• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penggunaan media Diorama terhadap peningkatan minat belajar peserta didik mata pelajaran SKI di MTs NU Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penggunaan media Diorama terhadap peningkatan minat belajar peserta didik mata pelajaran SKI di MTs NU Sidoarjo."

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA TERHADAP

PENINGKATAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK MATA

PELAJARAN SKI DI MTs NU SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

SHINTA AKHLAKUL KHARIMAH

D71213135

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(2)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA TERHADAP

PENINGKATAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDK MATA

PELAJARAN SKI DI MTs NU SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:

SHINTA AKHLAKUL KHARIMAH

D71213135

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Shinta Akhlakul Kharimah

NIM : D71213135

Jurusan : Pendidikan Islam

Prodi : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Alamat : Serujo 10/02 No. 02 Pucanganom Sidoarjo

Judul : PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA TERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN SKI DI MTS NU SIDOARJO

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Skripsi ini tidak pemah dikumpulkan kepada lembaga pendidikan tinggi manapun untuk mendapatkan gelar akademik apapun.

2. Skripsi ini adalah benar-benar hasil karya saya secara mandiri dan bukan merupakan hasil karya orang lain.

3. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini sebagai hasil karya orang lain, saya akan beredia menaggung segala konsekuensi hukum yang terjadi.

(4)

lbimin PERSETUJUAN PEMBIMDTNG SKRIPSl

Skripsi t'lleh:

Nama :Shinta Akhtakul Kharimah

NIM :1)7\413135

Judul : Pengaruh PenggUJ\aan Media Divruma lerhadap Peningkatan

Minat Bell\iar l'ese1ta Ditlik Mata Pelajardn SKT di MTs NU

SidOOJ'.jO

Skripsi ini rclah di pcriksa dan db;ctujui untuk clitgikan.

Surabaya, 11 April 2017

( \

Pembimbing I Pell

;'<(

I

I

Dra. llun Muallifah, M. Pd

1961 07061994 03 2001

Dl'll.

i.J.

NJawi. M. Ag

(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Shinta Akhlakul Kharimah, 2017, Pengaruh Penggunaan Media Diorama terhadap Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran SKI di MTs NU Sidoarjo, Skripsi, Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya. Dra. Ilun Muallifah, M.Pd. Drs. M. Nawawi. M. Ag

Kata kunci: Media Diorama, Minat Belajar Peserta Didik, SKI.

Pendidikan merupakan salah satu kunci untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik. Dalam pelaksanaannya saat ini pendidikan yang ada di Indonesia menggunakan kurikulum 2013. Salah satu upaya untuk mewujudkan itu adalah adanya inovasi dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah melalui inovasi dalam penggunaan media pembelajaran. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media pembelajaran diorama dan untuk mengetahui media tersebut efektif atau tidak adalah dengan mengetahui minat belajar peserta didik pada mata pelajaran SKI.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media diorama di MTs NU Sidoarjo, untuk mengetahui minat belajar peserta didik mata pelajaran SKI di MTs NU Sidoarjo dan untuk mngetahui pengaruh penggunaan media diorama terhadap peningkatan minat belajar peserta didik di MTs NU Sidoarjo. Adapun populasi pada penelitian adalah peserta didik kelas IX MTs NU Sidoarjo dan sampel nya adalah peserta didik kelas IX Unggulan dan IX A dengan teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, dan angket sedangkan teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik prosentase untuk mengetahui penggunaan media diorama pada mata pelajaran SKI di MTs NU Sidoarjo dan minat belajar peserta didik di MTs NU Sidoarjo, dan teknik analisis reggresi sederhana untuk mengetahui pengaruh penggunaan media diorama terhadap peningkatan minat belajar peserta didik di MTs NU Sidoarjo.

(8)

menandakan bahwa faktor Penggunaan media diorama masih cukup kuat untuk meningkatkan minat belajar siswa.

(9)

MOTTO

The mediocre teacher tells, the good teacher explain, the superior

teacher demonstrate, the great teacher inspires

William Arthur Ward

(10)

Segala puji syukur selalu kami haturkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayahnya kepada hambanya yang

membutuhkan terangnya keimanan keislaman sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Diorama terhadap Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran SKI di MTs NU Sidoarjo dengan tepat waktu. Sholawat serta salam selalu peneliti haturkan kepada Rasulullah Nabi Muhammad SAW yang telah mencerahkan hati umat islam yang penuh kebimbangan.

Kesuksesan dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari pihak-pihak yang telah memberikan dukungan baik secara materi maupun spiritual, ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya peneliti sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul A’la, M. Ag selaku rektor UIN Sunan Ampel Surabaya.

2. Bapak Prof. Dr. H. Ali Mudlofir, M. Ag selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya.

3. Bapak Drs. Sutikno, M. Pd. I selaku ketua jurusan Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya.

4. Bapak Dr. Ahmad Yusam Thabrani selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel

Surabaya.

(11)

6. Bapak Drs. M. Nawawi. M. Ag selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Hasil Penelitian Pengaruh Penggunaan Media Diorama terhadap Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran SKI di MTs NU Sidoarjo dapat menjadi inspirasi untuk melakukan pengkajian dan penelitian untuk

perkembangan pendidikan di Indonesia.

Peneliti menyadari terdapat banyak keterbatasan yang ada pada skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang konstruktif sangat peneliti harapkan guna menyempurnaan skripsi ini.

Surabaya, 12 April 2017

Peneliti

Shinta Akhlakul Kharimah

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... ... i

(12)

MOTTO ... ... v

PERSEMBAHAN ... ... vi

ABSTRAK ... ... vii

KATA PENGANTAR ... ... viii

DAFTAR ISI ... ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... ... 1

B. Rumusan Masalah ... ... 7

C. Tujuan Penulisan ... 8

D. Kegunaan Penelitian... 9

E. Penelitian Terdahulu ... 9

F. Keterbatasan Penelitian ... 9

G. Definisi Operasional... 10

H. Sistematika Pembahasan ... 12

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran Diorama... 15

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 15

(13)

3. Prinsip-Prinsip Penggunaan Media dalam Pembelajaran .. 24

4. Pengertian Media Diorama... 25

5. Jenis Media Diorama ... 26

6. Langkah-Langkah Media Diorama ... 29

7. Tujuan dan Fungsi Media Diorama ... 29

8. Kelebihan dan Kekurangan Media Diorama ... 29

B. Tinjauan Tentang Minat Belajar Peserta Didik ... 26

1. Pengertian Minat Belajar... 26

2. Fungsi Minat Belajar ... 31

3. Indikator Minat Belajar ... 33

4. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ... 35

5. Upaya Meningkatkan Minat Belajar ... 38

C. Tinjauan tentang Mata Pelajaran SKI 1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam ... 5

2. Tujuan dan Fungsi Mempelajari SKI ... 5

3. Pentingnya Mempelajari SKI ... 5

4. Ruang Lingkup Mempelajari SKI ... 5

D. Tinjauan Tentang Pengaruh Penggunaan Media Diorama terhadap Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik ... 40

E. Hipotesis ... 42

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian ... 46

(14)

C. Populasi dan Sampel ... 53 D. Teknik Pengumpulan Data ... 55 E. Teknik Analisis Data ... 57 BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umun Objek Penelitian ... 61 B. Penyajian Data ... 74

1. Penggunaan Media Diorama pada Mata Pelajaran SKI di MTs NU Sidoarjo ... 74 2. Minat Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran SKI di MTs

NU Sidoarjo ... 76 C. Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis ... 80

1. Penggunaan Media Diorama pada Mata Pelajaran SKI di MTs NU Sidoarjo ... 80 2. Minat Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran SKI di MTs NU

Sidoarjo ... 87 3. Pengujian Hipotesis ... 99 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 104

B. Saran ... 105

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 (data angket penggunaan media diorama) ... 74

Tabel 4.2 ( data angket minat belajar peserta didik) ... 76

Tabel 4.4 (prosentase jawaban angket variabel X) ... 80

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 3 Surat Tugas Penelitian

Lampiran 4 Kartu Bimbingan

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam membangun peradaban bangsa.Pendidikan adalah satu-satunya asset untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Lewat pendidikan yang bermutu, bangsa dan Negara akan terjunjung tinggi martabat di mata dunia. 1

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 2

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan nomor 65 Tahun 2013 dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 3

1

Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikkulum 2013, (Yogyakarta : Ar-Ruuz Media, 2016), 20.

2

Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

3

(18)

2

Pendidikan merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Untuk mencetak generasi-generasi muda yang akan menjadi tumpuan bangsa. Oleh sebab itu pendidik mempunyai peranan penting bagi pendidikan. Sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Masyarakat pada zaman dahulu sering menganggap remeh karena mereka beranggapan bahwa pendidikan hanya mengganggu kegiatan mereka sehari-hari. Seiring berjalannya waktu dan kemajuan pola pikir anggapan itu mulai berubah, pendidikan menjadi sesuatu hal penunjang pokok dari kehidupan dan kegiatan seseorang. Pendidikan juga merupakan dasar pokok dari pola pikir seseorang sebagai bekal untuk menghadapi masalah-masalah yang akan dihadapi di masa yang akan datang.

(19)

3

didik), agar dapat meneruskan dan melestarikan tradisi yang hudup di masyarakat.4

Meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia perlu banyak perbaikan yang harus dilakukan misalnya pembaharuan kurikulum, perbaikan kualitas pendidik, perbaikan sarana dan prasarana sekolah dan lain sebagainya. Perbaikan-perbaikan tersebut tentunya harus di dukung oleh berbagai pihak agar kualitas pendidikan menjadi lebih baik.

Proses pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk kreatif. Itu harus dilakukan sebab pada dasarnya gaya berpikir anak tidak dapat diarahkan. Demikian antar lain kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik, dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktivitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan anak didik. Dalam keadaan dimana anak didik atau peserta didik tidak dapat belajar, ini tidak selalu disebabkan faktor intelligensi yang rendah (kelainan mental) akan dapat disebabkan oleh faktor-faktor non intelligensi. Dengan demikian IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar.5

Untuk menunjang berlangsungnya proses belajar yang optimal, efektif dan efisien, diperlukan adanya media dalam menyampaikan pesan pembelajaran. Hal ini dimungkinkan adanya penghubung antara sumber,

4

Ibid., 29 5

(20)

4

perantara dan penerima pesan yang saling berkaitan. Perantara pesan dalam pembelajaran biasa disebut dengan media pembelajaran. Pengadaan media pembelajaran dilakukan untuk mengoptimalkan hasil belajar yang akan diperoleh oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Dan pastinya pengadaan media tersebut sesuai dengan kondisi sekolah, strategi pembelajaran dan kurikulum yang dipakai. Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Sumber pesan, pesan, saluran atau media dan penerima pesan merupakan komponen-komponen komunikasi.6

Dalam pembelajaran pendidikan agama, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pendidikan agama dari pengirim atau dari guru kepada penerima (peserta didik) dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik sehingga terjadi proses belajar mengajar.

Media terlebih dahulu telah dikenal sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh guru/ pengajar, namun sering terabaikan. Tidak dimanfaatkannya media dalam proses pembelajaran, pada umumnya disebabkan oleh berbagai alasan, seperti sulit mencari media yang tepat, waktu persiapan mengajar terbatas, biaya yang tidak ada atau alasan yang lain. Hal tersebut sebenarnya tidak perlu

6

(21)

5

muncul apabila pengetahuan akan ragam media, karakteristik, serta kemampuan masing-masing media diketahuioleh para pengajar.

Media sebagai alat bantu mengajar, berkembang sedemikian pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi. Ragam dan jenis media pun cuup banyak sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu, keuangan maupun materi yang akan disampaikan.

Kemampuan dan karakteristik masing-masing media perlu mendapatkan perhatian dari para pengajar sehingga mereka dapat memilih media sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Pembelajaran diupayakan mencakup semua variabel pembelajaran yang dirasa turut mempengaruhi belajar. Tiga variabel pembelajaran yang perlu di pertimbangkan dalam merancang pembelajaran adalah variabel kondisi, variabel metode, dan variabel pembelajaran.

Dalam taksonomi variabel ilmu pembelajaran, media pembelajaran merupakan komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada peserta didik baik berupa orang, alat atau bahan ajar. Interaksi peserta didik dengan media adalah komponen strategi penyampaian yang mengacu pada kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dan bagaimana peranan media dalam merangsang kegiatan belajar.

(22)

6

belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu efektifitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan atau isi pelajaran pada saat itu. Disamping itu, media pembelajaran juga dapat membantu peserta didik meningkatkan pemahaman, meyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, memadatkan informasi serta membangkitkan motivasi dan minat peserta didik dalam belajar.7

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu, sehingga yang menjadi tujuan dari pembelajaran bisa tercapai secara maksimal.

Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan menyenangkan akan dapat membangkitkan minat belajar bagi peserta didik. Tidak diragukan lagi bahwa dorongan belajar mempunyai peranan besar dalam

menumbukan semangat pada peserta didik untuk belajar. Karena seorang

peserta didik meski memiliki semangat yang tinggi dan keinginan yang

kuat, pasti akan tetap ditiup oleh angin kemalasan, tertimpa keengganan

7

(23)

7

dan kelalaian. Maka tunas semangat ini harus dipelihara secara terus

menerus.

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong

terjadinya proses belajar, lemahkanya motivasi atau tiadanya motivasi

belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya mutu akan menjadi

rendah.

Oleh karena itu motivasi belajar pada diri peserta didik perlu

diperkuat terus menerus. Motivasi yang diberikan dapat meliputi

penjelasan tentang keutamaan ilmu dan keutamaan mencari ilmu, bila

peserta didik mengetahui betapa besarnya keutamaan sebuah ilmu dam

betapa besarnya ganjaran bagi orang yang menuntut ilmu, maka peserta

didik akan merasa harus untuk menuntut ilmu.

Selain itu, bagaimana seorang guru mampu membuat peserta

didiknya merasa membutuhkan ilmu, bila seseorang merasa membutuhkan

ilmu maka tanpa disuruhpun peserta didik akan mencari ilmu itu sendiri,

sehingga semangat peserta didik untuk menuntut ilmu sangat tinggi dan

hal ini akan sangat memudahkan proses belajar.

Minat adalah keadaan mental, kondisi atau keinginan jiwa terhadap

suatu objek untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan. Hal ini berarti

seseorang tidak akan mencapai tujuan cita-cita jika dalam diri seseorang

tidak ada minat dan keinginan untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.

(24)

8

tujuan yang diingikan, tanpa adanya minat atau keinginan maka tujuan

tidak akan tercapai.

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang

menunjukkan bahwa peserta didik lebih menyukai suatu hal dari pada hal

lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu

aktivitas. Peserta didik yang memiliki minat cenderung untuk memberikan

perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut.8

Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian.

Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya

serta mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan

minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan

menyokong belajar selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal

tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut,

asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang untuk

mempelajarinya.9

Sebagai pendidik juga harus mampu menjaga minat belajar peserta

didik dalam belajar, dengan cara memberi kebebasan untuk pindah dari

pembelajaran satu ke pembelajaran yang lain dalam situasi belajar. Faktor

yang mempengaruhi minat belajar antara lain yaitu faktor yang berasal

dari dalam diri dan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik.

Mengembangkan minat belajar peserta didik penting dalam

pembelajaran, yang mana pada dasarnya untuk membantu dan mendorong

8

Slameto, Belajar Faktor-Faktor yang mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 180

9

(25)

9

peserta didik dalam memilih bagaimana hubungan antara materi yang

diharapkan dengan dirinya sendiri, agar tujuan yang dingikan tercapai.

Di sebagian besar sekolah penggunaan media pada mata pelajaran

SKI sangatlah kurang sehingga minat belajar peserta didik juga berkurang.

Minat belajar yang tinggi akan menumbuhkan semangat belajar yang

tinggi sehingga hasil belajar juga tinggi.

Dalam penelitian yang akan saya lakukan di MTs NU Sidoarjo ini menunjukkan bahwa kelemahan dalam belajar Sejarah Kebudayaan Islam tersebut lebih disebabkan oleh tidak adanya minat pada pelajaran tersebut. Kebanyakan peserta didik setelah pulang sekolah buku pelajaran SKI kemungkinan besar tidak dibaca lagi dirumah. Selain faktor minat, karena sifatnya yang banyak cerita serta banyaknya hafalan-hafalan yang berkaitan dengan tokoh, tempat dan waktu, membuat peserta didik merasa jenuh yang akan menimbulkan kurangnya minat belajar peserta didik pada mata pelajaran sejarah kebudayaan tersebut. Hal ini bisa dilihat dan kecenderungan peserta didik bersikap pasif dalam menerima pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

(26)

10

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut menjadi sebuah penelitian skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Diorama Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta didik Mata Pelajaran SKI Di MTs

NU Sidoarjo”

B. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan media pembelajaran diorama pada mata pelajaran SKI di MTs NU Sidoarjo?

2. Bagaimana minat belajar peserta didik pada mata pelajaran SKI di MTs NU Sidoarjo?

3. Bagaimana pengaruh penggunaan media diorama dalam meningkatkan minat belajar peserta didik dalam pembelajaran SKI di MTs NU Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini harus ada tujuan yang akan dicapai. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran diorama pada mata pelajaran SKI di MTs NU Sidoarjo

(27)

11

3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media diorama dalam meningkatkan minat belajar peserta didik dalam pembelajaran SKI di MTs NU Sidoarjo.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi :

1. Secara teoritis, hasil pengetahuan diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan disiplin ilmu yang mendasari penelitian.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan kepada pembaca khususnya pendidik pada umumnya, tentang pengaplikasian media diorama untuk meningkatkan minat belajar peserta didik mata pelajaran SKI sehingga menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

3. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini di harapkan peneliti mampu mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat dan wawasan yang luas tentang objek yang diteliti dan penelitian itu sendiri.

E. Penelitian Terdahulu

(28)

12

belum ada yang mengaitkan dengan minat belajar peserta didik, berikut adalah beberapa judul yang ditemukan di dalam skripsi :

1. Hubungan intelegensi peserta didik dengan minat belajar bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam di MTs NU Trate Gresik oleh Rohmatul Ula pada tahun 2015

2. Efektifitas penggunaan media macromedia flash terhadap hasil belajar Al-Qur’an peserta didik kelas VII di Madrasah Tsanawiyah At-Tauhid Sidosermo Surabaya oleh Indah Samrotul Muna pada tahun 2009

F. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian pada penelitian ini adalah peneliti hanya meneliti kelas IX di MTs NU Sidoarjo. Hal ini dikarenakan karena pada kelas IX peserta didik sudah memahami bagaimana cara pembuatan media diorama yang pernah diterapkan di kelas VII dan VIII. Kelas yang digunakan sebagai sampel adalah kelas IX Unggulan.

G. Definisi Operasional

(29)

13

Pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu (benda atau orang) yang ikut membentuk watak, perbuatan atau kepercayaan seseorang.

Media pembelajaran diorama adalah gambaran kejadian baik yang mempunyai nilai sejarah atau tidak yang disajikan dalam bentuk mini atau kecil.10 Diorama lebih menekankan kepada isi pesan dari gambaran visual dan karakter tokoh.

Minat belajar peserta didik adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan secara terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.11

SKI atau Sejarah Kebudayaan Islam adalah Salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.12

Madrasah Tsanawiyah NU Sidoarjo merupakan kelanjutan dari

Madrasah Mu’allimah dan Mu’allimin Nahdlatul Ulama yang berdiri pada

1978 di wilayah Sidoarjo Jawa Timur.

10

Cecep Kustandi, Media Pembelajaran, (Bogor, Penerbit Ghalia Indonesia: 2013), 50

11

M. Joko Susilo, Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar, (Yogyakarta, Penerbit PINUS: 2006), 73

12

(30)

14

Dari definisi operasional di atas yang dimaksud dari “Pengaruh Penggunaan Media Diorama terhadap Peningkatan Minat Belajar Peserta didik Mata Pelajaran SKI di MTs NU Sidoarjo” adalah kegiatan yang timbul dari gambaran suatu kejadian baik yang mempunyai nilai kejadian atau tidak yang disajikan dalam bentuk mini yang mempengaruhi kecenderungan untuk tetap memperhatikan kegiatan dalam mata pelajaran SKI di MTs NU Sidoarjo.

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika penelitian merupakan suatu aspek yang sangat penting karena sistematika penelitian ini dimaksudkan untuk mempermudah pembaca dalam mengetahui isi yang terkandung dalam penelitian ini, adapun sistematika dalam penelitian penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab satu pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, keterbatasan penelitian, definisi operasional, dan sistematika pembahasan.

(31)

15

pengaruh penggunaan media diorama terhadap peningkatan minat belajar siswa mata pelajaran SKI di MTs NU Sidoarjo, hipotesis.

Bab tiga metode penelitian terdiri dari jenis penelitian, rancangan penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, dan analisis data.

Bab empat analisis data berisi tentang paparan hasil penelitian peneliti tentang pengaruh penggunaan media diorama dalam meningkatkan minat belajar peserta didik dalam pembelajaran SKI di MTs NU Sidoarjo.

(32)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan tentang Media Pembelajaran Diorama

1. Pengertian Media Pembelajaran

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Hal tersebut menuntut agar guru/pengajar mampu menggunakan alat-alat yang disediakan oleh sekolah, dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan media yang murah dan efisien yang meskipun sederhana tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. 1

Kata media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Selain itu, kata media juga berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium, dan secara harfiah berarti perantara atau pengantar, yaitu perantara atau pengantar sumber pesan.2

Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely mengatakan, apabila dipahami secara garis besar, maka media adalah manusia, materi

1

Cecep Kustandi, Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, (Bogor: PenerbitGhalia Indonesia, 2016), 6

2

(33)

17

atau kejadian yang membangun suatu kondisi atau membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media.3

Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar-mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Batasan lain telah dikemukakan pula oleh para ahli dan lembaga, diantaranya adalah sebagai berikut:4

a. AECT (Association of Educatiom Amd Communication Technologi,1977) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering dihanti dengan kata mediator, menurut Fleming adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator, media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar peserta didik dan isi pelajaran. Disamping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan canggih, dapat disebut media.

3Cecep Kustandi, Bambang Sutjipto,

Media Pembelajaran, 7 4

(34)

18

b. Heinich dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media. Apabila media itu adalah pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau mengandung maksud-maksud pembelajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Sejalan dengan batasan ini, Hamidjojo dalam Latuheru (1993) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat yang digunakan itu sampai kepada penerima yang dituju.

Berikut ini merupakan beberapa kesimpulan dari peristilahan media tersebut:5

a. Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran

b. Media pembelajaran memiliki pengertian non fisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada peserta didik pada proses belajar, baik didalam maupun diluar kelas.

(35)

19

c. Media memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal dengan hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan panca indera. d. Media pembelajaran yang dapat digunakan secara massal

(misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide video, OHP), atau perorangan (misalnya: buku, komputer, radio tape, kaset, vifeo recorder)

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu poses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan. Sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.

Media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar.6 Mengingat banyaknya bentuk-bentuk media tersebut, maka guru harus dapat memilihnya dengan cermat, sehingga dapat digunakan dengan tepat. Dalam kegiatan belajar mengajar, sering pula pemakaian kata media pembelajaran digantikan dengan istilah-istilah, seperti bahan pembelajaran (instructional material), komunikasi pandang dengar (audio visual communication), alat peraga pandang (visual education), alat peraga dan media penjelas.

6

(36)

20

Secara garis besar, media pembelajaran terbagi atas:7

a. Media audio, yaitu media yang hanya dapat didengar atau yang memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat dan tidak mengandung unsur suara, seperti gambar, lukisan, foto dan sebagianya. c. Media audio visual, yaitu media yang mengandung unsur suara dan juga memiliki unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, film dan sebagainya.

d. Orang (poeple), yaitu orang yang menyimpan informasi. Pada dasarnya, setiap orang bisa berperan sebahai sumber belajar, tetapi secara umum dapat ddibagi dua kelompok, yaitu: (a) orang yang di desain khusus sebagai sumber belajar utama yang di didik secara profesional, seperti guru, instruktur, konselor, widyaiswara, dan lain-lain, (b) orang yang memliki profesi selain tenaga yang berada dilingkungan pendidikan, seperti dokter, atlet, pengacara, arsitek dan sebagainya.

e. Bahan (materials), yaitu suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket, alat peraga, transparansi, film, slide dan sebagainya.

f. Alat (device), yaitu benda-benda yang berbentuk fisik yang sering disebut dengan perangkat keras, yang berfungsi untuk menyajikan

7

(37)

21

bahan pembelajaran, seperti radio, televisi, VCD/DVD, dan sebagainya.

g. Teknik (technic), yaitu cara atau prosedur yang digunakan orang dalam memberikan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, seperti ceramah, diskusi, seminar, simulasi, permainan dan sejenisnya. h. Latar (setting), yaitu lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun

diluar sekolah baik yang sengaja dirancang maupun yang tidak secara khusus dipersiapkan untuk pembelajaran, seperti ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, taman, pasar, kebun, toko, museum, kantor dan sebagainya.

2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

(38)

22

Berdasarkan penjelasan diatas, maka secara khusus media pembelajaran bermanfaat untuk:8

a. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu. Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film, atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat di simpan dan dapat digunakan manakala diperlukan.

b. Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu. Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. Untuk memanipulasi keadaan, juga media pembelajaran dapat menampilkan suatu proses atau gerakan yang terlalu cepat yang sulit diikuti, atau sebaliknya yang dapat mempercepat gerakan-gerakan yang lambat.

c. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa. Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.

Sedangkan penggunaan media pembelajaran memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah:

a. Fungsi komunikatif. Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan komunikasi antara penyampai pesan dan penerima pesan. Kadang-kadang penyampai pesan mengalami kesulitan manakala harus menyampaikan pesan hanya dengan mengandalakn bahasa verbal saja. Demikian juga

8

(39)

23

penerima pesan, sering mengalami kesuliatan dalam menangkap meteri yang disampaikan, khususnya materi yang bersifat abstrak.

b. Fungsi motivasi. Dapat kita bayangkan pembelajaran yang hanya mengandalkan suara melalui ceramah tanpa melibatkan siswa secara optimal bukan hanya menibulkan kebosanan terhadap diri siswa sebagai penerima pesan , akan tetpi juga dapat mengganggu suasana belajar. Dengan menggunakan media pembelajaran, diharapkan siswa akan lebih termotivasi dalam belajar. Dengan demikian pengemabngan media pembelajaran tidak hanya mengandung unsur artistik saja tetapi juga memudahkan siswa mempelajari materi pembelajaran sehingga dapat lebih meningkatkan gairah siswa untuk belajar.

c. Fungsi kebermaknaan. Melalui penggunaan media, pembelajaran dapat lebih bermakna, yakni pembelajaran bukan hanya dapat meningkatkan penambahan informasi berupa data dan fakta sebagai pengembangan aspek kognitif tahap rendah tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisis dan mencipta sebagai aspek kognitif tahap tinggi. Bahkan lebih dari itu dapat meningkatkan aspek sikap dan keterampilan. d. Fungsi penyamaan persepsi. Walaupun pembelajaran disetting secara

(40)

24

media pembelajaran, diharapkan dapat menyamakan persepsi setiap siswa, sehingga setiap siswa memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang disuguhkan.

e. Fungsi individualis. Siswa datang dari latar belakang yang berbeda baik dilihat dari status sosial ekonomi maupun dari latar belakang pengalamannya, sehingga kemungkinan gaya dan kemampuan belajarnya pun tidak sama. Demikian juga dengan bakat dan minat tidak mungkin sama, walaupun secara fisik sama. Pemanfaatan media pembelajaran berfungsi untuk dapat melayani setiap kebutuhan individu yang memiliki minat dan gaya belajar yang berbeda.

3. Prinsip-Prinsip Penggunaan Media dalam Pembelajaran

Terdapat sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada komunikasi pembelajaran. Prinsip tersebut diuraikan dibawah ini:9

a. Media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pembelajaran. Dengan demikian, penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa, bukan dipandang dari sudut kepentingan guru.

b. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai alat hiburan atau tidak semata-mata dimanfaatkan untuk mempermudah guru

9

(41)

25

menyampaikan materi, akan tetapi benar-benar untuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

c. Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Setiap materi pembelajaran memiliki kekhasan dan kekompleksan. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan kompleksitas materi pemlajaran. d. Materi pelaajran harus sesuai dengan mina, kebutuhan dan kondisi siswa.

Siswa yng memiliki kemampuan mendengar kurang baik, akan sulit memahami pelajaran manakala digunakan media yang bersifat auditif. Demikian pula sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan penglihatan yang kurang, akan sulit menangkap bahan pembelajaran yang disajikan melalui media visual.

e. Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektifitas dan efisiensi. Media yang memerlukan peralatan yang mahal belum tentu efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Demikian juga media yang sangat murah belum tentu tidak memiliki nilai. Setiap media yang dirancang guru perlu memperhatikan efektivitas penggunaannya.

f. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru mengoperasikannya. Sering media yang kompleks terutama media mutakhir seperti media komputer, LCD, dan media elektronik lainnya memerlukan kemampuan khusus dalam mengoperasikannya.

(42)

26

Diorama adalah gambaran kejadian baik yang mempunyai nilai sejarah atau tidak yang disajikan dalam bentuk mini atau kecil. Kita dapat membuat apapun dalam diorama ini. Ingat, untuk mempermudah , gunakan skala yang seragam. Sebenarnya tidak ada perbedaan yang mencolok antara market dan diorama. Diorama hanya menekan pada isi pesan dari gambaran visual dan karakter tokoh. Selain itu, diorama lebih hidup dibandingkan dengan market.10

Diorama adalah pemandangan sebuah dimensi mini, bertujuan untuk menggambarkan pemandangan sebenarnya. Diorama biasanya menggambarkan bentuk-bentuk sosok atau objek-objek ditempatkan di pentas yang berlatang belakang lukisan yang disesuaikan dengan penyajian. Diorama sebagai media pengajaran terutama berguna untuk mata pelajaran ilmu bumi, ilmu hayat, sejarah bakan dapat diusahakan pula untuk berbagai macam mata pelajaran.11

Dari beberapa deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa diorama adalah suatu kotak yang di dalamnya berisi dengan tiruan pemandangan atau suatu benda yang lengkap dengan sesuatu yang berada di sekitarnya. Kesemuanya tersebut dibuat lebih kecil daripada keadaan aslinya. Diorama biasanya digunakan dalam menggambarkan kejadian dan atau suatu proses supaya yang melihatnya tertarik untuk memahami isi tersebut. Media ini kebanyakan digunakan dalam museum sejarah maupun binatang langka.

10

Cecep Kustandi, Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran, ibid. 50 11 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai,

(43)

27

Karakteristik media ini adalah wujud dari pemandangan dan atau lingkungan serta isinya sama persis dengan bentuk kecilnya. Sehingga ketika sedang melihat lingkungan sawah misalnya, diorama harus memperhatikan detail pemandangan tersebut. Dalam pembuatannya, ada beberapa yang hendaknya diperhatikan yaitu tentang ukuran diorama yang disesuaikan dengan tempat yang digunakan serta siapa dan berapa banyak peserta didik yang akan melihatnya. Kemudian, bahan yang digunakan juga diperhatikan. Bahan yang digunakan tidak harus baru dan mahal, bahan bekas juga bisa digunakan dan akan menambah nilai plus pada diorama tersebut. Warna pun juga diperhatikan, tentunya warna yang digunakan disesuaikan dengan keadaan pemandangan dan atau lingkungan yang akan dibuat tiruannya.

5. Jenis Media Diorama

Jenis diorama ada tiga, yaitu: 12

a. Diorama tertutup adalah diorama yang dibatasi oleh alas/dasar dengan dinding samping kanan, dinding belakang dan dinding samping kiri. Sedangkan bagian depannya dibatasi dengan kaca transparan/bening.Sehingga jenis diorama ini hanya bisa dilihat dari sisi depannya saja.Biasanya model tertutup ini digunakan di museum-museum seperti Monas Jakarta, Monumen Yogya Kembali, Museum Satwa di Batu.Dalam bentuk sederhana yang digunakan untuk tingkat sekolah dasar dapat dibentuk model pemandangan sawah dengan latar belakang gunung

(44)

28

dan awan yang ditata di bidang dasar serta dibatasi dinding di samping kanan, kiri dan belakang.

b. Diorama lipat yang dibuat dari lembaran kertas yang dapat membentuk tiga dinding yang menyatu atau suatu sudut ruangan, dimana antara dinding/ruangan samping kanan dengan samping kiri bisa dilipat (dibuka dan atau ditutup) sesuai dengan penggunaannya. Jenis ini adalah model diorama yang paling terpraktis karena lipatan tersebut bisa dibawa dan disimpan dengan mudah. Disamping itu, diorama ini sangat sulit dan memerlukan kesabaran dalam membuatnya karena harus tepat ketika melekatkan pola di kertas dinding.

c. Diorama terbuka adalah diorama yang tidak dilengkapi oleh dinding batas pandangan seperti halnya kedua jenis sebelumnya. Diorama jenis ini karakteristiknya hampir sama dengan maket yaitu suatu penggambaran suatu objek di atas bidang datar.

Jadi, diorama terbagi menjadi tiga jenis yaitu diorama tertutup yang dibatasi oleh alas, dinding kanan dan kiri, serta penutup kaca yang biasanya terdapat di dalam museum sejarah, diorama lipat yang terbuat dari kertas dan yang terahir adalah diorama terbuka yang tidak dibatasi oleh dinding batas pandangan.

6. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan media diorama

(45)

29

a. Menentukan tema atau materi yang akan disampaikan, guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dan guru memberikan tema yang berbeda-beda.

b. Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk membuat diorama

c. Setelah diorama selesai dibuat peserta didik mempresentasikan media diorama di depan kelas, peserta didik yang lainnya menanggapi hasil presentasi kelompok tersebut.

7. Tujuan dan Fungsi Media Diorama13

Tujuan dari penggunaan media tiga dimensi adalah sebagai berikut:

a. Mengatasi kesulitan yang muncul ketika mempelajari objek yang telalu besar

b. Untuk mempelajari objek yang telah terjadi di masa lalu c. Untuk mempelajari objek yang tak terjangkau fisik

d. Untuk mempelajari objek yang mudah dijangkau tetapi tidak memberikan keterangan yang memadai (misalnya mata manusia, telinga)

e. Untuk mempelajari konstruksi yang abstrak

f. Untuk memperlihatkan proses dari objek yang luas.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari diorama ini adalah untuk mengatasi kesulitan dalam mempelajari benda-benda yang terdapat di masa lalu ataupun yang tidak terjangkau oleh indera masusia.

(46)

30

Diorama sebagai media pembelajaran berfungsi untuk mata pelajaran ilmu bumi (IPA), ilmu hayat, sejarah, bahkan diusahakan untuk mata pelajaran lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media diorama dapat digunakan untuk semua mata pelajaran.

8. Kelebihan dan Kekurangan Media Diorama14

a. Kelebihan

1) Dengan menggunakan media diorama ini peserta didik akan lebih berkreatif dalam mengekspresikan pemandangan, peserta didik tidak bosan dengan pembelajaran di kelas.

2) Untuk memberikan pemandangan/gambaran visual dari pokok yang sebenarnya dalam bentuk kecil.

3) Membawa ke dalam kelas sebagian kecil dari pada dunia dalam bentuk diperkecil dan tiga dimensi.

4) Dapat menggambarkan peristiwa yang terjadi disuatu tempat, waktu tertentu dilihat dari posisi atau arah tertentu pula secara lebih hidup

Dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari media diorama adalah membuat peserta didik lebih kreatif dalam pembelajaran serta memberikan gambaran kejadian yang sebenarnya dalam bentuk kecil sehingga mempermudah siswa dalam memahami suatu materi pembelajaran.

b. Kekurangan

(47)

31

1) Tidak semua peserta didik kreatif. Alat-alat yang digunakan pun sangat rumit dan membutuhkan kesabaran yang tinggi dalam membuatnya

2) Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar. 3) Dalam pembuatan membutuhkan waktu dan biaya . 4) Dan membutuhkan kreativitas guru maupun peserta didik

Dari beberapa kekurangan dari media diorama diatas maka dapat disimpulkan bahwa tidak semua peserta didik kreatif sehingga guru harus dapat meningkatkan kreativitas dari peserta didik. Dalam pembuatan media diorama juga membutuhkan biaya untuk membeli bahan pembuatannya, untuk mengantisipasi biaya yang mahal maka peserta didik dapat membuatnya dari barang bekas yang ada disekitar mereka.

B. Tinjauan tentang Minat Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran

SKI

1. Pengertian Minat Belajar

Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.15 Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Crow and Crow mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan pengalaman yang diransang oleh kegiatan sendiri.

15

(48)

32

Hilgrard memberi rumusan tentang minat adalah sebagai berikut : “interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content

minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memerhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang, jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.16

Minat belajar adalah kecenderungan peserta didik terhadap aspek belajar, minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi, minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut. Kebutuhan anak akan belajarnya bisa diambil dari minat yang disebabkan ia perhatian, senang dan lain sebagainya.

Berdasarkan hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa kurangnya minat belajar dapat mengakibatkan kirangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru. Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang peserta didik memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya.

16

(49)

33

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik, peserta didik tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya , karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat peserta didik, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.

Jika terdapat peserta didik yang kurang minat dalam belajar, dapatlah di usahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal-hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.

Jadi, minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa peserta didik lebih menyukai sautu hal dari pada hal lainnya, dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dallam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.17

Jika dikaitakan ke dalam bidang kerja, teori minat Holland lebih sesuai. Holland mengatakan, minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat tidak timbul sendirian, ada unsur kebutuhan, misalnya minat belajar, dan lain-lain. Jadi, dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat memiliki unsur afeksi, kesadaran sampai pilihan nilai, pengerahan perasaan, seleksi, dan kecenderungan hati.

2. Fungsi Minat

17

(50)

34

Elizabeth B. Hurloch menulis tentang fungsi minat bagi kehidupan anak sebagaimana yang ditulis oleh Abdul Wahid sebagai berikut:18

a. Minat memengaruhi bentuk intensitas cita-cita. Sebagai contoh anak yang yang berminat pada olahraga maka cita-citanya akan menjadi olahragawan yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan fisik maka cita-citanya adalah menjadi dokter.

b. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang hujan.

c. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas. Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran tapi antara satu anak dan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini karena berbedanya daya serap mereka dan daya serap orang ini di pengaruhi oleh intensitas minat mereka.

d. Minat yang terbentuk sejak kecil/masa anak-anak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan. Minat menjadi guru yang telah membentuk sejak kecil misal akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila ini terwujud semua suka duka menjadi guru tidak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan dengan penuh sukarela. Dan apabila minat ini tidak terwujud maka bisa menajdi obsesi yang akan dibawa sejak mati.

(51)

35

Dalam hubungannya dengan pemusatan perhatian, minat mempunyai peran dalam melahirkan perhatian yang serta merta, memudahkan terciptanya pemusatan perhatian, dan mencegah gangguan perhatian dari luar.19 Oleh karena itu minat mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik maka peserta didik tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya.20

Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai motivating force, yaitu sebagai kekuatan yang mendorong peserta didik untuk belajar. Peserta didik yang berminat pada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan peserta didik yang sikapnya hanya menerima pelajaran. Mereka hanya tergerak untuk mau belajar, tetapi sulit untuk terus tekun karena tidak ada pendorongnya. Oleh sebab itu untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar seorang peserta didik harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga akan mendorong ia untuk terus belajar.

3. Indikator Minat Belajar

Kaitannya dengan minat belajar peserta didik maka indikator adalah sebagai alat pemantau yang dapat memberikan petunjuk ke arah minat belajar. Ada beberapa indikator peserta didik yang memiliki minat belajar

19

The Liang Gie, Cara Belajar yang Baik bagi Mahasiswa (Yogjakarta: Gajah Mada Press, 2004), 57

20 Kompri,

(52)

36

tinggi hal ini dapat dikenali memlalui proses belajar di kelas maupun di rumah.21

a. Perasaan senang

Seorang peserta didik yang memiliki perasaan senang atau suka tehadap pelajaran SKI misalnya, maka ia harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan SKI. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.

b. Perhatian dalam belajar

Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat belajar. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian dan sebagainya dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Seseorang yang memiliki minat belajar pada objek tertentu maka dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek tersebut. Misalnya seorang peserta didik menaruh minat terhadap pelajaran SKI, maka ia berusaha untuk memperhatikan penjelasan gurunya. c. Bahan pelajaran dan sikap guru yang menarik

Tidak semua peserta didik menyukai suatu mata pelajaran karena faktor minat belajarnya sendiri. Ada yang mnegembangkan minat belajarnya terhadap bidang pelajaran tersebut karena pengaruh dari gurunya, teman sekelas, bahan

21

(53)

37

pelajaran yang menarik. Lama kelamaan jika peserta didik mampu mengembangkan minat belajarnya terhadap mata pelajaran niscaya ia bisa memperoleh prestasi yang berhasil sekalipun ia tergolong peserta didik yang berkemampuan rata-rata.

Sebagaimana dikemukakan oleh Brown yang dikutip oleh Ali Imran bahwa tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh, tertarik kepada mata pelajaran yang diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru, ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas, ingin identitas dirinya diketahui oleh kelompok lain, tindakan kebiasaaan yang moralnya selalu dalam kontrol diri, selalu mengingat pelajaran dan mempelejarinya kembali dan selalu terkontrol oleh lingkungan.22

d. Manfaat dan dan fungsi mata pelajaran

Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar dan juga bahan belajaran serta sikap guru yang menarik. Adanya manfaat dalam fungsi pelajaran juga merupakan indikator minat belajar. Karena setiap pelajaran mempunyai manfaat dan fungsinya.

22

(54)

38

Usaha peningkatan pendidikan dan pembelajaran yang dapat dilakukan guru sebagai agen perubahan melalui kegiatan pembenahan kinerja guru dengan wadah pembinaan kelembagaan, kurikulum, ketenagaan, sarana, dan prasarana serta perubahan sistem lainnya.23 Kenyataan menunjukkan bahwa tingkat kemajuan sekolah ditentukan oleh sejauh mana tingkat kinerja guru di sekolah. Keberhasilan sekolah ditunjukkan dengan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru harus memahami dan mengembangkan keterampilan dalam melaksanakan kemajuan.

Fungsi guru sangat dominan dan menentukan, serta mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dan minat belajar. Pengaruh dari luar yang terpenting adalah datangnya dari guru dengan kewajibannya sebagai pendidik, bantuan yang diberikan dapat dilihat dari segala sesuatu yang diperbuatnya sehingga anak didik tertarik perhatiannya untuk mengikuti pelajaran. Kreativitas seorang guru dalam proses pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar atau pendidikan yang efektif dan efisien akan dapat merangsang minat dan perhatian peserta didik di sekolah.

23

(55)

39

Peran guru sangat penting dalam menghadapi kejenuhan belajar peserta didik, karena guru sebagai manager of instruction (pengelola pengajaran) dituntut untuk memiliki kemamouan mengelola seluruh proses pembelajaran dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa, seperti mengatur lingkungan belajar dan menggunakan variasi dalam mengajar, agar anak didik atau peserta didik tidak bosen, peserta didik yang tidak mengantuk di kelas, sehingga peserta didik bisa bergairah dalam belajar akibatnya tujuan belajar pun tercapai.

4. Faktor yang mempengaruhi minat belajar

Salah satu pendorong dalam keberhasilan belajar adalah minat terutama minat yang tinggi. Minat itu tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi munculnya minat. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar peserta didik antara lain:

a. Motivasi

Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Menurut D.P.

Tampubolon minat merupakan. “perpaduan antara keinginan

dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi”24

Seorang peserta didik yang ingin memperdalam Ilmu

24

(56)

40

Pengetahuan tentang tafsir. misalnya, tentu akan terarah minatnya untuk membaca buku-buku tentang tafsir, mendiskusikannya, dan sebagainya.

b. Belajar

Minat dapat diperoleh melalui belajar, karena dengan belajar peserta didik yang semula tidak menyenangi suatu pelajaran tertentu, lama kelamaan lantaran bertambahnya pengetahuan mengenai pelajaran tersebut, minat pun tumbuh sehingga ia akan lebih giat lagi mempelajari pelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Singgih D. Gunarsa dan Ny.

Singgih D.G bahwa “minat akan timbul dari sesuatu yang

diketahui dan kita dapat mengetahui sesuatu dengan belajar, karena itu semakin banyak belajar semakin luas pula bidang

minat.”25

c. Bahan pelajaran dan sikap guru

Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat adalah faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik. Bahan pelajaran yang menarik minat peserta didik, akan sering dipelajari oleh peserta didik yang bersangkutan. Dan sebaliknya bahan pelajaran yang tidak menarik minat peserta didik tentu akan dikesampingkan oleh peserta didik, sebagaimana telah disinyalir oleh Slameto

25

(57)

41

bahwa. “Minat mempunyai pengaruh yang sangat besar

terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik, maka peserta didik tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada

daya tarik baginya.”

Guru juga salah satu obyek yang dapat merangsang dan membangkitkan minat belajar peserta didik. Menurut Kurt Singer bahwa Guru yang berhasil membina kesediaan belajar murid-muridnya, berarti telah melakukan hal-hal yang terpenting yang dapat dilakukan demi kepentingan murid-muridnya.

Guru yang pandai, baik, ramah, disiplin, serta disenangi murid sangat besar pengaruhnya dalam membangkitkan minat murid. Sebaliknya guru yang memiliki sikap buruk dan tidak disukai oleh murid, akan sukar dapat merangsang timbulnya minat dan perhatian murid.

(58)

42

memahami kebutuhan dan perkembangan jiwa peserta didiknya.

d. Keluarga

Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga, oleh karenanya keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat seorang peserta didik terhadap pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga sangat berpengaruhnya bagi perkembangan jiwa anak. Dalam proses perkembangan minat diperlukan dukungan perhatian dan bimbingan dari keluarga khususnya orang tua. Dari uraian ini dapat diketahui bahwa keluarga sangat mempengaruhi terhadap belajar anak dan dalam meningkatkan minat belajar anak.

Jika keluarga sangat memperhatikan pembelajaran anak maka anak juga akan memiliki semangat dalam belajarnya. Peserta didik yang memiliki perhatian penuh dari keluarga akan memiliki prestasi yang lebih baik dari pada mereka yang kurang diperhatikan oleh keluarganya.

e. Teman pergaulan

(59)

43

melakukan aktifitas bersama sama untuk mengurangi ketegangan dan kegoncangan yang mereka alami.

f. Lingkungan

Melalui pergaulan seseorang akan terpengaruh minatnya. Hal ini ditegaskan oleh pendapat yang dikemukakan oleh Crow

& Crow bahwa “minat dapat diperoleh dari kemudian sebagai

dari pengalaman mereka dari lingkungan di mana mereka

tinggal.” Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan

perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat bergaul, juga tempat bermain sehari-hari dengan keadaan alam dan iklimnya, flora serta faunanya. Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan bergantung kepada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya.26

g. Cita-cita

Setiap manusia memiliki cita-cita di dalam hidupnya, termasuk para peserta didik. Cita-cita juga mempengaruhi minat belajar peserta didik, bahkan cita-cita juga dapat dikatakan sebagai perwujudan dari minat seseorang dalam prospek kehidupan di masa yang akan datang. Cita cita ini senantiasa dikejar dan diperjuangkan, bahkan tidak jarang

26

(60)

44

meskipun mendapat rintangan, seseorang tetap beruaha untuk mencapainya.

h. Bakat

Melalui bakat seseorang akan memiliki minat. Ini dapat dibuktikan dengan contoh: bila seseorang sejak kecil memiliki bakat menyanyi, secara tidak langsung ia akan memiliki minat dalam hal menyanyi. Jika ia dipaksakan untuk menyukai sesuatu yang lain, kemungkinan ia akan membencinya atau merupakan suatu beban bagi dirinya. Oleh karena itu, dalam memberikan pilihan baik sekolah maupun aktivitas lainnya sebaiknya disesuaikan dengan bakat dimiliki.

i. Hobi

Bagi setiap orang hobi merupakan salah satu hal yang menyebabkan timbulnya minat. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki hobi terhadap matematika maka secara tidak langsung dalam dirinya timbul minat untuk menekuni ilmu matematika, begitupun dengan hobi yang lainnya.Dengan demikian, faktor hobi tidak bisa dipisahkan dari faktor minat. j. Media massa

(61)

45

sehari-hari. Minat khalayak dapat terarah pada apa yang dilihat, didengar, atau diperoleh dari media massa.

k. Fasilitas

Berbagai fasilitas berupa sarana dan prasarana, baik yang berada di rumah, di sekolah, dan di masyarakat memberikan pengaruh yang positif dan negatif. Sebagai contoh, bila fasilitas yang mendukung upaya pendidikan lengkap tersedia, maka timbul minat anak untuk menambah wawasannya. Tetapi apabila fasilitas yang ada justru mengikis minat pendidikannya, seperti merebaknya tempat-tempat hiburan yang ada di kota-kota besar, tentu hal ini berdampak negatif bagi pertumbuhan minat tersebut.

5. Upaya meningkatkan minat belajar

Minat sangat mendukung kelancaran proses belajar peserta didik di sekolah. Upaya bisa menjadi pilihan guru untuk meningkatkan minat peserta didik dalam belajar di sekolah adalah:27

a. Menggunakan minat-minat peserta didik yang telah ada. Misalnya peserta didik menaruh minat pada cerita Nabi Khidir. Sebelum mengajar akidah, pengajar dapat menarik perhatian peserta didik dengan menceritakan sedikit mengenai tentang Nabi Khidir, kemudian sedikit demi sedikit diarahkan pada materi yang sesungguhnya.

27

(62)

46

b. Membentuk minat-minat yang baru pada peserta didik. Hal ini dilakukan dengan cara menghubungkan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi peserta didik yang akan datang.

c. Pengajaran dapat memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak melakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan baik. Diharapkan pemberian insentif akan membangkitkan motivasi peserta didik, dan mungkin minat terhadap bahan diajarkan akan muncul. Insentif apapun yang akan dipakai perlu disesuaikan dengan diri peserta didik masing-masing.

d. Peserta didik yang secara teratur dan sistematis diberi hadiah karena telah bekerja dengan baik atau karena perbaikan dalam kualitas pekerjaannya, cenderung bekerja lebih baik dari pada peserta didik-peserta didik yang dimarahi atau dikritik karena pekerjaannya yang buruk atau karena tidak ada kemajuan. Menghukum peserta didik karena hasil kerjanya buruk tidak terbukti efektif, bahkan hukum yang terlalu kuat dan sering lebih menghambat belajar. Tetapi hukum yang ringan masih lebih baik daripada tidak ada perhatian sama sekali.28

28

Gambar

Tabel 4.1 (data angket penggunaan media diorama) ........................  74
Tabel Keadaan Siswa
Tabel Prestasi Madrasah di tahun 2015 dan 2016

Referensi

Dokumen terkait

(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku

Yogyakarta tentang perilaku berisiko kesehatan terhadap kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah menemukan bahwa remaja pria lebih tinggi melakukan hubungan

Pedoman observasi dalam penelitian “Makna Tradisi Sedekah Bumi dan Laut (Studi Kasus di Desa Betahwalang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak) adalah sebagai berikut

Lama pengiriman pada VRPTW tanpa waktu istirahat yang didapat berdasarkan hasil Local Search dengan operator insertion inter-route (1-0) yaitu selama 2027,836 menit

a. Pembelajaran akhlak dengan kitab Al-Akhla&gt;k lil Bani&gt;n di Madrasah Miftahul Huda di latarbelakngi oleh kenyataan bahwa pondok pesantren dalam hal ini madrasah

Dan apabila lmam salam sebelum menyempurnakan shalatnya dan ada sebagaian makmum yang tertinggal sebagian shalat dan berdiri untuk menyelesaikan bagian shalat

Gambar 4.35 Lanjutan tampilan dari contoh file hasil analisis yang diunduh

Variabel SHARIAH SHARE merupakan sebuah variabel yang bergerak di dekat garis x , hal ini menunjukkan bahwa goncangan dari tingkat bunga PUAB mempunyai pengaruh yang relatif