DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI v PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR GAMBAR xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang 1
1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup 2
1.2.1 Permasalahan 2
1.2.2 Ruang Lingkup 3
1.3Tujuan Perancangan 3
1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3
1.5Skema Perancangan 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Transportasi 6
2.1.1 Angkutan Umum 7
2.1.2 Angkutan Kota 8
2.2 Information Design 8
2.8 Signage 19
2.9 Map 20
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH
3.1 Data dan Fakta 21
3.1.1 Perusahaan Terkait 21
3.1.1.1 Dinas Perhubungan Kota Bandung 21
3.1.1.2 Pemerintah Kota Bandung 24
3.1.1.3 Alfamart 26
3.1.1.4 Gramedia 29
3.1.2 Data yang Berkaitan dengan Angkot Bandung 30
3.1.2.1 Gambar Angkot 30
3.1.2.2 Gambar Halte Bus dan Angkot 31
3.1.2.3 Data Jalur Angkot yang Telah Di-SK-Kan 33
3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta 34
3.2.1 Analisa Kuesioner Sebagai Gambaran Masyarakat 35
Mengenai Angkutan Kota (Angkot) Bandung
3.2.2 Hasil Wawancara dengan Bapak Kepala Seksi Bina 39
Angkutan, Bapak Endar Tri Widyanto
3.2.3 Segmentasi Pasar 40
3.2.4 SWOT dari Angkot Kota Bandung 41
BAB IV PEMECAHAN MASALAH
4.1 Konsep Komunikasi 43
4.2 Konsep Kreatif 43
4.3 Konsep Media 44
4.3.1 Buku Informasi Jalur Angkot Bandung 44
4.3.2 Signage Angkot 48
4.3.3 Sign System Pada Halte Bus dan Angkot 49
4.4 Hasil Karya 50
4.4.3 Mobile Apps 58
4.4.4 Brosur Informasi Jalur Angkot Bandung 58
4.4.5 Signage Angkot 59
4.4.6 Sign Larangan, Tarif Angkot Minimal, Jam Operasional 61
dan Peta Jalur Angkot
4.4.7 Sign System Pada Halte Bus dan Angkot 63
4.4.8 Media Promosi Launching Buku 66
4.4.9 Seragam Identitas Pengemudi Angkot 68
4.5 Budgeting 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 71
5.2 Saran 71
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DATA PENULIS
DAFTAR GAMBAR
BAB III
Gambar 3.1 Logo Dinas Perhubungan 21
Gambar 3.2 Logo Pemerintah Kota Bandung 24
Gambar 3.3 Logo Alfamart 26
Gambar 3.4 Logo Gramedia 29
Gambar 3.5 Angkot St. Hall-Lembang 30
Gambar 3.6 Angkot Abdul Muis-Dago 30
Gambar 3.7 Halte Bus dan Angkot Padjajaran 3 31
Gambar 3.8 Halte Bus dan Angkot Padjajaran 4 31
Gambar 3.9 Sign System Simbol Pemberhentian Bus dan Angkot 32
Gambar 3.10 Sign System Pada Halte Bus dan Angkot 32
Gambar 3.11 Jalur Angkot St. Hall-Gunung Batu 33
Gambar 3.12 Jalur Angkot Pasar Induk Caringin-Dago 33
BAB IV
Gambar 4.1 Tipografi Transport Heavy 45
Gambar 4.2 Tipografi Eurostile 46
Gambar 4.3 Legenda 47
Gambar 4.4 Cover Depan Buku Jalur Angkot Bandung 50
Gambar 4.5 Cover Belakang Buku Jalur Angkot Bandung 51
Gambar 4.6 Layout Grid Buku Jalur Angkot Bandung 52
Gambar 4.7 Layout Buku Jalur Angkot Bandung 52
Gambar 4.8 Layout Buku Jalur Angkot Bandung 53
Gambar 4.9 Layout Buku Jalur Angkot Bandung 53
Gambar 4.10 Layout Buku Jalur Angkot Bandung 54
Gambar 4.11 Layout Buku Jalur Angkot Bandung 54
Gambar 4.12 Halaman Website Jalur Angkot Bandung 55
Gambar 4.14 Halaman Website Jalur Angkot Bandung 56
Gambar 4.15 Mobile Site Jalur Angkot Bandung Pada Iphone versi Portrait 57
Gambar 4.16 Mobile Site Jalur Angkot Bandung Pada Iphone versi Landscape 57
Gambar 4.17 Aplikasi Mobile Jalur Angkot Bandung Pada Iphone 58
Gambar 4.18 Cover Brosur Informasi Jalur Angkot Bandung 58
Gambar 4.19 Isi Brosur Informasi Jalur Angkot Bandung 59
Gambar 4.20 Bentuk 3 Dimensi Angkot Abdul Muis-Cicaheum 59
Gambar 4.21 Tampak Samping Angkot Abdul Muis-Cicaheum 60
Gambar 4.22 Tampak Depan Angkot Abdul Muis-Cicaheum 60
Gambar 4.23 Tampak Belakang Angkot Abdul Muis-Cicaheum 61
Gambar 4.24 Sign Hati-hati Terhadap Barang Berharga; Membuang Sampah 62
Pada Tempatnya; Larangan Merokok; Larangan Menempel
Pada Kaca
Gambar 4.25 Sign Larangan, Tarif Angkot Minimal, Jam Operasional, dan 62
Peta Jalur Angkot
Gambar 4.26 Aplikasi Sign Larangan, Tarif Angkot Minimal, Jam Operasional 62
dan Peta Jalur Angkot Pada Bagian Atap Depan Mobil
Gambar 4.27 Sign System Pada Halte Bus dan Angkot 63
Gambar 4.28 Aplikasi Sign System Informasi Kode Angkot yang Melewati 64
Halte
Gambar 4.29 Aplikasi Sign System Informasi Kode Angkot yang Melewati 64
Halte
Gambar 4.30 Sign Simbol Tempat Pemberhentian Angkot 65
Gambar 4.31 Brosur Launching Buku 66
Gambar 4.32 X-Banner Launching Buku 67
Gambar 4.33 Seragam Identitas Pengemudi Angkot Abdul Muis-Cicaheum 68
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan hidup masyarakat perkotaan, khususnya masyarakat kota Bandung tidak
bisa terlepas dari peran transportasi umum. Perkembangan transportasi umum di kota
Bandung termasuk yang paling baik diantara kota-kota lain yang ada di Indonesia,
sampai pernah mendapatkan penghargaan (Hanhan Husna, 2011, Bandung Raih
Penghargaan Angkutan Massal Terbaik, http://inilah.com, diakses 5 Februari 2012
pk. 10.25 WIB). Transportasi umum yang bisa ditemukan di kota Bandung antara
lain adalah bus, taksi, dan angkutan kota. Angkutan kota lebih akrab dengan sebutan
angkot. Angkot menjadi transportasi umum yang digemari masyarakat, dengan
harganya yang sangat murah, kuantitas angkot yang banyak, dan variasi jalur yang
begitu beragam pula untuk menjangkau keseluruhan daerah yang ada di Bandung.
Dengan begitu beragamnya variasi jalur angkot yang ada, sangat susah ditemukan
sumber informasi yang menyediakan peta, arah asal, dan arah tujuan keseluruhan
jalur angkot tersebut (2010, Bandung Transportation, http://streetdirectory.com,
diakses 6 Februari 2012 pk. 20.40 WIB). 39 trayek angkot dengan jurusan yang
berbeda-beda membuat masyarakat tidak bisa menghapal satu demi satu jalur angkot
tersebut, dan hal ini menjadi kendala utama masyarakat menggunakan transportasi
umum tersebut. Dengan harus bertanya dulu kepada orang lain sebelum bepergian
justru menghabiskan waktu. Belum lagi masyarakat juga menjadi lari ke sosial media
seperti facebook dan twitter, hanya untuk sekedar bertanya jalur angkot. Tidak hanya
persoalan mengenai jalur angkot, masyarakat sering mengalami kejadian salah naik
angkot karena lemahnya elemen informasi nama pada angkot. Masyarakat justru
terbiasa membedakan angkot hanya dari segi warnanya saja dan warnanya tidak
terlalu berbeda angkot satu dengan angkot yang lain. Masyarakat kerepotan, dan hal
2
Hubungannya dengan bidang keilmuan desain komunikasi visual yaitu bagaimana
merancang desain informasional yang mendukung perkembangan citra angkot ke
arah yang lebih baik, terutama dirasakan masyarakat sebagai pengguna. Oleh sebab
itu, ilmu desain komunikasi visual dipakai untuk mengkomunikasikan informasi
apapun yang dibutuhkan masyarakat. Perancangan ulang grafis signage angkot,
perancangan peta baik berupa media cetak atau website, dan perancangan ulang sign
system pada halte bus dan angkot sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas, terutama
masyarakat kota Bandung. Demi kemudahan dan kepraktisan tanpa harus
bertanya-tanya terlebih dahulu jika bepergian menggunakan angkot. Bentuk informasi ini akan
dirancang dan disosialisasikan secara tepat kepada target sasaran.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
1.2.1 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijabarkan diatas, penulis akan
menguraikan masalah apa saja yang perlu dibahas:
Bagaimanakah cara menaikkan citra angkot melalui desain informasi yang akan dirancang?
Bagaimana membantu pengguna angkot dalam memperoleh informasi tentang jalur angkot ketika menggunakan angkot untuk bepergian?
Bagaimana merancang ulang desain informasi signage pada angkot, sign
system pada halte bus dan angkot, serta pembuatan peta informasi jalur
3
1.2.2 Ruang Lingkup
Permasalahan ini meliputi ruang lingkup untuk batas usia 17-25 tahun, anak muda
baik laki-laki atau perempuan, yang berstatus ekonomi menengah, bertempat tinggal
di kota Bandung tetapi bukan penduduk asli atau bisa dibilang pendatang baru yang
berasal dari luar kota, yang sedang menjalani studi di tingkat menengah ke atas,
kuliah, ataupun yang baru masuk dalam dunia kerja.
Selain untuk kalangan anak muda, rancangan desain informasional ini akan berguna
untuk masyarakat umum kota Bandung, bahkan turis atau wisatawan yang
membutuhkan informasi yang efektif ketika akan bepergian menggunakan angkot.
1.3 Tujuan Perancangan
Sesuai dengan permasalahan dan ruang lingkup yang telah diuraikan diatas, berikut
ini akan dipaparkan tujuan perancangan:
Menaikkan citra angkot melalui desain informasi yang akan dirancang, dengan pemberian informasi yang dibutuhkan oleh pengguna angkot
Membantu pengguna angkot dalam memperoleh informasi tentang jalur angkot ketika menggunakan angkot untuk bepergian
Merancang ulang desain informasi signage pada angkot, sign system pada halte bus dan angkot, serta pembuatan peta informasi jalur angkot
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
1. Melakukan observasi
Observasi ini dilakukan dengan cara menjadi partisipan aktif.
2. Melalui studi pustaka
Sumber data diperoleh melalui buku, majalah, dan koran.
4
Sumber data diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada
narasumber yang berrkaitan langsung dengan perancangan desain
informasional ini.
4. Melalui kuesioner
Kuesioner yang akan disebarkan kepada pelajar, mahasiswa, dan masyarakat
5
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Para pendatang baru terutama mahasiswa yang akan memasuki dunia kuliah di kota
Bandung sudah tidak terhitung jumlahnya, sangatlah banyak. Dengan latar belakang
yang buta akan arah kota Bandung, dan memiliki budget untuk hidup sehari-hari
sangat minim, maka transportasi umum semacam angkot akan menjadi pilihan utama
mereka ketika bepergian. Dengan beragamnya jalur angkot yang ada, maka
mahasiswa/i ini kerepotan ketika akan bepergian ke suatu tempat. Kejadian seperti
ini selalu terjadi.
Sumber masalahnya adalah dimana susah ditemukan informasi tentang jalur angkot
kota Bandung. Kuantitas yang banyak jika tidak diimbangi dasar pemberian
informasi yang baik, maka transportasi umum ini tidak memberi manfaat yang
maksimal. Disusunlah buku informasi Jalur Angkot Bandung yang memberikan 39
peta jalur angkot dari ke 39 angkot yang ada. Selain informasi jalur masing-masing
angkot, bisa ditemukan juga cara mudah menuju suatu tempat dengan informasi
tambahan mengenai landmark-landmark apa yang dilewati oleh angkot-angkot
tersebut. Warna menjadi peran utama dalam membedakan angkot yang satu dan yang
lain, tetapi coding menjadi peran penting berikutnya untuk membantu memudahkan
mencari jalur angkot yang ada. Buku ini dijamin akan memberi kemudahan kepada
setiap mahasiswa/i pendatang baru yang menggunakannya, dan akan menaikkan citra
angkot secara otomatis, karena dengan kemudahan bepergian, angkot akan selalu
menjadi pilihan utama ketika bepergian.
5.2 Saran
Transportasi umum di Bandung perlu dibenahi secara informasional desain. Ketika
72
keberadaannya dan sistem transportasinya angkot sudah cukup memberi banyak
manfaat untuk mahasiswa/i, penulis pun merasakan manfaatnya. Walaupun ketika
ditelusuri lebih dalam, angkot sangat memiliki banyak kekurangan, dari penyebab
kemacetan, kotor, berhenti seenaknya, tingkat kriminalitas tinggi, dan pengemudi
angkot yang suka mengemudi ugal-ugalan.
Tahap pertama yang bisa Pemerintah dan Dinas Perhubungan lakukan adalah
persoalan jelasnya informasi jalur angkot, dan mempublikasikan dengan baik sarana
DAFTAR PUSTAKA
Landa, Robin. 2011. Graphic Design Solutions, Fourth Edition. USA: Wadsworth
Pettersson, Rune. 2010. Information Design-Principles and Guidelines. Journal of
Visual Literacy. Volume 29. Issue 2. Digital: Feldsted.
Poulin, Richard. 2011. The Language of Graphic Design: An Illustrated Handbook
for Understanding Fundamental Design Principles. USA: Rockport
http://inilah.com. Bandung Raih Penghargaan Angkutan Massal Terbaik. 5 Februari
2012, pk. 10.25 WIB.
http://streetdirectory.com. Bandung Transportation. 6 Februari 2012. pk. 20.40 WIB.
http://www.e-dukasi.net. Definisi Transportasi. 12 Februari 2012, pk. 12.05 WIB.
http://searchcrm.techtarget.com. Definition Information Design. 2 Maret 2012, pk.
10.37 WIB.
http://noupe.com. Graphic Design Theory: 50 Resources and Articles. 7 Maret 2012,
pk. 19.35 WIB.
http://webdesign.org. Importance of Colors In Website Design. 2 Maret 2012, pk.
00.01 WIB.
http://webdesign.org. How To Create A Good Website. 2 Maret 2012, pk. 00.16