• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH PONDOK SINGGAH DAN PESANTREN REHABILITASI MENTAL SAPU JAGAD DI DESA KENCONG KECAMATAN KEPUNG KABUPATEN KEDIRI 1998-2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SEJARAH PONDOK SINGGAH DAN PESANTREN REHABILITASI MENTAL SAPU JAGAD DI DESA KENCONG KECAMATAN KEPUNG KABUPATEN KEDIRI 1998-2014."

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK SINGGAH DAN

PESANTREN REHABILITASI MENTAL SAPU JAGAD DI

DESA KENCONG KECAMATAN KEPUNG KABUPATEN

KEDIRI 1998-2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)

Oleh :

Laili Puspitasari A02211017

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang “Sejarah Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi

Mental Sapu Jagad”. Pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah 1. Sejarah Berdirinya Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad di Desa Kencong Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri 1998-2014? 2. Bentuk Rehabilitasi Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad? 3. Perkembangan Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah : 1. Pengumpulan data dengan menggunakan metode kualitatif melalui pengamatan, wawancara, dokumentasi. 2. Deskripsi naskah menggunakan metode sejarah. 3. Analisa. Pendekatan yang digunakan penulis adalah pendekatan historis, sedangkan teori yang digunakan oleh penulis adalah teori behavioral.

Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad berdiri pada tahun 1998

yang didirikan oleh Kyai Anom Agus Tuhfaun Nafi’ yang letaknya di Desa Kencong Kecamatan

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian... 6

E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik ... 6

F. Penelitian Terdahulu ... 7

G. Metode Penelitian... 8

H. Sistematika Bahasan... 11

BAB II SEJARAH PONDOK SINGGAH DAN PESANTREN REHABILITASI MENTAL SAPU JAGAD A. Biografi Pendiri ... 13

1. Sejarah Kelahiran Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ ... 13

2. Latar Belakang Pendidikan ... 15

3. Tabel Silsilah Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ ... 16

B. Letak Geografi ... 17

(7)

D. Visi dan Misi serta Tujuan Pondok Singgah dan Pesantren

Rehabilitasi Mental Sapu Jagad ... 23

BAB III BENTUK REHABILITASI PONDOK SINGGAH DAN PESANTREN REHABILITASI MENTAL SAPU JAGAD A. Bimbingan Mental Spiritul ... 28

1. Mandi ... 29

2. Istighosah ... 33

3. Dakwah atau Ceramah ... 37

4. Wisata Religi ... 38

B. Pendekatan Kepribadian... 39

1. Pendekatan Personal ... 39

2. Pendekatan Kelompok ... 42

3. Pendidikan ... 43

C. Menciptakan Kebersamaan Sesama Teman ... 45

BAB IV PERKEMBANGAN PONDOK SINGGAH DAN PESANTREN REHABILITASI MENTAL SAPU JAGAD A. Perkembangan Dari Aspek Sarana dan Prasarana ... 50

B. Pengelolaan Dana ... 53

C. Organisasi Pondok ... 55

D. Aktifitas Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad ... 58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesantren atau pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan

Islam tradisional tertua di Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang bisa

dikatakan wujud proses perkembangan sistem pendidikan nasional. Menurut

Nurcholis Majid, secara historis pesantren tidak hanya identik dengan makna

keislaman tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia.1Karena

pesantren pernah menduduki posisi strategis diberbagai lapisan

masyarakat.Dalam perkembangannya kekuasaan pesantren itu dipercayaakan

merubah lingkungan sekitar pondok pesantren menjadi lebih baik seperti

halnya moral mereka akan berubah dengan adanya pesantren. Selain karena

kharisma kyai dan dukungan besar dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan

dan tuntutan dinamika masyarakat tersebut.

Sedangkan pengertian dari rehabilitasi adalah pemulihan kembali

keadaan semula.2Seseorang yang ingin sembuh atau ingin memulai kehidupan

yang dulunya pernah berbuat buruk di lingkungannya.Karena faktor ingin

sembuh inilah maka orang itu perlu direhabilitasi,maka pengertian dari

rehabilitasi sendiri merupakan sebuah proses penyembuhan. Sedangkan mental

adalah yang bersangkutan mengenai batin atau perasaan3. Jadi pengertian dari

rehabilitasi mental adalah suatu proses pemulihan atau penyembuhan diri yang

1

Nurcolis Majid, Bilik-Bilik Pesantren:Sebuah Potret Perjalanan (Jakarta: Paramadina,1997), 3.

2

Kamisa, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Kartika,1997), 446.

3

(9)

2

dahulu pernah mengalami gangguan kejiwaan atau pernah melakukan hal-hal

yang bertentangan dengan agama yang dialami oleh seseorang.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari

pondok pesantren rehabilitasi mental adalah suatu tempat atau lembaga yang

menangani santri-santri yang terganggu kejiwaannya. Akan tetapi,dalam

penulisan skrispsi ini yang dimaksud dengan rehabilitasi mental ini bukan

hanya membahas seperti pengertian yang di atas, namun rehabilitasi mental

disini juga menjelaskan anak-anak muda yang terjerumus dalam hal negatif.

Suka melakukan hal-hal yang bertentangan dengan syari’at Islam, seperti

minum-minuman keras,menkonsumsi obat-obatan terlarang.Yang oleh

khalayak umum selalu di anggap sebagai sampah masyarakat, dan keberadaan

dari mereka hanya dipandang sebelah mata saja.

Namun ada juga kaum muda yang yang terganggu akal pikirannya

yang disebabkan oleh adanya tekanan batin yang tidak bisa diselesaikan.

Selain itu juga banyaknya masalah yang dihadapinya sehingga sulit untuk

menyelesaikan masalah yang ada, berakibatkan pikiran yang dialami sedikit

terganggu. Sebenarnya dalam kehidupan yang di alami oleh santri rehabilitas

yang ada di pondok singgah dan rehabilitasi mental sapu jagad ini semuanya

tidak berkepribadian buruk.

Hanya saja kurangnya perhatian dari orang tua dan pengaruh

(10)

3

sifatnya ke dalam hal negatif.4 Namun pengaruh dari perubahan zaman yang

semakin lama semakin modern ini juga menjadi faktor pemicu berubahnya

sifat-sifat yang di alami oleh kaum muda yang ada pada saat ini. Kemudian,

kemajuan dari teknologi-teknologi yang ada juga mempengaruhi kondisi

mental dari para kaum muda. Seperti halnya keberadaan internet yang selama

ini disalah gunakan oleh kaum muda. Terkadang keberadaan internet ini oleh

kaum muda hanya digunakan sebagai bahan untuk melihat dan mengakses

situs-situs porno dan hal-hal negatif lainnya. Yang berdampak bagi mereka

akan terpengaruh hal-hal negatif terhadap apa yang telah dilihatnya dari situs

porno tersebut. Dan pada akhirnya mereka kan bertindak moral seperti

melakukan hubungan maksiat, mulai dengan melakukan perbuatan zina

terhadap pasangan yang belum sah dinikahinya.

Menyikapi hal ini, maka peran orang yang terdekat sangat diperlukan

seperti peran orang tua dalam mengajarkan dan mengarahkan kepada hal-hal

yang baik. Di samping itu peran dari seorang tokoh agama dan para guru

sangat diperlukan dalam menjaga kaum muda agar tidak terjerumus kedalam

hal-hal yang bersifat negatif dan juga tidak menimbulkan keresahan bagi

warga masyarakat setempat. Padahal masa depan yang ada pada diri kaum

muda saat ini masih panjang. Selain itu mereka juga bisa menggapai cita-cita

mereka yang selama ini dipendam, dan juga mereka dapat meraih masa depan

yang lebih cemerlang.

4

(11)

4

Penelitian yang ditulis oleh penulis ini dilakukan di desa Kencong

Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri merupakan kasus yang seperti

penjelasan yang ada diatas. Para santri yang direhabilitasi tersebut sebenarnya

mempunyai harapan yang tinggi untuk mewujudkan cita-cita dan impian yang

selama ini dipendam. Namun karena pengaruh dari teman dan pengaruh dari

lingkungan yang menjadikan mereka tersesat yang akhirnya mereka

mengenal narkoba. Yang pada akhirnya menjadikan mereka sebagai pemakai

narkoba. Cita-cita yang mereka impikan akhirnya tindak terwujud karena

pengaruh dari teman-teman yang mendorong untuk memakai barang haram.

Selain pengaruh dari lingkungan dan teman kurangnya perhatian orang

terdekat seperti peran orang tua dalam mendidik sifat dasar kaum muda

sekarang ini.

Pondok Singgah dan pesantren Rehabilitasi mental Sapu Jagad ini

digunakan oleh Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ untuk membina dan

mendidik santri yang mengalami kecanduan narkoba dan terkena gangguan

mental agar kembali kejalan yang benar.5 Rata-rata dari pondok pesantren ini

adalah para pengguna narkoba dan santri yang terkena gangguan mental saja

yang ingin bertaubat dan kembali kejalan yang benar.

Untuk membahas lebih dalam tentang sejarah berdirinya pondok

singgah dan pesantren rehabilitasi mental ini, maka perlu dilakukan kajian

yang lebih mendalam dengan kemasan penelitian. Oleh karena itu, penulis

5

(12)

5

ingin mengungkap Sejarah pondok singgah dan pesantren reabilitasi Mental

di Desa Kencong Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri.

B.Rumusan Masalah

Adapun selanjutnya penulis menjelaskan rumusan masalah dari

penelitian tentang Sejarah Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental

Sapu Jagad Desa Kencong Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri.

1. Bagaimana Sejarah berdirinya Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi

Mental Sapu Jagad Di Desa Kencong Kecamatan Kepung Kabupaten

Kediri?

2.Bagaimana bentuk rehabilitasai Pondok Singgah dan Pesantren rehabilitasi

Mental Sapu Jagad dalam menangani santri yang direhabilitasi dari tahun

1998 sampai 2014?

3.Bagaimana perkembangan Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi

Mental Sapu Jagad dari tahun 1998 sampai 2014?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapatlah diketahui tentang

tujuan dari penelitian tentang Sejarah Pondok singgah dan pesantren rehabiltasi

Mental Di Desa Kencong Desa Kepung Kabupaten Kediri sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah berdirinya Sejarah Pondok

singgah dan pesantren rehabiltasi Mental Di Desa Kencong Desa

(13)

6

2. Untuk mengetahuibagaimana bentuk rehabilitasai Pondok Singgah dan

Pesantren rehabilitasi Mental Sapu Jagad dalam menangani santri

yang direhabilitasi dari tahun 1998 sampai 2014.

3. Untuk mengetahui bagamana perkembangan Pondok Singgah dan

Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad dari tahun 1998 sampai

tahun 2014

D. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Pondok singgah dan

pesantren rehabilitasi Mental Desa Kencong Kecamatan Kepung kabupaten

Kediri nantinya diharapkan akan memberi manfaat:

1. Untuk menambah wawasan bagi peneliti dan juga khususnya pada pondok

pesantren.

2. Sebagai tambahan informasi dan memperkaya ilmu pengetahuan.

3. Sebagai bahan kajian selanjutnya bagi mahasiswa yang mendalami

sejarah, terutama yang berkaitan dengan sejarah perjuangan islam.

4. Memperoleh pengalaman penelitian sebagai bekal untuk terjun ke

masyarakat yang ada setelah meyelesaikan pendidikan strata satu.

E. Pendekatan dan Kerangka teoritik

Pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

pendekatan historis, yang bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa yang

terjadi pada masa lalu. Dengan pendekatan historis ini penulis berusaha

untuk menjelaskan latar belakang sejarah berdirinya pondok singgah dan

(14)

7

Sementara itu, dalam hal teori penulis menggunakan teori

behavioral disorders yang dinyatakan oleh B.F. Skinner. Teori behavioral

disorders ini dikonseptualisasikan sebagai perilaku manusia yang

mengalami masalah-masalah yang berat. Seperti adanya gangguan jiwa,

stres, depresi, kekalutan, kecemasan, dan masalah-masalah lain yang

dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari. Teori behavioral ini

menjelaskan nilai moral dan norma dengan memberikan hukuman perilaku

yang tidak sesusai serta menggunakan positif reinforcement untuk

memperkuat perilaku yang sesuai.6

Di Pondok Singgah dan Pesantren rehabilitasi Mental Sapu Jagad

ini bentuk penanganan yang lebih ditekankan untuk proses penyembuhan

para santri ini adalah harus mengikuti kegiatan sholat berjamaah dan

istighosah yang dilakukan setiap hari. Agar para santri yang terganggu

kejiwaan dan para santri yang kecanduan narkoba itu menjadi lebih tenang

dalam batin diri para santri.

F. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu penulis menemukan skripsi yang berjudul

Penyembuhan Pecandu Narkoba dan Setress di pondok Sapu Jagad Yayasan

pesantren Raudhatul Ulum Kencong Kepung Kediri yang ditulis oleh Abdul

Rakib Tesis tahun 2010 . Penekanan penulis terdahulu lebih pada metode

penyembuhan menangani para santri yang direhabilitasi,sedangkan dalam

6Ali Ranim, “Pengertian teori Behavioral

(15)

8

penelitian saya menekankan pada masalahsejarah berdirinya pondok singgah

dan pesantren rehabilitasi mental sapu jagad. Oleh karena itu,pembahasan

karya tulis Abdul Rakib ini jelas berbeda dengan skripsi yang akan saya tulis.

Meskipun skripsi Abdul Rakib berbeda namun akan saya pakai untuk

rujukan sebagai sumber primer dari penulisan skripsi saya. Karena skripsi

Abdul rakib bisa memberikan informasi yang saya butuhkan.

G.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mendasarkan

analisis pada data dan yang ditemui dilapangan, metode ini tidak

diungkapkan dengan angka-angka sebagai mana penyajian data kuantitatif

dalam bentuk kategori.

Data diperoleh dari buku-buku,dokumen cetak dan peristiwa-peristiwa

lainnya tertulis maupun tidak tertulis serta informan yaitu kyai, ustadz, santri,

alumni.

Pengumpulan datanya dilakukan dengan cara:

1. Heuristik

Heuristik merupakan tehnik pengumpulan data. Pada tahap ini

penulis mengumpulkan berbagai data yang hubungannya dengan

(16)

9

a. Sumber primer

Sumber primer adalah sumber yag dihasilkan atau ditulis oleh

pihak-pihak yang secara langsung terlibat dan menjadi saksi mata

dalm peristiwa sejarah.7

1) Wawancara

Wawancara terhadap para informan, seperti Kyai Anom Agus

Tuhfatun Nafi’, santri, alumni dan tokoh terkait karena kajian

skripsi ini adalah sosial historis.

2) Dokumen atau arsip

Dokumen yang diperoleh dari sumber asli dari pihak

Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad.

b. Sumber Sekunder

Sumber sekunder adalah kesaksian siapapun yang bukan

merupakan saksi pandangan mata, yakni dari seorang yang tidak

hadir pada peristiwa yang dikisahkan8. Untuk mendukung

penulisan skripsi ini penulis juga menggunakan sumber sekunder

yang bisa penulis dapatkan dari buku-buku literatur yang berkaitan

dengan tema yang penulis bahas dalam skripsi ini.

2. Kritik Sumber

Kritik sumber dilakukan terhadap sumber-sumber yang dibutuhkan,

kritik ini menyangkut verivikasi sumber yaitu pengujian mengenai

keontetikan sumber itu.

7

Lilik Zulaicha. Metodelogi Sejarah 1 (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2003), 24.

8

(17)

10

Dalam metode sejarah kritik dibagi menjadi dua,yaitu:

a. Kritik ekstern adalah proses untuk melihat apakah sumber yang

didapatkan autentik atau asli. Pada kritik ekstern ini yang penulis

lakukan adalah memperhatikan kertas, gaya bahasa dan susunan

yang tertulis disumber-sumber primer, jelas menunjukkan bahwa

otentitas subtansi materi tersebut tidak diragukan lagi, karena

bersumber dari para pelaku sejarah yaitu Kyai Anom Agus

tuhaftun Nafi’, keluarga dekat Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’

serta para pengurus pondok pesantren.

b. Kritik intern adalah bagian dari peneliti sejarah yang berusaha

membuktikan bahwa kesaksian yang diberikan oleh sumber dapat

dipercaya, yang inti pernyataannya terdapat dalam sumber atau

dokumen yang bersangkutan.9

Bahwasannya kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ merupakan tokoh

sentral dalam sejarah berdirinya Pondok Singgah dan Pesantren

rehabilitasi Mental Sapu jagad serta perkembangannya.

c. Interpretasi atau penafsiran

Interpretasi atau penafsiran adalah suatu usaha mengkaji

kembali terhadap sumber yang ada. Kemudian

sumber-sumber yang ada lalu dibandingkan dan disimpulkan atau

ditafsirkan.

9

(18)

11

d. Historiografi

Hitoriografi adalah menyusun atau merekontruksi

fakta-fakta yang telah tersusun dan telah didapatkan dari penafsiran

terhadap sumber-sumber sejarah dalam bentuk tertulis.10

G.Sitematika Bahasan

Untuk mngetahui alur pembahasan peneliti ini, maka diperlukan

sistematika bahasan. Bagian ini mengungkapkan alur bahasan sehingga dapat

diketahui logika penyusunan dan kohorensi anta satu bagian ( bab dan sub

bab ) yang lain. Berikut ini adalah sistematika bahasan yang dilakukan

peneliti.

Bab pertama, pendahuluan.Pada bagian bab ini menggambarkan tentang

sub bab yang ada pada skripsi secara umum meliputi: latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pendekatan dan

kerangka teori, penelitian terdahulu, metode penelitian dan sistematika

bahasan.

Bab kedua, Dalam bagian ini penulis membahas tentang sejarah kehidupan

dari pendiri pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental sapu jagad

yang mencakup geneologi dari kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi selaku pendiri

pondok dan juga membahas tentang sejarah pondok singgah dan pesantren

rehabilitasi mental sapu jagad. Yang meliputi letak geografis,sejarah pondok

singgah dan juga visi misi serta tujuan dari pondok singgah dan pesantren

rehabilitasi mental sapu jagad.

10

(19)

12

Bab ketiga, Dalam bagian ini penulis membahas bentuk rehabilitasi

Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad dalam

menangani Santri yang direhabilitasi dengan cara Bimbingan Mental

Spiritual, Pendekatan Kepribadian dan Menciptakan Kebersamaan sesama

Teman.

Bab keempat, Dalam bagian ini penulis membahas tentang Perkembangan

Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad dari tahun

1998 sampai tahun 2014 meliputi Sarana dan Prasarana, Pengelolaan Dana,

Organisasi Pondok.

Bab kelima, Merupakan bab yang membahas tentang penutup dan

(20)

BAB II

SEJARAH PONDOK SINGGAH DAN PESANTREN REHABILITASI

MENTAL SAPU JAGAD

A.Biografi Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’

Biografi adalah kisah perjalanan hidup seseorang. Biografi ini sangat

penting terutama sebagai bukti bahwa tokoh tersebut pernah berjuang tentang

sesuatu yang diyakininya. Selain itu, biografi juga bisa dijadikan bukti bahwa

Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ memiliki keilmuan yang tidak perlu

diragukan lagi. Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ adalah pendiri pondok

singgah dan pesantren rehabilitasi mental Sapu Jagad di desa Kencong

Kecamatan kepung. Sementara itu pondok singgah dan pesantren rehabilitai

mental sapu jagad adalah tempat beliau untuk mendidik dan membina para

santri yang kecanduan narkoba serta mengalami gangguan kejiwaan. Biografi

Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ sangat penting karena yang menjalankan

program pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental. Di tangannya

pondok singgah dan pesantren rehabilitai mental sapu jagad ini menjadi media

untuk menyadarkan bagi orang-orang yang kecanduan narkoba serta

mengalami gangguan kejiwaan dan kembali kejalan yang benar serta

mengharapkan ridha dari Allah SWT

1. Sejarah kelahiran Kyai Anom Agus tuhfatun Nafi’

Kyai Agus Tuhfatun Nafi’ atau yang sering dikenal dengan sebutan

(21)

14

padatanggal 1 januari 1977. Kyai anom Agus Tuhfatun Nafi’ merupakan

anak keempat dari limabersaudara diantaranya yaitu: KH. Jauhar Nehru ,

K.Aufa’Big Ma’ahada, K. Muhammad Nuril Anwar, K. Mukhtaruddin.1

Ayahnya adalah seorang kyai besar yang berada di Pondok Pesantren

Raudhatul Ulum Kencong yang bernama KH. Zamrodji yang merupakan

putra dari KH.Syairozi dan Hj. Siti Aminah.

Ibu dari KH. Anom Agus Tuhfatun Nafi’ adalah Hj.Asholihah yang

meruapakan putri dari KH.Abdul Aziz dan Hj Siti Aminah yang

merupakan salah satu kyai yang berasal dari Pondok Pesantren Lirboyo. 2

Tidaklah heran dari latar belakang yang demikian rupa itu maka gagasan

seorang Kyai anom Agus tuhfatun Nafi’ ini untuk mendirikan sebuah

pesantren tidaklah sulit, karena mendapat dukungan dari keluarga, maupun

orang-orang yang mendukungnya. Ide untuk mendirikan pondok singgah

dan pesantren rehabilitasi mental ini muncul ketika adanya banyak

keluhan dari masyarakat yang ingin anaknya sembuh.3 Karena keluarga

dari Kyai Naom Agus Tuhfatun Nafi’ ini adalah keluarga yang taat pada

agama, maka tak heran setelah dewasanya Kyai Anom Agus Tuhfatun

Nafi’ ini menjadi seorang ulama.

Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ belum pernah melakukan ibadah

haji, namun beliau sudah pernah Umrah bersama anggota keluarganya.

Pada tahun 2014 beliau umroh sebanyak dua kali. Kemudian pada waktu

1Anom Agus Tuhfatun Nafi’ (Gus Nafi’),wawancara,

Kencong, 11 juni 2015

2

Saikhu, wawancara, Kencong 20 juni 2015.

3

(22)

15

tahun 2015 ini beliau berangkat umrah bersama saudaranya yang bernama

KH. Jauhar Nehru.4

2. Latar Belakang Pendidikan

Sejak kecil KH. Agus Tuhfatun Nafi’ terkenal didalam masyarakat

dengan sifat keanehannya. Sewaktu Gus Nafi’ masih dibangku TK beliau

berangkat kesekolah bersama seorang pengasuhnya untuk mengantar

beliau kesekolah di RA Kusuma Muliya yang berada di pondok Pesantren

Raudhatul ulum , namun didalam sekolah beliau tidak mengikuti pelajaran

yang ada di TK tersebut, menurut salah seorang warga jika gus nafi’ ini

berangkat kesekolah maka yang sekolah bukan gus nafi’ nya melainkan

pengasuhnya, karena gus nafi selalu tidak mau mengikuti pelajaran di

sekolahnya itu5.

Pada waktu sekolah beliau juga sekolah di Pondok Pesantren

Raudhatul Ulum namun ketika beliau sekolah beliau tidak sekolah dan

tidak mau sekolah sehingga sampai sekarang beliau buta huruf atau tidak

bisa membaca sama sekali. Kyai Anom agus Tuhfatun Nafi’ hanya tidak

bisa membaca huruf Abjad saja, dikarenakan beliau tidak pernah

mengikuti pendidikan formal. Namun dalam bidang pendidikan yang

dilakukan oleh gus nafi’ ini hanyalah sekolah Diniyah di pondok pesantren

milik ayahandanya sendiri. Pernah sekali beliau dimasukan kesalah satu

pondok pesantren yang berada di Kabupaten Gresik. Namun beliau hanya

mondok selama 6 bulan saja. Sewaktu kecil beliau terkenal bandel akan

4

Ali, wawancara, Kencong, 20 juni 2015.

5

(23)

16

sifatnya namun dibalik sifat yang bandel tapi beliau mempunyai sisi

kharismatik dalam memimpin pondok singgah dan Pesantren Rehabilitasi

sapu Jagad. Karena sifat kharismatik inilah maka beliau sangat dihormai

oleh para santri-santri yang mengalami kecanduan narkoba.

3. Tabel Silsilah Ki Anom Agus Tuhfatun Nafi’

SILSILAH KELUARGA BESAR

KIAI ANOM AGUS TUHFATUN NAFI

Keterangan:

1. : Hubungan Anak 2. >< : Hubungan Pernikahan

KH. Zamrodji Syaerozi >< Hj. Sholikhah

KH. Syaerozi >< Hj. Siti Aminah

(24)

17

B.Letak Geografis

Pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental sapu jagad terletak di

tengah-tengah desa kencong maka penelitian mempunyai letak geografis yang

sangat menguntungkan, karena disekitar pondok terdapat lingkungan penduduk

yang sangat padat dan terlebih lagi letak pondok singgah ini ada di pinggiran

jalan raya. Walaupun letaknya terletak di tengah-tengah daerah pedesaan

namun letak dari pondok singgah ini sangatlah mudah untuk menjangkaunya.

Karena ,letak dari pondok singgah inipun berada di di pinggiran jalan raya

yang mudah djangkau menggunakan alat transportasi umum untuk

menghubungkan jalur transportasi pondok dengan kecamatan pare maupun

kecamatan kepung.

1. Letak Desa

Desa kencong merupakan nama salah satu desa yang berada di

kecamatan Kepung kabupaten kediri. Desa kencong terletak dipinggiran

kota pare maka untuk menempuh jarak kedesa kencong sangatlah mudah,

karena jarak antar desa kencong dengan kota pare hanya berkisar 3Km.

Dengan adanya masyarakat yang hiterogen, maka mengakibatkan banyak

perbedaan baik dalam ekonomi, sosial, agama dan sebagainya.

Sesuai dengan monografi desa kencong pada tahun 2014 luas desa

kencong berkisar 392,410, dengan perincian sebagai berikut: Pemukiman

atau perumahan seluas 70,512 Ha, sawah dan ladang seluas 90,428 Ha,

makam 8,286 Ha, dan lain-lain 1Ha6. Desa merupakan wlayah dataran

6

(25)

18

rendah yang letak geografisnya adalah 112,236397 BT dan -7.780213 LS .

Adapun batas wilayah desa adalah

1. Sebelah utara berbatasan dengan desa Klampisan Kecamatan

Kandangan dan Desa Canggu Kecamatan Badas.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Krenceng Kecamatan

Kepung.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Keling kecamatan Kepung.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Krenceng kecamatan Kepung

dan Pare.7

2. Letak Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad

Pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental sapu jagad terletak

di wilayah kencong barat. Lokasi dari pondok tersebut sangat stretegis dan

mudah dijangkau karena posisi dari pondok singgah dan pesantren

rehabilitasi mental sapu jagad berdekatan dengan jalan Raya. Untuk lebih

jelasnya letak dari pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental sapu

jagad desa kencong kecamatan kepung kabupaten kediri adalah:

a. Sebelah utara berbatasan dengan desa kandangan dan desa canggu

b. Sebelah timur berbatasan dengan desa krenceng kec. Kepung

c. Sebelah selatan berbatasan dengan desa krenceng kec.kepung

d. Sebelah barat berbatasan dengan desa krenceng8

7

Prodeskel.pmd.kemendagri.go.id/_grid_t01/

8

(26)

19

3. Jumlah penduduk

Jumlah penduduk desa Kencong, yng tercatat sampai tahun 2014

berjumlah 6.321 jiwa dengan rincian sebagai berikut:

a. Laki-lak sebanyak 3175 orang

b. Perempuan sebanyak 3146 orang9

4. Mata Pencaharian

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat desa kencong

menekuni berbagai pekerjaan sebagai sumber mata pencaharian, yaitu:10

a. Pegawai Negeri sipil sebanyak 86 orang dengan rincian ( laki-laki

berjumlah 57 dan peremmpuan berjumlah 29).

b. TNI atau POLRI 7 orang.

c. Swasta sebanyak 735 orang.

d. Wiraswasta atau pedagang 209 0rang

e. Pertukangan sebanyak 35 orang

f. Tani sebanyak 205

g. Buruh Tani sebanyak 120 orang

h. Pensiunan sebanyak 20 orang

i. Jasa sebanyak 50 0rang

5. Agama penduduk desa kencong mayoritas beragama islam

a. Beragama islam 6243 orang

b. Beragama Kristen 60 orang

c. Beragam Katolik 10orang

9

Ibid

10

(27)

20

d. Beragama Budha Nihil

e.Beragama Hindu 8 orang

6. Sarana Peribadatan didesa Kencong

a. Masjid ada 5 buah

b. Mushola ada 25 buah

7. Sarana Pemerintah

Untuk menunjang kesuksesan dalam mengatur dan membina

masyarakat, pemerintah desa Kencong mempunysi sarana fisik yang

berguna untuk sentarl pengaturan mekanisme kegiatan. Sarana tersebut

adala sebuah balai desa.11

8. Sarana Kesehatan

Adapun sarana kesehatan didesa Kencong adalah 1 klinik kesehatan

dan 1 klinik untuk ibu-ibu melahirkan, sebuah puskesmas.

9. Lembaga Pendidikan

Keberadaan lembaga pendidikan sangat diperlukan oleh masyarakat,

baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Adapun lembaga

pendidikan yang terletak didesa Kencong sebagai berikut:12

a. Taman Kanak-kanak sejumlah 6 buah

b. Sekolah Dasar sejumlah 5 buah

c. Sekolah menengah pertama sejumlah 2 buah

d. Sekolah menengah Atas sejumlah 1 buah

e. Pendidikan khusus seperti pondok pesantren sebanyak 3 buah

11

Ibid

12

(28)

21

10.Budaya

Kebudayaan menurut ilmu Antropologi adalah keseluruhan sisitem

gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan

masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.13 Kehidupan

masyarakat desa Kencong masih berkaitan erat dengan peninggalan

sebelumnya dan berusaha melestarikan kebudayaan yang telah ada yaitu

berupa kesenian bantengan dan jaranan. Kesenian bantengan merupakan

kesenian yang memakai kepala banteng yang terbuat dari kayu yang

kemudian dibentuk mirip kepala banteng.14 Kemudian untuk

menyembunyikan wajah dari pemain kesenian banteng biasanya ada

selembar kain yang berwarna hitam yang diikatkan ke kepala banteng yang

terbuat dari kayu tersebut. Sedangkan ksenian jaranan memakai alat yang

terbuat dari bambu yang telah di modifikasi, sehingga bentuk dari bambu

tersebut menyerupai dengan kuda. Biasanya orang-orang menyebut dengan

jaran kepang.15

Selain dari budaya-budaya tersebut ada juga kebiasaan yang

dilakukan oleh warga desa kencong yaitu dibaiyah yang hanya dilakukan

dihari malam jum’at. Acara dibaiyah ini dilakukan oleh kalangan anak

muda-muda namun kebanyakan yang mengikuti dibaiyah ini adalah para

remaja putri saja.

13

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,1990), 180.

14

Budi, wawancara, Kencong, 8 juni 2015.

15

(29)

22

C. Sejarah Berdirinya Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental

SapuJagad

Bagi masyarakat desa kencong dan sekitar pondok singgah dan pesantren

rehabilitasi mental sapu jagad ini tidaklah asing. Pondok Singgah dan

pesantren ini berdirinya kurang lebh sudah 17 tahun yang lalu. Pondok

singgah dan pesantren rehabilitasi mental sapu jagad ini didirikan dengan

tujuan agar masyarakat yang mengalami kecanduan narkoba ini dan juga

masyarakat yang mengalami gangguan kejiwaan bisa sembuh. Pondok

Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental ini berdiri tidak lepas dari yayasan

pondok pesantren Raudhatul Ulum yang juga terletak di Desa kencong.

Pondok Singgah dan Pesantren rehabilitasi Sapu Jagad ini berdiri dari

keluhan dari beberapa masyarakat yang mengeluh akan banyaknya anak-anak

muda yang banyak terjerumus hal-hal yang negatif dan terlarang seperti

mengkonsumsi barang-barang terlarang narkoba, namun ada juga dari

beberapa orang tua yang juga mengeluhkan atas perbuatan anaknya yang

selalu mengkonsusmsi barang terlarang.16

Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad ini

didirikan pada tahun 1998. Dari keluhan beberapa masyarakat inilah inilah

maka pondok singgah ini didirikan. Pondok singgah dan pesantren

rehabilitasi mental ini dikhususkan bagi orang-orang yang mengalami

gangguan kejiwaan dan juga orang-orang yang telah kecanduan

narkoba.Nama sapu jagad ini di ambil dari salah satu doa yang meminta

16

(30)

23

kesalamatan didunia dan akhirat yaitu doa sapu jagad. Dimana doa ini berasal

dari salah satu ayat al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 201 yang berbunyi:

 berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka17

Dari doa sapu jagad itulah nama pondok singgah ini di ambil, karena

makna yang ada dari doa sapu jagad yang meminta keselamatan dari dunia

akhirat ini.18Dan dengan doa ini menunjukkan agar manusia selalu berlindung

kepada Allah. Dari bacaan doa tersebut Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’

berharap dalam mendirikan Pondok Singgah dan pesantren Rehabilitasi

Mental Sapu Jagad ini para santri yang direhabilitasi akan segera sembuh dan

kembali kejalan yang benar. Dari nama doa sapu jagad tersebut beliau

berharap para santri yang dibina akan menjalani kehidupannya dengan

selamat dari dunia maupun akhirat.

D.Visi dan Misi serta Tujuan Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi

Mental Sapu Jagad

Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad ini

sangat membantu bagi anak-anak remaja maupun orang tua yang tersesat

jalannya yang mengalami gangguan jiwa dan yang menggunakan

barang-barang haram seperti narkoba. Pesantren ini dalam membina para

santri-santrinya juga mempunyai beberapa visi,misi dan juga tujuan. Visi,misi dan

17

Al-Qur’an ,201 (Al-Baqarah), 24.

18

(31)

24

tujuan di dalam pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental ini adalah

sebagai berikut:

1. Visi

“Mewujudkan manusia yang sehat jiwa dan raga seutuhnya”

Maksud dari visi tersebut adalah menjadikan manusia yang

dulunya pernah melakukan perbuatan yang dilarang agama seperti

menggunakan narkoba maupun obat-obatan terlarang untuk kembali lagi

kejalan yang benar dan tidak menggunakan barang-barang haram tersebut.

Sedangankan bagi yang mengalami gangguan mental atau jiwa perlu

disembuhkan agar tidak mengalami gangguan mental lagi dan kembali

sehat seperti sedia kala dari fisik maupun mental.

2. Misi

a) Mendidik dengan ilmu agama secara nyata dan benar.

b) Mengembangkan hidup sehat tanpa disertai kemaksiatan.

c) Mensyiarkan agama islam

d) Memasyarakatkan larangan-larangan agama dan negara. Demi

tercapainya masyarakat yang selalu dalam keharibaan ridhoNya.

e) Mengantarkan para insan untuk menyelesaikannya problematika di

kalangan masyarakat dan negara.

3. Tujuan

a) Mewujudkan peran aktifnya di dalam membangun bangsa dan Negara

b) Membangun jiwa dan raga dalam bentuk pengabdian kepada

(32)

25

Yakni membangun manusia dalam bidang mental dan spiritual yang

bermuarakan pada terbentuknya insan yang bertakwa.

c) Menjaga dan membina kesinambungan intraktif yang saling

menguntungkan.

d) Menumbuh kembangkan terjalinnya persaudaraan sesama manusia.

e) Mengembangkan solusi demi terpecahkannya problematika dalam

aktifitas kemasyarakatan.

Dengan adanya beberapa visi,misi dan tujuan pondok singgah ini

diharapkan akan memberikan dampak positif bagi masyarakat atau warga

sekitar pondok singgah ini. Berdirinya pondok singgah dan pesantren

rehabilitasi mental ini agar memberikan pendidikan yang dapat melahirkan

lulusan yang beriman dan bertakwa. Sesuai dengan surat Ali Imron ayat 104



Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.19

Firman di atas menunjukkan agar manusia selalu berbuat kebaikan dalam

segala sesuatu. Dan jika seseorang mengetahui sesuatu keburukan yang

terjadi pada khalayak umum yang ada disekitar lingkungan mereka agar

menyerukan sesuatu perbuatan yang baik.Walaupun dalam mendirikan

Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad ini banyak

19

(33)

26

didukung dari pihak keluarga dan masyarakat, namun ada juga sebagian dari

masyarakat yang menentang dengan adanya pendirian pondok ini, karena

mereka takut dengan para santri yang ada pondok singgah ini. Pernah pada

suatu hari dalam para santri yang direhab dan yang mengalami gangguan

kejiwaan mengamuk dengan melempari batu kerumah penduduk sekitar

Pondok Singgah dan pesantren rehabilitasi Mental Sapu Jagad ini. Dari

kejadian tersebut masyarakatpun mengeluh akan berdirinya pondok ini dan

menentang dengan adanya ponpes tersebut. Karena takut akan terulang lagi

kejadian itu20.Namun Kyai Anom Agus tuhfatun Nafi’ ini tidak merasa putus

asa karena keluhan dari masyarakat yang tidak setuju dengan adanya pondok

tersebut.Beliau bertekad ingin membuat para generasi muda tidak terjerumus

kembali kedalam hal-hal yang bersifat negatif.

20

(34)

BAB III

BENTUK REHABILITASI PONDOK SINGGAH DAN PESANTREN REHABILITASI MENTAL SAPU JAGAD

Sebagaimana Pondok Pesantren pada umumnya, Pondok Singgah dan

pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad didirikan atas dasar keprihatinan dari

Kiai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ atau Gus Nafi terhadap para remaja di

masyarakat yang terjerumus kedalam hal-hal yang bertentangan dengan agama

seperti mengkonsumsi narkoba dan orang-orang yang terkena gangguan

kejiwaannya. Maka dari rasa keprihatinan beliau mendirikan pondok singgah dan

Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad. Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ atau

sering dipanggil dengan Gus Nafi’ ini mendirikan pondok singgah ini bersama

dengan keluarganya.

Beliau mendirikan pondok pesantren ini agar orang yang kecanduan

narkoba dan juga orang yang mengalami gangguan mental ini bisa tinggal

bersama dan belajar dibawah bimbingannya.Keberadaan pondok atau asrama ini

sangat berarti bagi santri yang terkena gangguan mental dan juga santri yang

kecanduan narkoba, karena mereka dapat belajar sekaligus tidur disini tanpa harus

pulang ke rumah.

Pondok atau asrama biasanya berbentuk perumahan yang sederhana dengan

fasilitas yang lebih minim dari pada hall atau collage yang ada di universitasdi

(35)

28

pondok biasanya terdiri dari bersama yang biasanya ditempati oleh santri lima

atau sepuluh santri.1

Pesantren selain sebagai lembaga penyebaran agama islam juga bisa berfungsi

sebagai lembaga sosial kemasyarakatan yang bertujuan untuk mencetak dan

membentuk lapisan masyarakat berakhlak mulia, beriman dan bertaqwa kepada

Allah SWT. Dalam hal ini pesantren memiliki peran yang sangat besar dalam

memberikan perubahan kepada akhlak manusia. Menurut Abd. Chayyi Fanany

secara umum pondok pesantren didirikan dengan tujuan : 1) menyiapkan santri

mendalami dan menguasai pendidikan agama islam, 2) dakwah menyiarkan

agama islam, 3) benteng pertahanan umat islam dalam bidang akhlak.2 . Cara

beliau untuk mendidik para santri yang terkena gangguan jiwa dan juga

kecanduan narkoba ini dibagi menjadi tiga cara yaitu: Bimbingan Mental

Spiritual,Pendekatan kepribadian dan juga menciptakan kebersamaan dengan

sesama teman.

A. Bimbingan Mental Spiritual

Dengan berdirinya Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental

Sapu Jagad Kencong Kepung Kediri, maka besar sekali peranan pesantren

terhadap para santri yang direhabilitasi dalam bidang keagamaan. Peran yang

dilakukan pesantren dalam kehidupan para santri yang direhabilitasi ini

adalah bimbingan mental spiritual dan soal-soal ibadah. Kebiasaan positif

yang diberikan oleh pihak pondok pesantren ini akan menimbulkan dampak

1

Endang Turmudi, Perselingkuhan Kyai dan kekuasaan (Yogyakarta: LKIS, 2003), 35.

2

(36)

29

yang lebih baik bagi para santri yang telah kecanduan narkoba dan juga para

santri yang mengalami gangguan mental. Dalam mendidik para santri yang

akan direhabilitasi dipondok pesantren ini ditekankan untuk melakukan sholat

berjama’ah terlebih dahulu.

1. Mandi

Namun sebelum menyuruh mereka untuk sholat berjama’ah metode

yang dilakukan oleh Gus Nafi’ adalah melakukan terapi penyembuhan

dengan memandikan. Mandi adalah salah satu aktivitas yang sangat

penting dalam kehidupan manusia dan air adalah komponen pokok bukan

hanya dalam mandi, tetapi juga dalam kehidupan manusia. karena dengan

mandi badan akan menjadi lebih segar dan jauh lebih bersih. Dengan

mandi ini maka kotoran-kotoran yang ada ditubuh para santri yang

direhabilitasi akan hilang. Menurut Gus Nafi mandi merupakan salah satu

ketentuan untuk mensucikan tubuh.3 Beliau menyebutkan bahwasannya

mandi merupakan ketentuan yang harus dilakukan jikalau seorang itu

dalam keadaan kotor. Menurut Gus Nafi’ ini berkaitan dengan merujuk

pada salah satu firman Allah yang surat Annisa ayat:43



(37)

30

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang

kamu dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam Keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.

Dari penjabaran surat diatas, orang yang masih belum berada dalam

keadaan suci hendaklah mensucikan diri dengan mandi. Hal ini

menjelaskan bahwasannya betapa pentingnya air itu untuk mensucikan

keadaan seorang yang dalam keadaan kotor. Terapi mandi yang dilakukan

oleh pihak Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad

ini dilakukan pada setiap pagi sebelum melakukan sholat shubuh. Ini

dikarenakan mandi pada waktu pagi sekali dapat meringankan stress.

Selain itu dengan mandi pagi juga bermanfaat untuk melancarkan darah

yang dikarenakan tubuh akan mendapatkan asupan oksgen yang cukup.

Mandi juga dapat menambah kekebalan atau daya tahan tubuh terhadap

segala penyakit, karena dengan mandi pagi dapat meningkatkan sel darah

putih yang dapat membantu proses penyembuhan dan membuat tubuh

menjadi lebih sehat.4 Mandi dengan air dingin mampu mengurangi noda

dan lingkaran hitam pada bagian bawah mata, kesegaran wajah akan

semakin terpancar.

4

Fatma Fuziah, Khasiat Mandi, dalam

(38)

31

Walaupun proses penanganan santri untuk menyuruh mandi pada

waktu pagi hari, namun kegiatan mandi harus dilakukan setiap pagi dan

sore. Supaya badan para santri menjadi lebih bersih dan segar. Karena

mandi menggunakan air. Kebiasaan mandi pagi dengan air dingin setiap

hari berdampak positif juga pada kesehatan jaringan tubuh manusia.

Jaringan kulit akan semakin membaik, kulit tidak kering dan menjadi lebih

kenyal. Sebaliknya bila mandi dengan air hangat, maka kulit lebih mudah

keriput dan kurang kenyal.5Maka ada empat fungsi dari efek terapi air

adalah sebagai berikut. 6

Pertama, dapat membersihkan secara fisik, noda, kotoran, kuman,

racun, bau dan lain-lain yang menempel atau masuk pada tubuh manusia,

yaitu dengan mandi pada umumnya. Efeknya dapat menimbulkan

kesegaran, kesehatan, dan berbagai efek relaksasi. Kedua, mulai

memberikan efek terapi psikologis manusia, yaitu dapat menghilangkan

berbahai ekses kotoran dan gangguan setan. Dengan tegas Allah menyebut

air dapat menghilangkan gangguan penyakit ini dari jiwa manusia. Ketiga,

air juga dapat menguatkan, menentramkan dan menyatukan hati yang

berantakan, tidak tenang, gelisah resah, dan terpecah. Keempat, air dapat

mengokohkan kaki para musafir yang telah melakukan perjalanan jauh,

karena fungsi air inilah sangat cocok untuk digunakan terapi bagi seorang

yang mengalami gangguan kejiwaan maupun seorang yang mengalami

5

ibid

6

Isep Zaenal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah Melalui Psikoterapi

(39)

32

kecanduan narkoba. Manfaat air juga pernah ada dalam salah satu cerita

Nabi Ayub yang mengalami penyakit gatal-gatal yang diakibatkan oleh

gangguan setan. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an surat Shad Ayat

41-44: Tuhan-nya: "Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan".42. (Allah berfirman): "Hantamkanlah kakimu; Inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum".43. dan Kami anugerahi Dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran.44. dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), Maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati Dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah Sebaik-baik hamba. Sesungguhnya Dia Amat taat (kepada Tuhan-nya)

Dari penjelasan diatas, maka air yang digunakan untuk mandi

memiliki fungsi untuk menguatkan, menentramkan dan menyatukan hati

yang berantakan, tidak tenang, gelisah, resah, dan terpecah.7 Air juga

dapat memberikan efek terapi terhadap sisi psikologis manusia, yaitu

dapat menghilangkan berbagai akses kotoran dan gangguan setan.8

7

Isep Zaenal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah Melalui Psikoterapi

Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindi Persada), 151.

8

(40)

33

Setelah proses kegiatan mandi sudah terlaksanakan maka para santri

diwajibkan untuk sholat berjamaah jikalau waktu sholat telah tiba, dan

melakukan berdzikir (pujian-pujian kepada Allah) contoh kalimat

subhanallah.9 Berdzikir juga dapat menentramkan pikiran bagi seorang

yang mengalami suatu problematika yang tidak bisa diselesaikan untuk

itulah berdzikir perlu untuk menentramkan jiwa yang sedang mengalami

masalah. Dengan berdzikir masalah yang selalu dipikirkan akan segera

terselesaikan dengan menenangan jiwa. Berdzikir dianjurkan bagi setiap

muslim untuk lebih mendekatkan kepada Allah swt. Sesuai dengan

firman Allah Surat Thaha Ayat 14:



keagamaan yang rutin dilakukan tiap bulan adalah pembacaan sholawat

nabi, istighosah dan wisata reiligi. Untuk kegiatan istighosah biasanya

diadakan setiap hari setelah ba’da shubuh.11

Setiap kegiatan istighosah ini

harus dilakukan oleh semua santri yang mengalami gangguan kejiwaan

dan ketergantungan narkoba. Istighosah artinya meminta pertolongan

(41)

34

ketika dalam keadaan sukar. Untuk itulah istighosah yang selalu

diselenggarakan di Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental

Sapu jagad ini wajib diikuti oleh setiap santri. Menurut Gus Nafi

pengertian dari istighosah adalah memohon pertolongan kepada Allah

ketika dalam keadaan sukar dan sulit. Istighosah biasanya dilakukan secara

bersama dan dimulai dengan wirid-wiridan tertentu, terutama bacaan

istighfar.12Karena dengan istighosah ini mereka akan selalu memanjatkan

doa kepada Allah untuk dimintai pertolongan. Adapun bacaan-bacaan doa

istighosah yang selalu dilakukan setiap harinya oleh santri sebagai berikut:

ْْ ح فْ

(42)

Dengan menggunakan istighosah ini para santri juga akan

mendapatkan ketenangan jiwa. Memohon pertolongan dari Allah sangat

dianjurkan bagi setiap muslim. Walaupun cara yang dilakukan berbeda,

namun kegiatan istighosah yang bertujuan untuk menjernihkan jiwa para

santri ini sangat diperlukan. Istighosah adalah memohon pertolongan dari

Allah SWT untuk terwujudnya sebuah “keajaiban” atau sesuatu yang

paling tidak dianggap dan paling tidak mudah untk diwujudkan.13 Seperti

yang tersirat dalam al-qur’an surat Al-Anfal ayat 9 yang berbunyi:



Artinya: (ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut”. 14

Istighosah juga merupakan sebuah doa yang selalu dilakukan oleh

seorang yang mengalami banyak masalah. Do’a salah satu wujud seorang

yang ingin berbicara kepada Allah. Dengan memohon semua keresahan

13Budi farhad alfarizi, “ Sekolah Sibuk Istighosah”,

m.kompasiana.com (14 Januari 2016)

14

(43)

36

yang ada dihati agar semua beban yang dimiliki agar segera hilang dan

dapat terselesaikan. Bagi mereka yang mengalami sakit hendaknya

berusaha berobat disertai dengan doa dan zikir. Karena semua penyakit

pasti akan ada obatnya.15Hal ini sesuai dua hadits berikut, yang artinya:

َلج َزع ه ن ْ إب ا ب ء اَ ل صأ ا إف, ءا د ءاد ِلكل

Artinya:“Setiap penyakit ada obatnya”. Jika obat itu tepat mengenai sasarannya, maka dengan izin Allah penyakit itu sembuh (HR.Muslim dan Ahmad)

َن إف اْ ت

ه ( م لا ح ا ْيغ ءا د هل عض َّإ ء اد ْعضي ْمل ىل عت ه

)ى م تا

Artinya: “Berobatlah kalian, maka sesungguhnya Allah SWT tidak

mendatangkan penyakit kecuali mendatangkan juga obatnya, kecuali penyakit Tua” (HR. At Tirmdzi).16

Doa berperan sebagai alat intervensi terhadap kondisi mental dan

kejiwaan pasien untuk membantu proses penyembuhan bersama dengan

terapi lainnya. Dengan demikian, jelas bahwa Islam yang bersumber dari

wahyu (al-Qur’an) dan al-al-Sunah tersebut mampu menjadi terapi jiwa

(psikoterapi) dan dapat menyembuhkan penyakit kejiwaan. Hal itu

ditegaskan dalam al- Qur’an surat Yunus ayat 57:



Gus Nafi, wawancara, Kencong, 2 januari 2016

16

Dadang Hawari, Dimensi Religi Dalam Praktek Psikiatri Dan Psikologi(Jakarta: FKUI Jakarta,

(44)

37

Wahai manusia sesunggunnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh untuk penyakit yang ada di dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman (percaya dan yakin)”.17

Intervensi adalah proses memengaruhi kondisi batin (mental dan

kejiwaan) serta kepribadian pasien sehingga dapat terjadi perubahan.18

Pasien yang sakit memerlukan dorongan mental. Hal ini adalah sisi

kebutuhan yang tidak bisa diabaikan. Dalam ilmu Psikiterapi dikenal

dengan istilah intervensi.19 Efek terapi doa dalam agama bahkan tidak

dibatasi secara tegas terhadap suatu aspek penyakit fisik atau penyakit

kejiwaan. Ini menunjukkan bahwa menurut ajaran agama doa memiliki

peluang untuk terapi, baik untuk penyakit fisik maupun kejiwaan. Menurut

Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, seorang psikiater dalam bukunya

menyebutkan bahwa”orang yang rajin dan secara teratur menjalani

meditasi dan berdo’a serta berdzikir memiliki taraf kesehatan fisik dan

mental yang lebih tinggi dari pada mereka yang tidak mengamalkan

meditasi serta berdoa dan berdzikir. Pengalaman meditasi serta berdo’a

dan berdzikir itu dapat menurunkan tekanan darah dan denyut jantung,

demikian pula untuk gangguan kejiwaan”.20

3. Dakwah/ceramah

Selain dengan menggunakan do’a untuk menenangkan hati, salah satu

terapi yang juga akan mampu membantu seorang yang mengalami ganguan

17

Al-Qur’an, 57 (Yunus): 315.

18

Isep Zaenal Arifin,Bimbingan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah Melalui Psikoterapi

Islam (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2009), 61.

19

Ibid., 65.

20

Dadang hawari, Dimensi Religi Dalam Praktek Psikiatri Dan Psikologi, (Jakarta:FKUI

(45)

38

kejiwaan dan bagi seorang pecandu narkoba adalah dengan menggunakan

media dakwah. Dakwah atau ceramah juga perlu diberikan oleh seorang kyai

untuk memotivasi santri agar tidak melakukan hal-hal negatif yang dapat

merugikan diri sendiri. Dalam melakukan dakwah untuk santri yang

kecanduan narkoba dan gangguan jiwa harus menggunakan bahasa yang

mudah dimengerti, agar para santri yang mendengarkan dapat memahami isi

dari dakwah tersebut. Dakwah islam dapat dibagi menjadi tiga bentuk.21

Pertama, Tabligh Islam sebagai upaya penerangan dan penyebaran pesan

islam. Kedua, Irsyad Islam sebagai upaya bimbingan konseling islam.

Ketiga, Tadbir Islam sebagai upaya pemberdayaan umat melalui

lembaga-lembaga dakwah. Pembawaan materi yang sesuai dengan kebutuhan yang

dibutuhkan bagi seorang pecandu narkoba juga sangat penting.

4. Wisata Religi

Berbagai macam upaya yang dilakukan untuk proses penyembuhan

bagi santri yang mengalami gangguan kejiwaan. Salah satu bentuk terapi

yang lain adalah dengan cara mengajak para santri untuk mengikuti kegiatan

wisata religi yang diselenggarakan oleh pihak ponpes sendiri. Untuk wisata

religi ini biasanya dilakukan pada waktu tertentu saja. Wisata religi yang

diadakan oleh pihak pondok pesantren biasanya adalah untuk berziarah

kemakam para wali.22 Kegiatan wisata religi ini berguna untuk membuat

para santri ini untuk merifresh pikiran selama didalam pondok pesantren.

21

Isep Zaenal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah Melalui Psikoterapi

Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), 173.

22

(46)

39

Agar mereka tidak merasa bosan dan merasa terkekang, untuk itulah

kegiatan wisata religi ini sangat diperlukan.

Terlepas dari perbedaan pendapat tentang hukum berziarah

kemakam, tujuan dari kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ melakukan wisata

religi ini adalah mengingatkan kepada para santri ini agar selalu mengingat

bahwasannya kematian pasti akan datang. Dengan demikian sebelum maut

datang, hendaknya kesempatan hidup yang diberikan oleh Allah

dimanfaatkan sebaik-baiknya didunia ini. Dengan cara lebih mendekatkan

diri kepada Allah dan segera bertaubat atas segala perbuatannya yang

dimasa lampau. Dengan cara seperti inilah maka mereka akan segera sadar

bahwasannya hidup didunia ini hanya sementara, maka kesadaran dari diri

mereka untuk bertaubat dan kembali kejalan yang benar akan muncul

dengan sendirinya.23

B.Pendekatan kepribadian

Memperkenalkan ajaran islam kepada orang terkena gangguan kejiwaan

dan juga orang yang kecanduan narkoba lebih sulit dibandingkan

memberikan pendidikan pada anak santri-santri yang dengan pendidikan

seperti biasanya. Biasanya cara untuk memberikan pendidikan membutuhkan

pendekatan yang ekstra, karena jika terlalu terburu-buru memberikan suatu

perintah untuk mempelajari sesuatu yang baru biasanya mereka akan

marah-marah. Lingkungan yang baru bagi para santri banyak membutuhkan waktu

23

(47)

40

untuk beradaptasi dengan lingkungan yang belum pernah mereka ketahui.

Cara yang dilakukan dalam pendekatan kepribadian adalah dengan

melakukan pendekatan personal (individu), pendekatan kelompok, dan juga

pendidikan yang dibutuhkan oleh para santri.

1. Pendekatan Personal

Cara pendekatan yang dilakukan biasanya diajak berbincang-bincang

dahulu, para santri yang bisa diajak berbicara nyambung dengan

menanyakan kegiatan apa yang mereka sukai. Dengan pendekatan seperti

inilah santri-santri dapat dialihkan kebiasaan yang buruk seperti

mengkonsumsi narkoba ini dapat terhindari dengan cara melakukan

kebiasaan yang mereka sukai, seperti halnya jika mereka suka memainkan

gitar maka mereka akan memainkan gitar jika ada waktu senggang

didalam pondok tersebut. Dengan begitu, lama kelamaan mereka akan

lupa dengan kebiasaan buruknya dan akan meninggalkan kebiasaan

buruknya. Ada tiga faktor yang dapat meningkatkan kepercayaan untuk

sembuh pada diri individu yaitu:

a. Faktor individu yaitu kemampuan yang ada pada diri pelaku untuk

berkomunikasi, kemampuan meyelesaikan masalah dan keyakinan diri

untuk sembuh dari rasa kecanduan terhadap barang terlarang seperti

narkoba dan gangguan kejiwaan. Seperti keinginan untuk sembuh

berasal dari diri para santri yang mengalami ketergantungan narkoba

(48)

41

insyaallah santri tersebut akan cepat sembuh dari rasa kecanduan

narkoba dan gangguan kejiwaan.

b. Faktor keluarga, bagi para santri yang mengalami kecanduan narkoba

dan gangguan kejiwaan sangatlah perlu akan dukungan dari keluarga.

Dengan memberikan dorongan kepada salah satu anggota yang

mengalami kecanduan narkoba dan ganggan kejiwaan. Seperti halnya

memberikan motivasi kepada salah satu anggota yang mengalami

kecanduan narkoba dan gangguan kejiwaan. Selain itu juga perlu

melakukan kunjugan terhadap salah satu anggota keluarga yang

direhab supaya mereka tidak merasa disingkirkan dari keluarganya

sendiri.

c. Faktor lingkungan dimana para santri kecanduan narkoba gangguan

kejiwaan yang direhab di pondok singgah dan pesanten rehabilitasi ini

juga perlu dukungan dari lingkungan sekitar. Di pondok Singgah dan

Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad ini biasanya membantu

mengalihkan kebiasaan dari para santri kedalam hal-hal positif.24

Pendekatan psikologis biasanya dilakukan dengan cara

mengajaknya dengan berbicara terhadap para santri. Agar mereka

berpendapat bahwasannya keberadaan mereka masih dianggap oleh

sebagian orang yang masih perduli terhadap mereka.Dengan pendekatan

ini, mereka yang belum terjamah „kenikmatan semu’ narkoba, diberikan

nasihat dari „hati ke hati’ oleh orang-orang yang dekat dengannya, sesuai

24

(49)

42

dengan karakter kepribadian mereka. Langkah pendekatan psikologis ini

diharapkan mampu menanamkan kesadaran dari dalam hati mereka untuk

menjauhi dunia narkoba. Adapun bagi mereka yang telah larut dalam

„kehidupan gelap’ narkoba, melalui pendekatan ini dapat diketahui, apakah

mereka masuk dalam kategori pribadi yang ekstrovert (terbuka), introvert

(tertutup), atau sensitif. Dengan mengetahui latar belakang kepribadian

mereka, maka pendekatan ini diharapkan mampu mengembalikan mereka

pada kehidupan nyata. Lima ketentuan yang harus dipenuhi untuk

melakukan pendekatan pribadi bagi para santri yang kecanduan narkoba

dan ganggua kejiwaan, yaitu25

: (a) kepercayaan remaja pada orang yang

membantunya; (b) kemurnian hati untuk membantu tanpa syarat dan tanpa

pamrih; (c) kemampuan mengerti dan menghayati perasaannya; (d)

kejujuran atau menyampaikan apa adanya; dan (e) mengutamakan persepsi

remaja itu sendiri.

2. Pendekatan Kelompok

Selain dari pendekatan kepribadian yang dilakukan secara individu

maka berguna juga agar pendekatan psikologis ini dengan cara

berkolompok yaitu dengan cara bimbingan yang dilakukan secara

bersama-sama antar sesama santri. Cara yang dilakukan adalah yang

Pertama, Ingat kepada Allah SWT, artinya ingat dengan

ketentuan-ketentuan Allah SWT berkaitan dengan kebaikan dan larangan-Nya, ingat

halal dan haram, ingat kebaikan dan keburukan, dosa dan pahala, sorga

25

Darimis, Pemulihan Kondisi Remaja Korban NarkobaMelalui Pendekatan Konseling,

(50)

43

dan neraka, serta ingat penderitaan dan bahagiaan kelak;

Kedua, Ingat kepada ibu yang melahirka; ketiga: ingat biaya pengobatan

sangat mahal, kalau sudah menjadi korban kecanduan dan ketergantungan

terhadap narkoba, keempat: ingat terali besi di penjara; kelima: Ingat masa

depan dirampasnya.26

Melalui terapi kelompok dan penanganan kognitif

untuk mengajarkan bagaimana menghindari tempat yang beresiko tinggi

menimbulkan kembali keinginan untuk menggunakan obat, mengetahui

efek buruk obat dan mencari alternatif lain selain menggunakan obat.

Interfensi psikologis biasanya dikombinasikan dengan pengobatan secara

biologis menyusun kembali kepingan perjalanan hidup yang sebelumnya

berserakan, sehingga menjadi utuh kembali.27

3. Pendidikan

Selain dari segi pendekatan psikologis yang diberikan oleh pihak

Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental sapu Jagad adalah

dengan menggunakan media pendidikan. Pendidikan juga diperlukan bagi

seorang santri. Karena pendidikan juga sangat dibutuhkan bagi seorang

santri yang telah bermukim di Pondok. Pendidikan juga sangat diperlukan

untuk kehidupan sehari-hari bagi para santri. Lembaga pendidikan

pesantren biasanya berciri khusus dengan kesederhanaan dari kehidupan

para santrinya dengan tujuan membentuk menjadi manusia yang baik. Dari

kesederhanaan kehidupan dari pendidikan yang diberikan oleh pondok

26

Ibid.,

27

Lukman Hakim, “Pengobatan Alternatif bagi Pengguna NAPZA, dalam

(51)

44

pesantren adalah diajarkannya kitab-kitab klasik. Pengajaran kitab-kitab

klasik atau yang kemudian disebut juga dengan kitab kuning ini dilakukan

melalui metode sorogan dan bandongan. Metode sorogan adalah metode

dimana santri menyodorkan sebuah kitab kepada kiai untuk dibaca

dihadapannya, kesalahan pada bacaan langsung dibenarkan oleh kiai.

Istilah sorogan berasal dari kata “sorog” (jawa) yang berat menyodorkan

kitab kepada kiai.28 Dengan cara sistem sorogan tersebut, setiap murid

mendapat kesempatan untuk belajar langsung dari kiai ataupun pembantu

kiai.

Metode sorogan berbeda dengan metode bandongan. Dalam

bandongan pengetahuan santri tentang tata bahasa Arab dianggap cukup,

sehingga acara diadakan untuk mereka yang sudah memperoleh

pemahaman dasar tentang pemahaman dasar Arab dan juga Al-Qur’an.

Sebaliknya sorogan diberikan kepada siapa saja yang ingin mendapatkan

penjelasan yang lebih detil tenang berbagai masalah yang dibahas dalam

sebuah kitab.29 Selain dengan pendidikan yang diberikan oleh pihak

pondok , para santri setiap paginya selalu diajarkan untuk memulai senam

pagi agar kesehatan fisik yang ada pada santri tetap terjaga. Selain

melakukan kegiatan senam para santri juga di ajak untuk jalan-jalan pagi

agar pikiran dari para santri yang merasa terkekang agar menjadi lebih

tenang. Namun bagi para santri yang terkena gangguan kejiwaan biasanya

28

Ibid., 14.

29

(52)

45

tidak diperkanankan untuk keluar dari pondok tersebut dikarenakan

takutnya akan mengamuk ataupun kabur.30

Walaupun kegiatan itu sering dilakukan oleh para pengasuh pondok

tersebut, terkadang ada juga salah satu santri yang tidak mengikuti

kegiatan itu karena sifat yang bandel.. Mereka para santri juga taat

terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak pesantren, walaupun

terkadang masih juga ada yang suka melanggar ataupun membuat

kesalahan. Seperti halnya, jika dalam waktu mengaji merka tidak mengaji,

waktu sholat mereka tidak sholat dan lain-lain. Walaupun terkadang para

santri ada yang melanggar kiai Anom Agus Tuhfatun Nafi ini tidak pernah

memarahi. Beliau hanya akan menegur dan juga menyindir sehingga para

santri yang melanggar tidak akan merasa sakit hati bahkan mereka akan

merasa sungkan untuk melakukan kesalahan lagi.

C. Menciptakan Kebersamaan Sesama Teman

Pembinaan yang ada dalam Pondok Singgah dan Pesantren Dalam

rangka mewujudkan cita-cita, dalam hubungan sosial, Pondok Singgah dan

Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad menunjukkan jalan dan cara

menuju tercapainya kehidupan sosial serta harmoni.

Dalam keseharianya para santri dengan memilikirasa harmoni,

kebersamaan dan kesetiakawanan itu adalah yang paling utama. Karena

mereka menganggap semua yang ada dalam pondok pesantren ini adalah

saudara mereka, seperti halnya pada saat makan apabila diantara salah satu

30A’an Kurniawan, wawancara

Gambar

 Tabel 1
 Tabel 2

Referensi

Dokumen terkait

“Di desa sangat terbantu sekali dengan adanya Pondok Pesantren Dzikrussyifa’ Asma’ berojomusti ini karena dulu waktu belum berdirinya pondok ini di Desa