• Tidak ada hasil yang ditemukan

Slide APBJS_ristekdikti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Slide APBJS_ristekdikti"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

AUDIT PENGADAAN

BARANG/JASA

(2)

Salam Kenal:

Nama : Evan Evianto, Ak., ME.

Pendidikan : STAN, UI

Pengalaman :

- BPKP Perw. Papua 94-97

- BPKP Pusat 97-01

- BPKP Perw. Lampung 01-07

- Pusbin JFA 2007- 2011

- Perw. BPKP Prov. Kalbar 2011-2014

HP: 082157756763

(3)

Agenda

No.

Mata Diklat

1.

Audit Perencanaan Umum Pengadaan Barang/Jasa

2.

Audit Pengadaan Barang oleh Pihak III

3.

Audit Pengadaan Jasa Konstruksi

4.

Audit Pengadaan Jasa Konsultansi

5.

Audit Pengadaan Jasa Lainnya

(4)

4

AUDIT

PERENCANAAN

UMUM PENGADAAN

Indikator Keberhasilan:

(5)

KONSEPSI RUP

5

 RUP  dokumen yang berisi rencana kegiatan dan anggaran pengadaan barang/jasa yang akan dilaksanakan K/L/D/I yang harus diketahui publik.

 Kewenangan/tanggung jawab PA/KPA

 Tahapan 

 Identifikasi kebutuhan barang/jasa;

 Penyusunan dan penetapan rencana penganggaran;

 Penetapan kebijakan umum tentang pemaketan pekerjaan;

 Penetapan kebijakan umum tentang cara pengadaan, yang meliputi:

• Pengadaan dengan menggunakan Penyedia Barang/Jasa; dan • Pengadaan dengan cara Swakelola.

 Penetapan kebijakan umum tentang pengorganisasian pengadaan;

 Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK);

 Penyusunan jadwal kegiatan pengadaan;

(6)

Contoh Pengumuman RUP

6
(7)

Titik Kritis/

Red Flag

dalam Penyusunan RUP

7

1. Penentuan jenis dan jumlah

item

barang/jasa yang diadakan

tidak sesuai kebutuhan riil.

2. Penggelembungan anggaran pengadaan barang/jasa.

3. Rencana pengadaan barang/jasa yang diarahkan untuk

kepentingan pihak-pihak tertentu.

4. Rekayasa pemaketan untuk KKN.

5. Pemilihan metode/cara pengadaan melalui swakelola atau

pengadaan melalui penyedia barang/jasa tidak tepat.

(8)

PKA RUP –

Pengujian Penetapan Kebutuhan Barang/Jasa

8

Tujuan meyakini bahwa PBJ yang dilaksanakan telah berdasarkan kebutuhan

barang/jasa baik dari segi kuantitas, kualitas, dan jangka waktu.

Langkah kerja:

1. Teliti ada tidaknya permintaan barang/jasa dari pemakai (user).

2. Bandingkan usulan pengadaan barang/jasa dengan rencana kerja tahunan. 3. Dapatkan studi kelayakan/hasil survai atau dokumen sejenis yang berkaitan

dengan PBJ yang dilaksanakan.

4. Teliti studi kelayakan tersebut untuk mengetahui tujuan pengadaan, kuantitas, kualitas, serta waktu (saat) dibutuhkan.

5. Teliti dokumen pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan untuk mengetahui kuantitas, kualitas dan waktu penyelesaiannya.

6. Bandingkan informasi yang diperoleh dari studi kelayakan tersebut dengan dokumen PBJ, untuk mengetahui apakah:

a. Pengadaan barang/jasa telah berdasarkan kebutuhan.

b. Kuantitas, kualitas dan jangka waktu penyelesaian telah sesuai dengan yang dibutuhkan.

(9)

PKA RUP –

Pengujian Pembiayaan & Jadwal Pelaksanaan PBJ

9

Tujuan 

 Meyakini dana yang direncanakan/dianggarkan untuk PBJ telah termasuk biaya persiapan dan pelaksanan pengadaan sesuai dengan ketentuan.

 Meyakini bahwa alokasi waktu yang dibutuhkan untuk setiap tahapan pelaksanaan pengadaan telah memadai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Langkah kerja :

1. Teliti/telaah dan yakini bahwa unsur biaya dan nilai pengadaan barang/jasa di dalam DIPA telah mencakup:

a. Biaya administrasi untuk mendukung pelaksanaan pengadaan barang/jasa antara lain:

 Honorarium pengguna, panitia/pejabat pengadaan barang/jasa, bendaharawan, serta staf proyek,

 Biaya pengumuman pengadaan barang/jasa,

 Biaya penggandaan dokumen pengadaan dan/atau dokumen prakualifikasi,

 Biaya administrasi lainnya yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pengadaan barang/jasa.

(10)

PKA RUP –

Pengujian Pembiayaan & Jadwal Pelaksanaan PBJ (lanjutan)

10

Langkah kerja (lanjutan):

2. Periksa DIPA dari masing-masing satuan kerja/unit organisasi/ organisasi

pemerintah atas kontrak yang diaudit; catat tanggal diterimanya DIPA;

uji kesesuaian dengan jadwal pelaksanaan pengadaan (termasuk

pengaruhnya saat mulainya proses pengadaan barang/jasa).

3. Telaah alokasi waktu (proses pelelangan) yang dibuat oleh pengguna

barang/jasa dan yakini apakah alokasi tersebut telah sesuai dengan

ketentuan.

4. Teliti dan telaah tanggal penerimaan serta persyaratan anggaran

belanja tambahan dari APBN/D Perubahan untuk mengetahui apakah

jadwal pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan tambahan tersebut

masih realistis/sesuai dengan tenggang waktu yang tersedia.

(11)

Sudah Tepat atau Tidak?

11

Pengadaan makanan karyawan yang sejumlah 1000 (seribu) orang

dengan nilai pekerjaan Rp. 1.200.000.000 (satu milyar dua ratus

juta rupiah) untuk satu tahun dibuat menjadi 12 paket

Dalam rangka pencetakan surat suara dan formulir pendaftaran

pemilih untuk PILGUB di Propinsi Jaya Raya, ULP akan elaksanakan

pengadaan formulir dan surat suara. Kondisi-kondisi yang harus

diperhatikan adalah sebagai berikut:

1)

Formulir dan surat suara akan disebar ke seluruh kecamatan di

propinsi Jaya Raya

2)

Jumlah formulir dan surat suara sebanyak 20 juta lembar

3)

Waktu pelaksanaan pencetakan dan distribusi hanya diberi 7

(tujuh) hari kalender

4)

Nilai pengadaan formulir dan surat suara sebesar Rp. 900 juta

(12)

Sudah Tepat atau Tidak?

12

Untuk pengadaan tambahan meubel di 50 sekolah

dasar yang berbeda-beda dan terpisah-pisah di

satu propinsi dengan total anggaran Rp. 5 milyar.

Oleh ULP =>

(13)

13

(14)

KONSEPSI PENGADAAN BARANG

14

Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,

bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan,

dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh Pengguna Barang.

Contoh

:

1. Bahan baku: kertas, semen, plat baja, minyak mentah, dan

sebagainya.

2. Barang setengah jadi: kain untuk seragam,

chasis

kendaraan, dan

sebagainya.

3. Barang jadi/peralatan: kursi, mesin jahit, komputer, truk, dan

sebagainya.

(15)

KONSEPSI PENGADAAN BARANG

TATACARA PEMILIHAN

15 Pengadaan Barang/ Jasa Lainnya Pelelangan Umum Pelelangan Sederhana Penunjukan Langsung Kontes Pengadaan Langsung Pascakualifikasi Prakualifikasi Pascakualifikasi Penanganan Darurat Bukan Penanganan Darurat

Metode satu sampul dan evaluasi sistem

gugur

Metode dua sampul dan evaluasi sistem

nilai dan sistim penilaian biaya selama umur ekonomis

Metode dua tahap dan evaluasi sistem

nilai dan sistim penilaian biaya selama umur ekonomis

Metode satu sampul dan evaluasi sistem

(16)

TITIK KRITIS PENGADAAN BARANG

16

1. Secara umum sesuai

red flag

pada lampiran 1.

(17)

PKA PENGADAAN BARANG

17

PKA pengadaan barang diarahkan pada aspek-aspek berikut:

Aspek

ketaatan

terhadap ketentuan perundang-undangan yang

berlaku

format PKA pada Lampiran 2.

Aspek

kewajaran harga

format PKA pada Lampiran 3.

Aspek

ketepatan kualitas

format PKA pada Lampiran 4.

Aspek

ketepatan kuantitas

format PKA pada Lampiran 5.

Aspek

ketepatan waktu

format PKA pada Lampiran 6.

Aspek

pemanfaatan hasil

format PKA pada Lampiran 7.

Modifikasi PKA pengadaan barang tersebut bisa dilakukan dengan

penekanan-penekanan pada pengujian prosedur pemilihan penyedia,

fisik barang (kuantitas, kualitas, dan spesifikasi teknis barang),

(18)

PKA PENGADAAN BARANG

Aspek Ketaatan Prosedur Pemilihan Penyedia

18

Auditor harus meyakinkan bahwa proses penetapan penyedia

barang sudah sesuai dengan Perpres Nomor 54 Tahun 2010,

dalam hal ini auditor menguji langkah demi langkah prosedur

pemilihan penyedia barang. Teknik audit yang dapat digunakan

antara lain: uji dokumen, wawancara, konfirmasi, klarifikasi, dan

(19)

PKA PENGADAAN BARANG

Aspek Kewajaran Harga

19

1. Harga barang yang diperoleh adalah harga optimal dan dapat

dipertanggungjawabkan  auditor harus meyakini bahwa HPS

disusun secara keahlian berdasarkan data yang dapat

dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan Pasal 66 ayat (7) Perpes 70 Tahun 2012.

2. Harga yang ditawarkan pemenang sudah merupakan hasil evaluasi harga oleh ULP/Pejabat Pengadaan  koreksi aritmatik,

pembandingan dengan HPS (total maupun rincian), pembandingan dengan penawar yang lain, dan/atau negosiasi dengan penawar peringkat pertama.

(20)

PKA PENGADAAN BARANG

Aspek Fisik (Kualitas & Kuantitas)

20

1. Auditor harus meyakini keberadaan dan jumlah fisik barang yang

diadakan diterima tepat waktu pada tempat yang disepakati

sesuai kontrak.

2. Auditor harus meyakinkan bahwa identitas barang yang diterima

sesuai dengan berita acara penerimaan barang (original). Jika

merupakan barang pabrikan maka akan terdapat identifikasi

dari pabrik yang tertera pada barang atau kemasan barang

seperti: merek dan model, nomor produksi, tanggal/bulan/tahun

produksi, pabrik pembuat, negara pembuat, SNI, dll.

Teknik audit yang bisa digunakan antara lain konfirmasi/klarifikasi,

(21)

PKA PENGADAAN BARANG

Aspek Fisik (Spesifikasi Teknis)

21

1. Spesifikasi teknis barang yang diterima telah sesuai dengan yang

dipesan, antara lain mencakup dimensi (panjang, lebar, tinggi,

berat, berat jenis, dan ukuran fisik lainnya), kapasitas (volume,

daya, dan tenaga), kinerja atau kemampuan barang

(produksi/menit, daya daki, konsumsi bahan bakar/listrik, dan

lainnya), masa guna (umur ekonomis), dan ramah lingkungan.

Teknik audit

membandingkan, pengujian/

test

, konfirmasi, dan

cek.

(22)

PKA PENGADAAN BARANG

Aspek Pemanfaatan Barang

22

Barang hasil pengadaan benar-benar dimanfaatkan untuk

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi K/L/D/I sesuai dengan

rencana.

(23)

23

AUDIT PENGADAAN

PEKERJAAN

KONSTRUKSI

Indikator Keberhasilan:

(24)

KONSEPSI PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

24

Seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi

bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.

Contoh

:

1. Pekerjaan pembangunan gedung yang mencakup pekerjaan

arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan beserta

kelengkapannya;

2. Konstruksi bangunan kapal, pesawat, atau kendaraan tempur;

3. Pekerjaan yang berhubungan dengan persiapan lahan;

4. Penggalian dan/atau penataan lahan (

landscaping

);

5. Perakitan atau instalasi komponen pabrikasi;

(25)

METODE PEMILIHAN PENYEDIA

PEKERJAAN KONSTRUKSI

25

Pelelangan

• Pelelangan Umum

• Pelelangan Terbatas  pekerjaan kompleks

• Pemilihan Langsung

(≤ 5 M)

Penunjukan Langsung

• Keadaan tertentu

• Pekerjaan khusus

Pengadaan Langsung

• Nilai pengadaan ≤ 200 jt • Dilaksanakan oleh seorang

Pejabat Pengadaan

• Kebutuhan operasional

• Sederhana/risiko kecil

(26)

TITIK KRITIS PEKERJAAN KONSTRUKSI

26

 Ketidaktepatan penggunaan standar koefisien dalam penyusunan RAB.

 Kemahalan harga terutama bahan dan pemakaian alat yang

digunakan.

 Perbedaan asumsi dalam penyusunan spesifikasi teknis maupun RAB

dengan kondisi lapangan.

 Kekurangan volume pekerjaan.

 Kelebihan perhitungan volume fisik yang ditagihkan pembayarannya

(kontrak harga satuan).

 Spesifikasi/kualitas bahan tidak sesuai dengan yang ditetapkan.

 Keterlambatan penyelesaian pekerjaan.

 Adanya pengalihan pekerjaan utama dari penyedia kepada pihak lain

(subkontraktor) pekerjaan utama.

(27)

PROBLEM PENYELESAIAN PEKERJAAN

PADA AKHIR TAHUN

27

Penyelesaian Akhir Tahun

Antisipasi

Percepatan

Pembayaran

Cut off

Selesai

Tdk selesai

Stop

Go

(28)

PKA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

28

PKA pengadaan pekerjaan konstruksi diarahkan pada aspek-aspek berikut:

 Aspek ketaatan terhadap ketentuan perundang-undangan yang

berlaku  format PKA pada Lampiran 2.

 Aspek kewajaran harga  format PKA pada Lampiran 3.

 Aspek ketepatan kualitas  format PKA pada Lampiran 4.

 Aspek ketepatan kuantitas  format PKA pada Lampiran 5.

 Aspek ketepatan waktu  format PKA pada Lampiran 6.

 Aspek pemanfaatan hasil  format PKA pada Lampiran 7.

Modifikasi PKA pengadaan pekerjaan konstruksi tersebut bisa dilakukan dengan penekanan-penekanan pada pengujian prosedur pemilihan

(29)

MODIFIKASI PKA PEKERJAAN KONSTRUKSI

29

Penekanan modifikasi pada pengujian prosedur pemilihan penyedia, fisik konstruksi, spesifikasi teknis konstruksi, harga konstruksi, dan pemanfaatan hasil konstruksi.

Langkah kerja:

1. Dapatkan pedoman analisis Harga Satuan Pekerjaan (HSP) yang terkait. Lakukan pengujian atas kesesuaian penggunaan standar koefisien dalam penyusunan RAB (HPS maupun kontrak).

2. Dapatkan informasi harga pasar yang berlaku untuk bahan, upah, dan

biaya/sewa peralatan melalui konfirmasi penyedia di pasar, harga kontrak pekerjaan sejenis, dan asosiasi penyedia. Lakukan perbandingan dengan

harga bahan/upah/sewa peralatan yang digunakan dalam kontrak pekerjaan konstruksi yang diaudit.

3. Dapatkan data awal/asumsi dasar pembuatan spesifikasi pekerjaan maupun perhitungan volume pekerjaan yang dikontrakkan. Lakukan pengecekan

(30)

MODIFIKASI PKA PEKERJAAN KONSTRUKSI

30

Langkah kerja (lanjutan):

4. Dapatkan perhitungan kuantitas akhir dan gambar jadi. Lakukan observasi lapangan dan lakukan perhitungan/pengukuran volume pekerjaan secara sampel. Bandingkan dengan perhitungan volume pekerjaan yang ditagih dan dibayar kepada penyedia pekerjaan konstruksi.

5. Dapatkan dokumen/sertifikat hasil pengujian spesifikasi/kualitas

bahan/hasil pekerjaan. Bandingkan dengan spesifikasi yang disyaratkan dalam kontrak. Apabila belum ada dokumen/sertifikat hasil pengujian, minta kepada PPK untuk mendapatkan hasil pengujian tersebut.

6. Dapatkan dan lakukan analisis atas laporan progres pekerjaan. Lakukan konfirmasi kepada masyarakat di sekitar lokasi pekerjaan atas waktu penyelesaian pekerjaan.

(31)

31

(32)

KONSEPSI PENGADAAN JASA KONSULTANSI

32

Jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu di berbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware).

Penyediaan jasa konsultansi bisa dilakukan oleh perorangan atau badan usaha.

Contoh :

1. Jasa rekayasa (engineering);

2. Jasa perencanaan (planning), perancangan (design) dan pengawasan (supervision) untuk pekerjaan konstruksi;

3. Jasa perencanaan (planning), perancangan (design) dan pengawasan (supervision) untuk pekerjaan selain pekerjaan konstruksi, seperti

transportasi, pendidikan, kesehatan, kehutanan, perikanan, kelautan, lingkungan hidup, kedirgantaraan, pengembangan usaha, perdagangan, pengembangan SDM, pariwisata, pos dan telekomunikasi, pertanian, perindustrian, pertambangan, dan energi;

4. Jasa keahlian profesi, seperti jasa penasehatan, jasa penilaian, jasa

(33)

KRITERIA PENGUJIAN KEWAJARAN

HARGA JASA KONSULTANSI

Biaya Langsung Personil

• Maksimal 4,0 kali gaji dasar bagi tenaga ahli tetap dan 2,5 kali penghasilan bagi tenaga ahli tidak tetap • Didukung dengan audit payroll dan bukti pajak Penugasan Tenaga Ahli dan Pendukung

• 1 bulan dihitung minimal 22 hari kerja.

• 1 hari dihitung minimal 8 jam kerja

Biaya Langsung non-Personil

• Dasar penilaian kewajaran

adalah harga pasar yang berlaku

At cost

(34)

Titik Kritis/

Red Flag

dalam Pengadaan

Jasa Konsultansi –

Persiapan

34

• Persyaratan kualifikasi TA terlalu tinggi/ rendah

• Ruang lingkup/hasil pekerjaan tidak jelas.

• Perhitungan kebutuhan tenaga ahli tidak didukung analisis memadai.

Pnyusunan KAK

• Persyaratan administrasi, teknis, dan biaya tidak lengkap.

• Jenis dan draft kontrak tidak dibuat.

• Sistem pengadaan tidak dijelaskan dalam dokumen seleksi.

Dokumen Seleksi

• Tidak dilakukan survai harga pasar (BLNP  at cost)

• Tidak sesuai dengan kualifikasi tenaga ahli dan lingkup pekerjaan.

RAB

• Ketidaktepatan metode seleksi, pemasukan dokumen, evaluasi, dan penentuan jenis kontrak.

Sistem seleksi

• Terlalu pendek / tidak realistis.

(35)

Titik Kritis/

Red Flag

dalam Pengadaan

Jasa Konsultansi –

Seleksi

35

1. Proses kualifikasi yang tidak benar dan hasilnya tidak disampaikan secara lengkap di dalam pengumuman.

2. Adanya post bidding, yaitu menambah, mengganti, mengubah, dan/atau mengurangi dokumen seleksi dan/atau dokumen penawaran oleh ULP dan/atau peserta pengadaan setelah batas akhir pemasukan penawaran. 3. Kriteria evaluasi tidak jelas dan cenderung subyektif (contoh dalam menilai

metodologi kerja).

4. Negosiasi biaya khususnya biaya tenaga ahli tidak dilakukan sesuai ketentuan.

5. Klarifikasi dan pembuktian kualifikasi:

 Tidak dilakukan sesuai ketentuan

 Terdapat rekayasa pengalaman kerja baik perusahaan ataupun tenaga ahli.

(36)

PKA PENGADAAN JASA KONSULTANSI

36

PKA pengadaan jasa konsultansi diarahkan pada aspek-aspek berikut:

 Aspek ketaatan terhadap ketentuan perundang-undangan yang

berlaku  format PKA pada Lampiran 2.

 Aspek kewajaran harga  format PKA pada Lampiran 3.

(37)

PKA JASA KONSULTANSI -

MODIFIKASI

37

1. Teliti apakah jasa konsultansi tersebut harus dilaksanakan oleh pihak ketiga (tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh pengguna jasa).

2. Yakini bahwa pengadaan jasa konsultansi telah dilengkapi dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK). Teliti apakah:

 Persyaratan kualifikasi tenaga ahli telah sesuai dengan kebutuhannya

 Ruang lingkup dan hasil pekerjaan telah ditetapkan secara jelas/ spesifik.

 Perhitungan kebutuhan tenaga ahli (orang/bulan) didukung analisis yang memadai.

 Kriteria evaluasi penawaran telah disampaikan kepada peserta. 3. Dapatkan kontrak pekerjaan konsultansi sejenis, lakukan perbandingan

mengenai kualifikasi tenaga ahli dan lamanya waktu yang diperlukan. 4. Lakukan penilaian terhadap kewajaran harga satuan tenaga ahli sesuai

(38)

PKA JASA KONSULTANSI –

MODIFIKASI (2)

38

5. Dapatkan hasil evaluasi panitia/ULP atas proses seleksi jasa konsultansi dan uji hasil penilaian tersebut apakah telah sesuai dengan kriteria

evaluasi yang telah ditetapkan dalam dokumen seleksi. Unsur-unsur pokok yang dinilai adalah pengalaman, pendekatan dan metodologi, serta

kualifikasi tenaga ahli.

6. Yakini bahwa informasi yang tertera dalam curriculum vitae dan keaslian ijasah pendidikan formal tenaga ahli, telah sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan.

7. Periksa proses sebelum penetapan pemenang, apakah ada klarifikasi dan negosiasi harga, lakukan pengujian terhadap proses tersebut

(bandingkan dengan berita acaranya) dan pastikan apakah telah sesuai dengan ketentuan dan tidak ada indikasi KKN.

8. Teliti apakah proporsi jumlah biaya langsung non-personil untuk

(39)

PKA JASA KONSULTANSI –

MODIFIKASI (3)

39

9. Periksa bukti realisasi pengeluaran biaya langsung non-personil (untuk kontrak .

10. Teliti kontribusi tenaga ahli dan tenaga pendukung dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai keahliannya (antara lain kehadiran di lokasi pekerjaan, kehadiran dalam rapat pelaksanaan pekerjaan, dan penyusunan laporan progres pekerjaan).

11. Lakukan penelaahan hasil kerja tim teknis yang mengevaluasi laporan hasil kegiatan dengan data hasil pelaksanaan kegiatan konsultansi. 12. Lakukan penilaian atas pemanfaatan output jasa konsultansi.

(40)

40

(41)

Definisi dan Jenis Jasa Lainnya

41

1. jasa boga (catering service); 2. jasa layanan kebersihan;

3. jasa penyedia tenaga kerja; jasa asuransi, perbankan dan keuangan;

4. jasa layanan kesehatan, pendidikan,

pengembangan SDM, dan kependudukan; 5. jasa penerangan, iklan/reklame, film,

pemotretan;

6. jasa percetakan dan penjilidan; 7. jasa pemeliharaan/perbaikan;

8. jasa pembersihan, pengendalian hama (pest control) dan fumigasi;

9. jasa pengepakan, pengangkutan, pengurusan & penyampaian barang;

10. jasa penyewaan;

11. jasa penjahitan/konveksi; 12. jasa impor/ekspor;

13. jasa penulisan dan penerjemahan; 14. jasa penyelaman;

15. jasa akomodasi;

16. jasa angkutan penumpang;

17. jasa pelaksanaan transaksi instrumen keuangan;

18. jasa penyelenggaraan acara; 19. jasa pengamanan;

20. jasa layanan internet;

21. jasa pos dan telekomunikasi; 22. jasa pengelolaan aset.

Jasa lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang mengutamakan

keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain jasa

(42)

TATACARA PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/

JASA LAINNYA

42 Pengadaan Barang/ Jasa Lainnya Pelelangan Umum Pelelangan Sederhana Penunjukan Langsung Kontes Pengadaan Langsung Pascakualifikasi Prakualifikasi Pascakualifikasi Penanganan Darurat Bukan Penanganan Darurat

Metode satu sampul dan evaluasi sistem

gugur

Metode dua sampul dan evaluasi sistem

nilai dan sistim penilaian biaya selama umur ekonomis

Metode dua tahap dan evaluasi sistem

nilai dan sistim penilaian biaya selama umur ekonomis

Metode satu sampul dan evaluasi sistem

gugur

(43)

Titik Kritis/

Red Flag

dalam Pengadaan

Jasa Lainnya

43

 Mengingat beragamnya jenis jasa lainnya, titik kritis yang terdapat pada pelaksanaan PBJ pada Lampiran 1, seperti kemahalan harga, kualitas yang lebih rendah, keterlambatan penerimaan jasa, dan sebagainya juga dapat terjadi pada pengadaan jasa lainnya.

 Masalah kewajaran harga dan kualitas perlu diutamakan karena jasa lainnya juga mencakup jenis pekerjaan yang sulit diukur kualitas dan

(44)

PKA PENGADAAN JASA LAINNYA

44

PKA pengadaan jasa lainnya diarahkan pada aspek-aspek berikut:

 Aspek ketaatan terhadap ketentuan perundang-undangan yang

berlaku  format PKA pada Lampiran 2.

 Aspek kewajaran harga  format PKA pada Lampiran 3.

 Aspek ketepatan kualitas  format PKA pada Lampiran 4.

 Aspek ketepatan kuantitas  format PKA pada Lampiran 5.

 Aspek ketepatan waktu  format PKA pada Lampiran 6.

 Aspek pemanfaatan hasil  format PKA pada Lampiran 7.

(45)

PKA Pengadaan Jasa Lainnya –

Modifikasi

45 Prosedur Pemilihan •Prosedur pemilihan sesuaian dgn ketentuan Output • Fisik/layanan jasa ada/terjadi dengan volume dan waktu serah terima sesuai kesepakatan dalam kontrak Spesifikasi • Spesifikasi teknis jasa lainnya yang diterima sesuai pesanan Harga •Harga/tarif jasa lainnya yang diperoleh adalah harga/tarif yang optimal dan dapat dipertang-gungjawabkan Pemanfaatan

• Jasa lainnya yang diperoleh benar-benar dimanfaatkan untuk pelaksanaan tugas pokok dan fungsi K/L/D/I sesuai rencana dan kebutuhan

Auditor melakukan pengujian atas hal-hal tersebut dan mengumpulkan bukti-bukti sebagai pendukung keyakinan atas kesimpulan yang akan disusun dengan teknik audit seperti:

wawancara, pengamatan, tracing, analisis, konfirmasi, dan pengecekan/pengujian

(46)

46

AUDIT PENGADAAN

BARANG/JASA

(47)

KONSEPSI PENGADAAN BARANG/JASA

SWAKELOLA

47

• Kegiatan PBJ di mana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan, dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain, dan/atau kelompok masyarakat.

Definisi

• Pekerjaan tertentu yang telah diatur dalam Perpres Nomor 70 tahun 2012 Pasal 26 ayat 2. Pekerjaan yang tidak memenuhi kriteria pada pasal tersebut, tidak boleh diadakan melalui

swakelola.

(48)

Dapat Di-Swakelola-kan

(

Perpres 70/2012 Pasal 26 ayat 2)

48

Pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan/atau memanfaatkan kemampuan teknis sumber daya manusia serta sesuai dengan tugas pokok K/L/D/I.

Contoh : bimbingan teknis, workshop, dan lain-lain.

Pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi langsung masyarakat setempat atau dikelola oleh K/L/D/I.

Contoh : perbaikan pintu irigasi/pintu pengendalian banjir, dan lain-lain.

Pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya tidak diminati oleh penyedia barang/jasa.

Contoh : pemeliharaan rutin (skala kecil, sederhana), penanaman gebalan rumput, dan lain-lain.

(49)

49

Pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan terlebih dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa akan menimbulkan ketidakpastian dan risiko yang besar

Contoh : pengangkutan/ pengerukan sampah pada instalasi pompa, penimbunan daerah rawa, dan lain-lain.

Penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya atau penyuluhan.

Contoh : pelatihan keahlian/keterampilan, kursus pengadaan barang/jasa pemerintah dan lain-lain.

Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) dan survei yang bersifat khusus untuk pengembangan teknologi/metode kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa.

Contoh : prototype rumah tahan gempa, prototype sumur resapan, dan lain-lain.

Dapat Di-Swakelola-kan

(50)

50

Pekerjaan survei, pemrosesan data, perumusan kebijakan pemerintah, pengujian di laboratorium dan pengembangan sistem tertentu.

Contoh : penyusunan/pengembangan peraturan perundang-undangan.

Pekerjaan yang bersifat rahasia bagi K/L/D/I yang bersangkutan. • Contoh : pencetakan ijazah, pembangunan bangunan rahasia, dan lain-lain.

Pekerjaan industri kreatif, inovatif, dan budaya dalam negeri. • Contoh : pembuatan film animasi, pembuatan permainan interaktif, dan lain-lain.

Penelitian dan pengembangan dalam negeri. • Contoh : penelitian konstruksi tahan gempa.

Pekerjaan pengembangan industri pertahanan, industri alutsista dan industri almatsus dalam negeri.

Contoh : pengembangan senjata keperluan militer

Dapat Di-Swakelola-kan

(51)

TAHAPAN SWAKELOLA

• Terdapat 11 jenis kegiatan pengadaan barang/jasa yang dapat di-swakelola-kan

Identifikasi barang/jasa yang dibutuhkan memenuhi

kriteria dapat diadakan melalui swakelola

• K/L/D/I penanggung jawab anggaran

• Instansi lain yang bukan penanggung jawab anggaran

• Kelompok masyarakat

Penetapan pelaksana swakelola

• Perencanaan

• Pelaksanaan

• Pengawasan dan

evaluasi

(52)

Titik Kritis/

Red Flag

dalam Pengadaan

Barang/Jasa Swakelola - Umum

52

1. Pekerjaan yang dilaksanakan tidak memenuhi kriteria sebagai

pekerjaan yang dapat dilakukan secara swakelola sesuai Perpres

Nomor 70 Tahun 2012 pasal 26 ayat 2.

2. Pekerjaan sulit dikendalikan karena tidak dibuatnya jadwal

pelaksanaan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan;

3. Tenaga ahli perseorangan yang digunakan melebihi 50% dari

jumlah keseluruhan pegawai K/L/D/I yang terlibat dalam

kegiatan swakelola;

4. Pelaksana swakelola tidak membuat laporan harian, laporan

mingguan dan laporan bulanan sebagai bentuk

(53)

Titik Kritis/

Red Flag

dalam Pengadaan

Barang/Jasa Swakelola - Pokmas

53

1. Proposal tidak dibuat dengan cermat/sekadar formalitas.

2. Eksistensi kelompok masyarakat diragukan.

3. Partisipasi masyarakat rendah.

4. Pekerjaan diborongkan ke pihak III.

5. Kualitas pekerjaan rendah.

6. Penyaluran dana tidak sesuai dengan prestasi pekerjaan.

7. Laporan kemajuan pekerjaan tidak sesuai kondisi riil.

(54)

PKA PENGADAAN BARANG/JASA SWAKELOLA

54

PKA pengadaan barang/jasa swakelola diarahkan pada aspek-aspek berikut:

 Aspek ketaatan terhadap ketentuan perundang-undangan yang

berlaku  format PKA pada Lampiran 2.

 Aspek kewajaran harga  format PKA pada Lampiran 3.

 Aspek ketepatan kualitas  format PKA pada Lampiran 4.

 Aspek ketepatan kuantitas  format PKA pada Lampiran 5.

 Aspek ketepatan waktu  format PKA pada Lampiran 6.

(55)

PKA Pengadaan Barang/Jasa

Swakelola – Modifikasi

55

1. Identifikasi apakah pekerjaan pengadaan barang/jasa telah memenuhi ketentuan untuk dilaksanakan secara swakelola (terdapat 11 kriteria sesuai pasal 26 ayat (2) Perpres Nomor 70 Tahun 2012).

2. Identifikasi apakah pelaksanaan swakelola dengan menggunakan tenaga ahli perseorangan dari luar tidak melebihi 50% dari tenaga sendiri.

3. Identifikasi apakah pelaksanaan swakelola dilaksanakan oleh penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain atau kelompok masyarakat pelaksana swakelola.

 Untuk pelaksanaan swakelola oleh penanggung jawab anggaran apakah telah

memenuhi ketentuan Lampiran Perka LKPP Nomor 14 Tahun 2012 Bab VIII Butir B.

 Untuk pelaksanaan swakelola oleh instansi pemerintah lain apakah telah memenuhi

ketentuan pada Lampiran Perka LKPP Nomor 14 Tahun 2012 Bab VIII Butir C dan naskah kerja sama atau Nota Kesepahaman mengenai pelaksanaan pekerjaan Swakelola.

 Untuk pelaksanaan swakelola oleh kelompok masyarakat apakah telah memenuhi

ketentuan pada Lampiran Perka LKPP Nomor 14 Tahun 2012 Bab VIII Butir D dan pedoman/petunjuk teknis yang ditetapkan oleh instansi penanggung jawab

anggaran.

(56)

PKA Pengadaan Barang/Jasa

Swakelola – Modifikasi

56

4. Identifikasi apakah pelaksanaan swakelola telah dilaporkan secara berkala oleh pelaksana lapangan/pelaksana swakelola kepada PPK.

5. Identifikasi apakah laporan kemajuan (realisasi fisik dan keuangan) telah dilaporkan setiap bulan oleh PPK kepada Menteri/Kepala Lembaga/ Gubernur/Bupati/Walikota/Pejabat yang disamakan.

6. Identifikasi apakah setelah pelaksanaan pekerjaan Swakelola selesai 100%

(sasaran akhir pekerjaan telah tercapai), Ketua Tim Pelaksana telah menyerahkan pekerjaan kepada PPK.

7. Identifikasi apakah PPK menyerahkan pekerjaan dan laporan pekerjaan selesai kepada PA/KPA melalui Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan.

8. Untuk swakelola yang dilaksanakan instansi lain dan kelompok masyarakat, teliti apakah setelah dilakukan penyerahan pekerjaan, dilanjutkan dengan proses penyerahan aset sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(57)

PKA Pengadaan Barang/Jasa

Swakelola – Pelaksana Pokmas

57

1. Dapatkan proposal kegiatan yang dibuat kelompok masyarakat (Pokmas).

Bandingkan kesesuaian proposal dengan ketentuan yang berlaku dan kebutuhan masyarakat (kebutuhan masyarakat bisa diketahui dari observasi dan wawancara kepada masyarakat).

2. Lakukan wawancara dengan perangkat pemerintahan setempat (lurah/camat) dan anggota Pokmas mengenai eksistensi Pokmas. Identifikasi

keterlibatan/partisipasi masyarakat sesuai peran dalam keanggotaan Pokmas. 3. Lakukan pengamatan/wawancara/konfirmasi untuk meyakinkan bahwa

pelaksanaan pekerjaan dilakukan sendiri oleh Pokmas (tidak diborongkan kepada pihak III).

4. Lakukan inventarisasi/opname untuk menilai kualitas hasil pekerjaan, kesesuaian dengan item pekerjaan di proposal, dan kesesuaian penyelesaian pekerjaan dengan laporan kemajuan.

(58)

58

PELAPORAN HASIL

AUDIT PENGADAAN

(59)

Kriteria LHA PBJ yang Baik

59

1.

Tepat Waktu

: memberikan informasi yang bermanfaat secara

maksimal pada waktunya.

2.

Lengkap

: memuat semua informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi

sasaran audit,

3.

Akurat

: bukti yang disajikan benar dan temuan itu disajikan dengan

tepat.

4.

Obyektif

: penyajian seluruh laporan harus seimbang dalam isi dan

redaksi

5.

Meyakinkan

: dapat menjawab sasaran audit, menyajikan temuan,

kesimpulan, dan rekomendasi yang logis.

6.

Jelas

: mudah dibaca dan dipahami

(60)

Isi LHA PBJ

60

1.

Dasar melakukan audit.

2.

Identifikasi auditi.

3.

Tujuan/sasaran, lingkup, dan metodologi audit.

4.

Pernyataan bahwa audit dilaksanakan sesuai dengan standar

audit.

5.

Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi.

6.

Hasil audit berupa kesimpulan, temuan audit, dan rekomendasi.

7.

Tanggapan dari pejabat auditi yang bertanggung jawab.

8.

Pernyataan adanya keterbatasan dalam audit serta pihak-pihak

yang menerima laporan.

(61)

Format LHA

61

1.

Bentuk Surat

hasil audit tersebut tidak banyak temuan.

informasi sangat dibutuhkan oleh para pemangku

kepentingan segera

masih dalam proses pengadaan barang/jasa.

2.

Bentuk Bab

dijumpai banyak temuan atau

diperlukan untuk menyampaikan informasi yang lebih

(62)

Contoh Isi Laporan Audit PBJ

Bentuk Surat

62

KOP SURAT APIP

Yth. Kepala Satker ABC Kementerian XYZ

di Jakarta

Kami telah melakukan audit tujuan tertentu atas pengadaan sistem informasi kepegawaian yang dibiayai dengan DIPA Nomor: DIPA-0999.01-0/20X2 tanggal 31 Desember 20X1 pada Satker ABC Kementerian XYZ Tahun Anggaran 20X2. Tujuan audit adalah menilai kegiatan pengadaan barang/jasa apakah telah sesuai dengan Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah jo. Perpres Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan telah dilaksanakan dengan ekonomis, efisien, dan efektif. Audit dilaksanakan sesuai dengan Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah, oleh karenanya meliputi penilaian atas sistem

pengendalian manajemen yang diterapkan pada kegiatan tersebut, penilaian dan pengumpulan bukti-bukti, dan penilaian ketaatan kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kegiatan yang diaudit bertujuan menyediakan sistem informasi kepegawaian Kementerian XYZ. Kegiatan tersebut diborongkan kepada dua penyedia dengan nilai Paket I (perangkat jaringan dan alat pengolah data) seharga Rp 7 miliar dan Paket II (software) seharga Rp 2,4 miliar. Pemilihan penyedia dilakukan dengan metode pelelangan umum. Dari audit disimpulkan kegiatan pengadaan telah dilaksanakan dengan ekonomis dan efisien, serta taat pada ketentuan PBJ, namun belum efektif berkaitan dengan kendala pemindahan data dari sistem lama ke sistem yang baru. Hal ini disebabkan lemahnya perencanaan dan kurangnya keterlibatan end-user dalam proses pengembangan sistem.

Direkomendasikan kepada PA/KPA agar memanfaatkan masa pemeliharaan untuk memperbaiki protokol konversi data; memberikan teguran kepada petugas perencanaan; serta memberikan pelatihan bagi para enduser agar memiliki kompetensi dan keahlian yang memadai untuk menjalankan sistem baru tersebut.

Atas perhatian dan kerjasama yang baik, kami ucapkan terima kasih.

(63)

Contoh Isi Laporan Audit PBJ

Bentuk Bab

63

Sampul Depan Daftar Isi

Bagian Pertama : Simpulan Hasil Audit Bagian Kedua : Uraian Hasil Audit

Bab I: Data Umum 1. Dasar audit

2. Tujuan/sasaran, lingkup, dan metodologi audit

3. Pernyataan bahwa audit dilaksanaan sesuai dengan standar audit 4. Kriteria yang digunakan

5. Identifikasi auditi

6. Pernyataan adanya keterbatasan dalam audit 7. Para pihak penerima laporan

8. Status dan tindak lanjut temuan hasil audit yang lalu Bab II: Uraian Hasil Audit

1. Hasil audit (temuan hasil audit dengan format: kondisi, kriteria, sebab, akibat, tanggapan auditi, dan rekomendasi).

2. Informasi rahasia (jika ada).

(64)

TAHAPAN PELAPORAN HASIL AUDIT

Dokumentasi Kertas Kerja

Drafting

(65)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melihat pertanyaan penelitian yang sudah diuraikan sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kepemimpinan perempuan di program studi

Melihat potensi produksi telur itik Tegal dan kondisi pemeliharaan saat ini, maka dirasa perlu untuk mengungkap karakteristik itik tersebut termasuk sejarahnya, umur awal

Sistem tanam paksa dilaksanakan melalui alat birokrasi pemerintah yang berfungsi sebagai pelaksana langsung dalam proses mobilisasi sumber perekonomian berupa tanah dan

Menurut Macaulay (2003: 185), multimedia memiliki sifat yang dapat membantu pembelajaran, khususnya pembelajaran materi pelajaran abstrak (matematika), dan anak-anak

Dalam kesempatan peringatan Hari Guru ini saya ingin mengajak Ibu dan Bapak Guru untuk sama-sama menunjukkan pada bangsa tercinta ini bahwa guru Indonesia adalah guru

Pencatatan juga akan dilakukan untuk waktu tempuh dari pool menuju lokasi pertama (t1) dan waktu tempuh dari TPA/TPS menuju pool (t2), waktu hambatan pada saat pengangkutan

Selain itu dengan menggunakan rekomendasi pengendalian internal menurut COSO yang terdiri dari lima elemen yaitu, lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, aktivitas

Daya pembeda suatu butir menunjukkan kepada derajat kemampuan butir soal itu membedakan antar subyek yang mampu dan yang tidak mampu. Pada penelitian ini, secara