2117/UN.40.2.8/PL/2014
MIGRAN PKL DAN DAMPAKNYA TERHADAP
KETERTIBAN SOSIAL
(Studi Kasus di Pasar Anyar Kota Bogor)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi
Oleh
Seli Septiana Pratiwi 1001798
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Migran PKL Dan Dampaknya
Terhadap Ketertiban Sosial
(Studi Kasus di Pasar Anyar Kota
Bogor)
Oleh
Seli Septiana Pratiwi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Seli Septiana Pratiwi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Struktur Organisasi ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12
A. Teori Fungsionalisme Struktural ... 12
B. Adaptasi ... 14
C. Migrasi ... 16
1. Pengertian Migrasi ... 17
2. Jenis-Jenis Migrasi ... 17
3. Faktor-Faktor Penyebab Migrasi ... 19
D. Pedagang Kaki Lima ... 20
1. Asal Usul Istilah Pedagang Kaki Lima ... 20
2. Pengertian Pedagang Kaki Lima ... 21
3. Ciri-Ciri Pedagang Kaki Lima ... 22
4. Klasifikasi Pedagang Kaki Lima ... 22
5. Jenis Dagangan ... 24
F. Ketertiban Sosial ... 26
G. Pembelajaran Sosiologi... 28
1. Makna Belajar dan Pembelajaran ... 28
2. Pembelajaran Sosiologi di SMA ... 30
3. Model-Model Pembelajaran Sosiologi ... 31
4. Fenomena PKL sebagai Bahan dan Sumber Pembelajaran Sosiologi ... 32
H. Penelitian Terdahulu ... 33
I. Asumsi ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 35
1. Lokasi Penelitian ... 35
2. Subjek Penelitian ... 35
B. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian ... 36
1. Pendekatan Penelitian ... 36
2. Metode Penelitian ... 37
C. Definisi Operasional ... 38
D. Instrumen Penelitian ... 38
E. Tahap Penelitian ... 39
1. Tahap Pra Penelitian ... 39
2. Tahap Perizinan Penelitian... 40
3. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 40
F. Teknik Pengumpulan Data... 41
1. Observasi ... 41
2. Wawancara ... 42
3. Studi Dokumentasi ... 43
4. Studi Literatur ... 44
5. Triangulasi ... 44
G. Teknik Analisis Data ... 45
1. Reduksi Data ... 47
3. Kesimpulan/Verifikasi ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 50
1. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 50
2. Potensi PKL di Pasar Anyar Kota Bogor ... 52
3. Keanggotaan PKL di Pasar Anyar Kota Bogor ... 52
4. Sanksi dan Denda yang Dijatuhkan Kepada Para PKL ... 53
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 54
1. Proses dan Asal-Usul Datangnya Migran PKL di Pasar Anyar Kota Bogor ... 55
2. Faktor-Faktor Penyebab PKL di Pasar Anyar Kota Bogor Mengganggu Ketertiban Sosial ... 60
3. Upaya-Upaya yang Dilakukan untuk Menertibkan PKL di Pasar Anyar Kota Bogor ... 67
4. Pemanfaatan Kasus PKL di Pasar Anyar Kota Bogor Dalam Pembelajaran Sosiologi Sebagai Bahan Ajar ... 75
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 80
1. Proses dan Asal-Usul Datangnya Migran PKL di Pasar Anyar Kota Bogor ... 80
2. Faktor-Faktor Penyebab PKL di Pasar Anyar Kota Bogor Mengganggu Ketertiban Sosial ... 85
3. Upaya-Upaya yang Dilakukan untuk Menertibkan PKL di Pasar Anyar Kota Bogor ... 89
4. Pemanfaatan Kasus PKL di Pasar Anyar Kota Bogor Dalam Pembelajaran Sosiologi Sebagai Bahan Ajar ... 92
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 97
A. Simpulan ... 97
1. Simpulan Umum ... 97
2. Simpulan Khusus ... 99
B. Saran ... 100
LAMPIRAN ... 105
Lampiran 1 SK Skripsi ... 106
Lampiran 2 Buku Laporan Kemajuan Penulisan Skipsi ... 111
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ... 115
Lampiran 4 Instrumen Penelitian ... 121
Lampiran 5 Hasil Observasi dan Deskripsi Hasil Wawancara ... 133
Lampiran 6 Profil Unit Pasar Kebon Kembang dan Paguyuban PKL Pasar Anyar Kota Bogor ... 172
Lampiran 7 Dokumen Peraturan Daerah ... 183
Lampiran 8 Foto Dokumentasi ... 249
ABSTRAK
Migran PKL Dan Dampaknya Terhadap Ketertiban Sosial (Studi Kasus di Pasar Anyar Kota Bogor)
Manusia tentu menginginkan kehidupan yang lebih baik lagi, tempat yang dianggap dapat mewujudkan keinginan tersebut yaitu wilayah perkotaan. Kehidupan masyarakat di perkotaan akan sangat jauh berbeda dengan kehidupan masyarakat di pedesaan, hal ini yang menyebabkan ketertarikan untuk melakukan perpindahan atau migrasi. Masyarakat yang melakukan perpindahan dari desa ke kota disebut dengan migran. Para migran ini cenderung memiliki pemikiran bahwa lebih mudah mendapatkan pekerjaan di perkotaan, padahal pekerjaan di perkotaan memiliki persaingan yang tinggi dan ketat serta harus disertai dengan keahlian yang mumpuni. Para migran yang tersingkir dari pekerjaan sektor formal kemudian memilih pekerjaan di sektor informal yaitu sebagai Pedagang Kaki Lima (PKL). PKL ini kemudian menyebabkan masalah baru muncul yaitu yang berkaitan dengan ketertiban sosial, ketertiban sosial yang dimaksud disini yaitu yang berkaitan dengan kemacetan, kebersihan dan keamanan. PKL biasanya akan memilih lokasi yang ramai agar mudah ditemukan keberadaannya, salah satu tempat yang biasanya digunakan oleh PKL adalah pasar. Pasar Anyar Kota Bogor merupakan pasar yang tempatnya strategis yaitu berada dipusat kota, sehingga tidak pernah sepi dari pembeli baik dari Kota Bogor maupun dari luar Kota Bogor. Hal ini yang memunculkan ketertarikan migran PKL untuk berjualan di Pasar Anyar Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses dan asal-usul datangnya migran PKL ke Kota Bogor, faktor-faktor yang menyebabkan migran PKL berjualan tidak beraturan serta upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menertibkan migran PKL. Pada penelitian yang dilakukan di Pasar Anyar Kota Bogor mengenai migran PKL menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pendekatan dan metode yang dipilih untuk lebih memahami dan menggambarkan secara lebih terperinci dan mendalam mengenai migran PKL di Pasar Anyar Kota Bogor. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, studi literatur, dan studi dokumentasi. Temuan dari penelitian mengenai dampak migran PKL adalah : (1) Para migran PKL ini mayoritas berasal dari luar Pulau Jawa, mendapat informasi mengenai Kota Bogor dan Pasar Anyar dari keluarga atau teman satu daerah asal yang sudah terlebih dahulu tinggal di Kota Bogor; (2) Faktor pendorong melakukan migrasi disebabkan keinginan untuk mencari nafkah, keinginan untuk merantau, keinginan untuk mencari pengalaman baru, dan ikut dengan keluarga; (3) Pemilihan pekerjaan sebagai PKL disebabkan keterbatasan modal usaha, tidak memiliki keahlian lain, dan meneruskan usaha keluarga; (4) Faktor yang menyebabkan migran PKL mengganggu ketertiban adalah lokasi lapak, pengunjung yang lebih sering berbelanja kepada PKL, kebersihan lapak PKL kurang terpelihara; (5) Upaya-upaya yang dilakukan dengan penerapan peraturan dan saksi serta penertiban lapak PKL; (6) Kasus PKL di Pasar Anyar Kota Bogor dapat dijadikan sumber dan bahan pembelajaran dalam mata pelajaran sosiologi.
ABSTRACT
Migrant Hawkers And The Impact To Social Order (Case Studies In Pasar Anyar Of Bogor City)
The human certainly want a better life, a place that is considered to realize the desire that urban areas. Life in urban communities will be very much different from the lives of people in rural areas, which is why the interest to make the move or migration. People who moving from rural to urban called migrants. These migrants tend to have the thought that it is easier to get a job in urban areas, whereas in urban jobs have a high and tight competition and must be accompanied by a qualified expertise. The migrants are excluded from formal sector employment then choose employment in the informal sector as hawkers, namely hawkers (PKL). Then hawkers led to new problems arise that are related to the social order, social order in question here is related to congestion, cleanliness and safety. Hawkers will usually choose the location that crowded so you can easily find its existence, one of which is usually used by hawkers is the market. Pasar Anyar of Bogor City is a market place that is located at the center of the city, so it is never empty of shoppers both Bogor city and outside of Bogor City. It is appear interesting migrant hawkers to sell in Pasar Anyar of Bogor City. This research intend to determine the origin of the process and the arrival of migrant hawkers to the Bogor City, the factors that cause the irregular migrant hawkers selling and the efforts made by the government to curb migrant hawkers. In the research conducted in Pasar Anyar of Bogor City migrant hawkers using a qualitative approach with case study methods. Approaches and methods chosen to better understand and describe in more detail and depth of the migrant hawkers in the Pasar Anyar of Bogor City. Data collection techniques used were observation, interviews, literature study, and study documentation. The findings of the research on the impact of migrant hawkers are: (1) The majority of migrant hawkers come from outside the Java Island, received information about the Bogor City and Pasar Anyar from family or friends of the region of origin who are already living in the Bogor city; (2) factors driving migration caused a desire to earn a living, the desire to go abroad, the desire to seek new experiences, and share with family; (3) Selection of work as hawkers due to lack of venture capital, do not have any other skills, and continue the family business; (4) Factors that cause migrant hawkers stalls disturbing is the location, visitors are more likely to shop at hawkers, hawkers stall cleanliness poorly maintained; (5) The efforts made by the application of rules and witnesses as well as the control of stall hawkers; (6) The case of hawkers in the Pasar Anyar of Bogor City can be used as material for teaching and learning resource of sociology.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menjalani kehidupan manusia tidak dapat hidup sendiri, oleh sebab
itu manusia tersebut menyatu pada struktur masyarakat guna mencapai tujuan
yang di cita-citakan. Paul.B.Horton (dalam Setiadi, 2011:36) mendefinisikan
masyarakat sebagai sekumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama
cukup lama, mendiami wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan
melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok tersebut.
Berbicara mengenai masyarakat tentu saja tidak terlepas dari dinamika
didalamnya. Di Indonesia sendiri secara umum terdapat dua bagian
masyarakat yaitu masyarakat yang tinggal diperkotaan (urban community) dan
masyarakat yang tinggal dipedesaan (rural community). Soekanto (2007:138)
menjelaskan bahwa antara masyarakat perkotaan dan pedesaan terdapat
perbedaan perhatian terutama dalam hal keperluan hidupnya.
Banyak yang dapat menjadi faktor pendorong (push factor) di pedesaan
dan faktor penarik (pull factor) di perkotaan yang menyebabkan masyarakat
melakukan migrasi. Bukan hal yang tabu lagi bahwa masyarakat akan
cenderung melakukan mobilisasi ke wilayah-wilayah yang dianggap dapat
mewujudkan harapan serta cita-citanya untuk menuju kehidupan yang lebih
baik. Salah satu lingkungan yang dianggap dapat mewujudkan harapan
tersebut yaitu wilayah perkotaan. Perbedaan kualitas kehidupan antara kota
dan desa tersebut yang menjadi penyebab terjadinya migrasi ke wilayah di
perkotaan secara besar-besaran.
Pekerjaan merupakan salah satu faktor pendorong bagi masyarakat yang
tinggal di pedesaan untuk melakukan perpindahan. Persepsi masyarakat
tentang lingkungan perkotaan yang mewah, modern serta jenis pekerjaan yang
heterogen dan mudah mendapatkannya merupakan kesalah pahaman pada
tersebut pada akhirnya mempengaruhi pertumbuhan penduduk di perkotaan
yang tinggi dan cepat.
Pekerjaan diperkotaan menuntut setiap individu memiliki skill yang tinggi
sehingga pendidikan formal menjadi salah satu penentu keberhasilan
mendapatkan pekerjaan di wilayah perkotaan. Terbatasnya lapangan pekerjaan
menjadikan setiap individu berusaha sebaik mungkin untuk bisa bersaing
dengan yang lainnya guna mendapatkan pekerjaan pada sektor-sektor formal.
Tingkat persaingan di perkotaan mengenai pekerjaan sangat tinggi, sehingga
diperlukan keahlian dan pengalaman kerja yang cukup untuk dapat memenuhi
kualifikasi yang diinginkan. Kebanyakan masyarakat desa yang melakukan
migrasi minim dalam segi keahlian, pada umumnya masyarakat tersebut
memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehingga tidak mampu bersaing. Hal
ini yang kemudian memberikan efek berantai bagi masalah – masalah yang
muncul di perkotaan. Tersingkirnya dari persaingan pekerjaan menyebabkan
banyak masyarakat pendatang yang pada akhirnya menjadi pengangguran, hal
ini tentu saja menambah beban kota karena akan semakin banyak masyarakat
miskin yang tinggal di perkotaan.
Adapun masyarakat yang melakukan migrasi tetapi tidak memiliki
keahlian apapun kemudian bekerja pada sektor-sektor informal.
Pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak jarang merupakan Pekerjaan-pekerjaan yang menuntut tenaga
fisik yang kuat, merupakan kategori pekerjaan kasar dan berhubungan dengan
keadaan yang kotor. Melihat kenyataan tersebut para migran terus berusaha
mencari pekerjaan yang dianggap lebih baik dan tidak memerlukan keahlian
khusus dalam menjalankannya.
Menurut UU No.25 Tahun 1997 Pasal 1 Tentang Ketenagakerjaan, usaha
sektor informal merupakan kegiatan orang perseorangan atau keluarga, atau
beberapa orang yang melaksanakan usaha bersama untuk melakukan kegiatan
ekonomi atas dasar kepercayaan dan kesepakatan, dan tidak berbadan hukum.
3
kerja dalam hubungan kerja sektor informal dengan menerima upah dan/atau
imbalan.
Menjadi Pedagang Kaki Lima (PKL) merupakan salah satu alternatif
pilihan karena dengan modal yang tidak besar mereka dapat meneruskan
kehidupannya dibandingkan harus pulang kembali ke daerah asal. Menjadi
PKL juga dianggap lebih baik karena dalam melakukannya mereka tidak
memerlukan tenaga fisik yang besar serta tidak harus bersentuhan dengan
tempat-tempat yang keadaannya kotor. Akan tetepi, kemunculan PKL ini
menjadi masalah baru lagi diperkotaan. Menjamurnya PKL tersebut
menyebabkan wilayah-wilayah tertentu diperkotaan terlihat tidak teratur,
padahal kota seharusnya menjadi wilayah percontohan dengan pola kehidupan
yang lebih teratur, bersih dan mengambarkan kehidupan yang modern dan
lebih baik dalam segi penataan kotanya.
Ketertiban yang terjadi dalam masyarakat dapat terwujud jika masyarakat
didalamnya telah melaksanakan kewajiban-kewajibannya serta berprilaku
sesuai dengan norma dan nilai yang terdapat didalamnya. Para pendatang yang
hijrah ke wilayah perkotaan umumnya masih lekat dengan kehidupannya
dipedesaan. Mereka secara cepat dituntut untuk bisa beradaptasi dengan baik
dengan kondisi kehidupan di perkotaan. Semakin beragam latar belakang
masyarakat di dalamnya semakin beragam juga kebudayaan serta pola-pola
interaksi. Ketidakteraturan di perkotaan seakan telah menjadi hal yang lumrah
terjadi, pelanggaran-pelanggaran menjadi suatu hal yang biasa bahkan
kemudian dibenarkan dalam masyarakat, padahal di perkotaan juga terdapat
norma-norma serta nilai-nilai yang mengatur masyarakat didalamnya.
Menurut Setiadi dan Kolip (2011:853), permasalahan sosial di perkotaan
tidak hanya terbatas pada masalah pekerjaan dan pengangguran saja tetapi
dapat juga diringkas sebagai berikut : (1) masalah pencemaran dan sampah;
(2) masalah pengangkutan dalam kota; (3) masalah pertumbuhan penduduk
yang tinggi dan cepat; (4) masalah pemukiman yang tidak memenuhi
kalangan penduduknya (pengangguran, kemiskinan, kejahatan, dan hubungan
antar kelompok etnis).
Kota Bogor merupakan kota penyangga ibu kota yang menjadi salah satu
kota tujuan dari migrasi karena akses dan fasilitas ke ibu kota yang dianggap
cukup mudah. Jumlah pendatang yang terus menerus bertambah dari tahun ke
tahun menyebabkan kepadatan penduduk serta tingkat persaingan kerja yang
semakin dirasakan ketat. Para pendatang yang tidak dapat menembus pasar
kerja formal pada akhirnya memilih bekerja pada sektor informal atau menjadi
pengangguran. Para migran yang memilih bekerja menjadi PKL secara
otomatis akan memilih tempat-tempat yang dianggap ramai sebagai tempat
berjualan. Salah satu tempat yang dianggap cocok sebagai tempat berjualan
adalah pasar. Keramaian dan menjadi salah satu tempat transaksi jual beli
menyebabkan pasar tidak akan sepi dari pengunjung, terlebih jika pasar
tersebut berada di wilayah yang strategis dan memiliki akses yang mudah.
Para migran yang memiliki modal yang minim cenderungan tidak dapat
menyewa kios atau tempat di dalam pasar sehingga mereka lebih memilih
berdagang diluar pasar atau menjadi PKL. Padahal berjualan diluar pasar juga
tidak terlepas dari pungutan-pungutan atau biaya-biaya retribusi yang harus
mereka bayarkan. Hal ini kemudian tidak jarang menyebabkan para pedagang
yang berada di dalam pasar memilih berdagang di luar pasar karena para
pembeli enggan masuk kedalam pasar mengingat barang-barang yang
dibutuhkannya telah tersedia di luar pasar dengan harga yang relatif lebih
murah.
Hal-hal tersebut membuat pasar terlihat tidak teratur, banyak
fasilitas-fasilitas publik yang kemudian beralih fungsi menjadi tempat berjualan. Selain
itu, fasilitas lainnya juga menjadi tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
Selain ketidakteraturan yang terlihat, masalah kebersihan juga menjadi sorotan
karena didalam masyarakat tidak jarang menganggap bahwa pasar tradisional
identik dengan keadaan yang tidak layak, becek serta wilayah yang kotor
5
Kondisi ini menyebabkan masyarakat cederung akan memilih berbelanja
pada pusat-pusat perbelanjaan modern dengan segala fasilitas didalamnya. Hal
ini telah membuktikan bahwa masyarakat menginginkan sebuah kondisi dan
situasi yang tertib dan bersih. Penertiban bukan lagi merupakan hal yang asing
bagi para PKL, mereka cenderung kembali ke tempat-tempat asalnya
berjualan bahkan banyak yang kemudian mendirikan bangunan permanen.
Penertiban ini tidak jarang menimbulkan sebuah konflik sosial di dalamnya,
dalam hal ini tetap saja masyarakat yang akan dirugikan.
Para migran PKL yang telah dianggap sukses kemudian mengajak sanak
saudara atau kerabatnya untuk ikut tinggal di perkotaan. Hal ini tentu menjadi
masalah baru karena daya tampung kota akan semakin sempit terlebih lagi
para pendatang ini belum tentu memiliki keahlian yang diharapkan. PKL
migran yang mengajak sanak saudara atau kerabatnya untuk bekerja di
perkotaan umumnya karena merasa kehidupannya di perkotaan dapat dinilai
sukses.
Berdasarkan hasil pra penelitian yang telah dilaksanakan peneliti, di Kota
Bogor Pasar Anyar merupakan salah satu tempat pilihan para PKL berjualan
karena letaknya yang strategis berada di pusat kota dan mudah dalam hal
transportasi. Selain itu, pemilihan lokasi juga disebabkan karena Pasar Anyar
memiliki luas yang lebih besar dibandingkan pasar lainnya di Kota Bogor.
PKL yang berada di Pasar Anyar juga jarang bahkan hampir tidak pernah
terkena razia penertiban oleh aparat pemerintah setempat.
Para PKL yang berjualan di Pasar Anyar menjajakan berbagai macam
kebutuhan pokok masyarakat. Tempat-tempat yang dipilih oleh para pedagang
untuk berjualan kebanyakan berada di trotoar jalan, jalan raya, hingga ke dekat
perlintasan kereta api. Para pembeli di Pasar Anyar juga lebih sering
berbelanja di PKL dibandingkan di dalam pasar. Disamping itu para PKL di
Pasar Anyar Kota Bogor dikelola oleh dua pihak yaitu oleh PD. Pasar Pakuan
Jaya dan oleh Paguyuban Pedagang Kaki Lima Pasar Anyar.
Berdasarkan paparan diatas menarik perhatian peneliti untuk meneliti lebih
PKL yang berasal dari luar Kota Bogor guna melihat dampak yang
ditimbulkan oleh keberadaan mereka. Hal ini dengan harapan akan
ditemukannya solusi untuk menertibkan para PKL di Pasar Anyar Kota Bogor.
Oleh sebab itu penulis mengambil judul “Migran PKL dan Dampaknya Terhadap Ketertiban Sosial (Studi Kasus di Pasar Anyar Kota Bogor)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat di identifikasi beberapa
masalah, sebagai berikut :
1. Migran yang tidak memiliki skill tidak dapat bekerja pada sektor
formal, dan beberapa diantaranya memilih bekerja sebagai PKL.
2. Keberadaan PKL di Pasar Anyar Kota Bogor menyebabkan
munculnya masalah baru khususnya menyangkut ketertiban sosial
seperti kemacetan dan kebersihan.
3. PKL di Pasar Anyar hampir tidak pernah terkena razia penertiban.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas dapat dilanjutkan
kedalam pertanyaan penelitian, sebagai berikut :
1. Bagaimanakah proses dan asal-usul datangnya migran PKL di Pasar
Anyar Kota Bogor ?
2. Faktor-Faktor apa sajakah yang menyebabkan PKL di Pasar Anyar
berjualan tidak beraturan dan cenderung mengganggu ketertiban sosial
?
3. Upaya-upaya apa saja yang sudah dilakukan baik oleh pemerintah
daerah Kota Bogor maupun masyarakat dalam upaya menertibkan
PKL di Pasar Anyar Kota Bogor ?
4. Bagaimanakah pembelajaran sosiologi dapat memanfaatkan kasus
PKL di Pasar Anyar Kota Bogor sebagai bahan ajar untuk membina
7
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengungkapkan informasi-informasi mengenai Migran PKL dalam
melaksanakan ketertiban sosial.
2. Tujuan Khusus
a) Diketahuinya proses dan asal-usul datangnya migran PKL di Pasar
Anyar Kota Bogor.
b) Diketahuinya faktor-faktor yang menyebabkan PKL di Pasar Anyar
Kota Bogor berdagang tidak beraturan dan cenderung mengganggu
ketertiban sosial.
c) Diketahuinya upaya-upaya yang sudah dilakukan baik oleh
pemerintah daerah Kota Bogor maupun masyarakat dalam upaya
menertibkan PKL di Pasar Anyar Kota Bogor.
d) Diketahuinya pembelajaran sosiologi memanfaatkan kasus PKL di
Pasar Anyar Kota Bogor sebagai bahan ajar untuk membina
perilaku masyarakat dalam menjaga ketertiban sosial.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoretik
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk menambah
khasanah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
masalah-masalah ketertiban sosial khususnya dalam kajian sosiologi perkotaan.
2. Manfaat Praktis
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara para
PKL untuk dapat mengungkapkan masalah-masalah yang mereka
b) Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti untuk
mendapatkan informasi mengenai perilaku migran PKL di Pasar
Anyar Kota Bogor dalam hal ketertiban sosial.
c) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi
serta bahan pertimbangan untuk menertibkan para PKL di daerah
Kota Bogor khususnya wilayah Pasar Anyar oleh
lembaga-lembaga terkait.
F. Struktur Organisasi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Struktur Organisasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Fungsionalisme Struktural
B. Adaptasi
C. Migrasi
1. Pengertian Migrasi
2. Jenis-Jenis Migrasi
3. Faktor-Faktor Penyebab Migrasi
D. Pedagang Kaki Lima
1. Asal Usul Istilah Pedagang Kaki Lima
2. Pengertian Pedagang Kaki Lima
3. Ciri-Ciri Pedagang Kaki Lima
4. Klasifikasi Pedagang Kaki Lima
5. Jenis Dagangan
E. Penyimpangan Sosial
9
G. Pembelajaran Sosiologi
1. Makna Belajar dan Pembelajaran
2. Pembelajaran Sosiologi di SMA
3. Model-Model Pembelajaran Sosiologi
4. Fenomena PKL sebagai Bahan dan Sumber Pembelajaran Sosiologi
H. Penelitian Terdahulu
I. Asumsi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Subjek Penelitian
B. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
2. Metode Penelitian
C. Definisi Operasional
D. Instrumen Penelitian
E. Tahap Penelitian
1. Tahap Pra Penelitian
2. Tahap Perizinan Penelitian
3. Tahap Pelaksanaan Penelitian
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
2. Wawancara
3. Studi Dokumentasi
4. Studi Literatur
5. Triangulasi
G. Teknik Analisis Data
1. Reduksi Data
2. Penyajian Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
2. Potensi PKL di Pasar Anyar Kota Bogor
3. Keanggotaan PKL di Pasar Anyar Kota Bogor
4. Sanksi dan Denda yang Dijatuhkan Kepada Para PKL
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Proses dan Asal-Usul Datangnya Migran PKL di Pasar Anyar Kota
Bogor
2. Faktor-Faktor Penyebab PKL di Pasar Anyar Kota Bogor
Mengganggu Ketertiban Sosial
3. Upaya-Upaya yang Dilakukan untuk Menertibkan PKL di Pasar
Anyar Kota Bogor
4. Pemanfaatan Kasus PKL di Pasar Anyar Kota Bogor Dalam
Pembelajaran Sosiologi Sebagai Bahan Ajar
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Proses dan Asal-Usul Datangnya Migran PKL di Pasar Anyar Kota
Bogor
2. Faktor-Faktor Penyebab PKL di Pasar Anyar Kota Bogor
Mengganggu Ketertiban Sosial
3. Upaya-Upaya yang Dilakukan untuk Menertibkan PKL di Pasar
Anyar Kota Bogor
4. Pemanfaatan Kasus PKL di Pasar Anyar Kota Bogor Dalam
Pembelajaran Sosiologi Sebagai Bahan Ajar
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Simpulan Umum
2. Simpulan Khusus
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
11
Lampiran 1 SK Skripsi
Lampiran 2 Buku Laporan Kemajuan Penulisan Skipsi
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 Instrumen Penelitian
Lampiran 5 Hasil Observasi dan Deskripsi Hasil Wawancara
Lampiran 6 Profil Unit Pasar Kebon Kembang dan Paguyuban PKL Pasar
Anyar Kota Bogor
Lampiran 7 Dokumen Peraturan Daerah
Lampiran 8 Foto Dokumentasi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi pada penelitian ini di Pasar Anyar Kota Bogor yang beralamat
di Jalan Dewi Sartika No.10 Kota Bogor. Adapun pemilihan Pasar Anyar
sebagai lokasi penelitian karena beberapa alasan sebagai berikut :
a. Letak Pasar Anyar yang berada di Pusat Kota dan terdapat
perlintasan kereta api.
b. Pasar Anyar menjadi tujuan akhir dari beberapa trayek angkutan
kota sehingga menimbulkan kemacetan sepanjang hari.
c. Pedagang Kaki Lima yang berjualan jumlahnya lebih banyak
dibandingkan dengan pasar lainnya di Kota Bogor bahkan hingga
ke perlintasan kereta api.
d. Pasar Anyar tidak pernah sepi dari pembeli.
2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian di Pasar Anyar Kota Bogor peneliti menggunakan
purposive sampling untuk teknik pengambilan subjek penelitian. Menurut
Sugiyono (2007:53-54) purposive sampling adalah teknik pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Kaitannya dengan
penelitian yang dilakukan di Pasar Anyar pengambilan sampel didasarkan
kepada orang-orang yang paham dengan kondisi dan situasi di Pasar
Anyar Kota Bogor. Adapun Subjek penelitiannya sebagai berikut :
a. Pengelola Unit Pasar Kebon Kembang Kota Bogor.
b. Pengurus Paguyuban Pedagang Kaki Lima Pasar Anyar Kota
Bogor.
c. Pembeli di Pasar Anyar Kota Bogor.
d. Pedagang Kaki Lima di Pasar Anyar Kota Bogor.
36
B. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang dilakukan terhadap migran pedagang kaki lima di
Pasar Anyar Kota Bogor merupakan kajian terhadap pedagang kaki lima
yang berasal dari luar daerah. Pada penelitian ini dilihat dampak dan
pengaruh pedagang yang berasal dari luar daerah terhadap lingkungannya
khususnya yang berkaitan dengan ketertiban sosial. Menurut Moleong
(2000:30) penelitian pada hakikatnya merupakan wahana untuk
menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih karena peneliti beranggapan
masalah-masalah yang menjadi fokus penelitian masih dapat berubah saat
berlangsungnya penelitian maupun setelah berlangsungnya penelitian,
yang dalam penelitian ini hal-hal yang berhubungan dengan migran
pedagang kaki lima di Pasar Anyar Kota Bogor. Menggunakan pendekatan
ini dapat melihat secara keseluruhan dari kondisi sosial yang terjadi di
lapangan yang meliputi perilaku, tempat serta aktivitas yang dilakukan
oleh subjek penelitian.
Adapun pengertian penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor
(dalam Moleong, 2000:3) sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Sejalan dengan pendapat tersebut Kirk dan
Miller (dalam Moleong, 2000:3) mendefinisikan penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam
bahasanya dan dalam peristilahannya.
Berdasarkan pengertian penelitian kualitatif yang telah dijelaskan oleh
beberapa ahli tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian
kualitatif merupakan pengamatan pada manusia mengenai hubungan dan
data-data dalam bentuk tulisan maupun lisan. Oleh sebab itu, penelitian
kualitatif erat kaitannya dengan subjek penelitian terutama perilakunya
serta lingkungan tempat subjek penelitian.
Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian di Pasar Anyar Kota Bogor
dipilih agar peneliti dapat lebih mudah mengamati hubungan dan perilaku
para migran pedagang kaki lima di Pasar Anyar Kota Bogor dengan para
pedagang lainnya, pembeli dan pengelola pasar. Selain itu peneliti dapat
fokus pada tujuan penelitian yaitu mengenai dampak yang diakibatkan
keberadaan pedagang kaki lima terhadap ketertiban sosial di Pasar Anyar
Kota Bogor. Penelitian ini juga memerlukan kemampuan komunikasi yang
baik dari peneliti agar tujuan dari penelitian ini dapat tercapai.
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif dengan teknik studi kasus. Menurut Arikunto (2006:142)
penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif
terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga, atau gejala
tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi
daerah atau subjek yang sangat sempit, tetapi ditinjau dari sifat penelitian,
penelitian kasus lebih mendalam.
Menurut Nasution (1987:45) studi kasus adalah bentuk penelitian yang
mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia
didalamnya. Studi kasus dapat dilakukan terhadap seorang individu,
sekelompok individu, segolongan manusia, lingkungan hidup manusia
atau lembaga sosial. Studi kasus dapat mengenai perkembangan sesuatu,
dapat pula memberi gambaran tentang keadaan yang ada.
Berdasarkan pengertian tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa
penelitian dengan menggunakan metode studi kasus adalah bentuk
penelitian yang dilakukan secara intensif dan mendalam mengenai suatu
aspek di dalam lingkungan sosial manusia, seperti terhadap suatu
organisasi, lembaga, atau gejala tertentu yang akan memberikan gambaran
38
penelitian yang dilakukan secara intensif dan mendalam mengenai dampak
keberadaan migran pedagang kaki lima di Pasar Anyar Kota Bogor
terhadap ketertiban sosial.
Penggunaan metode studi kasus dapat melihat perilaku migran
pedagang kaki lima yang berdampak terhadap ketertiban sosial di
lingkungan Pasar Anyar Kota Bogor. Penelitian dengan studi kasus juga
diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan
yang berkaitan dengan ketertiban sosial di lingkungan Pasar Anyar Kota
Bogor yang dilakukan oleh para migran pedagang kaki lima. Berdasarkan
hal tersebut peneliti diharapkan dapat mengungkapkan fakta-fakta yang
terjadi yang berkaitan dengan ketertiban sosial di lingkungan Pasar Anyar
Kota Bogor.
C. Definisi Operasional 1. Migran
Merupakan seseorang yang berpindah dari suatu wilayah politik atau
administratif ke tempat lainnya.
2. Pedagang Kaki Lima (PKL)
Pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat golongan ekonomi lemah
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan modal yang
rendah dan tempat berdagang yang tidak memiliki izin serta tidak menetap
dan bersifat sementara.
3. Ketertiban Sosial
Sistem kemasyarakatan, hubungan dan kebiasaan yang berlangsung
secara lancar demi mencapai sasaran masyarakat.
D. Instrumen Penelitian
Pada penelitian kualitatif peneliti memiliki fungsi sebagai instrumen
penelitian. Menurut Moleong (2007:168) pada penelitian kualitatif yang
menjadi ciri utamanya yaitu manusia sangat berperan dalam keseluruhan
sendiri yang menjadi instrumennya. Ciri manusia sebagai instrumen ialah
harus responsif, dapat menyesuaikan diri, menekankan keutuhan,
mendasarkan kesempatan untuk mengklarifikasikan dan mengikhtisarkan
dan mencari respons yang tidak lazim.
Menurut Sugiyono (2007:61) dalam penelitian kualitatif pada awalnya
permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrumen adalah
peneliti sendiri. Namun, setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka
kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana. Pada
penelitian di Pasar Anyar Kota Bogor mengenai ketertiban sosial
instrumen penelitian yang digunakan berupa pedoman observasi dan
pedoman wawancara.
E. Tahap Penelitian
Sebuah penelitian tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan apabila
dilakukan tanpa persiapan dan tidak secara sistematis. Oleh sebab itu, agar
penelitian yang berjudul “Migran PKL dan Dampaknya terhadap Ketertiban Sosial (studi kasus di Pasar Anyar Kota Bogor)” dapat bencapai tujuan yang
diinginkan penulis menyusun langkah-langkah penelitiannya sebagai berikut :
1. Tahap Pra Penelitian
Pada tahap ini yang pertama kali dilakukan adalah memilih masalah,
menentukan judul dan memilih lokasi penelitian. Dalam penelitian ini
lokasi yang dipilih oleh peneliti yaitu Pasar Anyar Kota Bogor yang
beralamat di Jalan Dewi Sartika No.10 Kota Bogor. Kemudian setelah
ditentukan subjek penelitiannya kemudian dilakukan tahap pra penelitian.
Pada tahap pra penelitian ini dilakukan studi pendahuluan untuk
melihat gambaran awal mengenai subjek penelitian. Pada tahap ini peneliti
melakukan observasi terhadap wilayah yang akan diteliti untuk
mendapatkan informasi mengenai wilayah tersebut. Peneliti melakukan
wawancara pada pihak-pihak yang dianggap mengetahui subjek penelitian
sebagai gambaran awal dari penelitian yang dilakukan di Pasar Anyar
40
2. Tahap Perizinan Penelitian
Agar penelitian yang dilakukan mendapat legalitas, peneliti terlebih
dulu harus mengurus prosedur perizinan dalam penelitian. Prosedur
tersebut sebagai berikut :
a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Ketua
Program Studi Pendidikan Sosiologi untuk direkomdasikan kepada
Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bogor.
b. Menyerahkan surat rekomendasi kepada Kepala Dinas Kesatuan
Bangsa dan Politik Kota Bogor.
c. Kepala Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bogor
mengeluarkan surat izin penelitian kepada PD. Pasar Pakuan Jaya
dan Dinas Pendidikan Kota Bogor.
d. Kepala kantor PD. Pasar Pakuan Jaya mengeluarkan izin
melakukan penelitian yang diserahkan kepada Kepala Unit Pasar
Kebon Kembang. Dinas Pendidikan Kota Bogor memberikan izin
penelitian.
e. Konfirmasi dari Pasar Kebon Kembang untuk melakukan
penelitian di wilayahnya. Konfirmasi dari SMA di Kota Bogor
untuk dilakukan penelitian.
3. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap selanjutnya yang dilakukan setelah dilakukan pra penelitian
yaitu tahap pelaksanaan penelitian. Pada tahap ini peneliti terjun langsung
ke lapangan untuk mengumpulkan data-data yang terkait dengan penelitian
ini dengan teknik wawancara, observasi, dokumentasi dan literatur.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti, sebagai berikut :
a. Menghubungi staf Unit Pasar Kebon Kembang dan pihak sekolah
untuk mengkonfirmasi melakukan penelitian.
b. Memilih responden untuk dilakukan proses wawancara.
c. Mengadakan wawancara dengan responden yang telah ditentukan.
Setelah proses wawancara di lapangan selesai kemudian peneliti
menyusun data-data yang diperoleh menjadi sebuah laporan. Data-data
yang telah diperoleh melalui wawancara kemudian dicocokan dengan
data-data yang diperoleh melalui studi dokumentasi. Selama proses
tersebut peneliti juga melakukan kajian terhadap literatur-literatur yang
berkaitan dengan masalah penelitian yang dilakukan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian dapat diperoleh berdasarkan sumber, tempat
penelitian, serta cara penelitian. Hal ini bertujuan untuk memperoleh data
yang sesuai dengan standar penelitian yang ditetapkan. Berkaitan dengan
penelitian ini data penelitian dapat diperoleh melalui subjek penelitian yaitu
para migran yang menjadi pedagang kaki lima di Pasar Anyar Kota Bogor,
selain itu, data dapat diperoleh dari pengelola Unit Pasar Kebon Kembang
Kota Bogor, pengurus paguyuban pedagang kaki lima di Pasar Anyar Kota
Bogor, pembeli di Pasar Anyar Kota Bogor, dan Guru SMA di Kota Bogor.
Adapun tempat pengumpulan data penelitian adalah Pasar Anyar Kota Bogor.
Kemudian cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini
dapat dilakukan melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi, studi
literatur dan triangulasi.
1. Observasi
Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu melakukan pra-penelitian
yang bertujuan untuk melihat kondisi dan gambaran mengenai objek
penelitian. Observasi merupakan tahap pertama yang harus dilakukan oleh
peneliti untuk memperoleh hasil pra-penelitian. Observasi yang dilakukan
untuk melihat tiga hal yaitu kondisi tempat penelitian, aktivitas dari pelaku
penelitian dan pelaku dalam penelitian.
Pada penelitian ini tempat penelitian yang dimaksudkan adalah di
lingkungan Pasar Anyar Kota Bogor. Observasi yang dilakukan untuk
melihat secara keseluruhan hal-hal yang tidak dapat diungkapkan dengan
42
yang berkaitan dengan perilaku objek penelitian yaitu para migran PKL di
Pasar Anyar Kota Bogor.
Menurut Marshall (dalam Sugiyono 2007:64) menyatakan bahwa
“through observation, the researcher learn about behavior and the
meaning attacted to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar
tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Berdasarkan pengertian
tersebut maka dalam proses observasi ini peneliti belajar mengenai
perilaku para migran PKL di Pasar Anyar Kota Bogor yang menjadi objek
penelitian.
Melalui teknik observasi peneliti dapat secara langsung mengamati
kondisi dan situasi para migran di Pasar Anyar Kota Bogor, yang
diperlihatkan melalui interaksinya dengan sesama penjual maupun
pembeli, dan perilakunya yang berkaitan dengan ketertiban di lingkungan
tempatnya berdagang, hal ini untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
2. Wawancara
Dalam penelitian teknik wawancara digunakan apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari responden. Dalam penelitian
ini wawancara berguna untuk mendukung hasil dari observasi, wawancara
dapat digunakan untuk menemukan atau menggali lebih dalam mengenai
permasalahan yang tidak dapat dilakukan melalui teknik observasi.
Esterberg (dalam Sugiyono 2007:72) mendefinisikan wawancara
sebagai :
“a meaning of two persons to exchange information and idea through
question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Pada penelitian ini wawancara dilakukan secara tatap muka dengan
narasumber, sehingga selain peneliti melakukan tanya jawab peneliti juga
mengamati kondisi dan situasi narasumber ketika menjawab pertanyaan.
untuk menganalisis jawaban narasumber faktual atau tidaknya. Ketika
jawaban yang diberikan oleh narasumber dirasakan masih bias, maka
peneliti dapat melakukan wawancara ulang.
Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada
pihak-pihak terkait dengan keberadaan para migran PKL di Pasar Anyar
Kota Bogor, yaitu sebagai berikut :
a. Kepala kantor Unit Pasar Kebon Kembang Kota Bogor.
b. Pengurus Paguyuban Pedagang Kaki Lima Pasar Anyar Kota
Bogor.
c. Pembeli di Pasar Anyar Kota bogor.
d. Para migran PKL di Pasar Anyar Kota Bogor.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi diperlukan dalam sebuah penelitian kualitatif untuk
melengkapi pengumpulan data yang diambil menggunakan metode
observasi dan wawancara. Menurut Sugiyono (2007:83), hasil penelitian
dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel atau dapat dipercaya
kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah,
di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Data dokumentasi yang
dikumpulkan selama melakukan penelitian di Pasar Anyar Kota Bogor
diperoleh di PD. Pasar Pakuan Jaya dan Unit Pasar Kebon Kembang, yang
berupa :
a. Daftar Pedagang Kaki Lima di Unit Pasar Kebon Kembang Kota
Bogor.
b. Profil Unit Pasar Kebon Kembang Kota Bogor.
Moleong (2007:216) mendefinisikan dokumentasi ialah setiap bahan
tertulis ataupun film, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan
seorang penyidik. Sehingga, dokumen dapat membantu peneliti untuk
melengkapi data penelitian karena dokumen merupakan data pendukung
dari data-data yang telah diperoleh menggunakan metode observasi dan
44
4. Studi Literatur
Teknik pengumpulan data menggunakan studi literatur untuk
mengungkapkan teori-teori yang relevan dengan penelitian mengenai
ketertiban sosial. Teknik ini dilakukan dengan cara membaca dan
mempelajari berbagai literatur yang berhubungan dengan ketertiban sosial.
Literatur tersebut dapat berupa buku-buku, media masa, internet dan media
lainnya yang dapat membantu memberikan informasi mengenai subjek
penelitian.
5. Triangulasi
Sugiyono (2007:83) mendefinisikan triangulasi sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari beberapa teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam penelitian di
Pasar Anyar Kota Bogor peneliti menggabungkan teknik pengumpulan
data dengan metode observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi
literatur. Meskipun terdapat perbedaan dalam teknik pengumpulan data
namun sumber pengumpulan data yang digunakan sama.
Metode observasi dalam penelitian di Pasar Anyar Kota Bogor
digunakan untuk melihat kondisi dan situasi di lingkungan Pasar Anyar
Kota Bogor sebelum PKL berdagang, saat PKL berdagang dan setelah
PKL berdagang. Metode wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang
mengerti dan bersangkutan dengan objek yang diteliti. Narasumber
tersebut meliputi :
a. Kepala kantor Unit Pasar Kebon Kembang Kota Bogor.
b. Pengurus Paguyuban Pedagang Kaki Lima Pasar Anyar Kota
Bogor.
c. Pembeli di Pasar Anyar Kota Bogor.
d. Para migran PKL di Pasar Anyar Kota Bogor.
e. Guru mata pelajaran sosiologi di Kota Bogor.
Setelah menjalankan metode diatas kemudian data yang diperoleh
dilengkapi dengan data yang diperoleh dari teknik studi dokumentasi. Hal
dengan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Adapun dokumen
yang dijadikan bahan acuan, yaitu :
a. Daftar Pedagang Kaki Lima di Unit Pasar Kebon Kembang Kota
Bogor.
b. Profil Unit Pasar Kebon Kembang.
Tujuan digunakannya teknik triangulasi adalah untuk meningkatkan
pemahaman peneliti terhadap yang telah ditemukan dilapangan, bukan
untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena. Hal ini juga sesuai
dengan pendapat Sugiyono (2007:85) yang menyatakan bahwa :
“Tujuan penelitian kualitatif memang bukan semata-mata mencari kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subyek terhadap dunia sekitarnya. Dalam memahami dunia sekitarnya, mungkin apa yang dikemukakan subyek salah, karena tidak sesuai dengan teori, tidak
sesuai dengan hukum.”
Dengan penggunan teknik triangulasi data yang dihasilkan akan lebih
pasti dan konsisten. Triangulasi yang dilakukan pada penelitian ini
berdasarkan data yang dikumpulkan selama peneliti melakukan penelitian
di Pasar Anyar Kota Bogor.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data digunakan untuk menjawab rumusan masalah,
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sehingga data diperoleh
berdasarkan berbagai macam teknik pengumpulan data yang dilakukan secara
terus menerus hingga data tersebut mencapai titik jenuh. Menurut Sugiyono
(2007:87) dalam penelitian kualitatif data diperoleh dari berbagai sumber
dengan menggunakan teknik yang bermacam-macam (triangulasi), dan
dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Sugiyono (2007:89)
juga mengemukakan bahwa :
“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
46
Berdasarkan pendapat tersebut analisis data diperoleh dari berbagai
sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi,
wawancara dan dokumentasi yang dilakukan di Pasar Anyar Kota Bogor. Data
yang telah dikumpulkan tersebut kemudian dipilih dan dipelajari, berdasarkan
data yang telah dipilih dapat ditarik kesimpulan.
Dalam penelitian ini analisis data di fokuskan sebelum dan selama proses
di lapangan yaitu di Pasar Anyar Kota Bogor yang dilakukan bersamaan
dengan proses pengumpulan data. Analisis sebelum di lapangan dilakukan
dengan observasi di Pasar Anyar Kota Bogor untuk menentukan fokus dari
penelitian, karena fokus penelitian dalam kualitatif dapat berubah setelah
peneliti masuk ke lapangan. Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2007:91)
mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan kesimpulan/verifikasi. Langkah-langkah analisis menurut
Miles dan Huberman ditunjukkan pada gambar berikut :
Gambar 3.1
Komponen Dalam Analisis Data (flow model)
Periode pengumpulan data
Reduksi data
antisipasi selama setelah
Penyajian Data Analisis
selama setelah
Kesimpulan/Verifikasi
selama setelah
Berdasarkan gambar tersebut, setelah peneliti melakukan pengumpulan
data, kemudian peneliti melakukan anticipatory sebelum melakukan reduksi
data. Berikut ini merupakan model interaktif dalam analisis data menurut
Miles dan Huberman yang ditunjukan oleh gambar berikut :
Gambar 3.2
Komponen Dalam Analisis Data (interactive model)
Sumber : Sugiyono, 2007:92
1. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan untuk memilih hal-hal yang pokok dan
penting berdasarkan hasil penelitian di Pasar Anyar Kota Bogor. Hal
ini dilakukan agar data yang telah direduksi mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Sugiyono (2007:93)
menyatakan bahwa mereduksi data setiap peneliti akan dipandu tujuan
yang akan dicapai.
Reduksi data yang dilakukan untuk menemukan hal-hal yang
dianggap berbeda dari hasil pengumpulan data di Pasar Anyar Kota
Bogor. Proses ini memerlukan tingkat kepekaan atau sensitivitas yang
tinggi terhadap segala perubahan yang terjadi di lokasi penelitian yaitu
Pasar Anyar Kota Bogor sehingga data yang direduksi dapat
berkembang menjadi sebuah teori.
Data
collection
Data
display
Data
reduction
Conclusions:
48
2. Penyajian Data
Proses selanjutnya yang perlu dilakukan setelah melakukan proses
reduksi data yaitu penyajian data. Dalam penelitian ini penyajian data
dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat mengenai temuan selama
melakukan penelitian di Pasar Anyar Kota Bogor. Miles dan
Huberman (dalam Sugiyono,2007:95) menyatakan bahwa yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Berdasarkan hal tersebut pada penelitian ini disajikan dengan teks
naratif mengenai hasil penelitian di Pasar Anyar Kota Bogor yang
berupa kata-kata dari peneliti itu sendiri. Miles dan Huberman (dalam
Sugiyono, 2007:95) juga menyarankan, dalam melakukan display data,
selain teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network, dan
chart. Penyajian data dapat memudahkan untuk memahami kondisi
yang terjadi di Pasar Anyar Kota Bogor serta kemudian dapat
direncanakan langkah selanjutnya berdasarkan pemahaman tersebut.
3. Kesimpulan/Verifikasi
Kesimpulan merupakan langkah terakhir dalam analisis data
kualitatif. Sugiyono (2007:99) menyatakan kesimpulan dalam
penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang
dirumuskan sejak awal atau mungkin juga tidak karena masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang
setelah peneliti berada di lapangan.
Sugiyono (2007:99) juga mengungkapkan bahwa kesimpulan
dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau
gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan
kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian di Pasar Anyar
berada di lapangan kemungkinan masalah-masalah baru akan muncul
dan berkembang. Sehingga dalam penelitian ini diharapkan peneliti
menemukan hal-hal baru yang diharapkan dapat menjadi sebuah teori
BAB V
Simpulan dan Saran
Berdasarkan penjelasan mengenai migran PKL dan dampaknya terhadap
ketertiban sosial pada bab-bab sebelumnya, bab ini akan menjelaskan mengenai
simpulan dan saran berdasarkan pemaparan tersebut.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pasar Anyar Kota Bogor
mengenai migran PKL dan dampaknya terhadap ketertiban sosial maka
diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian. pertanyaan
penelitian tersebut berkaitan dengan aktivitas migran PKL yang ada di Pasar
Anyar Kota Bogor. Berikut ini merupakan simpulan atas penelitian yang telah
dilakukan.
1. Simpulan Umum
a) Proses dan Asal-Usul Datangnya Migran PKL di Pasar Anyar Kota Bogor
Migran PKL banyak berada di wilayah Unit Pasar Kebon
Kembang, migran ini mayoritas berasal dari daerah Padang, Medan
dan Suku Jawa. Hal yang mendorong untuk melakukan migrasi adalah
keinginan untuk mencari nafkah, keinginan untuk mendapatkan
pengalaman-pengalaman baru, dan ikut bekerja dengan keluarga.
Sehingga para migran ini memperoleh informasi mengenai peluang
usaha di Pasar Anyar Kota Bogor dari keluarga dan teman-teman satu
daerah asalnya. Kemudian, migran memilih bekerja sebagai PKL
disebabkan modal yang dimiliki tidak cukup untuk menyewa kios/los,
tidak memiliki keahlian lain, dan meneruskan usaha keluarga sehingga
sudah memiliki pelanggan tetap. Alasan para migran memilih Pasar
Anyar Kota Bogor sebagai tempat usaha disebabkan kondisi pasar
yang selalu ramai bahkan ketika pedagang belum atau sudah selesai
berjualan, berada di lokasi yang strategis, dan merupakan pasar
Keahlian yang dimiliki para migran PKL untuk berjualan sebagai PKL
diperoleh dari keluarga dan teman satu daerah asalnya, para migran ini
memperhatikan cara berdagang ataupun ikut serta berdagang dengan
keluarga atau teman sebelum memiliki lapak sendiri.
b) Faktor-Faktor Penyebab PKL di Pasar Anyar Kota Bogor Menganggu Ketertiban Sosial
Faktor-faktor yang mendorong migran PKL mengganggu ketertiban
sosial adalah lokasi lapak mereka yang berada terlalu dekat dengan
jalan raya maupun trotoar, serta berada di depan pertokoan dan pintu
masuk, sehingga menyulitkan pengunjung lain untuk melakukan
mobilisasi. Meskipun, PKL tidak menggunakan fasilitas umum seperti
jalan raya dan trotoar untuk menempatkan lapaknya akan tetapi para
pembeli tetap mengggunakan fasilitas tersebut, hal ini mengganggu
pengunjung lain yang sedang melakukan perpindahan. Hal selanjutnya
adalah para pengunjung pasar dalam hal ini pembeli yang tidak pernah
melakukan protes terhadap keberadaan PKL di Pasar Anyar Kota
Bogor, bahkan para pembeli ini terkesan mendukung keberadaan PKL
di Pasar Anyar Kota Bogor. Interaksi yang terjadi antara PKL dengan
pedagang di dalam pasar, PKL dengan pembeli, dan PKL dengan PKL
terjalin baik menyebabkan PKL tidak memiliki motivasi untuk pindah
berdagang ke dalam pasar.
c) Upaya-Upaya yang Dilakukan Untuk Menertibkan PKL di Pasar Anyar Kota Bogor
Upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak pengelola pasar adalah
melakukan penertiban, akan tetapi penertiban ini tidak bersifat
pengusiran tetapi penataan ulang lapak PKL agar tidak terlihat kotor
dan kumuh. Hal ini dianggap dapat meminimalisir ketidak tertiban
PKL, padahal upaya ini tidak memotivasi PKL untuk menyewa
kios/los di dalam pasar. Kemudian, pihak pengelola juga
memberlakukan berbagai peraturan untuk mengatur PKL tetap tertib,
99
tersebut diberikan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan oleh
PKL, sanksi tersebut yaitu sosialisasi, peringatan 1 sampai 3, penyitaan
barang-barang dagangan, dan yang paling berat adalah penghapusan
dari PKL binaan Unit Pasar Kebon Kembang. Lamanya sanksi
diberikan tergantung dari itikad baik PKL dalam mengurus
pelanggaran yang dilakukan. Untuk langkah selanjutnya pihak
pengelola akan melakukan penertiban dan pembaharuan legalitas PKL
binaan. Upaya-upaya dalam menertibkan PKL di Pasar Anyar Kota
Bogor selain dilakukan oleh pihak pengelola juga dilakukan oleh
masyarakat, masyarakat ikut mendukung program-program pemerintah
untuk menertibkan PKL, masyarakat juga ikut mengawasi jalannya
penegakkan upaya tersebut.
d) Pemanfaatan Kasus PKL di Pasar Anyar Kota Bogor Dalam Pembelajaran Sosiologi Sebagai Bahan Ajar
Keterkaitan antara kasus PKL di Pasar Anyar Kota Bogor dengan
pembelajaran sosiologi adalah kasus PKL dapat dijadikan bahan
pembelajaran dalam pembelajaran sosiologi. Hal ini disebabkan
konsep-konsep dalam sosiologi merupakan konsep yang diambil dari
kehidupan sehari-hari sehingga akan lebih mudah jika menggunakan
contoh kasus yang diambil dari kehidupan sehari-hari dalam
penyampaian materinya. Kasus PKL ini juga dapat dijadikan contoh
untuk membentuk karakter peserta didik berprilaku disiplin, hal ini
disebabkan antara ketertiban yang ada di lingkungan peserta didik akan
membentuk karakter peserta didik sesuai dengan tuntutan
lingkungannya.
2. Simpulan Khusus
a) Proses kedatangan migran ke Kota Bogor sebagai PKL di Pasar Anyar
Kota Bogor tidak dapat dilepaskan dari keberadaan keluarga dan
teman-teman satu daerah asal migran yang memudahkan proses
proses komunikasi dengan pembeli ketika berjualan di Pasar Anyar
Kota Bogor.
b) Lokasi berjualan yang dipilih migran yaitu didepan pertokoan, di dekat
jalan raya atau trotoar, dan di jalan masuk menuju pasar sehingga
menyebabkan ketidak tertiban karena mengganggu aktivitas
pengunjung lainnya dan kebersihan pasar yang tidak terpelihara.
c) Faktor lain yang menyebabkan keberadaan migran PKL di Pasar Anyar
Kota Bogor juga adanya dukungan dari pengunjung yang lebih
memilih berbelanja kepada PKL dibandingkan kepada pedagang di
dalam pasar.
d) Upaya yang dilakukan oleh pihak pengelola pasar yaitu dengan
penertiban, penerapan peraturan dan sanksi kepada seluruh pedagang
di Pasar Anyar Kota Bogor termasuk PKL. Sanksi diberikan secara
berjenjang sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan dan tidak
melanggar hak-hak dari PKL.
e) Keterkaitan antara kasus migran PKL di Pasar Anyar Kota Bogor
dengan pembelajaran sosiologi adalah kasus ini dapat dijadikan bahan
ajar dalam pembelajaran sosiologi. Kasus ini juga dapat membina
perilaku disiplin masyarakat yang dimulai dari lembaga pendidikan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di Pasar Anyar Kota Bogor mengenai migran
PKL dan dampaknya terhadap ketertiban sosial maka terdapat saran yang
disampaikan sebagai bahan perbaikan dimasa depan terkait kasus migran PKL
di Pasar Anyar Kota Bogor.
1. Pihak Pengelola Pasar
Pihak pengelola pasar sebagai pihak yang memberikan izin kepada
migran PKL di Pasar Anyar Kota Bogor, sebaiknya para migran PKL
ini tidak dibiarkan atau bahkan dilegalkan sebab hal tersebut tidak
memotivasi para pedagang untuk menyewa kios/los atau mencari
101
tegas dan memaksa serta menimbulkan efek jera terhadap PKL.
Peraturan dan saksi yang diberikan dirasakan kurang efektif sehingga
para PKL tidak merasa kawatir atas aktivitasnya di Pasar Anyar Kota
Bogor. Sebaiknya sanksi dan peraturan tidak hanya diberikan kepada
PKL saja tetapi juga kepada para pembeli yang berbelanja kepada
PKL.
2. Pembeli di Pasar Anyar Kota Bogor
Para pengunjung Pasar Anyar Kota Bogor sebaiknya mengajukan
keberatan atas aktivitas PKL di Pasar Anyar Kota Bogor yang
mengganggu ketertiban sosial. Para pembeli juga sebaiknya tidak
membeli produk-produk yang dijual oleh PKL, tidak adanya pembeli
akan mempercepat PKL untuk pindah atau mencari pekerjaan baru
sehingga PKL dapat berkurang jumlahnya dari Pasar Anyar Kota
Bogor.
3. PKL di Pasar Anyar Kota Bogor
Untuk para PKL meskipun penertiban yang dilakukan tidak
bersifat pengusiran akan tetapi seharusnya PKL menyewa kios/los
yang ada di dalam pasar, sebab meskipun lapak-lapak tidak
menggunakan badan jalan ataupun trotoar para pembeli tetap
menggunakan fasilitas tersebut sehingga tetap menimbulkan ketidak
tertiban. Selain itu, dengan masuknya PKL ke dalam pasar tidak akan
merugikan pedagang lainnya yang berada di dalam pasar. Kemudian,
keterbatasan modal usaha dapat diambil pemecahan masalah dengan
melakukan investasi bersama dengan teman satu daerah asal atau
keluarga, dengan hal ini usaha tidak perlu dilakukan di luar pasar
sebagai PKL.
4. Guru Mata Pelajaran Sosiologi
Saran yang diberikan kepada guru mata pelajaran sosiologi,
meskipun kasus-kasus sosiologi dapat mudah ditemui oleh peserta
didik tetapi tetap perlu dilihat korelasi antara contoh kasus dengan
didik agar lebih baik lagi sebelum peserta didik terjun langsung ke
lingkungan masyarakat. Melalui pendidikan karakter pada lembaga
sekolah diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan.
5. Peneliti Selanjutnya
Masih banyak hal-hal yang dapat dikembangkan dalam kasus PKL
ini, sehingga peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan
hasil penelitian ini yang dapat difokuskan kepada PKL, pembeli, atau
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Alma, B. (1997). Dasar – Dasar Bisnis dan Pemasaran. Bandung : CV. Alfabeta.
Arifin. Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Budimansyah, D. (2012). Perancang Pembelajaran Berbasis Karakter. Bandung :
Widya Aksara Press.
Johnson, D.P. (1986). Teori Sosiologi Klasik dan Modern Jilid 2. Jakarta : PT.
Gramedia.
Kusumohamidjojo, B. (1999). Ketertiban yang Adil. Jakarta : PT. Grasindo.
Lembaga Demografi FEUI. (2007). Dasar – Dasar Demografi. Jakarta : Lembaga
Penerbit.
Maulana, I. (2011). Keberadaan PKL dan Penataan Kota di Tasikmalaya. Skripsi
pada Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung: Tidak Diterbitkan.
Moleong, L.J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Nasution, S. (1987). Metode Reaserch. Bandung : Penerbit Jemmars.
Paul, H.B dan Chester L.H. (1984). Sosiologi. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Pusat Pembinaan Sumber Daya Manusia (PPSM). (1979). Urbanisasi Masalah
Kota Jakarta. Jakarta : YKTI/FES.
Ritzer, G. (2010). Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Kencana.
Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta : Rajawali Pers.
Rusmun. (2004). Stres, Koping dan Adaptasi. Jakarta : CV. Sugeng Seto.
Setiadi, E.M. & Usman K. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta : Kencana.
Soekanto, S. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. RajaGrafindo
Persada.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Pertiwi, T. (2011). Peran Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Menertibkan
Pedagang Kaki Lima Untuk Melaksanakan Peraturan Daerah Tentang
Keindahan, Kebersihan, dan Ketertiban Umum di Kota Cimahi. Skripsi pada
Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung : Tidak Diterbitkan.
Puspita, L.W. (2009). Kesadaran dan Tingkat Kesadaran Hukum Pedagang Kaki
Lima dalam Melaksanakan Perda Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan
Kota Bandung. Skripsi pada Jurusan Kewarganegaraan Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung : Tidak Diterbitkan.
Tim Pengembang MKDP. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung :
Jurusan Kurtekpen FIP UPI.
Sumber Internet
Agustinus, T.H. (2011). Strategi Penanganan Pedagang Kaki Lima Di Kota
Administrasi Jakarta Utara. Tesis pada Program Magister Perencanaan dan
Kebijakan Publik Universitas Indonesia. [online]. PDF
Dika, M. (2014). Keteraturan Sosial (Social Order). [online]. Tersedia :
http://www.academia.edu/6866838/Keteraturan_Sosial_Social_Order#
Susilo, A. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pedagang Kaki Lima
Menempati Bahu Jalan Di Kota Bogor. Tesis pada Program Magister
Perencanaan dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia. [online]. PDF
Dokumen-dokumen
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1997 Pasal 1 tentang Ketenagakerjaan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 tahun 2006
tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.
Permendikbud No.23 tahun 2013 Tentang Kurikulum SMA-MA.
Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2005 Tentang Penataan Pedagang
Kaki Lima.
Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 04 Tahun 2009 Tentang Pendirian