• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Pengaruh Nasi Merah dan Nasi Hitam Terhadap Kenaikan Kadar Glukosa Darah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Pengaruh Nasi Merah dan Nasi Hitam Terhadap Kenaikan Kadar Glukosa Darah."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERBANDINGAN PENGARUH NASI MERAH DAN NASI

HITAM TERHADAP KENAIKAN KADAR GLUKOSA DARAH

Vilia Ruthy, 2016 Pembimbing I : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.Kes., PA(K).

Pembimbing II : Dani, dr., M.Kes.

Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang disebabkan karena ketidakmampuan pankreas dalam menghasilkan hormon insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak efektif dalam menggunakan hormon insulin yang diproduksi. Nasi merah merupakan salah satu makanan yang dapat menurunkan risiko diabetes karena memiliki glikemik indeks yang rendah dibandingkan nasi putih. Nasi hitam, aleuron dan endospermia memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi dan memiliki Indeks Glikemik (IG) paling rendah dari semua jenis nasi. Nasi hitam dapat digunakan sebagai karbohidrat alternatif yang lebih sedikit meningkatkan kadar glukosa darah.

Tujuan Penelitian Untuk membandingkan pengaruh mengonsumsi nasi merah dan nasi hitam terhadap kenaikan kadar glukosa darah.

Metode Penelitian yang digunakan adalah eksperimental kuasi. Subjek penelitian sebanyak 30 orang dewasa muda. Masing-masing diukur kadar glukosa darah puasa dan kadar glukosa darah 2 jam post prandial. Pada penelitian digunakan darah kapiler. Analisis data menggunakan uji “t” berpasangan dengan α = 0,05.

Hasil Rerata kadar glukosa darah 2 jam post prandial pada orang setelah mengonsumsi nasi hitam adalah 0,03 mg/dL berbeda sangat signifikan dengan setelah mengonsumsi nasi merah sebesar 14,03 mg/dL dengan p < 0,01.

Simpulan Kenaikan kadar glukosa darah setelah mengonsumsi nasi hitam lebih rendah dibandingkan setelah mengonsumsi nasi merah.

(2)

ABSTRACT

The Comparison of Black Rice and Brown Rice

’s Effect

to the

Increasing of Blood Glucose level

Vilia Ruthy, 2016 1st tutor : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.Kes., PA(K). 2st tutor : Dani, dr., M.Kes.

Background Diabetes mellitus (DM) is a chronic disease caused by the inability of the pancreas to produce enough insulin or when the body does not effectively using the hormone insulin produced. Brown rice is a food that can lower the risk of diabetes because it has a lower glycemic index compare to white rice. Black rice, aleurone and endosperm produce high intensity of anthocyanins and have the lowest Glycemic Index of all types of rice. Black rice would be an alternative food because only slightly increased blood glucose.

Objective To compare the effect of consuming brown rice and black rice towards the blood glucose level.

Methods A quasi experimental design was carried out with a total of 30 young adult participants. The blood glucose rate of each participant was measured during fasting and 2 hours postprandial using a capillary blood. Statistical Analysis using Paired “t” test with α = 5%.

Results The average result of 2 hours postprandial blood glucose for participants that consumed brown rice is 0,03 mg/dL. This showed a significant difference compared to the blood glucose of the participants that consumed white rice which was 14,03 mg/dL with p<0.01.

Conclusion The blood glucose level after consuming black rice is lower compared to brown rice.

(3)

DAFTAR ISI

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran ... 4

1.6 Hipotesis Penelitian ... 6

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6

1.7.1 Lokasi Penelitian ... 6

1.7.2 Waktu Penelitian ... 6

BAB II ... 7

TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Pankreas ... 7

2.1.1 Histologi Pankreas ... 8

2.1.2 Fisiologi Pankreas ... 9

2.2 Karbohidrat ... 12

2.2.1 Definisi Karbohidrat ... 13

(4)

2.2.3 Pencernaan Karbohidrat ... 17

2.2.4 Absorbsi Karbohidrat ... 19

2.2.5 Metabolisme Karbohidrat ... 20

2.3 Glukosa ... 27

2.3.1 Glukosa Darah ... 28

2.3.2 Metabolisme Karbohidrat Berpusat pada Penyediaan Glukosa ... 29

2.3.3 Glukosa Darah Berasal dari Makanan, Glukoneogenesis dan Glikogenolisis ... 30

2.3.4 Mekanisme Metabolik dan Hormonal Mengatur Kadar Glukosa Darah 31 2.3.5 Glukokinase Penting untuk Mengatur Glukosa Darah Setelah Makan 32 2.3.6 Peningkatan Kadar Glukosa Darah Merangsang Sekresi Insulin ... 34

2.3.7 Insulin Berperan Sental dalam Mengatur Glukosa Darah ... 35

2.4 Tanaman Padi ... 37

2.5 Beras ... 39

2.5.1 Kandungan Beras ... 40

2.5.2 Macam dan Warna Beras ... 41

2.5.3 Beras Merah (Oriza nivara) ... 43

2.5.4 Beras hitam (Oryza sativa L. indica) ... 43

2.6 Pengukuran Kadar Glukosa Darah ... 46

2.7 Indeks Glikemik ... 46

2.7.1 Faktor yang Mempengaruhi Indeks Glikemik ... 47

BAB III ... 49

BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 49

3.1 Alat dan Bahan ... 49

3.1.1 Alat dan Bahan ... 49

3.1.2 Subjek Penelitian ... 49

3.1.3 Besar Sampel (Steel & Torrie, 1987) ... 50

3.2 Metode Penelitian ... 51

(5)

3.2.2 Data yang diukur ... 51

3.2.3 Analisis Data ... 51

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 51

3.3.1 Variabel Perlakuan dan Variabel Respon ... 51

3.3.2 Definisi Operasional ... 52

3.4 Prosedur Penelitian ... 52

3.5 Aspek Etika Penelitian ... 53

3.6 Lokasi Penelitian ... 53

BAB IV ... 54

HASIL, PEMBAHASAN, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN 54 3.7 Kadar GDP dan GD2JPP ... 54

3.8 Pembahasan Penelitian ... 55

3.9 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 56

BAB V ... 58

SIMPULAN DAN SARAN ... 58

4.1 Simpulan ... 58

4.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59

LAMPIRAN 1 ... 65

LAMPIRAN 2 ... 67

LAMPIRAN 3 ... 68

LAMPIRAN 4 ... 69

LAMPIRAN 5 ... 70

LAMPIRAN 6 ... 71

LAMPIRAN 7 ... 72

LAMPIRAN 8 ... 73

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengangkut glukosa yang utama ... 32 Tabel 4.1 Rata-rata Persentase Nasi Merah dan Nasi Hitam ... 55 Tabel 4.2 Uji Normalitas ... 55 Tabel 4.3 Perbandingan Rerata Selisih Kadar Glukosa Darah Puasa dengan Glukosa 2 Jam Post Prandial Setelah Mengonsumsi Nasi Merah dan

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Pankreas………... 7 Gambar 2.2 Histologi Pankreas………...8 Gambar 2.3 Jenis-jenis sel pada Pulau Langerhans………... 10 Gambar 2.4 Mekanisme pengaturan kadar glukosa darah oleh

glukagon dan

insulin………...12

Gambar 2.5 Pencernaan

Karbohidrat………...18

Gambar 2.6 Urutan reaksi kimia yang bertanggung jawab pada glikolisis…...….21

Gambar 2.7 Reaksi kimia siklus asam sitrat yang menunjukkan pelepasan

karbon dioksida dan sejumlah atom hidrogen selama siklus berlangsung……...23 Gambar 2.8 Reaksi kimia glikogenesis dan glikogenolisis yang

Menunjukkan interkonversi antara glukosa darah dan glikogen hati…………...25

Gambar 2.9

Glukoneogenesis……….………...27

Gambar 2.10 Siklus asam laktat dan siklus glukosa-alanin………... 31

Gambar 2.11 Mekanisme glukosa yang menstimulasi sekresi insulin oleh sel

beta pankreas, GLUT, dan glukosa

transport……….……....36

Gambar 2.12 Tanaman

padi……….………...37

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Subjek Penelitian ... 65

Lampiran 2 Perbandingan Glukosa Darah Puasa Sebelum Mengonsumi Nasi Merah dengan Glukosa Darah Puasa Sebelum Mengonsumsi Nasi Hitam ... 67

Lampiran 3 Perbandingan Presentase Nasi Merah dengan Presentase Nasi Hitam ... 68

Lampiran 4 Hasil Percobaan ... 69

Lampiran 5 Hasil Analisis Data ... 70

Lampiran 6 Uji Normalitas ... 71

Lampiran 7 Hasil Dokumentasi ... 72

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO, Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang

disebabkan karena ketidakmampuan pankreas dalam menghasilkan hormon

insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak efektif dalam menggunakan hormon

insulin yang diproduksi (WHO, 2015).

Menurut American Diabetes Association klasifikasi DM meliputi empat

gambaran klinis yaitu: Diabetes Mellitus tipe 1, Diabetes Mellitus tipe 2, Diabetes

tipe spesifik, Gestational Diabetes Mellitus (ADA, 2015). DM tipe 2 sangat erat

kaitannya dengan pola hidup. Salah satu faktor risiko DM tipe 2 yaitu asupan

yang tidak seimbang, dimana konsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan rendah

serat dapat menyebabkan obesitas serta berhubungan dengan peningkatan glukosa

darah 2 jam postprandial sehingga dalam penatalaksanaannya diperlukan kontrol

gula darah agar keadaan tidak memburuk (Franz, 2012).

Menurut laporan World Health Organization (WHO) jumlah penderita DM telah meningkat dari 108 juta pada tahun 1980 menjadi 422 juta pada 2014. Prevalensi DM meningkat cepat di negara dengan pendapatan rendah dan menengah, termasuk di Indonesia yang merupakan negara berkembang. Pada tahun 2030 diperkirakan bahwa DM akan menjadi penyebab kematian pada

peringkat ke 7 (WHO, 2015). Proporsi kejadian DM tipe 2 adalah 95% dari yang terdiagnosis pada orang dewasa dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita DM

tipe 1, serta diabetes gestational (2-10% dari wanita hamil) (Center for Disease

Control and Prevention, 2014). Angka kejadian DM terjadi peningkatan dari 1,1

% di tahun 2007 meningkat menjadi 2,1 % di tahun 2013 dari keseluruhan

(10)

tahun cenderung menurun (Riskesdas, 2013). Pada tahun 2013, proporsi penduduk

Indonesia yang berusia >15 tahun dengan DM adalah 6,9 persen (Kementerian

Kesehatan RI, 2014). Angka kejadian penderita DM yang besar berpengaruh

peningkatan komplikasi. Penderita DM di Indonesia yang mengalami komplikasi

neuropati (63,5%), retinopati (42%), nefropati (7,3%), makrovaskuler (6%),

mikrovaskuler (6%), dan kaki diabetik (15%) (Arisman, 2011).

Salah satu upaya untuk pencegahan penyakit DM adalah dengan pengaturan

pola konsumsi yang benar dan pemilihan makanan yang tepat. Prinsip pengaturan

makan pada penyandang DM yaitu makanan yang seimbang, sesuai dengan

kebutuhan kalori masing-masing individu, dengan memperhatikan keteraturan

jadwal makan, jenis dan jumlah makanan (Perkeni, 2015). Salah satu cara

mengontrol glukosa darah adalah dengan pengaturan diet. WHO

merekomendasikan makanan dengan indeks glikemik rendah untuk membantu

meningkatkan pengendalian glukosa darah, namun tetap memperhatikan jumlah

asupan karbohidrat (Handayani & Ayustaningwarno, 2014).

Nasi merupakan bahan pangan utama masyarakat Indonesia. Pola konsumsi

masyarakat Indonesia terhadap nasi saat ini sangat tinggi, bahkan tertinggi di

dunia (Handayani, et al., 2013). Nasi merah memiliki kandungan gizi yang lebih

baik dibandingkan nasi putih, seperti kandungan serat, asam-asam lemak esensial,

dan beberapa vitaminnya dengan kadar yang lebih tinggi. Kandungan gizi nasi

merah per 100 gram, terdiri atas protein 7,5 g, lemak 0,9 g, karbohidrat 77,6 g,

kalsium 16 mg, fosfor 163 mg, zat besi 0,3 g, vitamin B1 0,21 mg dan antosianin

(Indriyani, et al., 2013). Indeks glikemik yang dimiliki oleh nasi merah lebih

rendah dibandingkan nasi putih yaitu 53,81%. (Sekar L & Ayustaningwarno,

2013).

Nasi hitam merupakan varietas lokal yang mengandung pigmen (terutama

antosianin) paling baik, berbeda dengan nasi putih atau nasi warna lain (Jang, et

al., 2012). Nasi hitam memiliki rasa dan aroma yang baik dengan penampilan

yang spesifik dan unik (Suardi & Ridwan, 2009). Hasil analisis kandungan gizi

nasi hitam per 100 gram adalah protein 10,74 gram, lemak 2,72 gram, karbohidrat

(11)

ppm, kandungan antioksidan paling besar yaitu 46,20%. Indeks glikemik nasi

hitam adalah 42,20% (Sekar L & Ayustaningwarno, 2013).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis bermaksud melakukan

penelitian untuk mengetahui perbandingan pengaruh nasi merah dan nasi hitam

terhadap kenaikan glukosa darah.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah kenaikan kadar glukosa darah setelah mengonsumsi nasi hitam lebih

rendah daripada setelah mengonsumsi nasi merah.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Untuk membandingkan pengaruh mengonsumsi nasi merah dan nasi hitam

terhadap kenaikan kadar glukosa darah.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat akademis: memberikan informasi mengenai salah satu usaha

pencegahan penyakit yang berhubungan dengan tingginya kadar glukosa darah

yaitu dengan mengonsumsi nasi hitam.

Manfaat praktis: meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya

mengonsumsi makanan rendah gula tetapi memiliki kandungan serat yang tinggi

(dalam hal ini nasi hitam) untuk mengurangi risiko penyakit yang berhubungan

(12)

1.5 Kerangka Pemikiran

Nasi merah merupakan nasi dengan warna merah karena aleuronnya

memproduksi senyawa proantosianidin dan antosianin sehingga menyebabkan

adanya warna merah kecokelatan (Walter & Marchesan, 2011). Meningkatkan

dd(kulit ari) Amilosa tinggi

(13)

Kandungan gizi nasi merah per 100 gram, terdiri atas protein 7,5 g, lemak 0,9

g, karbohidrat 77,6 g, serat 0,64 g, kalsium 16 mg, fosfor 163 mg, zat besi 0,3 g,

vitamin B1 0,21 mg dan antosianin 14,72% (Indriyani, et al., 2013).

Kandungan gizi nasi hitam per 100 gram adalah protein 10,74 gram, lemak

2,72 gram, karbohidrat 71,48 gram, energi 352,46 kkal, serat 20,1 gram (Sekar L

& Ayustaningwarno, 2013). Tingginya kandungan serat dalam nasi hitam dapat

membantu mengendalikan gula darah dengan menunda pengosongan lambung,

memperlambat masuknya glukosa ke dalam aliran darah dan mengurangi

kenaikan gula darah setelah makan (Riccadi, et al., 2008).

Nasinya lunak dan wangi, serta pulen, hal ini dikarenakan nasi hitam memiliki

kandungan amilosa sebesar 25,49% sehingga memiliki indeks glikemik rendah

karena lebih sulit tergelatinisasi dan dicerna. Nasi hitam memiliki indeks glikemik

yang rendah yaitu 42,20 (Sekar L & Ayustaningwarno, 2013). Makanan dengan

indeks glikemik rendah dapat membuat pencernaan dan penyerapan yang lebih

lambat sehingga peningkatan kadar glukosa dan insulin dalam darah akan terjadi

secara perlahan-lahan, serta memperbaiki resistensi insulin (Beber Serena, 2004).

Menurut (Zhang, et al., 2010), bekatul beras hitam memiliki kandungan

antosianin, cyanidin-3-glukosida, cyanidin-3-rutinosida dan peonidin-3 glukosida.

Berdasarkan (Kaneda, et al., 2006) bahwa ekstrak etanol bekatul beras hitam

mengandung antosianin yang di dalamnya terdapat senyawa aktif yaitu

sianidin-3-glukosida. Senyawa ini dapat memperbaiki keadaan hiperglikemia (Sasaki, et al.,

2007) dan memiliki potensi untuk memperbaiki resistensi insulin (Inaguma, et al.,

2011). Hal tersebut menyebabkan terjadinya penundaan penyerapan glukosa,

sehingga kadar glukosa plasma postprandial berkurang dan menekan

(14)

1.6 Hipotesis Penelitian

Kenaikan kadar glukosa darah setelah mengonsumsi nasi hitam lebih rendah

dibandingkan setelah mengonsumsi nasi merah.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.7.1 Lokasi Penelitian

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.

1.7.2 Waktu Penelitian

(15)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Kenaikan kadar glukosa darah setelah mengonsumsi nasi hitam lebih rendah daripada setelah mengonsumsi nasi merah.

5.2 Saran

 Penelitian dapat menggunakan pemeriksaan kadar glukosa darah dengan sampel yang berasal dari darah vena sebagai bahan penelitian.  Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan pada penderita Diabetus

Mellitus dengan pengawasan yang ketat.

 Mensosialisasikan penggunaan dan manfaat nasi hitam kepada masyarakat.

(16)

PERBANDINGAN PENGARUH NASI MERAH

DAN NASI HITAM TERHADAP KENAIKAN

KADAR GLUKOSA DARAH

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis ini Dibuat sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

VILIA RUTHY

1310180

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(17)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan kasih-Nya kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Perbandingan Pengaruh Nasi

Merah dan Nasi Hitam Terhadap Kenaikan Kadar Glukosa Darah’’ ini dengan

baik dan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Karya tulis ilmiah ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran (S. Ked)

di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

Dalam menyusun karya tulis ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang

penulis alami, namun berkat dukungan, bantuan, dorongan dan semangat dari

berbagai pihak, karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena

itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Lusiana Darsono, dr., M.Kes sebagai Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Maranatha yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk membuat Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Dr. Hana Ratnawati, dr.,M.Kes., PA(K) sebagai Pembimbing I dan dr.

Dani, M.Kes sebagai Pembimbing II yang telah dengan penuh kesabaran

dan ketekunan memberikan dorongan, perhatian, bimbingan, pengarahan,

serta saran dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini mulai dari awal

sampai akhir.

3. Orang tua tercinta Sylvia Chen, kakak dan adik tersayang Vincentius

Samuel Wijaya serta Varell Andrew Wijaya yang telah memberikan

dukungan baik moril maupun materil, nasehat, serta doa kepada penulis

untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Teman-teman yang telah bersedia menjadi subjek penelitian, terima kasih

telah meluangkan waktu demi proses penelitian ini.

5. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen

Maranatha atas ilmu, bimbingan dan bantuannya hingga penulis selesai

(18)

6. Teman-teman yang sangat mendukung penulis, Sheila Tamara Wisesa,

Yossie Guventri, Alfred Tri Susanto, Utin Dewi Sri Aryani, Shinta

Koastin, Evelyn Nathania, teman-teman TBM Galenus yang setia menjadi

rekan seperjuangan, terima kasih untuk semangat, dorongan, dan kerja

sama selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih banyak

kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

para pembaca dalam penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan

bagi pembaca dan khususnya bagi penulis juga.

Bandung, 3 November 2016

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, A. et al., 2011. Effect of Processing on Nutritional Value of Rice (Oryza sativa). World Journal of Medical Sciences.

ADA, 2015. [Online]

Available at: ADA. (2015). Classification and Diagnosis of Diabetes. Diabetes Care, 38(Supplement_1), S8–S16. http://doi.org/10.2337/dc15-S005.

Ahira, A., 2010. Morfologi Tanaman Padi. [Online]

Available at: http://www.anneahira.com/morfologi-tanaman-padi.html. [Accessed 4 September 2016].

Arisman, 2011. Obesitas, Diabetes Mellitus & Dislipidemia. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Barrett, K. E., Barman, S. M., Boitano, S. & Brooks, H. L., 2010. Ganong's Review

of Medical Physiology. 23rd ed. s.l.:The McGraw-Hill Companies, Inc.

Bender, D. & Mayes, P., 2009. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Berlian, Z., Aini, F. & Ulandari, r., 2016. Uji Kadar Alkohol pada Tapai Ketan Putih dan Singkong Melalui fermentasi Dengan Dosis Ragi yang Berbeda. Jurnal Biota, 2(1), p.106.

Center for Disease Control and Prevention, 2014. [Online] Available at:http://www.cdc.gov/

Daniel, S. W. & Widjaya, P., 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Graha Ilmu.

Dianti, R., 2010. Kajian karakteristik fisikokimia dan sensori beras organik mentik

susu dan IR64, pecah kulit dan giling selama penyimpanan. Skripsi. Universitas

(20)

Eroschenko, V., 2010. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional. 11 ed.

Jakarta: EGC.

Franz, M., 2012. Medical Nutrition Therapy for Diabetes Mellitus and

Hypoglycemia of Nondiabetic Origin. In: Krause's Food and the Nutrition

Kesesuaian Penanganannya (Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar). Jurnal

Litbang Provinsi Jawa Tengah, 11(1), pp. 113-124.

Handayani, L. & Ayustaningwarno, F., 2014. Indeks glikemik dan beban glikemik vegetable leather brokoli (Brassica oleracea var. Italicia) dengan substitusi inulin. Journal of Nutrition College, 3(4), p. 783.

Haryadi, 2006. Teknologi Pengolahan Beras. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Inaguma, T., Junkyu, H. & Isoda, H., 2011. Improvement of Insulin

Resistance by Cyanidin 3-Glucoside, Anthocyanin From Black Beans Through The Up-Regulation of GLUT4 Gene Expression. BMC Proceedings, 5(8), p. 21.

Indriyani, F., Nurhidajah & Suyanto, A., 2013. Karakteristik Fisik, Kimia dan Sifat

Organoleptik Tepung Beras Merah Berdasarkan Variasi Lama Pengeringan. Jurnal Pangan dan Gizi, 4(8).

Jang, H. et al., 2012. Black rice (Oryza sativa L.) extract attenuates hepatic steatosis

(21)

Metabolism, pp. 2-11.

Jenkins, D. J. et al., 2002. Glycemic index: overview of implications in health and disease. AM J Clin Nutr , p. 266.

Kaneda, I., Kubo & Sakurai, H., 2006. Antioxidative Compounds in the Black Rice

Brans. Journal of Health Science, 52(5), pp. 495-511.

Kementerian Kesehatan RI, 2014. [Online]

(22)

Lucioli, S., 2012. Anthocyanins: Mechanism of action and therapeutic efficacy. Medical Plants as Antioxidant Agents: Understanding Their Mechanism of

Action and Therapeutic Efficacy, pp. 27-57.

Masniawati, A., Johannes, E., Latunra, A. I. & Paelongan, N., 2012. Karakterisasi Sifat Fisikokimia Beras Merah Pada Beberapa Sentra Produksi Beras di

Sulawesi Selatan. Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Hasanuddin.

Monika, P. et al., 2013. Aktivitas antioksidan beras organik varietas lokal (putih varietas Cianjur, merah varietas Saodah, hitam varietas Jawa). Seminar

Nasional, pp. 791-799.

Muchtadi, D., 2011. Karbohidrat Pangan dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta.

Nailufar, A. A., Basito & Anam, C., 2012. Kajian Karakteristik Ketan Hitam

(Oryza

sativa glutionosa) pada Beberapa Jenis Pengemas Selama Penyimpanan.

Jurnal

teknologi Pangan, 1(1).

Nizamutdinov, I. et al., 2009. The anti-diabetic effect of anthocyanins in

streptozotocin-induced diabetic rats through regulation and pervention of

insulin

resistance and pancreatic apoptosis. Mol Nutr Food Res, Issue 11, pp. 1419-29.

Nontasan, Moongngarma & Deeseenthumb, 2012. Application of Functional Colorant Prepared from Black Ricce Bran in Yogurt. Procedia 2, pp. 62-67.

Oancea, S. & Oprean, L., 2011. Anthocyanins fro Biosynthesis in Plants to Human

Health Benefits. Acta Universitatis Cibiniensis, 15(1), pp. 3-16.

Paulsen, F. & Waschke, J., 2012. Sobotta Altas Anatomi Manusia: Organ-Organ

Dalam. 23 ed. Jakarta: EGC.

(23)

Pramitasari, R., 2015. Potensi Antioksidatif Minuman Fungsional Berbasis Beras Hitam (Oryza sativa L. indica) dan Kedelai Hitam (Glycine max L. Merr.) untuk

Lansia Penyandang Diabetes Mellitus Tipe 2.

Pruett, A., 2010. A comparison of the glycemic index of sorghum and other commonly consumed grains. Thesis. kansas State University, Manhattan, Kansas.

Riccadi, G., Rivelesse, A. & Giacoo, R., 2008. Role of Glycemic Index and Glycemic Load in the Healthy State, in Prediabetes, and in Diabetes. Am J Clin

Nutr, Volume 87, pp. 269-274.

Rimbawan & Siagian, 2004. Indeks Glikemik Pangan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Riskesdas,2013.[Online] Available at: http://www.depkes.go.id/

Ryan, E., 2011. Vet Med Today: Timely Topics in Nutririon, Bioactive Food Components and Health Properties of Rice Bran. JAVMA, 238(5).

Sasaki, R. et al., 2007. Cyanidin 3-Glucoside Ameliorites Hyperglycemia and Insulin Sensitivity due to Downregulation of Retinol Binding Protein 4 Expression in Diabetic Mice. Journal Article, 74(11), pp. 1619-1620.

Sekar L, A. & Ayustaningwarno, F., 2013. Analisis Kandungan Zat Gizi Makro dan

Indeks Glikemik Snack Bar Beras Warna Sebagai Makanan Selingan Penderita Nefropati Diabetik. Journal of Nutrition College, 2(4), p. 516.

Serena, B., 2004. Diabetes and nutrition: The role of carbohydrates and the glycemic index. Diabetes Care News, Volume 18, pp. 11-13.

Sherwood, L., 2010. Human Physiology: From Cells to Systems. 7th ed. Canada: Yolanda Cossio.

(24)

Steel, R. & Torrie, J., 1987. Principles and Procedures of Statistics. s.l.:McGraw- Hill.

Suardi, D. & Ridwan, I., 2009. Beras Hitam, pangan berkhasiat yang belum populer. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 31(2), pp. 9-10.

Sulistyoningrum, E., 2010. Tinjauan Molekular dan Aspek Klinis Resistensi

Insulin. Mandala of Health, 4(2),p. 134.

Suarsana, N., Priosoeryanto, B., Bintang, M. & Wresdiyati, T., 2010. Profil Glukosa Darah dan Ultrastruktur Sel Beta Pankreas Tikus yang Diinduksi Senyawa Aloksan. JITV, Volume 15, pp. 118-123.

Suhartik, N., Cahyanto, M. N., Raharjo, S. & Rahayu, E. S., 2013. Aktivitas Antioksidan Antosianin Beras Ketan Hitam selama Fermentasi. Jurnal

Teknologi dan Industri Pangan, 24(1), p. 115.

Suiatna, u., 2010. Bertani Padi Organik Pola Tanam Sri. Bandung: PADI Bandung.

Sutharut, J. & Sudarat, J., 2012. Total anthocyanin content and antioxidant activity

of germinated color rice. International Food Research Journal, pp. 215-221.

Tjitrosoepomo, G., 2005. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: UGM-Press.

Tortora, G. & Derrickson, B., 2012. Principles of Anatomy and Physiology. 13th ed. USA: JohnWiley & Sons.

Wahyuni, A. S. & Munawaroh, R., 2015. Potensi Ekstrak Etanol Beras Hitam Sebagai Penurun Gula Darah pada Tikus Nefropati Diabetes. the 2nd University

(25)

Walter, M. & Marchesan, E., 2011. Phenolic Compounds and Antioxidant Activity

of Rice. Brazilian Archives Biolgy and Technology, 54(1), pp. 371-377.

WHO, 2015. [Online] Available at: http://www.who.int/

Wiratmaja, I. G., 2011. Proses fermentasi Limbah Rumput Laut Eucheuma Cottonii

sebagai Tahap Awal Pembuatan Etanol Generasi Kedua. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 5(1).

Wolever, T., 2006. The Glycaemix Index - A Physiological Classification of Dietary

Carbohydrate. Oxfordshire: Cabi International Publishing.

Zhang, M., Zhang, R., Zhang, F. & Liu, R., 2010. Phenolic Profiles and Antioxidant

Gambar

Tabel 4.3 Perbandingan Rerata Selisih Kadar Glukosa Darah Puasa dengan

Referensi

Dokumen terkait

Penyampaian pesan yang ditujukan kepada kalangan umum luas yang ingin mengetahui informasi, sejarah dan cerita mengenai bangunan bersejarah di daerah pusat kota

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah pola suhu permukaan dan suhu udara yang terjadi di Kota Surakarta pada tahun 2015 adalah kurang lebih sama

Pembangunan PLTMH Dompyong memanfaatkan aliran sungai Dompyong dengan tinggi head net 20 m dan debit rata- rata 0.41 m 3 /s diperoleh estimasi daya terbangkit sebesar 50

RS otot rangka merupakan tempat penyimpanan ion Ca 2+ dalam jumlah besar. Transpor ion ini melalui membran RS diatur oleh dua molekul: reseptor rianodin dan Ca

Strategi pengembangan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam ini tetap memperhatikan hasil analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) yang dihadapi, yaitu

limbah ban karet sebagai bahan substitusi agregat kasar dalam campuran beton3. Hal ini dikarenakan limbah ban karet memiliki sifat yang tahan terhadap

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Peran Pembelajaran Pendidikan

Penelitian yang dilakukan oleh Elsi Dwi Hapsari et al (2009) dengan judul Change in contraceptive methods following the Yogyakarta earthquake and its association with