TIME PRESSURE SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR AUDIT TERHADAP KINERJA AUDITOR
(Studi pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali)
SKRIPSI
Oleh :
COKORDA ISTRI INDRASWARI PEMAYUN NIM : 1215351009
PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
i
TIME PRESSURE SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR AUDIT TERHADAP KINERJA AUDITOR
(Studi pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali)
SKRIPSI
Oleh :
COKORDA ISTRI INDRASWARI P. NIM : 1215351009
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di
Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
ii
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh pembimbing, serta diuji pada tanggal: 17 Juni 2016
Tim Penguji : Tanda tangan
1. Ketua : Prof. Dr. I Wayan Suartana, SE., M.Si., Ak ...
2. Sekretaris : Dr. Ketut Budiartha, SE., M.Si., Ak ...
3. Anggota : Dr. Drs A.A.N.B. Dwirandra, SE., M.Si., Ak ...
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing
Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si Dr. Ketut Budiartha, SE, M.Si., Ak
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di
dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang
lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Denpasar,
Cokorda Istri Indraswari P.
1215351009
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya, serta kerja sama dan bantuan berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Time Pressure sebagai Pemoderasi Pengaruh Penghentian Prematur Prosedur Audit Terhadap Kinerja Auditor”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan
skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana.
2. Ibu Prof. Dr Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
3. Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan
Bapak Dr. I Gusti Ngurah Agung Suaryana, SE., M.Si., Ak selaku Sekretaris
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
4. Bapak Drs. I Ketut Suardhika Natha, M.Si., selaku Ketua Program Ekstensi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana.
5. Ibu Ni Gusti Putu Wirawati,SE.,M.Si., selaku Koordinator Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana.
6. Bapak Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si, Ak, selaku Pembimbing Akademis yang
telah memberikan tuntunan dan nasihat selama masa perkuliahan pada Program
Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana.
7. Bapak Dr. Ketut Budiartha, SE., M.Si., Ak selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah meluangkan waktu dan pemikirannya dalam memberikan bimbingan,
masukan serta arahan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
8. Bapak Prof. Dr. I Wayan Suartana. SE, MSi., Ak dan Bapak Dr. Drs. A.A.N.B.
Dwirandra, SE., M.Si., Ak selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan
masukan bagi penulis.
9. Keluarga tercinta Cokorda Gede Wedha P, Ni Wayan Suliasih, Cokorda Agung
v
fasilitas, motivasi maupun nasihat yang diberikan. Terima kasih juga atas doa yang
selalu dipanjatkan.
10.Sahabat tercinta Indah Sadewi dan Harum Diandika yang tidak pernah lelah
mengingatkan akan skripsi yang harus diselesaikan.
11.Rekan-rekan seperjuangan khususnya Made Yuliyani, Devi Setya, Julia Drupadi,
Ayu Octa Triani, Yulia Hartanti, Krisna Wijayanti, Mila Rosa, Kusuma Dewi, Ika
Wulan, Ayu Krisna, Ganitri Putri, Kadek Sugiantari, dan Rista Diantari atas
persahabatan dan semangatnya selama ini sehingga penulis termotivasi untuk
menyelesaikan skripsi ini.
12.Rekan-Rekan Inti Kakom BPM LMFEB Unud periode 2015 : Budi Satria, Dame
Prawira, Mahendra Pramana, Toni Artana, Sandra Dewi, Rizki Ardewi, Riko Tama,
Bagus Asta, Agastya Mahardika, Angga Diana, Andika Pramana, dan Angga
Pratama yang telah memberikan semangat, motivasi, dan masukan-masukan yang
diberikan dalam penulian skripsi ini.
13.Rekan-Rekan BPM SMFEB Unud periode 2014 yang telah memberikan semangat,
motivasi, dan masukan-maskan yang diberikan dalam penulian skripsi ini.
14.Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis angkatan 2012 serta semua
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan, masukan, serta dukungan dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab
terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pihak yang berkepentingan.
Denpasar,
vi
Judul : Time Pressure sebagai Pemoderasi Pengaruh Penghentian Prematur Prosedur Audit terhadap Kinerja Auditor
Nama : Cokorda Istri Indraswari P Nim : 1215351009
Abstrak
Kinerja auditor dipengaruhi oleh situasi yang dialami oleh auditor saat melakukan proses audit. Dalam proses auditnya, auditor dihadapkan dengan waktu yang dianggarkan oleh KAP untuk menghemat biaya dan meningkatkan nilai kinerja auditor. Anggaran waktu yang diberikan harus mampu dipenuhi oleh auditor sehingga menyebabkan para auditor bekerja dibawah tekanan waktu (time pressure). Auditor yang memiliki persepsi baik terhadap kinerjanya akan melakukan berbagai cara demi memenuhi waktu yang diberikan oleh KAP salah satunya adalah dengan melakukan penghentian prematur prosedur audit.
Penelitian ini bertujuan menguji time pressure dalam memoderasi pengaruh penghentian prematur prosedur audit terhadap kinerja auditor. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan metode sampel jenuh atau sensus dengan melibatkan semua anggota populasi sebagai sampel. Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui metode angket, yaitu dengan menyebar daftar pertanyaan (kuesioner) yang akan diisi atau dijawab oleh responden auditor sebanyak 87 orang pada KAP di Provinsi Bali. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan moderated regression analysis (MRA)
Penelitian ini menyimpulkan bahwa penghentian prematur prosedur audit berpengaruh negatif terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi penghentian prematur prosedur audit maka kinerja auditor akan semakin menurun. Time pressure mampu mentgurangi pengaruh penghentian prematur prosedur audit terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya tekanan waktu yang dirasakan oleh auditor, maka perilaku penghentian prematur prosedur audit akan berkurang sehingga kinerja auditor menjadi semakin baik.
vii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah Penelitian ... 7
1.3Tujuan Penelitian ... 7
1.4Kegunaan Penelitian ... 7
1.5Sistematika Penulisan ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA HIPOTESIS PENELITIAN 2.1Kajian Pustaka ... 10
2.1.1 Teori U Terbalik (Inverted U Theory) ... 10
2.1.2 Time Pressure ... 11
2.1.3 Penghentian Prematur Prosedur Audit ... 14
2.1.4 Kinerja Auditor... 17
2.2Hipotesis Penelitian ... 18
2.2.1 Pengaruh Penghentian Prematur Prosedur Audit Terhadap Kinerja Auditor ... 18
2.2.2 Time Pressure Mampu Memoderasi Pengaruh Penghentian Prematur Prosedur Audit terhadap Kinerja Auditor ... 20
BAB III METODE PENELITIAN ... 22
viii
3.2Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 24
3.3Obyek Penelitian ... 25
3.4Variabel Penelitian ... 26
3.5Definisi Operasional Variabel ... 27
3.5.1 Penghentian Prematur Prosedur Audit (X1) ... 27
3.5.2 Time Pressure (X2) ... 27
3.5.3 Kinerja Auditor (Y) ... 27
3.6Jenis dan Sumber Data ... 28
3.6.1 Jenis Data ... 28
3.6.2 Sumber Data ... 28
3.7Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel... 29
3.7.1 Populasi ... 29
3.7.2 Sampel ... 29
3.7.3 Metode Pengumpulan Data ... 30
3.8Teknik Analisis Data ... 31
3.8.1 Uji Alat Instrumen Penelitian ... 31
3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... 32
3.8.3 Uji Hipotesis ... 33
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN... 36
4.1Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik ... 36
4.1.1 Sejarah Kantor Akuntan Publik ... 36
4.1.2 Struktur Kantor Akuntan Publik... 37
4.2Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 39
4.2.1 Deskripsi Responden ... 39
4.2.2 Karakteristik Responden ... 41
4.3Uji Instrumen Penelitian ... 44
4.3.1 Hasil Statistik Deskriptif ... 44
4.3.2 Uji Validitas ... 46
4.3.3 Uji Reliabilitas ... 48
4.4Uji Asumsi Klasik ... 48
4.4.1 Uji Normalitas ... 48
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas ... 49
ix
4.5.1 Moderated Regression Analysis (MRA) ... 50
4.5.2 Koefisien Determinasi (Adj.R2) ... 51
4.5.3 Uji Kesesuaian Model (Uji F) ... 52
4.5.4 Uji Statistik t (Uji t) ... 52
4.6Pembahasan Hasil Penelitian... 55
4.6.1 Pengaruh Penghentian Prematur Prosedur Audit terhadap Kinerja Auditor... 55
4.6.2 Time Pressure Memoderasi Pengaruh Penghentian Prematur Prosedur Audit terhadap Kinerja Auditor ... 56
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 57
5.1Simpulan ... 57
5.2Saran ... 57
DAFTAR RUJUKAN ... 59
x
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
3.1 Daftar Nama Kantor Akuntan Publik di Denpasar, 2016 ... 25
3.2 Rincian Jumlah Auditor pada KAP di Denpasar, 2016 ... 29
4.1 Daftar Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner ... 40
4.2 Perincian Pengembalian dan Penggunaan Kuesioner ... 41
4.3 Rincian Profil Responden ... 42
4.4 Hasil Statistik Deskriptif Data Uji ... 45
4.5 Hasil Uji Validitas ... 47
4.6 HasilUji Reliabilitas ... 48
4.7 Hasil Uji Normalitas ... 49
4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 49
4.9 HasilUji Analisis Regresi Moderasi ... 50
xi
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Halaman
1 Kuesioner Penelitian ... 64
2 Deskriptif Variabel Penelitian ... 69
3 Uji Validitas Instrumen ... 70
4 Uji Reliabilitas Instrumen ... 73
5 Uji Normalitas ... 76
6 Uji Heteroskedastisitas ... 77
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Akuntan publik atau auditor independen dalam tugasnya mengaudit perusahaan
klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga dalam lingkungan
perusahaan klien yakni ketika akuntan publik mengemban tugas dan tanggung jawab
dari manajemen untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang dikelola.
Dalam hal ini manajemen ingin supaya kinerjanya terlihat selalu baik dimata pihak
eksternal perusahaan terutama pemilik.
Kinerja auditor menjadi perhatian utama bagi klien ataupun publik dalam
menilai hasil audit yang dilakukan. Kinerja auditor merupakan salah satu indikator
untuk menentukan keberhasilan suatu perusahaan tersebut karena salah satu tugas
dari auditor adalah menyediakan informasi yang berguna bagi publik untuk
pengambilan keputusan ekonomi. Auditor harus professional di dalam menjalankan
tugasnya untuk mendapatkan hasil yang berkualitas dan bermutu. Oleh sebab itu,
auditor diharapkan mampu menjalankan tanggungjawab yang ada dalam profesinya.
Trisnaningsih (2007) menyatakan bahwa kinerja auditor merupakan tindakan
atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun
waktu tertentu. Kinerja auditor mempunyai dua faktor yang dapat menyebabkan
yaitu karakter personal yang ada dalam diri auditor dan faktor eksternal yaitu hal-hal
yang muncul situasional saat melakukan audit.
Kinerja auditor di Indonesia sampai saat ini dinilai masih belum baik dimana
telah terjadi beberapa kasus antara lain tidak terdeteksi adanya penggelembungan
laba yang dilakukan oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk pada laporan keuangan per
31 Desember 2001, pembukuan ganda PT. Bank Lippo pada tahun 2002, laporan
keuangan tahun 2002 PT. Telkom yang ditolak oleh US-SEC (United State Securities
and Exchange Commision) dengan alasan bahwa laporan keuangan tersebut
non-audited (Siaran Pers Badan Pengawas Pasar Modal, 30 Desember 2004), terjadinya
pelanggaran SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) terhadap pelaksanaan audit
atas Laporan Keuangan PT. Muzatek Jaya tahun buku berakhir 31 Desember 2004.
Masalah pada PT. Kimia Farma, Bank Lippo, PT. Telkom dan PT. Muzatek
Jaya karena rendahnya kualitas laporan keuangan atau tidak relevan dan tidak dapat
diandalkan. Kinerja auditor sangatlah penting dalam menghasilkan laporan keuangan
yang berkualitas, untuk menjamin tercapainya kualitas laporan keuangan yang baik
maka diperlukan kinerja auditor yang baik pula.
Perilaku auditor ketika melakukan penugasan audit dapat mempengaruhi
kualitas audit yang dilakukan (Malone & Robert, 1996). Menurut Standar Pekerjaan
Lapangan IAI Tahun 2001 butir ketiga menyatakan bahwa bukti audit kompeten yang
cukup harus diperoleh auditor melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan,
dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
serius terhadap opini yang diberikan auditor. Penelitian Donnelly, Quirin, dan
O’Bryan (2003), Pujaningrum dan Sabeni (2012) menyebutkan seorang auditor yang
melakukan penyimpangan saat melakukan tugas auditnya memiliki kinerja rendah .
Auditor dengan kinerja rendah lebih mungkin terlibat dengan perilaku penyimpangan
karena auditor tidak dapat memenuhi standar kinerja yang ditentukan oleh supervisor
atau organisasi sehingga auditor merasa tidak mungkin mendapatkan dukungan yang
diperlukan untuk mempertahankan pekerjaan.
Otley & Pierce (1995) menemukan bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh
auditor seperti misalnya penyimpangan terhadap standar audit yaitu penghentian
prematur prosedur audit. Rhode (1978) dalam Donnelly, Quirin, dan O’Bryan (2003)
menemukan bahwa lebih dari 50% anggota AICPA mengakui telah melakukan sign
off terhadap langkah audit atau melakukan audit dengan kualitas dibawah standar.
Silaban (2009) menemukaan bahwa premature sign-off juga dilakukan oleh para
auditor di Indonesia. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Srimindarti dan Puspitasari
(2012), Wilopo (2006), Hapsari (2012) Harini, dkk (2010) dan Pardeae (2014)
mengemukakan bahwa penghentian prematur prosedur audit mempengaruhi kinerja
auditor.
Tindakan penghentian prematur ini berkaitan dengan penghentian terhadap
prosedur audit yang diisyaratkan, tidak melakukan pekerjaan secara lengkap dan
mengabaikan prosedur audit tetapi auditor berani mengungkapkan opini atas laporan
yang salah akan semakin tinggi, jika salah satu/beberapa langkah dalam prosedur
audit diabaikan (Weningtyas, Setiawan dan Triatmoko, 2006).
Perilaku pengurangan kualitas audit seperti penghentian prematur (premature
sign off) atas prosedur audit sering dikaitkan dengan anggaran waktu audit dan sistem
pengendalian secara keseluruhan (Monoarfa, 2006). Premature sign off menurut
Otley dan Pierce, (1995) adalah tindakan yang dilakukan oleh auditor ketika
melaksanakan program audit dengan cara menghentikan langkah audit tanpa
menggantikannya dengan langkah yang lain. Menurut penelitian sebelumnya praktek
penghentian prematur prosedur audit dilakukan dalam kondisi time pressure
(Herningsih, 2001; Coram et al, 2004; Manoarva, 2006; Weningtyas, Setiawan dan
Triatmoko, 2006).
Time pressure menurut Solomon dan Brown (2005) adalah suatu tekanan
terhadap anggaran waktu audit yang telah disusun. Yuliana et al. (2009) menyebutkan
bahwa time pressure merupakan keadaaan dimana auditor dituntut untuk
mempertimbangkan faktor ekonomi (waktu dan biaya) di dalam menentukan jumlah
dan kompetensi bukti audit yang dikumpulkan.
Margheim et al. (2005) membagi time pressure yang dialami auditor menjadi
dua dimensi yaitu time budget pressure dan time deadline pressure. Timbulnya time
budget pressure disebabkan ketika auditor berusaha menyelesaikan prosedur audit
sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan dalam sebuah anggaran waktu
(time budget) sedangkan munculnya time deadline pressure disebabkan ketika auditor
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut tepat waktu. Time budget pressure dan time
deadline pressure telah menjadi masalah yang serius bagi auditor berkaitan dengan
penugasan audit. Bahkan, beberapa auditor mengalami tekanan yang cukup besar
ketika dihadapkan pada suatu penugasan audit dengan time budget dan time deadline
yang sangat singkat dan tidak terukur.
Time Pressure yang diberikan oleh KAP kepada auditornya bertujuan untuk
mengurangi biaya audit. Semakin cepat waktu pengerjaan audit, maka biaya
pelaksanaan audit akan semakin kecil. Keberadaan time pressure ini memaksa para
auditor untuk menyelesaikan tugas secepatnya atau sesuai dengan anggaran waktu
yang telah ditetapkan sehingga memunculkan stres pada diri auditor. Pelaksanaan
prosedur audit tentu saja tidak akan sama hasilnya bila prosedur audit dilakukan
dalam kondisi tanpa time pressure. Kesuksesan seorang auditor dalam melaksanakan
penugasan audit sangat ditentukan oleh adanya dukungan organisasi dan situasi pada
saat melaksanakan audit. Situasi di mana auditor di batasi pada anggaran tertentu dan
cenderung kaku akan memotivasi auditor untuk melewati atau mengabaikan beberapa
prosedur audit sehingga penugasannya dapat selesai pada waktunya tanpa
memperhatikan kualitas audit.
Anggaran waktu audit sangat diperlukan auditor dalam melaksanakan tugasnya
untuk dapat memenuhi permintaan klien secara tepat waktu dan menjadi salah satu
kunci keberhasilan karir auditor di masa depan. Tekanan waktu menyebabkan stress
individual yang muncul dari ketidakseimbangan antara tugas dan waktu yang tersedia
auditor. DeZoort dan Lord dalam (Adek,2012), menyebutkan ketika menghadapi
batasan waktu atau time budget pressure, auditor akan memberikan respon dengan
dua cara, yaitu; fungsional dan disfungsional.
Penelitian Christina Sososutikno (2003) mendapat hasil bahwa time pressure
memiliki hubungan positif terhadap perilaku penghentian prematur prosedur audit.
Penelitian Waggoner dan Cashell (1991) menunjukkan bahwa tekanan waktu yang
berlebihan akan membuat auditor menghentikan prosedur audit. Budiman (2013)
mendapat hasil bahwa tekanan waktu mempunyai pengaruh positif terhadap
penghentian prematur prosedur audit. Sebaliknya, Molone dan Roberts (1996)
mengungkapkan bahwa tekanan waktu tidak memberi dampak terhadap terjadinya
penghentian prematur atas prosedur audit. Penelitian Penenelitian Wahyudi (2011)
menyatakan bahwa tekanan waktu tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur
prosedur audit. DP dan Wiguna (2013) menyebutkan tekanan waktu tidak
berpengaruh terhadap penghentian prematur prosedur audit
Penelitian ini menggunakan time pressure sebagai variabel pemoderasi karena
dianggap mampu memoderasi penghentian prematur prosedur audit pada kinerja
auditor serta karena adanya perbedaan hasil penelitian sebelumnya. Berdasarkan
uraian latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini mengenai
“Time Pressure sebagai Pemoderasi Penghentian Prematur Prosedur Audit terhadap
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan
yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1) Apakah penghentian prematur prosedur audit berpengaruh terhadap kinerja
auditor?
2) Apakah time pressure mampu memoderasi pengaruh penghentian prematur
prosedur audit terhadap kinerja auditor?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan yang telah diuraikan,
maka tujuan penelitian ini adalah:
1) Untuk menguji pengaruh penghentian prematur prosedur audit terhadap kinerja
auditor
2) Untuk menguji kemampuan time pressure dalam memoderasi pengaruh
pengehentian prematur prosedur audit terhadap kinerja auditor
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis
sebagai berikut:
Penelitian ini mampu memberi bukti empiris tentang variabel -variabel yang
mempengaruhi kinerja auditor khususnya kemampuan memoderasi time
pressure dan diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, menambah referensi, sumbangan konseptual bagi penelitian
sejenis maupun civitas akademika lainnya serta penyempurnaan dari
penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
2) Kegunaan praktis
Penelitian ini mampu memberikan bukti empiris mengenai pengaruh variabel
penghentian prematur prosedur audit, time pressure dan kinerja auditor sehingga
mampu menjadi bahan masukan bagi pimpinan perusahaan dalam rangka
menjaga dan meningkatkan kredibilitas laporan keuangan agar bermanfaat bagi
para penggunanya serta sebagai bahan evaluasi bagi para auditor sehingga dapat
meningkatkan kinerja, kualitas dan kompetensi auditor dalam melakukan proses
audit laporan keuangan.
1.5 Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu
dengan yang lain dan disusun secara terperinci serta sistematis untuk memberikan
gambaran yang lebih jelas dari masing-masing bab skripsi ini, dapat dilihat dalam
sistematika penyajian berikut:
BAB I, Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan
BAB II, Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian, berisi landasan teori
yang merupakan acuan pemikiran dalam pembahasan masalah
yang diteliti dan mendasari analisis yang diambil dari berbagai
literatur dan hipotesis.
BAB III, Metode Penelitian, merupakan cara-cara meneliti yang
menguraikan variabel penelitian dan definisi operasional,
penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan
data, serta metode analisis yang digunakan.
BAB IV, Data dan Pembahasan Hasil Penelitian, pada bab ini diuraikan
mengenai gambaran umum tentang sejarah singkat lokasi
penelitian, deskripsi variabel penelitian dan pembahasan serta
rumusan masalah yang diuraikan dalam bab sebelumnya serta
hasil analisis penelitian.
BAB V, Simpulan dan Saran, kesimpulan dari pembahasan pada bab
sebelumnya merupakan isi dari bab ini, disamping itu disertakan
pula beberapa saran yang diharapkan mampu memberikan
wawasan kepada pembaca dan dapat bermanfaat bagi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori U Terbalik (Inverted U Theory)
Teori kurva U terbalik adalah model yang banyak digunakan untuk
menjelaskan hubungan antara tekanan dan kinerja. Menurut Robbins (2006), logika
yang mendasari teori U terbalik adalah bahwa stres pada tingkat rendah sampai
sedang merangsang tubuh dan meningkatkan kemampuan bereaksi. Tetapi
sebaliknya, apabila tingkat stres dianggap berlebihan maka akan menempatkan
tuntutan yang tidak dapat dicapai, yang mengakibatkan kinerja menurun.
Auditor yang berada dalam posisi mengalami tekanan yang berhubungan
dengan waktu sering kali dalam tingkat tertentu justru akan memberikan dorongan
motivasi, tetapi pada tingkat yang melebihi batas tekanan waktu justru akan
menyebabkan tingginya tingkat stres sehingga dapat mengganggu kualitas audit yang
dihasilkan. Menurut Otley dan Pierce dalam Marfuah (2011) , model teori U terbalik
banyak mendapat kritik dari para peneliti karena tidak ditemukan bukti hubungan
kurva U terbalik, sedangkan Pierce dan Sweeney (2004) menyebutkan bahwa dengan
hasil penelitian yang dilakukan menemukan adanya hubungan yang linier antara
anggaran tekanan waktu dan perilaku disfungsional.
Robbins (2006) juga menyebutkan bahwa model ini tidak mendapatkan
kondisi ketika auditor berada dalam suatu tekanan anggaran waktu. Hal ini relevan
dengan tekanan anggaran waktu sangat besar akan menyebabkan tingkat stres yang
tinggi yang berpengaruh terhadap karakteristik personal auditor sehingga melakukan
perilaku disfungsional audit. Sebaliknya jika tekanan anggaran waktu yang rendah
berpengaruh terhadap penurunan kemungkinan terjadinya perilaku disfungsional
audit.
2.1.2 Time Pressure
Auditor yang melakukan proses audit biasanya dihadapkan pada
pengefisiensian waktu dan biaya. Proses audit yang dilakukan oleh auditor tentunya
akan menimbulkan tekanan dalam waktu guna mewujudkan pengefiensian tersebut.
Tekanan waktu (time pressure) memiliki dua dimensi, yaitu time budget pressure dan
time deadline pressure (Margheim et al, 2005)
Time budget pressure (tekanan anggaran waktu) adalah suatu keadaan yang
menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu
yang telah ditetepkan atau terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang
cenderung ketat dan kaku (DeZoort, 1997). Agar suatu audit dapat dikatakann efektif
dan efisien, maka segala sesuatunya harus direncanakan dengan baik. Perencanaan
yang baik disini salah satunya adalah perencanaan anggaran waktu (time budget)
yang diatur supaya auditor dapat melakukan tugasnya secara terstruktur. Fungsi dari
menggunakan waktunya. Informasi dalam time budget meliputi (Marcella,
2004:184):
1) Jumlah waktu yang dialokasikan untuk kegiatan tertentu, dengan
variasi waktu sehari, seminggu atau semusim.
2) Frekuensi dari aktivitas dan jenis aktivitas yang dilakukan.
3) Pola tipikal dari aktivitas yang dilakukan
Margheim et al. (2005), tekanan anggaran waktu hanya dapat terjadi ketika
jumlah waktu yang dianggarkan kurang dari waktu yang seharusnya digunakan
dalam pekerjaan dan auditor memiliki kemampuan untuk merespon tekanan dengan
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu pribadi mereka dengan tidak dilaporkan jumlah
waktu yang benar-benar dihabiskan untuk menyelesaikan tugas audit.
Anggaran waktu yang telah ditetapkan sering dirasa auditor tidak cukup untuk
melakukan penugasan sehingga auditor bekerja dibawah tekanan waktu dan auditor
tentu akan lebih cepat menyelesaikan pekerjaannya. Auditor yang menyelesaikan
pekerjaannya dengan cepat memungkinkan adanya pengabaian terhadap beberapa
proses audit dan hanya melaksanakan proses audit yang menurutnya penting saja
sehingga menghasilkan kinerja yang buruk dan tentunya mempengaruhi hasil kerja
auditor itu sendiri Kelly (1991). Time budget pressure dalam penelitian Otley dan
1) Tingkat pengetatan anggaran waktu adalah suatu kondisi di mana auditor
dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah
disusun dan terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang ketat.
2) Tingkat ketercapaian anggaran adalah suatu kondisi di mana auditor
dituntut untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya.
Time deadline pressure kondisi dimana auditor dituntut untuk menyelesikan
tugas audit tepat pada waktunya (Herningsih, 2001). DeZoort (1997), menilai time
deadline bersifat tidak terduga dibandingkan dengan time budget sehingga membuat
auditor kesulitan dalam mengantisipasi dan menangani munculnya time deadline
pressure secara strategis. Time deadline pressure muncul ketika auditor diharuskan
untuk menyelesaikan seluruh tugas-tugas audit dalam waktu yang tersedia sebelum
batas waktu yang telah ditentukan (Margheim et al., 2005).
Standar pekerjaan lapangan menyatakan bahwa semua pekerjaan harus
direncanakan dengan sebaik-baikya dan apabila digunakan asisten harus disupervisi
sebagaimana mestinya. Supervisi itu sendiri mencakup pengarahan usaha asisten
dalam mencapai tujuan audit. Time deadline pressure muncul dari lingkungan KAP
saat auditor senior menuntut kepada auditor junior segera menyelesaikan tugas audit
agar tujuan audit tercapai pada waktu yang telah ditentukan.
UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal disebutkan bahwa emiten dan
diaudit oleh akuntan independen selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120
hari) setelah tanggal laporan keuangan perusahaan. Peraturan tersebut juga dapat
memunculkan time pressure yang melibatkan pihak ketiga seperti regulator
perusahaan. Time deadline pressure juga dapat muncul dari KAP tempat auditor
bekerja, klien atau bahkan pihak ketiga seperti regulator yang mengharuskan auditor
menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan batasan waktu yang telah ditentukan
(DeZoort, 1997).
2.1.3 Penghentian Prematur Prosedur Audit
Proses audit yang baik adalah proses audit yang melaksanakan semua
prosedur audit secara utuh dan dapat meningkatkan kualitas audit, namun dalam
kenyataannya banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh
auditor. Banyak skandal yang melibatkan auditor, dalam hal ini berfokus kepada
akuntan publik. Skandal bias terjadi karena periaku auditor yang menyimpang dan
berakibat pada berkurangnya kualitas audit (Weningtyas, 2006).
Salah satu bentuk perilaku pengurangan kualitas audit adalah penghentian
prematur prosedur audit (Coram, Glovovic & Woodliff, 2008). Penghentian prematur
prosedur audit berhubungan dengan penghentian sejak dini atau pengabaian terhadap
prosedur-prosedur yang seharusnya dilaksanakan oleh auditor dalam program
auditnya. Auditor tidak melakukan prosedur secara tuntas tetapi auditor memberi
Penghentian prematur prosedur audit menyebabkan pengurangan kualitas
mutu dalam pelaksaan audit yang dilakukan secara sengaja oleh auditor (Coram et
al., 2008). Adanya praktik penghentian prematur atas prosedur audit, tentu saja
sangat berpengaruh secara langsung terhadap kualitas laporan audit yang dihasilkan
auditor, sebab apabila salah satu langkah dalam prosedur audit dihilangkan, maka
kemungkinan auditor membuat opini yang salah akan semakin tinggi (Heriningsih,
2002). Pengurangan kualitas audit ini dapat dilakukan dengan melakukan review
dangkal terhadap sistem pengendalian internal dan dokumen klien, mengurangi
jumlah sampel yang telah direncanakan oleh auditor, tidak memperluas pengujian
dan pemeriksaan kepada item yang dipertanyakan serta pemberian opini saat semua
prosedur audit belum dijalankan secara utuh.
Alderman dan Deitrick (1982) dalam Wahyudi (2011), menyatakan ada
beberapa alasan auditor melakukan penghentian prematur prosedur audit, seperti
misalnya:
1) Terbatasnya jangka waktu pengauditan yang ditetapkan
2) Anggapan bahwa prosedur audit yang dilakukan tidak
penting
3) Prosedur audit tidak material
4) Prosedur audit kurang dimengerti
Weningtyas dkk., (2007) menyimpulkan bahwa penghentian prematur
prosedur audit disebabkan oleh faktor karakteristik personal auditor di mana faktor
karakteristik tersebut merupakan faktor internal dan faktor situasional saat
melakukan audit yang merupakan faktor eksternal.
Secara garis besar, faktor terjadinya tindakan premature sign-off of audit
procedure terbagi menjadi dua kategori, yaitu:
1. Faktor Internal, merupakan faktor terjadinya tindakan premature sign-off
yang berasal dari dalam diri auditor antara lain: idealism, relativisme,
lokus kendali, harga diri, need approval, need for achievement,
competitive type behavior, professional commitment, dan organizational
commitment.
2. Faktor Eksternal, merupakan faktor terjadinya tindakan premature
sign-off yang berasal dari luar diri atau lingkungan auditor antara lain: time
pressure, resiko audit, materialitas, prosedur review, tingkat jabatan,
etika professional.
Penelitian sebelumnya menyatakan praktek penghentian prematur atas
prosedur audit banyak dilakukan auditor dalam kondisi time pressure (Coram, et. al.,
2004). Auditor pada umumnya berpandangan bahwa evaluasi kinerja dan promosi
karir dalam audit firm sangat erat berhubungan dengan kemampuan untuk
yang sama mereka juga dituntut untuk melengkapi semua penugasan dan prosedur
audit sebagai dasar dalam memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan.
Inilah yang menyebabkan dilema bagi auditor antara menuntaskan penugasan audit
sesuai dengan anggaran waktu yang diberikan dengan kualitas audit sesuai standar
2.1.4 Kinerja Auditor
Kinerja dapat diartikan suatu hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang
dicapai oleh individu dimana dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat waktu
dan menggunakan waktu tersebut seefisien mungkin untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting
dalam perwujudan kinerja yang baik. Mulyadi (2002) menyatakan bahwa kinerja
auditor adalah tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah disesuaikan
dalam kurun waktu tertentu. Asih (2006) menerangkan kinerja auditor adalah hasil
yang diperoleh seorang akuntan publik yang menjalankan tugasnya. Hasil ini dicapai
berdasarkan kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan waktu yang diukur
mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu.
Menurut Larkin dalam Trisnaningsih (2007), kinerja auditor dapat diukur
dengan empat dimensi personalitas yaitu kemampuan, komitmen professional,
motivasi dan kepuasan kinerja. Kualitas kinerja auditor dapat diketahui dari sejauh
mana auditor melaksanakan prosedur-prosedur audit (Weningtyas dkk, 2006).
Auditor pada hakekatnya mempunyai tugas yaitu melakukan pemeriksaan audit dan
melaporkan hasilnya sesuai dengan norma pemeriksaan sesuai standar. Seorang
auditor juga harus memastikan bahwa penyajian laporan yang di auditnya sudah
benar, auditor bertindak sebagai penanggung jawab serta penjamin kebenaran dan
2.2 Hipotesis Penelitian
2.2.1 Pengaruh Penghentian Prematur Prosedur Audit Terhadap Kinerja Auditor
Penelitian yang dilakukan oleh Malone dan Roberts (1996) serta Coram et al.
(2004) mengemukakan bahwa salah satu bentuk perilaku auditor yang dapat
mengurangi kualitas audit adalah penghentian prematur atas prosedur audit
(premature sign-off audit procedures). Rhode (1978) melakukan survei atas anggota
American Institute of Certified Public Aaccountants (AICPA) mengenai faktor
potensial yang berhubungan dengan terjadinya tindakan pengurangan kualitas audit,
termasuk premature sign-off. Faktor utama yang mendorong perilaku ini adalah
tekanan anggaran waktu.
Auditor diwajibkan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya secara
cermat dan seksama dalam melakukan pekerjaannya. Menurut Malone dan Robert
(1996), kualitas kerja auditor dapat ditunjukkan dari seberapa jauh seorang auditor
untuk dapat melaksanakan prosedur-prosedur audit yang tercantum dalam audit
program. Prosedur audit tersebut meliputi langkah-langkah yang harus dilakukan
oleh auditor pada saat melakukan audit atas suatu laporan keuangan.
Perilaku penghentian prematur atas prosedur audit sangat berpengaruh secara
langsung terhadap laporan audit yang akan dihasilkan oleh auditor. Jika salah satu
langkah dalam prosedur audit dihilangkan, maka auditor berkemungkinan akan
membuat keputusan audit yang salah. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian
penghentian prematur atas prosedur audit adalah sebagai salah satu perilaku yang
dapat mengurangi kualitas audit.
Kinerja auditor merupakan performa yang berhasil dicapai oleh auditor atas
usahanya dalam melaksanakan penugasan sesuai dengan tanggung jawab dan
menjadi salah satu standar penilaian untuk mengukur hasil kerja yang sudah
dilakukannya (Zaenal, 2013). Menurut Donnelly, Quirin, dan O'Bryan (2003), tujuan
melakukan tindakan penghentian prematur prosedur audit adalah untuk
memanipulasi penilaian kinerja sehingga sulit untuk mengetahui indikator kinerja
yang sebenarnya. Perilaku penghentian prematur prosedur audit muncul pada situasi
dimana individu merasa dirinya tidak memiliki kemampuan untuk mencapai hasil
yang diharapkan melalui usaha mereka sendiri (Gable dan Dangello, 1994).
Donnelly, Quirin, dan O’Bryan (2003) menemukan bahwa auditor yang
melakukan premature sign-off adalah auditor yang memiliki kinerja rendah. Auditor
dengan kinerja rendah lebih mungkin terlibat dengan premature sign-off karena
auditor tidak dapat memenuhi standar kinerja yang ditentukan.
Penghentian prematur prosedur audit merupakan salah satu perilaku
disfungsional auditor yang disebabkan oleh tekanan waktu. Seorang auditor yang
bersikap professional tidak akan melakukan perilaku disfungsional dalam
menjalankan tugasnya. Para auditor cenderung memilih berusaha keras untuk
mencapai anggaran waktu yang ditetapkan daripada memilih profesionalisme kerja
karena pentingnya pencapaian anggaran waktu oleh auditor sebagai evaluasi kerja
dalam melaksanakan tugasnya yang snagat berpengaruh terhadap karirnya
(Manoarfa, 2006).
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis pertama yang diajukan dalam
penelitian ini adalah :
H1: Penghentian prematur prosedur audit berpengaruh negatif terhadap kinerja
auditor.
2.2.2 Time Pressure Mampu Memoderasi Pengaruh Penghentian Prematur Prosedur Audit terhadap Kinerja Auditor
Penghentian prematur prosedur audit (Premature sign-off) terjadi ketika
auditor harus menyelesaikan prosedur audit, tetapi tidak melakukan atau
menghilangkan prosedur tersebut dan tidak menggantinya dengan prosedur lain
(Shapeero, Koh dan Killough, 2003). Premature sign-off merupakan salah satu tipe
utama perilaku penurunan kualitas audit (Alderman dan Deitrick, 1982; Otley dan
Pierce, 1996) karena dapat mempengaruhi kualitas audit secara langsung.
Penelitian Gable dan Dangello (1994) menyimpulkan bahwa perilaku
disfungsional dapat terjadi apabila seseorang atau individu merasa tidak mampu
untuk mengupayakan pencapaian hasil yang sesuai dengan ekspektasinya melalui
usaha sendiri. Penelitian Donnelly, Quirin, dan O'Bryan (2003), menyatakan bahwa
auditor yang memiliki persepsi baik terhadap kinerja pribadi akan memiliki tingkat
Hasil penelitian Susanti (2005) mengindikasikan jika auditor melakukan
tindakan menyimpang pada penugasan audit adalah untuk meningkatkan penilaian
performa kinerjanya. Penelitian Herningsih (2002) menyebutkan bahwa time
pressure memiliki pengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur
audit. Suryanita, et al (2006) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa time pressure
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur
audit, hubungan bersifat postif.
Time pressure mengakibatkan auditor cenderung melakukan penghentian
prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian dari Waggoner dan Chashell (1991)
menunjukkan bahwa time pressure mengakibatkan dampak negatif pada kinerja
auditor dan mengakui bahwa time pressure yang berlebihan akan membuat auditor
menghentikan prosedur audit. Arnold, et al (1991) mengemukakan bahwa persentase
kesalahan dalam melakukan audit akan lebih besar dalam kondisi time pressure.
Alderman dan Deitrick (1982) menyatakan bahwa time pressure memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja auditor. Shapeero, et al (2003) menemukan bahwa
penghentian prematur prosedur audit semakin meningkat jika auditor mendapat
kondisi time pressure.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis kedua yang diajukan dalam
penelitian ini adalah :
H2: Time pressure mampu memoderasi pengaruh penghentian prematur