OPTIMALISASI PENGOLAHAN LIMBAH SABUT KELAPA MENJADI BAHAN SERBAGUNA UNTUK PENCIPTAAN MULTI PRODUK
Allwar1, Tuasikal Muhammad Amin2, Soni Laksono3
1Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia 2Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia
3DPPM Universitas Islam Indonesia Email: allwar@uii.ac.id
ABSTRAK
Desa Kebonharjo merupakan sebuah desa yang berada di pegunungan dan wilayahnya memiliki lahan yang bersifat kemiringan tinggi, maka pola perilaku kehidupan masyarakatnya bersifat agraris. Sebagian besar lahan perkebunan yang ditanam adalah tanaman kelapa. Tanaman tersebut mempunyai berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi produk turunan, dari buahnya hingga limbahnya. Limbah kelapa padat berupa sabut tersedia dalam jumlah yang besar, sehingga sangat potensial di manfaatkan sebagai alternatif usaha baru untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Dukungan dan kerjaasama antara pemerintah melalui KKN PPM dan Universitas Islam Indonesia, melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) berupa pendampingan bagi pemerintah desa dan masyarakat untuk mewujudkan tujuan pembangunan desa kebonharjo. Pemanfaatan limbah sabut kelapa menjadi beberapa produk seperti sapu , tali dan keset dapat menumbuhkan peluang pekerjaan untuk meningkatkan nilai perekonomian masyarakat desa Kebonharjo
Kata Kunci: Desa Kebonharjo, Limbah sabut kelap, meningkatkan perekonomian
ABSTRACT
Kebonharjo is a village in the mountains area which has a high slope which has an agrarian community life. Most of the plantations are planted coconut trees. The plant has a great potential to be developed into derivative products, from fruit to waste. Coconut fiber was easily obtained in large quantity at every household which was good alternative for taking take advantage of new business and improving the economy of the family.
Support and collaboration from government through KKN PPM program and the Islamic University of Indonesia provide the encouragement and assistance to the village community to realize the objectives of rura l development Kebonharjo. Utilization of waste coconut fiber into several products such as brooms and doormats can foster new job opportunities and increase the level of economic growth.
Keywords: Kebonharjo, Coconut fiber waste, Economic growth
PENDAHULUAN
Desa Kebonrejo terletak di kecamatan Samigaluh, kabupaten Kulon Progo yang terletak
sisi barat kota Yogyakarta. Secara geografis, Luasan wilayahnya Kebonharjo mencapai 6.929,3
Ha yang berkontur pegunungan dan sebagian besar bersifat lereng atau tebing. Desa kebonrejo
merupakan daerah pertanian yang subur dan di iringi dengan curah hujan yang tinggi.
Tingkat ekonomi masyarakat Kebonrejo hidup dengan pertanian terutama tanaman keras
seperti cengkeh, polowijo, kelapa, buah buahan, padi dll. Hasil pertanian daerah selain di
sangat tinggi sehingga selalu memanfaatkan hasil pertanian dengan beberapa type produksi
dengan nilai ekonomi yang tinggi.
Hasil pertanian seperti cengkeh mendapat posisi terbaik dalam meningkatkan tingkat
ekonomi masyarakat. Produksi tananaman cengkeh berkembang dengan pesat mulai dari
produksi buah cengkeh hingga pengolahan limbah daun cengkeh menghasilkan minyak atsiri
(Hadi 2012). Hasil pertanian setelah cengkeh adalah tanaman kelapa. Berbeda dengan tanaman
kelapa, dimana pemanfaatannya terutama limbah sabut belum maksimal karena keterbatasan
pengetahuan masyarakat dan teknologi pengolahan limbah sabut tersebut. Tanaman kelapa
merupakan tanaman yang banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia (Penny Setyowati
2004). Keunikan tanaman kelapa adalah semua bagian dari kelapa dapat di manfaatkan seperti
akar, batang, daun, buah dan bahkan limbah kelapa juga dapat di manfaatkan untuk keperluan
manusia. Limbah kelapa seperti sabut kelapa masih belum maksimal di manfaatkan manusia
(Dwi Wahini Nurhajati 2011; Septia Andini 2013). Dengan mengamati limbah sabut kelapa
cukup melimpah maka kondisi ini mendorong masyarakat untuk mulai memanfaatkan limbah
sabut kelapa menjadi produk-produk yang dapat menjadikan produk unggulan desa (Admin
2016). Ketersediaan tanaman kelapa pada desa kebonharjo dapat di lihat pada table 1.
Tabel 1. Distribusi Tanaman di Desa Kebonharjo
NO NAMA DUSUN
Tabel 2. Kekuatan dan Kelemahan Masyarakat Sasaran
DUSUN POTENSI/KEKUATAN KELEMAHAN
3.Sudah ada beberapa orang mulai
memanfaatkan menjadi alat
ke-1. Belum memiliki mesin pengolah sabut
kelapa
2. Tidak memiliki skill yang memadai dlm
membuat produk kerajinan sabut kelapa
3. Belum memiliki alat-alat kerja standar
untuk pembuatan kerajinan, seperti sapu
Gebang 1. Jumlah SDM yang memiliki
waktu luang 14 orang
2. Memiliki lahan bahan sabut
kelapa
1. Sabut kelapa belum dimanfatkan karena
tidak tahu cara pengolahannya produk.
2. Tidak memiliki skill yang memadai dlm
membuat produk kerajinan sabut kelapa
3. Belum memiliki alat-alat kerja standar
untuk pembuatan kerajinan, seperti sapu
dan kleset atau lainnya
1. Sabut kelapa belum dimanfatkan karena
tidak tahu cara pengolahannya.
2. Tidak memiliki skill yang memadai untuk
membuat kerajinan sabut kelapa
3. Belum memiliki alat-alat kerja standar
untuk pembuatan kerajinan, seperti sapu
dan kleset atau lainnya
Tabel 2 mencerminkan bahwa diperlukan: (1) peningkatan kualitas dan kuantitas SDM,
(2) memerlukan support terhadap fasilitas, (3) mendorong pertumbuhan badan usaha.
METODE PELAKSANAAN
Limbah sabut kelapa tersedia dalam jumlah yang besar di desa Kebonharjo. Sabut tersebut
dapat dijadikan sebagai produk unggulan desa Kebonharjo. Pemanfaatan sabut untuk menjadi
produk rumah tangga seperti sapu, keset dan tali sabut kelapa dapat menjadi sarana alternative
untuk meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat.
Tahapan persiapan kegiatan dilakukan kerjasama dengan mahasiswa KKN pada waktu
yang telah sesuaikan. Sosialisasi mahasiswa KKN ke masyarakat sasaran sebagai mahasiswa
penggerak/motivator dilakukan secara kekeluargaan. Mahasiswa dan masyarakat bekerjasama
dalam mendata, melihat kekuatan dan kelemahan dari potensi desa. Masyarakat dan mahasiswa
KKN bekerjasama membuat program dan pemetaan potensi serta identifikasi mencari
keunggulan potensi desa yang dapat di kembangkan.
Tahapan pelaksanan kegiatan dilakukan dengan melengkapi semua kelemahan dengan
kegiatan pelatihan/worshop, kunjungan industry, kewirausahaan dan melengkapi fasilitas
produksi untuk mendukung teknologi. Mempersiapkan masyarakat untuk tetap melanjutkan
HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Kegiatan
Persiapan mahasiswa KKN yang akan di tempatkan di lokasi desa Kebonharjo dilakukan
dengan beberapa tahap:
a. Seleksi Mahasiswa
Seleksi dilakukan pada waktu 21 s/d 23 Juni 2016. Kegiatan awal dilakukan oleh DPL
bersama pusat KKN melakukan seleksi mahasiswa yaitu melakukan seleksi mahasiswa KKN
melalui seleksi administrasi serta test kesiapan pengetahuan dan kecakapan. Seleksi ini
dimaksudkan untuk mendapatkan mahasiswa yang dibutuhkan sesuai dengan tema program
KKN PPM. Tujuan seleksi ini dilakukan untuk menemukan mahasiswa yang sesuai harapan
program.
b. Pembekalan Mahasiswa
Pelaksanaannya dilakukan pada 23 s/d 24 Juli 2016. Persiapan KKN dilakukan dengan
diawali persiapan, yaitu mempersiapkan para mahasiswa dengan membekali melalui
pertemuan-pertemuan pembekalan. Pembekalan ini dilakukan melalui beberapa tahap mulai
wawasan pengetahuan, keprodian, skill keagamaan hingga pembekalan Teknologi Terapan
sesuai displin ilmu mahasiswa.
Gambar 1. Pembekalan mahasiswa KKN
Pembekalan materi bidang-bidang garap atau tema khusus, meliputi : Pengembangan
Industri Ekonomi Kreatif Berbasis Wirausaha dan Etika Global, Pengembangan Virtual
Environment (VE) untuk pendidikan; pemerintahan dan bisnis desa; Pengembangan Kawasan
Pedesaan untuk peningkatan Kesejahteraan Masyarakat; Pengembangan Lingkungan dan
Permikuman yang Cerdas, Lestari dan Berbasis Potensi wilayah; Kemasyarakatan dan
c. Pelepasan untuk penerjunan Mahasiswa KKN
Setelah pembekalan mahasiswa KKN maka dilanjutkan dengan proses penerjunan
mahasiswa ke lokasi KKN. Pada tanggal 1 Agustus 2016 dilakukan pelaksanaan pelepasan dan
penerjunan mahasiswa KKN dilakukan pada tanggal dengan tujuan memberikan arahan dan
pembekalan umum dari jajaran Rektorat guna memberikan dorongan, arahan dan dukungan
pada pelaksanaan KKN, sehingga mahasiswa mampu bersosialisasi, berinteraksi dan
melaksanakan tugas hingga tuntas pada kegiatan KKN.
Gambar 2. Pelepasan KKN PPM UII secara massal
d. Pelaksanaan
Pada tanggal 2 Agustus 2016 jam 19.30 dilaksanakan perkenalan dan sosialisasi program
KKN PPM terkait program yang akan dijalankan hasil kesepakatan awal yang tertuang dalam
proposal program KKN PPM. Tujuannya untuk mendapatkan kesepahaman terhadap program
yang akan dilaksanakan bersama masyarakat. Selain itu mempersiapkan masyarakat sasaran
untuk terlibat kegiatan yang disepakati bersama masyarakat.
e. Workshop Potensi Desa : Pengolahan Sabut dan Tempurung Kelapa
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 4 Agustus 2016 di balai desa Kebonharjo melibatkan
tokoh-tokoh masyarakat, generasi muda dan kelompok ibu-ibu rumah tanggal yang potensial.
Kegiatan awal ini sebagai pemicu motivasi masyarakat agar memahami dan mengerti
bahan potensi sabut kelapa yang selama ini menjadi limbah bisa dimanfaatkan menjadi produk
kerajinan rumah tangga.
Dari kegiatan ini maka mahasiswa melakukan pemetaan kembali potensi Sabut kelapa di
masing-masing dusun yang ada di desa Kebonharjo, yaitu meliputi dusun, Jeringan,
Kedunggupit, Kaliduren, Jarakan, Gowok, Kleben, Gebang, Pringtali, Dangsambuh dan Pelem.
Gambar 4. Peta Potensi Sabut Kelapa
f. Pelatihan Skill Pengolahan Sabut Kelapa
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 7 Agustus 2016 bersama tokoh tiga (3) pemuda kader
pengelola usaha sabut kelapa yang ditunjuk desa untuk ikut pelatihan awal, dengan tujuan
nantinya akan melatih warga lainnya pasca pelatihan di pusat kerajinan sabut kelapa.
Gambar 6. Pelatihan kader : berlatih dalam pembuatan produk sabut kelapa oleh praktisi
Pelatihan ini memberikan daasar-dasar membuat produk kerajinan dari sabut kelapa
secara baik dan benar sesuai kualitas pasar. Agar ada standar produk kerajinan sabut kelapa
yang akan di buat oleh warga desa Kebonharjo.
Gambar 7. Pelatihan kader : berlatih dalam pembuatan produk sabut kelapa oleh praktisi
Pasca pelatihan kader pengelola usaha kerajinan produk sabut kelapa nantinya akan
dilakukan pelatihan bersama dengan warga masyarakat desa Kebonharjo bersama para kader
tersebut.
g. Pelatihan Skill Pengolahan Sabut Kelapa Bersama Masyarakat
Kegiatan ini laksanakan pada tanggal 10 Agustus 2016 bersama masyarakat dengan
dipandu oleh kader-kader yang telah dilatih khusus, tujuannya untuk menularkan
kemampuannya selama mengikuti pelatihan pengolahan sabut kelapa.
Sosialisasi dan penyebaran skill pengolahan produk sabut kelapa dilakukan di balai desa
bersama perwakilan semuan dusun agar nantinya terjadi penyebarluasan dan pemerataan skill
dari para pengrajin produk sabut kelapa.
Gerakan berlatih bersama ini dilakukan untuk memanfaatkan potensi wilayah sebagai
penghasil kelapa yang cukup besar namun belum mampu mengangkat perekonomian warga
masyarakatnya.
Gambar 9. Pelatihan pengolahan produk oleh para kader kepada masyarakat desa
Dari pelatihan ini nantinya akan digunakan sebagai kebijakan desa untuk mendorong
kewirausahaan desa dan menjadi sentra kerajinan sabut kelapa di skala kecamatan Samigaluh.
a. Penyuluhan Kewirausahaan, Diversifikasi Produk dan Pewarnaan Bahan
Tahap lanjutan dari pembinaan kelompok kader dan masyarakat adalah memberikan
pengetahuan dan pemahaman tentang prinsiup-prinsip berwirausaha. Pemaparan diberikan
sebagai landasan berpikir bagi masyarakat agar usaha yang akan dikembangkan dapat dijalani
dengan baik dengan segala resiko yang dapat dikelola secara baik. Dilaksanakan pada hari
Gambar 10. Penyuluhan Kewirausahaan dan Diversifikasi Produk serta Pewarnaan
Penyuluhan ini juga membahas detail produksi yang dapat diupayakan masyarakat
dalam menciptakan produk-produk pilihan yang sesuai dengan kemampuan dan alat yang
dimiliki. Penyuluhan ini memberi pilihan bagi masyarakat bahwa banyak sisi dari bahan baku
sabut kelapa yang dapat diolah sebagai bahan multi produk.
Gambar 11. Pelatihan pewarnaan bahan untuk multi produk
Dari pertemuan ini dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan pewarnaan bahan untuk berbagai
produk. Pertemuan ini memberikan pemahaman bahwa bahan perlu diberikan pewarnaan untuk
menambah nilai estetika produk. Dilaksanakan hari Minggu 14 Agustus 2016 pada jam 11.00
WIB
b. Penyuluhan tentang perencanaan bisnis (bisnis plan)
Kegiatan penyuluhan tentang perencanaan bisnis adalah kegiatan yang bersifat
mempersiapkan masyarakat yang kana terjun di dunia bisnis, yaitu usaha kerajinan yang sedang
dirintis masyarakat bersama pemerintah desa. Kegiatan ini mengundang banyak pihak, meliputi
masyarakat pengrajin, kader, aparat pemerintah desa, tokoh masyarakat dan generasi muda
Gambar 12. Penyuluhan Perencanaan bisnis (bisnis plan)
Kegiatan ini merupakan mata rantai dari semua kegiatan pemberdayaan masyarakat
yang berfokus pada penciptaan usaha masyarakat melalui kerajinan berbahan sabut kelapa.
Tujuannya untuk membuka wawasan masyarakat bahwa segala aktifitas bisnis membutuhkan
perencanaan yang baik dan terdokumentasi dengan benar.Kegiatan ini dilaksanakan pada hari
Senin, 15 Agustus 2016 jam 09.00 WIB di balai desa Kebonharjo
c. Gelar pameran hasil pelatihan dan multi produk
Kegiatan pameran produk ini juga bersamaan dengan perayaan kemerdekaan RI yang
diperingati di balai desa Kebonharjo. Beberapa acara diselenggarakan termasuk pameran
produk masing-masing dusun, termasuk produk hasil pembinaan dalam bentuk sabut kelapa.
Kegiatan ini dilaksanakan hari Kamis, 18 Agustus 2016 di balai desa Kebonharjo.
Gambar 13. Gelar Budaya dan Produk dalam rangka Kemerdekaan RI di Balai Desa
Gambar 14. Produk hasil pelatihan dan potensi diversifikasi produk di Balai Desa Kebonharjo
Di kegiatan pameran ini selain ditampilkan hasil produk pelatihan juga di tampilkan beberapa
potensi produk masa depan yang akan dan atau bisa dikerjasamakan dengan kampus UII sebagai pembinaan lanjutan. Pasca KKN UII akan ada rintisan pembinaan yang ditindaklanjuti
oleh Fakultas Teknik Industri jurusan Tektil UII. Tujuannya bahwa pengembangan produk
membutuhkan pendampingan yang serius dan dalam kurun waktu yang panjang.
Gambar 15. Produk hasil pelatihan dan potensi produk berbasis penelitian dan laboratorium
Beberapa produk hasil penelitian dan laboratorium sudah diperkenalkan kemasyarakat
dan berpotensi dikerjasamakan dengan masyarakat desa untuk dikembangan sebagai alternatif
d. Membentuk Jejaring dan Pengembangan Kerjasama Potensi Desa
Seiring dengan adanya pengembangan produk potensi desa oleh mahasiswa KKN maka
diupayakan pula untuk membangun jejaring kerjasama untuk pengembangan kewirausahaan
desa dan pengembangan produk dari potensi desa. Langkah ini sebagai upaya tindaklanjut
kegiatan pengembangan ekonomi berbasis potensi desa, sehingga bangunan kerjasama yang
lebih luas bisa diwujudkan sebagai pondasi keberlanjutan program pemberdayaan masyarakat.
Kerjasama dengan banyak pihak sangat penting, baik dengan Perguruan Tinggi sebagai
pendamping riset produk dan pihak swasta (pengusaha lain) sebagai pengembangan usaha.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Agustus 2016 di balai desa Kebonharjo.
Gambar 16. MoU Fak. Teknik Industri dengan Desa Kebonharjo untuk tindak lanjut
kerjasama pasca KKN
e. Membangun Jaringan Komunikasi Bisnis
Sebagai kesiapan untuk pengembangan usaha dibidang produk sabut kelapa diperlukan
jaringan komunikasi yang efektif. Pembangunan jaringan komunikasi untuk usaha (bisnis)
ditidak mudah, sebab diperlukan kesiapan sumber daya manusia yang baik. Oleh karenanya
dukungan pemerintah desa terhadap pengembangan usaha ini cukup baik, yaitu menyiapkan
sumber daya manusia yang siap di bina sesuai dengan kebutuhan.
Kader desa juga diberikan wawasan dan skill dalam mengelola beberapa blog dabn website dan
dibekali dengan ketrampilan mengolahan data berbasis komputer. Para kader dilatih secara
simultan dan didampingi langsung mengenal prinsip-prinsip pengelolaan website dan segala
permasalahannya. Kegiatan pelatihan ini dilakukan pada hari Senin, 22 Agustus 2016 di balai
Gambar 17. Pelatihan Komputer dan Kaderisasi Pengelola Website Desa Kebonharjo - Media Komunikasi
Beberapa kegiatan yang mengikuti pengembangan jaringan bisnis ini adalah membuat
leaflet dan Blog khusus desa Kebonharjo sebagai bagian dari promosi wilayah dengan segala
potensinya.
Gambar 18. Pembuatan Desain Leaflet dan Papan nama rumah produksi
f. Membentuk Rumah Produksi Terpadu
Kesiapan dan realisasi pengembangan usaha dibidang produk sabut kelapa perlu
diwujudkan sebagai upaya menyatukan semua potensi sumberdaya manusia dan sumberdaya
alam. Dengan dibentuknya wadah bersama maka memudahkan dalam pengelolaan usaha
berbasis masyarakat. Dilaksanakan pada hari sabtu, 29 Agustus 2016 di dusun Gebang, desa
Kebonharjo.
Sebagai langkah awal dibentuknya rumah produksi sebagai pusat kendali produksi bagi
semua produk turunan sabut kelapa. Rumah produksi nantinya sebagai langkah awal
mempersatukan seluruh masyarakat desa yang akan dan sedia terlibat dalam menciptakan
dan media masyarakat pengrajin untuk bekerja secara bersama-sama sehingga bisa saling
mendukung dan memperkuat anggotanya.
Gambar 19. Penyerahan bantuan alat mesin produksi sabut kelapa
Dengan kehadiran KKN PPM UII yang mengusung tema ”optimalisasi pengolahan limbah Sabut Kelapa menjadi bahan serbaguna untuk penciptaan multi produk” maka diupayakan pula memberikan stimulan bagi masyarakat desa Kebonharjo berupa Mesin Sabut
Kelapa skala besar guna memenuhi banyaknya limbah sabut kelapa sebesar : 48,89 ton/tahun.
Gambar 20. Dioperasionalkannya Rumah Produksi
KESIMPULAN
1. Kegiatan KKN mahasiswa yang dilakukan di Kebonharjo telah meningkatkan
pemahaman masyarakat dalam pengolahan limbah sabut kelapa menjadi produk-produk
yang dapat menjadi keunggulan desa kebonharjo.
2. Sabut kelapa yang merupakan limbah dari tanaman kelapa memberikan peluang bisnis
untuk masyarakat kebonharjo untuk meningkatkan perekonomian masyarkat
4. Desa kebonharjo telah menerima bantuan berupa mesin pencacah sabut kelapa dan mesin
khusus pembuat sapu
5. Masyarakat mempunyai kesadaran tinggi untuk mengembangkan rumah produksi sabut kelapa menjadi produksi unggulan desa Kebonharjo
UCAPAN TERIMAKASIH
Mengucapkan terimakasih kepada DPPM UII, Kemenristekdikti melalui KKN PPM dan
pemerintah daerah Kebonharjo, Samigaluh, Kulon Progo yang telah memberikan dukungan
untuk pelaksanaan program ini
DAFTAR PUSTAKA
admin (2016)."Rumah Produksi Serabut Kelapa Gebang."
Http://Samigaluh.Kulonprogokab.Go.Id/Article-69-Rumah-Produksi-Serabut-Kelapa-Gebang.Html.
Dwi Wahini Nurhajati, D. I. N. I. (2011). "Kualitas Komposit Serbuk Sabut Kelapa Dengan
Matrik Sampah Styrofoam Pada Berbagai Jenis Compatibilizer." Jurnal Riset Industri
V(2): 143-151.
Hadi, S. (2012). "Pengambilan Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Clove Oil) Menggunakan
Pelarut N-Heksana Dan Benzena." Jurnal Bahan Alam Terbarukan 1: 25-30.
Penny Setyowati, S. N., Any Setyaningsih, Dan Hernadi Surip (2004). "Pemanfaatan Limbah
Pertanian Serbuk Sabuk Kelapa (Cocodust) Untuk Pembuatan Komposit Karet."
Departemen Perindustrian Dan Perdagangan, Bbkkp, Yogyakarta.
Septia Andini, D. W. S. S., M.Sn. (2013). "Pemanfaatan Sabut Kelapa Dan Pewarna Alam
Indigofera Sebagai Material Alternatif Pada Produk Kriya." Jurnal Tingkat Sarjana