• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PARAGRAF DALAM WACANA BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA KELAS VI A SDN JATAYU BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PARAGRAF DALAM WACANA BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA KELAS VI A SDN JATAYU BANDUNG."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PARAGRAF DALAM WACANA BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA KELAS VI A SDN JATAYU

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Anne Widianti Faozie 1008638

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PARAGRAF

DALAM WACANA BAHASA INDONESIA MELALUI

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA

KELAS VI A SDN JATAYU BANDUNG

Oleh

Anne Widianti Faozie

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu

Pendidikan

© Anne widianti Faozie 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PARAGRAF DALAM WACANA BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA KELAS VI A SDN

JATAYU BANDUNG

Oleh

Anne Widianti Faozie NIM : 1008638

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Dr. H. Y. Suyitno, M.Pd. NIP. 19500908 198101 1001

Pembimbing II

Dra. Tatat Hartati, M.Ed.,Ph.D NIP. 19530312 197903 2002

Diketahui

Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

(4)

MOTTO :

“ Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu selesai (dari suatu urusan). Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmu-lah kamu berharap. “

(Q.S. Al-Insyiroh : 6 – 8)

Kupersembahkan Karya ini untuk :

orang-orang yang tercinta Mamah , bapak, Suami dan Putra-putraku, Serta Adik-adiku tercinta

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa sesungguhnya penulisan skripsi yang berjudul : ” Peningkatan Kemampuan Memahami Paragraf Dalam Wacana Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Bagi Siswa

Kelas VI A SDN Jatayu Bandung ” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar

karya sendiri tanpa ada unsur peniruan (plagiat) dari skripsi yang pernah dibuat orang lain baik sebagian atau seluruhnya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika penulisan karya tulis ilmiah yang berlaku dalam masyarakat akademik. Atas pernyataan ini saya bersedia menanggung resiko yang dijatuhkan pada saya, jika kemudian hari ternyata ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dan/atau ada pihak tertentu yang mengklaim terhadap keaslian/orisinilitas karya saya ini. Demikian saya buat pernyataan ini tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun.

Bandung, Desember 2012

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, wasyukurrillah, dengan berkat Rakhmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelsaikan penulisan skripsi tepat pada waktunya. Tak lupa Sholawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada jungjunan kita semua Baginda Rosul Nabi Besar Muhammad SAW. Serta keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya yang senantiasa beriman dan bertaqwa hingga akhir zaman.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi ini berjudul : “Peningkatan

Kemampuan Memahami Paragraf Dalam Wacana Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Bagi Siswa Kelas VI A SDN Jatayu Bandung”. Penulisan skripsi ini merupakan hasil observasi di SD Negeri Jatayu

Bandung. Skripsi ini berisi tentang berbagai kegiatan yang dilakukan selama melakukan observasi pada penelitian tindakan kelas di SDN Jatayu Bandung.

Saran dan masukan yang membangun sangat diharapkan oleh penulis terhadap skripsi ini, sebab penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat. Aamiin.

Bandung, Desember 2012

Penulis

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Harapan untuk tersusunnya skripsi ini tidak akan pernah terwujud tanpa kontribusi berbagai pihak, baik dalam bentuk komitmen, pemikiran maupun kerja keras. Oleh karena itu melalui medium ini disampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang berkontribusi kepada terwujudnya skripsi ini.

Pertama-tama penulis ucapkan puji dan syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan hidayah dan inayahNya serta kekuatan kepada penulis, juga kepada baginda Rosul Nabi Besar Muhammad SAW, semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau.

Ucapan trimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan kepada Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Bapak Drs. Dede Somarya, M.Pd.

Ucapan trimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan kepada Bapak Dr. H. Y. Suyitno, M.Pd. selaku dosen pembimbing I, dan kepada Ibu Dra. Tatat Hartati, M.Ed.,Ph.D selaku dosen pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktu bagi penulis untuk memberikan masukan ilmu dan bimbingannya selama penulis menyusun skrpsi ini, semoga Alloh senantiasa melimpahkan pahala kebaikan kepada ibu dan bapak pembimbing aamiin.

(8)

yang telah memberikan kesempatan dan dukungan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas di kelas VI A.

Ucapan trimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan kepada bu Neulis Masiqoh, S.Pd dan Ibu Suci Noveriani, S.Pd selaku Observer di SDN Jatayu Bandung, yang telah banyak membantu dan memberikan masukan ilmu kepada penulis dengan begitu sabar dan tulus dalam membimbing penulis selama melaksanakan observasi penelitian tindakan kelas di SDN Jatayu Bandung.

Ucapan trimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan kepada Ibu Dra. Wiwi Nuraini, selaku pengawas di Kec Cicendo yang telah meluangkan waktu untuk memberikan ilmu dan bimbingannya kepada penulis selama kegiatan observasi dalam penelitian tindakan kelas di SDN Jatayu Bandung.

Ucapan trimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan kepada Para ibu dan bapak guru dan semua Staf kependidikan di SDN Jatayu Bandung atas dukungan, perhatian, motivasi, serta bantuannya dalam memberikan keleluasaan pada penulis untuk melakukan observasi dalam penelitian tindakan kelas.

Kepada Siswa-siswi kelas VI A SDN Jatayu Bandung, atas kerjasama dan dukungannya sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan lancar.

(9)

mencurahkan kasih sayang, serta perhatian kepada penulis dan cucu-cucunya selama penulis melaksanakan kegiatan perkuliahan dan penyusunan skripsi ini,

semoga Alloh senantiasa memberikan kesehatan dan perlindunganNya aamiin. Kepada suami tercinta Nurdin Alamsyah, yang telah memberikan doa, cinta, kasih sayang, serta dukungannya yang begitu besarnya dan tidak kenal lelah.

Kepada anak-anakku tercinta Muhammad Fakhrurrozi Alamsyah, Muhammad Jiddan Zamhar, Thoriq Adzimar Ziyaulhaq, dan Ilham Giza Utama, yang telah membantu dalam doa, cinta, kasih sayang serta dukungannya untuk ibumu. Atas dukunganmu nak, ibumu kuat dalam menghadapi semua tantangan dan rintangan, semoga kalian menjadi anak-anak yang sholeh aamiin.

Kepada adik-adiku Elis Subantari, Illa Nurhakim, Nia Garnia, ST. Najmul Fatta, ST. Nurwita Qodariah, Agus Gunawan, Sti Rahmah Tazkiyah, Zaima Nabillah yang selama ini membantu penulis dalam memberikan dukungan moral dan doa selama penulis melaksanakan perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

(10)

I ABSTRAK

Anne Widianti Faozie

Peningkatan Kemampuan Memahami Paragraf Dalam Wacana Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Bagi Siswa Kelas VI A SDN

Jatayu Bandung

Tulisan ini bertolak dari suatu pemikiran bahwa bagaimanakah penerapan pendekatan kontekstual mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami paragraf dalam wacana Bahasa Indonesia di SDN Jatayu Bandung. Sejauh ini pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Pembelajaran di kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi belajar 'baru' yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Tujuan kegiatan penelitian dalam peningkatan kemampuan memahami paragraf dalam wacana bahasa indonesia melalui pendekatan pembelajaran kontekstual bagi siswa kelas VI A SDN Jatayu bandung adalah : 1) Untuk memperoleh gambaran obyektif tentang kemampuan siswa kelas VI A pada pelajaran Bahasa Indonesia tentang konsep memahami paragraf dengan menggunakan pendekatan kontekstual. 2) Untuk mengetahui tentang pelaksanaan aktivitas guru dan siswa kelas VI A yang ditemukan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan konstektual. 3) Untuk mengatahui hasil belajar siswa setelah menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini dilakuakan di SDN Jatayu Bandung dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan dalam dua tindakan dan siklus yang kedua satu tindakan. Setiap siklus dimulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan hasil penelitian, pembahasan, dan refleksi. Hasil pelaksanaan penelitian terlihat pada pelaksanaan Siklus I dan II yang menunjukkan kemampuan siswa yang mengalami perkembangan yang lebih baik. Kemampuan siswa pada siklus I hanya mencapai nilai rata-rata 85, 18, sedangkan pada siklus ke II meningkat menjadi 90,26.

Hasil penelitian membuktikan bahwa pembelajaran kontekstual yang telah dilaksanakan berhasil dan sangat berkesan, siswa dan guru bersikap positif terhadap pelaksanaan pembelajaran. Inovasi dalam pembelajaran dengan memasukkan strategi kontekstual dapat meningkatkan minat dan kemapuan hasil belajar pada siswa. Diharapkan hasil penelitian ini menjadi motivasi bagi para guru untuk lebih berinovasi dalam mengembangkan model pembelajaran yang aktif, inovatif kreatif, dan menyenangkan lainnya.

(11)

I ABSTRACT Anne Widianti Faozie

Increased Capabilities In Discourse Understanding Paragraphs Indonesian Contextual Learning Approach for Grade VI A Jatayu SDN London

This paper started from the premise that how the application of the contextual approach can increase students' understanding of discourse paragraphs SDN Jatayu Indonesian in Bandung. So far our education is still dominated by the view that knowledge as facts to be memorized. Learning in the classroom is still focused on the teacher as the main source of knowledge, then lectures become the primary choice of learning strategies. For that, it needs a strategy to learn 'new' more empowering students. A learning strategy that does not require students to memorize facts, but a strategy that encourages students to construct knowledge in their own minds. The objective of the research in the improvement of the ability to understand a paragraph in Indonesian discourse through contextual learning approach for students of class VI A Jatayu SDN bandung are: 1) To obtain an objective picture of the student's ability classes VI A Indonesian Language in understanding the concept of a paragraph by using a contextual approach . 2) To know about the implementation of the activities of teachers and students of class VI A is found in learning Indonesian with contextual approach. 3) In order to move on student learning outcomes after using a contextual approach in learning Indonesian. This study in doing in SDN Jatayu Bandung methods Classroom Action Research (CAR). This study was conducted in two cycles. The first cycle performed in two acts and a second cycle of the action. Each cycle starts from the stage of planning, implementing, collecting research, discussion, and reflection. The results of research looks at the implementation of the Cycle I and II which shows the ability of students who have a better development. The ability of students in the first cycle only reached an average value of 85, 18, whereas in the second cycle increased to 90.26. The research proves that contextual learning has been implemented successfully and very memorable, students and teachers are more favorable to the implementation of learning. Innovation in learning by incorporating contextual strategy could increase interest and Traffic on student learning outcomes. Expected results of this research into motivation for teachers to further innovate in developing a model of active learning, creativeinovativf, and other fun.

(12)

I

Paragraf yaitu merupakan sesuatu bersifat abstrak lebih sukar dipahami dari pada sesuatu yang lebih kecil dan konkrit. Pemahaman pada dasarnya adalah pemahaman bagian-bagian kecil secara hubungan antara bagian itu dalam rangka keseluruhan. Hasil mengarang pun dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang abstrak, maka untuk memahaminya perlu dipecah-pecahkan menajdi bagian-bagian kecil yang dikenal dengan istilah paragraf. Memahami isi paragraf jauh lebih mudah dibandingkan memahami buku sekaligus. Melalui penjelasan di atas tersirat tujuh fungsi paragraf yakni ; (1) sebagai penampung dari sebagaian kecil jalan pikiran ide pokok keseluruhan karangan, (2) memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok pengarang. Penulisan paragraf terencana baik selalu besifat logis sistematis. Paragraf tersusun baik merupakan alat bantu bagi pengarang maupun bagi pembaca. Seperangkat kalimat itu akan memungkinkan pengarang mengembangkan jalan pikiran secara sistematis pula. Fungsi paragraf yang (3) memungkinkan pengarang melahirkan jalan pikiran secara sistematis. Bagi para pembaca kalimat-kalimat. Tersusun sistematis itu sangat memudahkan menelusuri serta memahamii jalan pikiran pengarang. Fungsi paragraf yang (4) adalah mengarahkan pembaca dalam mengikuti alur pikiran pengarang serta memahaminya. Paragraf yang baik selalu berisi ide pokok itu merupakan bagian yang integral dari ide pokok yang terkandung dalam keseluruhan karangan. Ide pokok paragraf tidak hanya merupakan bagian dari ide pokok keseluruhan, tetapi juga mempunyai relevansi dan yang tersirat dalam tiap paragraf, maka fungsi paragraf berikut sebagai (5) alat penyampai fragmen pikiran dan (6) penanda pikiran baru mulai berlangsung. Dalam keseluruhan hasil mengarang, paragraf sering juga digunakan sebagai, transisi atau peralihan dari suatu bab ke bab lain. Bahkan tidak jarang paragraf digunakan sebagai penutup. Di sisi lain paragraf berfugsi (7) sebagai pengantar, transisi dan konklusi (Tarigan, 2001 : 11).

(13)

I

Wacana yang utuh adalah wacana yang lengkap, yaitu mengandung aspek-aspek yang terpadu dan menyeluruh. Aspek-aspek-aspek yang dimaksud antara lain adalah kohesi, koherensi, topik wacana, aspek leksikal, aspek gramatikal, aspek fonologis, dan aspek semantis.

Kemampuan Memahami adalah : kemampuan seseorang dalam melihat adanya hubungan atau relasi didalam suatu masalah dan kegunaan – kegunaan hubungannya bagi pemecahan masalah tersebut. Karena paragraf mesih bersifat abstrak dan sulit untuk dipahami oleh siswa kelas VI SD yang secara sikologis usia SD ini masih memasuki masa perkembangan Oprasional Konkrit yang sulit sekali untuk memahami hal hal yang masih bersifat abstrak,maka Guru harus memiliki strategi yang memacu siswa untuk dapat berpikir kritis dan kreatif sehingga anak kelas VI A SDN Jatayu memiliki kemampuan dalam memahami Paragraf yang bersifat abstrak.

(14)

I

Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang mengaitkan materi yang diajarkan dengan realitas dunia siswa sehingga siswa dapat membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya. Pembelajaran bahasa bukan hanya memberikan pemahaman berupa definisi melainkan siswa dituntut untuk dapat menemukan pengetahuannya sendiri.

ABSTRACT

SKILLS ENHANCEMENT IN PARAGRAPH UNDERSTAND

INDONESIAN DISCOURSE LEARNING THROUGH CONTEXTUAL

APPROACH FOR STUDENTS CLASS VI A Jatayu SDN BANDUNG

(15)

I

whole essay thought the main idea, (2) facilitate the understanding of the mind or the author's main idea. Writing paragraphs besifat always well planned systematic logical. Well-organized paragraphs is an invaluable tool for the author and for the reader. A set of sentences that will allow authors to develop a systematic way of thinking anyway. Functions paragraph (3) allows the author gave birth to our way of thinking systematically. For readers sentences. Systematically arranged it so easy tracing and memahamii the mind of the author. Functions paragraph (4) is directing the reader to follow the author's train of thought and understanding. Always good paragraph contains a main idea that is part of the integrl main idea contained in the overall composition. The main idea paragraphs are not only a part of the overall main idea, but also has relevance and is implicit in each paragraph, the following paragraph function as (5) tool fragments convey thoughts and (6) new thoughts marker underway. In the overall results of the fiction, the paragraph is often used as the transition or transition from one chapter chapter. Even sometimes used as a closing paragraph. On the other hand berfugsi paragraph (7) as an introduction,transitions,and conclusion (Tarigan, 2001: 11).

While the discourse needed in communication with the information intact. A discourse required to have structural integrity. Integrity is built by components that exists in an organization kewacanaan. As an organization, the structure of discourse can be decomposed or described parts. Integrity of discourse structure closer unity meaning as meaningful (semantic) rather than as a unified form (syntax).

(16)

I

and comprehensive. The aspects mentioned include cohesion, coherence, discourse topic, lexical aspect, grammatical aspect, the aspect of phonological and semantic aspects. Understanding capabilities are: ability to see a relationship or relationships in a problem and usability - usability relation to solving the problem. Because mesih paragraph abstract and difficult to understand for students in the sixth grade of primary school age sikologis SDN Jatayu Bandung is still entering the Concrete Operational developments are difficult to understand what they are abstract, then the teacher should have strategies that encourage students to think critically creative and sixth grade elementary school so that children have the ability to understand the abstract paragraph.

Implementation of CTL in learning to read, speak, write, and listen to make learning more creative, and requires students to think more critically. This means that students are encouraged to connect the material taught to everyday life. Teachers should be able to be a model in a particular competency, so that students get a sample or model to float the concept gained. Indonesian language learning methods CTL will make learning more interesting and creative without losing the learning objectives .

(17)

DAFTAR ISI

BAB II PARAGRAF DALAM WACANA BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL A. Hakikat dan Kedudukan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 14

B. Peran pembelajaran Bahasa Indonesia ... 16

(18)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Sekolah ... 77

B. Hasil Penelitian Tindakan Kelas... 99

C. Rekapitulasi Proses dan Hasil Penelitian Keseluruhan ... 157

D. Pembahasan ... 163

BAB V SIMPULAN DAN REKOMDASI A. Simpulan ... 172

B. Rekomendasi ... 174 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(19)

Gambar

3.1. Diagram Alur Desain Penelitian Model John Elliot

Suyanto (1996-1997) ... 59

3.2 Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 72

4.1 Struktur Organisasi SDN Jatayu I ... 89

4.2 Denah lokasi SDN Jatayu Bandung ... 90

4.3 Denah Kelas SDN Jatayu Bandung ... 91

4.4 Grafik Aktivitas Siswa Kelas VI A SDN Jatayu Bandung ... 159

4.5 Grafik Peningkatan Kemampuan Siswa pada Pokok Bahasan Kemamapuan Memahami Paragraf dalam Wacana Bahasa Indonesia ... 162

(20)

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Keadaan Siswa Kelas VI A SDN Jatayu Bandung

Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62

3.2 Analisis Prestasi Siswa Kelas VI A SDN Jatayu Bandung Berdasarkan Presrtasi Akademik pada Kelas VI Semester I ... 62

3.3 Keadaan Siswa Kelas VI A SDN Jatayu Bandung Berdasarkan Aktivitas dalam Kegiatan Belajar Mengajar ... 63

4.1 Data Guru dan Pendidikan Guru di SDN 1 Jatayu Bandung ... 79

4.2 Data Ruangan SDN Jatayu Bandung ... 92

4.3 Jadwal Shift Masuk Sekolah SDN Jatayu Bandung ... 96

4.4 Data Siswa Terakhir SDN Jatayu 1 /Kelas A ... 96

4.5 Prestasi Hasil UAN/Ujian Akhir Siswa SDN Jatayu 1/Kelas VI A ... 97

4.6 Latar belakang Pekerjaan Orang Tua Siswa SDN Jatayu ... 97

4.7 Latar Belakang pendidikan Orang Tua Siswa SDN Jatayu ... 98

4.8 Hasil Refleksi pada Siklus I Tindakan 1 ... 109

4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I Tindakan 1 ... 110

4.10 Data Prestasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Tindakan 1 ... 113

4.11 Hasil Refleksi pada Siklus I Tindakan 2 ... 127

4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I Tindakan 2 ... 128

(21)

4.14 Sikap Siswa Terhadap Penerapan Pembelajaran Kontekstual dalam Meningkatkan Kemampuan Memahami Paragraf

pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Siklus I ... 132

4.15 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II ... 144

4.16 Hasil Tes Lisan pada Siklus II ... 146

4.17 Hasil Tes Tertulis pada Siklus II ... 148

4.18 Sikap Siswa Terhadap Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Meningkatkan Kemampuan Memahami Paragraf pada Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus II ... 150

4.19 Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Meningkatkan Kemampuan Memahami Paragraf pada Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus II ... 153

4.20 Hasil Refleksi pada Siklus II ... 155

4.21 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I dan II ... 158

4.22 Hasil Tes Lisan pada Siklus I dan II ... 160

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia dalam kehidupan masyarakat Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting yakni sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia, bahasa resmi, bahasa kebudayaan, bahasa pengantar dan bahasa pergaulan.

Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berperan sebagai alat dalam melaksanakan tuga-tugas pemerintahan. Sebagai bahasa kebudayaan, bahasa Indonesia berperan sebagai alat yang digunakan dalam lingkungan kebudayaan. Sebagai bahasa pengantar, bahasa Indonesia berperan sebagai alat dalam menyampaikan pembelajaran di sekolah-sekolah. Sebagai bahwa pergaulan, bahasa Indonesia berperan sebagai alat dalam pergaulan sehari-hari di kalangan masyarakat Indonesia.

Berdasarkan peranannya, dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia itu mempunyai peranan yang sangat penting dalam segi kehidupan masyarakat Indonesia. Pentingnya peranan bahasa Indonesia itu berhubungan pula dengan aspek-aspek pengunannya, baik pengunan dalam bentuk lisan maupun tulisan.

(23)

2

Dalam ilmu bahasa dikenal adanya satuan-satuan yaitu organisasi unsur bahasa yang bermakna. Satuan-satuan tersebut antara lain : Wacana dan paragraf (dalam bidang morfologi) dan bunyi (dalam bidang fonologi). Dalam satuan-satuan tersebut wacana merupakan satun yang paling besar, sedangkan satuan-satuan yang paling kecil adalah satuan bunyi. Sementara paragraf merupakan satuan lebih kecil di bawah wacana, yang termasuk dalam ruang lingkup retorika yang dituturkan Soedjito dan Mansur Hasan. (2006 : 1).

Mengingat pentingnya paragraf, perlu dipaparkan beberapa pengertian paragraf. Menurut Tarigan (2006 : 11) paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis sistemtis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalan satu karangan. Seiring dengan pendapat tersebut, menurut Soedjito dan Mansur Hasan (2006 : 3) paragraf adalah bagian-bagian kecil karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan yang utuh. Bertolak dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa paragraf hanya mengandung satu pikiran atau satu ide pokok.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu karangan atau wacana bisa terdiri atas satu pragraf atau bisa terdiri atas beberapa paragraf. Pembagian suatu wacana atas paragraf-paragraf, dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman pembaca terhadap isi wacana, baik pemahaman terhadap pokok pikiran itu dimulai, dikembangkan atau diakhiri.

(24)

3

oleh siswa-siswa SD. Kemampuan pemahaman ini terlebih awal akan diarahkan untuk memahami paragraf. Berdasarkan pemahaman terhadap suatu paragraf akan menjadikan dasar yang kuat dalam pemahaman ide-ide yang disatukan, sehingga menjadi sebuah karangan atau wacana.

Pelatihan-pelatihan itu akan selalu dilaksanakan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan yang dipaparkan dalam KTSP SD tahun 2006. Pelatihan dimaksudkan untuk membekali para siswa SD sebagai persiapan untuk menghadapi Ujian Nasional (UNAS), di samping juga untuk memperlancar dalam hal mengarang, serta sebagai penunjang dalam memahami materi yang disajikan pada mata pembelajaran yang lain.

Kemampuan memahami paragraf siswa kelas VI SD, mempunyai cakupan masalah yang sangat luas. Kemampuan memahami dan menyusun paragraf banyak ditentukan oleh beberapa faktor antara lain : kemampuan yang dimiliki siswa, fasilitas yang tersedia, buku dan peranan guru dalam pengajaran serta motivasi siswa untuk meningkatkan kegemaran membaca dan menulis. Guna membuktikan kebenaran terhadap pernyataan di atas perlu diadakan suatu penelitian tindakan kelas.

(25)

4

Berdasarkan hasil observasi sementara, metode yang digunakan oleh guru SDN JATAYU kecamatan Cicendo belum optimal terutama dalam proses belajar mengajar pada bidang pelajaran Bahasa Indonesia, dimana seharusnya dalam proses pembelajaran ini lebih banyak memberikan materi pembelajaran yang memadai bagi anak didik, dan mengembangkan metode pembelajaran yang lebih berpariasi bukan hanya sekedar mengandalkan metode ceramah dengan materi seadanya pada buku referensi yang kurang optimal.

Pemaparan diatas dapat terlihat dari hasil KKM. Hasil belajar siswa tersebut masih dirasakan kurang oleh beberapa pihak baik siswa, orang tua siswa, maupun pihak pendidik. Hal ini diperkuat oleh hasil observasi awal penelitian lapangan. Pada proses belajar mengajar berlangsung pun peneliti merasa bahwa peserta didik tidak memiliki konsentrasi sepenuhnya dan tidak memiliki minat sepenuhnya pada materi yang diajarkan begitupun dengan gurunya, hal ini terlihat dalam kegiatan pembelajaran yang hanya berpusat pada buku materi dari BSE dan buku LKS saja. Ketika dalam kegiatan tanya jawab pun siswa tidak antusias dan tidak aktif dalam menjawab pertanyaan, sehingga hasil belajarnyapun masih rendah dengan perolehan rata-rata ulangan harian sebesar 61 dengan rata-rata pencapaian KKM sebesar 50%, dari target KKM sebesar 70%.

(26)

5

yang tepat untuk menyampaikan suatu materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Dewasa ini sedang dikembangkan berbagai macam model dan teknik untuk para pendidik agar dapat meningkatkan kemampuannya dalam menyampaikan pelajaran. Model dan teknik pembelajaran sangat berguna bagi pendidik untuk menemukan apa yang harus dilakukannya dlam upaya mecapai tujuan pembelajaran salah satu metode pendekatan pembelajaran yang dikembangkan yaitu pendekatan konstektual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)

(27)

6

Berdasarkan hal itu peneliti termotivasi mengadakan penelitian dengan judul :

Peningkatan Kemampuan Memahami Paragraf Dalam Wacana

Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Bagi Siswa Kelas

VI A SDN Jatayu Bandung "

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas VI SD Negeri JATAYU Bandung dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia hususnya pada materi mengenai memahami paragraf, baik kemampuan memahami pikiran utama paragraf, kemampuan memahami pikiran penjelasan paragraf, maupun memahami jenis-jenis paragraf.

Adapun masalah yang akan diteliti meliputi hal-hal yang berkaitan dengan ;

1) Kemampuan memahami pikiran utama paragraf.

2) Kemampuan memahami pikiran penjelas paragraf

3) Kemampuan memahami jenis-jenis paragraf.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian yaitu :

(28)

7

Rumusan masalah diatas dapat di perinci lagi dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah proses pembelajaran Bahasa Indonesia pada konsep memahami paragraf dalam wacana Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan kontekstual di SDN Jatayu Bandung?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada konsep memahami paragraf dalam wacana Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode konstektual di SDN Jatayu ?

3. Bagaimanakah hasil belajar siswa SDN Jatayu setelah menggunakan pendekatan konstektual dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada konsep memahami paragraf dalam wacana Bahasa Indonesia ?

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara. Singkatnya hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang di identifikasi.

Keberhasilan suatu pembelajaran dikatakan efektif dan efisien jika pada saat sebelum melaksanakan pembelajaran, terlebih dahulu membuat rancangan pembelajaran yang didlamnya mengandung unsur-unsur yang memotovasi siswa agar mau belajar. Dengan demikian, hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:

“Jika pembelajaran Bahasa Indonesia pada konsep memahami paragraf dala m

(29)

8

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Umum

a. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran obyektif tentang kemampuan siswa kelas VI pada pelajaran Bahasa Indonesia tentang konsep memahami paragraf dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

b. Memperoleh gambaran tentang pelaksanaan aktivitas guru dan siswa yang ditemukan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan konstektual.

c. Memperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa setelah menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kemampun siswa kelas VI SD Negeri JATAYU Bandung dalam :

a. Memahami pikiran utama paragraf b. Memahami pikiran penjelasan paragraf c. Memahami jenis-jenis paragraf

Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat yang luas, baik bagi para siswa, para guru, sekolah dan penulis khususnya dan para pembaca umumnya Manfaat yang diharapkan bagi ;

1. Siswa

(30)

9

 Agar siswa lebih aktif dalam proses kegiatan belajar

 Agar terjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.  Agar hasil belajar siswa semakin meningkat.

2. Guru

 Guru dapat membantu siswa lebih memahami materi pembelajaran.

 Selalu termotivasi untuk menggunakan pendekatan konstktual dalam

pembalajaran hususnya pembelajaran Bahasa Indonesia.

 Guru termotifasi untuk terus berinovasi dalam mengembangkan media

pembelajaran. 3. Sekolah

 Meningkatkan prestasi sekolah terutama pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia.

 Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan profesionalisme guru.

4. Untuk peneliti

 Memperoleh gambaran tentang kemampuan memahami pikiran utama

paragraf siswa kelas VI SD Negeri JATAYU Bandung.

 Memperoleh gambaran tentang kemampuan memahami pikiran penjelasan

paragraf siswa kelas VI SD Negeri JATAYU Bandung.

 Memperoleh gambaran tentang kemampuan memahami jenis paragraf

siswa kelas VI SD Negeri JATAYU Bandung. E. Penjelasan Istilah

(31)

10

1. Pendekatan Kontekstual :

Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari,dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran afektif, yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, menurut Nurhadi. (2002:5).

Menurut penulis pendekatan kontekstual adalah pendekatan dalam pembelajaran yang dikaitkan dengan semua aspek yang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak itu sendiri, sesuai dengan yang mereka lihat, mereka dengar dan mereka alami dalam kehidupan sehari hari baik di lingkungan sekolah, lingkungan rumah atau di lingkungan sosial budaya anak itu sendiri . jadi pendekatan kontekstual pada dasarnya pembelajaran yang berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna dengan kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami pembelajarn tidak hanya berorientasi target pennguasan materi, yang akan gagal membekali siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Dengan demikian peroses pembelajaran lebih di utamakan dari pada hasil belajar. Sehingga guru di tuntut untuk merencanakan strategi pembelajaran yang kreatif dengan prinsip membelajarkan – memberdayakan siswa, bukan mengjar siswa. Dalam pembelajaran kontekstual guru memilih konteks pembelajaran yang tepat bagi siswa dengan cara mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata dimana anak hidup dan berada serta budya yang berlaku dalam masyarakatnya.

(32)

11

dapat berupa penngetahuan keterampilan dari hasil “ menemukan sendiri” dan buka dari ” apa kata guru“.

2. Wacana

Kata wacana berasal dari kata vacana „bacaan‟ dalam bahasa Sansekerta. Kata vacana itu kemudian masuk ke dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Jawa Baru; wacana atau „bicara, kata ucapan‟. Kata wacana dalam bahasa

Jawa Baru itu kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi

wacana „ungkapan, percakapan, kuliah‟, seperti dituturkan

Poerwadarminta dalam Baryadi (2002:1) 3. Paragraf

Paragraf adalah : kesatuan pikiran yang lebih luas atau lebih tinggi dari pada kalimat. Paragraf merupakan himpunan kalimat yang berkaitan dalam satu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan Keraf, (2004 :62). Sedangkan Soegito dan Mansur Hasan (2006 :3) mengartikan paragraf sebagai bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh serta merupakan satu-kesatuan. Atau paragraf diartikan sebagai seperangkat kalimat tersusun logis sistematis, yang merupakan satu-kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan.

4. Kemampuan Memahami

(33)

12

masalah. Munaf (2001:69). Mengemukakan bahwa “pemahaman

merupakan salah satu jenjang kemampuan dalam proses berpikir dimana siswa dituntut untuk memahami yang berarti mengetahui sesuatu hal dan melihatnya dari berbagai segi”. Pada tingkatan ini, selain hapal siswa juga harus memahami makna yang terkandung, misalnya dapat menjelaskan suatu gejala, dapat menginterpretasikan grafik, bagan atau diagram serta dapat menjelaskan konsep atau prinsip dengan kata-kata sendiri.

Tingkatan ini merupakan tingkat berikutnya dari tujuan ranah kognitif berupa kemampuan memahami/mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa perlu menghubungkannya dengan isi pelajaran lain. Dalam pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep.

Ciri-cirinya:

a. Mampu menerjemahkan (pemahaman terjemahan)

b. Mampu menafsirkan, mendeskripsikan secara verbal

c. Pemahaman ekstrapolasi

d. Mampu membuat estimasi

Contoh penggunaan kata kerja operasional C2:

No. Kata Kerja Kalimat

1 Menjelaskan Siswa dapat menjelaskan tentang pengertian paragraf.

2 Mendiskusikan Siswa dapat mendiskusikan tentang perbedaan antara paragraf induktif dan deduktif.

(34)

13

utama dan ciri-ciri kalimat penjelas.

4 Membandingkan Siswa mampu membandingkan ciri-ciri paragraf induktif dan ciri-ciri paragraf induktif.

5 Membedakan Siswa mampu membedakan yang termasuk pada paragraf induktif dan deduktif.

F. Metode Penelitian

Untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang menngacu pada apa yang dilakukan guru didalam kelas untuk melihat kembali, mengkaji secara seksama dan menyempurnakan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan serta memperbaiki proses pembelajaran yang kurang berhasil.

(35)

58

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Model PTK yang dikembangkan

Menurut jenis penggunaan data, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan Kelas, Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh prkatisi pendidikan (guru), untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam melaksanakan tugas pokoknya, bagi guru adalah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. PTK merupakan tugas dan tanggung jawab guru terhadap kelasnya meskipun menggunakan kaidah penelitian ilmiah, PTK berbeda dengan penelitian formal akademik pada umumnya.

Pada tahun 1946, PTK diperkenalkan oleh Kurt Lewin yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin MC Taggart, Jhon Elliot, Dave Ebbut dan lainya. Para ahli banyak mengemukakan model penelitian tindakan kelas, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu tahap : (1). Perencanaan, (2). Pelaksanaan, (3). Pengamatan, (4). Refleksi. Namun perlu diketahui bahwa tahapan pelaksanaan dan pen gamatan sesungguhnya dilakukan secara bersamaan.

Dalam penelitian ini masalah utamanya adalah, “ Bagaimanakah

meningkatkan kemampuan siswa kelas VI dalam memahami paragraf melalui pendekatan pembelajaran kontekstual “. Model alur penelitian yang peneliti

(36)

59

berdasarkan buku Pedoman Penelitian Tindakan kelas (PTK), oleh Suyanto (1996/1997).

Gambar 3.1

Diagram Alur Desain Adaptasi Model Jhon Elliot dalam Suyanto (1996/1997)

Jika hasil yang diperoleh pada pembelajaran masih terdapat kesalahan atau kekurangan, maka pembelajaran tersebut diperbaiki atau dimodifikasi, kemudian dilanjutkan dengan perencanaan tindakan kedua. Siklus ini baru berhenti apabila tindakan yang dilakukan oleh peneliti sudah dinilai baik yaitu, peneliti sudah menguasai keterampilan mengajar yang dilakukan dalam penelitian ini dengan baik. Artinya, peningkatan kemampuan memahami paragraf dalam wacana bahasa Indonesia melalui pendekatan pembelajaran kontekstual bagi siswa kelas VI A sudah dinilai baik. Alasan lain siklus dihentikan adalah karena data yang terkumpul sudah jenuh atau kondisi kelas sudah stabil. Berikut ini diuraikan

Pelaksanaan

Perencanaan Siklus 1 Pengamatan Refleksi

Pelaksanaan

(37)

60

tahapan-tahapan penelitian yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaksanaan dan refleksi.

1. Perencanaan Tindakan (Planing)

Pada tahap perencanaan ini penulis siapkan kegiatan meliputi :

a. Mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam proses belajar mengajar di kelas VI A SD Negeri Jatayu Bandung dan menentukan pemecahan masalah yang harus segera dipecahkan.

b. Menentukan rancangan action research dengan kelengkapan-kelengkapannya dalam tiap siklus.

c. Menyusun jadwal kegiatan pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan metode kerja kelompok.

d. Menyusun lembar kerja siswa. e. Menyusun soal pre-test dan post-test. 2. Pelaksanaan tindakan (Action)

(38)

61

3. Pengamatan Tindakan (Observing)

Dalam pelaksanaannya peneliti tidak mungkin dapat bekerja 2 atau 3 langkah sekaligus. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk memantau / mengamati hasil kerja dampak dari tindakan kelas terhadap siswa sehingga kegiatan observasi dapat menjaring adanya perubahan kinerja guru secara baik.

4. Refleksi Tindakan (Reflecting)

Melalui kegiatan pengamatan akan dapat diketahui kelebihan dan kekurangan yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Data pengamatan tindakan diimplementasikan dan dianalisis / dikaji secara matang, sehingga dapat diketahui mana-mana yang harus diperbaiki untuk kegiatan selanjutnya.

Refleksi dilakukan pada akhir setiap putaran / siklus pembelajaran. Refleksi dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Hasilnya dipakai untuk bahan pembanding dan dipertimbangkan apakah rencana kegiatan berikutnya dilaksanakan tetap seperti sedia kala atau dilakukan peningkatan yang lebih baik agar lebih sempurna.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian : Tempat penelitian tindakan kelas dilakukan di SDN JATAYU Bandung yang terletak di Jalam komud Supadio No. 39 Kelurahan Husein Sastranegara kecamatan Cicendo.

(39)

62

Prestasi akademik siswa ditetapkan berdasarkan pada peringkat hasil belajar siswa di kelas VI semester I, aktivitas siswa ditetapkan berdasarkan pengamatan peneliti pada siswa kelas VI sebelum kegiatan penelitian dilakukan.

Tabel 3.1

Keadaan Siswa Kelas VI A SDN Jatayu Bandung Berdasarkan Jenis Kelamin

NO Jenis Kelamin Jumlah Prosentase

(%)

1 L 24 62

2 P 15 38

Jumlah 39 100

Berdasarkan data dari tabel 3.1 dapat ditafsirkan bahwa jumlah siswa kelas VI A yaitu 23 siswa atau 62 % perempuan dan 15 siswa atau 38 % laki-laki, jadi jumlah siswa L dan P adalah 38 siswa.

Tabel 3.2

Analisis Prestasi Siswa Kelas VI A SDN Jatayu Bandung Berdasarkan Prestasi Akademik pada Kelas VI Semester I

No Kelompok Jumlah Prosentase (%)

1 Pandai 10 26

2 Sedang 19 48

3 Kurang 9 26

Jumlah 38 100

(40)

63

bahwa jumlah siswa terbanyak adalah pada kelompok sedang yaitu 19 siswa atau 48 %.

Tabel 3.3

Keadaan Siswa Kelas VI A SDN Jatayu Bandung Berdasarkan Aktivitas dalam Kegiatan Belajar Mengajar

No Kelompok Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif Jumlah

1 Pandai 5 3 2 10

2 Sedang 7 7 5 19

3 Kurang - 6 3 9

Jumah 12 17 10 39

Prosentase % 31 43 26 100

Data pada tabel 3.3 menggambarkan aktivitas siswa kelas VI A SDN Jatayu Bandung dalam kegiatan belajar mengajar yaitu kelompok yang pandai yang berjumlah 10 siswa, 5 siswa aktif, 3 orang siswa kurang aktif, dan 2 siswa tidak aktif. Dari kelompok sedang yang berjumlah 19 siswa, 7 siswa aktif, 6 siswa kurang aktif dan 5 siswa tidak aktif. Sedangkan dari kelompok siswa yang kurang yang berjumlah 10 siswa, 7 siswa kurang aktif, dan 3 siswa tidak aktif. Jumlah siswa siwa aktif dari ketiga kelompok (pandai, sedang, kurang) adalah 12 siswa atau 31 %, jumlah siswa yang kurang aktif adalah 17 siswa atau 43 %, dan julah siswa tidak aktif adalah 10 siswa atau 26 %.

C. Instrumen Penelitian

(41)

64

sedangkan instrumen pengumpulan data adalah perangkat yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari atas instrumen tes dan non tes.

1. Instrumen Tes

Instrumen tes berupa : a. Soal Pretes.

b. Lembar Kerja Siswa.

c. Lembar Kerja Kognitif : Produk. d. Lembar Kerja Kognitif : Proses. e. Lembar Kerja Psikomotor 2. Instrumen Nontes

Sesuai dengan instrumen penelitian yang digunakan, maka untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Teknik observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang keaktifan siswa, respon siswa dan hambatan-hambatan dalam proses belajar-mengajar. Adapun pelaksanaannya dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap subjeknya selama kegiatan belajar mengajar tentang pemahaman kalimat melalui penguasaan frase di kelas VI SD Negeri Jatayu Bandung.

(42)

65

Teknik wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang respon siswa, hambatan yang timbul selama proses belajar-mengajar. Adapun pelaksanaannya dengan melakukan wawancara antara pengamat dan guru, antara guru dan siswa.

3. Dokumentasi

Dalam penelitian ini data dokumentasi yang diperoleh penulis adalah sebagai berikut:

a. Daftar nama kelas VI-A SD Negeri Jatayu tahun pembelajaran 2012/2013.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia. c. KTSP SD bidang studi bahasa Indonesia.

d. Daftar nilai 4. Angket

Teknik angket dilakukan untuk memperoleh data tentang respon siswa terhadap penerapan pembelajaran pemahaman paragraf untuk mengetahui kemampuan memahami wacana.

5. Alat Pengukuran Kemampuan Siswa

Alat untuk mengukur kemampuan siswa dalam penelitian ini adalah tes. Tes ini dilaksanakan setelah KBM berlangsung untuk mengadakan evaluasi hasil belajar siswa.

(43)

66

Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyusun instrumen dan menguji instrumen yang telah di buat sebelum diujicobakan kepada siswa yang menjadi subjek penelitian.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa langkah-langkah pokok yang umumnya ditempuh, sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan Perbaikan

Pada tahap ini peneliti melakukan orientasi awal terlebih dahulu dengan mencari semua informasi yang dibutuhkan hingga dirasakan adanya masalah, lalu dilakukan identifikasi masalah, analisis masalah, hingga perumusan masalah. Selanjutnya peneliti membuat semua perancanan tindakan perbaikan, diantaranya adalah : (1) membuat rencana pembelajaran yang beriikan, langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran disamping bentuk-bentuk kegiatan yanga akan dilakukan, (2) mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendukung terlaksnanya tindakan, dan (3) mempersiapkan instrumen penelitian.

2. Pelaksanaan Tindakan Perbaikan

a. Pelaksanaan tindakan

(44)

67

Langkah- Langkah Kegiatan Pembelajaran

No Tahapan CTL Kegiatan Pembelajaran

Guru Siswa

1 Persiapan Sebelum kegiatan pembe lajaran guru telah menyi apkan alat-alat dan bahan yang diperlukan.

 Guru mengecek kehadi ran siswa

Guru mengarahkan agar siswa dapat membangun konsep sesuai pengetahuan sendiri mengenai pemahman siswa tentang paragraf dengan melakukan tanya jawab

Guru melakukan tanya jawab Pada saat memulai pelajaran sebagai apersepsi sebelum pelajaran di mulai dengan

Siswa memiliki informasi yang relevan mengenai paragraf.

Siswa berani menjawab pertanyaan yang diberikan pada mereka. beberapa kelompok kecil satu kelompok berjumlah 5 orang anak

Siswa duduk berkelompok dengan teman-temannya untuk melakukan diskusi. Siswa berani bertukar pendapat dengan teman sekelompok.

(45)

68

Masyarakat Belajar (learning community)

kelompoknya Siswa dapat bekerjasama

dengan baik dengan teman sekelompok.

Guru membimbing siswa untuk melakukan identifika si dan pengamatan

mengenai materi yang akan dipelajari di perpustakaan. Guru mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran

diperpustakaan dengan tertib dan aman.

Siswa membaca secara intensif contoh-contoh paragraf deduktif yang yang deberikan oleh guru. Siswa berdiskusi untuk mengidentifikasi ciri contoh paragraf induktif yang yang deberikan oleh guru.

Siswa berdiskusi untuk mengidentifikasi ciri

paragraf induktif

berdasarkan contoh

paragraf yang telah mereka baca secara intensif

Dalam kelompoknya siswa

bertanggung jawab

bersama-sama menunjukan perbedaan antara paragraf induktif dengan deduktif dan menuliskannya di

kertas yang telah

disediakan guru serta

menempelkannya di

dinding papan tulis Penemuan

(Inquiry)

Guru membimbing siswa untuk memecahkan masa lah yang dihadapi siswa dalam menemukan konsep mengenai paragraf, dari jenis dan ciri cirinya. Serta dalam menentukan kalimat utama dan penjelas

Siswa dapat menemukan sendirimasalah yang

dihadapi mengenai

perbedaan paragraf induktif dan deduktif

(46)

69

Siswa mengidentifikasi ciri kalimat penjelas dalam paragraf induktif dan paragraf deduktif.

Siswa menemukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf. Siswa menemukan kalimat penjelas yang mendukung gagasan utama pada paragraf

Pemodelan (Modelling)

Guru membimbing siswa dalam pembelajaran

Siswa dapat melaksanakan proses identifikasi dan pengamatan dengan baik seperti yang dicontohkan guru

Siswa kreatif dalam menata kalimat-kalimat menjadi paragraf induktif dan paragraf deduktif

Refleksi ( Reflection)

Guru membimbing siswa dalam membuat laporan kelompok berupa LKS

Siswa berdiskusi dengan teman teman sekelompok Siswa mengapresiasi teman sejawat dalam unjuk kerja mengubah paragraf induktif menjadi paragraf deduktif atau sebaliknya siswa juga menunjukan apersepsi terhadap hasil unjuk kerja teman kelompok lain. Guru membahas kegiatan

yang ada di LKS dengan melibatkan siswa

Guru membimbing siswa

untuk menyimpulkan

materi. Konfirmasi

Dalam kegiatan ini guru :  Melakukan tanya jawab

tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.  Guru bersama siswa

melaukan tanya jawab

untuk meluruskan

kesalah pemahaman, memberikan pengertian dan penyimpulan..

Siswa menyimpulkan

materi, dan menyampaikan

kesan dengan

menggunakan bahasa yang baik dan benar terhadap pembelajaran yang baru berlangsung sebagai kegiatan refleksi.

(47)

70

4 Penutup (10 menit)

Guru memberi penguatan terhadap simpulan yang diberikan oleh para siswa Guru memberi tugas pekerjaan rumah sebagai tindak lanjut Memberikan tugas untuk pertemuan selanjutnya yaitu mengenai materi jenis-jenis paragram.

Perbedaan paragrap

deduktif dan induktif, perbedaan kalimat utama dan kalimat penjelas.

Siswa membuat rumusan simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang sudah mereka ikuti.

3. Pengamatan Observasi

Merupakan upaya untuk merekam proses yang terjadi selama pelajaran berlangsung. Observasi dilakukan pada setiap siklus baik terhadap siswa maupun peneliti selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung. Untuk kegiatan ini, observasi dilakukan oleh rekan guru dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.

4. Refleksi

a. Analisis data

(48)

71

Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah dan belum terjadi, apa yang dihasilkan, mengapa hal tersebut terjadi demikian, dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya.

5. Perencanaan Tindak Lanjut dan Pembuatan Kesimpulan Hasil Penelitian

(49)

72

Observasi Awal

Gambar 3.2

Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas Temuan Data Analiss Mengenai Masalah

Penguasaan Permahaman Paragraf

Perencanaan Tindakan siklus I, yaitu meningkatkan aktivitas dan kemampuan siswa pada pokok bahasan mengenai pengertian wacana, pengertian paragraf dan ciri-ciri paragraf serta pengertian kalimat penjelas

dan kalimat utama

Siklus I

Pelaksanaan tindakan yaitu mengenai aktivitas dan kemampuan siswa memahami paragraf dalam wacana Bahasa Indonesia melalui pendekatan pembelajaran kontekstual

Refleksi dan penjelasan Keberhasilan dan kegagalan Pelaksanaan

Siklus II

Refleksi Perencanaan Tindakan Monitoring Implementasi dan

efeknya

Monitoring Implementasi dan Efeknya

(50)

73

E. Teknik Pengolahan Data

Setelah data diperoleh maka dilakukan pengolahan data kuantitaif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu berupa hasil tes akhir siklus I, sedangkan data kualitatif berupa angket, lembar observasi, dan wawancara. Prosedur analisis dari tiap data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1. Pengolahan Data Kuantitatif

Data Kuantitatif berasal dari tes siklus untuk menguji aktifitas dan kemampuan siswa menyelsaikan maslah mengenai ciri-ciri paragraf, jenis-jenis paragraf serta perbedaannya, mengenai ciri-ciri kalimat penjelas dan kalimat utama.

2. Pengolahan Data Kualitatif

Analisis Data Angket Angket digunakan untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran yang diselenggarakan. Untuk mengetahui nilai kecenderungan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan diperoleh dari data hasil observasi, wawancara dan angket. Data tersebut digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap untuk selanjutnya mendukung dalam penarikkan kesimpulan sehingga dapat dipercaya dan meyakinkan. Adapun pembobotan setiap alternatif jawaban untuk angket sebagai berikut ini.

1) Baik Sekali (BS) = 4

2) Baik (B) = 3

3) Cukup (C) = 2

(51)

74

Pengolahan Data Hasil Wawancara

Data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap siswa selanjutnya dikelompokan, kemudian dideskripsikan dalam kalimat bentuk rangkuman hasil wawancara.

Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan pada rangkaian penelitian ini, dilakukan melalui instrumen pengamatan, catatan kejadian saat melakukan tindakan, wawancara dan dokumentasi. Pengamatan dilakukan pada saat melakukan tindakan yang dilakukan oleh kolaborator dengan mengisi instrumen pengamatan. Kolaborator dalam penelitian ini adalah rekan guru pengajar Bahasadan Sastra Indonesia, sebagai mitra peneliti yang tertarik dan bersedia membantu melakukan penelitian. Di samping itu peneliti juga berpandangan bahwa kolaborator telah mempunyai kemampuan dan pemahaman yang baik di bidang penelitian tindakan, dan bersedia diajak bekerja sama untuk melakukan penelitian tindakan ini.

Kegiatan ini mengumpulkan data melalui catatan dilakukan oleh kolaborator dan peneliti bersama-sama, untuk mencatat semua peristiwa/kejadian nyata yang terjadi di luar rancangan yang telah dipersiapkan. Catatan kejadian tersebut akan dipertimbangkan untuk memberikan tindakan berikutnya, metode wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman umum wawancara (koesioner), dan wawancara langsung melalui refleksi dengan siswa. Data dokumentasi yang diambil saat peneliti melakukan tindakan dalam kelas untuk menjaga kredibilitas dan keabsahan data penelitian.

(52)

75

melingkar (sirkuler). Langkah-langkah analisis data tersebut pada garis

besarnya terbagi ; proses editing (mengedit), yaitu data yang sudah

terhimpun khususnya kuesioner perlu diadakan penelitian kembali tentang

kelengkapan pengisian, kejelasan tulisan, keserasian dan relevansi

jawabannya. (legawa, 2002 : 28). Langkah analisis berikutnya adalah koding,

yaitu usaha mengklasifikasi dan pengkategorian data, menandai

jawaban-jawaban dengan kode tertentu. Setelah diberi kode, data dimasukan ke

dalamtabulasi data. Langkah berikutnya adalah analisis data dengan

pendekatan kualitatif sekaligus penyimpulan data.

Klasifikasi pensekoran kuesioner

1. Pada umumnya, jika anak menjawab pertanyaan melebihi 60% 2. Sebagian besar, jika anak menjawab secara variatif.

3. Sebagian kecil, jika jawaban anak menunjukan secara variatif angka terkecil dari rata-rata jawaban.

Menentukan tingkat pemahaman paragraf oleh para siswa secara umum berdasarkan pedoman berikut :

Paragraf Dalam Praktik/Test

Keberhasilan Pemahaman Dalam

Pembelajaran

Prosentase

(53)
(54)

171

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan laporan hasil analisis data tentang kemampuan memahami paragraf pada bab IV, maka pada bagian ini dapat dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi hasil pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan memahami paragraf dalam wacana Bahasa Indonesia.

A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan memahami paragraf dalam wacana Bahasa Indonesia pada siswa kelas VI A SD Negeri Jatayu Bandung pada tahun 2012/2013.

2. Simpulan Khusus

1) Proses pembelajaran kontekstual dapat mengembangkan pemikiran siswa kelas VI A untuk belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, mengkonstruksi pengetahuan sendiri dan keterampilan barunya, dengan mengacu pada langkah-langkah pembelajaran kontekstual seperti berikut Melaksanakan kegiatan inquiry untuk semua topik.

(55)

172

(3) menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. (4) Melakukan refleksi di akhir pertemuan.

(5) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. 2) Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada konsep memahami

paragraf dalam wacana Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode konstektual di SDN Jatayu selama siklus I dan II berdasarkan tabel 4.8 menunjukan bahwa, siswa pada umumnya sangat bersikap positif terhadap penerapan strategi pembelajaran kontekstual yang digunakan. Sebanyak 24 siswa dari 38 siswa sangat setuju dengan strategi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam meningkatkan kemampuan memahami paragraf dalam wacana sangat menarik. 30 siswa sangat setuju dengan pembelajaran Bahasa Indonesia yang menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual, karena metede pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk berani mengemukakan pendapat, dan siswa belajar lebih aktif. 33 siswa menyatakan bahwa penggunaan alat praga dengan power point dan film animasi membuat mereka menjadi lebih mudah memahami materi ditunjukan dengan nilai kecenderungan pada katagori sangat setuju. Secara keseluruhan, sikap siswa sangat positif dan sangat setuju terhadap penerapan strategi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan pembelajaran secara kontekstual yang di gunakan.

(56)

173

belajar. Kemampuan siswa mengalami peningkatan yang ditunjukan dari hasil evaluasi akhir. pada siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 85,18, sedangkan pada siklus II memperoleh hasil 90,26.

Berdasarkan hasil ketiga simpulan di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan memahami paragraf dalam wacana Bahasa Indonesia pada siswa kelas VI A SDN Jatayu Bandung.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas dapat

disampaikan rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Peneliti merekomendasikan bagi para guru kelas VI untuk menggunakan

pembelajaran yang PAIKEM dalam KBM, salah satunya adalah dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual sebagai salah satu

alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia dalam konsep memahami paragraf.

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual memiliki

langkah-langkah sebagai berikut :

(1) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. (2) Menciptakan masyarakat belajar.

(57)

174

(4) Melakukan refleksi di akhir pertemuan.

(5) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. Namun tidak ada salahnya juga untuk para guru bereksperimen untuk

mengembangkan berbagai pendekatan dalam pembelajaran yang lebih

aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam KBM dan meningkatkan SDM bagi para guru

sendiri.

2. Bagi Kepala Sekolah

SDN Jatayu Bandung merupakan sekolah yang memiliki sarana dan

prasarana yang cukup baik, pembelajaran yang berpusat pada guru sudah

ditinggalkan. Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan sebagai

salah satu rekomendasi bagi kepala sekolah sebagai bahan diskusi dengan

para guru untuk mengkaji apakah kelamahan dan kelebihan dari penelitian

ini, sehingga menjadi bahan rujukan atau masukan yang motivasi para

guru, untuk lebih meningkatkan kemapuan, dan berinovasi dalam KBM

yang PAIKEM. Kepala sekolah sudah selayaknya memberikan dukungan

pada kegiatan-kegiatan penelitian lainnya dengan memberikan berbagai

fasilitas dan media pembelajaran. Fasisfasilitas sekolah yang memadai

(58)

175

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini terbatas pada konsep memahami paragraf dalam wacana

bahasa Indonesia sehingga penulis menyadari masih banyak sekali

kekurangan dalam penelitian dengan menggunakan pendekatan

kontekstual. Pendekatan kontekstual ini berhasil dalam pembelajaran

bahasa Indonesia hanya terbatas pada konsep memahami paragraf dalam

wacana bahasa indonesia. Sehingga peneliti merekomendasikan kepada

peneliti selanjutnya yang berminat untuk melakukan penelitian dengan

menggunakan pendekatan kontekstual untuk mencari sumber-sumber

rujukan yang lebih lengkap dan mengembangkannya penelitiannya pada

(59)

1176

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2003). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktis. Yogyakarta : Bina Aksara. Baryadi, I. P. (2002). Dasar-Dasar Analisis Wacana Dalam Ilmu Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Gondho Suli

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Depdiknas

Depdikbud. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Endraswara, S. (2003). Membaca, Menulis, Mengajarkan Sastra,Yogyakarta: Kota Kembang. Hartati, T. (2012). Pembelajaran Bahasa Di Sekolah Dasar Kelas Rendah. Bandung : UPI

Press.

Hadi, S. (2003). Metodologi Research Jilid 2. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.

Keraf, G. (2006). Komposisi Endo. Flores : PT Nusa Indah.

Kridalakana, H. (1993). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Komaruddin, E. (2005). Panduan Kreatif Bahasa Indonesia. Bogor: Yudhistira.

(kmjppb.wordpress.com/2011/10/15/intelegensi/)

Legawa, I. W. (2002). Langkah-langkah Analisis Data. Jakarta : Depdiknas

Moeliojo, A. M. Dkk. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta : Balai Pustaka. Moeliono, A dkk. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Mulyana. (2005). Kajian Wacana; Teori, Metode & Aplikasi Prinsip-prinsip Analisis Wacan. Yogyakarta: Tiara Wacana

Munaf, S. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Nurkancana, W. dkk. (2003). Penelitian dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai

Pustaka.

Nurgiyantoro, B. (2006). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra (Edisi 3). Yogyakarta :BPEE

(60)

177

Nurhadi dkk. (2002). Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Priyatni, E. T. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Pembelajaran Konteksual. Makalah disajikan dalam Semlok KBK dan Pembelajarannya di SMAN 2 Jombang. Malang: Universitas Negeri Malang.

Priyatni, E. T. (2002). Penerapan Konsep dan Prinsip Pengajaran dan Pembelajaran dan Pembelajaran Kontekstual dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Kumpulan Materi TOT CTL Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Lanjutan Tingkat pertama. Jakarta: Depdiknas.

Suyanto. (1996/1997). Pedoman Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi DEPDIKBUD.

Sugiono. (2001). Dasar Dasar Statistik Pendidikan. Kediri : IKIP PGRI.

Soedjito dan Mansur, H. (2006). Ketrampilan Manulis Paragraf. Bandung : C.V. Remaja Karya.

Surakhmad, W. (2001). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Tehnik. Bandung : CV. Trasinto.

Suyanto, K. E. (2003). Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual. Makalah disajikan dalam Penataran Terintegrasi, AA dalam CTL. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sukarman, H. (2002) . Pengelolaan Proses Belajar Mengajar. Depdiknas : Jakarta.

Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remadja Rosda Karya.

Tarigan. H. G. (2004). Membaca sebagai suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung : Penerbit Angkasa.

Tarigan. J. (2006). Membina Ketrampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung : Penerbitan Angkasa.

Gambar

Gambar  3.1.   Diagram Alur Desain Penelitian Model John Elliot
Tabel 3.1
gambaran tentang
Gambar 3.1 Diagram Alur Desain Adaptasi Model Jhon Elliot dalam Suyanto
+4

Referensi

Dokumen terkait

Adapun hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) guru di Kelompok Bermain Rancage memahami dengan baik akan pentingnya pendidikan nilai moral pada anak usia

Bank Mandiri (Persero) Tbk Unit Performance & Budgeting – Kantor Wilayah I Medan telah melaksanakan sistem kepemimpinan yang baik dengan memberikan kepuasan kerja yang

Persepsi karyawan terhadap pekerjaan dapat dilihat dari kebebasan karyawan mengambil keputusan sesuai kebutuhan, kepedulian pimpinan terhadap pekerjaan karyawaan, keseimbangan

Telah dilakukan Penelitian tentang Studi Perbandingan Penambahan Variasi Ragi Tape dan Ragi Roti dalam Pembuatan Bioetanol dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa

Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara yang telah mengijinkan penulis melakukan observasi di perpustakaan tersebut, serta seluruh pustakawan

Penerapan Model Pembelajaran Taktikal Pada Gerak Dasar Forehand Overhead Lob Dalam Permainan Bulutangkis.. Meningkatkan Gerak Dasar Short Service Backhand Melalui

Pada era globalisasi sekarang ini, informasi merupakan salah satu kebutuhan.. mendasar yang ada pada hidup

2.5 Paradigma Penelitian Pelaksanaan Strategi Sales Promotion Hotel Permata Krakatau Terhadap Keputusan Menginap