HASIL RAKOR EVALUASI
TERINTEGRASI PUSAT
KRISIS KESEHATAN
PENDAHULUAN
Peningkatan arus mudik meningkatkan terjadi risiko
krisis kesehatan baik akibat kecelakaan lalu lintas (KLL) maupun non KLL di wilayah-wilayah yang
menjadi jalur mudik
Non KLL seperti kambuhnya penyakit-penyakit kronis
atau timbulnya penyakit akut akibat kelelahan. Selain itu juga terdapat risiko krisis kesehatan akibat
PENDAHULUAN
Inpres RI No. 3 Tahun 2004 tentang Koordinasi Penyelenggaraan Angkutan
Lebaran Terpadu
Menteri Kesehatan bertanggung jawab untuk
meningkatkan kegiatan pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan yang ada dan pada tempat-tempat
PENDAHULUAN
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program
Dekade Aksi Keselamatan Jalan
Menteri Kesehatan bertanggung jawab atas Pilar Kelima yaitu meningkatkan penanganan pra kecelakaan
PENDAHULUAN
Tahun 2016 Pusat Krisis Kesehatan bekerja sama
dengan WHO dan DRRC UI melakukan kajian evaluasi terhadap pelaksanaan manajemen krisis kesehatan pada masa mudik lebaran tahun 2016
Berdasarkan hasil penelitian tersebut serta sejumlah
referensi lain (kajian Balitbangkes dan pengalaman PKK) ditemukan sejumlah permasalahan terkait
KONDISI LAPANGAN
Permasalahan kesehatan yang terjadi tergantung
pada lokasi dan kurun waktu terjadinya. Umumnya risiko meningkat saat cuti bersama yang telah
ditetapkan pemerintah
Pelayanan kesehatan saat mudik membutuhkan
PERMASALAHAN
PELAYANAN KESEHATAN
1. Jumlah tenaga kesehatan terlatih kegawatdaruratan
di daerah masih kurang.
2. Masih terbatasnya peralatan medik serta ambulans
gawat darurat di RS dan Puskesmas.
3. Kapasitas masyarakat (yang umumnya menjadi
PERMASALAHAN
PELAYANAN KESEHATAN
4. Trauma centre (institusi yang bertanggung jawab terhadap
penanganan korban trauma mulai dari fase akut sampai rehabilitasi) belum dikembangkan di Puskesmas dan RS rawan kecelakaan lalu lintas.
5. Standard waktu minimal pelayanan unit gawat darurat sudah
ada namun implementasi pelayanan unit gawat darurat belum memenuhi standar waktu minimal.
6. Penyediaan Pos Kesehatan menjadi tidak efektif dan efisien
karena antara lain :
penetapan lokasi tidak mempertimbangkan akses
masyarakat untuk pelayanan kesehatan
pengelola jalan total/rest area tidak menyediakan tempat
SEBAB PERMASALAHAN TERKAIT
PELAYANAN KESEHATAN
Terbatasnya anggaran daerah untuk penambahan
maupun peningkatan kapasitas sumber daya
Masih minimnya program pemberdayaan
masyarakat dalam penanganan kegawatdaruratan
Pemahaman lintas sektor terkait masih belum
REKOMENDASI UNTUK PERBAIKAN
PELAYANAN KESEHATAN
Melakukan peningkatan kapasitas petugas kesehatan
serta masyarakat dengan memanfaatkan seluruh
potensi yang ada (contoh : APBD, swasta, mengikuti pelatihan dari institusi lain, pelatihan online).
Peningkatan kapasitas petugas kesehatan
menggunakan modul-modul pelatihan yang telah terakreditasi
Nakes terlatih dimanfaatkan untuk melakukan
REKOMENDASI UNTUK PERBAIKAN
PELAYANAN KESEHATAN
Mengusulkan pengadaan peralatan medik dan
ambulans gawat darurat melalui mekanisme DAK
Mengadvokasi bagian kepegawaian daerah dalam hal
pengaturan mutasi pegawai
Mengintensifkan sosialisasi program SPGDT ke LS, LP
REKOMENDASI UNTUK PERBAIKAN
PELAYANAN KESEHATAN
Berkoordinasi dengan pihak kepolisian agar lokasi pos
kesehatan memperhatikan kemudahan akses dan
kenyamanan serta keselamatan bagi petugas kesehatan itu sendiri.
Menyusun MOU dengan badan pengelola jalan tol dan
pengelola rest area terkait penyediaan pelayanan kesehatan bagi pengguna jalan tol.
Membuat MOU dengan penyedia jasa komunikasi agar
PERMASALAHAN MANAJEMEN
Pra Krisis Kesehatan
Pembagian peran, tanggung jawab dan kewenangan belum optimal
Ketersediaan PSC baru 7% dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Belum optimalnya sosialisasi nomor telepon call center ke masyarakat.
Minimnya latihan evakuasi korban kecelakaan
Saat Tanggap Darurat Krisis Kesehatan
Belum memadainya :
Struktur organisasi dan SOP mitigasi kecelakaan/pengendalian krisis kesehatan
Perencanaan dan pengendalian operasional
SEBAB PERMASALAHAN
TERKAIT MANAJEMEN
Belum ada komitmen yang kuat dari pemegang kebijakan Belum terintegrasi dalam pengarusutamaan di program
nasional/daerah
Peraturan yang ada masih belum kuat
Masih berbentuk himbauan atau instruksi yang tidak ada
sanksinya
Hanya mengatur pusat. Aturan spesifik untuk daerah belum
ada, sehingga daerah bergerak tidak sejalan dengan pusat
REKOMENDASI UNTUK
PENGUATAN MANAJEMEN
Penguatan peraturan dengan mendukung dan
mengawal proses penyusunan PP LLAJ untuk
selanjutnya diturunkan ke dalam peraturan menteri
Memperkuat koordinasi dengan sektor lain antara
lain melalui forum LLAJ
Mengintegrasikan dengan program desa siaga dalam
rangka penguatan pemberdayaan masyarakat.
Mengintegrasikan program kesiapan arus mudik dengan
PUSAT KRISIS KESEHATAN Telpon : 021-5265043,5210411 Fax : 021-5271111
Call Center: 0812 1212 3119 Email : ppkdepkes@yahoo.com
Website : www.penanggulangankrisis.depkes.go.id
Facebook : Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Twitter : @infopkk