• Tidak ada hasil yang ditemukan

12. OPTIMALISASI PENGOLAHAN LIMBAH SABUT KELAPA MENJADI BAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "12. OPTIMALISASI PENGOLAHAN LIMBAH SABUT KELAPA MENJADI BAHAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMALISASI PENGOLAHAN LIMBAH SABUT KELAPA MENJADI BAHAN SERBAGUNA UNTUK PENCIPTAAN MULTI PRODUK

Allwar1, Tuasikal Muhammad Amin2, Soni Laksono3

1Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia 2Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia

3DPPM Universitas Islam Indonesia Email: allwar@uii.ac.id

ABSTRAK

Desa Kebonharjo merupakan sebuah desa yang berada di pegunungan dan wilayahnya memiliki lahan yang bersifat kemiringan tinggi, maka pola perilaku kehidupan masyarakatnya bersifat agraris. Sebagian besar lahan perkebunan yang ditanam adalah tanaman kelapa. Tanaman tersebut mempunyai berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi produk turunan, dari buahnya hingga limbahnya. Limbah kelapa padat berupa sabut tersedia dalam jumlah yang besar, sehingga sangat potensial di manfaatkan sebagai alternatif usaha baru untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Dukungan dan kerjaasama antara pemerintah melalui KKN PPM dan Universitas Islam Indonesia, melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) berupa pendampingan bagi pemerintah desa dan masyarakat untuk mewujudkan tujuan pembangunan desa kebonharjo. Pemanfaatan limbah sabut kelapa menjadi beberapa produk seperti sapu , tali dan keset dapat menumbuhkan peluang pekerjaan untuk meningkatkan nilai perekonomian masyarakat desa Kebonharjo

Kata Kunci: Desa Kebonharjo, Limbah sabut kelap, meningkatkan perekonomian

ABSTRACT

Kebonharjo is a village in the mountains area which has a high slope which has an agrarian community life. Most of the plantations are planted coconut trees. The plant has a great potential to be developed into derivative products, from fruit to waste. Coconut fiber was easily obtained in large quantity at every household which was good alternative for taking take advantage of new business and improving the economy of the family.

Support and collaboration from government through KKN PPM program and the Islamic University of Indonesia provide the encouragement and assistance to the village community to realize the objectives of rura l development Kebonharjo. Utilization of waste coconut fiber into several products such as brooms and doormats can foster new job opportunities and increase the level of economic growth.

Keywords: Kebonharjo, Coconut fiber waste, Economic growth

PENDAHULUAN

Desa Kebonrejo terletak di kecamatan Samigaluh, kabupaten Kulon Progo yang terletak

sisi barat kota Yogyakarta. Secara geografis, Luasan wilayahnya Kebonharjo mencapai 6.929,3

Ha yang berkontur pegunungan dan sebagian besar bersifat lereng atau tebing. Desa kebonrejo

merupakan daerah pertanian yang subur dan di iringi dengan curah hujan yang tinggi.

Tingkat ekonomi masyarakat Kebonrejo hidup dengan pertanian terutama tanaman keras

seperti cengkeh, polowijo, kelapa, buah buahan, padi dll. Hasil pertanian daerah selain di

(2)

sangat tinggi sehingga selalu memanfaatkan hasil pertanian dengan beberapa type produksi

dengan nilai ekonomi yang tinggi.

Hasil pertanian seperti cengkeh mendapat posisi terbaik dalam meningkatkan tingkat

ekonomi masyarakat. Produksi tananaman cengkeh berkembang dengan pesat mulai dari

produksi buah cengkeh hingga pengolahan limbah daun cengkeh menghasilkan minyak atsiri

(Hadi 2012). Hasil pertanian setelah cengkeh adalah tanaman kelapa. Berbeda dengan tanaman

kelapa, dimana pemanfaatannya terutama limbah sabut belum maksimal karena keterbatasan

pengetahuan masyarakat dan teknologi pengolahan limbah sabut tersebut. Tanaman kelapa

merupakan tanaman yang banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia (Penny Setyowati

2004). Keunikan tanaman kelapa adalah semua bagian dari kelapa dapat di manfaatkan seperti

akar, batang, daun, buah dan bahkan limbah kelapa juga dapat di manfaatkan untuk keperluan

manusia. Limbah kelapa seperti sabut kelapa masih belum maksimal di manfaatkan manusia

(Dwi Wahini Nurhajati 2011; Septia Andini 2013). Dengan mengamati limbah sabut kelapa

cukup melimpah maka kondisi ini mendorong masyarakat untuk mulai memanfaatkan limbah

sabut kelapa menjadi produk-produk yang dapat menjadikan produk unggulan desa (Admin

2016). Ketersediaan tanaman kelapa pada desa kebonharjo dapat di lihat pada table 1.

Tabel 1. Distribusi Tanaman di Desa Kebonharjo

NO NAMA DUSUN

Tabel 2. Kekuatan dan Kelemahan Masyarakat Sasaran

DUSUN POTENSI/KEKUATAN KELEMAHAN

3.Sudah ada beberapa orang mulai

memanfaatkan menjadi alat

ke-1. Belum memiliki mesin pengolah sabut

kelapa

2. Tidak memiliki skill yang memadai dlm

membuat produk kerajinan sabut kelapa

3. Belum memiliki alat-alat kerja standar

untuk pembuatan kerajinan, seperti sapu

(3)

Gebang 1. Jumlah SDM yang memiliki

waktu luang 14 orang

2. Memiliki lahan bahan sabut

kelapa

1. Sabut kelapa belum dimanfatkan karena

tidak tahu cara pengolahannya produk.

2. Tidak memiliki skill yang memadai dlm

membuat produk kerajinan sabut kelapa

3. Belum memiliki alat-alat kerja standar

untuk pembuatan kerajinan, seperti sapu

dan kleset atau lainnya

1. Sabut kelapa belum dimanfatkan karena

tidak tahu cara pengolahannya.

2. Tidak memiliki skill yang memadai untuk

membuat kerajinan sabut kelapa

3. Belum memiliki alat-alat kerja standar

untuk pembuatan kerajinan, seperti sapu

dan kleset atau lainnya

Tabel 2 mencerminkan bahwa diperlukan: (1) peningkatan kualitas dan kuantitas SDM,

(2) memerlukan support terhadap fasilitas, (3) mendorong pertumbuhan badan usaha.

METODE PELAKSANAAN

Limbah sabut kelapa tersedia dalam jumlah yang besar di desa Kebonharjo. Sabut tersebut

dapat dijadikan sebagai produk unggulan desa Kebonharjo. Pemanfaatan sabut untuk menjadi

produk rumah tangga seperti sapu, keset dan tali sabut kelapa dapat menjadi sarana alternative

untuk meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat.

Tahapan persiapan kegiatan dilakukan kerjasama dengan mahasiswa KKN pada waktu

yang telah sesuaikan. Sosialisasi mahasiswa KKN ke masyarakat sasaran sebagai mahasiswa

penggerak/motivator dilakukan secara kekeluargaan. Mahasiswa dan masyarakat bekerjasama

dalam mendata, melihat kekuatan dan kelemahan dari potensi desa. Masyarakat dan mahasiswa

KKN bekerjasama membuat program dan pemetaan potensi serta identifikasi mencari

keunggulan potensi desa yang dapat di kembangkan.

Tahapan pelaksanan kegiatan dilakukan dengan melengkapi semua kelemahan dengan

kegiatan pelatihan/worshop, kunjungan industry, kewirausahaan dan melengkapi fasilitas

produksi untuk mendukung teknologi. Mempersiapkan masyarakat untuk tetap melanjutkan

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Kegiatan

Persiapan mahasiswa KKN yang akan di tempatkan di lokasi desa Kebonharjo dilakukan

dengan beberapa tahap:

a. Seleksi Mahasiswa

Seleksi dilakukan pada waktu 21 s/d 23 Juni 2016. Kegiatan awal dilakukan oleh DPL

bersama pusat KKN melakukan seleksi mahasiswa yaitu melakukan seleksi mahasiswa KKN

melalui seleksi administrasi serta test kesiapan pengetahuan dan kecakapan. Seleksi ini

dimaksudkan untuk mendapatkan mahasiswa yang dibutuhkan sesuai dengan tema program

KKN PPM. Tujuan seleksi ini dilakukan untuk menemukan mahasiswa yang sesuai harapan

program.

b. Pembekalan Mahasiswa

Pelaksanaannya dilakukan pada 23 s/d 24 Juli 2016. Persiapan KKN dilakukan dengan

diawali persiapan, yaitu mempersiapkan para mahasiswa dengan membekali melalui

pertemuan-pertemuan pembekalan. Pembekalan ini dilakukan melalui beberapa tahap mulai

wawasan pengetahuan, keprodian, skill keagamaan hingga pembekalan Teknologi Terapan

sesuai displin ilmu mahasiswa.

Gambar 1. Pembekalan mahasiswa KKN

Pembekalan materi bidang-bidang garap atau tema khusus, meliputi : Pengembangan

Industri Ekonomi Kreatif Berbasis Wirausaha dan Etika Global, Pengembangan Virtual

Environment (VE) untuk pendidikan; pemerintahan dan bisnis desa; Pengembangan Kawasan

Pedesaan untuk peningkatan Kesejahteraan Masyarakat; Pengembangan Lingkungan dan

Permikuman yang Cerdas, Lestari dan Berbasis Potensi wilayah; Kemasyarakatan dan

(5)

c. Pelepasan untuk penerjunan Mahasiswa KKN

Setelah pembekalan mahasiswa KKN maka dilanjutkan dengan proses penerjunan

mahasiswa ke lokasi KKN. Pada tanggal 1 Agustus 2016 dilakukan pelaksanaan pelepasan dan

penerjunan mahasiswa KKN dilakukan pada tanggal dengan tujuan memberikan arahan dan

pembekalan umum dari jajaran Rektorat guna memberikan dorongan, arahan dan dukungan

pada pelaksanaan KKN, sehingga mahasiswa mampu bersosialisasi, berinteraksi dan

melaksanakan tugas hingga tuntas pada kegiatan KKN.

Gambar 2. Pelepasan KKN PPM UII secara massal

d. Pelaksanaan

Pada tanggal 2 Agustus 2016 jam 19.30 dilaksanakan perkenalan dan sosialisasi program

KKN PPM terkait program yang akan dijalankan hasil kesepakatan awal yang tertuang dalam

proposal program KKN PPM. Tujuannya untuk mendapatkan kesepahaman terhadap program

yang akan dilaksanakan bersama masyarakat. Selain itu mempersiapkan masyarakat sasaran

untuk terlibat kegiatan yang disepakati bersama masyarakat.

e. Workshop Potensi Desa : Pengolahan Sabut dan Tempurung Kelapa

Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 4 Agustus 2016 di balai desa Kebonharjo melibatkan

tokoh-tokoh masyarakat, generasi muda dan kelompok ibu-ibu rumah tanggal yang potensial.

(6)

Kegiatan awal ini sebagai pemicu motivasi masyarakat agar memahami dan mengerti

bahan potensi sabut kelapa yang selama ini menjadi limbah bisa dimanfaatkan menjadi produk

kerajinan rumah tangga.

Dari kegiatan ini maka mahasiswa melakukan pemetaan kembali potensi Sabut kelapa di

masing-masing dusun yang ada di desa Kebonharjo, yaitu meliputi dusun, Jeringan,

Kedunggupit, Kaliduren, Jarakan, Gowok, Kleben, Gebang, Pringtali, Dangsambuh dan Pelem.

Gambar 4. Peta Potensi Sabut Kelapa

f. Pelatihan Skill Pengolahan Sabut Kelapa

Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 7 Agustus 2016 bersama tokoh tiga (3) pemuda kader

pengelola usaha sabut kelapa yang ditunjuk desa untuk ikut pelatihan awal, dengan tujuan

nantinya akan melatih warga lainnya pasca pelatihan di pusat kerajinan sabut kelapa.

(7)

Gambar 6. Pelatihan kader : berlatih dalam pembuatan produk sabut kelapa oleh praktisi

Pelatihan ini memberikan daasar-dasar membuat produk kerajinan dari sabut kelapa

secara baik dan benar sesuai kualitas pasar. Agar ada standar produk kerajinan sabut kelapa

yang akan di buat oleh warga desa Kebonharjo.

Gambar 7. Pelatihan kader : berlatih dalam pembuatan produk sabut kelapa oleh praktisi

Pasca pelatihan kader pengelola usaha kerajinan produk sabut kelapa nantinya akan

dilakukan pelatihan bersama dengan warga masyarakat desa Kebonharjo bersama para kader

tersebut.

(8)

g. Pelatihan Skill Pengolahan Sabut Kelapa Bersama Masyarakat

Kegiatan ini laksanakan pada tanggal 10 Agustus 2016 bersama masyarakat dengan

dipandu oleh kader-kader yang telah dilatih khusus, tujuannya untuk menularkan

kemampuannya selama mengikuti pelatihan pengolahan sabut kelapa.

Sosialisasi dan penyebaran skill pengolahan produk sabut kelapa dilakukan di balai desa

bersama perwakilan semuan dusun agar nantinya terjadi penyebarluasan dan pemerataan skill

dari para pengrajin produk sabut kelapa.

Gerakan berlatih bersama ini dilakukan untuk memanfaatkan potensi wilayah sebagai

penghasil kelapa yang cukup besar namun belum mampu mengangkat perekonomian warga

masyarakatnya.

Gambar 9. Pelatihan pengolahan produk oleh para kader kepada masyarakat desa

Dari pelatihan ini nantinya akan digunakan sebagai kebijakan desa untuk mendorong

kewirausahaan desa dan menjadi sentra kerajinan sabut kelapa di skala kecamatan Samigaluh.

a. Penyuluhan Kewirausahaan, Diversifikasi Produk dan Pewarnaan Bahan

Tahap lanjutan dari pembinaan kelompok kader dan masyarakat adalah memberikan

pengetahuan dan pemahaman tentang prinsiup-prinsip berwirausaha. Pemaparan diberikan

sebagai landasan berpikir bagi masyarakat agar usaha yang akan dikembangkan dapat dijalani

dengan baik dengan segala resiko yang dapat dikelola secara baik. Dilaksanakan pada hari

(9)

Gambar 10. Penyuluhan Kewirausahaan dan Diversifikasi Produk serta Pewarnaan

Penyuluhan ini juga membahas detail produksi yang dapat diupayakan masyarakat

dalam menciptakan produk-produk pilihan yang sesuai dengan kemampuan dan alat yang

dimiliki. Penyuluhan ini memberi pilihan bagi masyarakat bahwa banyak sisi dari bahan baku

sabut kelapa yang dapat diolah sebagai bahan multi produk.

Gambar 11. Pelatihan pewarnaan bahan untuk multi produk

Dari pertemuan ini dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan pewarnaan bahan untuk berbagai

produk. Pertemuan ini memberikan pemahaman bahwa bahan perlu diberikan pewarnaan untuk

menambah nilai estetika produk. Dilaksanakan hari Minggu 14 Agustus 2016 pada jam 11.00

WIB

b. Penyuluhan tentang perencanaan bisnis (bisnis plan)

Kegiatan penyuluhan tentang perencanaan bisnis adalah kegiatan yang bersifat

mempersiapkan masyarakat yang kana terjun di dunia bisnis, yaitu usaha kerajinan yang sedang

dirintis masyarakat bersama pemerintah desa. Kegiatan ini mengundang banyak pihak, meliputi

masyarakat pengrajin, kader, aparat pemerintah desa, tokoh masyarakat dan generasi muda

(10)

Gambar 12. Penyuluhan Perencanaan bisnis (bisnis plan)

Kegiatan ini merupakan mata rantai dari semua kegiatan pemberdayaan masyarakat

yang berfokus pada penciptaan usaha masyarakat melalui kerajinan berbahan sabut kelapa.

Tujuannya untuk membuka wawasan masyarakat bahwa segala aktifitas bisnis membutuhkan

perencanaan yang baik dan terdokumentasi dengan benar.Kegiatan ini dilaksanakan pada hari

Senin, 15 Agustus 2016 jam 09.00 WIB di balai desa Kebonharjo

c. Gelar pameran hasil pelatihan dan multi produk

Kegiatan pameran produk ini juga bersamaan dengan perayaan kemerdekaan RI yang

diperingati di balai desa Kebonharjo. Beberapa acara diselenggarakan termasuk pameran

produk masing-masing dusun, termasuk produk hasil pembinaan dalam bentuk sabut kelapa.

Kegiatan ini dilaksanakan hari Kamis, 18 Agustus 2016 di balai desa Kebonharjo.

Gambar 13. Gelar Budaya dan Produk dalam rangka Kemerdekaan RI di Balai Desa

(11)

Gambar 14. Produk hasil pelatihan dan potensi diversifikasi produk di Balai Desa Kebonharjo

Di kegiatan pameran ini selain ditampilkan hasil produk pelatihan juga di tampilkan beberapa

potensi produk masa depan yang akan dan atau bisa dikerjasamakan dengan kampus UII sebagai pembinaan lanjutan. Pasca KKN UII akan ada rintisan pembinaan yang ditindaklanjuti

oleh Fakultas Teknik Industri jurusan Tektil UII. Tujuannya bahwa pengembangan produk

membutuhkan pendampingan yang serius dan dalam kurun waktu yang panjang.

Gambar 15. Produk hasil pelatihan dan potensi produk berbasis penelitian dan laboratorium

Beberapa produk hasil penelitian dan laboratorium sudah diperkenalkan kemasyarakat

dan berpotensi dikerjasamakan dengan masyarakat desa untuk dikembangan sebagai alternatif

(12)

d. Membentuk Jejaring dan Pengembangan Kerjasama Potensi Desa

Seiring dengan adanya pengembangan produk potensi desa oleh mahasiswa KKN maka

diupayakan pula untuk membangun jejaring kerjasama untuk pengembangan kewirausahaan

desa dan pengembangan produk dari potensi desa. Langkah ini sebagai upaya tindaklanjut

kegiatan pengembangan ekonomi berbasis potensi desa, sehingga bangunan kerjasama yang

lebih luas bisa diwujudkan sebagai pondasi keberlanjutan program pemberdayaan masyarakat.

Kerjasama dengan banyak pihak sangat penting, baik dengan Perguruan Tinggi sebagai

pendamping riset produk dan pihak swasta (pengusaha lain) sebagai pengembangan usaha.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Agustus 2016 di balai desa Kebonharjo.

Gambar 16. MoU Fak. Teknik Industri dengan Desa Kebonharjo untuk tindak lanjut

kerjasama pasca KKN

e. Membangun Jaringan Komunikasi Bisnis

Sebagai kesiapan untuk pengembangan usaha dibidang produk sabut kelapa diperlukan

jaringan komunikasi yang efektif. Pembangunan jaringan komunikasi untuk usaha (bisnis)

ditidak mudah, sebab diperlukan kesiapan sumber daya manusia yang baik. Oleh karenanya

dukungan pemerintah desa terhadap pengembangan usaha ini cukup baik, yaitu menyiapkan

sumber daya manusia yang siap di bina sesuai dengan kebutuhan.

Kader desa juga diberikan wawasan dan skill dalam mengelola beberapa blog dabn website dan

dibekali dengan ketrampilan mengolahan data berbasis komputer. Para kader dilatih secara

simultan dan didampingi langsung mengenal prinsip-prinsip pengelolaan website dan segala

permasalahannya. Kegiatan pelatihan ini dilakukan pada hari Senin, 22 Agustus 2016 di balai

(13)

Gambar 17. Pelatihan Komputer dan Kaderisasi Pengelola Website Desa Kebonharjo - Media Komunikasi

Beberapa kegiatan yang mengikuti pengembangan jaringan bisnis ini adalah membuat

leaflet dan Blog khusus desa Kebonharjo sebagai bagian dari promosi wilayah dengan segala

potensinya.

Gambar 18. Pembuatan Desain Leaflet dan Papan nama rumah produksi

f. Membentuk Rumah Produksi Terpadu

Kesiapan dan realisasi pengembangan usaha dibidang produk sabut kelapa perlu

diwujudkan sebagai upaya menyatukan semua potensi sumberdaya manusia dan sumberdaya

alam. Dengan dibentuknya wadah bersama maka memudahkan dalam pengelolaan usaha

berbasis masyarakat. Dilaksanakan pada hari sabtu, 29 Agustus 2016 di dusun Gebang, desa

Kebonharjo.

Sebagai langkah awal dibentuknya rumah produksi sebagai pusat kendali produksi bagi

semua produk turunan sabut kelapa. Rumah produksi nantinya sebagai langkah awal

mempersatukan seluruh masyarakat desa yang akan dan sedia terlibat dalam menciptakan

(14)

dan media masyarakat pengrajin untuk bekerja secara bersama-sama sehingga bisa saling

mendukung dan memperkuat anggotanya.

Gambar 19. Penyerahan bantuan alat mesin produksi sabut kelapa

Dengan kehadiran KKN PPM UII yang mengusung tema ”optimalisasi pengolahan limbah Sabut Kelapa menjadi bahan serbaguna untuk penciptaan multi produk” maka diupayakan pula memberikan stimulan bagi masyarakat desa Kebonharjo berupa Mesin Sabut

Kelapa skala besar guna memenuhi banyaknya limbah sabut kelapa sebesar : 48,89 ton/tahun.

Gambar 20. Dioperasionalkannya Rumah Produksi

KESIMPULAN

1. Kegiatan KKN mahasiswa yang dilakukan di Kebonharjo telah meningkatkan

pemahaman masyarakat dalam pengolahan limbah sabut kelapa menjadi produk-produk

yang dapat menjadi keunggulan desa kebonharjo.

2. Sabut kelapa yang merupakan limbah dari tanaman kelapa memberikan peluang bisnis

untuk masyarakat kebonharjo untuk meningkatkan perekonomian masyarkat

(15)

4. Desa kebonharjo telah menerima bantuan berupa mesin pencacah sabut kelapa dan mesin

khusus pembuat sapu

5. Masyarakat mempunyai kesadaran tinggi untuk mengembangkan rumah produksi sabut kelapa menjadi produksi unggulan desa Kebonharjo

UCAPAN TERIMAKASIH

Mengucapkan terimakasih kepada DPPM UII, Kemenristekdikti melalui KKN PPM dan

pemerintah daerah Kebonharjo, Samigaluh, Kulon Progo yang telah memberikan dukungan

untuk pelaksanaan program ini

DAFTAR PUSTAKA

admin (2016)."Rumah Produksi Serabut Kelapa Gebang."

Http://Samigaluh.Kulonprogokab.Go.Id/Article-69-Rumah-Produksi-Serabut-Kelapa-Gebang.Html.

Dwi Wahini Nurhajati, D. I. N. I. (2011). "Kualitas Komposit Serbuk Sabut Kelapa Dengan

Matrik Sampah Styrofoam Pada Berbagai Jenis Compatibilizer." Jurnal Riset Industri

V(2): 143-151.

Hadi, S. (2012). "Pengambilan Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Clove Oil) Menggunakan

Pelarut N-Heksana Dan Benzena." Jurnal Bahan Alam Terbarukan 1: 25-30.

Penny Setyowati, S. N., Any Setyaningsih, Dan Hernadi Surip (2004). "Pemanfaatan Limbah

Pertanian Serbuk Sabuk Kelapa (Cocodust) Untuk Pembuatan Komposit Karet."

Departemen Perindustrian Dan Perdagangan, Bbkkp, Yogyakarta.

Septia Andini, D. W. S. S., M.Sn. (2013). "Pemanfaatan Sabut Kelapa Dan Pewarna Alam

Indigofera Sebagai Material Alternatif Pada Produk Kriya." Jurnal Tingkat Sarjana

Gambar

Tabel 2 mencerminkan bahwa diperlukan: (1) peningkatan kualitas dan kuantitas SDM,
Gambar 1. Pembekalan mahasiswa KKN
Gambar 2. Pelepasan KKN PPM UII secara massal
Gambar 5. Pelatihan Kader : dasar teori pembuatan produk sabut kelapa oleh trainer
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kaj ian Kondisi .'Fermentasi Pada Produksi Selulase dari Limbah Kelapa Sawdt (Tandan Kosong dan Sabut) Oleh Neurospora sitophila.. Aziz Darwis, Illah Sailah dan Tun

Dari hasil penelitian dan pengujian, genteng beton dengan penambahan serat sabut kelapa dan styrofoam sebesar 40% menghasilkan kuat lentur yang paling baik yaitu

Pemanfaatan Ampas Tebu, Sabut Kelapa dan Cangkang Sawit sebagai Karbon Aktif untuk Adsorben pada Pengolahan Limbah POME.. ( Palm Oil Mill

Kegiatan KKS Pengabdian dengan tema “ Pembuatan Briket Dari Pemanfaatan Sabut Kelapa Sebagai Bahan Bakar Padat Dan Pembekalan Untuk Meningkatkan Ekonomi

Maka, dilakukan penelitian membuat tinta dengan menggunakan limbah organik berupa sabut kelapa dengan memanfaatkan arangnya sebagai pigmen warna hitam pada

Dari hasil penelitian dan pengujian, genteng beton dengan penambahan serat sabut kelapa dan styrofoam sebesar 40% menghasilkan kuat lentur yang paling baik yaitu 223,5

Hal tersebut secara tidak langsung mengurangi pencemaran tanah serta pencemaran udara, karena tanah yang diperlukan untuk menampung limbah cair dari pabrik minyak

Plafon dengan material limbah serat sabut kelapa didapakan sifat yang berbeda dalam kaitan dengan bahan material utamanya, dicampur dengan menggunakan semen PC maka hasil adonan plafon