• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS IMPELEMENTASI PENDIDIKAN NILAI KARAKTER KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS IMPELEMENTASI PENDIDIKAN NILAI KARAKTER KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DASAR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS IMPELEMENTASI PENDIDIKAN NILAI KARAKTER

KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DASAR

Candra Dewi Universitas PGRI Madiun

candra_cincun@yahoo.com

Abstrak

Salah satu permasalahan yang sering dialami oleh seorang guru dalam menanamkan pendidikan karakter di sekolah yaitu siswa sering tidak disiplin dalam mengikuti pembelajaran ditandai dengan ada beberapa siswa yang masih terlambat masuk sekolah dan siswa tidak disiplin dalam mengerjakan tugasnya tepat waktu. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis implementasi pendidikan nilai karakter kedisiplinan di Sekolah Dasar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa fakta dan informasi implementasi pendidikan karakter kedisiplinan di Sekolah Dasar. Pada penelitian ini sumber datanya adalah guru dan siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari (a) observasi, (b) wawancara, dan (c) tes. Pada penelitian ini keabsahan data menggunakan triangulasi data. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data model interaktif. Penerapan pendidikan karakter kedisiplinan menggunakan metode-metode tertentu supaya implementasinya dapat tercapai dengan baik. Untuk membentuk karakter disiplin siswa di SDN tanjung 3 Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan diperlukan peran dari guru dalam membentuk karakter disiplin siswa.

Kata Kunci: pendidikan karakter, disiplin, sekolah dasar

PENDAHULUAN

Pendidikan karakter kini memang menjadi isu utama pendidikan. Selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, pendidikan karakter ini pun diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam meningkatkan derajat dan martabat bangsa Indonesia. Di

lingkungan Kemdiknas sendiri,

pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan di seluruh jenjang pendidikan yang dibinannya. Pembentukan karakter itu dimulai dari fitrah yang diberikan Tuhan, yang kemudian membentuk jati diri dan prilaku.

Dunia pendidikan diharapkan sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi pembangunan karakter sehingga anggota masyarakat mempunyai kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap memperhatikan norma-norma di masyarakat yang telah menjadi kesepakatan bersama. Pembangunan karakter dan pendidikan karakter menjadi suatu keharusan karena pendidikan tidak

hanya menjadikan peserta didik menjadi cerdas, akan tetapi juga mempunyai budi pekerti dan sopan santun sehingga keberadannya sebagai anggota masyarakat menjadi bermakna baik bagi dirinya maupun orang

lain

Sekolah merupakan lembaga pendidikan selain keluarga dan lingkungan yang menjamin untuk mampu melewati tahapan perkembangan dengan lancar dan optimal. Sekolah sebagai lembaga sosial yang tepat untuk mendampingi anak di setiap tahapan

perkembangannya. Sekolah juga

memberikan pembagian jenjang yang sesuai dengan tahapan perkembangan dan tujuan tahapan perkembangan. Meskipun sekolah memberikan perlakuan yang setara bagi setiap individu, namun antara individu yang berbeda usia dan kebutuhan belajar akan dibedakan dengan adil. Sekolah merupakan lembaga akademik

dengan tugas utamanya

menyelenggarakan pendidikan dan mengembangkan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni. Tujuan pendidikan,

(2)

sejatinya tidak hanya mengembangkan keilmuan, tetapi juga membentuk kepribadian, kemandirian, keterampilan sosial, dan karakter. Oleh sebab itu, berbagai program dirancang dan diimplementasikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, terutama dalam rangka pembinaan karakter.

Pada dasarnya disiplin merupakan kebutuhan dasar bagi perkembangan perilaku anak mengingat masa ini merupakan masa yang sangat efektif untuk pembentukan perilaku moral anak. Setiap anak memiliki potensi memahami aturan yang berkembang pada setiap tahap kehidupannya. Disiplin diperlukan untuk membantu penyesuaian pribadi dan sosial anak. Lickona (2013) menjelaskan bahwa melalui disiplin anak dapat belajar berperilaku sesuai dengan cara yang disetujui oleh lingkungan sosial. Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu lingkungan tertentu. Kesadaran itu antara lain, kalau dirinya berdisiplin baik maka akan memberi dampak yang baik bagi keberhasilan dirinya pada masa depannya. Disiplin juga menjadi sarana pendidikan. Dalam mendidik disiplin berperan

mempengaruhi, mendorong,

mengendalikan, mengubah, membina dan membentuk perilaku-perilaku tertentu sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan, diajarkan dan diteladankan. Karena itu, perubahan perilaku seseorang termasuk prestasinya merupakan hasil dari suatu proses pendidikan dan pembelajaran yang terencana, informal atau otodidak. Orang yang disiplin selalu membuka diri untuk mempelajari banyak hal. Sebaliknya, orang yang terbuka untuk belajar selalu membuka diri untuk belajar berdisiplin dan mendisiplikan dirinya

Maka dari itu dapat dikatakan disiplin sangat penting pengaruhnya dalam proses pembentukan perilaku anak. Disiplin perlu ditanamkan sejak usia

Sekolah Dasar karena hal tersebut akan berpengaruh pada perkembangan moral Anak di masa yang akan datang. Agar penanaman disiplin anak tidak keliru, maka perlu adanya penyelenggaraan pendidikan karakter disiplin yang tepat oleh orang tua dan guru sehingga anak dapat berperilaku dengan tepat.

Menurut Rimm (2003)

penanaman disiplin perlu dimulai sejak dini. Disiplin bukanlah pengekangan terhadap anak dan bukan juga pemberian kebebasan mutlak terhadap anak. Disiplin mengarahkan agar anak belajar mengenai hal- hal baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasanya kelak. Disiplin diri diharapkan akan membuat hidup mereka bahagia, berhasil, dan penuh kasih sayang.

Kedisiplinan siswa menjadi sangat berarti bagi kemajuan sekolah (Nursito, 2002: 78). Di sekolah yang tertib akan selalu menciptakan proses pembelajaran yang baik. Sebaliknya, pada sekolah yang tidak tertib kondisinya akan jauh berbeda. Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dianggap biasa dan untuk memperbaiki keadaan yang demikian tidaklah mudah. Hal ini diperlukan kerja keras dari berbagai pihak untuk mengubahnya sehingga, berbagai jenis pelanggaran yang dilakukan terhadap siswa perlu dicegah dan ditangkal karena dapat mengganggu prestasi belajar siswa.

Di lingkungan internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang pelanggaran dari tingkat ringan sampai pelanggaran tingkat tinggi seperti: mengabaikan pelanggaran tata tertib sekolah, khususnya tentang berpakaian dan berpenampilan, membolos, ketahuan merokok di lingkuangan sekolah, terlambat masuk sekolah, geng siswa, , pertikaian antar siswa, dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Salah satu permasalahan yang sering dialami oleh seorang guru dalam menanamkan pendidikan karakter di

(3)

sekolah yaitu siswa sering tidak disiplin dalam mengikuti pembelajaran ditandai dengan ada beberapa siswa yang masih terlambat masuk sekolah dan siswa tidak disiplin dalam mengerjakan tugasnya tepat waktu. Berdasarkan fakta yang diperoleh pada observasi pertama maka pendidikan karakter berupa kedisiplinan di SDN Tanjung 3 Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan masih kurang efektif atau masih rendahnya kualitas karakter.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabel, tetapi semua kegiatan, keadan, kejadian, aspek komponen dan variable berjalan apa adanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pendidikannkarakter melalui kultur sekolah. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tanjung 2 Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan. SD tersebut sudah melaksanakan pendidikan karakter dalam prosess pembelajaran.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas IV dan selusuh siswa kelas IV SDN Tanjung 3 yang berjumlah 12 siswa. Kepala Sekolah dan Koordinator sekolah dasar di SDN Tanjung 3 Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan.

Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiono (2009:305) dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau

alat penelitian adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi: pemahaman metode penelitian kualitatif,

penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun logiknya. Peneliti kualitatif sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiono, 2009:306).

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participation observation), wawancara mendalam (in depth intervieu) dan dokumentasi.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data model interaktif. Tiga hal utama analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman (1992: 19-20) yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pendidikan karakter merupakan upaya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa. Menanamkan karakter

siswa di SDN Tanjung 3 Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan secara kontinyu atau berkelanjutan akan mengembangkan kebiasaan atau perilaku siswa yang terpuji.

SDN Tanjung 3 Kecamatan Bendo

Kabupaten Magetan mengadakan

program-program pendidikan karakter yang ada di sekolah dalam upaya meningkatkan kedisiplinan siswa. Program-program tersebut antara lain:

1. Pembiasaan 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan Santun dan Shodaqoh

Pembiasaan 5 S di SMP Negeri 2 Pekalongan dilakukan ketika siswa

(4)

bertemu dengan guru mereka senyum salam sapa seraya berjabat tangan dengan guru yang mereka temui. Siswa juga bersikap sopan dan santun baik terhadap guru, karyawan, staff TU, teman sebaya dan warga sekolah. Dari keadaan di atas dapat dianalisis bahwa pembiasaan 5 S dapat

memberikan keakraban dan

mempunyai rasa saling peduli bagi semua warga SMP Negeri 2

Pekalongan. Siswa lebih

menghormati guru, bersikap ramah dan bertutur kata sopan dan santun baik ketika di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.

2. Shalat Dhuha dan Shalat Dzuhur berjamaah

Shalat Dhuha berjamah dilakukan pada jam istirahat pertama di Sekolah dan Shalat dhuhur berjamaah dilakukan pada setelah bel pulang sekolah yang biasa diimami oleh pak guru. Kegiatan shalat dilakukan di mushola sekolah. Dengan adanya kegiatan pembiasaan shalat dluhur berjamaah di sekolah, maka akan membentuk karakter religius siswa dan melaksanakan shalat wajib dengan disiplin. Artinya tepat pada waktunya, tidak menunda-nunda. 3. Infak Sosial Siswa

Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan dalam membentuk karakter siswa adalah dengan program infaksosial siswa. Program ini dilaksanakan setiap hari jumat. Ketua kelas atau perwakilannya mengambil tempat yang berbentuk kotak untuk digunakan dalam penarikan infak. Masing-masing kelas mencatat hasil yang diperoleh infak untuk disetorkan kepada guru.

4. Pemberian bak sampah di depan setiap kelas

Bak sampah yang diberikan di depan masing-masing kelas sangat membantu siswa untuk melatih sikap peduli terhadap lingkungan, cinta

terhadap lingkungan dan disiplin dalam membuang sampah pada tempatnya,

5. Pemberian bak cuci tangan di depan setiap kelas

Setiap kali siswa setelah mereka selesai bermain atau mau makan sesuatu, siswa tersebut dilatih untuk mencuci tangan terlebi dahulu di bak yang sudah disediakan di depan kelas masing-masing. Mencuci tangan selain memberikan karakter kedisiplinan juga mengajarkan siswa untuk peduli terhadap kesehatan diri sendiri.

Penerapan pendidikan karakter

kedisiplinan menggunakan metode-metode tertentu supaya implementasinya dapat tercapai dengan baik. Salah satu metodenya yaitu metode pembiasaan. Metode pembiasaan merupakan cara yang dilakukan untuk membentuk tingkah laku siswa yang dilakukan secara terus-menerus. Pembiasaan yang dilakukan bukan untuk memaksa siswa agar melakukan sesuatu secara otomatis, melainkan agar siswa dapat melaksanakan segala kebaikan dengan mudah tanpa merasa susah atau berat hati. Selain itu

metode Pemberian Reward and

Punishment juga diterapkan di sekolahan ini dimaksudkan Untuk mendorong dan mempercepat proses pendidikan karakter, sebaiknya pihak lembaga pendidikan memberikan reward kepda siswa yang berprestasi dan sanksi kepada siswa yang

gagal. Kemudian sekolah juga

menerapkan metode keteladanan yaitu memberi contoh, baik berupa tingkah laku, sifat, cara berfikir, dan sebagainya. Banyak ahli pendidikan yang berpendapat bahwa dengan teladan merupakan metode yang paling berhasil guna.

KESIMPULAN DAN SARAN

Untuk membentuk karakter disiplin siswa di SDN tanjung 3 Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan diperlukan peran dari guru dalam membentuk karakter disiplin

(5)

siswa. Adapun peran tersebut yaitu: Pertama, pelaksanaan pembiasaan merupakan cara yang dilakukan untuk membentuk tingkah laku siswa yang dilakukan secara terus-menerus. Kedua, Pemberian Reward and Punishment juga diterapkan di sekolahan ini dimaksudkan Untuk mendorong dan mempercepat proses pendidikan karakter. Ketiga, memberikan keteladanan yang baik dari guru.

Untuk melaksanakan semua itu, guru harus menjalankan perannya dengan baik dalam membentuk karakter disiplin siswa disekolah. Hal tersebut ditunjang dengan adanya peraturan sekolah yang menerapkan sanksi point terhadap pelanggaran kedisiplinan. Dengan penerapan peraturan tersebut diharapkan dapat membentuk karakter disiplin siswa Guru memegang peranan sentral dalam keberhasilan dalam pembelajaran dan ketertiban lingkungan sekolah, maka dari itu guru diharapkan terus melakukan pembinaan, pengarahan, dan inovasi dalam pembelajaran supaya dapat tetap memberikan keteladanan khususnya dalam kedisiplinan yang selama ini ditanamkan dan dibentuk pada diri siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press. Daryanto & Suryatri Darmiatun. 2013.

Implementasi Pendidikan

Karakter di Sekolah.

Yogyakarta: Gava Media

Doni Koesoema, A. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo

Fathurrohman, dkk. 2013. Pengembangan

Pendidikan Karaktern.

Bandung: PT Refika Aditama, Lickona, Thomas. 2003. Character

Matters: How to Help Our

Children Develop Good

Judgement, Integrity, and Other Essential Virtues. New York: Simon & Schuster.

llen, Jane Elizabeth dan Marilyn Cheryl. 2005. Disiplin Positif, terj. Imam Machfud. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Priyodarminto, Soegeng. 1994. Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: Pradnya Paramita.

Rimm, S. Alih Bahasa Lina Jusuf. 2003. Mendidik dan menerapkan disiplin pada anak prasekolah. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Rusdianto, (ed.), 2012. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogjakarta: DIVA Press.

(6)
(7)

Referensi

Dokumen terkait

Perta ma, Kebutuhan manusia atau kebutuhan ektsitensial adalah keterhubungan (relatedness), dorongan untuk bersatu dengan satu orang atau lebih yang dilakukan

 10 naskah tingkat SMA/MA dan 10 naskah tingkat SMK yang masuk nominasi akan dihubungi panitia dan diundang ke UPT Pelayanan dan Pengembangan Bahasa untuk

Begitu juga dengan menggenggam kemenangan yang terdapat pada contoh 8b, yang merupakan suatu hal yang abstrak tetapi dianggap sebagai suatu benda.. Dari contoh di atas,

Oleh sebab itu diperlukan kegiatan konservasi yang mengupayakan kelestarian kemampuan lingkungan sekaligus membangun masyarakat di sekitar DAS dengan meningkatkan ekonomi

indikator selanjutnya mengenai sikap terhadap pemahaman manajer pada pertanyaan ke-12 dan 13, pada pertanyaan ke-12 pilihan jawaban terbanyak pada mahasiswa akuntansi

Data hasil perhitungan menggunakan skala likert bahwa rerata skor pernyataan sangat tidak setuju dengan peraturan pemerintah untuk menerapkan isu lingkungan dalam aktivitas usaha

Maka pentinglah mengetahui pula ajaran sosial gereja pada Gaudium et spes (KV II, 1965), Deklarasi Medellín (hasil konferensi para uskup Amerika Latin di dalam sidang umum

a) Upaya Pre-emtif yaitu Usaha-usaha yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai moral yang baik sehingga nilai-nilai tersebut tertanam dalam diri seseorang, upaya