• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HALMAHERA UTARA DALAM PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH YANG BERPIHAK PADA MASYARAKAT | BULANGO | JURNAL EKSEKUTIF 2419 4393 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KINERJA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HALMAHERA UTARA DALAM PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH YANG BERPIHAK PADA MASYARAKAT | BULANGO | JURNAL EKSEKUTIF 2419 4393 1 SM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HALMAHERA UTARA DALAM PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH YANG BERPIHAK PADA MASYARAKAT

Oleh :

ROSDIANA BULANGO

ABSTRACT

Undang-Undang nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah melahirkan paradigma baru dalam pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah.Tuntutan pengelolaan keuangan daerah yang berorientasi pada kepentingan warga masyarakat daerah, tuntutan bagiorientasi perilaku kerja anggota dewan perwakilan rakyat daerah untuk memajukan aspirasi rakyat.

Dalam undang-undang ini dijelaskan bahwa pendapatan asli (PAD) daerah merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain hasil pendapatan daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi. Dana perimbangan merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari Anggaran Dan Pendapapatan Belanja Negara (APBN), yang terdiri atas dana bagi hasil (DBH), Dana alokasi Umum (DAU) ,dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana perimbangan selain dimaksud untuk membantu daerah dalam mendanai kewenangannya, juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber-sumber pendanaan pemerintahan antara pemerintah pusat dan daerah serta mengurangi kesenjangan antara daerah-daerah.

Kata Kunci :Undang-Undang,Pemerintah,Daerah.

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah

Kemauan politik daerah-daerah di Indonesia untuk mendapatkan hak dan kewajiban

politik mengatur sendiri daerahnya telah diwujudkan oleh pemerintah pusat dengan

undang-undang tentang pemerintahan daerah nomor 32 tahun 2004. Dengan undang-undang-undang-undang ini

daerah-daerah otonom berhak dan berkewajiban mengolah sumber daya pembangunan, yaitu sumber

daya manusia dan sumber daya alam diberdayakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

(2)

Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan amanat Undang-Undang

Dasar 1945, pemerintahan daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

menurut asas otonomi dan tugas pembantuan diarahkan untuk mempercepat terwujudnya

kesejahteraan rakyat melalui peningkatan, pelayanan,pemberdayaan dan peran masyarakat, serta

peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemeratan, keadilan,

keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia .

Anggaran daerah digunakan sebagai alat untuk menentukan sejumlah atau besaran

pendapatan dan pengeluaran, sebagai hasil keputusan, rencana kerja pembangunan daerah,

otorisasi pengeluaran yang dilaksanakan oleh satuan kerja pemerintah daerah sebagai pihak

pengguna anggaran. Anggaran menjadi sumber evaluasi kerja anggota dewan, sumber ukuran

atau standar evaluasi kinerja ,sekaligus menjadi alat memotivasi satuan kerja pemerintah daerah

dan alat kordinasi dari semua aktifitas kinerja pemerintahan. Secara keseluruhan proses anggaran

menjadi peluang utama bagi tiap anggota dewan perwakilan rakyat daerah untuk memajukan

kepentingan warga daerah pemilihan yang diwakilinya.

Undang-Undang nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara

pemerintah pusat dan pemerintah daerah melahirkan paradigama baru dalam pengelolaan

keuangan daerah dan anggaran daerah.Tuntutan pengelolaan keuangan daerah yang berorientasi

pada kepentingan warga masyarakat daerah, tuntutan bagi orientasi perilaku kerja anggota dewan

perwakilan rakyat daerah untuk memajukan aspirasi rakyat.

Dalam undang-undang ini dijelaskan bahwa pendapatan asli (PAD) daerah merupakan

pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil kekayaan

daerah yang dipisahkan dan lain-lain hasil pendapatan daerah yang sah, yang bertujuan untuk

memberikan keleluasaan dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai

pewujudan asas desentralisasi. Dana perimbangan merupakan pendapatan daerah yang

bersumber dari Anggaran Dan Pendapapatan Belanja Negara (APBN), yang terdiri atas dana

bagi hasil (DBH), Dana alokasi Umum (DAU) , dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana

perimbangan selain dimaksud untuk membantu daerah dalan mendanai kewenangannya, juga

bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber-sumber pendanaan pemerintah antara

pemerintah pusat dan daerah serta mengurangi kesenjangan antara daerah-daerah.

Untuk mewujudkan tujuan otonomi daerah dipandang dari aspek perundang-undangan

(3)

memberdayakan dirinya untuk membangun, dan sangat menentukan adalah lembaga-lembaga

pemerintahan sebagai pemegang mandat dari rakyat.Lebih khusus bagi tiap anggota dewan

perwakilan rakyat daerah, perundangan yang berlaku telah menempatkan paradigma baru

sebagai pewujud amanat rakyat.Sehingga perilaku kerja setiap anggota dewan perwakilan rakyat

yang sebelumnya telah bersedia dengan keinginan sendiri berjanji dengan rakyat, bahwa bekerja

membangun untuk kepentingan rakyat, dengan sendirinya harus menunjukan hasil kinerja yang

sesuai dengan janji itu.

Orientasi perilaku kerja yang utama tiap anggota dewan perwakilan rakyat,adalah

kemampuannya mengalokasikan anggaran dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah,

mengenai kepentingan pembangunan daerah pemilihannya.

Untuk mengetahui proses kinerja anggota dewan perwakilan rakyat daerah terhadap

alokasi anggaran daerah yang berhubungan dengan visi dan misi rakyat daerah pemilihan yang

diwakili, maka dilaksanakan penelitian ini dengan judul:Kinerja Anggota Dewan Perwakilan

Rakyat Kabupaten Halmahera Utara Dalam Proses PenyusunanAnggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Yang Berpihak Pada Masyarakat.

b. Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah tersebut diatas maka masalah dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimana kinerja anggota dewan perwakilan rakyat Kabupaten Halmahera Utara

memperjuangkan program-program aspirasi warga daerah pemilihan, sampai mendapatkan

alokasi anggaran?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian I. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui program-program pembangunan yang meningkatkan

kesejahteraan rakyat sebagai aspirasi rakyat yang diperjuangkan oleh anggota dewan

perwakilan rakyat Kabupaten Halmahera Utara disetiap daerah pemilihan yang

(4)

b. Untuk mengetahui kinerja anggota dewan Kabupaten Halmahera Utara dalam proses

memperjuangkan aspirasi warga daerah pemilihan menjadi program pembangunan,

sampai mendapatkan alokasi anggaran.

II. Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan manejemen

sumber daya yang berkaitan dengan pemberdayaan sumber daya pembangunan daerah

otonom.

b. Secara praktis hasil pembahasan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi anggota dewan

perwakilan rakyat daerah dalam memperjuangkan aspirasi warga pemilih, dan menjadi

bahan pertimbangan bagi para pemilih untuk memilih wakilnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep-konsep

I. Konsep Kinerja

Kinerja adalah terjemahan dari kata performance adalah fungsi dari kesanggupan (ability)

dan motivasi (motivation), kesanggupan dan kemampuan digambarkan oleh kapabilitas dan

teknik, yang memberikan indikasi sampai seberapa jauh performance tersebut (Katz at.al, 1982 ).

2. Konsep APBD

Anggaran pendapatan dan belanja daerah disingkat APBD merupakan satu kesatuan yang

terdiri dari: (1) Pendapatan Daerah, (2) Belanja Daerah, dan (3) Pembiayaan .

BAB III

(5)

Metode penelitian deskriftif kualitatif ialah metode yang digunakan untuk mendapatkan

keseluruhan obyek penelitian secara ukurat. Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan

metode penelitian deskriftif kualitatif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan

penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interprestasi tentang arti data tersebut, selain itu

semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang diteliti (Moleong,

2000).

B. Obyek, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Yang menjadi obyek penelitian ini adalah para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Kabupaten Halmahera Utara periode 2009-2014, dan program-program pembangunan yang

diprakarsai oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Halmahera utara tahun

anggaran 2012 untuk memajukan kesejahteraan rakyat daerah pemilihannya. Lokasi penelitian di

kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Halmahera Utara dan pada lokasi proyek-proyek

pembangunan yang ada terdapat pada wilayah daerah pemilihannya .Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan April 2013 sampai dengan bulan Juni 2013.

C. Infoman Penelitian

Informan penelitian ini seluruhnya 10( sepuluh) 0rang, dipilih hanya anggota dewan

perwakilan rakyat Kabupaten Halmahera Utara yang telah memperjuangkan aspirasi rakyat pada

daerah pemilihannya, dan 5 (lima) orang warga masyarakat di tiap daerah pemilihan.

D. Sumber Data 1. Data Primer

Sumber data primer dalam penelitian ini di peroleh dari sejumlah anggota dewan

perwakilan rakyat daerah Kabupaten Halmahera Utara, yaitu: hanya mereka yang telah

(6)

perwakilan rakyat dearah Kabupaten Halmahera Utara ditentukan sebagai informan sampel

penelitian.

2. Data Sekunder

Dari data yang ada diadakan penelitian terhadap dokumen-dokumen yang relevan

dengan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Lofland (dalam Moleong, 2000), berpendapat bahwa sumber data utama dalam penelitian

kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan

lain-lain.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Gambaran umum Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Halmahera Utara Hasil penelitian lapangan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

Halmahera Utara berjumlah 25 orang adalah hasil pemilihan umum tahun 2009.Mereka mewakili

rakyat melalui partai politik peserta pemilihan umum yang kemudian menjadi fraksi di DPRD

Kabupaten Halmahera Utara, berkelompok menurut partai politik masing masing.Sebagai wakil

partai poitik, mereka juga menjadi wakil wilayah daerah pemilihan yang terbagi dari 3 (tiga)

wilayah di Kabupaten Halmahera Utara.

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Halmahera Utara Tahun 2012 Anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun 2012 Kabupaten Halmahera Utara diajukan

atas inisiatif pemerintah daerah.Dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Halmahera

Utara, kemudian disetujui bersama dengan Bupati sebagai pihak pemerintah dan DPRD sebagai

wakil rakyat.

(7)

Dalam proses wawancara langsung dipilih informan kunci yang diyakini dapat

memberikan informasi yang mewakili 25 orang anggota DPRD Kabupaten Halmahera Utara,

dan ditentukan tiap daerah pemilihan 1 (satu) orang. Dalam wawancara ada 3 (tiga) pertanyaan

pokok yang ditetapkan; 1. Bapak sebagai wakil rakyat, apakah telah menyerap aspirasi

masyarakat di daerah pemilihan yang bapak wakili dalam rangka penyusunan APBD Tahun

2012 ? Pembangunan apa yang diusulkan oleh rakyat anda ? 2. Pembangunan atau bantuan apa

yang telah diperjuangkan sampai mendapat alokasi anggaran APBD tahun 2012 untuk

peningkatan kesejahteraan rakyat di wilayah Bapak ? Bagaimana proses, prosedur dan

mekanisme memperjuangkan aspirasi rakyat dikaitkan dengan kedudukan Bapak sebagai wakil

rakyat ?

1. Informan J. B. W SH Dapil II Tobelo, mengatakan bahwa aspirasi masyarakat di daerah

pemilihan saya pada umumnya menyangkut dengan kebutuhan infrastruktur jalan. Selain, itu

terkait dengan kebutuhan kebutuhan di beberapa sektor seperti, peningkatan ekonomi rakyat

pertanian, pendidikan ,kelautan dan pelayanan kesehatan serta pelayanan pemerintah.

selanjutnya aspirasi tersebut hampir seluruhnya telah disampaikan kepada pemerintah

daerah melalui mekanisme yang berlaku di DPRD Halmahera Utara berdasarkan

perundang-undangan dan Tata Tertib DPRD. Atas aspirasi yang diperjuangkan tersebut masih beberapa

hal yang belum diakomodir, misalnya : peningkatan ekonomi rakyat, di sektor pertanian,

perkebunan, pemerintah belum mempunyai keinginan yang kuat untuk melakukan

penguatan kebutuhan mesyarakat pada sektor ini, termasuk sektor kelautan yang diakomodir

peningkatan pembangunan dan pelayanan kesehatan. Biaya yang ada sangat terbatas

sehingga tidak dapat diakomodir.

2. Informan S.B.U S.Ag Dapil III Galela-Loloda; mengatakan aspirasi adalah hak-hak

masyarakat yang harus diperhatikan dan diperjuangkan bagi setiap anggota DPRD karena ini

merupakan tanggung jawab moral yang telah diberikan bagi masyarakat kepada anggota

DPRD dari Dapil tersebut. Untuk itu setiap anggota DPRD diwajibkan, setiap 4 bulan

melakukan reses dalam arti kembali ke dapil masing-masing untuk meminta masukan dari

masyarakat yang berada di dapil untuk disampaikan kepada anggota DPRD dan selanjutnya

diteruskan ke pemerintah daerah untuk ditindaklanjuti aspirasinya ! Aspirasi yang

diperjuangkan adalah Galela-Loloda dan Kao Raya yang telah dibangun jalan Galela

(8)

3. Informan O.K SH Dapil I Kao; mengatakan Aspirasi masyarakat di dapil I pada dasarnya

bertumpu pada beberapa hal, antara lain infrastruktur dasar : pendidikan, kesehatan, jalan

dan jembatan, banyak aspirasi yang telah diperjuangkan walaupun belum semua tertampung

dalam DAU, DAK PAD. Sedangkan menyangkut pemekaran akan diperjuangkan di Jakarta.

d. Pembahasan Hasil Penelitian

APBD Kabupaten Halmahera Utara tahun anggaran 2012, berjumlah Rp.

571.875.362.123 dengan biaya langsung berjumlah Rp.240.659.496.455 dan biaya tidak

langsung berjumlah Rp.301.184.311.000. Disebut biaya langsung yaitu belanja pegawai dan

belanja operasional satuan kerja perangkat daerah atau biasa dikenal biaya rutin. Sedangkan

biaya tidak langsung yaitu belanja pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan,

gedung perkantoran, beli mobil sampah dan sebagainya.

Aspirasi masyarakat yang berhasil diperjuangkan oleh wakil rakyat di DPRD Halmahera

Utara, hanya 3 (tiga) orang anggota dari 25 anggota DPRD, yaitu pembuatan jalan dan jembatan

dengan anggaran berjumlah Rp. 12. 550. 000.000 hanya 5% dari belanja pembangunan atau

wilayah langsung APBD Halmahea utara tahun 2012. Hal ini menunjukan 95% diajukan oleh

satuan kerja dinas daerah (SKPD) dengan koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(BAPEDA) dibawah Bupati.

Bedasarkan data tersebut dilihat bukti bahwa anggota DPRD Kabupaten Halmahera Utara

yang berpihak kepada masyarakat yang berhasil mengakomodir hanya 5% dari belanja langsung

atau belanja pembangunan dalam BAPEDA Halmahera Utara Tahun 2012, kinerja DPRD sangat

rendah dalam memperjuangkan aspirasi pemilihan daerah mereka.

BAB V PENUTUP a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagai jawaban atas rumusan masalah dan

tujuan penelitian, maka penelitian sesuai judul Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kabupaten Halmahera Utara dalam proses penyusunan anggaran Pendapatan Dan

(9)

1. Bahwa kinerja anggota DPRD Halmahera Utara dalam proses penyusunan APBD yang

berpihak pada kepentingan rakyat daerah yang diwakili sangat rendah. Hanya 3 (tiga)

orang yang berhasil memperjuangkan kepentingan rakyat daerah pemilihannnya, yaitu

pembangunan jalan dan jembatan.

2. Semua anggota DPRD menyerap aspirasi masyarakat dapilnya masing-masing namun

hanya ditampung dan tidak diproses.

3. Sebagian besar anggota DPRD tidak tahu betul tugas dan fungsi DPRD dan lalai dalam

menjalankan tugas mereka.

b. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dari hasil penelitian ini maka disarankan

sebagai berikut:

1. Masyarakat Kabupaten Halmahera Utara harusmendorong anggota DPRD untuk

menunjukan bukti kinerja yang memenuhi peningkatan kesejahteraan.

2. Anggota DPRD Halmahera Utara segera meningkatkan kompetensinya melalui usaha

sendiri memahami proses, prosedur, mekanisme system rancangan dan pembahasan serta

pelaksanaan APBD.

3. Sebagai Anggota DPRD sekiranya mampu memahami tugas dan tanggung jawab

sebagai wakil rakyat agar tidak lalai dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai

wakil dari masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, M. 2002, How To Be An Even Better Manajer (Menjadi Manajer Yang Lebih Baik Lagi ) Bina Aksara, Jakarta.

Asshiddiqie, 1996, Pergumulan Peran Pemerintah Dan Perlemen Dalam Sejarah, UI Press, Jakarta.

---2005, Hukum Tata Negara Dan Pilar Pilar Demokrasi; Serpihan Pemikiran Hukum, UI Press, Jakarta.

Budiarjo 1998, Dasar Dasar Ilmu Politik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

(10)

Gaffar, Janedjri M, 2004, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Dalam Sistem Ketata Negaraan Indonesia, Sekjen MPR, Jakarta.

Gibson,J.L.Ivancercih, 1997, Organisasi dan Manajemen, Elangga,Ed 4,Terjemahan Jakarta.

Hasibuan S. P. 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara,Jakarta.

Hanif Nurcholis, 2005, Teori dan Praktek Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Grasindo, Jakarta.

Harahap, Krisna, 2004, Konstitusi Republik Indonesia, Sejak Proklamasi Hingga Reformasi, Grafiti, Bandung.

Kalo J. R, 2002, Mencari Bentuk Otonomi Daerah, Rineka Cipta, Jakarta.

Karta, Pipit Rochiyat, 2003, Alokasi Keterwakilan Penduduk dan Pemilih, Elsam, Jakarta.

Krisna D. Darumurti dan U. Rauta, 2003, Otonomi Daerah, Perkembangan Pemikiran, Pengaturan dan Pelaksanaan, Citra Aditiya Bakti, Bandung.

Khoirudin, 2004, Partai Politik Dan Agenda Transisi Demokrasi, Akar Kinerja Partai Politik Era Transisi di Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Kazt, Fremont E. dan Jemes E. Rosenz Weig, 1982, Organisasi dan Manajement, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Koontz, H. O Donnell dan H. Weihrich, 1996, Manajemen (terjemahan) Erlangga, Jakarta,

Marbun B.N, 2006, DPRD Pertumbuhan dan Cara Kerjanya, Pustaka Sinar Harapan Jakarta.

---, 2002, Kamus Politik, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

---, 2005, Otonomi Daerah 1945-2005, Proses dan Realita, Sinar Harapan, Jakarta.

Mangkunegara, 2000, Manajemen SDM Perusahan, Penerbit PT. Rosda Karya Bandung.

Mardiasmo, 2002, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Andi, Yogyakarta.

Milles dan Houberman, 2001, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

---, 1992, Analisa Data Kualitatif, UI Press, Jakarta.

Moleong L, 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sanit Arbi, 1985, Perwakilan Politik di Indonesia, Rajawali Press, Jakarta.

(11)

\Subagio M, 1991, Hukum Keuangan RI, Rajawali Press, Jakarta.

Soemanto, 2003, Metode-metode Penelitian, Gramedia, Jakarta.

Samudra Wibawa, 1994, Evaluasi kebijakan Publik, PT Raja Grafindo,Jakarta.

Solihin, D. 2002, Panduan lengkap Otonomi Daerah, ISSME. Jakarta.

---2002,Kamus Istilah Otonomi Daerah, ISSME Jakarta.

Siagian S. P. 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan studi, dapat disimpulkan bahwa pengenaan tarif 0,75% dari total peredaran usaha, sebagai angsuran PPh bagi WPOP pengguna norma dengan jumlah peredaran usaha sebesar

Berdasarkan hasil uji coba, aplikasi ini mempermudah bagian Tata Usaha yang sebelumnya dalam melakukan proses pembayaran biaya operasonal pendidikan dilakukan

Ini sesuai dengan penelitian lain yang menyebutkan bahwa email dapat mengalami erosi yang disebabkan oleh bahan makanan dan minuman yang bersifat asam.8

57 Menurut Muljono dan Wicaksono (2009:59) koreksi fiskal adalah koreksi perhitungan pajak yang diakibatkan oleh adanya perbedaan pengakuan metode, masa manfaat dalam

Pandeglang membangun model mental berdasarkan pemahaman dan pengalaman siswa yang dibantu dengan analogi yang dibuatnya dan dipengaruhi oleh karakteristik dan

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 32/Kpts‐II/2003 tanggal 5 Februari 2003 tentang Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam atau Hutan Tanaman

79 Berdasarkan interpretasi picking horison yang terdiri dari lima horison, serta berdasarkan analisis stratigrafi maupun struktur pada data seismik (Gambar 6.10), dapat

Siswa Kelas 2 TMO SMK Texmaco Semarang Pada Mata Diklat Service Engine dan Komponen-komponenya. Program Studi Pendidikan Teknik Mesin. Jurusan Teknik Mesin Fakultas