LAMPIRAN Lampiran 1
Daftar Sampel Perusahaan Property dan Real Estate
No Kode Nama Perusahaan Kriteria 1 Kriteria 2
18. ELTY Bakrieland Development Tbk
√ √ ×
19. EMDE Megapolitan Tbk √ √ √ 15
Lampiran 2
Data Variabel Market Value Added Tahun 2012, 2013, dan 2014
No. Kode 2012 2013 2014
1.
APLN 1,338,660,000,000 1,518,345,000,000 2,598,630,000,000 2.
ASRI 3,851,000,000,000 10,451,760,000,000 10,368,400,000,000 3.
BAPA 44,811,000,000 -24,004,000,000 -5,200,000,000 4.
BCIP 39,600,000,000 1,202,385,000,000 3,852,500,000,000 5.
BEST 3,563,520,000,000 3,523,140,000,000 4,684,050,000,000 6.
BKSL 2,568,184,000,000 2,540,433,000,000 166,244,000,000 7.
BSDE 9,386,940,000,000 3,455,100,000,000 10,514,735,000,000 8.
COWL 63,898,000,000 1,558,070,000,000 2,624,475,000,000 9.
CTRA 2,939,200,000,000 14,705,000,000,000 21,693,420,000,000 10.
CTRP 630,000,000,000 1,758,610,000,000 1,123,955,000,000 11.
CTRS 2,272,000,000,000 1,147,980,000,000 1,514,890,000,000 12.
DART 341,670,000,000 -13,805,000,000 6,480,000,000 13.
DUTI 226,950,000,000 19,875,000,000 8,760,000,000 14.
DILD 641,920,000,000 393,835,000,000 3,285,600,000,000 15.
EMDE 53,840,000,000 2,046,000,000 4,884,000,000 16.
GMTD 4,800,000 78,000,000,000 2,800,000,000
17.
GWSA 146,900,000,000 49,855,000,000 4,736,000,000 18.
JRPT 25,480,000,000 112,320,000,000 1,359,040,000,000 19.
KIJA -4,564,256,000,000 -5,645,640,000,000 3,284,100,000,000 20.
21.
LAMI 2,160,000,000 1,664,000,000 17,595,000,000 22.
LPCK 3,215,500,000,000 4,182,500,000,000 13,123,320,000,000 23.
LPKR 9,254,140,000,000 6,412,000,000,000 1,833,580,000,000 24.
MDLN -2,562,885,000,000 21,364,240,000,000 2,827,170,000,000 25.
MTLA 1,209,560,000,000 258,720,000,000 123,855,000,000 26.
PUDP -1,550,000,000 -100,000,000 -59,000,000
27.
PWON 2,381,800,000,000 6,526,800,000,000 9,382,520,000,000 28.
RODA 255,250,000,000 272,650,000,000 758,670,000,000 29.
SCBD 45,000,000 -3,400,000,000 10,066,000,000,000 30.
SMRA 2,447,150,000,000 4,623,320,000,000 11,639,700,000,000
Data Variabel Price Earning Ratio Tahun 2012, 2013 dan 2014
18. JRPT 19.92 20.11 20.28
Data Variabel Economic Value Added Tahun 2012, 2013, dan 2014
No. Kode 2012 2013 2014
25. MTLA 115,641,870,373 40,550,999,209 42,022,313,437 26. PUDP -26,310,241,722 -32,422,103,270 -36,109,428,753 27. PWON 78,260,527,005 289,619,985,592 117,144,189,672 28. RODA 6,918,513,088 72,135,611,146 5,699,300,215 29. SCBD 9,868,228,790 141,471,164,497 115,741,662,113 30. SMRA 300,118,473,912 393,535,971,464 342,287,167,765
Data Variabel Return Saham Tahun 2012, 2013, dan 2014
Lampiran III
Hasil Output SPSS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 90
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.95661149
Most Extreme Differences Absolute .080
Positive .080
Negative -.039
Kolmogorov-Smirnov Z .758
Asymp. Sig. (2-tailed) .613
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
MVA 90 -5.65E+12 2.17E+13 2.7527E+12 4.26329E+12
PER 90 1.04 152.00 18.9198 23.55490
EVA 90 -3.61E+10 5.76E+11 9.4609E+10 1.31311E+11
RETURNSAHAM 90 -5.97 22.87 4.0377 6.39387
Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
MVA .494 2.023
PER .958 1.044
EVA .480 2.083
Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.098 .405 7.642 .000
MVA -1.146E-13 .000 -.215 -1.424 .158
PER .005 .011 .049 .455 .651
EVA 2.150E-12 .000 .115 .748 .457
a. Dependent Variable: ads
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .786a .617 .604 4.02503 1.822
a. Predictors: (Constant), MVA, PER, EVA
Hasil Analisis Regresi Berganda
a. Predictors: (Constant), MVA, PER, EVA
b. Dependent Variable: RETURNSAHAM
Hasil Uji Parsial ( Uji-t)
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .786a .617 .604 4.02503
a. Predictors: (Constant), EVA, PER, MVA
DAFTAR PUSTAKA Buku
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, 2001. Manajemen Keuangan, Buku 1 Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku 1 Edisi 11, Salemba Empat, Jakarta.
Dodd, J. L dan Chen, 1996. EVA: Anew Panacea Business and Economic Review,July-September: 26-28
Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen,USU Press, Medan.
Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multavariat dengan Program SPSS. Edisi Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Harahap, Sofyan Syafri, 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.
Horne, James C. Van, dan John M. Wachowicz, JR, 2007. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Jogiyanto, H. M, 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE, Yogyakarta.
Jogiyanto, H. M, 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta.
Kasmir, S.E, M.M, 2008. Analisis Laporan Keuangan, Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Kaplan, R. S. dan Anthony A. Atkinson, 1998. Advance Management Accounting. Third Edition, Upper Saddle River, Prentice Hall.
Sharpe, William, Gordon J. Alexander, Jeffery V. Bailey, 2005. Investasi, Edisi Keenam Bahasa Indonesia, PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Stice, Earl K., James D. Stice dan K. Fred Skousen, 2009. Akuntansi Intermediate,
Van Horne, James C dan Jhon M. Wachowicz, 2007, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Buku 2 Edisi Kedua Belas, Salemba Empat, Jakarta.
Wild, J. John, K.R Subramanyam, dan Robert F. Halsey, 2005, Analisis Laporan Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Young, S. David dan Stepehen F. O’byrne, 2001. EVA dan Management
Berdasarkan Nilai, Salemba Empat, Jakarta.
Zubir, Zalmi, 2011. Manajemen Portofolio: Penerapannya dalam Investasi Saham, Salemba Empat, Jakarta.
Skripsi dan Jurnal
Berakon, Izra, 2012. “Analisis Pengaruh Economic Value Added, dan Return On Investment terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta
Islamic Index”, Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Furda, Yani Prihatini Eka, Muhammad Arfan, dan Jalaluddin, 2012. “Pengaruh Earning Per Share, Economic Value Added, dan Risiko Sistematik Terhadap Return Saham”, Jurnal Akuntansi, Vol. 2, N0. 1, Hal. 116-126.
Nirayanti, Luh Putu Ratih dan Ni Luh Sari Widhiyani. 2014. “Pengaruh Kebijakan Dividen, Debt To Equity Ratio, dan Price Earning Ratio pada Return Saham”,
Jurnal Akuntansi Hal 803-815
Pasaribu, Josua Torang, 2012. Pengaruh Analisis Price Earning Ratio, Price Book Value, dan Economic Value Added, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Puspitasari, Fanny, 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Willem, Meigi Fransiska, David P.E Saerang, dan Ferdinand Tumewu, 2014. “Prediction of Stock Return on Banking Industry at the Indonesia Stock Exchange by Using MVA and EVA Concepts”. Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2, No. 1, pp 543-549.
Internet
www.idx.co.id(15 Agustus 2015)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian kausal.
Menurut Sugiyono (2007:30) “desain kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisa hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel
yang mempengaruhi) dan variable dependen (variabel yang dipengaruhi)”. Penelitian ini menguji pengaruh analisis Price Earning Ratio, Market Value
Added, dan Economic Value Added terhadap return saham.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi menurut Erlina (2008:75) adalah sekelompok entitas yang
lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai
karakteristik tertentu. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah
perusahaan properti yang terdaftar di BEI selama periode 2012-2014 yang
berjumlah 49 perusahaan.
Menurut Erlina (2008:75) “sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Oleh sebab itu, sampel yang diambil
dari populasi harus benar-benar representative atau mewakili. Jika sampel kurang
representative maka mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup
Indonesia yang berjumlah 48 perusahaan, dengan memilih populasi sasaran yang
mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan-perusahaan property yang terdaftar di BEI pada tahun 2012, 2013,
dan 2014.
2. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan
audited selama tahun 2012, 2013 dan 2014.
3. Perusahaan-perusahaan tersebut tidak mengalami rugi selama tahun 2012, 2013
dan 2014.
Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 30 perusahaan yang dijadikan
sampel dalam penelitian ini.
3.3 Jenis Data dan Sumber Data
Menurut Erlina (2008:36) jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari
sumber-sumber tercetak, dimana data telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif
yaitu data yang diukur dalam suatu skala secara numeric. Data yang digunakan
adalah laporan keuangan perusahaan-perusahaan Property dan Real Estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012, 2013, dan 2014 yang berasal
dari www.idx.co.id.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan
penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah
dibutuhkan pengumpulan data.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan
dengan masalah yang sedang diteliti, penelusuran data ini dilakukan dengan cara:
1. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan. Data
yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara lain berupa jurnal,
buku, skripsi.
2. Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam format
elektronik. Data yang disajikan dalam format elektronik ini antara lain berupa
laporan-laporan BEI dan situs internet.
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Bagian ini akan membahas tentang pengertian dan jenis variabel
independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen (bebas) dan variabel
dependen (terikat). Variabel independen pada penelitian ini adalah Market Value
Added, Price Earning Ratio, dan Economic Value added. Variable dependen pada
Tabel 3.2
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
No Variabel
Penelitian Definisi Pengukuran Variabel
3.6 Metode Analisis Data
3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel
dalam penelitian. Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah
Market Value Added, Price Earning Ratio, Economic Value Added dan Return
saham. Menurut Ghozali (2006:19) statistik deskriptif memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan
distribusi).
3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan analisis regresi berganda,
harus dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Uji asumsi klasik dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antarvariabel penelitian yang
ada dalam model regresi. Pengujian asusmsi klasik tersebut meliputi uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Menurut Erlina (2008:102), tujuan uji normalitas data adalah untuk
“mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal”. Dengan melakukan uji Kolmogorav-Smirnov
terhadap model yang diuji, cara ini dapat mendeteksi apakah variabel pengganggu
apabila nilai signifikan atau probabilitas > 0,05, maka residual tidak memiliki
distribusi normal.
Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis
grafik normal probability plot dan grafik histogram. Dasar pengambilan keputusan
dalam uji normalitas sebagai berikut :
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/ atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya kolerasi antara variabel independen. Uji multikolinearitas dapat
dilakukan dengan melakukan uji korelasi antara variabel independen dengan
menggunakan tolerance dan varians inflating faktor (VIF). VIF merupakan suatu
jumlah yang menunjukkan variabel independen dapat dijelaskan oleh variabel
independen lain dalam persamaan regresi. Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya
multikolinearitas dapat diketahui dengan kriteria berikut ini:
Jika VIF < 10, maka tidak terjadi multikolineritas
Jika tolerance > 0.01, maka terjadi multikolinearitas
Jika tolerance < 0.01, maka tidak terjadi multikolinearitas
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat
digunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan
residualnya (SRESID). Apabila grafik yang ditunjukan dengan titik-titik
tersebut membentuk suatu pola tertentu, maka telah terjadi heteroskedastisitas
dan apabila polanya acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006:105).
d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear
ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada peride t dengan kesalahan pada
periode t-1 atau sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi masalah autokorelasi
adalah dengan melakukan uji Durbin Watson.
3.7 Pengujian Hipotesis
Model yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah dengan
menggunakan model analisis regresi linier berganda. Model regresi untuk menguji
Keterangan :
Y= Return saham
Β0 = Konstanta
X1= Market Value Added
X2= Price Earning Ratio
X3= Economic Value Added
β1, β2…β5 = Koefisien Regresi e = Variabel pengganggu (error)
3.6.1 Uji F (Uji F-Test)
Uji F digunakan untuk menguji tingkat pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Jika probabilitas value < 0,05
(α 0,05) maka variabel independen berpengaruh simultan terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika probabilitas value> 0,05 (α 0,05) maka variabel
independen tidak berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.
4.6.1 Uji t (Uji t- Test)
Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Variabel independen berpengaruh positif
terhadap variabel dependen jika probabilitas value < 0,05 (α 0,05). Sebaliknya jika variabel independen berpengaruh negatif terhadap variabel dependen jika
5.6.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengukuran koefisien determinasi determinasi (R2) digunakan untuk
mengetahui persentase pengaruh variabel independen terhadap perubahan variabel
dependen. Nilai besaran R2 berada pada kisaran antara 0 sampai dengan 1 (0≤R2≤ 1). Semakin kecil nilai R2, maka semakin kecil pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Dan jika R2 semakin mendekati 1, maka semakin kuat
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data
itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya. Data dalam penelitian ini
diperoleh dari situs www.idx.co.id tahun 2012-2014 dan Indonesian Capital
Market Directory (ICMD).
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
statistik dengan menggunakan persamaan regresi berganda yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan dan pengaruh dari beberapa variabel independen terhadap
variabel dependen. Analisis data dimulai dengan mengolah data, selanjutnya
dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan
menggunakan regresi berganda. Dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini yang
menjadi sampel perusahaan Property dan Real Estate yang diamati dalam
penelitian ini:
Tabel 4.1
Data Perusahaan Property dan Real Estate
No Kode Nama Perusahaan
1. APLN Agung Podomoro Land Tbk 2. ASRI Alam Sutera Reality Tbk 3. BAPA Bekari Asri Pemula Tbk 4. BCIP Bumi Citra Permai Tbk
5. BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 6. BKSL Sentul City Tbk
Sumber: www.idx.co.id (Data Diolah)
4.2 Analisis Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel
dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata, minimum,
maksimum, dan standar deviasi untuk mendeskripsikan variabel-variabel
penelitian. Hasil analisis dengan statistik deskriptif dari sampel perusahaan
property dan real estate dari tahun 2012-2014 disajikan dalam tabel berikut: 8. COWL Cowell Development Tbk
14. DILD Intiland Development Tbk 15. EMDE Megapolitan Development Tbk
16. GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk 17. GWSA Greenwood Sejahtera Tbk
18. JRPT Jaya Real Property Tbk
19. KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 20. KPIG MNC Land Tbk
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat ditemukan bahwa nilai rata-rata (mean) pada
Market Value Added (MVA) adalah sebesar 2.7527E+12 dengan standar deviasi
sebesar 4.26329E+12 kemudian nilai maksimumnya sebesar 2.17E+13 yang
diperoleh oleh PT. Ciputra Development Tbk (perseroan) pada tahun 2014 dan
nilai minimumnya sebesar -5.65E+12 yang diperoleh pada PT Kawasan Industri
Jababeka Tbk pada tahun 2013.
Nilai rata-rata (mean) Price Earning Ratio pada perusahaan Property dan
Real Estate periode 2012 hingga 2014 yaitu sebesar 18.9198 % dengan standar
deviasi 23.55490. Nilai minimum Price Earning Ratio (PER) sebesar 1.04 yang
diperoleh PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk pada tahun 2012 dan
nilai maksimumnya sebesar 152 yang diperoleh PT Cowell Development Tbk.
Berdasarkan tabel 4.2 juga dapat ditemukan bahwa nilai rata-rata (mean)
pada variabel Economic Value Added adalah sebesar 9.4609E+10 dengan deviasi
standar sebesar 1.3131E+11. Nilai maksimum Economic Value Added dari 90
sampel dimiliki oleh PT Ciputra Development Tbk pada tahun 2014 yaitu sebesar Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
MVA 90 -5.65E+12 2.17E+13 2.7527E+12 4.26329E+12
PER 90 1.04 152.00 18.9198 23.55490
EVA 90 -3.61E+10 5.76E+11 9.4609E+10 1.31311E+11
RETURNSAHAM 90 -5.97 22.87 4.0377 6.39387
5.76E+11 dan nilai minimum Economic Value Added dimiliki oleh PT Pudjiati
Prestige Tbk yaitu -3.61E+10.
Nilai rata-rata return saham pada perusahaan Property dan Real Estate
periode 2012 hingga 2014 yaitu sebesar 4.0377% dengan standar deviasi 6.39387.
Nilai minimum dimiliki oleh PT Bumi Citra Permai Tbk pada tahun 2012 yaitu
-5.97% dan nilai maksimumnya sebesar 22.87% yang diperoleh PT Ciputra
Development Tbk pada tahun 2014.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik analisis regresi
memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Uji
asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji
heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan uji multikolinearitas.
4.2.2.1Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal
atau tidak (Ghozali, 2006:110), dengan membuat hipotesis sebagai berikut:
H0 : data residual berdistribusi normal,
Ha : data residual tidak berdistribusi normal,
Apabila nilai signifikan lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima dan
Ha ditolak, sebaliknya jika nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 maka H0
Tabel 4.3
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized
Residual
N 90
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.95661149
Most Extreme Differences Absolute .080
Positive .080
Negative -.039
Kolmogorov-Smirnov Z .758
Asymp. Sig. (2-tailed) .613
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Berdasarkan hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov, diperoleh nilai
Kolmogorov-Smirnov Z 0.758 dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar
0.613. Signifikansi 0.613 lebih besar daripada tingkat signifikansi yang
ditetapkan (α 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi
secara normal. Data yang berdistribusi normal tersebut juga dapat dilihat
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Pada grafik histogram di atas terlihat bahwa variabel return saham
berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh data tersebut tidak menceng
ke kiri atau menceng ke kanan. Untuk lebih menjelaskan bahwa data yang
di uji berdistribusi normal dapat juga dilihat dengan grafik normal
probability plot yang menunjukkan titik-titik menyebar disekitar garis
Gambar 4.2
Grafik Normal Probability Plot
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah)
Grafik normal p- plot pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
4.2.2.2Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
Berikut ini disajikan cara mendeteksi multikolinearitas dengan
mengalisis matrik korelasi antar variabel independen dan perhitungan nilai
Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kriteria pengambilan
keputusannya adalah sebagai berikut (Situmorang, et al, 2008:104):
1) Jika nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 10, maka tidak terjadi
multikolinearitas.
2) Jika nilai Tolerance < 0,1 atau nilai VIF > 10, maka terjadi
multikolinearitas.
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinieritas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
MVA .494 2.023
PER .958 1.044
EVA .480 2.083
a. Dependent Variable: RETURNSAHAM
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan seluruh nilai Tolerance > 0,1
dan seluruh nilai VIF < 10. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa semua
data (variabel) tidak terkena atau terjadi multikolearitas.
4.2.2.3Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas ( Ghozali,
2005:105).
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan analisis grafik yaitu
dengan melihat scatterplot. Apabila titik-titik (dots) menyebar dan tidak
memperlihatkan sebuah pola tertentu (misalkan pola menaik ke kanan atas,
atau pola menaik ke kiri bawah), maka dapat disimpulkan bahwa model
regresi bebas dari masalah heteroskedastisitas. Berikut scatterplot dari
model regresi penelitian ini.
Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi ini layak
untuk digunakan. Berikut ini hasil uji glejser:
Tabel 4.5
Dari Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel
Market Value Added (MVA), Price Earning Ratio (PER), dan Economic
Value Added (EVA) lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi
ini.
4.2.2.4Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi anatara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Cara yang dapat
pengujian Durbin Watson (DW). Dalam model regresi ini tidak terjadi
autokorelasi apabila nilai du < d < 4 – du.
Tabel 4.6 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .786a .617 .604 4.02503 1.822
a. Predictors: (Constant), MVA, PER, EVA
b. Dependent Variable: RETURNSAHAM
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Hasil uji autokorelasi pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai
Durbin-Watson sebesar 1,822. Nilai d dibandingkan dl dan du pada n= 90
dan k=3 sehingga diperoleh nilai dl sebesar 1,5889 dan du sebesar 1,7264.
Hal ini ini sesuai dengan ketentuan du < d < (4-du) yaitu 1,7264 < 1,822 <
2,2736. Hali ini berarti dalam penelitian ini tidak terdapat autokorelasi.
4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda, dimana semua
variabel dimasukkan untuk menguji pengaruh satu atau lebih variabel independen
terhadap variabel dependen. Berdasarkan uji asumsi klasik yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan (layak) dilakukan
analisis statistik. Berikut ini merupakan hasil pengolahan data dengan analisis
Tabel 4.7
Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.066 .661 -.099 .921
MVA 1.635E-13 .000 .118 1.246 .216 .494 2.023
PER .021 .019 .078 1.138 .258 .958 1.044
EVA 3.440E-11 .000 .707 7.337 .000 .480 2.083
a. Dependent Variable: RETURNSAHAM
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Berdasarkan data pada Tabel 4.7 maka diperoleh model persamaan regresi
linear sebagai berikut:
Y = - 0,066 + 1,635 X1 + 0,021 X2 + 3,440 X3
Persamaan regresi diatas dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Nilai konstanta sebesar -0,066 menunjukkan bahwa apabila MVA, PER,
EVA = 0 (cateris paribus), maka nilai return saham menurun sebesar
0,066.
b. Nilai koefisien MVA sebesar 1,635 menunjukkan bahwa setiap kenaikan
MVA sebesar 1%, maka akan diikuti kenaikan Return saham sebesar
c. Nilai koefisien PER sebesar 0,021 menunjukkan bahwa setiap terjadi
kenaikan PER sebesar 1% maka akan diikuti oleh kenaikan return saham
sebesar 0,021 dengan asumsi variabel independen lain dianggap konstan.
d. Nilai koefisien EVA sebesar 3,440 menunjukkan bahwa setiap terjadi
kenaikan EVA sebesar 1% maka akan diikuti oleh kenaikan return saham
sebesar 3,440 dengan asumsi variabel independen lain dianggap konstan.
4.2.4 Uji Hipotesis
4.2.4.1Uji-F (Uji Secara Simultan)
Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali,
2005). Uji F dapat dilakukan dengan melihat nilai F hitung dari output
SPSS dan juga membandingkan hasil dari probability value. Bentuk
pengujiannya adalah:
a. H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya variabel Market Value Added, Price
Earning Ratio, Economic Value Added tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap return saham pada perusahaan Property dan Real
Estate yang terdaftar di BEI.
b. Ha : Minimal satu bi ≠ 0, artinya minimal ada satu berpengaruh variabel independen (Market Value Added, Price Earning Ratio,
Economic Value Added) yang berpengaruh terhadap return saham
Dengan menggunakan tingkatan (α) 5%, jika nilai sig F > 0,05 maka
H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan
dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig F <
0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara
bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengambilan
keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dan
nilai F tabel. Dimana kriterianya, yaitu:
a. H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α 5% b. Ha diterima jika F hitung > Ftabel pada α 5%
Tabel 4.8 Uji-F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2245.184 3 748.395 46.195 .000a
Residual 1393.275 86 16.201
Total 3638.459 89
a. Predictors: (Constant), MVA, PER, EVA
b. Dependent Variable: RETURNSAHAM Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Dari hasil uji statistic F pada Tabel 4.8 menunjukkan nilai sig 0,000
(lebih kecil dari 0,05) dan Fhitung 46,195 > Ftabel 2,71 sehingga dapat
dinyatakan H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya secara bersamaan variabel
Economic Value Added (EVA) berpengaruh serempak terhadap variabel
terikat yaitu return saham .
4.2.4.2Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji-t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu
variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Dalam uji-t
digunakan hipotesis sebagai berikut:
H0 : bi = 0 artinya variabel Market Value Added, Price Earning Ratio,
dan Economic Value Added secara parsial tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada
perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI.
Ha : bi ≠ 0 artinya variabel Market Value Added, Price Earning Ratio, dan Economic Value Added secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap return saham pada perusahaan property dan
real estate yang terdaftar di BEI.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Jika Sig < 0,05 dan thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima
Tabel 4.9
Hasil Uji Parsial (Uji-t)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.066 .661 -.099 .921
MVA 1.635E-13 .000 .118 1.246 .216
PER .021 .019 .078 1.138 .258
EVA 3.440E-11 .000 .707 7.337 .000
a. Dependent Variable: RETURNSAHAM
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Dari hasil uji parsial (uji t) pada tabel 4.9 ditunjukkan bahwa:
1. Pengujian Market Value Added (MVA) terhadap return saham menun
jukkan signifikansi 0,216 > 0,05 dan thitung adalah 1,246, dimana thitung
(1,246) < ttabel 1,662, maka Ha ditolak dan H0 diterima. Artinya karena
tingkat signifikansi > 0,05 dan thitung bertanda positif, maka secara parsial
MVA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap peringkat return
saham pada perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek
Indonesia.
2. Pengujian Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham menunjukkan
signifikansi 0,258 > 0,05 dan thitung adalah 1,138, dimana thitung (1,138) <
ttabel 1,662, maka Ha ditolak dan H0 diterima. Artinya karena tingkat
signifikansi > 0,05 dan thitung bertanda positif, maka secara parsial Price
return saham pada perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek
Indonesia.
3. Pengujian Economic Value Added (EVA) terhadap return saham
menunjukkan signifikansi 0,000 < 0,05 dan thitung adalah 7,337, dimana
thitung (7,337) > ttabel 1,662, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Artinya
karena tingkat signifikansi < 0,05 dan thitung bertanda positif, maka secara
parsial Economic Value Added (EVA) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham. pada perusahaan Property dan Real Estate di
Bursa Efek Indonesia.
4.2.5 Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinan menyatakan besar pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Batas nilai dari R square adalah 0 sampai dengan 1.
Apabila nilai R square mendekati 0 berarti model tidak baik atau kemampuan
variabel-variabel independen untuk menjelaskan variasi variabel sangat terbatas.
Sebaliknya nilai R square mendekati 1 berarti model semakin baik karena
variabel-variabel independen mendekati semua informasi yang dibutuhkan dalam
memprediksi variasi variabel dependen. Berikut merupakan output SPSS untuk
Tabel 4.10
Uji Koefisien Determinan
Model Summaryb
Model R R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .786a .617 4.02503
a. Predictors: (Constant), EVA, PER, MVA
b. Dependent Variable: RETURNSAHAM Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Dari table 4.10 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (R) 0,786 atau
78,6 % yang menunjukkan keeratan hubungan return saham dengan variabel
bebasnya yaitu MVA, PER, EVA adalah erat. Nilai koefisien determinasi ( R
Square) adalah 0,604. Hal ini berarti variabel MVA, PER, dan EVA mampu
menjelaskan return saham sebesar 78,6%, sedangkan sisanya 21,4 % dijelaskan
oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham
Berdasarkan pengujian secara pasrsial diperoleh hasil bahwa variabel
Market Value Added (MVA) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
return saham pada perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia.
Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,216 dan
nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel (1,246 < 1,662).
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Dodd
dan Chen (1996) yang menyatakan MVA telah dipilih sebagai alat ukur kinerja
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Berakon (2012) yang menemukan
bahwa MVA berpengaruh positif terhadap return saham.
4.3.2 Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham
Berdasarkan pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel Price
Earning Ratio (PER) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return
saham pada perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia. Hal
ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,258 dan
thitung < ttabel (1,138 < 1,662).
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Jogiyanto (1998), jika PER semakin meningkat maka harga saham perusahaan
juga naik, sehingga return saham perusahaan juga meningkat. Rasio pasar
ditunjukkan dengan Price Earning Ratio (PER) yang merupakan rasio antara
harga saham (price) terhadap pendapatan (earning). Semakin tinggi PER
menunjukkan harga saham dinilai terlalu tinggi atau mahal oleh para investor
terhadap pendapatannya. Dengan kata lain, PER berpengaruh positif terhadap
return saham.
Penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan Nirayanti dan
Widhiyani (2014) yang menyatakan bahwa Price Earning Ratio (PER)
mempunyai pengaruh yang positif terhadap return saham.
4.3.3 Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Return Saham
Berdasarkan pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel
saham pada perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia. Hal ini
dapat dilihat dari nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 dan thitung >
ttabel (7,337 > 1,662). ). Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Dodd dan Chen (1996) yang menyatakan EVA telah dipilih
sebagai alat ukur kinerja perusahaan dengan keyakinan bahwa EVA berpengaruh
terhadap return saham. Penelitian ini secara teoritis menguatkan teori efisiensi
pasar (efficient market hipothesis) yang dikemukakan oleh Sharpe (2005:85)
dengan memberikan bukti empiris bahwa ketersediaan informasi yang disajikan
perusahaan melalui pengumuman laporan keuangan berpengaruh terhadap return
saham.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Furda, Arfan dan Jalaluddin (2012). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah Market Value Added
(MVA), Price Earning Ratio (PER), dan Market Value Added (EVA) berpengaruh
terhadap return saham pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2014. Pengujian dilakukan dengan
melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 48 perusahaan, sedangkan sampel
penelitian sebanyak 30 perusahaan, periode penelitian adalah tahun 2012-2014.
Hasil perhitungan dan analisis telah dilakukan, diperoleh beberapa
kesimpulan, diantaranya sebagai berikut:
1. Secara parsial hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Market Value Added
(MVA) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham pada
perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2014.
2. Secara parsial hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Price Earning Ratio
(PER) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham pada
perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
3. Secara parsial hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Economic Value Added
(EVA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham pada
perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2014.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini terdiri atas:
1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya
menganalisis perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dengan jumlah populasi 48 perusahaan dan
jumlah sampel sebanyak 30 perusahaan dengan N observasi sebanyak
90.
2. Periode penelitian yang diamati terbatas karena hanya mencakup tahun
2012, 2013, dan 2014.
3. Penulis melakukan pengamatan terhadap Return Saham hanya dengan
menggunakan 3 rasio keuangan yaitu dengan Market Value Added,
Price Earning Ratio dan Economic Value Added dengan mengabaikan
factor-faktor lain yang dapat mempengaruhi Return Saham.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka saran yang dapat
diberikan sebagai berikut:
1. Disarankan untuk menggunakan sampel yang lebih banyak dengan karakteristik
2. Disarankan untuk memperpanjang periode penelitian agar hasil lebih akurat.
3. Penelitian selanjutnya juga sebaiknya menambah variabel independen yang
masih berbasis pada rasio keuangan selain yang digunakan dalam penelitian ini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Rasio Keuangan
Dari sudut pandang investor, analisis laporan keuangan digunakan untuk
memprediksi masa depan, sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis
laporan keuangan digunakan untuk membantu mengantisipasi kondisi di masa
depan dan yang lebih penting sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan yang
akan mempengaruhi peristiwa di masa depan.
Rasio keuangan dirancang untuk membantu mengevaluasi laporan
keuangan. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk
menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang
terdapat pada pos laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau
perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Analisis rasio
dapat digunakan untuk membimbing investor untuk membuat keputusan atau
pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa yang akan
datang. Rasio keuangan mempunyai peran yang penting dan dapat menjadi
pedoman dalam mengevaluasi kegiatan aktivitas perusahaan, selain itu
membandingkan kinerja dan hasil yang dicapai perusahaan antara periode
tahun-tahun sebelumnya dan juga dapat menjadi ukuran perbandingan dengan
Menurut Bringham dan Houston (2001:79) rasio dapat diklasifikasikan
menjadi 5 tipe berikut ini yaitu:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan hubungan kas dan
aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Rasio likuiditas mengukur
kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban (utang) jangka pendek tepat
pada waktunya, termasuk melunasi bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo
pada tahun bersangkutan. Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar
dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya keawajiban lancar
yang ditutup dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam
jangka pendek.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Rasio solvabilitas merupakan
perbandingan jumlah kewajiban terhadap jumlah aset yang ada pada sebuah
perusahaan memberikan indikasi sejauh mana dana yang dipinjamkan untuk
mendanai leverage investasi pemilik dan meningkatkan ukuran perusahaan.
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan
mengelola aktivanya. Rasio aktivitas dapat diklasifikasikan menjadi rasio
(fixed assets turnover ratio), rasio perputaran total aktiva (total assets turnover
ratio).
4. Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas merupakan sekelompok rasio yang memperlihatkan
pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang terhadap hasil
operasi. Rasio profitabilitas mencakup margin laba atas laba penjualan (profit
margin on sales), BEP, pengembalian atas total aktiva (ROA), dan pengembalian
atas ekuitas saham biasa (ROE).
5. Rasio Nilai Pasar
Rasio nilai pasar menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba
dan nilai buku per saham. Rasio ini memberikan petunjuk tentang apa yang
dipikirkan investor atas kinerja masa lalu dan prospek masa depan perusahaan.
Rasio nilai pasar mencakup rasio harga-laba (price/ earning ratio) dan rasio nilai
pasar/ buku (market/ book ratio).
2.1.2 Pengertian Economic Value Added (EVA)
Menurut Young dan O’Byrne (2001:17), EVA adalah pengukuran kinerja
yang didasarkan pada keuntungan ekonomis yang menyatakan bahwa kekayaan
hanya diciptakan ketika sebuah perusahaan meliputi biaya operasi dan biaya
modal. EVA adalah suatu estimasi laba ekonomis yang sesungguhnya dari
perusahaan dalam tahun berjalan dan EVA memfokuskan pada efektivitas
Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Economic
Value Added (EVA) merupakan jumlah uang yang diciptakan oleh perusahaan
dengan mengurangkan beban modal dari Net Operating After Tax (NOPAT) yang
menggambarkan pengembalian atas modal yang dikeluarkan untuk investasi oleh
perusahaan.
Konsep EVA merupakan pendekatan baru dalam menilai kinerja
perusahaan dengan memperhatikan secara adil ekspektasi para penyandang dana.
Tidak seperti ukuran kinerja konvensional, konsep EVA dapat berdiri sendiri
tanpa perlu dianalisa perbandingan dengan perusahaan sejenis ataupun membuat
analisa kecenderungan/ trend. EVA/ Nilai Tambah Ekonomis positif jika
pengembalian yang dihasilkan lebih tinggi daripada tingkat pengembalian yang
diinginkan investor. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai
perusahaan. Sedangkan Nilai Tambah Ekonomis negatif menandakan bahwa nilai
perusahaan berkurang sehingga tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih
rendah dari pada tingkat pengembalian yang di tuntut oleh investor, ini
menandakan perusahaan tidak berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal.
EVA memberikan tolak ukur yang baik tentang apakah perusahaan telah
2.1.3 Langkah-langkah menghitung EVA
EVA dapat dihitung dengan rumus:
Unsur-unsur EVA antara lain NOPAT dan Cost of Capital. Laba Operasi
Sesudah Pajak (NOPAT/ Net Operating After Tax) merupakan sejumlah laba
perusahaan yang akan dihasilkan jika perusahaan tersebut tidak memiliki utang
dan tidak memiliki aset financial. NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi
perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan, tetapi termasuk biaya keuangan
(financial cost) dan biaya penyusutan. NOPAT dapat dihitung dengan rumus:
Biaya modal (capital changes) adalah aliran kas yang dibutuhkan untuk
mengganti para investor atas risiko dari modal yang ditanamkan. Adapun rumusan
dari capital charges adalah :
(1) Biaya Modal rata-rata (WACC)
WACC (weighted average cost of capital) atau biaya modal rat-rata
tertimbang adalah biaya ekuitas dan biaya utang dikalikan presentase ekuitas dan
utang dalam struktur modal perusahaan. Menurut Young & O’byrne (2001:149)
WACC di hitung dengan rumus:
EVA= NOPAT- Capital Charges
NOPAT= EBIT (1-Tarif Pajak)
Capital Charges= WACC x Invested Capital
dimana:
D = Total utang (debt)
E = Total ekuitas (equity)
Kd = Biaya utang (cost of debt)
Ke = Biaya ekuitas (cost of equity)
T = Tingkat Pajak (tax)
(2) Invested Capital
Cara menghitung invested capital dengan rumus:
Total hutang dan ekuitas menunjukkan beberapa bagian dari setiap rupiah
modal sendiri dijadikan jaminan utang. Pinjaman jangka pendek tanpa bunga
merupakan pinjaman yang digunakan perusahaan yang pelunasan maupun
pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek dengan menggunakan aktiva
lancar yang dimiliki perusahaan dan atas pinjaman itu tidak dikenai bunga seperti
hutang usaha, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, dan lain-lain.
2.1.4 Kelebihan dan Kekurangan Economic Value Added (EVA)
Menurut Young dan O’Byrne (2001;32) EVA sebagai alat pengukur
kinerja memiliki beberapa kelebihan dibandingkan tolak ukur kinerja lainnya,
yaitu:
a. EVA dapat dihitung pada tingkat divisi. Jika diketahui NOPAT yang mengukur
laba perusahaan yang diperoleh dari operasi yang berjalan, modal yang
diivestasikan dan WACC, maka EVA menurut teori dapat dihitung untuk setiap
kesatuan termasuk divisi, departemen, lini produk, segmen bisnis secara
geografis dan sebagainya.
b. EVA merupakan pengukuran aliran, bukan pengukuran saham, karenanya dapat
dipertanggungjawabkan terhadap penilaian kinerja selama periode waktu
tertentu. EVA dikatakan sebagai suatu aliran sebab ia mengukur laba. EVA
adalah cara mengubah pengukuran saham dari kelebihan pengembalian menjadi
aliran.
c. EVA dapat meningkatkan penciptaan kekayaan pemegang saham. Perbedaan
pokok antara EVA dan pengukuran laba konvensional adalah EVA merupakan
laba “ekonomis” kebalikan dari laba “akunting”. Hal ini berdasarkan gagasan
bahwa suatu bisnis mendapatkan laba jika penghasilan mencukupi tidak hanya
biaya operasi tetapi juga biaya modal. Tanpa prospek laba ekonomis, tidak
akan ada penciptaan kekayaan bagi investor. Gagasan dari laba ekonomis
menegaskan hubungan EVA, terhadap kekayaan pemegang saham, kondisi
akhir yang dibutuhkan dari tolak ukur berdasarkan nilai.
Namun EVA juga memiliki kelemahan, yaitu sebagai berikut:
a. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur aktivitas –
aktivitas penentu seperti, loyalitas pelanggan.
b. EVA terlalu bertumpu pada kenyakinan bahwa investor sangat mengandalkan
faktor fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan menjual atau
c. Konsep ini tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan secara
akurat. Dalam kenyataannya seringkali perusahaan kurang transparan dalam
mengemukakan kondisi internalnya.
Young dan O’Byrne juga memperkenalkan ukuran kinerja yang lain untuk
melihat kinerja perusahaan dari perspektif yang berbeda. MVA merupakan salah
satu ukuran kinerja yang dapat dimanfaatkan investor untuk melihat kekayaan atau
return saham yang mereka peroleh dari investasi yang mereka tanamkan.
2.1.5 Market Value Added (MVA)
Brigham dan Houston (2010:111) menyatakan bahwa MVA adalah
perbedaan antara nilai pasar ekuitas suatu perusahaan dengan nilai buku. MVA
secara teknis diperoleh dengan cara mengalikan selisih antara harga pasar per
lembar saham (Stock Price per Share) dan nilai buku per lembar saham (Book
Value per Share). MVA menunjukkan berapa besar kekayaan atau keuntungan
yang mampu dihasilkan perusahaan bagi pemegang saham, apabila ia menjual
sahamnya pada saat itu. MVA meningkat hanya jika modal yang diinvestasikan
mendapat angka pengembalian lebih besar dari pada biaya modal. MVA yang
negatif berarti nilai dari investasi yang dijalankan manajemen kurang dari modal
yang diserahkan perusahaan oleh pasar modal yang berarti bahwa kekayaan telah
dimusnahkan (Young dan O’Byrne, 2001:27).
MVA merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan dalam memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan
yang dapat mengukur seberapa besar kekayaan perusahaan yang telah diciptakan
untuk investornya atau MVA menyatakan seberapa besar kemakmuran yang telah
dicapai.
MVA dihitung dengan rumus:
2.1.6 Price Earning Ratio
Analisis rasio keuangan yang menjadi obyek penelitian bagi peneliti adalah
Price Earning Ratio (PER). PER merupakan salah satu rasio ukuran pasar yang
sering digunakan investor. Price Earning Ratio (PER) adalah rasio pasar yang
berhubungan dengan laba per saham. PER yang tinggi menunjukkan prospek yang
baik pada harga saham, namun semakin tinggi pula resikonya. PER yang rendah
dapat berarti laba perusahaan yang tinggi, dan potensi dividen yang tinggi pula.
PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Dengan mengetahui besarnya PER dari suatu saham, investor
dapat memperkirakan berapa lama investasi atas saham tersebut dapat kembali
serta membandingkannya dengan saham lainnya. Price Earning Ratio (PER) dapat
dihitung dengan rumus :
Price Earning Ratio =
2.1.7 Return Saham
Tujuan utama dari penanaman modal yang dilakukan oleh investor adalah
memperoleh keuntungan. Dalam pasar modal, keuntungan yang menjadi tujuan MVA= Nilai pasar saham – Ekuitas modal yang diberikan oleh pemegang saham
utama investor disebut dengan return. Return merupakan tingkat keuntungan yang
diperoleh pemodal atau investor atas investasi yang dilakukan. Return dapat
berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum
terjadi tetapi yang diharapkan terjadi di masa yang akan datang.
Investor akan mempertimbangkan tingkat imbalan yang diharapkannya
(expected return) dimasa yang akan datang untuk suatu investasi yang dilakukan
saat ini. Imbal hasil yang direalisasikannya belum tentu sesuai dengan yang
diharapkannya, ketidakpastian ini disebut resiko. Resiko dan return mempunyai
hubungan positif, semakin tinggi resiko semakin tinggi return yang dihasilkan,
begitu pula sebaliknya. Komponen return saham terdiri dari dua macam yaitu
capital gain dan dan deviden yield. Capital gain adalah selisih antara harga jual
dan harga beli saham per lembar dibagi dengan harga beli, dan deviden yield
adalah deviden per lembar dibagi dengan harga beli saham per lembar (Zubir,
2011:4).
Untuk mengukur return saham ada dua cara menurut Zubir (2011:4) yang
paling sering digunakan yaitu:
1. Rerata Hitung (Arithmetic Mean)
Rerata hitung yaitu nilai yang dihitung dengan membagi jumlah suatu series
angka atau data( ∑Ri) dengan banyaknya data yang tersedia (n). Sehingga nilai
rerata hitung dinyatakan dengan R
2. Rerata Ukur (Geometric Mean)
Rerata ukur banyak digunakan dalam bidang keuangan, khususnya untuk
menghitung tingkat pertumbuhan realisasi perubahan kekayaan salama
beberapa periode yang lalu. Rerata ukur didefinisikan sebagai akar pangkat n
dari perkalian return relative selama n periode atau disebut juga sebagai
compound rate of return.
Dalam penelitian ini return yang diukur adalah return saham, yaitu hasil
yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode
berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan dividen.
Dimana:
Ri : Return saham
Pt: Harga saham pada periode t
Pt: Harga saham pada periode t-1
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Nama Judul Variabel Hasil penelitian
Lanjutan Tabel 2.1
No. Nama Judul Variabel Hasil penelitian
5 Luh Putu
No. Nama Judul Variabel Hasil penelitian
6
Sumber: Data diolah oleh peneliti
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui
dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara
teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu variabel bebas dengan variabel
terikat. Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya serta
permasalahan yang dikemukakan, berikut disajikan kerangka konseptual yang
dituangkan dalam model penelitian seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut
Variabel Independen Variabel Dependen
Pada kerangka konseptual diatas menjelaskan 3 variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu Market Value Added (MVA), Price Earning
Ratio (PER), dan Economic Value Added (EVA) dan variable dependen adalah
return saham. Jogiyanto(1998) menyatakan bahwa variabel-variabel yang lazim
digunakan untuk memprediksi return antara lain Price Earning Ratio (PER).
Semakin tinggi PER, maka semakin besar return saham karena PER merupakan
indikator yang sering dijadikan acuan bagi investor untuk menentukan investasi
saham yang hendak dibeli. Semakin besar nilai saham perusahaan itu akan
berpengaruh terhadap harga saham tersebut. Dengan kata lain, PER berpengaruh
positif terhadap return saham.
Economic Value Added (EVA) merupakan indikator untuk melihat kinerja
perusahaan dengan memanfaatkan sumber daya perusahaan untuk menghasilkan
laba. Nilai perusahaan yang cenderung baik akan menarik minat investor untuk
berinvestasi dalam perusahaan tersebut sehingga meningkatkan return saham.
Market Value Added
(X1)
Price Earning Ratio
(X2)
Economic Value Added
(X3)
Nilai tambah ekonomis (EVA) berpengaruh terhadap return, hal ini dikemukakan
oleh Kaplan dan Atkinson (1998) yang melakukan penilaian kinerja keuangan
perusahaan dengan menggunakan metode residual income seperti EVA. Market
Value Added (MVA) merupakan indikator untuk melihat modal yang
diinvestasikan oleh investor dan pengembalian yang diperoleh. Jika modal yang
diinvestasikan mendapatkan angka pengembalian lebih besar dari pada biaya
modal maka perusahaan itu mencerminkan memiliki kinerja yang baik dan akan
berpengaruh terhadap return saham perusahaan tersebut.
2.1 Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2007:51) “hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis
sebagai jawaban sementara dari masalah atau pernyataan penelitian yang
memerlukan ujian secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari
penelitian yang akan dilakukan”. Dari kerangka pemikiran di atas maka
hipotesis-hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Hipotesis 1: Market Value Added berpengaruh terhadap return saham.
Hipotesis 2: Price Earning Ratio berpengaruh terhadap return saham.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Tujuan jangka panjang dari sebuah perusahaan adalah meningkatkan nilai
perusahaan yang akan tercermin dari harga saham pasarnya karena penilaian
investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui pergerakan dari harga saham
perusahaan yang di transaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public.
Harga saham di pasar modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara
permintaan dan penawaran investor, sehingga harga saham merupakan fair price
yang dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan.
Pasar modal merupakan instrument keuangan penting dalam suatu
perekonomian yang berfungsi memobilisasi dana dari masyarakat ke sektor
produktif (perusahaan). Peran intermediasi keuangan dari masyarakat ke unit
usaha tersebut dimaksudkan untuk mencapai kemakmuran. Pasar modal berperan
sebagai sarana dalam peningkatan efisiensi alokasi sumber dana, penunjang
terciptanya perekonomian yang sehat, meningkatkan penerimaan Negara,
memperbaiki struktur modal perusahaan, dan mengurangi ketergantungan hutang
luar negeri pada sektor swasta. Kehadiran pasar modal memperbanyak altenatif
pilihan perusahaan untuk mendapatkan sumber daya (khususnya dana jangka
panjang).
Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return
melakukan investasi, dengan tingginya tingkat pengembalian yang diberikan
perusahaan kepada investor, maka menunjukkan bahwa perusahaan tersebut
memiliki kinerja perusahaan yang baik, sehingga investor yakin bahwa perusahaan
tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap saham yang telah
ditanamkan investor pada pasar modal.
Menurut Jogiyanto (2003:109) return saham dibedakan menjadi dua yaitu
return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return
realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data
historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan
sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa yang akan datang. Return
ekspektasi merupakan return yang diharapkan dimasa yang akan datang dan masih
bersifat tidak pasti. Dalam melakukan investasi, investor dihadapkan pada
ketidakpastian antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan
dihadapi. Semakin besar return yang diperoleh dari investasi, semakin besar pula
risikonya. Sehingga dapat dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan
positif dengan risiko.
Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada indikator Market Value Added
(MVA), Price Earning Ratio (PER), Economic Value Added (EVA), sebagai
variabel independen yang mempengaruhi return saham sebagai variabel dependen.
EVA pertama kali diperkenalkan oleh George Bennet Stewart dan Joel M. Stern,
analisis keuangan di dalam kantor konsultan Stern Steward Management Service