• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "1.1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perangkat pembelajaran merupakan suatu hal yang harus dipersiapkan seorang guru sebelum melaksanakan pembelajaran agar proses pembelajaran lebih bermakna dan berkualitas. Berdasarkan Permendikbud No.16 Tahun 2022 yang merupakan pembaharuan dari Permendikbud No.22 Tahun 2016 tentang Standar Proses dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Perangkat pembelajaran harus dirancang oleh guru secara interaktif dan menyenangkan agar membantu peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran lebih efektif dan efisien.

Permendikbud No.7 Tahun 2022 tentang Standar Isi yang menyatakan bahwa pembelajaran IPA di Sekolah Dasar merupakan salah satu pembelajaran wajib yang diajarkan oleh pendidik. Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang secara idealnya akan menghasilkan suatu produk yang dapat berupa prinsip, teori, konsep, dan hukum yang dapat berkolaborasi dengan penemuan teknologi (Putrayasa, 2022:78). Hal ini sejalan dengan pendapat Kumala (2016:6) yang mengemukakan bahwa pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang berasal dari gejala alam

(2)

2

yang mana gejala atau peristiwa tersebut akan menjadi suatu pengetahuan jika didasarkan pada metode dan sikap. Pembelajaran IPA juga merupakan pembelajaran yang memuat konsep-konsep yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA tidak hanya menekankan pada konsep-konsep berupa hapalan materi saja, akan tetapi menekankan pada peserta didik bagaimana mereka mampu mengkontruksi konsep-konsep tersebut secara kreatif dan kritis serta mengaitkannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA dapat lebih efektif jika diintegrasikan dengan model pembelajaran yang dapat mengontruksikan suatu masalah dalam kehidupan nyata. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengintegrasikan pembelajaran IPA dan mampu membantu pembelajaran IPA lebih efektif yaitu model problem based learning.

Model pembelajaran problem based learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang mengimplementasikan suatu permasalahan atau persoalan yang harus dipecahkan oleh peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sofyan dkk (2013:48) yang mengemukakan bahwa PBL merupakan pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah sebagai konteks kepada peserta didik untuk berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh ilmu pengetahuan. PBL juga merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik mampu memecahkan masalah dengan beberapa tahapan ilmiah dengan tujuan peserta didik dapat mempelajari ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan suatu permasalahan dan mampu untuk menguasai keterampilan memecahkan masalah (Syamsidah & Suryani, 2018:9).

(3)

Perangkat pembelajaran yang dapat mendukung pembelajaran IPA dan membantu pembelajaran menjadi lebih aktif dan bermakna ialah lembar kerja peserta didik (LKPD). Lembar kerja peserta didik merupakan kumpulan dari lembaran yang berisikan kegiatan atau aktivitas siswa yang memuat aktivitas nyata sesuai dengan objek yang akan dipelajari (Katriani, 2014:1). LKPD juga merupakan salah satu cara untuk mengontruks siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 (Anggraini dkk, 2016:50).

LKPD dapat dirancang sesuai dengan materi pembelajaran yang mengarahkan pada kegiatan-kegiatan yang menggunakan proses ilmiah, misalnya menganalisa, menentukan hipotesa, membuat eksperimen, dan membuat kesimpulan.

Era digitalisasi memberikan dampak yang besar untuk kita semua dalam memudahkan mengakses segala aktivitas yang kita perlukan dan memberikan manfaat yang signifikan dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu guru sebagai motivator, fasilitator, dan inspirator harus mampu memanfaatkan teknologi dalam mencari dan mengakses sumber belajar dan bahan ajar bagi peserta didik.

Perkembangan teknologi yang berkembang saat ini, guru harus mampu mengemas LKPD secara digital untuk mempermudah peserta didik mengaksesnya tanpa batas waktu yang disebut dengan e-LKPD. Sejalan dengan ini, e-LKPD juga merupakan media elektronik yang berisikan aktivitas siswa yang harus dikerjakan (Sari dkk, 2022: 3701).

Elektronik LKPD membutuhkan software untuk mendukung pembuatannya yaitu dengan menggunakan smart apps creator. Smart apps creator merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membuat fitur-fitur multimedia berbasis website, desktop, dan seluler.

(4)

Hasil observasi awal yang dilaksanakan di SDN 182/I Hutan Lindung pada tanggal 30 Agustus – 03 September 2022 menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksankan di kelas V sekolah tersebut masih tampak menggunakan bahan ajar yang berasal dari pemerintah berupa buku guru dan buku siswa, guru belum tampak memberikan bahan ajar pendukung berupa LKPD yang dapat mendukung pembelajaran lebih menarik dan interaktif.

Hasil wawancara peneliti bersama dengan guru kelas V menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan dalam memahami materi pembelajaran IPA dikarenakan materi IPA terkadang sulit dijangkau dengan kasat mata, oleh karena itu diperlukan bahan ajar pendukung yang membantu peserta didik memahami pembelajaran, selain itu guru kelas V juga belum pernah membuat LKPD pembelajaran IPA, hanya saja pernah membuat LKPD pembelajaran PPKN, serta di sekolah tersebut ada laboratorium komputer yang jarang digunakan oleh peserta didik karena minimnya pengetahuan guru dalam teknologi.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti melakukan penelitian dan pengembangan dengan judul “Pengembangan e-LKPD Interaktif Berbasis Problem Based Learning menggunakan Smart Apps Creator pada Pembelajaran IPA Materi Panas dan Perpindahannya di Kelas V Di Sekolah Dasar”.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian pengembangan ini adalah:

1. Bagaimana prosedur dari pengembangan e-LKPD interaktif berbasis problem based learning menggunakan smart apps creator pada

pembelajaran IPA materi panas dan perpindahannya di kelas V di Sekolah Dasar?

2. Bagaimana tingkat validitas dari pengembangan e-LKPD interaktif berbasis problem based learning menggunakan smart apps creator pada pembelajaran IPA materi panas dan perpindahannya di kelas V Sekolah Dasar?

3. Bagaimana tingkat kepraktisan dari pengembangan e-LKPD interaktif berbasis problem based learning menggunakan smart apps creator pada pembelajaran IPA materi panas dan perpindahannya di kelas V Sekolah Dasar?

1.3 Tujuan Pengembangan

Tujuan pengembangan ini sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan prosedur dari pengembangan e-LKPD interaktif berbasis problem based learning menggunakan smart apps creator pada pembelajaran IPA materi panas dan perpindahannya di kelas V Sekolah Dasar.

2. Untuk mengetahui tingkat validitas dari e-LKPD interaktif berbasis problem based learning menggunakan smart apps creator pada pembelajaran IPA materi panas dan perpindahannya di kelas V Sekolah Dasar.

(6)

3. Untuk mengetahui tingkat kepraktisan dari e-LKPD interaktif berbasis problem based learning menggunakan smart apps creator pada

pembelajaran IPA materi panas dan perpindahannya di kelas V Sekolah Dasar.

1.4 Spesifikasi Pengembangan

Adapun spesifikasi produk yang akan dikembangkan dalam penelitian pengembangan sebagai berikut:

1.4.1 Spesifikasi Pedagogik

1. e-LKPD yang akan dikembangkan dirancang relevan dengan tujuan pembelajaran dan capaian pembelajaran.

2. e-LKPD yang dikembangkan dapat digunakan dimanapun dan kapanpun yang artinya bersifat fleksibel sehingga mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran.

1.4.2 Spesifikasi Non Pedagogik

1. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah berupa e-LKPD interaktif pada pembelajaran IPA materi panas dan perpindahanya di Kelas V Sekolah Dasar yang dikembangkan, dibuat dan didesain menggunakan software smart apps creator.

2. Produk yang dikembangkan berupa LKPD interaktif yang mampu menstimulasi kemampuan berpikir tingkat tinggi terutama kemampuan berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang merupakan tuntutan kompetensi abad 21.

3. Produk pengembangan berupa e-LKPD interaktif yang berisi halaman sampul, kata pengantar, daftar isi, halaman sampul setiap pembelajaran,

(7)

pemetaan kompetensi dasar dan indikator, tujuan pembelajaran dan langkah-langkah kerja yang memuat pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta didik yang mampu melatihan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik serta dapat mengadakan interaksi yang baik antar peserta didik, peserta didik dengan pendidik dan peserta didik dengan sumber belajarnya.

1.5 Pentingnya Pengembangan

Pembelajaran saat ini berpusat pada peserta didik sehingga penggunaan bahan ajar sangat dibutuhkan untuk mendukung pembelajaran agar lebih efektif dan mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran. Bahan ajar tersebut ialah lembar kerja peserta didik yang dapat menjadi sumber referensi dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kreativitas dan motivasi peserta didik.

1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1.6.1 Asumsi Pengembangan

Pengembangan e-LKPD interaktif ini dibuat sebagai alat bantu dan sarana yang mendukung peserta didik pada pembelajaran IPA materi panas dan perpindahannya kelas V dengan asumsi bahwa e-LKPD interaktif bisa mengatasi persoalan belajar pada saat pelaksanaan proses belajar dan dapat mendukung kemampuan pemecahan masalah bagi peserta didik.

1.6.2 Keterbatasan Pengembangan

Keterbatasan pengembangan dalam penelitian pengembangan ini sebagai berikut:

(8)

1. e-LKPD interaktif yang dikembangkan dapat digunakan untuk kelas V Sekolah Dasar

2. e-LKPD interaktif hanya dibuat pada pembelajaran kelas V pada pembelajaran IPA materi panas dan perpindahannya.

3. Kemampuan pemecahan masalah yang digunakan merupakan kemampuan kognitif.

4. Aspek validitas dan kepraktisan merupakan batasan pengembangan yang digunakan.

1.7 Definisi Istilah

1. Pengembangan adalah salah satu jenis penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk baru yang dapat diuji kelayakannya (Sugiyono, 2013:297).

2. e-LKPD interaktif adalah panduan kerja peserta didik yang dapat mempermudah peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berisikan materi, ringkasan yang disajikan dalam bentuk elektronik ( Kholifahtus dkk, 2021:145).

3. Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang menerapkan suatu permasalahan atau persoalan dalam pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan melalui tahap-tahap ilmiah yang mampu mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran (Suryani &

Syamsidah, 2018:4).

4. Smart Apps Creator merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membuat fitur-fitur multimedia berbasis website, desktop, dan seluler (Faqih Muhammad, 2020:28).

(9)

5. Pembelajaran IPA merupakan suatu hal yang berasal dari gejala alam, gejala tersebut akan menjadi suatu pengetahuan jika didasarkan pada metode ilmiah dan sikap ilmiah (Kumala, 2016:6).

6. Sekolah Dasar adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan anak dari usia 6-12 tahun (Suharjo, 2006:1).

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disim- pulkan bahwa faktor risiko stunting pada anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Bontoramba adalah berat badan lahir rendah, usia anak 12-23

Tentunya hal tersebut tidak terlepas dari kreativitas dari guru PAI yang berupaya agar tingkat kemampuan peserta didiknya dalam membaca Al-Qur’an meningkat

Sejak kebijakan tentang Perhutanan Sosial dan juga kebijakan tentang Kemitraan Konservasi pada kawasan-kawasan konservasi dicanangkan oleh pemerintah sebenarnya dapat menjadi

Berdasarkan ketentuan pajak di Amerika Serikat terdapat aturan mengenai wash sale rule, bagaimana pendapat bapak terkait dengan keuntungan dan kerugian yang timbul dari

4) Beberapa bakteri memiliki bentuk yang berbeda dari bentuk umumnya bakteri seperti di atas, tetapi lebih mirip dengan struktur hifa dari jamur (fungi). Struktrur bakteri dalam

Dari beberapa pandangan tersebut di atas peneliti menyimpulkan bahwa Surat 1 Petrus ini ditulis dengan beberapa maksud dan tujuannya yaitu: untuk memberi

 Launching figure Presiden Soekarno di Madame Tussaud Bangkok pada tanggal 24 September 2012 Silahkan ikuti terus TAT Jakarta melalui website dan situs jejaring sosial kami

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya [4] tentang sifat-sifat suatu sensor induktif yang mempergunakan elemen koil datar sebagai pengindera, diperoleh suatu hubungan yang