standar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Fungsi ini menghendaki suatu
pandangan ke depan dan memiliki tujuan yang jelas.
2. Pengorganisasian
kelompok kerja dengan tugas masing - masing akan membantu
dalam pencapaian tujuan organisasi.
3. Penggerakan
Untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas, maka
diperlukan tindakan oleh pimpinan untuk menggerakan orang –
orang dalam menjalankan semua aktivitas itu. Tindakan – tindakan
yang dilakukan oleh pimpinan sering disebut dengan perintah.
4. Pengawasan
Pengawasan adalah peninjauan kembali kegiatan yang telah
berjalan, untuk memastikan apakah pekerjaan yang telah berjalan
dengan memuaskan untuk menjamin rencana berjalan sesuai arah
dan tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi yang dimaksud dengan pengelolaan dalam penelitian ini
adalah sesuatu metode atau tata cara yang dilakukan berlandaskan
didirikan oleh kalangan profesi permuseuman seluruh dunia yang
dikemukakan dalam konfrensi umum ke-11 (elevent general assembly
of ICOM, Copenhagen June 14th 1974) adalah sebagai berikut :
A Museum is a nonprofit making, permanent institution in the
service of society and of its development, and open to the public,
which acquires, conserves, communicates, and exhibits, for the
purpose of study education and enjoyment, material avidence of man
and environment.
Menurut Direktorat Jendral Kebudayaan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan dalam bukunya yang berjudul
“Pengelolaan Koleksi Museum”, museum adalah suatu lembaga yang
bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan
perkembangannya terbuka untuk umum yang memperoleh, merawat,
menghubungkan, dan memamerkan untuk tujuan-tujuan studi,
pendidikan dan kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan
lingkungannya. Direktorat Cagar Budaya dan Museum (2007).
2.2.3. Fungsi Museum
Kebijaksanaan pengembangan permuseuman di Indonesia
juga berpegang pada rumusan ICOM (International Council of
Museums) pada tahun 1927, yang menyangkut beberapa fungsi
2. Mengadakan dokumentasi dan penelitian ilmiah.
3. Mengadakan konservasi dan preservasi.
4. Menyebarkan dan pemerataan kesenian, ilmu
pengetahuan untuk umum.
5. Pengenalan dan pengkhayatan kesenian dan
kebudayaan antar bangsa.
6. Sebagai wadah cerminan pertumbuhan peradaban umat
manusia serta pembangkit rasa takwa dan syukur terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam peranan museum juga berpedoman pada ICOM pada
tahun 1927, yaitu :
1. Museum sebagai pusat dokumentasi dan penelitian.
2. Museum berperan sebagai penyaluran ilmu untuk
umum.
3. Museum berperan sebagai peningkatan aspirasi budaya
dan perkenalan budaya antar daerah dan bangsa.
4. Museum berperan sebagai sumber inspirasi dan sebagai
objek pariwisata.
5. Museum berperan sebagai suaka alam dan suaka budaya
serta cerminan sejarah alam dan kebudayaan kita.
1. Pusat budaya, dan karena itu program-program yang
berkaitan dengan kebudayaan perlu terus dikembangkan.
2. Pusat informasi, sehingga keberadaan perpustakaan dan
penyebaran informasi melalui publikasi dan terbitan-terbitan
lainnya, semakin terasa penting.
3. Sentra pengembangan sosial ekonomi lingkungan
sekitarnya, terutama bila tingkat kunjungan dapat terus
dikembangkan.
Dalam kegiatannya museum juga memiliki tujuan yang bersifat
konstitusional dan fungsional. Yang dimaksud dengan tujuan
konstitusional artinya bahwa museum bertugas memberikan pengertian
kepada generasi penerus bangsa, bahwa kita memiliki kebudayaan
yang besar dan agung. Sedangkan secara fungsional museum berfungsi
sebagai wadah dari pelaksanaan tujuan konstitusional. Pelaksanaan
tujuan ini mempunyai dua kepentingan, yaitu (Meiyani) 2001 :
1. Kepentingan terhadap benda-benda koleksi yang ada, sehingga
dapat disimpan dengan aman, terhindarkan dari kerusakan dan
kemusnahan yang tidak diinginkan. Hal ini merupakan unsur
terpenting dari Museum.
2. Kepentingan terhadap pengunjung, pengumpulan benda-benda
Dalam kaitannya dengan lingkungan fisik museum, ada
berpengaruh langsung terhadap fungsi museum. Secara garis besarnya
dapat dibagi menjadi beberapa bagian :
1. Lingkungan bangunan.
Agar dapat menjalankan fungsi dan peranan dengan baik, maka
dalam merencanakan bangunan museum harus memperhatikan
beberapa persyaratan, antara lain lokasi bangunan yang mudah
dijangkau serta dekat dengan jalanan umum.
2. Mempunyai nilai sejarah dan ilmiah (termasuk nilai
estetika).
3. Dapat diidentifikasi mengenai wujudnya (morfologi),
tipenya (tipologi). Gayanya (style), fungsinya, makna asalnya
secara historis dan geografis, genusnya (dalam orde biologi),
atau periodenya (dalam geologi khususnya untuk benda-benda
sejarah alam dan teknologi).
4. Harus dapat dijadikan dokumen, dalam arti sebagai
5. Dapat dijadikan suatu monumen atau bakal jadi
monumen dalam sejarah alam atau budaya.
6. Benda asli (realita), replica atau reproduksi yang sah
menurut persyaratan permuseuman. Untuk museum swasta
diwajibkan menyerahkan daftar koleksi yang dimilikinya dan
pertambahan koleksi pada setiap tahun kepada Departement
Pendidikan dan Kebudayaan. Ardiani 1998 (dalam Sudarianti,
2001).
Jadi yang dimaksud dengan fungsi museum dalam penelitian
ini adalah suatu lembaga yang merupakan sebuah tempat untuk
menyimpan ataupun menjaga benda-benda yang merupakan warisan
budaya secara turun temurun dan dapat digunakan sebagai tempat
pembelajaran dibidang pendidikan dalam bidang warisan budaya.
2.2.4. Konsep Daya Tarik Wisata
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 10 tahun
2009 tentang kepariwisataan, pasal 1 ayat 5 menyatakan bahwa daya
tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan,
dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan
hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan
1. Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, dalam
istilah pariwisata disebut natural amenities, yang termasuk
dalam kelompok ini adalah hutan, iklim, pemandangan dan
bentuk tanah, flora dan fauna, pusat-pusat kesehatan.
2. Hasil ciptaan manusia yang dalam istilah pariwisatanya disebut
man made supply yang berupa benda-benda bersejarah,
kebudayaan, dan keagamaan.
3. Tata cara hidup masyarakat (way to life) yaitu segala sesuatu
yang merupakan aktivitas atau kegiatan hidup manusia yang
khas dan mempunyai daya tarik tersendiri yang dapat dijadikan
objek wisata
Daya tarik wisata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
keunikan, maupun keindahan kekayaan seni dan budaya yang
merupakan hasil buatan manusia berupa benda-benda yang memiliki
nilai sejarah dalam perkembangannya dan menjadi sesuatu yang dapat
menarik wisatawan untuk berkunjung.
2.2.5. Konsep Pariwisata Budaya
Menurut Geriya (1996 : 45), pariwisata budaya adalah kegiatan
pariwisata di Bali yang menitik beratkan pada perkembangan segi-segi
Berdasarkan peraturan Pemerintah Provinsi Bali yang telah
menetapkan ketentuan mengenai Kepariwisataan Budaya Bali dengan
Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 2 Tahun 2012 Pasal 1 ayat 14 yaitu
Kepariwisataan Budaya Bali adalah kepariwisataan Bali yang
berlandaskan kepada kebudayaan Bali yang dijiwai oleh ajaran Agama
Hindu dan falsafah Tri Hita Karana aktualisasinya, sehingga terwujud
hubungan timbal balik yang dinamis antara kepariwisataan dan
kebudayaan yang membuat keduanya berkembang secara sinergis,
harmonis dan berkelanjutan untuk dapat memberikan kesejahteraan
kepada masyarakat, kelestarian budaya, dan lingkungan. (Perda
Provinsi Bali No 2 Tahun 2012 pasal 1 ayat 14).
Menurut Pendit (1994 : 41), wisata budaya adalah suatu
perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas
pandangan hidup seseorang dengan melakukan perjalanan ke suatu
daya tarik wisata yang memiliki keunikan berupa kebiasaan dan adat
istiadat serta seni budaya yang dimiliki.
Pariwisata budaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
suatu perjalanan wisata menuju daya tarik wisata yang mengandalkan
potensi kebudayaan sebagai daya tarik wisata yang paling dominan
Menurut Soenarjo (1984 : 26) pendapat adalah perkiraan,
pikiran, tanggapan atau jawaban terbuka terhadap sesuatu persoalan
yang dinyatakan berdasarkan kata-kata, baik dalam bentuk lisan
maupun tulisan. Pendapat bersifat subjektif. Pendapat orang mengenai
suatu hal dapat berbeda-beda, perbedaan pendapat yang dikeluarkan
bergantung pada sudut pandang dan latar belakang yang dimiliki.
Batasan pengertian pendapat dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana pendapat wisatawan terhadap keberadaan
Museum Arma di Desa Ubud.
2.2.7. Teori Struktural Fungsional
Asumsi dasar dalam teori struktural fungsional menurut Parson
(1951 : 137) yaitu masyarakat dilihat sebagai sebuah sistem dimana
seluruh struktur sosialnya (juga masing- masing elemen) terintegrasi
menjadi satu, masing- masing memiliki fungsi yang berbeda- beda tapi
saling berkaitan, dan menciptakan konsensus dan keteraturan sosial
serta keseluruhan elemen akan saling beradaptasi baik terhadap
perubahan internal dan eksternal dari masyarakat. Teori struktural
fungsional ini menekankan:
a. Persyaratan fungsional yang dibutuhkan oleh masyarakat
b. Kecenderungan masyarakat menciptakan konsensus
(kesepakatan) antar anggotanya. Terdapat punish dan reward terhadap
pelaksanaan konsensus tersebut.
c. Kontribusi “Peran dan Status” yang dimainkan oleh individu/
institusi dalam keberlangsungan sebuah masyarakat.
Teori sistem ini akan digunakan untuk menganalisis
mengenai konsensus atau kesepakatan dalam penerapan pengelolaan di
Museum Arma.
2.2.8. Teori Motivasi Wisatawan
Menurut Sharpley dan Wahab dalam Pitana (2005 : 58)
menekankan, motivasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam studi
tentang wisatawan dan pariwisata, karena motivasi merupakan “Trigger”
dari proses perjalanan wisata, walau motivasi ini acapkali tidak disadari
secara penuh oleh wisatawan itu sendiri.
Pada dasarnya seseorang melakukan perjalanan dimotivasi oleh
beberapa hal, motivasi-motivasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi
empat kelompok besar sebagai berikut:
1. Physical or physiological motivation yaitu motivasi yang bersifat fisik atau
fisologis antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi
2. Cultural motivation yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi dan
kesenian daerah lain, termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek tinggalan
budaya.
3. Social or interpersonal motivation yaitu motivasi yang bersifat pribadi, seperti
mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang
dianggap mendatangkan gengsi (prestice), melakukan ziarah, pelarian dari situasi
yang membosankan dan seterusnya.
4. Fantasy motivation yaitu adanya motivasi di daerah lain sesorang akan bisa lepas
dari rutinitas keseharian yang menjemukan dan yang memberikan kepuasan
psikologis. McIntosh dan Murphy dalam Pitana (2005 : 59)
Berdasarkan uraian teori di atas motivasi wisatawan untuk
berwisata timbul dari adanya dorongan emosional, yang melibatkan
sosio-psikologis sebagai rasa ingin tahu untuk mendapatkan pengalaman baru
dan sebuah pembelajaran dari apa yang mereka lihat selama mereka ada di
daerah tujuan wisata. Dalam hal ini tidak hanya terdapat satu pilihan
tindakan melainkan berbagai macam pilihan tindakan. Terkait dengan
banyaknya pilihan tindakan wisatawan, dengan teori motivasi inilah yang
akan mengarahkan pada permasalahan dalam penelitian ini.
Motivasi-motivasi tersebut yang akan dapat membuka pendapat wisatawan melakukan