• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayan Public (Studi Pada Desa Sungai Paku, Kecamatan Kampar Kiri)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayan Public (Studi Pada Desa Sungai Paku, Kecamatan Kampar Kiri)"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

(Studi Pada Desa Sungai Paku, Kecamatan Kampar Kiri)

SKRIPSI

OLEH:

MANDAR JUPRIA

040903125

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

DEPARTEMEN ADMINISTRASI NEGARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : MANDAR JUPRIA

NIM : 040903125

Depatemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik

(Studi Pada Pemerintahan Desa Sungai Paku Kecamatan Kampar

Kiri Propinsi Riau)

Pembimbing Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara

M. Arifin Nasution, S.Sos. MSP

Prof. Dr. Muhammad Arif Nasution, MSi

Drs. Marlon Sihombing, MA NIP : 132 306 952 NIP : 131 568 391

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam atas junjungan kita Nabi besar

Muhammad SAW, yang telah menjadi utusan-Nya dan panutan bagi seluruh umat

manusia.

Skripsi ini merupakan sebuah karya tulis ilmiah yang diperlukan untuk

melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana serta sebagai wahana untuk melatih

diri dan mengembangkan wawasan berpikir dalam penulisan karya ilmiah ini. Adapun

judul dari skripsi ini adalah Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kulitas Pelayanan Publik (Studi Pada Desa Sungai Paku, Kecamatan Kampar Kiri)”

Penulis akui dengan sepenuh hati bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, kekurangan dan kelemahan, hal ini karena keterbatasan pengetahuan dan

pengalaman penulis dalam penelitian, pengumpulan literatur, maupun penulisan karya

ilmiah. Namun berkat bimbingan dan arahan dari semua pihak, kesulitan yang ada

alhamdulillah dapat diatasi dan skripsi inipun dapat diselesaikan.

Oleh karena itu dengan penuh keikhlasan hati penulis mengucapkan terima kasih

terutama kepada :

1. Kepada Mama-nda dan Ayaha-nda (DARLINA & MANSUR RAHMAD) yang teristimewa dan tercinta, suatu kebanggaan yang tidak bisa dilukiskan melalui

kata-kata untuk menggambarkan rasa cinta dan sayang. Pertalian kasih yang

(4)

sebagai tanda ketidakmampuan ku tanpamu. Inginku menatap syahdu senyum

keikhlasan darimu, sebagai tanda bahwa kubangga dididik untuk memaknai

sebuah cinta dan ketulusan. Inginku mencium dan memegang erat tanganmu,

sebagai tanda ku abadikan tiap perjuanganmu untuk ku. Inginku memelukmu,

mendekapmu dengan penuh cinta, sebagai tanda bahwa anakmu ini tak pernah

berdaya pabila jauh darimu, setiap kerinduan yang melingkar indah dihati, kan

kupatrikan tepat dihatiku. Inginku menghapus air matamu, sebagai bukti bahwa

ananda takkan pernah bisa tuk membalas segala jasamu..sungguh mulia

dirimu…Mama dan Ayahku. Terima kasihku atas setiap butir nasi yang

menghilangkan laparku, sungguh itu lah keringatmu. Terima kasihku atas setiap

tetes air yang menghilangkan dahagaku, sungguh itulah air matamu. Semuanya

kau berikan untuk anakmu ini, tiada pernah terlintas pamrih sedikitpun.

Namun, ku yakin bahwa Allah Subhanahu Wata’ala akan memberikan tempat

yang terbaik untuk mu, sebagai hamba terbaik yang pernah dilahirkan didunia.

Untuk mu Mamanda dan Ayahanda…perjuangan ini kupersembahkan.

2. Bapak Prof. DR. M. Arif. Nasution, MA. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Marlon Sihombing, MA. Selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Hj. Beti Nasution, M.Si selaku Sekertaris Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara.

(5)

6. Kepada seluruh Staff Pengajar di Departemen Ilmu Administrasi Negara

FISIP-USU, dan tidak lupa buat Kak Emi dan Kak Mega, serta seluruh pegawai civitas

akademika FISIP-USU terima kasih atas setiap bantuan dan pengetahuan selama

penulis menjalani studi di FISIP-USU.

7. Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Ahmad sukur selaku kepala desa dan Pak Manaf Hidayat sebagi sekreteris desa, atas kerjasamanya memberikan segala informasi yang menunjang penelitian penulis.

8. Terimakasih penulis ucapkan kepada seluruh Bapak/Ibu pegawai Aparatur

pemerintahan desa sungai paku dan masyarakat desa sungai paku yang menjadi

responden dalam penelitian ini, yang telah memberikan informasi dan kerja

sama yang baik kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk my family’s….Adik-adikku….Mandra Juhria (supaya cepat dewasa,

berpikirlah… kamu itu udah gak kecil lagi dan jangan lah selalu untuk buat

yang tidak bermanfaat. Semangat Terus… Bang doa-kan semoga cepat sukses,

dapat menentukan sesuatu yang terbaik). Mandri Jumra ( adek bang yang paling

kecil, adek abang yang semua permintaan mu sebisa mungkin dipenuhi

selurunya jadi berusaha lah kamu untuk membahagiakan mama end ayah walau

waktu mu tidak ada, paling tidak usahakan perbaikikan lah motor-motor yang

punya ayah tu. End satu lagi jaga lah pola makan dan tidur mu) berjuang terus

meningkatkan kreativitasmu, moga sukses. Amin. buat Ita thenks b4 bahwa

masakannnya enak-enak. Buat Zulfi selalu tetap belajar yang sungguh-sungguh.

Buat bang riva’I dan kak ida terutama buat abang, thenks banyak sekali yang tak

terlupakan jasa abang buat kami. Buat cik bolah dan macik, desti, anda dan

(6)

10.Seluruh Keluarga Besar yang ada di Pondok sayur takengon aceh, buat Nenek,

Pak cik mika sekeluarga, pak cik latip sekelurga, pakcik lamudin sekeluarga, pak

cik tawardi sekeluarga, pak cik muhcin sekeluarga, buat keluarga bibik,

keluarga almarhum pak kul. Dan juga tak lupa dari keluarga mama mamak bang

ayat, makul, dan semuanya trimaksih.

11.Seluruh Keluarga Besar yang ada di kuntu, buat Nenek, Pak izam, ayah bang wan sekeluarga, dan semua yang tak dapat disebutkan satu-satu trimaksih

semuanya

12.Buat seluruh keluarga almarhum pakul dan makul yang dibukit tinggi, bang win,

bang said, bang eri, kak ida dan kak emi dimoralabuh, yang memberi ruang dan

tempat dihati ketika kami berkunjung dan berlindung disana.

13.Sobat-sobat dari SMP, Sobat-sobat dari SMU, Sahabat-sahabat seperjuangan

khususnya stambuk 2000/2001 pekan baru, buat novi sajaya end utet, arip, idra

kong, gegem, reki, tatang end istri, tio jg istrimu, garong, atai, polo, noviadi,

amin, yusup, alputra, Rido (terima kasih telah banyak membantu dalam

menyelasiakan skripsi ini) Untuk setambuk 2002 pekan dan medan ade, yulin,

dila, aan, ramli gak dilupakan jasa2mu, jupen, syarul, pak jo, suep, pajar ketua

PMII. Satambuk 2003 pekan dan medan, elis, balak, ulil, tante ika beribu maaf

ya.., santo, mando, devi, ipit, edu, ezra, kiki, soar, dan stambuk 2004 dimedan

king, fran, roni, rudi, alex thenks banyak ya.. boris, fikri, arip, mahput, tambrin,

kholid, hendra, puadi, debi, sari, erna, dian, candra, akbar, andika dan semuanya

yang tak dapat dibilangkan satu-satu yang telah berjuang bersama menempuh

berbagai halangan dan rintangan, semoga apa yang telah kita lakukan akan

(7)

14.buat teman-teman qu AAr, Rhey dan che maafkan aq, Maya, soraya, srik, eka,

ori, nisa, wita, tika cs (tiQha keritiang), boy, ana end dina, ina end boyek, doni

wahyudi, habib, hendri, aan, muklis, anggi, dian kecil( gilo ang), dian (anak

jelek), teman2 adek jumra yang sering datang kebengkel belakang rumah yoga

cs. Buat anggota cucian jmj sopian cs. Buat teman2 jogja dodon cs thenks telah

banyak bawak jalan2 disana. Buat peri Jakarta. Buat tata cs, sepni cs, dabrin,

dedi, adri yakup cs yang dimarpoyan. Buat ketringan bu yona yang didepan jln

kemboja teriakasih atas makanannya yang enak2 terutama sampadeh tongkolnya

dan termimaksih kepada seluruh semua pihak yang yang telah membantu dalam

hidup qu yang tak dapat dituliskan satu-satu disini I LOVU YOU semua he.he..

Sebagai peneliti pemula, Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan

dalam skripsi ini, untuk itu penulis dengan senang hati akan menerima kritik dan saran

atas perbaikan skripsi ini. Harapan Penulis semoga skripsi ini dapat memberi manfaat

bagi kita semua.

Wallauhul Muafiq Illa Aqwamith Thariq…

Medan, Juni 2009 Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

ABSTRAKSI ... x

LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Kerangka Teori ... 6

E.1. Pelayanan Publik ... 6

E.1.1 Pengertian ... 6

E.1.2. Hakikat Pelayanan Publik ... 9

E.1.3. Asas Pelayanan ... 9

E.1.4. Kelompok Pelayanan Publik ... 10

E.1.5. Penyelenggara Pelayanan Publik ... 10

E.1.6. Indikator Pelayanan Publik ... 17

E.2. Kualitas Pelayanan Publik ... 17

E.2.1. Pengertian ... 17

E.2.2. Indikator Kualitas Pelayanan ... 18

E.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan ... 23

E.2.3.1. Struktur Organisasi ... 25

E.2.3.2. Kemampuan Aparat ... 27

E.2.3.3. Sistem Pelayanan... 29

F. Defenisi Konsep ... 30

G. Defenisi Operasional ... 30

(9)

BAB II. METODE PENELITIAN ... 33

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN ... 36

A. Sejarah Berdirinya Desa Sungai Paku ... 36

B. Gambaran Umum Wilayah Desa ... 36

B.1. Batas Wilyah ... 36

B.2. Kependudukan ... 37

B.3. Mata Pencarian Penduduk ... 38

C. Organisasi Pemerintahan Desa... 39

C.1. Struktut Pemerintahan Desa ... 39

C.2. Pemerintah Desa ... 39

A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik ... 102

A.1. Struktur organisasi ... 102

A.2. Kemampuan Aparat ... 104

A.3. Sistem pelayanan ... 109

BAB VI. PENUTUP ... 112

A. Kesimpulan ... 112

B. Saran ... 113

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Batas wilayah desa sungai paku. ... 36

Tabel 2. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin... 37

Tabel 3. Jumlah penduduk menurut golongan usia ... 37

Tabel 4. Jumlah Kepadatan Penduduk ... 38

Tabel 5. Jumlah penduduk menurut mata pencarian ... 38

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Batas wilayah desa sungai paku. ... 36

Tabel 2. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin... 37

Tabel 3. Jumlah penduduk menurut golongan usia ... 37

Tabel 4. Jumlah Kepadatan Penduduk ... 38

Tabel 5. Jumlah penduduk menurut mata pencarian ... 38

(12)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

(Studi Pada Desa Sungai Paku Kecamatan Kampar Kiri Propinsi Riau)

Nama : Mandar Jupria Nim : 040903125

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : M. Arifin, S.Sos. MSP

Pelayanan merupakan tugas utama yang hakiki dari sosok aparatur, sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Aparat Pemerintah belum sepenuhnya memberikan pelayanan yang memuasakan kepada masyarakat perubahan yang dapat dirasakan sekarang ini adalah terjadinya perubahan pola pikir masyarakat ke arah yang semakin kritis. Sejak otonomi daerah dimulai, maka sejak itu pula sebagian besar wewenang yang tadinya berada di tangan pemerintah pusat telah kembali kedaerah. Salah satu hal penting dalam era otonomi ini adalah masalah pelayanan publik dan kualitas pelayanan publik yang dinilai dari kinerja aparat birokrasi. Latar belakang dari penelitian ini adalah penulis ingin mengetahui bagaimana faktor-faktor yang memepengaruhi kulitas pelayanan publik di Desa Sungai Paku Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar Propinsi Riau.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana kualitas pelayanan publik di Desa Sungai Paku Kecamatan Kampar Kiri. Dan Untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik di Desa Sungai Paku Kecamatan Kampar Kiri.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan analisa data kualitatif dengan mengunakan teknik informan yang nantinya informan ini menjadi pedoman peneliti dalam mendapatkan data-data yang berkaitan dengan apa yang diteliti oleh peneliti.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang dikalukan oleh penulis dapat diketahui bahwa ada tiga faktor yang penulis uji dilapangan yang nantinya mempengaruhi kulitas pelayanan publik yaitu sutruktur organisasi, kemampuan aparatur dan sistem pelayanan. Dari hasil wawancara, observasi dan pengamatan lansung kelapangan masih belum maksimalnya pemenuhan dari tugas-tugas dari aparatur pemerintahan desa yang dijalani dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Key word: Faktor-faktor yang mempengaruhi, Kualitas Pelayanan Publik

Medan, 25 Juni 2009 Penulis

(13)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

(Studi Pada Desa Sungai Paku Kecamatan Kampar Kiri Propinsi Riau)

Nama : Mandar Jupria Nim : 040903125

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : M. Arifin, S.Sos. MSP

Pelayanan merupakan tugas utama yang hakiki dari sosok aparatur, sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Aparat Pemerintah belum sepenuhnya memberikan pelayanan yang memuasakan kepada masyarakat perubahan yang dapat dirasakan sekarang ini adalah terjadinya perubahan pola pikir masyarakat ke arah yang semakin kritis. Sejak otonomi daerah dimulai, maka sejak itu pula sebagian besar wewenang yang tadinya berada di tangan pemerintah pusat telah kembali kedaerah. Salah satu hal penting dalam era otonomi ini adalah masalah pelayanan publik dan kualitas pelayanan publik yang dinilai dari kinerja aparat birokrasi. Latar belakang dari penelitian ini adalah penulis ingin mengetahui bagaimana faktor-faktor yang memepengaruhi kulitas pelayanan publik di Desa Sungai Paku Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar Propinsi Riau.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana kualitas pelayanan publik di Desa Sungai Paku Kecamatan Kampar Kiri. Dan Untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik di Desa Sungai Paku Kecamatan Kampar Kiri.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan analisa data kualitatif dengan mengunakan teknik informan yang nantinya informan ini menjadi pedoman peneliti dalam mendapatkan data-data yang berkaitan dengan apa yang diteliti oleh peneliti.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang dikalukan oleh penulis dapat diketahui bahwa ada tiga faktor yang penulis uji dilapangan yang nantinya mempengaruhi kulitas pelayanan publik yaitu sutruktur organisasi, kemampuan aparatur dan sistem pelayanan. Dari hasil wawancara, observasi dan pengamatan lansung kelapangan masih belum maksimalnya pemenuhan dari tugas-tugas dari aparatur pemerintahan desa yang dijalani dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Key word: Faktor-faktor yang mempengaruhi, Kualitas Pelayanan Publik

Medan, 25 Juni 2009 Penulis

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan merupakan tugas utama yang hakiki dari sosok aparatur, sebagai abdi

negara dan abdi masyarakat. Tugas ini telah jelas digariskan dalam pembukaan UUD

1945 alinea keempat, yang meliputi 4 (empat) aspek pelayanan pokok aparatur terhadap

masyarakat, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial. Dan diperjelas lagi dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara No. 63 tahun 2003 yang menguraikan pedoman umum penyelenggaraan

pelayanan publik.

Pelayanan sebagai proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain

secara lansung, merupakan konsep yang senantiasa aktual dalam berbagai aspek

kelembagaan. Bukan hanya pada organisasi bisnis, tetapi telah berkembang lebih luas

pada tatanan organisasi pemerintah ( Sinambela, 2006:42-43).

Dewasa ini kehidupan masyarakat mengalami banyak perubahan sebagai akibat

dari kemajuan yang telah dicapai dalam proses pembangunan sebelumnya dan kemajuan

yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan yang dapat dirasakan

sekarang ini adalah terjadinya perubahan pola pikir masyarakat ke arah yang semakin

kritis. Hal itu dimungkinkan, karena semakin hari warga masyarakat semakin cerdas

dan semakin memahami hak dan kewajibannya sebagai warga. Kondisi masyarakat

yang demikian menuntut hadirnya pemerintah yang mampu memenuhi berbagai

(15)

mendapatkan pelayanan yang sebaik-baiknya dari pemerintah. Dalam kaitannya itu

(Rasyid 1997:11) mengemukakan bahwa : Pemerintah modern, dengan kata lain, pada

hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah tidaklah diadakan untuk

melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat. Memungkinkan setiap

anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai

kemajuan bersama

Pemberian palayanan yang memenuhi standar yang telah ditetapkan memang

menjadi bagian yang perlu dicermati. Saat ini masih sering dirasakan bahwa kualitas

pelayanan minimum sekalipun masih jauh dari harapan masyarakat. Yang lebih

memprihatinkan lagi, masyarakat hampir sama sekali tidak memahami secara pasti

tentang pelayanan yang seharusnya diterima dan sesuai dengan prosedur pelayanan

yang baku oleh pemerintah. Masyarakatpun enggan mengadukan apabila menerima

pelayanan yang buruk, bahkan hampir pasti mereka pasrah menerima layanan seadanya.

Kenyataan semacam ini terdorong oleh sifat public goods menjadi monopoli pemerintah

khususnya dinas/instansi pemerintah daerah dan hampir tidak ada pembanding dari

pihak lain. Praktek semacam ini menciptakan kondisi yang merendahkan posisi tawar

dari masyarakat sebagai penggunan jasa pelayanan dari pemerintah, sehingga memaksa

masyarakat mau tidak mau menerima dan menikmati pelayanan yang kurang memadai

tanpa protes.

Satu hal yang belakangan ini sering dipermasalahkan adalah dalam bidang

publik service ( Pelayanan Umum), terutama dalam hal kualitas atau mutu pelayanan

aparatur pemerintah kepada masyarakat. Pemerintah sebagai service provider (Penyedia

Jasa) bagi masyarakat dituntut untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Apalagi

pada era otonomi daerah, kulitas dari pelayanan aparatur pemerintah akan semakin

(16)

masyarakat, baik dari segi kulitas maupun dari segi kuantitas pelayanan. Di

negara-negara berkembang dapat kita lihat mutu pelayanan publik merupakan masalah yang

sering muncul, karena pada negara berkembang umumnya permintaan akan pelayanan

jauh melebihi kemampuan pemerintah untuk memenuhinya sehingga pelayanan yang

diberikan pemerintah kepada masyarakat kurang terpenuhi baik dilihat dari segi kulitas

maupun kuantitas.

Secara mendasar, keluhan tentang rendahnya kulitas pelayanan publik sudah

tema pembicaraan sehari-hari. Dalam sebuah koran Harian Analisa edisi senin, 24

november 2008 yang berjudul ”Indonesia peringkat 69 dalam penangan pelayanan

birokrasi” tertulis bahwa penanganan pelayanan birokrasi di Indonesia masih terbilang

lambat.

Menurut KR.Ranah dalam jurnal “Pelayanan Publik yang Berbelit; Warisan

Penjajah Agar Kita Tak Bisa Maju” yang terbit 31 januari 2008 menyatakan ada

beberapa faktor yang mempengaruhi tidak berjalannya pelayanan publik dengan baik

yaitu : pertama, masalah struktural birokrasi yang menyangkut penganggaran untuk

pelayanan publik. Kedua yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik adalah adanya

kendala kultural di dalam birokrasi. Selain itu ada pula faktor dari perilaku aparat yang

tidak mencerminkan perilaku melayani, dan sebaliknya cenderung menunjukkan

perilaku ingin dilayani.

Selain itu, dalam Seminar Pelayanan Publik Dalam Era Desentralisasi” yang

diselenggarakan oleh Bappenas, pada tanggal 18 Desember 2003, di Kantor Bappenas,

Jakarta Pusat, ada beberapa permasalah yang ada dalam pelayanan publik yaitu: kurang

responsif, kurang informatif, kurang accessible, kurang koordinasi, birokratis, kurang

(17)

Dari beberapa permasalahan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa apa yang

dilakukan oleh aparat pemerintah belum sepenuhnya memberikan pelayanan yang

memuasakan kepada masyarakat, apa yang dilakukan hanyalah bentuk pelayanan yang

didasari oleh kewajiban sebagai pekerja pemerintah bukan sebagai abdi masyarakat.

Adanya prilaku demikian menyebabkan timbulnya tudingan-tudingan negatif yang

dilontarkan oleh berbagai kalangan terhadap aparatur pemerintah, seperti aparat

dianggap kurang profesional, berbelit-belit (tidak efisien), disiplin kerja rendah, korupsi,

lalai dalam melakukan pengawasan dalam kegiatan bisnis besar dalam melibatkan uang

negara maupun masyarakat dan lain sebaginya. Semua itu merupakan bukti atas masih

rendahnya kualitas pelayanan yang dimiliki oleh masyarakat atau yang diberikan kepada

masyarakat.

Dari uraian diatas maka penulis memilih lokasi penelitian di pemerintahan Desa

Sungai Paku Kecamatan Kampar Kiri karena berdasakan pengamatan penulis bahwa

permasalahan mengenai kenerja aparat pemerintah dalam memberikan pelayanan publik

juga terjadi di Pemerintahan Desa Sungai Paku Kecamatan Kampar Kiri.

Berdasarkan masalah dan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik (Studi Pada Desa Sungai Paku Kecamatan Kampar Kiri)”.

B. Perumusan Masalah

Dalam suatu penelitian, yang sangat penting dalam suatu penelitian adalah

adalanya masalah yang akan diteliti. Menurut Arikunto, agar dapat dilaksanakan

penelitian dengan sebaik-baiknya makna peneliti haruslah merumuskan masalah dengan

(18)

Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah: “Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik di Desa Sungai Paku Kecamatan Kampar Kiri”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan bagaimana kualitas pelayanan publik di Desa Sungai

Paku Kecamatan Kampar Kiri.

2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa yang mempengaruhi kualitas

pelayanan publik di Desa Sungai Paku Kecamatan Kampar Kiri.

D. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya kegiatan penelitian ini tentunya akan memberi manfaat

bagi sipenulis maupun pihak lain yang memerlukannya. Adapun manfaat penelitian ini

adalah :

1. Secara Subjektif

Sebagai suatu tahapan untuk melatih dan mengembangakan kemampuan berfikir

ilmiah dan kemampuan untuk menuliskannya dalam bentuk karya tulis ilmiah

berdasarkan kajian-kajian teori yang diproleh dari Ilmu Administrasi Negara.

2. Secara Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan dan

penyempurnaan teori-teori didalam ilmu administrasi Negara terutama

menyangkut pelayanan administrasi.

(19)

Penelitian dapat memberikan sumbangan berharga bagi pemerintah atau

lembaga-lembaga yang membutuhkan, selain itu hasil penelitian ini juga dapat

menjadi acuan penelitian-penelitian pada bidang yang sama dimasa yang akan

datang.

E. Kerangka Teori

Sebagai landasan berpikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang

ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan sebagai bahan referensi

dalam penelitian.

E.1. Pelayanan Publik

E.1.1. Pengertian

Menurut Kotler (dalam Lukma, 2000: 8) pelayanan merupakan setiap kegiatan

yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan

meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Sementara itu menurut

Sampar, pelayanan merupakan suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam

interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan

menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (J.S. Badudu,

2001: 781-782) dijelaskan pelayanan sebagai hal, cara, atau hasil pekerjaan melayani.

Sedangkan melayani adalah menyuguhi (orang) dengan makanan atau minuman;

menyediakan keperluan orang; mengiyakan; menerima; mengunakan.

Istilah publik berasal dari bahasa inggris public yang berarti umum, masyarakat,

negara. Kata publik sebenarnya sudah diterima menjadi bahasa Indonesia baku menjadi

publik yang berarti umum, orang banyak, ramai. Yang kemudian pengertian pelayanan

(20)

masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sendiri dengan aturan

pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.

Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefenisikan sebagai segala

bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada

prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat,

didaerah, dan dilingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah,

dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan (dalam buku Manajemen

Pelayanan, Ratminto, 2005: 5).

Menurut Gronroos (dalam Ratminto, 2005: 2), Pelayanan adalah suatu aktivitas

atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang

terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal

lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi layanan yang dimaksudkan untuk

memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.

Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun

2003 telah dijelaskan bahwa pengertian pelayanan publik adalah segala kegiatan

pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan kebutuhan peraturan

perundang-undangan. Sedangkan penyelenggara pelayanan publik dalam Keputusan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 tahun 2003 diuraikan bahwa Instansi

Pemerintah sebagai sebutan kolektif yang meliputi Satuan Kerja/ satuan organisasi

Kementerian, Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Kesekretariatan

Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan Instansi Pemerintah lainnya, baik pusat

maupun Daerah termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah,

(21)

Dalam pelayanan publik, efektifitas dan efisiensi saja tidak dapat dijadikan

patokan. Diperlukan ukuran lain yaitu keadilan, sebab tanpa ukuran ini ketimpangan

pelayanan tidak dapat dihindari. Pentingnya ukuran ini juga memperlihatkan bahwa

birokrasi publik cenderung menetapkan target dan dalam pencapaian target, mereka

cenderung menghindari kelompok miskin, rentan dan terpencil. Hal inilah yang menjadi

fokus utama dalam menyikapi masalah yang ada dalam masyarakat untuk mendapatkan

pelayanan publik dari instansi yang berwenang.

Menurut Kotler (dalam buku Pelayanan Publik dan Customer Satisfaction,

Dr.Paimin Napitupulu,M.Si, 2007: 164) menyebutkan sejumlah karakteristik pelayanan

sebagai berikut :

1. Intangibility (tidak berwujud) yaitu tidak dapat dilihat, diraba, dirasa, didengar,

dicium sebelum ada transaksi. Pemebli tidak mengetahui dengan pasti atau dengan

baik hasil pelayanan sebelum pelayanan dikonsumsikan.

2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan) yaitu dijual lalu diproduksikan dan

dikonsumsikan secara bersama karena tidak dapat dipisahkan. Karena itu, konsumen

ikut berpartisipasi menghasilkan jasa layanan. Dengan adanya kahadiran konsumen,

pemberi pelayanan berhati-hati terhadap interaksi yang terjadi antara penyedia dan

pembeli. Keduanya mempengaruhi hasil layanan.

3. Variability (berubah-ubah dan bervariasi) yaitu jasa beragam, selalu mengalami

perubahan, tidak selalu sama kualitasnya bergantung kepada siapa yang

menyediakannya kapan serta dimana disediakan.

4. Perishability (cepat hilang, tidak tahan lama) yaitu jasa tidak dapat disimpan dan

permintaannya berfluktuasi. Daya tahan suatu jasa layanan bergantung kepada

(22)

E.1.2. Hakikat Palayanan Publik

Berdasarkan Keputusan Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara Nomor 63

Tahun 2003 tertulis bahwa hakikat pelayanan publik adalah pemberian palayanan prima

kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajibab aparatur pemerintah sebagai

abdi masyarakat.

E.1.3. Asas Pelayanan

Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa,

penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi asas-asas pelayanan sebagai berikut

(Keputusan MENPAN No. 63 Tahun 2003) :

a. Transparansi

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan

dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

b. Akuntabilitas

Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

c. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima palayanan dengan

tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektif

d. Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik

dengan memeperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

e. Kesamaan Hak

Tidak diskriminasi dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan,

(23)

f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban.

Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban

masing-masing pihak

E.1.4. Kelompok Pelayanan Publik

Berdasarkan Keputusan MENPAN No. 63 Tahun 2003 membedakan jenis

pelayanan menjadi tiga kelompok yaitu yang terdiri dari :

a. Kelompok Pelayanan Administrasi yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai

bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status

kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap

suatu barang dan sebagainya. Dokumen-dokumen ini antara lain Kartu Tanda

Penduduk (KTP), Akte Pernikahan, Akte Kelahiran, Akte Kematian, Buku

Pemilikan Kenderaan Bermotor (BPKB), Surat Izin Mengemudi (SIM), Surat

Tanda Nomor Kenderaan Bermotor (STNK), Izin Mendirikan Bangunan (IMB),

Paspor, Sertifikat Kepemilikan/Penguasaan Tanah dan sebagainya.

b. Kelompok Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai

bentuk/jenis barang yang digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon,

penyediaan tenaga listrik, air bersih, dan sebagainya.

c. Kelompok Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk

jasa yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan,

penyelenggaraan trasportasi, pos dan sebagainya.

E.1.5. Penyelenggara Pelayanan Publik

Penyelenggaraan pelayanan publik perlu memperhatikan dan menerapkan

(24)

usia, wanita hamil dan balita, pelayanan khusus, biro jasa pelayanan, tingkat kepuasan

masyarakat, pengawasan penyelenggaraan, penyelesaian pengaduan sengketa, serta

evaluasi kinerja penyelenggaraan pelayanan publik.

a. Prinsip Pelayanan Publik

Berdasarkan Keputusan MENPAN No. 63 Tahun 2003 disebutkan bahwa

penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut :

1. Kesederhanaan

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah

dilaksanakan.

2. Kejelasan

Kejelasan ini mencakup kejelasan dalam hal :

i. Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan publik.

ii. Unit Kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa

dalam pelaksanaan pelayanan publik.

iii. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

3. Kepastian

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah

ditentukan.

4. Akurasi

Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah.

5. Keamanan

Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian

(25)

6. Tanggung jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk

bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/

persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

7. Kelengkapan sarana dan prasarana.

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainya

yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan

informasi (telematika).

8. Kemudahan Akses

Tempat dan lokasi serta sarana palayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh

masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.

9. Kedisplinan, Kesopanan dan Keramahan

Pemberian pelayanan harus bersikap displin, sopan dan santun, ramah, serta

memberikan pelayanan dengan ikhlas.

10.Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang

nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan

fasilitas pendukung pelayanan, seperti parker, toilet, tempat ibadah dan lain-lain.

b. Standar Pelayanan Publik

Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan

dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima palayanan. Standar

pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggarakan pelayanan

(26)

Keputusan MENPAN No. 63 Tahun 2003, standar pelayanan, sekurang-kurangnya

meliputi :

1. Prosedur Pelayanan

Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan

termasuk pengaduan.

2. Waktu Penyelesaian

Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak pengajuan permohonan sampai

dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.

3. Biaya Pelayanan

Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses

pemberian pelayanan.

4. Produk Pelayanan

Hasil pelayanan yang diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

5. Saranan dan Prasarana

Penyediaan saran dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara

pelayanan publik.

6. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan

Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan berdasarkan

pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan.

c. Pola Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Dalam kaitannya dengan pola pelayanan, Keputusan MENPAN No. 63 Tahun

2003 menyatakan adanya empat pola palayanan, yaitu :

(27)

Pola pelayanan publik diberikan oleh penyelenggaraan pelayanan, sesuai dengan

tugas, fungsi dan kewenangan.

2. Terpusat

Pola pelayanan publik diberikan secara tunggal oleh penyelenggara pelayanan

berdasarkan pelimpahan wewenang dari penyelenggara pelayanan terkait

lainnyayang bersangkutan.

3. Terpadu

Pola penyelenggaraan pelayanan publik terpadu dibedakan menjadi dua, yaitu :

i. Terpadu Satu Atap

Pola pelayanan terpadu satu atap diselenggarakan dalam satu tempat

yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang tidak mempunyai

keterkaitan proses dan dilayani melalui beberapa pintu. Terhadap jenis

pelayanan yang sudah dekat dengan masyarakat tidak perlu disatu

atapkan.

ii. Terpadu Satu Pintu

Pola pelayanan terpadu satu pintu diselenggarakan pada satu tempat yang

meliputi berbaai jenis pelayanan yang memiliki keterkaitan proses dan

dilayani melalui satu pintu.

4. Gugus Tugas

Petugas pelayanan publik secara perorangan atau dalam bentuk gugus tugas

ditempatkan pada instansi pemberi pelayanan tertentu.

Selain pola pelayanan sebagaimana yang telah disebutkan diatas, instansi yang

melakukan pelayanan publik dapat mengembangkan pola penyelenggaraan

(28)

peningkatan pelayanan publik. Pengembangan pola penyelenggaraan pelayanan publik

dimaksud mengikuti prinsip-prinsip sebagaimana ditetapkan dalam pedoman ini.

d. Biaya Pelayanan Publik

Berdasarkan Keputusan MENPAN No. 63 Tahun 2003 diamanatkan agar

penetapan besaran biaya pelayanan publik perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Tingkat kemampuan dan daya beli masyarakat.

2. Nilai/harga yang berlaku atas barang dan atau jasa.

3. Rincian biaya harus jelas untuk jenis pelayanan publik yang memerlukan

tindakan seperti penelitian, pemerikasaan, pengukuran dan pengajuan.

4. Ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan memperhatikan prosedur sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

e. Pelayanan bagi Penyandang Cacat, Lanjut Usia, Wanita Hamil dan Balita.

Keputusan MENPAN No.63 Tahun 2003 juga mengatur bahwa penyelenggaraan

pelayaan wajib mengupayakan tersedianya saran dan prasarana yang diperlukan serta

memberikan akses khusus berupa kemudahan pelayanan bagi penyandang cacat, lanjut

usia, wanita hamil dan balita.

f. Pelayanan Khusus

Penyelenggaraan jenis pelayanan publik tertentu seperti pelayanan transportasi,

kesehatan, dimungkinkan untuk memberikan penyelenggaraan pelayanan khusus,

dengan ketentuan seimbang dengan biaya yang dikeluarkan sepanjang tidak

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, seperti ruang perawatan VIP

dirumah sakit, dan gerbong eksekutif kereta api.

(29)

Dalam kaitannya dengan keberadaan biro jasa pelayanan, Keputusan MENPAN

No. 63 Tahun 2003 menegaskan bahwa pengurusan pelayanan publik pada dasarnya

dilakukan sendiri oleh masyarakat. Namun dengan pertimbangan tertentu dan sebagai

wujud partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik tertentu

dimungkinkan adanya biro jasa untuk membantu penyelenggaraan pelayanan publik.

Status biro jasa tersebut harus jelas, memiliki izin usaha dari instansi yang berwenang

dan dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanannya harus berkoordinasi dengan

penyelenggaraan pelayanan yang bersangkutan, terutama dalam hal yang menyangkut

persyaratan, tarif jasa dan waktu pelayanan, sepanjang tidak mengganggu fungsi

penyelenggraan pelayanan publik. Sebagai contoh, biro jasa perjalanan angkutan udara.

h. Tingkat Kepuasan Masyarakat

Ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat

kepuasan penerima pelayanan. Kepuasan penerima pelayanan dicapai apabila penerima

pelayanan memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan. Oleh

karena itu dalam kaitannya dengan tingkat keputusan masyarakat, keputusan MENPAN

No. 63 Tahun 2003 mengamanatkan agar setiap penyelenggaraan pelayanan secara

berkala melakukan survey indeks kepuasan masyarakat.

i. Pengawasan Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik, dilakukan melalui beberapa

cara sebagai berikut (Keputusan MENPAN No. 63 Tahun 2003) :

1. Pengawasan melekat yaitu pengawasan yang dilakukan oleh atasan langsung,

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Pengawasan fungsional yaitu pengawasan yang dilakukan oleh aparat

(30)

3. Pengawasan masyarakat yaitu pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat,

berupa laporan pengaduan masyarakat tentang penyimpangan dan kelemahan

dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

E.1.6. Indikator Pelayanan Publik

Menurut Fitzsimmons (dalam Pelayanan Publik di Era Reformasi, Budiman

Rusli,

indikator pelayanan publik, yaitu: pertama, reliability yang ditandai pemberian

pelayanan yang tepat dan benar. Kedua, tangibles yang ditandai dengan penyediaan

yang memadai sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Ketiga, responsiveness

yang ditandai dengan keinginan melayani konsumen dengan cepat. Keempat, assurance

yang ditandai tingkat perhatian terhadap etika dan moral dalam memberikan pelayanan.

Kelima, empati yang ditandai dengan tingkat kemauan untuk mengetahui keinginan dan

kebutuhan konsumen.

E.2 Kualitas Pelayanan Publik

E.2.1. Pengertian

Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,

jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (dalam

Manajemen Publik, Tangkilisan, 2005:209). Dari pengertian tersebut, kualitas

mengandung elemen-elemen yang meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan

pelanggan, yang mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan serta

(31)

Menurut Tjiptono (1996) dalam Buku Manajemen Publik oleh Drs.Hessel Nogi

S Tangkilisan, M.Si menyatakan konsep kualitas memiliki dua dimensi, yaitu dimensi

produk dan dimensi hubungan antara produk dan pemakai. Dimensi produk memandang

kualitas barang dan jasa dari perpektif derajat konformitas dengan spesifikasinya, yaitu

perspektif yang memandang kualitas dari sosok yang dapat dilihat kasat mata dan dapat

diidentifikasikan melalui pemeriksaan dan pengamatan. Sedangkan perspektif hubungan

antara produk dan pemakai merupakan suatu karakteristik lingkungan dimana kualitas

produk adalah dinamis, sehingga produk harus disesuaikan dengan tuntutan perubahan

dari pemakai produk. Untuk menjamin kualitas, barang dan jasa yang cacat tidak dijual,

namun kalau masih memungkinkan akan dilakukan perbaikan.

Berdasarkan pengertian kualitas, pada dasarnya kualitas mengacu kepada

pengertian pokok yaitu (Lukman, 2000: 9-11) :

1. Kualitas terdiri atas sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan

langsung, maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan

pelanggan dan memberikan kepuasan atas penggunaan produk.

2. Kualitas terdiri atas segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan

E.2.2. Indikator Kualitas Pelayanan

Berbicara mengenai pelayanan publik, tidak akan terlepas dari Tingkat

Kepuasan Masyarakat (TKM). Sebab salah satu ukuran keberhasilan penyelenggaraan

pelayanan di tentukan oleh tingkat kepuasan masyarakat, dimana kepuasan masyarakat

akan tercapai apabila pelayanan yang dibutuhkan masyarakat sesuai dengan yang

dibutuhkan dan diharapkan. Dalam penelitian ini, pelayanan publik yang dibahas adalah

(32)

bagi masyarakat, oleh pemerintahan desa sebagia instansi pemerintahan yang paling

dekat dengan masyarakat dan yang bertugas sebagai pelayanan publik.

Indeks Kepuasan Masyarakat berguna untuk mengukur tingkat pelaynan pablik

pada pemerintahan yaitu :

a. Kepuasan pelayanan adalah hasil pendapat dan penilaian masyarakat terhadap

dan penilaian masyarakat terhadap kenerja pelayanan yang diberikan oleh

aparatur penyelenggra pelayanan publik.

b. Biaya pelayanan publik adalah segala biaya (dengan nama atau sebutan apapun)

sebagi imbalan jasa atas pemberian pelayanan pablik, yang besaran dan tata cara

pembayarannya ditetapkan oleh pejabat yang berwenang yang sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

c. Unsur pelayanan adalah faktor atau asfek yang terdapat dalam penyelenggraan

pelayanan kepada masyarakat sebagai variable penyusunan indeks kepuasan

masyarakat untuk mengetahi kenerja unit pelayanan.

d. Responden adalah penerimaan pelayanan pablik yang pada saat pencacahan

sedang berada dilokasi unit pelayanan, atau yang pernah menerima pelayanan

dari aparatu penyelenggra pelayanan.

Oleh karena itu sasaran yang perlu diperhatikan untuk menilai kemapuan

aparatur terhadap kualitas pelayanan pablik melalui indeks kepuasan masyarakat dapat

dilihat melalui berapa sisi yaitu :

a. Tingkat pencapaian kenerja aparatur sebagi unit pelayanan intansi pemerintah

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

b. Penataan sistem, mekanisme dan prosedur pelayanan, sehingga pelayanan dapat

(33)

c. Tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat dalam upaya

peningkatan kualitas pelayanan pablik.

Dengan tersedianya data IKM secara priodik, dapat diproleh manfaat sebagai

berikut :

1) Diketahui kelemahan dan kekurangan dari masing-masing unsur dalam

penyelenggraan pelayanan pablik.

2) Diketahui kenerja aparatur penyelenggraan pelayanan yang telah dilaksanakan.

3) Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diabil dan upaya yang perlu

dilakukan.

4) Diketahui indeks kepuasan masyarakakat secara menyeluruh terhadap hasil

pelaksanaan pelayanan pablik pada lingkup pemerintahan desa.

5) Memacu persaingan positif, antar unit penyelenggra pelayanan pada lingkup

pemerintahan desa dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan.

6) Bagi masyarakat dapat diketahui gambaran tentang kenerja aparatu sebagai unit

pelayanan.

Adapun prinsip yang harus diterapkan dalam rangka peningkatan kemampuan

kinerja aparatur sebagai unit pelayanan instansi pemerintahan desa dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakakat didasarkan atas prinsip pelayanan sebagaimana yang

telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara nomor

63/KEP/M.PAN/7/2003, yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang relevan,

valid dan reliabil, sebagi unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks

kepuasan masyarakat adalah sebagi berikut :

(34)

b. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan adinistratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.

c. Kerjasama petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung

jawabnya).

d. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang

berlaku.

e. Tanggung jawa petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.

f. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memeberikan/menyelesaikan pelayanan kepada

masyarakat.

g. Kecepatan pelayanan, yaitu target wktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.

h. Keadilan mendapat pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan denagan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.

i. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan prilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sepontan dan ramah serta

saling menghargai dan menghormati.

j. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.

(35)

l. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

m. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada

penerima pelayanan.

n. Keamanan pelayanan, yaitu terjadinya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan atau pun saranan yang digunkan, sehingga masyarakat

merasa tenang untuk mendapat pelayanan terhadap resiko-resiko yang

diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

Pengukuran kinerja pelayanan dapat dilakukan dengan menggunakan instrument

kinerja pelayanan yang telah dikembangkan oleh Zeinthaml, Parasuraman, dan Berry.

Menurut mereka (Zeinthaml, Parasuraman, dan Berry, dalam Tangkilisan, 2005: 219),

ada sebelas indicator kinerja pelayanan, yaitu :

1. Kenampakan fisik (Tangible)

2. Reliabilitas (Reliability)

3. Responsivitas (Resposiveness)

4. Kompetensi (Competence)

5. Kesopanan (Courtesy)

6. Kredibilitas (Credibility)

7. Keamanan (Security)

8. Akses (Acces)

9. Komunikasi (Communication)

10.Pengertian (Understanding the customer)

(36)

E.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan

Orientasi pada pelayanan mengarahkan pada seberapa banyak energi birokrasi

dimanfaatkan untuk penyelenggaraan pelayanan publik. Sistem pemberian pelayanan

yang baik dapat dilihat dari besarnya sumber daya manusia yang dimiliki oleh birokrasi

secara efektif didayagunakan untuk melayani kepentingan pengguna jasa. Idealnya,

segenap kemampuan dan sumber daya yang dimiliki oleh aparat birokrasi hanya

dicurahkan atau dikonsentrasikan untuk melayani kebutuhan dan kepentingan pengguna

jasa. Kemampuan dan sumber daya dari aparat birokrasi sangat diperlukan agar

orientasi pada pelayanan dapat dicapai.

Dalam buku Delivering Quality Services karangan Zeithaml, Valarie A. (et.al),

1990, yang membahas tentang bagaimana tanggapan dan harapan masyarakat pelanggan

terhadap pelayanan yang mereka terima, baik berupa barang maupun jasa. Dalam hal

ini memang yang menjadi tujuan pelayanan publik pada umumnya adalah bagaimana

mempersiapkan pelayanan publik tersebut yang dikehendaki atau dibutuhkan oleh

publik, dan bagaimana menyatakan dengan tepat kepada publik mengenai pilihannya

dan cara mengaksesnya yang direncanakan dan disediakan oleh pemerintah.

Kemudian, untuk tujuan tersebut diperinci sebagai berikut :

1. Menentukan pelayanan publik yang disediakan, apa saja macamnya;

2. Memperlakukan pengguna pelayanan, sebagai customers;

3. Berusaha memuaskan pengguna pelayanan, sesuai dengan yang diinginkan mereka;

4. Mencari cara penyampaian pelayanan yang paling baik dan berkualitas;

5. Menyediakan cara-cara, bila pengguna pelayanan tidak ada pilihan lain.

Berangkat dari persoalan mempertanyakan kepuasan masyarakat terhadap apa

(37)

itu sendiri dengan apa yang mereka inginkan, maksudnya yaitu sejauhmana publik

berharap apa yang akhirnya diterima mereka.

Dengan demikian dilakukan penilaian tentang sama tidaknya antara harapan

dengan kenyataan, apabila tidak sama maka pemerintah diharapkan dapat mengoreksi

keadaan agar lebih teliti untuk peningkatan kualitas pelayanan publik.

Selanjutnya dipertanyakan apakah terhadap kehendak masyarakat, seperti

ketentuan biaya yang tepat, waktu yang diperhitungkan dan mutu yang dituntut

masyarakat telah dapat terpenuhi. Andaikata tidak terpenuhi, pemerintah diharapkan

mengkoreksi keadaan, sedangkan apabila terpenuhi dilanjutkan pada pertanyaan

berikutnya, tentang berbagai informasi yang diterima masyarakat berkenaan dengan

situasi dan kondisi, serta aturan yang melengkapinya.

Memang pada dasarnya ada 3 (tiga) ketentuan pokok yang mempengaruhi

tinggi rendahnya suatu kualitas pelayanan publik, yaitu sebagaimana gambar 1 berikut

ini :

Gambar 1

Segitiga Keseimbangan dalam Kualitas Pelayanan (The Triangle of Balance in Service Quality)

BAGIAN ANTAR PRIBADI YANG MELAKSANAKAN

(Inter Personal Component)

BAGIAN PROSES & LINGKUNGAN BAGIAN PROFESIONAL & TEKNIK YANG MEMPENGARUHI YANG DIPERGUNAKAN

(Process/Environment Component) (Professional/Technical Component) Sumber : Warsito Utomo, 1997

Dari gambar 1 tersebut menjelaskan bahwa dalam melihat tinggi rendahnya

(38)

1. Bagian antar pribadi yang melaksanakan (Inter Personal Component);

2. Bagian proses dan lingkungan yang mempengaruhi (Process and Environment

Component);

3. Bagian profesional dan teknik yang dipergunakan (Professional and Technical

Component).

Berdasarkan segitiga keseimbangan dalam kualitas pelayanan (gambar 1) Ada

tiga variabel yang dianggap relevan dan dominan yang mempengaruhi kualitas

pelayanan publik yaitu:

1. Struktur organisasi;

2. Kemampuan aparat;

3. Sistem pelayanan.

Selanjutnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

E.2.3.1. Struktur Organisasi

Menurut J.E. Anderson (1972), struktur adalah susunan berupa kerangka yang

memberikan bentuk dan wujud, dengan demikian akan terlihat prosedur kerjanya.

Dalam organisasi pemerintahan, prosedur merupakan sesuatu rangkaian tindakan yang

ditetapkan lebih dulu, yang harus dilalui untuk mengerjakan sesuatu tugas.

Sementara itu dalam konsep lain dikatakan bahwa struktur organisasi juga

dapat diartikan sebagai suatu hubungan karakteristik-karakteristik, norma-norma dan

pola-pola hubungan yang terjadi di dalam badan-badan eksekutif yang mempunyai

hubungan baik potensial atau nyata dengan apa yang mereka miliki dalam menjalankan

kebijaksanaan (Van Meter dan Van Horn dalam Winarno 1997). Pengertian ini sejalan

(39)

menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, mekanisme

koordinasi yang formal serta pola interaaksi yang akan diikuti. Lebih jauh Robbins

mengatakan bahwa struktur organisasi mempunyai tiga komponen, yaitu : kompleksitas,

formalisasi dan sentralisasi. Kompleksitas berarti dalam struktur orgaisasi

mempertimbangkan tingkat differensiasi yang ada dalam organisasi termasuk di

dalamnya tingkat spesialisasi atau pembagian kerja, jumlah tingkatan dalam organisasi

serta tingkat sejauh mana unit-unit organisasi tersebar secara geografis. Formalisasi

berarti dalam struktur organisasi memuat tentang tata cara atau prosedur bagaimana

suatu kegiatan itu dilaksanakan (Standard Operating Prosedures), apa yang boleh dan

tidak dapat dilakukan. Sentralisasi berarti dalam struktur organisasi memuattentang

kewenangan pengambilan keputusan, apakah disentralisasi atau didesentralisasi.

Berdasarkan pengertian dan fungsi struktur organisasi tersebut menunjukkan

bahwa struktur organisasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu

organisasi, sehingga dengan demikian struktur organisasi juga sangat berpengaruh

terhadap kualitas pelayanan.

Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas, apabila komponen-komponen

struktur organisasi yang mendukung disusun dengan baik antara pembagian kerja atau

spesialisasi disusun sesuai dengan kebutuhan, dapat saling menunjang, jelas wewenang

tugas dan tanggung jawabnya, tidak tumpang tindih, sebaran dan tingkatan dalam

organisasi memungkinkan dilakukannya pengawasan yang efektif, struktur organisasi

desentralisasi memungkinkan untuk diadakannya penyesesuaian atau fleksibel, letak

pengambilan keputusan disusun dengan mempertimbangkan untuk rugi dari sistem

sentralisasi dan desentralisasi, antara lain sentralisasi yang berlebihan bisa menimbulkan

(40)

Sedangkan desentralisasi yang berlebihan bisa menyulitkan dalam kegiatan pengawasan

dan koordinasi.

Untuk struktur organisasi perlu diperhatikan apakah ada petugas pelayanan

yang mapan, apakah ada pengecekkan penerimaan atau penolakkan syarat-syarat

pelayanan, kerja yang terus-menerus berkesinambungan, apakah ada manajemen yang

komitmen, struktur yang cocok dengan situasi dan kondisi dan apakah ada sumberdaya

yang mapan.

Dalam pengendalian pelayanan perlu prosedur yang runtut yaitu antara lain

penentuan ukuran, identifikasi, pemeliharaan catatan untuk inspeksi dan peralatan uji,

penilaian, penjaminan dan perlindungan (Gaspersz, 1994).

Oleh karena itu struktur organisasi yang demikian akan berpengaruh positif

terhadap pencapaian kualitas pelayanan. Akan tetapi, apabila struktur organisasi tidak

disusun dengan baik maka akan dapat menghambat kualitas pelayanan publik yang baik.

Berdasarkan uraian tentang struktur organisasi di atas, dapat disimpulkan

bahwa indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian tentang kualitas pelayanan

publik ini adalah :

1. Tingkat pembagian tugas pokok dan fungsi;

2. Kejelasan pelaksanaan tugas antar instansi;

3. Tingkat hubungan antara atasan dan bawahan.

E.2.3.2. Kemampuan Aparat

Siapa yang disebut aparatur pemerintah, adalah kumpulan manusia yang

mengabdi pada kepentingan negara dan pemerintahan dan berkedudukan sebagai

(41)

aparatur pemerintah adalah seluruh jajaran pelaksana pemerintah yang memperoleh

kewenangannya berdasarkan pendelegasian dari Presiden Republik Indonesia.

Dengan kata lain aparatur negara atau aparatur adalah para pelaksana kegiatan

dan proses penyelenggaraan pemerintahan negara, baik yang bekerja di dalam tiga

badan eksekutif, legislatif dan yudikatif maupun mereka yang sebagai TNI dan pegawai

negeri sipil pusat dan daerah yang ditetapkan dengan peraturan peraturan pemerintah.

Dari aparat negara dan atau aparatur pemerintah, diharapkan atau dituntut

adanya kemampuan baik berupa pengetahuan, keterampilan serta sikap perilaku yang

memadai, sesuai dengan tuntutan pelayanan dan pembangunan sekarang ini

(Handayaningrat, 1986). Sementara itu, konsep lain mendefinisikan kemampuan atau

ability sebagai sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang

melakukan sesuatu yang bersifat mental atau fisik (Bibson, 1991), sedangkan skill atau

keterampilan adalah kecakapan yang berhubungan dengan tugas (Soetopo, 1999).

Berkaitan dalam hal kualitas pelayanan publik, maka kemampuan aparat sangat

berperan penting dalam hal ikut menentukan kualitas pelayanan publik tersebut. Untuk

itu indikator-indikator dalam kemampuan aparat adalah sebagai berukut :

1. Tingkat pendidikan aparat;

2. Kemampuan penyelesaian pekerjaan sesuai jadwal;

3. Kemampuan melakukan kerja sama;

4. Kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan yang dialami organisasi;

5. Kemampuan dalam menyusun rencana kegiatan;

6. Kecepatan dalam melaksanakan tugas;

7. Tingkat kreativitas mencari tata kerja yang terbaik;

(42)

9. Tingkat keikutsertaan dalam pelatihan/kursus yang berhubungan dengan bidang

tugasnya.

E.2.3.3. Sistem Pelayanan

Secara definisi sistem adalah suatu jaringan yang berhubungan satu sama lain

menurut skema atau pola yang bulat untuk menggerakkan suatu fungsi yang utama

dalam suatu usaha atau urusan (Prajudi, 1992), bisa juga diartikan sebagai suatu

kebulatan dari keseluruhan yang kompleks teroganisisr, berupa suatu himpunan

perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan dari

keseluruhan yang utuh (Pamudji, 1981).

Untuk sistem pelayanan perlu diperhatikan apakah ada pedoman pelayanan,

syarat pelayanan yang jelas, batas waktu, biaya atau tarif, prosedur, buku panduan,

media informasi terpadu saling menghargai dari masing-masing unit terkait atau unit

terkait dengan masyarakat yang membutuhkan pelayanan itu sendiri.

Dengan demikian sistem pelayanan adalah kesatuan yang utuh dari suatu

rangkaian pelayann yang saling terkait, bagian atau anak cabang dari suatu sistem

pelayanan terganggu maka akan menganggu pula keseluruhan palayanan itu sendiri.

Dalam hal ini apabila salah satu unsur pelayanan seperti tinggi mahalnya biaya,

kualitasnya rendah atau lamanya waktu pengurusan maka akan merusak citra pelayanan

di suatu tempat.

Beradasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini maka indikator-indikator

sistem pelayanan yang menetukan kualitas pelayanan publik adalah :

a. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan berkait dengan lokasi tempat pelayanan;

b. Kejelasan informasi tentang pelayanan yang diberikan;

(43)

F. Defenisi Konsep

Menurut Masri Singarimbun (1995:33) konsep adalah istilah atau defenisi yang

digunakan untuk mengambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau

individu yang menjadi pusat ilmu sosial.

Untuk memberikan batasan-batasan yang lebih jelas dari masing-masing konsep

guna menghindari adanya salah pengertian, maka defenisi beberapa konsep yang

dipakai dalam penelitian ini sesuai dengan kerangka teoritis yang telah dikemukakan

diatas maka konsep operasional tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan publik adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau

masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sendiri dengan aturan

pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.

2. Kualitas Pelayanan Publik adalah hasil akumulasi dari pelanggan berupa kepuasan

dan mutu yang dihasilkan dari pelayanan yang diberikan oleh aparat pemerintah.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik adalah segala sesuatu

yang mempengaruhi pelayanan publik dengan mengidentifikasikan faktor internal

berupa Struktur organisasi, Kemampuan aparat, Sistem pelayanan dan faktor eksternal

berupa kondisi sosial yang ada pada masyarakat tersebut.

G. Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang kerangka

konsep yang telah diklasifikasikan kedalam variabel-variabel untuk memudahkan

didalam penelitian maka teori dan konsep haruslah terlebih dahulu dioperasionalkan,

yang mana variabel-variabel dalam penelitian perlu digambarkan dengan tegas tentang

indikator-indikator agar pengumpulan data dan pengolahan dapat lebih terarah. Defenisi

(44)

variabel. Sehingga dengan pengukuran ini dapat diketahui indikator-indikator apa saja

sebagai penunjang untuk analisis variabel-variabel tersebut ( Singarimbun dan Sofyan ,

1995 : 46 ).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik di Desa

Sungai Paku Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar Propinsi Riau adalah sebagai

berikut :

1. Struktur organisasi, indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian tentang

kualitas pelayanan publik ini adalah :

a. Tingkat pembagian tugas pokok dan fungsi;

b. Kejelasan pelaksanaan tugas antar instansi;

c. Tingkat hubungan antara atasan dan bawahan.

2. Kemampuan aparat, indikator-indikator dalam kemampuan aparat adalah sebagai

berukut :

a. Tingkat pendidikan aparat;

b. Kemampuan penyelesaian pekerjaan sesuai jadwal;

c. Kemampuan melakukan kerja sama;

d. Kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan yang dialami organisasi;

e. Kemampuan dalam menyusun rencana kegiatan;

f. Kecepatan dalam melaksanakan tugas;

g. Tingkat kreativitas mencari tata kerja yang terbaik;

h. Tingkat kemampuan dalam memberikan pertanggungjawaban kepada atasan;

i. Tingkat keikutsertaan dalam pelatihan/kursus yang berhubungan dengan

bidang tugasnya.

(45)

a. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan berkait dengan lokasi tempat

pelayanan;

b. Kejelasan informasi tentang pelayanan yang diberikan;

c. Perlindungan terhadap dampak hasil pelayananel tersebut ( Singarimbun

dan Sofyan , 1995 : 46 ).

H. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini berisikan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Defenisi

Konsep, Defenisi Operasional, dan Sistematika Penulisan

BAB II : Metode Penelitian

Pada bab ini ini berisikan Bentuk Penelitian, Lokasi Penelitian,

Informan, Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisa Data.

BAB III : Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dalam bab ini berisikan Sejarah Singkat Berdirinya Desa, Kedudukan,

Tugas dan Fungsi Pokok Organisasi

BAB IV : Penyajian Data

Dalam bab ini berisikan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan

dan dokumentasi yang akan dianalisis

BAB V : Analisa Data

Analisa data berisikan pembahasan atau interpretasi dari data-data yang

disajikan dan diperoleh dari lokasi penelitian.

BAB VI : Penutup

Pada bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang bersifat

(46)

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan oleh peneliti adalan metode penelitian

deskriptif dengan analisa data kualitatif yaitu prosedur pemecahan masalah yang

diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan objek penelitian pada saat

sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Nawawi dan

Martini (1994:174) menyatakan bahwa penelitian kualitatif juga disebut penelitian

naturalistic yaitu penelitian yang bersifat dan berkarakter, bahwa datanya dinyatakan

dalam keadaan sebenarnya atau sebagaimana mestinya, dengan tidak diubah dalam

bentuk simbol-simbol atau bilangan.

Dengan demikian pennelitian ini akan mengumpulkan data sebanyak mungkin

tentang permasalahan yang diteliti lalu diuraikan, digambarkan, diinterpretasikan secara

rasional dan diambil kesimpulan dari penelitian yang telah diteliti.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sungai Paku Kecamatan Kampar Kiri

Kabupaten Kampar Propinsi Riau.

C. Informan

Untuk memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai masalah penelitian yang

sedang diteliti, maka peneliti mengunakan teknik informan yang nantinya informan ini

(47)

yang diteliti oleh peneliti. Dalam hal ini peneliti membedakan dua jenis informan yaitu:

informan kunci (key informan) dan informan biasa.

Informan kunci (key informan) adalah informan yang mengetahui secara

mendalam permasalahan yang sedang diteliti oleh peneliti dan mendapat posisi atau

jabatan yang mengetahui jelas objek yang sedang diteliti. Berdasarkan pertimbangan

tersebut maka yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Desa

dan Kepala Urusan Pemerintahan Desa Sungai Paku.

Untuk memperkaya data yang akan diolah, maka peneliti mengambil informan

biasa yang mengetahui atau berhubungan dengan permasalahan yang diteliti oleh

peneliti yaitu Aparatur pemerintuahan desa, Kepala RT/RW dan masyarakat yang

sedang berurusan lansung dengan pemerintahan desa sungai paku yang berada di Desa

Sungai Paku Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar Propinsi Riau.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan-keterangan data yang

diperlukan, penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data Primer

Yaitu perolehan data melalui kegiatan penulis langsung kelokasi penelitian

untuk mendapatkan data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yangn diteliti,

kegiatan ini dilakukan dengan cara :

a. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan menanyakan

langsung kepada responden tentang permasalah yang berhubungan

dengan penelitian ini.

b. Observasi yaitu pengumpulan data malalui pengamatan secara langsung

(48)

dengan permasalahan penelitian serta menjaring data yang tidak

terjangkau.

2. Data sekunder

Data sekunder dapat diperoleh melalui:

a. Studi kepustakaan yaitu dengan menggunakan berbagai literatur seperti

buku-buku, majalah, jurnal dan laporan penelitian serta yang lainnya.

b. Dokumentasi yaitu dengan melakukan penelaan terhadap catatan tertulis

yang ada pada lokasi penelitian.

E. Teknik Analisa Data

Data yang telah didapat dalam penelitian ini akan dianalisis dengan

menggunakan terknik analisa kualitatif yaitu dengan menggambarkan, menguraikan

serta mengintepretasikan masalah dalam penelitian yang kemudian akan memberikan

kesimpulan yang didapat berdasarkan penelitian yang dilakukan. Dengan hasil

kesimpulan tersebut akan diberikan rekomendasi berupa saran dalam hal memberikan

Gambar

Gambar 1 Segitiga Keseimbangan dalam Kualitas Pelayanan
Tabel 1 : Batas wilayah desa sungai paku.
Tabel 2 : Jumlah penduduk menurut jenis kelamin.
Tabel 4 : Jumlah Kepadatan Penduduk.
+3

Referensi

Dokumen terkait