• Tidak ada hasil yang ditemukan

Merancangan Kampanye untuk Mensosialisasikan Kegiatan Memilah Sampah Melalui Event Graphic Installation.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Merancangan Kampanye untuk Mensosialisasikan Kegiatan Memilah Sampah Melalui Event Graphic Installation."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar pengesahan ... ii

Pernyataan Orisinalitas Karya dan Laporan ... iii

Pernyataan Publikasi Laporan Penelitian ... iv

Kata Pengantar ... v

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 3

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 4

1.2.2 Rumusan Permasalahan ... 4

1.2.3 Ruang Lingkup Masalah ... 4

1.3 Tujuan Perancangan ... 5

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 5

1.4.1 Data Primer dalam Penelitian ... 6

1.4.2 Data Sekunder dalam Penelitian ... 6

1.4.3 Teknik Pengumpulan Data ... 7

1.5 Skema Perancangan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Ruang Lingkup Desain Komunikasi Visual ... 9

2.1.1 Pengertian Desain Komunikasi Visual ... 9

2.1.2 Materi Pembelajaran Desain Komunikasi Visual ... 9

2.1.2.1 Layout ... 9

2.1.2.2 Warna ... 10

2.1.2.3 Tipografi ... 10

2.1.2.4 Pengertian Kampanye ... 11

2.1.2.5 Jenis-jenis Kampanye ... 12

(2)

2.1.2.7 Segmentasi dan Target Pasar ... 13

2.1.2.8 Analisis SWOT ... 15

2.1.2.9 Positioning ... 16

2.1.3 Pengertian Seni Pemasangan ... 17

2.1.4 Graphic Installation ... 19

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH

3.1 Data dan Fakta ... 20

3.2 Data Hasil Observasi ... 20

3.2.1 Pengertian Sampah ... 20

3.2.2 Masa Terurai Sampah ... 21

3.2.3 Jenis-jenis Pengolahan Sampah ... 22

3.2.3.1 Sampah Berskala Besar ... 22

3.2.3.2 Sampah Berskala Rumah Tangga ... 23

3.2.4 Sampah Menumpuk ... 27

3.3 Lembaga Terkait ... 28

3.3.1 Recycle Experience ... 28

3.3.2 Mannequin Plastic ... 32

3.3.3 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis ... 34

3.3.3.1 The Trashcan Recycle Robot ... 34

3.4 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 37

3.4.1 Hasil Kuesioner ... 37

3.4.2 Analisis Terhadap Permasalahan ... 43

3.4.2.1 Segmentasi dan Targeting ... 43

(3)

4.4 Timeline Acara ... 52

4.5 Biaya Acara dan Promosi ... 53

4.6 Hasil Karya ... 54

4.6.1 Logo Event ... 54

4.6.2 Poster Invitation ... 58

4.6.3 Trashcan Invitation ... 60

4.6.4 Digital Poster ... 62

4.6.5 Hangtag dan Stampel ... 64

4.6.6 Graphic Installation ... 67

4.6.7 Ikon Guide ... 69

4.6.8 Merchandise Doll ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 72

5.2 Saran ... 76

5.2.1 Saran Terhadap Audiens ... 74

5.2.2 Saran Terhadap R-EXP dan Mannequin Plastic ... 74

5.3.3 Saran Terhadap Pemerhati dan Pembelajar DKV ... 74

Daftar Pustaka Daftar Istilah

Daftar Lampiran dan Lampiran Data Penulis

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Volume Sampah Kota Bandung per Hari (m3) ... 1

Tabel 1.2 Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi ... 2

Tabel 2.1 Waktu Dekomposisi Sampah ... 21

Tabel 2.2 Harga Sampah Anorganik ... 26

Tabel 3.1 Usia Target Kampanye ... 37

Tabel 3.2 Profesi/Pendidikan Target ... 37

Tabel 3.3 Gender ... 38

Tabel 3.4 Pengetahuan Memilah Sampah ... 38

Tabel 3.5 Pentingnya Teknik Daur Ulang ... 39

Tabel 3.6 Material Terurai Sampah ... 40

Tabel 3.7 Pengetahuan Masa Terurai Sampah ... 40

Tabel 3.8 Membuang Sampah Berdasarkan Kategori ... 41

Tabel 3.9 Memilah Sampah Hal Merepotkan ... 42

Tabel 4.1 Timeline Awareness 2012 ... 52

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.5 Skema Perancangan ... 8

Gambar 3.1 Kebersihan di Jepang ... 27

Gambar 3.2 Logo Recycle Experience ... 28

Gambar 3.3 Hasil Karya R-EXP ... 31

Gambar 3.4 Mannequin Plastic ... 32

Gambar 3.5 Tugas Akhir Attina Nuraini di UPI ... 33

Gambar 3.6 Trashcan Recycle Robot ... 34

Gambar 3.7 Pameran My Secret Garden ... 36

Gambar 4.1 Logo ... 55

Gambar 4.2 Logo Sistem ... 56

Gambar 4.3 Poster Invitation ... 59

Gambar 4.4 Facebook & Twitter ... 61

Gambar 4.5 Digital Poster ... 63

Gambar 4.6 Stampel dan Hangtag ... 65

Gambar 4.7 Prototype Hangtag ... 66

Gambar 4.8 Graphic Installation ... 68

Gambar 4.9 Icon ... 70

Gambar 4.10 Contoh Custom Toys ... 71

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sampah yang merupakan sisa akhir pembuangan manusia, merupakan

kumpulan benda yang sudah tidak terpakai oleh manusia, baik dalam bentuk padat,

cair maupun gas. Sampah ada setiap harinya disebabkan manusia selalu melakukan

kegiatan rutinitasnya dan menciptakan sampah dari pola perilaku kehidupannya dan

merupakan hal yang mutlak. Sampah di daerah kota Bandung memiliki angka

penumpukan yang selalu naik setiap tahunnya.

Tabel 1.1 Volume Sampah Kota Bandung perhari (m3) Sumber: Badan Pusat Statistik, 2007

Tahun 2001 2002 2003 2004 2005

Volume (m3) 6479 6470 6500 7500 7500

Permasalahan tentang sampah di kota Bandung sampai saat ini belum dapat

diatasi dengan tuntas. Penanganan sampah seperti daur ulang atau penghancuran

sampah belum optimal. Bahkan timbul fenomena dimana Tempat Pembuangan Akhir

(TPA) di Leuwigajah, Bandung terjadi ledakan karena penumpukan gas metana yang

berlebihan dan menyebabkan bencana bagi warga yang tinggal di area Leuwigajah.

Sampah dihasilkan ketika manusia melakukan aktifitas. Aktifitas manusia tidak

mungkin untuk dihentikan pergerakannya dan aktifitas manusia ada karena

kebutuhan dan keinginan dari manusia. Semakin tinggi keinginan manusia maka

secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan jumlah sampah yang

menumpuk. Salah satu penyebab tingginya tingkat keinginan manusia dikarenakan

adanya sifat konsumerisme. Sifat ini akan membuat manusia untuk terus membeli

barang baru sesuai keinginan bukan sesuai kebutuhan. Dari hal tersebut maka

benda-benda lama yang dimiliki oleh manusia secara otomatis akan mulai tergantikan

(7)

sampah. Hal ini diperparah dengan tingginya angka pertumbuhan manusia yang

terjadi setiap tahunnya.

Tabel 1.2 Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

Tahun 1971 1980 1990 2000 2010

Jawa Barat 21,877,136 27,453,525 35,384,352 35,729,537 43,053,732

Dapat dibayangkan apa yang akan terjadi jika angka pertumbuhan penduduk

dan volume sampah dihubungkan dan tidak ada tindakan yang dapat mengurangi

jumlah sampah di Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung.

Setiap manusia di Kota Bandung memiliki kontribusi untuk menghasilkan sampah

sebanyak kurang lebih 3 liter per hari, jika angka ini dikalikan dengan total jumlah

penduduk Kota Bandung yang saat ini memiliki 2,5 juta jiwa penduduk maka

diprediksi setiap harinya Kota Bandung akan memiliki sampah seberat 1800 ton. PD

Kebersihan Kota Bandung dapat mengangkut sampah menuju TPA Sarimukti yang

berjarak 45 kilometer dengan jarak tempuh 3 sampai 4 jam. Total 1800 ton sampah

yang berasal dari Kota Bandung hanya dapat terangkut kurang lebih sebanyak 1500

ton setiap harinya, dan 300 ton sisanya dibuang ke sungai, dibiarkan menumpuk di

beberapa areal Kota Bandung atau dibakar dan dikelola sendiri.

Kesadaran masyarakat kota Bandung akan sampah dan cara pengolahan

masih tergolong sangat minim. Dalam tumpukan sampah yang berada di Kota

Bandung tercampur sampah organik dan non organik, hal ini disebabkan karena

sedikitnya masyarakat yang memilih untuk membuang sampah berdasarkan

kategorinya. Hal ini dimaksudkan agar mempermudah proses daur ulang dan

penghancuran sampah. Proses daur ulang yang dilakukan di Indonesia tergolong

sederhana, sebagai contoh material plastik dikumpulkan, dipilah, dicuci dihancurkan

dan dilebur. Hal ini tidak terlalu sulit untuk dilakukan tetapi proses pembuangan

sampah yang mencampur organik dan non organik menjadikan proses ini sulit untuk

dilakukan. Pada tahun 2008, produksi kemasan plastik semakin diperparah karena

(8)

polusi yang membahayakan lingkungan. Kesadaran manusia untuk memilah sampah

merupakan langkah terbaik untuk mulai memperbaiki hal tersebut.

Pengetahuan lain yang diperlukan oleh masyarakat tentang sampah adalah

pemahaman tentang bahayanya sampah sesuai masa terurainya masing-masing.

Kurangnya pemahaman dalam masa terurai sampah menjadikan banyak masyarakat

yang kurang aware terhadap lingkungan sekitar. Hal ini tidak berakibat besar dalam waktu jangka pendek, tetapi jika dihitung dengan pertumbuhan jumlah penduduk,

peningkatan volume sampah, dan masa terurai sampah jika dibiarkan, maka dunia

akan tertutup sampah dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama.

Masalah Merancang Kampanye Untuk Mensosialisasikan Kegiatan Memilah

Sampah Melalui Event Graphic Installation diambil karena tema tugas akhir yang ditentukan jurusan ialah, “Kontribusi Desain Komunikasi Visual Terhadap Kota

Bandung”. Permasalahan tersebut diteliti karena minimnya kesadaran masyarakat

akan kondisi lingkungan yang berhubungan dengan sampah. Diharapkan setelah

penelitian ini diperoleh hasil yaitu masyarakat lebih memperhatikan kondisi

lingkungan dan dapat membantu untuk menolong melestarikan lingkungan melalui

hal kecil yang dapat dilakukan sehari-hari, yaitu memilah sampah secara benar. Jika

sampah di Kota Bandung semakin menumpuk dan tingkat kesadaran masyarakat

akan lingkungan masih minim maka bagaimanakah kondisi Kota Bandung di masa

depan? Hal-hal apakah yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk membantu

mengatasi permasalahan sampah di Kota Bandung? Dan hal apakah yang dapat

dilakukan desainer untuk membantu permasalahan lingkungan di Kota Bandung?

Jadi, penelitian Merancang Kampanye Untuk Mensosialisasikan Kegiatan Memilah

Sampah Melalui Event Graphic Installation mutlak untuk dilakukan dan diteliti.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, berikut ini akan

dikemukakan identifikasi masalah dari Merancang Kampanye Untuk

(9)

1.2.1 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan fenomena dan cuplikan data yang telah dideskripsikan dalam

latar belakang masalah berikut ini akan dipaparkan permasalahan yang diperoleh

atau yang diidentifikasikan yaitu sebagai berikut,

1) Masyarakat tidak memiliki perilaku dan tindakan baik dalam memilah sampah.

2) Kurangnya tingkat pemahaman masyarakat terhadap masa terurai sampah dan

akibatnya terhadap lingkungan.

3) Belum adanya sebuah media yang memberikan informasi terhadap masyarakat.

1.2.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, berikut ini

akan dirumuskan pokok-pokok persoalan yang akan dibahas, dianalisis, dan

dipecahkan dalam penelitian ini, yaitu,

1) Bagaimana cara mensosialisasikan cara memilah sampah kepada remaja di kota

Bandung melalui event Graphic Installation?

1.2.3 Ruang Lingkup Masalah

Untuk memecahkan dan menjawab permasalahan yang telah dirumuskan di

atas, akan digunakan pemahaman dan penerapan tentang desain komunikasi visual,

elemen grafis seperti warna, layout dan tipografi. Selain itu akan digunakan juga

penerapan teori model komunikasi berupa seni pemasangan atau instalasi untuk

menjawab fenomena komunikasi yang terjadi.

Dalam perancangan kampanye ini, akan menggunakan beberapa tahap dalam

mencapai tujuan akhir yaitu tahap pengenalan, tahap pembelajaran dan tahap

pemantapan. Tetapi dalam perancangannya akan dibatasi hanya tahap pengenalan

sebagai tahap terpenting untuk mengubah perilaku masyarakat agar mulai untuk

disiplin dalam memilah sampah.

Berikut pembahasan tahap pengenalan sendiri mencakup cara meraih perhatian

(10)

1.3 Tujuan Perancangan

Sesuai dengan permasalahan dan ruang lingkup yang telah diuraikan di atas,

berikut ini akan dipaparkan garis besar hasil yang ingin diperoleh setelah masalah

diteliti dan dipecahkan, yaitu sebagai berikut:

1) Merancang sebuah media Graphic Installation yang dapat mensosialisasikan kegiatan memilah sampah kepada masyarakat kota Bandung.

2) Mengubah pandangan masyarakat kota Bandung khususnya remaja kota

Bandung tentang memilah sampah menjadi sebuah kegiatan yang

menyenangkan.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan suatu penelitian atau penyusunan suatu makalah

akademik dan literature (bahan bacaan) maupun melalui penelitian dan pengamatan langsung di pelaksanaan sebuah karya desain, diperlukan data yang cukup memadai

sebagai dasar pemikiran dan arahan konsep. Pengumpulan data dapat dilakukan

melalui literature maupun penelitian dan pengamatan lapangan

Berdasarkan informasi dan data yang dikumpulkan dapat dibedakan;

1) Data Primer: data atau informasi aktual tentang suatu objek yang diusahakan,

dicari, diperoleh, dan dicatat untuk pertama kali oleh si peneliti sebagai pihak

pertama penerima data, melalui penelitian dan pengamatan langsung terhadap

objek yang diteliti. Jadi bersifat faktual, konkret, objektif, dan apa adanya.

Dalam mencoba menemukan data, diperlukan sudut pandang sebagai orang

pertama untuk mengamati secara langsung.

2) Data Sekunder: data atau informasi yang bukan diusahakan sendiri oleh si

peneliti, melainkan oleh pihak lain yang telah terekam, telah tersedia, dan dapat

dikutip serta dimanfaatkan oleh peneliti atau pihak lain yang memerlukannya.

Data Sekunder tersedia dalam bahan bacaan, dalam bentuk buku, jurnal ilmiah,

majalah, surat kabar, ensiklopedia, glosarium, situs internet, dokumen terbitan

lembaga pemerintahan atau swasta (BPS, Bank Dunia, Bappenas, dll,). Dalam

(11)

kedua dan ketiga agar dapat mengetahui data yang ada di lapangan. Oleh sebab

itu, data sekunder dikategorikan sebagai data tambahan atau data penunjang.

Data primer merupakan data utama yang dijadikan dasar dari penelitian.

1.4.1 Data Primer dalam Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan data primer yaitu berupa hasil observasi dan

pengamatan dari lapangan yang dilakukan dengan penuh kehati-hatian, saksama dan

dari jarak yang sangat dekat. Observasi dilakukan dengan memperhatikan keadaan

lingkungan dan masyarakat di beberapa tempat dalam Kota Bandung, seperti di jalan

umum, lokasi-lokasi tempat makan, universitas dan sekolha-sekolah hingga beberapa

fasilitas seperti bank dan perkantoran. Masih banyak masyarakat yang membuang

sampah tidak pada tempatnya dan menggabungkan sampah tersebut menjadi satu.

Dalam penelitian ini digunakan data primer berupa hasil wawancara yang

dilakukan secara mendalam dan terstruktur. Sebelum kegiatan wawancara dilakukan,

peneliti sudah mempersiapkan daftar pertanyaan tertulis sebagai pedoman

wawancara yang memiliki validitas dan korelasi tinggi dengan permasalahan yang

akan diteliti. Akan tetapi, daftar pertanyaan tersebut bukanlah merupakan pedoman

yang kaku karena jika ada informasi dari narasumber yang menarik, pertanyaan

dapat dikembangkan (peneliti dapat mengajukan pertanyaan tambahan dan

pertanyaan yang baru). Data primer selain dari wawancara, dapat diambil berupa

jawaban hasil kuesioner yang dilakukan terhadap 100 orang (gender, usia,

pendidikan, profesi, asal kota, dan penghasilan). Daftar pertanyaan tertulis

didistribusikan yang akan dijawab secara tertulis pula oleh responden dengan

pemilihan hasil responden berusia 15 hingga 35 tahun ke atas, berjenis kelamin pria

dan wanita, berstatus keluarga atau belum berkeluarga dan berasal dari dalam Kota

Bandung.

1.4.2 Data Sekunder dalam Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan data sekunder berupa beberapa buah buku

(12)

2005 dengan nama pengarang Deddy Mulyana, M.A, Ph.D. ,dan Psikologi Terapan

Melintas Batas Disiplin Ilmu karya Johana E. Prawitasari.

1.4.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data primer, teknik atau cara yang ditempuh yaitu dengan

melakukan observasi atau pengamatan terhadap objek penelitian dalam jarak dekat.

Untuk mengaplikasikan dan melaksanakan teknik observasi dibutuhkan konsentrasi

tingkat tinggi dan minat yang serius dan memadai. Posisi peneliti sebagai partisipan

aktif diperlukan yaitu sebagai pelaku objek yang juga melakukan kegiatan

membuang sampah maupun sebagai partisipan pasif yaitu hanya sebagai pengamat

yang mengamati objek masyarakat yang melakukan kegiatan membuang sampah.

Disamping itu, untuk memperoleh data primer digunakan juga teknik wawancara.

Bahan penulisan diperoleh dengan cara mengumpulkan bahan atau informasi dengan

menanyakan langsung kepada seorang informan, para ahli atau pakar, atau orang

yang berwenang. Pertanyaan pertanyaan biasanya disusun sebelumnya sesuai dengan

topik yang dipilih. Dalam pelaksanaanya, pertanyaan yang diajukan tidak selalu

bergantung pada panduan yang telah disiapkan. Bila informan memberikan informasi

yang menarik, pertanyaan yang diajukan dapat dikembangkan atau dapat

mengajukan pertanyaan baru.

Teknik lain yang dilakukan adalah teknik angket atau kuesioner, yaitu bahan

penulisan diperoleh secara membagikan pertanyaan kepada umum untuk mengetahui

berapa besar tingkat edukasi yang sudah dipahami oleh masyarakat tentang cara

membuang sampah, dan untuk membagi secara perbagian dengan tertata dan

tersusun informasi yang sudah didapat sebagia sumber pendukung yang terpercaya

(13)

1.5 Skema Perancangan

(14)

BAB 5

KESIMPULAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, berikut ini akan dikemukakan

hal-hal yang ditemukan sebagai jawaban setiap permasalahan dalam penelitian ini

yaitu sebagai berikut.

1. Sebenarnya setiap lapisan segmentasi masyarakat sudah mengerti apa itu

memilah sampah dan bagaimana cara melakukannya, yang menjadi inti

permasalahan adalah pola perilaku kedisiplinan masyarakat tersebut untuk

melakukan memilah sampah sebagai sebuah kebiasaan yang rutin dilakukan.

Sebab masyarakat enggan untuk melakukan untuk memilah sampah adalah

malas untuk melakukan dan ketidaktahuan akan sebab-akibatnya jika sampah

tertumpuk dan tidak ada yang mengolah. Alternatif terbaik untuk mengubah

pola perilaku adalah dengan membuat sebuah gerakan sosial yang membantu

untuk mengingatkan secara terus menerus tetapi tidak dengan hal-hal yang

membosankan, teoritis bahkan gerakan anarkis seperti demo. Tetapi gerakan

tersebut harus dilakukan dengan sebuah interaksi yang menyenangkan dimana

melibatkan masyarakat di dalamnya. Kelak dengan perasaan yang

menyenangkan, bahkan kegiatan memilah sampahpun akan dikenang oleh

masyarakat dan suatu waktu nanti akan dilakukan oleh masyarakat sebagai

sebuah pola perilaku yang baru.

2. Program kampanye ini sangat baik untuk dijadikan program pengenalan, tetapi

masih sangat panjang proses yang dibutuhkan untuk mengubah pola perilaku

masyarakat menjadi disiplin akan memilah sampah. Hal berikut yang harus

dilakukan adalah proses mendoktrinasikan memilah sampah kepada

masyarakat, dan hal ini harus dimulai secara bertahap dan berkala. Proses

selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh berbagai asosiasi profit dan non-profit

dengan tujuan yang baik yaitu menjaga lingkungan.

3. Sebuah strategi komunikasi yang efektif tidak selalu harus menggunakan

media yang umum. Sebuah strategi dapat memanfaatkan semua aspek yang

(15)

paling sederhana sekalipun. Salah satunya adalah pemanfaatan proses

gamification. Gamification adalah proses meng-game kan kehidupan manusia.

Game adalah sebuah proses dimana seorang manusia dapat mengeluarkan

seluruh kemampuannya, dan game disenangi seluruh lapisan segmentasi

masyarakat. Proses game ini diterapkan dalam strategi komunikasi pada

kampanye, sehingga selain menarik minat masyarakat untuk datang ke acara,

masyarakat juga dapat dituntun untuk memainkan sebuah game dengan

tawaran menggiurkan seperti pemberian hadiah secara cuma-cuma kepada

pemenang yang memang berdedikasi untuk melakukan permainan tersebut.

Hal ini akan memiliki efek samping dimana para peserta yang mengikuti

permainan akan menjadi tertantang dan akan berusaha mengejar posisi utama

karena memang sudah sifat dasar manusia untuk selalu hidup di dalam

tantangan. Begitu pula dengan kampanye ini dimana hadiah berupa sebuah

custom toys akan diberikan kepada konsumen yang memang berdedikasi untuk

melakukan kegiatan memilah sampah, dan secara tidak langsung maupun

secara langsung, pemenang ini akan menarik minat masyarakat lain untuk ikut

terjun dalam kompetisi dan tantangan yang diberikan.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Terhadap Audiens

Isu lingkungan sudah semakin parah dengan munculnya berbagai macam

masalah yang baru. Tetapi banyak langkah-langkah kecil yang sebenarnya bisa

dilakukan oleh manusia selama melakukan kegiatan sehari-hari, salah satunya adalah

membuang sampah secara terpilah. Dengan membuang sampah terpilah, secara tidak

langsung sudah menurunkan angka penumpukan sampah di titik pembuangan, dan

jika angka penumpukan sampah turun maka penghancuran sampah semakin baik,

dimana hubungannya adalah dengan polusi yang semakin berkurang juga. Hal ini

dapat diterapkan juga kedalam berbagai hal-hal sederhana lainnya, seperti mengganti

penggunaan kertas menjadi kertas daur ulang, membawa tas sendiri untuk belanja,

menghemat pemakaian air dan listrik, dan sebagainya.

(16)

Sebagai salah satu grup seniman yang bergerak di dalam bidang mainan dan

daur ulang lingkungan hasil karya yang dihasilkan dengan umur seniman yang masih

sangat muda terbilang sangat mengagumkan, apalagi dengan sepak terjangnya di

dunia seni dan eksibisi. Tetapi akan lebih baik lagi jika sebuah identitas akan Recycle

Experience mulai dikukuhkan dan dipertegas dengan mengambil sebuah identitas

yang tetap sebagai bukti visi misi mereka dan mulai melangkah memasuki promosi

yang kreatif dan dapat menjadi panutan yang sangat baik bagi seniman generasi

berikutnya.

5.2.3 Saran Terhadap Pemerhati dan Pembelajar Ilmu DKV

Kesadaran untuk terus berkarya dalam konsep maupun seni akan membantu

membangun nilai yang dimiliki oleh desainer di Indonesia. Salah satu kuncinya

adalah merancang sebuah strategi yang memiliki konsep, mudah dicerna dan sesuai

hasil riset dan tentunya menggunakan media yang unik dan kreatif. Banyak desainer

yang melupakan bahwa hal-hal yang berada di sekitar kehidupan bisa menjadikan

strategi yang paling efektif dalam menjalankan komunikasi visualnya. Hal ini perlu

pelatihan tersendiri dalam pengamatan dan pengalaman. Tidak lupa dengan kewajiban

seorang desainer untuk terus belajar dan memahami perubahan tren yang terjadi di

lingkungan.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated

Marketing Communication. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Prawitasari, Johana. 2012. Psikologi Terapan Melintas Batas Disiplin Ilmu. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Zichermann, Gabe & Joselin Linder. 2010. Game Based Marketing: Inspire

Customer Loyalty Through Rewards, Challenges, and Contests. New York:

John Wiley & Sons. Inc.

Knowles, Malcolm & Elwood F.Holton III. 1998. Adult Learner. Texas: Gulf

Publishing Company.

Oliveira, Nicolas De & Nicola Oxley. 2003. Installation Art in The New Millenium.

London: Thames & Hudson.

Moriarty, Sandra & Nancy Mitchell. 2009. ADVERTISING edisi kedelapan. Jakarta:

Gambar

Tabel 1.2 Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi
Gambar 1.5 Skema Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, memberikan persetujuan atas strategi rumah sakit dan program yang terkait dengan pendidikan para profesional kesehatan

Dari uji t tersebut dapat dilihat bahwa kelima variabel bebas tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas kepuasan konsumen dan variabel yang

Dengan cara yang sama dapat pula digunakan untuk menentukan status desa secara lebih rinci dari kelompok desa tidak miskin, ke dalam kelompok. amat kaya, kaya,

Selain itu juga merupakan sebagai jawaban dari permasalahan permasalahan atau pertanyaan pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah, yaitu yang berkaitan dengan

kesepakatan tersebut Perusahaan Bongkar Muat (PBM) yang melakukan kegiatan usaha di pelabuhan Tanjung Priok tidak lagi dapat menyediakan crane sendiri maupun

[r]

Pergaulan Anak di Desa Bukit Baru Kecamatan Batuputih Kabupaten Kolaka Utara, salah satu faktor yang melatarbelakangi terjadinya putus sekolah di Desa Bukit Baru

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam melakukan kajian dan pemilihan proyek-proyek dengan kendala dana untuk menghasilkan nilai maksimum bagi