FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KULITAS PELAYANAN
KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK/E-KTP
(Studi Pada Desa Parbuluan IV, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ilmu
Administrasi Negara
Disusun Oleh :
SRIYANTI RUMONDANG SILABAN
120921020
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penduduk Elektronik (Studi Pada Desa Parbuluan IV, Kecamatan Parbuluan,
Kabupaten Dairi)” untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada
Program Studi Admistrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universita
Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai kekurangan, baik dari
tata bahasa maupun bobot lainnya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran demi kesempurnaan nya, sehingga skripsi ini berguna bagi pihak
yang membutuhkannya.
Pada kesempatan ini penulis berterimakasih kepada berbagai pihak yang
sudah turut membantu selama penulis menempuh studi dan selama penulis
menyelesaikan skripsi ini baik material dan spiritual untuk itu dengan segala
ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof.Dr. Baharuddin,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Zakaria, M.SP selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si. selaku Ketua Departemen
Ilmu Administrasi Negara di fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra.Elita Dewi,M.SP selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Prof.Marlon Sihombing, MA selaku Dosen Pembimbing dimana dalam
8. Seluruh dosen Staf Pengajar Departemen Ilmu Administrasi Negara yang
telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang berguna dan tidak ternilai
harganya selama penulis menjalani pendidikan Di Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
9. Ibu Mega, dan Ibu Dian sebagai Staf Pegawai Ilmu Administrasi Negara serat
seluruh Staf Pegawai Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sumatera Utara
yang telah membantu penulis dalam hal urusan Administrasi.
10.Bapak Kepala daerah Monang Habeahan, S.Sos. yang telah memberikan ijin
penelitian serta mendapatkan Data dan Informasi Di Kantor Camat Parbuluan.
11.Bapak Hutagaol, Selaku yang menjabat sebagai Sekretaris Camat Di
Kecamatan Parbuluan yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian di Kantor Camat Parbuluan Kabupaten Dairi.
12.Bapak Sitorus, dan Bapak Siburian, selaku Pegawai yang menjabat dan turun
tangan dalam hal pengurusan Kartu Tanda Penduduk elektronik, yang telah
memberikan banyak informasi mengenai keterkaitan dengan penelitian
penulis.
13.Seluruh Pegawai di Kantor Camat Parbuluan yang telah memberikan
waktunya dan telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
14.Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Sosial Dan Ilmu Politik atas segala referensi yang diperlukan penulis selama
menyelesaikan Skripsi ini.
15. Untuk yang teristimewa, penulis ucapkan terimakasih yang tiada taranya
kepada Ayahanda St. R.Silaban dan Ibunda D.Tampubolon yang telah
Memberkati.
17.Untuk Saudara-saudara penulis yang terkasih, Barita Silaban, Rejeki Sehat
Silaban, Tut Wuri Handayani Silaban, Oktavia Nadeak, Anastasya Sibuea,
Happy Malau, Melkisedek Silaban, Fitri Sinaga, Irma Agustina Sinaga, yang
telah memberikan banyak warna dikehidupan penulis. Terimakasih akan
segala dukungan dan semangat yang keluarga penulis berikan, Tuhan
Memberkati.
18.Seluruh sahabat penulis, terkhusus kepada Desnalia Simamora, Merpita
Simarmata, Luckyana Silaban, Fatimah J Hammam Dalimunte, Anwar
Hasdian Lubis, Helen frida Panggabean, Lenni Marlina Simanjuntak,
Sondang Sitohang, Herawati Ginting, seluruh anggota NHKBP Padang Bulan
dan seluruha sahabat-sahabat penulis yang tidak dapat penulis ucapkan
satu-persatu dan tanpa terkecuali, penulis mengucapkan banyak terimaksih untuk
dukungan dan kebersamaan selam ini, Tuhan memberkati.
19.Spesial kepada Karyanto John Frans Pasaribu sebagai seseorang yang spesial
dalam hidup penulis yang telah memberikan semangat, dukungan serta
dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan sripsi ini. Dan terimakasih
banyak karena selalu tetap setia menemani, memberikan pengertian,
kesabaran, serta kesetiaan untuk menemani penulis, Tuhan memberkati.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terimakasih Tuhan
Memberkati.
Medan, 17 Juni 2014 Penulis
DAFTAR ISI……….IV
DAFTAR TABEL………VII
DAFTAR GAMBAR………...X
DAFTAR LAMPIRAN………...IX
ABSTRAK………X1
BAB I PENDAHULUAN………...1
I.1 Latar Belakang Masalah………1
I.2 Perumusan Masalah………...6
I.3 Tujuan Penelitian………...6
I.4 Manfaat Penelitian………7
I.5 Kerangka Teori………..8
1.5.1 Perkembangan Administrasi Negara……….8
I.5.1 Paradigma Perkembangan Administrasi Negara………...8
1.5.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas
Pelayanan Publik……… ……….16
1.5.3 Jenis-Jenis Pelayanan Publik………19
1.5.3.1 Kartu Tanda Penduduk Elektronik/e-KTP………..21
1.6 Defenisi Konsep………. ……….26
1.7 Sistematika Penulisan………..27
BAB II METODE PENLITIAN………...29
II.1 Bentuk Penelitian ………...29
II.2 Lokasi Penelitian……….29
II.3 Informan Penelitian………29
II.4 Teknik Pengumpulan Data……….31
II.5 Teknik Analisa Data………..33
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN……….34
III.4 Potensi Wilayah Desa Parbuluan IV………...41
III.4.1 Potensi Sumber Daya Alam……….41
III.4.2 Jumlah Penduduk………42
III. 4. 4 Potensi Kelembagaan di Desa Parbuluan IV ……….45
BAB IV PENYAJIAN DATA……….48
IV.1 Karakteristik Responden……….48
IV.2 Penyajian Data Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik/e-KTP di Desa Parbuluan IV Berdasarkan Kuisioner Untuk Masyarakat……….54
IV.3 Penyajian Data Tentang Hambatan Akan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
V.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kualitas Pelayanan Kartu Tanda
Penduduk Elektronik……….. ……….67
V.2 Hambatan-Hambatan dalam penerapan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik/e-KTP………74
BAB VI PENUTUP……….76
V.1 Kesimpulan……….76
V.2 Saran………77
DAFTAR PUSTAKA……….. ………79
DAFTAR UNDANG-UNDANG………. ………80
Tabel 2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama……..……….42
Tabel 3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa…...………...43
Tabel 4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan………44
Tabel 5 Responden Penelitian………..………….47
Tabel 6 Identitas Responden Masyarakat Berdasarkan Tingkat Usia……….……..48
Tabel 7 Identitas Responden Masyarakat Berdasarkan Jenis Kelamin……….50
Tabel 8 Identitas Responden Masyarakat Berdasarkan Tingkat Pendidikan………51
Tabel 9 Identitas Responden Masyarakat Berdasarkan Pekerjaan…………...52
Tabel 10 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kemudahan Pemahaman Prosedur Pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik/e-KTP di Desa Parbuluan IV ………53
Tabel 13 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Ketepatan Waktu Keluarnya
Kartu Tanda Penduduk Sesuai DEngan Jadwal Yang Ditentukan………57
Tabel 14 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kondisi kebersihan
Sarana/Prasarana seperti Lantai, Tempat Duduk & Dindingnya……….58
Tabel 15 Distribusi Jawaban Responden Kenyamanan Dalam Lingkungan Kantor
Pengurusan Kartu Tanda Penduduk Elektronik Di Desa Parbuluan IV…59
Tabel 16 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tanggung Jawab Pegawi Dalam
Memberikan Pelayanan Pengurusan Kartu Tanda Penduduk Elektronik Di
Desa Parbuluan IV……….60
Tabel 17 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kedisiplinan Pegawai Dalam
Memberikan Pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik……….61
Tabel 18 Distribusi Jawaban Responden Masyarakat Mengenai Keterampilan
Pegawai Dalam Memberikan Informasi………...62
Tabel 19 Distribusi Jawaban Responden Masyarakat Mengenai Persyaratan
Nama : Sriyanti Rumondang Silaban
NIM : 120921020
Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik
Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Marlon Sihombing,MA
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik di Desa Parbuluan IV, Dairi. Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan tersebut sangat penting, karena dengan mengetahui akan akan apa saja faktor yang sangat mendukung demi kelancaran pelayanan dan membuat pelayanan tersebut menjadi berkualitas.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yakni penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi pada suatu daerah tertentu, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat.
Nama : Sriyanti Rumondang Silaban
NIM : 120921020
Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik
Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Marlon Sihombing,MA
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik di Desa Parbuluan IV, Dairi. Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan tersebut sangat penting, karena dengan mengetahui akan akan apa saja faktor yang sangat mendukung demi kelancaran pelayanan dan membuat pelayanan tersebut menjadi berkualitas.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yakni penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi pada suatu daerah tertentu, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat.
Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima
pelayanan maupun pelaksana ketentuan aparatur perundang-undangan sebagaimana
yang tertulis dalam Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (KEMENPAN
NO. 63/KEP/M.PAN/7/2003). Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia
dinyatakan bahwa pelayanan adalah suatu usaha untuk membantu menyiapkan
(mengurus) apa yang diperlukan oleh orang lain.
Sejalan dengan hal tersebut Cristopher (1992) menyatakan bahwa pelayan
pelanggan dapat diartikan sebagai suatu sistem manajemen, yang diorganisir untuk
menyediakan hubungan pelayanan yang berkesinambungan antara waktu pemesanan
dan waktu penerimaan dan penggunaan jasa pelayananan yang diterima dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dalam jangka panjang.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan pelayanan merupakan usaha apa saja
yang mempertinggi kepuasan pelanggan. Selain itu membangun kesan yang dapat
memberikan citra positip dimata pelanggan karena jasa pelayanan yang diberikan
dengan biaya yang terjangkau bagi pelanggan yang membuat pelanggan terdorong
Sehingga tujuan dari pelayan publik adalah untuk memuaskan sesuai dengan
keinginan masyarakat pada umumnya. Sehingga untuk pencapaian hal tersebut
diperlukan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
masyarakat.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan kualitas pelayanan adalah kesesuaian
antara harapan dan keinginan dengan kenyataan. Pelayanan publik menjadi isu
kebijakan merupakan hal yang semakin strategis karena perbaikan pelayanan publik
di Indonesia cenderung “berjalan ditempat” sedangkan implikasinya sangat luas
dalam kehidupan ekonomi, politik, sosial budaya dan lain-lain. Dalam kehidupan
ekonomi perbaikan pelayanan publik akan dapat memperbaiki iklim investasi yang
sangat diperlukan bangsa ini agar dapat segera keluar dari krisis ekonomi yang
berkepeanjangan. Buruknya pelayanan publik di Indonesia sering menjadi variabel
yang dominan mempengaruhi penurunan investasi yang berakibat pada pemutusan
hubungan kerja. Perbaikan pelayanan publik dalam berbagai studi yang dilakukan
tidaklah berjalan linear dengan reformasi yang dilakukan dalam berbagai sektor
sehingga pertumbuhan investasi malah bergerak kearah negatif, akibatnya harapan
pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dalam menolong bangsa ini keluar dari
berbagai krisis ekonomi belum berwujud.
Kehidupan politik dalam hal perbaikan pelayanan publik sangat berimplikasi
luas khususnya dalam memperbaiki tingkat kepercayaan kepada pemerintah,
mendorong munculnya krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, krisis
kepercayaan masyarakat teraktualisasi dalam bentuk protes dan demonstrasi yang
cenderung tidak sehat menunjukkan kefrustasian publik terhadap pemerintahnya.
Sehingga perbaikan pelayanan publik mutlak diperlukan agar pandangan buruk
masyarakat terhadap pemerintah dapat diperbaiki, karena dengan perbaikan kualitas
pelayanan publik yang semakin baik, dapat mempengaruhi kepuasan masyarakat
sehingga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dapat dibangun kembali,
dengan demikian pelayanan publik merupakan fokus studi dalam disiplin ilmu
administrasi publik di Indonesia, yang masih menjadi persoalan yang perlu
memperoleh perhatian dan penyelesaian yang komprehensif. Secara teoritis kualitas
pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat. Untuk mencapai
kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan primer yang tercermin dari:
1. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses
oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta
mudah dimengerti.
2. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan
pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip
4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat
dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi
kebutuhan, dan harapan masyarakat.
5. Kesesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat
dasi aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial dan
lain-lain.
6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan
aspek keadilan antara pemberian dan penerima pelayanan publik.
Jika dihubungkan dengan administrasi publik, pelayanan adalah kualitas
pelayanan birokrat terhadap masyarakat, kata kualitas memiliki banyak defenisi yang
berbeda dan bervariasi dimulai dari yang konvensional hingga yang lebih strategis,
defenisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung
dari suatu produk, seperti:
1. Kinerja.
2. Keandalan.
3. Mudah dalam penggunaan.
4. Estetika, dan sebagainya.
Berbicara mengenai kualitas pelayanan publik berarti berbicara tentang
bagaimana cara yang harus diperoleh dalam usaha meningkatkan kualitas, dimana
diberikan kepada publik dapat dijalankan sebaik mungkin. Pelayanan yang
diharapkan tentunya yang dapat memberikan rasa puas bagi sipenerima layanan yakni
publik atau masyarakat. Pemberian kualitas pelayanan yang baik dari suatu organisasi
atau instansi bersumber dari aktivitas karyawan yang secara langsung menentukan
keberhasilan organisasi. Sehingga apabila karyawan dapat bekerja sebagaimana
dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka pelayanan akan dapat diberikan dengan
baik kepada publik.
Adapun dalam defenisi strategis dinyatakan bahwa kualitas adalah segala
sesuatu yang mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan ( meeting the
needs of costumer). Berdasarkan pengertian kualitas diatas, baik yang konvensional
yang lebih strategis oleh Gaspersz dalam Sampara Lukman mengemukakan bahwa
pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok:
1. Kualitas terdiri atas sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan
langsung, maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan
dalam memberikan kepuasan atau penggunaan produk;
2. Kualitas terdiri atas segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau
I.2 Perumusan Masalah
Agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dan menginterpretasikan fakta
dan data kedalam penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan
permasalahannya. Berdasarkan hal diatas dan pedoman pada uraian dalam latar
belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis merumuskan
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: “Apa Yang Menjadi Faktor-Faktor
Kualitas Pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik di Desa Parbuluan IV
Kecamatan Parbuluan”.
I.3 Tujuan Penelitian
Dalam suatu penelitian harus ada tujuan agar penelitian yang dilaksanakan
mempunyai arah sesuai dengan apa yang diinginkan. Adapun tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan
Kartu Tanda Penduduk Elektronik di Desa Parbuluan IV Kecamatan
Parbuluan
2. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut sehingga untuk selanjutnya
diharapkan mampu menjawab berbagai kejanggalan pelaksanaan tugas dan
pelayanan yang diberikan oleh pegawai Kantor Camat Parbuluan dalam
I.4 Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa
pihak. Antara lain:
1. Manfaat secara ilmiah
Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti dalam mengembangkan kemampuan untuk
menulis karya ilmiah dan menambah pengetahuan ilmiah tentang sistematis dan
metodologi penulis dalam menyusun suatu wacana baru dan memperkaya mengenai
penerapan ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya dalam kaitan pelayanan publik.
2. Manfaat secara praktis
Secara praktis penelitian ini dapat menjadi masukan atau sumbangan saran bagi dinas
Kependudukan dan catatan sipil untuk mengembangkan efektifitas pelayanan dalam
proses pembuatan kartu tanda penduduk elektronik/ eKTP.
3. Manfaat secara akademis
Sebagai tahapan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir dan
menuangkannya dalam bentuk karya ilmiah dan sebagai syarat untuk menyelesaikan
studi Stara-1di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
I.5 Kerangka Teori
1.5.1 Perkembangan Administrasi Negara
I.5.1 Paradigma Perkembangan Administrasi Negara
Dalam perkembangan ilmu administrasi publik, krisis akademis terjadi
beberapa kali sebagaimana terlihat dari pergantian paradigma yang lama dengan yang
baru. Nicholas Henry melihat perubahan paradigma ditinjau dari pergeseran locus dan
focus suatu disiplin ilmu.
Fokus mempersoalkan “what of the field” atau metode dasar yang digunakan
atau cara-cara ilmiah apa yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu persoalan.
Sedang locus mencakup “where of the field” atau tempat dimana metode tersebut
digunakan atau diterapkan.
Berdasarkan locus dan focus suatu disiplin ilmu, Henry membagi paradigma
administrasi negara menjadi lima, yaitu :
1. Paradigma Dikotomi Politik dan Administrasi (1900-1926)
2. Paradigma Prinsip-Prinsip Administrasi (1927-1937)
3. Paradigma Administrasi Negara sebagai Ilmu Politik (1950-1970)
4. Paradigma Administrasi Negara sebagai Ilmu Administrasi (1956-1970)
5. Paradigma Administrasi Negara sebagai Administrasi Negara (1970an)
Pada tahun 1970an, George Frederickson memunculkan model Administrasi
Negara Baru (New Public Administration). Paradigma ini merupakan kritik terhadap
ekonomi seperti efisiensi dan efektivitas sebagai tolok ukur kinerja administrasi
negara.
Pada tahun 1980 – 1990an muncul paradigma baru dengan berbagai macam
sebutan seperti “managerialism”, “new public management” (NPM), “reinventing
government” (REGO), dan sebagainya. Paradigma administrasi negara yang lahir
pada era tahun 1990an pada hakekatnya berisi kritikan terhadap administrasi model
lama yang sentralistis dan birokratis. Ide dasar dari paradigma seperti New Publik
Management (NPM) dan Reinventing Government (REGO) adalah bagaimana
mengadopsi model manajemen di dunia bisnis untuk mereformasi birokrasi agar siap
menghadapi tantangan global.
Pada tahun 2003, muncul paradigma New Public Service (NPS) yang
dikemukakan oleh Dernhart dan Derhart. Paradigma ini mengkritisi pokok-pokok
pemikiran paradigma administrasi negara pro-pasar. Ide pokok paradigm New Public
Service (NPS) adalah mewujudkan administrasi negara yang menghargai demokrasi
dan hak asasi manusia. Berikut akan dijelaskan sebagaimana tahapan-tahapan
perkembangan Administrasi Negara dimulai dari paradigm administrasi lama,
paradigm Administrasi Negara baru, Paradigma New Public Management, hingga
pada Paradigma New Public Service dan Governance.
New Public Service (NPS) merupakan konsep yang dimunculkan melalui
tulisan Janet V.Dernhart dan Robert B.Dernhart berjudul “The New Public Service :
Serving, not Steering” terbit tahun 2003. Paradigma New Public Service (NPS)
paradigma New Public Management yang berprinsip “run government like a
business” atau “market as solution to the ills in public sector”.
Menurut paradigm New Public Service (NPS), menjalankan administrasi
pemerintahan tidaklah sama dengan organisasi bisnis. Administrasi negara harus
digerakkan sebagaimana menggerakkan pemerintahan yang demokratis. Misi
organisasi publik tidak sekedar memuaskan pengguna jasa (customer) tapi juga
menyediakan pelayanan barang dan jasa sebagai pemenuhan hak dan kewajiban
publik. Paradigma NPS memperlakukan publik pengguna layanan publik sebagai
warga negara bukan sebagai pelanggan. Administrasi negara tidak sekedar bagaimana
memuaskan pelanggan tapi juga bagaimana memberikan hak warga negara dalam
mendapatkan pelayanan publik.
1.5.2 Pelayanan Publik
Paradigma New Publik Service (NPS) memandang penting keterlibatan
banyak aktor dalam penyelenggaraan urusan publik. Dalam administrasi publik apa
yang dimaksud dengan kepentingan publik dan bagaimana kepentingan publik
diwujudkan tidak hanya tergantung pada lembaga negara.
Kepentingan publik harus dirumuskan dan diimplementasikan oleh semua aktor baik
negara, bisnis, maupun masyarakat sipil. Pandangan semacam ini yang menjadikan
paradigm New Public Service (NPS) disebut juga sebagai paradigma Governance
1.5.2.1 Pengertian Pelayanan Publik
Seperti tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2009 Tentang Pelayanan Publik menyatakan bahwa Pelayanan Publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Dan menurut Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
(KEMENPAN B No. 63/KEP/M.PAN/2003), pelayanan publik adalah segala
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pemerintah maupun pelaksanaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Moenir dalam Sinambela (2006: 42-43) menyatakan pelayanan sebagai
proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung,
merupakan konsep yang senantiasa aktual dalam berbagai aspek kelembagaan. Bukan
hanya pada organisasi bisnis, tetapi telah berkembang lebih luas pada tatanan
organisasi pemerintah. Hal ini disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin maju dan kompetisi global yang sangat ketat.Pelayanan
publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi privat, adalah
semua penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh swasta, seperti
publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi publik, yang dapat
dibedakan lagi menjadi :
1. Yang bersifat primer adalah semua penyediaan barang dan jasa publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah yang di dalamnya pemerintah merupakan
satu-satunya penyelenggara dan pengguna mau tidak mau harus
memanfaatkannya. Misalnya adalah pelayanan di kantor imigrasi, pelayanan
penjara dan pelayanan perizinan.
2. Yang bersifat sekunder, adalah segala bentuk penyediaan barang atau jasa
publik yang diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi yang di dalamnya
pengguna/klien tidak harus mempergunakannya karena adanya beberapa
penyelenggara pelayanan.
Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala
bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang
pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah
di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha
Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelayanan publik merupakan salah satu barometer keberhasilan pelaksanaan
otonomi daerah berbagai kajian dan hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas
Sehinga dapat dijelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi kualitas
pelayanan publik adalah sebagai berikut:
1. Motivasi kerja birokrasi dan aparatur.
2. Kemampuan aparatur.
3. Pengawasan atau kontrol sosial.
4. Perilaku birokrasi atau aparatur.
5. Komunikasi, disposisi dan struktur birokrasi serta iklim komunikasi
organisasi dan aliran informasi.
6. Restrukturisasi organisasi.
Ada lima karakteristik yang dapat dipakai untuk membedakan ketiga jenis
penyelenggaraan pelayanan publik, yaitu:
1. Adaptabilitas layanan. Ini berarti derajat perubahan layanan sesuai dengan
tuntutan perubahan yang diminta oleh pengguna.
2. Posisi tawar pengguna. Semakin tinggi posisi tawar pengguna, maka akan
semakin tinggi pula peluang pengguna untuk meminta pelayanan yang
lebih baik.
3. Tipe pasar. Karakteristik ini menggambarkan jumlah penyelenggara
pelayanan yang ada, dan hubungannya dengan pengguna.
5. Sifat pelayanan. Hal ini menunjukkan kepentingan pengguna atau
penyelenggara pelayanan yang lebih dominan.
1.5.2.3 Kualitas Pelayanan Publik
Menurut Badudu (2001: 781) “kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang
berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses dan lingkungan yang memenuhi
atau melebihi apa yang diharapkan”. Kualitas pelayanan suatu organisasi dapat
digambarkan dengan apakah atau sejauh mana kepuasan pengguna terhadap
pelayanan dan sejauh mana dapat dipertemukan dengan tujuan publik yang sudah
dibuat, kebutuhan pengguna bermacam-macam sehingga dapat menyebabkan
terjadinya persaingan diantara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Dan
beberapa pelayanan mungkin tidak pernah memenuhi kebutuhan pengguna. Hal ini
disebabkan, pemerintah tetap melayani publik dengan menyesuaikan kebijakan
pembuatan keputusan dengan kebutuhan pengguna.
Berdasarkan keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63Tahun 2003 tentang pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik,
prinsip-prinsip pelayanan publik adalah sebagai berikut:
a. Kesederhanaan
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan
b. Kejelasan
a) Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik.
b) Unit kerja atau pejabat yang berwewenang dan bertanggung
jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian
keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan
publik.
c. Kepastian waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam dalam kurun
waktu yang telah ditentukan.
d. Akurasi,
Produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian
hukum.
e. Keamanan,
Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan
kepastian hukum.
f. Tanggung jawab,
Pimpinan penyelenggaraan pelayanan publik atau pejabat yang
ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan dan penyelesaian
g. Kelengkapan Sarana dan Prasarana,
Tersedia sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung
lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi
telekomunikasi dan informatika (telematiaka).
h. Kemudahan akses,
Tempat dan lokasi serta sarana dan pelayanan yang memadai, mudah
dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informasi.
i. Kedisiplinan,
Kesopanan dan keramahan, pemberi pelayanan harus bersikap disiplin,
sopan dan santun, ramah serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.
j. Kenyamanan,
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu
yang nyaman, rapi, bersih, lingkungan yang indah dan sehat serta
dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parker.
Toilet, tempat ibadah dan lain-lain.
1.5.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik
Pelayanan yang diharapkan tentunya yang dapat memberikan rasa puas bagi
sipenerima layanan yaitu publik atau masyarakat. Pemberian kualitas pelayanan yang
baik dari suatu organisasi atau instansi bersumber dari aktivitas karyawan yang secara
bekerja sebagaimana tujuan yang telah ditetapkan, maka pelayanan akan dapat
diberikan dengan baik.
Menurut Moenir (2002: 82) terdapat faktor-faktor yang mendukung
pelayanan, yaitu:
1. Faktor kesadaran
Yaitu suatu proses berfikir melalui metode renungan, pertimbangan dan
perbandingan, sehingga menghasilkan keyakinan, ketenangan ketetapan hati
dan keseimbangan dalam jiwa. Sebagai pangkal tolak untuk perbuatan dan
tindakan yang akan dilakukan kemudian dengan kata lain faktor kesadaran
merupakan kesadaran para pejabat serta petugas yangbertugas dalam kegiatan
pelayanan.kesadaran para pegawai pada segala tingkatan terhadap tugas yang
menjadi tanggung jawabnya dan dapat membawa dampak yang sangat positif
terhadap organisasi ini akan tetapi kesungguhan dan disiplin melaksanakan
tugas, sehingga hasilnya dapat diharapkan melalui standar yang telah
ditetapkan.
2. Faktor aturan
Aturan adalah perangkat penting dalam segala tindakan dan perbuatan orang.
Oleh karena peranan aturan demikian besar dalam hidup bermasyarakat maka
dengan sendirinya aturan harus dibuat, dipatuhi dan diawasi sehingga dapat
mencapai sasaran sesuai dengan maksudnya. Aturan dalam organisasi yang
organisasi dan pekerjaan dapat berjalan teratur dan terarah, oleh karena itu
harus dipahami oleh organisasi yang berkepentingan/bersangkutan. Setiap
aturan pada akhirnya menyangkut langsung ataupun tidak langsung kepada
orang, maka masalah manusia serta sifat kemanusiaannya harus menjadi
pertimbangan utama.
3. Faktor organisasi
Merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalan mekanisme
kegiatan pelayanan dalam usaha pencapaian tujuan.
Organisasi yang dimaksud disini ialah mengorganisir fungsi pelayanan baik
dalam bentuk struktur maupun mekanismenya yang akan berperan dalam
mutu dan kelancaran pelayanan.
4. Faktor kemampuan keterampilan
Yaitu kemampuan dan keterampilan petugas dalam melaksanakan pekerjaan.
Ada tiga kemampuan yang harus dimiliki, yaitu kemampuan manajerial,
skemampuan teknis, dan kemampuan membuat konsep. Dengan kemampuan
dan keterampilan yang memadai maka pelaksanaan tugas dapat dilakukan
dengan baik, cepat, dan memenuhi keinginan semua pihak, baik manajemen
5. Faktor sarana
Yaitu segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas lainnya yang
berfungsi sebagai alat utama dalam membantu pelaksanaan pekerjaan dan
juga berfungsi sosial dalam rangka kepentingan orang-orang yang sedang
berhubungan dengan organisasi kerja itu. Sarana ini meliputi peralatan,
perlengkapan alat bantu, dan fasilitas lain yang melengkapi seperti misalnya
fasilitas komunikasi.
Lovelock dan Wright (2005, 15) memberikan pendapat bagaimana
pemahaman tentang persepsi masyarakat yang senantiasa berubah yang dimulai dari
nilai dan kualitas jasa yang diberikan oleh aparatur pemberi pelayanan yakni dengan.
1. Memahami kemampuan sumber daya dan penyedia layanan.
2. Memahami arah pengembangan lembaga pelayanan agar nilai dan kualitas
yang diinginkan masyarakat terwujud
3. Memahami fungsi lembaga pelayanan agar nilai dan kualitas jasa produk
tercapai dan kebutuhan setiap stake holder terpenuhi.
1.5.3 Jenis-Jenis Pelayanan Publik
Pengelompokan jenis pelayanan publik didasarkan pada ciri-ciri dan sifat
kegiatan dalam proses pelayanan serta produkpelayanan yangdihasilkan menurut
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (KEMENPAN, Nomor
1. Jenis pelayanan administratif, yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
pelayanan berupa kegiatan pencatatan, penelitian, pengambilan keputusan,
dokumentasi dan kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan
menghasilkan produkakhir berupa dokumen, misalnya, sertifikat, ijin-ijin,
rekomendasi keterangan tertulis dan lain-lain. Contoh jenis pelayanan ini
adalah: pelayanan sertifikat tanah, pelayanan administrasi kependudukan
(KTP, Kartu Keluarga, Akta Nikah, dll)
2. Jenis pelayanan barang, yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
pelayanan berupa kegiatan penyediaan atau pengolahan bahan berwujud
fisik termasuk distribusi dan penyampaiannya kepada konsumen langsung.
3. Jenis pelayanan jasa, yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
pelayanan berupa penyediaan sarana dan prasarana serta penunjangnya.
Pengoperasiaannya berdasarkan suatu system pengoperasian tertentu dan
pasti, produk akhirnya berupa jasa yang mendatangkan manfaat bagi
penerimanya secaralangsung dan habis terpakai dalam jangka waktu
tertentu.contoh jenis pelayanan ini adalah pelaanan angkutan darat, lautdan
udara, pelayanan kesehatan, pelayanan perbankan, pelayanan pos dan
4. Jenis pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan hokum dan
peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan publik mengatur
sendi-sendi kehidupan masyarakat.
1.5.3.1 Kartu Tanda Penduduk Elektronik/e-KTP
Secara sederhana, Kartu Tanda Penduduk elektronik/e-KTP adalah dokumen
kependudukan yang memuat system keamanan/pengendalian baik dari sisi
adminisrtasi ataupun teknologi berbasis pada basis data kependudukan nasional.
Yang didorong oleh pelaksanaan pemerintahan elektronik (e-Government) serta
untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, Kementrian Dalam
Negeri Republik Indonesia menerapkan suatu system informasi kependudukan yang
berbasis teknologi.
Menurut Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan, dijelaskan bahwa: "penduduk hanya
diperbolehkan memiliki 1 (satu) Kartu Tanda Penduduk yang tercantum Nomor
Induk Kependudukan (NIK).
Nomor Induk Kependudukan merupakan identitas tunggal setiap penduduk
dan berlaku seumur hidup". Nomor Nomor Induk Kependudukan yang ada di Kartu
Tanda Penduduk nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, Surat Izin
atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya. (Sumber:
Jepartners.wordpress.com/2013/ektp)
Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda
Penduduk berbasis Nomor Induk Kependudukan, yang berbunyi: “Kartu Tanda
Penduduk berbasis Nomor Induk Kependudukan memuat kode keamanan dan
rekaman elektronik sebagai alat verifikasi dan validasi data jati diri penduduk”.
Rekaman elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi biodata, tanda
tangan, pas foto, dan sidik jari tangan penduduk yang bersangkutan, Rekaman seluruh
sidik jari tangan penduduk disimpan dalam basis data kependudukan. Pengambilan
seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
pada saat pengajuan permohonan Kartu Tanda Penduduk berbasis Nomor Induk
Kependudukan, Dengan ketentuan : Untuk Warga Negara Indonesia, dilakukan di
kecamatan; dan untuk orang asing yang memiliki izin tinggal tetap dilakukan di
instansi pelaksana, Rekaman sidik jari tangan penduduk yang dimuat dalam Kartu
Tanda Penduduk berbasis Nomor Induk Kependudukan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) berisi sidik jari telunjuk tangan kiri dan jari telunjuk tangan kanan penduduk
yang bersangkutan; Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
Adapun fungsi Kartu Tanda Penduduk elektronik adalah :
1. Sebagai identitas jati diri.
2. Berlaku nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat Kartu Tanda Penduduk
lokal untuk pengurusan izin, pembukaan rekening Bank, dan sebagainya.
3. Mencegah Kartu Tanda Penduduk elektronik ganda dan pemalsuan Kartu
Tanda Penduduk.
4. Terciptanya keakuratan data penduduk untuk mendukung program
pembangunan.
Berdasarkan pernyataan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi di situs
resmi Kartu Tanda Penduduk, Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) yang
diterapkan di Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan dengan Kartu Tanda
Penduduk yang diterapkan di Republik Rakyat Cina dan India.
Kartu Tanda Penduduk di Indonesia lebih komprehensif. Di Republik Rakyat Cina,
identity Card electronic (e-IC) nya tidak dilengkapi dengan biometrik atau rekaman
sidik jari identity Card electronic (e-IC) hanya dilengkapi dengan chip yang berisi
data perorangan yang terbatas.
Sedang di India, sistem yang digunakan untuk pengelolaan data
kependudukan adalah sistem UID (Unique Identification Data), sedangkan di
Unique Identification Data diterbitkan melalui pendaftaran pada 68 titik pelayanan,
sedangkan program Kartu Tanda Penduduk elektronik di Indonesia dilaksanakan di
lebih dari 6.214 kecamatan. Dengan demikian, Kartu Tanda Penduduk elektronik
yang diterapkan di Indonesia merupakan gabungan Identifikasi Data elektronik
Republik Rakyat Cina dan Unique Identification Data India, karena Kartu Tanda
Penduduk elektronik dilengkapi dengan biometrik dan chip.
Kartu Tanda Penduduk elektronik mempunyai keunggulan dibandingkan
dengan Kartu Tanda Penduduk biasa atau Kartu Tanda Penduduk nasional,
keunggulan-keunggulan tersebut diantaranya:
1. Identitas jati diri tunggal
2. Tidak dapat dipalsukan.
3. Tidak dapat digandakan.
4. Dapat dipakai sebagai kartu suara dalam Pemilu atau Pilkada
(E-voting).
Sidik jari yang direkam dari setiap wajib Kartu Tanda Penduduk elektronik
adalah seluruh jari (berjumlah sepuluh), tetapi yang dimasukkan datanya dalam chip
hanya dua jari, yaitu jempol dan telunjuk kanan. Sidik jari dipilih sebagai autentikasi
1. Biaya paling murah.
2. Lebih ekonomis daripada biometrik yang lain.
3. Bentuk dapat dijaga tidak berubah karena gurat-gurat sidik jari akan kembali
ke bentuk semula walaupun kulit tergores.
Syarat pengurusan Kartu Tanda Penduduk elektronik antara lain adalah:
1. Berusia 17 tahun.
2. Menunjukkan surat pengantar dari kepala desa atau kelurahan.
3. Mengisi formulir F1.01 (bagi penduduk yang belum pernah mengisi atau
belum ada data di sistem informasi administrasi kependudukan) ditanda
tangani oleh kepala desa atau kelurahan.
4. Foto kopi Kartu Keluarga (KK).
Adapun prosedur pengurusan Kartu Tanda Penduduk antara lain:
1. Pemohon datang ketempat pelayanan membawa surat panggilan.
2. Pemohon menunggu pemanggilan nomor antrian.
3. Pemohon menuju loket yang telah ditentukan.
4. Petugas melakukan verifikasi data penduduk dengan basis data.
5. Petugas mengambil foto pemohon secara langsung.
6. Pemohon membubuhkan tanda tangan pada alat perekam tanda tangan.
7. Petugas membubuhkan tanda tangan dan stempel pada surat panggilan yang
sekaligus sebagai bukti bahwa penduduk telah melakukan perekaman foto,
tanda tangan dan sidik jari.
8. Pemohon dipersilahkan pulang untuk menunggu hasil proses pencetakan 2
minggu setelah pembuatan.
(sumber: http://www.e-ktp.com/2011/06/hello-world).
1.6 Defenisi Konsep
Konsep merupakan istilah atau defenisi yang dipergunakan untuk
menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok, atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 2006: 33). Sehingga dengan konsep maka
penelitian bisa memahami unsure-unsur yang ada dalam penelitian, baik variabel,
indikator, parameter maupun skala pengukuran yang dikehendaki dalam penelitian.
Untuk dapat menemukan batasan yang lebih jelas maka dapat menyederhanakan
pemikiran atas masalah yang sedang penulisteliti, maka penulis mengemukakan
defenisi konsep sebagai berikut.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan, adalah suatu bentuk
dukungan dalam suatu instansi pekerjaan pemerintah dalam melaksanakan
tugasnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pada umumnya,
dan pemberian layanan berupa fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan masyarakat,
dimana pelayanan tersebut diselenggarakan oleh pemerintah pusat maupun
2. Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) adalah dokumen kependudukan
yang memuat system keamanan/pengendalian baik dari sisi adminisrtasi
ataupun teknologi berbasis pada basis data kependudukan nasional.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakangmasalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep,
defenisi operasional, dan system penulisan.
BAB II METODE PENELITIAN
Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan
sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran atatu karakteristik lokasi
penelitian.
BAB IV PENYAJIAN DATA
Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan
BAB V ANALISA DATA
Bab ini memuat pembahasan atau interpretasi dari data-data yang
disajikan pada bab sebelumnya.
BAB VI PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang telah
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif. Menurut Zuriah (2006: 47) penelitian dengan metode defkriptif adalah
penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala secara sistematis dan
akurat, mengenai sifat-sifat populasi pada suatu daerah tertentu, kemudian
menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya
diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat.
II.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Camat Kabupaten Dairi Kecamatan
Parbuluan yang bertempat di Desa Sigalingging Kabupaten Dairi.
II.3 Informan Penelitian
Hendrarso (Usman 2009: 56) menjelaskan bahwa kualitatif tidak
dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian yang dilakukan
sehingga subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian yang
dilakukan sehingga subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian
ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian tersebut sehingga akan memberikan
berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan penelitian
memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau informan
yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti, (2) informan
utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi soaial yang
diteliti,(3) informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti
(Hendarso dan Suyanto, 2005: 171-172).
Sehingga berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menentukan informan
dengan menggunakan teknik purposive Sampling yaitu pengambilan sampel sumber
data secara sengaja dan dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan itu misalnya
orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau
mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti untuk menjelajah
objek/situasi sosial yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, maka peneliti
menggunakan informan yang terdiri dari:
1. Informan kunci berjumlah 1 orang :
- Bapak Hutagaol yang berkedudukan sebagai Sekretaris Camat di
Kecamatan Parbuluan
2. Informan Utama berjumlah 2 orang:
- Bapak Sitorus yang berkedudukan sebagai Pegawai catatan sipil yang
ditugaskan di Desa Parbuluan 4.
- Bapak Siburian yang berkedudukan sebagai Pegawai catatan sipil yang
Selain itu, untuk memperkaya data yang akan diolah, maka peneliti juga
mengambil informan biasa/tambahan dengan teknik Accidental yaitupenarikan
sampel secara kebetulan. Maka yang akan menjadi informan tambahan adalah
masyarakat yang telah melakukan pengurusan Kartu Tanda Penduduk
elektronik/e-KTP pada periode tahun 2014.
II.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dibagi
menjadi dua cara, yaitu:
1. Pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan
penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap
dan berkaitan dengan masalah yang diteliti dan dilakukan melalui:
a. Metode wawancara (interwiew)
yaitu dengan cara wawancara mendalam untuk memperoleh data yang
lengkap dan mendalam dari informan. Metode ini dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaanlangsung dan terbuka kepada
informan atau pihak yang berhubungan dan memiliki relevansi terhadap
masalah yang berhubungan denga penelitian.
Pewawancara adalah orang yang menggunakan metode wawancara
tersebut. Sedangkan informan adalah orang diwawancarai, dimintai
informasi oleh pewawancara. Informan merupakan orang yang
diperkirakan menguasai dan memahami data, informan ataupun fakta dari
suatu objek penelitian (Burhan Mungin, 2007:108).
b. Kuesioner (Quitionary)
Dalam hal ini penulis menyebarkan kuesioner kepada masyarakat yang
telah mengurus Kartu Tanda Penduduk elektronik (eKTP). Kuesioner
yang terdiri dari daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan beberapa
alternatif jawaban yang sudah tersedia.
c. Observasi (Observation)
Observasi yaitu dengan cara mengadakan langsung dan selanjutnya
mengadakan pencatatan terhadap gejala-gejala yang ditemukan di
lapangan.
2. Pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data dan informasi
yang diperlukan/diperoleh melalui catatan-catatan tertulis lainnya yang
a. Penelitian Kepustakaan (Library research)
Yaitu, pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, tulisan dan karya
ilmiah yang memiliki relevansi dan ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
b. Studi Dokumentasi ( Documentary)
yaitu, teknik yang digunakan dengan mengambil catatan tertulis, dokumen
arsip yang menyangkut masalah yang diteliti yang berhubungan dengan
instansi terkait.
II.5 Teknik Analisa Data
Sebagai langkah pertama, penelitian akan mentabulasi data yang diperoleh
dari kuesioner ke dalam tabel distribusi frekuensi. Tabulasi tabel distribusi frekuensi
tersebut akan disajikan untuk kemudian diinterpretasikan. Dengan teknik analisa data
seperti ini diharapkan data yang ada dapat tersajikan dengan baik sehingga masalah
III.1 Gambaran Umum Kecamatan Parbuluan IV
Sebagaimana terbentuknya kecamatan dan kelurahan yang tertulis dalam
peraturan Daerah Kabupaten Dairi No. 4 Tahun 2008 yang terdiri dari 15 Kecamatan
di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, Indonesia. Salah satunya adalah Kecamatan
Parbuluan.
Pada Tahun 2013 hingga tahun 2014 Kecamatan ini memiliki penduduk
sebanyak 53000 jiwa, dengan memiliki luas daerah 130,90 km2. Kecamatan
“parbuluan” terdiri dari 11 desa yang dimulai dari Desa Bangun hingga desa
Simarlopuk yang merupakan jalan lintas menuju Danau Toba. Kecamatan Parbuluan
pada umumnya adalah dataran tinggi yang memiliki suhu daerah dingin. Penduduk
di Kecamatan parbuluan pada umumnya adalah suku Batak Toba, Nias, Batak Karo,
Jawa, dan lain sebagainya.
Desa Parbuluan IV adalah salah satunya desa yang memiliki potensi pertanian
yang cukup memadai untuk kebutuhan masyarakatnya, desa Parbuluan IV memiliki
jumlah masyarakat 3113 jiwa, akan tetapi masyarakat Desa Parbuluan IV belum
terlalu mementingkan pendidikan, hal; tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan
masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi kalangan anak-anak mereka untuk
III.2 Letak Geografis Kecamatan Parbuluan
Secara garis besar kawasan Kecamatan Parbuluan merupakan kawasan
pedesaan yang bernuansa Lingkungan dan sarana pendidikan namun demikian masih
memiliki lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana kawasan pusat pertanian
yang bernilai ekonomis, apabila dikembangkan secara profesional.
Namun perkembangan wilayah menuntut lain, dimana laju pertumbuhan
penduduk menuntut kebutuhan pokok terutama tempat tinggal dan prasarana sosial
lainnya. Dalam rangka mengantisipasi lajunya pembangunan pedesaan yang tidak
mengalami perkembangan sehingga dengan demikian perlu adanya penataan ruang
Kecamatan parbuluan.
Kecamatan Parbuluan berbatasana dengan:
- Sebelah Barat : Kabupaten Pakpak Bharat
- Sebelah Timur : Danau Toba Silalahi
- Sebelah Selatan : Kabupaten Samosir
- Sebelah Utara : Desa Sitinjo
Kecamatan Parbuluan terdiri dari 6 desa, yakni anatar lain Desa Parbuluan I
(Desa Parbuluan), Desa Parbuluan II (Des Lumban Julu), Desa Parbuluan III (Desa
Parbakkalan), Desa Parbuluan IV (Desa Sigalingging), Desa Parbuluan V (Desa
Secara topografi Desa Parbuluan IV memiliki area seluas 300 Ha yang terdiri
dari 2 bagian desa, yakni Desa Sigalingging dan Desa Sitohang, dengan batas wilayah
sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Parbuluan I
- Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Parbuluan III
- Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Laehole
- Sebelah Timur berbatasan dengan : Desa Parbuluan VI
III. 3 Struktur Organisasi Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Dairi
Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 05 Tahun 2008
tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah
Kabupaten Dairi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Dairi
Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Dairi
Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Dairi maka struktur organisasi Dinas Kependudukan
Sumber Data : Kantor Camat Parbuluan Dairi, Profil 2013
KASUBBAG UMUM KASSUBAG
KEUANGAN KASUBBAG PROG & LAP
KABID CATATAN SIPIL KABID RENBANGDUK KABID DAFDUK KASI ADVOKASI
& REVISI KASI PENYULUHAN
1. Sekretariat
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2. Sub bagian Keuangan
3. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan
2. Bidang Pendaftaran Penduduk
1. Seksi Identitas Penduduk
2. Seksi perpindahan dan Mutasi Penduduk
3. Seksi Pencatatan dan Pelaporan Identitas dan Mutasi Penduduk
3. Bidang Pencatatan Sipil
1. Seksi Pembuatan Akta Kelahiran, Kematian dan Pengangkatan anak
2. Seksi Pembuatan Akta Perkawinan dan Pembatalan Perkawinan
3. Seksi Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Akta Pencatatan Sipil
4. Bidang Pengolahan Data dan Informasi Administrasi Kependudukan
1. Seksi Administrasi Analisa Data dan Informasi Kependudukan.
2. Seksi Pengembangan Aplikasi Sistem Kependudukan.
3. Seksi Dokumentasi dan Proyeksi Kependudukan.
1. SUSUNAN KEPEGAWAIAN DAN PERLENGKAPAN
Dinas Kepemdudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Dairi memiliki dua puluh satu
orang Pegawai Negeri Sipil ditambah tiga puluh lima orang Pegawai Honorer sebagai
1. Kepala Dinas : 1 Orang
2. Sekretaris : 1 orang
3. Kepala Bidang : 3 Orang
4. Kepala Sub Bagian : 3 Orang
5. Kepala Seksi : 9 orang
6. Pelaksana Gol. III : 1 orang
7. Pelaksana Gol II : 3 orang
8. Tenaga operator : 350 orang termasuk operator pada 35
kecamatan
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai Dinas yang baru dibentuk,
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Dairi belum memiliki sarana dan
prasarana yang memadai antara lain belum adanya gedung kantor dan peralatan
perlengkapan penunjang lainnya seperti alat tulis kantor (computer) sehingga secara
otomatis menghambat kelancaran pelaksanaan tugas.
1. TUGAS DAN FUNGSI
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab.Dairi melaksanakan tugas pokok
dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang administrasi
kependudukan. Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud, Dinas Kependudukan
1. Pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data yang berbentuk data base
serta analisis data untuk penyusunan program kegiatan.
2. Perencanaan strategis pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab.
Dairi.
3. Perumusan kebijakan teknis bidang kependudukan dan Pencatatan sipil.
4. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan urusan umum bidang
kependudukan dan pencatatan sipil.
5. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kependudukan dan pencatatan sipil
6. Pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta evaluasi dan pelaporan
penyelenggaran bidang kependudukan dan pencatatan sipil.
7. Pelaksanaan standart pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan pada
bidang kependudukan dan pencatatan sipil.
8. Penyelenggaraan kesekretariatan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
9. Pelayanan pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi
administrasi kependudukan dan penyerasian perkembangan kependudukan
10.Pengkoordinasian integrasi dan sinkronisasi kegiatan di bidang administrasi
kependudukan dan penyerasian perkembangan kependudukan dilingkungan
pemerintah daerah
11.Pembinaan kepada masyarakat tentang kependudukan dan pencatatan sipil
12.Pelaksanaan kerjasama dengan lembaga Pemerintah dan lembaga lainnya
13.Koordinasi dengan instansi terkait dalam hal kebijakan kependudukan, tertib
14.Pelaksanaan system informasi administrasi kependudukan.
15.Pembangunan dan pengembangan jaringan komunikasi data kependudukan.
16.Perlindungan data pribadi penduduk dalam proses dan hasil pendaftaran
penduduk, pencatatan sipil pada data base kependudukan.
17.Pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia pengelola pendaftaran
penduduk, Pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan
dan penyerasian perkembangan kependudukan.
18.Pengawasan dan pengendalian atas penyelenggaraan pendaftaran penduduk,
pencatatan sipil pengelolaan informasi administarasi kependudukan dan
penyerasian perkembangan kependudukan
III.4 Potensi Wilayah DesaParbuluan IV
Potensi wilayah yang berada di Desa Parbuluan IV meliputi potensi Sumber
Daya Alam, Jumlah Penduduk dan potensi kelembagaan yang ada.
III.4.1 Potensi Sumber Daya Alam
Luas wilayah Desa Parbuluan IV adalah 180 Km2, yaitu terdiri dari:
a. Luas Tanah Perkebunan rakyat : ± 25 Ha
b. Luas Tanah Perkebunan swasta : ± 30 Ha
III.4.2 Jumlah Penduduk
Sampai dengan Bulan Desember 2013, jumlah penduduk di Desa Parbuluan
IV adalah berjumlah 3.113 jiwa, terdiri dari 800 Kepala keluarga dengan klasifikasi
sebagai berikut.
a. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
menurut jenis kelamin dan usia penduduk maka jumlah penduduk di Desa
[image:57.595.116.512.443.670.2]Parbuluan IV berjumlah sebanyak:
Tabel 1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Penduduk
No
Kelompok Umur
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan F %
1 0-6 127 146 273 8.76
2 6-13 127 118 245 7.87
3 13-19 110 127 237 7.61
4 19-25 111 145 256 1.82
5 25-31 93 102 195 1.62
6 31-38 112 145 257 1.82
7 38-45 152 166 318 1.12
8 45-52 153 165 318 1.102
9 52-60 159 166 325 10.44
10 60-68 168 168 336 10.79
11 68-75 171 183 354 11.37
Total 1483 1456 3113 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk di Kecamatan
Parbuluan IV berada pada kelompok umur 168 tahun keatas yaitu laki-laki berjumlah
171 jiwa dan perempuan berjumlah 183 jiwa, jadi total semuanya adalah 354 jiwa.
Sedangkan minoritas penduduk berada pada kelompok umur 25-31 tahun. laki-laki
berjumlah 93 jiwa dan perempuan berjumlah 102 orang, Sehingga total jumlahnya
adalah 195 jiwa.
b. Jumlah Penduduk Menurut agama
Menurut agama dan keyakinan yang dianut, penduduk Desa Parbuluan IV
menganut 3 jenid agama yang terdiri dari Islam,Kristen Protestan, dan Kristen
[image:58.595.109.514.516.610.2]Khatolik. Berikut adalah uraiannya yang dijelaskan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama
No Agama
Jumlah
F %
1 Islam 213 6.842
2 Kristen Protestan 2705 86.893
3 Kristen Khatolik 195 6.264
TOTAL 3113 100
Sumber: Kantor Camat Parbuluan Dairi, Profil 2012
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas agama penduduk
Kecamatan Parbuluan IV adalah agama Kristen Protestan yang berjumlah 2705 dan
c. Jumlah Penduduk Menurut Suku Bangsa
Adapun suku bangsa yang terdapat di Desa Parbuluan IV adalah sebagai
[image:59.595.111.510.319.458.2]berikut yang akan diuraikan dalam sebuah tabel.
Tabel 3
Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa
No Suku Bangsa Jumlah
F %
1 Batak 2990 96.4
2 Nias 60 1.92
3 Jawa 50 1.6
4 Flores 10 0.32
5 China 3 0.96
Total 3113 100
Sumber: Kantor Camat Parbuluan Dairi, Profil 2012
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk Kecamatan
Parbuluan IV Bersuku Bangsa Batak yaitu berjumlah 2990 jiwa. Dan minoritas
penduduk adalah China berjumlah 3 jiwa.
d. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan faktor penting dalam menentukan
perkembangan pembangunan suatu wilayah. Sumber Daya Manusia yang
berpendidikan tentunya sangat membantu pembangunan yang ada. Penduduk di Desa
Tabel 4
Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah
F %
1 Belum Sekolah 113 3,629
2 Tidak Pernah Sekolah 200 6,424
3 SD/Sederaajat 300 9,637
4 SMP/Sederajat 1000 32,123
5 SMU/Sederajat 500 16,616
6 D3/Sederajat 500 16,616
7 S1/Sederajat 500 16,616
Total 3113
100 Sumber: Kantor Camat Parbuluan Dairi, Profil 2012
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah penduduk di Kecamatan
parbuluan IV mempunyai tingkat pendidikan SMP/Sederajat Sebanyak 1000 jiwa dan
minoritas penduduk SMU/Sederajat sebanyak 500 jiwa.
III. 4. 4 Potensi Kelembagaan di Desa Parbuluan IV
Potensi kelembagaan di desa Parbuluan IV meliputi lembaga ekonomi,
a. Lembaga Ekonomi
Lembaga ekonomi yang ada di desa Parbuluan IV terdiri dari:
- Warung makan : 4 warung
- Kedai Kelontong : 4 kios
- Bengkel : 2 bengkel
- Toko : 6 toko
- Percetakan/Fotocopy : 3 percetakan
- Pasar Tradisional : 1 Pasar Jumat
b. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan yang berada di Desa Parbuluan IV meliputi:
- Taman Kanak-kanak : 2 sekolah
- SD/Sederajat : 3 sekolah
- SLTP : 1 sekolah
- SMA : 1 sekolah
c. Lembaga Peribadatan
- Mesjid : 1 Mesjid
d. Sarana Kesehatan
- Posyandu : 1 unit
- Pusat Kesehatan Masyarakat : 1 unit
IV.1 Karakteristik Responden
Pada penelitian ini penulis mengambil responden sebanyak 28 orang yang
kemudian akan diklasifikasi sebagai berikut:
1. Bapak Hutagaol, yakni sebagai Sekretaris camat, Bapak Sitorus dan Bapak
Siburian yang posisinya berkedudukan sebagai pegawai catatan sipil yang
ditempatkan bertuga di Kantor Camat Parbuluan.
2. Masyarakat yang mengurus Kartu Tnada Penduduk Elektronik pada periode
tahun 2013-2014.
Berikut ini penelitian akan mengklasifikasi responden penelitian yang
[image:63.595.113.510.590.655.2]dimaksud:
Tabel 5
Responden Penelitian
NO Responden Jumlah Persentase
1 Pegawai 3 10,714
2 Masyarakat 25 89,285
Jumlah 28 100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa yang menjadi responden
dalampenelitian ini terdiri dari masyarakat yaitu berjumlah 26 orang (89,285%) yang
diambil peneliti dari jumlah masyarakat yang sedang mengurus Kartu Tanda
Penduduk Elektronik pada tahun 2013-2014 di Kecamatan Parbuluan IV.
Selain masyarakat juga dibutuhkan pegawai yang bekerja di Kntor Camat
Parbuluan sebagai informan yang berjumlah 3 orang (10,714%). Diambil pegawai
desa sebagai informan dalam penelitian ini adalah guna mengetahui dan memperoleh
informasi mengenai factor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan Kartu
Tanda Penduduk Elektronik di Desa Parbuluan IV.
1. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Usia
Untuk sebaran kuisioner kepada masyarakat yang mengurus Kartu Tanda
[image:64.595.116.514.580.684.2]Penduduk Elektronik berdasarkan tingkat usia dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 6
Identitas Responden Masyarakat Berdasarkan Tingkat Usia
No Usia Jumlah Persentase (%)
1 17-26 Tahun 11 44
2 27-36 Tahun 11 44
3 37-46 Tahun 2 0,5
4 >46 Tahun 1 0,25
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel 6 dapat dikatakan bahwa masyarakat yang mengurus Kartu
Tanda Penduduk Elekronik adalah mayoritas usia 17-26 Tahun, dan 27-36 Tahun
yakni 44 % yang masing-masing berjumlah 11 orang. Sedangkan masyarakat yang
berumur 46 tahun sudah sedikityang melakukan pengurusan Kartu Tanda Penduduk
elektronik sebanyak 2 orang dan yang dijadikan responden adalah berjumlah 25
orang.
Hal ini berarti mayoritas responden adalah masyarakat yang berada pada usia
produktif yaitu antara 17-36 tahun. Karena pada usia seperti itulah masyarakat lebih
membutuhkan Kartu Tanda Penduduk Elektronik, walaupun tidak dipungkiri bahwa
masih ada masyarakat berusia diatas 37 tahun yang mengurus Kartu Tanda Penduduk
elektronik. Hal ini juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan Bapak Sitorus
selaku pegawai yang menangani pengurusan Kartu Tanda Penduduk Elektronik
tersebut. Dan bapak Sitorus mengatakan bahwa seseorang yang ingin mengurus Kartu
Tanda Penduduk Elektronik tidak dibatasi oleh usia, asalkan masyarakat tersebut
2. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 7
Identitas Responden Masyarakat Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 Laki-Laki 10 40
2 Perempuan 15 60
Jumlah 25 100 Sumber:Penelitian Lapangan, Mei 2014
Dari tabel diatas dapatdiketahui bahwa jumlah responden masyarakat yang
berjenis kelamin laki-laki adalah lebih banyak yakni berjumlah 15 orang dari 25
orang masyarakat yang menjadi responden dengan presentase 60 %. Sedangkan
responden perempuan hanya berjumlah 10 orang (40%).
Hal ini menunjukkan bahwa yang mengurus Kartu Tanda Penududk
Elektronik di Desa Parbuluan IV didominasi olehlaki-laki daripada responden
perempuan. Walaupun terdapat perbedaan jenis kelamin tetpaibperbandingan antara
laki-laki dan perempuan juga hamper merata. Dalam proses pengurusan Kartu Tanda
3. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Untuk sebaran responden masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan dapat
[image:67.595.111.498.292.395.2]dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 8
Identitas Responden Masyarakat Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
1 Sekolah Dasar - -
2 SLTP/Sederajat 4 16
3 SMA/Sederajat 14 56
4 D1/D2/D3 2 8
5 S1 5 20
Jumlah 25 100
Sumber: Penelitian Lapangan, Mei 2011
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden masyarakat yang
mengurus Kartu Tanda Penduduk Elektronik/e-KTP di Desa Parbuluan IV banyak
yang berpendidikan terakhir SMA/Sederajat yakni sebanyak 14 (56%).
Pada dasarnya tingkat pendidikan bukan merupakan persyaratan dalam
melaksanakan pengurusan Kartu Tanda Penduduk Elektronik/e-KTP. Tetapi
melainkan berdasarkan berdasarkan observasi yang dilaksanakan oleh peneliti
sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan responden ternyata sangat
mempengaruhi pemahaman akan pentingnya identitas yang sedang berlaku di tengah
4. Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan
Untuk sebaran responden masyarakat berdasarrkan pekerjaan dapat