• Tidak ada hasil yang ditemukan

B1J010180 12.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "B1J010180 12."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

4

II.

TELAAH PUSTAKA

Tremella fuciformis merupakan salah satu spesies jamur dari kelas

Basidiomycetes yang lebih dikenal dengan nama lokal jamur kuping putih (Stamets, 2000). Jamur ini telah lama diketahui sebagai jamur obat dan juga dapat digunakan sebagai bahan pangan dengan berbagai jenis masakan yang lezat. Sebagai jamur obat, T. fuciformis memiliki manfaat untuk immunostimulating, inflamasi, anti-diabetes, anti-alergi dan yang lainnya. Menurut Wijayakusuma (2004), T. fuciformis juga bermanfaat untuk kesehatan di antaranya untuk batuk kering, dahak berdarah, bronkhitis, sembelit dan hipertensi karena mengandung senyawa kimia seperti polisakarida, asam amino, co-enzyme Q dan lain lain.

T. fuciformis termasuk jamur dengan harga yang mahal karena beberapa

tahun lalu ketersediaan jamur kuping putih di pasaran hanya mengandalkan pertumbuhan tubuh buah yang secara alami tumbuh di alam. Seiring dengan popularitas jamur kuping putih, China dan Taiwan saat ini telah melakukan budidaya jamur kuping putih namun di Indonesia permintaan konsumen terhadap jamur ini hanya mengandalkan impor dari China dan Taiwan dan jika mengandalkan impor tanpa adanya budidaya yang dilakukan, pemenuhan kebutuhan konsumen tidak dapat terpenuhi karena persediaan jamur T. fuciformis terbatas sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan budidaya terhadap jamur kuping putih (Chang & Miles, 2004).

Menurut Kuo & Methven (2010) siklus hidup T. fuciformis tidak dapat terlepas dari peranan jamur Hypoxylon sp. yang merupakan jamur dari kelas Ascomycetes. Kesesuaian kedua jamur ini di alam telah teruji dengan mengisolasi keduanya dari habitat yang sama lalu ditumbuhkan secara terpisah dan akan bersimbiosis saat T. fuciformis menghasilkan tubuh buah (Stamets, 2000).

Hypoxylon sp. merupakan anggota dari famili Xylariaceae. Sebelumnya

dinamakan Sphaeriaceae oleh Dennis (1981) tetapi sekarang nama yang dipakai adalah Xylariaceae. Xylariaceae adalah keluarga jamur yang besar dan terkenal yang berada di sebagian besar negara di dunia terutama di daerah tropis dan subtropis. Jamur ini berperan penting dalam fungsi ekosistem alam karena merupakan jamur pembusuk kayu yang mampu memecah komponen-komponen utama kayu dan berperan dalam siklus hara (Anderson, 2008).

(2)

5

Miselium Hypoxylon sp. berperan dalam membantu T. fuciformis mencerna kayu dan nutrien sisa lainnya. Hypoxylon sp. mendegradasi kayu lalu memberikan nutrien untuk pertumbuhan T. fuciformis. Warna miselium dari hypoxylon awalnya berwarna putih dan berangsur-angsur miselium tua menjadi berwarna kuning atau cokelat muda dan medium kultur berubah dari cokelat muda sampai hijau hitam atau sangat gelap. Miselium memiliki permukaan beludru dan biasanya tidak terdapat konidia (You Chang, 1998).

Pertumbuhan merupakan proses yang sangat rumit. Pada organisme multiseluler seperti jamur, pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses peningkatan jumlah sel atau ukuran sel. Jamur membutuhkan nutrisi yang cukup untuk aktivitas pertumbuhannya. Medium pertumbuhan miselium jamur terdiri atas medium cair dan medium padat. Medium padat dianggap lebih natural karena substrat alami jamur adalah bahan padat atau semi-padat, seperti kayu, jaringan hewan atau tumbuhan, atau tanah (Griffin, 1994).

Masuknya nutrien ke dalam jamur adalah dengan cara absorbsi melalui dinding sel. Mekanisme absorbsi nutrien oleh jamur adalah sebagai berikut : dinding sel jamur mensekresi enzim-enzim ekstraseluler yang dapat mendegradasi nutrien makro komplek menjadi molekul-molekul sederhana. Molekul–molekul hasil degradasi selanjutnya diserap melalui dinding sel jamur yang semi permeabel ke seluruh sel jamur untuk dimetabolisir (katabolisme dan anabolisme). Dinding sel yang semi permeabel juga berfungsi sebagai tempat yang mengendalikan keluar masuknya molekul-molekul kecil. Pengendalian ini dilakukan dengan menghasilkan tekanan turgor yang membatasi difusi air masuk ke dalam hifa (Griffin, 1994).

Katabolisme nutrien sederhana di dalam sel jamur menghasilkan energi kimia (dalam bentuk ATP, NADH dan NADPH) atau unsur N dan S dari komplek nutrient, ATP yang dihasilkan digunakan sebagai sumber energi, sedangkan NADH dan NADPH sebagai pereduktor dalam proses anabolisme (pembentukan komponen struktural dan fungsional pada jamur yang mengakibatkan penambahan bobot miselium) (Griffin, 1994).

Kebutuhan nutrien dalam medium harus terpenuhi untuk meningkatkan produksi miselium jamur (Bilgrami & Verma, 1981). Unsur nutrisi yang diperlukan di antaranya; sumber karbon seperti karbohidrat. Glukosa merupakan sumber karbon yang paling banyak digunakan; sumber sulfur namun dalam jumlah yang sedikit. Sulfat merupakan sumber sulfur yang paling baik; sumber fosfor berupa fosfat;

(3)

6

beberapa sumber logam di antaranya potassium, magnesium, seng, tembaga, besi dan mangan untuk pertumbuhan serta reproduksi yang optimal; sumber nitrogen organik atau anorganik (Kaul, 1997). Nitrogen sangat penting bagi pertumbuhan organisme untuk pembentukan asam nukleat, protein bahkan digunakan oleh beberapa jamur untuk pembuatan khitin dinding selnya (Chang et al, 1983); Menurut Moat & Foster (1988), vitamin seperti thiamin (B1), riboflavin (B2), asam nikotinat (niasin), piridoksin (B6), asam panthotenat dan kobalamin (B12) sangat penting dalam medium. Vitamin ini bertanggungjawab untuk meningkatkan pemakaian bahan metabolisme (Manachere, 1980).

Medium yang biasa digunakan untuk pertumbuhan jamur menurut Stamets (2000), adalah Malt Yeast Peptone Agar (MYPA), Potato Dextrose Yeast Agar (PDYA), Oatmeal Malt Yeast Agar (OMYA), Malt Extract Agar (MEA), dan Dog

Food Agar (DFA). Medium pada umumnya mengandung unsur karbon, nitrogen dan

vitamin. Miselium akan tumbuh dengan baik dengan penggunaan medium yang tepat. Medium yang baik harus memiliki syarat di antaranya harus mengandung semua zat hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, tidak mengandung zat-zat yang menghambat pertumbuhan, memiliki suhu yang sesuai untuk pertumbuhannya, serta harus dalam keadaan steril sebelum digunakan agar tidak ada mikroba lain yang tumbuh (Sutedjo & Sastroatmodjo, 1991). Kelima medium agar ini memiliki komposisi nutrien kaya dengan sumber karbon dari dekstrosa, ekstrak malt dan kentang dan sumber nitrogen dari yeast dan peptone.

Menurut Samadi (2007) setiap 100 g kentang mengandung kalori 347 kal., protein 0,3 g, lemak 0,1 g, karbohidrat 85,6 g, kalsium 20 mg, fosfor 30 mg, zat besi 0,5 mg, dan vitamin B 0,04 mg. Kandungan utama dari pepton adalah nitrogen organik disamping vitamin-vitamin dan karbohidrat (Pelczar et al., 1986). Sumber nitrogen didapat dari ekstrak yeast yang mengandung asam amino yang lengkap dan vitamin B (Wahyudi, 2010). Kandungan nutrisi dog food dan oatmeal juga diharapkan mampu untuk mendukung pertumbuhan koloni miselium Hypoxylon sp.

Pelaez et al. (2008), telah berhasil menumbuhkan miselium Hypoxylon sp. pada medium MYPA dengan suhu 26oC dalam waktu 3 minggu. Medium MYPA merupakan medium yang memiliki bahan penyusun berupa malt, pepton dan yeast sebagai sumber nutrisi yang lengkap. Maltosa menurut Matsumoto & Ohira (2001), merupakan sumber karbon yang sangat efektif sedangkan pepton merupakan sumber nitrogen yang baik untuk pertumbuhan miselium jamur.

(4)

7

Pertumbuhan jamur selain dipengaruhi oleh medium, juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yaitu suhu, cahaya, radiasi, kelembapan dan pH. Suhu berpengaruh pada metabolisme sel. Jamur memiliki suhu optimum yang berada antara suhu minimum dan maksimum. Cahaya berpengaruh pada proses pembentukan spora, sedangkan nilai pH medium dapat berpengaruh pada penggunaan ion logam tertentu, permeabilitas membran sel dan aktivitas enzim (Griffin, 1994).

Hipotesis penelitian yang diajukan adalah:

1. Penggunaan medium padat berpengaruh terhadap pertumbuhan miselium jamur

Hypoxylon sp.

2. Medium padat yang paling baik digunakan untuk pertumbuhan miselium jamur

Hypoxylon sp.adalah MYPA.

Referensi

Dokumen terkait

Kepala BNN Kota Malang yang sekaligus alumni ITN Malang ini juga memberikan apresiasi kepada ITN karena pada tahun ini menyelenggarakan tes urine bagi seluruh mahasiswa

Teori ini mengikuti pendapat Modigliani dan Miller (M-M) yang menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya dividend payout ratio , tetapi

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel bebas dalam penelitian ini yaitu produk domestik bruto, inflasi, jumlah uang beredar, dan kurs valuta asing secara

Subjek dalam peneltian ini merupakan istri yang berusia 25-45 tahun dan mengalami kekerasan dalam rumah tangga yang memiliki tingkt kesejahteraan psikologis sedang hingga

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Kondisi kerapatan vegetasi di Kecamatan Ngaglik memiliki tiga kelas klasifikasi kerapatan yaitu kelas kerapatan rendah,

Saat ini dikalangan dunia Teknologi Informasi te- lah dikenal teknologi datawarehouse, datawareho- use merupakan kumpulan data yang berasal dari berbagai sumber, dengan

Selanjutnya, Balai Arkeologi Yogyakarta (1995), melakukan penelitian dengan tema “Survei Arkeologi Islam di Pulau Bawean Jawa Timur”, dengan hasil berupa tinggalan arkeologi

[r]