• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROS Jajuk H, Sahedhy NSK Trust, Group Commitment, Communication fulltext

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROS Jajuk H, Sahedhy NSK Trust, Group Commitment, Communication fulltext"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TRUST, GROUP COMMITMENT, COMMUNICATION AND

CITIZENSHIP-BEHAVIOR AMONG BATIK ENTREPRENEURS IN

YOGYAKARTA

Jajuk Herawati

Management Department, Sarjanawiyata Tamansiswa University of Yogyakarta jajuk.herawati@yahoo.com

Sahedhy Noor SK

Management Department, Sarjanawiyata Tamansiswa University of Yogyakarta sahedhynoor@gmail.com

ABSTRACT

Orientation: In a competitive busines situation ahead of the Asean-China free trade, trust, group commitment, communication, and citizenship-behavior have very important role handling these situation.

Objective: Conduct research on the interaction between Trust, Commitment to the group, Communication and Citizenship Behavior facing business competition among batik entrepreneurs in Yogyakarta

Research Design: The research instrument developed to conduct a survey of 75 entrepreneurs batik in Yogyakarta. The study is confirmatory factor analysis(CFA). Test the validity of using the avarage variance extracted (AVE) and the reliability test using C ronbachalpha. Then performed path analysis to structural equation modeling (SEM) using a partial least squares (PLS).

The main findings: Trust to the business group effect on commitment to the batik business group in Yogyakarta. Trust to the batik business group does not affect the citizenship behavior. Communication with batik business group effect on the business group's commitment among business group in Yogyakarta. Communication with business group effect on citizenship behavior. Commitment to the business group in Yogyakarta effect on the citizenship behavior.

Practical implications: In a competitive situation the business of batik, batik entrepreneurs citizenship behavior more influenced by communication with the group and commitment to the group rather than trust in the group.

Contribution: Although the findings about the relationship is not yet final, but the research on the various levels of analysis and a variety of situations is still needed, in order to provide certainty dynamics that occur between, trust, commitment, communication, and citizenship behavior for the business group.

Keywords: Trust, Commitment, Communication, Citizenship Behavior.

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Penelitian

(2)

menghadapi persaingan. Kondisi tersebut sangat membutuhkan Kepercayaan Pada Kelompok yang tinggi. Kepercayaan Pada Kelompok yang rendah tentang apa yang harus dilakukan, akan .

Penelitian tentang Kepercayaan Pada Kelompok, Komitmen pada Kelompok, Komunikasi dengan Kelompok, dan Kewiraorganisasian dimasa yang akan datang memegang peran penting didalam mengidentifikasi kelemahan daya saing pengusaha termasuk pengusaha batik, yang kemungkinan besar bukan hanya ditentukan oleh variabel-variabel pemasaran belaka, namun justru variabel yang lebih berasal dari sikap dan perilaku manusianya. Jika penelitian tentang Kepercayaan Pada Kelompok, Komitmen pada Kelompok, Komunikasi dengan Kelompok, dan Kewiraorganisasian benar terbukti, maka akan terjawab tentang peran variabel tersebut dalam ikut menentukan kekuatan dan kelemahan daya saing bisnis.

Penelitian tentang Kepercayaan Pada Kelompok, Komitmen pada Kelompok, Komunikasi dengan Kelompok, dan kewiraorganisasian yang dilakukan dikalangan pengusaha batik, sepanjang pengetahuan peneliti belum banyak dilakukan. Penelitian terdahulu lebih banyak berkisar pada variabel keuangan dan pemasaran. Penelitian ini akan lebih menitikberatkan pada variabel-variabel sikap dan perilaku manusia yang didasarkan pada akar teori pertukaran ekonomi dan sosial.

Kemampuan para pengusaha batik di Yogyakarta untuk tetap mampu eksis dalam persaingan bisnis menjadi sangat penting. Disamping variabel-variabel bisnis seperti modal dan ketersediaan pasar bagi produk batik domestik, perlu pengujian peran dari variabel-variabel non bisnis atau variabel psikologi sosial seperti tersebut di atas menjadi sangat strategis untuk diteliti. 2. Perumusan Masalah Penelitian

Dari latar belakang penelitian yang telah diuraikan tersebut di atas, maka permasalahan kritis yang perlu diteliti adalah sebagai berikut :

a. Apakah Kepercayaan Pada Kelompok mempengaruhi Komitmen pada kelompok usaha batik di Yogyakarta?

b. Apakah Kepercayaan Pada Kelompok mempengaruhi perilaku Kewiraorganisasian menghadapi persaingan bisnis ?

c. Apakah Komunikasi dengan Kelompok mempengaruhi Komitmen pada kelompok usaha batik di Yogyakarta?

d. Apakah Komunikasi dengan Kelompok mempengaruhi perilaku Kewiraorganisasian menghadapi persaingan bisnis ?

e. Apakah Komitmen pada kelompok usaha batik di Yogyakarta berpengaruh pada perilaku Kewiraorganisasian menghadapi persaingan bisnis ?

3. Tujuan Penelitian

Memperhatikan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

a Pengaruh Kepercayaan Pada Kelompok terhadap komitmen pada kelompok usaha batik di Yogyakarta

b Pengaruh Kepercayaan Pada Kelompok pada perulaku Kewiraorganisasian menghadapi persaingan bisnis

c Pengaruh Komunikasi dengan Kelompok terhadap Komitmen pada kelompok usaha batik di Yogyakarta

d Pengaruh Komunikasi dengan Kelompok terhadap perilaku Kewiraorganisasian menghadapi persaingan bisnis

e Pengaruh Komitmen pada kelompok usaha batik di Yogyakartaterhadap pada perilaku Kewiraorganisasian menghadapi persaingan bisnis.

(3)

Setiap penelitian diharapkan akan memberikan nilai manfaat bagi berbagai pihak. Penelitian ini sesuai dengan judulnya tentu diharapkan akan memberi manfaat, terutama bagi dunia usaha, perguruan tinggi, dan masyarakat.

a. Bagi dunia usaha

Bagi dunia usaha, khususnya usaha batik di Yogyakarta, penelitian ini dapat memberikan penjelasan tentang seberapa besar peran variabel Kepercayaan Pada Kelompok, Komitmen pada Kelompok, Komunikasi dengan Kelompok dan Kewiraorganisasian dalam menghadapi persaingan bisnis di masa pasar bebas Asean-China.

b. Bagi Perguruan tinggi

Bagi Perguruan tinggi, khususnya program studi manajemen, penelitin ini akan sangat bermanfaat dalam hal menambah pemahaman atas peran-peran variabel non manajerial, khususnya variabel perilaku seperti Kepercayaan Pada Kelompok, Komitmen pada Kelompok, Komunikasi dengan Kelompok dan Kewiraorganisasian juga ternyata bereran menentukan dalam berbagai keputusan manajemen usaha.

c. Bagi Pemerintah

Bagi pemerintah, khususnya yang mengambil kebijakan berkaitan dengan pengembangan usaha batik di Yogyakarta, hasil penelitian ini akan memberikan gambaran tentang bagaimana lebih mempersiapkan para pengusaha batik dalam menghadapi persaingan bisnis, khususnya membangun kewiraorganisasian yang tinggi.

5. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah pengusaha batik di Yogyakarta, yang tersebar di Kota Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Sleman, yang memiliki karakter bekerjasama bersama kelompok usaha mereka. Hasil identifikasi pada saat penelitian pendahuluan diketahui jumlahnya sebesar 150 pengusaha batik yang bekerja secara kelompok. Keseluruhan sampel direncanalan mencapai 75 pengusaha batik. 6. Teknik pengumpulan data dan analisis data

a. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner yang didalamnya terdiri dari 2 bagian utama, yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok A terdiri dari 6 pertanyaan terbuka, dimana responden diminta untuk menuliskan jawaban sesuai kata hatinya. Kelompok B merupakan pertanyaan dengan pilihan jawaban berisi item-item pernyataan yang dikembangkan berdasarkan indikator – indikator masing-masing variabel penelitian.

b. Alat analisis data

Alat analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua pendekatan. Pertama, menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Kedua, dengan menggunakan model persamaan struktural (structural equation modelling), karena kemampuannya menguji secara serentak ( Ferdinand, Agusty. 2006). Alat bantu analisis menggunakan teknik Partial Least Square atau PLS dengan bantuan software Smart Partial Least Square (Ghozali, Imam, Prof., Dr., Akt. 2008), untuk mengetahui dinamika hubungan antara variabel endogen – Kewiraorganisasian dengan variabel eksogen – Kepercayaan Pada Kelompok; Komitmen pada Kelompok; dan Komunikasi dengan Kelompok.

7. Uji Instrumen: Validitas & Reliabilitas

(4)

validitas instrumen menggunakan Korelasi Product Moment, dan Uji reliabilitas instrumen menggunakan kaidah Cronbach Alpha.

8. Pembahasan

1) Pengusaha batik yang paling lama menjalankan usahanya adalah sejak tahun 1950, dan yang paling akhir adalah sejak tahun 2012. Untuk Kota Yogyakarta, mayoritas responden memulai usaha sejak tahun 1960. Kabupaten Kulon Progo, mayoritas memulai usaha batik tahun 2000 ke atas. Kabupaten Bantul, mayoritas memulai usaha batik setelah tahun 1954. Kabupaten Gunungkidul, mayoritas memulai usaha batik setelah tahun 2006 ke atas. Kabupaten Sleman, mayoritas memulai usaha batik setelah tahun 2000..

2) Alasan menjadi pengusaha batik. Dari rekapitulasi jawaban, diperoleh beragam alasan, namun jawaban terbanyak untuk alasan tersebut adalah:

a. Jawaban terbanyak pertama adalah alasan ekonomi, menambah penghasilan, menciptakan lapangan kerja.

b. Jawaban terbanyak kedua adalah alasan warisan budaya.

c. Jawaban terbanyak ketiga adalah karena warisan turun-temurun. d. Sedangkan jawaban selain ketiganya sangat bervariasi.

3) Apakah merasakan tekanan persaingan batik impor. 56 % pengusaha batik di Yogyakarta eksis, 12% merasa sangat optimis bahwa batik Yogyakarta akan tetap eksis, dan 3% merasa pesimis bahwa batik yogyakarta akan tetap eksis. Adapun alasan yang dikemukakan bahwa usaha batik Yogyakarta akan tetap eksis, 80% pengusaha batik beralasan bahwa batik Yogyakarta memiliki keunikan motif/proses/inovatif/eksklusif/bukan printing, 13% beralasan karena adanya dukungan pemerintah, dan 7% beralasan batik Yogyakarta sudah memiliki pasar tersendiri.

5) Apakah Anda optimis mampu menghadapi tekanan persaingan batik impor. 93% pengusaha batik merasa optimis menghadapi tekanan persaingan batik impor, 6% optimis menghadapi tekanan persaingan batik impor, 1% merasa ragu-ragu menghadapi tekanan persaingan batik impor.

6) Bagaimana kiat Anda membuat usaha batik tetap eksis di masa mendatang. 53% pengusaha batik akan melakukan inovasi, 25% akan berusaha menjaga kualitas, dan 22% akan berkreasi/pembaruan model.

9. Analisis Measurement Model

Bagian utama dari penelitian ini adalah melakukan measurement model persamaan struktural untuk menguji besarnya sumbangan peran indikator-indikator dari setiap konstruk dalam model. Langkah-langkah analisis yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: Uji validitas komposit, Reliabilitas untuk variabel Kepercayaan; variabel Komitmen pada kelompok; variabel Komunikasi dengan kelompok; variabel Kewiraorganisasian. Measurement model dilakukan sebagai prasyarat perlu tidaknya revisi terhadap model persamaan struktural dalam penelitian ini. Jika dalam tahap ini tidak ada revisi, maka dilanjutkan dengan pengujian model penuh (full model).

(5)

Kepercayaan Pada Kelompok ≥ 0,5. Hasil analisis disajikan dalam Gambar.1. Measurement model konstruk Kepercayaan Pada Kelompok (lampiran 1). KPC1 (Kepercayaan 1) dengan loading factor 0,92; KPC2 (Kepercayaan 2) dengan loading factor 0,95; KPC3 (Kepercayaan 3) dengan loading factor 0,95, menunjukkan bahwa indikator KPC1; KPC2; KPC3 secara reflektif layak menjadi indikator konstruk Kepercayaan Pada Kelompok. Loading factor untuk indikator reflektif Kepercayaan 1; Kepercayaan 2; dan Kepercayaan 3, ketiganya menunjukkan secara signifikan dengan nilai T statistik di atas 1,96 (dengan tingkat signifikansi 0,05), yang berarti ketiga indikator tersebut merefleksikan konstruk Kepercayaan Pada Kelompok.

Uji validitas dan reliabilitas indikator konstruk Komitmen Pada kelompok. Uji validitas indikator konstruk Komitmen Pada Kelompok menggunakan validitas komposit dan Avarage Variance Extracted (AVE). Kriteria validitas masing-masing indikator terhadap konstruk

Kepercayaan Pada Kelompok ≥ 0,5. Reliabilitas komposit menunjukkan nilai 0,95 ≥ 0,5,

demikian juga nilai AVE 0,71 ≥ 0,5. Reliabilitas Cronbach Alpha menunjukkan nilai 0,78 ≥ 0,5.

Hal ini menunjukkan bahwa Komitmen 1; Komitmen 2; dan Komitmen 3, merupakan indikator formatif dari konstruk Komitmen Pada Kelompok.Hasil analisis disajikan dalam diagram measurement model konstruk Komitmen Pada Kelompok (sisipkan Tabel.2., disini).

Komitmen 1 dengan loading factor 0,94; Komitmen 2 dengan loading factor 0,68; Komitmen 3 dengan loading factor 0,88, menunjukkan bahwa indikator Komitmen 1; komitmen 2; Komitmen 3, secara reflektif layak menjadi indikator konstruk Komitmen Pada Kelompok.

Uji validitas dan reliabilitas indikator konstruk Komunikasi dengan Kelompok. Uji validitas indikator konstruk Komunikasi dengan Kelompok menggunakan validitas komposit dan Avarage Variance Extracted (AVE). Kriteria validitas masing-masing indikator terhadap konstruk

Kepercayaan Pada Kelompok ≥ 0,5. Reliabilitas komposit menunjukkan nilai 0,91 ≥ 0,5,

demikian juga nilai AVE 0,73 ≥ 0,5. Reliabilitas Cronbach Alpha menunjukkan nilai 0,87 ≥ 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa Langsung 1; Langsung 2; Tidak Langsung 1; Tidak Langsung 2 merupakan indikator formatif dari konstruk Komunikasi dengan Kelompok. Langsung 1 dengan loading factor 0,86; Langsung 2 dengan loading factor 0,91; Tidak Langsung 1 dengan loading factor 0,88; Tidak Langsung 2 dengan loading factor 0,74, menunjukkan bahwa indikator Langsung 1; Langsung 2; Tidak Langsung 1; Tidak Langsung 2, secara reflektif layak menjadi indikator konstruk Komunikasi dengan Kelompok (sisipkan Tabel.3. disini).

Uji validitas dan reliabilitas indikator konstruk Kewiraorganisasian. Ujian validitas indikator konstruk Kewiraorganisasian menggunakan validitas komposit dan Avarage Variance Extracted (AVE). Kriteria validitas masing-masing indikator terhadap konstruk Kepercayaan Pada

Kelompok ≥ 0,5. Validitas komposit menunjukkan nilai 0,91 ≥ 0,5, demikian juga nilai

AVE 0,73 ≥ 0,5. Reliabilitas Cronbach Alpha menunjukkan nilai 0,87 ≥ 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa Kewiraorg 1; Kewiraorg 2; Kewiraorg 3; Kewiraorg 4 merupakan indikator formatif dari konstruk Kewiraorganisasian. Kewiraorg 1 dengan loading factor 0,72; Kewiraorg 2 dengan loading factor 0,91; Kewiraorg 3 dengan loading factor 0,87; Kewiraorg 4 dengan loading factor 0,91, menunjukkan bahwa indikator Kewiraorg 1; Kewiraorg 2; Kewiraorg 3; Kewiraorg 4, secara reflektif layak menjadi indikator konstruk Kewiraorganisasian.

10. Analisis model hipotesis penelitian

(6)

untuk mendapatkan jawaban tentang interaksi masing-masing konstruk sesuai dengan teori yang melandasinya. Gambaran besarnya bobot pengaruh sebagai berikut:

a. Kepercayaan Pada Kelompok terhadap Kewiraorganisasian, sebesar -0,064. Tdak signifikan

b. Komunikasi dengan Kelompok terhadap Kewiraorganisasian, sebesar 0,772. Signifikan. c. Kepercayaan Pada kelompok terhadap Komitmen Pada Kelompok, sebesar 0,306.

Signifikan.

d. Komunikasi dengan Kelompok terhadap Komitmen Pada Kelompok, sebesar 0.579. Signifikan

e. Komunikasi dengan Kelompok langsung terhadap Komunikasi dengan Kelompok, sebesar 0,919. Signifikan.

f. Komunikasi dengan Kelompok tak langsung terhadap Komunikasi dengan Kelompok, sebesar 0,883. Signifikan

Besarnya pengaruh masing-masing konstruk juga dapat dilihat dalam Gambar.5. Model persamaan struktural (inner & outer model) (lampiran 4). Koefisien-koefisien pengaruh antar konstruk dalam inner model dan loading factor dalam outer model, dapat dilihat juga pada Tabel.1. Total Effect (Mean, STDEV, T-Values) (sisipkan Tabel.1., disini). Jika dilihat dari T statistik dalam tabel total effect tersebut di atas, juga menunjukan bahwa:

a. Kepercayaan Pada Kelompok terhadap Kewiraorganisasian, T statistik 0,607 < T tabel 1,96. Hal ini menunjukkan bahwa Kepercayaan Pada Kelompok tidak berpengaruh terhadap Kewiraorganisasian.

b. Kepercayaan Pada Kelompok terhadap Komitmen Pada kelompok, T statistik 3,193 > T tabel 1,96. Hal ini menunjukkan bahwa Kepercayaan Pada kelompok berpengaruh terhadap Komitmen Pada kelompok.

c. Komunikasi dengan Kelompok terhadap Kewiraorganisasian, T statistik 9,382 > T tabel 1,96. Hal ini menunjukkan bahwa Komunikasi dengan Kelompok berpengaruh pada Kewiraorganisasian.

d. Komunikasi dengan Kelompok terhadap Komitmen Pada Kelompok, T statistik 5,834 > T tabel 1,96. Hal ini menunjukkan bahwa Komunikasi dengan Kelompok berpengeruh terhadap Komitmen Pada Kelompok.

11. Pembahasan

Dari analisis pengaruh antar konstruk dengan menggunakan model persamaan struktural tersebut di atas, dapat dijelaskan measurement model untuk pengecekan unidimensionalitas masing-masing konstruk, dan selanjutnya adalah pengujian model persamaan struktural, untuk melihat pengaruh antar konstruk.

Dalam measurement model ditemukan bahwa konstru Kepercayaan Pada Kelompok, Komitmen Pada kelompok, Komunikasi dengan Kelompok, dan Kewiraorganisasian, terbukti memenuhi persyaratan unidimensionelitas konstruk. Hal ini berarti tidak ada revisi indikator pada masing-masing konstruk, dan layak untuk tahap berikutnya, yaitu pengujian keterkaitan antar konstruk berdasarkan landasan teoritik.

(7)

Kewiraorganisasian akan timbul disebabkan Kepercayaan Pada Kelompok (Deluga, 1994; De Gilder, 2003), salah satunya adalah Komunikasi. Dalam penelitian ini Komunikasi dengan Kelompok terbukti berpengaruh terhadap Kewiraorganisasian. Hal ini sejalan dengan teori yang dijadikan landasan. Hal ini menunjukkan bahwa Komunikasi dengan Kelompok yang baik secara langsung maupun tidak langsung, akan mampu membangkitkan perilaku Kewiraorganisasian (Nel Aryanti, 2002).

Kepercayaan Pada Kelompok terbukti berpengaruh terhadap Komitmen Pada Kelompok. Hal ini sejalan dengan teori yang melandasinya (Cook & Wall, 1980; Youssef, D.A., 2000; Catano, M.M., Pond, M., Kelloway, E.K., 2001). Terbangunnya kepercayaan para pengusaha batik di Yogyakarta pada kelompok usahanya, mampu menguatkan komitmen pada kelompok mereka. Mengingat komitmen yang kuat menjadi penting dalam membangun kekuatan usaha batik, maka usaha membangun Kepercayaan pada kelompok tak bisa diabaikan.

Komunikasi dengan Kelompok terbukti berpengaruh terhadap Komitmen Pada kelompok. Hal ini sejalan dengan teori yang melandasinya (Nel Aryanti, 2000). Komunikasi dengan Kelompok yang baik secara langsung dan tidak langsung dengan kelompoknya, sangat menentukan dalam membangun dan menguatkan Komitmen pada kelompok usaha batik di Yogyakarta. Mengingat usaha dibidang batik dalam situasi persaingan bisnis amat membutuhkan komitmen yang kuat. Salah satunya dibangun melalui Komunikasi dengan Kelompok.

12. Implikasi Teoritik dan Manajerial

Implikasi Teoritik. Dari temuan penelitian ini terdapat hal penting yang perlu mendapat perhatian dalam kegiatan penelitian yang akan datang dibidang perilaku, yaitu bahwa konstruk Kepercayaan Pada Kelompok dan pengaruhnya pada konstruk lain seperti Kewiraorganisasian menunjukkan temuan yang belum stabil. Banyak teori yang menunjukkan adanya keterkaitan keduanya, namun juga beberapa penelitian menunjukkan temuan yang berbeda. Maka penelitian tentang pengaruh Kepercayaan Pada Kelompok terhadap Kewiraorganisasian masih harus dilanjutkan hingga diperoleh simpulan yang semakin meyakinkan tentang kaitan Kepercayaan Pada Kelompok dan Kewiraorganisasian. Berkaitan dengan interaksi antara Kepercayaan Pada Kelompok dan Komitmen Pada Kelompok, demikian juga keterkaitan Komunikasi dengan Kelompok dan Komitmen Pada Kelompok yang hasil temuannya positif, juga masih perlu diuji pada penelitian dalam lingkup kegiatan dan situasi yang berbeda. Kalangan pengusaha batik, memiliki dinamika yang berbeda dengan kalangan pengusaha pengrajin lainnya, atau kalangan non pengrajin.

Implikasi manajerial. Secara manajerial penelitian ini mengandung pesan berkaitan dengan bagaimana mengembangkan dan mempertahankan usaha, dari sisi perilaku sosial para pemimpin usaha. Pembangunan kepercayaan pada kelompok sebaiknya senantiasa dilakukan dalam rangka menguatkan komitmen pada kelompok. Hal yang sama adalah jalinan Komunikasi dengan Kelompok langsung dan tidak langsung yang intensif perlu dibangun guna memperkokoh komitmen pada kelompok. Komitmen pada kelompok dalam usaha batik sangat dibutuhkan guna mempertahanya kelangsungan usaha di bidang seni batik yang semakin mendapat tekanan persaingan di pasar bebas. Selanjutnya Komunikasi dengan Kelompok yang baik perlu dilakukan untuk membangun perilaku kewiraorganisasian, dimana pemimpin usaha batik ditengah persaingan yang tajamsangat membutuhkan semangat kewiraorganisasian yang tangguh guna membangun kelompok usaha batik yang kuat, tahan terhadap tekanan persaingan pasar bebas. 13. Kesimpulan dan Saran

(8)

berpengaruh terhadap Kewiraorganisasian; (2) Kepercayaan Pada kelompok berpengaruh terhadap Komitmen Pada kelompok; (3) Komunikasi dengan Kelompok berpengaruh pada Kewiraorganisasian; (4) Komunikasi dengan Kelompok berpengeruh terhadap Komitmen Pada Kelompok.

Saran-saran. Untuk mendapatkan kejelasan peran konstruk Kepercayaan Pada Kelompok dan keterkaitannya dengan Kewiraorganisasian, sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan guna memperjelas interaksi antara kedua konstrak tersebut di berbagai organisasi, dan berbagai tingkatan analisis, baik individu, kelompok, maupun organisasi.Bagi pengusaha batik, penguatan Kepercayaan pada kelompok, Komitmen Pada Kelompok, Komunikasi dengan Kelompok, dan kewiraorganisasian menjadi penting untuk diperhatikan dari sisi hubungan antar individu, kelompok dan organisasi guna mendukung berfungsinya kemampuan bisnis menghadapi persaingan tajam bisnis batik di era pasar bebas.

DAFTAR PUSTAKA

Alotaibi, G. Adam (2001). Antecedents of Organizational Behavior. Public Personnel Management. 30; 3; pg. 363.

Blau, P. M. (1964). Exchange and power in social life. New York : Wiley.

Bijlsma, K. & Koopman, P. (2003). Introduction : Trust Within Organizations. Personnel Review, 32, 5, 543-555

Catano, M.M., Pond, M., Kelloway, E.K. (2001). Exploring commitment and leadership in volunteer organizations. Leadership and organizational development journal, 22,6,256-263.

Cole, M. S, Schaninger Jr, W.S., & Harris, S.G., (2002). The Workplace Social Exchange Network: A Multilevel, Conceptual Examination. Group & Organizational Management, 21, 1, 142-166. Cook, J & Wall, T (1980). New work attitude measures of trust, organizational commitment and

personal need non-fulfilment. Journal of Occupational Psychology, 53, 39-52. Costa, A.C. (2003). Work Team Trust and Effectiveness. Personnel review, 32, 5, 605-622.

Cohen, A., Freund, A. (2005). A Longitudinal analysis of the relationship between multiple commitments and withdrawal cognitions. Scandinavian Journal of Farh, J.L, Zhong, C.B., & Organ, D.W. (2004). Organizational Citizenship Behavior in the People’s Republic of China.

Organization Science, 15, 2, 241-253.

Contingent Worker. Personnel Review, 32,5, 588-604.

Davis, S.F., Mayer, R.C., & Tan, H. (2000). The trusted general manager and business unit performance : Empirical evidence of a competitive advantage. Strategic management Journal. 21, 5, 563-577.

De Gilder, D. (2003). Commitment, trust and work behavior: The case of contingent worker. Personnel Review, 32,5,588-604.

Deluga, R.J. (1994). Supervisor Trust Building, leader member exchangeand organizational citizenship behavior. Journal of Ocupational and Organizational Psychology, 67, 315-326. Ellis, K & Zabalak, P.S. (2001). Trust in Top Management and Immediate Supervisor: The

Relationship to Satisfaction, Perceived Organizational Effectiveness, and Information Receiving. Communication Quarterly, 49, 4, 382-398.

Farth, J.L, Zhong, C.B., & Organ, D.W. (2004). Organizational Citizenship Behavior in the People’s Republic of China. Organization Science, 15, 2, 241-253.

(9)

Ghozali, Imam, Prof., Dr., Akt. (2008). Structural Equation Modeling: Metode alternatif dengan partial least square. Edisi 2. Semarang. Penerbitan Undip.

Shamir & Lapidot (2003). Trust in organizational superiors : systemic and collective considerations. Organizational Studies, 24,3, 463-491.

Whitener, E.M., Brodt, S.E., Korsgaard, M.A. & Werner, J.M. (1998). Managers as initiator of trust : An exchange relationship framework for understanding managerial trustworthy behavior. The Academy of management Review. Mississipi State, 23, 3, 513-530.

McNight, H.D., Cummings, L.L., Chervany, N.L. (1998). Initial Trust Formation in New Organizational Relationship. Academy of management Review, 23, 3, 473-490.

Mishra, A.K. (1996). Organizational response to crisis: The Centrality of trust. In R.M. Kramer & T. R. Tyler (Eds.), Trust in organizations: Frontiers of theory and research, 261-287. Thousand Oaks, CA: Sage.

Gilbert, J.A., & Ping-Tang, T.L. (1998). An Examination of Organizational Trust Antecendents. Public Personnel Management, 27,3, 321-338.

Gilbert, J.A., & Ping-Tang, T.L. (1998). An Examination of Organizational Trust Antecendents. Public Personnel Management, 27,3, 321-338.

Kerlinger, F.N.; Lee, H.B. (2000). Foundation of behavioral research. Harbor Drive, Orlando : Harcourt College Publishers.

Lewicki, R. J., Mc.Allister, D. J., Bies, R. J. (1998). Trust and Distrust : New Relationship and Realities. The Academy of Management Review. 23, 3, 438-458.

Mayer, R. C., Davis, J. H., & Schoorman, F. D. (1995). An Integrative model of organizational trust. Academy of Management Review, 20, 709-734.

Nel Aryanti (2002). Membentuk komunikasi efektif dalam dunia kerja. Jurnal ilmiah “manajemen &

bisnis” program studi manajemen, fakultas ekonomi universitas muhammadiyah sumatera

utara, Vol. 02 no. 01 april 2002.

Scappe, S. P. (1998). The Influence of Job satisfaction, Organizational Commitment, and Fairness Perception on Organizational Citizenship Behavior. Journal of Psychology. 132 (3), 277-290. Schnake, M (1991). Organizational Citizenship: A Review Proposed Model and Research Agenda

Human Relations. 44, 735-759.

(10)

Lampiran 1:

Gambar 1. Measurement model konstruk Kepercayaan Pada Kelompok Lampiran 2:

(11)

Lampiran 3:

Gambar.3. Measurement model: Komunikasi dengan Kelompok

Lampiran4:

(12)

Lampiran 5:

Total Effects (Mean, STDEV, T-Values)

Original Sample

(O)

Sample Mean (M)

Standard Deviation (STDEV)

Standard Error (STERR)

T Statistics (|O/STERR|)

Kepercayaan ->

Kewiraorganisasian -0.064294 -0.057235 0.105978 0.105978 0.606670

Kepercayaan ->

Komitmen 0.305689 0.309556 0.095746 0.095746 3.192700

Komunikasi ->

Kewiraorganisasian 0.771663 0.766402 0.082249 0.082249 9.381989

Komunikasi ->

Komitmen 0.579343 0.578392 0.099306 0.099306 5.833901

Komunikasi ->

Langsung 0.918820 0.920314 0.013931 0.013931 65.953359

Komunikasi ->

Gambar

Gambar 1. Measurement model konstruk Kepercayaan Pada Kelompok

Referensi

Dokumen terkait

KSPPS BMT Al-Hikmah menawarkan beberapa produk pembiayaan, namun salah satu yang cukup banyak dalam pengajuaannya adalah produk dengan akad jual beli, atau sering

Standar proses pembelajaran tersebut tercantum pada NCTM yang mengamanatkan bahwa proses pembelajaran dari pra-taman kanak- kanak sampai kelas 12 harus memungkinkan siswa

erdasarkan uraian fakta, konsep, harapan, dan intuisi yang berkaitan dengan topik yang telah diutarakan dalam orasi ilmiah ini, maka beberapa hal penting yang menjadi

Untuk mendapatkan lapisan tipis a-Si yang mempunyai tahanan yang cukup rendah dan lapisan tipis yang mempunyai refleksivitas yang cukup tinggi, maka dilakukan variasi

〔労働法三〇〕 「入門時の私物点検拒否と契約更新拒絶の濫用」 神戸地裁昭和四一年一二月五日判決 〔労働法〕 三〇 神戸製鋼所臨時工事件

Soedjarwo bersama tokoh-tokoh masyarakat kemudian mendirikan Yayasan Pendidikan Kabupaten Jember (YPKD) dengan menggali dana dari masyarakat untuk menunjang dunia pendidikan..

Hasil Uji t Hipotesis 4 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang tidak signifikan sebesar 0,227 oleh anggaran partisipatif (X1) terhadap kinerja aparatur

Sampel tanah ketiga diambil dari Tanjakan Sentolo, Kulon Progo yang mempunyai struktur gumpal bersudut memiliki konsistensi dalam keadaan basah yaitu kelekatan