1
AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL
DAUN JAMBU MONYET (
Anacardium occidentale
L.) DAN
AMPISILIN TERHADAP
Escherichia coli
SENSITIF DAN
MULTIRESISTEN ANTIBIOTIK
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
Oleh :
UNGKI PRASETYO
K 100 090 175
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2
1
AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU MONYET (Anacardium occidentale L.) DAN AMPISILIN
TERHADAP Escherichia coli SENSITIF DAN MULTIRESISTEN ANTIBIOTIK
ANTIBACTERIAL ACTIVITIES OF COMBINATION ETHANOLIC EXTRACT LEAF CASHEW (Anacardium occidentale L.) AND
AMPICILLIN AGAINST Escherichia coli SENSITIVE AND MULTIRESISTEN ANTIBIOTICS
Ungki Prasetyo*, Peni Indrayudha, Ika Trisharyanti Dian Kusumowati Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos I, Pabelan Kartasura Surakarta 57102 Telp. (0271) 717417
*Email: rakryanobatherbal@gmail.com
ABSTRAK
Penyakit infeksi banyak diderita masyarakat, diantaranya infeksi enterobakteria dari golongan Escherichia. Antibiotik yang merupakan drug of choice untuk infeksi yang disebabkan E. coli adalah golongan penisilin yaitu ampisilin. Daun jambu monyet terbukti memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli dan Ecsherichia coli multiresisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun jambu monyet (Anacardium occidentale L.) dan antibiotik ampisilin terhadap Escherichia coli dan Escherichia coli multiresisten.
Ekstraksi daun jambu monyet menggunakan penyari etanol 96% dengan metode maserasi. Uji aktivitas antibakteri dilakukan untuk mengetahui zona hambat dengan metode difusi (Kirby Bauer). Ekstrak etanol daun jambu monyet dibuat dengan kadar 10% dengan pelarut DMSO 20%. Kombinasi ekstrak etanol daun jambu monyet: ampisilin dibuat tiga perbandingan yaitu: 25:75 ; 50:50 ; dan 75:25 dengan volume total 10 µL. Pengambilan berturut-turut 2,5: 7,5 ; 5:5 ; dan 7,5µL: 2,5µL yang dimasukkan ke dalam disk antibiotik.
Hasil uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun jambu monyet dan ampisilin terhadap Escherichia coli dan Escherichia coli multiresisten menunjukan hasil yang tidak sinergis. Hasil kombinasi ekstrak etanol daun jambu monyet dan antibiotik ampisilin terhadap Escherichia coli pada kombinasi 25:75, 50:50, 75:25 dan Escherichia coli multiresisten adalah sebesar 11 mm, 11 mm, 9 mm, dan 10 mm, 10 mm, 9 mm.
2 ABSTRAK
Infectious diseases are ones commonly attacking people are, among the others, enterobacterial infections caused by Escherichia group. Antibiotic that is a drug of choice for infections caused by E. coli belonged to penicillin class is ampicilin. Leave of cashew is proved to have antibacterial activities against Escherichia coli and multiresistant Escherichia coli. Purpose of the research is to know antibacterial activity of combined ethanol-extracted leave of cashew (Anacardium occidentale L.) and ampicilin antibiotic against Escherichia coli and multiresistant Escherichia coli.
Extraction of cashew’s leave uses extractor of 96% ethanol with maceration method. Test of antibacterial activity is performed in attempts of knowing inhibition zone by using diffusion method (Kirby Bauer). Ethanol extracted leave of cashew is prepared in content of 10% with solvent of 20% DMSO. Combined ethanol-extracted leave of cashew : ampicilin is made with three ratios, namely: 25 : 75; 50 : 50; and 75 : 25 with total volume of 10 µL. Respective takings are 2.5:7.5 ; 5:5 ; and 7.5 µL : 2.5 µL and then they are put into antibiotic disk.
Results of antibacterial activity of combined ethanol-extracted leave of cashew and ampicilin against Escherichia coli and multiresistant Escherichia coli indicated nonsynergitic results. Results of combined ethanol-extracted leave of cashew and ampicilin antibiotic against Escherichia coli at combination of 25 : 75; 50 : 50; 75 : 25 and against multiresistant Escherichia coli were 11 mm; 11 mm; 9 mm; and 10 mm; 10 mm; 9 mm, respectively.
Key words: Anacardium occidentale, Ampicilin, Escherichia coli, Diffusion method
I. Pendahuluan
Infeksi merupakan salah satu jenis penyakit yang sering diderita oleh penduduk negara berkembang (Radji, 2011). Penyakit infeksi merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas yang signifikan, khususnya pada orang-orang yang paling rentan terhadap penyakit ini. Agen infeksi dapat bersifat eksogen (berasal dari luar tubuh) atau endogen (flora normal) (McPhee, 2010).
3
pada mukosa intestinal dan menghasilkan enterotoksin dan sitotoksin. Akibatnya adalah kerusakan mukosa, pengeluaran sejumlah besar mukus yang menyebabkan terjadinya diare. Terapi diare karena infeksi bakteri ialah dengan pemberian antibiotik yang telah digunakan secara umum dalam pengobatan medis infeksi (Jawetz et al, 2005).
Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau membasmi mikroba (Gunawan, 2009). Penisilin digolongkan berdasarkan spektrum aktivitas antimikrobanya. Salah satunya ampisilin, yang merupakan kelompok penisilin yang berspektrum luas (Goodman & Gilman, 2008). Ampisilin aktif terhadap organisme Gram positif dan Gram negatif tertentu, akan tetapi golongan penisilin ini diinaktivasi oleh enzim penisilinase yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus dan basilus Gram negatif seperti Escherichia coli (Anonim, 2008). Masalah yang sering muncul pada antibiotik adalah terjadinya resistensi. Resistensi bakteri terhadap antibiotik yang sering dipergunakan membawa masalah yang dapat menggagalkan terapi antibiotik (Wattimena et al, 1991). Untuk itu terapi kombinasi antibiotik dari beberapa kelompok umumnya menghasilkan adisi potensiasi dari khasiatnya masing-masing. Senyawa-senyawa antibiotik yang diberikan secara bersamaan dapat memberikan efek yang sinergis dan lebih baik (Goodman & Gilman, 2008). Beberapa kombinasi dapat bermanfaat pada infeksi campuran, mengatasi resistensi, dan memperoleh potensiasi (Tjay dan Rahardja, 2007).
4
mengandung furfural. Asam anakardat berkhasiat sebagai bakterisidal, fungisidal, mematikan cacing dan protozoa (Dalimartha, 2001). Dahake et al (2009) melakukan uji aktivitas ekstrak etanol daun jambu monyet terhadap Staphylococcus aureus (20 mm), Bacillus subtilis (19 mm) dan Escherichia coli
(11 mm).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tersebut, menarik untuk dilakukan penelitian tentang aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun jambu monyet (Anacardium occidentale L.) dan ampisilin terhadap Escherichia coli dan Escherichia coli multiresisten. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat luas sehingga dapat dikembangkan pemanfaatan obat tradisional khususnya daun jambu monyet sebagai antibakteri.
II. Metode Penelitian A. Jenis penelitian
Jenis penelitian : penelitian eksperimental. B. Bahan dan alat
Bahan-bahan yang digunakan
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian, yaitu bakteri Escherichia coli diperoleh dari Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, sedangkan yang multiresisten diperoleh dari Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Daun jambu monyet yang digunakan berasal dari desa Gatak Malangan, Sukoharjo. Etanol 96%, media Mac Conkey, Mueller Hinton (MH), media Brain Heart Infusion (BHI), standar Mc. Farland III 108 CFU/ml, aquades, cat Gram A, cat Gram B, cat Gram C, dan cat Gram D, Dimethylsulfoxide (DMSO). etanol 70%, disk antibiotik, dan paper disk.
Alat-alat yang digunakan
5
(Socorex), blue tips, yellow tips, lampu UV254, bejana pengembangan, shaker incubator (New Brunswick) dan alat-alat gelas.
C. Jalannya Penelitian Determinasi tanaman
Determinasi tanaman jambu monyet dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Penyiapan bahan
Daun jambu monyet yang telah diambil dari salah satu pohon di desa Gatak, Malangan, Sukoharjo, dicuci sampai bersih agar tidak terdapat kontaminan dalam ekstrak yang didapat. Daun-daun yang rusak juga dipisahkan agar didapatkan daun dengan mutu baik yang dapat digunakan untuk ekstraksi. Daun jambu monyet tersebut dikeringkan kemudian diserbuk. Serbuk dari simplisia daun jambu monyet digunakan untuk ekstraksi.
Ekstraksi
Serbuk simplisia daun jambu monyet sebanyak 1 kg direndam dengan 7,5 L etanol 96% didalam bejana maserasi yang terlindung dari cahaya, didiamkan selama 5 hari. Simplisia yang dimaserasi itu memerlukan pengadukan beberapa kali agar didapatkan konsentrasi yang jenuh. Maserat yang didapat disaring, kemudian dievaporasi dan diuapkan di atas waterbath, sedangkan ampasnya diremaserasi untuk mendapatkan maserat yang masih tersisa.
Sterilisasi alat
Alat-alat gelas seperti tabung reaksi, beaker glass, petri, dan alat gelas lainnya dicuci hingga bersih. Kemudian dikeringkan hingga tidak ada sisa air yang dapat mengganggu proses sterilisasi. Alat –alat yang telah kering dibungkus dengan kertas kemudian disterilkan dengan oven pada suhu 160º-180º C selama 1-2 jam. Ose disterilkan dengan cara dibakar, sedangkan media, blue tips,dan yellow tips disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121 º C selama 15 menit.
Pembuatan media
6
petunjuk pada kemasan, kemudian disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit, dituang dalam cawan petri, dan didiamkan pada suhu kamar hingga padat.
Pembuatan stok bakteri
Bakteri diperoleh dari Laboratorium Biologi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta diambil dengan menggunakan mata ose, kemudian dikultur dengan cara digoreskan di media Mueller Hinton (MH), kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 18-24 jam. Bakteri tersebut disimpan pada suhu 4°C , sebagai stok bakteri.
Pembuatan suspensi bakteri
Bakteri diambil 1 – 2 koloni tunggal, disuspensikan dalam media Brain Heart Infussion (BHI) sebanyak 5 ml, kemudian dishaker selama 2 jam. Suspensi bakteri yang digunakan untuk pengujian konsentrasinya disamakan standart Mc. Farland 108 CFU/mL, jika kekeruhannya belum sama ditambahkan dengan NaCl 0,9% hingga sama.
Pembuatan stok ekstrak etanol daun jambu monyet
Stok dibuat dengan konsentrasi 20%, dengan cara mengambil 2 gram ekstrak etanol daun jambu monyet kemudian disuspensikan dengan DMSO 20% sebanyak 10 mL.
Pembuatan Stok Ampisilin
Konsentrasi stok ampisilin yang diperlukan adalah 0,1%. Serbuk ampisilin ditimbang sebanyak 100 mg kemudian dilarutkan dalam 100 mL akuades steril.
Uji pendahuluan
Konsentrasi awal ekstrak jambu monyet dan ampisilin yang digunakan untuk uji pendahuluan adalah 10% ,15% dan 0,0025 % ; 0,005%.
Uji aktivitas antibakteri dengan metode Kirby Bauer
7
media yang telah berisi suspensi bakteri. Media diinkubasi selama 18-24 jam pada 37ºC.
D. Teknik Analisis
Data diperoleh dengan mengukur diameter zona hambatan di sekitar disk yang diuji dibandingkan dengan kontrol.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman pada penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil identifikasi tanaman adalah Anacardium occidentale L. atau tanaman jambu monyet dari familia Anacardiaceae..
B. Penyiapan Bahan
Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) yang digunakan untuk uji didapatkan dari desa Gatak RT 02/IV Malangan Bulu Sukoharjo. Dipilih daun yang berwarna hijau tua, dikumpulkan kemudian dijemur di sinar matahari hingga kering dengan ditutup kain hitam. Setelah itu bahan dihaluskan menggunakan blender sampai agak halus, dengan tujuan memperluas luas permukaan saat proses ekstraksi, sehingga lebih maksimal.
C. Ekstraksi
Ekstraksi dalam penelitian ini menggunakan metode maserasi. Tujuan dilakukan ekstraksi adalah untuk mengambil 2 senyawa atau lebih dalam suatu sampel berdasarkan persamaan polaritas. Penelitian ini menggunakan penyari etanol 96%. Setelah proses maserasi selesai, dilanjutkan proses evaporasi. Kemudian dilanjutkan penguapan di waterbath, untuk menghilangkan sisa pelarut dan didapat ekstrak yang kental.
Tabel 1. Hasil Penyarian Daun Jambu MonyetMenggunakan Pelarut Etanol 96%
Penyari Berat serbuk Berat ekstrak Rendemen
Etanol 96% 1000 g 192,21 g 19,72%
D. Pengecatan Gram
8
susunan sel tersebar, dan warna sel merah sehingga dapat disimpulkan bahwa Escherichia coli termasuk bakteri Gram negatif.
E. Identifikasi Bakteri
Identifikasi bakteri secara biokimiawi bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri berdasarkan sifat-sifat biokimiawinya terhadap media KIA (Kligler Iron Agar), LIA (Lysine Iron Agar), dan MIO (Motility Indol Ornithine).
Tabel 2. Hasil Uji Biokimia
KIA LIA MIO
F. Uji Sensitivitas Bakteri
Uji sensitivitas dengan menggunakan disk antibiotik dalam media agar Mueler Hinton (MH). Uji sensitivitas dilakukan untuk mengetahui sensitivitas bakteri uji yaitu Escherichia coli sensitif dan multiresistan antibiotik.
Tabel 3. Hasil Uji Sensitivitas Bakteri
Disk Antibiotik Standar
resistensi zona hambat bakteri (mm)
Escherichia coli Multiresisten Escherichia coli Sensitif Zona hambat
(mm)
Keterangan Zona hambat
(mm)
Uji pendahuluan dilakukan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun jambu monyet dan ampisilin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Tabel 4. Hasil Uji Pendahuluan
9
Dari hasil tersebut maka konsentrasi ekstrak etanol jambu monyet yang digunakan adalah 1 g/10mL, karena konsentrasi tersebut telah menunjukkan zona hambat 10 mm. Konsentrasi ampisilin yang digunakan untuk uji kombinasi adalah 0,025 g/10mL karena telah menunjukkan adanya zona hambat terhadap pertumbuhan Escherichia coli dengan diameter 19 mm.
H. Uji Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Jambu Monyet dan Ampisilin
Uji ini menggunakan seri kombinasi ekstrak dengan ampisilin, 75:25; 50:50; 25:75 dengan volume total disk 10 µL. Sedangkan untuk kontrol negatifnya digunakan DMSO 20%, karena DMSO tidak menunjukkan daya hambat terhadap bakteri. Hasil uji kombinasi ekstrak dan antibiotik terhadap Escherichia coli sensitif dengan perbandingan 25:75 ; 50:50; 75:25 secara
berturut-turut adalah 11 mm, 11 mm dan 9 mm, sedangkan diameter zona hambat pada ekstrak jambu monyet dan ampisilin tunggal adalah 24 mm dan 10 mm. Hasil uji kombinasi terhadap Escherichia coli multiresisten berturut-turut adalah 10 mm, 10 mm dan 9 mm, sedangkan zona hambat pada tetrasiklin dan ekstrak jambu monyet secara berturut-turut adalah 15 mm dan 8 mm. Dari hasil yang didapat menunjukkan bahwa kenaikan perbandingan ekstrak etanol daun jambu monyet menurunkan zona hambat, ini berarti ampisilinlah yang berpengaruh dalam penghambatan daripada ekstrak.
Tabel 4. Hasil kombinasi ekstrak etanol jambu monyet dan Ampisilin terhadap Escherichia coli sensitif dan Escherichia colimultiresisten
Bahan Uji Escherichia coli sensitif (mm) Escherichia coli
10
I II
Gambar 6. Hasil Uji Aktivitas Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentalle L.) dan Ampisilin terhadap Escherichia coliSensitif (I) dan Multiresisten antibiotik (II).
Keterangan :
A. 25:75 = 2,5 µL ekstrak etanol jambu monyet : 7,5 µL Ampisilin B. 50:50 = 5,0 µL ekstrak etanol jambu monyet : 5,0 µL Ampisilin C. 75:25 = 7,5 µL ekstrak etanol jambu monyet : 2,5 µL Ampisilin D. Ampisilin 0,0025% (0,25µg/disk)
E. Ekstrak etanol daun jambu monyet 10% (1mg/disk)
F. DMSO
G. Aquadest
11
kerja antara ekstrak etanol daun jambu monyet dan ampisilin diduga berperan dalam ketidaksinergisan dalam kombinasi ini. Agen bakterisid memerlukan bakteri yang tumbuh dan terbelah dengan aktif, interaksi antagonis ini diduga karena hambatan pertumbuhan oleh agen bakteristatik (Siswandono dan Soekarjo, 1995).
Perbedaan zona hambat pada bakteri Escherichia coli sensitif dan Escherichia coli multiresisten dalam penelitian ini ditunjukkan dengan diameter
zona hambat yang lebih lebar pada Escherichia coli sensitif daripada Escherichia coli multiresisten. Hal ini dikarenakan oleh adanya resistensi pada bakteri uji,
yang dapat membentuk enzim penisilinase yang mengkatalisis hidrolisis pembukaan cincin ̀β-laktam penisilin untuk menghasilkan asam penisiloat yang tak aktif, sehingga inhibisi biosintesis dipeptidoglikan terhambat. Selain itu resistensi juga bisa karena terjadi penurunan permeabilitas pada membran sel terhadap penisilin (Wilson & Gisvold, 2012).
Ampisilin larut dalam air dan stabil dalam asam. Gugus α-amino terprotonasi pada ampisilin mempunyai pKa 7,3. Jadi senyawa ini terprotonasi secara ekstensif dalam media asam, hal ini menjelaskan kestabilan ampisilin terhadap hidrolisis asam dan ketidakstabilan pada hidrolisis basa (Wilson & Gisvol., 2012). Sedangkan DMSO yang digunakan sebagai pelarut ekstrak bersifat basa dengan pH 9. Hal inilah yang diduga menurunkan aktivitas kombinasi ampisilin dengan ekstrak etanol daun jambu monyet, karena ampisilin terdegradasi oleh DMSO yang bersifat basa.
12 IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa : 1. Kombinasi ekstrak etanol jambu monyet dan ampisilin memiliki daya
antibakteri terhadap Escherichia coli sensitif dan multiresisten antibiotik. 2. Kombinasi ekstrak etanol jambu monyet dan ampisilin menunjukkan efek tak
sinergis dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli sensitif dan multiresisten antibiotik.
B. Saran
1. Mencari pelarut ekstrak yang tidak berinteraksi dengan ampisilin.
2. Dilakukan penelitian aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun jambu monyet (Anacardium occidentale L) dan ampisilin menggunakan metode dilusi.
DAFTAR PUSTAKA
Abulude, Ogunkoya, & Adebote, 2009, Phytochemical And Antibacterial Investigation OfCrude Extracts Of Leaves And Stem Barks Of Anacardium Occidentale, Continental J. Biological Sciences 2, 12 – 16.
Adwan, G, & Mhanna, M, 2008, Synergistic Effects of Plant Extracts and Antibiotics on Staphylococcus aureus Strains Isolated from Clinical Specimens, Middle-East Journal of Scientific Research 3 (3), 134-139.
Agboke, A. A. & Esimone, C. O., 2011, Antimicrobial Evaluation of theInteractionBetween Methanol Extract of the Lichen, Ramalina farinacea (Ramalinacea) and Ampicilin Against Clinical Isolates of Staphylococcus aureus, Journal of Medicinal Plants Research, 5(4), 644-648.
Agedah, C. E., Bawo, D. D. S., & Nyananyo, B. L., 2010, Identification of antimicrobial properties of cashew, Anacardium occidentale L. (Family Anacardiaceae), J. Appl. Sci. Environ. Manage., 14 (3)
Anonim., 2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia, 360, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, Jakarta.
13
Braga, L. C., Leite, A. A. M., Xavier, K. G. S., Takahashi, J. A., 2005, Synergic interaction between pomegranate extract and antibiotics against Staphylococcus aureus, Canadian Journal of Microbiology, 51(7), 541-7.
Choi J. G., Kang O. H., Brice O. O., Lee Y, S., 2010, Antibacterial activity of Ecklonia cava against methicillin-resistant Staphylococcus aureus and Salmonella sp, Foodborne Pathog Dis, 7 (4): 435-41.
Dalimartha, S., 2001, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 2, 80, Pustaka Bunda, Jakarta.
Dahake, A. P., Joshi, V. D., & Joshi, A. B., 2009, Antimicrobial Screening of Different Extract of Anacardium occidentale Linn. Leaves, International Journal of ChemTech Research, 1 (4), 856-858.
Gilman, dan Goodman, 2008 , Dasar Farmakologi Terapi, Volume 2,1167, 1176,1222, 1226, 1238, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Ganiswara, S. G., 2009, Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, 585-587, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Hart, T, dan Shears, P, 1997, Atlas Berwarna Mikrobiologi Kedokteran, 130-131, Penerbit Hypocrates, Jakarta
Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid 2, 1223-1225, Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta.
Jaiswal, Y. S., Tatke, P. A., Gabhe, Y, G., Vaidya, A., 2010, Antioxidant Activity of Various Extracts of Leaves of Anacardium Occidentale (Cashew). Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences. 112-119
Jawetz, E., Melnick, J. L., and Adelberg, E. A., 2005, Mikrobiologi Kedokteran, diterjemahkan oleh Maulany, R. F., dan Edinugroho, 13, 316, Salemba Medika, Jakarta.
Katzung, B. G., 2004, Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi 8, Buku 3, 166,170, Salemba Medika, Jakarta.
McPhee, S. J., dan Ganong, W. F., 2010, Patofisiologi Penyakit Pengantar Menuju Kedokteran Klinis, Edisi 5, 64, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
14
Pereira, J.V., Sampaio, F.C., Pereira, M. do S., Melo, A.F.M., Higino, J.S., & Carvalho, A. de A.T., 2006. In Vitro Antimicrobial Activity of an Extract from Anacardium occidentale Linn. on Streptococcus mitis,Streptococcus mutans and Streptococcussanguis, Odontologia. Clín.-Científ 5 (2), 137-141.
Pratiwi, S., 2008, Mikrobiologi Farmasi, 159,160, 188, 190, 191, Jakarta, Penerbit Erlangga.
Priyanto, 2008, Farmakologi Dasar untuk Mahasiswa Keperawatan dan Farmasi, 83, Bandung, Penerbit Leskonfi.
Radji, M., 2011, Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran, 107, 118, 201-203, 297, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Salle, A. J., 1961, Fundamental Principles of Bacteriology, 5th edition, Mc.Graw Hill Company Inc., New York.
Siswandono dan Soekardjo, B., 1995, Kimia Medisinal, 223, Surabaya, Airlangga Universitas Press.
Steenis, C. G. G. J. V., 1987, Flora, diterjemahkan Surjowinoto, M., 261, Jakarta, Pradnya Paramita.
Tjay, T. H. dan Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting, 53, 60, Jakarta, PT Elex Media Komputindo
Voight, R., 1971, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi 5, 562-564, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Wattimena, J. R., Sugiaso, N. C., Widianto, N. B., Sukandar, E. Y., dan Soemardji, A. A., 1991, Farmakodinamik dan Terapi Antibiotik, 216 Gadjah Mada University Press, Yogyakarta