• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA: Analisis Deskriptif Kualitatif di Universitas Pendidikan Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA: Analisis Deskriptif Kualitatif di Universitas Pendidikan Indonesia."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Sulkipani, 2014

ABSTRAK

Sulkipani (1200980). Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Pembelajaran Bela Negara dalam Mengembangkan Semangat Nasionalisme Mahasiswa (Studi Deskripstif di Universitas Pendidikan Indonesia).

Penelitian ini membahas konsep dan strategi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara dalam mengembangkan semangat nasionalisme mahasiswa. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran PKn sehingga dapat membangun kesadaran bela negara mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Berbagai teknik pengumpulan data digunakan dalam menghimpun data yang dibutuhkan, yaitu teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Adapun subjek dalam peneltian ini terdiri dari para pakar PKn, para dosen PKn Jurusan MKDU, dan para mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Hasil penelitian mengungkap bahwa konsep dan strategi implementasi pembelajaran PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara di Jurusan MKDU UPI dapat dipahami dari berbagai aspek yaitu: (1) perencanaan pembelajaran telah dirancang sesuai dengan ketentuan perencanaan pembelajaran pendidikan tinggi, namun masih perlu pengembangan pada beberapa komponen seperti metode, sumber, dan bahan pembelajaran. Temuan dari pakar PKn mengungkap bahwa: perencanaan pembelajaran harus dipersiapkan dan dikembangkan sesuai dengan karakteristik mahasiswa; (2) pelaksanaan pembelajaran telah diupayakan untuk menumbuhkembangkan kesadaran bela negara mahasiswa dengan melakukan berbagai tindakan yang dapat membantu mahasiswa dalam menghayati makna dan hakikat bela negara tersebut. Temuan dari pakar PKn mengungkap bahwa optimalisasi penggunaan pendekatan student centered learning dalam pembelajaran harus dilakukan untuk membangun kesadaran bela negara mahasiswa; dan (3) penilaian pembelajaran yang dilakukan teridiri dari penilaian hasil proses. Penilaian hasil untuk mengukur pemahaman mahasiswa mengenai penghayatan terhdap bela negara, adapun penilain proses yang dilakukan dosen masih terbatas pada penilaian terhadap aktivitas dalam proses pembelajaran, sedangkan penilaian mengenai efektifitas pelaksanaan pembelajaran belum dilakukan. Temuan dari pakar PKn mengungkap bahwa penilaian pembelajaran dilakukan pada proses dan hasil pembelajaran dengan berbagai instrumen penilaian yang tepat. Adapun rekomendasi penelitian ini adalah kepada pihak-pihak terkait, khususnya kepada dosen agar senantiasa untuk mengoptimalkan perencanaan pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran PKn dalam rangka menumbuh-kembangkan kesadaran bela negara mahasiswa.

(2)

ABSTRACT

Sulkipani (120098). Civic Education as a Vehicle Learning of Defending the

Country in Developing Countries Students Nationalism (Deskripstif Studies in Education University of Indonesia).

This study discusses the concept and strategy planning, implementation, and assessment of learning Civics as a vehicle to defend the state in developing the spirit of nationalism student. The problem studied in this research is how the planning, implementation, and assessment of learning Civics so as to build student awareness to defend the country. This study used a qualitative research approach with descriptive methods. A variety of data collection techniques used in collecting the data needed, ie interview techniques, observation, and study documentation. The subjects in this research consists of experts Civics, Civics Department MKDU professors, and students from various disciplines at Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). The results of the study reveal that the concept and implementation strategy learning as a vehicle for teaching civics to defend the state in the Department MKDU UPI can be understood from various aspects, namely: (1) learning plan has been designed in accordance with the provisions of higher education lesson plans, but still need development on some components such as the method , resources, and learning materials, (2) the implementation of learning has strived to foster student awareness to defend the country by taking various measures that can help students appreciate the meaning and nature of the state defense, and (3) assessment of learning outcomes assessment conducted comprised of process . Assessment results to measure student understanding of the appreciation terhdap defend the country, while the faculty assessment process is conducted is limited to an assessment of the activities in the learning process, while the assessment of the effectiveness of learning has not been done. The findings of the expert Civics reveal that: (1) learning plan should be prepared and developed in accordance with the characteristics of the student, (2) optimization of student centered learning approach in learning, (3) assessment of learning is done on the process and outcomes of learning with a variety of appropriate assessment instruments. The recommendation of this study is to relevant parties, especially the faculty to always to optimize the planning implementation, and assessment of learning civics in order to grow and develop student awareness to defend the country.

(3)

Sulkipani, 2014

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi Masalah Penelitian ... 12

C.Rumusan Masalah Penelitian ... 13

D.Tujuan Penelitian... 14

E. Manfaat Penelitian... 14

F. Struktur Organisasi Tesis ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 17

A.Kajian Teoritis mengenai Liberal Arts dan General Education ... 17

B.Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam Konteks Perguruan Tinggi ... 22

1. Hakikat PKn ... 24

2. Perkembangan PKn dan PKn sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)... 35

3. Komponen Pembelajaran PKn ... 40

C.Pendidikan Bela Negara ... 59

1. Hakikat Bela Negara... 59

2. Dasar Hukum Bela Negara ... 62

(4)

4. Bentuk-Bentuk Bela Negara ... 64

5. Hakikat Pembelajaran Bela Negara ... 66

D.Bela Negara bagi Mahasiswa ... 66

1. Mahasiswa Sebagai Bagian dari Pendidikan Tinggi ... 67

2. PKn Sebagai Pendidikan Bela Negara ... 69

3. Bela Negara dalam Berbagai Aspek Kehidupan ... 70

E. Kajian Teoritis mengenai Nasionalisme ... 79

1. Hakikat Nasionalisme ... 80

2. Bela Negara sebagai Wujud Nasionalisme ... 81

F. PKn sebagai Wahana Pembelajaran Bela Negara dalam Mengembangkan Semangat Nasionalisme Mahasiswa ... 82

G.Penelitian Terdahulu ... 84

H.Paradigma Penelitian ... 88

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 90

A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 90

B.Pendekatan dan Metode Penelitian ... 92

C.Definisi Konseptual ... 94

D.Instrumen Penelitian ... 96

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 98

F. Uji Validitas Data ... 103

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 107

A.Deskripsi Lokasi Penelitian ... 107

B.Deskripsi Hasil Penelitian ... 118

1. Perencanaan Pembelajaran PKn sebagai Wahana Pembelajaran Bela Negara dalam Mengembangkan Semangat Nasionalisme Mahasiswa ... 119

(5)

Sulkipani, 2014

Pembelajaran Bela Negara dalam Mengembangkan

Semangat Nasionalisme Mahasiswa ... 193 C.Pembahasan Hasil Penelitian ... 223

1. Perencanaan Pembelajaran Telah Memproyeksikan Pembelajaran PKn sebagai Wahana Pembelajaran Bela Negara dalam Mengembangkan Semangat Nasionalisme

Mahasiswa ... 223 2. Pelaksanaan Pembelajaran Berorientasi pada Mahasiswa

(Student Centered Learning) Masih Perlu Dimaksimalkan dalam Konteks Pembelajaran PKn sebagai Wahana Pembelajaran Bela Negara dalam Mengembangkan

Semangat Nasionalisme Mahasiswa ... 245 3. Penilaian Proses Pembelajaran Masih Perlu Dimaksimalkan

dalam Konteks Pembelajaran PKn sebagai Wahana

Pembelajaran Bela Negara dalam Mengembangkan Semangat Nasionalisme Mahasiswa ... 262

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 268

DAFTAR PUSTAKA

(6)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada Bab Metode Penelitian ini akan diuraikan beberapa sub bab yang terdiri dari Lokasi dan Subjek Penelitian, Pendekatan dan Metode Penelitian, Definisi Konseptual, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan dan Analisa Data, serta Uji Validitas Data. Berikut penjelasan sub bab yang menyusun bagian metode penelitian tersebut.

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian mengenai PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara dalam mengembangkan semangat nasionalisme mahasiswa ini dilakukan pada lokasi dan subjek sebagai informan yang ditentukan oleh peneliti. Berikut akan dijelaskan lokasi dan subjek dalam penelitian ini.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia pada Jurusan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU). Mata kuliah pada Jurusan MKDU yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah mata kuliah PKn. Mata kuliah PKn merupakan mata kuliah pilihan wajib bagi semua mahasiswa untuk semua jurusan atau program studi Strata 1 (S1) yang ditempuh pada semester yang telah ditentukan atau sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam kurikulum.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, subjek penelitian merujuk kepada responden atau informan yang akan memberikan berbagai informasi. Menurut Amirin (dalam Idrus, M., 2009:91) ‘Subjek penelitian merupakan seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh keterangan’. Sedangkan menurut Arikunto (1992:30) “Subjek penelitian sebagai benda, hal, atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan”.

(7)

informasi yang dibutuhkan mengenai kajian penelitian yang diangkat. Dalam suatu penelitian subjek penelitian mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting, hal tersebut dikarenakan terdapat informasi penting yang diketahui dan dikhayati oleh subjek tersebut. Informasi tersebut merupakan data yang sangat penting yang digunakan untuk menuntaskan permasalahan yang dikaji.

Subjek yang selanjutnya disebut sebagai informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang mempunyai kompetensi dan memenuhi kriteria yang tepat dengan penelitian yang diangkat. Adapun penetapan subjek dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan. Dengan alasan, agar informasi yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, subjek yang akan dimintai informasi merupakan pihak-pihak yang memiliki perhatian yang besar pada PKn yaitu beberapa dosen yang melaksanakan pembelajaran PKn Jurusan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) dan Mahasiswa sebagai raw input,

[image:7.595.111.519.639.748.2]

Untuk mengkonstruksi PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara, peneliti melakukan wawancara terhadap narasumber atau pakar sebagai informan yang melatarbelakangi kepakaran dalam bidang PKn dan menaruh perhatian yang tinggi terhadap konsepsi bela negara dalam PKn. Selain para pakar tersebut, subjek penelitian ini juga terdiri dari 4 orang dosen yang mengampu mata kuliah PKn MKDU, serta 8 orang mahasiswa yang mengikuti mata kuliah PKn MKDU. Untuk menjaga kerahasiaan identitas informan, pada bagian penyajian data nama informan diganti dengan nama yang ditetapkan oleh penulis, dan tetap sesuai dengan status gender dari informan yang bersangkutan. Berikut informan dosen dan mahasiswa sebagai sumber informasi dalam penelitian ini:

Tabel 3.1

Informan Penelitian

No Informan Status

1 Prof. Dr. Idrus Affandi, SH. Pakar PKn 2 Drs. Daeng Sudiwo, M.Pd Pakar PKn

(8)

Lanjutan tabel 3.1

4 Drs. Sumarno Haryanto, M.Pd Dosen PKn MKDU 5 Muhamad Iqbal, S.Pd., M.Si Dosen PKn MKDU 6 Supriyono, S.Pd., M.Pd Dosen PKn MKDU 7 Rika Sartika, S.Pd., M.Pd Dosen PKn MKDU

8 Ahmad Ramdhani Mahasiswa

9 Eka Dian Pratiwi Mahasiswa

10 Harisul Haqqi Harahap Mahasiswa

11 Hilyah Irsalina Mahasiswa

12 Lina Komala Sari Mahasiswa

13 Riski Nur Wibhawa Dzikri Mahasiswa 14 Marsela Altasari Nurhasanah Mahasiswa 15 Suroya Lailatun Najah Mahasiswa

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2014

B.Pendekatan dan Metode Penelitian

Untuk mengarahkan peneliti dalam mengkaji penelitian ini, peneliti menetapkan pendekatan dan metode penelitian yang berfungsi sebagai acuan dasar dalam melakukan penelitian, sehingga penelitian ini menjadi penelitian yang memenuhi standar ilmiah sebuah penelitian.

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang dilakukan pada situasi wajar (natural setting) mengharuskan peneliti berinteraksi secara dekat dengan subjek penelitian. Menurut Idrus, M (2009:27) “Penelitian kualitatif lebih berorientasi pada eksplorasi dan penemuan serta tidak bermaksud untuk menguji teori. Oleh karena itu, peneliti kualitatif akan mencoba memahami fenomena atau gejala yang dilihatnya sebagaimana adanya”. Senada dengan pendapat tersebut, Creswell, J. (2012:16) mengungkapkan bahwa:

(9)

distance education students. The literature might yield little information about the phenomenon of study, and you need to learn more from participants through exploration.

Creswell menekankan definisi penelitian kualitatif sebagai bentuk penelitian yang tepat, yang merujuk pada sebuah naratif yang kompleks untuk mengeksplorasi fenomena dari perspektif secara holistik dan mendalam dengan melibatkan informan atau partisipan sebagai sumber informasi.

Sementara itu, Emzir (2010:2) memberikan pengertian penelitian kualitatif dengan fokus yang sama yaitu fenomena sosial, tetapi lebih rinci pada metode yang digunakan dalam proses penelitian. Menurutnya “Penelitian kualitatif menggunakan metode penalaran induktif dan sangat percaya bahwa terdapat banyak perspektif yang akan dapat diungkapkan, berfokus pada fenomena sosial dan pada pemberian suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan dibawah studi.”

Berdasarkan pengertian penelitian kualitatif tersebut dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berusaha mengungkap atau mengeksplorasi fenomena sosial secara holistik dan mendalam serta melakukan kajian analisis pada setiap informasi yang diperoleh dari informan atau partisipan sebagai sumber.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang berusaha mendeskripsikan berbagai informasi dengan melakukan kajian analitis kritis terhadap informasi atau data yang diperoleh tersebut. Emzir (2010:3) menungkapkan bahwa

(10)

Sejalan dengan pendapat tersebut, Idrus, M. (2009:25) yang menjelaskan bahwa:

Data penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Dengan kata lain, data penelitian berupa narasi cerita, penuturan informan, dokumen-dokumen pribadi seperti foto, catatan pribadi/diary (buku harian), perilaku, gerak tubuh, mimik, dan banyak hal lain yang tidak didominasi angka-angka sebagaimana penelitian kuantitatif, maka sebenarnya data pada penelitian ini begitu banyak dan kompleks.

Berdasarkan pengertian mengenai metode penelitian deskriptif tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang melakukan analsis deskripsi terhadap data-data berupa dokumen-dokumen, catatan, rekaman, atau gerak tubuh informan yang diperoleh melalui pengumpulan data di lapangan.

C.Definisi Konseptual

Terdapat beberapa istilah atau konsep yang sering digunakan dalam penelitian ini. Agar tidak terjadi kesalahan pemahaman, berikut akan disajikan penjelasan dari konsep-konsep yang dimaksud.

1. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Pendidikan Kewarganegaraan dalam lingkup perguruan tinggi yang bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air (Pasal 37 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2003). Dengan rasa kebangsaan dan cinta tanah air tersebut, peserta didik akan memiliki kesadaran yang tinggi akan hak dan tanggung jawab yang dimiliki sebagai warga negara, termasuk di dalamnya adalah hak dan kewajiban untuk berpartisipasi aktif dalam upaya bela negara.

2. Pembelajaran Bela Negara

(11)

tujuan agar mahasiswa memiliki kesadaran yang tinggi sebagai bangsa Indonesia dan sikap cinta tanah air, serta mampu melakukan berbagai peran serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam berbagai tindakan nyata untuk menjamin keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. Bela Negara

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan bela negara adalah konsepsi bela negara dalam artian yang luas, yaitu segala sikap dan perilaku yang dilakukan warga negara yang dilandasi oleh rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

4. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai wahana Pembelajaran Bela Negara

Adapun yang dimaksud dengan PKn sebagai wahana pendidikan bela negara dalam penelitian ini adalah bagaimana PKn dirancang, diimplementasikan, serta dengan sistem evaluasi yang tepat mengenai bela negara sehingga dapat mengembangkan kesadaran mahasiswa untuk senantiasa menampilkasn sikap dan perilaku yang didasari oleh rasa kebangsaan dan cinta tanah air sebagai bentuk partisipasi dalam upaya bela negara.

5. Mahasiswa

Mahasiswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah peserta didik pada satuan pendidikan tinggi yang merupakan salah satu jenjang dalam pendidikan formal di Indonesia. “Pendidikan formal dimana apabila dilihat dari segi umur mahasiswa merupakan usia sekitar 18-30 tahun dengan mayoritas kelompok umur 18-25 tahun, jadi mereka dapat dogolongkan sebagai remaja akhir sampai orang dewasa” (Sadullah, Uyoh., 2004:115).

6. Nasionalisme

(12)

-nilai dalam bela negara. Tingginya kesadaran ke-Indonesia-an akan menjadikan soseorang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang tinggi pula. Dengan kecintaan terhadap tanah air akan mengarahkan seseorang untuk menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan atau golongan. Sehingga, bela negara tidak akan menjadi beban, melainkan dipandang sebagai hak dan kewajiban bagi semua warga negara.

D.Instrumen Penelitian

Instrumen utama (key instrument) pada penelitian ini adalah peneliti (peneliti sebagai instrumen) dengan berpedoman pada panduan teknik pengumpulan data yang akan digunakan. Konsep peneliti sebagai instrumen dipahami sebagai alat yang dapat mengungkapkan berbagai fakta-fakta di lapangan. “Tidak ada alat yang paling elastis dan tepat untuk mengungkap data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri” (Satori, D & Komariah, A., 2011:61-62). Sebagai instrumen utama, peneliti dapat berinteraksi secara langsung dengan subjek penelitian secara mendalam, sehingga peneliti dapat menganalisa dan menafsirkan jawaban yang diberikan subjek.

Terdapat ciri-ciri atau karakteristik yang melekat pada diri peneliti sehinga peneliti dapat dijadikan sebagai instrumen utama (key instrumen) dalam penelitian. Menurut Lincoln & Guba (dalam Satori, D & Komariah, A., 2011:63-66):

(13)
[image:13.595.134.469.110.463.2]

Gambar 3.1 Karakteristik Manusia Sumber: Satori, D & Komariah, A (2011:66)

Dengan konsep dan implementasi peneliti sebagai instrumen dalam penelitian kualitatif, peneliti dapat melibatkan diri secara penuh pada aktivitas informan. Sehingga, peneliti dapat mengungkap berbagai keterangan atau informasi dari berbagai informan/responden. Misalnya ketika peneliti menggunakan teknik wawancara, maka tidak hanya keterangan yang berhubungan langsung dengan pertanyaan wawancara yang diperoleh, tetapi peneliti juga dapat memahami bahasa tubuh (gestur/mimik) informan ketika menjawab pertanyaan, yang tentunya hal tersebut dapat mendukung atau menjadi pembanding dari jawaban yang diungkapkan oleh informan. Dengan kata lain, peneliti sebagai instrumen dapat mengkorelasikan antara jawaban dengan bahasa tubuh informan. Begitu juga

CIRI-CIRI UMUM MANUSIA

Mencari informasi yang tidak lazim dan idiosinkratik

Responsif

Dapat menyesuaik

an diri

Menekankan keutuhan Perluasan

pengetahuan Memproses

data secepatnya

Mengklarifi kasi dan mengikhtisa

(14)

halnya ketika peneliti menggunakan teknik observasi, maka peneliti dapat mengikuti aktivitas informan yang berkaitan dengan objek kajian penelitian. Sehingga, data yang dibutuhkan oleh peneliti dapat diperoleh secara luas dan mendalam.

E.Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam upaya menghimpun data yang dibutuhkan guna menjawab permasalahan penelitian. Setelah itu, akan diuraikan juga mengenai teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis berbagai data yang telah dihimpun tersebut.

1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam proses penelitian merupakan langkah yang harus dilakukan dalam upaya mengumpulkan atau menghimpun data guna menjawab permasalahan penelitian. Dalam pengumpulan data terdapat berbagai teknik yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan atau jenis data yang dibutuhkan.

Dalam penelitian ini, ada tiga teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: (1) Teknik observasi, (2) teknik wawancara dengan wawancara mendalam (deeph interview), dan (3) Studi dokumentasi. Adapun untuk menentukan teknik dan instrumen pengumpulan data dalam penelitian didasarkan pada prinsip keterlaksanaan dan keterjangkauan, baik dalam hal waktu, tenaga, dan sumber data. Hal tersebut senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:160)

yang menyatakan bahwa “Penentuan teknik dan instrumen yang digunakan dalam

penelitian tergantung dari subjek penelitian, sumber data, waktu dan dana yang tersedia, jumlah tenaga peneliti, dan teknik yang akan digunakan untuk mengolah data”.

(15)

a. Teknik Observasi (Pengamatan)

Observasi atau pengamatan merupakan “aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis” (Idrus, M., 2009:101). Dalam penelitian ini, observasi yang akan digunakan adalah observasi partisipatif (terlibat), artinya peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan atau aktivitas yang bersangkutan.

Penggunaan teknik observasi partisipatif memiliki beberapa keunggulan seperti yang diungkapkan oleh Guba & Lincoln (dalam Idrus, M., 2009:101) sebagai berikut:

1. Teknik pengamatan ini didasarkan pada pengalaman secara langsung; 2. Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati

sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya;

3. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang langsung diperoleh dari data; 4. Sering terjadi keraguan pada peneliti, jangan-jangan yang dijaringnya ada yang “melenceng” atau “bias” dan memerlukan pengamatan ulang; 5. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mengerti situasi-situasi

rumit;

6. Dalam kasus-kasus tertentu, saat teknik komunikasi lainnya tidak memungkinkan pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka teknik observasi merupakan teknik yang tepat untuk mengumpulkan berbagai infomormasi terkait dengan data yang dibutuhkan mengenai aktivitas pembelajaran PKn yang dilakukan. Dengan demikian, peneliti dapat mengamati secara langsung berbagai temuan dalam pembelajaran yang sangat mendukung dalam menjawab permasalahan yang dikaji.

b. Teknik Wawancara

(16)

tertentu oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu”. Pendapat yang senada juga diungkapkan oleh Esterberg (dalam Satori, D & Komariah, A., 2011:130) bahwa ‘Interview, a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication an djoint construction of meaning about a particular topic.

Berdasarkan pengertian wawancara yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melalukan komunikasi atau tanya jawab antara pewawancara dengan yang diwawancarai untuk memperoleh informasi secara holistik dan mendalam mengenai permasalahan yang dikaji.

Penggunaan teknik wawancara ini didasarkan pada beberapa alasan, yaitu: a. Teknik ini merupakan teknik utama yang digunakan dalam penelitian kualitatif b. Wawancara memungkinkan peneliti mengamati perilaku individu dan kelompok

serta mengetahui pendapat dan keyakinan mereka

c. Teknik ini dapat membantu peneliti untuk mengetahui pendapat seseorang atau subjek penelitian secara mendalam.

c. Studi Dokumentasi

(17)

2. Teknik Analisis Data

Proses penganalisisan data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak pengumpulan data dan dilakukan secara mendalam, baik selama di lapangan maupun setelah dari lapangan. Adapun teknik yang akan digunakan untuk menganalisis data yang telah diperoleh adalah teknik analisis data kualitatif model Miles dan Huberman (1992:20) yaitu “Reduksi data (data reductioan), penyajian data (display data), dan penarikan kesimpulan (conclusion, drawing, verification)”.

Berikut penjelasan langkah-langkah tersebut.

a. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan dan penyederhanaan data mentah yang diperoleh dalam catatan-catatan lapangan secara tertulis. Menurut Sugiyono (2012:247:

Reduksi data dalam analisis data perlu untuk dilakukan mengingat data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit, sehingga perlu dilakukan reduksi data.

Dalam penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan mengelompokkan data hasil wawancara dan dokumentasi yang dipeoleh dari setiap responden.

b. Penyajian Data

(18)

c. Penarikan Kesimpulan

[image:18.595.135.507.281.456.2]

Tahap akhir dari analisis data adalah verifikasi dan penarikan kesimpulan yang dimaknai sebagai penarikan arti data yang telah ditampilkan. Dengan demikian proses verifikasi merupakan upaya mencari makna dari data yang telah dikumpulkan dengan mencari pola, tema, hubungan persamaan, perbedaan-perbedaan, hal-hal yang sering muncul, dan lain-lain.

Gambar 3.2 Komponen Analisis Data Penelitian Kualitatif Sumber: Miles & Huberman(1992)

Berdasarkan gambar 3.2 tersebut dapat dipahami bahwa teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan teknik analisis data yang teridiri dari tiga tahapan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data atau kesimpulan. Pada dasarnya ketiga tahapan tersebut saling berhubungan, dengan kata lain tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Hal tersebut dikarenakan pengumpulan dan analisis data dalal penelitian kualitatif berlangsung terus menerus.

Penyajian Data

Reduksi Data

Pengumpulan Data

(19)

Pada tahap tertentu, ketika peneliti pengumpulkan data melalui teknik tertentu, maka untuk mengolah data yang telah diperoleh tersebut tidak harus menunggu semua data terkumpul. Dalam artian, setiap data yang telah dihimpun bisa untuk langsung direduksi, karena data yang dikumpulkan cukup banyak. Sehingga, untuk memudahkan memilah dan memilihnya sebaiknya data yang sudah dikumpulkan langsung direduksi. Setelah melakukan proses reduksi terhadap data yang telah dikumpulkan, tahap selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data dilakukan dengan mendeskripsikan atau menggambarkan dengan runtut berdasarkan aspek-aspek atau permasalahan yang dikaji mengenai PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara dalam mengembangkan semangat nasionalisme mahasiswa.

Proses selanjutnya dari analasis data yang dilakukan adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh pada tahap ini besar kemungkinan masih bersifat sementara, karenaketika ada data yang dirasa belum lengkap, peneliti bisa kembali ke lapangan untuk menghimpun data yang dibutuhkan dan seiring bertambahnya data yang dihimpun tersebut, maka data-data tersebut diverifikasi, yaitu dengan cara mempelajari kembali semua data yang ada. Setelah hal tersebut dilakukan dan semua data dirasa cukup, maka peneliti akan menetapkan kesimpulan akhir mengenai PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara dalam mengembangkan semangat nasionalisme mahasiswa.

F. Uji Validitas Data

Validitas data merupakan tingkat keabsaan atau ketepatan data yang akan berpengaruh pada tingkat kepercayaan suatu penelitian. Data yang tepat atau valid dalam penelitian akan berpengaruh positif bagi tingkat kepercayaan terhadap penelitian, pun sebaliknya ketika data yang diperoleh dalam penelitian diragukan keabsahannya maka kepercayaan terhadap suatu penelitian akan sangat rendah atau bahkan tidak ada. Dengan kata lain, validitas data yang tinggi akan berkorelasi positif dengan tingkat kepercayaan suatu penelitian.

(20)

terhadap data yang diperoleh teknik triangulasi, yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dan dengan berbagai cara (Satori, D & Komariah, A., 2011). Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui triangulasi sumber (informan) dan triangulasi teknik pengumpulan data.

1. Triangulasi Sumber (informan)

[image:20.595.120.503.420.548.2]

Triangulasi sumber atau informan (subjek penelitian) dalam penelitian ini dilakukan dengan meminta keterangan atau menggali informasi dari berbagai informan. Alasan perlunya melakukan eksplorasi untuk mengecek kebenaran data yang diperoleh. Pada penelitian ini, bentuk triangulasi sumber adalah informan dosen, mahasiswa, dan pakar PKn. Peneliti menghimpun data dari dosen dan mahasiswa mengenai pembelajaran PKn kemudian untuk mengkronstruksi PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara peneliti melakukan wawancara terhadap para pakar PKn, sehingga diperoleh konsep dan strategi implementasi PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara.

Gambar 3.3 Triangulasi Sumber/informan Sumber: Satori, D & Komariah, A (2011)

Berdasarkan gambar 3.3 tersebut dapat dipahami bahwa responden yang tetapkan oleh peneliti terdiri dari tiga kelompok responden, yaitu: dosen, mahasiswa, dan pakar PKn. Dalam penelitian ini, ditetapkannya tiga kelompok responden tersebut dengan tujuan agar diperoleh keterangan atau informasi yang lengkap mengenai PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara. Kemudian, karena data yang diperoleh merupakan data dari beberapa pihak yang berkepentingan atau memiliki perhatian yang besar terhadap PKn dan kaitannya

Informan/Subjek Penelitian

Dosen

(21)

dengan bela negara di perguruan tinggi, sehingga akan terbangun validitas ataupun kepercayaan terhadap penelitian yang dihasilkan.

2. Triangulasi teknik pengumpulan data

[image:21.595.114.473.300.425.2]

Triangulasi teknik pengumpulan data adalah penggunaan teknik pengumpulan data yang beragam dalam suatu penelitian, dengan tujuan agar diperoleh informnasi yang tepat yang dihimpun dari berbagai teknik. Dalam penelitian ini, triangulasi teknik yang digunakan adalah teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Gambar 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Sumber: Satori, D & Komariah, A (2011)

Berdasarkan gambar 3.4 tersebut dapat dipahami bahwa triangulasi teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti terdiri dari: teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Ditetapkannya ketiga teknik pengumpulan data tersebut dalam penelitian ini adalah agar peneliti dapat mengungkap dan menggali berbagai informasi mengenai PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara.

Penggunaan ketiga teknik pengumpulan data tersebut didasarkan pada alasan bahwa ketiga teknik tersebut merupakan teknik pengumpulan data yang tepat dalam penelitian kualitatif dan fungsinya yang saling melengkapi. Dengan kata lain, teknik pengumpulan data yang satu akan dilengkapi oleh teknik yang lainnya. Misalnya tidak semua hal dapat digali dari teknik wawancara dan dokumentasi. Oleh sebab itu, untuk mengungkap data-data yang tidak bisa diperoleh melalui kedua teknik tersebut digunakanlah teknik observasi. Dengan penggunaan ketiga

Informan/subjek penelitian

Teknik Dokumentasi Teknik

Observasi

(22)
(23)

Sulkipani, 2014

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini, akan disajikan simpulan dan rekomendasi berkaitan dengan pembahasan hasil penelitian mengenai PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara dalam mengembangkan semangat nasionalisme mahasiswa.

A.Simpulan

1. Simpulan Umum

Berdasarkan temuan penelitian yang telah diuraikan pada bagian pembahasan hasil penelitian maka konsepsi dan implementasi PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara dalam mengembangkan semangat nasionalisme mahasiswa dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Perencanaan pembalajaran terdiri dari beberapa komponen yaitu pengembangan silabus matakuliah PKn; pengembangan satuan acara perkuliahan; serta rumusan tujuan, materi, metode, media, sumber dan penilaian pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran tersusun atas beberapa komponen yaitu kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup proses pembelajaran; aktivitas pembelajaran dalam kelas; serta kesesuian antara siabus dan SAP dengan pelaksanaan pembelajaran dalam kelas. Adapun penilaian pembelajaran meliputi penilaian proses dan hasil yang dilakukan dalam pembelajaran.

Pada prinsipnya, aspek-aspek tersebut dikembangkan dalam upaya menumbuhkembangkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air, yang mampu menampilkan partisipasi bela negara dalam berbagai tindakan positif yang diimplementasikan di lingkungan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, dalam menumbuhkembangkan kesadaran bela negara dengan sikap nasionalisme sebagai bangsa Indonesia diperlukan upaya stategis yang programatis, runtut, menyeluruh, dan berkesinambungan.

(24)

berkenaan dengan hal tersebut adalah mengkonstruksi PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara yaitu suatu program pendidikan yang direncanakan, dilaksanakan, dan dinilai dalam praktik pembelajaran. Sehingga mampu menumbuhkan bela negara mahasiswa sebagai bentuk nasionalisme.

2. Simpulan Khusus

Berikut akan disajikan beberapa kesimpulan khusus dalam penelitian ini. a) Perencanaan pembelajaran berupa silabus dan SAP PKn sebagai wahana

pembelajaran bela negara dalam mengembangkan semangat nasionalisme mahasiswa di UPI telah disusun secara sistematis sesuai ketentuan yang berlaku. Namun, terdapat beberapa komponen yang perlu dikembangkan meliputi: metode pembelajaran, sumber dan bahan pembelajaran yang terbatas pada pemanfaatan buku padahal lingkungan sosial dapat dijadikan sebagai sumber belajar, kemudian penilaian yang sebagian besar hanya fokus pada penilaian hasil, sedangkan penilaian prosesnya sangat minim padahal pembelajaran yang menekankan pada proses akan memudahkan dalam mencapai hasil yang optimal;

(25)

Sulkipani, 2014

c) Penilaian pembelajaran yang dilakukan sudah cukup baik dalam menggambarkan penilaian pembelajaran PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara dalam mengembangkan semangat nasionalisme mahasiswa. Karena penilaian PKn yang dilakukan di Jurusan MKDU telah menerapkan penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil dilakukan dengan teknik tes melalui tugas (individu dan kelompok), kuis, UTS, dan UAS. Namun, penilaian proses yang dilakukan masih terbatas pada aktivitas yang terjadi dalam pembelajaran, dengan kata lain belum menyeluruh pada aspek efektivitas pelaksanaan pembelajaran

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan tersebut, pada bagian ini akan dirumuskan beberapa rekomendasi berkaitan dengan PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara dalam mengembangkan semangat nasionalisme mahasiswa. Rekomendasi yang dimaksud ditujukan kepada beberapa pihak yang memiliki perhatian yang besar dalam menumbuhkembangkan kesadara bela negara mahasiswa melalui PKn, yaitu:

1. Kepada pemerintah, dalam hal ini adalah para pengambil kebijakan dalam bidang pendidikan, khususnya yang terlibat dalam pengembangan kurikulum pendidikan nasional agar dalam melakukan pengembangan terhadap kurikulum dilakukan dengan mempertimbangkan upaya peningkatan rasa kebangsaan dan sikap nasionalisme mahasiswa.

2. Kepada dosen, agar senantiasa meningkatkan dan mengembangkan pembelajaran PKn dalam berbagai aspek yang meliputi materi, pendekatan, metode, media, sumber, dan penilaian yang komunikatif, edukatif, kreatif, dan inovatif. Sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat memotivasi mahasiswa 3. Kepada mahasiswa, agar senantiasa dapat memahami dan menghayati peran

(26)

4. Kepada peneliti selanjutnya yang memiliki ketertarikan dan keinginan untuk mengkaji mengenai PKn dalam kaitannya dengan kesadaran bela negara mahasiswa direkomendasikan untuk :

a) Melakukan pengkajian mendalam pada konteks mikro pengembangan karakter secara utuh dan menyeluruh;

Gambar

Tabel 3.1 Informan Penelitian
Gambar 3.1 Karakteristik Manusia
Gambar  3.2 Komponen Analisis Data Penelitian Kualitatif Sumber: Miles & Huberman (1992)
Gambar 3.3 Triangulasi Sumber/informan  Sumber: Satori, D & Komariah, A (2011)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut : KTSP dikembangkan sesuai dengan

Dalam hal ini, pembinaan yang dilakukan oleh pihak/lembaga WH di Tapaktuan juga sesuai dengan tugasnya yaitu: (a) Mengidentifikasi perbuatan yang termasuk kegiatan

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh pemberian corrective feedback pada pekerjaan rumah terhadap perubahan miskonsepsi siswa

Pada halaman ini diberikan gambar contoh anatomi wayang Arjuna sebagai wayang bokongan kemudian jenis gelung rambut yang dipakai yaitu Supit Urang , jenis mata yaitu

Apakah orientasi pasar berpengaruh positif signifikan terhadap

Penelitian kualitatif ini menunjukkan bahwa kebebasan beragama di rumah tahanan kelas 1 Surabaya sepenuhnya dibebaskan dalam memilih dan menjalankan ibadanya sesuai

1) Tapak diolah sedemikian rupa sesuai dengan konsep dinamika geometri yang diterapkan dengan pola spline pada sirkulasi luar dengan pemakaian warna primer pada

atas segala Karunia dan Anugerah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis berjudul “ Tanggung Jawab Calon Notaris Yang Sedang Magang Terhadap Kerahasiaan Akta ” yang disusun