DALAM ROMAN EIN MANN FÜR MAMA KARYA CHRISTINE NÖSTLINGER DAN PADANANNYA DALAM BAHASA INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Mutiara Monika
12203249002
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
i
DALAM ROMAN EIN MANN FÜR MAMA KARYA CHRISTINE NÖSTLINGER DAN PADANANNYA DALAM BAHASA INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Mutiara Monika
12203249002
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
v MOTTO
“Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat,
namun percaya.”
(Yohanes, 20: 29)
“Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang
belum kita capai.”
(Schopenhauer)
“If you talk to a man in a language he understands,
that goes to his head.
If you talk to him in his language,
that goes to his heart.”
vi
PERSEMBAHAN
Syukur kepada-Mu Tuhan. Terimakasih atas berkat dan rahmat yang telah Engkau berikan kepadaku.
Karya kecil ini kupersembahkan untuk:
Papah dan Mamah, manusia paling berharga di muka bumi ini, manusia terhebat di muka bumi ini, manusia paling aku cinta di muka bumi ini. Untuk
Papah dan Mamah, yang selalu menyayangiku, yang selalu mendoakanku, yang selalu mendukungku, karya kecil ini kupersembahkan.
Kakakku tersayang, Jontorino Sandro Soputan, kakak yang paling paling paling the best di muka bumi ini, I LOVE YOU.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan
judul “Pronomina Indefinit Bahasa Jerman etwas dan nichts dalam Roman Ein
Mann für Mama Karya Christine Nӧstlinger dan Padanannya dalam Bahasa
Indonesia” untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana
pendidikan.
Tugas akhir skripsi ini dapat diselesaikan tentunya karena bantuan
berbagai pihak. Oleh karenanya setulus hati penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada yang terhormat,
1. Bapak Prof. Dr. Rohmat Wahab, M.Pd., M.A, Rektor Universitas Negeri
Yogyakarta,
2. Ibu Dr. Widyastuti Purbani, M.A., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta,
3. Ibu Dra. Lia Malia, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta,
4. Bapak Akbar K. Setiawan, M.Hum, Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membantu, mengarahkan serta memberikan motivasi dan saran prestasi
akademik kepada penulis,
5. Bapak Dr. Sulis Triyono, M.Pd, Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan
rendah hati telah membimbing, memberikan masukan, dan arahan dalam
menyelesaikan tugas akhir skripsi ini,
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Yogyakarta,
7. Ibu Listiana Ridawati, A.M.D, staf administrasi Jurusan Pendidikan Bahasa
Jerman FBS UNY yang telah sabar dan setia menolong dan mengurus segala
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAK ... xiii
KURZFASSUNG ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Penelitian ... 7
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II PRONOMINA INDEFINIT A. Deskripsi Teoretik ... 10
1. Pronomina dalam BJ ... 10
2. Pronomina dalam BI ... 15
3. Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts ... 21
4. Sintaksis ... 22
5. Penerjemahan ... 24
x BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ... 32
B. Sumber dan Data Penelitian ... 32
C. Teknik Pengumpulan Data ... 33
D. Instrumen Penelitian ... 33
E. Analisis Data Penelitian ... 34
F. Keabsahan Data ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37
1. Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts ... 39
2. Bentuk Padanan Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts dalam BI ... 40
B. Pembahasan ... 41
1. Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts ... 41
2. Bentuk Padanan Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts dalam BI ... 43
C. Kaidah yang Ditemukan ... 82
D. Keterbatasan Penelitian ... 83
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 85
B. Implikasi ... 88
C. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 90
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts dan Frekuensi Kemunculan ... 37
Tabel 2: Bentuk dan Frekuensi Kemunculan Padanan Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts dalam BI ... 38
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Gambar ... 93
xiii
PRONOMINA INDEFINIT BAHASA JERMAN ETWAS DAN NICHTS DALAM ROMAN EIN MANN FÜR MAMA KARYA CHRISTINE
NӦSTLINGER DAN PADANANNYA DALAM BAHASA INDONESIA
Oleh Mutiara Monika
12203249002
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dalam roman ein Mann für Mama karya Christine Nӧstlinger dan (2) bentuk padanan pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dalam BI.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini adalah kalimat-kalimat yang mengandung pronomina indefinit BJ yang terdapat dalam roman ein Mann für Mama serta padanannya dalam BI. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca dan catat. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan translasional dan referensial. Instrumen dalam penelitian ini adalah penulis sendiri (human instrument). Untuk menentukan keabsahan data hasil penelitian digunakan teknik intrarater dan interrater.
xiv
DIE DEUTSCHEN INDEFINITPRONOMEN ETWAS UND NICHTS IM ROMAN EIN MANN FÜR MAMA VON CHRISTINE NӦSTLINGER
UND IHRE ENTSPRECHUNG IM INDONESISCHEN
Von Mutiara Monika
12203249002
KURZFASSUNG
Diese Untersuchung hat das Ziel, (1) die deutschen Indefinitpronomen etwas und nichts im Roman Ein Mann für Mama von Christine Nӧstlinger und (2) die entsprechenden Formen der deutschen Indefinitpronomen etwas und nichts im Indonesischen zu beschreiben.
Diese Untersuchung ist eine deskriptive qualitative Untersuchung. Die Daten dieser Untersuchung sind die Sätze im Roman Ein Mann für Mama, welche deutsche Indefinitpronomen enthalten, und ihre Entsprechungen im Indonesischen. Die Daten wurden durch Lese- und Notiztechnik erhoben. Die Daten wurden mithilfe der Padan Translational- und Padan Referential-Methode analysiert. Das Instrument dieser Untersuchung ist die Untersucherin selbst (Human Instrument). Um die Gültigkeit der Daten zu überprüfen, wurde das intrarater- und interrater-Verfahren benutzt.
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan bahasa untuk bisa
berkomunikasi. Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi secara lisan maupun
tulisan. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan alat yang berfungsi untuk
merumuskan maksud seseorang, melahirkan perasaan seseorang dan
memungkinkan seseorang menciptakan kerja sama dengan orang lain.
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi
tidak akan sempurna jika ekspresi diri seseorang tidak diterima atau dipahami oleh
orang lain. Oleh karena itu, bahasa merupakan alat komunikasi manusia
terpenting, sehingga setiap bangsa di dunia pasti mempunyai bahasanya sendiri.
Bahasa Jerman adalah bahasa yang penting dalam komunikasi
internasional. Dalam dunia perdagangan, Jerman adalah negara pengekspor utama
di dunia. Lebih dari 101 juta orang di dunia berbahasa Jerman, dan sekitar 20 juta
orang di seluruh dunia mempelajari bahasa Jerman
(http://www.daadjkt.org/index.php?belajar-bahasa-jerman). Di Eropa, bahasa
Jerman merupakan bahasa ibu yang paling luas digunakan. Maka dari itu, penting
untuk saat ini mempelajari bahasa Jerman. Begitu pula dengan bahasa Indonesia
yang merupakan bahasa nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang
resmi digunakan bangsa Indonesia. Sebelum mempelajari bahasa negara lain,
Ditambah dengan negara Indonesia yang memiliki beragam bahasa, menjadikan
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia yang penting untuk
dipelajari.
Bahasa Jerman (yang selanjutnya akan disingkat BJ) dan bahasa Indonesia
(yang selanjutnya akan disingkat BI) berasal dari rumpun bahasa yang tidak sama
satu sama lain, sehingga terdapat banyak sekali perbedaan di antara kedua bahasa
tersebut. Masing-masing bahasa memiliki kaidah, gramatika, bentuk dan kosa kata
yang berbeda. Hal ini menimbulkan beberapa permasalahan, salah satunya yaitu
dalam proses penerjemahan, seperti adanya padanan satuan bahasa lebih dari satu
macam dan terjadinya pergeseran-pergeseran sintaksis dalam kalimat. Meskipun
begitu, BJ dan BI sama-sama mengenal bentuk pronomina atau kata ganti nomina.
Pronomina, yang dalam BJ disebut Pronomen, merupakan pengganti nomina yang
bertujuan untuk menghindari terjadinya pengulangan dalam penyebutan nomina
yang telah disebutkan sebelumnya. Oleh karena itu, baik pronomina BI maupun
pronomina BJ sangat penting dalam penggunaan berbahasa, mengingat pronomina
yang berfungsi untuk menggantikan nomina guna menghindari pengulangan
nomina yang membosankan. Penggunaan pronomina menjadikan kalimat lebih
efektif.
Dalam BJ memiliki beragam jenis pronomina yaitu Personalpronomen
‘pronomina persona’, Possessivpronomen ‘pronomina kepunyaan’,
Relativpronomen ‘pronomina relatif’, Interrogativpronomen ‘pronomina
Indefinitpronomen ‘pronomina indefinit’ (Helbig & Buscha, 2001: 207). Tidak
jauh berbeda dalam BI yang juga mempunyai beragam jenis pronomina, seperti
pronomina persona, pronomina penunjuk, pronomina interogatif, pronomina tak
tentu (Alieva, 1991: 243-252). Secara umum BJ dan BI sama-sama memiliki
pronomina, seperti pronomina indefinit atau kata ganti tak tentu. Dalam BJ
terdapat pronomina indefinit alle, einige, irgendeiner, jeder, keiner, mancher,
mehrere yang tergabung ke dalam kelompok pronomina indefinit untuk orang dan
bukan orang, pronomina indefinit man, jemand, irgendwer, niemand yang
tergabung ke dalam kelompok pronomina indefinit hanya untuk orang dan etwas,
nichts yang tergabung ke dalam kelompok pronomina indefinit hanya untuk bukan
orang (Helbig & Buscha, 2001: 232-234) dan dalam BI terdapat pronomina tak
tentu seseorang, sesuatu, suatu, salah satu, salah seorang, siapa saja, siapa pun,
barang siapa, setiap orang, masing-masing, beberapa dan sewaktu-waktu (Alieva
(1991: 249), Kridalaksana (1998: 78)), namun secara khusus ada beberapa
perbedaan pronomina di antara keduanya.
Dalam penelitian ini hanyak akan dibahas pronomina indefinit BJ etwas
dan nichts. Kedua pronomina tersebut ditujukan hanya untuk bukan orang. Secara
umum pronomina indefinit BJ etwas dapat dipadankan ke dalam BI dengan kata
‘sesuatu’, dan pronomina indefinit BJ nichts yang merupakan bentuk negatif dari
etwas dipadankan dengan kata ‘tiada/tidak sesuatu apapun’. Namun pada
kenyataannya, dalam penggunaan sehari-hari, kedua pronomina indefinit BJ
memiliki bentuk padanan dalam BI. Ketidaktahuan pembelajar BJ tentang adanya
bentuk padanan lebih dari satu dalam BI, tentu akan menimbulkan kesulitan dan
kebingungan dalam menentukan bentuk padanan yang tepat dalam BI,
dikarenakan pronomina indefinit BJ etwas, nichts yang memiliki pengertian
berbeda-beda jika dipadankan dalam BI dan dalam BI tidak memiliki pronomina
yang sama dengan kedua pronomina tersebut. Variasi padanan BI dari pronomina
indefinit BJ etwas dan nichts banyak ditemukan dalam roman Ein Mann für
Mama (yang selanjutnya akan disingkat EMFM) karya Christine Nӧstlinger dan
roman terjemahannya dalam BI yang berjudul ‘Suami untuk Mama’ (yang
selanjutnya akan disingkat SUM) yang diterjemahkan oleh Agus Setiadi, sebagai
berikut.
(1) Dass die Großmutter Su zwӧlf Knӓuel schweinsrosa Wolle zum Geburtstag geschenkt hat, ist auch etwas befremdlich. (EMFM/62)
‘Su agak heran menerima hadiah dua belas gulung benang wol berwarna merah jambu dari Nenek.’ (SUM/69)
(2) ..., würde die Großtante den ganzen Abend über nichts anderes sagen
als: ... (EMFM/8)
‘..., sepanjang malam Oma Alice takkan henti-hentinya mengatakan begini, ...’ (SUM/10)
Pronomina indefinit BJ etwas pada umumnya dipadankan dengan kata
‘sesuatu’, tetapi pada kalimat (1) pronomina indefinit BJ etwas justru dipadankan
dengan kata ‘agak’ dalam BI. Hal ini tidak hanya terjadi pada pronomina etwas,
indefinit BJ nichts dipadankan dengan kata ‘takkan henti-hentinya’. Bahkan ada
beberapa pronomina indefinit BJ yang tidak memiliki padanan dalam BI atau
dalam linguistik dikenal dengan sebutan zero (Ø) seperti pada contoh sebagai
berikut.
(3) Da ist nichts zu machen. (EMFM/157)
‘Apa boleh buat.’ (SUM/165)
Pada kalimat (3) pronomina indefinit nichts tidak mempunyai padanan
dalam BI, hal ini disebabkan pergeseran penerjemahan. Penerjemah mengganggap
kalimat BJ pada contoh kalimat (3) sangat tepat dan lebih efektif jika dipadankan
‘Apa boleh buat’.
Pronomina indefinit BJ etwas dan nichts ditemukan dalam berbagai
pernyataan, menjadikan pronomina indefinit BJ suatu indikator yang penting
dalam kalimat. Hal ini menjadi salah satu alasan peneliti untuk judul ini ingin
diteliti lebih lanjut dengan mengambil data dari roman Ein Mann für Mama karya
Christine Nöstlinger dan terjemahannya ‘Suami untuk Mama’ yang diterjemahkan
oleh Agus Setiadi.
Christine Nӧstlinger adalah salah satu penulis buku anak terbaik yang lahir
pada 13 oktober 1936 di Wina, Austria. Nӧstlinger telah menerima penghargaan
atas buku-bukunya, di antaranya Friedrich Bӧdecker Preis pada tahun 1972,
Deutscher Jugendliteraturpreis pada tahun 1973, Hans Christian Andersen Award
pada tahun 1984, Astrid Lindgren Memorial Award pada tahun 2003. Ia
1970. Sejauh ini, Nӧstlinger telah menciptakan 110 karya yang salah satunya
adalah Ein Mann für Mama. Roman Ein Mann für Mama merupakan roman anak
yang menceritakan seorang anak bernama Su yang mempunyai rencana untuk
mencarikan suami untuk mamanya. Cerita tersebut diambil dari
permasalahan-permasalahan yang memang ada di lingkup anak-anak. Dibandingkan dengan
karya Nӧstlinger yang lain, roman Ein Mann für Mama memiliki bahasa yang
lebih mudah dipahami, alur cerita yang sangat jelas, karakter dan sifat para tokoh
yang dipaparkan secara rinci, membuat pembaca mudah mengerti dan memahami
isi roman tersebut. Alasan lain peneliti memilih roman tersebut, yaitu terdapat
banyak pernyataan dalam roman yang mengandung pronomina indefinit BJ etwas
dan nichts.
Berdasarkan alasan-alasan di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti
lebih lanjut menyangkut dengan pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dan
padanannya dalam BI.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti selaku
pembelajar BJ bermaksud mendeskripsikan pronomina indefinit BJ etwas dan
nichts dalam roman Ein Mann für Mama karya Christine Nöstlinger dan
padanannya dalam BI dalam terjemahannya ‘Suami untuk Mama’ yang
B. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini kajian dibatasi pada pronomina indefinit BJ etwas
dan nichts dalam roman Ein Mann für Mama karya Christine Nöstlinger dan
padanannya dalam BI dalam terjemahannya ‘Suami untuk Mama’ yang
diterjemahkan oleh Agus Setiadi. Hal ini dilakukan agar masalah yang akan
dibahas peneliti terfokus dan tidak terlalu meluas.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian tersebut di atas, penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dalam roman Ein
Mann für Mama karya Christine Nöstlinger?
2. Bagaimanakah bentuk padanan pronomina indefinit BJ etwas dan nichts
dalam BI terjemahannya ‘Suami untuk Mama’ yang diterjemahkan oleh Agus
Setiadi?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dalam roman Ein
Mann für Mama karya Christine Nöstlinger.
2. Mendeskripsikan bentuk padanan pronomina indefinit BJ dalam BI
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut di atas, manfaat penelitian ini
adalah sebagai berikut.
Teoritis:
1. Secara umum, penelitian ini dapat memberikan referensi penting bagi ranah
kepustakaan penelitian, khususnya di bidang linguistik.
2. Secara khusus, penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang penggunaan
pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dan padanannya dalam BI.
Praktis:
1. Bagi penutur BJ yang sedang mempelajari BI, diharapkan dapat menggunakan
hasil penelitian ini sebagai bahan referensi untuk memperdalam BI, terutama
yang berkaitan dengan penggunaan pronomina indefinit BJ etwas dan nichts
dan padanannya dalam BI..
2. Bagi penutur BI yang sedang mempelajari BJ, diharapkan dapat menggunakan
hasil penelitian ini untuk memperdalam BJ, terutama yang berkaitan dengan
penggunaan pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dan padanannya dalam
BI.
3. Bagi pengajar BJ, diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai
bahan referensi untuk menyampaikan materi pelajaran, khususnya yang
berkaitan dengan penggunaan pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dan
4. Bagi penerjemah, diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai
bahan referensi dalam proses penerjemahan, khususnya yang berkaitan dengan
penggunaan pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dan padanannya dalam
BI.
5. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai
10 BAB II
PRONOMINA INDEFINIT
A. Deskripsi Teoretik
1. Pronomina dalam Bahasa Jerman
Dalam BJ pronomina diterjemahkan menjadi das Pronomen (Heuken,
2007: 431). Pronomina ialah kata ganti nomina yang bertujuan untuk menghindari
pengulangan dalam penyebutan nomina yang telah disebutkan sebelumnya. Hal
yang sama juga diungkapkan Hülsen (1994: 63) “Pronomina werden dazu
verwendet, den Platz der Nomina einzunehmen, um ihre Wiederholung zu
vermeiden, die langweilig ist”. ‘Pronomina digunakan untuk menduduki tempat
nomina guna menghindari pengulangannya yang membosankan’. Pronomina
digunakan untuk menggantikan orang, benda, gagasan atau keadaan.
Secara umum, pronomina digolongkan ke dalam beberapa kelompok.
Menurut Helbig dan Buscha (2001: 207-211), pronomina BJ dikelompokkan
menjadi enam yaitu Personalpronomen, Interrogativpronomen,
Demonstrativpronomen, Indefinitpronomen, Possessivpronomen, dan
Relativpronomen. Berikut penjelasannya.
a. Personalpronomen
Personalpronomen atau pronomina persona adalah pengganti nomina
untuk diri sendiri atau orang lain. Terdapat tiga jenis kata ganti persona dalam BJ,
persona kedua tunggal (du, Sie) dan jamak (ihr, Sie), dan (3) kata ganti persona
ketiga tunggal (er, es, sie) dan jamak (sie). Berikut contoh kata ganti persona BJ.
(4) Ich habe das Buch gelesen. (Tunggal) (Helbig dan Buscha, 2001: 208)
‘Saya sudah membaca buku itu.’
(5) Wir sind rechtzeitig gekommen. (Jamak) (Helbig dan Buscha, 2001:
208)
‘Kami datang tepat waktu.’
(6) Waren Sie schon im Urlaub? (Tunggal / Jamak) (Helbig dan Buscha,
2001: 208)
‘Apakah Anda pernah berlibur?’
b. Interrogativpronomen
Interrogativpronomen (Fragepronomen) BJ terdiri dari wer, was, welcher,
was für ein. Pronomina ini digunakan untuk menanyakan suatu komponen fakta
yang tidak diketahui. Setiap pronomina interogatif menanyakan suatu komponen
fakta tertentu, seperti wer untuk menanyakan orang, was, welcher, was für ein
untuk menanyakan yang bukan orang. Pronomina interogatif welcher, was für ein
juga dapat disebut sebagai Artikelwort, karena dituntut untuk menyertai nomina.
Contoh sebagai berikut.
(7) Wer hat ihm geholfen? ˗ Sein Lehrer/Seine Schwester/Seine Freunde/... (Helbig dan Buscha, 2001: 208)
‘Siapa yang telah menolong dia? ˗ Gurunya/Saudara perempuannya/Teman-temannya/...’
(8) Was suchst du? ˗ Meinen Kugelschreiber/Mein Brillenetui/Meine
‘Apa yang sedang kamu cari? ˗ Penaku/Kacamataku/Kunciku/...’
(9) Welchen Ball mӧchtest du? ˗ Diesen hier./Den Fußball./Den großen bunten./... (Helbig dan Buscha, 2001: 209)
‘Bola yang mana yang kamu mau? – Yang ini./Bola kaki itu./(Bola) warna-warni yang besar./...’
(10) Was für einen Ball mӧchtest du? Einen von diesen hier./Einen
Fußball./Einen großen bunten./... (Helbig dan Buscha, 2001: 209)
‘Apa jenis bola yang kamu inginkan? ˗ Salah satu dari ini./Sebuah bola kaki./Sebuah (bola) warna-warni yang besar./...’
c. Demonstrativpronomen
Demonstrativpronomen atau kata ganti penunjuk digunakan untuk
menunjuk atau menyoroti sesuatu. Dalam BJ, Demonstrativpronomen terdiri dari
der/das/die, derjenige/diejenige/dasjenige, dieser/dieses/diese, jener/jenes/jene,
(ein) solcher/solches/solche. Pronomina ini dapat digunakan untuk orang dan
bukan orang. Contoh sebagai berikut.
(11) Kennst du seine Freundin? ˗ Nein, die kenne ich nicht. (Helbig dan Buscha, 2001: 229)
‘Apakah kamu mengenal pacarnya? ˗ Tidak, aku tidak mengenal (pacar)nya.’
(12) Ihre Schuhe gefallen mir. Ich mӧchte auch solche haben. (Helbig dan Buscha, 2001: 229)
d. Indefinitpronomen
Indefinitpronomen adalah pronomina yang menggantikan nomina tak
tentu. Dalam BJ, kata ganti tak tentu dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu kata
ganti tak tentu untuk orang dan bukan orang, kata ganti tak tentu untuk orang, dan
kata ganti tak tentu untuk bukan orang.
Kata ganti tak tentu untuk orang dan bukan orang terdiri dari alle(s),
einige, irgendeiner (jamak: irgendwelche), jeder, keiner, mancher, mehrere,
seperti contoh berikut.
(13) Jeder von uns wollte helfen. (Helbig dan Buscha, 2001: 231)
‘Setiap dari kita ingin membantu.’
(14) Alle haben mitgemacht, einige/mehrere waren besonders aktiv.
(Helbig dan Buscha, 2001: 231)
‘Semua yang telah berpartisipasi, terutama kepada beberapa yang aktif.’
(15) Ich habe irgendein Auto gesehen. (Helbig dan Buscha, 2001: 231)
‘Saya telah melihat beberapa mobil.’
Kata ganti tak tentu untuk orang terdiri dari man, jemand, irgendwer,
niemand, seperti contoh berikut.
(16) Man ӓrgert sich über so etwas. (Droswoski, 2009: 319)
‘Orang merasa marah tentang sesuatu.’
‘”Jika ada seseorang di balik jeruji besi”, Beckstein menambahkan.’
Kata ganti tak tentu untuk bukan orang terdiri dari etwas, nichts, seperti
contoh berikut.
(18) Etwas hat auf dem Tisch gelegen. (Helbig dan Buscha, 2001: 234)
‘Ada sesuatu di atas meja.’
(19) Nichts hat auf dem Tisch gelegen. (Helbig dan Buscha, 2001: 234)
‘Tidak ada apapun di atas meja.’
e. Possessivpronomen
Possessivpronomen atau kata ganti milik adalah kata ganti yang digunakan
untuk menyatakan suatu kepunyaan. Kata ganti miliki dalam BJ terdiri dari mein,
dein, sein, ihr, unser, euer, und Ihr. Berikut contoh-contohnya.
(20) Wessen Wagen ist das? ˗ Das ist meiner./Das ist unserer. (Helbig dan Buscha, 2001: 211)
‘Mobil siapa itu? ˗ Itu milikku. / Itu milik kami.’
(21) Wem gehӧrt das Geld? ˗ Das ist deines./Das ist eueres./Das ist Ihres. (Helbig dan Buscha, 2001: 211)
‘Milik siapa uang itu? ˗ Itu milikmu./Itu milik kalian./Itu milik Anda.’
f. Relativpronomen
Relativpronomen adalah kata ganti penghubung yang digunakan untuk
menghubungkan dan menunjuk kembali kalimat sebelumnya, terdiri dari der yang
tak lain adalah dari Demonstrativpronomen dan welcher, wer, was dari
(22) Ich habe auf der Auktion ein Bild erstanden. Es hat mir sehr gefallen.
→ Ich habe auf der Auktion ein Bild erstanden, das mir sehr gefallen hat. (Helbig dan Buscha, 2001: 211)
‘Saya telah membeli sebuah gambar di pelelangan. Saya sangat menyukainya. → Saya telah membeli sebuah gambar di pelelangan, yang sangat saya sukai.’
Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat enam jenis pronomina
dalam BJ, yaitu Personalpronomen, Interrogativpronomen,
Demonstrativpronomen, Indefinitpronomen, Possessivpronomen,
Relativpronomen. Keenam pronomina ini memiliki fungsi masing-masing dalam
menggantikan nomina.
2. Pronomina dalam Bahasa Indonesia
Pronomina adalah kata yang menggantikan nomina atau frase nominal
(Kridalaksana, 2008: 200). Sependapat dengan Muslich (2010: 78) yang
mengungkapkan, setiap kata yang dipakai untuk mengacu ke nomina lain disebut
pronomina (kata ganti). Dalam kalimat, nomina selalu menduduki fungsi yang
dari nomina (subyek, obyek, predikat). Selain itu acuan yang ditunjuk dapat
diganti-ganti, bergantung pada siapa pembicara/ penulisnya, siapa pendengar/
pembaca, atau siapa/apa topiknya.
Secara umum, dalam BI dikenal beberapa macam pronomina, di antaranya
pronomina persona, pronomina penunjuk, pronomina penanya (Alwi, 2010:
256-265, Muslich, 2010: 78-82), dan pronomina tak tentu (Alieva, 1991: 243-252)
a. Pronomina Persona
Pronomina persona adalah pronomina yang dipakai untuk mengacu pada
orang. Dalam BJ, pronomina ini sama dengan Personalpronomen. Pronomina
persona dapat mengacu pada diri sendiri (pronomina persona pertama), mengacu
pada orang yang diajak bicara (pronomina persona kedua), mengacu pada orang
yang dibicarakan (pronomina persona ketiga). Di antara pronomina itu, ada yang
mengacu pada jumlah satu (tunggal) atau lebih dari satu (jamak). Pronomina
persona pertama tunggal terdiri dari saya, aku, -ku, daku, ku- dan jamak kami.
Pronomina persona kedua tunggal engkau, kamu, Anda, dikau, kau-, -mu dan
jamak kalian, kamu sekalian, Anda sekalian. Dan pronomina persona ketiga
tunggal antara lain ia, dia, beliau, -nya dan jamak mereka. Berikut penjelasannya
(Alwi, 2010:258-266).
1) Persona Pertama
Bentuk saya adalah bentuk persona formal yang dipakai dalam tulisan atau
ujaran resmi. Meskipun demikian, ada juga bentuk lain yang sering dipakai dan
dianggap tidak terlalu menonjolkan diri yaitu kami, dengan arti yang sama.
persona aku muncul dalam pembicaraan batin, situasi tidak formal, dan dengan
kawan akrab. Ada lagi, yaitu bentuk daku, yang hanya muncul dalam karya
susastra.
Bentuk klitika aku muncul menjadi –ku dan ku-. Kedua bentuk ini tidak
sama dalam pemakaiannya. Bentuk –ku digunakan dalam koneksi kepemilikan,
misalnya rumahku. Dan bentuk ku- pemakaiannya selalu melekat di depan verba,
Contoh sebagai berikut.
(23) Kami telah menaatinya, tetapi mengapa kalian tidak? (Muslich, 2010: 80)
2) Persona Kedua
Persona kedua engkau dan kamu dipakai oleh: (1) orang tua terhadap orang
muda yang telah akrab dan lama (Kamu sudah mandi?); (2) orang yang berstatus
sosial lebih tinggi kepada bawahannya (Hasil keputusan kemarin sudah kamu
ketik?); (3) orang-orang yang sudah saling akrab yang tidak memandang usia dan
status, tetapi situasi ikut berpengaruh (Sekarang kamu dosen ... wah selamat
sukses!). Pesona Anda dimaksudkan untuk menetralkan hubungan. Persona Anda
muncul, (1) dalam hubungan yang tak mengarah ke orang tertentu (Pakailah
sabun ini; kulit Anda akan bersih), (2) dalam hubungan bersemuka, tetapi
pembicara tidak bersikap pembicara tidak bersikap terlalu formal ataupun terlalu
akrab (Anda harus minta izin sekarang juga). Pronomina daku dan dikau hanya
muncul dalam ragam susastra. Misalnya, Yang kurindukan hanya dikau seorang.
Persona kedua jamak yaitu kalian ditambah sekalian (kamu sekalian, Anda
sekalian). Persona kedua yang bervariasi hanya engkau dan kamu, adalah bentuk
terikat kau- dan –mu. Berikut contoh pronomina persona kedua.
(24) Pukul berapa kamu berangkat ke sekolah, Nak? (Alwi, 2010: 261)
3) Persona Ketiga
Persona ketiga tunggal ada dua macam, yaitu: (1) ia, dia, atau –nya; dan (2)
fungsinya berbeda ketika harus difungsikan sebagai objek, atau bila diletakkan di
sebelah kanan yang diterangkan. Sebab, untuk ini, hanya dia dan –nya- lah yang
bisa. Bentuk beliau dipakai oleh orang muda untuk menghormati orang yang lebih
tua atau statusnya lebih tinggi. Contoh: Baru saja Presiden menjelaskan soal
suksesi pemerintahan dan beliau menghimbau agar kita tenang. Bentuk jamak
persona ketiga adalah mereka yang hanya mengacu ke insan saja. Contoh:
Anak-anak itu sedang belajar. Mereka akan menghadapi ujian semester. Berikut contoh
pronomina persona ketiga.
(25) Saya tidak tahu alamat dia. (Alwi, 2010: 263)
(26) Datangnya kapan? (Alwi, 2010: 263)
b. Pronomina Penunjuk
Pronomina penunjuk dalam BI ada tiga macam, yaitu (1) pronomina
penunjuk umum, (2) pronomina penunjuk tempat, (3) pronomina penunjuk ihwal.
Dalam BJ, pronomina ini sama dengan Demonstrativpronomen. Berikut
penjelasannya.
1) Pronomina Penunjuk Umum
Pronomina penunjuk umum ialah ini, itu, dan anu. Kata ini mengacu pada
acuan yang dekat dengan pembicara/penulis, pada masa yang akan datang, atau
pada informasi yang akan disampaikan, sedangkan kata itu digunakan untuk
acuan pada yang agak jauh dari pembicara/penulis, pada masa lampau, atau pada
tidak dapat mengingat benar kata apa yang harus dipakai, padahal ujaran telah
terlanjur dimulai. Berikut contoh pronomina penunjuk umum.
(27) Ini/itu rumah saya. (Alwi, 2010: 268)
(28) Mereka mau anu˗˗mau pinjam kredit bank. (Alwi, 2010: 268)
2) Pronomina Penunjuk Tempat
Pronomina penunjuk tempat terdiri dari sini (dekat), situ (agak jauh), atau
sana (jauh). Ketiga pronomina ini berfungsi menunjuk lokasi, maka dari itu sering
digunakan dengan preposisi pengacu arah, di/ke/dari, sehingga terdapat di/ke/dari
sini, di/ke/dari situ, dan di/ke/dari sana. Berikut contoh pronomina penunjuk
tempat.
(29) Kita akan bertolak dari sini. (Alwi, 2010: 271)
(30) Barang-barangnya ada di situ. (Alwi, 2010: 271)
3) Pronomina Penunjuk Ihwal
Pronomina penunjuk ihwal meliputi begini (dekat) dan begitu (jauh).
Dalam hal ini, jauh dekatnya lokasi yang dimaksud bersifat psikologis. Berikut
contoh pronomina penunjuk ihwal.
(31) Dia mengatakan begini. (Alwi, 2010: 271)
c. Pronomina Penanya
Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai pemarkah
pertanyaan. Dari segi maknanya, yang ditanyakan itu dapat mengenai (a) orang,
(b) barang, atau (c) pilihan. Pronomia siapa dipakai jika yang ditanyakan adalah
orang atau nama orang; apa bila barang; dan mana bila suatu pilihan tentang
orang atau barang. Jenis pronomina ini sama dengan Interrogativpronomen dalam
BJ. Berikut contohnya.
(33) Dia sudah datang . → Apa dia sudah datang? (Alwi, 2010: 261)
(34) Nanang menggendong kucing. → Siapakah yang menggendong kucing? (Muslich, 2010: 87)
d. Pronomina Tak Tentu
Pronomina tak tentu adalah kata ganti yang merujuk pada sesuatu yang
umum, tidak tentu. Dalam BI terdapat pronomina tak tentu seseorang, sesuatu,
suatu, salah satu, salah seorang, siapa saja, siapa pun, barang siapa, setiap
orang, masing-masing, beberapa dan sewaktu-waktu.
Dapat disimpulkan bahwa BI mempunyai tiga pronomina yang sangat
penting yang secara umum tidak jauh berbeda dari BJ. BI mempunyai pronomina
persona, pronomina penunjuk, pronomina penanya dan juga pronomina tak tentu.
Pronomina penunjuk itu sendiri pun masih terbagi dalam tiga bagian, yaitu
3. Pronomina Indefinit Bahasa Jerman etwas dan nichts
Pronomina indefinit BJ terdiri dari tiga kelompok, yaitu kata ganti tak
tentu untuk orang dan bukan orang, kata ganti tak tentu untuk orang, dan kata
ganti tak tentu untuk bukan orang, seperti yang telah dikemukakan di depan
(halaman 13). Berikut akan dijelaskan secara lebih mendetail, tetapi hanya
mengenai satu dari tiga kelompok yang telah disebutkan di atas, sesuai pada apa
fokus penelitian ini, yaitu pronomina indefinit BJ hanya untuk bukan orang.
Pronomina indefinit BJ untuk bukan orang meliputi etwas dan nichts.
Berikut penjelasannya (Helbig dan Buscha, 2001: 234).
1) Etwas adalah pronomina yang tidak mempunyai perubahan bentuk. Etwas
umumnya mengacu pada sesuatu yang tidak pasti, mengacu pada yang bukan
orang dalam arti luas seperti hewan, benda, gagasan dan lain sebagainya,
yang dapat menjadi bentuk tunggal ataupun jamak. Etwas juga memiliki
bentuk irgendetwas. Contoh berikut.
(35) Sie müssen sich mit etwas beschӓftigen. (Helbig & Buscha, 2001: 234)
‘Anda harus menyibukan diri dengan sesuatu.’
2) Nichts berperilaku sama seperti pronomina etwas baik secara morfologis
maupun sintaksis. Namun, nichts adalah bentuk negatif (penidakan atau
penyangkalan). Contoh berikut.
(36) Am Wochenende komme ich zu nichts. (Helbig & Buscha, 2001:
234)
Dapat disimpulkan pronomina indefinit BJ hanya untuk bukan orang
antara lain etwas dan nichts.
4. Sintaksis
a. Pengertian Sintaksis
Sintaksis adalah cabang linguistik tentang susunan kalimat dan bagiannya
atau biasa disebut dengan ilmu tata kalimat. Subsistem sintaksis membicarakan
penataan dan pengaturan kata-kata itu ke dalam satuan-satuan yang lebih besar,
yang disebut satuan-satuan sintaksis, yakni kata, frase, klausa, kalimat, dan
wacana (Chaer, 2009: 3). Menurut Verhaar (1996: 161), sintaksis adalah
tatabahasa yang membahas hubungan antar-kata dalam tuturan. Tuturan adalah
apa yang dituturkan orang. Salah satu satuan tuturan adalah kalimat. Pendek kata,
sintaksis menyangkut hubungan gramatikal antar-kata di dalam kalimat.
b. Struktur Sintaksis
Ada tiga cara untuk menganalisis klausa secara sintaksis, (1) Fungsi, (2)
Kategori, dan (3) Peran. Berikut penjelasannya.
1) Fungsi Sintaksis
Fungsi sintaksis adalah semacam “kotak-kotak” atau “tempat-tempat”
dalam struktur sintaksis yang kedalamnya akan diisikan kategori-kategori tertentu
(Chaer, 2009: 20). Kotak-kotak itu bernama subjek (S) predikat (P), objek (O),
komplemen (Kom), dan keterangan (Ket). Berikut contoh klausa.
Menurut analisis fungsi, subjek klausa pada contoh di atas adalah ayah,
predikat: membeli, objek: beras ketan. Sedangkan frasa untuk saya adalah
keterangan.
2) Kategori Sintaksis
Yang dimaksud dengan kategori sintaksis adalah jenis atau tipe kata atau
frase yang menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis. Kategori sintaksis berkenaan
dengan istilah nomina (N), verba (V), ajektifa (A), adverbia (Adv), numeralia
(Num), preposisi (Prep), konjungsi (Konj), dan pronomina (Pron). Dalam hal ini
N, V, dan A merupakan katagori utama, sedangkan yang lain merupakan kategori
tambahan (Chaer, 2009: 27). Seperti pada contoh klausa (44), menurut kategori
sintaksis ayah dan beras ketan adalah nomina, membeli adalah verba, saya adalah
pronomina, dan untuk saya adalah preposisi.
3) Peran Sintaksis
Peran sintaksis adalah segi semantis dari peserta-peserta verba. Pendek
kata, peran sintaksis adalah arti dari Argumen pada verba yang sedemikian rupa
sehingga arti itu berakar pada verb (Verhaar, 1996: 167). Berikut contoh klausa.
(38) Ayah membelikan saya beras ketan. (Verhaar, 1996: 162-163)
Peran sintaksis “pelaku” dalam klausa (45) adalah ayah, peran “pengalam”
5. Penerjemahan
a. Hakikat Penerjemahan
Menerjemahkan pada dasarnya adalah mengubah suatu bentuk menjadi
bentuk lain (Larson, 1984: 3 via Simatupang). Bentuk lain yang dimaksud bisa
berupa bentuk bahasa sumber atau bahasa sasaran. Dalam bukunya Principles of
Translation As Exemplified by Bible Translating, Nida mengungkapkan bahwa
menerjemahkan berarti menciptakan padanan yang paling dekat dalam bahasa
penerima terhadap pesan bahasa sumber, pertama dalam hal makna dan kedua
pada gaya bahasanya. Nida juga menggunakan istilah lain bagi bahasa sasaran
yaitu receptor language sebagai ganti target language yang lazim diungkapkan
pendahulunya.
Berkenaan dengan memproduksi pesan atau maksud dari bahasa sumber
ke dalam bahasa sasaran, ada baiknya penerjemah melakukan penyesuaian
tatabahasanya dan leksikalnya secara baik, bila hal itu memungkinkan dan bisa
dilaksanakan tanpa menimbulkan kesulitan pengertian. Yang terlebih penting
adalah mencari ketepatan padanan yang mengandung ketepatan arti daripada
mempertahankan bentuk ungkapan yang jauh dari maksud sebenarnya (Hanafi,
1986: 26).
b. Padanan dan Penerjemahan
Dalam suatu terjemahan, kehadiran padanan sangatlah penting. Bahkan
menurut Zenner (1971) via Nurachman Hanafi padanan merupakan kriteria yang
mendasar bagi suatu terjemahan. Akan tetapi pembelajar sering kali terkecoh dan
sepadan itu bukan berarti identik disebabkan responsinya tidak sama. Ini
dikarenakan adanya perbedaan budaya, sejarah dan situasinya. Sulit dipungkiri,
bahwa terjemahan hendaknya melahirkan responsi yang sepadan (Hanafi, 1986:
33).
Menurut Simatupang (1999/2000: 44), kata, frasa, dan kalimat, yang
semuanya bisa disebut bentuk, mempunyai potensi untuk mengandung beberapa
makna, tergantung lingkungan atau konteksnya. Kata look, misalnya, mempunyai
tidak kurang dari 74 arti yang diakibatka oleh hubungannya dengan kata lain atau
konteksnya. Oleh karena itu, seorang penerjemah harus selalu dapat melihat
konteks kata agar dia dapat mengartikannya dengan tepat dan mencari padananya
dalam bahasa sasaran. Berikut terdapat beberapa contoh kata look dalam berbagai
konteks dengan arti yang berbeda-beda.
(39) Look at her! She’s gorgeous. Wow. (verb)
‘Lihat, alangkah cantiknya dia. Wow!’
(40) Look out! You could fall off the edge. It’s very slippery. (verb)
‘Awas! Kau bisa jatuh. Tepinya licin.’
(41) I knew she liked him very much by the look on her face. (noun)
‘Dari mukanya, saya tahu bahwa perempuan itu snagat suka sama laki-laki itu.’
Sama halnya dengan kata look di atas, dalam BJ pun terdapat beberapa
dimaksud adalah verba sehen. Menurut Heuken (2014: 453). Verba sehen dapat
memiliki beberapa padanan dalam BI, seperti contoh berikut ini.
(42) Das werden wir sehen.
‘Kita akan mengetahuinya/menemukannya.’
(43) Sie kann sich sehen lassen.
‘Dia wanita yang cantik.’
(44) Ich sehe, Sie sehen gerade fern.
‘Saya menyadari (bahwa) Anda sedang menonton televisi.’
(45) Ich will sehen, was sich machen lӓßt.
‘Saya akan pikir apa yang dapat dilakukan.’
(46) Bessere Tage gesehen haben.
‘Pernah mengalami masa yang lebih baik/beruntung.’
c. Pergeseran dalam Penerjemahan
Menurut Simatupang (1999/2000: 74), setiap bahasa mempunyai
aturan-aturan sendiri. Aturan-aturan-aturan yang berlaku pada suatu bahasa belum tentu berlaku
pada bahasa lain. Hal ini berlaku pada semua unsur bahasa: gramatika, fonologi,
semantik. Dapat juga dikatakan bahwa untuk mengungkapkan makna, bahasa
mempunyai cara sendiri dalam memakai alat-alat bahasa (linguistic devices).
Dengan adanya perbedaan aturan dan bentuk untuk mengungkapkan makna di
terjemahan. Beberapa jenis pergeseran menurut Simatupang (1999/2000: 74-82)
akan dibicarakan di bawah ini.
1) Pergeseran pada Tataran Morfem
Pergeseran yang terjadi pada tataran ini terlihat pada contoh-contoh
berikut.
(47) impossible (Inggris) → tidak mungkin (Indonesia) (48) recycle (Inggris) → daur ulang (Indonesia)
Dari contoh di atas memperlihatkan bahwa padanan morfem terikat bahasa
Inggris im- dan re- adalah kata ‘tidak’ dan ‘ulang’ yang merupakan morfem bebas
BI.
2) Pergeseran pada Tataran Sintaksis
a) Pergeseran dari Kata ke Frasa
(49) girl (Inggris) → anak perempuan (Indonesia)
(50) stallion (Inggris) → kuda jantan (Indonesia) b) Pergeseran dari Frasa ke Klausa
(51) Not knowing what to say, ...
‘Dia tidak tahu apa yang hendak dikatakannya, ...’
(52) After reading the letter, ...
‘Setelah dia membaca surat itu, ...’
(53) His misinterpretation of the situation ...
‘Dia salah menafsirkan situasi ...’
d) Pergeseran dari Klausa ke Kalimat
(54) Her unusual voice and singing style thrilled her fans, who reacted by screaming, crying, and clapping.
‘Suaranya yang luar biasa dan gayanya bernyanyi memikat para penggemarnya. Mereka memberikan reaksi dengan berteriak-teriak dan bertepuk tangan.’
e) Pergeseran dari Kalimat ke Wacana
(55) Standing in a muddy jungle clearing strewn with recently felled trees, the Balinese village headman looked at his tiny house at the of a line of identical buildings and said he felt strange.
‘Kepala kampung orang Bali itu berdiri di sebuah lahan yang baru dibuka di tengah hutan. Batang-batang pohon yang baru ditebang masih berserakan di sana-sini. Dia memandang rumahnya yang kecil yang berdiri di ujung deretan rumah yang sama bentuknya dan berkata bahwa dia merasa aneh.
3) Pergeseran Kategori Kata
a) Pergeseran dari Nomina ke Adjektiva
(56) He’s in danger. (Nomina)
‘Dia dalam keadaan berbahaya.’ (Adjektiva)
(57) He’s in doubt. (Nomina)
‘Dia ragu-ragu.’ (Adjektiva)
(58) We had a very long talk. (Nomina)
‘Kami berbicara lama sekali.’ (Verba)
(59) No, we’re strangers. (Nomina)
‘Kami tidak saling mengenal. (Verba)
4) Pergeseran pada Tataran Semantik
a) Pergeseran dari Makna Generik ke Makna Spesifik dan Sebaliknya
Menurut Simatupang (1999/2000: 78), pergeseran terjadi karena ada
kalanya padanan yang sangat tepat sebuah kata di dalam bahasa sumber tidak
terdapat di dalam bahassa sasaran. Misalnya, kata bahasa sumber mempunyai
makna generik dan padanan kata tersebut dalam bahasa sasaran tidak mengacu
kepada makna yang generik tetapi kepada makna yang lebih spesifik.
Sebagai contoh, kata foot atau leg dalam bahasa Inggris diterjemahkan
menjadi ‘kaki’ ke dalam BI. Jadi, pergeseran yang terjadi adalah pergeseran dari
makna spesifik dari foot atau leg ke makna generik ‘kaki’. Konsep foot atau leg
diungkapkan dengan satu kata yang bermakna lebih generik dalam BI yaitu ‘kaki’.
b) Pergeseran Makna karena Perbedaan Sudut Pandang Budaya
Pergeseran makna juga terjadi karena perbedaan sudut pandang dan
budaya penutur bahasa-bahasa yang berbeda.
(60) I think so.
‘Saya rasa begitu.’
Pada contoh di atas, padanan ‘saya rasa begitu’ dalam bahasa Inggris I
memakai perasaan (feel), sehingga tidak wajar jika mengatakan I feel so. Berpikir
dan merasa dalam bahasa Inggris dibedakan secara tegas.
B. Penelitian yang Relevan
Permasalahan tentang pronomina indefinit ini pernah diteliti sebelumnya
dengan judul “Pronomina Indefinit BJ man dan Padanannya dalam BI dalam
Roman Winnetou I Karya Karl May” oleh Clara B. Monolga dari Jurusan
Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Yogyakarta pada tahun 2011. Tujuan dari penelitiannya adalah mendeskripsikan
realisasi pronomina indefinit BJ man ke dalam BI serta implikasi sintaksis
padanan pronomina indefinit BJ man dalam BI. Hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa terdapat lima jenis padanan pronomina indefinit BJ man
dalam BI yaitu 70 rujukan anaforis dan kataforis, 9 elips, 95 unsur
nonkebahasaan, 52 zero, dan 87 kalimat pasif. Adanya persamaan implikasi
sintaksis antara bahasa sasaran, BI, dan bahasa sumber, BJ, yaitu kalimat
aktif-aktif dan kalimat aktif-aktif-pasif.
Penelitian yang dilakukan Clara Monolga membahas pronomina indefinit
BJ, relevan dengan penelitan ini. Meskipun demikian, yang menjadi objek
penelitian dalam Clara Monolga adalah hanya pronomina indefinit BJ man,
sedangkan yang menjadi objek penelitian dalam ini adalah semua pronomina
indefinit BJ yang mengacu pada orang (man, jemand, irgendwer, niemand) dan
pronomina indefinit BJ yang mengacu pada bukan orang (etwas, nichts). Selain
sedangkan penelitian ini menggunakan roman Ein Mann für Mama karya
Christine Nӧstlinger sebagai sumber data. Jadi, penelitian ini tidak sama dengan
penelitian yang dilakukan Clara Monolga, tetapi membahas topik yang masih
32 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Menurut
Maleong (2012: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Dalam penelitian
ini akan mendeskripsikan pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dalam roman Ein
Mann für Mama karya Christine Nöstlinger dan padanannya dalam BI dalam
terjemahannya ‘Suami untuk Mama’.
B. Sumber dan Data Penelitian
Data penelitian ini adalah satuan lingual kalimat, klausa dan frase yang
mengandung pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dan padanannya ke dalam BI.
Sumber penelitian ini ialah roman Ein Mann für Mama karya Christine Nöstlinger
setebal 188 halaman yang diterbitkan oleh Verlag Friedrich Oetinger pada tahun
1972 dengan nomor ISBN 3-423-07307-1 dan terjemahannya ke dalam BI oleh Agus
Setiadi setebal 196 yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta pada
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan teknik simak dan
teknik catat. Teknik simak dilakukan dengan menyimak dan mengamati kalimat,
klausa, frasa, dan kata, dalam hal ini menyimak kalimat yang mengandung
pronomina indefinit BJ etwas dan nichts yang terdapat dalam roman Ein Mann für
Mama karya Christine Nöstlinger dan mengamati padanannya dalam BI. Teknik catat
dilakukan langsung setelah penyimakan, dan dalam hal ini dengan cara mencatat
kalimat yang mengandung pronomina indefinit BJ etwas dan nichts. Sudaryanto
(2015: 133) menyatakan bahwa penamaan teknik menyimak dengan nama teknik
simak dan teknik mencatat dengan nama teknik catat, karena teknik simak dilakukan
dengan cara menyimak, membaca dan menelaah data yang digunakan dan teknik
catat dilakukan dengan cara mencatat data yang dihasilkan dari teknik simak. Kedua
teknik ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam proses analisis.
Setelah menyimak dan semua data tercatat dalam sebuah tabel data, data-data
tersebut dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Pronomina indefinit BJ etwas dan bentuk padanannya dalam BI.
2. Pronomina indefinit BJ nichts dan bentuk padanannya dalam BI
D. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (human instrument).
Mulai dari proses pencarian data sampai pada proses analisis data dilakukan oleh
mengklasifikasikan kalimat yang mengandung pronomina indefinit BJ etwas dan
nichts dan padanannya dalam BI.
E. Analisis Data Penelitian
Tahapan analisis data penelitian merupakan tahapan yang sangat penting,
karena pada tahapan ini kaidah-kaidah yang didasarkan pada objek penelitian harus
sudah diperoleh. Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk
mengklarifikasikan, menyamakan data yang sama, dan membedakan data yang
memang beda. Pengklarifikasian dan pengelompokan data harus didasarkan pada apa
yang menjadi tujuan penelitian.
Objek penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode padan dan teknik
dasar yaitu teknik pilah unsur penentu.
Sudaryanto (2015: 15-16) menyatakan bahwa metode padan, alat penentunya
di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Kejatian
atau identitas objek sasaran penelitian ditentukan berdasarkan tingginya kadar
kesepadanannya, keselarasannya, kesesuaiannya, kecocokannya, atau kesamaannya
dengan alat penentu yang bersangkutan yang sekaligus menjadi pembakunya. Dalam
hal ini, metode padan translasional dan padan referensial dipandang tepat untuk
penelitian ini.
Metode padan translasional adalah metode padan yang digunakan untuk
mengidentifikasi satuan kebahasaan dalam bahasa tertentu berdasarkan satuan
kebahasaan dalam bahasa lain. Oleh karena itu, alat penentu atau pembaku metode
adalah metode padan yang alat penentunya berupa referen bahasa. Yang dimaksud
referen bahasa ialah unsur kenyataan yang berada di luar bahasa yang memang diacu
oleh satuan kebahasaan. Metode padan referensial digunakan untuk mengidentikasi
satuan kebahasaan berdasarkan referen bahasa yang diacu.
Teknik pilah unsur penentu atau disingkat PUP adalah teknik analisis data
dengan cara memilah-milah satuan kebahasaan yang dianalisis dengan alat penentu.
Penelitian ini menggunakan daya pilah translasional. Daya pilah translasional
berwujud bahasa lain sebagai penentu. Misalnya berdasarkan identitas kata dalam BI
dapat ditentukan berdasarkan identitas kata dalam BJ, sedangkan daya pilah
referensial adalah daya pilah yang menggunakan referen atau sosok yang diacu oleh
satuan kebahasaan sebagai alat penentu. Referen itu dapat berupa benda, tempat,
kerja, sifat, dan keadaan yang diacu oleh satuan kebahasaan yang diidentifikasi.
Lebih lanjut, tahapan analisis data dalam penelitian ini dibagi menjadi
beberapa tahapan analisis yang didasarkan pada apa tujuan penelitian ini, yaitu (1)
data yang diperoleh kemudian dikelompokkan atau diklarifikasikan berdasarkan
bentuknya, (2) data yang diperoleh dipadankan dalam BI yang BI itu sendiri
merupakan bahasa di luar bahasa yang bersangkutan atau bahasa lain, dalam
terjemahannya ‘Suami untuk Mama’, (3) hasil pengelompokan dan perpadanan
kemudian dideskripsikan dan disimpulkan.
F. Keabsahan Data
Untuk menentukan keabsahan data hasil penelitian digunakan teknik
yaitu pembacaan dan pengamatan berulang-ulang terhadap kalimat-kalimat yang
mengandung pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dalam roman Ein Mann für
Mama dan padanannya dalam BI, sedangkan teknik keabsahan data dengan interrater
dengan mendiskusikan hasil penelitian dengan teman sejawat dan juga dosen
pembimbing. Dengan kedua teknik ini dapat meminimalkan jumlah kesalahan dalam
37
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab IV ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan.
Pada subbab hasil penelitian akan disajikan tabel berisi data-data yang disertai
penjelasan di alinea berikutnya. Data yang dimaksud adalah pronomina indefinit
BJ etwas dan nichts dan bentuk padanannya dalam BI. Untuk keseluruhan data
yang lengkap dapat dilihat pada halaman lampiran. Selain itu, di dalam tabel
tersebut juga dicantumkan frekuensi kemunculan pronomina indefinit BJ etwas
dan nichts dan padanan katanya dalam BI. Penghitungan ini dilakukan hanya
untuk mengetahui data produktif dan data tidak produktif. Untuk lebih jelasnya
perhatikan di bawah ini.
Tabel 1. Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts dan Frekuensi Kemunculan dalam Sumber Data
No Pronomina Indefinit BJ Frek
1. etwas 44
2. nichts 79
Tabel 2. Bentuk dan Frekuensi Kemunculan Padanan Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts dalam BI
No Bentuk Padanan Frek
BJ BI
1. etwas 1. apa pun 1
2. –nya 1
3. sedikit 2
4. sesuatu 13
5. apa-apa 3
6. akibatnya 1
7. kata-kata 3
8. tindakan 2
9. ada 1
10.begitu 1
11.agak 2
12.gagasan 1
13.ada saja 1
14.kata 1
15.sebuah benda 1
16.benda itu 1
17.urusan 1
18.Zero 8
2. nichts 19.takkan henti-hentinya 1
20.tidak 12
21.tidak (...) sesuatu 2
22.bukan 2
23.bukan (...) hal 1
24.tidak (...) pikiran 1
25.tidak mau 2
27.takkan 2
28.belum (...) apa-apa 2
29.pertanda buruk 1
30.tidak ada apa-apa 1
31.tak pernah (...) sesuatu 1
32.takkan (...) apa-apa 1
33.tidak (...) sedikit pun 1
34.batal 1
35.tidak ada tulisan apa-apa 1
36.bukannya 1
37.tidak (...) ucapan 1
38.tidak (...) hadiah 1
39.tidak ada sangkut-pautnya 1
40.tidak mungkin ada 1
41.tidak mungkin 2
42.tak 1
43.tidak (...) apa-apa 22
44.takkan ada 1
45.Zero 7
Jumlah 123
1. Pronomina Indefinit BJ
Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat diketahui 2 bentuk pronomina indefinit
BJ etwas dan nichts. Bentuk pronomina indefinit BJ etwas ditemukan sebanyak 44
dan nichts sebanyak 79 dalam sumber data penelitian. Dengan demikian, dapat
dikatakan terdapat 123 pronomina indefinit BJ dari 2 bentuk pronomina indefinit
2. Bentuk Padanan Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts dalam BI Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat diketahui 45 bentuk padanan pronomina
indefinit BJ etwas, dan nichts ke dalam BI dalam berbagai bentuk satuan lingual.
18 di antaranya merupakan bentuk padanan pronomina indefinit BJ etwas, dan 27
di antaranya merupakan bentuk padanan pronomina indefinit BJ nichts dalam BI.
Bentuk padanan pronomina indefinit BJ etwas berjumlah 44 dalam kalimat
BI. Dari 44 data tersebut, di antaranya pronomina etwas dipadankan dengan
pronomina ‘apa pun’ berjumlah satu, dengan pronomina ‘-nya’ berjumlah satu,
dengan adjektiva ‘sedikit’ berjumlah dua, dengan pronomina ‘sesuatu’ berjumlah
13, dengan kata ‘apa-apa’ berjumlah tiga, dengan kata ‘akibatnya’ berjumlah satu,
dengan nomina ‘kata-kata’ berjumlah tiga, dengan nomina ‘tindakan’ berjumlah
dua, dengan verba ‘ada’ berjumlah satu, dengan pronomina ‘begitu’ berjumlah
satu, dengan adverbial ‘agak’ berjumlah dua, dengan nomina ‘gagasan’ berjumlah
satu, dengan frasa ‘ada saja’ berjumlah satu, dengan nomina ‘kata’ berjumlah
satu, dengan frasa ‘sebuah benda’ berjumlah satu, dengan frasa ‘benda itu’
berjumlah satu, dengan nomina ‘urusan’ berjumlah satu, dan padanan zero
berjumlah delapan.
Bentuk padanan pronomina indefinit BJ nichts berjumlah 79 dalam
kalimat BI. Dari 79 data tersebut, di antaranya pronomina nichts dipadankan
dengan frasa negatif ‘takkan henti-hentinya’ berjumlah satu, dengan adverbial
‘tidak’ berjumlah 12, dengan frasa negatif ‘tidak (...) sesuatu’ berjumlah dua,
dengan adverbial ‘bukan’ berjumlah dua, dengan frasa negatif ‘bukan (...) hal’
frasa negatif ‘tidak mau’ berjumlah dua, dengan frasa negatif ‘tidak ada’
berjumlah sembilan, dengan adverbial ‘takkan’ berjumlah dua, dengan frasa
negatif ‘belum (...) apa-apa’ berjumlah dua, dengan frasa ‘pertanda buruk’
berjumlah satu, dengan frasa negatif ‘tidak ada apa-apa’ berjumlah satu, dengan
frasa negatif ‘tak pernah (...) sesuatu’ berjumlah satu, dengan frasa negatif ‘takkan
(...) apa-apa’ berjumlah satu, dengan frasa negatif ‘tidak (...) sedikit pun’
berjumlah satu, dengan adjektiva ‘batal’ berjumlah satu, dengan frasa negatif
‘tidak ada tulisan apa-apa’ berjumlah satu, dengan adverbial ‘bukannya’
berjumlah satu, dengan frasa negatif ‘tidak (...) ucapan’ berjumlah satu, dengan
frasa negatif ‘tidak (...) hadiah’ berjumlah satu, dengan frasa negatif ‘tidak ada
sangkut-pautnya’ berjumlah satu, dengan frasa negatif ‘tidak mungkin ada’
berjumlah satu, dengan frasa negatif ‘tidak mungkin’ berjumlah dua, dengan
adverbial ‘tak’ berjumlah satu, dengan frasa negatif ‘tidak (...) apa-apa’ berjumlah
22, dengan frasa negatif ‘takkan ada’ berjumlah satu, dan padanan zero berjumlah
7.
B. Pembahasan
1. Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts
Pronomina indefinit BJ terbagi ke dalam tiga kelompok utama, yaitu
pronomina indefinit BJ untuk orang dan bukan orang, pronomina indefinit BJ
hanya untuk orang, dan pronomina indefinit hanya untuk bukan orang, seperti
dibahas satu dari tiga kelompok utama pronomina indefinit BJ, yaitu pronomina
indefinit BJ hanya untuk bukan orang, yaitu di antaranya etwas dan nichts.
Berdasarkan penelitian ini terdapat 2 bentuk pronomina indefinit BJ, yaitu
etwas, dan nichts dari pronomina indefinit BJ untuk bukan orang. Kedua
pronomina indefinit BJ ditemukan berjumlah 123. Pronomina indefinit BJ etwas
muncul sebanyak 44, sedangkan pronomina indefinit BJ nichts muncul sebanyak
79. Frekuensi kemunculan pronomina indefinit BJ nichts lebih mendominasi
dalam sumber data dibandingkan dengan pronomina indefinit BJ etwas.
Pronomina indefinit BJ etwas muncul sebanyak 44, di antaranya sebagai
berikut (data selengkapnya lihat lampiran 2 halaman 95-103).
(68) Sie zuckt mit den Schultern und sagt klagend: “Woher soll ich denn
das wissen? Mir sagt ja niemand etwas. Mir nicht!” (EMFM/11)
(69) Sus Mutter ist etwas ӓlter als Tante Irmela. (EMFM/16)
(70) Die Großtante zuckt mit den Schultern und antwortet: “Woher soll ich das wissen? Mir sagt ja keiner etwas!” (EMFM/43)
(71) Großtante Alice zupft und rückt und wischt und erhellt die düsteren
Stunden mit Sprichwӧrtern und beschwert sich darüber, dass man ihr
nie etwas sagt – ihr nicht! (EMFM/60)
(72) Wichtig ist, dass Su jetzt endlich etwas von Reklame versteht.
(EMFM/73)
(73) Und er hat gesagt, wenn nicht bald etwas für Sus Heilung getan
werde, dann sei sie verloren! (EMFM/86)
Pronomina indefinit BJ nichts muncul sebanyak 79, di antaranya sebagai
(74) Und nichts ist ekelhafter als zusehen zu müssen, wenn ein anderer
sӓuft und man selber Durst hat. (EMFM/25)
(75) Dort haben sie natürlich nichts von mir gewusst. (EMFM/34)
(76) Su denkt: Dieses Hundsbiest von einer Schwester! Tut so, als ob sie
eine Mӓnnerhasserin geworden ist. Sagt, sie will vom Papa nichts wissen. (EMFM/72)
(77) Sie sitzen alle zusammen in der Küche am großen Tisch und essen
Bratkartoffeln mit sauren Gürkchen und sonst nichts. (EMFM/118)
(78) Die Mama zuckt müde mit den Schultern, “Kinder, da lӓsst sich nichts
ӓndern!” (EMFM/128)
(79) “Karoline, du willst doch nicht behaupten, dass du davon nichts
gewusst hast! Es war doch deine Idee, nach Stoder . . .” (EMFM/151)
(80) Er bezahlt auch das Zimmer bis zum dritten Januar, weil die
Gamswirtin ja nichts dafür kann.(EMFM/167)
2. Bentuk Padanan Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts dalam BI Berdasarkan tabel 2 tersebut di atas, dapat diketahui adanya berbagai
bentuk padanan pronomina indefinit BJ etwas dan nichts yang berbeda-beda
dalam BI. Selain itu, terdapat pronomina indefinit BJ etwas dan nichts yang tidak
memiliki padanannya dalam BI, padanan zero. Sebenarnya padanan ini ada, tetapi
tidak secara eksplisit, dan ada juga yang benar-benar tidak memiliki padanan
dikarenakan adanya pergeseran dalam penerjemahan.
1) Bentuk Padanan Pronomina Indefinit BJ etwas
Pada tabel 2 data 1, pronomina indefinit BJ etwas dipadankan dengan
(81) Su fragt: “Wo ist denn I?”
Großtante Alice zupft die Quastendecke auf dem Klavier zurecht. Sie zuckt mit den Schultern und sagt klagend: “Woher soll ich denn das wissen? Mir sagt ja niemand etwas. Mir nicht!” (EMFM/11)
‘“Mana I?” tanya Su.
Oma Alice membetulkan letak taplak berumbai yang terhampar di atas piano. Ia mengangkat bahu sambil berkata dengan nada mengeluh, “Mana aku tahu? Tidak ada yang pernah memberitahukan apa pun padaku. Tidak ada!”’ (sum/13)
Berdasarkan data nomor (81) tersebut di atas dapat dikatakan bahwa
pronomina indefinit BJ etwas dipadankan dengan pronomina tak tentu ‘apa pun’
dalam BI. Dalam kalimat BJ data (81), pronomina etwas menunjuk pada suatu
informasi, informasi tentang keberadaan I. Dalam padanannya dalam BI,
pronomina etwas dipadankan dengan pronomina tak tentu ‘apa pun’ yang juga
merujuk pada suatu informasi tentang keberadaan I. Dengan demikian, ditemukan
kaidah bahwa pronomina indefinit etwas dipadankan dengan ‘apa pun’ jika
merujuk pada sesuatu seperti suatu informasi. Pronomina indefinit BJ etwas yang
dipadankan frasa ‘apa pun’ dalam BI ditemukan sebanyak satu dalam BI, data
selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 2 data 1.
Pada tabel 2 data 2, pronomina indefinit BJ etwas dipadankan dengan
pronomina ‘-nya’ dalam BI, sebagai berikut:
(82) Sie klettert am Drahtzaun hoch, damit sie über die Büsche sehen kann, und ruft: “Benny, Benny, hallo, Benny!”
Sie ruft aber nicht sehr laut. Su will nicht, dass die Großtante etwas
hӧrt. (EMFM/12)
Tapi seruannya tidak begitu nyaring. Su tidak ingin Oma Alice mendengarnya.’ (SUM/15)
Berdasarkan data nomor (82) tersebut di atas dapat dikatakan bahwa
pronomina indefinit BJ etwas dipadankan dengan pronomina persona ketiga
tunggal ‘-nya’ dalam BI. Dalam kalimat BJ data (82), pronomina etwas menunjuk
pada suatu pembicaraan, pembicaraan antara Su dan Benny. Dalam padanannya
dalam BI, pronomina etwas dipadankan dengan pronomina persona ketiga tunggal
‘-nya’ yang menjelaskan bahwa pronomina ini merujuk pada pembicaraan Su
kepada Benny. Dengan demikian, ditemukan kaidah bahwa pronomina indefinit
etwas dipadankan dengan ‘-nya’ jika merujuk pada sesuatu seperti suatu
pembicaraan seseorang atau lebih. Pronomina indefinit BJ etwas yang dipadankan
pronomina ‘-nya’ dalam BI ditemukan sebanyak satu dalam BI, data
selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 2 data 2.
Pada tabel 2 data 3, pronomina indefinit BJ etwas dipadankan dengan
adjektiva ‘sedikit’ dalam BI, sebagai berikut:
(83) Wichtig ist, dass Su jetzt endlich etwas von Reklame versteht.
(EMFM/73)
‘Yang penting adalah Su sekarang mengerti sedikit tentang urusan
reklame.’ (SUM/81)
Berdasarkan data nomor (83) tersebut di atas dapat dikatakan bahwa
pronomina indefinit BJ etwas dipadankan dengan adjektiva ‘sedikit’ dalam BI.
Dalam kalimat BJ data (83), pronomina etwas menunjuk pada suatu pengetahuan,