• Tidak ada hasil yang ditemukan

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN KASUS PENCUCIAN UANG TERDAKWA AHMAD FATHANAH DALAM SKANDAL SUAP DAGING IMPOR DI MEDIA ONLINE OKEZONE.COM TANGGAL 09, 12, 15, 27 MEI 2013 (Analisis Objektivitas Pemberitaan Kasus Pencucian Uang Terdakwa Ahmad Fathanah Dalam Skandal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN KASUS PENCUCIAN UANG TERDAKWA AHMAD FATHANAH DALAM SKANDAL SUAP DAGING IMPOR DI MEDIA ONLINE OKEZONE.COM TANGGAL 09, 12, 15, 27 MEI 2013 (Analisis Objektivitas Pemberitaan Kasus Pencucian Uang Terdakwa Ahmad Fathanah Dalam Skandal"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

(Analisis Objektivitas Pember itaan Kasus Pencucian Uang Ter dakwa Ahmad Fathanah Dalam Skandal Suap Daging Impor di Media Online Okezone.com)

OLEH : EKA DEA WIBI P

0843010045

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(2)

Fathanah Dalam Skandal Suap Daging Impor di Media Online Okezone.com) Disusun Oleh :

EKA DEA WIBI P NPM. 0843010045

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” J awa Timur Pada tanggal 20 J uni 2013

PEMBIMBING TIM PENGUJ I :

1. Ketua :

J uwito S.Sos, M.Si J uwito S.Sos, M.Si

NPT. 3 6704 95 00361 NPT. 3 6704 95 00361

2. Sekertar is :

Dra. Herlina Suksmawati, M.Si NIP. 196412251993092001 3. Anggota :

Dra. Dyva Claretta,M.Si NPT. 36601 94 00251

Mengetahui, DEKAN

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis tujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena karuniaNya, penulis bisa melaksanakan dan menyelesaikan penelitian yang berjudul “OBYEKTIVITAS PEMBERITAAN KASUS PENCUCIAN UANG TERDAKWA AHMAD FATHANAH DALAM SKANDAL SUAP DAGING IMPOR DI MEDIA ONLINE OKEZONE.COM TANGGAL 09, 12, 15, 27 MEI”.Tujuan penulis meneliti objektivitas pemberitaan kasus pencucian uang yang dilakukan Ahmad Fathanah ini adalah untuk mengetahui objektiv atau tidak pemberitaan ini.

Selama melakukan proses penulisan penelitian ini, tak lupa peneliti menyampaikan rasa terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu peneliti selama menyelesaikan laporan skripsi ini.

Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih, kepada:

1. Allah SWT. Karena telah melimpahkan segala karuniaNYA, sehingga penulis mendapatkan kemudahan selama proses penyusunan laporan.

2. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Juwito, S.Sos, Msi. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan sebagai Dosen pembimbing.

(4)

5. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu dan dorongan dalam menyelesaikan penelitian skripsi.

Serta tak lupa penulis memberikan rasa terima kasih secara khusus kepada: a. Bapak, Ibu dan kakakku, yang telah memberikan dorongan, semangat, dan

pengertiannya bagi penulis baik secara moril dan materiil.

b. Sahabat-sahabat terbaik yang selalu ada, Dan pacar “mega leony amalia” c. Seluruh teman-teman kampus.

d. Dan Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-satu oleh penulis, yang telah membantu penyelesaian penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan guna memperbaiki kekurangan yang ada. Akhir kata semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya teman-teman di Jurusan Ilmu Komunikasi.

Surabaya, ... 2013

(5)

Halaman

HALAMAN J UDUL ... i

HALAMAN PERSETUJ UAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Penelitian Terdahulu ... 12

2.2 Landasan Teori ... 13

2.2.1 Pengertian Massa Dan Komunikasi Massa ... 13

2.2.2 Berita ... 17

2.3 Pers Dalam Kaidah Jurnalistik ... 24

2.3.1. Berita ... 28

2.4 Jurnalisme Online Sebagai Media Massa ... 39

(6)

3.1.1 Berita Kasus Pencucian Uang ... 54

3.2 Kategorisasi Obyektifitas Pers ...56

3.2.1 Akurasi Pemberitaan ... 57

3.2.2 Fairnes dan Ketidakberpihakan Pemberitaan ... 59

3.2.3 Validitas Keabsahan Pemberitaan ... 59

3.3 Popolasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ...60

3.3.1 Popolasi ...60

3.3.2 Sampel Dan Teknik Penarikan Sampel ...61

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 62

3.5 Teknik Analisis Data ... 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 64

4.1.Gambaran Umum Perusahaan... 64

4.1.1. Gambaran Singkat Okezone.com... 64

4.2.Penyajian Data dan Analisis Data ... 65

2.3. Objektifitas Pemberitaan ………... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86

5.1.Kesimpulan ... 86

5.2.Saran... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(7)

DAGING IMPOR DI MEDIA ONLINE OKEZONE.COM TANGGAL 09, 12, 15, 27 MEI 2013

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat Seberapa Objektif pemberitaan yang di tulis pada Media online okezone.com tentang pemberitaan kasus pencucian uang terdakwa Ahmad Fatanah dalam skandal suap daging impor dengan periode yang telah ditentukan.

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi yang bersifat kuantitatif, Objektivitas pemberitaan di uji dan di analisis sesuai dengan kategorisasi yang di sesuaikan dalam teori yang di gunakan oleh Rachma Ida tentang 3 kategorisasi objektivitas pemberitaan.

Pemberitaan tentang adanya kasus pencucian uang terdakwa Ahmad Fatanah dalam skandal suap daging impor menimbulkan opini dari masyarakat .Hasil yang didapat dari 4 berita yang penulis teliti berita yang di tulis tidak objektif. Pada dimensi Akurasi ada 2 berita yang didalamnya terdapat pencampuran fakta dan opini. Sedangkan pada dimensi fairness kempat berita tersebut sangat tidak berimbang karean hanya menggunakan satu sumber data di setiap beritanya. Dan sumber berita tersebut berasal dari bukan pelaku langsung obyek berita. Penyajian berita yang tidak obyektif dapat menimbulkan banyak ketidakseimbangan, artinya bahwa berita hanya disajikan berdasarkan informasi pada sumber berita yang kurang lengkap dan cenderung sepihak. Ka ta kunci : objektifitas pemberitaan, skandal suap ahmad fatanah, daging impor, rachma ida, okezone.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to see How Objective reporting in the media write about the news online okezone.com accused of money laundering cases in bribery scandal Ahmad Fatanah imported meat with the given period .

The method used is quantitative content analysis , Objectivity news and analysis on the test according to the categorization that are customized in a theory that is in use by about 3 Ida Rachma categorization news objectivity .

News reports about a case of money laundering defendants in the bribery scandal Ahmad Fatanah imported meat poses of public opinion . Results obtained from the authors carefully 4 news news in writing not objective . On the Accuracy of dimensions there are two news in which there are mixing fact and opinion . While the dimensions of fairness fourth the news very unbalanced karean only use one source of data in each message. And the source of the news coming from the object is not direct perpetrators news .

(8)

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu kebutuhan utama manusia adalah informasi, dalam perkembangan yang terjadi saat ini semakin banyak individu maupun kelompok yang membutuhkan informasi. Informasi tidak hanya digunakan sebagai kebutuhan semata, melainkan juga alat untuk mendapatkan kekuasaan. Penguasaan terhadap media informasi mampu menjadikan kita sebagai penguasa. Seperti yang ada dalam pandangan umum bahwa penguasa media informasi merupakan penguasa masa depan. (Romli 1999:26)

Faktor terbesar yang bisa menunjang penyebaran informasi kepada khalayak adalah dengan media massa. Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi, hal ini bisa tergambar dari relita yang ada saat ini banyak koran-koran baru, stasiun televisi baru, dan berbagai sarana media massa sampai pada media online. Masing-masing media mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.

(9)

online sekarang menjadi semakin berkembang dan menjadi pilihan bagi masyarakat modern.

Semakin banyaknya jumlah dan beragamnya jenis media online yang bermunculan saat ini akan memberikan dampak serta pengaruh yang signifikan. Dalam hal ini khalayak akan di tuntut lebih selektif memilih media mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Untuk dapat memberikan informasi kepada masyarakat, media atau pers dituntut untuk bisa menambah pengetahuan pembacanya dengan menyajikan informasi yang memiliki kebenaran, kepentingan, dan manfaat. Setiap media online memiliki ragam berita yang berbeda, mulai dari bidang ekonomi, sosial, poltik, budaya, kriminal, sampai pada pemberitaan seleb.

Setiap media online memberikan porsi yang berbeda terhadap suatu kejadian yang sama. Media online satu menyajikan sebuah berita sebagai berita utama belum tentu pemberitaan tersebut menjadi berita utama pula di media online lain, bahkan bisa saja tidak dimuat sama sekali.

Berita diproduksi dan didistribusikan oleh pers. Pers menyandang peran ganda yaitu sebagai produsen berita dan saluran dalam sebuah proses komunikasi. Pers sebagai penghubung antara komunikator dengan komunikan, kebebasan mediadilindungi oleh undang-undang yang menjamin beropini dan kebebasan memberikan informasi kepada masyarakat.

(10)

tepat atau dalam bahasa jurnalistik harus akurat. Selain akurat berita harus lengkap, adil, dan berimbang. Kemudian berita pun harus tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri atau dalam bahasa akademis berita harus objektif. Karena berita memliki power untuk membentuk opini publik, jadi sesuatu yang ditulis oleh media harus memenuhi unsur-unsur di atas agar tidak ada pihak yang dirugikan. (Kusumaningrat 2006 : 47).

Akhir-akhir ini banyak berita tentang dugaan kasus pencucian uang dana suap danging sapi impor yang dilakukan oleh Ahmad Fathanah teman dekat mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq. Pemberitaan kasus ini semakin hari makin bertambah heboh dan sensasional dimana banyak fakta maupun opini yang berkembang luas. Media seakan-akan turut me-blow up

(11)

Kasus ini mencuat untuk pertama kalinya dimedia yakni ketika ditangkapnya Ahmad Fathanah oleh KPK (Komisi Pemberantas Korupsi) didalam kamar hotel saat bersama mahasiswi bernama Maharani Suciono 29/01/2013. Fathanah diduga menerima dana sebesar 1,3 miliar dari PT. Indoguna Utama terkait pengurusan PT. Indoguna sebagai pengurus kuota sapi impor di Kementrian Pertanian. (Sumber : Okezone.com)

Tertangkapnya Ahmad Fathanah seakan menjadi pukulan telak bagi PKS yang sebentar lagi akan berpartisipasi dalam pemilu 2014, bagaimana tidak, tertangkapnya Fathanah yang diduga melakukan kegiatan tindak pidana pencucian uang korupsi kuota daging sapi impor itu turut menyeret nama Luthfi hasan Ishaaq yang merupakan Presiden PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Menurut juru bicara KPK Johan budi, KPK telah menetapkan, AF (ahmad fathanah) dan koleganya LHI (luthfi hasan ishaaq) serta JE (juard efendi) dan AAE (arya abdi efendi) Direktur utama Indoguna sebagai tersangka dalam kasus impor daging sapi di Kemetrian Pertanian. Penetapan status para tersangka tersebut ditetapkan berdasarkan dua alat bukti. Alat bukti ini merupakan hasil operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK pada tanggal 29/01/2013. (Sumber : Okezone.com)

(12)

dewasa, Vitalia Sesha. Dimana masing-masing dari semuanya berbeda dalam menerima jumlah rupiahnya. Dan yang lebih mengejutkan lagi KPK menemukan lebih dari 20 wanita atau hampir 45 wanita yang diduga menerima hadiah atau uang hasil dari tindak pidana pencucian uang kasus impor daging yang dilakukan Ahmad Fathanah. Namun hanya beberapa yang telah menyerahkan hasil pemberian Ahmad Fathanah itu kepada KPK, Artis senior Ayu Azhari sejumlah 20 juta rupiah dan USD 1800, menurut Ayu uang tersebut diberikan untuk biaya kampanye dibeberapa daerah, sedangkan Vitalia sendiri menerima uang sejumlah 200-250 juta yang telah dirupakan berupa 1 unit mobil Honda jazz nopol B 15 VTA dan jam tangan merk Chopard, untuk Tri kurnia menerima 1 unit mobil Honda Fred, gelang merk Hermes dan jam tangan merk Rolex, semua barang bukti tersebut telah disita oleh penyidik KPK, dan yang lebih menghebohkan lagi KPK juga menyita beberapa unit mobil mewah dari kantor DPP Partai PKS disejumlah daerah. (Sumber : Okezone.com)

(13)

TPPU terdakwa Ahmad Fathanah di Pengadilan Tipikor, Senin (24/6/2013). Atas perbuatan tersebut, Fathanah disangkakan melanggar Pasal 5 UU nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP juncto Pasal 65 ayat (1) KUHP. Fathanah ditangkap KPK saat sedang berada didalam hotel bersama seorang mahasiswi, Maharani Suciono. Fathanah diduga menerima uang Rp1,3 miliar dari PT Indoguna Utama terkait pengurusan kuota impor sapi di Kementerian Pertanian. Fathanah juga diancam melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 5 ayat (2) atau Pasal 11 UU pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. (Sumber : Okezone.com).

Dalam hal ini unsur pemberitaan yang objektif dan cover both side menjadi hal yang dipertanyakan. Melatarbelakangi itu semua Penulis beranggapan perlu adanya penelitian terhadap media yang mempunyai andil besar dalam mempenggaruhi opini publik.

(14)

obyektif dalam penulisannya, apalagi berita ini merupakan headline dalam Okezone.com.

Definisi tentang objektivitas berita sangat beragam, namun secara sederhana dapat dijelaskan bahwa berita yang obyektif adalah berita yang menyajikan fakta, tidak berpihak dan tidak melibatkan opini dari wartawan. Objektivitas menurut (mcQuail, 1994 : 130) lebih merupakan cita-cita yang diterapkan seutuhnya. Dalam sistem media massa yang memiliki keanekaragaman eksternal, terbuka kesempatan untuk penyajian informasi yang memihak, meski sumber tersebut harus bersaing dengan sumber informasi lainnya yang menyatakan dirinya obyektif. Meskipun demikian tidak sedikit media yang mendapatkan tuduhan “media itu tidak obyektif”.

(15)

Dalam jurnalisme, kebenaran tidaklah bisa diklaim oleh satu pihak, namun harus dikonfirmasikan menurut kebenaran dari pihak lain. Inilah mengapa pemberitaan di surat kabar selalu dituntut untuk mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektifitas yang juga sering disebut sebagai pemberitaan cover both side, dimana pers menyajikan semua pihak yang terlibat sehingga pers mempermudah pembaca menemukan kebenaran. Selain fairness, pers juga dituntut melakukan pemberitaan yang akurat, tidak bohong, menyatakan fakta bila itu memang fakta, dan pendapat bila itu memang pendapat, dikutip dari Siebert tahun 1986 (Bungin, 2003 : 153 – 154).

Sebuah berita bisa dikatakan obyetif bila memenuhi beberapa unsur, diantaranya adalah tidak memihak, transparan, sumber berita yang jelas, tidak ada tujuan atau misi tertentu. Dilihat dari beberapa unsur di atas banyak sekali berita yang disajikan belum memenuhi unsur-unsur objektivitas atau bisa dikatakan bahwa berita tersebut tidak obyektif. Suatu berita yang disajikan tidak objektif hanya akan menguntungkan salah satu pihak dan akan merugikan pihak lain. Dimensi-dimensi objektifitas menurut Rachma Ida terdiri dari aktualitas, fairness dan validitas pemberitaan, dalam akurasi pemberitaan dituliskan bahwa harrus ada kesesuaian judul dengan isi berita. (Kriyantono, 2006 : 244 dan juga dalam Bungin, 2003 : 154-155).

(16)

Okezone mencapai 1,5 juta per harinya, dengan total Daily pageview visitor

mencapai 11,15 pengunjung serta mencapai total 13:36 menit per pengunjung dalam Daily on site dan juga menjadi peringkat 23 tertinggi lembaga survey alexa.com untuk seluruh content di Indonesia dan 1,371 untuk dunia. ( www. wikipedia. com ), Berita di Okezone tak hanya bisa diakses melalu internet, tapi juga bisa melalui mobile phone (handphone).

Dibanding dengan media online besar lain di Indonesia seperti VIVAnews, dan Detik.com perkembangan Okezone ini lebih meningkat signifikan pada tiap tahunnya. Dikutip melalui lembaga survey alexa.com tingkat readership okezone yang pada tahun 2010-2011 hanya 100 juta orang per bulan meningkat 1,5 juta per harinya pada tahun 2013, meskipun masih berbeda jauh dibandingkan VIVAnews yang mencapai 3 juta total readership, dan 2,5 juta lebih untuk Detik.com per harinya. Namun untuk daily pageview Okezone lebih unggul dibandingkan dengan detik.com yang hanya 8,66 dengan dailytime 11;17 sedangkan VIVAnews 4,77 dengan dailytime 10;02 nilai ini terhitung turun dibandingkan dengan Okezone yang lebih meningkat signifikan pada masing-masing pointnya per bulannya.

(17)

maka Okezone mempunyai kekuatan besar dalam mempengaruhi opini publik terutama di era komputerisasi saat ini.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis isi sehingga diperoleh pemahaman yang akurat dan penting. Analisisnya adalah berita di surat kabar yang analisis ini digunakan untuk mengkaji pesan-pesan di media (flournoy, 1986 : 12). Pemanfaatan ilmu komunikasi media massa dapat diperoleh secara tepat implementasi di lapangan atas obyektivitas pemberitaan dari surat kabar yang menjadi subyek penelitian (McQuail, 1994 : 179).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas yang melandasi penelitian ini, maka judul penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah Objektivitas pemberitaan kasus pencucian uang terdakwa Ahmad Fathanah dalam skandal suap daging impor di Media online Okezone.com pada tanggal 09, 12, 15, 27 Mei 2013, 24 Juni 2013.”

1.3 Tujuan Penelitian

(18)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Kegunaan teoritis : Menambah kajian ilmu komunikasi yang berkaitan dengan penelitian obyektivitas berita, sehingga hasil penelitin ini diharapkan bisa menjadi landasan pemikiran untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

(19)

2.1. Penelitian Ter dahulu

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Made dwi adnjani, Mahasiswi fakultas ilmu sosial dan politik, Universitas islam sultan agung (UNISSULA) dengan judul, Analisis Pemberitaan Tentang Unissula di media cetak {(Analisis isi pemberitaan harian suara merdeka dan jawa pos) Studi deskriptik analitik, dengan metode penelitian analisis isi kuantitatif}.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profesionalitas indenpedensi pemberitaan, objektivitas pemberitaan suatu media dalam menggangkat tema atau mempublikasikan suatu gejala/ permasalahan sosial. Dimana penonjolan berita yang merupakan peneguhan sikap media akan menentukan apa yang diberikan kepada khalayak dan menganggap hal itu layak untuk disimak oleh khalayak. Dalam hal ini maka media mempunyai peran penting dalam mempengaruhi opini publik dan khalayak luas.

(20)

meneliti tentang bagaimana suatu media merekontruksi suatu pemberitaan. Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yakni lebih mengkaji bagaimana unsur objektivitas pemberitaan suatu media terhadap suatu permasalahan.

2.2. Landasan Teor i

2.2.1. Penger tian Media Massa dan Komunikasi Massa

Media massa seperti yang dikemukakan oleh althusser dan Gramsci dalam Sobur (2004:30) merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan pendapat atau aspirasi baik itu dari pihak masyarakat maupun dari pihak pemerintah atau negara. Media massa tersebut sebagai wadah untuk menyalurkan informasi yang merupakan perwujudan dari hak asasi manusia dalam kehidaupan ermasyarakat dan bernegara, dalam diri media massa juga terselubung kepentingan-kepentingan yang lain, misalnya kepentingan kapitalisme modal dan kepentingan keberlangsungan lapangan pekerjaan bagi karyawan dan sebagainya.

(21)

Media massa merupakan institusi baru yang berkaitan dengan produksi dan distribusi pengetahuan dalam arti luas. Media massa mempunyai sejumlah ciri-ciri yang menonjol, diantaranya adalah penggunaan teknologi yang relatif maju untuk produksi (massal) dan penyebaran pesan, mempuyai organisasi yang sistematis dan aturan-aturan sosial serta sasaran pesan yang mengarah pada audiens dalam jumlah besar yang tidak bisa ditentukan apakah meraka menerima pesan yang disampaikan, atau malah menolaknya. Institusi media massa pada dasarnya terbuka, beroprasi dalam dimensi publik untuk memberikan saluran komunikasi reguler dari berbagai pesan yang mendapat persetujuan sodial dan dikehendaki oleh banyak individu.

Dalam komunikasi massa menurut Winarni dapat dipusatkan pada komponen-komponen komunikasi massa, yaitu variabel yang dikandung dalam setiap tindak komunikasi dan bagaimana variabel ini bekerja pada media massa, kelima komponen tersebut adalah:

1. Sumber. Komunikasi massa adalah suatu organisasi kompleks yang mengeluarkan biaya besar untuk menyusun dan mengirimkan pesan. 2. Khalayak. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan

kepada massa, yaitu khalayak yang jumlahnya besar yang bersifat heterogen dan anonim.

(22)

4. Proses. Ada dua proses dalam komunikasi massa yaitu: 1) Komunikasi massa merupakan proses satu arah. Komunikasi ini berjalan dari sumber ke penrima dan tidak secara langsung dikembalikan kecuali dalam bentuk umpan balik tertunda. 2) Komunikasi massa merupakan proses dua arah (Proses seleksi). Baik media ataupun khalayak melakukan seleksi. Media menyeleksi khalayak sasaran atau penerima menyeleksi dari semua media yang ada, pesan manakah yang mereka ikuti.

5. Konteks komunikasi massa berlangsung dalam suatu konteks sosial. Media mempengaruhi konteks sosial masyarakat, dan konteks sosial masyarakat mempengaruhi media massa. (Winarni, 2003 : 4-5)

Setiap disiplin ilmu dalam komunikasi memiliki ciri-ciri dan karekateristik yang berbeda-beda, adapun beberapa karakteristik komunikasi massa yang sering digunakan pada media massa yaitu:

1. Sifatnya satu arah, walaupun beberapa media massa terkadang melibatkan khalayak secara langsung dengan diadakannya dialog interaktif, namun itu hanya untuk kepentingan terbatas.

(23)

3. Menjangkau khalayak secara luas. Dengan adanya satuu stasiun pemancar pesan atau informasi dapat disampaikan dalam cakupan satu negara. Namun dalam karakteristik ini sistem ekonomi dan sosial juga ikut berperan.

4. Berusaha membidik sasaran tertentu, informasi yang disampaikan harus menarik minat orang-orang sehingga informasi tersebut disalurkan kepada orang lain

5. Komunikasi dilakukan oleh institusi sosial yang harus peka terhadap kondisi lingkungannya. Ada interaksi tertentu yang berlangsung antara media dan masyarakat. Untuk memahami sebuah masyarakat kita harus menelaah latar belakang, asumsi dan keyakinan-keyakinan dasarnya. Untuk itu diperlukan penguasaan atas sejarah, sosiologi, ilmu ekonomi dan filsafat demi memahami sebuah masyarakat secara benar. (Rivers, 2004 :18)

(24)

2.2.2. Ber ita

Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik, dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on line internet. Berita berasal dari bahasa sansekerta, yaitu urit yang dalam bahasa Inggris disebut write, yang berarti sebenarnya adalah ada atau terjadi. Sebagian ada yang menyebut dengan Writta, artinya kejadian atau yang telah terjadi. Dalam kamus besar bahasa Indonesia karya Poerwadarminto, berita diperjelas menjadi laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.

Sedangkan menurut McQuail (1989 : 189) berita merupakan sesuatu yang bersifat metafistik dan sukar dijawab kembali dalam kaitannya dengan institusi dan kata putus mereka yang bersifat rasa dan sulit diraba karena kehalusannya. Berita bukanlah cermin kondisi sosial, tetapi laporan tentang salah satu aspek yang telah menonjolkannya sendiri.

(25)

Dari beberapa definisi tersebut dapat dirangkum bahwa berita adalah laporan dari kejadian yang penting atau peristiwa hangat, dapat menarik minat atau perhatian para pembaca. Berita merupakan gudang informasi, dan berita merupakan bagian terpenting dari tabloid atau surat kabar.

Menurut Djuroto (2002 : 48) untuk membuat berita paling tidak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut

1. Menjaga Objektivitas dalam pemberitaan.

2. Faktanya tidak boleh diputar sedemikian rupa hingga tinggal sebagian saja.

3. Berita itu harus menceritakan segala aspek secara lengkap.

Sedangkan menurut Kusumaningrat (2006 : 47) unsur-unsur yang membuat suatu berita layak untuk dimuat ada tujuh yaitu ; Akurat, Lengkap, Adil, Berimbang, Objektif, Ringkas, Jelas, dan Hangat.

(26)

kemajuan, dampak, kemasyhuran, segar dan kedekatan, keganjilan, human interest, seks, dan aneka nilai lainnya.

Berita memiliki banyak jenis, Menurut Sumadiaria ( 2005 : 69-71 ) dalam dunia jurnalistik berita berdasarkan jenisnya dapat dibagi dalam tiga kelompok :

1. Elementary yaitu :

a. Straight News report adalah laporan langsung mengenai suatu peristiwa. Biasanya berita jenis ini ditulis dengan unsur-unsur yang dimulai dari what, when, why, where, who, dan how (5W+1H).

b. Depth News Report merupakan laporan yang sedikit berbeda dengan

Straight News report. Reporter (wartawan) menghimpun informasi dengan fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan untuk peristiwa itu sendiri.

c. Comprehensive News merupakan laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. Berita menyeluruh, mencoba menggabungkan berbagai serpihan fakta itu dalam satu bangunan cerita peristiwa sehingga benang merahnya terlihat dengan jelas.

2. Intermediate yaitu :

a. Interpretative Report lebih dari sekedar Straight News report dan

(27)

isu, masalah, atau peristiwa-peristiwa kontroversial. Dalam jenis laporan ini reporter menganalisis dan menjelaskan.

b. Feature Story berbeda dengan jenis berita-berita di atas yang menyajikan informasi-informasi penting, di feature story penulis mencari fakta untuk menarik perhatian pembaca. Penulisan feature lebih bergantung pada gaya penulisan dan humor daripada pentingnya informasi yang disajikan.

3. Adnance yaitu :

a. Depth Reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap, dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual.dengan membaca karya pelaporan mendalam, orang akan mengetahui dan memahami dengan baik duduk perkara suatu persoalan dilihat dari berbagai perspektif atau sudut pandang.

b. Investigative Reporting berisikan hal-hal yang tidak jauh berbeda dengan laporan interpretatif. Berita jenis ini biasanya memusatkan pada sejumlah masalah dan kontroversi. Dalam laporan investigatif waratawan melakukan penyelidikan untuk memeperoleh fakta yang tersembunyi demi tujuan. Pelaksanaannya sering ilegal atau tidak etis

(28)

yang menafsirkan berita-berita yang penting dan mempengaruhi pendapat umum

Yang dapat membedakan antara berita dengan bukan berita salah satunya adalah pada ada tidaknya opini. Hal ini didasari bahwa sebuah berita berasal dari suatu fakta sedangkan opini berangkat dari suatu pemikiran. Berita mempresentasikan fakta sedangkan opini mempresentasikan gagasan atau ide. Dalam kacamata jurnalistik, tidak semua fakta adalah berita.

Suatu fakta dapat dikatakan berita, apabila memenuhi syarat antara lain telah dipublikasikan oleh seseorang atau institusi yang jelas identitasnya, fakta tersebut dihimpun oleh jurnalis dengan cara yang sesuai dengan standart operasional dan prosedur dalam profesi jurnalistik (jurnal mata kuliah dasar-dasar jurnalistik).

Untuk membuat berita paling tidak, harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Menjaga objektifitas dalam pemberitaan.

2. Fakta tidak boleh diputar balikkan sedemikian rupa hingga tinggal sebagian saja.

3. Berita itu harus menceritakan segala aspek secara lengkap.

(29)

a. Menguji informasi berarti melakukan cek dan re-cek tentang kebenaran informasi.

b. Berimbang dengan memberikan ruang pemberitaan kepada masing-masing pihak secara proporsional.

c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan.

d. Azas praduga tak bersalah adalah prinsip dengan tidak menghakimi seseorang.

Setiap berita yang disuguhkan harus dapat dipercaya namun juga dapat menarik perhatian khalayak sehingga lewat menyajikan hal-hal yang factual dari apa adanya, kebenaran isi cerita yang disampaikan tidak menimbulkan tanda tanya dan ada kesesuaian dari judul dengan isi berita.

Unsur yang penting dalam menyajikan berita adalah kesesuaian antara judul berita dengan isinya, terlebih lagi bagi media massa cetak dengan pembaca yang memiliki karakteristik pembaca sekilas. Judul berita harus mempresentasikan seluruh isi berita, hal ini dimaksudkan untuk menghindari salah persepsi saat berita dibaca hanya menarik saat dibaca sekilas oleh khalayak melalui judul yang bombastis namun tidak sesuai dengan isi.

(30)

mengarang judul berita yang se bombastis mungkin sedangkan tidak tercermin pada isi beritanya.

Pada jurnal mata kuliah jurnalistik, dikatakan fungsi judul berita adalah :

1. Memberikan identitas pada berita

2. Mempermudah pembaca untuk memilih berita 3. Menarik perhatian pembaca

Mutu surat kabar dalam penyajiannya sangat sering juga menyertakan gambar, foto, ilustrasi kartun maupun bagan ataupun table yang berguna untuk memperjelas isi pemberitaan. Penempatan adanya data pendukung berita ini sangat penting atas pertimbangan berikut :

1. Foto, gambar, table, dan ilustrasi merupakan unsure berita yang pertama kali menangkap mata serta perhatian pembaca. Woodburn (yang dikutip dari jurnal jurnalistik media cetak) menjelaskan bahwa data pendukung berita di atas, memiliki kekuatan stopping power serta menjelaskan bagian dari unsure berita yang disajikan.

(31)

2.3. Per s Dalam Kaidah J ur nalistik

Ketika semua orang memiliki hak suara, maka mereka pun merasa ikut berkepentingan dengan jalannya pemerintahan. Setiap orang dengan intensitas yang berbeda-beda, mulai ikut berpartisipasi dalam urusan publik. Dalam kaitan inilah pers menjadi sangat penting untuk menjaga sistem politik. Pers juga menjadi sumber informasi atau pendidik, sumber nilai-nilai budaya baru, sekaligus sumber hiburan. (Rivers, 2004:51)

Ada dua pengertian pers, yaitu pers dalam arti sempit dan pers dalam arti luas. Pers dalam arti sempit adalah media massa cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid mingguan, dan sebagainya. Sedangkan pers dalam arti luas meliputi media massa cetak elektronik antara lain radio dan televisi, sebagai media yang menyiarkan karya jurnalistik. ( Effendy, 2000:90)

Jadi secara tegas, pers adalah lembaga atau badan atau organisasi yang menyebarkan berita sebagai karya jurnalistik kepada khalayak. Pers dan jurnalistik dapat diibaratkan sebagai raga dan jiwa. Pers adalah aspek raga, karena ia berwujud, konkret atau nyata, oleh karena itu dapat diberi nama. Desangkan jurnalistik adalah aspek jiwa, karena ia abstrak, merupakan kegiatan daya hidup yang menghidupi aspek pers itu sendiri.

(32)

jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan jenis saluran yang tersedia.

Dengan demikian pers merupakan sarana untuk menngabarkan informasi dan juga sebagai sarana untuk mencari informasi. sehingga memudahkan kita untuk mengakses apa yang kita belum ketahui dan memudahkan kita untuk mengabarkan apa yang ingin kita kabarkan kepada khalayak.

Tugas dan fungsi pers adalah mewujudkan keinginan manusia yang haus akan kebutuhan informasi tersebut melalui medianya. Tetapi fungsi pers bukan hanya itu, menurut Kusumaningrat fungsi pers yang lebih detail adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Informatif

Yaitu memberikan informasi atau berita kepada khalayak dengan cara yang teratur. Pers menghimpun berita yang dianggap berhuna dan penting bagiorang banyak dan kemudian menuliskan dengan kata-kata. Pers memberitakan suatu kejadian pada saat itu dan tidak menutup kemungkinan bahwa pers juga memperingatkan khalayaknya tentang peristiwa yang diduga akan terjadi.

2. Fungsi Kontrol ( fungsi watchdog )

(33)

pers daripada oleh kelompok organisasi masyarakat lain seperti LSM, dan lain sebagainya.

3. Fungsi Interpretatif dan Direktif

Pers harus menceritakan kepada masyarkat tentang arti suatu kejadian (biasanya melalui tajuk rencana atau tulisan latar belakang) dan jika diperlukan, pers juga memberitahukan tindakan yang seharusnya diambil oleh masyakarat dan memberikan alasan mengapa harus bertindak.

4. Fungsi Menghibur

Mereka menceritakan kisah yang menarik dan lucu untuk khalayak ketahui (humor, drama serta musik) meskipun kisah itu tidak terlalu penting.

5. Fungsi Regeneratif

(34)

6. Fungsi Pengawalan Hak-Hak Warga Negara

Pers harus menjaga baik-baik jangan sampai timbul tirani golongan mayoritas dimana golongan mayoritas itu menguasai dan menekan golongan mayoritas. Pers harus bekerja berdasarkan teori tanggung jawab dan menjami hak setiap pribadi untuk didengar dan diberi penenrangan sesuai dengan yang dibutuhkannya. Dalam beberapa hal khalayak hendaknya diberi kesempatan untuk menulis kritik dalam media terhadap segala sesuatu yang berlangsung dalam kehidupan masyarakat, bahkan juga tidak menutup kemungkinan untuk mengkritik medianya sendiri.

7. Fungsi Ekonomi

Pers juga dapat berfungsi secara ekonomi yaitu dengan cara melayani sistem ekonomi melalui iklan

8. Fungsi Swadaya

Untuk memelihara kebebasan yang murni, pers berkewajiban untuk memupuk kekuatan modalnya sendiri agar tidak ditempatkan dibawah kehendak siapa saja yang mampu membayarnya sebagai balas jasa. ( Kusumaningrat, 2005 : 27-29 )

(35)

2.3.1 Teor i Kebebasan Per s

Fred S.Siebert, Theodore Peterson dan Wilbur Scramm dalam bukunya berjudul Four Theoris of the Press menyebutkan empat teori pers, yaitu; Authoritarian press, Lebertarian press, social responsibility press dan Soviet Communist perss. Khusus teori yang terakhir, Soviet Communist Press, sebenarnya pengembangan dari Authoritarian Press, sedangan Social Responsibility Press merupakan perkembangan dari Libertarian Press. Berikut ini merupakan penjelasan dari keempat teori itu yang dikutip dari berbagai sumber {(Effendi, 2004:62-63),(Bungin, 2007:289-292),(Nurudin, 2004:72-76),(Tankard & Severin, 2005:373-383),(Ardianto, 2005:54-60)}.

1. Authoritarian Press (per s otor iter )

Teori otoriter adalah pers yang mendukung dan menjadi kepanjangan tangan kebijakan pemerintah yang sedang berkuasa dan melayani negara. Teori ini muncul setelah mesin cetak ditemukan dan menjadi dasar perkembangan pers komunis soviet. Dikenal sebagai sistem tertua yang lahir sekitar abad 15-16 pada masa pemerintahan absolut. saat itu , apa yang disebut kebenaran (truth) adalah milik beberapa gelintir penguasa saja. Karena itu fungsi pers adalah dari puncak turun kebawah.

(36)

Mesin cetak harus memiliki izin dan dalam beberapa kondisi harus mendapat hak ijin pemakaian khusus dari kerajaan atau pemerintah agar bisa digunakan dalam penerbitan. Melalui penerapan hak khusus, lisensi, sensor langsung, dan peraturan yang diterapkan sendiri dalam tubuh serikat pemilik mesin cetak, indvidu dijauhkan dari kemungkinan mengkritik pemerintah yang berkuasa. Dalam sistem otoriter, pers bisa dimiliki baik secara publik maupun perorangan, namun demikian, tetap dianggap sebagai alat untuk menyebarkan kebijakan pemerintah. Pers lebih digunakan untuk memberi informasi kepada rakyat mengenai apa yang penguasa pikirkan, apa yang mereka inginkan, dan apa yang harus didukung oleh rakyat. Berbagai kejadian yang akan diberitakan dikontrol oleh pemerintah karena kekuasaan raja sangat mutlak. Negara dengan raja sebagai kekuatan adalah pusat segala kegiatan. Oleh karena itu, individu tidak penting, yang lebih penting adalah negara sebagai tujuan akhir individu. Benito Mussolini (Italia) dan Adolf Hitler (Jerman) adalah dua penguasa yang mewarisi sistem pers otoriter.

(37)

Journal, Far Eastern Economic Review, dan International Herald Tribune

merupakan harian yang pernah berselisih dengan pemerintah Singapura, dan harus membayar denda serta menghadapi kontrol yang ketat.

2. Libertarian Press (per s liber al)

Sistem pers liberal (libertarian) berkembang pada abad ke 17-18 sebagai akibat munculnya revolusi industri, dan adanya tuntutan kebebasan pemikiran di negara barat yang disebut aufklarung (pencerahan). Teori ini berkembang sebagai dampak dari masa pencerahan dan teori umum tentang rasionalisasi serta hak-hak alamiah dan berusaha melawan pandangan yang otoriter. Esensi dasar sistem ini memandang manusia mempunyai hak asasi dan meyakini bahwa manusia akan bisa mengembangkan pemikirannya secara baik jika diberi kebebasan.

(38)

Libertarian theory menjadi dasar modifikasi social responsibility theory, dan merupakan kebalikan dari Authoritarian Theory dalam hal hubungan posisi manusia terhadap negara. Manusia tidak lagi dianggap bebas untuk dipimpin dan diarahkan. Kebenaran bukan lagi milik kodrati manusia. Dan pers dianggap partner dalam mencari kebenaran. Untuk selama dua ratus tahun, pers Amerika dan Inggris menganut teori liberal ini, bebas dari pengaruh pemerintah dan bertindak sebagai Fourth Estate (kekuasaan keempat) dalam proses pemerintahan, setelah kekuasaan pertama lembaga eksekutif, kekuasaan kedua lembaga legislatif, dan kekuasaan ketiga lembaga yudikatif.

(39)

“proses pembuktian kebenaran” dalam “pasar bebas gagasan” akan memungkinkan individu membedakan mana yang benar dan yang salah. Demikian pula dengan sistem hokum yang memiliki ketentuan untuk menindak tindakan fitnah, tindakan senonoh, ketidaksopanan, dan hasutan dalam masa peperangan.

On Liberty, perwujudan terbaik dan ringkas dari gagasan mendukung ”pers bebas”, diterbitkan pada pertengahan abad 19 oleh John Stuart Mill. Pada bab 2 buku ini, Mill berpendapat bahwa kalau kita mematikan opini, maka mati pula kebenaran. Teori liberal mengatakan bahwa manusia dapat membetulkan kesalahannya, namun hanya bila ada kemungkinan atau kesempatan untuk berdiskusi dan menyampaikan pendapat agar fakta dan kebenaran akhirnya bisa terlihat. Mill berpendapat bahwa satu-satunya cara manusia agar bisa memahami segala sesuatu secara utuh adalah dengan mendengar berbagai pendapat orang tentang hal tersebut. Teori liberal dengan paham kebenarannya yang diterima secara luas, berguna dan terus berkembang sampai akhirnya revolusi industri juga mempengaruhi dunia penerbitan dan penyiaran. Ketika teknologi memungkinkan distribusi koran dengan luas dan cepat, nilai ekonomi produksi masal menjadi sangat penting.

(40)

surat kabar yang bersaing satu sama lain. Hal ini menyebabkan banyak orang, baik di dalam maupun luar media, mulai mempertanyakan manfaat teori liberal dalam masyarakat yang demokratis. Saat ini pandangan yang tidak populer walaupun penting sulit untuk diterima. Selain itu, psikologi abad 20 telah menunjukkan bahwa manusia tidak selalu berhubungan dengan informasi dengan cara yang tampak rasional. Rasionalisasi sendiri adalah usaha untuk memberikan penjelasan yang masuk akal untuk tindakan yang tidak masuk akal. Pendapat seperti itu membantah filosofi ”manusia rasional” yang menjadi dasar teori liberal.

3.Social Responsibility Press (per s tanggung jawab sosial)

(41)

Teori tanggung jawab sosial mengatakan bahwa, setiap orang yang memiliki suatu yang penting untuk dikemukakan harus diberikan hak dalam forum, dan jika media tidak dianggap memenuhi kewajibannya, maka ada pihak yang harus memaksanya. Dasar pemikiran sistem ini adalah sebebas-bebasnya pers harus bisa bertanggung jawab kepada masyarakat tentang apa yang diaktualisasikan.

Sistem ini muncul di Amerika Serikat ketika apa yang telah dinikmati oleh pers Amerika selama dua abad lebih, dinilai harus diadakan pembatasan atas dasar moral dan etika. Penekanan pada tanggung jawab sosial dianggap penting untuk menghindari kemungkinan terganggunya ketertiban umum. Menurut Peterson, “kebebasan pers harus disertai kewajiban untuk bertanggung jawab kepada masyarakat guna melaksanakan tugas pokok yang dibebankan kepada komunikasi massa dalam masyarakat modern selama ini.” Sistem ini juga lebih menekankan kepentingan umum dibanding dengan kepentingan pribadi. Social Responsibility muncul di negara-negara nonkomunis dan sering juga disebut sebagai new libertarianism.

(42)

melakukan “deregulasi” bidang penyiaran. Alasannya adalah dengan adanya teknologi beru seperti TV kabel dan siaran berdaya rendah, saat ini ada cukup banyak saluran yang tersedia dalam tiap komunitas sehingga aturan yang ada tidak diperlukan lagi.

(43)

menimbulkan keraguan pada keakuratan keseluruhan laporan. Jika reporter dan editor tidak dapat menyajikan fakta yang jelas dan benar, apakah pembaca dan pemirsa dapat percaya bahwa fakta yang lebih rumit dapat disajikan benar? Akibatnya timbul keraguan pada kredibilitas media yang semakin dan memang selalu rendah.

4. Soviet Communist Press (per s komunis Soviet)

Teori pers komunis social baru tumbuh dua tahun setelah revolusi oktober 1917 di Rusia dan berakar pada teori pers authoritarian. Berkembang karena munculnya Negara Uni Soviet yang berpaham komunis pada awal abad ke-20. Sistem ini dipengaruhi oleh pemikiran Karl Marx tentang perubahan sosial yang diawali oleh Dialektika Hegel (mengatakan bahwa tak ada bidang-bidang realitas maupun bidang-bidang-bidang-bidang pengetahuan yang terisolasi/berdiri sendiri; semua saling terkait dalam satu gerak penyangkalan dan pembenaran. Sesuatu itu hanya benar apabila dilihat dengan seluruh hubungan).

(44)

waktu itu) pers harus melayani kepentingan kelas dominan dalam masyarakat, yakni proletar. Pers harus menjadi collective propagandist, collective agitator, collective organizer. Adapun kaum proletar diwakili oleh partai komunis.

Fungsi pers adalah indoktrinasi massa, pendidikan atau bimbingan massa yang dilancarkan partai. Ini juga diakui Stalin, pemimpin sesudah Lenin. Teori totaliter soviet merupakan perubahan dari teori otoriter pers pada negara-negara yang berhaluan komunis. Sistem pers ini menopang kehidupan sistem sosialis Soviet Rusia yang dan memelihara pengawasan yang dilakukan pemerintah terhadap segala kegiatan sebagaimana biasanya terjadi dalam kehidupan komunis. Sebab itu, di negara tersebut tidak terdapat pers bebas, yang ada hanya pers pemerintah. Segala sesuatu yang memerlukan keputusan dan penetapan umumnya dilakukan oleh para pejabat pemerintah sendiri. Dengan bubarnya negara Uni Republik Sosialis Soviet pada 25 desember 1991 yang kini menjadi negara persemakmuran, negara tersebut sekarang telah melepaskan sistem politik komunisnya.

(45)

(topikalitas adalah orientasi pada apa yang sedang ramai dibicarakan), jika dalam teori pers penguasa semata-mata orientasinya adalah upaya mempertahankan “status-quo”, dalam teori pers komunis Soviet orientasinya adalah perkembangan dan perubahan masyarakat (untuk mencapai tahap kehidupan komunis).

Setiap negara memiliki sistem persnya sendiri-sendiri dikarenakan perbedaan dalam tujuan, fungsi, dan latar belakang sosial politik yang menyertainya. Akibatnya berbeda dalam tujuan, fungsi, dan latar belakang munculnya pers, dan tentunya pula, berbeda dalam mengaktualisasikannya. Nilai, filsafat hidup dan ideologi suatu negara juga telah berperan besar dalam mempengaruhi sebuah pers. Ini juga berarti bahwa sistem yang dikembangkan juga berbeda. Salah satu alasan kenapa kiat perlu mempelajari berbagai macam sistem pers adalah untuk mengetahui sekaligus melakukan perbandingan antarsistem pers. Disamping itu pula agar kita menjadi tahu dimana posisi sistem pers Indonesia.

(46)

diyakini tetapi tetap dilanggar. Apa yang diberitakan pers harus bisa dipertanggungjawabkan pada masyarakat. Adapun tanggung jawab itu ada satu dasar ideologi yang diyakini, yakni pancasila. Pancasila harus dijadikan acuan dalam perilaku pers. (Nur udin, 2007:69-75)

Di Indonesia pers dijamin kebebasannya melalui undang-undang. Diantaranya yaitu Undang - Undang No. 40 tahun 1999 tentang Pers yang mengatur dan memberikan jaminan kebebasan pers di Indonesia.

2.4. J ur nalisme Online Sebagai Media Massa

Sejarah media massa memperlihatkan bahwa sebuah teknologi baru tidak pernah menghilangkan teknologi yang lama, namun mensubstitusinya. Radio tidak menggantikan surat kabar, namun menjadi sebuah alternatif, menciptakan sebuah kerajaan dan khalayak baru. Demikian halnya dengan televisi, meskipun televisi melemahkan radio, tetapi tetap tidak dapat secara total mengeliminasinya. Maka, cukup adil juga untuk mengatakan bahwa jurnalisme online mungkin tidak akan bisa menggantikan sepenuhnya bentuk-bentuk media lama. Melainkan, tampaknya menciptakan suatu cara yang unik untuk memproduksi berita dan mendapatkan konsumen berita. Jurnalisme online tidak akan menghapuskan jurnalisme tradisional, namun meningkatkan intensitasnya. Dengan menggabungkan fungsi-fungsi dari teknologi internet dengan media tradisional. (Santana, 2005:135)

(47)

berita mengenai Drudge Report yang menyangkut skandal Lewinsky, ketika sebuah

e-mail dikirimkan ke 50 ribu pelanggan pada tanggal 18 Januari 1998. Dalam setiap aspek penting kisah ini, menurut Lasica ketika menulis Internet Journalism and The Clinton-Lewinsky Investigation, medium internet digunakan untuk “membongkar berita-berita skandal, menyuarakan tuduhan-tuduhan baru, dan merilis secara keseluruhan laporan final Starr atas investigasinya.” Jurnalisme online telah memicu tren alternatif, mengklaim bahwa jurnalisme online telah mengubah segala aktivitas jurnalistik dan kegiatan lama profesi jurnalisme. Sejak itu, jurnalisme online telah maju secara dramatis. Kini, hampir seluruh media berita memiliki web yang hadir dalam berbagai bentuk. Terdapat tiga kelompok situs berita dalam kaitannya dengan isi. (Santana K, 2005:136)

Model situs berita secara general yang kebanyakan digunakan oleh media berita tradisional sekadar merupakan edisi online dari medium induknya. Isi orisinalnya diciptakan kembali oleh internet dengan cara mengintensifkan isi dengan kapasitas-kapabilitas teknis dari cyberspace. Washington Post Online (www.washingtonpost.com), CNN Interactive (www.CNN.com) adalah contoh-contoh tipikal tipe ini.

Pada model situs kedua, bentukan situs Web-nya berisikan orisinalitas indeks, dengan cara mendesain ulang dan merubah isi dari berbagai media berita.

(48)

media dan isi mereka. Model situs ini memfokuskan isu-isu spesifik, melayani kepentingan komunitas dan kelompok-kelompok sosial tertentu, serta membuat saluran pertukaran pikiran dan diskusi interaktif dengan pembacanya.

Model situs ketiga berisi diskusi dan komentar-komentar pendek tentang berita dan media. Media-media watchdogs masuk ke dalam kelompok ini. Mereka menjadi saluran untuk diskusi masyarakat mengenai permasalahan yang mencuat.

Internet adalah medium terbaru yang mengkonvergensikan seluruh karakteristik dari bentuk-bentuk terdahulu. Karena apa yang berubah bukanlah substansinya, melainkan mode-mode produksi dan perangkatnya. (Hilf, 2000:27)

Teori konvergensi menyatakan bahwa berbagai perkembangan bentuk media massa terus merentang dari sejak awal siklus penemuannya. Setiap model media terbaru tersebut cenderung merupakan perpanjangan, atau evolusi, dari model-model terdahulu. Dalam konteks ini, internet bukanlah suatu pengecualian. (Stoval, 2005:116)

Sebagai bagian dari institusi komunikasi massa formal, jurnalisme online pun menganut ciri-ciri dan sifat media massa, yaitu :

a.Komunikator melembaga b.Pesan teroganisir

c.Program berlanjut d.Periodik

(49)

f.Komersial

g.Memiliki status hukum h.Aktualitas pesan tinggi i.Secara stimultan/publikatif j.Profesional

k.Komunikasi heterogen

Jurnalisme online adalah tipe baru jurnalisme karena memiliki sejumlah fitur dan karakteristik yang berbeda dari jurnalisme tradisional. Fitur-fitur uniknya mengemuka dalam teknologinya, menawarkan kemungkinan-kemungkinan tidak terbatas dalam memproses dan meyebarkan berita, J.Pavlik dalam bukunya Journalism and New Media menyebut tipe baru jurnalisme ini sebagai “contextualized journalism”, karena mengintegrasikan tiga fitur komunikasi yang unik, yaitu kemampuan-kemampuan berdasarkan platform digital, kualitas-kualitas interaktif komunikasi online, dan fitur-fitur yang ditatanya (costumizeable features). (Santana, 2005:137)

(50)

terletak pada media dan efisiensi pencarian, pengolahan dan penyebarluasan beritanya.

Karakter jurnalisme online yang paling terasa meskipun belum tentu disadari adalah kemudahan bagi penerbit maupun masyarakat untuk membuat peralihan waktu penerbitan dan pengaksesan. Penerbit online bisa menerbitkan maupun mengakses artikel-artikel untuk dapat dilihat saat ini maupun nanti. Ini sebenarnya juga dapat dilakukan oleh jurnalisme konvensional, namun jurnalisme online dimungkinkan untuk melakukannya dengan lebih mudah dan cepat karena informasi yang disebarluaskan lebih cepat daripada jurnalisme konvensional. Sebagai bagian dari media massa, jurnalisme online pun memiliki dan menjalankan fungsi-fungsi media massa, yaitu :

a. Fungsi Informasi

(51)

b. Fungsi Edukasi

Merupakan fungsi yang dilakukan oleh media massa dalam emberikan pendidikan kepada masyarakat, termasuk pembinaan moral dan pendidikan budi pelerti. Informasi yang diberikan kepada masyarakat memberikan wawasan kepada masyarakat, baik mengenai nilai-nilai maupun norma-norma yang mampu memberikan penyadaran kepada masyarakat seperti mengenai ekonomi, politik, hukum, sosial budaya dan aspek lain yang pada intinya informasi yang diberikan merupakan upaya pemberdayaan masyarakat.

c. Fungsi Hiburan

Media massa juga memiliki fungsi hiburan, terlebih dengan media elektronik yang secara umum merupakan sarana hiburan bagi masyaakat Indonesia pada umumnya. Setiap hari berbagai acara hiburan ditayangkan di televisi, baik hiburan untuk anak-anak maupun orang dewasa. Bahkan media massa sekarang seolah-olah menjadi “agama baru” yang dapat menggeser nilai-nilai moral dari institusi lain, baik keluarga, sekolah, maupun agama.

d. Fungsi Kontrol Sosial

(52)

Situs berita online cenderung lebih bebas, tidak terlalu terpaku pada kaidah kaidah bahasa dan jurnalistik yang berlaku umum, jadi intinya bahasa yang digunakan pada situs berita online haruslah singkat, padat dan menarik. (http:/jonru.multiply.com/journal/item/128)

2.5. Objektifitas Ber ita

Media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realisasi dunia yang benar-benar terjadi, agar gambar realitas yang ada di benak khalayak – the world outside and the pictures in our head, tidaklah bias dikarenakan informasi media massa tidak kontekstual dengan realitas. Secara ideal, setiap berita yang disajikan dalam suatu media harus memenuhi unsure objektifitas.

Media massa yang sarat dengan informasi adalah pers. Pers merupakan cermin realitas karena pers pada dasarnya lebih menekankan fungsi sebagai sarana pemberitaan. Isi pers yang utama adalah berita. Fakta dan realitas adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari konsep objektifitas. Oleh karena itu jika terdapat sebuah paradigma yang berkaitan dengan ilmu jurnalistik, pasti ditemukan sebuah paradigma yang mensyaratkan adanya konsep objektifitas dalam penyajian berita.

Pers senantiasa dituntut mengembangkan pemberitaan yang obyektif, yaitu “reporting format that generally spates fact from pinion present an emotionally detached view of the news, and strives for fairness and balanced” (DeFleur, 1994 : 635).

(53)

pemberitaan di surat kabar selalu dituntut untuk mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektifitas yang juga sering disebut sebagai pemberitaan cover both side, dimana pers menyajikan semua pihak yang terlibat sehingga pers mempermudah pembaca menemukan kebenaran. Selain fairness, pers juga dituntut melakukan pemberitaan yang akurat, tidak bohong, menyatakan fakta bila itu memang fakta, dan pendapat bila itu memang pendapat, dikutip dari Siebert tahun 1986 (Bungin, 2003 : 153 – 154).

Jurgen Westerstahl menjabarkan konsep objektifitas pada bagan berikut :

Bagan 1. Konsep Objektivitas Westerstahl (Westerstahl, 1983 : 405)

Westerstahl mengajukan komponen utama objektifitas berita dalam observasinya “maintaining objectivity in the dissemination of news can, it seems to me, most easily be defined as” adherence to certain norm or standards” (Charllote, 2006 : 7 – 8 yang dikutip dari Westerstahl, 1983 : 403).

Kefaktualan dikaitkan dengan bentuk penyajian laporan tentang peristiwa atau pernyataan yang dapat dicek kebenarannya pada sumber dan disajikan tanpa

Object ivit y

Fakt uality Im part ialit y

Trut h Relevance Balance / non present ation

(54)

komentar. Impartialitas dihubungkan dengan sikap netral wartawan/reporter, suatu sikap yang menjauhkan setiap penilaian pribadi dan subyektif demi pencapaian sasaran yang diinginkan. Hanya saja, ada jurnalis yang menempatkan objektifitas sebagai simbol keyakinan di dalam pekerjaannya, dan ada pula jurnalis yang mengoperasionalisasikan objektifitas dalam rutinitas tugas serta tanggungjawabnya sehari-hari ( Charilote, 2006 : 3).

Objektifitas merupakan nilai etika dan moral yang harus dipegang teguh oleh media dalam menjalankan profesi jurnalistik. Dalam pasal 3, Kode Etik Jurnalistik yang dikeluarkan oleh AJI 14 Maret 2006 dikatakan “wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi serta menetapkan azas praduga tak bersalah”.

(55)

a. Akurasi pemberitaan, yaitu menyangkut kejujuran dalam pemberitaan yang meliputi:

1) Kesesuaian judul berita dengan isi berita. 2) Pencantuman waktu terjadinya suatu peristiwa.

3) Penggunaan data pendukung atau kelengkapan informasi atas kejadian yang ditampilkan.

4) Faktualitas berita, yaitu menyangkut ada tidaknya pencampuran fakta dengan opini wartawan yang menulis berita.

b. Fairness atau ketidakberpihakan pemberitaan, yaitu yang menyangkut keseimbangan penulisan berita yang meliputi :

1) Ketidakberpihakan, dilihat dari sumber berita yang digunakan. 2) Ketidahberpihakan dilihat dari ukuran fisik luas kolom. c. Validitas keabsahan pemberitaan, diukur dari :

1) Atribusi, yaitu pencantuman sumber berita secara jelas (baik identitas maupun dalam upaya konfirmasi atau check dan re check).

(56)

Kategori ini dibagi menjadi : wartawan, pelaku langsung dan bukan pelaku langsung.

Objektifitas, betapapun sulitnya harus diupayakan oleh insan pers. Objektifitas berkaitan erat dengan kemandirian pers sebagai institusi sosial, hal ini penting mengingat signifikasi efek media terhadap khalayak.

2.5.1. Konsep Penyajian Ber ita

Konsep penyajian berita salah satunya kembali pada konsep aktualitas yang menurut Denis McQuail merupakan ciri utama berita melalui menyajikan suatu peristiwa terbaru, karena itu, sangat penting adanya pemberian identitas waktu dalam sebuah penyajian berita.

Dalam sebuah berita yang idealnya mengambil bentuk piramida terbalik yang diurutkan dengan menjelaskan mulai dari bagian berita yang terpenting sampai pada yang kurang penting, letak tanggal terjadinya peristiwa umumnya terletak pada bagian teras berita. Bentuk penulisan Piramida Terbalik (Inverted Pyramid), seperti pada gambar berikut :

(Gambar Piramida Terbalik 5W+ 1H) J UD U L

LEAD (5W +1H) TUBUH

Rincian lead, latar belakang dan informasi lanjutan

Sangat

(57)

Pada Piramida terbalik ini, penulisan berita dimulai dengan membuat lead atau teras berita sebagai paragraf pertama. Dalam penulisan lead ini mencakup rumus dasar dalam menulis berita berupa 5W + 1H yaitu :

a. What : Peristiwa atau hal apa yang terjadi b. Where : Dimana peristiwa itu terjadi c. When : Kapan peristiwa itu terjadi

d. Why : Mengapa peristiwa tersebut terjadi

e. Who : Siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut f. How : bagaimana peristiwa tersebut terjadi

Kemudian, lead dikembangkan atau teras berita tersebut dijadikan sebagai paragraf kedua dan digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan atau mendukung tulisan pada paragraf pertama.

Paragraf ketiga dan selanjutnya adalah sebagai tubuh berita. Selain susunan berita yang berbentuk piramida terbalik, yang harus diperhatikan adalah :

a. Paragraf : lebih baik menggunakan alenia pendek sehingga dapat memberi kesan yang santai dan mudah untuk dibaca.

(58)

berpendidikan. Hal ini dikarenakan khalayak daripada media massa yang bersifat heterogen.

c. Ekonomis kata : harus menggunakan kalimat yang sesingkat mungkin untuk mengungkapkan satu maksud. Artinya satu gagasan satu kalimat.

d. Objektifitas : suatu berita harus tetap dijaga dalam Press Release walaupun mengandung suatu tujuan tertentu. Sehingga seseorang beropini, namun haruslah jelas opini tersebut dinyatakan oleh siapa.

e. Tetap menjaga keakurasian tulisan atau informasi : karena mampu mempengaruhi opini pembaca tentang kredibilitas seorang Publik Relations sebagai sumber informasi.

f. Data perlu diperhatikan Panjang sebuah Press Release : dalam penulisannya sebaiknya tidak lebih dari dua halaman, sehingga perlu dihindari penggunaan kata yang berbelit-belit.

Bagian terakhir dalam penyajian berita namun bagiannya merupakan hal yang tidak kalah penting yaitu berhubungan dengan persyaratan adanya fakta-fakta yang siap untuk diverifikasi, data terbuka untuk diadakan penelusuran, narasumber yang memberikan informasi mudah dikenali serta berbagai pertanggungjawaban berita lainnya.

(59)

dirugikan akan pemberitaan tersebut. Karena itu, masalah nara sumber, jurnalis dituntut untuk se-valid mungkin dalam menyajikan berita.

2.6. Ker angka Ber pikir

Seperti yang telah diketahui bahwa pekerjaan media adalah pekerjaan yang berhubungan dengan pembentukan realitas. Sehingga, pada dasarnya berita yang tersaji di hadapan khalayak merupakan hasil olahan atau konstruksi wartawan sebagai perpanjangan tangan dari media. Karena semua pekerja jurnalis adalah agen : bagaimana peristiwa yang acak dan kompleks itu disusun sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah berita yang dapat dipahami dan dimengerti oleh khalayak.

Demikian halnya dengan berita mengenai kasus dugaan pencucian uang terdakwa Ahmad Fathanah dalam skandal suap daging impor di Media online Okezone.com yang memiliki sudut pandang dalam pemberitaannya mengenai realitas yang ada. Pemuatan berita-berita mengenai tentang kasus dugaan pencucian uang terdakwa Ahmad Fathanah dalam skandal suap daging impor di media online khususnya Okezone.com, dipilih penulis sebagai subyek penelitian.

(60)

obyektivitas pemberitaan dari suatu media. Selengkapnya, tertera pada bagan

1. Kesesuaian judul berita sesuai isi berita

2. Pencantuman Waktu Terjadinya Suatu Peristiwa 3. Penggunaan Data Pendukung,

Kelengkapan Informasi Atas Kejadian yang Ditampilkan

1. Dilihat Dari Sumber Berita yang Digunakan

2. Dilihat Dari Ukuran Fisik Luas Kolom yang Digunakan

(61)

3.1. Definisi Oper asional

Penelitian ini menggunakan metodologi riset kuantitatif yang mengharuskan peneliti bersikap obyektif dan memisahkan diri dari data, karena riset ini menggambarkan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan.

Berdasarkan metodologi di atas, penelitian ini menggunakan metode analisi isi. Analisis isi digunakan untuk menganlisis isi pesan yang tampak, dengan cara sistematik dan obyektif. Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematik, faktual, akurat tentang fakta serta sifat yang dimiliki suatu populasi yang diteliti.

3.1.1. Ber ita Kasus Pencucian Uang Ter dakwa Ahmad Fathanah Dalam Skandal Suap Daging Impor Dimedia Online Okezone.com Pada Tanggal 09, 12, 15, 27 Mei 2013.

(62)

Tertangkapnya Ahmad Fathanah seakan menjadi pukulan telak bagi PKS yang sebentar lagi akan berpartisipasi dalam pemilu 2014, bagaimana tidak, tertangkapnya Fathanah yang diduga melakukan kegiatan tindak pidana pencucian uang korupsi kuota daging sapi impor itu turut menyeret nama Luthfi hasan Ishaaq yang merupakan Presiden PKS (Partai Keadilan Sejahtera).

Kasus ini semakin mengejutkan setelah KPK membongkar aliran dana Ahmad Fathanah yang diduga dari hasil tindak pencucian uang mencapai Rp34,7 miliar dan USD89,321. Fathanah menyamarkan aset-asetnya tersebut antara lain dengan membelikan sejumlah rumah, sejumlah mobil, sejumlah perhiasan, dan pembayaran tiket pasawat, tak sampai disini isu 45 wanita termasuk artis yang juga menerima aliran dana dari Fathanah semakin menyeruak ke publik.

(63)

ini akan sedikit banyak mempengaruhi citra serta image partai yang terbentuk semakin memburuk menjelang pemilu 2014. Semakin tinggihnya porsi pemberitaan kasus ini tentu akan mempengaruhi elektabilitas suara partai menjelang pesta rakyat 2014.

Akibat dari perbuatanya ini Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) mendakwa Ahmad Fathanah dengan pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU). Kolega mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq ini diduga telah menyamarkan aset-aset miliknya yang berasal dari tindak pidana korupsi. "Terdakwa patut diduga bahwa harta kekayaan digunakan untuk menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membayarkan, dan membelanjakan, menghibahkan yang merupakan hasil tindak pidana korupsi," papar JPU Rini Triningsih saat membacakan surat dakwaan TPPU terdakwa Ahmad Fathanah di Pengadilan Tipikor, Senin (24/6/2013). (Sumber: Okezone.com)

3.2. Kategor isasi Obyektivitas Per s

(64)

Dengan demikian penelitian menggunakan kategorisasi yang digunakan oleh Rachma Ida, PhD.

Kategorisasi obyektivitas pemberitaan menurut Rachma Ida (Kriyantono, 2006 : 244).

3.2.1. Akurasi pember itaan, meliputi :

1) Kesesuaian judul berita dengan isi berita, konsep ini dibagi dalam dua kategorisasi :

a) Sesuai, bila judul merupakan bagian dari kalimat yang sama pada isi berita atau kutipan yang jelas-jelas ada di dalam pemberitaan atau ada dalam isi berita.

b) Tidak sesuai, bila judul bukan merupakan bagian dari kalimat yang sama pada isi berita, atau bukan merupakan kutipan yang jelas-jelas ada.

2) Pencantuman waktu terjadinya suatu peristiwa. Kategori dalam konsep ini, yaitu :

a) Dicantumkan waktu, bila dalam tulisan mencamtumkan tanggal, pencantuman kata-kata atau pernyataan tentang waktu atau keduanya, yaitu mencantumkan tanggal dan kata-kata.

(65)

3) Penggunaan data pendukung atau kelengkapan informasi atas kejadian yang ditampilkan antara lain menggunakan : tabel, statistik, foto, ilustrasi gambar dan lain-lain, konsep ini dibagi

a) Ada data pendukung, bila tulisan dilengkapi dengan salah satu data pendukung, seperti foto peristiwa, tabel, statistik (angka-angka) dan data referensi (buku undang-undang, peraturan pemerintah, dan lain-lain).

b) Tidak ada data pendukung, bila tulisan itu sama sekali tidak dilengkapi dengan data pendukung.

4) Faktualitas berita, konsep ini dibagi atas kategori :

a) Ada pencampuran fakta dan opini, yaitu apabila dalam artikel berita itu terdapat kata-kata opinionative, seperti : tampaknya, sepertinya, diperkirakan, seakan-akan, terkesan, kesannya, seolah, agaknya, diperkirakan, diramalkan, mengejutkan, kontroversi, manuver, sayangnya, dan lain-lain.

(66)

3.2.2. Fair ness dan ketidakber pihakan pember itaa n, meliputi :

1) Ketidak berpihakan, dilihat dari sumber berita yang digunakan yaitu : a) Seimbang, yaitu apabila masing-masing pihak yang diberitakan diberi

porsi yang sama sebagai sumber berita, dilihat dari jumlah sumber beritanya.

b) Tidak seimbang, yaitu jika masing-masing pihak yang diberitakan tidak diberi porsi yang sama sebagai sumber berita.

2) Ketidakberpihakan dilihat dari ukuran fisik luas kolom (centimeters kolom) yang dipakai yaitu :

a) Seimbang, yaitu jika luas kolom yang dipakai antara pihak-pihak yang terlibat dalam pemberitaan memiliki jumlah kesamaan.

b) Tidak seimbang, yaitu jika luas kolom yang dipakai antara pihak-pihak yang terlibat dalam pemberitaan tidak memiliki jumlah kesamaan.

3.2.3. Validitas keabsahan pember itaan, diuk ur da r i :

1) Atribusi sumber berita. Konsep ini dibagi menjadi :

(67)

b) Sumber berita tidak jelas, bila dalam berita tidak dicantumkan identitas sumber berita.

2) Kompetensi pihak yang dijadikan sumber berita yang mendapatkan informasi yang digunakan untuk mengetahui validitas suatu kronologi peristiwa. Kategori ini dibagi dalam :

a) Wartawan, apabila peristiwa yang diberitakan merupakan hasil pengamatan wartawan secara langsung.

b) Pelaku langsung, apabila peristiwa yang diberitakan merupakan hasil wartawan dengan sumber berita yang mengalami peristiwa tersebut. c) Bukan pelaku langsung, apabila peristiwa yang diberitakan merupakan

hasil wawancara dengan sumber berita yang tidak mengalami langsung peristiwa tersebut. Hanya karena jabatan atau memiliki akses informasi lalu menjadi sumber berita. Misalnya petugas humas, juru bicara, kapuspen, atau juga pejabat yang berwenang tetapi tidak berada di lokasi ketika peristiwa itu terjadi.

3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Penar ikan Sampel 3.3.1. Populasi

(68)

pencucian uang terdakwa Ahmad Fathanah dalam skandal suap daging impor pada tanggal 09, 12, 15, 27 Mei 2013, 24 Juni 2013.

3.3.2 Sampel dan Teknik Penar ikan Sampel

(69)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diambil secara langsung dari Media online Okezone.com yang berupa unit berita pada tanggal 09, 12, 15, dan 27 Mei 2013 yang terlebih dahulu telah didokumentasikan. Prosedur yang digunakan dalam penilitian ini adalah ; pertama, dengan melakukan pencatatan setiap unit berita tentang kasus dugaan pencucian uang terdakwa Ahmad Fathanah dalam skandal suap daging impor. Kedua, setiap data yang dikumpulkan dengan lembar koding untuk memasukkan data-data berdasarkan kategori-kategori yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan metode analisis data yang selanjutnya akan dilakukan proses penghitungan dan analisis, diinterpretasikan guna memperoleh jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan, serta untuk mengetahui tujuan penelitian.

3.5. Teknik Analisis Data

(70)

Gambar

Tabel Berita 1
Tabel Berita 2
Tabel Berita 3

Referensi

Dokumen terkait

Untuk rata-rata tertinggi adalah pada pernyataan: “Kenaikan gaji yang lebih baik tidak diberikan oleh perusahaan lain dalam industri yang sama” dan ” Tunjangan yang saya

Di dalam suatu perusahaan multinasional pangan seperti PT Nestlé Indonesia yang memiliki kantor pusat di Swiss, beberapa pabrik di Indonesia, serta kantor cabang

bahwa agar pemberian uang kinerja sesuai dengan kebijakan penganggaran berdasarkan prestasi kerja sesuai ketentuan Pasal 91 ayat (4) dan Pasal 93 Peraturan Menteri Dalam Negeri

113 dan staf, Adanya program unggulan seperti penguatan bahasa asing selain bahasa Inggris yakni bahasa Jepang dan bahasa Mandarin, Guru memiliki komitmen yang

Hasil penelitian ini adalah: 1) pengembangan media pembelajaran dengan konsep utama sebagai tambahan materi ajar yang mampu menarik dan mempermudah siswa maupun guru

Adsorpsi adalah proses yang terjadi pada permukaan suatu zat padat yang. berkontak dengan suatu larutan dimana terjadi akumulasi

1) Sebagai acuan dan perbandingan bagi peneliti untuk mengambil tindakan dalam menangani masalah yang sama. 2) Memberikan informasi kepada kepala sekolah dan pendidik

Di dalam 16 sapaan tersebut yang paling sering di pakai yaitu kata sapaan untuk perempuan karena rata-rata yang berjualan di Pasar tersebut perempuan dan hanya ada beberapa pedagang