PENGARUH
PRICE TO BOOK VALUE
DAN
LAVERAGE
OPERATION
TERHADAP
RETURN
SAHAM EMITEN SAHAM
SYARIAH DI
JAKARTA ISLAMIC INDEX
(JII) TAHUN
2011
–
2014
SKRIPSI
Oleh:
TRISNANDA HILMI RASHID
NIM. C04211047
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
PENGARUH
PRICE TO BOOK VALUE
DAN
LAVERAGE
OPERATION
TERHADAP
RETURN EMITEN
SAHAM
SYARIAH DI
JAKARTA ISLAMIC INDEX
(JII) TAHUN 2011 -
2014
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Ilmu Ekonomi Syariah
Oleh :
TRISNANDA HILMI RASHID NIM : C04211047
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi Ekonomi Syariah
Surabaya
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Price to Book Value dan Laverage
Operation Terhadap Return Emiten Saham Syariah di Jakarta Islamic
Index pada Tahun 2011 – 2014” ini merupakan hasil penelitian kuantitatif yang bertujuan menjawab tentang apakah Price to book value dan laverage operation berpengaruh baik secara simultan maupun parsial terhadap return
Emiten saham syariah.
Metodologi penelitian yng digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian regresif deskriptif yang kemudian diverifikasi berdasarkan teori. Sampel dalam penelitian ini kurang lebih 30 perusahaan yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index (JII) selama tahun 2011 – 2014 yang selanjutnya diseleksi berdasarkan kelengkapan data yang kami dapat dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik analis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji ANOVA dan t (parsial) untuk menguji pengaruh kedua variable diatas baik secara simultan maupun parsial selama tahun 2011 – 2014.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa : (1) Pada Tahun 2011, terdapat pengaruh secara positif signifikan atas Price to book value secara parsial dan bersama laverage operation memberikan pengaruh secara simultan terhadap return emiten saham syariah. (2) Pada Tahun 2012, 2013 dan 2014, tidak terdapat pengaruh atas kedua variabel terhadap return saham emiten syariah baik secara simultan maupun parsial.
Tidak adanya pengaruh price to book value dan laverage operation pada ketiga tahun tersebut dapat disebabkan oleh berbagai macam hal yang terjadi diluar kendali pasar seperti kondisi ekonomi yang tidak stabil, infasi dsb. Untuk itu, emiten pasar modal tidak boleh hanya mencukupkan kedua variabel saja dalam menentukan strategi terbaik untuk memperoleh keputusan yang tepat investasinya. Misalnya, pertama, analisa Ekonomi terutama yang bersifat makro karena pasar modal mencerminkan apa yang terjadi pada perekonomian makro yang diambil pemerintah. Kedua, analisa Industri, sebab setiap sektor perusahaan memiliki resiko dan return yang berbeda, namun saat mengambil fakta historis sektoral suatu industri investor akan lebih aman dalam berinvestasi.
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TRANSLITERASI ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang ...1
B. Rumusan Masalah ...9
C. Tujuan Penelitian ...9
D. Kegunaan Penelitian ...10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...12
A. LANDASAN TEORI ...12
1. Investasi ...12
2. Price to Book Value (PBV) ...18
3. Laverage Operation ...21
4. Jakarta Islamic Index (JII) ...24
B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ...27
C. Kerangka Konseptual ...32
D. Hipotesis ...32
BAB III METODE PENELITIAN ...34
A. Jenis Penelitian ...34
B. Waktu dan Tempat Penelitian ...35
D. Variabel Penelitian ...36
E. Definisi Operasional ...36
F. Uji Validitas dan reliabilitas ...38
G. Data dan Sumber Data ...40
H. Teknik Pengumpulan Data...40
I. Teknik Analisis Data ...41
BAB IV HASIL PENELITIAN ...43
A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ...43
B. Analisis Data ...49
1. Uji Normalitas ...49
2. Uji Multikolineritas ...59
3. Uji Heterokedastisitas ...62
4. Analisis Regresi Linear Berganda ...64
5. Analisis Korelasi Ganda (R) ...69
6. Analisis Determinasi ...72
7. Uji F Simultan ...74
8. Uji T Parsial ...76
9. Uji Hipotesis ...79
BAB V PEMBAHASAN ...81
A. Pengaruh Laverage Operation Terhadap Return Saham Jakarta Islamic Index peride 2011 - 2014 ...81
B. Pengaruh Price to Book Value Terhadap Return Saham Jakarta Islamic Index peride 2011 - 2014 ...82
C. Pengaruh Secara Simultan Price to Book Value dan Laverage Operation Terhadap Return Saham Jakarta Islamic Index periode 2011 - 2014 ...84
BAB V PENUTUP ...87
A. Kesimpulan ...87
B. Saran ...87
DAFTAR PUSTAKA ... 88
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 30
3.1 Variabel Penellitian ... 38
4.1 Data Price to Book Value Tahun 2011 - 2012 ... 43
4.2 Data Price to Book Value Tahun 2013 – 2014 ... 44
4.3 Data Degree of Laverage Operation 2011 – 2014 ... 45
4.4 Data Return Emiten Tahun 2011 – 2014 ... 46
4.5 Tabel uji Normalitas 2011 ... 50
4.6 Tabel uji Normalitas 2012 ... 52
4.7 Tabel uji Normalitas 2013 ... 54
4.8 Tabel uji Normalitas 2014 ... 57
4.9 Tabel Uji Multikolineritas 2011 ... 59
4.10 Tabel Uji Multikolineritas 2012 ... 60
4.11 Tabel Uji Multikolineritas 2013 ... 61
4.12 Tabel Uji Multikolineritas 2014 ... 61
4.13 Tabel Uji Heterokedastisitas 2011 ... 62
4.14 Tabel Uji Heterokedastisitas 2012 ... 63
4.15 Tabel Uji Heterokedastisitas 2013 ... 63
4.16 Tabel Uji Heterokedastisitas 2014 ... 64
4.17 Tabel Analisis Regresi Linier Berganda 2011 ... 65
4.18 Tabel Analisis Regresi Linier Berganda 2012 ... 66
4.19 Tabel Analisis Regresi Linier Berganda 2013 ... 67
4.20 Tabel Analisis Regresi Linier Berganda 2014 ... 68
4.21 Tabel Analisis Korelasi Ganda 2011... 69
4.22 Tabel Analisis Korelasi Ganda 2012... 70
4.23 Tabel Analisis Korelasi Ganda 2013... 71
4.24 Tabel Analisis Korelasi Ganda 2014... 71
4.25 Tabel Analisis Determinasi 2011 ... 72
4.27 Tabel Analisis Determinasi 2013 ... 73
4.28 Tabel Analisis Determinasi 2014 ... 73
4.29 Tabel Uji F (Simultan) 2011 ... 74
4.30 Tabel Uji F (Simultan) 2012 ... 74
4.31 Tabel Uji F (Simultan) 2013 ... 74
4.32 Tabel Uji F (Simultan) 2014 ... 75
4.33 Tabel Uji T (Parsial) 2011... 76
4.34 Tabel Uji T (Parsial) 2012... 77
4.41 Tabel Uji T (Parsial) 2013... 77
4.42 Tabel Uji T (Parsial) 2014... 78
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa yang akan datang. Seorang investor membeli
saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan
saham atau hasil dividen di masa yang akan datang.1Istilah investasi
bisa berkaitan dengan berbagai macam hal baik berupa aset riil (tanah,
emas, properti dsb) ataupun aset finansial (deposito, saham, ataupun
obligasi). Namun dalam hal ini, peneliti hanya membatasi penelitian
hanya pada investasi atas aset finansial saja, sebab tujuan utama
perusahaan publik berdiri adalah maksimalisasi kekayaan pemegang
saham (stockholder wealth maximization)2.
Dasar keputusan investor sendiri untuk melakukan investasi
terdiri dari tingkat resiko yang dihadapi dan return yang diharapkan.
Karena memang tujuan investasi adalah mendapatkan keuntungan,
namun semakin besar keuntungan yang diharapkan maka resiko yang
dihadapi juga besar. Untuk mendapatkan return yang diharapkan
(return) maka wajib bagi seorang investor untuk memiliki bahan analisa
1
Eduardus Tandelilin . “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio” (Univesrsitas Gajah Mada.Yogyakarta. 2001) 21.
2
fundamental yang kelak mempengaruhi keputusannya untuk
berinvestasi pada suatu perusahaan publik di pasar bursa efek.3
Berbicara tentang instrumen yang digunakan para investor untuk
mendalami berhasilnya investasi pada bursa saham sangatlah banyak
dan beragam, mulai dari melihat sirkulasi keuangan suatu perusahaan,
kejadian terkini atas perusahaan tersebut, harga ekspektasi yanng
ditawarkan perusahaann atas sahamnya, hingga situasi ekonomi terkini
suatu negara.
Sejak awal penting bagi seorang emiten saham baik konvensional
maupun syariah memahami tujuan utama manajemen perusahaan adalah
maksimalisasi kekayaan pemegang saham yang diterjemahkan menjadi
memaksimalkan harga saham biasa perusahaan. Namun sebaik
manajemen yang berjalan dalam suatu perusahaan terbuka investor
mengharuskan dirinya untuk dapat meramalkan berhasil atau tidaknya
perusahaan sebab harga saham dan return perusahaan mencerminkan penilaian investor terhadap keberhasilan perusahaan di masa depan.
Ketika mengevaluasi posisi dan nilai keseluruhan suatu
perusahaan yang selanjutnya akan mencerminkan return yang akan didapatkan atau resiko yang ia hadapi nantinya, ada beberapa hal yang
dapat dianalisa emiten, yaitu :
a. Modal kerja operasi bersih (Net operation Working Capital), dengan mengevaluasi modal kerja operasi dikurangi utang usaha
3
dan akrual. Modal kerja operasi adalah keseluruhan dana yang
didapat dari investor
b. Degree of operational laverage digunakan untuk mengukur sejauhmana perubahan pendapatan terhadap keuntungan
operational sehingga daripadanya dapat diketahui perubahan laba
operasi akibat perubahan penjualan, dan menentukan keputusan
turn over operational option.
c. Earning Per Share (EPS), besarnya EPS suatu perusahaan dapat diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan ataupun
dengan membagi Earning before interest and tax (EBIT) dengan jumlah saham yang beredar.
d. Price to Book Value, dengan membandingkan harga buku dengan harga pasar untuk mengetahui tingkat mahalnya harga saham dan
lama pengembalian, biasanya digunakan dalam investasi jangka
pendek.
e. Return on Assets, atau biasa disebut persamaan dasar Du Pont teknisnya dengan mengalikan margin laba dengan perputaran
aset.4
Maka dari kelima bahan analisa fundamental yang dapat dikaji
oleh investor untuk meramalkan tingkat resiko dan return atas keputusan investasi yang dilakukan terhadap rentabilitas dan likuiditas
saham suatu perusahaan maka peneliti mengambil dua hal yaitu price to
4
R. Agus Sartono dkk,”Ringkasan Teori Manajemen Keuangan : Edisi 3” (BPFE Universitas Gajah
book value dan degree of operation laverage untuk selanjutnya mengetahui apakah kedua varabiabel ini memiliki pengaruh terhadap
return emiten. Alasan peneliti mengambil kedua variabel ini, price to
book value menurut Rooseberg dkk (1985), menemukan bahwa
saham-saham yang memiliki rasio harga / nilai buku yang rendah akan
menhasilkan return yang secara signifikn lebih tinggi disbanding
saham-saham yang meiliki rasio harga / nilai buku yang tinggi.5
Sedangkan pemilihan degree of operational laverage (DOL) karena variabel ini sangat erat hubungannya dengan rentabilitas perusahaan
yakni kemampuan perusahaan untuk memaksimalkan laba penjualan
dengan memaksimalkan asset operasional yang dimiliki serta erat
hubungannya dengan keberlangsungan jalannya aktivitas investasi suatu
perusahaan dalam jangka panjang.6
Umumnya, Investor memakai Price to book value (PBV) dalam analisa fundamental perusahaan untuk melihat mahal dan murahnya
saham suatu perusahaan. Sedangkan, Laverage operation adalah instrumen analisa saham dengan menganalisis secara mendalam
terhadap optimasi penggunaan dana perusahaan untuk aset operational
perusahaan yang dimaksudkan nantinya dapat meningkatkan
keuntungan potensial bagi pemegang saham sehingga menambah minat
5
Brigham Houston, saham saham yang memiliki rasio harga . . ., 195. 6
Bambang Riyanto.”Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan : Edisi 4” (Universitas Gajah Mada.
dan rasa percaya investor untuk menanamkan modal lebih banyak pada
perusahaan tersebut.7
Penelitian terdahulu mengenai Price to book value (PBV) dan
Laverage operation (Lo) telah banyak dilakukan, Soin Lee dan Sang-bum Park yang memfokuskan pada laverage operation perusahaan penerbangan menemukan bahwa laverage operation memberi pengaruh besar terhadap ratio perubahan profit dan Earning Per Share8 (EPS), dan adanya pengaruh positif tidak signifikan terhadap hubungan
laverage operation dengan return, dan antara laverage operation dan
book to market equity ratio9 sebab perusahaan penerbangan identik dengan biaya operasional yang tinggi guna memenuhi besarnya
kapasitas pasar dan kepekaan terhadap perubahan lingkungan pasar.10
Penelitian ini juga didukung oleh M. Ramana Kumar menyatakan
bahwa laverage operation memberikan nilai positif yang signifikan terhadap return atas dasar korelasinya yang kuat terhadap return on investments (ROI)11 dan profitabilitas perusahaan.12 Namun, Febriyanno Suryana dari Universitas Putra Indonesia Padang, dalam penelitiannya
7Ibid.
8
Earning Per Share adalah laba bersih atau dividen yang akan didapatkan emiten dalam tiap lembar saham setelah hasil penjualan keseluruhan perusahaan dikurangi biaya operasi, bunga dan pajak. 9
Book to market equity ratio adalah perbandingan nilai buku suatu saham dengan nilai pasarnya di pasar modal.Investor menggunakan rasio ini untuk menganalisis besarnya keuntungan dari saham. 10
Soin Lee and Sang-Bum Park “A Study the Assosiation between Operating Laverage and Risk : The Case of Airlines Industries” (Departement Bussines Administration, Korea Aerospace University. Korea. 2014) 124.
11
Return on Investments adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar laba atau dividen yang didapat atas investasi yang telah ditanam pada perusahaan.
12
menemukan bahwa laverage memiliki pengaruh negatif terhadap return saham dikarenakan Debt Equity Ratio (DER)13 yang terlalu tinggi dapat menurunkan return saham yang akan didapatkan emitendan price to book value memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.14 Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Najmiyah, Edy
sujana, dan Ni Kadek Sinarwati dari Universitas Pendidikan Ganesha
yang melakukan penelitian atas perusahaan industrial real estate
menemukan bahwa secara parsial ditemukan bahwa variabel price to book value (PBV) terhadap return saham menunjukkan bahwa kedua variabel ini tidak memiliki hubungan signifikan atau dengan kata lain,
price to book value tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan industri real estate.15
Ada beberapa hal yang membuat penelitian ini menjadi menarik,
yaitu : Pertama, beberapa bukti empiris terdahulu mengenai laverage operation dan price to book value (PBV) menunjukkan hasil yang berbeda. Kedua, perbedaan bidang perusahaan memberikan efek
keputusan yang berbeda pula di tangan investor, tidak semua
perusahaan dengan operational tinggi menambah minat seorang investor
sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Febriyanno Suryana
13
Debt equity ratio adalah rasio hutang terhadap total aset yang akan menyokong operational perusahaan guna meningkatkan laba / dividen.
14Febriyanno Suryana “
Hubungan Debt Equity Ratio, Growth, Net Profit Margin, dan Price to Book Value Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.” (Universitas Putra Indonesia. Padang. 2014) 14.
15Najmiyah, Edy Sujana, Ni Kadek Sinarwati ”
terhadap perusahaan pada sektor manufaktur karena laverage
memberikan pengaruh negatif seiring bertambahnya debt equity ratio
(DER) untuk membiayai operasional dan aset perusahaan, namun justru
memberikan efek positif yang signifikan pada perusahaan sektor
penerbangan dan alas kaki seiring eratnya hubungan antara laverage
dengan kecepatan memenuhi respons pasar, maksimalisasi produksi,
profitabilitas dan return on investments (ROI). Begitupula jika terhadap
price to book value (PBV), Najmiyah, Edy Sujana, dan Ni Kadek Sinarwati secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
return pada perusahaan real estate dan properti namun berpengaruh
positif terhadap return perusahaan manufaktur.
Dari sekian penelitian sebelumnya semakin menambah minat
untuk mengambil variabel price to book value dan laverage operation
terhadap return, selain memiliki hasil pengaruh yang berbeda baik
positif maupun negatif juga pengaruh yang dihasilkan daripada kedua
variabel terhadap return emiten memiliki pengaruh yang pastinya
berbeda ketika emiten memutuskan untuk berinvestasi pada
saham-saham syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII).
Penelitian ini menguji pengaruh price to book value (PBV) dan
laverage operation pada tahun 2011 – 2014 terhadap return emiten atas keseluruhan perusahaan yang tergabung pada Bursa Efek Syariah
Jakarta Islamic Index (JII). Alasan peneliti menguji pengaruh price too
mengetahui pengaruh kedua variable secara simultan maupun parsial
terhadap return Emiten saham syariah JII terhadap hasil data yang kami
dapatkan selama kurun waktu 2011 – 2014.
Penelitian ini dilakukan pada kelompok saham yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index (JII), karena indeks ini dipandang sebagai modal awal dalam mendirikan pasar modal syariah. Jakarta Islamic Index (JII) digunakan sebagai tolok ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah di Indonesia yang memiliki
tingkat likuiditas rata-rata perdagangan saham yang tinggi.16 Di sisi lain,
Jakarta Islamic Index (JII) juga menjadi alternatif acuan investasi bagi investor yang mengedepankan prinsip syariah dalam berinvestasi.17
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini, menarik diteliti untuk
menguji dan mendapatkan bukti secara empiris bagaimana pengaruh price to book value(PBV) dan laverage operationterhadap return emiten padaJakarta Islamic Index (JII) untuk menemukan simpulan yang tepat bagi pihak yang berkepentingan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat disusun rumusan
masalah penelitian sebagai berikut :
16
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, Edisi Revisi, Cetakan Ke-2, (Jakarta: Kencana, 2008), 55.
17Bursa Efek Indonesia, “Kinerja Indeks Syariah di BEI”,
1. Apakah Price to book value (PBV) dan Laverage operation
berpengaruh secara parsial terhadap Return on Investment pada emiten saham syariah JII pada tahun 2011 – 2014?
2. Apakah Price to book value (PBV) dan Laverage operation
berpengaruh secara simultan terhadap Return on Investment pada emiten saham syariah JII pada tahun 2011 – 2014?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka dapat ditetapkan
tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
a. Menjelaskan pengaruh price to book value dan laverage operation terhadap return emiten secara parsial jika berinvestasi pada sektor saham syariah Jakarta Islamic Index (JII)
b. Menjelaskan pengaruh price to book value dan laverage operation terhadap return emiten secara simultan jika berinvestasi pada sektor saham syariah Jakarta Islamic Index
(JII)
D. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Investor Bursa Efek
1) Sebagai sumber informasi ketika memulai terjun di bursa
2) Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan strategi
ketika telah terjun di pasar modal terhadap sebuah saham
suatu perusahaan yang akan dibeli/jual.
3) Menambah alternative analisa fundamental sehingga bijak
menentukan langkah yang tepat dalam berinvestasi di pasar
bursa.
b. Bagi kampus
1) Penemuan yang didapatkan dari penelitian ini diharapkan
dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan di bidang
teoritis maupun praktis yang berkaitan dengan dunia
manajerial investasi di pasar bursa efek syariah di
Indonesia.
c. Bagi Peneliti
1) Sebagai sarana untuk mengaplikasikan berbagai teori yang
didapatkan selama masa kuliah.
2) Menambah pengalaman dan sarana belajar dalam
memecahkan masalah yang ada di masyarakat sebelum
terjun di dunia kerja yang sebenarnya.
3) Sarana menambah wawasan peneliti terutama yang
berhubungan dengan bidang kajian yang ditekuni selama
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Investasi
Banyak instrumen yang digunakan seorang investor ketika terjun
menjadi emiten sebuah perusahaan go-Public sebagai bahan analisis
fundamental dalam membangun keputusan atas investasinya sehingga
investasinya menghasilkan return yang diharapkan di masa yang akan
datang, yaitu :
a. Net Operating Working Capital (NOWC) dengan cara menganalisa keseluruhan asset lancar dikurangi kewajiban
lancar tanpa bunga
b. Degree of operational laverage digunakan untuk mengukur sejauhmana perubahan pendapatan terhadap keuntungan
operational sehingga daripadanya dapat diketahui perubahan
laba operasi akibat perubahan penjualan, dan menentukan
keputusan turn over operational option.
c. Earning Per Share (EPS), besarnya EPS suatu perusahaan dapat diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan
ataupun dengan membagi Earning before interest and tax
(EBIT) dengan jumlah saham yang beredar.
saham dan lama pengembalian, biasanya digunakan dalam
investasi jangka pendek, dalam hal ini price to book value
termasuk dalam bahan analisis teknikal.
b. Return on Assets, atau biasa disebut persamaan dasar Du Pont teknisnya dengan mengalikan margin laba dengan perputaran
aset.1
Yang selanjutnya peneliti memilih dua variable dari kelima bahan
analisa perusahaan yaitu price to book value dan laverage operation
untuk menilai pengaruhnya terhadap return on investments. Namun disini peneliti akan memaparkan terlebih dahulu tentang investasi.
Investasi adalah sebuah komitmen atas sebuah dana atau sumber
daya lainnya yang dilakukan saat ini untuk memperoleh sejumlah
keuntungan di masa mendatang. Seorang investor membeli ataupun
menjual sejumlah saham saat ini dengan harapan bisa meraih
keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen yang
kelak akan ia dapat di asa mendatang, sebagai imbalan waktu dan resiko
yang terkait dengan investasi tersebut.2
Investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.
Menginvestasikan sejumlah dana pada aset riil (tanah, property, emas,
ataupun mesin) ataupun pada aset finansial (saham, obligasi, future dan
deposito). Pihak pihak yang melakukan investasi disebut investor.
1
Agus Sartono dkk,”Ringkasan Teori Manajemen Keuangan” (BPFE Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 2000). 143 – 180.
2Eduardus Tandelilin “Analisis Invstasi dan Manajemen Portofolio” Univesrsitas Gajah Mada.Yogyakarta.
Investor pada umumnya digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu
investor individual dan institusional. Investasi mempelajari bagaimana
investor mengelola kesejahteraan mereka dalam konteks kesejahteraan
yang bersifat moneter (finansial) yang diwakili dengan pendapatan saat
ini ataupun pendapatan di masa depan.3
Diantara kegiatan investasi, pada dasarnya ada beberapa alasan
mengapa orang melakukan investasi, antara lain :
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa
mendatang
b. Mengurangi tekanan inflasi
c. Dorongan untuk menghemat pajak4
Investasi juga dikenal dalam Islam dan dianjurkan bagi setiap kaum
mukmin sesuai dengan Firman Allah SWT dalamsurat Al-Hasyr ayat 18 yang berbunyi :
ه اوقتا ا ْونمآ ني لا ا يا اي
ْغل ْتم ق ام سْفن ْرظْنتْل
تا
ق
ْو
ه ا
ا
ه
خ
ب ْي
ر
ب
ت ا
ْع
ل
ْو
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”5
Kata
ْغل ْتم ق ام سْفن ْرظْنتْل
dalam hubungannya, Yusuf Qardhawimemberikan penjelasan sebagai berikut :
3
Hartono J. “Pasar Efisien secara Keputusan” PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2005. 7.
4
Ibid,. 4 - 5
5Mujamma’ Al
-Malik Fahd li Thiba’at Al-Mushaf As-Syarif Medinah Munawwarah, Al-Qur’anul
“Kita sekarang hidup pada zaman yang mendasarkan segala sesuatu
pada ilmu pengetahuan. Karena itu, segala persoalan hidup tidak dapat dilakukan tanpa adanya suatu perencanaan. Sebelum mengerjakan sesuatu, seseorang dituntut agar mengadakan studi lapangan, mengadakan perencanaan yang matang, mengadakan perhitungan dan observasi yang akurat sehinngga diharapkan kelak meraih kesuksesan di
kemudian hari.”6
Begitupula dalam dalam firman Allah pada surat an-Nisa’ : 9 yang
berbunyi :
ْم ْيلع ا ْوفاخ افاعض ةي ْم فْلخ ْنم ا ْوكرت ْول نْي لا شْخيْل
ا ْي س ً ْوق ا ْول ْوقيْل ه ا ْوقتيْلف
“Dan, hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.Oleh, sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkanperkataan yang benar.”7
Kalimat
ْم فلخ
نم
اوكرتول
juga membuktikan salah satu tujuan darisebuah investasi itu sendiri, yaitu untuk memberikan kehidupan yang
layak bagi diri maupun keluarga di masa yang akan datang. Sehingga,
dari sini investasi menjadi hal yang diharuskan bagi setiap kaum
mukmin agar keturunan yang ditinggalkannya kelak tidak jatuh kepada
kemiskinan sehingga membahayakan agama dan kehidupannya di
dunia.
Dasar sebuah investasi terdiri dari tiga hal, pertama, Return yang diharapkan, kedua, Resiko yang akan dihadapi dan ketiga, hubungan antara return dan resiko.
6Yusuf Qardhawi, “
Fi Fiqh al-Awlawiyat Dirasat Jadidah fi Dhauw al-Quran wa Sunnah”. (Maktabah Wahbah. Kairo-Mesir. 1415 H). 80.
Resiko
Alasan utama seseorang melakukan investasi adalah untuk
memperoleh keuntungan, sebuah hal yang yang wajar jika seorang
investor menuntut tingkat return tertentu atas dana yang ditanamkannya. Return sendiri adalah tingkat return yang diantisipasi seorang investor dari investasi yang dilakukannya sebagai kompensasi
atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan resiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi di masa yang akan datang.
Namun dalam berinvestasi, disamping patut memperhatikan return,
investor juga harus mempertimbangkan tingkat resiko yang akan
dihadapi. Yaitu, semakin besar return yang diharapkan maka semakin
besar juga resiko yang akan dihadapi. Dalam hal ini, resiko bisa
diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dari return
yang diharapkan, hubungan antara resiko dan return memiliki hubungan
yang searah dan linear.
Gambar 2.1
Hubungan Resiko dan Return8
8
Garis vertikal pada gambar di atas menunjukkan besarnya tingkat
return yang diharapkan dari masing masing jenis aset, sedangkan garis
horisontal menunjukkan seberapa besar resiko yang akan ditanggung
oleh seorang investor. Titik Rf menunjukkan tingkat return bebas resiko
(risk-free rate) yaitu 0. Selanjutnya, obligasi pemerintah terlihat mempunyai resiko yang cenderung lebih rendah dengan return yang
tidak terlalu tinggi. Sedangkan di lain sisi, jika kita berinvestasi pada
kontrak futures, terlihat pada gambar, terlihat bahwa resiko yang akan ditanggung tergolong sebagai resiko yang tinggi, dengan return yang
diharapkan juga tinggi pula. Artinya, semakin tinggi suatu aset
finansial, maka semakin tinggi juga return yang akan didapatkan dari
aset tersebut, demikian sebaliknya.9
Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya, dalam menentukan
saham yang akan dibeli ataupun dijual, investor terlebih dulu
memperhatikan dividen atau earning yang diharapkan di masa yang akan datang. Besarnya dividen ataupun earning ini, sangat erat
hubungannya dengan keadaan ekonomi terutama varabel ekonomi
makro yang mempengaruhi juga perkembangan perusahaan dalam
menghasilkan laba.
Dalam perjalanan investasi, hampir dapat dipastikan investor
melakukan analisa fundamental secara “top-down” untuk menilai prospek perusahaan. Dengan urutan sebagai berikut :
9
a. Analisis ekonomi dan pasar modal, analisa mendalam tentang
variabel makro ekonomi suatu negara seperti tingkat inflasi,
bunga, produk domestik bruto dsb. Tujuan analisa ini bagi
emiten adalah untuk membuat keputusan alokasi
penginvestasian dana di luar ataupun dalam negeri baik dalam
bentuk saham, obligasi ataupun kas.
b. Analisis industri, investor menentukan sektor indutri yang
memiliki prospek menguntungkan dan merugikan bagi
keberlanjutan investasinya.
c. Analisis perusahaan, setelah sektor perusahaan telah terbagi,
maka saatnya investor memilih perusahaan yang mana dari
sektor tersebut yang berprospek baik yang selanjutnya dapat
diketahui melalui kelima faktor yang menjadi instrumen
analisis perusahaan sebelumnya.
2. Price to book value (PBV)
Menurut Eduardus Tandelilin, dalam bukunya tertulis bahwa :
Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu : nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik saham. Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten). Nilai pasar adalah nilai saham yang diperdagangkan di pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar. Sedangkan nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham sebenarnya atau yang seharusnya terjadi.
intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong mahal (overvalued), sehingga investor memutuskan untuk menjual saham tersebut. Sebaliknya, jika nilai pasar saham dibawah nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong murah (undervalued), maka investor pun akan membeli saham tersebut.10
Price to book value (PBV) adalah hasil yang didapat dari perbandingan antara harga saham (Current Price) di pasar dengan nilai buku (Book Value) perusahaan tersebut. PBV juga digunakan untuk mengukur mahal atau murahnya suatu saham. Semakin tinggi PBV,
maka semakin mahal harga sahamnya.11
Book Value (BV) diartikan sebagai total ekuitas dibagi dengan total saham yang beredar (Outstanding Share). Total ekuitas yang dimaksud adalah total asset perusahaan dikurangi dengan total kewajibannya.
Pada perusahaan yang akan melakukan penawaran saham perdana
(Initial Public Offering) seringkali menggunakan Book Value sebagai tolak ukur untuk menilai harga saham. Caranya, dengan
membandingkan harga pasar dengan nilai buku (Book Value) hingga akhirnya diperolehlah Price to book value.
=
CP = Current Price (Harga Pasar) BV = Book Value (Nilai Buku)
10
Eduardus Tandelilin, 183 -184. 11
Brigham Houston. 151.
PBV
CP
Price to book value (PBV) juga menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan. Perusahaan yang
berkapabilitas tinggi umumnya mempunyai PBV di atas 1, yang
menunjukkan nilai pasar lebih tinggi dari nilai bukunya. Semakin tinggi
PBV-nya maka semakin tinggi pula return sahamnya. Semakin tinggi
return saham akan menambah pendapatan perusahaan sehingga
meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen yang
diharapkan para investor yang membeli saham tersebut.
Perusahaan yang dipandang baik oleh investor adalah perusahaan
dengan arus laba dan kas yang aman serta terus mengalami
pertumbuhan, maka arus perusahaan yang aman adalah perusahaan
yang memiliki tingkat Return on Equity (ROE) yang tinggi, inilah yang nantinya menentukan harga saham perusahaan tersebut. Dengan kata
lain, jika perusahaan menerima pengembalian atas aset yang rendah
maka rasio M/B akan relatif lebih rendah dibandingkan rata-rata
perusahaan lain, namun tingkat return on equity (ROE) yang tinggi dapat memberikan resiko terburuk jika diperoleh dari jumlah utang
yang besar atau menunda pertumbuhan perusahaan dengan menahan
biaya penelitian dan pengembangan.
Pengembalian atas ekuitas (ROE) bergantung pada Return on Asset
(ROA) dan penggunaan laverage finansial
ROE = ROA x multiplier ekuitas
=
ℎ�
�
�3. Laverage Operation
Laverage dalam pengertian bisnis mengacu pada penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan dimana dalam penggunaan aset dan
dana perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap atau beban tetap.
Penggunaan asset ataupun modal tersebut digunakan memaksimalkan
produksi perusahaan di masa yang akan datang sehingga keuntungan
potensial dapat meningkat terutama bagi para investor pemegang saham
perusahaan tersebut.12 Dari pengertian di atas, maka laverage terbagi
menjadi dua yaitu, laverage operation dan laverage keuangan (financial laverage).13
Namun disini peneliti tidak akan membahas panjang lebar tentang
laverage keuangan (laverage financial), tetapi hanya membatasi pada
laverage operation, yang mana secara definitif laverage operation
adalah laverage yang timbul pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang memiliki biaya-biaya operasi tetap maupun variabel tidak tetap.
Biaya tersebut bisa meliputi : biaya sewa/penyusutan gedung, biaya
asuransi, biaya gaji karyawan, perawatan alat produksi, dan berbagai
12Bambang Riyanto.”
Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan ” (Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 1997). 17.
13
biaya lain atas fasilitas yang dipakai perusahaan untuk operasional dan
biaya menejemen.
Dalam jangka panjang semua biaya yang bersifat variable artinya
dapat berubah sesuai dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Oleh
karena itu, dalam analisis ini diasumsikan dalam jangka pendek. Biaya
operasi tetap dikeluarkan agar dapat mendongkrak volume penjualan
sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada
seluruh biaya operasi yang dikeluarkan.
Penambahan suatu alat produksi guna meningkatkan profitabilitas
suatu perusahaan juga memiliki beberapa dampak yaitu; perubahan
volume penjualan yang kelak dapat menghasilkan laba atau rugi operasi
yang lebih besar dari proporsi yang telah ditetapkan sebelumnya dan
akan terlihatnya pengaruh penjualan terhadap laba operasi atau laba
sebelum bunga dan pajak yang diperoleh, dalam kegiatan perusahaan
hal ini disebut rentabilitas perusahaan.14 Bagi perusahaan, masalah
rentabilitas sangatlah penting daripada masalah laba sebab laba yang
besar tiidak dapat menjadi ukuran efisiensi perusahaan tersebut. Untuk
mengetahui seberapa besar perusahaan dikatakan efisien adalah dengan
mambandingkan laba yang diperoleh itu dengan kekayaan atau aset
operasional yang menghasilkan laba tersebut.
Untuk menentukan seberapa besar asset yang dimiliki perusahaan
berpengaruh terhadap profitabilitas penjualannya adalah dengan dua
14
hal, yaitu menghitung Degree of Operational Laverage (DOL) dan meninjau factor rentabilitas perusahaan (Earning Power).
a. Degree of operational laverage (DOL)
Degree of operational laverage digunakan untuk mengukur sejauhmana perubahan pendapatan terhadap
keuntungan operational sehingga daripadanya dapat diketahui
perubahan laba operasi akibat perubahan penjualan, dan
menentukan keputusan turn over operational option. Degree of operational laverage dihitung dengan menggunakan rumus :
% ℎ ����
% ℎ �
b. Faktor-faktor yang dapat meninggikan tingkat rentabilitas
suatu perusahaan (earning power) ditentukan oleh dua hal : 1. Profit margin, yaitu perbandingan antara net operating
income (harga pokok penjualan + biaya administrasi +
biaya penjualan + biaya umum) dengan net sales.
� � � = et � erati g I c e x %
2. Turnover of operating assets (tingkat perputaran aktiva usaha), yaitu kecepatan berputarnya operating assets(persediaan)dalam suatu periode tertentu. Cara mengetahuinya adalah dengan membagi net sales dengan
operating assets15
15
� � = � �
Atau dengan secara sederhana diperoleh sebagai berikut :
Profit margin x Operating Turnover =
earningpower
� % x =
� %
3. Jakarta Islamic Index (JII)
Pasar modal syariah mengalami perkembangan yang pesat. Dana
yang dimiliki oleh umat Islam atau pelaku pasar muslim di bursa efek di
seluruh dunia mencapai 1,3 triliun dolar AS. Adapun dana yang
terhimpun di pasar keuangan Islam di seluruh dunia diperkirakan
sebesar 230 miliar dolar AS, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata
12%-15% pertahun. Fakta tersebut menunjukkan beberapa hal, yaitu
pertama potensi dana yang dimiliki oleh umat Islam sangat besar.
Kedua, potensi sumber daya manusia (investor) yang tertarik untuk
berinvestasi dengan menerapkan prinsip syariah juga sangat
besar.Ketiga, pertumbuhan pasar keuangan syariah sangat tinggi,
dimana hal ini juga didorong oleh pembentukan berbagai macam
lembaga keuangan tingkat internasional.Melihat kondisi potensial ini
sejarah baru dengan dikeluarkannya indeks syariah yaitu Jakarta Islamic Index (JII).16
Jakarta Islamic Index (JII) pertama kali diluncurkan oleh Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan PT Danareksa Investment Management pada tanggal 3 Juli 2000. Meskipun demikian, agar dapat menghasilkan data historikal yang lebih panjang, hari dasar yang
digunakan untuk menghitung JII adalah tanggal 2 Januari 1995 dengan
angka indeks dasar sebesar 100. Metodologi perhitungan JII sama
dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu
berdasarkan Market Value Weigthed Average Index dengan menggunakan formula Laspeyres.
Tujuan berdiri JII sendiri adalah :
a. meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi
pada saham yang berbasis syariah.
b. memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah
Islam untuk melakukan investasi di bursa efek.
c. Mendukung transparansi dan akuntabilitas saham berbasis
syariah di Indonesia
d. Pemandu bagi investor yang ingin menanamkan dananya
secara shar’ie tanpa takut tercampur dengan dana ribawi dan
sektor barang haram.
e. Tolak ukur kinerja (benchmark) dalam memilih portofolio
saham yang halal.
Seiring dengan perkembangan pasar modal syariah, respon investor
atas peluang investasi pada instrumen berbasis syariah semakin
meningkat. Kehadirannya yang sudah sekian lama semakin meyakinkan
investor untuk menjadikannya sebagai indeks acuan.17
Saham syariah yang menjadi konstituen JII terdiri dari 30 saham
yang merupakan saham-saham syariah paling likuid dan memiliki
kapitalisasi pasar yang besar.Bursa Efek Indonesia
melakukan review JII setiap 6 bulan, yang disesuaikan dengan periode penerbitan Daftar Efek Syariah (DES) oleh OJK. Setelah dilakukan
penyeleksian saham syariah oleh OJK yang dituangkan ke dalam DES,
BEI melakukan proses seleksi lanjutan yang didasarkan kepada kinerja
perdagangannya.
Adapun proses seleksi JII berdasarkan kinerja perdagangan saham
syariah yang dilakukan oleh BEI adalah sebagai berikut:
a. Saham-saham yang dipilih adalah saham-saham syariah yang
termasuk ke dalam DES yang diterbitkan oleh OJK
b. Dari saham-saham syariah tersebut kemudian dipilih 60 saham
berdasarkan urutan kapitalisasi terbesar selama 1 tahun terakhir
17Bursa Efek Indonesia, “Kinerja Indeks Syariah di BEI”,
Dari 60 saham yang mempunyai kapitalisasi terbesar tersebut,
kemudian dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas yaitu urutan
nilai transaksi terbesar di pasar reguler selama 1 tahun terakhir.18
B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Studi mengenai pengaruh Price to book value (PBV) dan laverage operation (Lo) umumnya menaruh perhatian pada tingkat perubahan harga saham, namun sangat jarang untuk menaruh perhatian pada
keduanya atas return yang diharapkan seorang investor bursa efek
ketika melakukan investasi, sehingga daripadanya investor memperoleh
keuntungan secepatnya atau setidaknya Return on Investment (ROI) dapat dicapai dan menghindari terjadinya kerugian yang besar ketika
berinvestasi.
Berikut ini penelitian terdahulu yang diuraikan secara ringkas:
a. Soin Lee & Song-Bum Park dari Korea Aerospace University
dalam penelitiannya yang berjudul “A study on the Assosiation between Operating Laverage and Risk : The case of the Airline Industry” memberikan penjelasan bahwa laverage operation
memberi pengaruh tidak signifikan terhadap perubahan profit
yang yang akan didapatkan nantinya, juga pada Earning Per Share (EPS) seiring dengan industri penerbangan yang membutuhkan biaya operasional tinggi karena memang
18PT. Bursa Efek Indonesia, “
Jakarta Islamic Index (JII)”, dalam
termasuk industri infrastruktur. Di sisi lain, antara laverage operation dan return ataupun leverage operation dengan nilai buku saham perusahaan memiliki hubungan yang positif yang
tidak signifikan.
b. Wulandari dengan penelitian yang berjudul ”Analisis Fundamental terhadap Harga Saham Industri Pertambangan dan Pertanian di BEI” menunjukkan bahwa Uji t menunjukkan bahwa ISG berada dibawah 0.025 sehingga dapat dikatakan
bahwa semua variabel independent termasuk didalamnya Price to book value (PBV) secara individu berpengaruh terhadap harga saham pada kedua industri terutama setelah dilakukan uji
Anova atauFtest menunjukkan Fhitung dengan tingkat signifikansi
0.00, maka model regresi bisa digunakan untuk memprediksi
harga saham yang kelak akan jadi pertimbangan investor untuk
memprediksi keuntungan yang didapatkan kelak.
c. Stella, STIE Trisakti, 2009. Dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengaruh Price to Earnings Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, dan Price to book value terhadap Harga Pasar Saham.” Menunjukkan bahwa PBV terhadap harga saham memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham
d. Najmiyah, Edy Sujana, Ni Kadek Sinarwati, Universitas
Pendidikan Ganesha, 2014. Dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengaruh Price to book value (PBV), Price Earning Ratio (PER), dan Debt to Equity ratio (DER) Terhadap Return Saham pada Industri Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2013” menunjukkan bahwa
secara parsial dapat diketahui bahwa variabel price to book value (PBV) terhadap return saham menunjukkan bahwa kedua variabel ini tidak memiliki hubungan yang signifikan yang
ditujukan oleh sig-nya yang lebih besar 0,05 yaitu 0,88 dan nilai
thitung lebih besar dari ttabel yaitu 2,039 > 1,764 sehingga dapat
menunjukkan bahwa price to book value (PBV) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham perusahaan
industri real estate yang terdaftar di BEI periode 2009 – 2013.
e. Febriyanno Suryana dari Universitas Pendidikan Indonesia
“YPTK” Padang, dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Debt Equity Ratio (DER), Growth, Net Profit Margin dan Price to book value terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia” berpendapat bahwa price to book value (PBV) berpengaruh terhadap return saham, sedangkan
Penelitian terdahulu yang membahas tentang pengaruh sistem
[image:40.595.148.540.222.759.2]fraksiharga terhadap likuiditas sahamditunjukkan secara ringkas pada
tabel 2.1
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti (Tahun)
Judul Variabel Metode
Analisis
Hasil 1 Soin Lee
&Song-Bum Park (2013)
A Study on the Assosiation between Operating Laverage and Risk : The case of the Airlines Industries
Laverage operationda n risk-return
Paired t-test adanya pengaruh positif antara
laverage operation
dengan
return dan antara
laverage operation
dengan Book value. 2 Stella (2009) Pengaruh Price
to Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, dan
Price Book Valueterhadap harga saham
Price to book value
Paired t-test Price to book valueberpen garuh negatif signifikan terhadap harga saham, investasi suatu saham aman jika tingkat PBV rendah. 3 Wulandari
(2009) Analisis Fundamental terhadap Harga Saham Industri Pertambangan dan Pertanian di BEI” Price to book value
Paired t-test Price to book valuememili ki pengaruh positif terhadap harga saham perusahaan sektor pertambanga n dan pertanian. 4 Najmiyah,
Edy Sujana, Ni Kadek
Pengaruh
Price to book value (PBV),
Price to book value,
Return
Sinarwati. Price Earning Ratio (PER), dan Debt to Equity ratio (DER) Terhadap Return Saham pada Industri Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009
– 2013
Saham parsial tidak
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap return saham perusahaan sektor real estate dan property.
5 Febriyanno Suryana (2014)
Hubungan
Debt to Equity Ratio,
Growth, Net Profit Margin,
dan Price to book value Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Price to book value, Return Saham.
C. Kerangka Konseptual
Berdasarkan kajian pustaka dan hasil dari penelitian terdahulu serta
permasalahan yang telah dikemukakan, maka kerangka konseptual dari
[image:42.595.155.509.223.724.2]penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.2 Skema Kerangka Konseptual
D. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, kajian pustaka dan penelitian
terdahulu maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Ho1 : Tidak terdapat pengaruh secara simultan price to book value
(PBV) maupun laverage operation terhadap return emiten pada JII
H02 : Tidak terdapat pengaruh secara Parsial atas laverage
operation terhadap return emiten pada JII
H03 : Tidak terdapat pengaruh secara parsial atas price to book value terhadap return emiten pada JII
H1 : Terdapat pengaruh secara parsial jika menggunakan price to Price to Book
Value (PBV) Laverage operation
book value untuk menilai return emiten bursa efek syariah JII.
H2 : Terdapat pengaruh secara parsial jika menggunakan
laverage operation untuk menilai return emiten bursa efek syariah JII
H3 : Terdapat pengaruh secara simultan jika menggunakan kedua
variabel untuk menilai return emiten bursa efek syariah JII.
Dan dari keempat hipotesis yang ada, jika ditinjau atas penelitian
sebelumnya dan landasan teori, maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis akan mengerucut pada dua hal yaitu :
H1 : Terdapat pengaruh secara parsial jika menggunakan price to book value untuk menilai return emiten bursa efek syariah JII.
H3 : Terdapat pengaruh secara simultan jika menggunakan kedua
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif regresif.
Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dengan
cara menganalisis dan menafsirkan variabel-variabel yang diteliti.
Adapun yang akan dideskripsikan pada penelitian ini adalah fenomena
yang menunjukkan kenaikan return saham syariah Jakarta Islamic Index
jika ditinjau menggunakan Price to book value dan laverage operation. Sedangkan, penelitian regresional dimaksudkan untuk menghubungkan
serta mengukur pengaruh kedua variabel atas satu va riabel lain yaitu;
price to book value dan laverage operation terhadap kenaikan return
saham yang tergabung di Jakarta Islamic Index (JII).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk
menjawab rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya.
Pemilihan pendekatan ini berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu;
variabel penelitian dapat teridentifikasi, hubungan antara variabel yang
dapat diukur dan kesesuaian dengan rumusan masalah dengan
menganalisis data statistik. Dalam pendekatan ini penelitian lebih
ditekankan pada pengujian hipotesis dengan data terukur untuk
B. Waktu dan Tempat Penelitian.
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan observasi
langsung kepada IDX Indonesia Stock Exchange Bursa Efek Indonesia
yang ada di Surabaya, juga melalui media perantara seperti literatur
yang berhubungan dengan penelitian ini, karangan ilmiah, serta sumber
lain yang berhubungan dengan penelitian. Adapun penelitian ini mulai
dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2016.
C. Populasi dan Sample Penelitian
Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian.1
Menurut Sukardi,
“Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang,
peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam suatu tempat dan
secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu
penelitian”.2
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index (JII). Sample penelitian ini mengambil seluruh perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Syariah Jakarta Islamic Index yang berjumlah 30 perusahaan Go-public yakni dengan menggunakan sampling jenuh, dimana teknik ini dilakukan dengan
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), 106.
2
mengambil seluruh sampel sebab jumlah anggota populasi relative
kecil.3
D. Variabel Penelitian
Variabel X yang digunakan dalam penelitian ini adalah Price to book value (PBV), Degree of Operational Laverage (DOL). Sedangkan variabel Y-nya adalah Return. Return adalah rata-rata tertimbang dari tingkat pengembalian (dividen/bunga) yang diharapkan dari
masing-masing aktiva di dalam portofolio investasi (yield) dengan proporsi dana yang diinvestasikan pada saham tersebut. Pada penelitian ini,
return on portofolio akan diukur dengan menggunakan degree of laverage operation dan price to book value.
Penelitian ini menggunakan dua variabel karena penelitian ini
bersifat korelatif, yaitu price to book value dan laverage operation
merupakan variabel bebas dan return emiten yang merupakan varabel terikat. Di mana return merupakan tolok ukur bagi price to book value
dan laverage operation, yang diharapkan akan berpengaruh terhadap
return emiten Jakarta Islamic Index.
3Suharsimi Arikunto.”Prosedur Penelitian: suatu endekatan praktik”
E. Definisi Operational
1. Price to book value
Price to book value adalah nilai yang perbandingan antara nilai buku dengan harga pasar saham perusahaan.
=
CP = Current Price (Harga Pasar)
BV = Book Value (Nilai Buku) 2. Laverage operation
laverage operation adalah laverage yang timbul pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang memiliki biaya-biaya operasi
tetap maupun variabel yang diperlukan guna memaksimalkan produksi
untuk meningkatkan profitabilitas atas penjualan produk perusahaan.
3. Return
Return sendiri adalah tingkat return yang diantisipasi seorang investor dari investasi yang dilakukannya sebagai kompensasi atas
biaya kesempatan (opportunity cost) dan resiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi di masa yang akan datang. Semakin
besar return yang akan didapat dari sebuah investasi berbanding sama
dengan besarnya resiko yang akan dihadapi.
PBV
CP
Tabel 3.1 Variabel penelitian Variabel Definisi Operational
Return(Y) Hasil keputusanyang didapat seorang emiten (buy, sell, or hold) atas investasinya pada perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index
Price to Book Value (X1)
Perubahan keputusan emiten jika melihat harga suatu saham jika dianalisis melalui selisih harga pasar (Market Price) dengan harga buku (Book Value) Laverage Operation
(X2)
Perubahan keputusan emiten atas suatu saham jika dianalisis melalui laporan keuangan atas maksimalisasi penggunaan modal untuk operational
(turn over atau pembelian asset baru) untuk memaksimalkan pangsa pasar.
Tiga variabel di atas merupakan indikator yang digunakan peneliti
dalam melakukan penelitian tentang “Pengaruh Price to Book Value
dan Laverage Operation Terhadap Return Emiten Saham Syariah
Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2011 –2014”
F. Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum penelitian dilakukan maka langkah utama adalah
melakukan uji coba instrumen penelitian uji coba dari butir – butir
instrumen pada ketiga variabel dimaksudkan untuk menguji keabsahan
dan kehandalan butir – butir instrumen yang digunakan dalam
penelitian. Untuk itu, hasil uji coba harus dicari validitas dan
reliabilitasnya.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan suatu instrumen. Menurut Sugiyono, validitas instrumen diuji
membandingkan rhitung dengan rtabel pada taraf = 0,05. Jika hasil
hitungan menunjukkan rhitung> rtabel maka butir instrumen dianggap
valid. Namun, jika rhitung< rtabel maka butir instrumen akan dianggap
invalid, sehingga instrument tidak dapat digunakan.
Selanjutnya dalam memmberikan interpretasi terhadapkoefisian
korelasi, maka item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium
(skor total) serta korelasinya tinggi, munjukkan bahwa item tersebut
mempunyai validitas yang tinggi juga. Biasanya syarat minimum unutk
dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi, jika korelasi
anatara butir dalam skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam
instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Reliabilitas adalah suatu anga indeks yang menunjukkan suatu
konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.
Uji ini digunakan untuk menguji seberapa konsisten satu atau
seperangkat pengukuran mengukur suatu konsep yang diukur. Alat ukur
memiliki aspek homogenitas dimaksud bahwa alat ukur haruslah
memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya, hal ini dapat berguna
dalam menentukan alat ukur tersebut.4
Namun dikarenakan seluruh sampel yang akan diambil peneliti
berupa data sekunder yang didapat dari pihak lain, yaitu : PT IDX
Bursa Efek Surabaya tanpa menggunakan proses wawancara, angket
4 M. Burhan Bungin,”
ataupun langkah observatif lain maka uji validitas ini tidak dipakai
dalam penelitian ini.
G. Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data
sekunder, yaitu data yang dikumpulkan oleh pihak lain. Sumberdata
dalam penelitian ini diperoleh dari laporan transaksi laporan keuangan
perusahaan yang tergabung dalam Bursa Efek Syariah Jakarta Islamic
Index (JII) pada tahun 2011 – 2014, price to book value, penjualan, persediaan, dan biaya variabel lainnya yang bersumber dari Bursa Efek
Indonesia melalui http://www.idx.co.id ataupun kantor IDX yang
berada di Jln Basuki Rahmat Surabaya.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini
menggunakan dua metode yaitu:
1. Metode studi kepustakaan, yaitu mempelajari literatur-literatur
dan karya ilmiah yang digunakan untuk memahami fenomena
permasalahan yang ada, serta untuk mendapatkan alternatif
pemecahannya.
2. Metode dokumentasi, yaitu data diperoleh dengan cara
mengumpulkan dokumen atau laporan yang bersumber dari
perusahaan atau pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian.
dan kunjungan ke kantor IDX Bursa Efek Indonesia yang berada
di Jln Basuki Rahmat – Surabaya, dimana berguna untuk
mempermudah dalam mengumpulkan data dari Bursa Efek
Indonesia. Data tersebut diperlukan untuk analisis dengan
meneliti perbedaan variabel yang berkaitan dengan likuiditas
saham.
I. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab ketiga hipotesis yang telah dirumuskan, maka
dilakukan analisis data berupa analisis deskriptif dan uji statistik regresi
linear ganda. Mengenai penjelasan masing-masing analisis data adalah
sebagai berikut :
1. Analisis deskriptif
Uji statistik dasar untuk menentukan deskriptif data
mengenai price to book value, laverage operation, dan
returndalam bentuk frekuensi dan dan prosentase.
2. Uji statistik regresi linear ganda
Analisis regresi ganda Y = a + bx + cx
Langkah 1 : membuat tabel kerja produk moment
Langkah 2 : menentukan rumus a
Langkah 3 : menentukan rumus b dan c
Maka didapat atas hal tersebut, rumus berikut :
Dimana :
Y = Return
X1 = Price to book value
X2 = Laverage operation = intersep
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Umum Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan go public yang terdaftar
menjadi anggota Jakarta Islamic Index (JII) selama juni 2011 – juni
2014, yang diseleksi berdasarkan kriteria kriteria penngambilan sampel
yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Dari sumber yang ada
maka peneliti lampirkan data mengenai PBV yang terjadi selama 2011
[image:53.595.146.534.281.721.2]– 2014 :
Tabel 4.1 Data Price to Book Value Tahun 2011 - 20121
NO KODE
PT
TAHUN 2011 TAHUN 2012
PBV ratio
PBV
ratio PBV PBV PBV PBV
1 AALI 2.86 3.35 4.21 3.85 4.03 3.31
2 ADRO 2.34 1.00 2.40 1.53 1.53 1.70
3 AKRA 1.71 1.95 4.39 3.36 3.90 3.80
4 ANTM 1.37 1.43 1.54 12.39 1.23 0.95
5 ASII 3.65 3.34 3.71 3.44 3.58 4.06
6 ASRI 2.69 2.95 3.13 2.44 2.33 2.49
7 BKSL #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 8 BMTR #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
9 BORN 1.80 1.73 0.00 0.00 0.00 #DIV/0!
10 BSDE 3.62 48.46 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
11 BTEL 1.65 1.49 #DIV/0! #DIV/0! #VALUE! #DIV/0!
12 CPIN 6.83 5.70 6.46 7.81 6.23 7.32
13 ELTY 0.44 4.75 0.50 0.29 0.23 #DIV/0!
14 ENRG 1.37 1.03 1.17 10.01 6.70 4,876.45
15 EXCL #DIV/0! #DIV/0! 3.24 3.72 3.82 3,07
16 HRUM 6.16 5.21 5.38 4.06 3.83 3.72
17 ICBP 2.80 2.83 2.80 3.07 3.06 3.40
1
18 INCO 1.76 1.80 1.89 1.57 1.71 1.35
19 INDF #DIV/0! #DIV/0! 1.29 1.33 1.49 1.52
20 INDY #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
21 INTP 3.78 2.88 3.89 3.88 4.03 4.18
22 ITMG 4.97 4.04 4.08 3.98 4.75 4.68
23 JPFA 2.42 1.66 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
24 JSMR #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4.21 3.77
25 KLBF 1.09 1.06 1.04 1.19 1.39 1.46
26 KRAS 1.20 1.28 1.30 1.16 #DIV/0! #DIV/0!
27 LPKR 3.15 3.20 3.68 3.98 4.14 3.98
28 LSIP 2.57 2.63 3.20 3.15 2.73 2.50
29 MAPI #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 30 MNCN #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 31 MPPA #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
32 PGAS #DIV/0! #DIV/0! 4.26 4.57 4.81 4.74
33 PTBA 5.88 4.90 5.23 4.22 4.41 #DIV/0!
34 PWON #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
35 SIMP #DIV/0! #DIV/0! 1.41 1.34 1.29 1.13
36 SMCB 1.76 1.99 2.07 2.09 2.76 2.57
37 SMGR #DIV/0! #DIV/0! 4.65 4.54 5.34 5.18
38 SMRA #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
39 TINS 1.95 1.83 1.95 1.56 1.73 1.70
40 TLKM 1.41 1.25 1.17 1.52 1.62 1.46
41 TRAM 4.99 6.37 5.85 5.41 47.98 8.30
42 UNTR 8.04 9.32 11.09 6.91 6.64 5.94
43 UNVR 3.09 3.90 3.15 4.66 3.89 4.01
44 WIKA #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Tabel 4.2 Data Price to Book Value Tahun 2013 - 2014
NO KODE
PT
TAHUN 2013 TAHUN 2014
PBV PBV PBV PBV PBV PBV
1 AALI 3.00 3.33 3.31 3.85 3.70 4.02
2 ADRO 1.38 8.95 9.17 10.91 9.42 11.35
3 AKRA 4.41 4.14 2.89 3.17 3.50 2.99
4 ANTM 0.98 7.48 1.06 7.57 #DIV/0! #DIV/0!
5 ASII 3.41 4.24 2.65 2.59 2.43 2.61
6 ASRI 0.00 2.84 2.22 1.58 2.07 1.50
7 BKSL 1.98 1.07 0.91 7.16 #DIV/0! #DIV/0!
9 BORN #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
10 BSDE 1.91 2.11 2.46 2.99 #DIV/0! #DIV/0!
11 BTEL #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
12 CPIN 9.31 9.43 5.79 5.56 6.17 5.92
13 ELTY #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
14 ENRG 5.79 5.81 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
15 EXCL 2.86 2.75 2.38 2.90 2.59 3.33
16 HRUM 2.99 2.14 1.84 1.88 1.45 1.63
17 ICBP 4.40 5.79 #DIV/0! 4.48 4.19 4.23
18 INCO 1.33 1.16 12.82 1.54 #DIV/0! #DIV/0!
19 INDF 1.86 1.88 1.60 1.51 1.63 1.48
20 INDY 6.12 4.02 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
21 INTP 4.17 4.46 3.07 3.20 3.30 3.20
22 ITMG 4.44 3.33 2.69 2.99 2.95 1.83
23 JPFA #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
24 JSMR 3.96 4.10 3.39 2.95 3.81 3.65
25 KLBF 1.61 1.96 1.51 1.49 1.65 1.93
26 KRAS #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
27 LPKR 5.12 5.74 4.54 2.93 3.28 2.77
28 LSIP 2.06 1.95 1.38 1.99 2.21 2.33
29 MAPI 6.74 5.17 4.40 3.76 4.22 9.20
30 MNCN 5.09 5.74 4.90 4.73 4.54 4.08
31 MPPA #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4.32 6.73
32 PGAS 5.50 6.02 5.04 3.98 5.04 0.05
33 PTBA 3.69 4.90 4.40 3.11 #DIV/0! #DIV/0!
34 PWON #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 3.74 3.51 35 SIMP #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 36 SMCB #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
37 SMGR 5.41 5.46 3.89 3.85 4.55 4.03
38 SMRA #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 3.12 3.21 39 TINS #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
40 TLKM 1.05 1.36 1.40 1.26 #DIV/0! #DIV/0!
41 TRAM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
42 UNTR 5.42 5.45 4.69 5.19 5.49 6.00
43 UNVR 3.22 5.53 4.17 4.66 3.97 5.23
Tabel 4.3 Data Degree of Laverage Oper