i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQH
MATERI SALAT BERJAMAAH
DENGAN METODE SNOWBALL THROWING
PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I
MTs ARROSYIDIN SECANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
VIVI WIJAYANTI
NIM : 11414014
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
v MOTTO
اًقُلُخ ْمُهُ نَسْحَاأًناَمْيِإ َنْيِنِم ْؤُمْلا ُلَمْكَاَو
“Dan orang mukmin yang
paling sempurna Imanya adalah mereka
vi
PERSEMBAHAN
Syukur nikmat atas apa yang Allah selalu berikan sehingga apa yang terasa sulit menjadi ringan semua karena pertolongan Allah. Dengan segenap hati skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Ibuku adalah pahlawanku sejak aku kecil hingga seperti sekarang, segala bantuan, keikhlasanmu ibu untuk selalu membantu dan mendoakan apapun yang menjadi cita-citaku.
2. Almarhum bapak tercinta, nasehatmu selalu ku ingat untuk selalu berjuang demi masa depanku yang barakah.
3. Suami tercinta yang selalu memberikan semangat memotivasi akan segala usahaku sepanjang waktu dan selalu mendampingiku setiap saat.
4. Ibu bapak mertuaku yang setiap saat mendoakanku. 5. Anakku kakak Naila, mas Ikram penyemangatku.
6. Untuk semua keluargaku yang selalu membantu mendoakan atas urusanku sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi dengan iringan doa dari keluarga. 7. Seluruh sahabatku seperjuangan yang selalu memberi motvasi untuk terus
berjuang dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii
KATA PENGANTAR
Syukur atas nikmat yang Allah berikan petunjuk dan pertolonganNya untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi Penelitian Tindakan Kelas ini selesai sesuai yang direncanakan dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi Shalat Berjamaah dengan Metode
Snowball Throwing pada Siswa Kelas VII Semester 1 MTs Arrosyidin Secang Tahun Pelajaran 2017/2018”.
Salawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga;
3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga; 4. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. selaku pembimbing dengan ikhlas
mengarahkan dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan;
viii
Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya serta para pembaca pada umumnya.
Salatiga, Maret 2018
ix ABSTRAK
Wijayanti, Vivi. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi Shalat Berjamaah dengan Metode Snowball Throwing pada Siswa Kelas VII Semester 1 MTs Arrosyidin Secang Tahun Pelajaran 2017/2018.Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. Mansur, M.Ag.
Kata Kunci: fiqih, metode snowball throwing, shalat berjamaah
Pendidikan merupakan salah satu bentuk usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, melalui formal maupun tidak formal. Pendidikan dapat diterapkan dalam bentuk interaksi antara pendidik dengan peserta didik sebagai upaya untuk menguasai tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
Penelitian ini adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) siklus. Subyek penelitian adalah Kelas VII B Semester 1 MTs Arrosyidin Secang dengan jumlah 32 siswa. Teknik pengumpulan data dengan metode angket, tes dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan metode Snowball Throwing. Pencapaian tersebut dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata yang didapatkan siswa; Pra Siklus 31,25% dengan jumlah ketuntasan 10 siswa, Siklus I 72,81 dengan jumlah ketuntasan 18 siswa, Siklus II 77,66 dengan ketuntasan 27 siswa, dan Siklus III 81,09 dengan jumlah ketuntasan 32 siswa. Dengan demikian persentase ketuntasan Pra Siklus 31,25%, Siklus I 56,25%, Siklus II 84,38, dan Siklus III 100%.
x
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
D. Hypotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan ... 3
E. Manfaat Penelitian... 4
F. Definisi Operasional ... 5
G. Metode Penelitian ... 8
H. Sistematika Penulisan Skripsi ... 13
BAB II KAJIAN TEORI ... 15
A. Hasil Belajar ... 15
1. Pengertian Hasil belajar ... 15
xi
B. Mata Pelajaran Fiqih ... 19
1. Pengertian Fiqih ... 19
2. Tujuan Pembelajaran Fiqih ... 21
C. Shalat Berjamaah... 21
1. Pengertian Shalat Berjamaah ... 21
2. Dasar Hukum Pelaksanaan Shalat Berjamaah ... 22
3. Manfaat dan Hikmah Shalat Berjamaah ... 23
4. Tata Cara Shalat Berjamaah ... 25
5. Syarat Sah menjadi Imam dan Makmum Shalat Berjamaah 26 D. Metode Snowball Throwing ... 27
1. Pengertian Metode Snowball Throwing ... 27
2. Langkah-langkah Metode Snowball Throwing ... 28
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Snowball Throwing ... 29
E. Kajian Pustaka ... 31
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 34
A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Arrosyidin Secang .... 34
1. Sejarah berdirinya MTs Arrosyidin Secang ... 34
2. Identitas MTs Arrosyidin Secang ... 34
3. Keadaan MTs Arrosyidin Secang ... 35
4. Visidan Misi MTs Arrosyidin Secang... 36
5. Daftar Guru/ Tenaga Pendidikdan Tenaga Kependidikan ... 36
6. Daftar Siswa Kelas VIIB ... 38
B. Pelaksanaan Penelitian ... 39
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47
A. Hasil Penelitian ... 47
1. Pra Siklus ... 47
2. Siklus I ... 50
3. Siklus II ... 56
4. Siklus III ... 62
B. Pembahasan ... 68
1. Aktifitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 68
2. Peningkatan Prestasi dan Ketuntasan Belajar Siswa ... 69
BAB V PENUTUP ... 72
A. Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu bentuk usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, melalui formal maupun tidak formal. Pendidikan secara umum merupakan segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2003:16).
Pendidikan dapat diterapkan bentuk interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya untuk menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Interaksi pendidikan dapat berlangsung di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah atau madrasah, maupun lingkungan masyarakat. Namun proses interaksi pendidikan pada di lingkungan sekolah juga memiliki peranan yang sangat penting. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan sekolah sebagai sebuah institusi yang didirikan dengan fasilitas, metode dan alat ukur tertentu untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang dimaksud.
2
guru dalam hal ini sebagai pendidik dituntut lebih kreatif, professional dan menyenangkan sehingga proses interaksi pendidikan yang berlangsung dapat diterima dengan baik oleh peserta didiknya.
Berdasarkan survei yang peneliti lakukan, kondisi yang terjadi saat ini, khususnya proses pembelajaran pendidikan agama Islam di MTs Arrosyidin Secang masih banyak guru menggunakan metode yang sangat membatasi siswa terlibat dalam proses belajar mengajar. Tidak menutup kemungkinan dengan metode pembelajaran yang kurang efektif dapat mempengaruhi hasil sehingga pencapaiannya tidak maksimal. Untuk itu perlu adanya metode atau cara lain dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik agar tujuan dari pembelajaran tersebut dapat terwujud.
Metode Snowball Throwing dapat menjadi salah satu alternatif yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam terutama mata pelajaran Fiqih materi shalat. Dengan metode ini akan terwujud pola pembelajaran yang interaktif dengan memaksimalkan keaktifan peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik.
3
B. Rumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah; bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa Kelas VII Semester 1 dalam mata pelajaran Fiqih materi shalat berjamaah di MTs Arrosyidin Secang Tahun Pelajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah penerapan metode Snowball Throwing
dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Fiqih materi shalat berjamaah pada siswa Kelas VII Semester I di MTs Arrosyidin Secang Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Kata hipotesis berasal dari kata, yaitu “hypo” yang berarti dibawah dan kata
“thesa” yang berarti kebenaran (Arikunto, 1998: 67-68).
4
Dari beberapa uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis penelitian dengan menggunakan metode snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar pelajaran Fiqih dalam materi shalat berjamaah pada siswa kelas VII MTs Arrosyidin Secang tahun pelajaran 2017/2018.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode Snowball Throwing dikatakan efektif, apabila mencapai indikator yang diharapkan. Adapun indikator yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Nilai hasil belajar siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yaitu 72.
b. KKM Klasikal mencapai 85%
Siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 65%, dan suatu kelas dikatakan
tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya. (Trianto, 2010:
241)
E. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang penggunaan metode snowball throwing
5 1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan dalam merancang metode pembelajaran yang bervariasi, salah satunya dengan menerapkan metode Snowball Throwing.
2. Bagi Siswa
Dengan diterapkannya metode Snowball Throwing siswa dapat lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga dapat memahami pelajaran Fiqih khususnya materi shalat berjamaah.
3. Bagi Guru
Dengan adanya metode Snowball Throwing guru dapat memiliki cara lain dalam menyampaikan materi dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu guru juga dapat memperbaiki proses belajar mengajar sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa sebagai peserta didik.
4. Bagi Sekolah
Dengan diterapkannya metode Snowball Throwing dapat dijadikan sebagai masukan dan tambahan informasi sekaligus bahan acuan dalam usaha peningkatan hasil belajar melalui Penelitian Tindakan Kelas.
F. Definisi Operasional
6
persepsi dan kesamaan konsep dalam mengartikan istilah, maka perlu adanya penegasan beberapa istilah sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari suatu proses usaha setelah melakukan kegiatan belajar yang dapat diukur dengan menggunakan tes guna melihat kemajuan siswa. Hasil belajar diukur dengan rata-rata hasil tes yang diberikan dan tes hasil belajar itu sendiri adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan mengukur kemajuan belajar siswa. (Slameto, 2008:7-8). Jadi dapat diambil pemahaman bahwa hasil belajar digunakan sebagai acuan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi dengan melakukan evaluasi pada setiap akhir proses pembelajaran.
2. Metode Snowball Throwing
Menurut Saminanto (2010:37), metode pembelajaran Snowball Throwing adalah metode pembelajaran yang disebut juga metode pembelajaran gelundungan bola salju. Tujuannya melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.
7
diwakili ketua kelompok untuk mendapatkan tugas dari guru. Setelah itu, masing-masing siswa membuat pertanyaan pada suatu kertas yang dibentuk seperti bola dan berisi pertanyaan atau soal lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh sehingga siswa bisa terlatih untuk bekerja secara berkelompok (Suprijono. 2010: 128).
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode Snowball Throwing merupakan suatu model pembelajaran aktif dalam melatih siswa untuk bekerja secara berkelompok, yang nantinya masing-masing anggota kelompok membuat sebuah pertanyaan pada selembar kertas dan membentuknya seperti bola, kemudian bola tersebut dilempar ke murid yang lain selama durasi waktu yang ditentukan, yang selanjutnya masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperolehnya.
3. Fiqih
8
Dengan demikian bahwa fiqih merupakan formulasi dari Al-Qur’an dan Sunnah yang berbentuk hukum amaliyah yang akan diamalkan oleh ummatnya.
4. Sholat Berjamaah
Shalat jamaah adalah shalat yang dikerjakan secara bersama-sama, sedikitnya dua orang, yaitu yang satu sebagai imam dan yang satu lagi sebagai makmum. (Ash-shilawy. 2009: 122)
Dengan demikian dalam shalat berjamaah terdapat sebuah ketergantungan shalat makmum kepada shalat imam berdasarkan syarat-syarat tertentu.
G. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru melalui refleksi yang bertujuan memperbaiki kinerja untuk meningkatkan hasil belajar siswa (Wardhani, Wihardit, 2008:14). Sehingga dapat diartikan juga bahwa PTK merupakan penelitian yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Oleh karena itu, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif.
9
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian korelasional. Maksud dari penelitian ini adalah mengetahui peningkatan hasil belajar Fiqih materi shalat berjamaah dengan metode Snowball Throwing pada siswa Kelas VII MTs Arrosyidin Secang tahun pelajaran 2017/2018. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di MTs Arrosyidin Secang, Jalan Temanggung No. 28 Secang.
3. Populasi dan Sampel 1) Populasi
Menurut Sugiono (2007: 60), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan definisi diatas, penelitian ini mengambil populasi seluruh siswa Kelas VII MTs Arrosyidin Secang tahun pelajaran 2017/2018 sebagai subyek penelitian, yang terdiri dari 2 (dua) kelas dengan jumlah keseluruhan 65 siswa. Dengan rincian 32 siswa Kelas VII-A dan 33 Kelas VII-B.
10
nilai ulangan harian maupun nilai akhir semester yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
2) Sampel
Sampel adalah himpunan bagian dari suatu populasi (Gülo, 2002: 78). Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dengan cara random sampling, dimana proses pemilihan sampel seluruh anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih dengan tujuan untuk menentukan kelas mana yang akan menjadi kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Dari data populasi yang ada, peneliti menjadikan 2 kelas VII MTs Arrosyidin Secang tahun pelajaran 2017/2018 sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah diadakan random maka dapat diketahui sampel penelitian yang meliputi kelas VII-B dengan jumlah 32 siswa adalah kelas eksperimen dan kelas XI VII-A dengan jumlah 33 siswa adalah kelas kontrol.
4. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2005: 100). Data yang diperoleh berupa angka, keterangan dalam bentuk tulisan, informasi melalui ucapan atau lisan serta beragam fakta yang berkaitan dengan focus penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode angket dan dokumentasi.
11
Angket merupakan tehnik pengumpulan data yang diadakan dengan jalan mengajukan sejumlah pertanyaan dan pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi maupun hal-hal yang diketahui. (Arikunto, 2010: 124).
Metode angket ini digunakan sebagai media observasi yang digunakan untuk memperoleh jawaban sementara dari siswa sesuai pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti setelah menerapkan metode Snowball Throwing. Metode yang digunakan adalah angket tertutup, responden hanya tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan. Angket akan diberikan secara langsung dari peneliti kepada responden, yaitu kepada siswa di kelas atau tempat yang sudah ditentukan untuk melakukan penelitian.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui data berupa administrasi, agenda, lokasi penelitian, gambar, serta data lain yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian.
5. Instrumen Penelitian
12
a. Silabus; yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran.
c. Lembar observasi kegiatan belajar mengajar, yang terdiri dari dua bagian, yaitu:
1) Lembar observasi aktivitas siswa, untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
2) Instrumen observasi kegiatan guru, sebagai instrumen kegiatan guru selama proses pembelajaran.
d. Tes formatif yang disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tes ini diberikan pada setiap akhir putaran.
6. Analisis Data
13
siklusnya, maka dilakukan evaluasi dengan tes formatif pada setiap akhir putaran.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pelajaran Fiqih materi shalat berjamaah sebelum dan sesudah menggunakan metode
snowball throwing, dengan rumus:
P =𝐹
N x 100%
Keterangan: P : Persentase F : Frekuensi
N : Jumlah responden (Sugiono, 2010: 250)
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika merupakan gambaran secara umum tentang isi skripsi. Dalam skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian, meliputi bagian awal, bagian isi dan bagian akhir.
Bagian awal dalam skripsi ini terdiri dari sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, moto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar lampiran. Bagian isi terdiri dari pendahuluan sampai dengan penutup, dan bagian akhir berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran, riwayat hidup peneliti. Adapun sistematika secara keseluruhan adalah sebagai berikut: BAB I : Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
14
operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Berisi landasan teori mengenai peningkatan hasil belajar Fiqih materi shalat berjamaah dengan metode Snowball Throwing pada siswa.
BAB III : Berisi pelaksanaan penelitian, meliputi gambaran umum lokasi penelitian, antara lain sejarah berdirinya MTs Arrosyidin Secang, visi dan misi, kurikulum, keadaan fisik MTs dan penyajian data yang meliputi jawaban angket tentang hasil dalam penelitian yang sudah dilaksanakan di MTs Arrosyidin Secang.
BAB IV : Berisi hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi analisis data dan analisi deskriptif.
15 BAB II
KAJIAN TEORI
I. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari suatu proses usaha setelah melakukan kegiatan belajar yang dapat diukur dengan menggunakan tes guna melihat kemajuan siswa. Hasil belajar diukur dengan rata-rata hasil tes yang diberikan dan tes hasil belajar itu sendiri adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan mengukur kemajuan belajar siswa. (Slameto, 2008: 7-8).
Secara umum hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Menurutnya juga anak-anak yang berhasil dalam belajar ialah berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. (Abdurrahman, 1999: 38).
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. (Purwanto, 2002:82).
16
sejauh mana siswa dapat menguasai pembelajaran setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar, atau keberhasilan yang dicapai seorang peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang ditandai dengan bentuk angka, huruf, atau simbol tertentu yang disepakati oleh pihak penyelenggara pendidikan. (Dimyati dan Mujiyono, 2006: 3).
Dari beberapa teori di atas tentang pengertian hasil belajar, maka hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar (perubahan tingkah laku: kognitif, afektif dan psikomotorik) setelah selesai melaksanakan proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran
information search dan metode resitasi yang dibuktikan dengan hasil evaluasi berupa nilai.
2. Faktor Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya faktor jasmani dan rohani siswa, hal ini berkaitan dengan masalah kesehatan siswa baik kondisi fisiknya secara umum, sedangkan faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi. Hasil belajar siswa di madrasah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. (Sudjana dan Rivai, 2001: 39)
17 1) Faktor internal siswa
a) Faktor fisiologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan kebugaran fisik, serta kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran.
b) Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan, berpikir dan kemampuan dasar pengetahuan yang dimiliki.
2) Faktor-faktor eksternal siswa a) Faktor Lingkungan Siswa
Faktor ini terbagi dua, yaitu pertama, faktor lingkungan alam atau non sosial seperti keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, sore, malam), letak madrasah, dan sebagainya. Kedua, faktor lingkungan sosial seperti manusia dan budayanya. b) Faktor Instrumental
Yang termasuk faktor instrumental antara lain gedung atau sarana fisik kelas, sarana atau alat pembelajaran, media pembelajaran, guru, dan kurikulum atau materi pelajaran serta strategi pembelajaran.
18
1) Faktor internal meliputi dua aspek yaitu: a) Aspek fisiologis
b) Aspek psikologis 2) Faktor eksternal meliputi:
a) Faktor lingkungan sosial
Lingkungan sosial ini meliputi lingkungan orang tua dan keluarga, sekolah serta masyarakat. Lingkungan sosial yang paling banyak berperan dan mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah lingkungan orang tua dan keluarga. Siswa sebagai anak tentu saja akan banyak meniru dari lingkungan terdekatnya seperti sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga. Semuanya dapat memberi dampak dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan prestasi yang dapat dicapai siswa.
Lingkungan sosial sekolah meliputi para guru yang harus menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik serta menjadi teladan dalam hal belajar, staf – staf administrasi di lingkungan sekolah, dan teman – teman di sekolah dapat mempengaruhi semangat belajar siswa.
19
kehidupan bermasyarakat dan pergaulan sehari–hari yang dapat mempengaruhi prestasi belajar.
b) Faktor lingkungan nonsosial
Faktor yang meliputi lingkungan nonsosial adalah adalah gedung sekolah dan bentuknya, rumah tempat tinggal, alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar siswa. (Muhibbin Syah, 2011: 132)
Dari beberapa pemaparan kajian teori tentang faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas, maka dapat diketahui bahwa tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi upaya pencapaian hasil belajar peserta didik dan dapat mendukung terselenggaranya kegiatan proses pembelajaran, sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
J. Mata Pelajaran Fiqih
1. Pengertian Fiqih
20
Selanjutnya pengertian Fiqih, secara bahasa berarti faham yang mendalam, mengetahui batinya sampai kedalam. Secara istilah, Fiqih adalah ilmu tentang hukum-hukum syar’i yang bersifat amaliyah, yang digali dan dutemukan dari dalil-dalil yang tafsili. (Muyyazin, 2010: 15)
Mata Pelajaran Fiqih adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life). Pendidikan ini melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. (Depag RI, 2004: 46)
Mata pelajaran Fiqih adalah salah satu bagian mata pelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan siswa mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Dalam penyampaian materi ini peneliti berusaha dengan semaksimal mungkin agar apa yang disampaikan mudah dipahami oleh siswa. Dalam proses pengajaran senantiasa memilih metode-metode yang dinilai paling baik, tepat sasaran, sesuai dengan porsi pemahaman siswa, mudah dipahami dan dicerna akal serta mudah diingat. (Ghuddah, 2005 : 57)
21
hukum-hukum Islam yang bersumber pada Al-Qur’an, Sunnah dalil-dalil Syar’i yang lain, dengan tujuan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya.
2. Tujuan Pembelajaran Fiqih
Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk memberi bekal kepada peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam Fiqih ibadah dan juga hubungan manusia dengan sesama manusia yang diatur dalam Fiqih muamalah. Selain itu dengan tujuan lain dari pembelajaran Fiqih adalah melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dengan melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial/ bermasyarakat.
Dengan didapatkannya pengalaman tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan dalam menjalankan hukum-hukum Islam, disiplin serta dapat bertanggung jawab dalam kehidupan pribadi maupun sosial.
K. Shalat Berjamaah
1. Pengertian Shalat Berjamaah
22
dengan salam (Hasbiyallah, 2013: 175). Kata jamaah diambil dari kata
al-ijtima’ yang berarti kumpul. (Abdurraziq, 2007: 66). Jamaah berarti sejumlah orang yang dikumpulkan oleh satu tujuan (Said, 2008: 19). Menurut Kamus Istilah Fiqih shalat jamaah adalah shalat yang dikerjakan secara bersama-sama, salah seorang diantaranya sebagai imam dan yang lainnya sebagai makmum (Mujieb, dkk, 2002: 318).
Shalat jamaah adalah shalat yang dikerjakan secara bersama-sama, sedikitnya dua orang, yaitu yang satu sebagai imam dan yang satu lagi sebagai makmum (Ash-shilawy. 2009: 122). Apabila dua orang sembahyang bersama-sama dan salah seorang diantara mereka mengikuti yang lain, keduanya dinamakan shalat berjamaah. (Rasyid, 1995: 109)
Dari beberapa pendapat di atas mengenai arti salat berjamaah adalah salat jamaah adalah salat yang dilakukan bersama-sama yang dipimpin oleh imam, dan makmum mengikuti gerakan imam dengan syarat-syarat tertentu.
2. Dasar Hukum Pelaksanaan Shalat Berjamaah
23
Jadi shalat berjamaah hukumnya adalah sunat muakkad, hal ini dikarenakan sesuai dengan pendapat yang seadil-adilnya dan lebih dekat kepada yang benar. Bagi laki-laki shalat lima waktu berjamaah di masjid lebih baik dari pada shalat berjamaah di rumah, kecuali shalat sunah maka di rumah lebih baik. Sedangkan bagi perempuan shalat di rumah lebih baik karena hal itu lebih aman bagi mereka.
3. Manfaat dan Hikmah Shalat Berjamaah 1) Manfaat Shalat Berjamaah
Shalat jamaah memiliki faedah-faedah (manfaat-manfaat) yang banyak dan kebaikan-kebaikan yang agung, antara lain:
a) Allah SWT mensyariatkan kepada umat agar berkumpul pada waktu-waktu tertentu untuk shalat berjamaah, Hal itu dimaksudkan agar dapat saling menyambung silaturahmi diantara mereka, berbuat kebajikan, saling mengasihi dan memperhatikan.
b) Menanamkan rasa saling mengasihi, yaitu saling mencintai antara yang satu dengan yang lain sehingga saling mengerti dan memahami keadaan yang lain. Seperti menjenguk yang sakit, mengantar jenazah, membantu yang kesusahan dan kesulitan. c) Saling mengenal, karena apabila manusia shalat bersama-sama
maka terjadi saling kenal diantara mereka.
24
masjid, orang yang paling kaya berdampingan dengan orang yang paling fakir, atasan berdampingan dengan bawahan, yang muda berdampingan dengan yang tua, demikian seterusnya. Maka manusia merasa mereka adalah sama sehingga dengan itu terjadi keakraban.
e) Menghindari kesalahan arah kiblat, karena belum tentu semua orang muslim mengetahui arah kiblat secara tepat, terkadang ada juga yang lupa jika berada di tempat yang masih asing. Sehingga dengan melakukan shalat secara berjamaah di masjid dapat mengurangi dan menghindari kesalahan arah kiblat.
f) Membiasakan manusia untuk berdisiplin, karena jika telah terbiasa mengikuti imam secara detail, tidak mendahului dan tidak tertinggal banyak, dan tidak membarenginya tapi mengikutinya maka ia akan terbiasa disiplin. (Said, 2008: 53) 2) Hikmah Shalat Berjamaah
Allah SWT telah mensyari’atkan shalat berjamaah karena mempunyai hikmah-hikmah yang besar, diantaranya:
25
b) Mensyiarkan syiar Islam. Allah SWT mensyariatkan shalat di masjid, dengan shalat berjamaah di masjid, maka berkumpul umat Islam di dalamnya, sebelum shalat ada pengumandangan adzan di tengah-tengah mereka, semua itu adalah pemaklumatan dari umat akan penegakan syiar Allah SWT di muka bumi. c) Merealisasikan penghambaan kepada Allah Tuhan semesta
alam. Tatkala mendengar adzan maka menyegerakan untuk memenuhi panggilan adzan tersebut kemudian melaksanakan sholat berjamaah dan meninggalkan segala urusan dunia. Maka itulah bukti atas penghambaan kepada Allah.
d) Menumbuhkan kedisiplinan. Dengan melaksanakan shalat berjamaah secara rutin, maka seseorang akan terbiasa berdisiplin dalam mengatur dan menjalani kehidupan.
e) Menghilangkan perbedaan status sosial. Ketika melakukan shalat berjamaah di masjid, maka sudah tidak ada perbedaan lagi antara yang kaya dan yang miskin, antara atasan dan bawahan, demikian seterusnya. Semua dihadapan Allah SWT sama, yang paling mulia adalah yang paling bertakwa. (Mahir Manshur, 2007: 70)
4. Tata Cara Shalat Berjamaah
26
lurus, rapat dan rapi imam menghadap kiblat untuk mulai ibadah shalat berjamaah dengan khusuk. Dalam shalat berjamaah, seseorang yang dianggap paling kompeten akan ditunjuk sebagai imam shalat dan yang lain akan berlaku sebagai makmum.
Bacaan dua rakaat awal untuk shalat zuhur dan ashar pada surat Al Fatihah dan bacaan surat pengiringnya dibaca secara sirran atau lirih yang hanya bisa didengar sendiri, orang lain sebagai makmum tidak jelas mendengarnya. Sedangkan pada shalat maghrib, isya dan subuh dibaca secara jahran atau nyaring yang dapat didengar makmum. Untuk shalat sunah jumat, Idul Fitri, Idul Adha, gerhana, istisqa’, tarawih dan witir
dibaca nyaring, sedangkan untuk shalat malam dibaca sedang, tidak nyaring dan tidak lirih.
5. Syarat Sah menjadi Imam dan Makmum Shalat Berjamaah Syarat untuk menjadi imam adalah:
a) Lebih banyak mengerti dan paham masalah ibadah shalat. b) Lebih banyak hapal surat-surat Alquran.
c) Lebih fasih dan baik dalam membaca bacaan-bacaan shalat. d) Lebih senior / tua daripada jamaah lainnya.
e) Tidak mengikuti gerakan shalat orang lain.
f) Laki-laki, tetapi jika semua makmum adalah wanita, maka imam boleh perempuan.
Sedangkan syarat sah menjadi makmum adalah:
27 b) Berada satu tempat dengan imam.
c) Laki-laki dewasa tidak sah jika menjadi makmum imam perempuan. d) Jika imam batal, maka seorang makmum maju ke depan
menggantikan imam.
e) Jika imam lupa jumlah rakaat atau salah gerakan shalat, makmum mengingatkan dengan membaca subhanallah dengan suara yang dapat didengar imam, untuk makmum perempuan dengan cara bertepuk tangan.
f) Makmum dapat melihat atau mendengar imam. g) Makmum berada di belakang imam.
h) Mengerjakan ibadah shalat yang sama dengan imam.
i) Jika datang terlambat, maka makmum akan menjadi masbuk yang boleh mengikuti imam sama seperti makmum lainnya, namun setelah imam salam masbuk menambah jumlah rakaat yang tertinggal. Jika berhasil mulai dengan mendapatkan ruku' bersama imam walaupun sebentar maka masbuk mendapatkan satu rakaat. Jika masbuk adalah makmum pertama, maka masbuk menepuk pundak imam untuk mengajak shalat berjamaah.
L. Metode Snowball Throwing
1. Pengertian Metode Snowball Throwing
Menurut Saminanto, metode pembelajaran Snowball Throwing
28
menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. (Saminanto, 2010:37).
Metode Snowball Throwing ini merupakan salah satu metode dari pembelajaran aktif yang mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya. Dalam metode ini, dibentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapatkan tugas dari guru. Setelah itu, masing-masing siswa membuat pertanyaan pada suatu kertas yang dibentuk seperti bola dan berisi pertanyaan atau soal lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh sehingga siswa bisa terlatih untuk bekerja secara berkelompok (Suprijono, 2010: 128).
Metode ini dapat berjalan efektif dan efisien jika siswa lebih aktif. Dengan penerapan metode Snowball Throwing diharapkan siswa bisa lebih mudah memahami materi yang dipelajari serta mampu menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan materi dalam hal ini pelajaran Fiqih materi shalat berjamaah dan juga pelajaran Pendidikan Agama Islam yang lainnya.
2. Langkah-langkah Metode Snowball Throwing
Berikut adalah langkah-langkah metode Snowball Throwing
(Riyanto, 2010: 276):
29
2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
4) Kemudian masing-masing peserta didik diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik ke peserta didik yang lain selama ±5 menit.
6) Setelah peserta didik mendapat satu bola/satu pertanyaan, diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. 7) Evaluasi.
8) Penutup.
Dari langkah-langkah yang ada pada metode Snowball Throwing
dapat diprediksikan bahwa pembelajaran akan efektif karena memenuhi unsur-unsur pada pembelajaran aktif dan sesuai dengan pengelolaan kelas yang efektif.
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Snowball Throwing
30 a. Kelebihan
1) Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada teman lain. 2) Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan kepada siswa lain.
3) Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang dibuat temannya seperti apa.
4) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
5) Pendidikan tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung dalam praktik.
6) Pembelajaran menjadi lebih efektif.
7) Ketiga aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dapat tercapai. b. Kelemahan
1) Bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi, sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. Hal ini terlihat dari soal yang dibuat siswa seperti contoh yang telah diberikan. 2) Ketua kelompok yang kurang mampu menjelaskan dengan baik
tentu akan menjadi penghambat bagi anggota lain dalam memahami materi, sehingga membutuhkan waktu yang banyak untuk siswa mendiskusikan materi pelajaran.
31
Dari beberapa kelemahan metode Snowball Throwing diatas, dapat diatasi dengan beberapa tindakan, antara lain:
1) Guru menerangkan terlebih dahulu materi yang akan disampaikan secara singkat dan jelas disertai dengan metode yang akan digunakan.
2) Mengoptimalkan waktu dengan cara memberi batasan dalam pembuatan kelompok dan pembuatan pertanyaan.
3) Guru ikut serta dalam pembuatan kelompok sehingga kegaduhan dapat teratasi.
4) Memisahkan grup anak yang dianggap sering membuat gaduh dala kelomppok yang berbeda.
5) Guru dapat menambahkah pertanyaan secara individu dan pemberian penghargaan kepada kelompok.
M. Kajian Pustaka
Mata Pelajaran Fiqih adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya. Sehingga untuk mencapai hasil pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu diciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan menarik.
32
keberhasilan proses belajar mengajar karena media yang bervariasi dalam pengajaran sangat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar sehingga peserta didik tidak merasa bosan dalam menerima dan memahami materi pelajaran.
Dalam penelitian ini menggunakan metode Snowball Throwing. Metode Snowball Trhrowing merupakan salah satu contoh metode pembelajaran aktif yang mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya. Selain membuat siswa lebih aktif, metode ini juga mengajarkan siswa dalam bekerjasama dalam tim yang terbentuk dalam kelompok dengan harapan siswa dapat membantu antar teman dalam memahami materi pelajaran. Selain itu, media yang digunakan adalah media sederhana. Metode ini disebut juga metode gelundungan salju. Siswa membuat pertanyaan pada suatu kertas yang dibentuk seperti bola dan berisi pertanyaan atau soal lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.
Untuk mengetahui keefektifan sebuah proses pembelajaran, maka pada setiap akhir pembelajaran perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi yang dimaksud juga terdapat pada langkah terakhir metode Snowball Throwing .
Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
33
Hasil penelitiannya menunjukan bahwa penerapan metode Snowball Throwing efektif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang terus meningkat sejak pra siklus= 69,5 (ketuntasan 70%), silus I= 71,19 (ketuntasan 76,19%) dan siklus II= 75 (ketuntasan 90%).
2. Penelitian yang dilakukan oleh Khoirul Mujahidin (2017) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak Materi Aliran dan
Tokoh Ilmu Kalam Melalui Metode Snowball Throwing pada Siswa Kelas XI IPA MA Al-Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018“ ini menggunakan pendekatan Penilitan Tindakan Kelas. Hasil dari penelitian tersebut mengalami peningkatan ketuntasan siswa. Adapun nilai rata-rata pada Pra Siklus 72,4 Siklus I 74,9 dan Siklus II 90,7. Sehingga penelitian tindakan kelas tersebut dinyatakan berhasil untuk meningkatkan belajar siswa kelas XI IPA 1 MA Al-Bidayah Candi.
34 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
N. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Arrosyidin Secang
3. Sejarah berdirinya MTs Arrosyidin Secang
Madrasah Tsanawiyah Arrosyidin (MTs Arrosyidin) Secang adalah salah satu lembaga pendidikan dasar yang didirikan karena kurangnya sekolah pada tahun 1970an di Kecamatan Secang. MTs Arrosyidin berada dibawah naungan Yayasan Arrosyidin dari beberapa sekolah yang dikelola seperti MTs (MTs Arrosyidin Secang), SMA (SMA Islam Secang) dan SMK (SMK Islam Secang). (Sumber: Buku Profil MTs Arrosyidin, 2017)
4. Identitas MTs Arrosyidin Secang
a. Nama Madrasah : MTs Arrosyidin Secang
b. Alamat : Jalan Temanggung No. 28 Secang c. Telepon : (0293) 714690
d. NIS : 121233080051
e. NPSN : 20363698
f. Status Madrasah : Swasta g. Terakreditasi : A h. Tahun didirikan : 1974 i. Tahun perubahan : 1987
35 Luas tanah : 544 m2
(Sumber: Papan Profil MTs Arrosyidin, 2017)
5. Keadaan MTs Arrosyidin Secang
a. Data Ruang
1) Kelas VII : 3 ruang 2) Kelas VIII : 2 ruang 3) Kelas IX : 4 ruang
4) Guru : 1 ruang
5) TU : 1 ruang
6) Perpustakaan : 1 ruang 7) Laboratorium : 1 ruang 8) WC Siswa : 1 ruang 9) WC Guru : 1 ruang 10) Gudang : 1 ruang
11) Aula : 1 ruang
12) Mushola : 1 ruang b. Jumlah Rombongan Belajar
1) Kelas VII : 3 kelas 2) Kelas VIII : 3 kelas 3) Kelas IX : 3 kelas
36
6. Visi dan Misi MTs Arrosyidin Secang
a. Visi MTs Arrosyidin Secang
Mengantarkan siswa/siswi MTs Arrosyidin Secang Kabupaten Magelang yang berakidah, beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia serta tanggap terhadap IPTEK.
b. Misi MTs Arrosyidin Secang
1) Memberikan pelayanan terbaik dalam mengantarkan siswa/siswi agar menjadi insan yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa.
2) Membentuk siswa/siswi yang unggul dalam prestasi dan iman dengan faham Ahlu Sunah wal Jama’ah.
3) Menjunjung nilai luhur budaya bangsa. c. Tujuan
Memberikan bekal pendidikan dasar kepada siswa-siswi agar menjadi insan yang berguna dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlaqul karimah.
(Sumber: Papan Visi Misi MTs Arrosyidin, 2017)
7. Daftar Guru/ Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
37
Tabel 3.1
Daftar Guru/ Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan MTs Arrosyidin Secang
No Nama Jabatan/
Bidang Tugas
1 Soriyanto, S.Pd, MM.Pd Kepala Madrasah
2 Fitriyati, S.Pd Guru Mapel 11 Elli Sari Hartanti, S.Pd Guru Mapel 12 Tutik Handayani, S.Pd Guru Mapel
13 Fuad Fauzi, S.Ag Guru Mapel
14 Dewi Nurhayati, S.Pd Guru Mapel
15 Oky Waluyo Saputro, A.Md Kepala TU
16 Ariyanti Staf TU
17 Aminatun Bendahara
18 Puti Sundari Petugas perpustakaan
19 Budi Setiawan Penjaga madrasah
20 Mulyono Petugas kebersihan
21 Ningsih Petugas kebersihan
38
8. Daftar Siswa Kelas VIIB
Tabel 3.2 Data Siswa Kelas VIIB
39
27 Syafin Mushofa L
28 Tosa Atwin Priardanto L
29 Ulyatidar P
30 Wahyu Cahyono L
31 Yayuk Istikomah P
32 Yuniyanti P
(Sumber: Daftar Absensi Siswa Kelas VIIB, 2017)
O. Pelaksanaan Penelitian
40
Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan
Refleksi SIKLUS III Pelaksanaan
Pengamatan ?
41
Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari peneliti membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Berikut ini adalah pedoman observasi yang digunakan untuk menilai keaktifan siswa dengan aspek kemamapuan memahami pelajaran dan mengamati nilai siswa yang telah ada, untuk membandingkan hasil belajar siswa selama menggunakan dengan metode Snowball Throwing.
Tabel 3.3
Pedoman Observasi Pelaksanaan Metode Snowball Throwing
No. Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah kamu menyukai pembelajaran Fiqih dengan metode Snowball Throwing?
2 Apakah kamu mengalami kesulitan dalam mempraktikan metode Snowball Throwing? 3
Apakah kamu lebih mudah memahami pelajaran Fiqih materi Sholat berjamaah dengan metode
Snowball Throwing? 4
Apakah pembelajaran Fiqih materi Sholat berjamaah dengan metode Snowball Throwing
menyenangkan bagi kamu? 5
Apakah pembelajaran Fiqih materi Sholat berjamaah dengan metode Snowball Throwing
membuat kamu bersemangat belajar? 6
Apakah pembelajaran dengan metode Snowball Throwing menghambat pemahaman tentang materi Sholat berjamaah?
7
Apakah pembelajaran Fiqih materi Sholat berjamaah dengan metode Snowball Throwing
membuat kamu termotivasi untuk belajar? 8 Apakah penggunaan metode Snowball
42 9
Apakah penggunaan metode Snowball Throwing lebih baik dan menyenangkan daripada metode biasa?
10
Apakah kamu tertarik untuk mencoba metode
Snowball Throwing dalam mempelajari pelajaran Fiqih materi yang lain?
Tabel 3.4
Pedoman Observasi Nilai Ulangan Fiqih Siswa Kelas VIIB
No. Nama Nilai
P. Penyajian Data dan Hasil Penelitian
43 Tabel 3.5
Hasil Angket Responden
No. Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah kamu menyukai pembelajaran Fiqih
dengan metode Snowball Throwing? 30 2 2 Apakah kamu mengalami kesulitan dalam
mempraktikan metode Snowball Throwing? 2 30 3
Apakah kamu lebih mudah memahami pelajaran Fiqih materi Sholat berjamaah dengan metode Snowball Throwing?
29 3
4
Apakah pembelajaran Fiqih materi Sholat berjamaah dengan metode Snowball Throwing menyenangkan bagi kamu?
28 4
5
Apakah pembelajaran Fiqih materi Sholat berjamaah dengan metode Snowball Throwing membuat kamu bersemangat belajar?
44 6
Apakah pembelajaran dengan metode
Snowball Throwing menghambat pemahaman tentang materi Sholat berjamaah?
3 29
7
Apakah pembelajaran Fiqih materi Sholat berjamaah dengan metode Snowball
Throwing membuat kamu termotivasi untuk belajar?
30 2
8 Apakah penggunaan metode Snowball
Throwing membosankan? 2 30
9
Apakah penggunaan metode Snowball Throwing lebih baik dan menyenangkan daripada metode biasa?
28 4
10
Apakah kamu tertarik untuk mencoba metode Snowball Throwing dalam mempelajari pelajaran Fiqih materi yang lain?
30 2
Berdasarkan hasil angket responden diatas, dapat disimpulkan bahwa siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan dengan menerapkan metode Snowball Throwing dalam pelajaran Fiqih materi sholat berjamaah.
45 Tabel 3.6
Daftar Nilai Ulangan Fiqih Siswa Kelas VIIB
46
25 Siti Choirul Ummah 85
26 Soni Harsono 85
27 Syafin Mushofa 75
28 Tosa Atwin Priardanto 80
29 Ulyatidar 80
30 Wahyu Cahyono 85
31 Yayuk Istikomah 75
32 Yuniyanti 90
(Sumber: Daftar Nilai Siswa Kelas VIIB, 2017)
47 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Q. Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan terhadap pembelajaran Fiqih materi shalat berjamaah antara yang diajar dengan menggunakan metode Snowball Throwing dan yang diajar dengan metode konvensional. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui keefektifan dari metode Snowball Throwing pada pembelajaran gramatik peserta didik kelas VIIB MTs Arrosyidin Secang.
9. Pra Siklus
Pada tahap awal Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap aktifitas siswa dan refleksi peneliti pada proses pembelajaran. Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian pre tes untuk mengukur kemampuan siswa pada mata pelajaran Fiqih dengan materi shalat berjamaah sebelum pelaksanaan tindakan kelas.
48
nilai ≥ 72. Sedangkan untuk kelas peneliti menetapkan ketuntasan 100% agar hasilnya lebih maksimal.
Adapun hasil pengamatan dan penilaian awal dari ketuntasan belajar adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Daftar Nilai Ulangan Fiqih Siswa Kelas VIIB Pra Siklus
49
(Sumber: Daftar Nilai Siswa Kelas VIIB, 2017) Keterangan:
T : Tuntas
B : Belum Tuntas
Pada nilai pra siklus tersebut terlihat bahwa nilai rata-rata kelas adalah sebesar 68,91. Siswa yang telah mencapai KKM atau dikategorikan sudah tuntas adalah sebanyak 10 anak. Setelah diperoleh jumlah siswa yang sudah tuntas, langkah selanjutnya adalah menentukan persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
50
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang sudah mencapai ketuntasan sebanyak 31,25% (10 siswa) sehingga dari hasil tersebut akan menjadi patokan pada siklus selanjutnya.
10. Siklus I
1) Perencanaan
Dalam tahap perencanaan peneliti melakukan identifikasi masalah dan perumusan masalah sebagai acuan untuk membuat perencanaan perbaikan siklus I. Peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, tes formatif , alat-alat pengajaran yang mendukung dan juga mempersiapkan lembar kuesioner bagi siswa.
2) Pelaksanaan
Proses pembelajaran mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan setelah pelaksanaan belajar mengajar.
51
Tabel 4.2
Hasil Angket Responden Siklus I
No. Pertanyaan Ya Tidak
1
Apakah kamu menyukai pembelajaran Fiqih dengan metode Snowball
Throwing?
31% 69%
2
Apakah kamu mengalami kesulitan dalam mempraktikan metode Snowball Throwing?
78% 22%
3
Apakah kamu lebih mudah memahami pelajaran Fiqih materi Sholat berjamaah dengan metode Snowball Throwing?
19% 81%
4
Apakah pembelajaran Fiqih materi Sholat berjamaah dengan metode Snowball Throwing menyenangkan bagi kamu?
22% 78%
5
Apakah pembelajaran Fiqih materi Sholat berjamaah dengan metode Snowball Throwing membuat kamu bersemangat belajar?
28% 72%
6
Apakah pembelajaran dengan metode
Snowball Throwing menghambat pemahaman tentang materi Sholat berjamaah?
38% 63%
7
Apakah pembelajaran Fiqih materi Sholat berjamaah dengan metode Snowball Throwing membuat kamu termotivasi untuk belajar?
28% 72%
8 Apakah penggunaan metode Snowball
Throwing membosankan? 66% 34%
9
Apakah penggunaan metode Snowball Throwing lebih baik dan menyenangkan daripada metode biasa?
34% 66%
10
Apakah kamu tertarik untuk mencoba metode Snowball Throwing dalam mempelajari pelajaran Fiqih materi yang lain?
52
Dari hasil sebaran angket responden siklus I diatas menunjukkan bahwa siswa sudah mulai mengenal dan mengetahui tentang cara pembelajaran menggunakan metode
Snowball Throwing. Hal tersebut dapat diketahui dari siswa yang lebih mudah memahami pelajaran Fiqih materi Shalat berjamaah menggunakan metode Snowball Throwing sebanyak 19% (6 siswa dari 32 siswa).
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Daftar Nilai Tes Siklus I
53
(Sumber: Daftar Nilai Siswa Kelas VIIB, 2017) Keterangan:
T : Tuntas
B : Belum Tuntas
Prosentase ketuntasan Siklus I
54 3) Pengamatan
Berdasarkan pengamatan data yang dilakukan, bahwa guru telah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I sesuai dengan rencana.
Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1 Nilai rata-rata tes formatif 72,81 2 Persentase ketuntasan belajar 56,25%
3 Jumlah siswa yang tuntas 18
4 Jumlah siswa yang belum tuntas 14
Tabel di atas menjelaskan bahwa hasil tes formatif pada siklus I pembelajaran dengan menerapkan metode Snowball Throwing diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 72,81. Dari 32 siswa, ada 18 anak yang sudah mencapai ketuntasan belajar, dan selebihnya yaitu 14 anak belum mencapai ketuntasan, dengan demikian persentase ketuntasan belajar yang telah dicapai adalah pada siklus I ini adalah 56,25%.
Pada pra siklus persentase ketuntasan belajar adalah 31,25%, sedangkan pada siklus I persentasenya menjadi 56,25%, berarti ada peningkatan persentase ketuntasan belajar setelah dilaksanakannya siklus I ini dengan kenaikan sebesar 25%.
55
Gambar 4.1
Grafik Persentase Ketuntasan Hasil Belajar
4) Refleksi
Berdasar pengamatan selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini diperoleh data bahwa penerapan metode Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih materi shalat berjamaah.
Namun pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, yaitu masih banyak siswa mengalami kesulitan dan masih banyak siswa yang belum bisa memahami pelajaran dalam penerapan metode Snowball Throwing. Selain itu, ada juga sebagian siswa masih kurang percaya diri untuk menanyakan hal yang belum jelas sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus berikutnya.
Pra Siklus Siklus I 31,25%
56,25% 68,75%
43,75%
Tuntas
56 11. Siklus II
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan peneliti melakukan identifikasi masalah dan perumusan masalah sebagai acuan untuk membuat perencanaan perbaikan siklus II. Peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, tes formatif , alat-alat pengajaran yang mendukung dan juga mempersiapkan lembar kuesioner bagi siswa.
2. Pelaksanaan
Proses pembelajaran mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan setelah pelaksanaan belajar mengajar.
Pada siklus II ini, selain bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus sebelumnya, peneliti juga mengamati setiap kejadian, perilaku, perubahan pada siswa. Pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan lembar angket tentang metode Snowball Throwing.
Tabel 4.5
Hasil Angket Responden Siklus II
No. Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah kamu menyukai pembelajaran
Fiqih dengan metode Snowball Throwing? 56% 44% 2
Apakah kamu mengalami kesulitan dalam mempraktikan metode Snowball
Throwing?
57 3
Apakah kamu lebih mudah memahami pelajaran Fiqih materi Sholat berjamaah dengan metode Snowball Throwing?
56% 44%
4
Apakah pembelajaran Fiqih materi Sholat berjamaah dengan metode Snowball Throwing menyenangkan bagi kamu?
59% 41%
5
Apakah pembelajaran Fiqih materi Sholat berjamaah dengan metode Snowball Throwing membuat kamu bersemangat belajar?
62% 38%
6
Apakah pembelajaran dengan metode
Snowball Throwing menghambat pemahaman tentang materi Sholat berjamaah?
25% 75%
7
Apakah pembelajaran Fiqih materi Sholat berjamaah dengan metode Snowball Throwing membuat kamu termotivasi untuk belajar?
66% 34%
8 Apakah penggunaan metode Snowball
Throwing membosankan? 38% 63%
9
Apakah penggunaan metode Snowball Throwing lebih baik dan menyenangkan daripada metode biasa?
66% 34%
10
Apakah kamu tertarik untuk mencoba metode Snowball Throwing dalam mempelajari pelajaran Fiqih materi yang lain?
69% 31%
Dari hasil sebaran angket responden siklus II diatas menunjukkan bahwa terdapat peningkatan siswa yang mudah memahami pelajaran Fiqih materi shalat berjamaah dalam penerapan metode Snowball Throwing. Data yang diperoleh menunjukkan adanya 56% (18 siswa dari 32 siswa).
58
Pada akhir proses belajar mengajar pada siklus II, siswa juga diberi tes formatif dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Daftar Nilai Tes Siklus II
59
24 Sheryl Destyawati 85
25 Siti Choirul Ummah 85
26 Soni Harsono 80
27 Syafin Mushofa 75
28 Tosa Atwin Priardanto 75
29 Ulyatidar 80
30 Wahyu Cahyono 85
31 Yayuk Istikomah 75
32 Yuniyanti 80
Jumlah 2.485
27 5
Rata-Rata 77.66
(Sumber: Daftar Nilai Siswa Kelas VIIB, 2017) Keterangan:
T : Tuntas
B : Belum Tuntas
Prosentase ketuntasan Siklus II
P =𝐹
N x 100%
P =27
32 x 100%
P = 84,38% 3. Pengamatan
60
Tabel 4.7
Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
No Uraian Hasil Siklus II
1 Nilai rata-rata tes formatif 77,66 2 Persentase ketuntasan belajar 84,38%
3 Jumlah siswa yang tuntas 27
4 Jumlah siswa yang belum tuntas 5
Tabel di atas menjelaskan bahwa hasil tes formatif pada siklus II pembelajaran dengan menerapkan metode Snowball Throwing diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 77,66. Dari 32 siswa, ada 27 anak yang sudah mencapai ketuntasan belajar, dan selebihnya yaitu 5 anak belum mencapai ketuntasan, dengan demikian persentase ketuntasan belajar yang telah dicapai adalah pada siklus II ini adalah 84,38%.
Pada Siklus I persentase ketuntasan belajar adalah 56,25%, sedangkan pada siklus II persentasenya menjadi 84,38%, berarti terdapat peningkatan persentase ketuntasan belajar yang signifikan setelah dilaksanakannya siklus II ini dengan kenaikan sebesar 28,13%.
61
Gambar 4.2
Grafik Persentase Ketuntasan Hasil Belajar
4. Refleksi
Berdasar pengamatan selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini diperoleh data bahwa penerapan metode Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih materi shalat berjamaah dengan cukup memuaskan meskipun dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini masih terdapat sedikit kekurangan, yaitu masih ada siswa mengalami kesulitan dalam memhami materi dan beberapa siswa masih belum bisa memahami materi dalam penerapan metode Snowball Throwing. Namun kekurangan yang ada tidak sebanyak pada siklus sebelumnya dan masih perlu diadakan perbaikan pada siklus berikutnya.
Siklus I Siklus II 56,25%
84,38%
43,75%
15,62%
Tuntas
62 5. Siklus III
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan peneliti melakukan identifikasi masalah dan perumusan masalah sebagai acuan untuk membuat perencanaan perbaikan siklus III. Peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, tes formatif , alat-alat pengajaran yang mendukung dan juga mempersiapkan lembar kuesioner bagi siswa.
2. Pelaksanaan
Proses pembelajaran mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan pada akhir pelaksanaan belajar mengajar.
Tujuan diadakannya siklus III ini, bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus sebelumnya, peneliti juga mengamati setiap kejadian, perilaku, perubahan pada siswa. Pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan lembar angket tentang metode Snowball Throwing.
Tabel 4.8
Hasil Angket Responden Siklus III
No. Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah kamu menyukai pembelajaran
Fiqih dengan metode Snowball Throwing? 94% 6% 2
Apakah kamu mengalami kesulitan dalam mempraktikan metode Snowball
Throwing?
63 3
Apakah kamu lebih mudah memahami pelajaran Fiqih materi Sholat berjamaah dengan metode Snowball Throwing?
91% 9%
4
Apakah pembelajaran Fiqih materi Sholat berjamaah dengan metode Snowball Throwing menyenangkan bagi kamu?
88% 12%
5
Apakah pembelajaran Fiqih materi Sholat berjamaah dengan metode Snowball Throwing membuat kamu bersemangat belajar?
88% 12%
6
Apakah pembelajaran dengan metode
Snowball Throwing menghambat pemahaman tentang materi Sholat berjamaah?
9% 91%
7
Apakah pembelajaran Fiqih materi Sholat berjamaah dengan metode Snowball Throwing membuat kamu termotivasi untuk belajar?
94% 6%
8 Apakah penggunaan metode Snowball
Throwing membosankan? 6% 96%
9
Apakah penggunaan metode Snowball Throwing lebih baik dan menyenangkan daripada metode biasa?
88% 12%
10
Apakah kamu tertarik untuk mencoba metode Snowball Throwing dalam mempelajari pelajaran Fiqih materi yang lain?
94% 6%
Dari hasil sebaran angket responden siklus III diatas menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran menggunakan metode Snowball Throwing
64
Pada akhir proses belajar mengajar pada siklus III, siswa juga diberi tes formatif dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
Daftar Nilai Tes Siklus III
65
24 Sheryl Destyawati 90
25 Siti Choirul Ummah 85
26 Soni Harsono 85
27 Syafin Mushofa 75
28 Tosa Atwin Priardanto 80
29 Ulyatidar 80
30 Wahyu Cahyono 85
31 Yayuk Istikomah 75
32 Yuniyanti 90
Jumlah 2.595
32 0
Rata-Rata 81,09
(Sumber: Daftar Nilai Siswa Kelas VIIB, 2017) Keterangan:
T : Tuntas
B : Belum Tuntas
Prosentase ketuntasan Siklus I
P =𝐹
N x 100%
P =32
32 x 100%
P = 100% 3. Pengamatan