• Tidak ada hasil yang ditemukan

REFERAT PENGARUH TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK TERHADAP CEPHALGIA DAN VERTIGO | Karya Tulis Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REFERAT PENGARUH TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK TERHADAP CEPHALGIA DAN VERTIGO | Karya Tulis Ilmiah"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Nyeri kepala adalah masalah umum, dengan prevalensi hampir 90%, dan merupakan alasan paling sering datang ke dokter umum maupun neurologis.1

Nyeri kepala merupakan gejala dari berbagai macam penyakit yang sering di jumpai dalam praktek sehari-hari, karna berbagai macam penyebab mulai yang ringan sampai dengan tumor otak yang dianggap sebagai suatu penyakit yang berat.2

Secara garis besar, nyeri kepala dibedakan atas 2 yaitu primer dan sekunder. Nyeri kepla primer antara lain, migren, nyeri kepala tipe tegang, nyeri kepla kluster dan nyeri kepala trigeminal dan nyeri kepala primer lainnya.2

(2)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cephalgia

2.1.1 Definisi

Cephalgia adalah suatu rasa nyeri atau rasa yang tidak enak pada daerah kepala termasuk meliputi daerah wajah dan tengkuk leher.1

2.1.2 Klasifikasi2

Secara garis besar cephagia dibedakan atas :

1. Primer a. Migren

b. Nyeri kepala tipe tegang

c. Nyeri kepala klaster ada nyeri kepala trigeminal d. Nyeri kepala primer yang lain

2. Sekunder

a. Nyeri kepala yang beraitan dengan trauma kepala

b. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan vaskuler kranial dan servikal c. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan non vaskuler intracranial d. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan substansi atau withdrawalnya. e. Nyeri kepala yang berkatan dengan infeksi

f. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan homeostatis

g. Nyeri kepala atau nyeri vaskuler ang berkaitan dengan kelainan cranium, leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulut, atau struktur facial atau cranial lainnya

h. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan psikiatrik

2.2 Migren

(3)

2.2.1 Klasifikasi Migren :1

1.1 Migren tanpa aura 1.2 Migren dengan aura

1.2.1 Nyeri kepala migren dengan aura tipikal 1.2.2 Nyeri kepala non-migren dengan aura tipikal 1.2.3 Aura tipikal tanpa nyeri kepala

1.2.4 Familial hemiplegik migren 1.2.5 Sporadik hemilegik migren 1.2.6 Migren tipe basiler

1.3 Sindrom periodic pada anak yang pada umumnya menjadi precursor migren 1.3.1 Cyclical vomiting

1.3.2 migren abdominal

1.3.3 Benign paroksismal vertigo pada anak 1.4 migren retinal

1.5 Komlikasi migren 1.5.1 migren kronis 1.5.2 status migrenosus

1.5.3 Aura persisten tanpa infrak 1.5.4 Migrenous infrak

1.5.5 Migraine-triggered seizures 1.6 Probable migren

1.6.1 probable migren tanpa aura 1.6.2 probable migren dengan aura 1.6.3 probable migren kronis

2.2.2 Epidemiologi2

(4)

2.2.3 Migren tanpa aura (Istilah lainnya antara lain Common migraine, Hemicraniasimplex)

Kriteria Diagnosis2

A. Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D

B. Serangan nyeri kepala berlangsung selama 4-72 jam (tidak diobati atau tidak berhasil diobati).

C. Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara karekteristik berikut : 1. Lokasi unilateral

2. Kualitas berdenyut

3. Intensitas nyeri sedang atau berat

4. Keadaan diperberat oleh aktivitas fisik atau diluar kebiasaan aktivitas fisik rutin (seperti berjalan atau naik tangga)

D. Selama nyeri kepala disertai salah satu di bawah ini : 1. Nausea dan/atau muntah

2. Fotofobia dan fonofobia

E. Tidak berkaitan dengan penyakit lain

2.2.4 Migren dengan aura (Istilah sebelumnya : Classic migraine, ophthalmic, hemiparaesthetic, hemiplegic atau aphasic migraine, migraine accompagnee, complicated migraine)

(5)

A. Sekurang-kurangnya terjadi 2 serangan yang memenuhi kriteria B-D

B. Adanya aura paling sedikit satu dibawah ini tetapi tidak dijumpai kelemahan motoric

1. Gangguan visual yang reversible seperti: positif (cahaya yng berkedip-kedip, bintik-bintik, atau garis-garis) dan negative (hilangnya penglihatan)

2. Gangguan sensoris yang reversible termasuk positif (ditusuk peniti) dan atau negative (hilang rasa/kebas)

3. Gangguan bicara disfasia yang reversible sempurna C. Paling sedikit dua dibawah ini :

1. Gejala visual homonym dan/atau gejala sensoris unilateral

2. Paling tidak timbul satu macam aura secara gradual ≥ menit dan/atau jenis aura yang lainnya ≥ 5 menit

3. Masing-masing gejala berlangsung ≥ 5 dan ≤ 60 menit

D. Nyeri kepala memenuhi kriteria B-D 1.1 migren tanpa aura dimulai bersamaan dengan aura atau sesudah aura selama 60 menit.

E. Tidak berkaitan dengan penyakit lain

2.2.5 Penatalaksaan pengobatan migren

Sasaran pengobatan tergantung pada lama dan intensitas nyeri, gejala penyerta, derajat disabilitas serta respon awal dari pengobatan dan mungkin pula ditemukan penyakit lain seperti epilepsi, anxietas, stroke, infrak miokard. Oleh karena itu, harus berhati-hati memberikan obat. Bila ada gejala mual muntah, obat diberikan rektal, nasal, subkutan, atau intravena.2

Tatalaksana pengobatan migren dapat dibagi 3 : a. Langkah umum

(6)

c. Terapi profilaksis

Langkah umum

Perlu menghindari pencetus nyeri seperti perubahan pola tidur, makanan, stress, dan rutinitas sehari-hari, cahaya terang, kelap kelip, perubahan cuaca, berada ditempat yang tinggi seperti gunung atau dipesawat.2

Terapi abortif

1. Abortif non spesifik : pada serangan ringan sampai sedang atau serangan berat atau berespon baik terhadap obat yang sama dapat dipakai OTCs (Over The Counters), NSAIDs (oral).2

Contoh :

 Paracetamol 500-1000 mg/6-8 jam

 Aspirin 500-1000 mg/4-6 jam, dosis maksimal 4 g/hari  Ibuprofen 400-800 mg/6 jam, dosis maksimal 2,4 /hari

 Naproxen sodium 275-550 mg/2-6jam/hari, dosis maksimal 1,5 g/hari  Diklofenak potassium (powder) 50-100 mg/hari dosis tunggal

 Metoclopramide 10 mg i.v. atau oral 20-30 menit sebelum atau bersamaan dengan pemberian analgetik, NSAID atau ergotamine derivative menghilangkan nyeri disertai mual muntah dan memperbaiki motilitas gastrik, mempertinggi absorpsi obat dalam usus dan efektif dikombinasikan dengan dihidroergotamin i.v.

 Ketorolac 60 mg i.m/15 menit. Dosis maksimal 120 mg/hari. Tidak lebih dari 5 hari

Butorphanol spray (1 mg) sediaan nostril, dapat diulang 1 jamlagi. Maksimal 4 spray/hari. Penggunaan terbatas 2x/minggu

Prochlorperazine 25 mg oral atau suppose. Dosis maksimal 3 dosis per 24 jam

 Steroid merupakan “drug of choice” untuk status migrenosus seperti deksametason, metilpregnisolon.2

2. Abortif spesifik : bila tidak ada respons terhadap analgetik/NSAIDs, dipakai obat spesifik seperti : triptans (naratripants, rizatriptan, sumatriptan, zolmotriptan, Dihidroergotamin(DHE), obat golongan ergotamin).2

(7)

Tension Type Headache adalah rasa nyeri dalam, seperti tertekanberat atau terikat erat, umumnya bilateral yang pada awalnya timbul secara episodik dan terikat dengan stres namun kemudian nyaris setiap hari muncul dalam bentuk kronis, tanpa ada kaitan patologis yang jelas.2

2.3.1 Klasifikasi1,2 Menurut IHS :

 TTH episodik yang infrequent

o TTH episodik yang infrequent yang berhubungan dengan peningkatan tekanan perikranial

o TTH episodik yang infrequent yang tidak berhubungan peningkatan tekanan perikranial

 TTH episodik yang frequent

o TTH episodik yang frequent yang berhubungan dengan peningkatan tekanan perikranial

o TTH episodik yang frequent yang tidak berhubungan dengan peningkatan tekanan perikranial

 TTH kronik

o TTH kronik yang berhubungan dengan peningkatan tekanan perikranial

o TTH kronik yang tidak berhubungan dengan peningkatan tekanan perikranial

(8)

o Probable TTH episodik yang infrequent o Probable TTH episodik yang frequent o Probable TTH kronik

2.3.2 Diagosa

TTH yang infrequent :

 Paling tidak terdapat 10 episode serangan dengan rata-rata < 1 hari / bulan ( <12 hari/tahun) dan memenuhi kriteria di bawah

 Nyeri kepala berlangsung 30 menit sampai 7 hari  Paling tidak terdapat 2 gejala khas :

o Lokasi bilateral

o Menekan/mengikat (tidak berdenyut) o Intensitas ringan atau sedang

o Tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga  Tidak didapatkan :

o Mual dan muntah (bisa anorexia)

o Lebih dari satu keluhan: photofobia atau fonofobia  Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain2

TTH yang frequent :

 Paling tidak terdapat 10 episode serangan dalam 1-15 hari/bulan selama paling tidak 3 bulan (12-180 hari/tahun) dan memnuhi kriteria di bawah

 Nyeri kepala berlangsung 30 menit sampai 7 hari  Paling tidak terdapat 2 gejala khas :

(9)

o Menekan/mengikat (tidak berdenyut) o Intensitas ringan atau sedang

o Tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga  Tidak didapatkan :

o Mual dan muntah (bisa anorexia)

o Lebih dari satu keluhan: photofobia atau fonofobia  Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain2

TTH kronik :

 Paling tidak terdapat 10 episode serangan dengan rata-rata < 1 hari / bulan ( <12 hari/tahun) dan memenuhi kriteria di bawah

 Nyeri kepala berlangsung 30 menit sampai 7 hari  Paling tidak terdapat 2 gejala khas :

o Lokasi bilateral

o Menekan/mengikat (tidak berdenyut) o Intensitas ringan atau sedang

o Tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga  Tidak didapatkan :

o Mual dan muntah (bisa anorexia)

o Lebih dari satu keluhan: photofobia atau fonofobia  Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain

TTH yang frequent :

 Paling tidak terdapat 10 episode serangan dalam lebih dari 15 hari/bulan selama lebih dari 3 bulan (>180 hari/tahun) dan memnuhi kriteria di bawah

 Nyeri kepala berlangsung beberapa jam atau terus menerus  Paling tidak terdapat 2 gejala khas :

o Lokasi bilateral

o Menekan/mengikat (tidak berdenyut) o Intensitas ringan atau sedang

o Tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga  Tidak didapatkan :

o Mual dan muntah (bisa anorexia)

o Lebih dari satu keluhan: photofobia atau fonofobia  Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain2

Terapi farmakologis TTH :2

(10)

o Analgetik : aspirin 1000 mg/hari, acetaminophen 1000 mg/hari, NSAID. Pemberian analgetik dalam jangka waktu lama dapat menimbulkaniritasi gastrointestinal, penyakit ginjal dan hepar, gangguan fungsi platelet

o Cafein (analgetik adjuvan) 65 mg

o Kombinasi 325 aspirin, acetaminophen + 40 mg caffein

2.4 Trigeminal neuralgia

Trigeminal nuralgia adalah nyeri unilateral bagian muka yang mempunyai karakteristik seperti tersengat listrik terbatas pada satu atau lebih divisi saraf trigeminus. Nyeri ini dapat dibangkitkan dengan trivial stimulus saat berkumur, bercukur, merokok, berbicara dan sakit gigi tetapi juga terjadi secara spontan.2

2.4.1 Gambaran klinis

1. Kebanyakan unilateral, 3% bilateral

2. Serangan paroksimal di daerah muka atau frontal dengan nyeri beberapa detik tidak lebih dari 2 menit

3. Nyeri paling tidak 4 karakteristik di bawah ini:

a. Distribusi pada satu atau lebih cabang saraf trigeminus b. Mendadak, tajam, stabbing, intense atau seperti terbakar c. Intensitas nyeri berat (severe)

d. Faktor presipitasi berasal dari area trigger atau dari aktivitas sehari-hari seperti makan, berbicara, sikat gigi atau cuci muka

e. Di antara masa paroksimal penderita asimptomatik 4. Tidak ada kelainan neurologi

5. Serangan adalah sterotip pada individu penderita

6. Untuk mengeksklusi kasus nyeri wajah lain dilakukan dengan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tertentu bila diperlukan2

2.4.2 Penatalaksanaan

1. Carbamazepin adalah paling efektif yang merupakan lini pertama pengobatan TN yang memberikan respons hampir 75%. Dosis yang direkomendasikan adalah 50-100 mg kemudian ditingkatkan pelansampai dosis 600-1200. Apabila keluhan nyeri menghilang dalam 6-8 minggu dosis di tappering secara gradual.2

(11)

3. Phenytoin adalah lini kedua sebagai pilihan menghilangkan nyeri pada hampir 25% penderita TG. Dosis yang digunakan biasanya 300-500 mg/hari

4. Gabapentin sangat berguna untuk pengobatan penderita TG pada 87% awal terapi dan 57% pasien yang sebelumnya mendapatkan Carbamazepin. Dosis yang direkomendasikan adalah 600-2000 mg/hari 5. Pregabalin obat terbaru yang juga efektif dapat digunakan. Dosis yag=ng

direkomendasikan adalah 150-600 mg/hari.2

2.5 Cluster headache

Cluster headache, atau yang dikenal dengan Histamine headache, adalah suatu gangguan neurovascular primer, dimana patofisiologi dan etiologinya belum dipahami sepenuhnya. CH melibatkan beberapa headache, biasanya beberapa episode selama beberapa minggu.2

2.5.1 Gambaran klinis

Berdasarkan International Headache Society (IHS). CH mempunyai beberapa karakteristik :

o Pasien mengalami serangan dari berat sampai sangat berat, nyeri unilateral(orbital, supraorbital, atau nyeri temporal) selama 15-180 menit dan terjadi 1 – 8 x per hari.

(12)

2.5.2 Klasifikasi

CH diklasifikasikan menjadi 2 :

o Episodic CH, dimana fase cluster selama 7 hari dalam 1 tahun dimana fase bebas cluster lebih dari 1 bulan.

o Chronic CH, fase cluster muncul lebih dari 1 setiap tahun dan tanpa remisi atau fase bebas cluster kurang dari 1 bulan.

2.5.3 Terapi

Terapi CH dibagi menjadi 2 :

o Abortive (oksigen, triptans, ergot alkaloids, dan anestesi)

o Prefentif (calcium channel blockers, mood stabilizers, and anticonvulsants)

Dimana agen abortif bertujuan untuk menghentikan atau mengurangi serangan dari CH, sedangkan agen prefentif bertujuan untuk mengurangi frekuensi dan intensitas dari serangan.2

(13)

2.6 Vertigo

Vertigo berasal dari bahasa latin “ vertere” yaitu memutar. Vertigo ialah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh sepertirotasi (memutar) tanpa sensasi perputaran yang sebenarnya, dapat sekelilingnya terasa berputar atau badan yang berputar.3,4,5

Klasifikasi Vertigo : 2

1. Vertigo fisiologis

Keadaan vertigo yang di timbulkan oleh stimulasi dari sekitar penderita, dimana system vestibulum, mata, dan somatosensoris berfungsi baik. a. Mabuk gerakan

(14)

d. Vertigo visual

e. Vertigo somatosensorik f. Vertigo auditori

g. Vertigo alternobarik 2. Vertigo patologik

a. Vestibulum

b. Eight nerve (nervus VIII) c. Reticulum dari batang otak d. Tabes dorsalis

e. Imagination f. Generalis illness g. Optalmic disease 2.6.1 Jenis Vertigo

1. Benign Paroxysmal Positioning Vertigo

Bppv adalah salah satu jenis vertigo vestibuler perifer yang paling sering dijumpai dalam praktik sehari-hari, ditandai dengan serangan rasa berputar yang hebat, namun sekejap saja, dapat disertai mual/muntah yang bertambah berat pada perubahan posisi kepala relative terhadap gravitasi, akibat adanya otolit yang mempunyai massa dikanalis semisirkularis posterior, sehingga mengganggu pergerakan harmonis ketiga kanalis semisirkularis.2

Gambaran klinis

Vertigo berupa rasa berputar, timbul mendadak pada perubahan posisi kepala, serangan berlangsung singkat, biasanya kurang dari 30 detik, bisa disertai mual/muntah, dan dapat kambuh lagi.

Diagnosis

a. Anamnesa berupa rasa berputar, timbul mendadak pada perubahan posisi kepala, serangan berlangsung singkat, kurang dari 30 detik, bisa disertai mual/muntah dan dapat kambuh lagi.2

b. Pemeriksaan fisik:

 Idiopati : tidak ditemukan kelainan

 Simptomatik : bisa ditemukan kelainan neurologis fokal atau sistemik.

 Tes Dix Hallpike : vertigo memberat dan muncul nistagmus. Cara Tes Dix Hallpike :

(15)

 Dengan cepat berbaring dengan kepala hiperekstensi/tergantung diujung tempat tidur, pertahankan 15 detik

 Perhatikan adanya nigtagmus dan vertigo  Kemudian dengan cepat dudukan kembali

 Ulangi dengan posisi kepala menoleh ke posisi yang berlawanan.

 Ulangi prosedur ini 2-3 kali untuk melihat adanya fatique.  Interprestasi : normal : tidak muncul nistagmus dan vertigo.

Abnormal : timbul nistagmus dan vertigo.

 Nistagmus pada BPPV mempunyai cirri-ciri : adanya fase laten kurang lebih 30 detik, adanya fatique, adanya posisional, arah vertical, fase cepat keatas.

Patofisiologi

Hipotesis Kupulolitiasis

Adanya debris yang berisi litium karbonat berasal dari fragmen otokonia yang terlepas dari macula utrikulus dan sakulus yang berdegenerasi, menempel pada permukaan kupula kanalis semisirkularis posterior yang letaknya langsung dibawah macula utikulus. Debris ini mempunyai massa, sehingga perubabahan posisi kepala akan mengganggu perubahan posisi kanalis semisirkularis sehingga terjadi vertigo. Pada tes dix hallpike apabila terjadi perubahan posisi kepala dari duduk keberbaring dengan kepala tergantung maka kupula bergerak utrikulofugal dan gerakan ini menyebabkan vertigo dan nistagmus. Pergeseran masa otokonia ini memerlukan waktu, hal ini menyebabkan adanya masa laten sebelum timbul nistagmus dan vertigo.2

Gerakan posisi kepala yang berulang akan menyebabkan otokonia terlepas dan masuk kedalam endolymp, hal ini menyebabkan timbulnya fatique, yaitu berkurang atau menghilangnya nistagmus/vertigo di samping adanya vertical dengan arah komponen cepat ke atas.2

(16)

Otokonia tidak melekat pada kupula melainkan mengambang pada endolymph kanalis semisirkularis posterior. Pada perubahan posisi kepaqla otokonia tersebut akan bergerak ke posisi paling bawah, endoliph akan bergerak menjauhi ampula dan merangsang nervus ampularis. Apabila pada gerakan perubahan posisi kepala tertentu otokonia kembali masuk ke tempatnya semula yaitu vestibulum maka nistagmus/vertigo akan menghilang.2

Tata Laksana

Medikamentosa sering tidak diperlukan oleh karena vertigo berlangsung singkat. Penyuluhan kepada pasien, tentang BPPV yang tidak membahayakan, prognosis baik, dapat hilang spontan, namun sewaktu-waktu dapat kambuh lagi.

Maneuver Eppley, Seamont dan Brandt Daroff, berguna untuk mengembalikan otokonia kembali ke vestibulum.2

2. Penyakit Meniere( Endolymphatic Hydrops)

Prosper Meniere, pada tahun 1861 menemukan sindroma berupa vertigo episodic, gangguan pendengaran, tinnitus dan rasa penuh dan tertekan di dalam telinga. Pada Tahun 1938 Hallpike dan Cairns melaporkan tentang gambaran histopatologinya, berupa dilatasi system endolymph disertai degenerasi elemen-elemen sensorik kohlea dan vestibuler.2

Gejala

1. Vertigo episodic

2. Pendengaran menurun, fluktuatif, progresif, frequensi rendah 3. Tinnitus

4. Rasa penuh dan tertekan di telinga.

Diagnosis

 Anamnesa dan pemeriksaan fisik  Pemeriksaan fisik:

 Vertigo berat berkeringat

 Tekanan darah, nadi, dan respirasi meningkat  Nistagmus

(17)

 Rinne konduksi udara lebih baik dari konduksi tulang

 MRI/CT

 Audiometry, transtympanic elektrokohleografi  Elektronistagmografi

Etiologi

Penyebab belum jelas. Beberapaq factor dapat menyebabkan penyakit ini: -Gangguan local cairan dan elektrolit, menyebabkan volume endolimph bertambah.2

-Gangguan duktus atau sakus endolimfatik sehingga mengganggu absobsi endolymph

-Berkurangnya pneumatisasi dari mastoid dan hiplopasi akuaduktus vestibuler.

-Gangguan regulasi otonom system endolymph

-Gangguan vaskularisasi telinga dalam, terutama stria vaskularis

-Alergi local telinga dalam, menyebabkan edema dan gangguan control otonom.

-Adanya bukti penumpukan komplek imun dalam cairan endolimf, memperkuat dugaan bahwa penyakit meniere merupakan gangguan systema imun.

-Manifestasi local labirin akibat penyakit sistemik seperti; gangguan tyroid dan metabolism glucose.

-Genetic 7.7% familial, mutasi gen COCH

-Virus : ditemukan IgE spesifik virus herpes simplek tipe I,II; Epstein Barr, Citomegalo.

-Trauma kapitis

(18)

Gambaran Histopatologi

Terjadinya peningkatan volume cairan endolymp, dapat menyebabkan rupture membrane Reissner dan bercampurnya cairan endolim dan perilim, sehingga terjadi gangguan keseimbangan kalium dan natrium.2

Diagnosis

1. Riwayat gejala klinis berupa vertigo episodic, gangguan pendengaran berfluktuasi, tinnitus, dan rasa penuh dan tertekan di dalam telinga.

2. Audiogram tuli saraf

3. Test gliserin untuk membuktikan adanya hidrops 4. Tes kalori: terganggu pada telinga yang sakit 5. BERA

6. Elektrokohleografi 7. MRI/CT

8. Laboratorium2 Tatalaksana

Terapi Farmakologi: - Antivertigo

- Deuritik : HCT 50mg/ hari

- Steroid : prednisolon 80 mg/hari selama 7 hari kemudian diturunkan bertahap

- KCL

- Hindari Triger : kopi, rokok, alcohol, tingginkarbohidrat, kolesterol, dan trigliserid.

Terapi Adaptasi

Terapi Bedah :

- Endolimfatic-subarachnoid shunt - Labirinektomi

- Vestibular neurectomy2

3. Neuritis vestibularis

(19)

gangguan pada apparatus vestiber, nervus vestibularis, nucleus vestibularis di batang otak dan traktusnya ke atas sehingga informasi yang ditangkap oleh reseptor tidak sampai ke kortek pusat keseimbangan.2

Epidemiologi

 Merupakan penyakit terbanyak ketiga dari vertigo perifer  Insiden : 3,5/100.000

 Laki-laki= perempuan

 Usia terbanyak 31-40 tahun.

Gejala

 Vertigo horizontal atau rotatoar, durasi beberapa hari sampai beberapa minggu

 Memberat dengan perubahan posisi kepala 65% terjadi saat tidur  Oscilopsia

 Gait disturbance : cenderung jatuh ke sisi sakit.

 Postural imbalance : cenderung jatuh ke sisi yang sakit  Nausea, vomiting

 Tidak ada pendengaran menurun Pemeriksaan Klinis2

Khas pada penyakit ini adalah adanya hipofungsi vestibuler unilateral. Hal ini dapat diperiksa dengan cara :

1. Halmagyi-Curthoys head-impulse tests untuk mengevaluasi VOR (vestibular ocular reflex).

2. Tes kalori : telinga sakit tidak responsive terhadap irigasi air hangat 3. Evaluasi nistagmus spontan

4. Tes Romberg : jatuh ke sisi sakit Etiologi

Herpes simplex virus tipe 1, dengan kenyataan  Pola endemic

 Studi pos mortem : degenerasi inflamatif

 Peningkatan protein pada liquor serebrospinalis

 Ditemukannya HSV-1DNA dan RNA di ganglion vestibularis Tata Laksana

 Kausal

 Methyl prednisolon 32 mg/hari selama 10 hari kemudian diturunkan bertahap

(20)

 Rehabilitasi vestibuler : Cawthorn-Cooksey exercise

 Latihan adaptasi : mengulang gerakan yang menyebabkan vertigo bertambah.2

2.7 Sejarah Terapi Oksigen Hiperbarik

Sejak tahun 1662 dokter Henshaw (inggris) menciptakan Domocilium, suatu prptotipe dari Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT), untuk meneliti kegunaan tekanan tinggi pada penyembuhan penyakit-penyakit klinis, yang kemudian ternyata gagal karena tidak ditemukannya dasar ilmiah yang tepat. Lalu pada tahun 1771 Joseph Priestley (inggris) menemukan oksigen dan tahun 1780 dokter Thomas Beddoes (inggris) menggabungkan keduanya dengan menyatakan / mendemonstrasikan bahwa pernafasan dengan udara yang kaya oksigen akan dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan meminta tolong kepada James Watt (inggris) penemu mesin uap untuk merancang suatu RUBT baginya.6

Sesudah itu RUBT mengalami pasang mengalami pasang surut dalam dunia kedokteran dan hingga sekarang sudah ada lebih dari 60 macam penyakit klinis yang pernah dilaporkan berhasil dibantu penyembuhan oleh RUBT baginya.6

Tahun 1830 di Perancis mulai menggunakan Caisson untuk membuat terowongan-terowongan bawah air dan sebagai akibatnya mulai pula dikeluhkan symptom-simptom yang kemudian dikenal sebagai bends disease. Tak lama kemudian setelah dilaporkan sukses besar tentang pengobatan bends diseases maka RUBT didirikan di mana-mana.6

Tahun 1834 Junod (Perancis) memasukan pasien-pasienya ke dalam RUBT bertekanan 4 atmosfir dan merasakan nyaman disana. Junod menerangkan ini sebagai akibat perbaikan aliran darah ke otak dan alat-alat dalam.6

(21)

dalamnya ia melakukan tindakan-tindakan pembedahan. Ia merupakan orang pertama yang melakukan operasi dalam RUBT. Tahun 1880 Paul Bert mengemukakan penelitiannya tentang keracunan oksigen yang dikenal dengan The Paul Bert’s Effect.6

Tahun 1918 J. Cunningham di Kansas City (AS) berhasil menolong pasien dengan influenza berat (waktu itu berjangkit wabah influenza di AS). Ia begitu aktif dalam RUBT dan terus membangun RUBT baru. RUBT yang kedua dapat diisi 72 orang dan yang ketiga berupa suatu rumah skit tingkat lima dari bola besi yang seluruhnya bertekanan tinggi. Ia juga menggunakan RUBT untuk terapi penyakit paru-paru menahun, syphilis (era pra penisilin), hipertensi, arthritis, penyakit jantung, demam rhumatik akut, dan penyakit diabetes militus.6

Tahun 1930 Edgar End (Milwaukee, AS) meneliti problematic penyelaman. Tahun 1954 dokter-dokter di inggris melaporkan hasil-hasil yang baik tentang RUBT dengan radiasi untuk pengobatan carcinoma (Churchil-Davidson). Tahun 1958 Ite Boerema, yang kemudian dikenal sebagai bapak RUBT, kemampuan plasma darah dalam mengangkut oksigen selama di dalam RUBT. Tahun berikutnya ia melaporkan sukses besar dalam terapi gas ganggren dengan RUBT. Sukses ini merangsang kembali minat para dokter di barat untuk mengguakan dan meneliti RUBT.6

Selanjutnya begitu banyak laporan dikemukakan tentang kegunaan maupun kerugian yang disebabkan oleh RUBT. Tahun 1963 di AS dibentuk panitia kerja yang bertugas membuat tulisan tentang RUBT, yaitu Hyperbaric Oxygenation, Potential and Problem.6

Tahun 1963 diadakan konferensi international tentang RUBT pertama di Amsterdam, dilanjutkan dengan konferensi-konferensi selanjutnya di Glasgow, Durham dan lain sebagainya.6

Tahun 1965 Harry Alvis (Bufallo, NY), membuat majalah RUBT setiap 3 bulan. Sekarang di AS sudah terdaapat lebih dari 70 pusat RUBT.6

2.7.1 Perkembangan Di Indonesia

(22)

Dalam upaya bangsa Indonesia untuk mewujudkan tujuan nasional yang meliputi aspek keamanan dan aspek kesejahteraan, telah dilaksanakan rangkaian pembangunan nasional yang terencana, bertahap dan terpadu. Pelaksanaan pembangunan nasional bagi suatu Negara kepulauan yang terdiri atas 13.677 pulau besar dan kecil, dimana 2/3 wilayahnya adalah laut mengharuskan pula tersedianya tenaga kerja Matra Laut.6

Teknologi bawah air atau kemampuan kerja di bawah yang merupakan salah satu teknologi Matra Laut, belum banyak berkembang. Kalau hal ini dikaitkan dengan penambangan atau pemasangan pipa dan kabel di lepas pantai di dasar laut dalam, lebih-lebih lagi landas kontinen atau laut ZEE dengan kedalaman lebih dari 100 meter, maka yang diperlukan adalah teknologi penyelaman dalam.6

Pengembangan teknologi laut dalam harus dibarengi pengembangan ilmu ini mencakup bagaimana penyiapan tenaga kerja Matra Laut yang mengawaki lapangan pekerjaan di laut dan fasilitas yang akan digunakan untuk bekerja di bawah permukaan air. Selanjutnya harus dikembangkan fasilitas untuk pengulangan keadaan darurat yang sewaktu-waktu dapat menimpa tenaga kerja Matra laut tersebut.6

Telah ada kesepakatan antara Depkes RI dengan TNI AL untuk mengadakan penataran dan pelatihan serta penanggulangan kecelakaan akibat tenggelam dan penyelaman yang sasaran subyeknya adalah tenaga medis dan paramedic puskesmas di wilayah pesisir. Kerjasama ini telah memberikan bekal ketrampilan kepada tenaga medis dan paramedic untuk menangani korban akibat tenggelam dan penyelaman sedini mungkin secara cermat dan tepat, dimana untuk pusat rujukan terakhir penderita dengan kondisi paska kecelakaan penyelaman adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas RUBT.6

2.8 Pelaksanaan Terapi Oksigen Hiperbarik

(23)

kamar ganda ini, penderita menghisap oksigen 100% melalui masker, tenda kepala atau saluran endotrakheal. RUBT kamar ganda cocok digunakan untuk penderita yang perlu seseorang pendamping atau bila mana akan dilakukan tindakan bedah atau tindakan-tindakan pertolongan lainterhadap penderita. Dari segi biaya memang pemakaian RUBT kamar ganda ini mahal, karena jumlah personil yang terlibat cukup banyak dan ada resiko terhadap pendamping.6

2.9 Dasar Pengobatan Hiperbarik6

Pengobatan oksigen hiperbarik secara umum didasarkan pada pemikiran-pemikiran / alasan-alasan sebagai berikut :

1. Pemakaian tekanan akan memperkecil volum gelembung gas dan penggunaan oksigen hiperbarik juga akan mempercepat resolusi gelembung gas

2. Daerah-daerah atau tempat-tempat yang iskemik atau hipoksik akan menerima oksigen secara maksimal

3. Di daerah yang iskemik, oksigen hiperbarik mendorong/merangsang pembentukan pembuluh darah kapiler baru

4. Penekanan pertumbuhan kuman-kuman baik gram positif maupun gram negatif dengan pemberian OHB

5. Oksigen hiperbarik mendorong pembentukan fibroblas dan meningkatkan efek fagositosis (bakterisidal) dasi leukosit.6

2.10 Indikasi6

Kelainan atau penyakit yang merupakan indikasi terapi OHB diklasifikasikan menurut kategorisasi yang dibuat oleh The Committee of Hyperbaric Oxygenation of the Undersea and Hyperbaric Medical Society yang telah mengalami revisi pada tahun 1986 dan 1988

Adapun penyakit-penyakit yang termasuk kategori yang diterima adalah sebagai berikut:

1. Aktinomikosis 2. Emboli udara

3. Anemia karena kehilangan banyak darah 4. Insufisiendi arteri perifer akut

5. Infeksi bakteri

6. Keracunan karbonmonoksida

(24)

9. Penyakit dekompresi 10.Gas gangren

11.Cangkokan (graft) kulit

12.Infeksi jaringan lunak oleh kuman aerob dan anaerob 13.Osteoradinekrosis

14.Radionekrosis jaringan lunak 15.Sistitis akibat radiasi

16.Ekstrasi gigi pada rahang yang diobati denganradiasi 17.Kanidiobolus koronotus

18.Mukomikosis 19.Osteomielitis

20.Ujung amputasi yang tidak sembuh 21.Ulkus diabetik

22.Ulkus stasis refraktori 23.Tromboangitis obliterans

24.Luka tidak sembuh akibat hipoperfusi dan trauma lama 25.Inhalasi asap

26.Luka bakar

27.Ulkus yang terkait dengan vaskulitis

2.11 Kontraindikasi 1. Absolut

Kontraindikasi absolut adalah pneumothorak yang belum dirawat, kecuali bila sebelum pemberian oksigen hiperbarik dapat dikerjakan tindakan bedah untuk mengatasi pneumotorak tersebut.6

2. Kontraindikasi relative

Beberapa keadaan yang membutuhkan pehatian tetapi bukan merupakan kontraindikasi absolut pemakaian oksigen hiperbarik adalah sebagai berikut a. Infeksi saluran napas bagian atas

Menyulitkan penderita untuk melaksanakan ekualisasi. Dapat ditolong dengan menggunakan dekongestan dan miringotomi bilateral

b. Sinusitis kronis

Menyulitkan penderita untuk melaksanakan ekualisasi. Untuk pemakaian oksigen hiperbarik pada penderita ini dapat diberikan dekongestan dan miringotomi bilateral

c. Penyakit kejang

d. Emfisema yang disetai retensi CO2 e. Panas tinggi yang tidak terkontrol f. Riwayat pneumothorax spontan g. Riwayat operasi dada

(25)

i. Kerusakan paru asimptomatis yang ditemukan pada penerangan atau pemotretan dengan sinar X

j. Infeksi virus

k. Spherositosis kongenital l. Riwayat neuritis optic6

2.12 Pengaruh terapi hiperbarik terhadap cephalgia 1. Migren

Di masa lalu, migrain dianggap disebabkan oleh spasme pembuluh darah otak. Penelitian yang lebih baru, menunjukkan bahwa terdapat daerah pada otak dengan batas yang rendah untuk terjadinya migren. -generator migrain yang kadang-kadang bahkan terkait dengan peristiwa traumatis. Pengendali migren terdapat pada batang otak, yang melibatkan sel-sel saraf serotonergik yang dapat mengubah keseimbangan kimia otak.7

Migren dimulai dengan aura dan fenomena seperti aura, adalah serangkaian peristiwa yang berakhir sebagai nyeri migren. Nyeri ini merupakan bagian dari respon inflamasi yang terjadi di sekitar daerah pengendali migrain pada otak.7

Manfaat dari terapi oksigen hiperbarik (HBOT) didapatkan pada mereka yang memiliki migrain dengan penyebab vaskular (diinduksi baik oleh ketidakseimbangan kimia atau aliran darah yang abnormal ke area otak tertentu) atau mereka yang memiliki efek samping atau kontraindikasi untuk terapi obat standar.7

(26)

Singkatnya, HBOT merupakan terapi alternatif untuk membatalkan sakit kepala migrain tanpa obat dan efek sampingnya seperti sedasi, mual.7

Mereka mempertimbangkan HBOT untuk migrain / sakit kepala harus memiliki evaluasi neurologis penuh untuk memastikan bahwa tidak ada alasan organik untuk sakit kepala (seperti massa, tumor, kelainan pembuluh darah, dll).7

Selama tahap pertama dari gejala migren terdapat pengurangan aliran darah rata-rata 36% ke otak. Gejala spesifik yang dialami sebagai akibat dari pengurangan ini-seperti lampu berkedip (aura), tergantung pada daerah mana dari otak dipengaruhi.8

Pengurangan aliran darah menyebabkan jaringan kekurangan oksigen, sehingga terjadi perubahan kimia otak. Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan pelepasan zat yang sangat melebarkan pembuluh darah. Cedera jaringan lokal dan pembengkakan terjadi sebagai hasilnya. Hal ini menyebabkan rasa sakit migrain menyerang pasien.8

Peningkatan oksigen dalam darah meningkatkan kadar oksigen dalam jaringan otak. Banyak pasien Migrain yang menerima HBOT menemukan bahwa interval antara serangan migrain meningkat secara signifikan.8 Pemberikan oksigen hiperbarik mengkonstriksi pembuluh darah bersamaan dengan itu terjadi oksigenasi jaringan. Hal ini dapat mengurangi pembengkakan sebanyak 50%. Hal Ini membatalkan gejala migren.9

Kebanyakan dokter tidak dapat menemukan penyebab yang mendasari untuk migrain, sehingga satu-satunya pengobatan yang mereka dapat meresepkan adalah nyeri farmasi. Obat sakit memiliki efek samping, termasuk kelelahan, kecanduan, dan sembelit.10

(27)

lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa HBOT signifikan dalam mengakhiri sakit kepala cluster dan migrain.10

2. Trigeminal neuralgia

Trigeminal Neuralgia adalah kondisi mempengaruhi saraf trigeminal, salah satu saraf terbesar di kepala. Saraf trigeminal mengirimkan impuls sentuhan, nyeri, tekanan, dan suhu ke otak dari wajah, rahang, gusi, dahi, dan sekitar mata. Trigeminal neuralgia muncul mendadak, parah, rasa sakit seperti tersengat listrik, atau menusuk yang berlangsung selama beberapa detik. Rasa sakit bisa dirasakan pada wajah dan sekitar bibir, mata, hidung, kulit kepala, dan dahi. Gejala dapat disebabkan ketika seseorang menyikat gigi, memakai makeup, menyentuh wajah, atau menelan. Ini mungkin disebabkan oleh cedera, infeksi dalam struktur wajah, gangguan saraf, atau mungkin terjadi tanpa alasan yang diketahui. Penyebab paling sering dari trigeminal neuralgia adalah penekanan pembuluh darah terhadap saraf dekat batang otak. Seiring waktu, perubahan dalam pembuluh darah otak dapat mengakibatkan pembuluh darah bergesekan dengan akar saraf trigeminal. Bergesekan yang konstan setiap detak jantung menipiskan membran pembungkus saraf, mengakibatkan iritasi saraf.11

Terapi oksigen hiperbarik telah digunakan sebagai pengobatan karena dapat meningkatkan tekanan parsial oksigen darah, mengurangi edema, meredakan penekanan saraf dan mengurangi respon inflamasi.11

3. Sakit kepala cluster dan sakit kepala kronis lainnya

Manfaat terapi oksigen hiperbarik terhadap sakit kepala cluster dan sakit kepala kronis lainnya :

 Mengurangi rasa sakit dengan vasokonstriksi arteri

 Meringankan anoksia dan iskemia ( kekurangan oksigen dan suplai darah ) dari dinding arteri

 Meningkatkan oksigenasi otak dan semua organ tubuh lainnya  Meningkatkan aliran darah dan mikrosirkulasi di otak

 Mengurangi agregasi platelet ( kemungkinan pembekuan darah )

(28)

 Meningkatkan energi12

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjahrir, Hasan, Machfoed, Hasan M, Suharjanti, Isti, Basir, Hasmawati, Adnyana, Oka M. 2013. Konsensus Nasional IV Diagnostik dan Penatalaksanaan Nyeri Kepala. Surabaya : Pusat penerbitan dan percetakkan unair (AUP).

2. Machfoed, Hasan M, Hamdan, Machin, Abdullloh, Wardah. 2011. Buku Ajar Ilmu Penyakit Saraf. Surabaya : Pusat penerbitan dan percetakkan unair (AUP)

3. Wreksoatmojo BR. Vertigo-Aspek Neurologi. [online] 2009 [cited 2009 May 30th]. Available from : URL:http://www.google.com/vertigo/cermin dunia kedokteran .html

4. Joesoef AA. Vertigo. In : Harsono, editor. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2000. p.341 -59

5. Bashiruddin J. Vertigo Posisi Paroksismal Jinak. Dalam : Arsyad E, Iskandar N, Editor. Telinga, Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Keenam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2008. Hal. 104-9)

(29)

7. Anonim. 2015. Terapi Oksigen Hiperbarik diambil dari

http://www.hyperbaricoxygentherapies.com/migraines/ diakses tanggal 25 juli 2015.

8. Anonim. 2015. Migrain diambil dari http://www.bethesdahbot.com/research-protocols/migraine-headaches/ diakses tanggal 25 juli 2015.

9. Texas HBO. 2015. Hyperbaric Oxygen Therapy for migraine headache. Diambil

dari

http://www.txhbo.com/industry-news/hyperbaric-oxygen-therapy-for-migraine-headaches diakses tanggal 25 juli 2015.

10. Emfnews. 2013. Migraine headache diambil dari

http://emfnews.com/hyperbaric-chamber/migraine-headaches-and-hyperbaric-oxygen-therapy/ diakses tanggal

25 juli 2015.

11. Orlando. 2013 Orlando Hyperbarics diambil dari

http://orlandohyperbarics.blogspot.com/2013/04/trigeminal-neuralgia.html

diakses tanggal 25 juli 2015

12. Baro medical hiperbarik oxygen center. 2015. Migraine. Diambil dari

Referensi

Dokumen terkait

Menurut peneliti indikator dari 82,2% itu adalah bahwa faktor yang mempengaruhi variabel orientasi profesional dengan kinerja auditor dapat dipengaruhi pula

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SRAGEN. TAHUN ANGGARAN

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pola kerusakan bangunan akibat gempabumi daerah penelitian, (2) mengetahui tingkat hubungan faktor-faktor yang berpengaruh

dari pendekatan d i atas mempunyai kekurangan-kekurangan yang mendasar... Walaupun, dalam

jika MGMP turun sebesar 0,211 maka profesionalisme guru juga diprediksi akan mengalami penurunan sebesar 0,211, MGMP mempengaruhi kinerja mengajar guru sebesar

Kelebihan pembelajaran tematik menurut Rusman (2013: 254) antara lain: 1) siswa mudah memusatkan perhatian pada satu tema; 2) siswa dapat mempelajari pengetahuan dan

Salah satu keunggulan SEM ialah kemampuan untuk membuat model konstruk-konstruk sebagai variabel laten atau variabel – variabel yang tidak diukur secara langsung, tetapi