• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION MENGGUNAKAN APLIKASI WONDERSHARE QUIZCREATOR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Kuasi Eksperimen pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi materi Design Grafis kelas VIII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION MENGGUNAKAN APLIKASI WONDERSHARE QUIZCREATOR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Kuasi Eksperimen pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi materi Design Grafis kelas VIII"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION MENGGUNAKAN

APLIKASI WONDERSHARE QUIZCREATOR TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA

(Kuasi Eksperimen pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi materi Design Grafis kelas VIII di SMPN 1 LEMBANG)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Giri Prasetyo D

0906416

Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM

ASSISTED INDIVIDUALIZATION MENGGUNAKAN APLIKASI

WONDERSHARE QUIZCREATOR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

(Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Teknologi Materi Design Grafis Terhadap Kelas VIII SMPN 1 Lembang)

Oleh Giri Prasetyo D

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Giri Prasetyo D 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

Giri Prasetyo D, 2014

ABSTRAK

Giri Prasetyo D (0906416). Kajian dalam penelitian ini adalah mengenai peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi materi Design Grafis. Inti kajian masalah yang difokuskan pada salah satu faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif menggunakan bantuan aplikasi berbasis IT. Model pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam penelitian yaitu model pembelajaran Tipe Team Assisted Individualization, sedangkan untuk alat bantu aplikasi menggunakan Wondershare Quizcreator. Penelitian dilaksanakan di sekolah SMPN 1 Lembang dengan pengambilan populasi pada kelas VIII, dan sampel pada kelas VIII-D.

Pokok masalah yang dijelaskan dalam penelitian ini adalah apakah model pembelajaran Tipe Team Assisted Individualization menggunakan Aplikasi Wondershare Quizcreator berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Penelitian ini terdiri dua Variabel yaitu Team Assisted Individualization menggunakan Wondershare Quizcreator (X) dan Hasil Belajar Siswa (Y). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan desain time series group. Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan cluster sampling. Instrumen yang digunakan berupa tes objektif. Kemudian pengujian hipotesis menggunakan uji t paired sample t test.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu terdapat peningkatan penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization menggunakan Aplikasi Wondershare Quizcreator terhadap hasil belajar ranah kognitif aspek mengingat (C1), memahami (C2), aplikasi (C3) pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Hasil penelitian ini memberikan saran kepada guru agar memanfaatkan model Pembelajaran Team Assisted Individualization menggunakan Wondershare dalam pembelajaran di kelas, dan untuk peneliti selanjutnya agar melakukan pengamatan mengenai efektivitas dan motivasi siswa dalam penggunaan media Wondershare Quizcreator.

(5)

Giri Prasetyo D, 2014

ABSTRACT

The study in this research is the improvement of student learning outcomes in the cognitive domain of subjects of information technology and Communication Graphic Design materials. The core problem of the study focused on one of the factors that influence student learning outcomes is a model of cooperative learning using IT-based applications help. Cooperative learning Model used in the study of the model of learning-type Team Assisted Individualization, while supporting tools for applications using Wondershare Quizcreator. Research conducted at the school by taking the Valley 1 SMP population at class VIII, and samples on the class VIII-D.

Subject matter described in this study is whether the model of learning-type Team Assisted Individualization using Wondershare Quizcreator Applications affect the improvement of student learning outcomes in the cognitive domain in subjects of information technology and communications.

This research consists of two variables, namely Team Assisted Individualization using Wondershare Quizcreator (X) and Student Learning Outcomes (Y). The methods used in this research was quasi experiment method with the time series design group. While the sampling technique using cluster sampling. The instruments used in the form of an objective test. Then the hypothesis testing using t-test paired sample T test.

The conclusions of the study results is that there is an increase in application of the cooperative learning model Type Team Assisted Individualization using Wondershare Quizcreator Application of the cognitive domain of learning outcome considering the (C1), (C2) understand, the application (C3) on the subjects of information technology and communications. The results of this research to give advice to teachers in order to make use of models of learning Team Assisted Individualization using Wondershare in learning in class, and for the next researcher to conduct observations regarding the effectiveness and motivation of students in media use Wondershare Quizcreator.

(6)

Giri Prasetyo D, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI A. Model Pembelajaran Kooperatif ... 10

1. Pengertian Pembelajaran kooperatif ... 10

2. Tujuan Pembelajaran kooperatif ... 10

3. Unsur-unsur Pembelajaran kooperatif ... 11

4. Ciri-ciri Pembelajaran kooperatif ... 12

B. Model Pembelajaran Kooperatif TAI ... 13

C. Media Pembelajaran ... 16

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 16

2. Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran ... 18

3. Manfaat Media Pembelajaran ... 20

4. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ... 20

D. Wondershare Quizcreator ... 22

(7)

Giri Prasetyo D, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

1. Aspek Mengingat (Remember) ... 26

2. Aspek Memahami (Understanding) ... 27

3. Aspek Menerapkan (Apply) ... 28

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 29

1. Faktor Internal ... 29

2. Faktor Eksternal ... 29

G. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ... 31

H. Penelitian Terdahulu ... 31

I. Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 36

B. Populasi dan Sampel ... 37

1. Populasi ... 37

2. Sampel ... 36

C. Desain Penelitian... 39

D. Variabel Penelitian ... 40

E. Definisi Operasional ... 41

1. Pembelajaran Kooperatif ... 41

2. Team Assisted Individualization (TAI) ... 41

3. Wondershare Quizcreator ... 42

4. Hasil Belajar ... 42

5. Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 42

F. Instrumen Penelitian ... 42

G. Teknik Pengembangan Instrumen ... 43

1. Uji Validitas Konstrak ... 43

2. Uji Validitas Alat Ukur ... 44

3. Uji Reliabilitas ... 45

(8)

Giri Prasetyo D, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

I. Analisis Data ... 46

1. Uji Normalitas ... 46

2. Uji Hipotesis ... 47

J. Prosedur Penelitian ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Objektif ... 51

1. Uji Validitas ... 51

a. Validitas Alat Ukur ... 51

b. Validitas Butir Soal ... 52

2. Uji Reliabilitas ... 52

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 52

1. Hasil Belajar Siswa ... 52

C. Uji Hipotesis ... 56

1. Hipotesis Pertama ... 58

2. Hipotesis Kedua ... 61

3. Hipotesis Ketiga ... 63

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Ketercapaian tersebut ditentukan dari suatu proses belajar mengajar yang dialami siswa, juga terdapat perubahan yang signifikan baik dari segi ilmu pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai.

Kualitas mutu pendidikan serta pengembangan proses dalam pembelajaran saat ini selalu menjadi sorotan dan perlu adanya perhatian. Terdapatnya perbedaan antara siswa baik dalam hal pemahaman daya serap antar satu sama lain terhadap materi pembelajaran menuntut adanya tindakan dari guru untuk melakukan sebuah inovasi dalam pembelajaran sehingga tidak sekedar menyampaikan materi. Menurut Sardiman (2004 : 165), “guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar.” Berarti guru harus bisa kreatif untuk memilih metode yang sesuai dengan masalah yang terdapat pada para siswa, agar mereka lebih mengerti dan menyerap ilmu yang disampaikan oleh guru dengan baik dan benar.

(10)

Bersumber dari pengamatan yang dilakukan di SMP 1 Lembang, salah satu metode pembelajaran yang digunakan oleh guru mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat mengajar di kelas selalu menggunakan metode trial and error, yang dimana pembelajaran di dalam kelas terpusat pada metode implementasi langkah demi langkah mengandalkan media komputer sebagai ajang untuk mempraktekkan langsung perangkat lunak (software) yang akan diajarkan, dengan tidak adanya pemberian dasar pemahaman mengenai aplikasi yang akan diajarkan oleh siswa. Beberapa kelebihan dari metode tersebut adalah siswa dituntut belajar mandiri untuk mencari kegunaan dari setiap fungsi-fungsi aplikasi tersebut, siswa langsung belajar praktek yang menyebabkan aspek psikomotor dapat tersampaikan, sarana guru yang menjadi pembimbing untuk siswa saat melaksanakan praktek berlangsung.

(11)

guru. Mengatasi masalah tersebut diperlukan adanya inovasi dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat, dimana dalam proses belajar mengajar guru hendaknya memberikan pembelajaran yang menyeluruh dan memberikan kesempatan yang cukup kepada siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, karena dengan kondisi kelas yang aktif siswa dapat lebih memahami, juga dapat mendalami pengetahuan yang diperolehnya.

Pentingnya strategi pembelajaran sebelum proses pengajaran di dalam kelas dilaksanakan, agar dapat tercapainya tujuan indikator pelajaran yang diharapkan guru dan terciptanya suasana kelas aktif serta kondusif. Terciptanya kondisi tersebut, perlu adanya rancangan sebuah sistem atau metode pembelajaran sebelum melaksanakan KBM untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang membuat siswa antusias saat proses belajar mengajar berlangsung.

Model pembelajaran kooperatif tentunya menjadi salah satu solusi dalam menciptakan suasana kelas yang aktif. Artinya, bagaimana mengoptimalkan siswa dalam melaksanakan aktivitas belajarnya agar mereka menguasai pelajaran dan instruksional yang harus dicapainya. Penjelasan tersebut jelas bahwa pembelajaran kooperatif bukan tujuan melainkan alat, sarana, cara untuk mencapai tujuan. Di samping ditentukan oleh metode pembelajaran, keberhasilan proses belajar mengajar juga ditentukan oleh intensitas belajar siswa. Bagi siswa yang memiliki intensitas belajar yang tinggi maka akan cenderung mendapatkan hasil belajar yang baik, namun bagi siswa yang kurang atau tidak memiliki intensitas belajar maka cenderung akan memiliki hasil belajar yang kurang.

(12)

kelompok. Pada model ini, diterapkan bimbingan antar teman, yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab kepada siswa yang lemah.

Alasan mengapa menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization pada pemecahan masalah yang terdapat di lapangan, dikarenakan terdapat fakta-fakta penelitian terdahulu yang menjelaskan bahwa hasil penelitian menggunakan model pembelajaran koperatif Team Assisted Individualization berdampak positif terhadap prestasi dan hasil belajar siswa. Seperti hasil penelitian Waryuman (2010) yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi”. Pada penelitian tersebut pokok masalahnya yaitu membandingkan kelompok eksperimen yang menggunakan Team Assisted Individualization dan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah melihat hasil data penelitian, terbukti bahwa penggunaan model pembelajaran Team Assisted Individualization pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Saifudin (2013) yang berjudul “Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Pada Pokok Bahasan Relasi Dan Fungsi Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa. Penelitian ini berhasil meningkatkan prestasi hasil belajar siswa baik dari siswa kemampuan tinggi, sedang, maupun rendah. Kemudian pada penelitian Arruum Ovita (2014) yang berjudul “Studi Komparasi Metode Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournaments (TGT) Dan Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Kemampuan Memori Pada Materi Hidrokarbon SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.” Pada penelitian ini membuktikan bahwa peningkatan hasil belajar ranah kognitif lebih baik model TAI dibanding dengan model TGT.

(13)

yaitu dengan menyisipkan media teknologi berupa alat aplikasi berbasis IT untuk memaksimalkan keberhasil penggunaan model pembelajaran kooperatif.

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai dampak globalisasi yang tumbuh cepat berpengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Hampir disetiap sekolah dan lembaga pendidikan menonjolkan sisi IT, baik dalam proses pembelajarannya maupun bidang administrasinya. Bahkan pemerintah mengeluarkan peraturan baru untuk kurikulum pendidikan saat ini yang dinamakan kurikulum 2013, yang dimana setiap sekolah khususnya guru dituntut untuk bisa mengimplementasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pembelajarannya.

PP Nomor 74 Tahun 2008 bab II pasal 3 mengenai kompetensi guru

menjabarkan “kompetensi profesional guru merupakan kemampuan guru dalam

menguasai pengetahuan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya.” Guru dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi agar dapat menggunakan teknologi tersebut untuk mempermudah semua urusan dalam hal pembelajaran.

Wondershare Quizcreator adalah salah satu dari perangkat lunak (software) yang membantu dalam hal evaluasi pembelajaran dalam proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar aktivitas sekolah. Dibandingkan dengan penggunaan papper and pencil test maupun alat evaluasi yang lain, Wondershare Quizcreator lebih praktis dan mudah digunakan (user friendly) juga tidak harus selalu terhubung dengan internet atau biasa disebut stand alone, kita bisa merubah test ujian menjadi aplikasi (exe) ataupun flash.

(14)

perangkat lunak (software) Wondershare Quizcreator disetiap komputer yang akan digunakan peserta didik, proses evaluasi dapat dilakukan dengan tertib, teratur, efektif, dan efisien juga menyenangkan, dikarenakan pengerjaannya menggunakan alat bantu komputer.

Alasan mengapa Aplikasi Wondershare Quizcreator digunakan pada penelitian ini, diantaranya untuk membantu kelancaran dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization, yang mana dalam proses langkah-langkah penerapan model tersebut adanya pretest untuk menguji sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi yang akan berlangsung, dan menjadi penentu pembagian kelompok belajar di mana setiap kelompok harus ada perwakilan siswa yang sudah menguasai materi yang akan berlangsung. Kemudian posttest sebagai judgement nilai akhir untuk mengetahui keberhasilan model pembelajaran dari hasil tes setiap siswa. Jika pretest dan posttest dilakukan dengan paper and pencil test, akan memakan waktu yang cukup lama dalam proses pembelajarannya, yang menyebabkan waktu terbuang dengan percuma dan pembelajaran pun tidak tersampaikan dengan penuh. Maka dari itu Aplikasi Wondershare Quizcreator ini digunakan untuk memudahkan pengajar (guru) dalam melakukan evaluasi dengan efektif dan efisien, dikarenakan hasil result akan langsung keluar bila siswa sudah mengerjakan tes yang diberikan, jadi guru bisa langsung melakukan tindakan selanjutnya dengan cepat dan tidak memakan waktu lama.

(15)

dan Komunikasi. Mengingat belajar menggunakan media khususnya berbasis IT dapat lebih meningkatkan dan menggugah minat belajar siswa.

Adanya perpaduan model pembelajaran kooperatif dengan bantuan IT, untuk menciptakan siswa belajar dari pengalaman sendiri, mengkonstruksi pengetahuan kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Melalui proses belajar yang dialami sendiri, menemukan sendiri, secara berkelompok, maka siswa menjadi senang, sehingga tumbuhlah minat untuk belajar.

B. Rumusan Masalah

Masalah umum dalam penilitian ini adalah, apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization dengan menggunakan Aplikasi Wondershare Quizcreator terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP 1 Lembang?

Secara khusus rumusan masalah diatas pada hasil belajar dibatasi dalam satu ranah kognitif pada aspek mengingat, memahami, dan aplikasi, dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara pretest dengan posttest terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization dengan menggunakan Aplikasi Wondershare Quizcreator pada aspek mengingat mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP 1 Lembang?

(16)

pada aspek memahami mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP 1 Lembang?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara pretest dengan posttest terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization dengan menggunakan Aplikasi Wondershare Quizcreator pada aspek aplikasi mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP 1 Lembang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah di atas, rumusan tujuan penelitian ingin mengetahui dan memaparkan apakah ada peningkatan dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization menggunakan Aplikasi Wondershare Quizcreator terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP 1 Lembang. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara pretest dengan posttest terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization menggunakan Aplikasi Wondershare Quizcreator pada aspek mengingat mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP 1 Lembang.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara pretest dengan posttest terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization menggunakan Aplikasi Wondershare Quizcreator pada aspek memahami mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP 1 Lembang

(17)

aspek aplikasi mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP 1 Lembang

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak yang bersangkutan baik secara langsung maupun tidak langsung khususnya dikalangan pendidikan.

1. Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini menambah wawasan ilmu pengetahan mengenai pembelajaran kooperatif khususnya pada model Team Assisted Individualization menggunakan bantuan Aplikasi Wondershare Quizcreator dimana penerepan model pembelajaran kooperatif dibantu media aplikasi berbasis IT untuk memudahkan proses pengajaran pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Kemudian dapat menjadi perbandingan terhadap peneliti selanjutnya.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti

Memperdalam wawasan mengenai model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization, dengan bantuan media aplikasi berbasis komputer khususnya dalam pengembangan pembelajaran evaluasi yang menggunakan Aplikasi Wondershare Quizcreator sebagai alat bantu untuk menjadi pilihan salah satu strategi penggunaan pembelajaran di kelas.

b. Bagi Guru

(18)

Teknologi Informasi dan Komunikasi sehingga proses pembelajaran terhadap siswa menjadi lebih efektif, efisien dan variatif.

c. Bagi Siswa

Menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization dengan bantuan Aplikasi Wondershare Quizcreator dalam proses pembelajaran diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang membuat siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dan memberikan kesan yang nyaman tidak membuat proses pembelajaran yang jenuh, sehingga dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa.

d. Bagi Sekolah

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan penelitian pada karya ilmiah ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang merupakan pendekatan ilmiah yang sistematis mengenai fenomena beserta hubungan-hubunganya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan dan menggunakan teori matematis serta asumsi, hipotesis yang berkaitan dengan fenomena yang ada. Menurut Zainal Arifin (2011: 29),

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel-variabel tertentu, sehingga menghasilkan simpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kuantitatif.

Proses pengukuran adalah langkah yang paling sentral dari penelitian ini, karena hal ini memberikan dampak yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi dengan hubungan-hubungan kuantitatif.

(20)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi atau universe menurut Zainal Arifin (2011: 215)” keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi.” Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut. Setelah melihat penjelasan di atas, populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP1 Lembang yang terdiri atas9 kelas. Adapun data siswa Kelas VIII yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1

Populasi Siswa Kelas VIII SMPN 1 Lembang

NO KELAS JUMLAH SISWA

1 VIII-A 27

2 VIII-B 27

3 VIII-C 29

4 VIII-D 28

5 VIII-E 27

6 VIII-F 28

7 VIII-G 29

8 VIII-H 29

9 VIII-I 27

JUMLAH 251 Orang

2. Sampel

(21)

population)” (Arifin, 2011: 215). Pendapat ini hampir sama dengan Ali (2010: 257) yang mengemukakan ”sampel adalah bagian yang mewakili populasi, yang diambil dengan menggunakan teknik-teknik tertentu. Pengertian yang dijelaskan oleh para ahli tersebut menunjukkan, bahwa semua ciri yang dimiliki oleh populasi terdapat atau tercermin dalam sampel.” Melihat dari pengertian di atas sampel dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejalayang diamati.

Mengingat dari judul yang diangkat oleh peneliti berupa pengaruh model pembelajaran kooperatif TipeTeam Asissted Individualization menggunakan AplikasiWondershare Quizcreator terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi materi design grafis, dan populasi yang diambil hanya dari Kelas VIII, maka sampel yang digunakan yaitu probability sampling. Menurut Sugiyono (2011 :82) “probability sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan memberikan peluang yang sama bagi setiap populasi untuk dijadikan suatu sampel.” Membuat pengambilan sampel dari populasi dapat terwakili.

Kemudian teknik pengambilan anggota sampel menggunakan cluster sampling, yang merupakan bagian dari probability sampling. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Zainal Arifin (2011: 222) “cluster sampling adalah cara pengambilan sampel berdasarkan sekelompok individu dan tidak diambil secara perseorangan.”Kelebihan dari pengembilan cluster yaitu lebih efisien, karena penelitian dilakukan secara cluster-cluster atau kelompok sampel bukan terhadap individu yang sama.

(22)

eksperimen yang diambil secara acak dengan kriteria jumlah yang homogen , tergambar dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa

1 VIII D 28 orang

C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan salah satu komponen penting dalam melakukan penelitian agar data dapat terkumpul secara faktual. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, jadi seperti yang dijelaskan oleh Zainal Arifin (2011:76) menjelaskan “desain eksperimen adalah suatu rancangan yang berisi langkah dan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan penelitian eksperimen, sehingga informasi yang diperlukan tentang masalah yang diteliti dapat dikumpulkan secara faktual.”

Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one gruop time series designdimana tes atau observasi dilakukan tidak hanya dua kali pertemuan, akan tetapi berkali-kali sacara berkala. Bisa dilihat pada tabel dibawah ini sebagai berikut:

Tabel 3.3 Desain Penelitian Kelompok Pretest Perlakuan

(Variabel bebas)

(23)

Langkah-langkah dalam desain iniadalah :

a. Memilih satu kelompok eksperimen sebagai sampel b. Memberikanpretest (O1, O2, O3)

c. Memberikan perlakuan (X) menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization

d. Mengadakan posttest (O4, O5, O6) setelah diberi perlakuan

e. Menganalisis data dengan menggunakan metode statistika yang sesuai f. Menarik kesimpulam berdasarkan hasil data analisis yang diperoleh

Secara garis besar desain penelitian one group time series design itu pada sesi awal diberikan terlebih dahulu pretes untuk mengetahui kemampuan siswa sejauh mana. Kemudian diberikan perlakuan (X) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TipeTeam Assisted Individualization menggunakan Aplikasi Wondershare Quizcreator. Setelah diberi perlakuan, yaitu pemberian posttestuntuk diperoleh gain/selisih antara skor pretest dan posttest. Kemudian dilanjutkan sesi kedua dan ketiga dengan langkah yang sama dengan sesi sebelumnya.

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Pengaruh model pembelajaran kooperatif TipeTeam Asissted Individualization (TAI) menggunakan Aplikasi Wondershare Quizreatormenjadi variabel bebas. kemudian, hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi variabel terikat. Hubungan kedua variabel tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

(24)

Hasil Belajar Ranah Kognitif

(Y)

Aspek Mengingat (Y1) X1Y1

Aspek Memahami (Y2) X1Y2

Aspek Aplikasi (Y3) X1Y3

Keterangan :

1. X1Y1 : Melihat perbedaan hasil belajar siswa antara pretest dengan posttest pada aspek mengingat dengan menerapkan model pembelajaranTeam Assisted Individualizationmenggunakan Aplikasi Wondershare Quizcreator.

2. X1Y2 : Melihat perbedaan hasil belajar siswa antara pretest dengan posttest pada aspek memahami dengan menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization menggunakan Aplikasi Wondershare Quizcreator. 3. X1Y3 : Melihat perbedaan hasil belajar siswa antara pretest dengan posttest

pada aspek menerapkan dengan menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization menggunakan Aplikasi Wondershare Quizcreator.

E. Definisi Oprasional

Menurut Zainal Arifin (2011:190) menjelaskan “definisi oprasional adalah definisi khusus yang didasarkan atas sifat-sifat yang didefinisikan, dapat diamati dan dilaksanakan oleh peneliti lain.” Bisa dilihat dari definisi yang telah disampaikan maksud dari definisi oprasional tersebut agar para pembaca tidak salah tafsir mengenai penelitian yang diangkat oleh peneliti, dan agar orang lain yang ingin melakukan penelitian yang sama tidak salah di dalam menafsirkan konsep variabel. Oleh sebab itu, penulis akan mendefinisikan secara oprasional terhadap isitlah-istilah pada judul penelitian yang diangkat.

1. Pembelajaran Kooperatif

(25)

model pembelajaran Tipe Team Asissted Individualization (TAI), dikarenakan model pembelajaran Team Asissted Individualization bagian metode pembelajaran kooperatif.

2. Team Asissted Individualization (TAI)

TAI (Team Assisted Individualization) merupakan salah satu dari berbagai jenis teknik pada model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin, adalah bantuan individual dalam kelompok dengankarakteristik bahwa tanggung jawab belajar adalah pada siswa”.

Model pembelajaran kooperatif identik dengan pembelajaran kelompok.Perbedaan dengan model pembelajaran kooperatif yang lain yaitu pembagian kelompok dalam pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization dengan diadakan pretest terlebih dahulu untuk dapat menentukan kelompok belajar, yang dimana setiap kelompok belajar terdapat siswa yang memiliki kemampuan lebih untuk dapat mengajarkan kepada siswa yang kurang paham. Model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualizationsangat cocok pada kurikulum sekarang yang menuntut siswa yang lebih aktif dan belajar untuk kerja sama sesama teman atau biasa kita sebut tutor sebaya dalam hal pelajaran di dalam kelas sehingga secara tidak langsung setiap karakter siswa dapat terlihat dan membantu bila fasilitas di laboratorium terbatas.

3. Wondershare Quizcreator

(26)

kelebihan menampilkan hasil tes secara cepat dan langsung, jadi guru bisa dengan cepat untuk melakukan tindakan selanjutnya tanp memakan waktu lama.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar diambil pada aspek kognitif ditunjukkan dalam bentuk angka-angka (nilai). Tepatnya setelah diberikan perlakuan, metode Team Asissted Individualization. Hasil belajar domain kognitif didapatkan dari hasil tes objektif bentuk pilihan ganda (multiple-choice) untuk aspek aspek menghafal (remember), memahami (understand), mengaplikasikan (apply).

5. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan mata pelajaran terapan yang akan diteliti pada sekolah SMPN 1 Lembang kelas VIII pada materi desain grafis. F. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiono (2011: 76) “Instrumen penelitian adalah satu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diminati.” Kualitas instrumen akan menentukan mutu data yang diperoleh saat penelitian.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu tes objektif yang mengukur dengan bentuk pilihan ganda, merupakan teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitian mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif “...atau sering disebut dengan tes dikotomi (dichotomously scored item) karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0” (Zainal Arifin 2011: 227).

Menurut Zainal Arifin (2011:226) “tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden.”

(27)

aspek kognitif, sebagai mana yang dijelaskan oleh Zainal Arifin (2011:227) ”tes objektif lebih cocok untuk menilai kemampuan yang menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi, seperti, mengingat, mengenal, pengertian, dan penerapan prinsip-prinsip.”

Tes objektif dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif siswa dalam penarapan model pembelajaran kooperatif Team Asissted Individualization menggunakan Aplikasi Wondershare Quizcreatorpada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Batasan dari instrumen ini hanya pada aspek mengingat (C1), memahami (C2), aplikasi (C3).

G. Teknik Pengembangan Instrumen

1. Uji Validitas Konstruk

Validitaskonstruk menurut Zainal Arifin (2011:247) “konsep yang dapat diobservasi (observable) dan dapat diukur (measurable).” Bisa disimpulkan bahwa validasi konstruk adalah tes konsep berupa soal yang telah sesuai dan dapat diujicobakan terhadap observer, yang biasanya dinilai kesesuaiannya menurut pendapat dari ahli (judgement expert) seperti dosen yang ahli dalam ranah ilmu yang akan menjadi alat penelitian kita.

2. Uji Validitas Alat Ukur

Pengujian validitas alat ukur (instrumen) digunakan pengujian judgementoleh ahli, pada penelitian ini digunakan judgement dari guru mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP Negeri 1Lembang dengan asumsi bahwa guru mata pelajaran memiliki keahlian dalam menilai dan menimbang instrumen yang telah disusun untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian.

Tingkat validitas instrumen dapat dihitung dengan menggunakan korelasi Product Moment Pearson. Rumus dari korelasi Product Momentsebagai berikut:

(28)

Keterangan :

= Koefisien korelasi yang dicari N = Banyaknya subjek (peserta tes)

= Skor tiap butir soal/skor item tes = Skor responden

= Hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien yang ditemukan tersebut tinggi atau rendah maka dapat berpedoman pada table 3.5 di bawah ini:

TABEL 3.5

KRITERIA ACUAN VALIDITAS SOAL

Interval Koefisien Tingkat hubungan 0,00 – 0,199

0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah

Cukup Tinggi Sangat Tinggi

Setelah itu diuji tingkat signifikasinya dengan menggunakan rumus :

Sugiyono (2011:230)

Keterangan : t = nilai thitung

(29)

Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf nyata 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n–1. Apabila thitung> ttabel, berarti soal tersebut valid. 3. Uji Reabilitas

Menurut Zainal Arifin (2011:248)“reabilitas adalah derajat konsisten instrumen yang bersangkutan. Reabilitas berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu instrumen dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.” Tes dapat dinyatakan teruji atau realibel apabila hasil tes tersebut selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama dengan waktu yang berbeda.

Reliabilitas soal dimaksudkan untuk melihat keajegan atau konsistensinya soal dalam mengukur respon siswa sebenarnya.Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mencari reliabilitas dengan menggunakan Spearman Brown adalah sebagai berikut:

Keterangan:

r½½ = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes r11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

Tekniknya adalah dengan membagi dua kelompok soal, yaitu kelompok soal ganjil (X) dan kelompok soal genap (Y), kemudian dihitung menggunakan rumus Product Moment. Hasil korelasi antar skor digunakan pada rumus Spearman Brown. Kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan rtabel. Jika reliabilitas lebih besar dari rtabel, maka instrumen dinilai reliabel.

H. Teknik Pengumpulan Data

(30)

akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Sejalan dengan pernyataan Sugiyono (2013:308) bahwa “teknik pengumpulan data merupakan langkah paling utama di dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data”.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mengukur kompetensi siswa atau responden penelitian dalam suatu bidang tertentu yang diperoleh setelah mempelajari materi tersebut. Bentuk tes dalam penelitian ini berupa tes objektif tertulis pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Terdapat dua kali tes yang diberikan pada 3 sesi, yaitu pretest dan posttest.

I. Analisis Data

Dari data yang diperoleh dari lapangan (kelas) melalui instrumen penelitian selanjutnya data akan diolah dan dianalisis, dengan maksud untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah penelitian) dan menguji hipotesis sehingga dapat menggambarkan apakah hipotesis penelitian tersebut diterima atau ditolak.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu cara memeriksa keabsahan dari sampel. Uji normalitas pada penelitian ini sangat penting karena akan berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik. Pada penelitian ini pengujian dilakukan dengan menggunakan program aplikasi pengolah data IBM SPSS Statistic Version 17untuk melakukan uji normalitas menggunakanOne SampleKolmogorov Smirnov.

Kriteria pengujiannya uji normalitas One Sample Kolmogorov Smirnov adalah “Jika Sig. > 0,05 maka data berdistribusi normal. Sedangkan jika Sig < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal” (Sujarweni, 2007:58).

2. Uji Hipotesis

(31)

Giri Prasetyo D, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION MENGGUNAKAN APLIKASI WONDERSHARE QUIZCREATOR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Kuasi

Dimana :

t = nilai t yang dihitung = nilai rata-rata

= nilai yang dihipotesiskan = simpangan baku sampel

= jumlah anggota sampel

Sugiyono (2013:250) Pada teknisnya, peneliti menggunakan program aplikasi pengolah data IBM SPSS Statistic Version 17 untuk perhitungan statistik uji t ini. Hal ini dilakukan agar memudahkan peneliti untuk mengolah data hasil penelitian.

Uji t dilakukan satu kelompok karena peneliti menggunakan time series design, yaitu penelitian satu kelompok sampel dengan waktu yang berulang. Peneliti melaksanakan tiga seri penelitian, untuk dapat melihat perkembangan hasil belajar siswa, sehingga mampu mengukur peningkatan hasil belajar siswa.

J. Prosedur Penelitian

Secara umum gambaran prosedur penelitian, yaitu :

Rumusan masalah

Metode

(32)

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian

(33)

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan observasi ke sekolah yang menjadi tempat penelitian.

b. Studi literatur mengenai kurikulum dan materi tentang Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dibelajarakan di sekolah.

c. Menetapkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar serta Pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian.

d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator materi pembelajaran yang telah ditentukan.

e. Persiapan dalam merancang pengembangan Wondershare Quizcreatorberdasarkan pada kriteria pemilihan media yang baik.

f. Merancang kisi-kisi instrumen.

g. Membuat instrumen penelitian tes obyektif beserta kunci jawaban. h. Melakukan ujicoba instrumen penelitian diluar kelas sampel.

i. Menganalisis item-item soal dengan cara menguji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda untuk mendapatkan instrumen penelitian yang baik.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahapan pelaksanaan, peneliti berada langsung di sekolah sebagai tempat penelitian dan melakukan beberapa kegiatan di bawah ini:

a. Mengambil sampel penelitian berupa kelas yang sudah ada. b. Memberikan pretest

(34)

Pelaksanaan penelitian secara lebih rinci dijelaskan setiap pertemuan atau seri adalah sebagai berikut:

Pertemuan Pertama (Seri Pertama)

(1) Memberikan pretest kepada kelompok ekperimen

(2) Melaksanakan pembelajaran menggunakan model kooperatif Tipe Team Asissted Individualization dengan bantuan Wondershare Quizcreatordengan pokok bahasan pertemuan pertama.

(3) Memberikan posttest kepada kelompok eksperimen. Pertemuan Kedua (Seri Kedua)

(1) Memberikan pretest kepada kelompok ekperimen

(2) Melaksanakan pembelajaran menggunakan model kooperatif Tipe Team Asissted Individualization dengan bantuan Wondershare Quizcreator dengan pokok bahasan pertemuan kedua.

(3) Memberikan posttest kepada kelompok eksperimen. Pertemuan Ketiga (Seri Ketiga)

(1) Memberikan pretest kepada kelompok ekperimen

(2) Melaksanakan pembelajaran menggunakan model kooperatif Tipe Team Asissted Individualization dengan bantuan Wondershare Quizcreatordengan pokok bahasan pertemuan ketiga.

(3) Memberikan posttest kepada kelompok eksperimen. 3. Tahap Pelaporan

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dan mendapatkan data dari hasil pengolahan juga pengujian hipotesis, bisa disimpulkan bahwa penelitian model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization menggunakan Aplikasi Wondershare Quizcreator terdapat peningkatan terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Lembang.

Kesimpulan di atas dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization menggunakan Aplikasi Wondershare Quizcreator mengalami peningkatan terhadap hasil belajar siswa domain kognitif aspek mengingat (C1) pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pokok bahasan desain grafis di SMPN 1 Lembang. Berdasarkan penjelasan di atas, model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization menggunakan Aplikasi Wondershare Quizcreator dapat dimanfaatkan sebagai metode pembelajaran untuk kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk dapat mengenali dan mengingat suatu materi. 2. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe Team

(36)

pembelajaran yang menuntut siswa untuk dapat menafsirkan memberikan contoh, mengklasifikasikan, meringkas, membandingkan, dan menjelaskan. 3. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe Team

Assisted Individualization menggunakan Aplikasi Wondershare Quizcreator mengalami peningkatan terhadap hasil belajar siswa domain kognitif aspek aplikasi (C3) pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pokok bahasan desain grafis di SMPN 1 Lembang. Berdasarkan penjelasan di atas, model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualiazation menggunakan Aplikasi Wondershare Quizcreator dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar dan media pembelajaran untuk kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk menjalankan suatu prosedur yang telah dipelajari sebelumnya atau (carrying out). Juga menuntut siswa dapat mendemonstrasikan, mengungkapkan, mengubah, menghitung, menjalankan, menghubungkan, menunjukan, memecahkan, dan menggunakan sebuah desain grafis.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan di atas terbukti bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization menggunakan Aplikasi Wondershare Quizcreator dapat meningkatkan hasil belajar siswa dilihat dari aspek mengingat, memahami, dan aplikasi pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kelas VIII di SMPN 1 Lembang, maka dari itu peneliti mengajukan rekomendasi sebagai berikut;

1. Bagi Pihak sekolah

(37)

menciptakan suasana kelas yang aktif sehingga siswa mampu mengoptimalkan daya berpikirnya saat proses belajar mengajar berlangsung dan mengubah sudut pandang siswa lebih produktif.

b. Bagi guru, disarankan untuk dapat memanfaatkan model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization menggunakan Aplikasi Wondershare Quizcreator dengan optimal agar menciptakan proses pembelajaran yang menggugah siswa untuk mau ikut serta dalam pembelajaran yang guru berikan dan memaksimalkannya, sehingga proses pembelajaran dapat lebih produktif, efektif dan efisien serta lebih menyenangkan. Adanya model pembelajaran koperatif Tipe Team Assisted Individualization menggunakan Aplikasi Wondershare Quizcreator ini mengispirasi guru mata pelajaran lain untuk dijadikan alternatif dalam proses pembelajaran.

2. Bagi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Penelitian ini semoga dapat memberikan inspirasi bagi jurusan Teknologi Pendidikan khususnya konsentrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam mengembangkan dan menciptakan inovasi-inovasi untuk pengambangan model pembelajaran kooperatif yang menggabungkan dengan media aplikasi berbasis IT untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Lahirnya metode pembelajaran baru semoga dapat menjadi referensi dan masukan materi untuk menambah kajian yang dapat dipelajari secara lebih mendalam dalam bidang akademik, dan semoga dapat meningkatkan kompetensi dari setiap lulusan dari Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, sehingga akhirnya mampu meningkatkan daya saing lulusan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(38)
(39)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2010). Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan . Bandung: Pustaka Cendikia Utama.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Dimyati, & Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hernawati, K. (2009). Membuat Quiz/Evaluasi dengan Wondeshare Quiz Creator.

PPM Jurdik [online], Jogjakarta: FPMIPA UNY, hal 1-2. Tersedia:

Ibrahim. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Yogjakarta: Universitas Negeri Surabaya.

Isjoni. (2009). Cooperatife Learning. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Isjoni. (2011). Cooperatif Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Lie, A. (2003). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Nasution, S. (2006). Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhadi, D. (Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK). 2004. Malang: Universitas Negeri Malang.

(40)

2164&ei=1QOYUKIDsm3uATVnIHoBg&usg=AFQjCNHhGs0nV7Kuel 8tvL6fEpQ1DLWm8g&bvm=bv.68693194,d.c2E [2 April 2014].

Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 tentang Kompetensi Guru pasal 3.

Riduwan. (2010). Dasar-dasar Statistik. Bandung: Alfabeta. Riduwan. (2011). Dasar Dasar Statistik. Bandung: Alfabeta.

Rochmah, E. (2013). Rasio Keefektifan Penyelenggaraan Sistem Evaluasi Bentuk Electronic Test Menggunakan Wondershare Quiz Creator Dan Paper Test Ditinjau Dari Tes Hasil Belajar Siswa Pada Materi Aplikasi Pengolah Kata Di MAN 1 Yogyakarta. EJPTI (Jurnal Elektronik Pendidikan Teknik Informatika) 2[online], Vol 2, No 2, 1-3. Tersedia: http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/2374/54/300 [4 April 2014]. Rusman. (2010). Model Model Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada.

Sardiman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali. Slameto. (2010). Belajar dan Fakto Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Solihatin, E. (2008). Cooperative Learning: Analisis Pembelajaran IPS. Jakarta: Pt Bumi Aksara.

Subana, Rahadi, & Sudrajat. (2009). Statistika Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudjana, N. (2005). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. (2010). Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono. (2011). Penelitian Pendidikan. Bnadung: CV Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Sujarweni, V. W. (2007). Panduan Mudah Menggunakan SPSS & Contoh Penelitian Bidang Ekonomi. Yogyakarta: Ardana Media

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Suprijono, A. (2010). Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susilana, R., & Riyana, C. (2008). Media Pembelajaran (Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian) . Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan-FIP-UPI.

(41)

Fungsi Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa. Magistra[online], Vol 25,

No 83, 11-20. Tersedia:

http://journal.unwidha.ac.id/index.php/magistra/article/view/271 [4 April 2014].

Waryuman, R. D. (2010). Penerapan Metode Pembelajaran Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajara Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Pendidikan Ilmu Komputer UPI, [online], 36-40. Tersedia: http://cs.upi.edu/ [8 Mei 2014]. Widdiharto, R. (2006). Model-model Pembelajaran Matematika SMP.

Yogyakarta: PPG Matematika.

Widodo. (2006). Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal. Buletin Puspendik, [online] 3 (2), 18-29. Tersedia: http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1 &cad=rja&uact=8&ved=0CBkQFjAA&url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu %2FDirektori%2FFPMIPA%2FJUR._PEND._BIOLOGI%2F1967052719 92031ARI_WIDODO%2F2006Taksonomi_Bloom_dan_alat_evaluasi.pdf &ei=QwiYU6HGBsKNuATfn4JQ&usg=AFQjCNFXz5dJjWIv5Ppg63Xy Cs84yzHXsA&bvm=bv.68693194,d.c2E [8 April 2014].

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.3 Desain Penelitian
Tabel 3.4 Hubungan Antar Variabel
TABEL 3.5 KRITERIA ACUAN VALIDITAS SOAL

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurningsih (2005) dalam Dewi (2008) yang menyebutkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang negatif terhadap

 Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai modifikasi wadah tanam yang dapat digunakan untuk menanam tanaman sayur berdasarkan pengamatan dari gambar berdasarkan

&#34;Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan (studi pada bank umum syariah di

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Matematika. © Novian Nurcahyo 2014

Berdasarkan hasil penelitian, pada jarak tanam 100x50x45 cm (kontrol) dan pemberian pupuk ZA 10 gram menunjukkan hasil terbaik pada parameter tinggi tanaman, diameter batang,

Berdasarkan hasil koreksi aritmatik dan evaluasi penawaran terhadap 4 (empat) peserta yang memasukkan penawaran, Pokja Pengadaan Barang/Jasa ULP Kabupaten Aceh Barat Daya, sesuai

maka Pokja Pengadaan Barang, Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya Pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Anggaran 2014 mengumumkan Paket tersebut di

[r]