viii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of management control systems in improving the quality of the product. The object of the study is that the authors do system management control and product quality. The study was conducted at the Regional Water Company (PDAM) Pematangsiantar. In this study, researchers conducted a case study using descriptive analysis research methodology of data collection conducted by questionnaire, interview, observation, and research literature. Based on the results of questionnaires and hypothesis testing is done, the results obtained by calculating the percentage of 97.5% so that it can be concluded that the influence of management control systems are adequate and effective to improve the quality of the product on the Regional Water Company (PDAM). In respect of the research and discussion that made the hypothesis that originally proposed by the authors is acceptable.
ix Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari sistem pengendalian manajemen dalam meningkatkan kualitas produk. Objek dari penelitian yang penulis lakukan adalah sistem pengendalian manajemen dan kualitas produk. Adapun penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Pematangsiantar. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian studi kasus dengan menggunakan metodologi penelitian analisis deskriptif yaitu pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, wawancara, observasi, serta penelitian kepustakaan. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan pengujian hipotesis yang dilakukan, didapatkan hasil perhitungan persentase sebesar 97,5% sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh sistem pengendalian manajemen sudah cukup memadai dan efektif terhadap peningkatan kualitas produk pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sehubungan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan maka hipotesis yang semula diajukan oleh penulis dapat diterima.
x Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
1.2 Indentifikasi Masalah ... 15
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 15
1.4 Kegunaan Penelitian ... 16
1.5 Metode Penelitian ... 16
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 19
xi Universitas Kristen Maranatha
2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen ... 20
2.1.2 Tujuan Sistem Pengendalian Manajemen ... 22
2.1.3 Karakteristik Sistem Pengendalian Manajemen ... 23
2.1.4 Struktur Sistem Pengendalian Manajemen ... 24
2.1.5 Proses Sistem Pengendalian Manajemen ... 25
2.1.6 Elemen-elemen Sistem Pengendalian Manajemen ... 27
2.2 Kualitas ... 28
2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas ... 29
2.3 Pengendalian Kualitas ... 31
2.4 Kualitas Air ... 33
2.4.1 Parameter Kualitas Air ... 33
2.5 Air Bersih dan Sumber Air Baku ... 50
2.5.1 Sumber Air Baku ... 50
2.6 Persyaratan Sistem Penyediaan Air ... 53
2.7 Sistem Penyediaan Air ... 54
2.7.1 Sistem Penyediaan Air Individual ... 54
2.7.2 Sistem Penyediaan Air Komunal ... 55
2.8 Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air ... 55
2.9 Sistem Pengendalian Manajemen dan Kualitas Produk Air Minum .... 59
BAB III METODE PENELITIAN... 61
3.1 Objek Penelitian ... 61
xii Universitas Kristen Maranatha
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 63
3.4 Penentuan Responden ... 67
3.5 Operasionalisasi Variabel ... 68
3.6 Pengujian Instrumen Penelitian ... 69
3.7 Teknik Analitas Data ... 70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 75
4.1 Struktur Organisasi ... 75
4.2 Tugas Pokok dan Fungsi Perusahaan ... 76
4.3 Tugas, Wewenang dan Tanggung jawab ... 77
4.4 Daftar Kualitas Air PDAM ... 92
4.5 Uji Validitas dan Reabilitas ... 94
4.5.1 Uji Validitas ... 94
4.5.2 Uji Reliabilitas ... 96
4.6 Analitis Deskriptif Data Penelitian ... 97
4.6.1 Variabel Sistem Pengendalian Manajemen ... 97
4.6.2 Variabel Kualitas Produk Air Minum ... 101
4.6.3 Analisis Persamaan Regresi Linier Sederhana ... 103
4.6.4 Analisis Koefisien Determinasi ... 104
4.6.5 Pengujian Hipotesis ... 105
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 107
5.1 Kesimpulan ... 107
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA ... 109
LAMPIRAN ... 110
xiv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I Defenisi Sistem Pengendalian Manajemen... 21
Tabel II Ion-Ion yang terdapat di Perairan ... 35
Tabel III Kriteria Penilaian ... 71
Tabel IV Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Sistem Pengendalian
Manajemen... 94
Tabel V Rekapitulasi Hasil Uji Variabel Kualitas Produk Air Minum ... 95
Tabel VI Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian ... 96
Tabel VII Skor Jawaban Responden pada Variabel Sistem Pengendalian
Manajemen... 97
Tabel VIII Tanggapan Responden pada Variabel Sistem Pengendalian
Manajemen... 99
Tabel IX Skor Jawaban Responden pada Variabel Kualitas Produk Air
Minum ... 100
Tabel X Tanggapan Responden pada Variabel Kualitas Produk Air
xvi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A Hasil Pengisian Kuesioner ... 110
LAMPIRAN B Pengolahan Data ... 113
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok yang paling penting bagi kehidupan manusia
atau dengan kata lain selama masih ada kehidupan selama itu pula air masih dibutuhkan, baik
untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari maupun untuk air minum manusia itu sendiri. Oleh
karena itu, kelestarian dan keberadaan air sangat perlu dijaga dan dijamin agar kebutuhan air
dapat tercukupi. Pemanfaatan air bagi manusia digunakan untuk keperluan rumah tangga,
industry, transportasi, sumber energi, pertanian/peternakan, pariwisata, penguraian kotoran,
penelitian, ilmu pengetahuan, spiritual, kebudayaan.
Indonesia sebagai negara yang memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim
kemarau, seharusnya memiliki cadangan air bersih yang cukup, akan tetapi kenyataan yang
terjadi adalah kurangnya air bersih pada saat musim kemarau dan terjadinya banjir pada saat
musim penghujan yang justru membuat semakin langkanya ketersediaan air bersih dan
berkualitas di Indonesia. Kebersihan atau kualitas air ini akan mempengaruhi kualitas hidup
masyarakat atau sumber daya manusia.
Kualitas hidup masyarakat, tercermin dari kondisi lingkungan hidup, terutama sumber
Bab I Pendahuluan 2
Universitas Kristen Maranatha
kantor, pabrik, dan tempat-tempat lain, maka harus memenuhi beberapa syarat seperti tidak
berwarna, relatif tidak berbau dan tidak berasa/tawar.
Pengaruh air terhadap kesehatan masyarakat secara tidak langsung dapat meningkatkan
atau menurunkan kesejahteraan manusia, misalnya: a)pemanfaatan air untuk pembangkit
tenaga listrik, industri, irigasi, pertanian dan rekreasi dapat meningkatkan kesejahteraan
manusia, b)pengelolaan air (pencemaran air) misalnya zat kimia beracun yang sukar terurai
secara alami, buangan panas dari industri (proses pendinginan). Sedangkan pengaruh secara
langsung, air dapat mempengaruhi kesehatan manusia misalnya adanya zat-zat persisten
seperti deterjen yang tidak mudah diuraikan atau zat radioaktif yang menimbulkan efek
teradap kesehatan dan terutama menyebabkan timbulnya penyakit menular atau tidak
menular.
Kualitas air menurut sumbernya berbeda-beda sesuai dengan kondisi alam serta aktivitas
manusia yang ada disekitar. Air tanah dangkal dan air permukaan dapat berkualitas bila
lingkungan (tanah) tidak tercemar, kualitas bervariasi dan dipengaruhi zat terlarut atau
tersuspensi. Air tanah dalam pada umumnya tergolong bersih dari segi mikrobiologis.
Mengingat pentingnya peranan sumber air bersih bagi kehidupan masyarakat, maka
pengelolaannya menjadi wewenang negara yang telah diatur dalam pasal 33 UUD 1945 ayat
2 dan ayat 3. Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Daerah menyerahkan wewenang
pengelolaan air bersih ini kepada Pemerintah Daerah dalam suatu Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
PDAM merupakan kesatuan usaha (organisasi) milik pemerintah daerah yang
memberikan jasa pelayanan dan penyelenggaraan kemanfaatan umum di bidang air minum.
Bab I Pendahuluan 3
Universitas Kristen Maranatha
pelayanannya kepada masyarakat dan menyalurkannya secara merata agar kualitas hidup
masyarakat juga meningkat dan mendukung peningkatan ekonomi masyarakatnya. Tujuan
dibentuknya PDAM adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat terhadap
penyediaan sarana dan prasarana air bersih yang berkualitas, dan memenuhi kaidah-kaidah
kesehatan. Hal tersebut juga berlaku bagi PDAM Tirta Uli Kota Pematangsiantar.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Pematangsiantar merupakan salah satu
perusahaan yang berbentuk Perum (Perusahaan Umum) yang bergerak dibidang pengelolaan
air bersih dan sarana air kotor yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
yang mencakup aspek sosial, kesehatan dan pelayanan umum. Pada tahun 1977 PDAM
Tirtauli Kota Pematangsiantar telah membangunan Reservoir yang berada di Kelurahan Tong
Marimbun Kecamatan Siantar Marimbun Kota Pematangsiantar dengan kapasitas ground
1500 m³ debit 249 liter/detik dari sumber mata air Mual Goit. Pelayanan PDAM akan
memuaskan pelanggan jika terpenuhinya aspek K3 (kualitas, kuantitas, kontinuitas), sehingga
PDAM Tirtauli Kota Pematang siantar berusaha menyediakan berbagai komponen
pendukung agar aspek K3 tersebut terpenuhi, dan salah satu komponen penting itu adalah
bangunan reservoir.
Reservoir adalah bangunan yang berfungsi untuk menampung air sebelum dialirkan ke
pelanggan. Pemakaian air oleh pelanggan selama 24 jam cenderung tidak konstan. Pada saat
sebagian besar pelanggan menggunakan air disebut sebagai jam puncak sedangkan pada saat
pelanggan sedikit atau tidak menggunakan air disebut jam minimum/kosong. Pada jam
minimum / kosong, maka air akan tertampung dalam reservoir, sehingga pada jam puncak
Bab I Pendahuluan 4
Universitas Kristen Maranatha
Dukungan alam masih baik bagi manusia beberapa abad yang lalu untuk mengkonsumsi
air dari alam secara langsung. Namun saat ini alam sudah berubah dan manusia harus
mengolah air yang tidak memenuhi standar kualitas air bersih. Upaya pengolahan air
dilakukan dengan membuat suatu sistem manajemen penyediaan air minum. Secara umum
sistem ini terdiri dari :
a. sistem produksi, berperan mengambil air dari alam, kemudian mengolahnya menjadi
air layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Pengambilan air dari sumbernya disebut
sebagai intake air baku.
b. sistem distribusi, merupakan bagian utama pada sistem penyediaan air dimana terdiri
dari jaringan perpipaan yang bertekanan, untuk menjangkau para pelanggan di daerah
pelayanan. Komponen dari sistem distribusi adalah penampungan air (Reservoir),
sistem perpipaan dan sistem sambungan pelanggan.
Sistem distribusi adalah bagian yang paling terpenting pada sistem penyediaan air bersih
untuk menjangkau masyarakat pelanggan di daerah pelayanan. Pendistribusian air minum
dapat dilaksanakan tiga cara yaitu: a) air dari sumber langsung dialirkan ke pelanggan yang
disebut aliran distribusi, b) air dari sumber dialirkan ke reservoir dengan aliran rata-rata,
kemudian dari reservoir dialirkan lagi ke pelanggan / konsumen dan c) air dari sumber
dialirkan ke unit-unit pengolahan, kemudian dari unit pengolahan yang terakhir air terolah
dialirkan ke reservoir distribusi, dari reservoir tersebut didistribusikan ke seluruh daerah
pelayanan.
Bagi masyarakat Indonesia khususnya kota Pematangsiantar kebutuhan akan air bersih
menjadi masalah yang sangat pelik dan rumit, karena rendahnya mutu persediaan air tanah
Bab I Pendahuluan 5
Universitas Kristen Maranatha
dari polutan alami (mineral dan mikroorganisme) serta polutan buatan. Polutan buatan
manusia seperti residu (sisa) bahan kimia umumnya lebih berbahaya dibandingkan polutan
alami. Polutan buatan bisa datang dari limbah rumah tangga, industri maupun pertanian. Dari
rumah tangga antara lain berupa air sabun bekas cucian. Dari industri lebih beragam,
sementara dari pertanian antara lain pupuk dan pestisida. Air bersih yang layak untuk
dikonsumsi seharusnya tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Adanya pencemaran
menyebabkan perubahan pada sifat tersebut.
Tanda-tanda bahwa air tanah sudah tercemar dapat dikenali melalui pengamatan fisik.
Beberapa di antaranya seperti dikutip dari India study channel, Selasa (25/5/2010) adalah:
1. Warna kekuningan akan muncul jika air tercemar chromium dan materi organik. Jika air
berwarna merah kekuningan, itu menandakan adanya cemaran besi. Sementara pengotor
berupa lumpur akan memberi warna merah kecoklatan.
2. Kekeruhan juga merupakan tanda bahwa air tanah telah tercemar oleh koloid (bio zat
yang lekat seperti getah atau lem). Lumpur, tanah liat dan berbagai mikroorganisme
seperti plankton maupun partikel lainnya bisa menyebabkan air berubah menjadi keruh.
3. Polutan berupa mineral akan membuat air tanah memiliki rasa tertentu. Jika terasa pahit,
pemicunya bisa berupa besi, alumunium, mangaan, sulfat maupun kapur dalam jumlah
besar.
4. Air tanah yang rasanya seperti air sabun menunjukkan adanya cemaran kali. Sumbernya
bisa berupa natrium bikarbonat, maupun bahan pencuci yang lain misalnya detergen.
5. Sedangkan rasa payau menunjukkan kandungan garam yang tinggi, sering terjadi di
Bab I Pendahuluan 6
Universitas Kristen Maranatha
6. Bau yang tercium dalam air tanah juga menunjukkan adanya pencemaran. Apapun
baunya, itu sudah menunjukkan bahwa air tanah tidak layak untuk dikonsumsi.
Oleh karena itu perlu dilaksanakan pengawasan kualitas air secara intensif dan terus
menerus, untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kualitas air yang digunakan
masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan agar terhindar dari gangguan kesehatan.
Syarat-syarat kualitas air yang berhubungan perlu disesuaikan dengan perkembangan
teknologi dan upaya kesehatan serta kebutuhan masyarakat dewasa ini. Sehubungan dengan
hal tersebut perlu ditetapkan kembali syarat-syarat dan pengendalian kualitas air melalui
Peraturan Menteri Kesehatan.
Kualitas Air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan mikrobiologi,
fisika kimia, dan radioaktif. Pengendalian kualitas air sebagaimana dimaksud bertujuan untuk
mencegah penurunan kualitas dan penggunaan air yang dapat mengganggu dan
membahayakan kesehatan, serta meningkatkan kualitas air, dilaksanakan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Daerah Tingkat II (Peraturan Menteri Kesehatan No.416 tahun 1990 bab III pasal
3 ayat 2) . Kegiatan pengendalian kualitas air mencakup :
a. Pengamatan lapangan dan pengambilan contoh air termasuk pada proses produksi dan
distribusi.
b. Pemeriksaan contoh air dilaksanakan di laboratorium yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan (Peraturan Menteri Kesehatan N0.416 tahun 1990 pasal 5). Pembiayaan
pemeriksaan contoh air yang dimaksudkan dalam Peraturan Menteri ini di bebankan
kepada pemerintah dan masyarakat termasuk swasta berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Peraturan Menteri Kesehatan N0.416 tahun 1990
Bab I Pendahuluan 7
Universitas Kristen Maranatha
c. Analisis hasil pemeriksaan.
d. Perumusan saran dan cara pemecahan masalah yang timbul dalam hasil kegiatan
diatas
e. Kegiatan tindak lanjut berupa pemantauan upaya penanggulangan/perbaikan
termasuk kegiatan penyuluhan.
Hasil pengendalian kualitas air tersebut dilaporkan secara berkala oleh Kepala Dinas
Kesehatan Daerah Tingkat II secara berjenjang dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Dinas Kesehatan.
Air yang digunakan untuk kepentingan umum wajib diuji kualitas airnya (Peraturan
Menteri Kesehatan N0.416 tahun 1990 pasal 9). Barang siapa yang melakukan perbuatan
yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Menteri yang dapat
mengakibatkan bahaya bagi kesehatan dan merugikan bagi kepentingan umum maka dapat
dikenakan tindakan administratif dan tindakan pidana atau tindakan lainnya berdasarkan
perundang-undangan yang berlaku. (Peraturan Menteri Kesehatan N0.416 tahun 1990 pasal
10)
Dalam Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pada pasal 22 ayat 23
mengatakan bahwa penyehatan air meliputi pengamanan dan penetapan kualitas air untuk
berbagai kebutuhan hidup manusia. Upaya penyehatan air bertujuan untuk menjamin
tersedianya air minum ataupun air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan bagi seluruh
masyarakat baik perkotaan maupun pedesaan. Untuk menjamin tersedianya kualitas air yang
memenuhi persyaratan tersebut, berbagai upaya telah dilaksanakan oleh pemerintah maupun
Bab I Pendahuluan 8
Universitas Kristen Maranatha
pengawasan kualitas air dan penyuluhan–penyuluhan mengenai hubungan kesehatan dengan
tersedianya air yang memenuhi persyaratan kesehatan memiliki tujuan:
a. Secara umum, untuk mengetahui gambaran mengenai keadaan sanitasi sarana air
bersih dan kualitas air sebagai data dasar pemberian rekomendasi untuk
pengamanan kualitas air.
b. Secara khusus, untuk tersedianya informasi keadaan sanitasi air bersih dan
kualitas air dan tersedianya rekomendasi untuk tindak lanjut terhadap upaya
perlindungan pencemaran, perbaikan kualitas air dan penyuluhan kepada pihak
terkait.
Salah satu aspek yang sangat esensial untuk terjaminnya kualitas air yang memenuhi
persyaratan tersebut adalah tersedianya suatu perangkat yang dapat mengatur dan mengawasi
pihak yang memproduksi air dan pihak konsumen, yang meliputi hak, kewajiban dan
tanggung jawab masing-masing demi terjaminnya kuantitas dan kualitas air. Sejauh ini,
beberapa Daerah Tingkat II (Dati II) di Indonesia telah mengembangkan dan membuat
peraturan Daerah tentang pengawasan kualitas air di Dati II masing-masing, sebagian telah
berjalan dengan cukup baik sisanya masih berupa SK kepala Daerah, sedangkan daerah
lainnya masih belum mempunyai peraturan dimaksud.
Pengendalian kualitas air minum dilakukan secara eksternal dan internal. Secara ekternal
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pengendalian kualitas air minum secara
internal dilaksanakan oleh penyelenggara air minum dalam hal ini PDAM untuk menjamin
kualitas air minum yang diproduksi memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam peraturan
Bab I Pendahuluan 9
Universitas Kristen Maranatha
Beberapa hal yang perlu dibahas untuk mengetahui kualitas air minum berdasarkan
beberapa parameter yang diatur dalam peraturan baku mutu air minum adalah:
1. Kualitas Air Minum
Kualitas air minum di Indonesia diatur berdasarkan peraturan Pemerintah yaitu
PERMENKES RI NOMOR 907/MENKES/SK/VII/2002. Parameter kualitas air
minum meliputi parameter fisik, kimia dan biologi.
2. Kekeruhan (turbidity)
Kekeruhan dapat disebabkan oleh berbagai macam jenis material tersuspensi, dengan
ukuran partikel antara partikel koloid atau partikel kasar yang terdispersi dapat berupa
materi organik maupun anorganik. Materi organik penyebab kekeruhan yang ada di
air permukaan dapat digunakan sebagai makanan oleh bakteri, dan menyebabkan
pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menambah kekeruhan. Nutrien anorganik
seperti nitrogen dan fosfor biasanya berasal dari air buangan atau pertanian juga
menambah tingkat kekeruhan air permukaan (Sawyer,1994).
3. Konsentrasi warna
Warna pada air dapat disebabkan oleh materi tersuspensi dan materi organik terlarut.
Warna yang disebabkan oleh materi tersuspensi adalah warna semu (apparent color)
dan warna yang disebabkan oleh material organik dalam bentuk koloid disebut warna
sejati (true color) (Sawyer,1994).
4. Konsentrasi partikel terlarut (total dissolved solid)
Partikel terlarut biasanya terdiri dari ion senyawa organik maupun anorganik.
Senyawa organik dalam air berasal dari dekomposisi alami tumbuhan dan hewan, air
Bab I Pendahuluan 10
Universitas Kristen Maranatha
5. Konsentrasi besi (Fe) dan mangan (Mn)
Kandungan besi dan mangan dalam air dapat menyebabkan warna keruh pada air.
Oleh sebab itu, besi harus disisihkan dari air dengan cara pengendapan dan
penyaringan. Analisa terhadap besi dilakukan untuk melihat pengaruh besi terhadap
warna pada air.
6. Konsentrasi zat organik
Bahan organik alami berasal dari reaksi antara air dengan materi organik mati dan
hidup dalam siklus hydrologi, dan merupakan komponen penting dari ekosistem
perairan. Materi organik memiliki peran penting dalam pengolahan air minum dan air
limbah. Hal tersebut adalah polutan utama yang memproduksi produk oxidasi
berbahaya, kenaikan biaya bahan kimia pada proses pengolahan air (Shon et al.,
2006).
7. Konsentrasi nitrat, nitrit dan ammonium
Kandungan nitrat (NO3) berlebih pada air tanah dan air permukaan merupakan
permasalahan yang sering terjadi di daerah dengan aktivitas pertanian yang tinggi
(Bogardi and Kuzelka, 1991; Roques, 1996; Strebel et al., 1999; Jelĺnek et al., 2004).
Konsentrasi nitrat jika selama proses mengalami fluktuasi konsentrasi dalam air. Hal
tersebut terjadi karena selama proses nitrogen dapat berubah bentuk dari nitrat
menjadi nitrit dan ammonium. Oleh sebab itu, terjadi fluktuasi konsentrasi nitrat pada
air. Jika selama proses pengolahan konsentrasi nitrit mengalami penurunan, hal ini
disebabkan proses oksidasi nitrit menjadi nitrat sehingga konsentrasi nitrit turun dan
Bab I Pendahuluan 11
Universitas Kristen Maranatha
Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :
a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air bakti air minum, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan ,air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut.
d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi, pertanaman dan
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
Kriteria mutu air dari setiap kelas diatas tercantum dalam lampiran peraturan pemerintah
no. 82 tahun 2001.
Pengendalian kualitas air dilakukan pada sumber air yang berada dalam wilayah
Kabupaten / Kota dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten / Kota dan sumber air yang
berada dalam dua atau lebih daerah Kabupaten / Kota dalam satu propinsi dikoordinasikan
oleh Pemerintah Propinsi dan dilaksanakan oleh masing-masing Pemerintah Kabupaten /
Kota. Pengendalian kualitas air dilakukan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali dan
hasil pengendalian kualitas air tersebut disampaikan kepada menteri kesehatan.
Status mutu air ditetapkan untuk menyatakan kondisi cemar apabila mutu air tidak
memenuhi baku mutu air dan kondisi baik apabila mutu air memenuhi baku mutu air. Dalam
Bab I Pendahuluan 12
Universitas Kristen Maranatha
Pemerintah Kabupaten / Kota sesuai dengan kewenangan masing-masing melakukan upaya
penanggulangan pencemaran dan pemulihan kualitas air dengan menetapkan mutu air
sasaran. Dalam hal status mutu air menunjukkan kondisi baik, maka pemerintah dan
Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten / Kota sesuai dengan kewenangan
masing-masing mempertahankan dan atau meningkatkan kualitas air.
Kualitas air yang baik secara fisik adalah:
a. Rasa
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berasa. Rasa dapat ditimbulkan karena
adanya zat organik atau bakteri.
b. Bau
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berbau, karena bau ini dapat ditimbulkan
oleh pembusukan zat organik seperti bakteri serta kemungkinan akibat tidak langsung
dari pencemaran lingkungan, terutama sistem sanitasi.
c. Suhu
Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktifitas biologi
sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi. Kenaikan suhu perairan secara
alamiah biasanya disebabkan oleh aktifitas penebangan vegetasi di sekitar sumber air
tersebut, sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut
mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak langsung.
d. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik,
Bab I Pendahuluan 13
Universitas Kristen Maranatha
dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan sedang
warna air tergantung pada warna buangan yang memasuki badan air.
e. TDS (total dissolved solids) atau jumlah zat padat terlarut
Adalah bahan padat yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringan
pada suhu 103 C – 105 C dalam portable water kebanyakan bahan bakar terdapat
dalam bentuk terlarut yang terdiri dari garam anorganik selain itu juga gas-gas yang
terlarut. Kandungan total dissolved solids pada portable water biasanya berkisaran
antara 20 sampai dengan 1000 mg/l dan sebagai suatu pedoman kekerasan dari air
akan meningkatnya total solids, disamping itu pada semua bahan cair jumlah koloid
yang tidak terlarut dan bahan yang tersuspensi akan meningkat sesuai derajat dari
pencemaran (sutrisno, 1991). Zat padat selalu terdapat dalam air dan kalau jumlahnya
terlalu banyak tidak baik sebagai air minum, banyaknya zat padat yang diisyaratkan
untuk air minum adalah kurang dari 500 mg/l. Pengaruh yang menyangkut aspek
kesehatan dari pada penyimpangan kualias air minum dalam hal total solids ini yaitu
bahwa air akan memberikan rasa tidak enak pada lidah dan rasa mual.
Ada beberapa persyaratan yang perlu diketahui mengenai kualitas air tersebut baik secara
fisik, kimia dan juga mikrobiologi.
1. Syarat fisik, antara lain air harus bersih dan tidak keruh, tidak berwarna apapun, tidak
berasa apapun, tidak berbau apapun, suhu antara 10-25 C (sejuk), tidak meninggalkan
endapan.
2. Syarat kimiawi, antara lain tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung
racun, tidak mengandung zat-zat kimia yang berlebihan, cukup yodium, pH air antara
Bab I Pendahuluan 14
Universitas Kristen Maranatha
3. Syarat mikrobiologi, antara lain:
Tidak mengandung kuman-kuman penyaklit seperti disentri, tipus, kolera dan bakteri
pathogen penyebab penyakit.
Seperti kita ketahui jika standar mutu air diatas sudah standar atau sesuai dengan standar
tersebut maka yang terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi dalam
pengadaan air bersih tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta
pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk
membayar harga air bersih. Dalam penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi oleh
masyarakat banyak mengutip Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas yaitu
aman dan higienis, baik dan layak minum, tersedia dalam jumlah yang cukup dan harganya
relative murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.
Melihat kondisi yang demikian, Departemen Kesehatan RI dalam hal ini Direktorat
Jenderal Pemuda Panca Marga (PPM) & PLP penyusun suatu pedoman teknis yang dapat
dimanfaatkan oleh pemerintah daerah sebagai acuan untuk menyusun Peraturan Daerah
tentang pengawasan kualitas air di Dati II masing-masing. Pengawasan kualitas air di Dati II
tersebut secara internal menurut penulis bisa dilakukan melalui sebuah sistem pengendalian
manajemen untuk membantu PDAM dalam mencapai tujuannya yaitu untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat terhadap penyediaan sarana dan prasarana air bersih yang
berkualitas, dan memenuhi kaidah-kaidah kesehatan.
Melihat tingkat kepentingan sistem pengendalian manajemen pada PDAM dalam hal
kualitas air bersih maka penelitian tentang konsekuensi dari penerapan sistem pengendalian
Bab I Pendahuluan 15
Universitas Kristen Maranatha
Oleh karena itu peneliti memperkirakan bahwa sistem pengendalian manajemen itu
sangat penting dan bermanfaat terutama dalam hal kualitas produk air bersih pada PDAM,
maka penulis melakukan penelitian dengan judul: “ Pengaruh Sistem Pengendalian
Manajemen Terhadap Kualitas Produk air minum pada Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirtauli Pematangsiantar”.
1.2Identifikasi Masalah
Dari uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang penelitian maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan sistem pengendalian manajemen di PDAM Tirta Uli
Pematangsiantar
2. Bagaimana kondisi produk air minum/bersih di PDAM Tirta Uli Pematangsiantar
3. Apakah ada pengaruh sistem pengendalian manajemen terhadap kualitas produk pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Pematangsiantar.
4. Jika ada pengaruh seberapa besarkah pengaruh sistem pengendalian manajemen
terhadap kualitas produk PDAM.
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis bermaksud untuk mengetahui bagaimana praktek
sistem pengendalian manajemen dan kualitas produk di PDAM Tirta Uli Pematangsiantar.
Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sistem pengendalian
manajemen terhadap kualitas produk.
Bab I Pendahuluan 16
Universitas Kristen Maranatha
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sistem pengendalian manajemen terhadap
kualitas produk PDAM.
2. Untuk mengetahui manfaat dari sistem pengendalian manajemen.
1.4Kegunaan Penelitian
1. Manfaat bagi akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian di masa yang akan
datang untuk pengkajian topik-topik yang berkaitan dengan masalah sistem pengendalian
manajemen dan hubungannya dengan kualitas produk terutama produk sector public
seperti air minum.
2. Manfaat bagi PDAM
Dengan adanya penelitian ini, penulis mengharapkan PDAM bisa mengetahui dengan
lebih baik manfaat sistem pengendalian manajemen sebagai alat bantu manajemen dalam
mencapai tujuan demi peningkatan layanan air minum kepada masyarakat.
3. Manfaat bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai
sistem pengendalian manajemen dan kualitas produk khususnya sector public seperti
PDAM.
1.5Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif yaitu suatu penulisan yang
mengambarkan keadaan yang sebenarnya tentang objek yang diteliti, menurut keadaan yang
Bab I Pendahuluan 17
Universitas Kristen Maranatha
adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,
suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.
Untuk menunjang metode tersebut, penulis memperoleh sumber data yang diperoleh dari:
1. Penelitian Lapangan
Yaitu dengan melakukan penelitian langsung pada organisasi atau objek penelitian yang
bersangkutan, sehingga diperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Untuk itu dilakukan
kegiatan meliputi pengenalan akan kegiatan organisasi, pengumpulan data mengenai kegiatan
organisasi.
Dalam hal ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara:
a. Mengajukan kuesioner, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara tertulis
tentang hal-hal yang berhubungan dengan bidang yang diteliti dalam penelitian ini dengan
acuan referensi literatur maupun peraturan atau UU resmi yang berlaku.
b. Wawancara langsung dengan bagian yang terkait dengan masalah yang diteliti oleh
penulis pada organisasi yang menjadi objek penelitian.
c. Mengumpulkan dan mengamati dokumen, antara lain:
Sejarah singkat PDAM
Struktur organisasi PDAM
Sistem pengendalian manajemen pada kualitas poduk PDAM
2. Studi kepustakaan
Yaitu aktifitas pengumpulan data sekunder dengan membaca dan mempelajari buku-buku,
Bab I Pendahuluan 18
Universitas Kristen Maranatha
1.6Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data dan informasi yang penulis butuhkan maka penulis melakukan
penelitian ini di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli dijalan Porsea No. 2
Pematangsiantar Sumatera Utara Indonesia 21115. Penelitian ini dimulai pada bulan agustus
107 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang
“Pengaruh antara variabel X (Sistem Pengendalian Manajemen) terhadap
variabel Y (Kualitas Produk air minum), maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Tanggapan responden mengenai Sistem Pengendalian Manajemen
termasuk dalam kategori “Sangat Baik”;
2. Tanggapan responden mengenai Kualitas Produk Air Minum
termasuk dalam kategori “Baik”;
3. Sistem Pengendalian Manajemen berpengaruh terhadap Kualitas
Produk air minum namun tidak signifikan dengan besar persentase
pengaruh sebesar 2,5% sedangkan sisanya di pengaruhi oleh faktor
lain.
5.2 Saran
Setelah melakukab analisa terhadap PDAM, penulis ingin memberikan
beberapa saran yaitu:
1. Masyarakat secara luas seudah mempercayai kualitas air PDAM
maka penulis menyarankan supaya PDAM harus terus menerus
meningkatkan kualitas air PDAM yang sudah baik supaya lebih baik
108
Universitas Kristen Maranatha
2. Selalu diadakan audit internal baik untuk kualitas air PDAM maupun
untuk kualitas SDM dari PDAM supaya tidak terjadi kecurangan
maupun penurunan kualitas air yang bisa merugikan pihak
masyarakat maupun PDAM sendiri.
3. Selalu memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat secara
109 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert. N dan Govindarajan Vijay. (2005). Sistem Pengendalian
Manajemen. Terjemahan F.X. Kurniawan Tjakrawala. Jilid dua. Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 115 tahun 2003.
Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen.Edisi ketiga. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Nasir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan No.416 tahun 1990 tentang Persyaratan Kualitas Air.
Peraturan Direksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Kota Pematangsiantar.
Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001.
http://jujubandung.wordpress.com/2012/06/08/parameter-fisika-kimia-biologi-penentu-kualitas-air-2/