• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budaya carok studi kasus di Desa Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Budaya carok studi kasus di Desa Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang."

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

BUDAYA CAROK

STUDI DI DESA MONTOR KECAMATAN BANYUATES

KABUPATEN SAMPANG

SKRIPSI:

Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Strata Satu (S-1) dalam Ilmu Ushuluddin dan Filsafat

Oleh: MUNIRI NIM: E02212010 STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ABSTRAK

Skripsi ini adalah hasil dari penelitian saya di lapangan tentang ”Studi Budaya Carok (di Desa Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang)”. Penelitian carok dalam masyarakat Madura sangat menarik untuk kita kembangkan setidaknya disebabkan oleh berbagai hal seperti harga diri dan kehormatan tanah atau hak waris, juga bahwa sebenarnya tradisi Carok adalah salah satu upaya untuk menyelesaikan suatu konflik yang terjadi di Madura, suatu penyelesaian yang berbenturan dengan aturan-aturan dan hukum di Indonesia.

Tujuan dari penelitian ini antara lain adalah 1. untuk mengetahui Faktor- faktor yang menyebabkan munculnya tradisi carok di desa Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang; 2. Dampak tradisi carok terhadap kehidupan sosial masyarakat Islam di Desa Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang; dan 3. Bagaimana Upaya para ulama dalam menanggulangi tradisi carok di Desa Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiologi agama. Metode penelitian yang digunakan peneliti ialah dengan cara observasi untuk mengamati proses berlangsungnya carok di Madura; kemudian dokumentasi untuk merekam proses pada saat tradisi carok berlangsung; dan wawancara untuk memperoleh informasi dari informan yang terkait dengan tradisi carok tersebut.

Penelitian ini menemukan bahwa budaya carok mempunyai sejarah dan makna yang penting bagi masyarakat Madura. Budaya carok merupakan suatu tradisi, kebiasaan, dan juga perkumpulan para blater. Carok adalah tindakan keji dan bertentangan dengan agama Islam, meski secara individual banyak yang memegang tradisi carok. Carok berasal dari bahasa Madura yang berarti bertarung dengan kehormatan. Carok biasanya merupakan jalan terakhir yang ditempuh oleh masyarakat Madura dalam menyelesaikan suatu masalah seperti harga diri, kehormatan keluarga, hal-hal yang menyangkut tanah atau warisan, utang-piutang, perselingkuhan, dan lain sebagainya.

(7)

DAFTAR ISI

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 5

E. Kerangka Teori ... 6

F. Telaah Pustaka (Penelitian Terdahulu) ... 9

G. Metodelogi Penelitian ... 11

H. Sistematika Pembahasan ... 16

BAB II LANDASAN TEORI……….17

A. Definisi Konflik ... 17

B. Manajemen Konflik ... 28

BAB III GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN ... 37

A. Gambaran Umum Desa Montor ... 37

B. Faktor Penyebab Munculnya Tradisi Carok di Desa Montor ... 49

C. Dampak Negatif Carok Dalam Kehidupan Masyarakat Montor ... 60

(8)

BAB IV ANALISA DATA ... 65

A. Analisis faktor penyebab munculnya carok di desa montor di kecamatan banyuates kabupaten sampang ... 65

B. Analisis Dampak Negatif Carok Dalam Kehidupan Masyarakat Islam di Desa Montor ... 67

C. Analisis peron tokoh masyarakat dan kyai dalam mengatasi masalah carok ... 68

BAB V PENUTUP ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(9)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat merupakan ruang tempat terjadinya berbagai macam-macam

proses sosial, karena adanya proses sosial tersebut dapat menciptakan banyak

keunikan dari berbagai aspek, baik itu aspek budaya maupun aspk sosial.

Keunikan tersebut dapat dilihat dari bagaimana cara mereka hidup dan

menanggapi berbagai macam rangsangan dari luar maupun dari dalam lingkungan

mereka sendiri, baik itu rangsangan dari sesama individu dalam masyarakat itu

maupun rangsangan dari sekitar lingkungan mereka yang berupa alam.1

Madura adalah suatu wilayah yang memiliki empat kabupaten yakni

Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep,dengan masyarakat yang memiliki

ciri khas yang berbeda-beda, baik dari segi bahasa maupun segi budaya. Banyak

sekali budaya Madura yang sudah dikenal, baik nasional maupun internasional,

seperti budaya carok yang melibatkan antara dua laki-laki maupun lebih yang

dapat menimbulkan korban jiwa. Salah satu sumber daya manusia adalah

kebudayaan yang di hasilkan oleh masyarakat madura. budaya merupakan

identitas mutlak yang tidak dimeliki oleh kelompok lain secara otomatis menajadi

ciri khas dari masyarakat madura tersebut.

1

(10)

2

Budaya carok merupakan media kultural bagi pelaku yang telah berhasil

mengalahkan musuhnya untuk memperoleh predikat sebagaiseorang (blater)

jagoanatau jika pelakutersebut telah berpengalaman dalam membunuh maka

predikat sebagai(seoreng belater)jagoan) menjadi semakin tegas sehingga

keberhasilan itu dalam sebuah carokselalu mendatangkan perasaan puas, atau lega

dan bahkan bangga bagi pelakunya. dalam memulihkan harga diri tersebut. Carok

adalah sebuah ketidak adilan sejak zaman kolonial belanda. Para penguasa tidak

berhasil memberikan keadilan kepadamasyarakat madura. akibatnya masyarakat

memilih sendiri jalan untuk keadilannya. Sehingga timbul konflik melakukan

carok yang menjadi budaya masyarakat madura. maraknya budaya carok di pulau

Madura menyebabkan sangat lumrah dan dijumpai bagi para laki-laki yang selalu

berpergian yang selalu membawa senjata (Tajam atau di sebut dengan are’

celurit). Apalagi mereka yang dianggap sebagai jagoan di desanya2.

Secara kultural kenyataan ini justru merupakan sisi hitam dari kebudayaan

Madura. padahal orang madura juga memiliki nilai-nilai budaya yang berkaitan

dengan ajaran agama. dalam kehidupan masyarakat madura. budaya carok madura

merupakan simbol kesatria dalam memperjuangkan harga diridan kehormatan

dalam kebudayaan madura. pada zaman cakra ningrat joko toledi madura belum

mengenal istilah carok. biasanya carok saling membunuh dengan mengunakan

pedang atau keris . Carok dan celurit laksana 2 mata yang tak pernah di pisahkan.

senjata dan celurit yang biasanya yang di gunakan oleh untuk orang-orang madura

2

(11)

3

pada saat itu. pada sejak zaman legenda pak sakera mandor tukang tebu itu

hampir tak pernah meninggal kan cluritnya.

Clurit bagi pak sakera merupakan simbol perlawanan rakayat jelata pada

masa klonil belanda. memicu peristiwa carok tersebut bervreasi di sebabkan karna

masalah harta tanta dan wanita, dan juga karna dendam, turun temurun. pada

zaman cakra ningrat joktole pada abad 17 pemerintahan cukup tuli tidak ada

istilah carok. carokada sejak abad 18 pada saat penjajahan belanda. setelah pak

sakera di tangkap dan di hukum gantung di pasuruan oleh kolonil belanda.

orang-orang bawahan mulai beranai mengankat cluritnya. dan melakukan perlawanan

terhadap para penindas dan menentang adaya penjajahan. Carok merupakan

budaya yang nigatif namon tidak dapat di pungkiri masih ada sampai saat ini

selama harga diri masih di anggap penting bagi masyarakat madura yaitu dengan

melakukan carok. itulah budaya atau tradisi bagi orang madura. yaitu dengan

melakukan carok sebagai jalan terahir bagi masyaraat madura.3

Namun, pada masa itu mereka tidak menyadari, kalau mereka dihasut oleh

kolonil belanda. mereka diadu dengan golongan keluarga (Blater jagoan) sama

orang-orang madura yang menjadi kaki tangan hitam penjajah belanda, yang juga

sesama bangsa. karena provokasi belanda itulah, golongan para blater yang

seringkali melakukan carok pada masa itu.

3

(12)

4

Bahwa kalau ada masalah tentang persoalan, tentang, perselingkuhan,

perebutan, tanah, dan lain sebagainya selalu menggunakan kebijakan dengan jalan

melakukan carok. alasannya adalah demi menjunjung tinggi harga diri masyarakat

madura. istilahnya, dari pada putih mata lebih baik putih tulang. artinya, lebih

baik mati dari pada menanggung malu. orang madura atau di Jawa dan kalimantan

selalu diselesaikan dengan jalan melakukan carok.

Biasanya, carok merupakan jalan terakhir yang di tempuh oleh masyarakat

madura dalam menyelesaikan suatu masalah. carok juga bisa terjadi jika

menyangkut masalah kehormatan atau hargadiri dan menganggu wanita bagi

orang madura.sebagian besar karena masalah perselingkuhan, dan harkat,

martabat dan kehormatan, keluarga banyak yang menganggap carok adalah

tindakan keji dan bertentangan dengan agama. meski madura sendiri kental

dengan agama Islam. tetapi pada umumnya, secara individual masih banyak yang

masih memegang tradisi carok tersebut .

Carok artinya didahului oleh perasaan terhina artinya ada suatu prilaku yang

menyingung harga diri laki-laki madura tersebut. sehingga carok di pilih sebgai

jalan terahir bagi masyarakat madura. bahkan carok harus disertai dengan

ritual-ritual sebagai persipan menjelang carok. terlebih dahulu mendapatkan restu dari

masing masing keluarganya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan masalah diatas, maka penulis dapat merumuskan

(13)

5

1. Faktor- faktor apa yang menyebabkan munculnya tradisi carok di Desa Montor

Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang?.

2. Bagaimana dampak tradisi carok terhadap kehidupan sosial masyarakat islam

di Desa Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang?

3. Bagimana upaya para ulama dalam menanggulagi tradisi carok di Desa Montor

Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang?.

C.Tujuan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini tentunya peneliti mempunyai tujuan yang

ingin dicapai, begitulah pada penelitian ini memiliki tujuan yaitu.

1. Untuk mengetahui faktor- faktor penyebab munculnya tradisi carok di Desa

Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang.

2. Untuk mengetahui bagaimana dampak tradisi carok terhadap kehidupan sosial

masyarakat islam Desa Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang.

3. Bagaimana upaya para ulama dalam menanggulagi tradisi carok di Desa

Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang?.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini mengandung sedikitnya 2 manfaat:

1. Manfaat Ssecara Tioritis Sebagai pengembangan Ilmu Perbandingan Agama,

(14)

6

pemikiran terhadap penelitian untuk mengembangkan teori-teori sosial,

psikologi agama terutama yang berhubungan dengan budaya carok.

2. Manfaat Secara Praktis dapat memberikan kontribusi terhadap para praktisi

masyarakat luas untuk mengenal danmemahami tradisi carok. Sebagai bahan

rujukan bagi penilitian selanjutnya untuk dikembangkan dikemudian hari.

F. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini mengunakan teori dari Latif Wiyata tradisi carok

meruapakan harga diri orang madura. masyarakat montor terkenal dengan

syari‟at islam dan hukum, yang bersifat universal. dengan keuniversalannya

masyarakat Montor ini menggunaakaan hukum-hukum yang sudah ada di

dalam Islam, dan mampu memenuhi kebutuhan manusia darizaman ke zaman

dengan berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadits yang menjamin kelengkapan dan

keabadian. bagi kaum muslim Al-Qur‟an sebagai wahyu Allah merupakan

sumber dari segala sumber hukum yang menjadi acuan dalam menegakkan

keadilan dan bahkan menjadi sumber yang abadi. di antara kandungan dari

ayat-ayat tersebut adalah menyangkut hukum yang mengatur hubungan

manusia.

Masyarakat Montor adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul,

dalam istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. suatu kesatuan manusia dapat

mempunyai perasarana melalui warga warganya dapat saling berinteraksi.

yang berinteraksi dalam suatu sistem adat istiadat. tertentu yang bersifat

(15)

7

merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki keempat ciri yaitu. Interaksi,

antar warga, warganya, adat istiadat, kontinuitas waktu, rasa identitas kuat

yang mengikat semua warga. Semua warga masyarakat Montor merupakan

manusia yang hidup bersama, dapat diartikan sama dengan hidup dalam suatu

tatanan pergaulan misalnya dengan menjalin persaudaraan antar kelompok

dan warga masyrakat madura.4

Menurut Latif Wiyata dalam kasus budaya carok harga diri orang madura.

bagaimana langkah-langkah dikalangan masyarakat madura. agar tidak terjadi

peristiwa carok tersebut. untuk itu perlu adanya aturan baru dan saksi hukum

yang mungkin bisa mengurangi terjadinya budaya carok di Desa Montor, yang

sudah menjadi tradisi bagi masyarakat madura. yang telah dilarang oleh agama.

hal itu sudah melenceng dari koledor hukum syari‟at yang sudah ada di dalam

agama islam.perbuatan yang telah dilarang oleh agama tapi kenapa masih

dilakukan? karena tradisi carok sudahmenjadi tradisi Desa Montor.oleh sebab

itu masyarakat Montor harus bisa membedakan mana hal yang baik dan buruk

yang perlu ditiru dan mana yang harus dijauhi.

Masyarakat Desa Montor merupakan suatu bentuk kehidupan bersama,

untuk menghasilkan tradisi tersebut carok, merupakan tradisi orang madura

dalam memperjuang kan harga dirinya. apa bila mereka merasa di injak-injak

oleh orang lain. kerapan Sapi, suatu tradisi ajang perlombaan pacuan sapi.

Remoh, perkumpulan para preman yang sajikan dengan hiburan musik yaitu

4

Bustanuddin, Agus, Agama Dalam Kehidupan Manusia, Pengantar Antropologi Agama (, Jakarta: Raja Grafindo Persada) .2006. 20

(16)

8

sandur madura. kalau Sabu Ayam, suatu ajang pertunjukan di kalangan para

blater untuk mendapat ayam terkuat. itu semua membutuhkan jangka waktu

yang cukup lama sehinga menghasilkan suatu adat istiadat, menurut Latif

Wiyata kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama

sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka

sebagai suatu kesatuan sosial. dengan batas-batas yang dirumuskan dengan

jelas oleh masyarakat.menurut Huub de jonge 1993. adalah orang-orang yang

hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dan mereka mempunyai

kesamaan wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan

perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan. bahwa masyarakat merupakan

suatu kenyataan yang obyektif secara mandiri, bebas dari individu - individu

yang merupakan anggota-anggotanya.

Masyarakat Desa Montor merupakan kumpulan manusia di dalamnya ada

beberapa unsur yang mencakup cukup lama. masyarakat Desa Montor sadar

bahwa mereka merupakan suatu kesatuan. hal ini merupakan suatu sistem

kehidupan bersama. menurut Abdur Rozaki masyarakat harus didasari pada

prinsip-prinsip fundamental yaitu realitas sosial dan kenyataan sosial dalam

bermasyarakat.

Kenyataan sosial diartikan sebagai gejala kekuatan sosial di dalam

bermasyarakat. masyarakat sebagai wadah yang paling sempurna bagi

kehidupan bersama antar manusia. hukum adat memandang masyarakat

sebagai suatu jenis hidup bersama dimana manusia memandang sesamanya

(17)

9

kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu

dengan yang lainya. beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan

masyarakat memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi. bisa dikatakan bahwa

masyarakat adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu

hubungan sosial. mereka mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan identitas,

mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh

kesamaan.5.

E. Telaah Pustaka

Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu, peneliti menguraikan tinjauannya mengenai

hasil-hasil study yang pernah dilakukan orang lain yang memiliki hubungan atau

relevansi dengan masalah yang akan diteliti dengan mencari persamaan dan

perbedaan dari penelitian yang sudah sebelumnya tersebut. Adapun penelitian

terdahulu yang relevan adalah sebagai berikut:

a).Penelitian dengan judul “Ungkapan Tradisional dalam Budaya CarokPada

Masyarakat Madura” yang diteliti oleh Lusi Agustini Darmayanti Mahasawi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ungkapan tradisional dalam budaya Carok. lebih baik

pote tolang dari pada putih mata.artinya lebih baik putih tulangg dari pada putih

mata pada masyarakat Madura meiliki wujud peribahasa berupa peribahasa,

perumpamaan (ibarat), ungkapan, pepatah dan pameo. Wujud ungkapan

tersebut didasarkan pada kalimat-kalimat yang digunakan dalam setiap ungkapan.

5

(18)

10

Ungkapan Tradisional dalam budaya Carok pada masyarakat Madura banyak

yang menggunakan kata-kata kiasandan seperti kata perbandingan untuk

menyampaikan suatu maksud. 6

Nilai budaya ungkapan pada budaya Carok masyarakat Madura di

antaranya adalah nilai kekeluargaan, nilai kebersamaan, nilai kesabaran, nilai

kerja keras, nilai pantang menyerah, nilai keteladanan, nilai kesantunan, dan

nilai kedamaian. nilai-nilai ungkapan dalam budaya Carok pada masyarakat

Madura dapat dijadikan sebagai pedoman hidup dengan memisahkan antara nilai

yang baik dan nilai yang buruk. ungkapan dalam budaya Carok pada

masyarakat Madura memiliki fungsi sebagai media pendidikan, cita-cita dari

masyarakat madura, sebagai pengatur kehidupan masyarakat Madura, dan

sebagai pengakuan kebudayaan masyarakat madura. fungsi ungkapan tersebut

menjelaskan bahwa setiap ungkapan memiliki fungsi terhadap masyarakat

madura.

b).Penelitian dengan judul “Tradisi Carok pada Masyarakat Adat Madura” penelitian

inidilakukan oleh Henry Arianto Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Esa

Unggul Jakarta. penulis mengatakan bahwa banyak yang menganggap carok

adalah tindakan keji dan bertentangan dengan ajaran agama meski suku madura

sendiri kental dengan agama islam pada umumnya tetapi, secara individual

banyak yang masih memegang tradisi carok. kata carok sendiri berasal dari bahasa

madura yang berarti „bertarung dengan kehormatan‟. biasanya, “carok”

6

(19)

11

merupakan jalan terakhir yang di tempuh oleh masyarakat madura dalam

menyelesaikan suatu masalah. carok biasanya terjadi jika menyangkut

masalah-masalah yang menyangkut kehormatan harga diri bagi orang madura sebagian

besar karena masalah perselingkuhan dan harkat martabat kehormatan keluarga.7

Adapun kesimpulan yang dapat penulis sampaikan disini adalah carok

sebagai suatu institusionalisasi kekerasan, yang secara historis telah dilakukan

oleh sebagian masyarakat madura sejak beberapa abad lalu, selain mempunyai

kaitan dengan faktor-faktor tersebut, tampaknya juga tidak dapat dilepaskan

darifaktor politik, yaitu lemahnya otoritas negara atau pemerintah sejak sebelum

sesudah kemerdekaan dalam mengontrol sumber-sumber kekerasan, serta ketidak

mampuan dalam memberikan perlindungan terhadap masyarakat terhadap rasa

keadilan.

G.Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

menurut Jane Richie adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan

persepektif nya didalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan

persoalan tentang manusia yang diteliti.8

Dengan kata lain, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian.

7

Muhammad, Kalimutdin.” Carok Budaya Yang Mengandung Unsur Kekerasan “ .www.ppsdms .org di Akses Tanggal 25 agustus 2010 jam 9:45

8

(20)

12

Penelitian ini juga merupakan jenis penelitian lapangan yang datanya ditemukan

dan dikumpulkan dari dari fakta-fakta atau gejala-gejala di lapangan sebagai objek

penelitian. hal ini penting karena di lakukan untuk memperoleh data-data yang

akan menentukan validitas sebuah penelitian.

2. Sumber Data

Data-data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber-sumber berikut

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau

sumber pertama di lapangan. data primer dari penelitian ini berasal dari

keterangan atau penjelasan yang di paparkan oleh pihak-pihak yang terkait dalam

topik penelitian ini, seperti masyarakat yang ada di desa montor yang aktif di

penduduk tersebut.9yang merupakan budaya carok di desa montor. masyarakat

Desa Montor masyarakat yang tetap atau tidak keluar namun masih aktif dalam

tradisi tersebut.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau data

pendukung seperti dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian

berbentuk laporan dan lain sebagainya. data sekunder dari penelitian ini adalah

literatur-literatur lain yang mempunyai relevansi dengan topik penelitian.10Latif

9

Haris, Herdiansyah, Metodelogi Penelitian Kualitatif Ilmu-Ilmu Sosial: (Jakarta Salemba Humanika.) 2011,21

10

(21)

13

Wiyata. Carok, Konflik Kekerasan Harga Diri Orang Madura. Andi Suwarko

Konflik dan Manajemen Konflik Keagamaan. Koentjaraningrat, Antropologi

Sosial. dan Adeng Muchtar Ghazali. Antropologi, Agama.

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian, penulis

menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut.

a. Observasi

Observasi, merupakan peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari

perilaku tersebut. observasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan atau

mengadakan pengamatan atau pencatatan dengan sistematis tentang fenomena

yang di selidiki secara langsung di lapangan mengenai dinamika dan kondisi

tradisi Carok Desa Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang. mereka

menganggap carok adalah tradisi yang digunakan oleh masyarakat madura sejak

zaman dulu untuk menjaga harga diri dan perasaan malu. itu yang menyebabkan

mereka masih melakukan carok.

b. Interview atau wawancara.

Wawancara atau interview merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara (interviewer). Metode ini dapat digunakan untuk tujuan agar dapat

memperoleh informasi dengan mempersiapkan terlebih dahulu gambaran umum

pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.11 wawancara mendalam secara umum

11

(22)

14

merupakan suatu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab sambil bertatap muka. dimana pewawancara dan informan

terlibat dalam kehidupan social. Peneliti mengajukan pertanyaan dalam

wawancara hingga berkembang secara wajar berdasarkan ucapan dan buah pikiran

yang dicetuskan oleh orang yang diwawancarai. Tentang Faktor Apa yang

Menyebabkan Munculnya Tradisi Carok di Desa Montor Kecamatan Banyuates

Kabupaten Sampang.

c. Dokumentasi

Yaitu meneliti berbagai dokumen serta bahan-bahan yang berkaitan

dengan permasalahan yang diteliti. dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau

karya-karya dari seseorang. dokumen yang berupa tulisan misalnyacatatan harian

dan sejarah kehidupan, biografi, peraturan dan semacamnya.12dokumen yang

berbentuk gambar dapat berupa foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

Sedangkan dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yangdapat berupa

gambar, patung, filem dan lain-lain.dokumen dalam penelitian kualitatif

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif.13

4. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode (deskriptif

analitis,) yaitu memaparkan data yang terkumpul terkait dengan Tradisi Carok di

12

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta) 2014, 82 13

(23)

15

Desa Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang, yang kemudian data

ini dianalisis dan diambil kesimpulan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pola induktif yaitu berangkat

dari kasus-kasus partikular yang berkaitan dengan kondisi psikologis mahasiswa

kemudian data yang diproleh dari kasus-kasus tersebut digunakan untuk

merumuskan kesimpulan yang bersifat umum mengenai kondisi yang terkait

dengan Budaya Carok di Desa Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten

Sampang.

H. Sistematika Pembahasan

Secara garis besar penulisan laporan penelitian ini terdiri dari 5 bab.

Penjelasannya adalah sebagaimanaberikut.

Bab pertama berisi pendahuluan. Bab ini memuat latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah,dan definisi operasional, tujuan penelitian,

kegunaan hasil penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab kedua berisi tinjauan umum tentangbudaya carok di Desa Montor

Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang.dalam Bab ini akan dijelaskan tentang

definisi carok, budaya dalam pandangan Islam, dan budaya dalam pandangan

madura.

Bab ketiga berisi menerangkan mengenai gambaran umum tentang subyek

penelitian meliputi lokasi penelitian, kehidupan keseharianya masyarakat desa

Montor kecamatanBanyuates Kabupaten Sampang, yang mempunyai

(24)

16

Bab keempat berisi analisis perilaku dan analisis peserta carok kecamatan

Banyuates kabupaten Sampang.dalam Bab ini akan dipaparkan hasil analisis

terhadap perilaku dan kondisi psikologis warga yang mengikutibudaya carok di

Desa Montor Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang. Selain itu, dalam Bab

ini juga akan dipaparkan hasil terhadap budaya carok.

Bab kelima berisi penutup.Bab ini berisi kesimpulan yang merupakan

(25)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Konflik

Konflik merupakan fenomena yang sering kali tidak bisa dihindari dan

menghambat pencapaian tujuan organisasi sumber-sumber organisasi,sumber daya

manusia dan sumber daya finansial,dan sumber daya produktivitas organisasi.

olehkarena itu, manajemen konflik harus dilakukan secara sistimatis untuk

mencapai suatu tujuan berikut adalah tujuan dari manajemen konflik1.

Menurut Soerjono Soekanto memberikan pendapatnya tentang definisi

konflik berdasarkan tujuan. Menurut Soerjono Soekanto, definisi konflik adalah

pertentangan untuk berusaha memenuhi tujuan dengan cara menentang pihak

lawan. Sesuai dengan definisi konflik oleh Soekanto. definisi konflik adalah

perjuangan nilai atau tuntutan atas status. kemudian ditambahkan dalam definisi

konflik bahwa konflik bagian dari masyarakat yang akan selalu ada, sehingga

apabila ada masyarakat maka akan muncul konflik.

Konflik membagi 3 definisi konflik yaitu: konflik sebagai pertentangan

dalam perebutan tujuan. konflik sebagai sebuah antagonis. konflik sebagai oposisi

sosial Melihat dari sudut pandang politik saja. definisi dari konflik akan

mengarah kesesuatu yang penuh dengan antogonisme atau pertentangan dan

integrasi saling melengkapi satu sama lain.

1

Andi, Suwarko, dkk, Konflik dan Manajemen Konflik Keagamaan.( Surabaya: IAIN SA pres,2013).17

(26)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Menurut An. Ubaedy, berdasarkan teori konflik, terdapat dua macam

definisi konflik. yaitu definisi fisik dan non-fisik. konflik seperti emosi,

pemikiran, perasaan dan lainnya yang tidak bersifat fisik. dalam kamus Merriam

Webster definisi konflik adalah perlawanan mental akibat adanya kebutuhan

dorongan, keinginan ataupun tuntutan yang berlawanan.2

Konflik sering didefinisikan sebagai tindakan perlawanan karena ketidak

cocokan ketidak serasian; berkelahi, baku-hantam ataupun berperang. realitanya

sekarang ini, konflik seringkali dihubungkan dengan kerusuhan, terorisme,

revolusi dan kekerasan. tidak bisa dipungkiri. bahwa konflik mengandung

definisi benturan seperti perbedaan pendapat, persaingan, serta pertentangan

antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan antara kelompok,

bahkan terjadi antara pemerintah dengan individu kelompok.

Mengemukakan bahwa definisi konflik melalui bidang ilmu sosiologis

bahwa konflik sebagai kesadaran yang tercermin dalam semangat pembaruan

masyarakat. ditambahkan olehnya bahwa konflik berasal dari adanya kekecewaan

terhadap tuntutan-tuntutan yang terjadi dalam hubungan yang mengecewakan.

1. Penyebab Konflik

Konflik adalah suatu masalah sosial yang timbul karena adanya perbedaan

pandangan yang terjadi di dalam masyarakat maupun negara. ( menurut Robbins)

2

Ibit,17

(27)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Konflik adalah suatu proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak

lain telah memengaruhi secara negatif atau akan segera memengaruhi secara

negatif pihak lain. Menurut Alabaness konflik adalah kondisi yang dipersepsikan

ada di antara pihak-pihak atau lebih merasakan adanya ketidak sesuaian antara

tujuan dan peluang untuk mencampuri usaha pencapaian tujuan pihak lain. dari

kedua pengertian konflik yang disampaikan pakar di atas, dapat ditarik

kesimpulan. bahwa konflik adalah proses yang dinamis dan keberadaannya lebih

banyak menyangkut persepsi dari orang atau pihak yang mengalami dan

merasakannya. dengan demikian jika suatu keadaan tidak dirasakan sebagai

konflik, maka pada dasarnya konflik tersebut tidak ada dan begitu juga

sebaliknya. Beberapa faktor penyebab konflik, yaitu Salah satu faktor penyebab

konflik adalah Saling bergantungan.3 Saling bergantungan dalam pekerjaan

terjadi jika dua kelompok organisasi atau lebih saling membutuhkan satu sama

lain guna menyelesaikan tugas.

Salah satu faktor penyebab konflik ialah perbedaan tujuan. Perbedaan tujuan

yang terdapat diantara satu bagian dengan bagian yang lain yang tidak sepaham

bisa menjadi faktor penyebab munculnya konflik. Salah satu faktor penyebab

konflik yaitu perbedaan persepsi atau pendapat. dalam hal menghadapi suatu

masalah, perbedaan persepsi yang ditimbulkan. ini yang menyebabkan munculnya

konflik. pada setiap departemen atau fungsi dalam organisasi mempunyai

kepentingan, tujuan dan programnya sendiri yang seringkali berbeda dengan yang

3

Bustanuddin, Agus, Agama Dalam Kehidupan Manusia, Pengantar Antropologi

(28)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id lain. faktor manusia merupakan salah satu faktor penyebab konflik, sifat manusia

satu dengan yang lain berbeda dan juga unik. hal ini yang berpotensi

memunculkan konflik.

Faktor penyebab konflikyang menyebabkan terjadinya konflik dalam

masyarakat adalah sebagai berikut. perbedaan indvidu, perbedaan pendirian dan

perasaan. adanya perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk

pribadi yang berbeda-beda pula. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh

dengan pola pemikiran dan pendirian kelompoknya.adanya perbedaan

kepentingan antara individu dan kelompok bisa menyangkut bidan ekonomi,

politik dan juga sosial. terdapat perubahan nilai yang cepat secara tiba-tiba dalam

masyarakat.4 pandangan tradisional, menyatakan bahwa konflik harus dihindari

karena akan menimbulkan kerugian. dalam aliran ini memandang konflik sebagai

sesuatu yang tidak menguntungkan, sesuatu yang buruk dan selalu merugikan

dalam organisasi. oleh karenanya, konflik harus dicegah dan dihindari sebisa

mungkin dengan mencari akar permasalahannya.

Pandangan hubungan kemanusiaan, menyatakan bahwa konflik merupakan

sesuatu yang alamiah, wajar dan tidak terelakkan dalam setiap kelompok manusia.

konflik tidak selalu dipandang buruk karena memiliki potensi kekuatan yang

positif di dalam menentukan kinerja kelompok. konflik ini tidak selamanya

bersifat merugikan, bahkan bisa menguntungkan, yang oleh karena itu konflik

harus dikelola dengan baik.

4

Adeng Gazali ,Muctar, Antropolgi Agama Upaya Memehami Kepercayan, Keyakinan Agama (. Citra Aditiya Bakti Bandung) .2011,38

(29)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2. Macam-Macam Konflik

Dalam organisasi dan ilmu perilaku organisasi, kita dapat membagi konflik

menjadi empat macam atau jenis yaitu berdasarkan pihak yang terlibat dalam

konflik terdapat tiga macam konflik yang ada apabila dilihat dari pihak yang

terlibat konflik yaitu antara individu dengan individu lain. konflik antara individu

dengan kelompok, dan terakhir konflik antara kelompok dengan kelompok.

konflik antara individu dengan individu yang lain. dalam perilaku organisasi dan

masyarakat pula, konflik ini sering, terjadi baik oleh anggota dengan anggota

tertentu yang sederajat atau setingkat, oleh bawahan dengan atasan bahkan sering

juga terjadi pertentangan atau konflik antara anggota dengan pimpinan

organisasi.5

Macam konflik terdapat berbagai macam konflik yang dikelompokkan

dalam beberapa jenis antara lain sebagai berikut. macam-macam konflik

berdasarkan pihak yang terlibat di dalamnya.

a. Konflik dalam diri individu adalah konflik yang terjadi karena memilih tujuan

yang saling bertentangan, atau karena tuntutan tugas yang terlampau banyak untuk

di tinggalkan.

b. Konflik antar-individu adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan

kepribadian antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.

5

Wahyudi. Manajemen Konflik Dalam Organisasi: Pedoman Praktis Bagi Pemimpin Visioner. Bandung: 2006 Alfabeta. 19

(30)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id c. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama adalah konflik yang terjadi

karena setiap kelompok memiliki tujuan tersendiri dan berbeda yang ingin di

capai.

Dalam ilmu komunikasi dan sosiologi, hal ini dijelaskan diakibatkan oleh

adanya perbedaan paham dan tujuan serta adanya ego pribadi dan kurangnya

komunikasi. walaupun begitu, konflik yang ada dalam organisasi tidak dapat juga

dipandang sebagai hal yang buruk, akan tetapi dapat menjadi pemacu dalam

meningkatkan kinerja tiap anggota, disinilah peran manajer atau pimpinan dalam

mengarahkan konflik tersebut.6

Konflik yang terjadi antara individu dengan kelompok. awal dari konflik

antara individu dengan kelompok adalah konflik individu dengan individu lain

dalam organisasi ataupun masyarakat. pihak yang awaln ya hanya sendiri akan

mendapatkan dukungan dari pihak lain yang memiliki pemahaman yang sama

ataupun kepentingan di dalamnya. contoh konflik seperti ini dalam organisasi

yaitu adanya sekelompok bawahan yang meminta kenaikan gaji kepada pimpinan

perusahaan ataupun organisasi atau mengadakan mogok kepada pimpinan agar

permintaan mereka dikabulkan. langkah yang tepatlah bila seorang pemimpin

dengan cepat mengontrol tiap konflik yang ada dengan langkah taktis. 7

6 Ibit,21

7

Munandar, AS. Manajemen Konflik dalam Organisasi,, Dalam Seminar Strategim

Pengendalian Konflik Dalam Organisasi, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia,

Jakarta, 1987, 23

(31)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Konflik yang terjadi antara kelompok dengan kelompok banyak

organisasi, institusi dan lembaga yang besar yang memiliki banyak partisi di

dalamnya yang mengalami konflik. seperti ini alam masyarakat lebih sering lagi,

contohnya konflik antar kampung, jalan atau berita. Perlu disadari bahwa konflik

yang terjadi antara kelompok dengan kelompok jarang kondusif, lebih mengarah

ke hal yang ribut dan berlarut larut. hal ini tentu saja disebabkan oleh ada dua

kepentingan yang dihadapkan oleh banyak pihak yang berselisih, sehingga bila

satu saja dari dua kelompok yang berkonflik yang ingin berdamai, maka belum

cukup, harus seluruh anggota kedua kelompok yang harus memahami dan

berdamai akan masalah tersebut konflik dampak atau efek yang ditimbulkan. bila

dilihat dari sisi dampak ataupun efek yang ditimbulkannya dapat dibagi menjadi

dua konflik yaitu konflik fungsional dan konflik in-fungsional. dalam buku

perilaku organisasional dijelaskan bahwa definisi konflik fungsional adalah

apabila dampak terjadinya konflik dapat memberikan manfaat untuk organisasi.

disinilah tugas seorang manajer dan pimpinan dalam mengatur sebuah konflik

agar dapat berguna bagi organisasi.

Contoh dari macam konflik fungsional adalah persaingan antara karyawan

atau persaingan antara kelompok karyawan dengan pimpinan untuk membuktikan

skill kemampuan mereka dan juga konflik berupa persaingan untuk menjadi yang

terbaik antara bagian dalam organisasi ataupun dalam lembaga. macam konflik

yang kedua bila dilihat dari efeknya adalah konflik infungsional. dijelaskan dalam

buku perilaku organisasional bahwa definisi konflik infungsional adalah konflik

(32)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id berlangsungnya organisasi atau dengan kata lain memberikan kerugian bagi

organisasi. Tentu saja konflik infungsional terjadi bila manajer ataupun pimpinan

organisasi tidak mampu mengelola anggotanya dengan baik.

3. Dampak Terjadinya Konflik

Secara sederhana, konflik adalah saling memukul namun, konflik tidak

hanya berwujud pada pertentangan fisik. Secara umum, pengertian konflik sosial

pertentangan adalah sebagai suatu proses sosial antara dua pihak atau lebih ketika

pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan

atau membuatnya tidak berdaya. latar belakang adanya konflik adalah adanya

perbedaan yang sulit ditemukan kesamaannya atau didamaikan baik itu perbedaan

kepandaian, ciri fisik, pengetahuan, keyakinan, dan adat istiadat. konflik antar

individu ataukelompok adalah konflik yang berhubungan dengan cara individu

menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas yang ditekankan

kepada merekaoleh kelompok kerja mereka. Perbedaan kepentingan antara

individu atau kelompok.8

Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan

yang berbeda. oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang

atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. kadang-kadan orang

dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.

perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

8

Usman, Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 120

(33)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu

berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu

terjadinya konflik sosial.9

Contoh konflik yang terjadi antar individu dan kelompok. para tokoh

masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari

kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. para petani

menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk

membuat kebun atau ladang. bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang

dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka

pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari

lingkungan sehingga harus dilestarikan. di sini jelas terlihat ada perbedaa

kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan

mendatangkan konflik sosial di masyarakat.

Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang

politik, ekonomi, sosial, dan budaya. begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau

antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh

dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara

keduanya.10 para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha

menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar

9

Fisher, Simon et all.. Mengelola Konflik: Ketrampilan & Strategi untuk Bertindak (edisi bahasa Indonesia) Jakarta: 2000 The British Council, Indonesia, 125

10

Khadziq, Islam dan Budaya Lokal, Belajar Memahami Realitas Agama dalam Masyarakat. (Yogyakarta: Reneka Cipta,) 2009. 186

(34)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id bidang serta volume usaha mereka salah satu penyebab terjadinya konflik adalah

karena adanya perbedaan pandangan atau kepentingan diantara anggota organisasi

atau perusahaan. oleh karena itu kita harus berupaya untuk mengurangi adanya

perbedaan-perbedaan tersebut, dan bahkan sedapat mungkin mengubah perbedaan

tersebut menjadi sinergi yang akan mendorong tercapainya tujuan organisasi.

Konflik berdasarkan dampaknya konflik fungsional, adalah konflik yang

memberikan manfaat atau keuntungan bagi organisasi yang dapat dikelola dan

dikendalikan dengan baik. konflik Infungsional, adalah konflik yang dampaknya

merugikan orang lain. konflik tujuan, adalah konflik yang terjadi karena adanya

perbedaanindividu, organisasi atau kelompok yang memunculkan konflik konflik

peranan, adalah konflik yang terjadi karena terdapat peran yang lebih dari

satu. konflik nilai, adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan nilai yang

dianut oleh seseorang berbeda dengan nilai yang dianut oleh organisasi atau

kelompok. konflik kebijakan, adalah konflik yang terjadi karena individu atau

kelompok tidak sependapat dengan kebijakan yang diambil oleh organisasi.

konflik realistis, adalah konflik yang terjadi karena kekecewaan individu atau

kelompok atas tuntutannya. konflik nonrealistif, adalah konflik yang terjadi

karena kebutuhan yang meredakan ketegangan.

4. Konflik Politik

Konflik ini terjadi apabila suatu kelompok dengan kelompok yang lain

memiliki kepentingan yang sama dalam bidang politik. didalam masyarakat

(35)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id langsung dengan status, kekuasaan, dan penguasaan sumber-sumber ekonomi.

Fenomena ini dapat dilihat dan disaksikan bersama dari berita-berita di media

masa baik cetak maupun elektronik. misalnya, bentrok antara pendukung dua

partai politik yang berbeda. di pemerintahan yang merupakan lembaga yang

menjalankan kekuasaan, para anggota DPR atau pejabat pemerintahan terlibat

baku hantam dan perseteruan karena kalah mempertahankan kekuasaannya.11

Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa bergantung pada orang lain

dalam memenuhi keperluan hidupnya. disadari atau tidak, kita semua memiliki

sifat saling membutuhkan yang begitu kuat. kebutuhan manusia dapat dipenuhi

ketika antara manusia yang satu dan yang lain memiliki kesadaran dan

penghormatan terhadap hak-hak orang lain di tengah-tengah masyarakat kita

sering terjadi kondisi nyata yang menunjukkan adanya perbedaan dengan orang

lain. perbedaan itu sebenarnya hal yang sangat lumrah. namun, perbedaan sering

menimbulkan konflik dalam masyarakat. dalam kehidupan bermasyarakat,

berbagai jenis konflik adalah suatu keniscayaan. suatu masyarakat pasti pernah

mengalami masalah konflik, baik antara anggotanya maupun dengan kelompok

masyarakat lain. istilah konflik sering mengandung pengertian negatif, sebab

cenderung dimaknai sebagai lawan kata dari keserasian, kedamaian, dan

keteraturan. konflik sering pula diasosiasikan dengan ancaman ataupun

penggunaan kekerasan. padahal jika dikelola dengan baik, konflik tidak

selamanya diakhir dengan kekerasan.

B. Manajemen Konflik

11

(36)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Konflik merupakan salah satu fenomena yang kerap kali hadir dalam

realitas hidup manusia. sehingga manusia diberi artribut yakni mahluk yang

sering kali terlibat dalam persaigan dan pertentangan persinggugan persenturan

percekcokan permasalahan pertempuran maupun pertempuran. oleh karena itu

dalam istilah konflik secara etemologi berasal dari kata latin yang berarti

bersama yang berarti benturan atau tabrakan secara sosiologis konflik yang

diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua atau lebih bisa juga dengan

kelompok dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan

menhancurkan atau membuatnya tidak berdaya.12 dan sejumlah pakar telah

merumuskan definisi atau pengertian konflik. konflik sosial adalah perjuangan

antara lawan atas nilai-nilai dan klaim-klaim atas setatus kekuasaan dan sumber

daya yang langka .konflik suatu proses dimana dua pihak atau lebih berusaha

mengagalkan pencapayan tujuan tersebut. oleh karena faktor yang mendasari

konflik ada tiga. saling ketergantungan perbedaan dalam tujuan dan perbedaan

persepsi. konflik berarti perbedaan atau kepentingan atau kenyakinan yang di

rasakan kepada pihak. bahkan aspriasi saat itu tidak dapat di capai secara

bersamaan. konflik adalah interaksi dari orang yang merasa satu sama yang lain

dalam mencapai tujuan tersebut.13

12

Ismail, Nawawi. Manajemen Konflik Industri Teori Penyelesain Hubungan Industri. (Jakarta : Reneka Cipta) 2013, 19

13

Hendrieks, Bagaimana Mengola Konflik : Petunjuk Praktisuntuk Mamajemen Konflik Yang Efektif .Arif Santoso,(Jakarta: Bumi Aksara,1996. 134

(37)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Konflik merupakan ketidak setujuan antara dua atau lebih atau individu atau

kelompok yang mana masing masing individu atau kelompok tersebut mencoba

untuk bisa diterima pandanganya individu atau kelompok lain. konflik merupakan

proses yang mulai ketika individu atau kelompok mempersepsi terjadinya

perbedaan atau opsisi antara dirinya dengan individu atau kelompok lain.yang

mengenai kepentingan dan sumber daya keyakinan dan nilai atau paktik praktik

lainya.

Dari pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa konflik adalah suatu

hasil persepsi individu atau kelompok di mana masin- masing merasa berbeda

dan perbedaan ini menyebabkan terjadinya konflik atau hambatan untuk

mencapai keinginan atau tujuan masing masing pihak. ciri ciri konflik adalah.

Setidak tidaknya ada dua pihak secara perseorang maupun kelompok yang

terlibat dalam suatu intraksi yang saling bertentangan. timbulnya pertentangan

antara dua pihak secara perseorangan maupun kelompok dalam mencapai tujuan

dan memaikan peran dan ambigius atau adanya nilai-nilai atau norma yang saling

berlawanan. muncul nya interaksi yang sering kali di tandahi oleh gejala-gejala

atau prilaku yang di rencanakan untuk saling meniadakan. dan mengurangi, dan

menekan terhadap pihak lain agar dapat memperoleh keuntungan sepertisetatus

jabatan atau tangung jawa, pemenuhan sebagai macam kebutuhan atau fisik.14

14

Stepen,Sanderson, Sosologi Makro Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial. (jakarta : Raja Wali pers 1991.56

(38)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pada dasarnya oleh dua hal yakni kemajemukan horisontal dan vertika.

kemajemukan horisontal adalah struktur masyarakat yang majemuk secara

kultural seperti suku bangsa daerah agama dan ras dan majemuk secara sosial

seperti perbedaan pekerjaan dan profesi petanai buruh pengusaha dan pedagang

meliter dan lain sebagainya yang menimbulkan konflik karena masing masing

kemajemukan kultural berupaya mempertahankan identitas dan karakteristik

budanya dari ancaman kulturl lain kemajemukan sosial dapat memicu konflik

karena masing masing individu atau kelompok yang memiliki pekerjaan dan

profesi serta tempat tinggal yang berbeda memiliki kepentingan yang berbeda dan

saling bertentangan. kemajemukan vertikal adalah struktur masyarakat yang

terpolarrisasikan berdasaarkan pemilikan kekayaan, pengetahuan dan kekuasaan

kemajemukan vertikal dapat menimbulkan konflik di sebabkan sebagai besar

masyarakat yang tidak memiliki atau hanya sedikit kepentingan yang bertentangan

dengan kelompok kecil masyarakat yang mendominasi keiga sumber pengaruh

tersebut. jadi distribusi kekayaan pengetahuan,dan kekuasaan yang timbang dan

pincag menjadi penyebab terjadinya konflik.

Konflik diartika sebaagai proses soasial antra dua orang atau lebih bisa juga

kelompok di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan

menhancurkan atau membuatnya tidak berdaya dalam satu masyarakat pun yang

tidak pernah mengalami konflik antar anggotanyaa atau dengan kelompok

masyarakat lainnya,konflik akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat

itu sendiri. konflik bertentangan dengan integrasi,konflik dan intergrasi berjalan

(39)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sebagai sebuah siklus di masyarakat. konflik konflik yang terkontol akan

menhasilkan intergrasi yang tidak Sempurn dapat menciptakan konflik.

Tujuan manajemen konflik bila dianalisis bisa menjadisisi positif dan

sisi nigatif adapun sisi positif contoh misalnya, meningkatkan kreativitas dan

meningkatkan keputusan melalui peran serta pemahaman bersama,dan

menciptakan prosedur dan mekanisme penyelesain konflikk.

1. Faktor-Faktor Munculnya Konflik Keagamaan

Salah satu fakta yang tidak bisa dipungkiri,bahwa tidak ada satu pun

negara didunia ini yang memiliki satu identitas nasional. karna

masinng-masing negara memiliki pluralitas baik dalam hal etnik,agama,bahasa budaya dan

masih banyak hal lain yang sifaatnya plural. Begitu juga dengan indonisia yang

memiliki keragamaan dalam segala aspek kehidupan.15 dan aspek kemajemukan

yang terlihat adalah dalam hal etnik dan agama. ketika berhadpan dengan suatu

masalah perbedaan didalam benak biasanya akan muncul anggapan bahwa

perbedaan itu adalah sebuah bentuk permusuhan atau pertikaian. anggapan itu

terkadang ada benarnya,karena beberapa kasus pertikaian yang terjadi

dibeberapanegara disebabkan karena perbedaan baik itu perbedaan pendapat,

atau perbedaan suku atau partai dan mmasih banyaklagi pertikayaian yang

terjdi akibat perbedaan sebuah perbedaan,terutama yang tidak kalah penting

adalah dalam hal sebuah agama.

15

(40)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Dalm hal ini bukanlah fenomena yang baru karena sentuhan wilayah agama

begitu panjang sampai hidup sesudah mati. belum lagi tentang persoalan

tentang cara paandang mengenai tuhan, surga dan neraka dan

kenyakinan-kenyakinan lain yang membuat pemahaman individu tentang agama menjadi

berbeda. kemajemukan sebuah bangsa kebanggaan nasional,juga keragaman

konflik. pada hakekatnya tidak ada agama yang mengajarkan tentang

kekerasan dan penindasan terhadap setiap orang yang berbeda agama, dan setiap

agama mengajarkan kita untuk mengajarkan nilai-nilai perdamain, dan

memberikan kemaslahatan kepada masing-masing yang lain.16 tetapi pada

tataran sosial, yang dikutip oleh dadang kamad agama acapkali menamakan diri

sebagai sesuatu yang berwajah ganda. Sepertiyang dikatakan juga oleh Johan

effendy yang menyatakan bahwa agama pada suatu waktu memproklamirkan

perdamaian jalan menuju keselamatan,atau persatuan,dan persaudaraan namun

pada waktunya yang lain menampakkan dirinya sebagai suatu yang dianggap

garangdan menyebar konflik, bahkan tak jarang seperti dicatat dalam sejarah, dan

menimbukan peperangan.

Konflik merupakan salah satu esensi dari kehidupan dan perkembangan

manusia yang mempunyai karakteristik yang beragam. manusia memiliki

perbedaan jenis kelamin, strata sosial dan ekonomi, sistem hukum, bangsa, suku,

agama, kepercayaan, aliran politik, serta budaya dan tujuan hidupnya. dalam

sejarah umat manusia, perbedaan inilah yang selalu menimbulkan konflik. selama

masih ada perbedaan tersebut, konflik tidak dapat dihindarkan dan selalu akan

16

Hani, Handoko. Manajemen Personaliadan Sumber Daya Manusia.(.Yogyakarta, Mandar Maju.) 2001. 26

(41)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id terjadi lembaga sebagai bagian dari proses perkembangan manusia juga tidak

terlepas dari berbagai macam konflik. 17 banyak yang beranggapan bahwa

konflik itu selalu menimbulkan dampak negatif, padahal dalam kondisi tertentu

konflik justru sangat diperlukan untuk kepentingan perubahan dan pengembangan

keperibadian seseorang.

Konflik dapat terjadi antara individu-individu, antara kelompok-kelompok

dan antara organisasi-organisasi. apabila dua orang individu masing-masing

berpegang pada pandangan yang sama sekali bertentangan tanpa ada kompromi.

ada dua macam konflik yang terjadi, yaitu konflik substantif dan konflik

emosional. konflik subtantif meliputi ketidak sesuaian tentang hal-hal seperti

tujuan-tujuan, alokasi sumber daya, kebijakan kebijakan, serta penugasan-

penugasan. sedangkan konflik emosional timbul karena perasaan marah, ketidak

percayaan, ketidaksenangan, takut dan sikap menentang, maupun

bentrokan-bentrokan kepribadian. kedua macam konflik ini akan selalu muncul pada setiap

organisasi. meskipun demikian, konflik tidak perlu dihindari apalagi ditakuti.

konflik hanya butuh penyelesaian yang baik, karena konflik apabila dikelola

dengan benar justru berubah menjadi kekuatan baru yang sangat besar dalam

berinovasi serta sangat potensial untuk pengembangan sebuah organisasi.18

Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku

maupun pihak luar dalam suatu konflik. manajemen konflik termasuk pada suatu

17

Winardi, Manajemen Konflik, Konflik Perubahan Dan Pengembangan, (Bandung: Mandar Maju,) 2007.112

18

Ibit, 115

(42)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk

komunikasi. termasuk tingkah laku dari pelaku maupun pihak luar

Bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan intrepretasi. bagi pihak luar

di luar yang berkonflik sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi

yang akurat tentang situasi konflik. hal ini karena komunikasi efektif antara

pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga. manajemen

konflik sangat dibutuhkan oleh organisasi atau sebuah lembaga untuk dapat

mengembangk dan mengarahkan organisasi ke arah yang lebih baik, dengan

timbulnya masalah akan dapat lebih mematangkan pemikiran dalam organisasi

atau lembaga.

Konflik merupakan gejala sosial yang serba hadir dalam kehidupan sosial,

sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam setiap

ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja. oleh sebab itu, konflik dan integrasi

sosial merupakan gejala yang selalu mengisi setiap kehidupan sosial. hal-hal yang

mendorong timbulnya konflik dan integrasi adalah adanya persamaan dan

perbedaan kepentingan sosial.19

Di dalam setiap kehidupan sosial tidak ada satu pun manusia yang memiliki

kesamaan yang persis, baik dari unsur etnis, kepentingan, kemauan, kehendak,

tujuan dan sebagainya. dari setiap konflik ada beberapa diantaranya yang dapat

diselesaikan, akan tetapi ada juga yang tidak dapat diselesaikan sehingga

19

Hamzah,Tualeka. Konflik Dan Integrsi Sosil Bernusa Agama Studi Tentang

Penyelesaian Konflik Ambon Dalam Perspektif Masyarakat. (Surabaya :IAIN SA) 2011.

156

(43)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id menimbulkan beberapa aksi kekerasan. kekerasan merupakan gejala tidak dapat

diatasinya akar konflik sehingga menimbulkan kekerasan.

Pada umumnya istilah konflik sosial mengandung suatu rangkaian

fenomena pertentangan dan pertikaian antar pribadi melalui dari konflik kelas

sampai pada pertentangan dan peperangan internasional. mendefinisikan konflik

sosial sebagai suatu perjuangan terhadap nilai dan pengakuan terhadap status yang

langka, kemudian kekuasaan dan sumber-sumber pertentangan dinetralisir atau

dilangsungkan atau dieliminir saingannya.

Konflik artinya percekcokan, perselisihan dan pertentangan. Sedangkan

konflik sosial yaitu pertentangan antar anggota atau masyarakat yang bersifat

menyeluruh dikehidupan. konflik yaitu proses pencapaian tujuan dengan cara

melemahkan pihak lawan, tanpa memperhatikan norma dan nilai yang berlaku.

dalam pengertian lain, konflik adalah merupakan suatu proses sosial yang

berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau kelompok yang saling

(44)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III

GAMBARAN UMUM PENELITIAN TENTANG BUDAYA

CAROK DESA MONTOR

A. Gambaran Umum Desa Montor

Desa Montor adalah salah satu desa yang ada di kecamatan Banyuates

kabupaten Sampang Madura. Desa ini secara kuantitas penduduk termasuk desa

yang padat dengan memiliki 4.320 penduduk dengan rincian, 2200 penduduk

lakilaki dan 2.120 penduduk perempuan.1

Penamaan desa Montor ini sendiri, konon pada zaman dahulu pernah

didatangi oleh seorang raja asli Bangkalan. Setelah raja itu sampai di desa

Montor, masyarakat menyambutnya dengan ramah dan sopan dan sambutan

yang meriah. walaupun raja termasuk orang ‘besar’, raja tersebut tetap disuguhi

dengan suguhan yang sederhana, yaitu temon dan (Mentimun; Indonesia) dan oto’

(Kacang panjang; Indonesia). Berawal dari itulah, desa montor ini pada

awalnya dikenal dengan sebutan Monto’ yang merupakan kepanjangan dari

temon dan oto’. Namun seiring dengan perjalanan waktu, pada akhirnya

sebutan nama desa Montor ini berubah menjadi desa Montor.

Sampai saat dan detik ini, desa montor ini tidak akan pernah berubah

sampai kapan pun nama desa montor ini. dan sudah tercatat di Kecamatan

maupun di Kabupaten dengan sebutan nama desa montor.

1

Faruk, Wawancara, Desa Montor 3 Februari 2017

(45)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Desa Montor ini juga memiliki 7 dusun di antaranya penduduk yang

variatif, yaitu dusun Korbukor, Kolbukkol, pokolan, pelerba’an, sabe jeruk, barat

sabe dan, berumbung. setiap dusun terdapat 1 kepala dusun dan di desa Montor

ini juga banyak lembaga-lembaga Seperti SD MI MTS MA.dan di desa Montor

ini juga terdapat tentang wisata yang bernamma Bendungan Waduk Nipa atau

Bendungan Nipa ini di bangun sejak tahun 1983.

Sebagai salah satu pulau yang memiliki banyak objek wisata Pulau

Madura ini. kini telah memberikan pemandangan yang begitu indah dari wisata

alam atau wisata religinya saja. objek wisata buatan juga menjadi pilihan terbaik

untuk menghabiskan waktu liburan. Sejak diresmikan beberapa waktu yang lalu

Waduk Nipah ini menjadi salah satu objek wisata buatan yang wajib untuk

teman-teman berkunjung bila sedang berada di Madura. Selain itu dengan adanya

Waduk Nipah ini secara tidak langsung menandakan bahwa Madura bukanlah

waduk nipa pulau yang panas juga gersang berubah menjadi sejuk.2

Karena Sumber mata perairan dari Waduk Nipah di desa Montor

Kecamatan Banyuates yang ada disini. mampu mengairi persawahan yang ada

disekitarnya. Meskipun adanya Bendungan Nipah ini sudah bukan hal yang baru

bagi masyarakat Madura. objek wisata Waduk Nipah masih menjadi salah satu

tujuan favorit untuk berwisata selain Wisata Alam Gua Lebar suasana yang

sejuk dan tentram yang ada di Desa Montor.

2

Besori Alwi, Wawancara, Desa Montor , 4 Februari 2017

(46)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1. Kondisi Geografis Desa Montor

Secara geografis, desa Montor ini termasuk daerah yang lumayan

rendah. dibanding dengan desa-desa yang lain. walaupun desa montor ini ada

pegunungannya namun secara geografis desa ini termasuk desa persawahan.

Desa ini dibatasi oleh beberapa desa di sekitarnya yaitu:

a. Sebelah Barat : Desa : Morbetoh

b.Sebelah Timur : Desa : Tebanah

c.Sebelah Selatan : Desa : Nagasari

d.Sebelah Utara : Desa : Plar’be’ en

Sebagaimana telah disebutkan bahwa secara umum, desa ini dapat

dibilang sebagai desa yang rendah dan memiliki dua iklim sebagai mana

umumnya iklim di Madura, khususnya Sampang, yaitu musim nambere’

penghujan dan musim nemor panas.3

Ketika musim panas tiba, di desa montor ini tidak terlalu sulit mencari

air karena setiap warga hampir semuanya memiliki sumur sendiri-sendiri.

sehingga di samping itu, air sungai yang sangat besar biasanya tidak sampai

habis, lebih-lebih di bagian timur. di desa Plar be’en ini. karena adanya aliran

sungai yang cukup besar dan terus berisi air. Sedangkan di bagian barat desa

mor batoh , sedikit lebih gersang dan mengandalkan air sumur.

3

Tohe, Wawancara , Desa Montor, 5 Februari 2017

(47)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Tapi sebaliknya, ketika musim nambere’ atau penhujan tiba, desa mon

betoh ini menjadi lebih subur, dan semua lahan ditanami dengan aneka ragam

tanaman, yaitu mulai dari ubi-ubian, terong, jagung, padi, singkong dan yang

lainnya. Bahkan ada beberapa dusun yang harus bersiap dengan datangnya

banjir ketika musim penghujan telah tiba, khususnya dusun desa tebanah yang

terletak di sawahan.

2. Profesi-Profesi Mata Pencaharian Masyarakat Desa Montor

Sebagaimana masyarakat di desa montor kecamatan Banyuates pada

umumnya, mata pencaharian masyarakat di desa Montor ini lebih cenderung

bergantung pada pertanian. sebagai masyarakat agraris. Pola dan macam

pertanian. inilah yang memberikan sumbangan yang berarti dalam masyarakat

sekitar, mulai dari jagung, padi, tembakau, kacang-kacangan, ubi, ketela,

singkong, semangka dan lainnya.4

Disamping itu, sebagai alternatif pencaharian masyarakat desa montor ini

cukup variatif. semisal peternakan, perdagangan, usaha kayu kerajinan atau

home industry, kuli, dan pembuatan senjata tajam seperti, todi’ (pisau), are’

(celurit), dan lainnya sebagainya.

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian

1. Petani : 315 jiwa

2. Pegawai swasta : 95 jiwa

4

Fausih, Wawancara, di Desa Montor, 5 Februari 2017

(48)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3. Usaha sendiri : 233 jiwa

4. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Montor

Secara pendidikan, masyarakat di desa Montor ini dapat dikatakan sudah

mulai stabil. Stabilnya dalam artian seluruh masyarakat sudah pernah

mengenyam dunai pendidikan walaupun hanya sebagian dalam tataran

tamad SD. tapi ada pula yang lulus MTs, dan MA. Sepuluh tahun terakhir,

desa montor ini sudah dapat dibilang lebih maju dari sebelumnya, karena telah

memiliki paling tidak 26 sarjana5.

5. Tingkat Pendidikandan Jumlah Masyarakat Desa Montor

1. SD/MI : 1360

2. SMP/MTs : 790

3 . SMA/MA : 650

4 . Sarjana : 26

5 . Tidak sekolah : 130

6 . Pengangguran : 150

Kalau melihat dari asfek dari segi keagamaannya masyarakat di Desa

Montor ini dikatakan baiklah. karna di desa Montor ini juga mempuyai banyak

lembag-lembaga keagamaan yang telah mendirikan sebuah pondok Pesantren. di

mana di Desa Montor ini ada lembaga seperti pesantren yang sering di minati

5

Taufik, Wawancara , Desa Montor, 7 Februari 2017

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat Kampung Mahmud telah tinggal lama di tanah adatnya (hak ulayat) tersebut. Untuk menjaga hak dan eksistensi tanah, secara yuridis formal dibutuhkan sertifikat

Perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana pelaksanaan pembagian hak ahli waris berdasarkan penggantian tempat

Dalam sebuah perceraian masyarakat Madura mempunyai suatu kebiasaan yang menarik yaitu terdapat sebuah tradisi atau kegiatan masyarakat khususnya yang dilakukan oleh istri,

Lembaga hidup waris menurut Hukum Waris Islam memiliki pengertian bahwa ahli waris yang yang hak mewaris adalah ahli waris yang hidup pada saat warisan terbuka atau pada saat

Hal itu disebabkan lemahnya kontrol pemerintah kabupaten sebagai leading sector pemberian izin pengalihan kepemilikan hak atas tanah terhadap para pembeli

Kantor Pertanahan Kabupaten Sukoharjo dalam kegiatan pendaftaran hak milik atas tanah menolak surat tanda bukti hak waris berupa Akta Pembagian Waris yang dibuat Notaris

Pemilik Hak Atas Tanah yang Termasuk Tanah Terlantar adalah orang yang secara sah atau secara hukum memiliki sertifikat hak atas tanah yang diberikan oleh negara kepada orang

Sayyid Sabiq berpendapat bahwa Muallaf adalah golongan orang yang diusahakan untuk merangkul dan menarik serta mengukuhkan hati mereka dalam keislaman yang disebabkan karena belum