• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI 5R PADA BALAI DESA RIMUN, KECAMATAN LOANO, KABUPATEN PURWOREJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI 5R PADA BALAI DESA RIMUN, KECAMATAN LOANO, KABUPATEN PURWOREJO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Irawan Jati(1), Pamade Hatta (2) ,Candra Yoga Adiyanto(3),

Ahmad Zarirudin Haki4), Andi Abdul Rahman Wahid5), Indah Lestari6), Alfrista Pramaidenta Pramana7),Rizky Yuliantari8), Tasya Pradipta9)

1Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia Email: deden.hatta@gmail.com

ABSTRACT

The condition of physical workplace is being one of the most important factors in the macro ergonomic system. Clean, neat, well-arranged and pleasant condition will automatically bring good atmosphere in supporting working process. Time, raw material and space wastes can be eliminated in order to achieve better improvement in the working condition. A good principle or working condition must cover the cleanliness, the correct placement of the equipment, priority of safety process and assurance of the working process can be run efficiently and effectively. One of the tools to establish comfortable job atmosphere is by implementing 5S methods that is known as seiri, seiton, seiso, seiketsu and shitsuke. The method represents several phases in managing condition of workplace which impacts the job effectiveness, efficiency and working safety.This research is conducted to overcome the problem above. By designing a system with the basis of macro ergonomic especially participatory approach, the research will present ways to improve packaging workplace at CV. Valasindo. The purpose of this research is to analyze 5S implementation as an effort for improving working condition effectively. By using Wilcoxon non- parametric analysis for data processing, it shows that significant value p is 0,005 (p< 0,05). The final conclusion shows there is improvement in workplace condition after implementing 5S methodology.The productivity of packing increases 12,5% from 434 unit packed (before 5S) and 488 unit packed (after 5S).

Keyword: Macroergonomic, Ergonomic participatory, 5S, Packing

ABSTRAK

Kondisi kerja fisik menjadi salah satu faktor yang paling penting dalam sistem ergonomis makro. , Rapi, kondisi baik-diatur dan menyenangkan bersih secara otomatis akan membawa suasana yang baik dalam mendukung proses kerja. Waktu, bahan baku dan ruang limbah dapat dihilangkan untuk mencapai perbaikan yang lebih baik dalam kondisi kerja. Sebuah prinsip yang baik atau kondisi kerja harus mencakup kebersihan, penempatan yang benar dari peralatan, prioritas proses keselamatan dan jaminan dari proses kerja dapat berjalan secara efisien dan efektif. Salah satu alat untuk membangun suasana kerja yang nyaman adalah dengan menerapkan 5S metode yang dikenal sebagai seiri, seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke. Metode ini merupakan beberapa tahapan dalam mengelola kondisi tempat kerja yang berdampak pada efektifitas kerja, efisiensi dan safety.This bekerja penelitian dilakukan untuk mengatasi masalah di atas. Dengan merancang sistem dengan dasar ergonomis makro pendekatan terutama partisipatif, penelitian ini akan menyajikan cara untuk meningkatkan kemasan tempat kerja di CV. Valasindo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan 5S sebagai upaya untuk meningkatkan kondisi kerja secara efektif. Dengan menggunakan analisis parametrik Wilcoxon non untuk pengolahan data, hal itu menunjukkan bahwa nilai signifikan p adalah 0,005 (p < 0,05). Kesimpulan akhir menunjukkan ada perbaikan dalam kondisi kerja setelah menerapkan produktivitas 5S methodology.The kemasan meningkat 12,5% dari 434 unit yang dikemas (sebelum 5S) dan 488 Unit dikemas (setelah 5S).

Keyword: Macroergonomic, ergonomis partisipatif, 5S, Packing

(2)

PENDAHULUAN

Balai desa pada umumnya berfungsi sebagai tempat berkumpulnya para warga dan

perangkat desa baik itu berupa pertemuan maupun rapat. Balai desa juga berfungsi sebagai

tempat penyimpanan dokumen penting warga seperti surat kematian, surat kelahiran dan lain

sebagainya. Namun, kondisi balai desa saat ini sangatlah memprihatinkan dan jarang sekali di

rawat oleh perangkat desa maupun warga. Dan juga tak jarang balai desa digunakan juga

sebagai tempat penyimpanan barang sementara. Hal ini tentu saja dapat menimbulkan

ketidaknyamanan bagi para pekerjanya. Oleh karena itu perlu dilakukannya penyuluhan

berkaitan dengan pemeliharaan balai desa dengan menggerakkan metode 5R yang terdiri dari

ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin. Selain penyuluhan juga adanya penerapan 5R di balai desa

sebagai contoh dengan harapan kedepannya balai desa dapat menjadi tempat kerja yang nyaman

dan bersih sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan juga dapat mengurangi waktu

pencarian. Pengertian 5R sama dengan 5S Program 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan

Shitsuke) merupakan dasar bagi mentalitas karyawan untuk melakukan perbaikan

(improvement) dan juga untuk mewujudkan kesadaran mutu (quality awareness) (Heizer and

Render, 2009). 5S adalah sebuah pendekatan dalam mengatur lingkungan kerja, yang pada

intinya berusaha mengeliminasi waste sehingga tercipta lingkungan kerja yang efektif, efisien

dan produktif (Osada, 2004). Sedangkan Hirano (1996) mendefinisikan 5S sebuah alat untuk

membantu mengungkapkan masalah dan bila digunakan secara canggih, dapat menjadi

bagian dari proses pengendalian visual dari sebuah sistem lean yang direncanakan dengan

baik. 5S sendiri merupakan singkatan dari Seiri (Sort), Seiton (Straighten), Seiso

(Shine), Seiketsu (Standardize), dan Shitsuke (Sustain). Dalam bahasa Indonesia

diterjemahkan sebagai 5R yang berarti Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin. Menurut Imai

(2001) 5S sangatlah penting karena merupakan pondasi dalam membuat suatu proses menjadi

sependek mungkin, mengurangi biaya produksi, output yang berkualitas dan mengurangi

timbulnya kecelakaan dengan adanya kondisi yang lebih baik. Seiri (Sort) atau Ringkas,

merupakan tahap membedakan item-item yang diperlukan dan tidak diperlukan, mengambil

keputusan yang tegas dan menerapkan manajemen stratifikasi untuk membuang yang tidak

diperlukan dan menyimpan barang-barang yang masih diperlukan (Osada, 2004). Pembedaan

item ditujukan agar sistem kerja menjadi ringkas. Upaya yang dilakukan dengan

menyingkirkan barang- barang yang sudah tidak bermanfaat, sehingga perusahaan akan

mempunyai ruang kerja yang lebih luas. Seiton (Straighten) atau Rapi, merupakan tahap

menyimpan barang di tempat yang tepat atau dalam tata letak yang benar dengan

(3)

keadaan mendadak (Hirano, 1998). Hal ini berguna untuk menghilangkan waktu yang

terbuang dalam proses pencarian barang dan tempat kerja menjadi lebih rapi. Seiso (Shine)

atau Resik merupakan tahap ketiga dalam metode 5S. Prinsip dari Seiso atau shine adalah

membersihkan tempat atau lingkungan kerja, mesin atau peralatan dan barang- barang

lainnya agar tidak terdapat debu atau kotoran dan sampah yang berserakan. Kondisi yang

bersih dapat mempengaruhi manusia secara psikologis dengan membuat diri mereka merasa

nyaman dan tidak merasa stress (Hirano, 1998). Langkah awal yang dapat dilakukan pada

tahap ini seperti membuang sampah pada tempatnya dan membersihkan lantai pada ruang kerja.

Seiketsu (Standardize) atau Rawat merupakan sebuah kegiatan di mana setiap orang harus

berupaya mempertahankan kemajuan yang telah dicapai melalui tahap Seiri, Seiton dan Seiso

sebelumnya. Pada tahap ini hasil yang telah dicapai dipertahankan dengan cara

membakukannya atau standardize (Imai, 2001). Tahap terakhir dalam metode 5S adalah

Shitsuke (Sustain) atau Rajin. Prinsip shitsuke adalah terciptanya kebiasaan pribadi

karyawan untuk menjaga dan meningkatkan apa yang sudah dicapai. Disiplin ditempat kerja

merupakan pengembangan kebiasaan positif di tempat kerja (Heizer and Render, 2009). Agar

tahap shitsuke dapat terlaksana dengan baik maka proses-proses sebelumnya harus dapat

dijalankan dengan baik.

METODE

Objek percobaan program kerja 5R yang dilakukan dengan beberapa tahap Tahapan

Kegiatan yang diawali dengan wawancara dan kajian teori. Dimana wawancara dilakukan

kepada perangkat desa secara door to door.dan tahapan nya terdiri dari :

a. Persiapan Materi

Dimana persiapan materi ini dilakukan dari beberapa referensi tentang 5R yang di cari

melalui buku maupun internet. Pencarian refrensi ini untuk membuat slide presentasi

yang akan di berikan kepada audiens agar mengerti tentang dasar-dasar 5R. b. Koordinasi

Setelah pemberian materi tentang 5R mahasiswa melakukan koordinasi dengan

perangkat desa. Koordinasi ini dilakukan untuk melaksanakan tahapan selanjutnya

yaitu penyuluhan 5R.

c. Penyuluhan 5R

Setelah materi terkumpul dan diringkas agar mudah dipahami. Setelah melakukan

koordinasi dengan perangkat desa langkah selanjutnya adalah penyuluhan. Dalam

(4)

dijelaskan tentang 5R itu apa bagiamana pelaksanaan nya dan diberikan contoh contoh

penerapan 5R tersebut. Setelah itu dilakukan penerapan.

Gambar 1.1 Penyuluhan 5R di balai desa

d. Penerapan 5R

Setelah melakukan penyuluhan 5R dan memberikan dasar-dasar tentang 5R langkah

selanjutnya adalah penerapan 5R. Dalam penerapan 5R mahasiswa bergotong royong

dengan perangkat desa untuk menerapkan materi yang telah dijelaskan pada saat

penyuluhan.

Gambar 1.2 Penerapan 5R di Ruang Pertemuan Balai desa

(5)

e. Pembuatan layout dan label

Dalam pembuatan layout ini menggunakan softwere VISIO agar lebih mudah diatur apabila terjadi kesalahan. Softwere ini memang dikhususkan untuk membuat layout dan

label.

Gambar 1.4 Layout Ruang Pertemuan di Balai desa

Gambar 1.5 Layout Ruang Kantor di Balai desa

(6)

f. Pemasangan layout dan label

Setelah layout dan label sudah jadi langkah selanjutnya adalah pemasangan. Pemasangan

ini dilakukan pada waktu penerapan 5R. Pemasangan ini berfungsi untuk memberi nama

barang ataupun nama perangkat agar lebih membedakan dan membagi berkas atau barang

sesuai tempat yang sudah dilabeli.

Gambar 1.7 Pemasangan Layout di ruang Pertemuan Balai desa

(7)

Gambar 1.9 Pemasangan Layout di Ruang dapur dan

gudang Balai desa

g. Evaluasi

Pada tahapan evaluasi adalah tahapan yang terakhir. Namun tahapan ini tahapan

yang paling penting karena pada tahapan ini untuk membandingkan antara tata letak lama

dengan tata letak baru di balai desa. Sehingga dapat terlihat jelas banyak perbedaan

yang membuat balai desa terlihat lebih tertata. Dan evaluasi ini dilakukan oleh perangkat

desa beserta mahasiswa- mahasiswi kkn 137

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dalam pelaksanan ataupun penerapan 5R yaitu :

a. Ruangan balai desa menjadi tertata rapi, bersih dan nyaman.

b. Ruangan dapur yang menjadi satu dengan gudang terlihat lebih luas dan rapi.

c. Dokumen-dokumen yang terdapat di balai desa telah tertata dengan rapi.

d. Setiap ruangan telah di berikan gambaran layout sesudah di terapkan

5R agar setiap adanya pemindahan meja atau kursi dapat di tata seperti semula sesuai

dengan layout yang telah di pajang.

e. Setiap kursi dan meja telah diberikan label penomoran agar mudah diketahui jika meja

dan kursi tersebut milik balai desa ketika dipinjam untuk keperluan tertentu.

f. Kedepannya perangkat desa akan dapat mengaplikasikan dan menjaga kebersihan

tersebut.

Didalam pembahasan 5R ini penerapan nya juga mempunyai tujuan, yaitu :

1. Meningkatkan produktivitas karena pengaturan balai desa sebagai tempat kerja yang lebih

(8)

2. Meningkatkan kenyamanan karena tempat kerja selalu bersih dan menjadi luas/lapang.

3. Mengurangi bahaya di tempat kerja karena kualitas tempat kerja yang bagus/baik.

4. Menambah penghematan karena menghilangkan berbagai pemborosan di balai desa.

Tetapi dalam penerapan juga mengalami kendala, yaitu :

 Sulitnya mengumpulkan perangkat desa secara lengkap.

 Kesulitan pembuatan layout dan label karena harus mendata ulang sehingga membutuhkan waktu yang lama.

 Kesulitan dari pihak perangkat desa untuk bisa terus mempertahankan 5R setelah KKN dikarenakan masih kurangnya kesadaran antar perangkat desa.

 Kurangnya ruangan untuk gudang ataupun tempat barang-barang bekas.

Hasil dari perubahan yang di Balai desa setelah penerapan 5R

Gambar 1.10 Sebelum dilakukan 5R

(9)

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat di peroleh berdasarkan program yang telah dilaksanakan adalah :

Penyuluhan dan penerapan 5R (Rapi, Resik, Rawat, Ringkas dan Rajin). Program

ini dapat memberikan manfaat bagi perangkat desa di Balai Desa Rimun dikarenakan barang-

barang yang terdapat dibalai desa sebelumnya belum tertata dengan rapi, layout setiap

ruangan juga belum tertata dengan rapi serta masih terdapat banyak barang-barang yang tidak

diperlukan tetapi masih disimpan di balai desa tersebut.

Untuk di ruang pertemuannya sendiri terdapat lemari yang udah beberapa tahun tidak

dibuka sehingga tanpa di sadari dokumen-dokumen tersebut sebagian habis dimakan rayap

untungnya masih ada beberapa yang masih bisa diselamatkan. Selain itu, di ruang kantor juga

telah dirapikan serta barang yang tidak lagi terpakai di sisihkan begitu pula pada ruangan

gudang yang digabung dengan dapur awalnya sangat berantakan dan sempit namun setelah

layout dan tata letaknya diubah kini dapur menjadi luas.

Dan di harapkan agar perangkat desa dapat mempertahankan 5R yang telah diterapkan

sebelumnya agar balai desa selalu bersih dan nyaman untuk para pekerjanya.

REFERENSI

a. Santoso, G. 2004. Ergonomi Manusia, Peralatan dan Lingkungan.

b. Prestasi Pustaka, Jakarta Simanjuntak, P. 2000. Produktivitas dan Tenaga Kerja Indonesia. FEUI, Jakarta. Sukapto, P. 2008.

Bibliography

Ambon, B. (2015, September 15). Pengaruh P erlakuan Panen dan Pascapanen Terhadap Mutu Cengkeh. Retrieved September 8, 2016, from Balai Besar Perbenihan & Proteksi Tanaman Perkebunan: ditjenbun.pertanian.go.id/bbpptpamb on/berita-377-pengaruh-perlakuan-

panen-dan-pascapanen-terhadap- mutu-cengkih.html

Evendi, R. (2015). Pengeringan Cengkeh (Eugania Aromaticum) Menggunakan Energi Surya.

Masengi, C., Caroline, & al., e. (2015).

Gambar

Gambar 1.1 Penyuluhan 5R di balai desa
Gambar 1.4 Layout Ruang Pertemuan di Balai desa
Gambar  1.7  Pemasangan  Layout  di ruang Pertemuan Balai desa
Gambar  1.9  Pemasangan  Layout  di Ruang dapur dan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Jika lingkaran pada kolom isian NAMA tidak mencukupi, isian cukup disingkat pada nama belakang paling akhir.. Pada Kolom ALAMAT, isikan Nama Jalan, RT/RW,

Hasil percobaan perkecambahan menunjukkan bahwa pemberian ekstrak tajuk teki umur 2 dan 3 bulan setelah tanam, umbi teki semua umur, serta seluruh bagian teki semua

Usul investasi ini diharapkan akan menghasilkan kapasitas total sekitar 80 Gbps untuk Papua dan Papua Barat – ribuan kali lebih besar daripada kapasitas yang ada saat ini – dan

Pengujian hipotesis tersebut dilakukan menggunakan uji–t sampel independent (tidak berkorelasi) dengan rumus polled varians. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan

Batas elastis terjadi pada tegangan 14,07 MPa dengan regangan vertikal maksimum rata-rata adalah 23,8x10 -4 dan regangan horizontal maksimum rata-rata adalah 9,4x10

3. Mahasiswaa mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan 4. Mahasiswa mampu bekerjasama dalam tim 5. prinsip dasar perkembangan hewan sebagai bagian dari ilmu

Berdasarkan grafik 7 menunjukkan hasil bahwa sebanyak 56% masyarakat setuju bahwa rumah sakit syariah tidak hanya menerapkan prinsip ajaran islam namun juga menerapkan

Banyaknya rumah sakit di DKI Jakarta tahun 2006 berjumlah 122 buah dengan rincian rumah sakit umum sebanyak 73 buah dan 49 rumah sakit khusus.. Dari jumlah rumah sakit