• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH COMPUTER ANXIETY TERHADAP KEMAMPUAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KEAHLIAN MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH COMPUTER ANXIETY TERHADAP KEMAMPUAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KEAHLIAN MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

61

PENGARUH COMPUTER ANXIETY TERHADAP KEMAMPUAN MAHASISWA

AKUNTANSI TERHADAP KEAHLIAN MAHASISWA AKUNTANSI

DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER

Rafki RS, SE., MM

(Universitas Maritim Raja Ali Haji)

ABSTRAKSI

Computer Anxiety adalah kecenderungan seseorang menjadi

susah, khawatir, cemas, atau ketakutan mengenai penggunaan komputer di masa sekarang atau di masa mendatang. Menurut beberapa penelitian terdahulu, computer anxiety ini dapat mempengaruhi keahlian seseorang dalam menggunakan komputer. Namun, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan faktor computer anxiety di kalangan mahasiswa akuntansi terhadap keahlian mereka dalam menggunakan komputer.

PENDAHULUAN

Teknologi informasi pada saat ini merupakan bagian tak terpisahkan dari kemajuan ilmu pengetahuan. Teknologi informasi adalah istilah umum yang menjelaskan apapun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, dan mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi.

Teknologi informasi menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Teknologi informasi mempunyai peran penting dalam transformasi struktur dan proses organisasional terutama sejak teknologi komputer mulai digunakan untuk kepentingan bisnis pada tahun 1950-an (Robey dan Azevedo, 1994).

Teknologi informasi tidak bisa dipisahkan dari

perkembangan teknologi komputer. Di mana komputer merupakan alat utama yang berperang dalam memajukan teknologi informasi. Teknologi komputer yang semakin maju dan harga yang semakin terjangkau memicu terjadinya kemajuan dalam teknologi informasi. Pada dunia pendidikan termasuk di Indonesia, komputer sudah diperkenalkan dan digunakan pada sekolah-sekolah dari pendidikan dasar sampai tingkat perguran tinggi (Aji Supriyanto, 2005).

Menurut Robert Taylor peran komputer dalam pendidikan dibagi menjadi tiga bagian yaitu tutor, tool, dan tutee (Aji Supriyanto, 2005). Sebagai tutor, komputer berperanan sebagai pengajar melalui pendekatan pengajaran berbantukan komputer. Sebagai tool, komputer menjadi alat untuk memudahkan proses

pengajaran dan pembelajaran seperti konteks pengajaran

berintegrasikan komputer. Sementara sebagai tutee komputer beperanan sebagai alat yang diajar, dan bisa melakukan tanya

(2)

jawab atau dialog dengan komputer yang biasa disebut dengan

Computer Assis Instruction (CAI).

Perkembangan teknologi komputer juga memberikan dampak yang positif bagi organisasi bisnis. Teknologi komputer yang dipakai untuk alat penunjang teknologi komunikasi di dunia bisnis telah mampu meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan daya saing masing-masing organisasi bisnis. Dengan demikian jangkauan layanan bisnis mampu diperluas dengan cepat dan semakin meluas. Hal ini akan berujung pada peningkatan marjin laba (profit

margin).

Teknologi komputer memiliki manfaat yang sangat besar, namun disisi lain ada sebagian masyarakat yang cemas/gelisah dengan hadirnya teknologi komputer yang semakin marak. Mereka khawatir kalau kehadiran komputer akan menggeser peran mereka di dunia kerja. Setiap individu yang mengalami kegelisahan terhadap komputer (computer anxiety) akan merasakan manfaat komputer yang lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami kegelisahan terhadap kehadiran komputer. Kegelisahan dan ketakutan seseorang terhadap kehadiran teknologi baru umumnya akan mendorong sikap negatif untuk menolak penggunaan teknologi informasi (Todd dan Benbasat, 1992).

Beberapa hasil penelitian secara empiris menunjukkan bahwa

computer anxiety mempunyai pengaruh negatif terhadap attitudes

(Igbaria, 1989) dan keahlian terhadap end user computing (Harrison, 1992). Indriantoro (2000) melakukan penelitian tentang pengaruh sikap pemakai komputer yang diproksikan dengan keahlian dalam penggunaan komputer. Penelitian ini menggunakan sampel 54 dosen jurusan akuntansi pada perguruan tinggi swasta di DIY. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa pemakai komputer dengan computer anxiety yang lebih rendah menunjukkan tingkat keahlian komputer yang lebih tinggi daripada pemakai komputer yang mempunyai computer anxiety yang tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Eko Arief Sudaryono dan Doddy Setiawan (2005) juga menemukan bahwa dosen akuntansi yang memiliki computer anxiety yang lebih rendah akan memperlihatkan tingkat keahlian komputer yang lebih tinggi. Penelitian tersebut mereka lakukan terhadap dosen akuntansi di beberapa kota di Jawa: Jakarta, Semarang, Solo, Malang, dan Surabaya.

Beberapa studi empiris yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh computer anxiety terhadap keahlian komputer antara lain dilakukan oleh Heinssen et al. (1987), Igbaria dan Parasuraman (1989), Harrison dan Rainer (1992). Hasil penelitian Heinssen et al (1987) menunjukkan bahwa mahasiswa-mahasiswa perguruan tinggi dengan computer anxiety yang lebih tinggi mempunyai kepercayaan terhadap kemampuan diri dan hasil kinerja yang lebih rendah daripada mahasiswa yang mempunyai computer anxiety yang lebih rendah. Apabila suatu tugas komputer dilaksanakan, subyek dengan tingkat computer anxiety yang lebih tinggi memerlukan waktu

(3)

63

lebih lama untuk menyelesaikan tugas tersebut.

Mengingat penelitian tentang computer anxiety masih relatif sedikit di Indonesia khususnya di Provinsi Kepulauan Riau, maka penulis sangat tertarik untuk mengembangkan penelitian di bidang ini. Penelitian ini menggunakan sampel yang diambil dari populasi mahasiswa di Universitas Maritim Raja Ali Haji. Hal ini dilakukan karena penulis mengajar di perguruan tinggi tersebut dan pengamatan terhadap sampel dapat lebih mudah dilakukan secara intensif. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh computer anxiety terhadap kemampuan

mahasiswa menggunakan komputer.

Permasalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah terdapat hubungan negatif antara kecemasan menghadapi komputer (computer anxiety) di kalangan mahasiswa akuntansi dengan kemampuan mahasiswa tersebut dalam menguasai keahlian di bidang komputer.”

Penelitian ini dimaksudkan untuk tujuan dan manfaat dari hal-hal sebagai berikut:

1. Sebagai salah satu kegiatan dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi di lingkungan Universitas Maritim Raja Ali Haji.

2. Untuk memberikan sumbangan pemikiran demi kemajuan khasanah ilmu di lingkungan Universitas Maritim Raja Ali Haji dan untuk memberikan dasar pengambilan kebijakan di lingkungan Universitas Maritim Raja Ali Haji terutama terkait dengan kebijakan peningkatan keahlian mahasiswa akuntansi di bidang komputer.

3. Untuk mengetahui tingkat keahlian komputer yang dipunyai

mahasiswa akuntansi khususnya mahasiswa akuntansi di

lingkungan Universitas Maritim Raja Ali Haji.

4. Untuk mengetahui tingkat kekhawatiran terhadap komputer

(computer anxiety) dikalangan mahasiswa akuntansi ketika

bekerja dengan komputer.

5. Untuk melihat pengaruh dari kekhawatiran terhadap komputer

(computer anxiety) terhadap hambatan-hambatan dalam menguasai

keahlian komputer dan pengembangan kemampuan mahasiswa akuntansi tersebut ketika bekerja dengan komputer.

METODE PENELITIAN

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa akuntansi di Universitas Maritim Raja Ali Haji. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Mahasiswa akuntansi yang masih aktif belajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.

2. Mahasiswa akuntansi yang terpilih secara acak untuk mengisi kuesioner yang sudah disiapkan sebelumnya.

(4)

Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer yang digunakan adalah berupa kuesioner yang dibagikan kepada responden. Peneliti tidak membuat kuesioner sendiri melainkan mengadopsi kuesioner penelitian terdahulu. Kuesioner ini dibagikan kepada mahasiswa akuntansi Umrah yang terpilih sebagai sampel. Peneliti dalam hal ini menyiapkan 350 kuesioner sesuai dengan populasi mahasiswa akuntansi Fekon Umrah yang berjumlah 1.200 orang. Dimana dasar pemilihan jumlah sampel menggunakan

rumus : n = N/Nd2 + 1

dimana:

n = jumlah sampel N = Populasi d = Alpha

Dalam membagikan kuesioner peneliti menggunakan bantuan dari masing-masing ketua kelas Prodi Akuntansi Umrah.

Variabel-variabel dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal. Oleh karena itu analisis yang digunakan adalah analisis statistik nonparametrik. Untuk menguji pengaruh computer anxiety terhadap keahlian komputer maka dalam analisis data ini peneliti menggunakan uji statistik nonparametrik.

Uji statistik nonparametrik yang diguanakan untuk menguji pengaruh computer anxiety terhadap keahlian komputer adalah uji

korelasi Spearman dan Kendall’s tau-b. Alhusin (2003)

mengemukakan bahwa uji korelasi Spearman digunakan untuk melakukan analisis korelasi nonparametrik dengan korelasi

Spearman, sedangkan uji korelasi Kendall’s tau-b digunakan untuk

melakukan analisis korelasi nonparametrik dari metode Kendall, yaitu ukuran asosiasi dari variabel bersifat ordinal.

Koefisien korelasi Spearman dan Kendall’s tau-b yang berkisar pada 0 menunjukkan bahwa tidak ada korelasi sama sekali. Koefisien korelasi 1 berarti korelasi sempurna. Koefisien korelasi di atas 0,5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat. Namun bila koefisien korelasi di bawah 0,5 maka menunjukkan korelasi tersebut lemah. Apabila hasil analisis data penelitian ini menunjukkan koefisien korelasi Spearman dan

Kendall’s tau-b lebih dari 0,5 maka computer anxiety berhubungan

cukup kuat dengan keahlian dosen akuntansi dalam menggunakan komputer.

Tanda korelasi Spearman dan Kendall’s tau-b berpengaruh pada penafsiran hasil. Apabila tanda korelasi negatif (-) maka menunjukkan adanya arah yang berlawanan. Sedangkan tanda positif (+) menunjukkan arah yang sama. Apabila hasil analisis data penelitian ini menunjukkan tanda korelasi negatif maka berarti bahwa semakin rendah computer anxiety mahasiswa akuntansi berhubungan dengan semakin tinggi keahlian mahasiswa akuntansi dalam mengguakan komputer. Begitu pula sebaliknya, semakin

(5)

65

tinggi computer anxiety mahasiswa akuntansi berhubungan dengan semakin rendah keahlian mahasiswa akuntansi dalam menggunakan komputer.

Namun apabila hasil analisis data penelitian ini menunjukkan tanda korelasi positif maka berarti bahwa semakin tinggi computer anxiety mahasiswa akuntansi berhubungan dengan semakin tinggi keahlian mahasiswa akuntansi dalam menggunakan komputer. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah computer

anxiety mahasiswa akuntansi berhubungan dengan semakin rendah

keahlian mahasiswa akuntansi dalam menggunakan komputer. HASIL PENELITIAN

Dari 200 kuesioner yang dibagikan oleh peneliti kepada mahasiswa akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) yang kembali adalah 124 kuesioner. Berarti tingkat pengembalian kuesioner ini cukup tinggi (58,5%). Dari 124 kuesioner yang kembali ini diseleksi lagi oleh peneliti apakah sudah sesuai dengan kriteria untuk menjadi sampel. Ternyata ada 13 sampel yang harus dikeluarkan karena tidak sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Ketujuh sampel ini dikeluarkan karena tidak lengkap pengisian jawabannya. Sehingga peneliti menggunakan 111 responden.

Responden penelitian ini terdiri dari mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah). Menurut jenis kelaminnya, responden penelitian terdiri dari 62 pria (55,9%), 49 wanita (44,1 %). Dari 111 responden 61 diantaranya berusia antara 15-19 tahun, 46 orang diantaranya berusia antara 20 – 25 tahun, 4 orang diantaranya berusia antara 26 – 30 tahun.

Pada tabel 1 terlihat deskripsi statistik untuk variabel komputer anxiety. Deskripsi ini memberikan secara global skor jawaban responden yang meliputi kisaran teoritis dan kisaran sesungguhnya, rata-rata dan standar deviasi.

Tabel 1

Statistik Deskriptif Variabel Computer Anxiety Mahasiswa Akuntansi Responden Kisaran Teoritis Kisaran Sesungguhnya Rata-Rata Standar Deviasi Pria 17-85 49-76 59,0000 5,90915 Wanita 17-85 42-85 59,1633 6,93225 Usia 15-19 Tahun 17-85 42-85 60,7377 6,98785 Usia 20-24 Tahun 17-85 49-68 56,5000 4,23084 Usia 25-30 Tahun 17-85 56-70 63,2500 7,27438 Keseluruhan 17-85 42-85 59,0721 6,35139

(6)

Kisaran teoritis menunjukkan kemungkinan responden menjawab instrumen pengurkur variabel computer anxiety yang terdiri dari 17 pertanyaan dengan skor terendah (1) untuk seluruh pertanyaan, sehingga total skor terendah seluruhnya berjumlah 17 (1 x 17). Skor tertinggi adalah (5) untuk seluruh pertanyaan, sehingga total skor tertinggi seluruhnya berjumlah 85 (5 x 17). Secara keseluruhan penelitian ini, kisaran sesungguhnya dari skor jawaban responden menunjukkan bahwa ada responden yang menjawab dengan skor tertinggi (5) untuk semua pertanyaan. Rata-rata responden mempunyai tingkat computer

anxiety yang tinggi yang ditunjukkan dengan total skor rata-rata

59,0721 dengan standar deviasi 6,35139. Berarti rata-rata responden menjawab tiap butir pertanyaan dalam variabel computer

anxiety ini dengan skor tinggi, yaitu 3,4748 (59,0721 : 19).

Statistik deskriptif jawaban responden terhadap instrumen yang mengukur keahlian komputer disajikan dalam tabel 2 berikut ini:

Tabel 1

Statistik Deskriptif Variabel Keahlian Komputer Mahasiswa Akuntansi

Responden Kisaran

Teoritis Kisaran Sesungguhnya Rata-Rata Standar Deviasi

Pria 32-160 72-159 128,3710 16,18361 Wanita 32-160 87-157 127,0816 17,41866 Usia 15-19 Tahun 32-160 72-159 128,7705 17,67898 Usia 20-24 Tahun 32-160 91-154 126,6739 16,04030 Usia 25-30 Tahun 32-160 119-134 126,0000 6,48074 Keseluruhan 32-160 72-159 127,8018 16,67487

Kisaran teoritis menunjukkan kemungkinan responden

menjawab instrumen pengurkur variabel computer anxiety yang terdiri dari 32 pertanyaan dengan skor terendah (1) untuk seluruh pertanyaan, sehingga total skor terendah seluruhnya berjumlah 32 (1 x 32). Skor tertinggi adalah (5) untuk seluruh pertanyaan, sehingga total skor tertinggi seluruhnya berjumlah 160 (5 x 32). Secara keseluruhan dalam penelitian ini, kisaran sesungguhnya dari skor jawaban responden menunjukkan angka antara 72 sampai dengan 159. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada responden yang menjawab dengan skor tertinggi ataupun skor terendah untuk semua pertanyaan. Rata-rata responden mempunyai keahlian komputer yang tinggi yang ditunjukkan dengan total skor rata-rata 127,8018 dengan deviasi standar 16,67487. Berarti rata-rata responden menjawab tiap butir pertanyaan dalam variabel keahlian komputer ini dengan skor tinggi, yaitu 3,9938 (127,8018 : 32).

Peneliti melakukan uji ulang terhadap validitas dan reliabilitas pengukuran data dengan maksud untuk lebih meyakinkan bahwa skala yang digunakan adalah skala yang tepat. Untuk uji reabilitas digunakan cronbach Alpha, sedangkan untuk menguji validitas digunakan korelasi Pearson Product Moment. Hasil uji reabilitas Harrison dan Rainer (1992) dan hasil uji

(7)

67

reabilitas penelitian (Sudaryono, 2005) serta hasil uji reabilitas penelitian ini disajikan dalam tabel 3.

Tabel 3

Reliabilitas Penelitian Harrison dan Rainer (1992), Sudaryono (2005) dan Reabilitas Penelitian ini.

Variabel Pertanyaan Jumlah

Alpha Penelitian Harrison dan Rainer Alpha Penelitian Sudaryono Alpha Penelitian ini Computer Anxiety 19 0,9026 17 0,649 Fear 10 0,85 Anticipation 9 0,84 Keahlian Komputer 32 0,95 0,9583 0,894

Secara keseluruhan hasil uji reabilitas penelitian ini menunjukkan koefisien alpha yang besar yaitu 0,894 untuk variabel keahlian komputer namun koefisien alpha yang relatif kecil untuk variabel computer anxiety yaitu hanya 0,649. Namun begitu penelitian ini dapat dikatakan reliable dan valid. Karena koefiesien alpha yang dihasilkan untuk kedua variabel tersebut masih lebih tinggi dari 0,60.

Hasil penelitian ini menghasilkan alpha yang lebih kecil dari dua penelitian yang lain untuk variabel computer anxiety. Untuk variabel keahlian komputer penelitian ini memperoleh koefiesn alpha yang lebih besar dari koefisien alpha penelitian Harrison dan Rainer (1992) namun lebih kecil daripada koefisien alpha yang dihasilkan penelitian Sudaryono (2005).

Hipotesis penelitian ini diuji dengan menggunakan korelasi

Spearman dan Kendall’s tau-b. Tabel 4 berikut ini merupakan

hasil analisis korelasi Spearman dan Kendall’s tau-b. Tabel 4

Hasil Analisis Korelasi Spearman dan Kendall’s tau-b Responden Korelasi

Spearman

Korelasi

Kendall’’s tau-b Signifikansi

Pria -0,057 -0,046 0,613 Wanita 0,183 0,141 0,165 Usia 15-19 Tahun 0,024 0,017 0,851 Usia 20-24 Tahun 0,031 0,015 0,886 Usia 25-29 Tahun 0,400 0,333 0,497 Keseluruhan 0,064 0,045 0,501

Secara keseluruhan hasil analisis data dengan emnggunakan

Spearman hanya menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,064

dengan signifikansi p 0,505 (>0,05). Koefisien korelasi yang

begitu kecil menunjukkan bahwa computer anxiety tidak

berhubungan dengan keahlian komputer yang terdapat pada mahasiswa akuntansi di Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah). Dengan demikian maka hipotesis dalam penelitian ini

(8)

yang menyatakan bahwa mahasiswa akuntansi yang memiliki tingkat

computer anxiety yang lebih rendah akan memperlihatkan tingkat

keahlian komputer yang lebih tinggi daripada mahasiswa akuntansi yang mempunyai computer anxiety yang lebih tinggi ditolak. Dalam hal ini ternyata tingkat keahlian komputer dikalangan mahasiswa akuntansi Umrah tidak dipengaruhi oleh tingkat computer anxiety yang mereka miliki.

Hal yang sama ditemukan ketika dilakukan uji korelasi dengan menggunakan korelasi Kendall’s tau-b. Koefisien korelasi yang dihasilkan bahkan lebih rendah lagi yaitu hanya 0,045 dengan tingkat signifikansi p 0,501 (>0,05). Hal ini menegaskan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa mahasiswa akuntansi yang memiliki tingkat computer anxiety yang lebih rendah akan memperlihatkan tingkat keahlian komputer yang lebih tinggi daripada mahasiswa akuntansi yang mempunyai computer anxiety yang lebih tinggi juga ditolak.

Hasil penelitian ini ternyata berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh (Indriantoro, 2000). Hasil analisis regresi yang dilakukan oleh Indriantoro (2000) menghasilkan koefisien regresi sebesar -0,337 dengan signifikansi p kurang dari 0,005, berarti semakin rendah

computer anxiety pemakai mempunyai pengaruh terhadap semakin

tingginya keahlian pemakai dalam menggunakan komputer. Atau sebaliknya, semakin tinggi computer anxiety pemakai berhubungan dengan semakin rendah keahlian pemakai dalam menggunakan

komputer. Hasil penelitian Indriantoro (2000) mendukung

hipotesis yang menyatakan bahwa pemakai komputer dengan computer

anxiety yang lebih rendah menunjukkan tingkat keahlian komputer

yang lebih tinggi daripada pemakai komputer yang mempunyai

computer anxiety yang lebih tinggi.

Hasil penelitian ini ternyata juga berbeda dengan hasil temuan dalam penelitian Harrison dan Rainer (1992), Rifa dan Gudono (1999), Trisnawati dan Permatasari (2000), serta Eko Arief Sudaryono dan Doddy Setiawan (2005) yang menguji pengaruh

computer anxiety terhadap keahlian pemakai dalam menggunakan

komputer. Hasil penelitian mereka menyatakan bahwa computer

anxiety mempunyai hubungan negatif yang signifikan terhadap

keahlian seseorang dalam menggunakan komputer. KESIMPULAN

Hasil analisis data dengan menggunakan korelasi Spearman

menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,064 dengan

signifikansi p 0,505 (>0,05). Hasil analisis data dengan korelasi Kendall’s tau-b menghasilkan koefisien korelasi hanya 0,045 dengan tingkat signifikansi p 0,501 (>0,05). Ini berarti bahwa compute anxiety tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan keahlian mahasiswa akuntansi di Umrah dengan tingkat keahlian komputer yang mereka miliki. Hasil penelitian ini tidak

(9)

69

mendukung hasil penelitian Harrison dan Rainer (1992), Rifa dan Gudono (1999), Trisnawati dan Permatasari (2000), Indriantoro (2000), serta Eko Arief Sudaryono dan Doddy Setiawan (2005) yang menyatakan bahwa compute anxiety mempunyai hubungan negatif yang signifikan terhadap keahlian seseorang dalam menggunakan komputer.

Jika ditinjau dari statistik deskriptif yang dikemukakan di bab sebelumnya terlihat bahwa tingkat keahlian komputer mahasiswa akuntansi yang pria lebih tinggi dibanding keahlian komputer mahasiswa akuntansi yang wanita. Ditinjau dari segi usia keahlian komputer mahasiswa akuntansi yang berusia antara 15-19 tahun memiliki tingkat keahlian komputer yang lebih tinggi dibanding dengan mahasiswa akuntansi yang berusia di atas 20 tahun.

Di era globalisasi saat ini dan ditengah kemajuan teknologi komputer, keahlian dalam menggunakan komputer sudah tidak dapat ditawar lagi. Saat ini komputer sudah menjadi alat kebutuhan sehari-hari baik dalam bekerja maupun di rumah tangga. Tampaknya dengan semakin menjamurnya komputer saat ini tidak lagi menimbulkan ketakutan (computer anxiety) di kalangan masyarakat khususnya di kalangan mahasiswa akuntansi. Komputer yang dulu menjadi barang langka saat ini sudah dirasakan familiar dan biasa-biasa saja. Sehingga tampaknya hal ini semakin mengikis rasa takut (computer anxiety) dalam bekerja dengan mempergunakan komputer.

Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa perguruan tinggi dalam hal ini tidak perlu lagi merasa khawatir adanya

computer anxiety dikalangan mahasiswa akuntansi akan menghambat

kemajuan mereka dalam keahlian mempergunakan komputer.

Kontribusi penelitian ini berupa bukti empiris yang menolak hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa computer

anxiety mempunyai hubungan negatif yang signifikan terhadap

keahlian seseoaran dalam menggunakan komputer.

Penelitian ini tentunya masih memiliki keterbatasan, antara lain:

1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada mahasiswa akuntansi yang menuntut ilmu di Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) Tanjungpinang saja.

2. Pada saat pengisian kuesioner peneliti tidak dapat memonitor responden secara langsung sehingga memungkinkan timbulnya interprestasi yang berbeda antara pemahaman responden dengan maksud dan tujuan pertanyaan. Kuesioner yang diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia juga dapat menimbulkan misinterprestasi diantara para responden.

3. Keahlian mahasiswa akuntansi dalam menggunakan komputer tentunya tidak hanya diukur dengan variabel computer anxiety saja. Kemungkinan ada variabel-variabel lain yang juga mempengaruhi keahlian mahasiswa akuntansi dalam menggunakan komputer.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Robey, D. & Azevedo, A. 1994. “Cultural Analyisis of the Organizational Consequences of Information Technology”.

Journal of Accounting, Management & Information Technology, Vol. IV, No. 1.

Rustiana, 2004, Computer Self Efficacy (CSE) Mahasiswa Akuntansi Dalam Penggunaan Teknologi Informasi: Tinjauan Perspektif Gender, Jurnal Ekonomi Akuntansi, Vol 17, No. 1, Maret.

Rustiana, 2005, Studi Computer Self Efficacy Dalam Era Digitalisasi, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 17, No. 2, Juni.

Sabherwal, Rajiv. & Elam, Joice. 1995. “Overcoming the Problems in Information Systems Development by Building and Sustaining Commitment”. Journal of Accounting, Management

& Information Technology, Vol. V. No. ¾.

Sekaran, Uma, 2003, “Research Methods for Business: “A Skill

Building Approach”, Second Edition, John Willey & Sons,

Inc., New York.

Stone, N., V. Arunachalam and John S. Chandler, 1996, “Crosscultural Comparisons: An Empirical Investigation of Knowledge, Skill, Self Efficacy and Computer Anxiety in Accounting Education”, Issues in Accounting

Education, Volume 11, No. 2.

Trisnawati, R. & Shinta Permatasari. 2000. “Pengaruh Faktor Personality Terhadap Keahlian dalam Menggunakan Komputer”.

Referensi

Dokumen terkait

Konsultasi dengan Guru Konsultasi dengan guru mata pelajaran IPA kelas VI untuk meminta materi mengajar terbimbing yang akan dilaksanakan pada hari Senin, tanggal

metoda yang baru adalah perusahaan dapat melihat kejelasan mengenai hubungan saling ketergantungan antar kegiatan yang berlangsung dalam proyek, dan menggabungkannya

waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam jabatan fungsional Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan yaitu 1-12-2009 sampai dengan 30-11-2014 tidak dapat

Dari pengujian yang dilakukan pada desain turbin yang menggunakan sudu pengarah, daya turbin dan efisiensi turbin yang diperoleh dapat divarisikan sesuai dengan debit

Bagi pemerintah daerah, diharapkan dapat dipakai sebagai dasar atau acuan bagi pihak-pihak yang terkait dengan pengelolaan keuangan daerah khususnya bagian

Laporan tugas akhir rancang bangun mesin pencacah plastik HDPE ini untuk mempermudah dalam pengepakan dan pengiriman serta nilai jualnya akan lebih tinggi dari

Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan RTRW Kabupaten Bulungan, analisis yang digunakan adalah: Pertama, Fokus perencanaan, berdasarkan pada masalah

menyusun semua data-data yang didapatkan dari pelaksanaan metode literatur dan observasi.. Michael Davit Sambuari, Sadat N.S. Variabel bebas yaitu, pada penelitian ini