BUDAYA CAROK
STUDI DI DESA MONTOR KECAMATAN BANYUATES
KABUPATEN SAMPANG
SKRIPSI:
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Strata Satu (S-1) dalam Ilmu Ushuluddin dan Filsafat
Oleh: MUNIRI NIM: E02212010 STUDI AGAMA-AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil dari penelitian saya di lapangan tentang ”Studi Budaya Carok (di Desa Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang)”. Penelitian carok dalam masyarakat Madura sangat menarik untuk kita kembangkan setidaknya disebabkan oleh berbagai hal seperti harga diri dan kehormatan tanah atau hak waris, juga bahwa sebenarnya tradisi Carok adalah salah satu upaya untuk menyelesaikan suatu konflik yang terjadi di Madura, suatu penyelesaian yang berbenturan dengan aturan-aturan dan hukum di Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini antara lain adalah 1. untuk mengetahui Faktor- faktor yang menyebabkan munculnya tradisi carok di desa Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang; 2. Dampak tradisi carok terhadap kehidupan sosial masyarakat Islam di Desa Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang; dan 3. Bagaimana Upaya para ulama dalam menanggulangi tradisi carok di Desa Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiologi agama. Metode penelitian yang digunakan peneliti ialah dengan cara observasi untuk mengamati proses berlangsungnya carok di Madura; kemudian dokumentasi untuk merekam proses pada saat tradisi carok berlangsung; dan wawancara untuk memperoleh informasi dari informan yang terkait dengan tradisi carok tersebut.
Penelitian ini menemukan bahwa budaya carok mempunyai sejarah dan makna yang penting bagi masyarakat Madura. Budaya carok merupakan suatu tradisi, kebiasaan, dan juga perkumpulan para blater. Carok adalah tindakan keji dan bertentangan dengan agama Islam, meski secara individual banyak yang memegang tradisi carok. Carok berasal dari bahasa Madura yang berarti bertarung dengan kehormatan. Carok biasanya merupakan jalan terakhir yang ditempuh oleh masyarakat Madura dalam menyelesaikan suatu masalah seperti harga diri, kehormatan keluarga, hal-hal yang menyangkut tanah atau warisan, utang-piutang, perselingkuhan, dan lain sebagainya.
DAFTAR ISI
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 5
E. Kerangka Teori ... 6
F. Telaah Pustaka (Penelitian Terdahulu) ... 9
G. Metodelogi Penelitian ... 11
H. Sistematika Pembahasan ... 16
BAB II LANDASAN TEORI……….17
A. Definisi Konflik ... 17
B. Manajemen Konflik ... 28
BAB III GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN ... 37
A. Gambaran Umum Desa Montor ... 37
B. Faktor Penyebab Munculnya Tradisi Carok di Desa Montor ... 49
C. Dampak Negatif Carok Dalam Kehidupan Masyarakat Montor ... 60
BAB IV ANALISA DATA ... 65
A. Analisis faktor penyebab munculnya carok di desa montor di kecamatan banyuates kabupaten sampang ... 65
B. Analisis Dampak Negatif Carok Dalam Kehidupan Masyarakat Islam di Desa Montor ... 67
C. Analisis peron tokoh masyarakat dan kyai dalam mengatasi masalah carok ... 68
BAB V PENUTUP ... 73
A. Kesimpulan ... 73
B. Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 77
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat merupakan ruang tempat terjadinya berbagai macam-macam
proses sosial, karena adanya proses sosial tersebut dapat menciptakan banyak
keunikan dari berbagai aspek, baik itu aspek budaya maupun aspk sosial.
Keunikan tersebut dapat dilihat dari bagaimana cara mereka hidup dan
menanggapi berbagai macam rangsangan dari luar maupun dari dalam lingkungan
mereka sendiri, baik itu rangsangan dari sesama individu dalam masyarakat itu
maupun rangsangan dari sekitar lingkungan mereka yang berupa alam.1
Madura adalah suatu wilayah yang memiliki empat kabupaten yakni
Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep,dengan masyarakat yang memiliki
ciri khas yang berbeda-beda, baik dari segi bahasa maupun segi budaya. Banyak
sekali budaya Madura yang sudah dikenal, baik nasional maupun internasional,
seperti budaya carok yang melibatkan antara dua laki-laki maupun lebih yang
dapat menimbulkan korban jiwa. Salah satu sumber daya manusia adalah
kebudayaan yang di hasilkan oleh masyarakat madura. budaya merupakan
identitas mutlak yang tidak dimeliki oleh kelompok lain secara otomatis menajadi
ciri khas dari masyarakat madura tersebut.
1
2
Budaya carok merupakan media kultural bagi pelaku yang telah berhasil
mengalahkan musuhnya untuk memperoleh predikat sebagaiseorang (blater)
jagoanatau jika pelakutersebut telah berpengalaman dalam membunuh maka
predikat sebagai(seoreng belater)jagoan) menjadi semakin tegas sehingga
keberhasilan itu dalam sebuah carokselalu mendatangkan perasaan puas, atau lega
dan bahkan bangga bagi pelakunya. dalam memulihkan harga diri tersebut. Carok
adalah sebuah ketidak adilan sejak zaman kolonial belanda. Para penguasa tidak
berhasil memberikan keadilan kepadamasyarakat madura. akibatnya masyarakat
memilih sendiri jalan untuk keadilannya. Sehingga timbul konflik melakukan
carok yang menjadi budaya masyarakat madura. maraknya budaya carok di pulau
Madura menyebabkan sangat lumrah dan dijumpai bagi para laki-laki yang selalu
berpergian yang selalu membawa senjata (Tajam atau di sebut dengan are’
celurit). Apalagi mereka yang dianggap sebagai jagoan di desanya2.
Secara kultural kenyataan ini justru merupakan sisi hitam dari kebudayaan
Madura. padahal orang madura juga memiliki nilai-nilai budaya yang berkaitan
dengan ajaran agama. dalam kehidupan masyarakat madura. budaya carok madura
merupakan simbol kesatria dalam memperjuangkan harga diridan kehormatan
dalam kebudayaan madura. pada zaman cakra ningrat joko toledi madura belum
mengenal istilah carok. biasanya carok saling membunuh dengan mengunakan
pedang atau keris . Carok dan celurit laksana 2 mata yang tak pernah di pisahkan.
senjata dan celurit yang biasanya yang di gunakan oleh untuk orang-orang madura
2
3
pada saat itu. pada sejak zaman legenda pak sakera mandor tukang tebu itu
hampir tak pernah meninggal kan cluritnya.
Clurit bagi pak sakera merupakan simbol perlawanan rakayat jelata pada
masa klonil belanda. memicu peristiwa carok tersebut bervreasi di sebabkan karna
masalah harta tanta dan wanita, dan juga karna dendam, turun temurun. pada
zaman cakra ningrat joktole pada abad 17 pemerintahan cukup tuli tidak ada
istilah carok. carokada sejak abad 18 pada saat penjajahan belanda. setelah pak
sakera di tangkap dan di hukum gantung di pasuruan oleh kolonil belanda.
orang-orang bawahan mulai beranai mengankat cluritnya. dan melakukan perlawanan
terhadap para penindas dan menentang adaya penjajahan. Carok merupakan
budaya yang nigatif namon tidak dapat di pungkiri masih ada sampai saat ini
selama harga diri masih di anggap penting bagi masyarakat madura yaitu dengan
melakukan carok. itulah budaya atau tradisi bagi orang madura. yaitu dengan
melakukan carok sebagai jalan terahir bagi masyaraat madura.3
Namun, pada masa itu mereka tidak menyadari, kalau mereka dihasut oleh
kolonil belanda. mereka diadu dengan golongan keluarga (Blater jagoan) sama
orang-orang madura yang menjadi kaki tangan hitam penjajah belanda, yang juga
sesama bangsa. karena provokasi belanda itulah, golongan para blater yang
seringkali melakukan carok pada masa itu.
3
4
Bahwa kalau ada masalah tentang persoalan, tentang, perselingkuhan,
perebutan, tanah, dan lain sebagainya selalu menggunakan kebijakan dengan jalan
melakukan carok. alasannya adalah demi menjunjung tinggi harga diri masyarakat
madura. istilahnya, dari pada putih mata lebih baik putih tulang. artinya, lebih
baik mati dari pada menanggung malu. orang madura atau di Jawa dan kalimantan
selalu diselesaikan dengan jalan melakukan carok.
Biasanya, carok merupakan jalan terakhir yang di tempuh oleh masyarakat
madura dalam menyelesaikan suatu masalah. carok juga bisa terjadi jika
menyangkut masalah kehormatan atau hargadiri dan menganggu wanita bagi
orang madura.sebagian besar karena masalah perselingkuhan, dan harkat,
martabat dan kehormatan, keluarga banyak yang menganggap carok adalah
tindakan keji dan bertentangan dengan agama. meski madura sendiri kental
dengan agama Islam. tetapi pada umumnya, secara individual masih banyak yang
masih memegang tradisi carok tersebut .
Carok artinya didahului oleh perasaan terhina artinya ada suatu prilaku yang
menyingung harga diri laki-laki madura tersebut. sehingga carok di pilih sebgai
jalan terahir bagi masyarakat madura. bahkan carok harus disertai dengan
ritual-ritual sebagai persipan menjelang carok. terlebih dahulu mendapatkan restu dari
masing masing keluarganya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan masalah diatas, maka penulis dapat merumuskan
5
1. Faktor- faktor apa yang menyebabkan munculnya tradisi carok di Desa Montor
Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang?.
2. Bagaimana dampak tradisi carok terhadap kehidupan sosial masyarakat islam
di Desa Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang?
3. Bagimana upaya para ulama dalam menanggulagi tradisi carok di Desa Montor
Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang?.
C.Tujuan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini tentunya peneliti mempunyai tujuan yang
ingin dicapai, begitulah pada penelitian ini memiliki tujuan yaitu.
1. Untuk mengetahui faktor- faktor penyebab munculnya tradisi carok di Desa
Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang.
2. Untuk mengetahui bagaimana dampak tradisi carok terhadap kehidupan sosial
masyarakat islam Desa Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang.
3. Bagaimana upaya para ulama dalam menanggulagi tradisi carok di Desa
Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang?.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini mengandung sedikitnya 2 manfaat:
1. Manfaat Ssecara Tioritis Sebagai pengembangan Ilmu Perbandingan Agama,
6
pemikiran terhadap penelitian untuk mengembangkan teori-teori sosial,
psikologi agama terutama yang berhubungan dengan budaya carok.
2. Manfaat Secara Praktis dapat memberikan kontribusi terhadap para praktisi
masyarakat luas untuk mengenal danmemahami tradisi carok. Sebagai bahan
rujukan bagi penilitian selanjutnya untuk dikembangkan dikemudian hari.
F. Kerangka Teori
Dalam penelitian ini mengunakan teori dari Latif Wiyata tradisi carok
meruapakan harga diri orang madura. masyarakat montor terkenal dengan
syari‟at islam dan hukum, yang bersifat universal. dengan keuniversalannya
masyarakat Montor ini menggunaakaan hukum-hukum yang sudah ada di
dalam Islam, dan mampu memenuhi kebutuhan manusia darizaman ke zaman
dengan berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadits yang menjamin kelengkapan dan
keabadian. bagi kaum muslim Al-Qur‟an sebagai wahyu Allah merupakan
sumber dari segala sumber hukum yang menjadi acuan dalam menegakkan
keadilan dan bahkan menjadi sumber yang abadi. di antara kandungan dari
ayat-ayat tersebut adalah menyangkut hukum yang mengatur hubungan
manusia.
Masyarakat Montor adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul,
dalam istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. suatu kesatuan manusia dapat
mempunyai perasarana melalui warga warganya dapat saling berinteraksi.
yang berinteraksi dalam suatu sistem adat istiadat. tertentu yang bersifat
7
merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki keempat ciri yaitu. Interaksi,
antar warga, warganya, adat istiadat, kontinuitas waktu, rasa identitas kuat
yang mengikat semua warga. Semua warga masyarakat Montor merupakan
manusia yang hidup bersama, dapat diartikan sama dengan hidup dalam suatu
tatanan pergaulan misalnya dengan menjalin persaudaraan antar kelompok
dan warga masyrakat madura.4
Menurut Latif Wiyata dalam kasus budaya carok harga diri orang madura.
bagaimana langkah-langkah dikalangan masyarakat madura. agar tidak terjadi
peristiwa carok tersebut. untuk itu perlu adanya aturan baru dan saksi hukum
yang mungkin bisa mengurangi terjadinya budaya carok di Desa Montor, yang
sudah menjadi tradisi bagi masyarakat madura. yang telah dilarang oleh agama.
hal itu sudah melenceng dari koledor hukum syari‟at yang sudah ada di dalam
agama islam.perbuatan yang telah dilarang oleh agama tapi kenapa masih
dilakukan? karena tradisi carok sudahmenjadi tradisi Desa Montor.oleh sebab
itu masyarakat Montor harus bisa membedakan mana hal yang baik dan buruk
yang perlu ditiru dan mana yang harus dijauhi.
Masyarakat Desa Montor merupakan suatu bentuk kehidupan bersama,
untuk menghasilkan tradisi tersebut carok, merupakan tradisi orang madura
dalam memperjuang kan harga dirinya. apa bila mereka merasa di injak-injak
oleh orang lain. kerapan Sapi, suatu tradisi ajang perlombaan pacuan sapi.
Remoh, perkumpulan para preman yang sajikan dengan hiburan musik yaitu
4
Bustanuddin, Agus, Agama Dalam Kehidupan Manusia, Pengantar Antropologi Agama (, Jakarta: Raja Grafindo Persada) .2006. 20
8
sandur madura. kalau Sabu Ayam, suatu ajang pertunjukan di kalangan para
blater untuk mendapat ayam terkuat. itu semua membutuhkan jangka waktu
yang cukup lama sehinga menghasilkan suatu adat istiadat, menurut Latif
Wiyata kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka
sebagai suatu kesatuan sosial. dengan batas-batas yang dirumuskan dengan
jelas oleh masyarakat.menurut Huub de jonge 1993. adalah orang-orang yang
hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dan mereka mempunyai
kesamaan wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan
perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan. bahwa masyarakat merupakan
suatu kenyataan yang obyektif secara mandiri, bebas dari individu - individu
yang merupakan anggota-anggotanya.
Masyarakat Desa Montor merupakan kumpulan manusia di dalamnya ada
beberapa unsur yang mencakup cukup lama. masyarakat Desa Montor sadar
bahwa mereka merupakan suatu kesatuan. hal ini merupakan suatu sistem
kehidupan bersama. menurut Abdur Rozaki masyarakat harus didasari pada
prinsip-prinsip fundamental yaitu realitas sosial dan kenyataan sosial dalam
bermasyarakat.
Kenyataan sosial diartikan sebagai gejala kekuatan sosial di dalam
bermasyarakat. masyarakat sebagai wadah yang paling sempurna bagi
kehidupan bersama antar manusia. hukum adat memandang masyarakat
sebagai suatu jenis hidup bersama dimana manusia memandang sesamanya
9
kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu
dengan yang lainya. beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
masyarakat memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi. bisa dikatakan bahwa
masyarakat adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu
hubungan sosial. mereka mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan identitas,
mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh
kesamaan.5.
E. Telaah Pustaka
Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian terdahulu, peneliti menguraikan tinjauannya mengenai
hasil-hasil study yang pernah dilakukan orang lain yang memiliki hubungan atau
relevansi dengan masalah yang akan diteliti dengan mencari persamaan dan
perbedaan dari penelitian yang sudah sebelumnya tersebut. Adapun penelitian
terdahulu yang relevan adalah sebagai berikut:
a).Penelitian dengan judul “Ungkapan Tradisional dalam Budaya CarokPada
Masyarakat Madura” yang diteliti oleh Lusi Agustini Darmayanti Mahasawi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ungkapan tradisional dalam budaya Carok. lebih baik
pote tolang dari pada putih mata.artinya lebih baik putih tulangg dari pada putih
mata pada masyarakat Madura meiliki wujud peribahasa berupa peribahasa,
perumpamaan (ibarat), ungkapan, pepatah dan pameo. Wujud ungkapan
tersebut didasarkan pada kalimat-kalimat yang digunakan dalam setiap ungkapan.
5
10
Ungkapan Tradisional dalam budaya Carok pada masyarakat Madura banyak
yang menggunakan kata-kata kiasandan seperti kata perbandingan untuk
menyampaikan suatu maksud. 6
Nilai budaya ungkapan pada budaya Carok masyarakat Madura di
antaranya adalah nilai kekeluargaan, nilai kebersamaan, nilai kesabaran, nilai
kerja keras, nilai pantang menyerah, nilai keteladanan, nilai kesantunan, dan
nilai kedamaian. nilai-nilai ungkapan dalam budaya Carok pada masyarakat
Madura dapat dijadikan sebagai pedoman hidup dengan memisahkan antara nilai
yang baik dan nilai yang buruk. ungkapan dalam budaya Carok pada
masyarakat Madura memiliki fungsi sebagai media pendidikan, cita-cita dari
masyarakat madura, sebagai pengatur kehidupan masyarakat Madura, dan
sebagai pengakuan kebudayaan masyarakat madura. fungsi ungkapan tersebut
menjelaskan bahwa setiap ungkapan memiliki fungsi terhadap masyarakat
madura.
b).Penelitian dengan judul “Tradisi Carok pada Masyarakat Adat Madura” penelitian
inidilakukan oleh Henry Arianto Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Esa
Unggul Jakarta. penulis mengatakan bahwa banyak yang menganggap carok
adalah tindakan keji dan bertentangan dengan ajaran agama meski suku madura
sendiri kental dengan agama islam pada umumnya tetapi, secara individual
banyak yang masih memegang tradisi carok. kata carok sendiri berasal dari bahasa
madura yang berarti „bertarung dengan kehormatan‟. biasanya, “carok”
6
11
merupakan jalan terakhir yang di tempuh oleh masyarakat madura dalam
menyelesaikan suatu masalah. carok biasanya terjadi jika menyangkut
masalah-masalah yang menyangkut kehormatan harga diri bagi orang madura sebagian
besar karena masalah perselingkuhan dan harkat martabat kehormatan keluarga.7
Adapun kesimpulan yang dapat penulis sampaikan disini adalah carok
sebagai suatu institusionalisasi kekerasan, yang secara historis telah dilakukan
oleh sebagian masyarakat madura sejak beberapa abad lalu, selain mempunyai
kaitan dengan faktor-faktor tersebut, tampaknya juga tidak dapat dilepaskan
darifaktor politik, yaitu lemahnya otoritas negara atau pemerintah sejak sebelum
sesudah kemerdekaan dalam mengontrol sumber-sumber kekerasan, serta ketidak
mampuan dalam memberikan perlindungan terhadap masyarakat terhadap rasa
keadilan.
G.Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
menurut Jane Richie adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan
persepektif nya didalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan
persoalan tentang manusia yang diteliti.8
Dengan kata lain, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian.
7
Muhammad, Kalimutdin.” Carok Budaya Yang Mengandung Unsur Kekerasan “ .www.ppsdms .org di Akses Tanggal 25 agustus 2010 jam 9:45
8
12
Penelitian ini juga merupakan jenis penelitian lapangan yang datanya ditemukan
dan dikumpulkan dari dari fakta-fakta atau gejala-gejala di lapangan sebagai objek
penelitian. hal ini penting karena di lakukan untuk memperoleh data-data yang
akan menentukan validitas sebuah penelitian.
2. Sumber Data
Data-data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber-sumber berikut
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau
sumber pertama di lapangan. data primer dari penelitian ini berasal dari
keterangan atau penjelasan yang di paparkan oleh pihak-pihak yang terkait dalam
topik penelitian ini, seperti masyarakat yang ada di desa montor yang aktif di
penduduk tersebut.9yang merupakan budaya carok di desa montor. masyarakat
Desa Montor masyarakat yang tetap atau tidak keluar namun masih aktif dalam
tradisi tersebut.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau data
pendukung seperti dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian
berbentuk laporan dan lain sebagainya. data sekunder dari penelitian ini adalah
literatur-literatur lain yang mempunyai relevansi dengan topik penelitian.10Latif
9
Haris, Herdiansyah, Metodelogi Penelitian Kualitatif Ilmu-Ilmu Sosial: (Jakarta Salemba Humanika.) 2011,21
10
13
Wiyata. Carok, Konflik Kekerasan Harga Diri Orang Madura. Andi Suwarko
Konflik dan Manajemen Konflik Keagamaan. Koentjaraningrat, Antropologi
Sosial. dan Adeng Muchtar Ghazali. Antropologi, Agama.
3. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian, penulis
menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut.
a. Observasi
Observasi, merupakan peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari
perilaku tersebut. observasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan atau
mengadakan pengamatan atau pencatatan dengan sistematis tentang fenomena
yang di selidiki secara langsung di lapangan mengenai dinamika dan kondisi
tradisi Carok Desa Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang. mereka
menganggap carok adalah tradisi yang digunakan oleh masyarakat madura sejak
zaman dulu untuk menjaga harga diri dan perasaan malu. itu yang menyebabkan
mereka masih melakukan carok.
b. Interview atau wawancara.
Wawancara atau interview merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara (interviewer). Metode ini dapat digunakan untuk tujuan agar dapat
memperoleh informasi dengan mempersiapkan terlebih dahulu gambaran umum
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.11 wawancara mendalam secara umum
11
14
merupakan suatu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab sambil bertatap muka. dimana pewawancara dan informan
terlibat dalam kehidupan social. Peneliti mengajukan pertanyaan dalam
wawancara hingga berkembang secara wajar berdasarkan ucapan dan buah pikiran
yang dicetuskan oleh orang yang diwawancarai. Tentang Faktor Apa yang
Menyebabkan Munculnya Tradisi Carok di Desa Montor Kecamatan Banyuates
Kabupaten Sampang.
c. Dokumentasi
Yaitu meneliti berbagai dokumen serta bahan-bahan yang berkaitan
dengan permasalahan yang diteliti. dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya dari seseorang. dokumen yang berupa tulisan misalnyacatatan harian
dan sejarah kehidupan, biografi, peraturan dan semacamnya.12dokumen yang
berbentuk gambar dapat berupa foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
Sedangkan dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yangdapat berupa
gambar, patung, filem dan lain-lain.dokumen dalam penelitian kualitatif
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif.13
4. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode (deskriptif
analitis,) yaitu memaparkan data yang terkumpul terkait dengan Tradisi Carok di
12
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta) 2014, 82 13
15
Desa Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang, yang kemudian data
ini dianalisis dan diambil kesimpulan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pola induktif yaitu berangkat
dari kasus-kasus partikular yang berkaitan dengan kondisi psikologis mahasiswa
kemudian data yang diproleh dari kasus-kasus tersebut digunakan untuk
merumuskan kesimpulan yang bersifat umum mengenai kondisi yang terkait
dengan Budaya Carok di Desa Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten
Sampang.
H. Sistematika Pembahasan
Secara garis besar penulisan laporan penelitian ini terdiri dari 5 bab.
Penjelasannya adalah sebagaimanaberikut.
Bab pertama berisi pendahuluan. Bab ini memuat latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah,dan definisi operasional, tujuan penelitian,
kegunaan hasil penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab kedua berisi tinjauan umum tentangbudaya carok di Desa Montor
Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang.dalam Bab ini akan dijelaskan tentang
definisi carok, budaya dalam pandangan Islam, dan budaya dalam pandangan
madura.
Bab ketiga berisi menerangkan mengenai gambaran umum tentang subyek
penelitian meliputi lokasi penelitian, kehidupan keseharianya masyarakat desa
Montor kecamatanBanyuates Kabupaten Sampang, yang mempunyai
16
Bab keempat berisi analisis perilaku dan analisis peserta carok kecamatan
Banyuates kabupaten Sampang.dalam Bab ini akan dipaparkan hasil analisis
terhadap perilaku dan kondisi psikologis warga yang mengikutibudaya carok di
Desa Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang. Selain itu, dalam Bab
ini juga akan dipaparkan hasil terhadap budaya carok.
Bab kelima berisi penutup.Bab ini berisi kesimpulan yang merupakan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Konflik
Konflik merupakan fenomena yang sering kali tidak bisa dihindari dan
menghambat pencapaian tujuan organisasi sumber-sumber organisasi,sumber daya
manusia dan sumber daya finansial,dan sumber daya produktivitas organisasi.
olehkarena itu, manajemen konflik harus dilakukan secara sistimatis untuk
mencapai suatu tujuan berikut adalah tujuan dari manajemen konflik1.
Menurut Soerjono Soekanto memberikan pendapatnya tentang definisi
konflik berdasarkan tujuan. Menurut Soerjono Soekanto, definisi konflik adalah
pertentangan untuk berusaha memenuhi tujuan dengan cara menentang pihak
lawan. Sesuai dengan definisi konflik oleh Soekanto. definisi konflik adalah
perjuangan nilai atau tuntutan atas status. kemudian ditambahkan dalam definisi
konflik bahwa konflik bagian dari masyarakat yang akan selalu ada, sehingga
apabila ada masyarakat maka akan muncul konflik.
Konflik membagi 3 definisi konflik yaitu: konflik sebagai pertentangan
dalam perebutan tujuan. konflik sebagai sebuah antagonis. konflik sebagai oposisi
sosial Melihat dari sudut pandang politik saja. definisi dari konflik akan
mengarah kesesuatu yang penuh dengan antogonisme atau pertentangan dan
integrasi saling melengkapi satu sama lain.
1
Andi, Suwarko, dkk, Konflik dan Manajemen Konflik Keagamaan.( Surabaya: IAIN SA pres,2013).17
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Menurut An. Ubaedy, berdasarkan teori konflik, terdapat dua macam
definisi konflik. yaitu definisi fisik dan non-fisik. konflik seperti emosi,
pemikiran, perasaan dan lainnya yang tidak bersifat fisik. dalam kamus Merriam
Webster definisi konflik adalah perlawanan mental akibat adanya kebutuhan
dorongan, keinginan ataupun tuntutan yang berlawanan.2
Konflik sering didefinisikan sebagai tindakan perlawanan karena ketidak
cocokan ketidak serasian; berkelahi, baku-hantam ataupun berperang. realitanya
sekarang ini, konflik seringkali dihubungkan dengan kerusuhan, terorisme,
revolusi dan kekerasan. tidak bisa dipungkiri. bahwa konflik mengandung
definisi benturan seperti perbedaan pendapat, persaingan, serta pertentangan
antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan antara kelompok,
bahkan terjadi antara pemerintah dengan individu kelompok.
Mengemukakan bahwa definisi konflik melalui bidang ilmu sosiologis
bahwa konflik sebagai kesadaran yang tercermin dalam semangat pembaruan
masyarakat. ditambahkan olehnya bahwa konflik berasal dari adanya kekecewaan
terhadap tuntutan-tuntutan yang terjadi dalam hubungan yang mengecewakan.
1. Penyebab Konflik
Konflik adalah suatu masalah sosial yang timbul karena adanya perbedaan
pandangan yang terjadi di dalam masyarakat maupun negara. ( menurut Robbins)
2
Ibit,17
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Konflik adalah suatu proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak
lain telah memengaruhi secara negatif atau akan segera memengaruhi secara
negatif pihak lain. Menurut Alabaness konflik adalah kondisi yang dipersepsikan
ada di antara pihak-pihak atau lebih merasakan adanya ketidak sesuaian antara
tujuan dan peluang untuk mencampuri usaha pencapaian tujuan pihak lain. dari
kedua pengertian konflik yang disampaikan pakar di atas, dapat ditarik
kesimpulan. bahwa konflik adalah proses yang dinamis dan keberadaannya lebih
banyak menyangkut persepsi dari orang atau pihak yang mengalami dan
merasakannya. dengan demikian jika suatu keadaan tidak dirasakan sebagai
konflik, maka pada dasarnya konflik tersebut tidak ada dan begitu juga
sebaliknya. Beberapa faktor penyebab konflik, yaitu Salah satu faktor penyebab
konflik adalah Saling bergantungan.3 Saling bergantungan dalam pekerjaan
terjadi jika dua kelompok organisasi atau lebih saling membutuhkan satu sama
lain guna menyelesaikan tugas.
Salah satu faktor penyebab konflik ialah perbedaan tujuan. Perbedaan tujuan
yang terdapat diantara satu bagian dengan bagian yang lain yang tidak sepaham
bisa menjadi faktor penyebab munculnya konflik. Salah satu faktor penyebab
konflik yaitu perbedaan persepsi atau pendapat. dalam hal menghadapi suatu
masalah, perbedaan persepsi yang ditimbulkan. ini yang menyebabkan munculnya
konflik. pada setiap departemen atau fungsi dalam organisasi mempunyai
kepentingan, tujuan dan programnya sendiri yang seringkali berbeda dengan yang
3
Bustanuddin, Agus, Agama Dalam Kehidupan Manusia, Pengantar Antropologi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id lain. faktor manusia merupakan salah satu faktor penyebab konflik, sifat manusia
satu dengan yang lain berbeda dan juga unik. hal ini yang berpotensi
memunculkan konflik.
Faktor penyebab konflikyang menyebabkan terjadinya konflik dalam
masyarakat adalah sebagai berikut. perbedaan indvidu, perbedaan pendirian dan
perasaan. adanya perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk
pribadi yang berbeda-beda pula. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh
dengan pola pemikiran dan pendirian kelompoknya.adanya perbedaan
kepentingan antara individu dan kelompok bisa menyangkut bidan ekonomi,
politik dan juga sosial. terdapat perubahan nilai yang cepat secara tiba-tiba dalam
masyarakat.4 pandangan tradisional, menyatakan bahwa konflik harus dihindari
karena akan menimbulkan kerugian. dalam aliran ini memandang konflik sebagai
sesuatu yang tidak menguntungkan, sesuatu yang buruk dan selalu merugikan
dalam organisasi. oleh karenanya, konflik harus dicegah dan dihindari sebisa
mungkin dengan mencari akar permasalahannya.
Pandangan hubungan kemanusiaan, menyatakan bahwa konflik merupakan
sesuatu yang alamiah, wajar dan tidak terelakkan dalam setiap kelompok manusia.
konflik tidak selalu dipandang buruk karena memiliki potensi kekuatan yang
positif di dalam menentukan kinerja kelompok. konflik ini tidak selamanya
bersifat merugikan, bahkan bisa menguntungkan, yang oleh karena itu konflik
harus dikelola dengan baik.
4
Adeng Gazali ,Muctar, Antropolgi Agama Upaya Memehami Kepercayan, Keyakinan Agama (. Citra Aditiya Bakti Bandung) .2011,38
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2. Macam-Macam Konflik
Dalam organisasi dan ilmu perilaku organisasi, kita dapat membagi konflik
menjadi empat macam atau jenis yaitu berdasarkan pihak yang terlibat dalam
konflik terdapat tiga macam konflik yang ada apabila dilihat dari pihak yang
terlibat konflik yaitu antara individu dengan individu lain. konflik antara individu
dengan kelompok, dan terakhir konflik antara kelompok dengan kelompok.
konflik antara individu dengan individu yang lain. dalam perilaku organisasi dan
masyarakat pula, konflik ini sering, terjadi baik oleh anggota dengan anggota
tertentu yang sederajat atau setingkat, oleh bawahan dengan atasan bahkan sering
juga terjadi pertentangan atau konflik antara anggota dengan pimpinan
organisasi.5
Macam konflik terdapat berbagai macam konflik yang dikelompokkan
dalam beberapa jenis antara lain sebagai berikut. macam-macam konflik
berdasarkan pihak yang terlibat di dalamnya.
a. Konflik dalam diri individu adalah konflik yang terjadi karena memilih tujuan
yang saling bertentangan, atau karena tuntutan tugas yang terlampau banyak untuk
di tinggalkan.
b. Konflik antar-individu adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan
kepribadian antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
5
Wahyudi. Manajemen Konflik Dalam Organisasi: Pedoman Praktis Bagi Pemimpin Visioner. Bandung: 2006 Alfabeta. 19
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id c. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama adalah konflik yang terjadi
karena setiap kelompok memiliki tujuan tersendiri dan berbeda yang ingin di
capai.
Dalam ilmu komunikasi dan sosiologi, hal ini dijelaskan diakibatkan oleh
adanya perbedaan paham dan tujuan serta adanya ego pribadi dan kurangnya
komunikasi. walaupun begitu, konflik yang ada dalam organisasi tidak dapat juga
dipandang sebagai hal yang buruk, akan tetapi dapat menjadi pemacu dalam
meningkatkan kinerja tiap anggota, disinilah peran manajer atau pimpinan dalam
mengarahkan konflik tersebut.6
Konflik yang terjadi antara individu dengan kelompok. awal dari konflik
antara individu dengan kelompok adalah konflik individu dengan individu lain
dalam organisasi ataupun masyarakat. pihak yang awaln ya hanya sendiri akan
mendapatkan dukungan dari pihak lain yang memiliki pemahaman yang sama
ataupun kepentingan di dalamnya. contoh konflik seperti ini dalam organisasi
yaitu adanya sekelompok bawahan yang meminta kenaikan gaji kepada pimpinan
perusahaan ataupun organisasi atau mengadakan mogok kepada pimpinan agar
permintaan mereka dikabulkan. langkah yang tepatlah bila seorang pemimpin
dengan cepat mengontrol tiap konflik yang ada dengan langkah taktis. 7
6 Ibit,21
7
Munandar, AS. Manajemen Konflik dalam Organisasi,, Dalam Seminar Strategim
Pengendalian Konflik Dalam Organisasi, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia,
Jakarta, 1987, 23
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Konflik yang terjadi antara kelompok dengan kelompok banyak
organisasi, institusi dan lembaga yang besar yang memiliki banyak partisi di
dalamnya yang mengalami konflik. seperti ini alam masyarakat lebih sering lagi,
contohnya konflik antar kampung, jalan atau berita. Perlu disadari bahwa konflik
yang terjadi antara kelompok dengan kelompok jarang kondusif, lebih mengarah
ke hal yang ribut dan berlarut larut. hal ini tentu saja disebabkan oleh ada dua
kepentingan yang dihadapkan oleh banyak pihak yang berselisih, sehingga bila
satu saja dari dua kelompok yang berkonflik yang ingin berdamai, maka belum
cukup, harus seluruh anggota kedua kelompok yang harus memahami dan
berdamai akan masalah tersebut konflik dampak atau efek yang ditimbulkan. bila
dilihat dari sisi dampak ataupun efek yang ditimbulkannya dapat dibagi menjadi
dua konflik yaitu konflik fungsional dan konflik in-fungsional. dalam buku
perilaku organisasional dijelaskan bahwa definisi konflik fungsional adalah
apabila dampak terjadinya konflik dapat memberikan manfaat untuk organisasi.
disinilah tugas seorang manajer dan pimpinan dalam mengatur sebuah konflik
agar dapat berguna bagi organisasi.
Contoh dari macam konflik fungsional adalah persaingan antara karyawan
atau persaingan antara kelompok karyawan dengan pimpinan untuk membuktikan
skill kemampuan mereka dan juga konflik berupa persaingan untuk menjadi yang
terbaik antara bagian dalam organisasi ataupun dalam lembaga. macam konflik
yang kedua bila dilihat dari efeknya adalah konflik infungsional. dijelaskan dalam
buku perilaku organisasional bahwa definisi konflik infungsional adalah konflik
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id berlangsungnya organisasi atau dengan kata lain memberikan kerugian bagi
organisasi. Tentu saja konflik infungsional terjadi bila manajer ataupun pimpinan
organisasi tidak mampu mengelola anggotanya dengan baik.
3. Dampak Terjadinya Konflik
Secara sederhana, konflik adalah saling memukul namun, konflik tidak
hanya berwujud pada pertentangan fisik. Secara umum, pengertian konflik sosial
pertentangan adalah sebagai suatu proses sosial antara dua pihak atau lebih ketika
pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan
atau membuatnya tidak berdaya. latar belakang adanya konflik adalah adanya
perbedaan yang sulit ditemukan kesamaannya atau didamaikan baik itu perbedaan
kepandaian, ciri fisik, pengetahuan, keyakinan, dan adat istiadat. konflik antar
individu ataukelompok adalah konflik yang berhubungan dengan cara individu
menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas yang ditekankan
kepada merekaoleh kelompok kerja mereka. Perbedaan kepentingan antara
individu atau kelompok.8
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan
yang berbeda. oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang
atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. kadang-kadan orang
dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
8
Usman, Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 120
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu
berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu
terjadinya konflik sosial.9
Contoh konflik yang terjadi antar individu dan kelompok. para tokoh
masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari
kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. para petani
menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk
membuat kebun atau ladang. bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang
dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka
pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari
lingkungan sehingga harus dilestarikan. di sini jelas terlihat ada perbedaa
kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan
mendatangkan konflik sosial di masyarakat.
Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang
politik, ekonomi, sosial, dan budaya. begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau
antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh
dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara
keduanya.10 para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha
menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar
9
Fisher, Simon et all.. Mengelola Konflik: Ketrampilan & Strategi untuk Bertindak (edisi bahasa Indonesia) Jakarta: 2000 The British Council, Indonesia, 125
10
Khadziq, Islam dan Budaya Lokal, Belajar Memahami Realitas Agama dalam Masyarakat. (Yogyakarta: Reneka Cipta,) 2009. 186
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id bidang serta volume usaha mereka salah satu penyebab terjadinya konflik adalah
karena adanya perbedaan pandangan atau kepentingan diantara anggota organisasi
atau perusahaan. oleh karena itu kita harus berupaya untuk mengurangi adanya
perbedaan-perbedaan tersebut, dan bahkan sedapat mungkin mengubah perbedaan
tersebut menjadi sinergi yang akan mendorong tercapainya tujuan organisasi.
Konflik berdasarkan dampaknya konflik fungsional, adalah konflik yang
memberikan manfaat atau keuntungan bagi organisasi yang dapat dikelola dan
dikendalikan dengan baik. konflik Infungsional, adalah konflik yang dampaknya
merugikan orang lain. konflik tujuan, adalah konflik yang terjadi karena adanya
perbedaanindividu, organisasi atau kelompok yang memunculkan konflik konflik
peranan, adalah konflik yang terjadi karena terdapat peran yang lebih dari
satu. konflik nilai, adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan nilai yang
dianut oleh seseorang berbeda dengan nilai yang dianut oleh organisasi atau
kelompok. konflik kebijakan, adalah konflik yang terjadi karena individu atau
kelompok tidak sependapat dengan kebijakan yang diambil oleh organisasi.
konflik realistis, adalah konflik yang terjadi karena kekecewaan individu atau
kelompok atas tuntutannya. konflik nonrealistif, adalah konflik yang terjadi
karena kebutuhan yang meredakan ketegangan.
4. Konflik Politik
Konflik ini terjadi apabila suatu kelompok dengan kelompok yang lain
memiliki kepentingan yang sama dalam bidang politik. didalam masyarakat
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id langsung dengan status, kekuasaan, dan penguasaan sumber-sumber ekonomi.
Fenomena ini dapat dilihat dan disaksikan bersama dari berita-berita di media
masa baik cetak maupun elektronik. misalnya, bentrok antara pendukung dua
partai politik yang berbeda. di pemerintahan yang merupakan lembaga yang
menjalankan kekuasaan, para anggota DPR atau pejabat pemerintahan terlibat
baku hantam dan perseteruan karena kalah mempertahankan kekuasaannya.11
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa bergantung pada orang lain
dalam memenuhi keperluan hidupnya. disadari atau tidak, kita semua memiliki
sifat saling membutuhkan yang begitu kuat. kebutuhan manusia dapat dipenuhi
ketika antara manusia yang satu dan yang lain memiliki kesadaran dan
penghormatan terhadap hak-hak orang lain di tengah-tengah masyarakat kita
sering terjadi kondisi nyata yang menunjukkan adanya perbedaan dengan orang
lain. perbedaan itu sebenarnya hal yang sangat lumrah. namun, perbedaan sering
menimbulkan konflik dalam masyarakat. dalam kehidupan bermasyarakat,
berbagai jenis konflik adalah suatu keniscayaan. suatu masyarakat pasti pernah
mengalami masalah konflik, baik antara anggotanya maupun dengan kelompok
masyarakat lain. istilah konflik sering mengandung pengertian negatif, sebab
cenderung dimaknai sebagai lawan kata dari keserasian, kedamaian, dan
keteraturan. konflik sering pula diasosiasikan dengan ancaman ataupun
penggunaan kekerasan. padahal jika dikelola dengan baik, konflik tidak
selamanya diakhir dengan kekerasan.
B. Manajemen Konflik
11
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Konflik merupakan salah satu fenomena yang kerap kali hadir dalam
realitas hidup manusia. sehingga manusia diberi artribut yakni mahluk yang
sering kali terlibat dalam persaigan dan pertentangan persinggugan persenturan
percekcokan permasalahan pertempuran maupun pertempuran. oleh karena itu
dalam istilah konflik secara etemologi berasal dari kata latin yang berarti
bersama yang berarti benturan atau tabrakan secara sosiologis konflik yang
diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua atau lebih bisa juga dengan
kelompok dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menhancurkan atau membuatnya tidak berdaya.12 dan sejumlah pakar telah
merumuskan definisi atau pengertian konflik. konflik sosial adalah perjuangan
antara lawan atas nilai-nilai dan klaim-klaim atas setatus kekuasaan dan sumber
daya yang langka .konflik suatu proses dimana dua pihak atau lebih berusaha
mengagalkan pencapayan tujuan tersebut. oleh karena faktor yang mendasari
konflik ada tiga. saling ketergantungan perbedaan dalam tujuan dan perbedaan
persepsi. konflik berarti perbedaan atau kepentingan atau kenyakinan yang di
rasakan kepada pihak. bahkan aspriasi saat itu tidak dapat di capai secara
bersamaan. konflik adalah interaksi dari orang yang merasa satu sama yang lain
dalam mencapai tujuan tersebut.13
12
Ismail, Nawawi. Manajemen Konflik Industri Teori Penyelesain Hubungan Industri. (Jakarta : Reneka Cipta) 2013, 19
13
Hendrieks, Bagaimana Mengola Konflik : Petunjuk Praktisuntuk Mamajemen Konflik Yang Efektif .Arif Santoso,(Jakarta: Bumi Aksara,1996. 134
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Konflik merupakan ketidak setujuan antara dua atau lebih atau individu atau
kelompok yang mana masing masing individu atau kelompok tersebut mencoba
untuk bisa diterima pandanganya individu atau kelompok lain. konflik merupakan
proses yang mulai ketika individu atau kelompok mempersepsi terjadinya
perbedaan atau opsisi antara dirinya dengan individu atau kelompok lain.yang
mengenai kepentingan dan sumber daya keyakinan dan nilai atau paktik praktik
lainya.
Dari pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa konflik adalah suatu
hasil persepsi individu atau kelompok di mana masin- masing merasa berbeda
dan perbedaan ini menyebabkan terjadinya konflik atau hambatan untuk
mencapai keinginan atau tujuan masing masing pihak. ciri ciri konflik adalah.
Setidak tidaknya ada dua pihak secara perseorang maupun kelompok yang
terlibat dalam suatu intraksi yang saling bertentangan. timbulnya pertentangan
antara dua pihak secara perseorangan maupun kelompok dalam mencapai tujuan
dan memaikan peran dan ambigius atau adanya nilai-nilai atau norma yang saling
berlawanan. muncul nya interaksi yang sering kali di tandahi oleh gejala-gejala
atau prilaku yang di rencanakan untuk saling meniadakan. dan mengurangi, dan
menekan terhadap pihak lain agar dapat memperoleh keuntungan sepertisetatus
jabatan atau tangung jawa, pemenuhan sebagai macam kebutuhan atau fisik.14
14
Stepen,Sanderson, Sosologi Makro Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial. (jakarta : Raja Wali pers 1991.56
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pada dasarnya oleh dua hal yakni kemajemukan horisontal dan vertika.
kemajemukan horisontal adalah struktur masyarakat yang majemuk secara
kultural seperti suku bangsa daerah agama dan ras dan majemuk secara sosial
seperti perbedaan pekerjaan dan profesi petanai buruh pengusaha dan pedagang
meliter dan lain sebagainya yang menimbulkan konflik karena masing masing
kemajemukan kultural berupaya mempertahankan identitas dan karakteristik
budanya dari ancaman kulturl lain kemajemukan sosial dapat memicu konflik
karena masing masing individu atau kelompok yang memiliki pekerjaan dan
profesi serta tempat tinggal yang berbeda memiliki kepentingan yang berbeda dan
saling bertentangan. kemajemukan vertikal adalah struktur masyarakat yang
terpolarrisasikan berdasaarkan pemilikan kekayaan, pengetahuan dan kekuasaan
kemajemukan vertikal dapat menimbulkan konflik di sebabkan sebagai besar
masyarakat yang tidak memiliki atau hanya sedikit kepentingan yang bertentangan
dengan kelompok kecil masyarakat yang mendominasi keiga sumber pengaruh
tersebut. jadi distribusi kekayaan pengetahuan,dan kekuasaan yang timbang dan
pincag menjadi penyebab terjadinya konflik.
Konflik diartika sebaagai proses soasial antra dua orang atau lebih bisa juga
kelompok di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menhancurkan atau membuatnya tidak berdaya dalam satu masyarakat pun yang
tidak pernah mengalami konflik antar anggotanyaa atau dengan kelompok
masyarakat lainnya,konflik akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat
itu sendiri. konflik bertentangan dengan integrasi,konflik dan intergrasi berjalan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sebagai sebuah siklus di masyarakat. konflik konflik yang terkontol akan
menhasilkan intergrasi yang tidak Sempurn dapat menciptakan konflik.
Tujuan manajemen konflik bila dianalisis bisa menjadisisi positif dan
sisi nigatif adapun sisi positif contoh misalnya, meningkatkan kreativitas dan
meningkatkan keputusan melalui peran serta pemahaman bersama,dan
menciptakan prosedur dan mekanisme penyelesain konflikk.
1. Faktor-Faktor Munculnya Konflik Keagamaan
Salah satu fakta yang tidak bisa dipungkiri,bahwa tidak ada satu pun
negara didunia ini yang memiliki satu identitas nasional. karna
masinng-masing negara memiliki pluralitas baik dalam hal etnik,agama,bahasa budaya dan
masih banyak hal lain yang sifaatnya plural. Begitu juga dengan indonisia yang
memiliki keragamaan dalam segala aspek kehidupan.15 dan aspek kemajemukan
yang terlihat adalah dalam hal etnik dan agama. ketika berhadpan dengan suatu
masalah perbedaan didalam benak biasanya akan muncul anggapan bahwa
perbedaan itu adalah sebuah bentuk permusuhan atau pertikaian. anggapan itu
terkadang ada benarnya,karena beberapa kasus pertikaian yang terjadi
dibeberapanegara disebabkan karena perbedaan baik itu perbedaan pendapat,
atau perbedaan suku atau partai dan mmasih banyaklagi pertikayaian yang
terjdi akibat perbedaan sebuah perbedaan,terutama yang tidak kalah penting
adalah dalam hal sebuah agama.
15
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Dalm hal ini bukanlah fenomena yang baru karena sentuhan wilayah agama
begitu panjang sampai hidup sesudah mati. belum lagi tentang persoalan
tentang cara paandang mengenai tuhan, surga dan neraka dan
kenyakinan-kenyakinan lain yang membuat pemahaman individu tentang agama menjadi
berbeda. kemajemukan sebuah bangsa kebanggaan nasional,juga keragaman
konflik. pada hakekatnya tidak ada agama yang mengajarkan tentang
kekerasan dan penindasan terhadap setiap orang yang berbeda agama, dan setiap
agama mengajarkan kita untuk mengajarkan nilai-nilai perdamain, dan
memberikan kemaslahatan kepada masing-masing yang lain.16 tetapi pada
tataran sosial, yang dikutip oleh dadang kamad agama acapkali menamakan diri
sebagai sesuatu yang berwajah ganda. Sepertiyang dikatakan juga oleh Johan
effendy yang menyatakan bahwa agama pada suatu waktu memproklamirkan
perdamaian jalan menuju keselamatan,atau persatuan,dan persaudaraan namun
pada waktunya yang lain menampakkan dirinya sebagai suatu yang dianggap
garangdan menyebar konflik, bahkan tak jarang seperti dicatat dalam sejarah, dan
menimbukan peperangan.
Konflik merupakan salah satu esensi dari kehidupan dan perkembangan
manusia yang mempunyai karakteristik yang beragam. manusia memiliki
perbedaan jenis kelamin, strata sosial dan ekonomi, sistem hukum, bangsa, suku,
agama, kepercayaan, aliran politik, serta budaya dan tujuan hidupnya. dalam
sejarah umat manusia, perbedaan inilah yang selalu menimbulkan konflik. selama
masih ada perbedaan tersebut, konflik tidak dapat dihindarkan dan selalu akan
16
Hani, Handoko. Manajemen Personaliadan Sumber Daya Manusia.(.Yogyakarta, Mandar Maju.) 2001. 26
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id terjadi lembaga sebagai bagian dari proses perkembangan manusia juga tidak
terlepas dari berbagai macam konflik. 17 banyak yang beranggapan bahwa
konflik itu selalu menimbulkan dampak negatif, padahal dalam kondisi tertentu
konflik justru sangat diperlukan untuk kepentingan perubahan dan pengembangan
keperibadian seseorang.
Konflik dapat terjadi antara individu-individu, antara kelompok-kelompok
dan antara organisasi-organisasi. apabila dua orang individu masing-masing
berpegang pada pandangan yang sama sekali bertentangan tanpa ada kompromi.
ada dua macam konflik yang terjadi, yaitu konflik substantif dan konflik
emosional. konflik subtantif meliputi ketidak sesuaian tentang hal-hal seperti
tujuan-tujuan, alokasi sumber daya, kebijakan kebijakan, serta penugasan-
penugasan. sedangkan konflik emosional timbul karena perasaan marah, ketidak
percayaan, ketidaksenangan, takut dan sikap menentang, maupun
bentrokan-bentrokan kepribadian. kedua macam konflik ini akan selalu muncul pada setiap
organisasi. meskipun demikian, konflik tidak perlu dihindari apalagi ditakuti.
konflik hanya butuh penyelesaian yang baik, karena konflik apabila dikelola
dengan benar justru berubah menjadi kekuatan baru yang sangat besar dalam
berinovasi serta sangat potensial untuk pengembangan sebuah organisasi.18
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku
maupun pihak luar dalam suatu konflik. manajemen konflik termasuk pada suatu
17
Winardi, Manajemen Konflik, Konflik Perubahan Dan Pengembangan, (Bandung: Mandar Maju,) 2007.112
18
Ibit, 115
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk
komunikasi. termasuk tingkah laku dari pelaku maupun pihak luar
Bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan intrepretasi. bagi pihak luar
di luar yang berkonflik sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi
yang akurat tentang situasi konflik. hal ini karena komunikasi efektif antara
pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga. manajemen
konflik sangat dibutuhkan oleh organisasi atau sebuah lembaga untuk dapat
mengembangk dan mengarahkan organisasi ke arah yang lebih baik, dengan
timbulnya masalah akan dapat lebih mematangkan pemikiran dalam organisasi
atau lembaga.
Konflik merupakan gejala sosial yang serba hadir dalam kehidupan sosial,
sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam setiap
ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja. oleh sebab itu, konflik dan integrasi
sosial merupakan gejala yang selalu mengisi setiap kehidupan sosial. hal-hal yang
mendorong timbulnya konflik dan integrasi adalah adanya persamaan dan
perbedaan kepentingan sosial.19
Di dalam setiap kehidupan sosial tidak ada satu pun manusia yang memiliki
kesamaan yang persis, baik dari unsur etnis, kepentingan, kemauan, kehendak,
tujuan dan sebagainya. dari setiap konflik ada beberapa diantaranya yang dapat
diselesaikan, akan tetapi ada juga yang tidak dapat diselesaikan sehingga
19
Hamzah,Tualeka. Konflik Dan Integrsi Sosil Bernusa Agama Studi Tentang
Penyelesaian Konflik Ambon Dalam Perspektif Masyarakat. (Surabaya :IAIN SA) 2011.
156
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id menimbulkan beberapa aksi kekerasan. kekerasan merupakan gejala tidak dapat
diatasinya akar konflik sehingga menimbulkan kekerasan.
Pada umumnya istilah konflik sosial mengandung suatu rangkaian
fenomena pertentangan dan pertikaian antar pribadi melalui dari konflik kelas
sampai pada pertentangan dan peperangan internasional. mendefinisikan konflik
sosial sebagai suatu perjuangan terhadap nilai dan pengakuan terhadap status yang
langka, kemudian kekuasaan dan sumber-sumber pertentangan dinetralisir atau
dilangsungkan atau dieliminir saingannya.
Konflik artinya percekcokan, perselisihan dan pertentangan. Sedangkan
konflik sosial yaitu pertentangan antar anggota atau masyarakat yang bersifat
menyeluruh dikehidupan. konflik yaitu proses pencapaian tujuan dengan cara
melemahkan pihak lawan, tanpa memperhatikan norma dan nilai yang berlaku.
dalam pengertian lain, konflik adalah merupakan suatu proses sosial yang
berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau kelompok yang saling
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB III
GAMBARAN UMUM PENELITIAN TENTANG BUDAYA
CAROK DESA MONTOR
A. Gambaran Umum Desa Montor
Desa Montor adalah salah satu desa yang ada di kecamatan Banyuates
kabupaten Sampang Madura. Desa ini secara kuantitas penduduk termasuk desa
yang padat dengan memiliki 4.320 penduduk dengan rincian, 2200 penduduk
lakilaki dan 2.120 penduduk perempuan.1
Penamaan desa Montor ini sendiri, konon pada zaman dahulu pernah
didatangi oleh seorang raja asli Bangkalan. Setelah raja itu sampai di desa
Montor, masyarakat menyambutnya dengan ramah dan sopan dan sambutan
yang meriah. walaupun raja termasuk orang ‘besar’, raja tersebut tetap disuguhi
dengan suguhan yang sederhana, yaitu temon dan (Mentimun; Indonesia) dan oto’
(Kacang panjang; Indonesia). Berawal dari itulah, desa montor ini pada
awalnya dikenal dengan sebutan Monto’ yang merupakan kepanjangan dari
temon dan oto’. Namun seiring dengan perjalanan waktu, pada akhirnya
sebutan nama desa Montor ini berubah menjadi desa Montor.
Sampai saat dan detik ini, desa montor ini tidak akan pernah berubah
sampai kapan pun nama desa montor ini. dan sudah tercatat di Kecamatan
maupun di Kabupaten dengan sebutan nama desa montor.
1
Faruk, Wawancara, Desa Montor 3 Februari 2017
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Desa Montor ini juga memiliki 7 dusun di antaranya penduduk yang
variatif, yaitu dusun Korbukor, Kolbukkol, pokolan, pelerba’an, sabe jeruk, barat
sabe dan, berumbung. setiap dusun terdapat 1 kepala dusun dan di desa Montor
ini juga banyak lembaga-lembaga Seperti SD MI MTS MA.dan di desa Montor
ini juga terdapat tentang wisata yang bernamma Bendungan Waduk Nipa atau
Bendungan Nipa ini di bangun sejak tahun 1983.
Sebagai salah satu pulau yang memiliki banyak objek wisata Pulau
Madura ini. kini telah memberikan pemandangan yang begitu indah dari wisata
alam atau wisata religinya saja. objek wisata buatan juga menjadi pilihan terbaik
untuk menghabiskan waktu liburan. Sejak diresmikan beberapa waktu yang lalu
Waduk Nipah ini menjadi salah satu objek wisata buatan yang wajib untuk
teman-teman berkunjung bila sedang berada di Madura. Selain itu dengan adanya
Waduk Nipah ini secara tidak langsung menandakan bahwa Madura bukanlah
waduk nipa pulau yang panas juga gersang berubah menjadi sejuk.2
Karena Sumber mata perairan dari Waduk Nipah di desa Montor
Kecamatan Banyuates yang ada disini. mampu mengairi persawahan yang ada
disekitarnya. Meskipun adanya Bendungan Nipah ini sudah bukan hal yang baru
bagi masyarakat Madura. objek wisata Waduk Nipah masih menjadi salah satu
tujuan favorit untuk berwisata selain Wisata Alam Gua Lebar suasana yang
sejuk dan tentram yang ada di Desa Montor.
2
Besori Alwi, Wawancara, Desa Montor , 4 Februari 2017
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1. Kondisi Geografis Desa Montor
Secara geografis, desa Montor ini termasuk daerah yang lumayan
rendah. dibanding dengan desa-desa yang lain. walaupun desa montor ini ada
pegunungannya namun secara geografis desa ini termasuk desa persawahan.
Desa ini dibatasi oleh beberapa desa di sekitarnya yaitu:
a. Sebelah Barat : Desa : Morbetoh
b.Sebelah Timur : Desa : Tebanah
c.Sebelah Selatan : Desa : Nagasari
d.Sebelah Utara : Desa : Plar’be’ en
Sebagaimana telah disebutkan bahwa secara umum, desa ini dapat
dibilang sebagai desa yang rendah dan memiliki dua iklim sebagai mana
umumnya iklim di Madura, khususnya Sampang, yaitu musim nambere’
penghujan dan musim nemor panas.3
Ketika musim panas tiba, di desa montor ini tidak terlalu sulit mencari
air karena setiap warga hampir semuanya memiliki sumur sendiri-sendiri.
sehingga di samping itu, air sungai yang sangat besar biasanya tidak sampai
habis, lebih-lebih di bagian timur. di desa Plar be’en ini. karena adanya aliran
sungai yang cukup besar dan terus berisi air. Sedangkan di bagian barat desa
mor batoh , sedikit lebih gersang dan mengandalkan air sumur.
3
Tohe, Wawancara , Desa Montor, 5 Februari 2017
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Tapi sebaliknya, ketika musim nambere’ atau penhujan tiba, desa mon
betoh ini menjadi lebih subur, dan semua lahan ditanami dengan aneka ragam
tanaman, yaitu mulai dari ubi-ubian, terong, jagung, padi, singkong dan yang
lainnya. Bahkan ada beberapa dusun yang harus bersiap dengan datangnya
banjir ketika musim penghujan telah tiba, khususnya dusun desa tebanah yang
terletak di sawahan.
2. Profesi-Profesi Mata Pencaharian Masyarakat Desa Montor
Sebagaimana masyarakat di desa montor kecamatan Banyuates pada
umumnya, mata pencaharian masyarakat di desa Montor ini lebih cenderung
bergantung pada pertanian. sebagai masyarakat agraris. Pola dan macam
pertanian. inilah yang memberikan sumbangan yang berarti dalam masyarakat
sekitar, mulai dari jagung, padi, tembakau, kacang-kacangan, ubi, ketela,
singkong, semangka dan lainnya.4
Disamping itu, sebagai alternatif pencaharian masyarakat desa montor ini
cukup variatif. semisal peternakan, perdagangan, usaha kayu kerajinan atau
home industry, kuli, dan pembuatan senjata tajam seperti, todi’ (pisau), are’
(celurit), dan lainnya sebagainya.
3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian
1. Petani : 315 jiwa
2. Pegawai swasta : 95 jiwa
4
Fausih, Wawancara, di Desa Montor, 5 Februari 2017
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3. Usaha sendiri : 233 jiwa
4. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Montor
Secara pendidikan, masyarakat di desa Montor ini dapat dikatakan sudah
mulai stabil. Stabilnya dalam artian seluruh masyarakat sudah pernah
mengenyam dunai pendidikan walaupun hanya sebagian dalam tataran
tamad SD. tapi ada pula yang lulus MTs, dan MA. Sepuluh tahun terakhir,
desa montor ini sudah dapat dibilang lebih maju dari sebelumnya, karena telah
memiliki paling tidak 26 sarjana5.
5. Tingkat Pendidikandan Jumlah Masyarakat Desa Montor
1. SD/MI : 1360
2. SMP/MTs : 790
3 . SMA/MA : 650
4 . Sarjana : 26
5 . Tidak sekolah : 130
6 . Pengangguran : 150
Kalau melihat dari asfek dari segi keagamaannya masyarakat di Desa
Montor ini dikatakan baiklah. karna di desa Montor ini juga mempuyai banyak
lembag-lembaga keagamaan yang telah mendirikan sebuah pondok Pesantren. di
mana di Desa Montor ini ada lembaga seperti pesantren yang sering di minati
5
Taufik, Wawancara , Desa Montor, 7 Februari 2017