• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (Studi Pada Desa Parbuluan IV, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (Studi Pada Desa Parbuluan IV, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KULITAS PELAYANAN

KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK/E-KTP

(Studi Pada Desa Parbuluan IV, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ilmu

Administrasi Negara

Disusun Oleh :

SRIYANTI RUMONDANG SILABAN

120921020

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Penduduk Elektronik (Studi Pada Desa Parbuluan IV, Kecamatan Parbuluan,

Kabupaten Dairi)” untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada

Program Studi Admistrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universita

Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai kekurangan, baik dari

tata bahasa maupun bobot lainnya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran demi kesempurnaan nya, sehingga skripsi ini berguna bagi pihak

yang membutuhkannya.

Pada kesempatan ini penulis berterimakasih kepada berbagai pihak yang

sudah turut membantu selama penulis menempuh studi dan selama penulis

menyelesaikan skripsi ini baik material dan spiritual untuk itu dengan segala

ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr. Baharuddin,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan

Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Zakaria, M.SP selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si. selaku Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Negara di fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik,

Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra.Elita Dewi,M.SP selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Prof.Marlon Sihombing, MA selaku Dosen Pembimbing dimana dalam

(3)

8. Seluruh dosen Staf Pengajar Departemen Ilmu Administrasi Negara yang

telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang berguna dan tidak ternilai

harganya selama penulis menjalani pendidikan Di Fakultas Ilmu Sosial Dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

9. Ibu Mega, dan Ibu Dian sebagai Staf Pegawai Ilmu Administrasi Negara serat

seluruh Staf Pegawai Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sumatera Utara

yang telah membantu penulis dalam hal urusan Administrasi.

10.Bapak Kepala daerah Monang Habeahan, S.Sos. yang telah memberikan ijin

penelitian serta mendapatkan Data dan Informasi Di Kantor Camat Parbuluan.

11.Bapak Hutagaol, Selaku yang menjabat sebagai Sekretaris Camat Di

Kecamatan Parbuluan yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan penelitian di Kantor Camat Parbuluan Kabupaten Dairi.

12.Bapak Sitorus, dan Bapak Siburian, selaku Pegawai yang menjabat dan turun

tangan dalam hal pengurusan Kartu Tanda Penduduk elektronik, yang telah

memberikan banyak informasi mengenai keterkaitan dengan penelitian

penulis.

13.Seluruh Pegawai di Kantor Camat Parbuluan yang telah memberikan

waktunya dan telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

14.Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik atas segala referensi yang diperlukan penulis selama

menyelesaikan Skripsi ini.

15. Untuk yang teristimewa, penulis ucapkan terimakasih yang tiada taranya

kepada Ayahanda St. R.Silaban dan Ibunda D.Tampubolon yang telah

(4)

Memberkati.

17.Untuk Saudara-saudara penulis yang terkasih, Barita Silaban, Rejeki Sehat

Silaban, Tut Wuri Handayani Silaban, Oktavia Nadeak, Anastasya Sibuea,

Happy Malau, Melkisedek Silaban, Fitri Sinaga, Irma Agustina Sinaga, yang

telah memberikan banyak warna dikehidupan penulis. Terimakasih akan

segala dukungan dan semangat yang keluarga penulis berikan, Tuhan

Memberkati.

18.Seluruh sahabat penulis, terkhusus kepada Desnalia Simamora, Merpita

Simarmata, Luckyana Silaban, Fatimah J Hammam Dalimunte, Anwar

Hasdian Lubis, Helen frida Panggabean, Lenni Marlina Simanjuntak,

Sondang Sitohang, Herawati Ginting, seluruh anggota NHKBP Padang Bulan

dan seluruha sahabat-sahabat penulis yang tidak dapat penulis ucapkan

satu-persatu dan tanpa terkecuali, penulis mengucapkan banyak terimaksih untuk

dukungan dan kebersamaan selam ini, Tuhan memberkati.

19.Spesial kepada Karyanto John Frans Pasaribu sebagai seseorang yang spesial

dalam hidup penulis yang telah memberikan semangat, dukungan serta

dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan sripsi ini. Dan terimakasih

banyak karena selalu tetap setia menemani, memberikan pengertian,

kesabaran, serta kesetiaan untuk menemani penulis, Tuhan memberkati.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terimakasih Tuhan

Memberkati.

Medan, 17 Juni 2014 Penulis

(5)

DAFTAR ISI……….IV

DAFTAR TABEL………VII

DAFTAR GAMBAR………...X

DAFTAR LAMPIRAN………...IX

ABSTRAK………X1

BAB I PENDAHULUAN………...1

I.1 Latar Belakang Masalah………1

I.2 Perumusan Masalah………...6

I.3 Tujuan Penelitian………...6

I.4 Manfaat Penelitian………7

I.5 Kerangka Teori………..8

1.5.1 Perkembangan Administrasi Negara……….8

I.5.1 Paradigma Perkembangan Administrasi Negara………...8

(6)

1.5.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas

Pelayanan Publik……… ……….16

1.5.3 Jenis-Jenis Pelayanan Publik………19

1.5.3.1 Kartu Tanda Penduduk Elektronik/e-KTP………..21

1.6 Defenisi Konsep………. ……….26

1.7 Sistematika Penulisan………..27

BAB II METODE PENLITIAN………...29

II.1 Bentuk Penelitian ………...29

II.2 Lokasi Penelitian……….29

II.3 Informan Penelitian………29

II.4 Teknik Pengumpulan Data……….31

II.5 Teknik Analisa Data………..33

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN……….34

(7)

III.4 Potensi Wilayah Desa Parbuluan IV………...41

III.4.1 Potensi Sumber Daya Alam……….41

III.4.2 Jumlah Penduduk………42

III. 4. 4 Potensi Kelembagaan di Desa Parbuluan IV ……….45

BAB IV PENYAJIAN DATA……….48

IV.1 Karakteristik Responden……….48

IV.2 Penyajian Data Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik/e-KTP di Desa Parbuluan IV Berdasarkan Kuisioner Untuk Masyarakat……….54

IV.3 Penyajian Data Tentang Hambatan Akan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

(8)

V.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kualitas Pelayanan Kartu Tanda

Penduduk Elektronik……….. ……….67

V.2 Hambatan-Hambatan dalam penerapan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik/e-KTP………74

BAB VI PENUTUP……….76

V.1 Kesimpulan……….76

V.2 Saran………77

DAFTAR PUSTAKA……….. ………79

DAFTAR UNDANG-UNDANG………. ………80

(9)

Tabel 2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama……..……….42

Tabel 3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa…...………...43

Tabel 4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan………44

Tabel 5 Responden Penelitian………..………….47

Tabel 6 Identitas Responden Masyarakat Berdasarkan Tingkat Usia……….……..48

Tabel 7 Identitas Responden Masyarakat Berdasarkan Jenis Kelamin……….50

Tabel 8 Identitas Responden Masyarakat Berdasarkan Tingkat Pendidikan………51

Tabel 9 Identitas Responden Masyarakat Berdasarkan Pekerjaan…………...52

Tabel 10 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kemudahan Pemahaman Prosedur Pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik/e-KTP di Desa Parbuluan IV ………53

(10)

Tabel 13 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Ketepatan Waktu Keluarnya

Kartu Tanda Penduduk Sesuai DEngan Jadwal Yang Ditentukan………57

Tabel 14 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kondisi kebersihan

Sarana/Prasarana seperti Lantai, Tempat Duduk & Dindingnya……….58

Tabel 15 Distribusi Jawaban Responden Kenyamanan Dalam Lingkungan Kantor

Pengurusan Kartu Tanda Penduduk Elektronik Di Desa Parbuluan IV…59

Tabel 16 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tanggung Jawab Pegawi Dalam

Memberikan Pelayanan Pengurusan Kartu Tanda Penduduk Elektronik Di

Desa Parbuluan IV……….60

Tabel 17 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kedisiplinan Pegawai Dalam

Memberikan Pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik……….61

Tabel 18 Distribusi Jawaban Responden Masyarakat Mengenai Keterampilan

Pegawai Dalam Memberikan Informasi………...62

Tabel 19 Distribusi Jawaban Responden Masyarakat Mengenai Persyaratan

(11)
(12)

Nama : Sriyanti Rumondang Silaban

NIM : 120921020

Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Marlon Sihombing,MA

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik di Desa Parbuluan IV, Dairi. Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan tersebut sangat penting, karena dengan mengetahui akan akan apa saja faktor yang sangat mendukung demi kelancaran pelayanan dan membuat pelayanan tersebut menjadi berkualitas.

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yakni penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi pada suatu daerah tertentu, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat.

(13)
(14)

Nama : Sriyanti Rumondang Silaban

NIM : 120921020

Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Marlon Sihombing,MA

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik di Desa Parbuluan IV, Dairi. Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan tersebut sangat penting, karena dengan mengetahui akan akan apa saja faktor yang sangat mendukung demi kelancaran pelayanan dan membuat pelayanan tersebut menjadi berkualitas.

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yakni penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi pada suatu daerah tertentu, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat.

(15)
(16)

Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima

pelayanan maupun pelaksana ketentuan aparatur perundang-undangan sebagaimana

yang tertulis dalam Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (KEMENPAN

NO. 63/KEP/M.PAN/7/2003). Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia

dinyatakan bahwa pelayanan adalah suatu usaha untuk membantu menyiapkan

(mengurus) apa yang diperlukan oleh orang lain.

Sejalan dengan hal tersebut Cristopher (1992) menyatakan bahwa pelayan

pelanggan dapat diartikan sebagai suatu sistem manajemen, yang diorganisir untuk

menyediakan hubungan pelayanan yang berkesinambungan antara waktu pemesanan

dan waktu penerimaan dan penggunaan jasa pelayananan yang diterima dengan

tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dalam jangka panjang.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan pelayanan merupakan usaha apa saja

yang mempertinggi kepuasan pelanggan. Selain itu membangun kesan yang dapat

memberikan citra positip dimata pelanggan karena jasa pelayanan yang diberikan

dengan biaya yang terjangkau bagi pelanggan yang membuat pelanggan terdorong

(17)

Sehingga tujuan dari pelayan publik adalah untuk memuaskan sesuai dengan

keinginan masyarakat pada umumnya. Sehingga untuk pencapaian hal tersebut

diperlukan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

masyarakat.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan kualitas pelayanan adalah kesesuaian

antara harapan dan keinginan dengan kenyataan. Pelayanan publik menjadi isu

kebijakan merupakan hal yang semakin strategis karena perbaikan pelayanan publik

di Indonesia cenderung “berjalan ditempat” sedangkan implikasinya sangat luas

dalam kehidupan ekonomi, politik, sosial budaya dan lain-lain. Dalam kehidupan

ekonomi perbaikan pelayanan publik akan dapat memperbaiki iklim investasi yang

sangat diperlukan bangsa ini agar dapat segera keluar dari krisis ekonomi yang

berkepeanjangan. Buruknya pelayanan publik di Indonesia sering menjadi variabel

yang dominan mempengaruhi penurunan investasi yang berakibat pada pemutusan

hubungan kerja. Perbaikan pelayanan publik dalam berbagai studi yang dilakukan

tidaklah berjalan linear dengan reformasi yang dilakukan dalam berbagai sektor

sehingga pertumbuhan investasi malah bergerak kearah negatif, akibatnya harapan

pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dalam menolong bangsa ini keluar dari

berbagai krisis ekonomi belum berwujud.

Kehidupan politik dalam hal perbaikan pelayanan publik sangat berimplikasi

luas khususnya dalam memperbaiki tingkat kepercayaan kepada pemerintah,

(18)

mendorong munculnya krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, krisis

kepercayaan masyarakat teraktualisasi dalam bentuk protes dan demonstrasi yang

cenderung tidak sehat menunjukkan kefrustasian publik terhadap pemerintahnya.

Sehingga perbaikan pelayanan publik mutlak diperlukan agar pandangan buruk

masyarakat terhadap pemerintah dapat diperbaiki, karena dengan perbaikan kualitas

pelayanan publik yang semakin baik, dapat mempengaruhi kepuasan masyarakat

sehingga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dapat dibangun kembali,

dengan demikian pelayanan publik merupakan fokus studi dalam disiplin ilmu

administrasi publik di Indonesia, yang masih menjadi persoalan yang perlu

memperoleh perhatian dan penyelesaian yang komprehensif. Secara teoritis kualitas

pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat. Untuk mencapai

kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan primer yang tercermin dari:

1. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses

oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta

mudah dimengerti.

2. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan

pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip

(19)

4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat

dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi

kebutuhan, dan harapan masyarakat.

5. Kesesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat

dasi aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial dan

lain-lain.

6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan

aspek keadilan antara pemberian dan penerima pelayanan publik.

Jika dihubungkan dengan administrasi publik, pelayanan adalah kualitas

pelayanan birokrat terhadap masyarakat, kata kualitas memiliki banyak defenisi yang

berbeda dan bervariasi dimulai dari yang konvensional hingga yang lebih strategis,

defenisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung

dari suatu produk, seperti:

1. Kinerja.

2. Keandalan.

3. Mudah dalam penggunaan.

4. Estetika, dan sebagainya.

Berbicara mengenai kualitas pelayanan publik berarti berbicara tentang

bagaimana cara yang harus diperoleh dalam usaha meningkatkan kualitas, dimana

(20)

diberikan kepada publik dapat dijalankan sebaik mungkin. Pelayanan yang

diharapkan tentunya yang dapat memberikan rasa puas bagi sipenerima layanan yakni

publik atau masyarakat. Pemberian kualitas pelayanan yang baik dari suatu organisasi

atau instansi bersumber dari aktivitas karyawan yang secara langsung menentukan

keberhasilan organisasi. Sehingga apabila karyawan dapat bekerja sebagaimana

dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka pelayanan akan dapat diberikan dengan

baik kepada publik.

Adapun dalam defenisi strategis dinyatakan bahwa kualitas adalah segala

sesuatu yang mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan ( meeting the

needs of costumer). Berdasarkan pengertian kualitas diatas, baik yang konvensional

yang lebih strategis oleh Gaspersz dalam Sampara Lukman mengemukakan bahwa

pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok:

1. Kualitas terdiri atas sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan

langsung, maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan

dalam memberikan kepuasan atau penggunaan produk;

2. Kualitas terdiri atas segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau

(21)

I.2 Perumusan Masalah

Agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dan menginterpretasikan fakta

dan data kedalam penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan

permasalahannya. Berdasarkan hal diatas dan pedoman pada uraian dalam latar

belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis merumuskan

permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: “Apa Yang Menjadi Faktor-Faktor

Kualitas Pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik di Desa Parbuluan IV

Kecamatan Parbuluan”.

I.3 Tujuan Penelitian

Dalam suatu penelitian harus ada tujuan agar penelitian yang dilaksanakan

mempunyai arah sesuai dengan apa yang diinginkan. Adapun tujuan dari penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan

Kartu Tanda Penduduk Elektronik di Desa Parbuluan IV Kecamatan

Parbuluan

2. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut sehingga untuk selanjutnya

diharapkan mampu menjawab berbagai kejanggalan pelaksanaan tugas dan

pelayanan yang diberikan oleh pegawai Kantor Camat Parbuluan dalam

(22)

I.4 Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa

pihak. Antara lain:

1. Manfaat secara ilmiah

Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti dalam mengembangkan kemampuan untuk

menulis karya ilmiah dan menambah pengetahuan ilmiah tentang sistematis dan

metodologi penulis dalam menyusun suatu wacana baru dan memperkaya mengenai

penerapan ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya dalam kaitan pelayanan publik.

2. Manfaat secara praktis

Secara praktis penelitian ini dapat menjadi masukan atau sumbangan saran bagi dinas

Kependudukan dan catatan sipil untuk mengembangkan efektifitas pelayanan dalam

proses pembuatan kartu tanda penduduk elektronik/ eKTP.

3. Manfaat secara akademis

Sebagai tahapan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir dan

menuangkannya dalam bentuk karya ilmiah dan sebagai syarat untuk menyelesaikan

studi Stara-1di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

(23)

I.5 Kerangka Teori

1.5.1 Perkembangan Administrasi Negara

I.5.1 Paradigma Perkembangan Administrasi Negara

Dalam perkembangan ilmu administrasi publik, krisis akademis terjadi

beberapa kali sebagaimana terlihat dari pergantian paradigma yang lama dengan yang

baru. Nicholas Henry melihat perubahan paradigma ditinjau dari pergeseran locus dan

focus suatu disiplin ilmu.

Fokus mempersoalkan “what of the field” atau metode dasar yang digunakan

atau cara-cara ilmiah apa yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu persoalan.

Sedang locus mencakup “where of the field” atau tempat dimana metode tersebut

digunakan atau diterapkan.

Berdasarkan locus dan focus suatu disiplin ilmu, Henry membagi paradigma

administrasi negara menjadi lima, yaitu :

1. Paradigma Dikotomi Politik dan Administrasi (1900-1926)

2. Paradigma Prinsip-Prinsip Administrasi (1927-1937)

3. Paradigma Administrasi Negara sebagai Ilmu Politik (1950-1970)

4. Paradigma Administrasi Negara sebagai Ilmu Administrasi (1956-1970)

5. Paradigma Administrasi Negara sebagai Administrasi Negara (1970an)

Pada tahun 1970an, George Frederickson memunculkan model Administrasi

Negara Baru (New Public Administration). Paradigma ini merupakan kritik terhadap

(24)

ekonomi seperti efisiensi dan efektivitas sebagai tolok ukur kinerja administrasi

negara.

Pada tahun 1980 – 1990an muncul paradigma baru dengan berbagai macam

sebutan seperti “managerialism”, “new public management” (NPM), “reinventing

government” (REGO), dan sebagainya. Paradigma administrasi negara yang lahir

pada era tahun 1990an pada hakekatnya berisi kritikan terhadap administrasi model

lama yang sentralistis dan birokratis. Ide dasar dari paradigma seperti New Publik

Management (NPM) dan Reinventing Government (REGO) adalah bagaimana

mengadopsi model manajemen di dunia bisnis untuk mereformasi birokrasi agar siap

menghadapi tantangan global.

Pada tahun 2003, muncul paradigma New Public Service (NPS) yang

dikemukakan oleh Dernhart dan Derhart. Paradigma ini mengkritisi pokok-pokok

pemikiran paradigma administrasi negara pro-pasar. Ide pokok paradigm New Public

Service (NPS) adalah mewujudkan administrasi negara yang menghargai demokrasi

dan hak asasi manusia. Berikut akan dijelaskan sebagaimana tahapan-tahapan

perkembangan Administrasi Negara dimulai dari paradigm administrasi lama,

paradigm Administrasi Negara baru, Paradigma New Public Management, hingga

pada Paradigma New Public Service dan Governance.

New Public Service (NPS) merupakan konsep yang dimunculkan melalui

tulisan Janet V.Dernhart dan Robert B.Dernhart berjudul “The New Public Service :

Serving, not Steering” terbit tahun 2003. Paradigma New Public Service (NPS)

(25)

paradigma New Public Management yang berprinsip “run government like a

business” atau “market as solution to the ills in public sector”.

Menurut paradigm New Public Service (NPS), menjalankan administrasi

pemerintahan tidaklah sama dengan organisasi bisnis. Administrasi negara harus

digerakkan sebagaimana menggerakkan pemerintahan yang demokratis. Misi

organisasi publik tidak sekedar memuaskan pengguna jasa (customer) tapi juga

menyediakan pelayanan barang dan jasa sebagai pemenuhan hak dan kewajiban

publik. Paradigma NPS memperlakukan publik pengguna layanan publik sebagai

warga negara bukan sebagai pelanggan. Administrasi negara tidak sekedar bagaimana

memuaskan pelanggan tapi juga bagaimana memberikan hak warga negara dalam

mendapatkan pelayanan publik.

1.5.2 Pelayanan Publik

Paradigma New Publik Service (NPS) memandang penting keterlibatan

banyak aktor dalam penyelenggaraan urusan publik. Dalam administrasi publik apa

yang dimaksud dengan kepentingan publik dan bagaimana kepentingan publik

diwujudkan tidak hanya tergantung pada lembaga negara.

Kepentingan publik harus dirumuskan dan diimplementasikan oleh semua aktor baik

negara, bisnis, maupun masyarakat sipil. Pandangan semacam ini yang menjadikan

paradigm New Public Service (NPS) disebut juga sebagai paradigma Governance

(26)

1.5.2.1 Pengertian Pelayanan Publik

Seperti tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun

2009 Tentang Pelayanan Publik menyatakan bahwa Pelayanan Publik adalah kegiatan

atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas

barang, jasa, atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara

pelayanan publik. Dan menurut Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara

(KEMENPAN B No. 63/KEP/M.PAN/2003), pelayanan publik adalah segala

kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik

sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pemerintah maupun pelaksanaan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Moenir dalam Sinambela (2006: 42-43) menyatakan pelayanan sebagai

proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung,

merupakan konsep yang senantiasa aktual dalam berbagai aspek kelembagaan. Bukan

hanya pada organisasi bisnis, tetapi telah berkembang lebih luas pada tatanan

organisasi pemerintah. Hal ini disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang semakin maju dan kompetisi global yang sangat ketat.Pelayanan

publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi privat, adalah

semua penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh swasta, seperti

(27)

publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi publik, yang dapat

dibedakan lagi menjadi :

1. Yang bersifat primer adalah semua penyediaan barang dan jasa publik yang

diselenggarakan oleh pemerintah yang di dalamnya pemerintah merupakan

satu-satunya penyelenggara dan pengguna mau tidak mau harus

memanfaatkannya. Misalnya adalah pelayanan di kantor imigrasi, pelayanan

penjara dan pelayanan perizinan.

2. Yang bersifat sekunder, adalah segala bentuk penyediaan barang atau jasa

publik yang diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi yang di dalamnya

pengguna/klien tidak harus mempergunakannya karena adanya beberapa

penyelenggara pelayanan.

Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala

bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang

pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah

di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha

Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam

rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pelayanan publik merupakan salah satu barometer keberhasilan pelaksanaan

otonomi daerah berbagai kajian dan hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas

(28)

Sehinga dapat dijelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi kualitas

pelayanan publik adalah sebagai berikut:

1. Motivasi kerja birokrasi dan aparatur.

2. Kemampuan aparatur.

3. Pengawasan atau kontrol sosial.

4. Perilaku birokrasi atau aparatur.

5. Komunikasi, disposisi dan struktur birokrasi serta iklim komunikasi

organisasi dan aliran informasi.

6. Restrukturisasi organisasi.

Ada lima karakteristik yang dapat dipakai untuk membedakan ketiga jenis

penyelenggaraan pelayanan publik, yaitu:

1. Adaptabilitas layanan. Ini berarti derajat perubahan layanan sesuai dengan

tuntutan perubahan yang diminta oleh pengguna.

2. Posisi tawar pengguna. Semakin tinggi posisi tawar pengguna, maka akan

semakin tinggi pula peluang pengguna untuk meminta pelayanan yang

lebih baik.

3. Tipe pasar. Karakteristik ini menggambarkan jumlah penyelenggara

pelayanan yang ada, dan hubungannya dengan pengguna.

(29)

5. Sifat pelayanan. Hal ini menunjukkan kepentingan pengguna atau

penyelenggara pelayanan yang lebih dominan.

1.5.2.3 Kualitas Pelayanan Publik

Menurut Badudu (2001: 781) “kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang

berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses dan lingkungan yang memenuhi

atau melebihi apa yang diharapkan”. Kualitas pelayanan suatu organisasi dapat

digambarkan dengan apakah atau sejauh mana kepuasan pengguna terhadap

pelayanan dan sejauh mana dapat dipertemukan dengan tujuan publik yang sudah

dibuat, kebutuhan pengguna bermacam-macam sehingga dapat menyebabkan

terjadinya persaingan diantara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Dan

beberapa pelayanan mungkin tidak pernah memenuhi kebutuhan pengguna. Hal ini

disebabkan, pemerintah tetap melayani publik dengan menyesuaikan kebijakan

pembuatan keputusan dengan kebutuhan pengguna.

Berdasarkan keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

63Tahun 2003 tentang pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik,

prinsip-prinsip pelayanan publik adalah sebagai berikut:

a. Kesederhanaan

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan

(30)

b. Kejelasan

a) Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik.

b) Unit kerja atau pejabat yang berwewenang dan bertanggung

jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian

keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan

publik.

c. Kepastian waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam dalam kurun

waktu yang telah ditentukan.

d. Akurasi,

Produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian

hukum.

e. Keamanan,

Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan

kepastian hukum.

f. Tanggung jawab,

Pimpinan penyelenggaraan pelayanan publik atau pejabat yang

ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan dan penyelesaian

(31)

g. Kelengkapan Sarana dan Prasarana,

Tersedia sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung

lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi

telekomunikasi dan informatika (telematiaka).

h. Kemudahan akses,

Tempat dan lokasi serta sarana dan pelayanan yang memadai, mudah

dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi

telekomunikasi dan informasi.

i. Kedisiplinan,

Kesopanan dan keramahan, pemberi pelayanan harus bersikap disiplin,

sopan dan santun, ramah serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.

j. Kenyamanan,

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu

yang nyaman, rapi, bersih, lingkungan yang indah dan sehat serta

dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parker.

Toilet, tempat ibadah dan lain-lain.

1.5.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik

Pelayanan yang diharapkan tentunya yang dapat memberikan rasa puas bagi

sipenerima layanan yaitu publik atau masyarakat. Pemberian kualitas pelayanan yang

baik dari suatu organisasi atau instansi bersumber dari aktivitas karyawan yang secara

(32)

bekerja sebagaimana tujuan yang telah ditetapkan, maka pelayanan akan dapat

diberikan dengan baik.

Menurut Moenir (2002: 82) terdapat faktor-faktor yang mendukung

pelayanan, yaitu:

1. Faktor kesadaran

Yaitu suatu proses berfikir melalui metode renungan, pertimbangan dan

perbandingan, sehingga menghasilkan keyakinan, ketenangan ketetapan hati

dan keseimbangan dalam jiwa. Sebagai pangkal tolak untuk perbuatan dan

tindakan yang akan dilakukan kemudian dengan kata lain faktor kesadaran

merupakan kesadaran para pejabat serta petugas yangbertugas dalam kegiatan

pelayanan.kesadaran para pegawai pada segala tingkatan terhadap tugas yang

menjadi tanggung jawabnya dan dapat membawa dampak yang sangat positif

terhadap organisasi ini akan tetapi kesungguhan dan disiplin melaksanakan

tugas, sehingga hasilnya dapat diharapkan melalui standar yang telah

ditetapkan.

2. Faktor aturan

Aturan adalah perangkat penting dalam segala tindakan dan perbuatan orang.

Oleh karena peranan aturan demikian besar dalam hidup bermasyarakat maka

dengan sendirinya aturan harus dibuat, dipatuhi dan diawasi sehingga dapat

mencapai sasaran sesuai dengan maksudnya. Aturan dalam organisasi yang

(33)

organisasi dan pekerjaan dapat berjalan teratur dan terarah, oleh karena itu

harus dipahami oleh organisasi yang berkepentingan/bersangkutan. Setiap

aturan pada akhirnya menyangkut langsung ataupun tidak langsung kepada

orang, maka masalah manusia serta sifat kemanusiaannya harus menjadi

pertimbangan utama.

3. Faktor organisasi

Merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalan mekanisme

kegiatan pelayanan dalam usaha pencapaian tujuan.

Organisasi yang dimaksud disini ialah mengorganisir fungsi pelayanan baik

dalam bentuk struktur maupun mekanismenya yang akan berperan dalam

mutu dan kelancaran pelayanan.

4. Faktor kemampuan keterampilan

Yaitu kemampuan dan keterampilan petugas dalam melaksanakan pekerjaan.

Ada tiga kemampuan yang harus dimiliki, yaitu kemampuan manajerial,

skemampuan teknis, dan kemampuan membuat konsep. Dengan kemampuan

dan keterampilan yang memadai maka pelaksanaan tugas dapat dilakukan

dengan baik, cepat, dan memenuhi keinginan semua pihak, baik manajemen

(34)

5. Faktor sarana

Yaitu segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas lainnya yang

berfungsi sebagai alat utama dalam membantu pelaksanaan pekerjaan dan

juga berfungsi sosial dalam rangka kepentingan orang-orang yang sedang

berhubungan dengan organisasi kerja itu. Sarana ini meliputi peralatan,

perlengkapan alat bantu, dan fasilitas lain yang melengkapi seperti misalnya

fasilitas komunikasi.

Lovelock dan Wright (2005, 15) memberikan pendapat bagaimana

pemahaman tentang persepsi masyarakat yang senantiasa berubah yang dimulai dari

nilai dan kualitas jasa yang diberikan oleh aparatur pemberi pelayanan yakni dengan.

1. Memahami kemampuan sumber daya dan penyedia layanan.

2. Memahami arah pengembangan lembaga pelayanan agar nilai dan kualitas

yang diinginkan masyarakat terwujud

3. Memahami fungsi lembaga pelayanan agar nilai dan kualitas jasa produk

tercapai dan kebutuhan setiap stake holder terpenuhi.

1.5.3 Jenis-Jenis Pelayanan Publik

Pengelompokan jenis pelayanan publik didasarkan pada ciri-ciri dan sifat

kegiatan dalam proses pelayanan serta produkpelayanan yangdihasilkan menurut

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (KEMENPAN, Nomor

(35)

1. Jenis pelayanan administratif, yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit

pelayanan berupa kegiatan pencatatan, penelitian, pengambilan keputusan,

dokumentasi dan kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan

menghasilkan produkakhir berupa dokumen, misalnya, sertifikat, ijin-ijin,

rekomendasi keterangan tertulis dan lain-lain. Contoh jenis pelayanan ini

adalah: pelayanan sertifikat tanah, pelayanan administrasi kependudukan

(KTP, Kartu Keluarga, Akta Nikah, dll)

2. Jenis pelayanan barang, yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit

pelayanan berupa kegiatan penyediaan atau pengolahan bahan berwujud

fisik termasuk distribusi dan penyampaiannya kepada konsumen langsung.

3. Jenis pelayanan jasa, yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit

pelayanan berupa penyediaan sarana dan prasarana serta penunjangnya.

Pengoperasiaannya berdasarkan suatu system pengoperasian tertentu dan

pasti, produk akhirnya berupa jasa yang mendatangkan manfaat bagi

penerimanya secaralangsung dan habis terpakai dalam jangka waktu

tertentu.contoh jenis pelayanan ini adalah pelaanan angkutan darat, lautdan

udara, pelayanan kesehatan, pelayanan perbankan, pelayanan pos dan

(36)

4. Jenis pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan hokum dan

peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan publik mengatur

sendi-sendi kehidupan masyarakat.

1.5.3.1 Kartu Tanda Penduduk Elektronik/e-KTP

Secara sederhana, Kartu Tanda Penduduk elektronik/e-KTP adalah dokumen

kependudukan yang memuat system keamanan/pengendalian baik dari sisi

adminisrtasi ataupun teknologi berbasis pada basis data kependudukan nasional.

Yang didorong oleh pelaksanaan pemerintahan elektronik (e-Government) serta

untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, Kementrian Dalam

Negeri Republik Indonesia menerapkan suatu system informasi kependudukan yang

berbasis teknologi.

Menurut Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan, dijelaskan bahwa: "penduduk hanya

diperbolehkan memiliki 1 (satu) Kartu Tanda Penduduk yang tercantum Nomor

Induk Kependudukan (NIK).

Nomor Induk Kependudukan merupakan identitas tunggal setiap penduduk

dan berlaku seumur hidup". Nomor Nomor Induk Kependudukan yang ada di Kartu

Tanda Penduduk nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, Surat Izin

(37)

atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya. (Sumber:

Jepartners.wordpress.com/2013/ektp)

Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda

Penduduk berbasis Nomor Induk Kependudukan, yang berbunyi: “Kartu Tanda

Penduduk berbasis Nomor Induk Kependudukan memuat kode keamanan dan

rekaman elektronik sebagai alat verifikasi dan validasi data jati diri penduduk”.

Rekaman elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi biodata, tanda

tangan, pas foto, dan sidik jari tangan penduduk yang bersangkutan, Rekaman seluruh

sidik jari tangan penduduk disimpan dalam basis data kependudukan. Pengambilan

seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan

pada saat pengajuan permohonan Kartu Tanda Penduduk berbasis Nomor Induk

Kependudukan, Dengan ketentuan : Untuk Warga Negara Indonesia, dilakukan di

kecamatan; dan untuk orang asing yang memiliki izin tinggal tetap dilakukan di

instansi pelaksana, Rekaman sidik jari tangan penduduk yang dimuat dalam Kartu

Tanda Penduduk berbasis Nomor Induk Kependudukan sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) berisi sidik jari telunjuk tangan kiri dan jari telunjuk tangan kanan penduduk

yang bersangkutan; Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara

(38)

Adapun fungsi Kartu Tanda Penduduk elektronik adalah :

1. Sebagai identitas jati diri.

2. Berlaku nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat Kartu Tanda Penduduk

lokal untuk pengurusan izin, pembukaan rekening Bank, dan sebagainya.

3. Mencegah Kartu Tanda Penduduk elektronik ganda dan pemalsuan Kartu

Tanda Penduduk.

4. Terciptanya keakuratan data penduduk untuk mendukung program

pembangunan.

Berdasarkan pernyataan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi di situs

resmi Kartu Tanda Penduduk, Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) yang

diterapkan di Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan dengan Kartu Tanda

Penduduk yang diterapkan di Republik Rakyat Cina dan India.

Kartu Tanda Penduduk di Indonesia lebih komprehensif. Di Republik Rakyat Cina,

identity Card electronic (e-IC) nya tidak dilengkapi dengan biometrik atau rekaman

sidik jari identity Card electronic (e-IC) hanya dilengkapi dengan chip yang berisi

data perorangan yang terbatas.

Sedang di India, sistem yang digunakan untuk pengelolaan data

kependudukan adalah sistem UID (Unique Identification Data), sedangkan di

(39)

Unique Identification Data diterbitkan melalui pendaftaran pada 68 titik pelayanan,

sedangkan program Kartu Tanda Penduduk elektronik di Indonesia dilaksanakan di

lebih dari 6.214 kecamatan. Dengan demikian, Kartu Tanda Penduduk elektronik

yang diterapkan di Indonesia merupakan gabungan Identifikasi Data elektronik

Republik Rakyat Cina dan Unique Identification Data India, karena Kartu Tanda

Penduduk elektronik dilengkapi dengan biometrik dan chip.

Kartu Tanda Penduduk elektronik mempunyai keunggulan dibandingkan

dengan Kartu Tanda Penduduk biasa atau Kartu Tanda Penduduk nasional,

keunggulan-keunggulan tersebut diantaranya:

1. Identitas jati diri tunggal

2. Tidak dapat dipalsukan.

3. Tidak dapat digandakan.

4. Dapat dipakai sebagai kartu suara dalam Pemilu atau Pilkada

(E-voting).

Sidik jari yang direkam dari setiap wajib Kartu Tanda Penduduk elektronik

adalah seluruh jari (berjumlah sepuluh), tetapi yang dimasukkan datanya dalam chip

hanya dua jari, yaitu jempol dan telunjuk kanan. Sidik jari dipilih sebagai autentikasi

(40)

1. Biaya paling murah.

2. Lebih ekonomis daripada biometrik yang lain.

3. Bentuk dapat dijaga tidak berubah karena gurat-gurat sidik jari akan kembali

ke bentuk semula walaupun kulit tergores.

Syarat pengurusan Kartu Tanda Penduduk elektronik antara lain adalah:

1. Berusia 17 tahun.

2. Menunjukkan surat pengantar dari kepala desa atau kelurahan.

3. Mengisi formulir F1.01 (bagi penduduk yang belum pernah mengisi atau

belum ada data di sistem informasi administrasi kependudukan) ditanda

tangani oleh kepala desa atau kelurahan.

4. Foto kopi Kartu Keluarga (KK).

Adapun prosedur pengurusan Kartu Tanda Penduduk antara lain:

1. Pemohon datang ketempat pelayanan membawa surat panggilan.

2. Pemohon menunggu pemanggilan nomor antrian.

3. Pemohon menuju loket yang telah ditentukan.

4. Petugas melakukan verifikasi data penduduk dengan basis data.

5. Petugas mengambil foto pemohon secara langsung.

6. Pemohon membubuhkan tanda tangan pada alat perekam tanda tangan.

(41)

7. Petugas membubuhkan tanda tangan dan stempel pada surat panggilan yang

sekaligus sebagai bukti bahwa penduduk telah melakukan perekaman foto,

tanda tangan dan sidik jari.

8. Pemohon dipersilahkan pulang untuk menunggu hasil proses pencetakan 2

minggu setelah pembuatan.

(sumber: http://www.e-ktp.com/2011/06/hello-world).

1.6 Defenisi Konsep

Konsep merupakan istilah atau defenisi yang dipergunakan untuk

menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok, atau individu yang menjadi pusat

perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 2006: 33). Sehingga dengan konsep maka

penelitian bisa memahami unsure-unsur yang ada dalam penelitian, baik variabel,

indikator, parameter maupun skala pengukuran yang dikehendaki dalam penelitian.

Untuk dapat menemukan batasan yang lebih jelas maka dapat menyederhanakan

pemikiran atas masalah yang sedang penulisteliti, maka penulis mengemukakan

defenisi konsep sebagai berikut.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan, adalah suatu bentuk

dukungan dalam suatu instansi pekerjaan pemerintah dalam melaksanakan

tugasnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pada umumnya,

dan pemberian layanan berupa fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan masyarakat,

dimana pelayanan tersebut diselenggarakan oleh pemerintah pusat maupun

(42)

2. Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) adalah dokumen kependudukan

yang memuat system keamanan/pengendalian baik dari sisi adminisrtasi

ataupun teknologi berbasis pada basis data kependudukan nasional.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakangmasalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep,

defenisi operasional, dan system penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan

sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran atatu karakteristik lokasi

penelitian.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan

(43)

BAB V ANALISA DATA

Bab ini memuat pembahasan atau interpretasi dari data-data yang

disajikan pada bab sebelumnya.

BAB VI PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang telah

(44)

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif. Menurut Zuriah (2006: 47) penelitian dengan metode defkriptif adalah

penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala secara sistematis dan

akurat, mengenai sifat-sifat populasi pada suatu daerah tertentu, kemudian

menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya

diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat.

II.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Camat Kabupaten Dairi Kecamatan

Parbuluan yang bertempat di Desa Sigalingging Kabupaten Dairi.

II.3 Informan Penelitian

Hendrarso (Usman 2009: 56) menjelaskan bahwa kualitatif tidak

dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian yang dilakukan

sehingga subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian yang

dilakukan sehingga subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian

ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian tersebut sehingga akan memberikan

berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan penelitian

(45)

memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau informan

yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti, (2) informan

utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi soaial yang

diteliti,(3) informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi

walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti

(Hendarso dan Suyanto, 2005: 171-172).

Sehingga berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menentukan informan

dengan menggunakan teknik purposive Sampling yaitu pengambilan sampel sumber

data secara sengaja dan dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan itu misalnya

orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau

mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti untuk menjelajah

objek/situasi sosial yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, maka peneliti

menggunakan informan yang terdiri dari:

1. Informan kunci berjumlah 1 orang :

- Bapak Hutagaol yang berkedudukan sebagai Sekretaris Camat di

Kecamatan Parbuluan

2. Informan Utama berjumlah 2 orang:

- Bapak Sitorus yang berkedudukan sebagai Pegawai catatan sipil yang

ditugaskan di Desa Parbuluan 4.

- Bapak Siburian yang berkedudukan sebagai Pegawai catatan sipil yang

(46)

Selain itu, untuk memperkaya data yang akan diolah, maka peneliti juga

mengambil informan biasa/tambahan dengan teknik Accidental yaitupenarikan

sampel secara kebetulan. Maka yang akan menjadi informan tambahan adalah

masyarakat yang telah melakukan pengurusan Kartu Tanda Penduduk

elektronik/e-KTP pada periode tahun 2014.

II.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dibagi

menjadi dua cara, yaitu:

1. Pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan

penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap

dan berkaitan dengan masalah yang diteliti dan dilakukan melalui:

a. Metode wawancara (interwiew)

yaitu dengan cara wawancara mendalam untuk memperoleh data yang

lengkap dan mendalam dari informan. Metode ini dilakukan dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaanlangsung dan terbuka kepada

informan atau pihak yang berhubungan dan memiliki relevansi terhadap

masalah yang berhubungan denga penelitian.

Pewawancara adalah orang yang menggunakan metode wawancara

(47)

tersebut. Sedangkan informan adalah orang diwawancarai, dimintai

informasi oleh pewawancara. Informan merupakan orang yang

diperkirakan menguasai dan memahami data, informan ataupun fakta dari

suatu objek penelitian (Burhan Mungin, 2007:108).

b. Kuesioner (Quitionary)

Dalam hal ini penulis menyebarkan kuesioner kepada masyarakat yang

telah mengurus Kartu Tanda Penduduk elektronik (eKTP). Kuesioner

yang terdiri dari daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan beberapa

alternatif jawaban yang sudah tersedia.

c. Observasi (Observation)

Observasi yaitu dengan cara mengadakan langsung dan selanjutnya

mengadakan pencatatan terhadap gejala-gejala yang ditemukan di

lapangan.

2. Pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data dan informasi

yang diperlukan/diperoleh melalui catatan-catatan tertulis lainnya yang

(48)

a. Penelitian Kepustakaan (Library research)

Yaitu, pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, tulisan dan karya

ilmiah yang memiliki relevansi dan ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

b. Studi Dokumentasi ( Documentary)

yaitu, teknik yang digunakan dengan mengambil catatan tertulis, dokumen

arsip yang menyangkut masalah yang diteliti yang berhubungan dengan

instansi terkait.

II.5 Teknik Analisa Data

Sebagai langkah pertama, penelitian akan mentabulasi data yang diperoleh

dari kuesioner ke dalam tabel distribusi frekuensi. Tabulasi tabel distribusi frekuensi

tersebut akan disajikan untuk kemudian diinterpretasikan. Dengan teknik analisa data

seperti ini diharapkan data yang ada dapat tersajikan dengan baik sehingga masalah

(49)

III.1 Gambaran Umum Kecamatan Parbuluan IV

Sebagaimana terbentuknya kecamatan dan kelurahan yang tertulis dalam

peraturan Daerah Kabupaten Dairi No. 4 Tahun 2008 yang terdiri dari 15 Kecamatan

di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, Indonesia. Salah satunya adalah Kecamatan

Parbuluan.

Pada Tahun 2013 hingga tahun 2014 Kecamatan ini memiliki penduduk

sebanyak 53000 jiwa, dengan memiliki luas daerah 130,90 km2. Kecamatan

“parbuluan” terdiri dari 11 desa yang dimulai dari Desa Bangun hingga desa

Simarlopuk yang merupakan jalan lintas menuju Danau Toba. Kecamatan Parbuluan

pada umumnya adalah dataran tinggi yang memiliki suhu daerah dingin. Penduduk

di Kecamatan parbuluan pada umumnya adalah suku Batak Toba, Nias, Batak Karo,

Jawa, dan lain sebagainya.

Desa Parbuluan IV adalah salah satunya desa yang memiliki potensi pertanian

yang cukup memadai untuk kebutuhan masyarakatnya, desa Parbuluan IV memiliki

jumlah masyarakat 3113 jiwa, akan tetapi masyarakat Desa Parbuluan IV belum

terlalu mementingkan pendidikan, hal; tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan

masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi kalangan anak-anak mereka untuk

(50)

III.2 Letak Geografis Kecamatan Parbuluan

Secara garis besar kawasan Kecamatan Parbuluan merupakan kawasan

pedesaan yang bernuansa Lingkungan dan sarana pendidikan namun demikian masih

memiliki lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana kawasan pusat pertanian

yang bernilai ekonomis, apabila dikembangkan secara profesional.

Namun perkembangan wilayah menuntut lain, dimana laju pertumbuhan

penduduk menuntut kebutuhan pokok terutama tempat tinggal dan prasarana sosial

lainnya. Dalam rangka mengantisipasi lajunya pembangunan pedesaan yang tidak

mengalami perkembangan sehingga dengan demikian perlu adanya penataan ruang

Kecamatan parbuluan.

Kecamatan Parbuluan berbatasana dengan:

- Sebelah Barat : Kabupaten Pakpak Bharat

- Sebelah Timur : Danau Toba Silalahi

- Sebelah Selatan : Kabupaten Samosir

- Sebelah Utara : Desa Sitinjo

Kecamatan Parbuluan terdiri dari 6 desa, yakni anatar lain Desa Parbuluan I

(Desa Parbuluan), Desa Parbuluan II (Des Lumban Julu), Desa Parbuluan III (Desa

Parbakkalan), Desa Parbuluan IV (Desa Sigalingging), Desa Parbuluan V (Desa

(51)

Secara topografi Desa Parbuluan IV memiliki area seluas 300 Ha yang terdiri

dari 2 bagian desa, yakni Desa Sigalingging dan Desa Sitohang, dengan batas wilayah

sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Parbuluan I

- Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Parbuluan III

- Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Laehole

- Sebelah Timur berbatasan dengan : Desa Parbuluan VI

III. 3 Struktur Organisasi Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Dairi

Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 05 Tahun 2008

tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah

Kabupaten Dairi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Dairi

Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Dairi

Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Dairi maka struktur organisasi Dinas Kependudukan

(52)

Sumber Data : Kantor Camat Parbuluan Dairi, Profil 2013

KASUBBAG UMUM KASSUBAG

KEUANGAN KASUBBAG PROG & LAP

KABID CATATAN SIPIL KABID RENBANGDUK KABID DAFDUK KASI ADVOKASI

& REVISI KASI PENYULUHAN

(53)

1. Sekretariat

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

2. Sub bagian Keuangan

3. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan

2. Bidang Pendaftaran Penduduk

1. Seksi Identitas Penduduk

2. Seksi perpindahan dan Mutasi Penduduk

3. Seksi Pencatatan dan Pelaporan Identitas dan Mutasi Penduduk

3. Bidang Pencatatan Sipil

1. Seksi Pembuatan Akta Kelahiran, Kematian dan Pengangkatan anak

2. Seksi Pembuatan Akta Perkawinan dan Pembatalan Perkawinan

3. Seksi Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Akta Pencatatan Sipil

4. Bidang Pengolahan Data dan Informasi Administrasi Kependudukan

1. Seksi Administrasi Analisa Data dan Informasi Kependudukan.

2. Seksi Pengembangan Aplikasi Sistem Kependudukan.

3. Seksi Dokumentasi dan Proyeksi Kependudukan.

1. SUSUNAN KEPEGAWAIAN DAN PERLENGKAPAN

Dinas Kepemdudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Dairi memiliki dua puluh satu

orang Pegawai Negeri Sipil ditambah tiga puluh lima orang Pegawai Honorer sebagai

(54)

1. Kepala Dinas : 1 Orang

2. Sekretaris : 1 orang

3. Kepala Bidang : 3 Orang

4. Kepala Sub Bagian : 3 Orang

5. Kepala Seksi : 9 orang

6. Pelaksana Gol. III : 1 orang

7. Pelaksana Gol II : 3 orang

8. Tenaga operator : 350 orang termasuk operator pada 35

kecamatan

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai Dinas yang baru dibentuk,

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Dairi belum memiliki sarana dan

prasarana yang memadai antara lain belum adanya gedung kantor dan peralatan

perlengkapan penunjang lainnya seperti alat tulis kantor (computer) sehingga secara

otomatis menghambat kelancaran pelaksanaan tugas.

1. TUGAS DAN FUNGSI

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab.Dairi melaksanakan tugas pokok

dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang administrasi

kependudukan. Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud, Dinas Kependudukan

(55)

1. Pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data yang berbentuk data base

serta analisis data untuk penyusunan program kegiatan.

2. Perencanaan strategis pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab.

Dairi.

3. Perumusan kebijakan teknis bidang kependudukan dan Pencatatan sipil.

4. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan urusan umum bidang

kependudukan dan pencatatan sipil.

5. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kependudukan dan pencatatan sipil

6. Pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta evaluasi dan pelaporan

penyelenggaran bidang kependudukan dan pencatatan sipil.

7. Pelaksanaan standart pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan pada

bidang kependudukan dan pencatatan sipil.

8. Penyelenggaraan kesekretariatan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

9. Pelayanan pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi

administrasi kependudukan dan penyerasian perkembangan kependudukan

10.Pengkoordinasian integrasi dan sinkronisasi kegiatan di bidang administrasi

kependudukan dan penyerasian perkembangan kependudukan dilingkungan

pemerintah daerah

11.Pembinaan kepada masyarakat tentang kependudukan dan pencatatan sipil

12.Pelaksanaan kerjasama dengan lembaga Pemerintah dan lembaga lainnya

13.Koordinasi dengan instansi terkait dalam hal kebijakan kependudukan, tertib

(56)

14.Pelaksanaan system informasi administrasi kependudukan.

15.Pembangunan dan pengembangan jaringan komunikasi data kependudukan.

16.Perlindungan data pribadi penduduk dalam proses dan hasil pendaftaran

penduduk, pencatatan sipil pada data base kependudukan.

17.Pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia pengelola pendaftaran

penduduk, Pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan

dan penyerasian perkembangan kependudukan.

18.Pengawasan dan pengendalian atas penyelenggaraan pendaftaran penduduk,

pencatatan sipil pengelolaan informasi administarasi kependudukan dan

penyerasian perkembangan kependudukan

III.4 Potensi Wilayah DesaParbuluan IV

Potensi wilayah yang berada di Desa Parbuluan IV meliputi potensi Sumber

Daya Alam, Jumlah Penduduk dan potensi kelembagaan yang ada.

III.4.1 Potensi Sumber Daya Alam

Luas wilayah Desa Parbuluan IV adalah 180 Km2, yaitu terdiri dari:

a. Luas Tanah Perkebunan rakyat : ± 25 Ha

b. Luas Tanah Perkebunan swasta : ± 30 Ha

(57)

III.4.2 Jumlah Penduduk

Sampai dengan Bulan Desember 2013, jumlah penduduk di Desa Parbuluan

IV adalah berjumlah 3.113 jiwa, terdiri dari 800 Kepala keluarga dengan klasifikasi

sebagai berikut.

a. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

menurut jenis kelamin dan usia penduduk maka jumlah penduduk di Desa

[image:57.595.116.512.443.670.2]

Parbuluan IV berjumlah sebanyak:

Tabel 1

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Penduduk

No

Kelompok Umur

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki Perempuan F %

1 0-6 127 146 273 8.76

2 6-13 127 118 245 7.87

3 13-19 110 127 237 7.61

4 19-25 111 145 256 1.82

5 25-31 93 102 195 1.62

6 31-38 112 145 257 1.82

7 38-45 152 166 318 1.12

8 45-52 153 165 318 1.102

9 52-60 159 166 325 10.44

10 60-68 168 168 336 10.79

11 68-75 171 183 354 11.37

Total 1483 1456 3113 100

(58)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk di Kecamatan

Parbuluan IV berada pada kelompok umur 168 tahun keatas yaitu laki-laki berjumlah

171 jiwa dan perempuan berjumlah 183 jiwa, jadi total semuanya adalah 354 jiwa.

Sedangkan minoritas penduduk berada pada kelompok umur 25-31 tahun. laki-laki

berjumlah 93 jiwa dan perempuan berjumlah 102 orang, Sehingga total jumlahnya

adalah 195 jiwa.

b. Jumlah Penduduk Menurut agama

Menurut agama dan keyakinan yang dianut, penduduk Desa Parbuluan IV

menganut 3 jenid agama yang terdiri dari Islam,Kristen Protestan, dan Kristen

[image:58.595.109.514.516.610.2]

Khatolik. Berikut adalah uraiannya yang dijelaskan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2

Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama

Jumlah

F %

1 Islam 213 6.842

2 Kristen Protestan 2705 86.893

3 Kristen Khatolik 195 6.264

TOTAL 3113 100

Sumber: Kantor Camat Parbuluan Dairi, Profil 2012

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas agama penduduk

Kecamatan Parbuluan IV adalah agama Kristen Protestan yang berjumlah 2705 dan

(59)

c. Jumlah Penduduk Menurut Suku Bangsa

Adapun suku bangsa yang terdapat di Desa Parbuluan IV adalah sebagai

[image:59.595.111.510.319.458.2]

berikut yang akan diuraikan dalam sebuah tabel.

Tabel 3

Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa

No Suku Bangsa Jumlah

F %

1 Batak 2990 96.4

2 Nias 60 1.92

3 Jawa 50 1.6

4 Flores 10 0.32

5 China 3 0.96

Total 3113 100

Sumber: Kantor Camat Parbuluan Dairi, Profil 2012

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk Kecamatan

Parbuluan IV Bersuku Bangsa Batak yaitu berjumlah 2990 jiwa. Dan minoritas

penduduk adalah China berjumlah 3 jiwa.

d. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan faktor penting dalam menentukan

perkembangan pembangunan suatu wilayah. Sumber Daya Manusia yang

berpendidikan tentunya sangat membantu pembangunan yang ada. Penduduk di Desa

(60)
[image:60.595.110.513.218.373.2]

Tabel 4

Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah

F %

1 Belum Sekolah 113 3,629

2 Tidak Pernah Sekolah 200 6,424

3 SD/Sederaajat 300 9,637

4 SMP/Sederajat 1000 32,123

5 SMU/Sederajat 500 16,616

6 D3/Sederajat 500 16,616

7 S1/Sederajat 500 16,616

Total 3113

100 Sumber: Kantor Camat Parbuluan Dairi, Profil 2012

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah penduduk di Kecamatan

parbuluan IV mempunyai tingkat pendidikan SMP/Sederajat Sebanyak 1000 jiwa dan

minoritas penduduk SMU/Sederajat sebanyak 500 jiwa.

III. 4. 4 Potensi Kelembagaan di Desa Parbuluan IV

Potensi kelembagaan di desa Parbuluan IV meliputi lembaga ekonomi,

(61)

a. Lembaga Ekonomi

Lembaga ekonomi yang ada di desa Parbuluan IV terdiri dari:

- Warung makan : 4 warung

- Kedai Kelontong : 4 kios

- Bengkel : 2 bengkel

- Toko : 6 toko

- Percetakan/Fotocopy : 3 percetakan

- Pasar Tradisional : 1 Pasar Jumat

b. Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan yang berada di Desa Parbuluan IV meliputi:

- Taman Kanak-kanak : 2 sekolah

- SD/Sederajat : 3 sekolah

- SLTP : 1 sekolah

- SMA : 1 sekolah

c. Lembaga Peribadatan

- Mesjid : 1 Mesjid

(62)

d. Sarana Kesehatan

- Posyandu : 1 unit

- Pusat Kesehatan Masyarakat : 1 unit

(63)

IV.1 Karakteristik Responden

Pada penelitian ini penulis mengambil responden sebanyak 28 orang yang

kemudian akan diklasifikasi sebagai berikut:

1. Bapak Hutagaol, yakni sebagai Sekretaris camat, Bapak Sitorus dan Bapak

Siburian yang posisinya berkedudukan sebagai pegawai catatan sipil yang

ditempatkan bertuga di Kantor Camat Parbuluan.

2. Masyarakat yang mengurus Kartu Tnada Penduduk Elektronik pada periode

tahun 2013-2014.

Berikut ini penelitian akan mengklasifikasi responden penelitian yang

[image:63.595.113.510.590.655.2]

dimaksud:

Tabel 5

Responden Penelitian

NO Responden Jumlah Persentase

1 Pegawai 3 10,714

2 Masyarakat 25 89,285

Jumlah 28 100

(64)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa yang menjadi responden

dalampenelitian ini terdiri dari masyarakat yaitu berjumlah 26 orang (89,285%) yang

diambil peneliti dari jumlah masyarakat yang sedang mengurus Kartu Tanda

Penduduk Elektronik pada tahun 2013-2014 di Kecamatan Parbuluan IV.

Selain masyarakat juga dibutuhkan pegawai yang bekerja di Kntor Camat

Parbuluan sebagai informan yang berjumlah 3 orang (10,714%). Diambil pegawai

desa sebagai informan dalam penelitian ini adalah guna mengetahui dan memperoleh

informasi mengenai factor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan Kartu

Tanda Penduduk Elektronik di Desa Parbuluan IV.

1. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Usia

Untuk sebaran kuisioner kepada masyarakat yang mengurus Kartu Tanda

[image:64.595.116.514.580.684.2]

Penduduk Elektronik berdasarkan tingkat usia dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6

Identitas Responden Masyarakat Berdasarkan Tingkat Usia

No Usia Jumlah Persentase (%)

1 17-26 Tahun 11 44

2 27-36 Tahun 11 44

3 37-46 Tahun 2 0,5

4 >46 Tahun 1 0,25

Jumlah 25 100

(65)

Berdasarkan tabel 6 dapat dikatakan bahwa masyarakat yang mengurus Kartu

Tanda Penduduk Elekronik adalah mayoritas usia 17-26 Tahun, dan 27-36 Tahun

yakni 44 % yang masing-masing berjumlah 11 orang. Sedangkan masyarakat yang

berumur 46 tahun sudah sedikityang melakukan pengurusan Kartu Tanda Penduduk

elektronik sebanyak 2 orang dan yang dijadikan responden adalah berjumlah 25

orang.

Hal ini berarti mayoritas responden adalah masyarakat yang berada pada usia

produktif yaitu antara 17-36 tahun. Karena pada usia seperti itulah masyarakat lebih

membutuhkan Kartu Tanda Penduduk Elektronik, walaupun tidak dipungkiri bahwa

masih ada masyarakat berusia diatas 37 tahun yang mengurus Kartu Tanda Penduduk

elektronik. Hal ini juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan Bapak Sitorus

selaku pegawai yang menangani pengurusan Kartu Tanda Penduduk Elektronik

tersebut. Dan bapak Sitorus mengatakan bahwa seseorang yang ingin mengurus Kartu

Tanda Penduduk Elektronik tidak dibatasi oleh usia, asalkan masyarakat tersebut

(66)
[image:66.595.110.514.255.317.2]

2. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 7

Identitas Responden Masyarakat Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki-Laki 10 40

2 Perempuan 15 60

Jumlah 25 100 Sumber:Penelitian Lapangan, Mei 2014

Dari tabel diatas dapatdiketahui bahwa jumlah responden masyarakat yang

berjenis kelamin laki-laki adalah lebih banyak yakni berjumlah 15 orang dari 25

orang masyarakat yang menjadi responden dengan presentase 60 %. Sedangkan

responden perempuan hanya berjumlah 10 orang (40%).

Hal ini menunjukkan bahwa yang mengurus Kartu Tanda Penududk

Elektronik di Desa Parbuluan IV didominasi olehlaki-laki daripada responden

perempuan. Walaupun terdapat perbedaan jenis kelamin tetpaibperbandingan antara

laki-laki dan perempuan juga hamper merata. Dalam proses pengurusan Kartu Tanda

(67)

3. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Untuk sebaran responden masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan dapat

[image:67.595.111.498.292.395.2]

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 8

Identitas Responden Masyarakat Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

1 Sekolah Dasar - -

2 SLTP/Sederajat 4 16

3 SMA/Sederajat 14 56

4 D1/D2/D3 2 8

5 S1 5 20

Jumlah 25 100

Sumber: Penelitian Lapangan, Mei 2011

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden masyarakat yang

mengurus Kartu Tanda Penduduk Elektronik/e-KTP di Desa Parbuluan IV banyak

yang berpendidikan terakhir SMA/Sederajat yakni sebanyak 14 (56%).

Pada dasarnya tingkat pendidikan bukan merupakan persyaratan dalam

melaksanakan pengurusan Kartu Tanda Penduduk Elektronik/e-KTP. Tetapi

melainkan berdasarkan berdasarkan observasi yang dilaksanakan oleh peneliti

sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan responden ternyata sangat

mempengaruhi pemahaman akan pentingnya identitas yang sedang berlaku di tengah

(68)

4. Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan

Untuk sebaran responden masyarakat berdasarrkan pekerjaan dapat

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pula dengan wilayah Jawa Timur, sebagai salah satu wilayah yang rawan bencana (±35 Kabupaten/Kota), dengan bentangan alam yang cukup luas serta jumlah

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Dalam pelaksanaan siklus 3 peneliti bertindak sekaligus sebagai Guru untuk mengamati, meneliti mendokumentasi dan menjalankan aktifitas pengajaran sesuai dengan RPP

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Sebenarnya tidak ada konsep umum yang tepat mengenai sistem pengendalian internal (internal control) terhadap kas yang secara mutlak baik untuk diterapkan di semua

Hasil penelitian ini menunjukkan strategi-strategi yang disempurnakan dalam episode Stadion Rawa Badak meliputi Strategi Pemilihan Bintang Tamu yang sedang naik daun dan

Artinya: ‘Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami beerikan kepada mereka ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang Al Kitab), kemudian dia melepas diri

Penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat oksidasi lipid plasma tikus yang diberi VCO mengandung ekstrak wortel relatif sama dengan yang diberi VCO tanpa ekstrak wortel,