• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konstruksi Citra Perempuan dalam Majalah Femina

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konstruksi Citra Perempuan dalam Majalah Femina"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Artikel ini dimuat pada Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Balitbang Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta, edisi.vol 16 no 5, halaman 589-599.September 2010.

Konstruksi Nilai-nilai Perempuan Metropolis Indonesia

m em bent uk nilai-nilai citra perem puan m etropolis dan kont ruksi sosial. Pengum pulan dat a dilakukan m elalui teknik baca-cat at yang dikat egorisasi, diint erpret asi dan dianalis secara deskriptif-kualit atif. Hasil penelitian ini adalah pert am a, film-film yang t erdapat dalam rubrik “ Wakt u Senggang” dalam m ajalah Femina edisi t ahun 2007 kebanyakan berupa film-film dram a Hollyw ood. Kedua, jenis-jenis m usik yang t erdapat dalam rubrik ini adalah m usik-m usik pop penyanyi laki-laki. Ket iga, jenis-jenis buku bacaan yang t erdapat dalam rubrik ini berupa novel at au m em oar/ biografi dengan perempuan sebagai t okoh ut am anya dan problem at ikanya. Keem pat , pilihan-pilihan terhadap jenis t ont onan, album musik, dan buku bacaan t ersebut adalah cerm inan dari m asyarakat kelom pok w anita m etropolis dengan m etropolis Am erika Serikat sebagai t rend-set t er nya. Kelim a, pilihan t ersebut tidak hanya sebagai citra diri m ajalah Femina t et api sekaligus juga m em bent uk atau menjadi form asi sosial dalam m em bent uk cit a rasa at au cit ra pem bacanya sebagai w anit a m etropolis, bukan w anit a kam pungan yang t idak berpendidikan.

Kata-kata kunci: cit ra perem puan, m etropolis, m ajalah Femina, cultural st udies

Abstract

The subject of t his research is rubric of “ Wakt u Senggang” or Leisure Time in Femina magazine in 2007. The object ives of t he research are revealing all kinds of films, music, books which bend the values of met ropolis w omen’s images and social const ruct s. Data collect ing is conduct ed t hrough int ensive lect ure, reading document ation, t hen cat egorizing t he dat a. The data, t hen, analyzed in qualitat ive-descriptive met hod. The result of t he research show s t hat first , t he films issued and review ed in t he rubric of “ Waktu Senggang” in Femina magazine in 2007 are dominat ed by Hollywood movies. The second, the music genre in the same rubric are most ly pop music w ith male leading vocal. The third, t he books that dominat e the rubric are novel or memoir/ biography, which w omen as t he principle charact er and t heir problems. The fourth, t he choice on t he genre of show , music album, and t he reader books reflect s an especial female societ y, w hich is t he met ropolis w omen w hom the t rend set t er is American met ropolis women. The fift h, the choice is not only t o det ermine t he self-image of Femina as a female magazine but also t o const ruct a social form t hat creat e t he t ast e or t he image of the readers as t o be t he met ropolis women, w ho are different from uneducat ed count ry women

(2)

Pendahuluan

Di Perancis ada majalah Elle yang menjadi t rendset t er bagi kaum perempuan Perancis dalam mengekspresikan ident it as diri mereka sebagai kaum urban met ropolis. Tidak disangkal lagi bahw a media t ermasuk di dalamnya majalah, mempunyai peran dalam melakukan konst ruksi sosial guna menanamkan nilai-nilai t ert ent u. Fredrick Jameson (2003) pernah menyat akan bahw a ident it as seseorang dit ent ukan oleh apa yang dikonsumsinya. Para bint ang film t ernama Hollyw ood akan memakai baju rancangan sekelas Versace at au

Giorgio Armani, makanannya di rest oran-rest oran berkelas dan t empat t inggalnya set idaknya di kaw asan M alibu.

Ident it as seseorang dit ent ukan oleh jenis musik yang didengarnya, film-film yang

dit ont onnya, buku yang dibacanya, saluran TV yang dinikmat inya sert a t empat liburan yang dit ujunya ket ika musim panas maupun musim dingin. Jangan pernah menyamakan pecint a musik dangdut dengan pecint a musik klasik, mereka merasa berbeda kelas, berbeda cit a rasa. Jangan samakan penikmat film-film Bollyw ood dengan pecint a film-film Cannes, meski mereka sama-sama menont on film. Cit ra yang dit imbulkan dari pilihan jenis film akan membuat st at us sosial mereka berbeda.

Demikianlah perbedaan st rat a sosial pada era posmodern t idak lagi dit ent ukan hanya oleh t ingkat ekonomi at au halauan pandangan hidupnya. Ada banyak fakt or yang dipergunakan seseorang unt uk mengekspresikan ident it as dirinya, bukan t ingkat kemapanan ekonomi at au et nisnya melainkan barang-barang t ert ent u, sepert i jenis kendaraan at au HP yang dipakainya. Sering kali orang membeli sesuat u at au barang hanya demi gengsi at au st at us karena di era Imagologi sepert i yang dikat akan oleh Kundera (2000:3), cit ra at au image menjadi segalanya. Orang-orang market ing mengert i benar akan art i pent ingnya sebuah cit ra.

(3)

pembacanya. M ajalah juga dapat melakukan konst ruksi sosial para pembacanya (W illiams, 1988:243—246).

Dari sekian majalah yang beredar di Indonesia t ampaknya mereka t elah membidik pangsa pasarnya sendiri-sendiri. Khusus unt uk pangsa pasar pembaca perempuan, Fem ina t ampak lebih dominan di ant ara majalah w anit a lainnya, sepert i Kart ini, Pert iw i, Dew i, Gadis, Fem ale. Hal t ersebut dit andai dengan besarnya oplah dan kemunculannya yang t ebit set iap minggu. Lalu bagaimakah peran majalah semacam Fem ina dapat menggambarkan

cit ra para pembacanya? Seberapa besar peran konst ruksi sosial majalah Fem ina t erhadap perempuan Indonesia? M asih banyak hal yang dapat diajukan sebagai pert anyaan t erhadap salah sat u majalah perempuan m ingguan yang t erbit pert ama kali pada t ahun 1972.

Dalam rubrik “ Wakt u Senggang” inilah sebet ulnya sebuah “ promosi” akan produk cit a rasa t erhadap jenis t ont onan, jenis musik, jenis bacaan, dan jenis apresiasi budaya dit aw arkan. Fem ina t elah melakukan seleksi dari sekian jumlah film, CD at au kaset , buku, dan agenda seni yang ada pada set iap m inggunya. Di sinilah peran konst ruksi sosial it u beroperasi, bagaimana cit a rasa pembaca majalah it u dibent uk. Dari rubrik-rubrik semacam inilah salah sat u pert arungan nilai-nilai at au ideologi bert arung. Dalam rubrik semacam inilah sit us (hegemoni) cit ra perem puan met ropolis berlangsung secara operasional. Rubrik “ Wakt u Senggang” berperan secara diskursif m embent uk sebuah gaya hidup (lifest yle), suat u proses pendidikan t erhadap nilai-nilai t ert ent u. Hal ini sejajar dengan pernyat aan Wolf (2004:28—32) yang menyat akan bahw a kecant ikan adalah sebuah kont ruski sosial, sebuah mit os.

Hal-hal inilah yang akan dianalisis dan diuraikan dalam penelit ian ini. Adapun permasalahan yang akan dibicarakan dibat asi pada hal-hal yang t erkait dengan t ema Cult ural St udies. Sebagai sebuah t eori, Cult ural St udies at au kajian budaya yang merebak pada t ahun 1990-an merupakan perkembangan yang dipelopori ant ara lain oleh Birm ingham Cent er for Cont em porary Cult ural St udies yang berdiri pada 1963. Richard Hoggart dan Raymond Williams merupakan dua pendirinya yang not abene adalah pengajar sast ra yang membuat kajian t ent ang bent uk-bent uk dan ekspresi budaya yang mencakup budaya t inggi at aupun rendah, dan mengemukakan sejumlah t eori t ent ang kait an ant ara keduanya sebagai formasi/ konst ruksi sosial hist oris (St orey, 2003:68--82).

(4)

Senggang” dalam majalah Fem ina 2007. Berikut nya, penelit ian akan mengungkap berbagai bent uk nilai-nilai cit ra perempuan met ropolis yang t erw akili dalam rubrik t esebut dan proses konst ruksi sosial rubrik “ Wakt u Senggang” dalam majalah Fem ina 2007 t erhadap masyarakat sebagai bent uk diskursus.

Kajian Literatur

Fenomena merebaknya kajian budaya (cult ural st udies) dilandasi oleh berbagai hal

at au kondisi. Pert ama, adanya keresahan akan surut nya peran kaum int elekt ual dalam menjaw ab permasalahan-permasalahan yang mendesak zamannya. Kedua, munculnya posmodernisme yang mew arnai produk budaya maupun w acana int elekt ual pada paruh

t erakhir abad ke-20. Posmodernisme membedakan diri dari seni dan w acana int elekt ual modern yang elit is. Seni posmodern merunt uhkan t embok pemisah ant ara produk budaya t inggi dan rendah dengan mencipt akan karya seni yang memadukan kedua w ilayah t ersebut . Ket iga, maraknya perkembangan t eori-t eori post rukt ural yang membant u menghancurkan dinding pemisah ant ar-disiplin (Budiant a, 2000:52—53). Bagi sejumlah prakt isi kajian budaya sepert i Tony Bennet t dan Laura M ulvey, kajian budaya bukanlah sekedar pemberdayaan kaum int elekt ual humaniora. Ada harapan bahw a kemampuan membaca juga membaw a kemampuan melakukan int ervensi t erhadap sejumlah prakt ik budaya yang menekan; bahw a dengan menunjukkan daya mempermainkan at au mengelak kekangan dalam berbagai w acana budaya sehari-hari, sepert i karya sast ra pinggiran, graffit i, bahasa prokem dan set erusnya, kajian budaya dapat menyebarkan pemberdayaan.

Kajian budaya menurut Budiant a (2000:53—54) menerapkan sejumlah prinsip sebagai berikut . Pert ama, kajian budaya bersifat int erdisiplin at au malah ant i-disiplin. Kajian budaya bersifat eklekt ik dalam t eori yang menggabungkan sejumlah met ode dan bahan kajian yang secara konvensional dimiliki oleh disiplin-disiplin t ert ent u. Kedua, kajian budaya menghancurkan bat asan ant ara budaya t inggi dan rendah, dan menaruh perhat ian yang serius pada budaya populer, budaya massa. Budaya populer t idak dilihat sebagai suat u produk yang rendah yang t unduk pada perint ah polit ik at au bisnis, melainkan sebagai medium yang mempunyai pot ensi unt uk melakukan resist ensi.

(5)

at aupun sebagai bent uk resist ensi t erhadap pengaruh-pengaruh dom inan (Chaney, 2006:51—66).

Keempat , kajian budaya dengan sadar melihat w acananya sendiri sebagai w acana yang bermuat an polit is dengan t ujuan melakukan int ervensi dan resist ensi t erhadap kekuat an polit ik dan ekonom i yang dominan, t erut ama kapit alisme global. Oleh karenanya, kajian ini seringkali t erkait dengan masalah-masalah akt ual dan kont emprorer, dan memperhat ikan masalah produksi, konsumsi dan dist ribusi dalam kajian budaya (Chaney,

2006:51—66; Jaw orski, 2006:146—157).

Kelima, kajian budaya melakukan redefinisi t erhadap konsep kebudayaan, dan meluaskan maknanya unt uk mencakup t idak hanya produk-produk budaya t inggi dan

rendah, melainkan juga segala nilai dan ekspresi, prakt ik dan w acananya dalam “ kehidupan sehari-hari” (Budiant a, 2000:54; St orey, 2003:10—30). Dalam kerangka analisis kajian budaya di at as, kajian pada rubrik “ Wakt u Senggang” dalam majalah Fem ina t ahun 2007 akan dibahas.

M etodologi Penelitian

Subjek penelit ian ini yait u rubrik “ Wakt u Senggang” majalah Fem ina. Adapun sampelnya yait u rubrik “ Wakt u Senggang” edisi t ahun 2007. Secara keseluruhan ada 51 edisi art ikel yang dit elit i. Teknik pengumpulan dat a yang dipergunakan dalam penelit ian ini yait u berupa t eknik baca-cat at . Dat a yang t erkumpul kemudian dikat egorisasi, dianalisis, dan diint erpret asikan. Inst rumen yang dipergunakan unt uk mengumpulkan dat a dalam penelit ian ini yait u berupa kart u dat a. Kart u dat a ini digunakan guna mempermudah pencat at an sejumlah dat a dan pengkat egorian dat a.

Unt uk validit as dan reliabilit as dat a penelit ian dipergunakan t eknik validit as semant is dan t eknik int rarat er dan int errat er. Validit as semant is yait u dengan menganalisis kont eks pemaknaan t erhadap t eks at au naskah. Unt uk reliabilit as dat a dipergunakan t eknik int rarat er, yait u dengan cara membaca berulang-ulang sehingga diperoleh kekonsist enan dat a dan int errat er yait u berupa diskusi dengan anggot a penelit i, Nuning Cat ung Sriw ilujeng, st af pengajar PB Perancis FBS UNY.

(6)

dalam rubrik “ Wakt u Senggang” dalam majalah Fem ina 2007 sert a proses subjekt ivikasi dan proses konst ruksi sosialnya t erhadap masyarakat . Penelit ian ini memfokuskan analisisnya dengan menerapkan st rat egi kajian budaya (cult ural st udies).

Hasil Penelitian dan Bahasan

1. Hasil Penelitian

Berikut ini dit ampilkan secara bert urut -t urut dat a yang t erkait dengan jenis film,

musik, dan buku bacaan yang t erdapat dalam rubrik “ Wakt u Senggang” . Tabel 1. Data Film Berdasarkan Produksinya

Tabel 3. Dat a Asal dan Jenis Kelamin Penyanyi

(7)

Cat at an

1. Semua dat a berjumlah 52 karena pada edisi 20—26 Des 2007 ada dua art ikel.

2. Kode Ǿ berarti jenis kelamin tidak diketahui dengan pasti, penyanyinya campuran antara pria dan wanita, atau berupa group musik cam puran pria-w anit a.

1. Jumlah dat a ada 52 art ikel karena pada edisi 20—26 Des 2007 t erdapat dua art ikel.

2. Hampir sebagian berupa gabungan berbagai elemen genre m usik, dat a ini hanya mengkat egorikan jenis musik yang dominan selain memang gabungan dari berbagai jenis musik yang dikat egor ikan sebagai jenis cam puran.

Tabel 5. Dat a Asal dan Jenis Kelamin Penulis

Semua dat a berjumlah 55 karena pada edisi 20—26 Des 2007 ada dua art ikel dan ada 3 buku yang dit ulis oleh dua orang.

(8)

2. Bahasan

a. Jenis-jenis Film dalam Rubrik “W aktu Senggang” M ajalah Femina 2007

Dari rubrik “ Wakt u Senggang” yang di dalamnya t ermuat informasi t ent ang film , t ernyat a hanya memuat 8 film produksi dalam negeri. Selebihnya, sebanyak 42, berupa film asing dan 1 film campuran produksi dalam negeri dengan luar negeri. Sat u film campuran t ersebut berjudul “ Long Road t o Heaven” yakni film produksi ant ara Indonesia dengan Aust ralia. Film ini mengangkat perist iw a pengeboman Bali I yang dilakukan Amrozi dan

kaw an-kaw an dengan mengedepankan sit uasi seput ar perist iw a t ersebut khususnya dari pihak korban, di mana mayorit as berkebangsaan Aust ralia.

Kedelapan film produksi dalam negeri yang dimuat dalam rubrik “ Wakt u Senggang”

majalah Fem ina sepanjang t ahun 2007 adalah: (1) “ Nagabonar Jadi 2” , (2) “ Kala” , (3) “ M engejar M as-M as” , (4) “ Tiga Hari unt uk Selamanya” , (5) “ The Phot ograph” , (6) “ Anak-anak Borobudur” , (7) “ Get M erried” , dan (8) “ Quickie Expresse” . Tidak ada yang khusus mengusung pemikiran kaum w anit a dalam film-film t ersebut , apalagi mengusung pemikiran feminisme. Temanya beragam, mulai dari permasalahan anak-anak, remaja, keluarga, hingga permasalahan ant argenerasi. Permasalahan ant argenerasi ini t ampak dalam film “ Nagabonar Jadi 2” , sebuah sekuel film pat riot isme at au nasionalisme. Sekuelnya (edisi kedua) ini t idak lain mengusung permasalahan perjuangan anak bangsa t erhadap penjajahan Belanda t et api lebih berupa kelanjut an “ perjuangan” set elah merdeka, perjuangan unt uk mempert ahankan makam ist ri dan sahabat Nagabonar t erhadap rencana penggusuran.

Yang lebih dekat dengan permasalahan kaum perempuan yait u film “ M engejar M as-M as” . Dengan t okoh ut amanya seorang w anit a bernama Shahnaz, film ini lebih menyuarakan problemat ika w anit a yang rent an diperkosa dan sering mengalami dilema manakala mau kaw in lagi, apalagi kalau berprofesi sebagai pelacur. Berikut kut ipannya.

Shahnaz (Poppy Sovia) adalah anak Jakart a yang sepeninggal ayahnya (Roy M arten), menjadi pem beront ak. Sebel pada ibunya (Ira W ibow o) yang berniat kawin lagi, ia m inggat m enyusul kekasihnya yang sedang naik gunung. Sendirian di Yogya, ia nyaris dikerjain prem an. Unt ung ada Ningsih (Dina Olivia), pelacur Pasar Kem bang, yang menolong (bahkan mengakuinya sebagai adik) dan m engajaknya nginep di kos-kosannya. Di sit u Ningsih m engaku sebagai Norm an, ibu dosen yang m engajar m alam hari. Di sit u juga Shahnaz m engenal berbagai jenis m anusia. Ant ara lain, Parno, pengam en dan mant an cam pursari kekasih Ningsih. Hidup bukan unt uk dihindari, t api untuk

(9)

Jika dibandingkan dengan film luar negeri yang dimuat , film dalam negeri perbandingan jum lahnya cukup jauh. Dari 42 dat a film luar negeri hampir sebagian produksi Hollyw ood, Amerika Serikat . Hanya empat film luar negeri yang t idak diproduksi Barat (baca Hollyw ood), yakni: (1) “ Curse of t he Flow er” (Cina), (2) “ 3 Iron” (Korea), (3) “ Pan’s Labyrint ” (Spanyol), dan (4) “ The Unseeable” (Thailand).

Di ant ara sekian banyak film Hollyw ood, di ant aranya film yang berjudul “ 300” yang mendeskredit kan bangsa Persia (Iran) sebagai bangsa penjajah. Lat ar film ini berlangsung di

Spart a (Yunani) zaman dahulu kala. Film ini t ermasuk jenis film act ion yang dipenuhi dengan adegan-adegan penuh kekerasan. Film ini berasal dari kom ik at au novel grafis. Kemunculannya mengingat kan konfront asi Amerika Serikat (Barat ) t erhadap Ahmadinejad

presiden Iran sebagai represent asi Timur. Selain it u, ada juga film -film sekuel dari sejum lah film yang t elah populer sebelumnya sepert i “ Die Hard 4.0” , “ Harry Pot t er and t he Order of t he Phoenix” , at au “ The Bourne Ult imat um” .

Banyaknya film-film Hollyw ood yang dimuat dalam rubrik “ Wakt u Senggang” menggambarkan bahw a kiblat majalah Fem ina lebih berorient asi ke Barat , khususnya Amerika Serikat . Selera t erhadap film Hollyw ood ini mengukuhkan peran dom inasi Amerika yang seringkali dikenal dengan sebut an M c Donalisasi dan Coca Colanisasi sebagai sebuah t rend-set t er. Tidak ada sat u pun film Bollyw ood (film produksi Bombay, India) yang dimuat dalam rubrik ini. Bahkan, film -film Cina (baik Beijing, Hongkong maupun Taiw an) t idak banyak yang dimuat dalam rubrik Wakt u Senggang. Hanya ada sat u film produksi Cina, “ Curse of t he Flow er” yang dibint angi oleh Gong Li dan Chow Yun Fat , sert a disut radarai oleh Zhang Yimau. Padahal film-film produksi India dan Cina secara kuant it at if lebih banyak daripada film-film Amerika.

(10)

b. Jenis-jenis M usik dalam Rubrik “W aktu Senggang” M ajalah Femina 2007

Terhadap musik, Fem ina menaw arkan lebih banyak penyanyi laki-laki daripada penyanyi w anit a. Set idaknya mereka menyajikan 15 penyanyi pria asing (sement ara penyanyi w anit a asing hanya sebanyak 8 orang) dan 11 penyanyi pria dalam negeri (sement ara penyanyi w anit a dalam negeri hanya sebanyak 6 orang).Tampaknya ada “ kerinduan” t erhadap law an jenis dalam pilihan penyanyi. M eskipun harus diberi cat at an t ambahan bahw a selain kedua jenis kelamin ini masih ada sejumlah group penyanyi yang

mencakup kedua jenis kelamin dan t erkadang ada yang t idak t erident ifikasi t ermasuk jenis kelamin yang mana.

Penyanyi-penyanyi (dan juga pemain musik) semacam Josh Groban, Tompi, Dave

Koz, Glenn Fredly, Opick, Christ ian Baut ist a, Enrique Iglesias, Yusuf Islam, at au kelompok musik The Eagles merupakan sederet penyanyi laki-laki. M ereka t idak hanya memikat suaranya t et api juga memikat dari seks apealnya bagi pembaca Fem ina. Alasan inilah yang menjadi salah sat u fakt or pert imbangan banyaknya penyanyi laki-laki yang muncul dalam rubrik “ Wakt u Senggang” jika dibandingkan penyanyi perempuan.

Dari dat a yang ada, rupanya jenis musik pop menjadi musik ut ama karena set idaknya muncul paling banyak, yakni sebanyak 16 dat a. Sepert i halnya dengan genre film, t idak ada sat upun genre musik yang secara t egas membaw akan sat u jenis musik. Hampir sebagian besar berupa campuran, sepert i pop count ry, pop jazzy, rock jazzy, R& B soul, dan lain-lain. Hal ini menandakan bahw a t idak ada pilihan jenis musik murni. Bahkan, secara eksplisit set idaknya ada 5 dat a yang menyat akan sebagai musik campuran sepert i dalam album “ Jambalaya-Bossa America” m ilik Lisa Ono, “ St ar” milik Dew i Sandra, at au “ Playful” milik Tompi.

(11)

M usik-musik soundt rack film juga menjadi ciri khusus yang relat if banyak dimuat di rubrik “ Wakt u Senggang” , ant ara lain sepert i pada album “ Soundt rack High School M usical” (Disney Channel) dan “ All t he M ovies” (Dave Koz). Selain it u, rubrik ini juga mengusung informasi t ent ang album daur ulang. Hal ini juga menjadi fenomena t ersendiri sepert i t erdapat dalam album: “ Because I Love You So” (Various Art ist s), “ The Corrs Dreams” (The Ult imat e Corrs Collect ion), “ Various Art ist s OST Dreamgirls” , “ The Best of Tit i DJ” (Tit i DJ), “ Just A Love” (Christ ian Baut ist a), “ 80’s Slow Dances” (Various Art ist s).

Fenomena berikut nya adalah m unculnya t embang-t embang iringan orchest ra, opera at au big band. Hal ini mengingat kan pada cit a rasa t empo dulu, manakala sebuah iringan musik dibaw akan dalam kelompok besar. Sekarang hampir semua kelompok band prakt is

hanya t erdiri 4 orang: 1 penyanyi, 1 git ar rit m e/ pengiring/ melodi, 1 bass, dan 1 drum. Sebuah komposisi band yang sangat simpel. Cont oh-cont oh album big band ini t erdapat pada: “ Aw ake” (Josh Groban), “ Int erlude Dari Hari” (Andi Riant o), “ Rockest ra” (Erw in Gut aw a), “ Call M e Irresponsible” (M ichael Buble), dan Joyful Christ mas” (Rut h Sahanaya). Secara lebih spesifik, pem baca Fem ina adalah pembaca yang menggemari musik pop at au sejenisnya. Ada nuansa romant ika karena lebih banyak mengusung musik-musik t empo dulu at aupun musik-musik dengan iringan big band. Tent u saja hal ini berbeda dengan musik anak-anak band (yang t erdiri hanya 4 orang). Para pembaca Fem ina bukanlah pembaca yang menyukai kelompok band sepert i Nidji, Pet er Pan, ST12, d’M assive, Shiela On 7, dan kelompok band laki-laki sejenisnya. Selain it u, t idak ada sat u pun jenis musik dangdut / melayu yang dit aw arkan dalam rubrik Wakt u Senggang ini. Juga t idak t erdapat musik-musik India, Cina, apalagi musik kasidah. Kalaupun ada musik-musik Islami, album yang mereka suguhkan adalah musuk-musik Islami yang bergaya pop sepert i album Opick, Bimbo, at aupun Yusuf Islam.

c. Jenis-jenis Buku Bacaan dalam Rubrik “W aktu Senggang” Femina 2007

(12)

jenis at au bidang sejarah, filsafat , kumpulan esai, ensiklopedia, desain int erior, kesehat an, dan keluarga/ perkaw inan.

Dilihat dari jenis kelam in penulis/ pengarangnya, pengarang berjenis kelamin pria yang berasal dari luar negeri sedikit lebih banyak daripada yang berjenis kelamin w anit a. Dari jumlah 35 pengarang asal luar negeri, perbandingan pengarang laki-laki dan w anit anya yait u 20 berbanding 15. Hal t ersebut berbeda pada kasus jenis pengarang dari dalam negeri. Pengarang perempuan lebih banyak daripada pengarang laki-laki, perbandingannya 14

berbanding 6. Tampaknya t ulisan-t ulisan pengarang perempuan (khususnya yang dari Indonesia) lebih banyak dikonsumsi.

M engapa novel banyak disajikan dalam rubrik “ Wakt u Senggang” ? Indikasi ini

memperlihat kan set idaknya, kaum w anit a sebagai pembaca Fem ina, menyukai bacaan yang bersifat hiburan. Novel-novel yang dimuat dalam ulasan pendek pada rubrik ini adalah Sejarah Cint a (Nicole Krauss), Pengant in Gypsy dan Penipu Cint a (Syahmedi Dean), M ap of Bones (James Roliins), Perempuan Kembang Jepun (Lan Fang), The Hist orian (Elisabet h Kost ova), Kalat idha (Seno Gumira Ajidarma), Ana Karenina (Leo Tolst oi), Sw eet ness in t he Belly (Camila Gibb), M im i lan M int una (Remy Sylado), Gajah M ada (Langit Kresna Hariadi), Lucia Lucia (Adriana Trigiani), Snow (Orhan Pam uk), Rat e M y Love (Cassandra & Ela), Sang Alkemis (Paulo Coelho), The Inherit ance of Loss (Kiran Desai), M an and Boy (Tony Parsons), dan Bordir (M arjane Sat rapi). Novel-novel t ersebut dit ulis oleh pengarang asing dan pengarang Indonesia.

Dari novel-novel it u ada yang dit ulis oleh pengarang Turki yang mendapat kan hadiah Nobel bidang sast ra yait u novel yang berjudul Snow karya Orhan Pamuk. Selain Pamuk, nama pengarang lain yang cukup populer di Indonesia ant ara lain: Leo Tolst oi asal Rusia dan Paulo Coelho asal Brasil. Terhadap novel Snow , Fem ina menuliskan ulasan pendeknya sebagai berikut .

(13)

Dari sejumlah pengarang di at as, ada sebagian pengarang perempuan yang karyanya relat if banyak diapresiasi sepert i: Lan Fang, Elisabet h Kost ova, Camila Gibb, Kiran Desai, dan M arjane Sat rapi. Yang menarik, t ernyat a dari dat a buku berupa novel pengarang asal Indonesia diw akili oleh pengarang-pengarang laki-laki sepert i: Seno Gum ira Ajidarma (Kalat idha), Remy Sylado (M im i lan M int uno), dan Langit Kresna Hariadi (Gajah M ada).

Novel Camila Gibb t ermasuk novel yang mengisahkan nasib seorang w anit a di t engah budaya mult ikult ur. Dengan t okoh ut amanya seorang w anit a (sepert i halnya dengan Ana

Karenina karya Leo Tolst oi, Perem puan Kembang Jepun karya Lan Fang, Lucia Lucia karya Adriana Trigiani, Snow karya Orhan Pamuk, at aupun Bordir karya M arjane Sat rapi), novel

Sw eet ness in t he Belly lebih menyent uh dari sudut pandang w anit a yang menjadi implied reader pembaca majalah Fem ina. Terhadap novel ini mereka mengulasnya sepert i kut ipan di baw ah ini.

Lily, w anit a ket urunan Inggris, t um buh dan dibesarkan oleh guru sufi di M aroko. Ia kemudian bekerja dan menet ap di kot a muslim di Harare, Et hiopia. Di sit ulah ia bert emu dengan pujaan hat inya,seorang dokt er yang ambisius.ket ika melet up konflik berkepanjangan di Et hiopia, ia mengungsi ke London. Lily dihadapkan pada sit uasi di mana ident it as asal usulnya dipert anyakan. Sebuah kisah menaw an t ent ang seorang muslim di lint as benua (DB.15.07).

Selain novel, buku bacaan lain yang banyak dimuat dalam rubrik “ Wakt u Senggang”

ini yait u jenis memoar at au biografi. Buku-buku yang t erkat egori dalam jenis ini adalah M encari Fat ima (Ghada Karmi), W om en of The Beat Generat ion (Brenda Knight ), M e, Him & Labuan Bajo (Evy Arviant u), Cempaka Pelangi Seusai Badai (Endang TR), God’s Callgirl (Carla Van Raay), The St arbucks Experience, (Joseph A. M ichelli), Khadijah, The True Love St ory of M uham m ad (Abdul M un’im M uhammad), dan The Hidden Face of Iran (Terence Ward).

Hampir semua buku t ent ang memoar dan biografi ini berkisah t ent ang persoalan perempuan, hanya sat u yang berkisah t ent ang kesuksesan yakni buku yang berjudul The St arbucks Experience karya Joseph A. M ichelli. Dari buku-buku M encari Fat im a hingga The Hidden Face of Iran semuanya berkisah t ent ang pengalaman w anit a dengan berbagai kont eks sosialnya.

(14)

Kisah sejarah yang mengharukan dan menut urkan pelajaran t ent ang kemanusiaan (DB.01.07).

Buku M e, Him & Labuan Bajo karya Evy Arviant u mencerit akan kisah t ent ang pengabdian seorang w anit a dokt er di sebuah desa t erpencil, lengkap dengan bumbu romant isisme di dalamnya. Set elah menyandang gelar dokt er, seorang gadis kot a, W idya Prabasw ari, memilih unt uk bekerja sebagai dokt er PTT (pegaw ai t idak t et ap) di sebuah puskesmas kecil di desa Labuan Bajo, kabupat en M anggarai, Flores. Beragam pengalaman

dan pet ualangan seru yang menarik, ia t emukan di sana. Termasuk cint anya kepada Adi Priyat na (DB.13.07).

Buku lain yang mengangkat kisah nyat a berupa cat at an perjalanan dengan sudut

pandang w anit a juga dit emukan dalam buku yang berjudul The Hidden Face of Iran. Buku ini merupakan kisah nyat a cat at an perjalanan Terence Ward, w arga Amerika Serikat , di negeri Iran. Ward menghabiskan masa kecilnya di Arab Saudi dan Iran. Ia kembali ke Iran, 30 t ahun kemudian, unt uk menelusuri kembali Negara it u, juga mencari Hassan, koki dan pengurus rumah t angga semasa ia kecil. Di buku set ebal 570 halaman ini kit a dapat menikmat i berbagai t empat menarik, sepert i Pegunungan Kurdist an, pasar loak di pusat kot a Teheran at au menyusuri dat aran Iran, t ermasuk konflik Iran dengan Negara-negara t et angga, dengan cara yang ringan (DB.39.07).

Tampaknya, baik dalam buku-buku memoar/ biografi dan beberapa novel, rubrik “ Wakt u Senggang” banyak menyajikan cerit a dengan fokus at au t okoh ut amanya seorang w anit a. Hanya sebuah buku W omen of The Beat Generat ion karya Brenda Knight yang mengupas sejarah gerakan feminis di Amerika t ahun 1950-an. Tidaklah salah jika hal ini memang sesuai dengan para pembacanya yang sebagian para w anit a sehingga kisah-kisah nyat a sepert i yang t elah disebut kan di at as at aupun dalam novel-novel yang juga t elah disebut kan di at as lebih t erasa nuansa kew anit aannya. M eskipun unt uk menget ahui apakah dalam buku-buku ini t erkandung perjuangan feminisme at aukah hanya sekedar cerit a dengan fokus perjuangan w anit a perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam.

(15)

d. Citra Perempuan M etropolis

Dari t emuan penelit ian yang mengemukakan jenis film, musik dan buku yang dit ampilkan dalam rubrik “ Wakt u Senggang” t ersebut , sebet ulnya majalah Fem ina ingin mencit rakan dirinya sebagai majalah yang para pembacanya sebagai pembaca majalah yang juga suka nont on drama-drama Hollyw ood, menyukai musik-musik pop yang dinyanyikan penyanyi laki-laki, dan juga gemar membaca novel-novel at aupun memoar/ biografi yang mengisahkan t okoh ut ama perempuan dalam menghadapi problemat ikanya. Secara umum,

baik dalam bidang musik, buku bacaan, apalagi dalam bidang film mereka lebih banyak mengkonsumsi produk-produk dari luar negeri.

Pembaca Fem ina yang diprediksi berjenis kelamin w anit a bukanlah pembaca yang

menggemari film-film Cina at aupu India. M ereka juga bukan penggemar musik dangdut , keroncong, rock, at aupun musik-musik band m asa kini yang sering disebut anak band dengan jumlah personil 4 orang. Pembaca Fem ina diharapkan lebih menyukai jenis-jenis yang masih selaras dengan musik pop sepert i jazz at aupun musik orkest ra/ big band. Pembaca Femina juga t idak menyukai jenis kum pulan cerpen, puisi, apalagi naskah drama. Jenis karya sast ra yang mereka sukai adalah novel. Buku-buku yang t erkait dengan sains t idak begit u disuka. M ereka malah lebih menyukai buku-buku panduan prakt is unt uk kesuksesan karir at au malah sepert i Gusnaldi Inst ant M ake-Up karya Ade Aprilia dan Serba-Serbi M enyusui karya M eidya Derni & Orin.

Jika diambil sampel sebagai predikat pembaca Fem ina yang not abene sebagai cit ra w anit a met ropolis Indonesia, adalah mereka yang menont on film Dreamgirl at au Quickie Expresse, yang mendengarkan album Just A Love (Christ ian Baut ist a) at au Insomniac (Enrique Iglesias), dan yang membaca buku God’s Callgirl (Carla van Raay) at au I Beg Your Prada (Alexandra Dew i dan Cynt hia Agust ina).

e. Rubrik “W aktu Senggang” M ajalah Femina sebagai Konstruksi Sosial

(16)

cit a rasa redaksinya. Pilihan-pilihan inilah yang membedakan Fem ina dengan majalah sejenis lainnya,.

M elalui analisis t erhadap sejumlah pilihan seni t iga bidang ini set idaknya cit ra Fem ina adalah kelompok sosial t ert ent u yang suka menont on film -film drama Hollyw ood, suka mendengarkan album pop dengan penyanyi laki-laki yang t idak hanya merdu suaranya t et api juga t ampan dan seksi, dan suka membaca novel at au memoar yang mengisahkan perjuangan perempuan. Inilah cit ra majalah Fem ina, khususnya dari cit a rasa seninya.

Akan t et api, sebagai media massa majalah Fem ina t idak berhent i sebagai gambaran sebuah cit ra, melainkan masih memiliki peran lainnya yait u mempengaruhi cit a rasa pembacanya. Dengan pilihan cit a rasa konsumsi seninya, majalah ini t urut membent uk cit ra

perempuan met ropolis. Secara t idak langsung pilihan redaksi Fem ina adalah kelanjut an promosi t erhadap film, album m usik, dan buku bacaan. Secara t idak langsung, Fem ina t urut mempengaruhi pembaca unt uk memilih film -film drama Hollyw ood, mendengarkan musik-musik pop yang jazzy produksi luar negeri, dan membaca novel at au memoar/ biografi dengan t okoh ut amanya w anit a.

Hal-hal inilah yang dinamakan sebagai konst ruksi sosial yang dibaw a oleh media massa sebagai sit us hegemoni. Apa yang dilakukan Fem ina dalam memberikan panduan bagi pembacanya unt uk memilih konsumsi film, musik, dan buku bacaan sepert i yang t erdapat dalam rubrik “ Wakt u Senggang” t ermasuk salah sat u jenis formasi sosial. Bent uk rubrik it u sendiri hanya t erdiri dari sat u halaman. Oleh karenanya hanya berupa ulasan kecil at au ulasan pendek. Belum lagi dalam set iap edisinya selalu disert ai dengan ilust rasi adegan film yang cukup besar sehingga mengambil porsi cukup besar.

M eskipun berupa ulasan singkat , t idak berart i kalah efekt if dalam mempengaruhi pembacanya dibandingkan dengan resensi yang ut uh sat u halaman, baik dalam resensi film , musik, at aupun buku. Hanya unt uk mengukur seberapa efekt if dan seberapa besar pengaruh rubrik ini t erhadap pembacanya perlu penelit ian t ersendiri.

(17)

Para pembaca Fem ina adalah pembaca w anit a met ropolis. M ereka adalah sekelompok orang yang t idak mau menont on film India at au Cina, kalaupun menont on film Indonesia haruslah disort ir dahulu. M ereka bukanlah penikmat musik dangdut at aupun keroncong, apalagi kasidah. M ereka juga bukan pembaca buku-buku yang serius dan ilmiah, t et api sebagai kelompok yang suka membaca novel, bukan puisi at au t eks drama.

It ulah selera w anit a met ropolis yang berorient asi seni met ropolis Amerika. Inilah salah sat u bent uk diskursus at au w acana yang dibangun dalam membent uk komunit as

met ropolit an. Ident it as seseorang seringkali dit unjukkan dengan jenis kendaraan yang dikendaraianya, merk baju t ert ent u yang dipakainya, deret an menu makanan yang disant apnya, juga t ermasuk film apa yang dit ont onnya, musik apa yang didengarnya, sert a

buku apa yang dibacanya. Rubrik “ Wakt u Senggang” t elah mengambil peran diskursus t ersebut .

Simpulan dan Saran

1. Simpulan

Berdasarkan uraian di at as, dapat disimpulkan sejumlah t emuan sebagai berikut . Pert ama, film-film yang t erdapat dalam rubrik “ Wakt u Senggang” dalam majalah Fem ina edisi t ahun 2007 kebanyakan berupa film -film drama Hollyw ood. Kedua, jenis-jenis musik yang t erdapat dalam rubrik ini yait u musik-musik pop penyanyi laki-laki. Ket iga, jenis-jenis buku bacaan yang t erdapat dalam rubrik ini yait u berupa novel at au mem oar/ biografi dengan perempuan sebagai t okoh ut amanya dan problemat ikanya. Keempat , pilihan-pilihan t erhadap jenis t ont onan, album musik, dan buku bacaan t ersebut adalah cerminan dari masyarakat kelompok w anit a met ropolis dengan met ropolis Amerika Serikat sebagai t rend-set t ernya. Kelima, pilihan t ersebut t idak hanya sebagai cit ra diri majalah Femina t et api sekaligus juga membent uk at au menjadi formasi sosial dalam membent uk cit a rasa at au cit ra pembacanya sebagai w anit a met ropolis, bukan w anit a kampungan yang t idak berpendidikan.

2. Saran

(18)

dikonst ruksi unt uk memiliki cit a rasa sepert i yang dibaw a oleh Fem ina yang mengikut i t rend set t er budaya perempuan met ropolis Amerika. Oleh karena it u, perlu adanya sikap krit is pembaca dalam “ mengkonsumsi at au mencerna” bacaan Fem ina, khususnya dalam rubrik “ Wakt u Senggang” sehingga t idak secara ot omat is mengikut i perkembangan t rend budaya populer. M eskipun harus dit ambahkan pada bagian ini bahw a t idak selamanya budaya populer it u lebih rendah nilainya dibandingkan budaya m ainst ream s. Yang perlu dikrit isi t erhadap budaya t rend set t er populer it u janganlah dit iru secara membabi but a at au lat ah,

t et api dengan kesadaran krit is t erhadap nilai-nilai yang diusung bersamanya.

Pustaka Acuan

Budiant a, M elani. (2000). “ Teori Sast ra Sesudah St rukt uralisme: dari St udi Teks ke St udi Wacana Budaya,” Teori dan Krit ik Sast ra. Jakart a: Lembaga Penelit ian Universit as Indonesia.

Chaney, David. (2006). Lifest yle Sebuah Pengant ar Kom prehensif. Yogyakart a: Jalasut ra.

Jameson, Fredric. (2003). “ Fut ure Cit y,” New Left Review . Edisi no 21, M ei—Juni 2003.

Jaw orski, Adam dan Nikolas Coupland (ed.) (2006). The Discourse Reader. London dan New York: Rout ledge.

Kundera, M ilan. (2000). Kit ab Lupa dan Gelak Tawa. Yogyakart a: Bent ang.

St orey, John. (2003). Teori Budaya dan Budaya Pop. Penyunt ing bahasa Indonesia oleh Dede Nurdin. Yogyakart a: Qalam.

Sugiono, M uhadi. (1999). Krit ik Ant onio Gram sci Terhadap Pem bangunan Dunia Ket iga. Yogyakart a: Pust aka Pelajar.

Williams, Raymond. (1988). “ Dominant , Residual, and Emergent ,” dalam K.M . New t on, Tw ent iet h Cent ury Lit erary Theory. London: M acm illan Educat ion Lt d.

Wolf, Naomi. (2004). M it os Kecant ikan Kala Kecant ikan M enindas Perempuan. Yogyakart a: Niagara.

(19)

Gambar

Tabel 1. Data Film Berdasarkan Produksinya
Tabel 4. Data Jenis-jenis M usik

Referensi

Dokumen terkait

Awang Long Tromol Pos 1, Bontang, Kalimantan Timur 75311. 10 TN

“Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat kecamatan Medan Helvetia dalam Memilih Lembaga Keuangan sebagai Sumber

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SARBANES OXLEY ACT SECTION 404 TERHADAP PENCEGAHAN FRAUD.. Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Setiap mahasiswa bebas memilih salah satu topik, dan antar mahasiswa boleh menggunakan topik yang sama, tetapi tidak boleh sama dalam isi penulisan4. Apabila diketahui

Mata ajar ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap prinsip akuntansi yang diterima umum di Indonesia, terutama Kerangka Dasar Penyusunan

Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti luas termasuk sistem pengorganisasian lingkungan masyarakat. Organisasi yang menjadi korban Fraud atau dimana

Donal untuk meneliti aktivitas ekstrak air Dringo (Acorns calamus L) konsentrasi 20 % dosis 3 g/k.g BB sebagai analgesik pada mencit albino jantan yang diberikan secara

An Analysis of Representation of Gossip in Lauren Weisberger’s Everyone Worth Knowing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..