• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRONOMINA INDEFINIT BAHASA JERMAN ETWAS DAN NICHTS DAN PADANANNYA DALAM BAHASA INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PRONOMINA INDEFINIT BAHASA JERMAN ETWAS DAN NICHTS DAN PADANANNYA DALAM BAHASA INDONESIA."

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM ROMAN EIN MANN FÜR MAMA KARYA CHRISTINE NÖSTLINGER DAN PADANANNYA DALAM BAHASA INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Mutiara Monika

12203249002

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

i

DALAM ROMAN EIN MANN FÜR MAMA KARYA CHRISTINE NÖSTLINGER DAN PADANANNYA DALAM BAHASA INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Mutiara Monika

12203249002

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)

v MOTTO

“Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat,

namun percaya.”

(Yohanes, 20: 29)

“Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang

belum kita capai.”

(Schopenhauer)

“If you talk to a man in a language he understands,

that goes to his head.

If you talk to him in his language,

that goes to his heart.”

(7)

vi

PERSEMBAHAN

Syukur kepada-Mu Tuhan. Terimakasih atas berkat dan rahmat yang telah Engkau berikan kepadaku.

Karya kecil ini kupersembahkan untuk:

Papah dan Mamah, manusia paling berharga di muka bumi ini, manusia terhebat di muka bumi ini, manusia paling aku cinta di muka bumi ini. Untuk

Papah dan Mamah, yang selalu menyayangiku, yang selalu mendoakanku, yang selalu mendukungku, karya kecil ini kupersembahkan.

Kakakku tersayang, Jontorino Sandro Soputan, kakak yang paling paling paling the best di muka bumi ini, I LOVE YOU.

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas

berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan

judul “Pronomina Indefinit Bahasa Jerman etwas dan nichts dalam Roman Ein

Mann für Mama Karya Christine Nӧstlinger dan Padanannya dalam Bahasa

Indonesia” untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana

pendidikan.

Tugas akhir skripsi ini dapat diselesaikan tentunya karena bantuan

berbagai pihak. Oleh karenanya setulus hati penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada yang terhormat,

1. Bapak Prof. Dr. Rohmat Wahab, M.Pd., M.A, Rektor Universitas Negeri

Yogyakarta,

2. Ibu Dr. Widyastuti Purbani, M.A., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Yogyakarta,

3. Ibu Dra. Lia Malia, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas

Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta,

4. Bapak Akbar K. Setiawan, M.Hum, Dosen Pembimbing Akademik yang telah

membantu, mengarahkan serta memberikan motivasi dan saran prestasi

akademik kepada penulis,

5. Bapak Dr. Sulis Triyono, M.Pd, Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan

rendah hati telah membimbing, memberikan masukan, dan arahan dalam

menyelesaikan tugas akhir skripsi ini,

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan

Seni Universitas Negeri Yogyakarta,

7. Ibu Listiana Ridawati, A.M.D, staf administrasi Jurusan Pendidikan Bahasa

Jerman FBS UNY yang telah sabar dan setia menolong dan mengurus segala

(9)
(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

KURZFASSUNG ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II PRONOMINA INDEFINIT A. Deskripsi Teoretik ... 10

1. Pronomina dalam BJ ... 10

2. Pronomina dalam BI ... 15

3. Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts ... 21

4. Sintaksis ... 22

5. Penerjemahan ... 24

(11)

x BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Sumber dan Data Penelitian ... 32

C. Teknik Pengumpulan Data ... 33

D. Instrumen Penelitian ... 33

E. Analisis Data Penelitian ... 34

F. Keabsahan Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

1. Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts ... 39

2. Bentuk Padanan Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts dalam BI ... 40

B. Pembahasan ... 41

1. Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts ... 41

2. Bentuk Padanan Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts dalam BI ... 43

C. Kaidah yang Ditemukan ... 82

D. Keterbatasan Penelitian ... 83

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 85

B. Implikasi ... 88

C. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts dan Frekuensi Kemunculan ... 37

Tabel 2: Bentuk dan Frekuensi Kemunculan Padanan Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts dalam BI ... 38

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Gambar ... 93

(14)

xiii

PRONOMINA INDEFINIT BAHASA JERMAN ETWAS DAN NICHTS DALAM ROMAN EIN MANN FÜR MAMA KARYA CHRISTINE

NӦSTLINGER DAN PADANANNYA DALAM BAHASA INDONESIA

Oleh Mutiara Monika

12203249002

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dalam roman ein Mann für Mama karya Christine Nӧstlinger dan (2) bentuk padanan pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dalam BI.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini adalah kalimat-kalimat yang mengandung pronomina indefinit BJ yang terdapat dalam roman ein Mann für Mama serta padanannya dalam BI. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca dan catat. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan translasional dan referensial. Instrumen dalam penelitian ini adalah penulis sendiri (human instrument). Untuk menentukan keabsahan data hasil penelitian digunakan teknik intrarater dan interrater.

(15)

xiv

DIE DEUTSCHEN INDEFINITPRONOMEN ETWAS UND NICHTS IM ROMAN EIN MANN FÜR MAMA VON CHRISTINE NӦSTLINGER

UND IHRE ENTSPRECHUNG IM INDONESISCHEN

Von Mutiara Monika

12203249002

KURZFASSUNG

Diese Untersuchung hat das Ziel, (1) die deutschen Indefinitpronomen etwas und nichts im Roman Ein Mann für Mama von Christine Nӧstlinger und (2) die entsprechenden Formen der deutschen Indefinitpronomen etwas und nichts im Indonesischen zu beschreiben.

Diese Untersuchung ist eine deskriptive qualitative Untersuchung. Die Daten dieser Untersuchung sind die Sätze im Roman Ein Mann für Mama, welche deutsche Indefinitpronomen enthalten, und ihre Entsprechungen im Indonesischen. Die Daten wurden durch Lese- und Notiztechnik erhoben. Die Daten wurden mithilfe der Padan Translational- und Padan Referential-Methode analysiert. Das Instrument dieser Untersuchung ist die Untersucherin selbst (Human Instrument). Um die Gültigkeit der Daten zu überprüfen, wurde das intrarater- und interrater-Verfahren benutzt.

(16)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan bahasa untuk bisa

berkomunikasi. Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi secara lisan maupun

tulisan. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan alat yang berfungsi untuk

merumuskan maksud seseorang, melahirkan perasaan seseorang dan

memungkinkan seseorang menciptakan kerja sama dengan orang lain.

Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi

tidak akan sempurna jika ekspresi diri seseorang tidak diterima atau dipahami oleh

orang lain. Oleh karena itu, bahasa merupakan alat komunikasi manusia

terpenting, sehingga setiap bangsa di dunia pasti mempunyai bahasanya sendiri.

Bahasa Jerman adalah bahasa yang penting dalam komunikasi

internasional. Dalam dunia perdagangan, Jerman adalah negara pengekspor utama

di dunia. Lebih dari 101 juta orang di dunia berbahasa Jerman, dan sekitar 20 juta

orang di seluruh dunia mempelajari bahasa Jerman

(http://www.daadjkt.org/index.php?belajar-bahasa-jerman). Di Eropa, bahasa

Jerman merupakan bahasa ibu yang paling luas digunakan. Maka dari itu, penting

untuk saat ini mempelajari bahasa Jerman. Begitu pula dengan bahasa Indonesia

yang merupakan bahasa nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang

resmi digunakan bangsa Indonesia. Sebelum mempelajari bahasa negara lain,

(17)

Ditambah dengan negara Indonesia yang memiliki beragam bahasa, menjadikan

bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia yang penting untuk

dipelajari.

Bahasa Jerman (yang selanjutnya akan disingkat BJ) dan bahasa Indonesia

(yang selanjutnya akan disingkat BI) berasal dari rumpun bahasa yang tidak sama

satu sama lain, sehingga terdapat banyak sekali perbedaan di antara kedua bahasa

tersebut. Masing-masing bahasa memiliki kaidah, gramatika, bentuk dan kosa kata

yang berbeda. Hal ini menimbulkan beberapa permasalahan, salah satunya yaitu

dalam proses penerjemahan, seperti adanya padanan satuan bahasa lebih dari satu

macam dan terjadinya pergeseran-pergeseran sintaksis dalam kalimat. Meskipun

begitu, BJ dan BI sama-sama mengenal bentuk pronomina atau kata ganti nomina.

Pronomina, yang dalam BJ disebut Pronomen, merupakan pengganti nomina yang

bertujuan untuk menghindari terjadinya pengulangan dalam penyebutan nomina

yang telah disebutkan sebelumnya. Oleh karena itu, baik pronomina BI maupun

pronomina BJ sangat penting dalam penggunaan berbahasa, mengingat pronomina

yang berfungsi untuk menggantikan nomina guna menghindari pengulangan

nomina yang membosankan. Penggunaan pronomina menjadikan kalimat lebih

efektif.

Dalam BJ memiliki beragam jenis pronomina yaitu Personalpronomen

‘pronomina persona’, Possessivpronomen ‘pronomina kepunyaan’,

Relativpronomen ‘pronomina relatif’, Interrogativpronomen ‘pronomina

(18)

Indefinitpronomen ‘pronomina indefinit’ (Helbig & Buscha, 2001: 207). Tidak

jauh berbeda dalam BI yang juga mempunyai beragam jenis pronomina, seperti

pronomina persona, pronomina penunjuk, pronomina interogatif, pronomina tak

tentu (Alieva, 1991: 243-252). Secara umum BJ dan BI sama-sama memiliki

pronomina, seperti pronomina indefinit atau kata ganti tak tentu. Dalam BJ

terdapat pronomina indefinit alle, einige, irgendeiner, jeder, keiner, mancher,

mehrere yang tergabung ke dalam kelompok pronomina indefinit untuk orang dan

bukan orang, pronomina indefinit man, jemand, irgendwer, niemand yang

tergabung ke dalam kelompok pronomina indefinit hanya untuk orang dan etwas,

nichts yang tergabung ke dalam kelompok pronomina indefinit hanya untuk bukan

orang (Helbig & Buscha, 2001: 232-234) dan dalam BI terdapat pronomina tak

tentu seseorang, sesuatu, suatu, salah satu, salah seorang, siapa saja, siapa pun,

barang siapa, setiap orang, masing-masing, beberapa dan sewaktu-waktu (Alieva

(1991: 249), Kridalaksana (1998: 78)), namun secara khusus ada beberapa

perbedaan pronomina di antara keduanya.

Dalam penelitian ini hanyak akan dibahas pronomina indefinit BJ etwas

dan nichts. Kedua pronomina tersebut ditujukan hanya untuk bukan orang. Secara

umum pronomina indefinit BJ etwas dapat dipadankan ke dalam BI dengan kata

‘sesuatu’, dan pronomina indefinit BJ nichts yang merupakan bentuk negatif dari

etwas dipadankan dengan kata ‘tiada/tidak sesuatu apapun’. Namun pada

kenyataannya, dalam penggunaan sehari-hari, kedua pronomina indefinit BJ

(19)

memiliki bentuk padanan dalam BI. Ketidaktahuan pembelajar BJ tentang adanya

bentuk padanan lebih dari satu dalam BI, tentu akan menimbulkan kesulitan dan

kebingungan dalam menentukan bentuk padanan yang tepat dalam BI,

dikarenakan pronomina indefinit BJ etwas, nichts yang memiliki pengertian

berbeda-beda jika dipadankan dalam BI dan dalam BI tidak memiliki pronomina

yang sama dengan kedua pronomina tersebut. Variasi padanan BI dari pronomina

indefinit BJ etwas dan nichts banyak ditemukan dalam roman Ein Mann für

Mama (yang selanjutnya akan disingkat EMFM) karya Christine Nӧstlinger dan

roman terjemahannya dalam BI yang berjudul ‘Suami untuk Mama’ (yang

selanjutnya akan disingkat SUM) yang diterjemahkan oleh Agus Setiadi, sebagai

berikut.

(1) Dass die Großmutter Su zwӧlf Knӓuel schweinsrosa Wolle zum Geburtstag geschenkt hat, ist auch etwas befremdlich. (EMFM/62)

‘Su agak heran menerima hadiah dua belas gulung benang wol berwarna merah jambu dari Nenek.’ (SUM/69)

(2) ..., würde die Großtante den ganzen Abend über nichts anderes sagen

als: ... (EMFM/8)

‘..., sepanjang malam Oma Alice takkan henti-hentinya mengatakan begini, ...’ (SUM/10)

Pronomina indefinit BJ etwas pada umumnya dipadankan dengan kata

‘sesuatu’, tetapi pada kalimat (1) pronomina indefinit BJ etwas justru dipadankan

dengan kata ‘agak’ dalam BI. Hal ini tidak hanya terjadi pada pronomina etwas,

(20)

indefinit BJ nichts dipadankan dengan kata ‘takkan henti-hentinya’. Bahkan ada

beberapa pronomina indefinit BJ yang tidak memiliki padanan dalam BI atau

dalam linguistik dikenal dengan sebutan zero (Ø) seperti pada contoh sebagai

berikut.

(3) Da ist nichts zu machen. (EMFM/157)

‘Apa boleh buat.’ (SUM/165)

Pada kalimat (3) pronomina indefinit nichts tidak mempunyai padanan

dalam BI, hal ini disebabkan pergeseran penerjemahan. Penerjemah mengganggap

kalimat BJ pada contoh kalimat (3) sangat tepat dan lebih efektif jika dipadankan

‘Apa boleh buat’.

Pronomina indefinit BJ etwas dan nichts ditemukan dalam berbagai

pernyataan, menjadikan pronomina indefinit BJ suatu indikator yang penting

dalam kalimat. Hal ini menjadi salah satu alasan peneliti untuk judul ini ingin

diteliti lebih lanjut dengan mengambil data dari roman Ein Mann für Mama karya

Christine Nöstlinger dan terjemahannya ‘Suami untuk Mama’ yang diterjemahkan

oleh Agus Setiadi.

Christine Nӧstlinger adalah salah satu penulis buku anak terbaik yang lahir

pada 13 oktober 1936 di Wina, Austria. Nӧstlinger telah menerima penghargaan

atas buku-bukunya, di antaranya Friedrich Bӧdecker Preis pada tahun 1972,

Deutscher Jugendliteraturpreis pada tahun 1973, Hans Christian Andersen Award

pada tahun 1984, Astrid Lindgren Memorial Award pada tahun 2003. Ia

(21)

1970. Sejauh ini, Nӧstlinger telah menciptakan 110 karya yang salah satunya

adalah Ein Mann für Mama. Roman Ein Mann für Mama merupakan roman anak

yang menceritakan seorang anak bernama Su yang mempunyai rencana untuk

mencarikan suami untuk mamanya. Cerita tersebut diambil dari

permasalahan-permasalahan yang memang ada di lingkup anak-anak. Dibandingkan dengan

karya Nӧstlinger yang lain, roman Ein Mann für Mama memiliki bahasa yang

lebih mudah dipahami, alur cerita yang sangat jelas, karakter dan sifat para tokoh

yang dipaparkan secara rinci, membuat pembaca mudah mengerti dan memahami

isi roman tersebut. Alasan lain peneliti memilih roman tersebut, yaitu terdapat

banyak pernyataan dalam roman yang mengandung pronomina indefinit BJ etwas

dan nichts.

Berdasarkan alasan-alasan di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti

lebih lanjut menyangkut dengan pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dan

padanannya dalam BI.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti selaku

pembelajar BJ bermaksud mendeskripsikan pronomina indefinit BJ etwas dan

nichts dalam roman Ein Mann für Mama karya Christine Nöstlinger dan

padanannya dalam BI dalam terjemahannya ‘Suami untuk Mama’ yang

(22)

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini kajian dibatasi pada pronomina indefinit BJ etwas

dan nichts dalam roman Ein Mann für Mama karya Christine Nöstlinger dan

padanannya dalam BI dalam terjemahannya ‘Suami untuk Mama’ yang

diterjemahkan oleh Agus Setiadi. Hal ini dilakukan agar masalah yang akan

dibahas peneliti terfokus dan tidak terlalu meluas.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian tersebut di atas, penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut.

1. Bagaimanakah pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dalam roman Ein

Mann für Mama karya Christine Nöstlinger?

2. Bagaimanakah bentuk padanan pronomina indefinit BJ etwas dan nichts

dalam BI terjemahannya ‘Suami untuk Mama’ yang diterjemahkan oleh Agus

Setiadi?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dalam roman Ein

Mann für Mama karya Christine Nöstlinger.

2. Mendeskripsikan bentuk padanan pronomina indefinit BJ dalam BI

(23)

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut di atas, manfaat penelitian ini

adalah sebagai berikut.

Teoritis:

1. Secara umum, penelitian ini dapat memberikan referensi penting bagi ranah

kepustakaan penelitian, khususnya di bidang linguistik.

2. Secara khusus, penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang penggunaan

pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dan padanannya dalam BI.

Praktis:

1. Bagi penutur BJ yang sedang mempelajari BI, diharapkan dapat menggunakan

hasil penelitian ini sebagai bahan referensi untuk memperdalam BI, terutama

yang berkaitan dengan penggunaan pronomina indefinit BJ etwas dan nichts

dan padanannya dalam BI..

2. Bagi penutur BI yang sedang mempelajari BJ, diharapkan dapat menggunakan

hasil penelitian ini untuk memperdalam BJ, terutama yang berkaitan dengan

penggunaan pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dan padanannya dalam

BI.

3. Bagi pengajar BJ, diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai

bahan referensi untuk menyampaikan materi pelajaran, khususnya yang

berkaitan dengan penggunaan pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dan

(24)

4. Bagi penerjemah, diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai

bahan referensi dalam proses penerjemahan, khususnya yang berkaitan dengan

penggunaan pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dan padanannya dalam

BI.

5. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai

(25)

10 BAB II

PRONOMINA INDEFINIT

A. Deskripsi Teoretik

1. Pronomina dalam Bahasa Jerman

Dalam BJ pronomina diterjemahkan menjadi das Pronomen (Heuken,

2007: 431). Pronomina ialah kata ganti nomina yang bertujuan untuk menghindari

pengulangan dalam penyebutan nomina yang telah disebutkan sebelumnya. Hal

yang sama juga diungkapkan Hülsen (1994: 63) “Pronomina werden dazu

verwendet, den Platz der Nomina einzunehmen, um ihre Wiederholung zu

vermeiden, die langweilig ist”. ‘Pronomina digunakan untuk menduduki tempat

nomina guna menghindari pengulangannya yang membosankan’. Pronomina

digunakan untuk menggantikan orang, benda, gagasan atau keadaan.

Secara umum, pronomina digolongkan ke dalam beberapa kelompok.

Menurut Helbig dan Buscha (2001: 207-211), pronomina BJ dikelompokkan

menjadi enam yaitu Personalpronomen, Interrogativpronomen,

Demonstrativpronomen, Indefinitpronomen, Possessivpronomen, dan

Relativpronomen. Berikut penjelasannya.

a. Personalpronomen

Personalpronomen atau pronomina persona adalah pengganti nomina

untuk diri sendiri atau orang lain. Terdapat tiga jenis kata ganti persona dalam BJ,

(26)

persona kedua tunggal (du, Sie) dan jamak (ihr, Sie), dan (3) kata ganti persona

ketiga tunggal (er, es, sie) dan jamak (sie). Berikut contoh kata ganti persona BJ.

(4) Ich habe das Buch gelesen. (Tunggal) (Helbig dan Buscha, 2001: 208)

‘Saya sudah membaca buku itu.’

(5) Wir sind rechtzeitig gekommen. (Jamak) (Helbig dan Buscha, 2001:

208)

‘Kami datang tepat waktu.’

(6) Waren Sie schon im Urlaub? (Tunggal / Jamak) (Helbig dan Buscha,

2001: 208)

‘Apakah Anda pernah berlibur?’

b. Interrogativpronomen

Interrogativpronomen (Fragepronomen) BJ terdiri dari wer, was, welcher,

was für ein. Pronomina ini digunakan untuk menanyakan suatu komponen fakta

yang tidak diketahui. Setiap pronomina interogatif menanyakan suatu komponen

fakta tertentu, seperti wer untuk menanyakan orang, was, welcher, was für ein

untuk menanyakan yang bukan orang. Pronomina interogatif welcher, was für ein

juga dapat disebut sebagai Artikelwort, karena dituntut untuk menyertai nomina.

Contoh sebagai berikut.

(7) Wer hat ihm geholfen? ˗ Sein Lehrer/Seine Schwester/Seine Freunde/... (Helbig dan Buscha, 2001: 208)

‘Siapa yang telah menolong dia? ˗ Gurunya/Saudara perempuannya/Teman-temannya/...’

(8) Was suchst du? ˗ Meinen Kugelschreiber/Mein Brillenetui/Meine

(27)

‘Apa yang sedang kamu cari? ˗ Penaku/Kacamataku/Kunciku/...’

(9) Welchen Ball mӧchtest du? ˗ Diesen hier./Den Fußball./Den großen bunten./... (Helbig dan Buscha, 2001: 209)

‘Bola yang mana yang kamu mau? – Yang ini./Bola kaki itu./(Bola) warna-warni yang besar./...’

(10) Was für einen Ball mӧchtest du? Einen von diesen hier./Einen

Fußball./Einen großen bunten./... (Helbig dan Buscha, 2001: 209)

‘Apa jenis bola yang kamu inginkan? ˗ Salah satu dari ini./Sebuah bola kaki./Sebuah (bola) warna-warni yang besar./...’

c. Demonstrativpronomen

Demonstrativpronomen atau kata ganti penunjuk digunakan untuk

menunjuk atau menyoroti sesuatu. Dalam BJ, Demonstrativpronomen terdiri dari

der/das/die, derjenige/diejenige/dasjenige, dieser/dieses/diese, jener/jenes/jene,

(ein) solcher/solches/solche. Pronomina ini dapat digunakan untuk orang dan

bukan orang. Contoh sebagai berikut.

(11) Kennst du seine Freundin? ˗ Nein, die kenne ich nicht. (Helbig dan Buscha, 2001: 229)

‘Apakah kamu mengenal pacarnya? ˗ Tidak, aku tidak mengenal (pacar)nya.’

(12) Ihre Schuhe gefallen mir. Ich mӧchte auch solche haben. (Helbig dan Buscha, 2001: 229)

(28)

d. Indefinitpronomen

Indefinitpronomen adalah pronomina yang menggantikan nomina tak

tentu. Dalam BJ, kata ganti tak tentu dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu kata

ganti tak tentu untuk orang dan bukan orang, kata ganti tak tentu untuk orang, dan

kata ganti tak tentu untuk bukan orang.

Kata ganti tak tentu untuk orang dan bukan orang terdiri dari alle(s),

einige, irgendeiner (jamak: irgendwelche), jeder, keiner, mancher, mehrere,

seperti contoh berikut.

(13) Jeder von uns wollte helfen. (Helbig dan Buscha, 2001: 231)

‘Setiap dari kita ingin membantu.’

(14) Alle haben mitgemacht, einige/mehrere waren besonders aktiv.

(Helbig dan Buscha, 2001: 231)

‘Semua yang telah berpartisipasi, terutama kepada beberapa yang aktif.’

(15) Ich habe irgendein Auto gesehen. (Helbig dan Buscha, 2001: 231)

‘Saya telah melihat beberapa mobil.’

Kata ganti tak tentu untuk orang terdiri dari man, jemand, irgendwer,

niemand, seperti contoh berikut.

(16) Man ӓrgert sich über so etwas. (Droswoski, 2009: 319)

‘Orang merasa marah tentang sesuatu.’

(29)

‘”Jika ada seseorang di balik jeruji besi”, Beckstein menambahkan.’

Kata ganti tak tentu untuk bukan orang terdiri dari etwas, nichts, seperti

contoh berikut.

(18) Etwas hat auf dem Tisch gelegen. (Helbig dan Buscha, 2001: 234)

‘Ada sesuatu di atas meja.’

(19) Nichts hat auf dem Tisch gelegen. (Helbig dan Buscha, 2001: 234)

‘Tidak ada apapun di atas meja.’

e. Possessivpronomen

Possessivpronomen atau kata ganti milik adalah kata ganti yang digunakan

untuk menyatakan suatu kepunyaan. Kata ganti miliki dalam BJ terdiri dari mein,

dein, sein, ihr, unser, euer, und Ihr. Berikut contoh-contohnya.

(20) Wessen Wagen ist das? ˗ Das ist meiner./Das ist unserer. (Helbig dan Buscha, 2001: 211)

‘Mobil siapa itu? ˗ Itu milikku. / Itu milik kami.’

(21) Wem gehӧrt das Geld? ˗ Das ist deines./Das ist eueres./Das ist Ihres. (Helbig dan Buscha, 2001: 211)

‘Milik siapa uang itu? ˗ Itu milikmu./Itu milik kalian./Itu milik Anda.’

f. Relativpronomen

Relativpronomen adalah kata ganti penghubung yang digunakan untuk

menghubungkan dan menunjuk kembali kalimat sebelumnya, terdiri dari der yang

tak lain adalah dari Demonstrativpronomen dan welcher, wer, was dari

(30)

(22) Ich habe auf der Auktion ein Bild erstanden. Es hat mir sehr gefallen.

→ Ich habe auf der Auktion ein Bild erstanden, das mir sehr gefallen hat. (Helbig dan Buscha, 2001: 211)

‘Saya telah membeli sebuah gambar di pelelangan. Saya sangat menyukainya. → Saya telah membeli sebuah gambar di pelelangan, yang sangat saya sukai.’

Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat enam jenis pronomina

dalam BJ, yaitu Personalpronomen, Interrogativpronomen,

Demonstrativpronomen, Indefinitpronomen, Possessivpronomen,

Relativpronomen. Keenam pronomina ini memiliki fungsi masing-masing dalam

menggantikan nomina.

2. Pronomina dalam Bahasa Indonesia

Pronomina adalah kata yang menggantikan nomina atau frase nominal

(Kridalaksana, 2008: 200). Sependapat dengan Muslich (2010: 78) yang

mengungkapkan, setiap kata yang dipakai untuk mengacu ke nomina lain disebut

pronomina (kata ganti). Dalam kalimat, nomina selalu menduduki fungsi yang

dari nomina (subyek, obyek, predikat). Selain itu acuan yang ditunjuk dapat

diganti-ganti, bergantung pada siapa pembicara/ penulisnya, siapa pendengar/

pembaca, atau siapa/apa topiknya.

Secara umum, dalam BI dikenal beberapa macam pronomina, di antaranya

pronomina persona, pronomina penunjuk, pronomina penanya (Alwi, 2010:

256-265, Muslich, 2010: 78-82), dan pronomina tak tentu (Alieva, 1991: 243-252)

(31)

a. Pronomina Persona

Pronomina persona adalah pronomina yang dipakai untuk mengacu pada

orang. Dalam BJ, pronomina ini sama dengan Personalpronomen. Pronomina

persona dapat mengacu pada diri sendiri (pronomina persona pertama), mengacu

pada orang yang diajak bicara (pronomina persona kedua), mengacu pada orang

yang dibicarakan (pronomina persona ketiga). Di antara pronomina itu, ada yang

mengacu pada jumlah satu (tunggal) atau lebih dari satu (jamak). Pronomina

persona pertama tunggal terdiri dari saya, aku, -ku, daku, ku- dan jamak kami.

Pronomina persona kedua tunggal engkau, kamu, Anda, dikau, kau-, -mu dan

jamak kalian, kamu sekalian, Anda sekalian. Dan pronomina persona ketiga

tunggal antara lain ia, dia, beliau, -nya dan jamak mereka. Berikut penjelasannya

(Alwi, 2010:258-266).

1) Persona Pertama

Bentuk saya adalah bentuk persona formal yang dipakai dalam tulisan atau

ujaran resmi. Meskipun demikian, ada juga bentuk lain yang sering dipakai dan

dianggap tidak terlalu menonjolkan diri yaitu kami, dengan arti yang sama.

persona aku muncul dalam pembicaraan batin, situasi tidak formal, dan dengan

kawan akrab. Ada lagi, yaitu bentuk daku, yang hanya muncul dalam karya

susastra.

Bentuk klitika aku muncul menjadi –ku dan ku-. Kedua bentuk ini tidak

sama dalam pemakaiannya. Bentuk –ku digunakan dalam koneksi kepemilikan,

misalnya rumahku. Dan bentuk ku- pemakaiannya selalu melekat di depan verba,

(32)

Contoh sebagai berikut.

(23) Kami telah menaatinya, tetapi mengapa kalian tidak? (Muslich, 2010: 80)

2) Persona Kedua

Persona kedua engkau dan kamu dipakai oleh: (1) orang tua terhadap orang

muda yang telah akrab dan lama (Kamu sudah mandi?); (2) orang yang berstatus

sosial lebih tinggi kepada bawahannya (Hasil keputusan kemarin sudah kamu

ketik?); (3) orang-orang yang sudah saling akrab yang tidak memandang usia dan

status, tetapi situasi ikut berpengaruh (Sekarang kamu dosen ... wah selamat

sukses!). Pesona Anda dimaksudkan untuk menetralkan hubungan. Persona Anda

muncul, (1) dalam hubungan yang tak mengarah ke orang tertentu (Pakailah

sabun ini; kulit Anda akan bersih), (2) dalam hubungan bersemuka, tetapi

pembicara tidak bersikap pembicara tidak bersikap terlalu formal ataupun terlalu

akrab (Anda harus minta izin sekarang juga). Pronomina daku dan dikau hanya

muncul dalam ragam susastra. Misalnya, Yang kurindukan hanya dikau seorang.

Persona kedua jamak yaitu kalian ditambah sekalian (kamu sekalian, Anda

sekalian). Persona kedua yang bervariasi hanya engkau dan kamu, adalah bentuk

terikat kau- dan –mu. Berikut contoh pronomina persona kedua.

(24) Pukul berapa kamu berangkat ke sekolah, Nak? (Alwi, 2010: 261)

3) Persona Ketiga

Persona ketiga tunggal ada dua macam, yaitu: (1) ia, dia, atau –nya; dan (2)

(33)

fungsinya berbeda ketika harus difungsikan sebagai objek, atau bila diletakkan di

sebelah kanan yang diterangkan. Sebab, untuk ini, hanya dia dan –nya- lah yang

bisa. Bentuk beliau dipakai oleh orang muda untuk menghormati orang yang lebih

tua atau statusnya lebih tinggi. Contoh: Baru saja Presiden menjelaskan soal

suksesi pemerintahan dan beliau menghimbau agar kita tenang. Bentuk jamak

persona ketiga adalah mereka yang hanya mengacu ke insan saja. Contoh:

Anak-anak itu sedang belajar. Mereka akan menghadapi ujian semester. Berikut contoh

pronomina persona ketiga.

(25) Saya tidak tahu alamat dia. (Alwi, 2010: 263)

(26) Datangnya kapan? (Alwi, 2010: 263)

b. Pronomina Penunjuk

Pronomina penunjuk dalam BI ada tiga macam, yaitu (1) pronomina

penunjuk umum, (2) pronomina penunjuk tempat, (3) pronomina penunjuk ihwal.

Dalam BJ, pronomina ini sama dengan Demonstrativpronomen. Berikut

penjelasannya.

1) Pronomina Penunjuk Umum

Pronomina penunjuk umum ialah ini, itu, dan anu. Kata ini mengacu pada

acuan yang dekat dengan pembicara/penulis, pada masa yang akan datang, atau

pada informasi yang akan disampaikan, sedangkan kata itu digunakan untuk

acuan pada yang agak jauh dari pembicara/penulis, pada masa lampau, atau pada

(34)

tidak dapat mengingat benar kata apa yang harus dipakai, padahal ujaran telah

terlanjur dimulai. Berikut contoh pronomina penunjuk umum.

(27) Ini/itu rumah saya. (Alwi, 2010: 268)

(28) Mereka mau anu˗˗mau pinjam kredit bank. (Alwi, 2010: 268)

2) Pronomina Penunjuk Tempat

Pronomina penunjuk tempat terdiri dari sini (dekat), situ (agak jauh), atau

sana (jauh). Ketiga pronomina ini berfungsi menunjuk lokasi, maka dari itu sering

digunakan dengan preposisi pengacu arah, di/ke/dari, sehingga terdapat di/ke/dari

sini, di/ke/dari situ, dan di/ke/dari sana. Berikut contoh pronomina penunjuk

tempat.

(29) Kita akan bertolak dari sini. (Alwi, 2010: 271)

(30) Barang-barangnya ada di situ. (Alwi, 2010: 271)

3) Pronomina Penunjuk Ihwal

Pronomina penunjuk ihwal meliputi begini (dekat) dan begitu (jauh).

Dalam hal ini, jauh dekatnya lokasi yang dimaksud bersifat psikologis. Berikut

contoh pronomina penunjuk ihwal.

(31) Dia mengatakan begini. (Alwi, 2010: 271)

(35)

c. Pronomina Penanya

Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai pemarkah

pertanyaan. Dari segi maknanya, yang ditanyakan itu dapat mengenai (a) orang,

(b) barang, atau (c) pilihan. Pronomia siapa dipakai jika yang ditanyakan adalah

orang atau nama orang; apa bila barang; dan mana bila suatu pilihan tentang

orang atau barang. Jenis pronomina ini sama dengan Interrogativpronomen dalam

BJ. Berikut contohnya.

(33) Dia sudah datang . → Apa dia sudah datang? (Alwi, 2010: 261)

(34) Nanang menggendong kucing. → Siapakah yang menggendong kucing? (Muslich, 2010: 87)

d. Pronomina Tak Tentu

Pronomina tak tentu adalah kata ganti yang merujuk pada sesuatu yang

umum, tidak tentu. Dalam BI terdapat pronomina tak tentu seseorang, sesuatu,

suatu, salah satu, salah seorang, siapa saja, siapa pun, barang siapa, setiap

orang, masing-masing, beberapa dan sewaktu-waktu.

Dapat disimpulkan bahwa BI mempunyai tiga pronomina yang sangat

penting yang secara umum tidak jauh berbeda dari BJ. BI mempunyai pronomina

persona, pronomina penunjuk, pronomina penanya dan juga pronomina tak tentu.

Pronomina penunjuk itu sendiri pun masih terbagi dalam tiga bagian, yaitu

(36)

3. Pronomina Indefinit Bahasa Jerman etwas dan nichts

Pronomina indefinit BJ terdiri dari tiga kelompok, yaitu kata ganti tak

tentu untuk orang dan bukan orang, kata ganti tak tentu untuk orang, dan kata

ganti tak tentu untuk bukan orang, seperti yang telah dikemukakan di depan

(halaman 13). Berikut akan dijelaskan secara lebih mendetail, tetapi hanya

mengenai satu dari tiga kelompok yang telah disebutkan di atas, sesuai pada apa

fokus penelitian ini, yaitu pronomina indefinit BJ hanya untuk bukan orang.

Pronomina indefinit BJ untuk bukan orang meliputi etwas dan nichts.

Berikut penjelasannya (Helbig dan Buscha, 2001: 234).

1) Etwas adalah pronomina yang tidak mempunyai perubahan bentuk. Etwas

umumnya mengacu pada sesuatu yang tidak pasti, mengacu pada yang bukan

orang dalam arti luas seperti hewan, benda, gagasan dan lain sebagainya,

yang dapat menjadi bentuk tunggal ataupun jamak. Etwas juga memiliki

bentuk irgendetwas. Contoh berikut.

(35) Sie müssen sich mit etwas beschӓftigen. (Helbig & Buscha, 2001: 234)

‘Anda harus menyibukan diri dengan sesuatu.’

2) Nichts berperilaku sama seperti pronomina etwas baik secara morfologis

maupun sintaksis. Namun, nichts adalah bentuk negatif (penidakan atau

penyangkalan). Contoh berikut.

(36) Am Wochenende komme ich zu nichts. (Helbig & Buscha, 2001:

234)

(37)

Dapat disimpulkan pronomina indefinit BJ hanya untuk bukan orang

antara lain etwas dan nichts.

4. Sintaksis

a. Pengertian Sintaksis

Sintaksis adalah cabang linguistik tentang susunan kalimat dan bagiannya

atau biasa disebut dengan ilmu tata kalimat. Subsistem sintaksis membicarakan

penataan dan pengaturan kata-kata itu ke dalam satuan-satuan yang lebih besar,

yang disebut satuan-satuan sintaksis, yakni kata, frase, klausa, kalimat, dan

wacana (Chaer, 2009: 3). Menurut Verhaar (1996: 161), sintaksis adalah

tatabahasa yang membahas hubungan antar-kata dalam tuturan. Tuturan adalah

apa yang dituturkan orang. Salah satu satuan tuturan adalah kalimat. Pendek kata,

sintaksis menyangkut hubungan gramatikal antar-kata di dalam kalimat.

b. Struktur Sintaksis

Ada tiga cara untuk menganalisis klausa secara sintaksis, (1) Fungsi, (2)

Kategori, dan (3) Peran. Berikut penjelasannya.

1) Fungsi Sintaksis

Fungsi sintaksis adalah semacam “kotak-kotak” atau “tempat-tempat”

dalam struktur sintaksis yang kedalamnya akan diisikan kategori-kategori tertentu

(Chaer, 2009: 20). Kotak-kotak itu bernama subjek (S) predikat (P), objek (O),

komplemen (Kom), dan keterangan (Ket). Berikut contoh klausa.

(38)

Menurut analisis fungsi, subjek klausa pada contoh di atas adalah ayah,

predikat: membeli, objek: beras ketan. Sedangkan frasa untuk saya adalah

keterangan.

2) Kategori Sintaksis

Yang dimaksud dengan kategori sintaksis adalah jenis atau tipe kata atau

frase yang menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis. Kategori sintaksis berkenaan

dengan istilah nomina (N), verba (V), ajektifa (A), adverbia (Adv), numeralia

(Num), preposisi (Prep), konjungsi (Konj), dan pronomina (Pron). Dalam hal ini

N, V, dan A merupakan katagori utama, sedangkan yang lain merupakan kategori

tambahan (Chaer, 2009: 27). Seperti pada contoh klausa (44), menurut kategori

sintaksis ayah dan beras ketan adalah nomina, membeli adalah verba, saya adalah

pronomina, dan untuk saya adalah preposisi.

3) Peran Sintaksis

Peran sintaksis adalah segi semantis dari peserta-peserta verba. Pendek

kata, peran sintaksis adalah arti dari Argumen pada verba yang sedemikian rupa

sehingga arti itu berakar pada verb (Verhaar, 1996: 167). Berikut contoh klausa.

(38) Ayah membelikan saya beras ketan. (Verhaar, 1996: 162-163)

Peran sintaksis “pelaku” dalam klausa (45) adalah ayah, peran “pengalam”

(39)

5. Penerjemahan

a. Hakikat Penerjemahan

Menerjemahkan pada dasarnya adalah mengubah suatu bentuk menjadi

bentuk lain (Larson, 1984: 3 via Simatupang). Bentuk lain yang dimaksud bisa

berupa bentuk bahasa sumber atau bahasa sasaran. Dalam bukunya Principles of

Translation As Exemplified by Bible Translating, Nida mengungkapkan bahwa

menerjemahkan berarti menciptakan padanan yang paling dekat dalam bahasa

penerima terhadap pesan bahasa sumber, pertama dalam hal makna dan kedua

pada gaya bahasanya. Nida juga menggunakan istilah lain bagi bahasa sasaran

yaitu receptor language sebagai ganti target language yang lazim diungkapkan

pendahulunya.

Berkenaan dengan memproduksi pesan atau maksud dari bahasa sumber

ke dalam bahasa sasaran, ada baiknya penerjemah melakukan penyesuaian

tatabahasanya dan leksikalnya secara baik, bila hal itu memungkinkan dan bisa

dilaksanakan tanpa menimbulkan kesulitan pengertian. Yang terlebih penting

adalah mencari ketepatan padanan yang mengandung ketepatan arti daripada

mempertahankan bentuk ungkapan yang jauh dari maksud sebenarnya (Hanafi,

1986: 26).

b. Padanan dan Penerjemahan

Dalam suatu terjemahan, kehadiran padanan sangatlah penting. Bahkan

menurut Zenner (1971) via Nurachman Hanafi padanan merupakan kriteria yang

mendasar bagi suatu terjemahan. Akan tetapi pembelajar sering kali terkecoh dan

(40)

sepadan itu bukan berarti identik disebabkan responsinya tidak sama. Ini

dikarenakan adanya perbedaan budaya, sejarah dan situasinya. Sulit dipungkiri,

bahwa terjemahan hendaknya melahirkan responsi yang sepadan (Hanafi, 1986:

33).

Menurut Simatupang (1999/2000: 44), kata, frasa, dan kalimat, yang

semuanya bisa disebut bentuk, mempunyai potensi untuk mengandung beberapa

makna, tergantung lingkungan atau konteksnya. Kata look, misalnya, mempunyai

tidak kurang dari 74 arti yang diakibatka oleh hubungannya dengan kata lain atau

konteksnya. Oleh karena itu, seorang penerjemah harus selalu dapat melihat

konteks kata agar dia dapat mengartikannya dengan tepat dan mencari padananya

dalam bahasa sasaran. Berikut terdapat beberapa contoh kata look dalam berbagai

konteks dengan arti yang berbeda-beda.

(39) Look at her! She’s gorgeous. Wow. (verb)

‘Lihat, alangkah cantiknya dia. Wow!’

(40) Look out! You could fall off the edge. It’s very slippery. (verb)

‘Awas! Kau bisa jatuh. Tepinya licin.’

(41) I knew she liked him very much by the look on her face. (noun)

‘Dari mukanya, saya tahu bahwa perempuan itu snagat suka sama laki-laki itu.’

Sama halnya dengan kata look di atas, dalam BJ pun terdapat beberapa

(41)

dimaksud adalah verba sehen. Menurut Heuken (2014: 453). Verba sehen dapat

memiliki beberapa padanan dalam BI, seperti contoh berikut ini.

(42) Das werden wir sehen.

‘Kita akan mengetahuinya/menemukannya.’

(43) Sie kann sich sehen lassen.

‘Dia wanita yang cantik.’

(44) Ich sehe, Sie sehen gerade fern.

‘Saya menyadari (bahwa) Anda sedang menonton televisi.’

(45) Ich will sehen, was sich machen lӓßt.

‘Saya akan pikir apa yang dapat dilakukan.’

(46) Bessere Tage gesehen haben.

‘Pernah mengalami masa yang lebih baik/beruntung.’

c. Pergeseran dalam Penerjemahan

Menurut Simatupang (1999/2000: 74), setiap bahasa mempunyai

aturan-aturan sendiri. Aturan-aturan-aturan yang berlaku pada suatu bahasa belum tentu berlaku

pada bahasa lain. Hal ini berlaku pada semua unsur bahasa: gramatika, fonologi,

semantik. Dapat juga dikatakan bahwa untuk mengungkapkan makna, bahasa

mempunyai cara sendiri dalam memakai alat-alat bahasa (linguistic devices).

Dengan adanya perbedaan aturan dan bentuk untuk mengungkapkan makna di

(42)

terjemahan. Beberapa jenis pergeseran menurut Simatupang (1999/2000: 74-82)

akan dibicarakan di bawah ini.

1) Pergeseran pada Tataran Morfem

Pergeseran yang terjadi pada tataran ini terlihat pada contoh-contoh

berikut.

(47) impossible (Inggris) tidak mungkin (Indonesia) (48) recycle (Inggris) → daur ulang (Indonesia)

Dari contoh di atas memperlihatkan bahwa padanan morfem terikat bahasa

Inggris im- dan re- adalah kata ‘tidak’ dan ‘ulang’ yang merupakan morfem bebas

BI.

2) Pergeseran pada Tataran Sintaksis

a) Pergeseran dari Kata ke Frasa

(49) girl (Inggris) anak perempuan (Indonesia)

(50) stallion (Inggris) kuda jantan (Indonesia) b) Pergeseran dari Frasa ke Klausa

(51) Not knowing what to say, ...

‘Dia tidak tahu apa yang hendak dikatakannya, ...’

(52) After reading the letter, ...

‘Setelah dia membaca surat itu, ...’

(43)

(53) His misinterpretation of the situation ...

‘Dia salah menafsirkan situasi ...’

d) Pergeseran dari Klausa ke Kalimat

(54) Her unusual voice and singing style thrilled her fans, who reacted by screaming, crying, and clapping.

‘Suaranya yang luar biasa dan gayanya bernyanyi memikat para penggemarnya. Mereka memberikan reaksi dengan berteriak-teriak dan bertepuk tangan.’

e) Pergeseran dari Kalimat ke Wacana

(55) Standing in a muddy jungle clearing strewn with recently felled trees, the Balinese village headman looked at his tiny house at the of a line of identical buildings and said he felt strange.

‘Kepala kampung orang Bali itu berdiri di sebuah lahan yang baru dibuka di tengah hutan. Batang-batang pohon yang baru ditebang masih berserakan di sana-sini. Dia memandang rumahnya yang kecil yang berdiri di ujung deretan rumah yang sama bentuknya dan berkata bahwa dia merasa aneh.

3) Pergeseran Kategori Kata

a) Pergeseran dari Nomina ke Adjektiva

(56) He’s in danger. (Nomina)

‘Dia dalam keadaan berbahaya.’ (Adjektiva)

(57) He’s in doubt. (Nomina)

‘Dia ragu-ragu.’ (Adjektiva)

(44)

(58) We had a very long talk. (Nomina)

‘Kami berbicara lama sekali.’ (Verba)

(59) No, we’re strangers. (Nomina)

‘Kami tidak saling mengenal. (Verba)

4) Pergeseran pada Tataran Semantik

a) Pergeseran dari Makna Generik ke Makna Spesifik dan Sebaliknya

Menurut Simatupang (1999/2000: 78), pergeseran terjadi karena ada

kalanya padanan yang sangat tepat sebuah kata di dalam bahasa sumber tidak

terdapat di dalam bahassa sasaran. Misalnya, kata bahasa sumber mempunyai

makna generik dan padanan kata tersebut dalam bahasa sasaran tidak mengacu

kepada makna yang generik tetapi kepada makna yang lebih spesifik.

Sebagai contoh, kata foot atau leg dalam bahasa Inggris diterjemahkan

menjadi ‘kaki’ ke dalam BI. Jadi, pergeseran yang terjadi adalah pergeseran dari

makna spesifik dari foot atau leg ke makna generik ‘kaki’. Konsep foot atau leg

diungkapkan dengan satu kata yang bermakna lebih generik dalam BI yaitu ‘kaki’.

b) Pergeseran Makna karena Perbedaan Sudut Pandang Budaya

Pergeseran makna juga terjadi karena perbedaan sudut pandang dan

budaya penutur bahasa-bahasa yang berbeda.

(60) I think so.

‘Saya rasa begitu.’

Pada contoh di atas, padanan ‘saya rasa begitu’ dalam bahasa Inggris I

(45)

memakai perasaan (feel), sehingga tidak wajar jika mengatakan I feel so. Berpikir

dan merasa dalam bahasa Inggris dibedakan secara tegas.

B. Penelitian yang Relevan

Permasalahan tentang pronomina indefinit ini pernah diteliti sebelumnya

dengan judul “Pronomina Indefinit BJ man dan Padanannya dalam BI dalam

Roman Winnetou I Karya Karl May” oleh Clara B. Monolga dari Jurusan

Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Yogyakarta pada tahun 2011. Tujuan dari penelitiannya adalah mendeskripsikan

realisasi pronomina indefinit BJ man ke dalam BI serta implikasi sintaksis

padanan pronomina indefinit BJ man dalam BI. Hasil dari penelitian tersebut

menunjukkan bahwa terdapat lima jenis padanan pronomina indefinit BJ man

dalam BI yaitu 70 rujukan anaforis dan kataforis, 9 elips, 95 unsur

nonkebahasaan, 52 zero, dan 87 kalimat pasif. Adanya persamaan implikasi

sintaksis antara bahasa sasaran, BI, dan bahasa sumber, BJ, yaitu kalimat

aktif-aktif dan kalimat aktif-aktif-pasif.

Penelitian yang dilakukan Clara Monolga membahas pronomina indefinit

BJ, relevan dengan penelitan ini. Meskipun demikian, yang menjadi objek

penelitian dalam Clara Monolga adalah hanya pronomina indefinit BJ man,

sedangkan yang menjadi objek penelitian dalam ini adalah semua pronomina

indefinit BJ yang mengacu pada orang (man, jemand, irgendwer, niemand) dan

pronomina indefinit BJ yang mengacu pada bukan orang (etwas, nichts). Selain

(46)

sedangkan penelitian ini menggunakan roman Ein Mann für Mama karya

Christine Nӧstlinger sebagai sumber data. Jadi, penelitian ini tidak sama dengan

penelitian yang dilakukan Clara Monolga, tetapi membahas topik yang masih

(47)

32 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

Maleong (2012: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Dalam penelitian

ini akan mendeskripsikan pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dalam roman Ein

Mann für Mama karya Christine Nöstlinger dan padanannya dalam BI dalam

terjemahannya ‘Suami untuk Mama’.

B. Sumber dan Data Penelitian

Data penelitian ini adalah satuan lingual kalimat, klausa dan frase yang

mengandung pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dan padanannya ke dalam BI.

Sumber penelitian ini ialah roman Ein Mann für Mama karya Christine Nöstlinger

setebal 188 halaman yang diterbitkan oleh Verlag Friedrich Oetinger pada tahun

1972 dengan nomor ISBN 3-423-07307-1 dan terjemahannya ke dalam BI oleh Agus

Setiadi setebal 196 yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta pada

(48)

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan teknik simak dan

teknik catat. Teknik simak dilakukan dengan menyimak dan mengamati kalimat,

klausa, frasa, dan kata, dalam hal ini menyimak kalimat yang mengandung

pronomina indefinit BJ etwas dan nichts yang terdapat dalam roman Ein Mann für

Mama karya Christine Nöstlinger dan mengamati padanannya dalam BI. Teknik catat

dilakukan langsung setelah penyimakan, dan dalam hal ini dengan cara mencatat

kalimat yang mengandung pronomina indefinit BJ etwas dan nichts. Sudaryanto

(2015: 133) menyatakan bahwa penamaan teknik menyimak dengan nama teknik

simak dan teknik mencatat dengan nama teknik catat, karena teknik simak dilakukan

dengan cara menyimak, membaca dan menelaah data yang digunakan dan teknik

catat dilakukan dengan cara mencatat data yang dihasilkan dari teknik simak. Kedua

teknik ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam proses analisis.

Setelah menyimak dan semua data tercatat dalam sebuah tabel data, data-data

tersebut dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Pronomina indefinit BJ etwas dan bentuk padanannya dalam BI.

2. Pronomina indefinit BJ nichts dan bentuk padanannya dalam BI

D. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (human instrument).

Mulai dari proses pencarian data sampai pada proses analisis data dilakukan oleh

(49)

mengklasifikasikan kalimat yang mengandung pronomina indefinit BJ etwas dan

nichts dan padanannya dalam BI.

E. Analisis Data Penelitian

Tahapan analisis data penelitian merupakan tahapan yang sangat penting,

karena pada tahapan ini kaidah-kaidah yang didasarkan pada objek penelitian harus

sudah diperoleh. Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk

mengklarifikasikan, menyamakan data yang sama, dan membedakan data yang

memang beda. Pengklarifikasian dan pengelompokan data harus didasarkan pada apa

yang menjadi tujuan penelitian.

Objek penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode padan dan teknik

dasar yaitu teknik pilah unsur penentu.

Sudaryanto (2015: 15-16) menyatakan bahwa metode padan, alat penentunya

di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Kejatian

atau identitas objek sasaran penelitian ditentukan berdasarkan tingginya kadar

kesepadanannya, keselarasannya, kesesuaiannya, kecocokannya, atau kesamaannya

dengan alat penentu yang bersangkutan yang sekaligus menjadi pembakunya. Dalam

hal ini, metode padan translasional dan padan referensial dipandang tepat untuk

penelitian ini.

Metode padan translasional adalah metode padan yang digunakan untuk

mengidentifikasi satuan kebahasaan dalam bahasa tertentu berdasarkan satuan

kebahasaan dalam bahasa lain. Oleh karena itu, alat penentu atau pembaku metode

(50)

adalah metode padan yang alat penentunya berupa referen bahasa. Yang dimaksud

referen bahasa ialah unsur kenyataan yang berada di luar bahasa yang memang diacu

oleh satuan kebahasaan. Metode padan referensial digunakan untuk mengidentikasi

satuan kebahasaan berdasarkan referen bahasa yang diacu.

Teknik pilah unsur penentu atau disingkat PUP adalah teknik analisis data

dengan cara memilah-milah satuan kebahasaan yang dianalisis dengan alat penentu.

Penelitian ini menggunakan daya pilah translasional. Daya pilah translasional

berwujud bahasa lain sebagai penentu. Misalnya berdasarkan identitas kata dalam BI

dapat ditentukan berdasarkan identitas kata dalam BJ, sedangkan daya pilah

referensial adalah daya pilah yang menggunakan referen atau sosok yang diacu oleh

satuan kebahasaan sebagai alat penentu. Referen itu dapat berupa benda, tempat,

kerja, sifat, dan keadaan yang diacu oleh satuan kebahasaan yang diidentifikasi.

Lebih lanjut, tahapan analisis data dalam penelitian ini dibagi menjadi

beberapa tahapan analisis yang didasarkan pada apa tujuan penelitian ini, yaitu (1)

data yang diperoleh kemudian dikelompokkan atau diklarifikasikan berdasarkan

bentuknya, (2) data yang diperoleh dipadankan dalam BI yang BI itu sendiri

merupakan bahasa di luar bahasa yang bersangkutan atau bahasa lain, dalam

terjemahannya ‘Suami untuk Mama’, (3) hasil pengelompokan dan perpadanan

kemudian dideskripsikan dan disimpulkan.

F. Keabsahan Data

Untuk menentukan keabsahan data hasil penelitian digunakan teknik

(51)

yaitu pembacaan dan pengamatan berulang-ulang terhadap kalimat-kalimat yang

mengandung pronomina indefinit BJ etwas dan nichts dalam roman Ein Mann für

Mama dan padanannya dalam BI, sedangkan teknik keabsahan data dengan interrater

dengan mendiskusikan hasil penelitian dengan teman sejawat dan juga dosen

pembimbing. Dengan kedua teknik ini dapat meminimalkan jumlah kesalahan dalam

(52)

37

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab IV ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan.

Pada subbab hasil penelitian akan disajikan tabel berisi data-data yang disertai

penjelasan di alinea berikutnya. Data yang dimaksud adalah pronomina indefinit

BJ etwas dan nichts dan bentuk padanannya dalam BI. Untuk keseluruhan data

yang lengkap dapat dilihat pada halaman lampiran. Selain itu, di dalam tabel

tersebut juga dicantumkan frekuensi kemunculan pronomina indefinit BJ etwas

dan nichts dan padanan katanya dalam BI. Penghitungan ini dilakukan hanya

untuk mengetahui data produktif dan data tidak produktif. Untuk lebih jelasnya

perhatikan di bawah ini.

Tabel 1. Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts dan Frekuensi Kemunculan dalam Sumber Data

No Pronomina Indefinit BJ Frek

1. etwas 44

2. nichts 79

(53)

Tabel 2. Bentuk dan Frekuensi Kemunculan Padanan Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts dalam BI

No Bentuk Padanan Frek

BJ BI

1. etwas 1. apa pun 1

2. –nya 1

3. sedikit 2

4. sesuatu 13

5. apa-apa 3

6. akibatnya 1

7. kata-kata 3

8. tindakan 2

9. ada 1

10.begitu 1

11.agak 2

12.gagasan 1

13.ada saja 1

14.kata 1

15.sebuah benda 1

16.benda itu 1

17.urusan 1

18.Zero 8

2. nichts 19.takkan henti-hentinya 1

20.tidak 12

21.tidak (...) sesuatu 2

22.bukan 2

23.bukan (...) hal 1

24.tidak (...) pikiran 1

25.tidak mau 2

(54)

27.takkan 2

28.belum (...) apa-apa 2

29.pertanda buruk 1

30.tidak ada apa-apa 1

31.tak pernah (...) sesuatu 1

32.takkan (...) apa-apa 1

33.tidak (...) sedikit pun 1

34.batal 1

35.tidak ada tulisan apa-apa 1

36.bukannya 1

37.tidak (...) ucapan 1

38.tidak (...) hadiah 1

39.tidak ada sangkut-pautnya 1

40.tidak mungkin ada 1

41.tidak mungkin 2

42.tak 1

43.tidak (...) apa-apa 22

44.takkan ada 1

45.Zero 7

Jumlah 123

1. Pronomina Indefinit BJ

Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat diketahui 2 bentuk pronomina indefinit

BJ etwas dan nichts. Bentuk pronomina indefinit BJ etwas ditemukan sebanyak 44

dan nichts sebanyak 79 dalam sumber data penelitian. Dengan demikian, dapat

dikatakan terdapat 123 pronomina indefinit BJ dari 2 bentuk pronomina indefinit

(55)

2. Bentuk Padanan Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts dalam BI Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat diketahui 45 bentuk padanan pronomina

indefinit BJ etwas, dan nichts ke dalam BI dalam berbagai bentuk satuan lingual.

18 di antaranya merupakan bentuk padanan pronomina indefinit BJ etwas, dan 27

di antaranya merupakan bentuk padanan pronomina indefinit BJ nichts dalam BI.

Bentuk padanan pronomina indefinit BJ etwas berjumlah 44 dalam kalimat

BI. Dari 44 data tersebut, di antaranya pronomina etwas dipadankan dengan

pronomina ‘apa pun’ berjumlah satu, dengan pronomina ‘-nya’ berjumlah satu,

dengan adjektiva ‘sedikit’ berjumlah dua, dengan pronomina ‘sesuatu’ berjumlah

13, dengan kata ‘apa-apa’ berjumlah tiga, dengan kata ‘akibatnya’ berjumlah satu,

dengan nomina ‘kata-kata’ berjumlah tiga, dengan nomina ‘tindakan’ berjumlah

dua, dengan verba ‘ada’ berjumlah satu, dengan pronomina ‘begitu’ berjumlah

satu, dengan adverbial ‘agak’ berjumlah dua, dengan nomina ‘gagasan’ berjumlah

satu, dengan frasa ‘ada saja’ berjumlah satu, dengan nomina ‘kata’ berjumlah

satu, dengan frasa ‘sebuah benda’ berjumlah satu, dengan frasa ‘benda itu’

berjumlah satu, dengan nomina ‘urusan’ berjumlah satu, dan padanan zero

berjumlah delapan.

Bentuk padanan pronomina indefinit BJ nichts berjumlah 79 dalam

kalimat BI. Dari 79 data tersebut, di antaranya pronomina nichts dipadankan

dengan frasa negatif ‘takkan henti-hentinya’ berjumlah satu, dengan adverbial

‘tidak’ berjumlah 12, dengan frasa negatif ‘tidak (...) sesuatu’ berjumlah dua,

dengan adverbial ‘bukan’ berjumlah dua, dengan frasa negatif ‘bukan (...) hal’

(56)

frasa negatif ‘tidak mau’ berjumlah dua, dengan frasa negatif ‘tidak ada’

berjumlah sembilan, dengan adverbial ‘takkan’ berjumlah dua, dengan frasa

negatif ‘belum (...) apa-apa’ berjumlah dua, dengan frasa ‘pertanda buruk’

berjumlah satu, dengan frasa negatif ‘tidak ada apa-apa’ berjumlah satu, dengan

frasa negatif ‘tak pernah (...) sesuatu’ berjumlah satu, dengan frasa negatif ‘takkan

(...) apa-apa’ berjumlah satu, dengan frasa negatif ‘tidak (...) sedikit pun’

berjumlah satu, dengan adjektiva ‘batal’ berjumlah satu, dengan frasa negatif

‘tidak ada tulisan apa-apa’ berjumlah satu, dengan adverbial ‘bukannya’

berjumlah satu, dengan frasa negatif ‘tidak (...) ucapan’ berjumlah satu, dengan

frasa negatif ‘tidak (...) hadiah’ berjumlah satu, dengan frasa negatif ‘tidak ada

sangkut-pautnya’ berjumlah satu, dengan frasa negatif ‘tidak mungkin ada’

berjumlah satu, dengan frasa negatif ‘tidak mungkin’ berjumlah dua, dengan

adverbial ‘tak’ berjumlah satu, dengan frasa negatif ‘tidak (...) apa-apa’ berjumlah

22, dengan frasa negatif ‘takkan ada’ berjumlah satu, dan padanan zero berjumlah

7.

B. Pembahasan

1. Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts

Pronomina indefinit BJ terbagi ke dalam tiga kelompok utama, yaitu

pronomina indefinit BJ untuk orang dan bukan orang, pronomina indefinit BJ

hanya untuk orang, dan pronomina indefinit hanya untuk bukan orang, seperti

(57)

dibahas satu dari tiga kelompok utama pronomina indefinit BJ, yaitu pronomina

indefinit BJ hanya untuk bukan orang, yaitu di antaranya etwas dan nichts.

Berdasarkan penelitian ini terdapat 2 bentuk pronomina indefinit BJ, yaitu

etwas, dan nichts dari pronomina indefinit BJ untuk bukan orang. Kedua

pronomina indefinit BJ ditemukan berjumlah 123. Pronomina indefinit BJ etwas

muncul sebanyak 44, sedangkan pronomina indefinit BJ nichts muncul sebanyak

79. Frekuensi kemunculan pronomina indefinit BJ nichts lebih mendominasi

dalam sumber data dibandingkan dengan pronomina indefinit BJ etwas.

Pronomina indefinit BJ etwas muncul sebanyak 44, di antaranya sebagai

berikut (data selengkapnya lihat lampiran 2 halaman 95-103).

(68) Sie zuckt mit den Schultern und sagt klagend: “Woher soll ich denn

das wissen? Mir sagt ja niemand etwas. Mir nicht!” (EMFM/11)

(69) Sus Mutter ist etwas ӓlter als Tante Irmela. (EMFM/16)

(70) Die Großtante zuckt mit den Schultern und antwortet: “Woher soll ich das wissen? Mir sagt ja keiner etwas!” (EMFM/43)

(71) Großtante Alice zupft und rückt und wischt und erhellt die düsteren

Stunden mit Sprichwӧrtern und beschwert sich darüber, dass man ihr

nie etwas sagt – ihr nicht! (EMFM/60)

(72) Wichtig ist, dass Su jetzt endlich etwas von Reklame versteht.

(EMFM/73)

(73) Und er hat gesagt, wenn nicht bald etwas für Sus Heilung getan

werde, dann sei sie verloren! (EMFM/86)

Pronomina indefinit BJ nichts muncul sebanyak 79, di antaranya sebagai

(58)

(74) Und nichts ist ekelhafter als zusehen zu müssen, wenn ein anderer

sӓuft und man selber Durst hat. (EMFM/25)

(75) Dort haben sie natürlich nichts von mir gewusst. (EMFM/34)

(76) Su denkt: Dieses Hundsbiest von einer Schwester! Tut so, als ob sie

eine Mӓnnerhasserin geworden ist. Sagt, sie will vom Papa nichts wissen. (EMFM/72)

(77) Sie sitzen alle zusammen in der Küche am großen Tisch und essen

Bratkartoffeln mit sauren Gürkchen und sonst nichts. (EMFM/118)

(78) Die Mama zuckt müde mit den Schultern, “Kinder, da lӓsst sich nichts

ӓndern!” (EMFM/128)

(79) “Karoline, du willst doch nicht behaupten, dass du davon nichts

gewusst hast! Es war doch deine Idee, nach Stoder . . .” (EMFM/151)

(80) Er bezahlt auch das Zimmer bis zum dritten Januar, weil die

Gamswirtin ja nichts dafür kann.(EMFM/167)

2. Bentuk Padanan Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts dalam BI Berdasarkan tabel 2 tersebut di atas, dapat diketahui adanya berbagai

bentuk padanan pronomina indefinit BJ etwas dan nichts yang berbeda-beda

dalam BI. Selain itu, terdapat pronomina indefinit BJ etwas dan nichts yang tidak

memiliki padanannya dalam BI, padanan zero. Sebenarnya padanan ini ada, tetapi

tidak secara eksplisit, dan ada juga yang benar-benar tidak memiliki padanan

dikarenakan adanya pergeseran dalam penerjemahan.

1) Bentuk Padanan Pronomina Indefinit BJ etwas

Pada tabel 2 data 1, pronomina indefinit BJ etwas dipadankan dengan

(59)

(81) Su fragt: “Wo ist denn I?”

Großtante Alice zupft die Quastendecke auf dem Klavier zurecht. Sie zuckt mit den Schultern und sagt klagend: “Woher soll ich denn das wissen? Mir sagt ja niemand etwas. Mir nicht!” (EMFM/11)

‘“Mana I?” tanya Su.

Oma Alice membetulkan letak taplak berumbai yang terhampar di atas piano. Ia mengangkat bahu sambil berkata dengan nada mengeluh, “Mana aku tahu? Tidak ada yang pernah memberitahukan apa pun padaku. Tidak ada!”’ (sum/13)

Berdasarkan data nomor (81) tersebut di atas dapat dikatakan bahwa

pronomina indefinit BJ etwas dipadankan dengan pronomina tak tentu ‘apa pun’

dalam BI. Dalam kalimat BJ data (81), pronomina etwas menunjuk pada suatu

informasi, informasi tentang keberadaan I. Dalam padanannya dalam BI,

pronomina etwas dipadankan dengan pronomina tak tentu ‘apa pun’ yang juga

merujuk pada suatu informasi tentang keberadaan I. Dengan demikian, ditemukan

kaidah bahwa pronomina indefinit etwas dipadankan dengan ‘apa pun’ jika

merujuk pada sesuatu seperti suatu informasi. Pronomina indefinit BJ etwas yang

dipadankan frasa ‘apa pun’ dalam BI ditemukan sebanyak satu dalam BI, data

selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 2 data 1.

Pada tabel 2 data 2, pronomina indefinit BJ etwas dipadankan dengan

pronomina ‘-nya’ dalam BI, sebagai berikut:

(82) Sie klettert am Drahtzaun hoch, damit sie über die Büsche sehen kann, und ruft: “Benny, Benny, hallo, Benny!”

Sie ruft aber nicht sehr laut. Su will nicht, dass die Großtante etwas

hӧrt. (EMFM/12)

(60)

Tapi seruannya tidak begitu nyaring. Su tidak ingin Oma Alice mendengarnya.’ (SUM/15)

Berdasarkan data nomor (82) tersebut di atas dapat dikatakan bahwa

pronomina indefinit BJ etwas dipadankan dengan pronomina persona ketiga

tunggal ‘-nya’ dalam BI. Dalam kalimat BJ data (82), pronomina etwas menunjuk

pada suatu pembicaraan, pembicaraan antara Su dan Benny. Dalam padanannya

dalam BI, pronomina etwas dipadankan dengan pronomina persona ketiga tunggal

‘-nya’ yang menjelaskan bahwa pronomina ini merujuk pada pembicaraan Su

kepada Benny. Dengan demikian, ditemukan kaidah bahwa pronomina indefinit

etwas dipadankan dengan ‘-nya’ jika merujuk pada sesuatu seperti suatu

pembicaraan seseorang atau lebih. Pronomina indefinit BJ etwas yang dipadankan

pronomina ‘-nya’ dalam BI ditemukan sebanyak satu dalam BI, data

selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 2 data 2.

Pada tabel 2 data 3, pronomina indefinit BJ etwas dipadankan dengan

adjektiva ‘sedikit’ dalam BI, sebagai berikut:

(83) Wichtig ist, dass Su jetzt endlich etwas von Reklame versteht.

(EMFM/73)

‘Yang penting adalah Su sekarang mengerti sedikit tentang urusan

reklame.’ (SUM/81)

Berdasarkan data nomor (83) tersebut di atas dapat dikatakan bahwa

pronomina indefinit BJ etwas dipadankan dengan adjektiva ‘sedikit’ dalam BI.

Dalam kalimat BJ data (83), pronomina etwas menunjuk pada suatu pengetahuan,

Gambar

Tabel 1. Pronomina Indefinit BJ etwas dan nichts dan Frekuensi Kemunculan dalam Sumber Data
Tabel 3. Kaidah yang Ditemukan dalam Penelitian
GAMBAR

Referensi

Dokumen terkait

Inti Sebelum peserta didik memahami pentingnya peranan lembaga peradilan, guru dapat menjelaskan secara umum dasar hukum peranan lembaga peradilan di Indonesia. Peserta didik

pembelajaran dan desain pada produk diperoleh dari ahli materi melalui uji/validasi ahli dan ahli desain, yang selanjutnya data yang diperoleh tersebut digunakan untuk

Beberapa aspek yang perlu untuk dianalisis dalam melakukan pengembangan usaha terdiri dari aspek pasar dan pemasaran, aspek manajemen dan organisasi, serta aspek

Proyeksi cash inflow dilakukan untuk menggambarkan kondisi kas perusahaan di masa yang akan datang, pada perhitungan ini nilai sisa yang timbul adalah merupakan

[r]

World Wide Web dibangun dari Web page atau yang juga dikenal dengan markup language, atau HTML, tidak akan ada Homepage, dan tanpa Homepage tidak akan ada World

Pembina akan memberikan materi dengan cara memperagakan isyarat kode-kode alphabet dan numerik dari buku saku menggunakan bendera semaphore kepada siswa.. Siswa

progaram studi komunikasi, VOL 2, NO 2 (2014), sii.kucing@yahoo.com.. motivasi yang menggugah hati pasien bahwa segala sesuatu yang tengah dirasakannya kini adalah