• Tidak ada hasil yang ditemukan

Science and Technology, Boochholdt: defines accounting information systems as systems that operate functions of data gathering, processing, categorizi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Science and Technology, Boochholdt: defines accounting information systems as systems that operate functions of data gathering, processing, categorizi"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP LELANG BARANG GADAI DI PERUM

PEGADAIAN CABANG SALEMBA Dwi Rahmahyanti

Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Email :dwi_rahmahyanti@yahoo.com

Abstrak : Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penerapan SIA terhadap lelang barang gadai di Perum Pegadaian Cabang Salemba mempunyai beberapa komponen diantaranya; fungsi yang terkait, dokumen yang digunakan, prosedur, catatan akuntansi yang digunakan, dan laporan yang dihasilkan serta penggambaran DFD dan ERD. Selain itu dengan menggunakan rekomendasi pengendalian internal menurut COSO yang terdiri dari lima elemen yaitu, lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, aktivitas pengendalian, informasi komunikasi dan pengawasan, dapat dikatakan sistem informasi akuntansi terhadap lelang barang gadai yang diterapkan Perum Pegadaian Cabang Salemba cukup memadai dan berjalan sesuai dengan fungsinya. Namun pada fungsi kas dipegang oleh dua unit organisasi yaitu bagian lelang dan bagian kasir, dimana pelaksana lelang disamping menangani kegiatan berjalannya lelang juga menangani penerimaan kas. Oleh karena itu penulis menyarankan agar penerimaan hasil lelang ditangani oleh bagian kasir saja sehingga pada bagian lelang tetap concern pada lancarnya kegiatan lelang yang sedang berlangsung. Disamping itu pelimpahan wewenang antara bagian lelang kepada bagian kasir pada prosedur memiliki kelemahan yaitu tidak ada tanda bukti hitam diatas putih dalam serah terima pendapatan lelang.

Kata kunci : Analisis, Sistem Informasi Akuntansi, Pengendalian Internal, Lelang Barang Gadai

PENDAHULUAN

Organisasi menggantungkan diri pada sistem informasi untuk dapat berdaya saing. Produktivitas sebagai faktor yang penting untuk mempertahankan daya saing perusahaan dapat ditingkatkan dengan sistem informasi yang baik. Dengan adanya sistem informasi akuntansi yang benar maka manajemen dalam organisasi perusahaan dapat mengevaluasi hasil dari suatu operasi atau suatu kegiatan apakah berjalan dengan efektif dan efisien. Sistem informasi akuntansi (SIA) dapat juga digunakan sebagai pedoman dalam penugasan dan wewenang bagi sumber daya manusia yang bekerja dalam organisasi atau perusahaan tersebut, sehingga dapat berjalan sesuai prosedur.

SIA merupakan bagian dari sistem yang lebih besar dalam suatu perusahaan, yang memiliki fungsi untuk mengumpulkan, menyimpan dan mengelola data sehingga menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Berikut kutipan dariInternational Journal of Information

(2)

Science and Technology, Boochholdt:

“defines accounting information systems as systems that operate functions of data gathering, processing, categorizing and reporting financial events with the aim of providing relevant information for the purpose of score keeping, attention directing and decision-making”.

Agar lelang barang gadai di Perum Pegadaian Cabang Salemba dapat berjalan secara efektif dan efisien maka sistem informasi akuntansinya harus dapat diandalkan. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana praktek dan penerapan sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal lelang barang gadai dengan mengambil judul“Analisis Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Internal Terhadap Lelang Barang Gadai di Perum Pegadaian Cabang Salemba”.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi lelang barang gadai di Perum Pegadaian Cabang Salemba?

2. Bagaimanakah pengendalian internal lelang barang gadai di Perum Pegadaian Cabang Salemba?

Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu ruang lingkup penelitian dibatasi pada pengkajian prosedur lelang secara teoritis, serta analisis sistem informasi akuntansi dan pengendalian internalnya yang ada pada Perum Pegadaian Cabang Salemba sebagai objek penelitian.

Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis sistem informasi akuntansi lelang barang gadai yang sedang berjalan di Perum Pegadaian Cabang Salemba.

2. Untuk mengetahui apakah sistem informasi akuntansi lelang barang gadai yang diterapkan Perum Pegadaian Cabang Salemba telah memadai dan berjalan sesuai dengan fungsinya.

TINJAUAN PUSTAKA Gadai

Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1150 pengertian gadai adalah:

“Suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada Si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang-orang

(3)

berpiutang lainnya dengan kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan”.

Pengertian Lelang

Lelang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penjualan dihadapan orang banyak (dengan tawaran yang atas mengatas) dipimpin oleh pejabat lelang. Sedangkan yang dimaksud melelangkan dan memperlelangkan adalah:

1. Menjual dengan jalan lelang

2. Memberikan jalan untuk dijual dengan jalan lelang 3. Memborongkan pekerjaan

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penjualan lelang tidak dibatasi pada penjualan barang-barang saja, tetapi meliputi juga pemborongan pekerjaan. Sedangkan pengertian lelang menurut kamus hukum dalam Bahasa Inggris, lelang adalahauction, yaitu "Public sale at white goods are sold to the person making the highest bids or offers", yang dalam bahasa Indonesia berarti penjualan di hadapan umum di mana barang-barang dijual kepada penawaran tertinggi. Penjualan umum sendiri merupakan alat untuk mengadakan persetujuan atau perjanjian yang paling menguntungkan untuk si penjual dengan cara menghimpun para peminat.

Sistem Informasi Akuntansi

Organisasi tergantung pada sistem informasi untuk mempertahankan kemampuan berkompetisi. Informasi pada dasarnya adalah sumber daya seperti halnya pabrik dan peralatan. Produktivitas, sebagai suatu hal yang penting agar tetap kompetitif, dapat ditingkatkan melalui sistem informasi yang lebih baik.

1. Akuntansi sebagai suatu sistem informasi

mengidentifikasikan, mengumpulkan, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi mengenai suatu badan usaha kepada beragam orang.

2. Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan yang tepat.

3. Sistem adalah kumpulan sumber daya yang behubungan untuk mencapai tujuan tertentu.

Dari beberapa definisi diatas kita bisa menyimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi, informasi ini dikomunikasikan kepada beragam pengambilan keputusan. SIA mewujudkan perubahan ini dengan secara manual ataupun terkomputerisasi.(George H. Bodnar dan Hoopwood, 2000). Romney dan Steinbart (2006 : 2) menyebutkan bahwa SIA terdiri dari lima komponen, yaitu:

a. The people. Orang yang mengoprasikan sistem dan melakukan berbagai fungsi.

(4)

pemrosesan dan penyimpanan data mengenai kegiatan perusahaan. c. The data. Data mengenai proses bisnis perusahaan.

d. The software. Program-program komputer yang digunakan untuk memproses data perusahaan.

e. The information technology infrastructure. Peralatan dan perlengkapan teknologi informasi termasuk komputer, perangkat pendukung komputer dan perangkat jaringan komunikasi.

Sistem Pengendalian Intern

Mulyadi (2001 : 163) mendefinisikan Sistem Pengendalian Intern adalah sebagai berikut:

“Sistem Pengendalian Intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”.

Tujuan SPI menurut Mulyadi (2002 : 180) adalah sebagai berikut: Untuk memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian tiga golongan tujuan yaitu: (1) keandalan informasi keuangan,

(2) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, dan (3) efektivitas dan efisiensi operasi.

METODE PENELITIAN Objek Penelitian

Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian Cabang Salemba dengan alamat Jl. Salemba Raya No. 2 Jakarta Pusat 10430.

Metode Pengumpulan Data a. Wawancara langsung/Interview

Penulis mengadakan tanya jawab secara langsung dengan karyawan sehubungan dengan pengambilan data tentang objek yang diteliti mengenai lelang.

b. Observasi

Mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti sesuai tujuan.

c. Dokumentasi

Yaitu berupa pengumpulan data yang didapat secara tidak langsung dari perusahaan yang bersangkutan, seperti melakukan riset kepustakaan dan Internet, membaca dan mempelajari literature yang berhubungan dengan objek penelitian serta sumber-sumber lainnya yang mendukung penelitian ini.

(5)

Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis data yang ada pada skripsi ini yaitu dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu teknik analisis yang mendeskripsikan atau menggambarkan penerapan sistem informasi akuntansi pada kegiatan lelang barang gadai di Perum Pegadaian Cabang Salemba serta penggambaran denganflowchart, diagram alir data (DFD)danEntity Relationship Diagram (ERD).

Langkah-langkah Analisis 1. Mengumpulkan data

 Contoh Formulir-formulir yang terkait

 Prosedur kegiatan lelang di Perum Pegadaian Cabang Salemba  Struktur organisasi perusahaan, nilai budaya kerja, visi dan misi

 Bagan flowchart yang menggambarkan alur data dalam prosedur pelaksanaan lelang

2. Mengetahui bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal

 Bagian apa saja yang terkait  Dokumen apa saja yang digunakan  Bagaimana sistem pencatatan akuntansi

 Bagaimanakah sistem pengawasan internal yang ada  Bagaimanakah prosedur

 Apakah tugas dari Satuan Pengawas Intern 3. Perancangan SIA

Peneliti mencoba memperbaiki sistem informasi akuntansi yang sudah ada berupa bagan alir dokumen (dokumenflowchart) serta membuat alir dokumen atau alir data (DFD) dan ERD. Bagan alir dokumen flowchart yang ada merupakan gambaran alir dokumen dan prosedur-prosedur yang harus dilakukan dalam proses pelaksanaan lelang barang gadai, sedangkan data flowdiagram adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika terstruktur dan jelas.

4. Sistem pengendalian internal yang digunakan

Sistem pengendalian internal Committee of Sponsoring Organization of the Treadway (COSO)yang terdiri dari 5 komponen, yaitu:

1) Lingkungan pengendalian 2) Penaksiran resiko

3) Aktivitas pengendalian 4) Informasi dan komunikasi 5) Pengawasan

(6)

PEMBAHASAN

Analisis Fungsi yang Terkait

Suatu transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan tidak boleh dilakukan oleh satu fungsi saja, namun harus ada campur tangan dari fungsi lain. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi. Pada Perum Pegadaian Cabang Salemba, fungsi kas dipegang oleh dua unit organisasi yaitu bagian lelang dan bagian kasir, dimana pelaksana lelang disamping menangani kegiatan berjalannya lelang juga menangani penerimaan kas. Hal ini dapat membuka peluang fungsi tersebut untuk melakukan kecurangan dan penggelapan kas. Oleh karena itu penulis menyarankan agar penerimaan hasil lelang ditangani oleh bagian kasir saja sehingga pada bagian lelang tetapconcernpada lancarnya kegiatan lelang yang sedang berlangsung. Ini yang menjadi kelemahan dari sistem yang terjadi pada Perum Pegadaian Cabang Salemba.

Analisis Prosedur

Prosedur lelang barang gadai yang diterapkan oleh Perum Pegadaian Cabang Salemba sudah cukup baik hanya pada fungsi kas terdapat beberapa kelemahan diantaranya yaitu, pada bagian lelang dan bagian kasir mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sama walaupun dalam pelaksanaannya terdapat pelimpahan wewenang antara bagian lelang dalam menerima pendapatan lelang ke bagian kasir. Hal ini bisa menimbulkan kecurangan karena tidak ada tanda bukti hitam diatas putih dalam serah terima pendapatan lelang yang dilakukan bagian lelang ke bagian kasir.

Penulis menyarankan agar bagian lelang hanya menangani prosedur berjalannya lelang tanpa campur tangan menerima hasil lelang demi lancarnya kegiatan lelang yang sedang berlangsung.

Prosedur Lelang Barang Gadai yang Diterapkan Perum Pegadaian Cabang Salemba

No. Pelaksanaan Lelang Langkah Aktivitas 1. Pemegang Gudang

1

Menyiapkan barang yang akan dilelang, dengan mencocokkan pada Buku Gudang.

2. Pelaksana Lelang

2

Menyiapkan Berita Acara Penyerahan Barang Jaminan yang akan dilelang dengan dilampiri Daftar Barang Jaminan yang akan dilelang. Formulir penjualan lelang beserta barang jaminannya. Dan mengarsip rangkap

(7)

kedua berdasarkan tanggal.

3 Cocokan dengan fisik barang jaminan yang akan dilelang

4

Menetapkan harga penjualan lelang dengan pedoman sebagai berikut :

 Apabila taksiran baru lebih rendah dari UP+SM (penuh), maka harga minimal lelang harus sebesar UP+SM dibulatkan ke atas menjadi ratusan rupiah penuh

 Apabila taksiran baru lebih tinggi dari UP+SM, maka harga minimal lakunya lelang adalah sebesar UP maksimal berdasarkan taksiran baru +SM (penuh) berdasarkan UP baru. 5

Setiap barang jaminan yang telah laku dilelang, kepada pembelinya dibebankan biaya lelang pembeli sebesar 9% dan 0.7% dana sosial.

6

Penjualan harga lelang didasarkan kepada penawaran tertinggi dan disetujui oleh pelaksana lelang dan langsung dicatat pada daftar rincian penjualan lelang.

7

Setelah selesai lelang dibuat berita acara lelang (BAL) dan menyerahkan kepada kasir bersama dengan pendapatan lelang. Untuk barang-barang yang tidak laku dilelang dicatat pada Register Barang Sisa Lelang (RBSL).

3. Kasir

8 Menerima BAL, RBSL, dan uang hasil penjualan lelang dari pelaksana lelang

9

Atas dasar BAL dan uang tunai yang diterima dicatat pada LHK dan uang disimpan di brankas. BAL dan RBSL diserahkan kepada petugas bagian administrasi.

4. Bagian Administrasi 10 Menerima BAL dan RBSL dari Kasir 11

Mencatat nomor-nomor barang jaminan yang dilelang dari buku kredit dan membuat buku penjualan lelang.

12 Berdasarkan bukti-bukti tersebut dibuat kas debet dan dicatat dalam buku kas. Sumber: Perum Pegadaian

(8)

Analisis Catatan Akuntansi

Catatan akuntansi digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan. Catatan akuntansi yang digunakan oleh Perum Pegadaian Cabang Salemba sudah dapat menyediakan informasi yang cukup tentang hasil penjualan lelang beserta rinciannya, kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh nasabah untuk dikurangkan pada uang pinjaman dan informasi tentang uang kelebihan yang menjadi hak nasabah.

Analisis Laporan

Laporan yang dihasilkan pada Perum Pegadaian Cabang Salemba adalah laporan mingguan, laporan bulanan, dan laporan tahunan. Laporan dapat berupa tampilan dalam komputer dan dapat dicetak dalam bentuk dokumen. Dengan ini maka perkembangan operasional dalam suatu Kanca dapat terawasi. Sejak tahun 1993 audit terhadap laporan keuangan Perum Pegadaian dilakukan oleh Akuntan Publik. Laporan-laporan yang dibuat oleh masing-masing Kanca kemudian dikonsolidasikan oleh Kanda sebelum dikirim ke Kantor Pusat.

Analisis SPI

Untuk menganalisa Pengendalian Internal pada lelang barang gadai yang diterapkan Perum Pegadaian Cabang Salemba telah mamadai dan berjalan sesuai dengan fungsinya, maka penulis mencoba menganalisa sesuai yang direkomendasikan oleh COSO (Committee of Sponsoring Organizations of Tradeway). Proses Pengendalian Internal suatu organisasi terdiri dari lima elemen menurutCOSOyaitu:

Lingkungan Pengendalian

Lingkungan Pengendalian Organisasi, adalah komponen pertama dari lima komponen pengendalian internal, dan merupakan pondasi dari komponen-komponen pengendalian sistem yang lain. Lingkungan pengendalian merupakan dampak kumulatif atas faktor-faktor untuk membangun, mendukung dan meningkatkan efektivitas kebijakan dan prosedur tertentu. Pada kegiatan lelang barang gadai faktor-faktor pengendalian lingkungan terlihat pada :

1. Struktur organisasi yang sudah ada

Struktur Organisasi pada Perum Pegadaian Cabang Salemba didefinisikan sebagai pola otoritas dan tanggung jawab yang ada dalam organisasi, struktur organisasi formal seringkali digambarkan dalam bentuk diagram organisasi.

2. Cara memberikan wewenang dan tanggung jawab

Metode pembagian wewenang dan tanggung jawab pada Perum Pegadaian Cabang Salemba menggunakan dua metode yaitu informal atau lisan dan formal dengan mengunakan dokumen tertulis.

3. Pemisahan fungsi, pencatatan dan berdasarkan bagian-bagian yang ada Pada Perum Pegadaian Cabang Salemba, fungsi kas dipegang oleh dua unit organisasi yaitu bagian lelang dan bagian kasir, dimana pelaksana

(9)

lelang disamping menangani kegiatan berjalannya lelang juga menangani penerimaan kas. Dalam serah terima pendapatan lelang yang dilakukan bagian lelang ke bagian kasir belum ada pencatatan khusus atau dokumen tertentu sebagai tanda bukti. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan masih belum terkendali.

4. Etika budaya kerja

Perum Pegadaian Cabang Salemba mempunyai peraturan dan tata tertib sendiri terkait etika dan budaya kerja. Etika budaya perusahaan diaktualisasikan dalam bentuk simbol/maskot dan jargon si "INTAN" yang bermakna: Inovatif, Nilai Moral Tinggi, Terampil, Adi Layanan, dan Nuansa Citra. Nilai-nilai dari budaya kerja tersebut terdapat dalam website Pegadaian, sebagai contoh jika terjadi penyimpangan, maka akan mendapat sanksi sesuai dengan kesalahannya.

Penaksiran Resiko

Penaksiran Resiko merupakan proses identifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang mempengaruhi tujuan perusahaan. Tahapan yang paling kritis dalam menaksir risiko adalah mengidentifikasi tindakan yang diperlukan. Pada prosedur lelang barang gadai di Perum Pegadaian Cabang Salemba, analisa taksiran merupakan landasan utama kegiatan lelang barang gadai, yang berguna untuk menilai suatu barang yang akan dilelang, mengukur keadaan barang, jenis dan golongan serta menaksir harga apakah barang tersebut dapat menutupi pengembalian uang pinjaman dan sewa modalnya. Oleh karena itu dalam kegiatan lelang barang gadai di Perum Pegadaian Cabang Salemba terdapat 4 bagian dalam prosedur lelang yaitu:

1. Pemegang gudang, adalah bagian yang menyiapkan barang yang akan dilelang

2. Bagian lelang, adalah bagian yang menetapkan harga taksiran lelang 3. Bagian kasir, adalah bagian yang menerima hasil pendapatan lelang

4. Bagian administrasi, adalah bagian dalam menyelesaikan administrasi para pemenang lelang

Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang dibangun untuk membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan dengan baik. Pada aktifitas pengendalian kegiatan lelang yang ada di Perum Pegadaian Cabang Salemba ini terlihat dari:

1. Dokumen dan catatan pada Perum Pegadaian Cabang Salemba diperlukan sebagai bukti fisik dari suatu transaksi yang berhubungan dengan kegiatan lelang untuk kemudian diolah dan disimpan dalam database perusahaan untuk mengasilkan informasi berupa Laporan Keuangan ataupun laporan lainnya yang dapat dijadikan bahan evalusi dan pertimbangan pihak Manajemen maupun pihak yang berkepentingan.

2. Pengecekan akuntabilitas dan tinjauan kinerja oleh pihak Independen. Contoh pengecekan independen yang ada pada Perum Pegadaian adalah Satuan Pengawas Intern.

3. Penetapan harga minimal lelang, merupakan pedoman dalam menetapkan harga suatu barang yang akan dilelang menurut taksiran yang ada.

(10)

Informasi dan Komunikasi

Informasi mengacu pada sistem akuntansi organisasi, yang terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, merangkai, menganalisis, mengelompokkan, mencatat, dan melaporkan transaksi organisasi dan untuk memelihara akuntabilitasnya. Pencatatan transaksi akuntansi pada Perum Pegadaian Cabang Salemba dilakukan secara terkomputerisasi sehingga proses pengolahan datanya cepat dan tingkat akurasinya tinggi. Dalam pemberitahuan pengumuman pelaksanaan lelang dapat dilihat melalui situs website www.pegadaian.co.id. Namun pada transaksi lelang itu sendiri belum bisa bertransaksi secara online. Adanya hubungan rekanan dengan Pegadaian memudahkan lakunya barang lelang. Komunikasi yang dimaksud pada kegiatan lelang barang gadai di Perum Pegadaian Cabang Salemba, yaitu dengan memberikan pemahaman yang jelas mengenai prosedur lelang, salah satunya adalah dengan menggambarkan prosedur dan alur dokumen untuk memudahkan pengerjaan bagi tiap bagian yang terkait. Dari informasi dan komunikasi yang ada dapat disimpulkan bahwa keduanya telah memadai, karena pada sistem dokumentasinya disajikan secara spesifik dengan penggambaran Data Flow Diagramdisertai denganEntity Relationship Diagram.

Pengawasan

Pengawasan atau monitoring, merupakan komponen pengendalian internal yang kelima, melibatkan proses yang berkelanjutan untuk menaksir kualitas pengendalian internal dari waktu ke waktu serta untuk mengambil tindakan koreksi yang diperlukan. Perum Pegadaian Cabang Salemba telah memiliki institusi internal independen yang khusus dalam pengawasan, yaitu satuan pengawas intern (SPI). Tolak ukur yang dipakai dalam melakukan pemeriksaan adalah membandingkan antara kondisi sebenarnya (fakta) dengan kondisi yang ditetapkan oleh peraturan/ketentuan perusahaan. Dengan demikian SPI sangat menunjang efektifitas pemantauan kinerja serta menutup kemungkinan timbulnya berbagai penyimpangan. Akan tetapi pengawasan lelang barang gadai pada Kantor Cabang Salemba belum ada bagian terkait yang khusus melakukan monitoring pada saat lelang berjalan.

Dari hasil analisa dengan menggunakan rekomendasi COSO (Committee of Sponsoring Organizations of Tradeway) yang terdiri dari 5 elemen dapat diketahui bahwa sistem informasi akuntansi yang diterapkan Perum Pegadaian Cabang Salemba dalam kegiatan lelang barang gadai sudah cukup memadai. Dikatakan demikian karena pada sistem yang sedang berjalan, yang telah penulis paparkan diatas, sistem informasi yang diterapkannya ternyata:

1. Mempermudah manajemen dan karyawan dalam melaksanakan aktivitas-aktivitasnya, karena adanya pemisahan tugas dan wewenang yang sesuai dengan bagiannya seperti halnya, hanya data yang sudah divalidasi dan di verifikasi oleh bagian tertentu yang bisa diproses sehingga tidak terjadi penumpukan data pada bagian tertentu.

2. Bahwa dengan adanya prosedur-prosedur yang diberlakukan pada kegiatan lelang ternyata mempermudah manajemen dalam mengambil keputusan.

(11)

3. Proses pengolahan data barang yang akan dilelang dan pengolahan akuntansi pada Perum Pegadaian Cabang Salemba dilakukan secara komputerisasi sehingga proses pengolahanya cepat, tingkat akurasi informasi yang dihasilkan cukup tinggi.

4. Ketersediaan dokumen dan catatan diperlukan sebagai bukti fisik dari suatu transaksi untuk dijadikan bahan evalusi dan pertimbagan pihak Manajemen maupun pihak yang berkepentingan baik berupa laporan keuangan dan data-data yang terkait lainya.

5. Adanya Pengawasan Internal pada Perum Pegadaian, sehingga memudahkan SPI untuk menilai apakah prosedurnya sudah sesuai dengan ketentuan/peraturan perusahaan.

6. Sedangkan dalam sistem pengawasan internalnya dikatakan cukup baik, karena terdapat SPI yang bertanggung jawab atas jalannya operasional Perum Pegadaian.

Bagan Alir Dokumen SIA

(12)

Keterangan

BAPBJAL : Berita Acara Penyerahan Barang Jaminan yang Akan Dilelang DBJYAD : Daftar Barang Jaminan yang Akan Dilelang

FPL : Formulir Penjualan Lelang DRPL : Daftar Rincian Penjualan Lelang BAL : Berita Acara Lelang

RBSL : Register Barang Sisa Lelang BUK : Buku Uang Kelebihan BPL : Buku Penjualan Lelang

Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan penulis, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem informasi akuntansi yang telah diterapkan Perum

(13)

Pegadaian Cabang Salemba pada prakteknya mempunyai beberapa komponen guna mendukung kehandalan sistem informasinya yaitu; Bagian yang terkait (SDM), dokumen yang digunakan, catatan akuntansi yang digunakan, prosedur lelang, laporan yang dihasilkan dan pengawasan internal cukup memadai dan berjalan sesuai dengan fugsinya.

Sedangkan dari hasil analisa dengan mengunakan rekomendasi COSO (Committee of Sponsoring Organizations of Tradeway) yang terdiri dari 5 elemen dapat diketahui bahwa sistem Pengendalian Internal yang diterapkan Perum Pegadaian Cabang Salemba terhadap lelang barang gadai sudah cukup memadai. Akan tetapi pada pengendalian lingkungan masih belum terkendali karena adanya kesamaan fungsi dalam dua bagian yang berbeda dan pada pengawasan belum ada satuan tugas khusus terkait untuk memonitoring berjalannya lelang Perum Pegadaian Cabang Salemba.

DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, George H. dan William S. Hopwood, 2000. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Keenam. Jakarta : Salemba Empat.

Hidayat, Windiyani. 2010. Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Internal Pada Pembiayaan Murabahah Bank DKI Unit Usaha Syariah. Skripsi. Jakarta : Universitas Gunadarma.

Sajady, H. and M. Dastgir., “Evaluation of the Effectiveness of Accounting Information Systems.” International Journal of Science & Technology, Vol .6,2008.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. UGM. Salemba Empat : Jogjakarta. Qomariyah, Siti Nurul. 2011. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi

Akuntansi Penjualan Tunai (Studi Kasus Pada Toko Central Tas). Skripsi. Jakarta : Universitas Gunadarma.

Romney dan Steinbart. 2006. Accounting Information System (Sistem Informasi Akuntansi). Buku Satu, Edisi Kesembilan. Salemba Empat : Jakarta. Wilkinson, J.W, dan Cerullo. 2000. Accounting Information Systems (Sistem

Informasi Akuntansi). Edisi Keempat. Jakarta. www.pegadaian.co.id

Referensi

Dokumen terkait

(4) banyaknya siswa yang belum tamat Al-quran.. ‌أ دريهيولا الله الرحمن الرحيممسب ةوفص ىلع ـلاسلاك ةلاصلاك ،ةيفاك ةردقك ةتَثك امعن معنأ مذلا لله اركشك ادبض لىإ مىدشرأك

Oleh karena itu, penulis cukup jeli dalam melihat masalah pembiayaan transportasi umum berupa bis kota di Yogyakarta yang masih memakai sistem kejar setoran dan memberikan

tertentu, yaitu kondisi yang berasal dari dalam individu yang disebut faktor. individual dan kondisi yang berasal dari luar individu yang disebut

Konsep-konsep mekanika sangat sulit dipahami oleh mahasiswa, baik pada tingkat sarjana, program magister, dan bahkan sampai pada tingkat program doctor (Mc Dermott,

Dari hasil pembahasan pemilik dan karyawan, pemilik usaha Mahkota Glass Pemilik selalu ingin meningkatkan kinerja dalam kegiatan produksi dengan menambah jumlah peralatan

Dalam pengujian hipotesis ini dapat dilihat pada tabel 5 dan 6 bahwa H1 yaitu pengaruh antara perceived quality dengan brand equity merupakan pengaruh yang positif dan

Abadi Batubara Cemerlang, PT PKP2B, 3 rd Generation Riau 53. Batualam Selaras, PT PKP2B, 3 rd

Dari hasil studi ini kemudian dituangkan kedalam bentuk laporan yang didalamnya berisi pengetahuan menyangkut masalah LED tersebut, dengan harapan laporan ini