PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS
MENUJU WBK DAN WBBM
(KEPMENPAN DAN RB NO. 60 TAHUN 2012)
PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS
MENUJU WBK DAN WBBM
(KEPMENPAN DAN RB NO. 60 TAHUN
2012)
MEMBANGUN WILAYAH BEBAS DARI
KORUPSI DALAM RANGKA
MEWUJUDKAN
WILAYAH BIROKRASI
BERSIH DAN MELAYANI
( WRS. Ir Invest-Itjenkemkes -PRESENTASI PADA ACARA POLTEKES BANDUNG 23 NOV 2012)
WBB
M
WB
K
z
i
WB
K
WBB
M
TAHAPAN PEMBANGUNAN
ZI
MENUJU
WBK/WBBM
WBK
Usulan PenilaianTPNWBBM
20 PROGRAM dari UPI dan UPbI
Diusulkan oleh Menteri PAN dan RB
Lulus Lulus
9 DESEMBER
– HARI ANTI KORUPSI SEDUNIAPenetapan
PENCANANGAN PEMBANGUNANTAHAP PENILAIANTAHAP
PENGERTIAN ZI,
WBK/WBBM.
Zona Integritas (ZI) adalah
sebutan atau predikat yang
diberikan kepada K/L dan
Pemda yang pimpinan dan
jajarannya mempunyai niat
(komitmen)
untuk
mewujudkan
WBK/WBBM
melalui upaya pencegahan
korupsi, reformasi birokrasi
dan peningkatan kualitas
pelayanan publik.
Zona Integritas (ZI)
adalah
sebutan atau predikat yang
diberikan kepada K/L dan
Pemda yang pimpinan dan
jajarannya mempunyai niat
(komitmen)
untuk
mewujudkan
WBK/WBBM
melalui upaya
pencegahan
korupsi, reformasi birokrasi
dan peningkatan kualitas
pelayanan publik.
Wilayah Bebas dari Korupsi
(WBK)
adalah sebutan atau predikat yang
diberikan kepada suatu unit kerja yang
memenuhi syarat indikator hasil WBK dan
memperoleh hasil penilaian indikator proses di
atas 75 pada ZI yang telah memperoleh opini
Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari BPK atas
laporan keuangannya.
Wilayah Bebas dari Korupsi
(WBK)
adalah sebutan atau predikat yang
diberikan kepada suatu unit kerja yang
memenuhi syarat indikator hasil WBK dan
memperoleh hasil penilaian indikator proses di
atas 75 pada ZI yang telah memperoleh opini
Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari BPK atas
laporan keuangannya.
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM)
adalah
sebutan atau predikat yang diberikan kepada suatu
unit kerja yang memenuhi syarat indikator hasil WBBM
dan memperoleh hasil penilaian indikator proses di
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM)
adalah
sebutan atau predikat yang diberikan kepada suatu
unit kerja yang memenuhi syarat indikator hasil WBBM
dan memperoleh hasil penilaian indikator proses di
WBK
DAN
PERAN UPI, UPbI, TPI
DI DALAM PEMBANGUNAN WBK
(Permen PAN dan RB 60/2012)
Unit Penggerak Integritas (UPI) adalah unit kerja yang ditugasi
untuk memberikan dorongan dan dukungan administratif dan
teknis kepada unit kerja dalam melaksanakan kegiatan
pencegahan korupsi. Tugas UPI secara
ex-officio dilaksanakan
oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) pada
masing-masing K/L dan Pemda.
Unit Penggerak Integritas (UPI) adalah unit kerja yang ditugasi
untuk memberikan
dorongan dan dukungan administratif dan
teknis
kepada unit kerja dalam melaksanakan kegiatan
pencegahan korupsi. Tugas UPI secara
ex-officio dilaksanakan
oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) pada
masing-masing K/L dan Pemda.
Unit Pembangun Integritas (UPbI) untuk mendorong
terwujudnya WBK/WBBM pada masing-masing
instansi. Unsur-unsur UPbI terdiri dari Sekretariat
dan unit kerja/satuan kerja di luar APIP. UPbI dan UPI
bekerja sama untuk mempercepat pembangunan
Zona Integritas.
Unit Pembangun Integritas (UPbI) untuk mendorong
terwujudnya WBK/WBBM pada masing-masing
instansi. Unsur-unsur UPbI terdiri dari Sekretariat
dan unit kerja/satuan kerja di luar APIP. UPbI dan UPI
bekerja sama untuk mempercepat pembangunan
Zona Integritas.
Z
i
UPI
MEMBANGUN
PEMENUHAN PROGRAM
ANTI KORUPSI
20 INDIKATOR PROSES
8 INDIKATOR HASIL
PEMENUHAN PROGRAM
ANTI KORUPSI
20 INDIKATOR PROSES
8 INDIKATOR HASIL
WB
K
MEMBANGUN
20
INDIKATOR PROSES
NO
UNSUR INDIKATOR PROSES
BOBOT (%)
1
Penandatanganan Dokumen Pakta Integritas
5
2
Pemenuhan Kewajiban LHKPN
6
3
Pemenuhan Akuntabilitas kinerja
6
4
Pemenuhan Kewajiban Laporan keuangan
5
5
Penerapan Kebijakan Disiplin PNS *)
5
6
Penerapan Kode Etik Khusus
4
7
Penerapan Kebijakan Pelayanan Publik *)
6
8
Penerapan
whistle blower system
Tindak Pidana Korupsi
6
9
Pengendalian gratifikasi
6
10
Penanganan benturan kepentingan (
conflict of interest
)
6
11
Kegiatan Pendidikan/ Pembinaan & Promosi Anti Korupsi
6
12
Pelaksanaan saran perbaikan yg diberikan o/ BPK/KPK/APIP
5
13
Kebijakan pembinaan purna tugas *)
4
14
Pelaporan transaksi keuangan yang tidak wajar oleh PPATK
6
15
Promosi jabatan secara terbuka *)
3
16
Rekruitment secara terbuka
3
17
Mekanisme pengaduan masyarakat
6
18
E-Procurement
6
19
Pengukuran kinerja individu
3
20
Keterbukaan informasi publik
3
•
PENANDATANGANAN
DOKUMEN
PAKTA
INTEGRITAS OLEH SELURUH PEJABAT/PEGAWAI
KEMENTERIAN KESEHATAN
•
PENCANANGAN ZONA INTEGRITAS
Mengacu pada:
1. INPRES NO. 9/2011
2. INPRES NO. 17/2011
3. PERMEN PAN DAN RB NOMOR 49 TAHUN 2011 TTG
PEDUM PAKTA INTEGRITAS DI LINGKUNGAN K/L DAN
PEMDA.
PEMENUHAN PAKTA INTEGRITAS
1
1
Z
Kegiatan
Dokumen /bukti
A. Pemenuhan
1. Sosialisasi penandatanganan Dokumen Pakta Integritas Dokumen Pakta Integritas 2. Format dan substansi dokumen Pakta Integritas telah sesuai dengan
PerMenpan dan RB Nomor 49 Tahun 2011 SK
3. Telah terbentuk Forum Pemantau Independen Undangan, daftar absen, notulen, dan data pendukung lainnya 4. Mendorong penyusunan Kode Etik Pemantau Independen
B. Kualitas
5. Jumlah pegawai yang telah menandatangani Dokumen Pakta Integritas
100% Dokumen Pakta Integritas, SK Mutasi 6. Pegawai/pejabat yang mendapatkan promosi atau mutasi jabatan telah
menandatangani Dokumen Pakta Integritas tepat waktu pada saat pelantikan jabatan
Dokumen Pakta Integritas 7. Substansi kode etik Forum Pemantau Independen telah sesuai dengan
substansi pada PermenPAN dan RB Nomor 49 Tahun 2011 Dokumen Pakta Integritas 8. Keanggotaan Forum Pemantau Independen telah sesuai dengan
PermenPAN dan RB Nomor 49 Tahun 2011 C. Implementasi
9. Memastikan unit kerja telah melakukan pemantauan dan evaluasi atas
pelaksanaan substansi Pakta Integritas secara berkala Dokumen Pakta Integritas
10. Mendorong unit kerja mengalokasikan dana anti korupsi dalam DIPA Laporan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan Dokumen Pakta Integritas yang disahkan
11. Jumlah pegawai pada unit kerja yang melanggar substansi Pakta Integritas Dokumen perjanjian/ MoU
12. Unit kerja telah melakukan kerjasama dengan Forum Pemantau Independen Berita Acara Atasan langsung dan atau
PEMENUHAN KEWAJIBAN LHKPN MERUPAKAN SALAH SATU
UPAYA STRATEGIS PENCEGAHAN KORUPSI MELALUI
PENERAPAN AZAS TRANSPARANSI BAGI APARATUR NEGARA.
MENGACU KEPADA :
1. Psl 2 dan Psl 5 ayat (2) dan (3) UU No. 28 Th 1999 ttg PNB&B - KKN; 2. Psl 13 hrf a UU No. 30 Th 2002 ttg KPK;
3. SE Men PAN No. 03/2005 ttg LHKPN; 4. SE Men PAN No. 05/2006 ttg LHKPN;
5. SE Men PAN No. SE. 16/2006 ttg TL Penyampaian LHKPN;
6. SE Men PAN No. SE. 01/2008 ttg Peningkatan Ketaatan LHKPN Untuk Pengangkatan PNS Dlm Jabatan;
7. SE Men PAN No. SE. 05/2012 ttg Kewajiban Penyampaian dan Sanksi Atas Keterlambatan Penyampaian LHKPN di Lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
PEMENUHAN LHKPN
22
WB
K
Kegiatan Dokumen Pendukung
A. Pemenuhan
1. Pegawai yang wajib lapor telah menyampaikan LHKPN kepada KPK Dokumen LHKPN dan Bukti penyampaian 2. Pimpinan instansi telah mengeluarkan SK tentang penetapan wajib lapor
LHKPN bagi pejabat yang memangku jabatan strategis dan
potensial/rawan KKN, Pengelola Anggaran dan Panitian Pengadaan Barang dan Jasa di lingkungan instansi
SK
3. Unit kerja telah melakukan sosialisasi atas kewajiban pemenuhan LHKPN
Undangan, daftar absen, notulen, dan data pendukung lainnya
B. Kualitas
4. LHKPN telah disampaikan tepat waktu Dokumen LHKPN dan Bukti penyampaian 5. Kesesuaian LHKPN dengan format dan substansi pada peraturan
perundang-undangan
Dokumen LHKPN
C. Implementasi
6. Jumlah pegawai pada unit kerja yang mempunyai harta kekayaan yang
tidak wajar Surat Edaran terkait LHKPN
7. Kepatuhan pejabat/pegawai menyampaikan LHKPN Laporan Hasil Pengendalian
8. Tingkat kesesuaian LHKPN dengan harta kekayaan pegawai Surat penyampain LHKPNEdaran, Bukti 9. Unit kerja telah melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan atas hasil
pengendalian atas pemenuhan LHKPN
PERENCANAAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA,
DAN EVALUASI KINERJA UNTUK PENGGUNAAN SUMBER DAYA
ORGANISASI DLM MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN, BAIK JANGKA
MENENGAH MAUPUN JANGKA PENDEK.
Mengacu pada:
1. PP No. 8/2006 ttg Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
2. Inpres No.7/1999 ttg SAKIP;
3. Kepmen. PAN No. 135/2004 ttg Pedum Evaluasi LAKIP;
4. Permen PAN dan RB No.29/2010 ttg Ped Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
AKIP;
5. Permen PAN dan RB No.25/2012 ttg Juklak Evaluasi AKIP.
PEMENUHAN AKUNTABILITAS KINERJA
Kegiatan Dokumen Pendukung
A. Pemenuhan
1. Telah ada Renstra Dokumen Renstra
2. Telah ada RKT Dokumen RKT
3. Telah ada Indikator Kinerja Utama Dokumen IKU yang diformalkan
4. LAKIP telah disusun tepat waktu Dokumen LAKIP dan bukti penyampaian LAKIP ke MenPAN dan RB
B. Kualitas
5. Tujuan/Sasaran telah berorientasi hasil LAKIP dan Data Pendukung 6. Tujuan/Sasaran selaras LAKIP dan Data Pendukung 7. Indikator kinerja memenuhi kriteria indikator kinerja
yang baik
LAKIP dan Data Pendukung
8. Indikator kinerja dilengkapi dengan target yang baik LAKIP dan Data Pendukung
C. Implementasi
9. Akuntabilitas kinerja telah digunakan untuk perbaikan
perencanaan Laporan monitoring dan evaluasi akuntabilitas kinerja yang disahkan pimpinan unit kerja/instansi 10.Akuntabilitas kinerja telah digunakan untuk perbaikan
penerapan manajemen kinerja
Laporan monitoring dan evaluasi akuntabilitas kinerja pimpinan unit kerja/instansi
11.Akuntabilitas kinerja telah digunakan untuk perbaikan kinerja
Laporan monitoring dan evaluasi akuntabilitas kinerja pimpinan unit kerja/instansi
12.Akuntabilitas kinerja telah digunakan untuk mengukur
KETENTUAN PELAPORAN KEUANGAN YANG SERAGAM MENJAMIN KETERTIBAN
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN, SEHINGGA INFORMASI KEUANGAN INSTANSI
DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI ALAT UNTUK MEMANTAU, MENGAWAL, DAN
MENGAWASI TERJADINYA INDIKASI PENYIMPANGAN SECARA EFEKTIF.
Mengacu pada:
1. UU No. 17/2003 ttg Keuangan Negara;
2. UU No. 1/2004 ttg Perbendaharaan Negara;
3. PP No. 71/2010 ttg Standar Akuntansi Pemerintahan;
4. Permen Dagri No. 13/2006 ttg Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang
terakhir diubah dgn Permen Dagri No. 21/2011.
PEMENUHAN KEWAJIBAN
PELAPORAN KEUANGAN
Kegiatan dan Dokumen Pendukung
Kegiatan Dokumen Pendukung
A. Pemenuhan
1. Laporan Keuangan telah ada Dokumen Laporan Keuangan
B. Kualitas
2. Unit kerja telah menyampaikan laporan keuangan tepat waktu
Dokumen Laporan Keuangan dan bukti penyampaian LK
3. Kesesuaian Laporan Keuangan dengan format dan substansi pada peraturan perundang-undangan (SAP)
Dokumen Laporan Keuangan
C. Implementasi
4. Unit kerja telah melakukan pengendalian atas penyusunan Laporan Keuangan
Laporan monitoring dan evaluasi atas pengendalian LK oleh pimpinan instansi
5. Unit kerja telah melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan atas hasil pengendalian atas penyusunan Laporan Keuangan
Laporan monitoring dan evaluasi atas pengendalian LK oleh pimpinan instansi
6. Laporan Keuangan telah digunakan untuk penentuan keputusan/ kebijakan dan evaluasi keputusan/kebijakan terkait alokasi sumber daya
Laporan monitoring dan evaluasi atas pengendalian LK oleh pimpinan instansi
7. Hasil audit atas Laporan keuangan telah digunakan sebagai perbaikan atas kinerja pengelolaan keuangan
KESANGGUPAN PNS UNTUK MENAATI KEWAJIBAN DAN MENGHINDARI LARANGAN
YANG DITENTUKAN DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN/ATAU
PERATURAN KEDINASAN YANG APABILA TIDAK DIIKUTI ATAU DILANGGAR DIJATUHI
HUKUMAN.
Mengacu pada:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS
2. Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.
Peraturan perundang-undangan ini baru diundangkan dan pada saat ini masih
dalam proses revisi. Oleh karena itu, dalam pedoman ini belum digunakan
sebagai unsur program pembangunan ZI.
PENERAPAN DISIPLIN PNS *
55
1. PEDOMAN SIKAP, TINGKAH LAKU, DAN PERBUATAN PEGAWAI DI DALAM
MELAKSANAKAN TUGASNYA DAN PERGAULAN HIDUP SEHARI-HARI.
2. TERMASUK YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DI
LINGKUNGAN ORGANISASINYA
PENERAPAN KODE ETIK KHUSUS
Mengacu pada:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode
Etik Pegawai Negeri Sipil atau peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku
khusus bagi pegawai pada instansi tertentu;
2. Peraturan tentang kode etik pegawai negeri sipil di lingkungan instansi masing-masing
yang ditetapkan oleh Pimpinan K/L dan Pemda dengan memperhatikan karakteristik
masing-masing instansi.
Kegiatan Dokumen Pendukung
A. Pemenuhan
1. Kode etik instansi telah dibuat/diterbitkan Dokumen yang disahkan oleh pimpinan instansi/ unit kerja 2. Unit kerja telah melakukan sosialisasi atas kode etik Undangan, daftar absen, notulen, dan data pendukung lainnya B. Kualitas
3. Materi Kode etik instansi tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi Dokumen/ Kebijakan Kode Etik 4. Materi Kode Etik telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku Dokumen/ Kebijakan Kode Etik C. Implementasi
9. Jumlah pegawai melakukan pelanggaran kode etik Laporan monitoring dan evaluasi penerapan Kode Etik 10. Kode etik telah digunakan oleh seluruh pegawai sebagai acuan dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari Laporan monitoring dan evaluasi penerapan Kode Etik 11. Unit kerja telah melakukan pengendalian atas penerapan kode etik Laporan monitoring dan evaluasi penerapan Kode Etik 12. Unit kerja telah melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan atas hasil
pengendalian atas penerapan kode etik Laporan monitoring dan evaluasi penerapan Kode Etik 13. Unit kerja telah memiliki kode etik khusus yang berlaku di dalam unit kerja atas
hasil penerapan kode etik instansi
Laporan monitoring dan evaluasi penerapan Kode Etik
PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT (PUBLIK) BAIK LANGSUNG MAUPUN
TIDAK LANGSUNG YG DISELENGGARAKAN SECARA PRIMA.
Mengacu pada:
1. UU No. 25 Tahun 2009 ttg Pelayanan Publik;
2. Per.MenPAN dan RB No. 36 Tahun 2012 ttg Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan dan
Penerapan Standar Pelayanan;
3. Per.MenPAN dan RB No. 38 Tahun 2012 ttg Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan
Publik.
dalam pedoman ini belum seluruhnya dapat diterapkan, kecuali Per.MenPAN dan RB
No. 38 Tahun 2012 ttg Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik dijadikan salah
satu unsur indikator hasil.
PENERAPAN KEBIJAKAN
PELAYANAN PUBLIK *)
SISTEM
PENANGANAN
PENGADUAN
TINDAK
PIDANA
KORUPSI
(
WHISTLEBLOWER SYSTEM
) UNTUK MENINDAKLANJUTI LAPORAN DAN
MEMBERIKAN JAMINAN PERLINDUNGAN THP PELAPOR.
Mengacu pada:
1. UU No. 13 Tahun 2006 ttg Perlindungan Saksi dan Korban;
2. SE MA No. 4 Tahun 2011 ttg Perlakuan Bagi Pelapor Tindak Pidana (
Whistleblower
)
dan Saksi Pelaku yang Bekerjasama (
Justice Collabolator
) di Dalam Perkara Tindak
Pidana Tertentu;
3. SE Menteri PAN dan RB No. 08 Tahun 2012 ttg Sistem Penanganan Pengaduan
(
Whistleblower System
) Tindak Pidana Korupsi di Lingkungan K/L dan Pemda.
PENERAPAN
WHISTLEBLOWER SYSTEM
TIPIKOR
88
Kegiatan Dokumen Pendukung
A. Pemenuhan
1. Telah ada pedoman pelaksanaan WBS di lingkungan instansi Dokumen/ Kebijakan WBS 2. Pimpinan instansi telah mengeluarkan SK tentang pengelola WBS di
lingkungan instansi
Laporan pengendalian penerapan WBS
3. WBS telah disosialisasikan kepada seluruh pegawai di lingkungan instansi Dokumen/ Kebijakan WBS
B. Kualitas
4. Sistem Perlindungan Pelapor telah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku SK pimpinan instansi
5. Telah ada unit kerja khusus yang menangani WBS SK pimpinan instansi
6. WBS telah mempunyai mekanisme perlindungan terhadap saksi dan korban Laporan monitoring dan evaluasi penerapan WBS
7. WBS telah menggunakan teknologi informasi yang tepat guna Laporan monitoring dan evaluasi penerapan WBS
C. Implementasi
8. Unit kerja telah melaksanakan WBS Laporan monitoring dan evaluasi penerapan WBS
9. Mekanisme perlindungan saksi dan korban telah dijalankan Laporan monitoring dan evaluasi penerapan WBS 10. Telah disediakan fasilitas yang mempermudah pegawai untuk menyampaikan
pengaduan Laporan monitoring dan evaluasi penerapan WBS
11. Unit kerja telah melakukan pengendalian atas pelaksanaan WBS Dokumen kebijakan gratifikasi yang disahkan pimpinan instansi/SK pimpinan instansi/
12. Unit kerja telah melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan atas hasil
pengendalian atas pelaksanaan WBS Laporan pengendalian penerapan WBS
GRATIFIKASI ADALAH PEMBERIAN UANG, BARANG, RABAT (
DISCOUNT
), KOMISI,
PINJAMAN TANPA BUNGA, TIKET PERJALANAN, FASILITAS PENGINAPAN, PERJALANAN
WISATA, PENGOBATAN CUMA-CUMA, DAN FASILITAS LAINNYA, BAIK DITERIMA DI
DALAM NEGERI MAUPUN DI LUAR NEGERI DAN YANG DILAKUKAN DENGAN
MENGGUNAKAN SARANA ELEKTRONIK ATAU TANPA SARANA ELEKTRONIK.
Mengacu pada:
1. Psl 12B dan 12C UU No. 31 Tahun 1999 ttg Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah dgn UU No. 20 Tahun 2001;
2. Psl 13 huruf b UU No. 30 Tahun 2002 ttg Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi;
3. SE Menteri PAN dan RB No. 9 Tahun 2011 ttg Peningkatan Pelaksanaan
Pengawasan dan Disiplin Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI dan Anggota POLRI
dalam Rangka Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1432 H.
PENGENDALIAN GRATIFIKASI
Kegiatan Dokumen Pendukung A. Pemenuhan
1. Instansi telah menyusun Program Pengendalian Gratifikasi Dokumen kebijakan gratifikasi 2. Pimpinan instansi telah mengeluarkan SK tentang pengelola
gratifikasi di lingkungan instansi Dokumen kebijakan gratifikasi
3. Instansi telah membentuk pengelola pengendalian gratifikasi Laporan Pengendalian Program Pengendalian Gratifikasi
4. Program Pengendalian Gratifikasi telah disosialisasikan kepada seluruh pegawai di lingkungan instansi
Laporan Pengendalian Program Pengendalian Gratifikasi/ Bukti penyampaian kepada tim gratifikasi instansi/ KPK
B. Kualitas
5. Program Pengendalian Gratifikasi telah direncanakan dengan
baik Laporan monitoring dan evaluasi pengendalian Program Pengendalian Gratifikasi 6. Materi Program Pengendalian Gratifikasi telah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku Laporan monitoring dan evaluasi pengendalian Program Pengendalian Gratifikasi
C. Implementasi
7. Unit kerja telah melaksanakan Program Pengendalian
Gratifikasi Laporan Pengendalian Program Pengendalian Gratifikasi 8. Pegawai telah melaporkan kepada KPK terhadap pemberian
hadiah/hibah atau hal sejenis yang terindikasi sebagai gratifikasi
Laporan Pengendalian Program Pengendalian Gratifikasi/ Bukti penyampaian kepada tim gratifikasi instansi/ KPK
9. Unit kerja telah melakukan pengendalian atas pelaksanaan
Program Pengendalian Gratifikasi Laporan monitoring dan evaluasi pengendalian Program Pengendalian Gratifikasi 10. Unit kerja telah melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan
atas hasil pengendalian atas pelaksanaan Program Pengendalian Gratifikasi
MERUPAKAN UPAYA UNTUK MENCEGAH TERJADINYA TINDAK PIDANA
KORUPSI, YANG DISEBABKAN OLEH KEDEKATAN HUBUNGAN PRIBADI DLM
KEGIATAN TERTENTU YANG BERKAITAN DGN PENGGUNAAN ANGGARAN
DAN/ATAU SUMBER DAYA ORGANISASI LAINNYA.
Mengacu pada:
1. Per.MenPAN dan RB No. 37 Tahun 2012 ttg Pedoman Umum Penanganan
Benturan Kepentingan di Lingkungan Kementerian/ Lembaga dan
Pemerintah Daerah.
PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
10
Kegiatan Dokumen Pendukung A. Pemenuhan
1. Telah ada Pedoman tentang penanganan benturan
kepentingan di lingkungan instansi Kebijakan yang disahkan pimpinan instansi 2. Pedoman telah disosialisasikan kepada seluruh pegawai
di lingkungan instansi
Undangan, daftar absen, notulen, dan data pendukung lainnya
B. Kualitas
3. Materi kebijakan penanganan benturan kepentingan telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Dokumen Program Pengendalian Gratifikasi
4. Pedoman telah mencakup seluruh elemen strategis yang berada di lingkungan instansi
Dokumen Program Pengendalian Gratifikasi
5. Pedoman telah memuat prinsip dasar dan tahapan dalam penanganan konflik kepentingan
Dokumen Program Pengendalian Gratifikasi
C. Implementasi
6. Unit kerja telah melaksanakan penanganan benturan kepentingan
Laporan Monitoring dan evaluasi penanganan benturan kepentingan yang disahkan pimpinan instansi
7. Unit kerja telah melakukan pengendalian atas pelaksanaan penanganan benturan kepentingan
Laporan Monitoring dan evaluasi penanganan benturan kepentingan yang disahkan pimpinan instansi
8. Unit kerja telah melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan atas hasil pengendalian atas pelaksanaan penanganan benturan kepentingan
MERUPAKAN RANGKAIAN KEGIATAN SOSIALISASI, PELATIHAN, DAN
AKSI/KAMPANYE ANTI KORUPSI YG BERTUJUAN MENGGUGAH SEMANGAT
ANTI KORUPSI DI LINGKUNGAN PEGAWAI.
Mengacu pada:
1. Instruksi Ke-10 Inpres No. 5 Tahun 2004 ttg Percepatan Pemberantasan
Korupsi yg mewajibkan pimpinan K/L dan Pemda meningkatkan
pembinaan dan pengawasan dlm rangka meniadakan perilaku koruptif di
lingkungan instansi masing-masing.
KEGIATAN
PENDIDIKAN/PEMBINAAN
DAN
PROMOSI ANTI KORUPSI
11
Kegiatan Dokumen Pendukung
A. Pemenuhan
1. Unit kerja telah menyusun Program kegiatan promosi dan pendidikan/pembinaan Anti Korupsi
Dokumen/ Kebijakan
2. Telah ada alokasi dana dalam DIPA tentang Program kegiatan promosi dan pendidikan/pembinaan anti korupsi
Undangan, daftar absen, notulen, dan data pendukung lainnya
3. Program kegiatan promosi dan pendidikan/pembinaan anti korupsi telah disosialisasikan kepada seluruh pegawai di lingkungan instansi
B. Kualitas Laporan kegiatan
4. Kegiatan promosi anti korupsi telah direncanakan dengan baik Dokumen/ Kebijakan
5. Materi Program promosi dan pendidikan/pembinaan anti korupsi telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Laporan kegiatan
C. Implementasi
6. Unit kerja telah melaksanakan Program promosi dan pendidikan/pembinaan anti korupsi Laporan kegiatan
7. Telah ada kegiatan promosi anti korupsi internal Laporan kegiatan
8. Telah ada kegiatan promosi anti korupsi eksternal Laporan kegiatan
9. Kegiatan promosi anti korupsi dilaksanakan dalam momen yang tepat Laporan Monitoring dan evaluasi program promosi anti korupsi
10. Telah ada kegiatan pembinaan/pendidikan anti korupsi untuk pegawai Laporan Monitoring dan evaluasi program promosi anti korupsi
11. kegiatan pembinaan/pendidikan anti korupsi untuk pegawai dilakukan secara berkala dan kontinu
Laporan Monitoring dan evaluasi program promosi anti korupsi
12. Unit kerja telah melakukan pengendalian atas pelaksanaan Program promosi dan pendidikan/pembinaan anti korupsi
KEGIATAN INI MERUPAKAN TINDAK LANJUT ATAS SARAN-SARAN PERBAIKAN
DARI BPK/KPK/APIP.
Mengacu pada:
1. PP No. 60 Tahun 2008 ttg Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang mewajibkan
APIP memantau dan mendorong tindak lanjut hasil pengawasan ekstern dan intern
Pemerintah;
2. Per.Men PAN No. 09 Tahun 2009 ttg Pedoman umum Pelaksanaan Pemantauan,
Evaluasi dan Pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Fungsional;
3. SE No. 13 Tahun 2011 ttg Penyelesaian Tindak Lanjut Atas Rekomendasi Hasil
Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) yang Tidak
Dapat Ditindaklanjuti di Lingkungan Instansi Pemerintah.
PELAKSANAAN SARAN PERBAIKAN
YANG DIBERIKAN OLEH BPK/KPK/APIP
12
Kegiatan Dokumen Pendukung
A. Pemenuhan
1. BPK/KPK/APIP telah memberikan saran perbaikan kepada unit kerja Dokumen rekomendasi 2. Telah ada komitmen pimpinan untuk melaksanakan saran perbaikan
yang diberikan oleh BPK/KPK/APIP
Laporan yang disahkan pimpinan unit kerja/ instansi
3. Unit kerja telah melaksanakan saran perbaikan Dokumen hasil tindak lanjut hasil pengawasan
B. Kualitas
4. Pelaksanaan saran perbaikan dilakukan tepat waktu Laporan yang disahkan pimpinan unit kerja/ instansi 5. Unit kerja telah membuat laporan tentang pelaksanaan saran
perbaikan yang diberikan
Laporan Monitoring dan Evaluasi
C. Implementasi
6. Unit kerja telah melakukan pengendalian atas pelaksanaan saran perbaikan
Laporan Monitoring dan Evaluasi
7. Unit kerja telah melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan atas
hasil pengendalian atas saran perbaikan Laporan Monitoring dan Evaluasi 8. Saran perbaikan telah digunakan untuk penentuan keputusan/
kebijakan dan evaluasi keputusan/kebijakan
Laporan Monitoring dan Evaluasi
MENGATUR KEGIATAN DI LINGKUNGAN SUATU INSTANSI PEMERINTAH, YG
BOLEH DAN YG TIDAK BOLEH DILAKUKAN OLEH MANTAN PERSONIL:
•
BERSTATUS PENSIUN
•
AKTIF NAMUN TELAH BERALIH TUGAS KE INSTANSI LAINNYA,
PENERAPAN KEBIJAKAN PEMBINAAN
PURNA TUGAS *
13
13
TUJUANNYA MENGHINDARI TERJADINYA TINDAK PIDANA KORUPSI.
•
Sampai dengan saat ini belum ada peraturan perundang-undangan yang dapat
dijadikan acuan.
•
Oleh karena itu, dalam Pedoman ini belum dapat dijadikan salah satu unsur
pembangunan Zona Integritas.
PIMPINAN INSTANSI PEMERINTAH WAJIB MEMINTA KPD PPATK UNTUK
MENYAMPAIKAN LAPORAN TRANSAKSI KEUANGAN YG DILAKUKAN
OLEH PEGAWAI DI LINGKUNGANNYA YG AKAN DIPROMOSIKAN
SEBAGAI PEJABAT ESELON I DAN ESELON II.
TUJUAN: MENGHINDARI ADANYA PEJABAT YG DIPROMOSIKAN TERLIBAT
DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI.
Mengacu pada:
1. UU No. 8 Tahun 2010 ttg Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
Uang;
2. SE Menteri PAN dan RB Nomor 1 Tahun 2012 ttg Peningkatan Pengawasan Dalam
Rangka Mewujudkan Aparatur Negara yang Berintegritas, Akuntabel, dan
Transparan.
PENERAPAN KEBIJAKAN PELAPORAN TRANSAKSI
KEUANGAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN PROFIL
OLEH PPATK
14
14
WB
Kegiatan Dokumen Pendukung
A. Pemenuhan
1. Unit Kerja telah melakukan kerjasama dalam pelaporan transaksi
keuangan yang tidak wajar dengan PPATK Dokumen MoU 2. Pimpinan unit kerja telah berkomitmen untuk mengawasi
transaksi keuangan yang tidak wajar pegawainya
Undangan, daftar absen, notulen, dan data pendukung lainnya
3. Pelaporan transaksi keuangan yang tidak wajar telah
disosialisasikan kepada seluruh pegawai di lingkungan instansi
B. Kualitas Dokumen MoU
4. Kerja sama dengan PPATK telah dituangkan dalam bentuk MoU Dokumen permohonan instansi 5. Unit kerja telah meminta laporan transaksi keuangan yang tidak
sesuai dengan profil PPATK secara berkala
C. Implementasi Dokumen pelaporan
6. Unit kerja telah melakukan koordinasi monitoring dan evaluasi terhadap transaksi keuangan yang tidak sesuai dengan PPATK
Pernyataan sah UPI dan atau PPATK
7. Unti kerja telah melakukan kerjasama dalam meminta laporan keuangan kepada PPATK dalam rangka promosi/mutasi jabatan pegawai
Laporan Monitoring dan Evaluasi
8. Unit kerja telah melakukan pengendalian atas pelaporan
transaksi keuangan yang tidak sesuai dengan profil PPATK Laporan Monitoring dan Evaluasi 9. Unit kerja telah melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan
atas hasil pengendalian atas pelaporan transaksi keuangan yang tidak sesuai dengan profil PPATK
Penyampaian rekomendasi sanksi dari UPI dan atau SK penjatuhan sanksi
10. Pegawai yang terbukti melakukan transaksi keuangan secara tidak wajar telah dikenakan sanksi sesuai dengan Peraturan Disiplin PNS
DILAKUKAN SECARA JUJUR, OBJEKTIF, DAN TRANSPARAN
TUJUAN:MENJARING SDM APARATUR YANG BERKUALITAS
SEJAK AWAL KARIR PNS.
Mengacu pada:
1. PP No. 98 Tahun 2000 ttg Pengadaan Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana telah diubah dengan PP No. 11 Tahun 2002;
2. Peraturan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang Ketentuan
Pelaksanaan PP No. 11 Tahun 2002 ttg Perubahan Atas PP No. 98
Tahun 2000.
REKRUTMEN SECARA TERBUKA
15
Kebiatan dan Dokumen Terkait
Kegiatan Dokumen Pendukung
A. Pemenuhan
1. Unit kerja telah melakukan rekruitmen pegawai secara terbuka Dokumentasi pengumuman rekrutmen pegawai
2. Unit kerja telah menyusun mekanisme dan pola rekruitmen pegawai secara terbuka
SK pembentukan Tim
3. Pimpinan unit kerja telah berkomitmen untuk melakukan rekruitmen pegawai secara terbuka
Dokumentasi pengumuman rekrutmen pegawai
4. Unit kerja telah mensosialisasikan mekanisme rekruitmen secara terbuka kepada pegawai
Dokumen rekrutmen pegawai dan atau analisa jabatan atas kebutuhan formasi dari pimpinan instansi
5. Unit kerja telah membentuk tim pelaksanaan rekrutmen pegawai yang ditetapkan dengan keputusan pimpinan
Dokumen rekrutmen pegawai
B. Kualitas
6. Pelaksanaan rekruitmen telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
7. Rekrutmen pegawai telah sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh unit kerja
Dokumentasi pengumuman rekrutmen pegawai
8. Pelaksanaan rekruitmen telah dilakukan secara jujur, objektif, dan transparan
SK pembentukan Tim/ MoU
Implementasi
9. Hasil rekrutmen telah dipublikasikan kepada masyarakat Dokumentasi pengumuman rekrutmen pegawai
TUJUAN : MENDAPATKAN SDM YANG BERKUALITAS YG BERASAL DR LINGKUNGAN
INTERNAL ATAUPUN EKSTERNAL MELALUI KOMPETISI YANG SEHAT,
TERUTAMA UNTUK JABATAN STRUKTURAL ESELON I DAN ESELON II.
PROMOSI JABATAN ESELON I & ESELON II YG BERASAL DARI EKSTERNAL DILAKSANAKAN APABILA DI LINGKUNGAN INTERNAL TDK TERDAPAT PNS YG MEMPUNYAI KOMPETENSI SESUAI DGN JABATAN YG AKAN DIISI.
Mengacu pada:
1. UU No. 43 Tahun 1999 ttg Perubahan Atas UU No. 8 Tahun 1974;
2. PP No. 100 Tahun 2000 ttg Pengangkatan PNS dlm Jabatan Struktural sebagaimana
telah diubah dengan PP No. 13 Tahun 2002;
3. Peraturan Kepala BKN Nomor 13 Tahun 2002 ttg Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas PP No. 100 Tahun 2000.
•
Sampai saat ini baru diterapkan sebagai uji coba pada Kementerian PAN dan RB serta
beberapa LPNK yang berada di bawah koordinasi Kementerian PAN dan RB.
Saat ini
belum dijadikan indikator yang diukur.
PROMOSI JABATAN SECARA TERBUKA *)
16
16
WB
DIKHUSUSKAN KEPADA MASALAH MALADMINSTRASI.
Mengacu pada:
1. UU No. 25 Tahun 2009 ttg Pelayanan Publik;
2. Per.MenPAN No. PER/05/M.PAN/4/2009 ttg Penanganan Pengaduan
Masyarakat Bagi Instansi Pemerintah;
3. Peraturan perundang-undangan lainnya yang sejalan dengan ketentuan
dalam item 1 dan item 2 tersebut di atas.
MEKANISME PENGADUAN
MASYARAKAT
17
Kegiatan Dokumen Pendukung
A. Pemenuhan
1. Telah ada pedoman internal penanganan pengaduan masyarakat Pedoman Dumas 2. Mekanisme pengaduan masyarakat telah disosialisasikan kepada
seluruh pegawai di lingkungan instansi Undangan, absen , laporan pelaksanaan sosialisasi
B. Kualitas
3. Pedoman penanganan pengaduan masyarakat telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4. Telah dibentuk tim yang menangani pengaduan masyarakat SK Kemenkes Tim Dumas
5. Telah dibentuk sistem perlindungan terhadap saksi dan korban SK Whistleblower System (WBS)
C. Implementasi
6. Unit kerja telah melaksanakan penanganan pengaduan masyarakat Laporan penanganan dumas 7. Penanganan pengaduan masyarakat dilaksanakan dengan koordinasi
antar pejabat yang berwenang terkait mekanisme, tata kerja, dan prosedur yang berlaku
Laporan koordinasi pelaksanaan dumas
8. Kerahasiaan identitas pelapor telah ditangani dengan baik
9. Mekanisme perlindungan saksi dan korban telah dijalankan Laporan pelaksanaan WBS 10. Unit kerja telah melakukan pengendalian atas penanganan pengaduan
masyarakat Laporan pengendalian
11. Unit kerja telah melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan atas
TUJUAN :MENINGKATKAN TRANSPARANSI, EFISIENSI,
KEHEMATAN, DAN EFEKTIFITAS PENGADAAN BARANG/
JASA DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH.
Mengacu pada:
1. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
35 Tahun 2011.
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
DAN JASA SECARA ELEKTRONIK (
E-PROCUREMENT
)
18
Kegiatan Dokumen Pendukung
Pemenuhan
1. Telah ada pedoman penerapan e-Procurement Dokumen
2. Telah ada unit khusus yang menangani e-procurement Undangan, daftar absen, notulen, dan data pendukung lainnya
4. Pimpinan unit kerja telah berkomitmen untuk menerapkan e-procurement 5. e-Procurement telah disosialisasikan kepada seluruh pegawai di lingkungan
instansi Dokumentasi pelaksanaan/ kebijakan
Kualitas SK
1. e-procurement telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan Dokumen MoU 2. Pimpinan Instansi telah menetapkan melalui SK kan tentang wajib
e-procument untuk paket pekerjaan bernilai tertentu Dokumentasi pelaksanaan e-procurement 3. e-procurement dilakukan dengan membentuk/ bekerja sama dengan LPSE
4. e-procurement menggunakan TI dan transaksi elektronik sesuai ketentuan Dokumentasi pelaksanaan e-procurement Implementasi Laporan Pelaksanaan E-ProcurementMonitoring dan Evaluasi 1. Unit kerja telah melaksanakan e-Procurement Laporan Pelaksanaan E-ProcurementMonitoring dan Evaluasi 2. Unit kerja telah melakukan pengendalian atas pelaksanaan e-Procurement
3. Unit kerja telah melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan atas hasil pengendalian atas pelaksanaan e-Procurement
TUJUAN: MENDORONG PENINGKATAN PERAN, KOMPETISI, &
KEMAMPUAN INDIVIDU DALAM RANGKA MENCAPAI
TUJUAN DAN SASARAN ORGANISASI.
Mengacu pada:
1. PP No. 46 Tahun 2011 ttg Penilaian Prestasi Kerja PNS.
2. Sesuai dgn Psl 33 dlm PP No. 46 Tahun 2011 disebutkan bahwa PP ini
mulai berlaku pada tanggal diundangkan, yg mulai dilaksanakan pada
tanggal 1 Januari 2014.
Saat ini, belum diberlakukan sebagai indikator yg diukur.
PENGUKURAN KINERJA INDIVIDU SESUAI DGN
KETENTUAN YANG BERLAKU.*)
19
TUJUAN
:
MENINGKATKAN
TRANSPARANSI
DLM
PENYELENGGARAAN
NEGARA
TERMASUK
DLM
PENGELOLAAN ANGGARAN SEHINGGA DPT MENDORONG
PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM RANGKA
MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK,
BERSIH, DAN BEBAS DARI KORUPSI, KOLUSI, DAN
NEPOTISME.
Mengacu pada:
1. UU No. 14 Tahun 2008 ttg Keterbukaan Informasi Publik.
KETERBUKAAN
INFORMASI
PUBLIK
20
Kegiatan Dokumen Pendukung
A. Pemenuhan
1. Telah ada kebijakan tentang informasi publik sesuai dengan Undang-Undang KIP
Dokumen/ Kebijakan
2. Kebijakan tentang informasi publik telah disosialisasikan kepada
seluruh pegawai di lingkungan instansi Undangan, daftar absen, notulen, dan data pendukung lainnya
B. Kualitas
3. Kebijakan informasi publik telah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan Dokumen/ Kebijakan
4. Telah ada mekanisme penyampaian informasi publik Dokumen/ Kebijakan 5. Pimpinan instansi/unit kerja telah membentuk sistem informasi
dan dokumentasi untuk mengelola informasi publik SK 6. Pimpinan instansi/unit kerja telah memanfaatkan media elektronik
dalam pengelolaan sistem informasi dan dokumentasi informasi publik
Dokumen/ Kebijakan/Laporan Pelaksanaan penggunaan media elektronik
7. Pimpinan Instansi/unit kerja telah melakukan penetapan klasifikasi informasi yang wajib disediakan dan diumumkan kepada publik dan informasi yang dikecualikan
C. Implementasi
8. Unit kerja telah mengimplementasikan kebijakan informasi publik Laporan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan KIP 9. Pimpinan instansi/unit kerja telah mengumumkan informasi publik
secara berkala
Laporan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan KIP
10. Informasi publik telah disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan jelas, akurat, dan tepat waktu
Laporan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan KIP
11. Unit kerja telah melakukan pengendalian atas implementasi
kebijakan informasi publik Laporan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan KIP 12. Informasi publik telah dilakukan pengarsipan dan dokumentasi Laporan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan KIP 13. Pimpinan instansi/ unit kerja telah melakukan evaluasi dan
pengendalian terhadap pelaksanaan pelayanan informasi publik
Laporan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan KIP
14. Unit kerja telah melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan atas hasil pengendalian atas implementasi kebijakan informasi publik
Laporan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan KIP
PEMENUHAN
8
INDIKATOR HASIL (BERSIFAT MUTLAK)
NO
INDIKATOR
NILAI
CARA MENGHITUNG
1 Nilai Integritas (Indeks) Minimal 7,0 Berdasarkan Hasil Survei KPK
2 Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik Minimal
550 Berdasarkan Permenpaan dan RB No.38/2012 3 Persentase Kerugian Negara(KN) yang
belum diselesaikan 0 % Nilai KN yang diselesaikan dibagi nilai KN yang ditemukan - dalam 2 tahun terakhir 4 Persentase Maksimum Temuan In-Efektif
(% anggaran) 3 % Nilai temuan in-efektif dibagi dengan anggaran unit kerja - dalam 2 tahun terakhir 5 Persentase Maksimal Temuan In-efisien (%
anggaran) 5% Nilai temuan in-efisien dibagi dengan anggaran unit kerja - dalam 2 tahun terakhir 6 Persentase maksimal jumlah pegawai yang
dijatuhi hukuman disiplin karena penyalahgunaan keuangan
1 % Jumlah pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin dibagi dengan jumlah seluruh pegawai yang ada di dalam unit kerja
7 Persentase Pengaduan Masyarakat Yang
Belum Ditindaklanjuti 5 % Jumlah pengaduan masyarakat yang belum diselesaikan dibagi dengan jumlah pengaduan masyarakat yang masuk ke unit kerja
8 Persentase Pegawai Yang Melakukan 0 %
IDENTIFIKASI DAN PENGUSULAN
PENILAI INTERNAL
(KEMENTERIAN)
:
a. Indikator Proses dan
b. Indikator Hasil
REVIU OLEH TIM PENILAI
NASIONAL (MENPAN)
PENETAPAN
UNIT
KERJA
BERPREDIKAT WBK K/L (BERDAS.
USULAN TPI)
PENILAIAN DAN PENETAPAN UNIT KERJA
BERPREDIKAT WBK
WBK
rendahnya WDP ;
Unit kerja yang diusulkan adalah setingkat eselonIi, eselon II atau
eselon III, yang memiliki peran strategis dalam penyelenggaraan fungsi pelayanan kepada masyarakat; Peran strategis tersebut tercermin dari :
a. Jumlah anggaran yang dikelola relatif besar dan
b. Produk yang dihasilkan berperan besar terhadap kepentingan
Laporan keuangan memperoleh opini dari BPK RI
serendah-rendahnya WDP ;
Unit kerja yang diusulkan adalah setingkat eselonIi, eselon II atau
eselon III, yang memiliki peran strategis dalam penyelenggaraan fungsi pelayanan kepada masyarakat; Peran strategis tersebut tercermin dari :
a. Jumlah anggaran yang dikelola relatif besar dan
b. Produk yang dihasilkan berperan besar terhadap kepentingan masyarakat.
UNTUK MELIHAT KETAATAN TERHADAP ATURAN MAUPUN TAHAPAN PROSES SESUAI
KEMPENPAN DAN RB NO 60/2012 UNTUK MELIHAT KETAATAN TERHADAP ATURAN MAUPUN TAHAPAN PROSES SESUAI
KEMPENPAN DAN RB NO 60/2012