• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PRICE TO BOOK VALUE DAN LAVERAGE OPERATION TERHADAP RETURN EMITEN SAHAM SYARIAH DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2011 - 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PRICE TO BOOK VALUE DAN LAVERAGE OPERATION TERHADAP RETURN EMITEN SAHAM SYARIAH DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2011 - 2014."

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH

PRICE TO BOOK VALUE

DAN

LAVERAGE

OPERATION

TERHADAP

RETURN

SAHAM EMITEN SAHAM

SYARIAH DI

JAKARTA ISLAMIC INDEX

(JII) TAHUN

2011

2014

SKRIPSI

Oleh:

TRISNANDA HILMI RASHID

NIM. C04211047

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA

(2)

PENGARUH

PRICE TO BOOK VALUE

DAN

LAVERAGE

OPERATION

TERHADAP

RETURN EMITEN

SAHAM

SYARIAH DI

JAKARTA ISLAMIC INDEX

(JII) TAHUN 2011 -

2014

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu

Ilmu Ekonomi Syariah

Oleh :

TRISNANDA HILMI RASHID NIM : C04211047

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Program Studi Ekonomi Syariah

Surabaya

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Price to Book Value dan Laverage

Operation Terhadap Return Emiten Saham Syariah di Jakarta Islamic

Index pada Tahun 2011 – 2014” ini merupakan hasil penelitian kuantitatif yang bertujuan menjawab tentang apakah Price to book value dan laverage operation berpengaruh baik secara simultan maupun parsial terhadap return

Emiten saham syariah.

Metodologi penelitian yng digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian regresif deskriptif yang kemudian diverifikasi berdasarkan teori. Sampel dalam penelitian ini kurang lebih 30 perusahaan yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index (JII) selama tahun 2011 – 2014 yang selanjutnya diseleksi berdasarkan kelengkapan data yang kami dapat dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik analis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji ANOVA dan t (parsial) untuk menguji pengaruh kedua variable diatas baik secara simultan maupun parsial selama tahun 2011 – 2014.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa : (1) Pada Tahun 2011, terdapat pengaruh secara positif signifikan atas Price to book value secara parsial dan bersama laverage operation memberikan pengaruh secara simultan terhadap return emiten saham syariah. (2) Pada Tahun 2012, 2013 dan 2014, tidak terdapat pengaruh atas kedua variabel terhadap return saham emiten syariah baik secara simultan maupun parsial.

Tidak adanya pengaruh price to book value dan laverage operation pada ketiga tahun tersebut dapat disebabkan oleh berbagai macam hal yang terjadi diluar kendali pasar seperti kondisi ekonomi yang tidak stabil, infasi dsb. Untuk itu, emiten pasar modal tidak boleh hanya mencukupkan kedua variabel saja dalam menentukan strategi terbaik untuk memperoleh keputusan yang tepat investasinya. Misalnya, pertama, analisa Ekonomi terutama yang bersifat makro karena pasar modal mencerminkan apa yang terjadi pada perekonomian makro yang diambil pemerintah. Kedua, analisa Industri, sebab setiap sektor perusahaan memiliki resiko dan return yang berbeda, namun saat mengambil fakta historis sektoral suatu industri investor akan lebih aman dalam berinvestasi.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TRANSLITERASI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...9

C. Tujuan Penelitian ...9

D. Kegunaan Penelitian ...10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...12

A. LANDASAN TEORI ...12

1. Investasi ...12

2. Price to Book Value (PBV) ...18

3. Laverage Operation ...21

4. Jakarta Islamic Index (JII) ...24

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ...27

C. Kerangka Konseptual ...32

D. Hipotesis ...32

BAB III METODE PENELITIAN ...34

A. Jenis Penelitian ...34

B. Waktu dan Tempat Penelitian ...35

(9)

D. Variabel Penelitian ...36

E. Definisi Operasional ...36

F. Uji Validitas dan reliabilitas ...38

G. Data dan Sumber Data ...40

H. Teknik Pengumpulan Data...40

I. Teknik Analisis Data ...41

BAB IV HASIL PENELITIAN ...43

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ...43

B. Analisis Data ...49

1. Uji Normalitas ...49

2. Uji Multikolineritas ...59

3. Uji Heterokedastisitas ...62

4. Analisis Regresi Linear Berganda ...64

5. Analisis Korelasi Ganda (R) ...69

6. Analisis Determinasi ...72

7. Uji F Simultan ...74

8. Uji T Parsial ...76

9. Uji Hipotesis ...79

BAB V PEMBAHASAN ...81

A. Pengaruh Laverage Operation Terhadap Return Saham Jakarta Islamic Index peride 2011 - 2014 ...81

B. Pengaruh Price to Book Value Terhadap Return Saham Jakarta Islamic Index peride 2011 - 2014 ...82

C. Pengaruh Secara Simultan Price to Book Value dan Laverage Operation Terhadap Return Saham Jakarta Islamic Index periode 2011 - 2014 ...84

BAB V PENUTUP ...87

A. Kesimpulan ...87

B. Saran ...87

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 30

3.1 Variabel Penellitian ... 38

4.1 Data Price to Book Value Tahun 2011 - 2012 ... 43

4.2 Data Price to Book Value Tahun 2013 – 2014 ... 44

4.3 Data Degree of Laverage Operation 2011 – 2014 ... 45

4.4 Data Return Emiten Tahun 2011 – 2014 ... 46

4.5 Tabel uji Normalitas 2011 ... 50

4.6 Tabel uji Normalitas 2012 ... 52

4.7 Tabel uji Normalitas 2013 ... 54

4.8 Tabel uji Normalitas 2014 ... 57

4.9 Tabel Uji Multikolineritas 2011 ... 59

4.10 Tabel Uji Multikolineritas 2012 ... 60

4.11 Tabel Uji Multikolineritas 2013 ... 61

4.12 Tabel Uji Multikolineritas 2014 ... 61

4.13 Tabel Uji Heterokedastisitas 2011 ... 62

4.14 Tabel Uji Heterokedastisitas 2012 ... 63

4.15 Tabel Uji Heterokedastisitas 2013 ... 63

4.16 Tabel Uji Heterokedastisitas 2014 ... 64

4.17 Tabel Analisis Regresi Linier Berganda 2011 ... 65

4.18 Tabel Analisis Regresi Linier Berganda 2012 ... 66

4.19 Tabel Analisis Regresi Linier Berganda 2013 ... 67

4.20 Tabel Analisis Regresi Linier Berganda 2014 ... 68

4.21 Tabel Analisis Korelasi Ganda 2011... 69

4.22 Tabel Analisis Korelasi Ganda 2012... 70

4.23 Tabel Analisis Korelasi Ganda 2013... 71

4.24 Tabel Analisis Korelasi Ganda 2014... 71

4.25 Tabel Analisis Determinasi 2011 ... 72

(11)

4.27 Tabel Analisis Determinasi 2013 ... 73

4.28 Tabel Analisis Determinasi 2014 ... 73

4.29 Tabel Uji F (Simultan) 2011 ... 74

4.30 Tabel Uji F (Simultan) 2012 ... 74

4.31 Tabel Uji F (Simultan) 2013 ... 74

4.32 Tabel Uji F (Simultan) 2014 ... 75

4.33 Tabel Uji T (Parsial) 2011... 76

4.34 Tabel Uji T (Parsial) 2012... 77

4.41 Tabel Uji T (Parsial) 2013... 77

4.42 Tabel Uji T (Parsial) 2014... 78

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

lainnya yang dilakukan saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah

keuntungan di masa yang akan datang. Seorang investor membeli

saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan

saham atau hasil dividen di masa yang akan datang.1Istilah investasi

bisa berkaitan dengan berbagai macam hal baik berupa aset riil (tanah,

emas, properti dsb) ataupun aset finansial (deposito, saham, ataupun

obligasi). Namun dalam hal ini, peneliti hanya membatasi penelitian

hanya pada investasi atas aset finansial saja, sebab tujuan utama

perusahaan publik berdiri adalah maksimalisasi kekayaan pemegang

saham (stockholder wealth maximization)2.

Dasar keputusan investor sendiri untuk melakukan investasi

terdiri dari tingkat resiko yang dihadapi dan return yang diharapkan.

Karena memang tujuan investasi adalah mendapatkan keuntungan,

namun semakin besar keuntungan yang diharapkan maka resiko yang

dihadapi juga besar. Untuk mendapatkan return yang diharapkan

(return) maka wajib bagi seorang investor untuk memiliki bahan analisa

1

Eduardus Tandelilin . “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio” (Univesrsitas Gajah Mada.Yogyakarta. 2001) 21.

2

(13)

fundamental yang kelak mempengaruhi keputusannya untuk

berinvestasi pada suatu perusahaan publik di pasar bursa efek.3

Berbicara tentang instrumen yang digunakan para investor untuk

mendalami berhasilnya investasi pada bursa saham sangatlah banyak

dan beragam, mulai dari melihat sirkulasi keuangan suatu perusahaan,

kejadian terkini atas perusahaan tersebut, harga ekspektasi yanng

ditawarkan perusahaann atas sahamnya, hingga situasi ekonomi terkini

suatu negara.

Sejak awal penting bagi seorang emiten saham baik konvensional

maupun syariah memahami tujuan utama manajemen perusahaan adalah

maksimalisasi kekayaan pemegang saham yang diterjemahkan menjadi

memaksimalkan harga saham biasa perusahaan. Namun sebaik

manajemen yang berjalan dalam suatu perusahaan terbuka investor

mengharuskan dirinya untuk dapat meramalkan berhasil atau tidaknya

perusahaan sebab harga saham dan return perusahaan mencerminkan penilaian investor terhadap keberhasilan perusahaan di masa depan.

Ketika mengevaluasi posisi dan nilai keseluruhan suatu

perusahaan yang selanjutnya akan mencerminkan return yang akan didapatkan atau resiko yang ia hadapi nantinya, ada beberapa hal yang

dapat dianalisa emiten, yaitu :

a. Modal kerja operasi bersih (Net operation Working Capital), dengan mengevaluasi modal kerja operasi dikurangi utang usaha

3

(14)

dan akrual. Modal kerja operasi adalah keseluruhan dana yang

didapat dari investor

b. Degree of operational laverage digunakan untuk mengukur sejauhmana perubahan pendapatan terhadap keuntungan

operational sehingga daripadanya dapat diketahui perubahan laba

operasi akibat perubahan penjualan, dan menentukan keputusan

turn over operational option.

c. Earning Per Share (EPS), besarnya EPS suatu perusahaan dapat diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan ataupun

dengan membagi Earning before interest and tax (EBIT) dengan jumlah saham yang beredar.

d. Price to Book Value, dengan membandingkan harga buku dengan harga pasar untuk mengetahui tingkat mahalnya harga saham dan

lama pengembalian, biasanya digunakan dalam investasi jangka

pendek.

e. Return on Assets, atau biasa disebut persamaan dasar Du Pont teknisnya dengan mengalikan margin laba dengan perputaran

aset.4

Maka dari kelima bahan analisa fundamental yang dapat dikaji

oleh investor untuk meramalkan tingkat resiko dan return atas keputusan investasi yang dilakukan terhadap rentabilitas dan likuiditas

saham suatu perusahaan maka peneliti mengambil dua hal yaitu price to

4

R. Agus Sartono dkk,”Ringkasan Teori Manajemen Keuangan : Edisi 3” (BPFE Universitas Gajah

(15)

book value dan degree of operation laverage untuk selanjutnya mengetahui apakah kedua varabiabel ini memiliki pengaruh terhadap

return emiten. Alasan peneliti mengambil kedua variabel ini, price to

book value menurut Rooseberg dkk (1985), menemukan bahwa

saham-saham yang memiliki rasio harga / nilai buku yang rendah akan

menhasilkan return yang secara signifikn lebih tinggi disbanding

saham-saham yang meiliki rasio harga / nilai buku yang tinggi.5

Sedangkan pemilihan degree of operational laverage (DOL) karena variabel ini sangat erat hubungannya dengan rentabilitas perusahaan

yakni kemampuan perusahaan untuk memaksimalkan laba penjualan

dengan memaksimalkan asset operasional yang dimiliki serta erat

hubungannya dengan keberlangsungan jalannya aktivitas investasi suatu

perusahaan dalam jangka panjang.6

Umumnya, Investor memakai Price to book value (PBV) dalam analisa fundamental perusahaan untuk melihat mahal dan murahnya

saham suatu perusahaan. Sedangkan, Laverage operation adalah instrumen analisa saham dengan menganalisis secara mendalam

terhadap optimasi penggunaan dana perusahaan untuk aset operational

perusahaan yang dimaksudkan nantinya dapat meningkatkan

keuntungan potensial bagi pemegang saham sehingga menambah minat

5

Brigham Houston, saham saham yang memiliki rasio harga . . ., 195. 6

Bambang Riyanto.”Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan : Edisi 4” (Universitas Gajah Mada.

(16)

dan rasa percaya investor untuk menanamkan modal lebih banyak pada

perusahaan tersebut.7

Penelitian terdahulu mengenai Price to book value (PBV) dan

Laverage operation (Lo) telah banyak dilakukan, Soin Lee dan Sang-bum Park yang memfokuskan pada laverage operation perusahaan penerbangan menemukan bahwa laverage operation memberi pengaruh besar terhadap ratio perubahan profit dan Earning Per Share8 (EPS), dan adanya pengaruh positif tidak signifikan terhadap hubungan

laverage operation dengan return, dan antara laverage operation dan

book to market equity ratio9 sebab perusahaan penerbangan identik dengan biaya operasional yang tinggi guna memenuhi besarnya

kapasitas pasar dan kepekaan terhadap perubahan lingkungan pasar.10

Penelitian ini juga didukung oleh M. Ramana Kumar menyatakan

bahwa laverage operation memberikan nilai positif yang signifikan terhadap return atas dasar korelasinya yang kuat terhadap return on investments (ROI)11 dan profitabilitas perusahaan.12 Namun, Febriyanno Suryana dari Universitas Putra Indonesia Padang, dalam penelitiannya

7Ibid.

8

Earning Per Share adalah laba bersih atau dividen yang akan didapatkan emiten dalam tiap lembar saham setelah hasil penjualan keseluruhan perusahaan dikurangi biaya operasi, bunga dan pajak. 9

Book to market equity ratio adalah perbandingan nilai buku suatu saham dengan nilai pasarnya di pasar modal.Investor menggunakan rasio ini untuk menganalisis besarnya keuntungan dari saham. 10

Soin Lee and Sang-Bum Park “A Study the Assosiation between Operating Laverage and Risk : The Case of Airlines Industries” (Departement Bussines Administration, Korea Aerospace University. Korea. 2014) 124.

11

Return on Investments adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar laba atau dividen yang didapat atas investasi yang telah ditanam pada perusahaan.

12

(17)

menemukan bahwa laverage memiliki pengaruh negatif terhadap return saham dikarenakan Debt Equity Ratio (DER)13 yang terlalu tinggi dapat menurunkan return saham yang akan didapatkan emitendan price to book value memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.14 Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Najmiyah, Edy

sujana, dan Ni Kadek Sinarwati dari Universitas Pendidikan Ganesha

yang melakukan penelitian atas perusahaan industrial real estate

menemukan bahwa secara parsial ditemukan bahwa variabel price to book value (PBV) terhadap return saham menunjukkan bahwa kedua variabel ini tidak memiliki hubungan signifikan atau dengan kata lain,

price to book value tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan industri real estate.15

Ada beberapa hal yang membuat penelitian ini menjadi menarik,

yaitu : Pertama, beberapa bukti empiris terdahulu mengenai laverage operation dan price to book value (PBV) menunjukkan hasil yang berbeda. Kedua, perbedaan bidang perusahaan memberikan efek

keputusan yang berbeda pula di tangan investor, tidak semua

perusahaan dengan operational tinggi menambah minat seorang investor

sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Febriyanno Suryana

13

Debt equity ratio adalah rasio hutang terhadap total aset yang akan menyokong operational perusahaan guna meningkatkan laba / dividen.

14Febriyanno Suryana “

Hubungan Debt Equity Ratio, Growth, Net Profit Margin, dan Price to Book Value Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.” (Universitas Putra Indonesia. Padang. 2014) 14.

15Najmiyah, Edy Sujana, Ni Kadek Sinarwati ”

(18)

terhadap perusahaan pada sektor manufaktur karena laverage

memberikan pengaruh negatif seiring bertambahnya debt equity ratio

(DER) untuk membiayai operasional dan aset perusahaan, namun justru

memberikan efek positif yang signifikan pada perusahaan sektor

penerbangan dan alas kaki seiring eratnya hubungan antara laverage

dengan kecepatan memenuhi respons pasar, maksimalisasi produksi,

profitabilitas dan return on investments (ROI). Begitupula jika terhadap

price to book value (PBV), Najmiyah, Edy Sujana, dan Ni Kadek Sinarwati secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

return pada perusahaan real estate dan properti namun berpengaruh

positif terhadap return perusahaan manufaktur.

Dari sekian penelitian sebelumnya semakin menambah minat

untuk mengambil variabel price to book value dan laverage operation

terhadap return, selain memiliki hasil pengaruh yang berbeda baik

positif maupun negatif juga pengaruh yang dihasilkan daripada kedua

variabel terhadap return emiten memiliki pengaruh yang pastinya

berbeda ketika emiten memutuskan untuk berinvestasi pada

saham-saham syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII).

Penelitian ini menguji pengaruh price to book value (PBV) dan

laverage operation pada tahun 2011 – 2014 terhadap return emiten atas keseluruhan perusahaan yang tergabung pada Bursa Efek Syariah

Jakarta Islamic Index (JII). Alasan peneliti menguji pengaruh price too

(19)

mengetahui pengaruh kedua variable secara simultan maupun parsial

terhadap return Emiten saham syariah JII terhadap hasil data yang kami

dapatkan selama kurun waktu 2011 – 2014.

Penelitian ini dilakukan pada kelompok saham yang terdaftar di

Jakarta Islamic Index (JII), karena indeks ini dipandang sebagai modal awal dalam mendirikan pasar modal syariah. Jakarta Islamic Index (JII) digunakan sebagai tolok ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah di Indonesia yang memiliki

tingkat likuiditas rata-rata perdagangan saham yang tinggi.16 Di sisi lain,

Jakarta Islamic Index (JII) juga menjadi alternatif acuan investasi bagi investor yang mengedepankan prinsip syariah dalam berinvestasi.17

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini, menarik diteliti untuk

menguji dan mendapatkan bukti secara empiris bagaimana pengaruh price to book value(PBV) dan laverage operationterhadap return emiten padaJakarta Islamic Index (JII) untuk menemukan simpulan yang tepat bagi pihak yang berkepentingan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat disusun rumusan

masalah penelitian sebagai berikut :

16

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, Edisi Revisi, Cetakan Ke-2, (Jakarta: Kencana, 2008), 55.

17Bursa Efek Indonesia, “Kinerja Indeks Syariah di BEI”,

(20)

1. Apakah Price to book value (PBV) dan Laverage operation

berpengaruh secara parsial terhadap Return on Investment pada emiten saham syariah JII pada tahun 2011 – 2014?

2. Apakah Price to book value (PBV) dan Laverage operation

berpengaruh secara simultan terhadap Return on Investment pada emiten saham syariah JII pada tahun 2011 – 2014?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka dapat ditetapkan

tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

a. Menjelaskan pengaruh price to book value dan laverage operation terhadap return emiten secara parsial jika berinvestasi pada sektor saham syariah Jakarta Islamic Index (JII)

b. Menjelaskan pengaruh price to book value dan laverage operation terhadap return emiten secara simultan jika berinvestasi pada sektor saham syariah Jakarta Islamic Index

(JII)

D. Kegunaan Penelitian

a. Bagi Investor Bursa Efek

1) Sebagai sumber informasi ketika memulai terjun di bursa

(21)

2) Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan strategi

ketika telah terjun di pasar modal terhadap sebuah saham

suatu perusahaan yang akan dibeli/jual.

3) Menambah alternative analisa fundamental sehingga bijak

menentukan langkah yang tepat dalam berinvestasi di pasar

bursa.

b. Bagi kampus

1) Penemuan yang didapatkan dari penelitian ini diharapkan

dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan di bidang

teoritis maupun praktis yang berkaitan dengan dunia

manajerial investasi di pasar bursa efek syariah di

Indonesia.

c. Bagi Peneliti

1) Sebagai sarana untuk mengaplikasikan berbagai teori yang

didapatkan selama masa kuliah.

2) Menambah pengalaman dan sarana belajar dalam

memecahkan masalah yang ada di masyarakat sebelum

terjun di dunia kerja yang sebenarnya.

3) Sarana menambah wawasan peneliti terutama yang

berhubungan dengan bidang kajian yang ditekuni selama

(22)

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Investasi

Banyak instrumen yang digunakan seorang investor ketika terjun

menjadi emiten sebuah perusahaan go-Public sebagai bahan analisis

fundamental dalam membangun keputusan atas investasinya sehingga

investasinya menghasilkan return yang diharapkan di masa yang akan

datang, yaitu :

a. Net Operating Working Capital (NOWC) dengan cara menganalisa keseluruhan asset lancar dikurangi kewajiban

lancar tanpa bunga

b. Degree of operational laverage digunakan untuk mengukur sejauhmana perubahan pendapatan terhadap keuntungan

operational sehingga daripadanya dapat diketahui perubahan

laba operasi akibat perubahan penjualan, dan menentukan

keputusan turn over operational option.

c. Earning Per Share (EPS), besarnya EPS suatu perusahaan dapat diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan

ataupun dengan membagi Earning before interest and tax

(EBIT) dengan jumlah saham yang beredar.

(23)

saham dan lama pengembalian, biasanya digunakan dalam

investasi jangka pendek, dalam hal ini price to book value

termasuk dalam bahan analisis teknikal.

b. Return on Assets, atau biasa disebut persamaan dasar Du Pont teknisnya dengan mengalikan margin laba dengan perputaran

aset.1

Yang selanjutnya peneliti memilih dua variable dari kelima bahan

analisa perusahaan yaitu price to book value dan laverage operation

untuk menilai pengaruhnya terhadap return on investments. Namun disini peneliti akan memaparkan terlebih dahulu tentang investasi.

Investasi adalah sebuah komitmen atas sebuah dana atau sumber

daya lainnya yang dilakukan saat ini untuk memperoleh sejumlah

keuntungan di masa mendatang. Seorang investor membeli ataupun

menjual sejumlah saham saat ini dengan harapan bisa meraih

keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen yang

kelak akan ia dapat di asa mendatang, sebagai imbalan waktu dan resiko

yang terkait dengan investasi tersebut.2

Investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.

Menginvestasikan sejumlah dana pada aset riil (tanah, property, emas,

ataupun mesin) ataupun pada aset finansial (saham, obligasi, future dan

deposito). Pihak pihak yang melakukan investasi disebut investor.

1

Agus Sartono dkk,”Ringkasan Teori Manajemen Keuangan” (BPFE Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 2000). 143 – 180.

2Eduardus Tandelilin “Analisis Invstasi dan Manajemen Portofolio” Univesrsitas Gajah Mada.Yogyakarta.

(24)

Investor pada umumnya digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu

investor individual dan institusional. Investasi mempelajari bagaimana

investor mengelola kesejahteraan mereka dalam konteks kesejahteraan

yang bersifat moneter (finansial) yang diwakili dengan pendapatan saat

ini ataupun pendapatan di masa depan.3

Diantara kegiatan investasi, pada dasarnya ada beberapa alasan

mengapa orang melakukan investasi, antara lain :

a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa

mendatang

b. Mengurangi tekanan inflasi

c. Dorongan untuk menghemat pajak4

Investasi juga dikenal dalam Islam dan dianjurkan bagi setiap kaum

mukmin sesuai dengan Firman Allah SWT dalamsurat Al-Hasyr ayat 18 yang berbunyi :

ه اوقتا ا ْونمآ ني لا ا يا اي

ْغل ْتم ق ام سْفن ْرظْنتْل

تا

ق

ْو

ه ا

ا

ه

خ

ب ْي

ر

ب

ت ا

ْع

ل

ْو

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”5

Kata

ْغل ْتم ق ام سْفن ْرظْنتْل

dalam hubungannya, Yusuf Qardhawi

memberikan penjelasan sebagai berikut :

3

Hartono J. “Pasar Efisien secara Keputusan” PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2005. 7.

4

Ibid,. 4 - 5

5Mujamma’ Al

-Malik Fahd li Thiba’at Al-Mushaf As-Syarif Medinah Munawwarah, Al-Qur’anul

(25)

“Kita sekarang hidup pada zaman yang mendasarkan segala sesuatu

pada ilmu pengetahuan. Karena itu, segala persoalan hidup tidak dapat dilakukan tanpa adanya suatu perencanaan. Sebelum mengerjakan sesuatu, seseorang dituntut agar mengadakan studi lapangan, mengadakan perencanaan yang matang, mengadakan perhitungan dan observasi yang akurat sehinngga diharapkan kelak meraih kesuksesan di

kemudian hari.”6

Begitupula dalam dalam firman Allah pada surat an-Nisa’ : 9 yang

berbunyi :

ْم ْيلع ا ْوفاخ افاعض ةي ْم فْلخ ْنم ا ْوكرت ْول نْي لا شْخيْل

ا ْي س ً ْوق ا ْول ْوقيْل ه ا ْوقتيْلف

“Dan, hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.Oleh, sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan

perkataan yang benar.”7

Kalimat

ْم فلخ

نم

اوكرتول

juga membuktikan salah satu tujuan dari

sebuah investasi itu sendiri, yaitu untuk memberikan kehidupan yang

layak bagi diri maupun keluarga di masa yang akan datang. Sehingga,

dari sini investasi menjadi hal yang diharuskan bagi setiap kaum

mukmin agar keturunan yang ditinggalkannya kelak tidak jatuh kepada

kemiskinan sehingga membahayakan agama dan kehidupannya di

dunia.

Dasar sebuah investasi terdiri dari tiga hal, pertama, Return yang diharapkan, kedua, Resiko yang akan dihadapi dan ketiga, hubungan antara return dan resiko.

6Yusuf Qardhawi, “

Fi Fiqh al-Awlawiyat Dirasat Jadidah fi Dhauw al-Quran wa Sunnah”. (Maktabah Wahbah. Kairo-Mesir. 1415 H). 80.

(26)

Resiko

Alasan utama seseorang melakukan investasi adalah untuk

memperoleh keuntungan, sebuah hal yang yang wajar jika seorang

investor menuntut tingkat return tertentu atas dana yang ditanamkannya. Return sendiri adalah tingkat return yang diantisipasi seorang investor dari investasi yang dilakukannya sebagai kompensasi

atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan resiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi di masa yang akan datang.

Namun dalam berinvestasi, disamping patut memperhatikan return,

investor juga harus mempertimbangkan tingkat resiko yang akan

dihadapi. Yaitu, semakin besar return yang diharapkan maka semakin

besar juga resiko yang akan dihadapi. Dalam hal ini, resiko bisa

diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dari return

yang diharapkan, hubungan antara resiko dan return memiliki hubungan

yang searah dan linear.

Gambar 2.1

Hubungan Resiko dan Return8

8

(27)

Garis vertikal pada gambar di atas menunjukkan besarnya tingkat

return yang diharapkan dari masing masing jenis aset, sedangkan garis

horisontal menunjukkan seberapa besar resiko yang akan ditanggung

oleh seorang investor. Titik Rf menunjukkan tingkat return bebas resiko

(risk-free rate) yaitu 0. Selanjutnya, obligasi pemerintah terlihat mempunyai resiko yang cenderung lebih rendah dengan return yang

tidak terlalu tinggi. Sedangkan di lain sisi, jika kita berinvestasi pada

kontrak futures, terlihat pada gambar, terlihat bahwa resiko yang akan ditanggung tergolong sebagai resiko yang tinggi, dengan return yang

diharapkan juga tinggi pula. Artinya, semakin tinggi suatu aset

finansial, maka semakin tinggi juga return yang akan didapatkan dari

aset tersebut, demikian sebaliknya.9

Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya, dalam menentukan

saham yang akan dibeli ataupun dijual, investor terlebih dulu

memperhatikan dividen atau earning yang diharapkan di masa yang akan datang. Besarnya dividen ataupun earning ini, sangat erat

hubungannya dengan keadaan ekonomi terutama varabel ekonomi

makro yang mempengaruhi juga perkembangan perusahaan dalam

menghasilkan laba.

Dalam perjalanan investasi, hampir dapat dipastikan investor

melakukan analisa fundamental secara “top-down” untuk menilai prospek perusahaan. Dengan urutan sebagai berikut :

9

(28)

a. Analisis ekonomi dan pasar modal, analisa mendalam tentang

variabel makro ekonomi suatu negara seperti tingkat inflasi,

bunga, produk domestik bruto dsb. Tujuan analisa ini bagi

emiten adalah untuk membuat keputusan alokasi

penginvestasian dana di luar ataupun dalam negeri baik dalam

bentuk saham, obligasi ataupun kas.

b. Analisis industri, investor menentukan sektor indutri yang

memiliki prospek menguntungkan dan merugikan bagi

keberlanjutan investasinya.

c. Analisis perusahaan, setelah sektor perusahaan telah terbagi,

maka saatnya investor memilih perusahaan yang mana dari

sektor tersebut yang berprospek baik yang selanjutnya dapat

diketahui melalui kelima faktor yang menjadi instrumen

analisis perusahaan sebelumnya.

2. Price to book value (PBV)

Menurut Eduardus Tandelilin, dalam bukunya tertulis bahwa :

Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu : nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik saham. Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten). Nilai pasar adalah nilai saham yang diperdagangkan di pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar. Sedangkan nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham sebenarnya atau yang seharusnya terjadi.

(29)

intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong mahal (overvalued), sehingga investor memutuskan untuk menjual saham tersebut. Sebaliknya, jika nilai pasar saham dibawah nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong murah (undervalued), maka investor pun akan membeli saham tersebut.10

Price to book value (PBV) adalah hasil yang didapat dari perbandingan antara harga saham (Current Price) di pasar dengan nilai buku (Book Value) perusahaan tersebut. PBV juga digunakan untuk mengukur mahal atau murahnya suatu saham. Semakin tinggi PBV,

maka semakin mahal harga sahamnya.11

Book Value (BV) diartikan sebagai total ekuitas dibagi dengan total saham yang beredar (Outstanding Share). Total ekuitas yang dimaksud adalah total asset perusahaan dikurangi dengan total kewajibannya.

Pada perusahaan yang akan melakukan penawaran saham perdana

(Initial Public Offering) seringkali menggunakan Book Value sebagai tolak ukur untuk menilai harga saham. Caranya, dengan

membandingkan harga pasar dengan nilai buku (Book Value) hingga akhirnya diperolehlah Price to book value.

=

CP = Current Price (Harga Pasar) BV = Book Value (Nilai Buku)

10

Eduardus Tandelilin, 183 -184. 11

Brigham Houston. 151.

PBV

CP

(30)

Price to book value (PBV) juga menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan. Perusahaan yang

berkapabilitas tinggi umumnya mempunyai PBV di atas 1, yang

menunjukkan nilai pasar lebih tinggi dari nilai bukunya. Semakin tinggi

PBV-nya maka semakin tinggi pula return sahamnya. Semakin tinggi

return saham akan menambah pendapatan perusahaan sehingga

meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen yang

diharapkan para investor yang membeli saham tersebut.

Perusahaan yang dipandang baik oleh investor adalah perusahaan

dengan arus laba dan kas yang aman serta terus mengalami

pertumbuhan, maka arus perusahaan yang aman adalah perusahaan

yang memiliki tingkat Return on Equity (ROE) yang tinggi, inilah yang nantinya menentukan harga saham perusahaan tersebut. Dengan kata

lain, jika perusahaan menerima pengembalian atas aset yang rendah

maka rasio M/B akan relatif lebih rendah dibandingkan rata-rata

perusahaan lain, namun tingkat return on equity (ROE) yang tinggi dapat memberikan resiko terburuk jika diperoleh dari jumlah utang

yang besar atau menunda pertumbuhan perusahaan dengan menahan

biaya penelitian dan pengembangan.

Pengembalian atas ekuitas (ROE) bergantung pada Return on Asset

(ROA) dan penggunaan laverage finansial

ROE = ROA x multiplier ekuitas

(31)

=

3. Laverage Operation

Laverage dalam pengertian bisnis mengacu pada penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan dimana dalam penggunaan aset dan

dana perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap atau beban tetap.

Penggunaan asset ataupun modal tersebut digunakan memaksimalkan

produksi perusahaan di masa yang akan datang sehingga keuntungan

potensial dapat meningkat terutama bagi para investor pemegang saham

perusahaan tersebut.12 Dari pengertian di atas, maka laverage terbagi

menjadi dua yaitu, laverage operation dan laverage keuangan (financial laverage).13

Namun disini peneliti tidak akan membahas panjang lebar tentang

laverage keuangan (laverage financial), tetapi hanya membatasi pada

laverage operation, yang mana secara definitif laverage operation

adalah laverage yang timbul pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang memiliki biaya-biaya operasi tetap maupun variabel tidak tetap.

Biaya tersebut bisa meliputi : biaya sewa/penyusutan gedung, biaya

asuransi, biaya gaji karyawan, perawatan alat produksi, dan berbagai

12Bambang Riyanto.”

Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan ” (Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 1997). 17.

13

(32)

biaya lain atas fasilitas yang dipakai perusahaan untuk operasional dan

biaya menejemen.

Dalam jangka panjang semua biaya yang bersifat variable artinya

dapat berubah sesuai dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Oleh

karena itu, dalam analisis ini diasumsikan dalam jangka pendek. Biaya

operasi tetap dikeluarkan agar dapat mendongkrak volume penjualan

sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada

seluruh biaya operasi yang dikeluarkan.

Penambahan suatu alat produksi guna meningkatkan profitabilitas

suatu perusahaan juga memiliki beberapa dampak yaitu; perubahan

volume penjualan yang kelak dapat menghasilkan laba atau rugi operasi

yang lebih besar dari proporsi yang telah ditetapkan sebelumnya dan

akan terlihatnya pengaruh penjualan terhadap laba operasi atau laba

sebelum bunga dan pajak yang diperoleh, dalam kegiatan perusahaan

hal ini disebut rentabilitas perusahaan.14 Bagi perusahaan, masalah

rentabilitas sangatlah penting daripada masalah laba sebab laba yang

besar tiidak dapat menjadi ukuran efisiensi perusahaan tersebut. Untuk

mengetahui seberapa besar perusahaan dikatakan efisien adalah dengan

mambandingkan laba yang diperoleh itu dengan kekayaan atau aset

operasional yang menghasilkan laba tersebut.

Untuk menentukan seberapa besar asset yang dimiliki perusahaan

berpengaruh terhadap profitabilitas penjualannya adalah dengan dua

14

(33)

hal, yaitu menghitung Degree of Operational Laverage (DOL) dan meninjau factor rentabilitas perusahaan (Earning Power).

a. Degree of operational laverage (DOL)

Degree of operational laverage digunakan untuk mengukur sejauhmana perubahan pendapatan terhadap

keuntungan operational sehingga daripadanya dapat diketahui

perubahan laba operasi akibat perubahan penjualan, dan

menentukan keputusan turn over operational option. Degree of operational laverage dihitung dengan menggunakan rumus :

% ℎ ����

% ℎ �

b. Faktor-faktor yang dapat meninggikan tingkat rentabilitas

suatu perusahaan (earning power) ditentukan oleh dua hal : 1. Profit margin, yaitu perbandingan antara net operating

income (harga pokok penjualan + biaya administrasi +

biaya penjualan + biaya umum) dengan net sales.

� � � = et erati g I c e x %

2. Turnover of operating assets (tingkat perputaran aktiva usaha), yaitu kecepatan berputarnya operating assets(persediaan)dalam suatu periode tertentu. Cara mengetahuinya adalah dengan membagi net sales dengan

operating assets15

15

(34)

� � =

Atau dengan secara sederhana diperoleh sebagai berikut :

Profit margin x Operating Turnover =

earningpower

� % x =

� %

3. Jakarta Islamic Index (JII)

Pasar modal syariah mengalami perkembangan yang pesat. Dana

yang dimiliki oleh umat Islam atau pelaku pasar muslim di bursa efek di

seluruh dunia mencapai 1,3 triliun dolar AS. Adapun dana yang

terhimpun di pasar keuangan Islam di seluruh dunia diperkirakan

sebesar 230 miliar dolar AS, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata

12%-15% pertahun. Fakta tersebut menunjukkan beberapa hal, yaitu

pertama potensi dana yang dimiliki oleh umat Islam sangat besar.

Kedua, potensi sumber daya manusia (investor) yang tertarik untuk

berinvestasi dengan menerapkan prinsip syariah juga sangat

besar.Ketiga, pertumbuhan pasar keuangan syariah sangat tinggi,

dimana hal ini juga didorong oleh pembentukan berbagai macam

lembaga keuangan tingkat internasional.Melihat kondisi potensial ini

(35)

sejarah baru dengan dikeluarkannya indeks syariah yaitu Jakarta Islamic Index (JII).16

Jakarta Islamic Index (JII) pertama kali diluncurkan oleh Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan PT Danareksa Investment Management pada tanggal 3 Juli 2000. Meskipun demikian, agar dapat menghasilkan data historikal yang lebih panjang, hari dasar yang

digunakan untuk menghitung JII adalah tanggal 2 Januari 1995 dengan

angka indeks dasar sebesar 100. Metodologi perhitungan JII sama

dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu

berdasarkan Market Value Weigthed Average Index dengan menggunakan formula Laspeyres.

Tujuan berdiri JII sendiri adalah :

a. meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi

pada saham yang berbasis syariah.

b. memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah

Islam untuk melakukan investasi di bursa efek.

c. Mendukung transparansi dan akuntabilitas saham berbasis

syariah di Indonesia

d. Pemandu bagi investor yang ingin menanamkan dananya

secara shar’ie tanpa takut tercampur dengan dana ribawi dan

sektor barang haram.

(36)

e. Tolak ukur kinerja (benchmark) dalam memilih portofolio

saham yang halal.

Seiring dengan perkembangan pasar modal syariah, respon investor

atas peluang investasi pada instrumen berbasis syariah semakin

meningkat. Kehadirannya yang sudah sekian lama semakin meyakinkan

investor untuk menjadikannya sebagai indeks acuan.17

Saham syariah yang menjadi konstituen JII terdiri dari 30 saham

yang merupakan saham-saham syariah paling likuid dan memiliki

kapitalisasi pasar yang besar.Bursa Efek Indonesia

melakukan review JII setiap 6 bulan, yang disesuaikan dengan periode penerbitan Daftar Efek Syariah (DES) oleh OJK. Setelah dilakukan

penyeleksian saham syariah oleh OJK yang dituangkan ke dalam DES,

BEI melakukan proses seleksi lanjutan yang didasarkan kepada kinerja

perdagangannya.

Adapun proses seleksi JII berdasarkan kinerja perdagangan saham

syariah yang dilakukan oleh BEI adalah sebagai berikut:

a. Saham-saham yang dipilih adalah saham-saham syariah yang

termasuk ke dalam DES yang diterbitkan oleh OJK

b. Dari saham-saham syariah tersebut kemudian dipilih 60 saham

berdasarkan urutan kapitalisasi terbesar selama 1 tahun terakhir

17Bursa Efek Indonesia, “Kinerja Indeks Syariah di BEI”,

(37)

Dari 60 saham yang mempunyai kapitalisasi terbesar tersebut,

kemudian dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas yaitu urutan

nilai transaksi terbesar di pasar reguler selama 1 tahun terakhir.18

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Studi mengenai pengaruh Price to book value (PBV) dan laverage operation (Lo) umumnya menaruh perhatian pada tingkat perubahan harga saham, namun sangat jarang untuk menaruh perhatian pada

keduanya atas return yang diharapkan seorang investor bursa efek

ketika melakukan investasi, sehingga daripadanya investor memperoleh

keuntungan secepatnya atau setidaknya Return on Investment (ROI) dapat dicapai dan menghindari terjadinya kerugian yang besar ketika

berinvestasi.

Berikut ini penelitian terdahulu yang diuraikan secara ringkas:

a. Soin Lee & Song-Bum Park dari Korea Aerospace University

dalam penelitiannya yang berjudul “A study on the Assosiation between Operating Laverage and Risk : The case of the Airline Industry” memberikan penjelasan bahwa laverage operation

memberi pengaruh tidak signifikan terhadap perubahan profit

yang yang akan didapatkan nantinya, juga pada Earning Per Share (EPS) seiring dengan industri penerbangan yang membutuhkan biaya operasional tinggi karena memang

18PT. Bursa Efek Indonesia, “

Jakarta Islamic Index (JII)”, dalam

(38)

termasuk industri infrastruktur. Di sisi lain, antara laverage operation dan return ataupun leverage operation dengan nilai buku saham perusahaan memiliki hubungan yang positif yang

tidak signifikan.

b. Wulandari dengan penelitian yang berjudul ”Analisis Fundamental terhadap Harga Saham Industri Pertambangan dan Pertanian di BEI” menunjukkan bahwa Uji t menunjukkan bahwa ISG berada dibawah 0.025 sehingga dapat dikatakan

bahwa semua variabel independent termasuk didalamnya Price to book value (PBV) secara individu berpengaruh terhadap harga saham pada kedua industri terutama setelah dilakukan uji

Anova atauFtest menunjukkan Fhitung dengan tingkat signifikansi

0.00, maka model regresi bisa digunakan untuk memprediksi

harga saham yang kelak akan jadi pertimbangan investor untuk

memprediksi keuntungan yang didapatkan kelak.

c. Stella, STIE Trisakti, 2009. Dalam penelitiannya yang berjudul

Pengaruh Price to Earnings Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, dan Price to book value terhadap Harga Pasar Saham.” Menunjukkan bahwa PBV terhadap harga saham memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham

(39)

d. Najmiyah, Edy Sujana, Ni Kadek Sinarwati, Universitas

Pendidikan Ganesha, 2014. Dalam penelitiannya yang berjudul

Pengaruh Price to book value (PBV), Price Earning Ratio (PER), dan Debt to Equity ratio (DER) Terhadap Return Saham pada Industri Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2013” menunjukkan bahwa

secara parsial dapat diketahui bahwa variabel price to book value (PBV) terhadap return saham menunjukkan bahwa kedua variabel ini tidak memiliki hubungan yang signifikan yang

ditujukan oleh sig-nya yang lebih besar 0,05 yaitu 0,88 dan nilai

thitung lebih besar dari ttabel yaitu 2,039 > 1,764 sehingga dapat

menunjukkan bahwa price to book value (PBV) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham perusahaan

industri real estate yang terdaftar di BEI periode 2009 – 2013.

e. Febriyanno Suryana dari Universitas Pendidikan Indonesia

“YPTK” Padang, dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Debt Equity Ratio (DER), Growth, Net Profit Margin dan Price to book value terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia” berpendapat bahwa price to book value (PBV) berpengaruh terhadap return saham, sedangkan

(40)

Penelitian terdahulu yang membahas tentang pengaruh sistem

[image:40.595.148.540.222.759.2]

fraksiharga terhadap likuiditas sahamditunjukkan secara ringkas pada

tabel 2.1

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti (Tahun)

Judul Variabel Metode

Analisis

Hasil 1 Soin Lee

&Song-Bum Park (2013)

A Study on the Assosiation between Operating Laverage and Risk : The case of the Airlines Industries

Laverage operationda n risk-return

Paired t-test adanya pengaruh positif antara

laverage operation

dengan

return dan antara

laverage operation

dengan Book value. 2 Stella (2009) Pengaruh Price

to Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, dan

Price Book Valueterhadap harga saham

Price to book value

Paired t-test Price to book valueberpen garuh negatif signifikan terhadap harga saham, investasi suatu saham aman jika tingkat PBV rendah. 3 Wulandari

(2009) Analisis Fundamental terhadap Harga Saham Industri Pertambangan dan Pertanian di BEI” Price to book value

Paired t-test Price to book valuememili ki pengaruh positif terhadap harga saham perusahaan sektor pertambanga n dan pertanian. 4 Najmiyah,

Edy Sujana, Ni Kadek

Pengaruh

Price to book value (PBV),

Price to book value,

Return

(41)

Sinarwati. Price Earning Ratio (PER), dan Debt to Equity ratio (DER) Terhadap Return Saham pada Industri Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009

– 2013

Saham parsial tidak

memiliki pengaruh secara signifikan terhadap return saham perusahaan sektor real estate dan property.

5 Febriyanno Suryana (2014)

Hubungan

Debt to Equity Ratio,

Growth, Net Profit Margin,

dan Price to book value Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Price to book value, Return Saham.

(42)

C. Kerangka Konseptual

Berdasarkan kajian pustaka dan hasil dari penelitian terdahulu serta

permasalahan yang telah dikemukakan, maka kerangka konseptual dari

[image:42.595.155.509.223.724.2]

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.2 Skema Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, kajian pustaka dan penelitian

terdahulu maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Ho1 : Tidak terdapat pengaruh secara simultan price to book value

(PBV) maupun laverage operation terhadap return emiten pada JII

H02 : Tidak terdapat pengaruh secara Parsial atas laverage

operation terhadap return emiten pada JII

H03 : Tidak terdapat pengaruh secara parsial atas price to book value terhadap return emiten pada JII

H1 : Terdapat pengaruh secara parsial jika menggunakan price to Price to Book

Value (PBV) Laverage operation

(43)

book value untuk menilai return emiten bursa efek syariah JII.

H2 : Terdapat pengaruh secara parsial jika menggunakan

laverage operation untuk menilai return emiten bursa efek syariah JII

H3 : Terdapat pengaruh secara simultan jika menggunakan kedua

variabel untuk menilai return emiten bursa efek syariah JII.

Dan dari keempat hipotesis yang ada, jika ditinjau atas penelitian

sebelumnya dan landasan teori, maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis akan mengerucut pada dua hal yaitu :

H1 : Terdapat pengaruh secara parsial jika menggunakan price to book value untuk menilai return emiten bursa efek syariah JII.

H3 : Terdapat pengaruh secara simultan jika menggunakan kedua

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif regresif.

Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dengan

cara menganalisis dan menafsirkan variabel-variabel yang diteliti.

Adapun yang akan dideskripsikan pada penelitian ini adalah fenomena

yang menunjukkan kenaikan return saham syariah Jakarta Islamic Index

jika ditinjau menggunakan Price to book value dan laverage operation. Sedangkan, penelitian regresional dimaksudkan untuk menghubungkan

serta mengukur pengaruh kedua variabel atas satu va riabel lain yaitu;

price to book value dan laverage operation terhadap kenaikan return

saham yang tergabung di Jakarta Islamic Index (JII).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk

menjawab rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya.

Pemilihan pendekatan ini berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu;

variabel penelitian dapat teridentifikasi, hubungan antara variabel yang

dapat diukur dan kesesuaian dengan rumusan masalah dengan

menganalisis data statistik. Dalam pendekatan ini penelitian lebih

ditekankan pada pengujian hipotesis dengan data terukur untuk

(45)

B. Waktu dan Tempat Penelitian.

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan observasi

langsung kepada IDX Indonesia Stock Exchange Bursa Efek Indonesia

yang ada di Surabaya, juga melalui media perantara seperti literatur

yang berhubungan dengan penelitian ini, karangan ilmiah, serta sumber

lain yang berhubungan dengan penelitian. Adapun penelitian ini mulai

dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2016.

C. Populasi dan Sample Penelitian

Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian.1

Menurut Sukardi,

“Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang,

peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam suatu tempat dan

secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu

penelitian”.2

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di

Jakarta Islamic Index (JII). Sample penelitian ini mengambil seluruh perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Syariah Jakarta Islamic Index yang berjumlah 30 perusahaan Go-public yakni dengan menggunakan sampling jenuh, dimana teknik ini dilakukan dengan

1

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), 106.

2

(46)

mengambil seluruh sampel sebab jumlah anggota populasi relative

kecil.3

D. Variabel Penelitian

Variabel X yang digunakan dalam penelitian ini adalah Price to book value (PBV), Degree of Operational Laverage (DOL). Sedangkan variabel Y-nya adalah Return. Return adalah rata-rata tertimbang dari tingkat pengembalian (dividen/bunga) yang diharapkan dari

masing-masing aktiva di dalam portofolio investasi (yield) dengan proporsi dana yang diinvestasikan pada saham tersebut. Pada penelitian ini,

return on portofolio akan diukur dengan menggunakan degree of laverage operation dan price to book value.

Penelitian ini menggunakan dua variabel karena penelitian ini

bersifat korelatif, yaitu price to book value dan laverage operation

merupakan variabel bebas dan return emiten yang merupakan varabel terikat. Di mana return merupakan tolok ukur bagi price to book value

dan laverage operation, yang diharapkan akan berpengaruh terhadap

return emiten Jakarta Islamic Index.

3Suharsimi Arikunto.”Prosedur Penelitian: suatu endekatan praktik”

(47)

E. Definisi Operational

1. Price to book value

Price to book value adalah nilai yang perbandingan antara nilai buku dengan harga pasar saham perusahaan.

=

CP = Current Price (Harga Pasar)

BV = Book Value (Nilai Buku) 2. Laverage operation

laverage operation adalah laverage yang timbul pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang memiliki biaya-biaya operasi

tetap maupun variabel yang diperlukan guna memaksimalkan produksi

untuk meningkatkan profitabilitas atas penjualan produk perusahaan.

3. Return

Return sendiri adalah tingkat return yang diantisipasi seorang investor dari investasi yang dilakukannya sebagai kompensasi atas

biaya kesempatan (opportunity cost) dan resiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi di masa yang akan datang. Semakin

besar return yang akan didapat dari sebuah investasi berbanding sama

dengan besarnya resiko yang akan dihadapi.

PBV

CP

(48)
[image:48.595.141.517.141.533.2]

Tabel 3.1 Variabel penelitian Variabel Definisi Operational

Return(Y) Hasil keputusanyang didapat seorang emiten (buy, sell, or hold) atas investasinya pada perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index

Price to Book Value (X1)

Perubahan keputusan emiten jika melihat harga suatu saham jika dianalisis melalui selisih harga pasar (Market Price) dengan harga buku (Book Value) Laverage Operation

(X2)

Perubahan keputusan emiten atas suatu saham jika dianalisis melalui laporan keuangan atas maksimalisasi penggunaan modal untuk operational

(turn over atau pembelian asset baru) untuk memaksimalkan pangsa pasar.

Tiga variabel di atas merupakan indikator yang digunakan peneliti

dalam melakukan penelitian tentang “Pengaruh Price to Book Value

dan Laverage Operation Terhadap Return Emiten Saham Syariah

Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2011 –2014”

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum penelitian dilakukan maka langkah utama adalah

melakukan uji coba instrumen penelitian uji coba dari butir – butir

instrumen pada ketiga variabel dimaksudkan untuk menguji keabsahan

dan kehandalan butir – butir instrumen yang digunakan dalam

penelitian. Untuk itu, hasil uji coba harus dicari validitas dan

reliabilitasnya.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan suatu instrumen. Menurut Sugiyono, validitas instrumen diuji

(49)

membandingkan rhitung dengan rtabel pada taraf = 0,05. Jika hasil

hitungan menunjukkan rhitung> rtabel maka butir instrumen dianggap

valid. Namun, jika rhitung< rtabel maka butir instrumen akan dianggap

invalid, sehingga instrument tidak dapat digunakan.

Selanjutnya dalam memmberikan interpretasi terhadapkoefisian

korelasi, maka item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium

(skor total) serta korelasinya tinggi, munjukkan bahwa item tersebut

mempunyai validitas yang tinggi juga. Biasanya syarat minimum unutk

dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi, jika korelasi

anatara butir dalam skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam

instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Reliabilitas adalah suatu anga indeks yang menunjukkan suatu

konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.

Uji ini digunakan untuk menguji seberapa konsisten satu atau

seperangkat pengukuran mengukur suatu konsep yang diukur. Alat ukur

memiliki aspek homogenitas dimaksud bahwa alat ukur haruslah

memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya, hal ini dapat berguna

dalam menentukan alat ukur tersebut.4

Namun dikarenakan seluruh sampel yang akan diambil peneliti

berupa data sekunder yang didapat dari pihak lain, yaitu : PT IDX

Bursa Efek Surabaya tanpa menggunakan proses wawancara, angket

4 M. Burhan Bungin,”

(50)

ataupun langkah observatif lain maka uji validitas ini tidak dipakai

dalam penelitian ini.

G. Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data

sekunder, yaitu data yang dikumpulkan oleh pihak lain. Sumberdata

dalam penelitian ini diperoleh dari laporan transaksi laporan keuangan

perusahaan yang tergabung dalam Bursa Efek Syariah Jakarta Islamic

Index (JII) pada tahun 2011 – 2014, price to book value, penjualan, persediaan, dan biaya variabel lainnya yang bersumber dari Bursa Efek

Indonesia melalui http://www.idx.co.id ataupun kantor IDX yang

berada di Jln Basuki Rahmat Surabaya.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini

menggunakan dua metode yaitu:

1. Metode studi kepustakaan, yaitu mempelajari literatur-literatur

dan karya ilmiah yang digunakan untuk memahami fenomena

permasalahan yang ada, serta untuk mendapatkan alternatif

pemecahannya.

2. Metode dokumentasi, yaitu data diperoleh dengan cara

mengumpulkan dokumen atau laporan yang bersumber dari

perusahaan atau pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian.

(51)

dan kunjungan ke kantor IDX Bursa Efek Indonesia yang berada

di Jln Basuki Rahmat – Surabaya, dimana berguna untuk

mempermudah dalam mengumpulkan data dari Bursa Efek

Indonesia. Data tersebut diperlukan untuk analisis dengan

meneliti perbedaan variabel yang berkaitan dengan likuiditas

saham.

I. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab ketiga hipotesis yang telah dirumuskan, maka

dilakukan analisis data berupa analisis deskriptif dan uji statistik regresi

linear ganda. Mengenai penjelasan masing-masing analisis data adalah

sebagai berikut :

1. Analisis deskriptif

Uji statistik dasar untuk menentukan deskriptif data

mengenai price to book value, laverage operation, dan

returndalam bentuk frekuensi dan dan prosentase.

2. Uji statistik regresi linear ganda

Analisis regresi ganda Y = a + bx + cx

Langkah 1 : membuat tabel kerja produk moment

Langkah 2 : menentukan rumus a

Langkah 3 : menentukan rumus b dan c

Maka didapat atas hal tersebut, rumus berikut :

(52)

Dimana :

Y = Return

X1 = Price to book value

X2 = Laverage operation = intersep

(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan go public yang terdaftar

menjadi anggota Jakarta Islamic Index (JII) selama juni 2011 – juni

2014, yang diseleksi berdasarkan kriteria kriteria penngambilan sampel

yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Dari sumber yang ada

maka peneliti lampirkan data mengenai PBV yang terjadi selama 2011

[image:53.595.146.534.281.721.2]

– 2014 :

Tabel 4.1 Data Price to Book Value Tahun 2011 - 20121

NO KODE

PT

TAHUN 2011 TAHUN 2012

PBV ratio

PBV

ratio PBV PBV PBV PBV

1 AALI 2.86 3.35 4.21 3.85 4.03 3.31

2 ADRO 2.34 1.00 2.40 1.53 1.53 1.70

3 AKRA 1.71 1.95 4.39 3.36 3.90 3.80

4 ANTM 1.37 1.43 1.54 12.39 1.23 0.95

5 ASII 3.65 3.34 3.71 3.44 3.58 4.06

6 ASRI 2.69 2.95 3.13 2.44 2.33 2.49

7 BKSL #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 8 BMTR #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

9 BORN 1.80 1.73 0.00 0.00 0.00 #DIV/0!

10 BSDE 3.62 48.46 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

11 BTEL 1.65 1.49 #DIV/0! #DIV/0! #VALUE! #DIV/0!

12 CPIN 6.83 5.70 6.46 7.81 6.23 7.32

13 ELTY 0.44 4.75 0.50 0.29 0.23 #DIV/0!

14 ENRG 1.37 1.03 1.17 10.01 6.70 4,876.45

15 EXCL #DIV/0! #DIV/0! 3.24 3.72 3.82 3,07

16 HRUM 6.16 5.21 5.38 4.06 3.83 3.72

17 ICBP 2.80 2.83 2.80 3.07 3.06 3.40

1

(54)

18 INCO 1.76 1.80 1.89 1.57 1.71 1.35

19 INDF #DIV/0! #DIV/0! 1.29 1.33 1.49 1.52

20 INDY #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

21 INTP 3.78 2.88 3.89 3.88 4.03 4.18

22 ITMG 4.97 4.04 4.08 3.98 4.75 4.68

23 JPFA 2.42 1.66 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

24 JSMR #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4.21 3.77

25 KLBF 1.09 1.06 1.04 1.19 1.39 1.46

26 KRAS 1.20 1.28 1.30 1.16 #DIV/0! #DIV/0!

27 LPKR 3.15 3.20 3.68 3.98 4.14 3.98

28 LSIP 2.57 2.63 3.20 3.15 2.73 2.50

29 MAPI #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 30 MNCN #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 31 MPPA #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

32 PGAS #DIV/0! #DIV/0! 4.26 4.57 4.81 4.74

33 PTBA 5.88 4.90 5.23 4.22 4.41 #DIV/0!

34 PWON #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

35 SIMP #DIV/0! #DIV/0! 1.41 1.34 1.29 1.13

36 SMCB 1.76 1.99 2.07 2.09 2.76 2.57

37 SMGR #DIV/0! #DIV/0! 4.65 4.54 5.34 5.18

38 SMRA #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

39 TINS 1.95 1.83 1.95 1.56 1.73 1.70

40 TLKM 1.41 1.25 1.17 1.52 1.62 1.46

41 TRAM 4.99 6.37 5.85 5.41 47.98 8.30

42 UNTR 8.04 9.32 11.09 6.91 6.64 5.94

43 UNVR 3.09 3.90 3.15 4.66 3.89 4.01

44 WIKA #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Tabel 4.2 Data Price to Book Value Tahun 2013 - 2014

NO KODE

PT

TAHUN 2013 TAHUN 2014

PBV PBV PBV PBV PBV PBV

1 AALI 3.00 3.33 3.31 3.85 3.70 4.02

2 ADRO 1.38 8.95 9.17 10.91 9.42 11.35

3 AKRA 4.41 4.14 2.89 3.17 3.50 2.99

4 ANTM 0.98 7.48 1.06 7.57 #DIV/0! #DIV/0!

5 ASII 3.41 4.24 2.65 2.59 2.43 2.61

6 ASRI 0.00 2.84 2.22 1.58 2.07 1.50

7 BKSL 1.98 1.07 0.91 7.16 #DIV/0! #DIV/0!

(55)

9 BORN #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

10 BSDE 1.91 2.11 2.46 2.99 #DIV/0! #DIV/0!

11 BTEL #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

12 CPIN 9.31 9.43 5.79 5.56 6.17 5.92

13 ELTY #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

14 ENRG 5.79 5.81 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

15 EXCL 2.86 2.75 2.38 2.90 2.59 3.33

16 HRUM 2.99 2.14 1.84 1.88 1.45 1.63

17 ICBP 4.40 5.79 #DIV/0! 4.48 4.19 4.23

18 INCO 1.33 1.16 12.82 1.54 #DIV/0! #DIV/0!

19 INDF 1.86 1.88 1.60 1.51 1.63 1.48

20 INDY 6.12 4.02 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

21 INTP 4.17 4.46 3.07 3.20 3.30 3.20

22 ITMG 4.44 3.33 2.69 2.99 2.95 1.83

23 JPFA #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

24 JSMR 3.96 4.10 3.39 2.95 3.81 3.65

25 KLBF 1.61 1.96 1.51 1.49 1.65 1.93

26 KRAS #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

27 LPKR 5.12 5.74 4.54 2.93 3.28 2.77

28 LSIP 2.06 1.95 1.38 1.99 2.21 2.33

29 MAPI 6.74 5.17 4.40 3.76 4.22 9.20

30 MNCN 5.09 5.74 4.90 4.73 4.54 4.08

31 MPPA #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4.32 6.73

32 PGAS 5.50 6.02 5.04 3.98 5.04 0.05

33 PTBA 3.69 4.90 4.40 3.11 #DIV/0! #DIV/0!

34 PWON #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 3.74 3.51 35 SIMP #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 36 SMCB #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

37 SMGR 5.41 5.46 3.89 3.85 4.55 4.03

38 SMRA #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 3.12 3.21 39 TINS #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

40 TLKM 1.05 1.36 1.40 1.26 #DIV/0! #DIV/0!

41 TRAM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

42 UNTR 5.42 5.45 4.69 5.19 5.49 6.00

43 UNVR 3.22 5.53 4.17 4.66 3.97 5.23

(56)

Tabel 4.3 Data Degree of Laverage Oper

Gambar

tabel 2.1 Tabel 2.1
Gambar 2.2 Skema Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Variabel penelitian
Tabel 4.1 Data Price to Book Value Tahun 2011 - 20121
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa market value added , price earning ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan, dan economic value added

signifikan antara faktor fundamendal yang terdiri dari Current Ratio, Total Assets Turnover, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, dan Price to Book Value terhadap

1) Variabel independen Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV) secara simultan berpengaruh signifikan

Rasio keuangan yang diuji adalah Price earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Market Value Added (MVA).. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal yang

Price Book Value, Earning Per Share, dan Current Ratio terhadap Return Saham Syariah (Studi Kasus Sub-sektor Proprty dan Real Estate yang masuk dalam Perhitungan

Hasil penelitian menunjukkan Return Saham, Price Book Value dan Return on Assets secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Devidend Payout Ratio perusahaan

Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh variabel independen price earning ratio (PER), book value ( BV ), debt to equity ratio ( DER ), return

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Debt to Equity Ratio secara simultan juga parsial terhadap Stock Price pada perusahaan