• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMPUH | Sistem Informasi Perundang-Undangan dan Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SIMPUH | Sistem Informasi Perundang-Undangan dan Hukum"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

MENTERI NEGARA

PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

NOMOR 15 TAHUN 2010 .

PAMONG DAN ANGKA KREDITNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

Menimbang : a. bahwa fungsional pamong dan angka

kreditnya yang diatur dalam Keputusan Menteri Negara

Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

Fungsional

Parnong dan Angka Kreditnya tidak sesuai lagi

dengan perkembangan profesi dan tuntutan kompetensi Pamong

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada a perlu menetapkan kembali Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Fungsional Pamong dan

Angka Kreditnya;

Mengingat

:

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Pokok-Pokok

Kepegawaian (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun

1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik

lndonesia Nomor sebagaimana telah diubah dengan

(2)

Republik lndonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3890);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4301);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

lndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

Negara Republik lndonesia Nomor sebagaimana

telah dua kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4844);

Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966

Sementara Pegawai Negeri (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1966 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 2797);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977

Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1977 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor

sebagaimana telah sebelas kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 21);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980

Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1980 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3176);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994

(3)

8. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000

Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2000 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 401 5), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik

lndonesia Nomor 54 Tahun 2003 (Lembaran Negara

Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4332);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000

Pengadaan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2000 Nomor 195, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2002 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 41 92);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000

Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2000 Nomor 196, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 41 93);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000

Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil

(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 401 9);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003

Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan

(4)

13. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik

lndonesia Tahun Nomor 41, Tambahan Lembaran

Negara Republik lndonesia Nomor 4496); 14. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999

Fungsional Pegawai Negeri Sipil;

15. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005

Kedudukan, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata

Kerja Kementrian Negara Republik lndonesia sebagaimana

telah kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 20 tahun 2008;

16. Peraturan Presiden Nomor Tahun 2009

Pembentukan Kabinet lndonesia Bersatu

Memperhatikan

:

Menteri Pendidikan Nasional dengan Nomor:

8 Mei 2009;

2. Pertimbangan Kepala Kepegawaian Negara dengan

surat Nomor 14 September

2009.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN NEGARA PENDAYAGUNAAN

APARATUR NEGARA DAN

PAMONG DAN

ANGKA

BAB

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi ini yang dimaksud dengan:

1. Fungsional Pamong adalah yang mempunyai ruang

lingkup, tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan kegiatan

mengajar, pengkajian program, dan pengembangan model Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI) pada Unit Pelaksana Teknis

Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan satuan sesuai dengan peraturan

(5)

2. Pamong adalah pendidik dengan utama melakukan kegiatan mengajar, pengkajian program, dan pengembangan model Pendidikan Nonformal dan lnformal (PNFI) pada Unit Pelaksana Teknis

Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan satuan PNFI.

3. Pendidikan adalah sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

dan proses agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

4. Pendidikan nonformal (PNF) adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

5. Pendidikan lnformal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan

berbentuk kegiatan secara mandiri.

6. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan

potensi dirinya melalui proses pada

jalur pendidikan nonformal.

7. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik

dan sumber pada suatu lingkungan tertentu untuk menjadikan

peserta didik dan menguasai ilmu pengetahuan.

8. Pelatihan adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan

sumber pada suatu lingkungan tertentu untuk menjadikan

peserta didik dapat menerapkan teori ke dalam praktek sehingga memiliki keterampilan di bidang ilmu pengetahuan tersebut.

9. Pembimbingan adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik

dan sumber pada suatu lingkungan tertentu untuk memberikan

dan arahan kepada peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya agar memiliki sikap sesuai dengan keilmuan dan keterampilan yang telah dimilikinya.

10. Unit Pelaksana Teknis Departemen Pendidikan Nasional di bidang pendidikan

nonformal dan informal selanjutnya disebut UPT adalah Pengembangan

Pendidikan Nonformal dan lnformal dan Balai Pengembangan

Pendidikan Nonformal dan lnformal (BPPNFI).

11. UPTD yang bertanggungjawab di bidang adalah Balai Pengembangan

(6)

pemerintah provinsi dan Kegiatan (SKB) atau sebutan lain yang sejenis di lingkungan pemerintah

12. Satuan pendidikan nonformal adalah kursus, lembaga pelatihan,

kelompok Kegiatan Masyarakat (PKBM), dan majelis

taklim serta satuan pendidikan lainnya yang sejenis.

13. Pengkajian program PNFl adalah proses kegiatan yang meliputi pengumpulan dan penelaahan data yang berkaitan dengan pelaksanaan program PNFl yang

dilakukan secara berencana dan sistematis dengan mengunakan dan

ilmiah tertentu untuk mengukur tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan program.

14. Pengembangan model adalah upaya sesuatu yang baru

dan inovatif) kaidah dan ilmiah tertentu sehingga melahirkan

formulasi yang dikehendaki.

profesi adalah kegiatan pamong dalam rangka

pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan untuk

peningkatan mutu pendidikan pada umumnya dan mutu

pembimbingan pada khususnya serta pengembangan

. profesionalitas pamong

kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan akumulasi

nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh Pamong dalam rangka

pembinaan karier kepangkatan jabatannya.

17. Tim Penilai Angka Kredit adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh

pejabat yang dan bertugas menilai prestasi kerja Pamong

BAB

KEDUDUKAN, DAN POKOK

Fungsional Pamong termasuk dalam pendidikan lainnya.

(1) Pamong berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang

mengajar, pengkajian program, pengembangan model PNFI.

(2) Pamong sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

(7)

(1) pokok Pamong adalah melaksanakan kegiatan mengajar, mengkaji program, dan mengembangkan model di bidang PNFI.

(2) kerja Pamong untuk melaksanakan kegiatan mengajar,

mengkaji program, dan mengembangkan model di bidang sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 24 (dua puluh jam dalam 1 (satu) minggu.

BAB

DAN PEMBINA

(1) lnstansi pembina fungsional Pamong adalah Kementerian

Pendidikan Nasional

(2) lnstansi Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai pembinaan antara lain:

a. menyusun petunjuk teknis pelaksanaan fungsional Pamong

b. menyusun pedoman formasi fungsional Pamong

c. menetapkan standar kompetensi fungsional Pamong

d. menyusun pedoman kompetensi fungsional Pamong

e. mengusulkan tunjangan fungsional Pamong

f. melakukan sosialisasi fungsional Pamong petunjuk

pelaksanaannya;

g. menyusun kurikulum pendidikan dan pelatihan fungsional Pamong

h. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan fungsional Pamong

i. mengembangkan sistem informasi fungsional Pamong

j. memfasilitasi pelaksanaan fungsional Pamong

k. memfasilitasi pembentukan organisasi profesi Pamong

I. memfasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi dan kode etik Pamong

m. melakukan bimbingan teknis kompetensi dan profesionalitas

fungsional Pamong dan

(8)

BAB UNSUR DAN SUB UNSUR

Unsur dan sub unsur kegiatan Pamong yang dapat dinilai angka kreditnya,

terdiri dari:

a. Pendidikan, meliputi:

1. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazahlgelar;

2. Pendidikan dan pelatihan (diklat) kedinasan, kursus dengan memperoleh

sertifikat atau Surat Tanda Pendidikan dan Latihan atau

sertifikat; dan

3. Diklat prajabatan dan memperoleh STTPL atau sertifikat.

b. Kegiatan mengajar, meliputi:

1. Perencanaan pembelajaranlpelatihanlpembimbingan;

2. Pelaksanaan dan

3. Penilaian hasil pembelajaranlpelatihanl pembimbingan. c. Kegiatan pengkajian program PNFI, meliputi:

1. Persiapan pengkajian program; dan Pelaksanaan pengkajian program.

d. Kegiatan pengembangan model PNFI, meliputi:

1. Penyusunan rancangan pengembangan; dan

2. Pelaksanaan pengembangan.

e. Pengembangan profesi Pamong meliputi :

1. Pembuatan karya di bidang PNFI;

2. Pengembangan sarana pendidikan nonformal dan informal;

3. Pengembangan karya teknologi tepat guna, seni, dan olahraga yang bermanfaat di bidang PNF; dan

4. Penyusunan dan sejenisnya.

f. Penunjang Pamong meliputi:

1. Pengabdian pada masyarakatlkegiatan sosial kemasyarakatan;

2. dalam seminarllokakarya di bidang pendidikan;

3. Berprestasi dalam bidang pendidikan; 4. Perolehan penghargaanltanda jasaltanda

karya satya; dan

(9)

BAB V

JENJANG DAN PANGKAT

(1) fungsional Pamong adalah tingkat keahlian.

(2) Jenjang Pamong dari yang paling sampai dengan yang

paling tinggi, yaitu:

a. Pamong Pertama;

b. Pamong Muda; dan

c. Pamong Madya;

(3) Jenjang pangkat Pamong sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

sesuai dengan jabatannya, yaitu:

a. Pamong Pertama:

1) Penata Muda, ruang dan

2) Penata Muda Tingkat I, ruang

b. Pamong Muda:

Penata, ruang dan

2) Penata Tingkat I, ruang

c. Pamong Madya:

1) Pembina, ruang

2) Pembina Tingkat I, ruang dan

3) Pembina Utama Muda, ruang

(4) Jenjang pangkat dan Pamong sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki untuk masing-masing jenjang

(5) Penetapan jenjang Pamong untuk pengangkatan dalam

ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki

ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, sehingga

dimungkinkan pangkat dan tidak sesuai dengan pangkat dan

sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

(6) Setiap kenaikan jenjang Pamong harus uji kompetensi.

(10)

BAB

DAN UNSUR YANG DALAM

ANGKA

(1) Rincian kegiatan Pamong sesuai dengan jenjang sebagai

berikut:

a. Pamong Pertama, yaitu:

1. Mengidentifikasi penyelenggaraan program sebagai anggota;

2. Melaksanakan pemantapan persiapan kegiatan pembelajaranl sebagai anggota;

Menyusun desain penyelenggaraan kegiatan mengajar

sebagai anggota;

4. Menyusun silabus pembelajaran; 5. Menyusun silabus pelatihan;

6. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran; 7. Menyusun rencana pelaksanaan pelatihan; 8. Melaksanakan pembelajaran;

9. Melaksanakan pelatihan;

10. Menyusun instrumen penilaian hasil pembelajaran sesuai mata pelajaranlrnateri yang diarnpunyaldisampaikan;

11. Menyusun instrumen penilaian hasil pelatihan sesuai mata pelajaranlmateri yang diarnpunyaldisampaikan;

12. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran sesuai mata

pelajaranlmateri yang diarnpunyaldisampaikan;

13. Menilai dan mengevaluasi hasil pelatihan sesuai mata

pelajaranlmateri yang diarnpunyaldisampaikan; 14. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran; 15. Menganalisis hasil penilaian pelatihan;

16. Melaksanakan diskusi terfokus hasil penilaian pembelajaranlpelatihanl pembimbingan;

17. Melaksanakan perbaikan dan pengayaan pembelajaranlpelatihanl pembimbingan berdasarkan hasil diskusi terfokus;

(11)

Memvalidasi instrumen pengkajian program sebagai anggota;

21. Melaksanakan orientasi petugas pengumpul data pengkajian program sebagai anggota;

22. Melakukan pengumpulan, pengolahan, analisis, pelaporan

pengkajian program sebagai anggota;

23. Menyusun rancangan pengembangan model program danlatau model PNFl sebagai anggota; dan

24. Melaksanakan pengembangan model program danlatau model

PNFI sebagai anggota.

b. Rincian kegiatan Pamong Muda, yaitu:

1. Mengidentifikasi penyelenggaraan program PNFI sebagai ketua;

2. Melaksanakan pemantapan persiapan kegiatan

sebagai ketua;

3. Menyusun desain penyelenggaraan kegiatan mengajar

sebagai anggota;

4. Menyusun silabus pembelajaran; 5. Menyusun silabus pelatihan;

6. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran; 7. Menyusun rencana pelaksanaan pelatihan; 8. Melaksanakan pembelajaran;

9. Melaksanakan pelatihan;

10. Menyusun instrumen penilaian hasil pembelajaran sesuai mata pelajaranlrnateri yang diampunyaldisampaikan;

11. Menyusun instrumen penilaian hasil pelatihan sesuai mata

pelajaranlmateri yang diarnpunyaldisampaikan;

12. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran sesuai mata pelajaranlmateri yang diarnpunyaldisampaikan;

dan mengevaluasi hasil pelatihan sesuai mata

pelajaranlmateri yang diampunyaldisampaikan; 14. Menganalisis hasil penilaian

15. Menganalisis hasil penilaian pelatihan; 16. Melaksanakan diskusi terfokus hasil penilaian

pembimbingan;

(12)

pembimbingan berdasakan hasil diskusi terfokus;

18. Menyusun desain pengkajian program sebagai anggota; 19. Menyusun instrumen pengkajian program sebagai anggota; 20. Memvalidasi instrumen pengkajian program sebagai anggota;

21. Melaksanakan orientasi petugas pengumpul data pengkajian program sebagai anggota;

Melakukan pengumpulan, pengolahan, analisis, pelaporan

pengkajian program sebagai anggota;

23. Menyusun rancangan pengembangan model program danlatau model PNFl anggota; dan

24. Melaksanakan pengembangan model program model

PNFl sebagai anggota.

c. Rincian kegiatan Pamong Madya, yaitu:

Menganalisis hasil identifikasi penyelenggaraan program PNFI;

2. Menyusun desain penyelenggaraan kegiatan mengajar

sebagai ketua;

3. Menyusun silabus pembelajaran; 4. Menyusun silabus pelatihan;

5. Menyusun silabus pembimbingan;

6. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran;

7. Menyusun rencana pelaksanaan pelatihan;

8. Menyusun rencana pelaksanaan pembimbingan;

9. Melaksanakan pembelajaran; 10. Melaksanakan pelatihan; 11. Melaksanakan pembimbingan;

12. Menyusun instrumen penilaian hasil pembelajaran sesuai mata pelajaranlrnateri yang diampunyaldisampaikan;

13. Menyusun instrumen penilaian hasil pelatihan sesuai mata pelajaranlmateri yang diarnpunyaldisampaikan;

14. Menyusun instrumen penilaian hasil pembimbingan sesuai mata pelajaranlmateri yang diampunyaldisampaikan;

15. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran sesuai mata pelajaranlmateri yang diampunyaldisampaikan;

(13)

pelajaranlmateri yang diampunyaldisampaikan;

17. Menilai dan mengevaluasi hasil pembimbingan sesuai rnata pelajaranlmateri yang diampunyaldisampaikan;

18. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran; 19. Menganalisis hasil penilaian pelatihan; 20. Menganalisis hasil penilaian pembimbingan;

21. Melaksanakan diskusi terfokus hasil penilaian pembelajaranlpelatihanl pembimbingan;

22. Melaksanakan perbaikan dan pengayaan pernbelajaranlpelatihanl pembimbingan berdasakan hasil diskusi terfokus;

23. Menyusun desain pengkajian program sebagai ketua; 24. Menyusun instrumen pengkajian program sebagai ketua; 25. Memvalidasi instrumen pengkajian program sebagai ketua;

26. Melaksanakan orientasi petugas pengumpul data pengkajian program sebagai ketua;

27. Melakukan pengumpulan, pengolahan, analisis, pelaporan

pengkajian program sebagai ketua;

28. Menyusun rancangan pengembangan model program model

pembelajaranl pelatihanl pembimbingan sebagai ketua; dan

29. Melaksanakan pengembangan model program danlatau model pembelajaranlpelatihanl pembimbingan PNFI sebagai ketua.

(2) Pamong Pertama sampai dengan Pamong Madya yang

melaksanakan kegiatan pengembangan profesi dan penunjang Pamong

diberikan nilai angka kredit sebagaimana dalam I

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini.

Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat Pamong yang sesuai dengan

jenjang jabatannya untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 8 ayat maka Pamong yang berada satu tingkat di atau satu

tingkat di bawah jenjang jabatannya dapat melakukan kegiatan

berdasarkan penugasan secara dari unit kerja yang

(14)

Pasal 10

Penilaian angka kredit pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9,

ditetapkan sebagai berikut:

a. Pamong yang melaksanakan satu tingkat di jenjang

jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar 80% (delapan dari angka kredit setiap butir kegiatan sebagaimana

dalam I Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

b. yang melaksanakan satu tingkat di bawah jenjang

jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar 100% (seratus dari, angka kredit dari setiap butir kegiatan sebagaimana

dalam I Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi ini.

Pasal 11

(1) Unsur kegiatan yang dinilai dalam memberikan angka kredit, terdiri a. Unsur utama; dan

b. Unsur penunjang. (2) Unsur utama, terdiri

a. Pendidikan;

b. Kegiatan mengajar;

c. Pengkajian program PNFI;

d. Pengembangan model PNFI; dan

e. Pengembangan profesi.

Unsur penunjsng adalah kegiatan yang mendukung pelaksanaan pokok

Pamong sebagaimana dimaksud dalam huruf f.

(4) Rincian kegiatan Pamong dan angka kreditnya masing-masing unsur

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaimana dalam

I Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini.

(5) Pamong yang menjalankan di daerah khusus, diberikan angka

kredit sebagai berikut:

a. Pamong Pertama diberikan angka kredit sebesar setiap

tahun.

(15)

c. Pamong Madya diberikan angka kredit sebesar setiap tahun.

(6) Penentuan daerah khusus sebagaimana dimaksud ayat didasarkan pada

kriteria daerah khusus yang ditentukan oleh pejabat yang berwenang. Pasal 12

(1) Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh setiap

Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat dalam Pamong

bagi:

a. Pamong dengan Sarjana Strata Satu (D-IV)

adalah sebagaimana dalam Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini.

b. Pamong dengan pendidikan Sarjana Strata Dua (S2) adalah

sebagaimana dalam Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini.

c. Pamong dengan pendidikan Sarjana Strata Tiga (S3) adalah

sebagaimana dalam Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini.

(2) Jumlah angka kredit kumulatif minimal sebagaimana dimaksud pada ayat adalah:

a. Paling 80% (delapan puluh angka kredit berasal dari

diklat, kegiatan mengajar, pengkajian program PNFI, dan

pengembangan model PNFI; dan

b. Paling tinggi 20% (dua puluh angka kredit berasal dari penunjang.

Pasal 13

(1) Pamong yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang

ditentukan untuk kenaikan jenjang jabatanlpangkat setingkat lebih tinggi,

kelebihan angka kredit diperhitungkan untuk kenaikan

pangkat berikutnya.

(2) Pamong pada tahun pertama telah atau melebihi angka

kredit yang untuk kenaikan pangkat dalam masa yang

didudukinya, pada tahun kedua wajib mengumpulkan paling kurang 20% (dua

puluh angka kredit dari jumlah angka kredit yang disyaratkan untuk

kenaikan jenjang jabatanlpangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari

(16)

Pasal 14

Pamong Pertama, pangkat Penata Muda, ruang yang

akan naik pangkat menjadi Penata Muda Tingkat I, ruang

angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat paling kurang 2 (dua) angka kredit berasal dari sub unsur pengembangan profesi.

(2) Pamong Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat I, ruang

yang akan naik jenjang jabatanlpangkat menjadi Pamong Muda,

pangkat Penata, ruang angka kredit yang disyaratkan untuk

kenaikan jabatanlpangkat paling kurang 4 angka kredit berasal dari

sub unsur

(3) Pamong Muda, pangkat Penata, ruang yang akan naik

pangkat menjadi Penata Tingkat I, ruang angka kredit yang

disyaratkan untuk kenaikan pangkat paling kurang 6 angka kredit

berasal dari sub unsur pengembangan profesi.

(4) Pamong Muda, pangkat Penata Tingkat I, ruang yang

akan naik jenjang jabatanlpangkat menjadi Pamong Madya, pangkat

Pembina, ruang angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan

jabatanlpangkat paling kurang 8 (delapan) angka kredit berasal dari sub unsur pengembangan profesi.

(5) Pamong Madya, pangkat Pembina, ruang yang akan

naik pangkat menjadi Pembina Tingkat I, ruang angka kredit

yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat paling kurang 10 (sepuluh) angka kredit berasal dari sub unsur pengembangan profesi.

(6) Pamong Madya, pangkat Pembina Tingkat I, ruang

yang akan naik pangkat menjadi Pembina Utama Muda, ruang

angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat paling kurang 12 (dua belas) angka kredit berasal dari sub unsur pengembangan profesi.

(7) Pamong Madya, pangkat Pembina Utama Muda, ruang

setiap tahun sejak menduduki jabatanlpangkat wajib mengumpulkan paling kurang 20 (dua puluh lima) angka kredit dari kegiatan pokok dan

bang an profesi.

Pasal 15

(1) Pamong yang secara bersama-sama membuat di

(17)

pembagian angka kreditnya ditetapkan sebagai berikut:

a. Apabila terdiri dari 2 (dua) orang penulis maka pembagian angka

kreditnya adalah 60% puluh untuk penulis utama dan 40%

puluh untuk penulis pembantu;

b. Apabila terdiri dari 3 (tiga) orang penulis maka pembagian angka kreditnya

adalah 50% (lima puluh untuk penulis utama dan masing-masing

25% (dua puluh lima untuk penulis pembantu; dan

c. Apabila terdiri dari 4 orang penulis maka pembagian angka

kreditnya adalah 40% puluh untuk penulis utama dan

masing-masing 20% (dua puluh untuk penulis pembantu.

Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling 3 (tiga) orang.

BAB

DAN PENETAPAN ANGKA Pasal 16

(1) Untuk kelancaran penilaian dan penetapan angka kredit, setiap Pamong

wajib dan menginventarisasi seluruh kegiatan yang

dilakukan.

(2) Penilaian dan penetapan angka kredit terhadap setiap Pamong dilakukan paling kurang 1 (satu) kali dalam setahun.

(3) Penilaian dan penetapan angka kredit untuk kenaikan pangkat Pamong dilakukan paling kurang 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun yaitu 3 (tiga) bulan sebelum periode kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 17

(1) Pejabat yang menetapkan angka kredit adalah:

a. Menteri Pendidikan Nasional atau pejabat eselon I yang ditunjuk bagi

Pamong Madya, pangkat Pembina Tingkat I, ruang

dan pangkat Pembina Utama Muda, ruang di lingkungan

UPT dan UPTD;

b. Direktur atau pejabat eselon yang membidangi Pamong bagi

Parnong Pertama, pangkat Penata Muda ruang

sampai dengan Pamong Madya, pangkat Pembina,

ruang di lingkungan UPT;

(18)

Pertama, pangkat Penata Muda, ruang sampai

dengan Pamong Madya, pangkat Pembina, ruang di

lingkungan UPTD Provinsi yang bersangkutan;

d. Kepala yang membidangi pendidikan di KabupatenIKota bagi

Pamong Pertama, pangkat Penata Muda, ruang

sarnpai dengan Pamong Madya, pangkat Pembina,

ruang di lingkungan UPTD KabupatenIKota yang bersangkutan.

(2) Dalam menjalankan kewenangannya, pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh:

a. Tim Penilai Pamong bagi Menteri Pendidikan Nasional

atau pejabat eselon I yang ditunjuk yang selanjutnya disebut Tim Penilai

b. Tim Penilai Pamong bagi Direktur atau pejabat eselon

yang membidangi Pamong yang selanjutnya disebut Tim Penilai

Direktorat;

c. Tim Penilai Pamong bagi Kepala yang membidangi

pendidikan di Provinsi yang selanjutnya disebut Tim Penilai Provinsi; dan

d. Tim Penilai Pamong bagi Kepala yang membidangi

pendidikan di KabupatenlKota yang selanjutnya disebut Tim Penilai KabupatenIKota.

Pasal 18

(1) Tim Penilai Pamong terdiri dari unsur teknis yang membidangi

pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan nonformal PNF), unsur kepegawaian, dan pejabat fungsional Pamong

(2) Susunan keangotaan Tim Penilai sebagai berikut:

a. Seorang Ketua merangkap anggota dari unsur teknis; b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota;

c. Seorang Sekretaris merangkap anggota dari unsur kepegawaian; dan

d. Paling kurang 4 orang anggota.

(3) Anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf paling kurang 2 (dua) orang berasal dari pejabat fungsional Pamong

(4) Syarat untuk menjadi anggota Tim Penilai adalah:

a. Menduduki jabatanlpangkat paling sama dengan jabatanlpangkat

(19)

b. Memiliki keahlian serta mampu untuk menilai prestasi kerja Pamong dan

c. Dapat aktif melakukan penilaian.

(5) Apabila jumlah anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dapat dipenuhi dari Pamong maka anggota Tim Penilai dapat diangkat dari Pegawai Negeri Sipil yang memiliki kompetensi untuk menilai prestasi kerja Pamong

(6) Anggota Tim Penilai Fungsional Pamong harus lulus

pendidikan dan pelatihan tim penilai dan mendapat sertifikat dari Menteri Pendidikan Nasional.

Pasal 19

(1) Apabila Tim Penilai belum dapat dibentuk, penilaian angka

kredit Pamong dapat dimintakan kepada Tim Penilai

lain terdekat, atau Tim Penilai Provinsi yang bersangkutan atau Tim Penilai Direktorat.

(2) Apabila Tim Penilai Provinsi belum dapat dibentuk, penilaian angka kredit

Pamong dapat dimintakan kepada Tim Penilai Provinsi lain terdekat

atau Tim Penilai Direktorat.

(3) Pembentukan dan susunan anggota Tim Penilai ditetapkan oleh: a. Menteri Pendidikan Nasional untuk Tim Penilai

b. Direktur atau pejabat eselon yang membidangi Pamong untuk

Tim Penilai Direktorat;

Kepala yang membidangi pendidikan di Provinsi untuk Tim Penilai

Provinsi; dan

d. Kepala yang membidangi pendidikan untuk Tim

Penilai KabupatenIKota.

(1) Masa Anggota Tim Penilai adalah 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat

kembali untuk masa berikutnya.

(2) Pegawai Negeri Sipil yang telah menjadi Anggota Tim Penilai dalam 2 (dua)

masa berturut-turut, dapat diangkat kembali melampaui

tenggang waktu 1 (satu) masa

(20)

Tata kerja Tim Penilai dan tata penilaian angka kredit Pamong

ditetapkan Menteri Pendidikan Nasional selaku Pembina

fungsional Pamong

Usul penetapan angka kredit Pamong diajukan oleh:

a. Direktur atau pejabat eselon yang membidangi peningkatan mutu PTK-PNF,

Kepala yang membidangi pendidikan di Provinsi, dan Kepala

yang membidangi pendidikan di KabupatenIKota kepada Menteri Pendidikan Nasional atau pejabat eselon I untuk angka kredit Pamong Madya,

pangkat Pembina, Tingkat I ruang dan pangkat Pembina Utama

Muda, ruang di lingkungan UPT dan UPTD;

b. Kepala UPT kepada Direktur yang membidangi peningkatan mutu PTK-PNF

untuk angka kredit Pamong Pertama, pangkat Penata Muda,

ruang sampai dengan Pamong Madya, pangkat Pembina,

ruang di lingkungan UPT;

c. Kepala UPTD di lingkungan pemerintah Provinsi kepada Kepala yang

membidangi pendidikan di Provinsi untuk angka kredit Pamong

Pertama, pangkat Penata Muda ruang sampai dengan Pamong

Madya, pangkat Pembina, ruang di lingkungan UPTD

Provinsi yang bersangkutan; dan

d. Kepala UPTD di lingkungan pemerintah KabupatenIKota kepada Kepala yang membidangi pendidikan di KabupatenIKota untuk angka kredit Pamong

Pertama, pangkat Penata Muda, ruang sampai dengan

Pamong Madya, pangkat Pembina, ruang di lingkungan

UPTD KabupatenIKota yang bersangkutan.

(1) Angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan arigka kredit, digunakan untuk mempertimbangkan kenaikan jenjang

Pamong sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

(2) Keputusan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit tidak dapat

(21)

BAB

PENGANGKATAN DALAM PAMONG

Pejabat yang berwenang dalam Pamong adalah

pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(1) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam Pamong

harus syarat sebagai berikut:

a. Berijazah paling sesuai dengan pendidikan

bidang kependidikan yang ditentukan;

b. Pangkat paling Penata Muda, ruang dan

c. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian

Pelaksanaan Pekerjaan paling bernilai baik dalam 1 (satu)

tahun terakhir.

(2) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 2 (dua) tahun diangkat harus mengikuti dan lulus diklat fungsional Pamong

(3) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) apabila tidak mengikuti dan tidak lulus diklat fungsional Pamong

diberhentikan dari fungsional Pamong

(4) Pengangkatan pertama Pamong sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

adalah pengangkatan untuk mengisi lowongan formasi Pamong

melalui pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil.

(5) Penetapan fungsional Pamong sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) ditetapkan berdasarkan angka kredit yang diperoleh dari unsur utama

dan penunjang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan

angka kredit.

(6) Kualifikasi pendidikan dan diklat fungsional Pamong sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a dan ayat (2) ditetapkan lebih lanjut oleh lnstansi Pembina.

(1) Di samping persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25,

pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Pamong

(22)

sebagai berikut:

a. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalarn Pamong

dilaksanakan sesuai dengan formasi Pamong yang

ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang

Pendayagunaan Aparatur Negara mendapat pertimbangan Kepala

Kepegawaian Negara;

b. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam Pamong

dilaksanakan sesuai formasi Pamong yang

ditetapkan oleh Kepala Daerah masing-masing mendapat

persetujuan dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang

Pendayagunaan Aparatur Negara berdasarkan pertimbangan Kepala Kepegawaian Negara.

(2) Formasi Pamong sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur

sebagai berikut:

a. Formasi Pamong pada UPTDISKB atau sebutan lain yang

sejenis paling 35 orang;

b. Formasi Pamong pada atau sebutan lain

yang sejenis paling 50 orang;

c. Formasi Pamong pada paling 70

orang;

d. Formasi Pamong pada paling 100

orang.

(1) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari lain ke dalam

Pamong dapat dipertimbangkan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) dan

Pasal 26;

b. Memiliki pengalaman di bidang pendidikan paling kurang 2 (dua) tahun;

c. Telah mengikuti dan diklat fungsional Pamong dan

d. Usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun.

(23)

(3) Jumlah angka kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dari unsur utama dan unsur penunjang.

BAB

PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN

Pamong Pertama, pangkat Penata Muda, ruang sampai

dengan Pamong Madya, pangkat Pembina Tingkat I, ruang

dibebaskan sementara dari jabatannya, apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam jabatanlpangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan

setingkat lebih tinggi.

(2) Pamong Madya, pangkat Pembina Utama Muda, ruang

dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak diangkat dalam pangkatnya tidak dapat mengumpulkan paling kurang 20 (dua puluh)

angka kredit dari kegiatan pokok dan pengembangan profesi.

(3) samping pembebasan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2) Pamong dibebaskan sementara dari jabatannya, apabila:

a. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berupa

penurunan pangkat;

b. Diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil;

c. Ditugaskan secara penuh di luar Pamong

d. Menjalani cuti di luar tanggungan negara kecuali untuk persalinan ke dan seterusnya; atau

lebih dari 6 bulan.

(1) Pamong yang telah selesai menjalani pembebasan sementara

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dan ayat (2) apabila telah mengumpulkan angka kredit yang ditentukan, diangkat kembali dalam

Pamong

(2) Pamong yang telah selesai menjalani pembebasan sementara

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (3) huruf a, d, dan dapat

diangkat kembali dalam Pamong

(24)

Pasal 28 ayat (3) huruf b, dapat diangkat kembali dalam Pamong apabila berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dinyatakan tidak bersalah atau dijatuhi hukuman pidana percobaan.

(4) Pamong yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 28 ayat (3) huruf c, dapat diangkat kembali ke dalam Pamong

apabila berusia paling tinggi 54 (lima puluh tahun.

(5) Pengangkatan kembali dalam Pamong sebagaimana

dimaksud pada ayat menggunakan angka kredit terakhir yang dimiliki dan

dapat ditambah angka kredit dari unsur utama dan unsur penunjang

Pamong yang diperoleh selama pembebasan sementara.

Pamong diberhentikan dari jabatannya, apabila:

a. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jenjang

setingkat lebih tinggi;

b. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari

jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat tidak dapat

mengumpulkan angka kredit yang ditentukan; atau

c. Dijatuhi disiplin tingkat dan telah mempunyai kekuatan hukum

yang tetap, kecuali hukuman disiplin penurunan pangkat.

Pembebasan sementara, pengangkatan kembali, dan pemberhentian dari

Pamong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, dan Pasal 30

ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB X KETENTUAN

(1) Dengan berlakunya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Pamong yang telah

(25)

Negara dan Reformasi Birokrasi

(2) Prestasi kerja yang telah dilakukan Pamong sampai dengan

ditetapkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini, dinilai berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor 999.

(1) Pada saat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi ini ditetapkan, Pamong yang belum memiliki ijazah

dengan pangkat Pengatur Muda Tingkat I, ruang

sampai pangkat Penata Tingkat I, ruang melaksanakan

dan penilaian prestasi kerjanya sebagaimana dalam V

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini.

(2) Pamong sebagaimana dimaksud pada ayat melaksanakan

kegiatan pengembangan profesi dan penunjang Pamong

diberikan angka kredit sebagaimana dalam V Peraturan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini.

(3) sebagaimana dimaksud pada ayat jumlah angka kredit

kumulatif minimal yang harus dipenuhi untuk kenaikan pangkat Pamong bagi:

a. Pamong yang berijazah Diploma Dua adalah sebagaimana

dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reforrnasi Birokrasi ini; dan

b. Pamong yang berijazah Diploma Tiga adalah sebagaimana

dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini.

(4) Jumlah angka kredit kumulatif minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. Paling 80% (delapan puluh angka kredit berasal dari

diklat, kegiatan mengajar, pengkajian program PNFI,

pengembangan model dan pengembangan profesi; dan

(26)

(1) Pada saat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi ini ditetapkan, Pamong sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 33 ayat (1) apabila tidak memperoleh ijazah kenaikan

pangkat paling Penata Tingkat I, ruang

(2) Pamong sebagaimana dimaksud pada ayat setiap tahun sejak

menduduki pangkat Penata Tingkat I, ruang wajib

mengumpulkan angka kredit paling kurang 10 (sepuluh) dari kegiatan pokok.

(3) Pada saat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi ini ditetapkan, Pamong yang belum memiliki ijazah

ditetapkan sesuai dengan

terakhir yang dimiliki, dengan ketentuan paling lama 10 (sepuluh) tahun sejak Peraturan Menteri ini diberlakukan yang bersangkutan harus memiliki ijazah S 1 ID-IV.

(1) Pamong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) apabila

memperoleh ijazah disesuaikan dalam jenjang Pamong

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2).

(2) Pamong sebagaimana dimaksud pada ayat diberikan angka kredit

sebesar 65% puluh lima angka kredit kumulatif yang berasal

dari diklat, pokok, dan kegiatan pengembangan profesi Pamong

ditambah angka kredit ijazah dengan tidak memperhitungkan angka

kredit dari kegiatan penunjang.

Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit Pamong

Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf

b,

huruf c, dan huruf d.

Dalam menjalankan kewenangannya, pejabat berwenang sebagaimana dimaksud pada Pasal 36 dibantu oleh Tim Penilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf

b,

huruf c, dan huruf d.

Pasal 38

Usul penetapan angka kredit Pamong diajukan oleh Pejabat

(27)

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Ketentuan pelaksanaan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini diatur lebih oleh Menteri Pendidikan

Nasional dan Kepala Kepegawaian Negara.

Dengan berlakunya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi ini, ketentuan yang mengatur fungsional Pamong

yang terdapat pada Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

Fungsional Pamong dan

Angka dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Peraturan ini mulai berlaku pada ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada 6 Juli 2010

NEGARA

(28)

BAB XI

KETENTUANPENUTUP

Ketentuan pelaksanaan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini diatur lebih lanjut oleh Menteri Pendidikan

Nasional dan Kepala Kepegawaian Negara.

Dengan berlakunya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi ini, ketentuan yang mengatur fungsional Pamong

yang terdapat pada Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

Fungsional Pamong dan

Angka Kreditnya, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Peraturan ini mulai berlaku pada ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada

NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN

(29)

I: PERATURAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN

NOMOR 15 TAHUN 2010

: 6 Juli 2010

BUTIR PAMONG DAN ANGKA

(30)

N

3

a,

0

C C

w

c

C

w

a, a

3

3

a 3

a

3

X

3

m

2.

a,

3

m

3

o-

w

2.

2.

3 3

(31)
(32)

3

C

a,

a,

v

C

a,

L

a,

a a,

a,

a,

L

a,

3

L L L

-

a,

2.

a,

a,

2.

. -

a,

2.

a, a,

a,

2.

a,

3

a,

2.

a,

3

w

L 2.

a,

a

a z

(33)

NO

Pengernbangan Sarana Pendidikan Nonformal

SATUAN Artikel ilrniah di media

massa

Artikel ilmiah di ilmiah di Artikel ilrniah di jurnal

Buku

Mernbuat karya tulis ilmiah bidang tejernahan yang dinyatakan oleh kepala

Mernbuat makalah prasaran bidang PNFl yang disajikan pada

forum :

a. Tingkat nasional b. Tingkat provinsi c. Tingkat kabupatenlkota

Membuat tulisan ilrniah populer pernbelajaranl pelatihanlpernbirnbingandi bidang PNFl pada satuan PNFI:

JENJANG

7

Sernua Jenjang

Semua Jenjang Semua Jenjang Semua Jenjang

Semua Jenjang

Sernua Jenjang

Semua Jenjang Semua Jenjang Sernua Jenjang

Semua Jenjang

Semua Jenjang

Semua Jenjang Semua Jenjang Sernua Jenjang

Sernua Jenjang

Semua Jenjang

Sernua Jenjang

Sernua Jenjang a.

b.

dimuat di media massa tingkat nasional

dimuat di media massa tingkat (koran daerah)

Mernbuat artikel ilmiah pembelajaranlpelatihanl di bidang PNFl pada satuan PNFl a.

b. c.

dimuat di yang terakreditasi

dimuat di jurnallterbitan nasional yang mendapat dimuat di jurnal tingkat lokallsatuan pendidikan nonformal dan informal

Penerjemahanlpenyaduran buku dan bahan lain di bidang pendidikan nonforrnal dan informal

a

b

Dipublikasikan dalam bentuk buku yang diterbitkan secara nasional

Dipublikasikan dalam bentuk buku yang diterbitkan bertaraf provinsi

Buku pelajaran atau bidang PNFI:

a. nasional

b. provinsi

Mengalihbahasakan buku pelajaran atau karya ilmiah yang bermanfaat bagi pendidikan non formal dan informal.

Mernbuat buku pelajaran pertingkaffbuku pendidikan

a.

b.

c.

d.

Membuat buku pelajaran yang dicetak oleh penerbit dan ber ISBN

Mernbuat buku pelajaran yang dicetak oleh penerbit tetapi belurn ber

Buku dalarn bidang pendidikan dicetak oleh penerbit dan ISBN

Buku dalam bidang pendidikan dicetak oleh penerbit tetapi belum ber-ISBN

(34)
(35)

NEGARA

serta dalarn lokakarya di bidang pendidikan

Berprestasi dalarn bidang pendidikan

Perolehan penghargaanltanda jasaltanda kehormatanlsatya

Perolehan ijazahlgelar kesa janaan lainnya

dalarn penerbitan di bidang pendidikan

Mengikuti

serninarllokakarya, sebagai: Pernrasaran

Pernbahaslrnoderatorl surnber Peserta aktif

Menjadi juara tingkat nasional Menjadi juara dalarn lornba tingkat

Menjadi juara dalarn lornba tingkat kabupatenlkota Menjadi juara dalarn lornba tingkat kecarnatan Menjadi dalarn tingkat satuan pendidikan Mernpunyai prestasi di bidang pendidikan

Tanda kehormatan satyalancana karya satya

SK Sertifikaff tropi

tropi Sertifikatl tropi Sertifikaff tmpi

Tanda Jasa Tanda Jasa Tanda Jasa Tanda Jasa Tanda Jasa

ljazah

Sernua Jenjang Sernua Jenjang Sernua Jenjang Sernua Jenjang Sernua Jenjang Sernua Jenjang Sernua Jenjang Sernua Jenjang Sernua Jenjang Sernua Jenjang Sernua Jenjang

(36)

PERATURAN NEGARA PENDAYAGUNAANAPARATURNEGARA DAN REFORMASI

NOMOR 15 TAHUN 2010

: 6 Juli 2010

JUMLAH ANGKA MINIMAL

UNTUK PENGANGKATAN DAN

PAMONG DENGAN SARJANA

NEGARA

PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN

E. E. MANG DAAN

NO.

1

PERSENTASE U N S U R

UNSUR UTAMA

A. Pendidikan :

a). Pendidikan Sekolah b).

2

JENJANG RUANG DAN

J U M L A H

100

100

B. Kegiatan

I

PERTAMA

38

2

150 C. Pengkajian Program PNFl

D. Pengembangan Model PNFl

E. Pengernbangan Profesi

UNSUR PENUNJANG

yang mendukung pelaksanaan Pamong

PAMONG

76

4

20

200

80%

20%

MUDA

114

6

80

300

232

8

60

400 100

MADYA

350

90

550

468

12

120

(37)

PERATURAN NEGARA PENDAYAGUNAANAPARATURNEGARA DAN REFORMASI

NOMOR 15 TAHUN 2010

6 Juli 2010

JUMLAH ANGKA MINIMAL

UNTUK PENGANGKATAN DAN

PAMONG DENGAN PASCA SARJANA (S2)

U N S U R

Kegiatan Mengajar

C. Pengkajian Program PNFl

1

D. Pengembangan Model PNFl

E. Pengembangan Profesi UNSUR UTAMA

A. Pendidikan :

a). Pendidikan Sekolah b). Diklat

yang

PERSENTASE

J U M L A H

NEGARA

PENDAYAGUNAAN NEGARA

(38)

NEGARA PENDAYAGUNAAN APATARUR NEGARA DAN

NOMOR 15 TAHUN 2010 : 6 Juli 2010

JUMLAH ANGKA MINIMAL

UNTUK PENGANGKATAN DAN

PAMONG DENGAN DOKTOR (S3)

MENTERI NEGARA

PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN

E E. MANG DAAN PERSENTASE

80%

20%

NO

1

2

JENJANG RUANG DAN ANGKA

U N S U R

UNSURUTAMA

A.

a) Pendidikan Sekolah b). Diklat

B. Kegiatan Mengajar

C. Pengkajian Program D. Pengembangan Model

E. Pengembangan Profesi UNSUR PENUNJANG

Kegiatan yang mendukung pelaksanaan Parnong

J U M L A H 200

MUDA

74

6

20

300

PAMONG

8

40 .

400

M ADYA

200

270

10

70

550

200

388

12

100

(39)

V: PERATURAN NEGARA PENDAYAGUNAANAPARATURNEGARA DAN

NOMOR 15 TAHUN 2010

: 6 2010

KEGIATAN

PAMONG YANG BELUM SARJANA

NO

I I

dengan mernperoleh Surat Tanda Pendidikan dan Pelatihan (STTPP)

SUB UNSUR

MENGAJAR

3

A. sekolah dan mernperoleh

I I I

I I

pelatihanlpembimbingan

9

Perencanaan pembelajaranl pelatihanl pernbirnbingan

Pelaksanaan pembelajaranl

penilaian Penilaian Hasil Pembelajaranl Pelatihanl Pembimbinaan Lamanya antara 161-480 jam

antara jam

Lamanya antara 30-80 jam

Mengidentifikasi penyelenggaraan program pendidikan nonformal dan informal, sebagai anggota (rnaks 5 orang)

Melaksanakan peniapan kegiatan

pernbelajaranlpelatihanlpembimbingan, sebagai anggota Menyusun rencana pernbelajaran ipelatihanipernbimbingan yang akan digunakan pada pendidikan nonforrnal dan informal: Menyusun desain penyelenggaraan kegiatan

mengajar, sebagai anggota Menyusun silabus:

1) Pernbelajaran 2) Pelatihan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP): 1) Pembelajaran

2) Pelatihan

(40)

NO

1

3. UNSUR

2

pembelajaranlpelatihanlpembimbingan sesuai mata pelajaranlmateri yang diampunyal disampaikan, pada: a.

b.

Menganalisis hasil penilaian: a.

sebagai anggota

. .

3. instrumen pengkajian program, sebagai anggota 0,024 0.12

B. program 1. orientasi petugas pengumpul data pengkajian 0,024 0.12

program, sebagai

4

2. dan

A.

MODEL

NONFORMAL DAN

ilmiah yang diakui oleh instansi yang bersangkutan Majalah ilmiah 6 6

I

6

0,008 0,008

0.0024

2. pengumpulan, pengolahan, analisis, pelaporan 0,072

V.

2. Menyusun penelitian, pengujian,

evaluasi di bidang pendidikan non formal dan informalyang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan di perpustakaan lembaga yang bersangkutan dalam bentuk:

SATUAN

5"

Persiapan pengkajian program

IV. PENGEMBANGAN rancangan pengembangan rancangan pengembangan model program danlatau Rancangan model 0.128 0.32

B.

a. Buku 8 8 8

b. ilmiah Majalah ilmiah 4 4 4

3. tulis berupa tinjauan atau ilmiah

aaaasan sendiri dalam bidana non formal dan

0.006

PENGEMBANGAN

I I

informal dipublikasikan dalam bentuk: I

a. yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional 8 8

I

8

4.

5.

1. 2.

Pelaksanaan pengembangan

I

pembelajaranlpelatihanl pembimbingan pendidikan nonformal dan informal, sebagai

Melaksanakan pengembangan model program model

pembimbingan pendidikan nonformal dan b.

Melaksanakan diskusi terfokus hasil penilaian pembelajaranlpelatihanlpembimbingan Melaksanakan perbaikan dan pengayaan

pembelajaranlpelatihanlpembimbingan berdasarkan hasil diskusi terfokus

desain pengkajian program, sebagai anggota

instrumen anqqota

Penyusunan karya ilmiah di bidang pendidikan nonformal dan informal

- 7

0.08

0.08

Master Model

8

informal, sebagai anggota

I

I

I

Buku

1. Menyusun karya penelitian,

dan atau evaluasi di bidang pendidikan non formal dan informal yang dipublikasikan dalam bentuk:

(41)

NO media massa

ilmiah di

Makalah yang oleh yang bersangkutan

-

Menyusun rnakalah atau ulasan ilmiah

sendiri dalam bidang pendidikan non formal dan

yang didokumentasikan di

perpustaan lembaga yang bersangkutan dalam bentuk :

a. b.

populer bidang pendidikan non formal dan informal yang disebarluaskan di media rnassa

prasaran berupa atau ulasan

dalam ilmiah

Melakukankan di

satuan pendidikan nonforrnal dan informal tidak disirnpan di Perpustakaan lernbaga yang bersangkutan Membuat

pernbimbingan dalarn upaya peningkatan satuan pendidikan nonformal dan informal diterbitkan, disirnpan di Perpustakaan lernbaga yang bersangkutan

Mernbuat makalah berupa dalam bidang

non formal dan

pembimbingan pada satuan nonforrnal dan informal tidak diterbitkan, disirnpan di perpustakaan lernbaga yang bersangkutan

hasil terjemahan yang dinyatakan oleh kepala

Membuat makalah prasaran yang pada .

a. b.

c.

Tingkat nasional Tingkat

Tingkat kabupatenlkota

Mernbuat populer di bidang non formal

dan pelatihanl di satuan

pendidikan non formal. a.

b.

di rnassa tingkat nasional

di rnassa tingkat (koran daerah)

Membuat dalarn bidang nonforrnal dan

pada satuan non formal dan informal.

(42)
(43)

PENUNJANG

C.

D.

A.

B.

Pengembangan karya teknologi tepat guna, dan olahraga yang berrnanfaat di bidang pendidikan nonforrnal

Penyusunan standarl pedornanlsoal dan sejenisnya

Pengabdian pada sosial kernasyarakatan

di bidang pendidikan

1.

2.

1.

2.

Mernbuat teknologi guna untuk di satuan pendidikan nonforrnal :

a. kornpleks

b. Kategori sederhana

Mernbuat karya seni olah raga:

Hasil karya Hasil karya

Hasil Hasil karya

Hasil Hasil karya a.

b.

a. b.

Mengikuti kegiatan kernasyarakatan pertahun:

SK Karya seni dan olahraga untuk kategori kornpleks

Karya seni dan olahraga untuk kategori sederhana Mernbuat karya teknologi tepat guna untuk rnasyarakat :

Karya teknologi tepat guna rnasyarakat kategori kornpleks

teknologi tepat guna untuk masyarakat kategori sederhana

Mengikuti kegiatan penyusunan dan

sejenisnya tingkat nasional

Mengikuti kegiatan penyusunan standarlpedornanlsoal dan sejenisnya tingkat provinsi

Kelornpok ke parnong belajarlrnusyawarah pamong kelompoklrnata pelajaran :

a. aktif

b. Aktif

Ketua organisasi profesi pamong

a. aktif

b. Aktif

Menjadi kegiatan ekstra kurikuler di satuan pendidikan nonformal (pramuka, keolahragaan, kesenian) :

a. aktif

b. Aktif

Menjadi tim penilai angka kredit parnong

Menjadi panitia kegiatan pada satuan pendidikan nonformal :

a. b.

sebagai: Pernrasaran

Pernbahaslrnoderatorl nara sumber

(44)

NEGARA

Berprestasi dalarn pendidikan

Perolehan

satya

Perolehan ijazahigelar kesarjanaan lainnya

Berperan aktif dalarn penerbitan rnajalah di pendidikan

SATUAN

5

Tanda Jasa Tanda Jasa Tanda Jasa Tanda Jasa Tanda Jasa

Ijazah

Peserta aktif

nasional

dalarn lornba provinsi Menjadi juara dalam lornba tingkat kabupatenlkota Menjadi juara dalarn lornba tingkat kecamatan

juara dalam lornba tingkat satuan pendidikan nonformal Mernpunyai prestasi di bidang pendidikan

Mernperoleh tanda kehormatan satyalancana karya satya a. Mernperoleh Satyalancana pendidikan

Memperoleh Satyalancana wira Mernperoleh Diploma

(45)

: PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNPAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

NOMOR 15 TAHUN 2010 : 6 201 0

JUMLAH ANGKA MINIMAL

UNTUK KENAIKAN .

PAMONG DENGAN DIPLOMA

NEGARA

PENDAYAGUNAANAPARATURNEGARA DAN REFORMASI

NO.

1

2

E E. MANG U N S U R

UNSURUTAMA

A Pendidikan

sekolah

2.

B. Kegiatan rnengajar

C. Pengkajian program

D. Pengembangan model PNFl

E. Pengembangan Profesi

UNSUR PENUNJANG

Kegiatan yang mendukung pelaksanaan Pamong

J U M L A H

PERSENTASE

80%

2 20%

40

JENJANG PANGKAT, RUANG

DAN ANGKA PAMONG

40

60 40

16

4

80 40

32

8

100 40

48

12

150 40

88

22

200 300

40

128

32

40

208

(46)

: MENTERI

PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

NOMOR 15 TAHUN 2010 : 6 Juli 2010

JUMLAH ANGKA MINIMAL

UNTUK

PAMONG DENGAN DIPLOMA

NEGARA

DAN REFORMASI NO

1

2

E. E. MANG U N S U R

UNSUR UTAMA .

A Pendidikan

1. Pendidikan Sekolah 2. Diklat

B. Kegiatan

C. Pengkajian program D. Pengembangan model PNFl

E. Pengembangan Profesi

UNSUR PENUNJANG

Kegiatan yang mendukung pelaksanaan

JUMLAH

PERSENTASE

80%

60

JENJANG PANGKAT, RUANG

DAN ANGKA PAMONG

60

80 lld

60

16

4

100 60

32

8

150

60

72

18

200 300

60

112

28

60

192

Referensi

Dokumen terkait

MENIMBANG : Bahwa untuk mengatur dan mengawasi penyelenggaraan Lomba Lingkungan Sekolah Sehat di Jawa Timur, dalam rangka pengembangan dan

Karakteristik responden dengan jarak tempuh yang berbeda juga akan memberikan kontribusi pada perbedaan penilaian perseptif atas variabel kualitas jasa, harga, kepuasan pelanggan,

Besarnya peningkatan laju pertumbuhan harga tersebut dapat terjadi karena pada masa sebelum krisis harga beras naik sangat lambat, yaitu sekitar 0.27 persen per bulan,

Setiap progres pekerjaan pengiriman alat dan chemical yang dilakukan sesuai program kebutuhanyang telah ditentukan kecuali kondisi force majeur yang tidak memungkinkan

0,075 atau 75% dan prosentase terkecil berada pada hari ke 27 sebanyak 7 belahan atau dengan prosentase 0,013 atau 13 %. Dengan adanya kondisi ini harus tetap dijaga

Pencarian inspirasi dalam membuat suatu desain busana dimulai dari mengkaji tema, trend yang sedang berlangsung dan mengkaji teori dari referensi buku atau

RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN 85200678270 pengumpulan data Politeknik Kesehatan Semarang 15 Maret 2018. 70 306

(1) Pada saat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini ditetapkan, Penilik yang belum memiliki ijazah S1/D-IV dengan