BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan
Pendekatan / paradigma merupakan seperangkat proposisi (pernyataan) yang menerangkan bagaimana dunia dan kehidupan secara umum dipersepsikan” (Poerwandari,1994:14). Paradigma yang dipakai dalam penelitian yang berjudul “STUDI PENERIMAAN PESAN GAME “POINT
BLANK” DALAM KARAKTER POLISI DAN TERORIS PADA
KOMUNITAS FRANKENSTEIN POINTBLANK FORCE” adalah pendekatan kualitatif, karena proses pada penelitian ini berusaha mengungkap kebenaran realitas yang ada dan bagaimana realitas tersebut berjalan (Salim, 2006:69).
Positivis memandang bahwa kenyataan yang dapat dimengerti itu dikendalikan oleh hukum dan mekanisme alam yang kekal(realisme). Pengetahuan mengenai gejala-gejala disajikan dalam bentuk generalisasi yang bebas waktu dan bebas konteks, serta dalam bentuk hukum sebab akibat. Jadi
secara metodologis, peneliti dituntut untuk menggunakan metodologi eksperimen empirik agar temuannya betul-betul objektif dan menggambarkan keadaan yang sebenarnya. (Salim, 2006:73-74).
3.2 Jenis Penelitian
3.3 Unit Analisa
Unit analisis pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umumnya dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti objek penelitian. Unit analisis dibagi menjadi tiga komponen (dalam Sugiyono, 2007 : 68 ) yaitu : (1) place, tempat dimana interaksi dalam penelitian berlangsung; (2) actor, pelaku atau orang yangh sesuai dengan objek penelitian tersebut: (3) activity, kegiatan yang dilakukan actor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung. Unit analisa dalam penelitian ini adalah pesan apa yang terbangun pada remaja salatiga khususnya anggota komunitas Frankenstein “Point Blank Force” yang bermain Point Blank terhadap karakter tokoh game online point blank.
3.4 Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder. Jenis data primer didapatkan dari kelompok diskusi disini penulis akan melakukan wawancara mendalam untuk mengulik bagaimana seorang
individu terlibat dalam proses pembuatan makna. Data sekunder adalah data yang diolah dari sumber pertama. Dalam penelitian ini maka data diambil dari remaja usia 10 – 24 tahun yang menjadi pemain game Point Blank. Data merupakan suatu kesimpulan yang dapat dilihat dari hasil wawancara pemain.
3.5 Sumber Informasi
Sumber Informasi yaitu setiap individu yang merupakan anggota dari komunitas Point Blank Frankenstein yang menjadi pemain game Point Blank meliputi anggota yang tergabung dalam tim maupun anggota yang tidak tergabung dalam tim.kemudian diberikan pertanyaan dari wawancara.
3.6 Penentuan Lokasi
3.7 Teknik Pengumpulan Data
a) Focus group discussion, merupakan metode kualitatif yang lazim digunakan untuk melacak hal-hal tertentu. Penggunaan metode Focus
group discussion bukan hanya dimaksudkan untuk mengetahui jawaban
responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan oleh peneliti. (Pawita 2007 : 124) Urutan pengutaraan jawaban oleh responden diantara sejumlah persoalan yang dikemukakan, pemberian penekanan (aksentuasi), pengulangan, serta pemberian penjelasan secara panjang lebar, dapat dianggap sebagai isyarat mengenail inti persoalan. Kehadiran seorang moderator yang memfasilitasi jalanya diskusi serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden akan lebih memungkinkan peneliti memperoleh data yang memadai sebagaimana diharapkan.
b) Wawancara, disini penulis akan mencari data lebih mendalam untuk mengulik bagaimana seorang individu terlibat dalam proses pembuatan makna
3.8 Analisa Data
Analisis data kualitatif digunakan bila data-data yang terkumpul dalam riset adalah data kualitatif. Data kualitatif dapat berupa kata-kata, kalimat, narasi yang diperoleh dari hasil Focus Group Discussion, maupun wawancara. Berikut proses proses analisis data kualitatif.
Hasil Penelitian Metafora Visual Pada Karakter Polisi dan Teroris
di GameOnline Point Blank
Mencari data dilapangan
Bagan diatas menjelaskan bahwa analisis data kualitatif dimulai dari mengkonstruksi pesan pada karakter Polisi dan Teroris game online Point Blank, kemudian mengumpulkan berbagai data yang dikumpulkan penulis di lapangan, data tersebut terkumpul melalui hasil wawancara dan focus groups discussion, kemudian data tersebut diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori tertentu. Setelah diklasifikasikan peneliti melakukan pemaknaan terhadap hasil penelitian. Pemaknaan ini merupakan prinsip dasar riset kualitatif, yaitu bahwa realitas ada pada pikiran manusia, realitas adalah hasil konstruksi sosial manusia.
Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2004:330). Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda (Nasution, 2003:115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga
dilakukan untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif.
Denzin (dalam Moloeng, 2004), membedakan empat macam triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Pada penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya menggunakan teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber.
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.