• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bulungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bulungan"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)43128. TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM). P ARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG DAN WILAYAH KABUPATENBULUNGAN. UNIVERSITAS TERBUKA. TAPM diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Ilmu Administrasi Bidang Minat Administrasi Publik. Disusun Oleh: AGUSARISAPUTRA NIM. 500894523. PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS TERBUKA JAKARTA 2017. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(2) 43128. ABSTRACT COMMUNITY PARTICIPATION IN SPATIAL PLANNING AND REGIONAL OF BULUNGAN DISTRICT. Agus Ari Saputra agusarisaputra8586.as@gmail.com Graduate Studies Program Indonesia Open University. Preparation ofBulungan District Regional Regulation number 4 year 20 I3 on the Spatial and Regional Planning of Bulungan District Year 2013-2032 should involve the role of the community in accordance with the regulation on Spatial Planning number 27 year 2007. But in its implementation is not yet optimal role of society, this is caused among others: 1). Less optimal government in implementing the policy of Government Regulation number 68 Year 2010 on the Form of Procedure Role of the Society in Spatial Planning, 2). Preparation of Spatial Planning And Regional that has not been fully oriented to the community so that the community is not directly involved in the compilers, 3). Less government in the preparation of the RTRW which considers the community as an object of development, 4). Still low government efforts in providing information about the accountability of Spatial Planning And Regional sponsorship held so that people feel that the development carried out does not pay attention to its aspiratiort.S. This research is a qualitative descriptive research with the intention of giving an overview of how the process of community participation in the preparation of Spatial Plans and Bulungan District. The results of the stud_v showed that community participation in the preparation of Spatial and Regional Plans of Bulungan District used the parliamentwy mechanism of the BKPJW team so that the role of community participation as regulated in Government Regulation number 68 Year 2010 is not optimal in its implementation. This study concludes that: 1). Several stages ofthe process of drafting the Spatial Planning And Regional still not follow the procedure of public role in spatial arrangement regulated in Government Regulation number 68 Year 2010 on the Form of Procedures for the Role of the Community in Spatial Planning and spatial planning procedures, 2). In every decision-maker, only the government elite is represented so that the stewardship is difficult to be judged on the basis of the wishes of the people.. Keyword: Community Parlicipation, Spatial Planning and Regional. ii Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(3) 43128. ABSTRAK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG DAN WILAYAH KABUPATEN BULUNGAN Agus Ari Saputra agusarisaputra8586.as@gmail.com Program Pascasarjana Universitas Terbuka. Penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 4 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bulungan Tahun 2013-2032 harus melibatkan peran masyarakat sesuai undang-undang Penataan Ruang Nomor 27 Tahun 2007. Namun dalam implementasinya masih belum optimalnya peran masyarakat masyarakat, hal ini disebabkan antara lain: 1). Kurang optimalnya pemerintah dalam mengimplementasikan kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang, 2). Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Wilayah yang belum sepenuhnya berorientasi kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak terlibat langsung dalam penyusun, 3). Kurang pemerintah dalam penyusunan Rencana Tata Ruang dan Wilayah yang menganggap masyarakat sekadar objek pembangunan, 4). masih rendahnya upaya-upaya pemerintah dalam memberikan informasi tentang akuntabilitas dari penyusunan Rencana Tata Ruang dan Wilayah yang diselenggarakan sehingga masyarakat merasa pembangunan yang dilaksanakan tidak memperhatikan aspirasinya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan maksud memberikan gambaran bagaimana proses penjaringan partisipasi masyarakat dalam penyusunan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bulungan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam penyusunan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bulungan menggunakan mekanisme perwakilan dari tim BKPRD sehingga peran partisipasi masyarakat yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tidak optimal dalam pelaksanaannya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1). beberapa tahapan proses penyusunan RTRW masih belurn mengik-uti tata cara peran masyarakat dalam penataan ruang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang serta prosedur penyusunan tata ruang kabupaten, 2). Pada setiap pengambil keputusan hanya diwakili elite pemerintah saja sehingga keputusan tersebut sulit dinilai berdasarkan keinginan masyarakat.. Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat, Rencana Tata Ruang dan Wilayah. iii Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(4) 43128. UNNERSITAS TERBUKA PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK. PERNYATAAN TAPM yang berjudul "Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bulungan" adalah basil karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila di kemudian hari temyata ditemukan adanya penjiplakan (plagiat), maka saya bersedia menerima sanksi akademik. Tanjung Selor, 22 Juli 2017 Yang Menyatakan. AGUS ARI SAPUTRA NIM.500894523. iv Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(5) 43128. UNIVERSITAS TERBUKA PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK. PERSETUJUAN T APM. Judul TAPM. Penyusun T APM NIM Program Studi Hari, Tanggal. Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang Dan Wilayah Kabupaten Bulungan Agus Ari Saputra 500894523 Magister Administrasi Publik 22 Juli 2017. Menyetujui :. Pembimbing II,. Dr.. Dr. Ir. Nurhasanah, M.Si. NIP.196311111988032002. Mengetahui:. Dr. Darmanto NIP. 19591027 198603 1 (j,. vi Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. -. . Ri an Karim, S.E, M.M NIDN. 0323116204.

(6) 43128. UNIVERSITAS TERBUKA PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK. PENGESAHAN Agus Ari Saputra 500894523 Magister Administrasi Publik Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang Dan Wilayah Kabupaten Bulungan. Nama NIM Program Studi Judul TAPM. Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program Magister (TAPM) Administrasi Publik Program Pascasarjana Universitas Terbuka pada : Minggu, 22 .Juli 2017 08.00- 09.30 Wita.. Hari/Tanggal Waktu dan telah dinyatakan LULUS. PANJTIA PENGU.JI TAPM: Tandatangan. Ketua Komisi Penguji :. Dr. Darmanto, M.Ed NIP. 19591027 198603 1 003 Penguji Ahli :. .... Prof. Dr. Abdul Aziz Sanapiah, MP A NIP. 19470120 197306 1 001 Pembimbing I :. Dr. M. Riduan Karim, S.E, M.M NIDN. 0323116204 Pembimbing II :. Dr. Jr. Nurhasanah, M.Si. NIP. 19631111 198803 2 002. vii Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. .1..·~-~······~-~-~~~. . ...

(7) 43128. KATAPENGANTAR. Puji Syuk:ur dipanjatkan kehadirat Allah atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga Tugas Akhir Program Magister (TAPM) yang berjudul "Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruahg Dan Wilayah Kabupaten Bulungan" ini dapat terealisasikan. Penulis menyadari bahwa penulisan ini terlaksana dengan dukungan, bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1.. Prof Drs. Ojat Darojat, M. Bus., Ph.D selaku Rektor dan para Direktur Program Pascasarjana Universitas Terbuka;. 2.. Dr. Liestyodono Bawono, M.Si selaku Direktur Program Pascasarjana. 3.. Dr. Darmanto, M.Ed. selaku Ketua Bidang Ilmu Administrasi Publik Program Magister Administrasi Publik. 4.. Dr. Sofjan Aripin, M.Si selaku Kepala UPPBJ-51 Tarakan yang telah memberikan dukungan dan fasilitas pembelajaran di Pokjar Bulungan;. 5.. Dr. M. Riduan Karim, SE, M.M, selaku Pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu dalam membimbing, mengarahkan serta memberikan motivasi dalam penyusunan TAPM ini;. 6.. Dr.. Jr.. Nurhasanah, M.Si, selaku Pembimbing II atas segala masukan dan. bimbingan dalam penyusunan TAPM ini; 7.. Orang tua, serta istri dan anak saya atas segala doa dan dukungan dalam penyusunan TAPM ini;. viii Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(8) 43128. 8.. Rekan-Rekan Mahasiswa Universitas Terbuka Magister llmu Administrasi Publik atas segala bantuan dan kerjasamanya. Akhir kata peneliti memohon kepada Allah SWT agar memberikan. Rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan TAPM ini. Semoga TAPM ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu di masa mendatang.. Tanjung Selor, 22 Juli 2017. Agus Ari Saputra. ix Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(9) 43128. DAFTARISI HALAMAN JU'DUL •.......•....•...•.••••••••••••••••.•••.••..••........•..•.••••••••.•••.•••••••••••.•........••• i ABSTRACT •••••••••••••....•.••..••..••..•••••••••••••••••••••••••..••.•......•.•...•.•••••••••••••••••••••••.....•..... ii. HALAMAN" PERN"YATAAN .•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••.•••••• iv HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN •••••••.••••••.•...•••••.••••••••••••••••••••••••••••.•.•..•.. vi HALAMAN PENGESAHAN ..•••••••••••••••••••.••..•.••....•....••.•..••••••••••••.••••••••••••••.••.....•• vii KA TA PENGANTAR•••••••••••••.••••••••••••••.•••••••.••••.••...•....•.•....••••••••••••••••••••••••••••.•.••.. viii. DAFTAR ISI.•.••....•...........•.............•.....•.•.......•...............•....•...•....•....•..•..••.•............. x DAFTAR TABEL •...•••••.•....••.•..•.••••••••••.••........••....•..•..•••...•••••.••..•••.•••••••..•..•.....•..... xii DAFTAR GAMBAR ....•.•.•..•..••..••••••••••.•••.•...•.•....••.•...•..•.•...•...•••••..•••.....................• xiii DAFTAR LAMPmAN •....••.•••..........•...•.••..••.................•.••••..••••••••••.•.•.•.•••..•........... xiv. BABI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 8 C. Tujuan Penelitian................................................................................ 8 D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 9. BABD. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ........................................................................................ 10 1. Kebijakan Publik ···········'··································;··~····: .................... 10. 2. Proses Kebijakan Publik ................................................................ 14 . . . M asyarakat. ................................................................. . 18 3 . P artiSipasi 4. Perencanaan Tata Ruang ............................................................... 36 5. Bentuk dan Peran Serta Masyarakat Dlam Penataan Ruang ......... 42 B. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 43. X. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(10) 43128. BAB ill METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ................................................................................ 48 B. Sumber dan Jenis Data ...................................................................... .49 C. Instrumen Penelitian ........................................................................... 52 D. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data....................................... 53 E.. Teknik Analisis .................................................................................. 57. F.. UnitAnalisis ....................................................................................... 59. BAB IV BASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian ............................................................. 61 B. Kependudukan .................................................................................... 61 C. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Bulungan ......................... 66 !. I. D. Basil Penelitian .................................................................................. 74. 1. Proses Dan Prosedur Penyusunan RTRW Kabupaten ................... 74 2. Prosedur Penyusunan RTRW Kabupaten ...................................... 78 3. Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan RTRW Di Kabupaten Bulungan ..................................................................... 83 4. Pembahasan Basil Penelitian ......................................................... 97 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................... ,................... 106. B. Saran ................................................. ~ ................................................. 108. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... llO. xi Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(11) 43128. DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Pendekatan-Pendekatan Partisipasi ............•.••.•....•.••....•.•.......•............. 30 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 44 Tabel 3.1 Kebutuhan Data ................•..................................................................... 50. I. xii. I. i. !. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(12) 43128. DAFTAR GAMBAR. Gam bar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 45 Gam bar 3.1 Teknik Analisis ................................................................................... 58. Gambar 4.1 Wilayah administrasi Kabupaten Bulungan ......•••••••••.••••.••..•....•..... 62 Gambar 4.2 Peta Pola Ruang kabupaten Bulungan ...•...•.....••..••••..•.•..•.....•.......... 68 Gambar 4.3 Proses dan Prosedur Umum Penyusunan RTRW •••.•..•.•...•..•...••..... 76 Gam bar 4.4 Proses Penyusunan RTRW Kabupaten ..•....•...••••••.•..•..•..•..•.••....•.•... 77. xiii Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(13) 43128. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran I. Pedoman Wawancaran ...................................................................... 114. xiv Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(14) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(15) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(16) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(17) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(18) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(19) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(20) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(21) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(22) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(23) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(24) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(25) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(26) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(27) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(28) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(29) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(30) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(31) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(32) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(33) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(34) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(35) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(36) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(37) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(38) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(39) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(40) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(41) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(42) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(43) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(44) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(45) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(46) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(47) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(48) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(49) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(50) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(51) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(52) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(53) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(54) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(55) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(56) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(57) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(58) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(59) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(60) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(61) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(62) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(63) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(64) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(65) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(66) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(67) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(68) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(69) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(70) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(71) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(72) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(73) 43128. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(74) 43128. BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Penelitian Kabupaten Bulungan terletak: pada koorclinat Geografis 2o 09' 19"3o 34' 49" LU (Lintang Utara) dan 116o 04' 41".- 117o 57' 56" BT (Bujur Timur). Sesuai dengan Undang-undang No 34 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Tana Tidung di Provinsi Kalimantan Timur, mak:a Kabupaten Bulungan luasnya menjadi 14.339,28 km2. Batas Kabupaten Bulungan secara administratif eli batasi oleh: •. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten T ana Tidung (KTT). •. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Berau. •. Sebelah timur berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Kota Tarakan. •. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Malinau Kabupaten Bulungan terdiri atas 10 (sepuluh) kecamatan, yaitu. Kecamatan Peso, Kecamatan Peso Hilir, Kecamatan Tanjung Palas, Kecamatan Tanjung Palas Barat, Kecamatan Tanjung Palas Utara, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kecamatan Tanjtmg Selor, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kecamatan Sekatak, dan Kecamatan Bunyu.. B. Kependudukan Dalam proses pembangunan yang perlu diperhatikan adalah masalah kependudukan yang mencakup antara lain mengenai jumlah, komposisi dan distribusi penduduk. Data kependudukan yang tepat sangat dibutuhkan untuk perencanaan pembangunan. Dalam proses dan kegiatan pembangunan,. 61 Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(75) 43128. ::;:_ ·-· .... -....~'";.~.-- .. i ·~:. >'. ). ........... (. [ !·. \". .,..,:f. ~~~--·. /.!~'''•-",:''•:. ' ... ·--_--. '. [:;~~.:..-:.- ...j:>''··~s~.:/;s r. ............ ... 1 !. :;.:::.:;;::;.. 't·····. __ ....·-_........... .. ... '. ' ·,,1. __,. ...... ~. ·.... Gambar 4.1 Wilayah Administrasi Kabupaten (Sumber: RTRW Kabupaten Bulungan). Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. .......... ,,... ~. '·. ;. _. ----·--. ..........._ _, ___..,_ .............. :~ ·'. H. ~. ................... ~~,,~,~=. /.).

(76) 43128. 63. penduduk merupakan faktor yang sangat dominan karena posisi mereka bukan hanya berperan sebagai pelaksana tapi juga menjadi sasaran dalam pembangunan itu sendiri. Jumlah penduduk yang besar misalnya dapat menjadi modal pembangunan hila kualitasnya baik, namun sebaliknya dapat menjadi beban dalam pembangunanjika kualitasnya rendah. Oleh Karena itu permasalahan penduduk tidak saja diarahkan pada upaya pengendalian jumlah penduduk tapi juga dititikberatkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulungan Tahun 2015, Jumlah penduduk Kabupaten Bulungan pada tahun 2014 sebesar 126,096 jiwa (basil proyeksi), sedangkan berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bulungan, jumlah penduduk tahun 2014 yang bersumber dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bulungan kenaikan jumlah penduduk mencapai 39.578 jiwa dengan laju 25%. Sedangkan laju pada tahun sebelumnya hanya sebesar 1.9%. kemudian jika menggunakan basil proyeksi penduduk tahun 2014. dari. Badan. Pusat. Statistik. Kabupaten. Bulungan,. kenaikan. penduduknya sebanyak 3.111 jiwa dengan laju 2.4%.. 1. lndeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunah Manusia (IPM) di Kabupaten Bulungan · berdasarkan perhitungan dari komponen-komponen penyusunan IPM pada tahun 2014 diperoleh dengan angka IPM tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2013 yaitu sebesar 68,66 yang berarti bahwa secara umum teijadi peningkatan kineija pembangunan manusia di Kabupaten Bulungan. Nilai IPM Kabupaten Bulungan di. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(77) 43128. 64. tahun 20 14 ini tennasuk ke dalam kualifikasi sedang. Terdapat tiga komponen yang digunakan dalam menghitung IPM, yaitu dimensi kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup, dimensi pengetahuan yang dilihat dari harapan lama sekolah dan rata-rata sekolah serta dimensi standar hidup layak yang dilihat dari pengeluaran per kapita.. 2. Angka Harapan Hidup Secara singkat Angka Harapan Hidup dalam penyusunan angka IPM memberikan indikasi · kualitas fisik penduduk di suatu daerah. Semakin tinggi angka harapan hidup penduduk merupakan salah satu komponen dalam penyusunan angka IPM. Semakin tinggi Angka Harapan Hidup penduduk di suatu daerah maka menunjukkan kualitas kehidupan dari sisi kesehatan penduduk semakin baik. Pada tahun 2014, angka harapan hidup penduduk di Kabupaten Bulungan adalah sebesar 72,11 tahun. Hal ini berarti secara rata-rata penduduk di Kabupaten Bulungan akan bertahan hidup hingga usia 72,11 tahun. Pada komponen angka harapan hidup, nilai maksimum adalah 85,00 tahun sehingga kondisi penduduk Kabupaten Bulungan di tahun 2014 mengindikasikan kemampuan untuk hid up lebih lama dan lebih sehat dalam kategori sedang. Perkembangan selama tiga tahun kebelakang menunjukkan peningkatan angka harapan hidup di Kabupaten Bulungan, yakni pada tahun 2012 (71,84), tahun2013 (72,02), dan tahun 2014 (72,12). Secara umum peningkatan angka harapan hidup tersebut mengindikasikan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(78) 65. 43128. adanya perbaikan kualitas kehidupan penduduk Kabupaten Bulungan dari segi kesehatan.. 3. Rata-Rata Lama Sekolah Angka rata-rata lama sekolah (RLS) adalah indicator adalah menilai kualitas penduduk dari segi pendidikan. RLS mengindikasikan kemampuan rabta-rata penduduk dalam menempuh pendidikan. Secara umum RLS ini dikaitkan dengan program wajar 9 tahun atau minimal pendidikan pada tingkat sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Pada tahun 2014, RLS di Kabupaten Bulungan mencapai hingga 8,27 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata penduduk di Kabupaten Bulungan mengenyam pendidikan hingga kelas 2 pada tingkatan SLTP. Hal ini menunjukkan rata-rata lama sekolah di Kabupaten Bulungan belum sesuai dengan program wajar 9 tahun yang dicanangkan oleh pemerintah. Penilaian perkembangan nilai RLS di Kabupaten Bulungan dilakukan dengan melihat perkembangan selama 3 tahun kebelakang. Secara umum RLS di Kabupaten Bulungan mengalami peningkatan setiap tahunnya.. 4. Harapan Lama Sekolah Angka Harapan Lama Sekolah didefinisikan lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan yang dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Diasumsikan bahwa peluang anak tersebut akan tetap bersekolah pada umur-umur berikutnya sama dengan peluang penduduk yang bersekolah per jumlah penduduk untuk umur yang sama. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(79) 43128. 66. saat ini. Angka harapan lama sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7 tahuli keatas. HLS. dapat digunakan untuk mengetahui · kondisi. pembangunan system pendidikan diberbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat · dicapai di setiap anak. Perkembangan selama tiga tahun kebelakang, menunjukkan peningkatan angka harapan lama sekolah di Kabupaten Bulungan. Pada tahun 2012 (12,44), tahun 2013 (12,48), dan tahun 2014 (12,53). Standar maksimum yang ditetapkan o1eh BPS untuk angka harapan lama sekolah adalah 18, dan dari perkembangan yang terjadi di Kabupaten Bulungan menunjukkan bahwa angka harapan lama sekolah masih jauh dari batasan maksimum yang ada. C. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Bulungan Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Bulungan dengan konsep "Pengembangan pertanian untuk mendukung sektor industri yang memacu sektor perdagangan bebas, pengembangan sektor pertambangan, dan sektor pariwisata, Jenis pengembangan dalam altematifini adalah: 1. Pengembangan. pertanian. (tanaman. pangan. dan. hortikultura,. perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan) 2. Pengembangan. sektor. industri. untuk. dapat. memacu. sektor. perdagangan. 3. Pengembangan pariwisata dan pertambangan dilakukan secara bertahap, dapat memicu perkembangan kawasan terbelakang Dasar pemikiran pola ruang Kabupaten adalah:. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(80) 43128. 67. 1. Pengembangan sektor pertanian (tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan) diharapkan dapat menjadi pemicu berkembangnya sektor industri berbasis hasil-hasil pertanian, 2. Pengembangan sektor pertambangan dan pariwisata dapat memicu perkembangan. kawasan. terbelakang,. sehingga. perkembangan. ekonomi dapat diharapkan tercipta suatu pertalian (linkage) antara industri dengan sektor pertanian dan kehutanan. 3. Perkembangan sektor-sektor ekonomi tersebut, diharapkan pada jangka menengah dan jangka panjang akan tercipta struktur ekonomi wilayah. yang. mampu. mendukung. berkembangnya. sektor. perdagangan bebas, serta terciptanya suatu struktur ekonomi yang seimbang. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pola ruang wilayah Kabupaten Bulungan, yang dibuat seperti pada Gambar 4.2. Distribusi/ agihan peruntuk:an ruang dalam pola ruang wilayah Kabupaten Bulungan mencakup: 1. Kawasan berfungsi Iindung (non budidaya) meliputi kawasan dengan. pemanfaatan hutan lindung, pantai beihutan bakau·(mangrove), hutail kota dan lahan terbuka hijau 2. Kawasan budidaya kehutanan (KBK). Kawasan budidaya kehutanan meliputi hutan produksi terbatas dan hutan produksi 3. Kawasan budidaya non kehutanan (KBNK). Kawasan budidaya non kehutanan meliputi perkebunan/ kebun/ tegalan/ ladang, sawah,. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(81) 43128. PETA POLA RUANG KABUPATEN BULUNGAN. ~TRW. 2011·2031 P~OVINSI. •4];.·. KALIMANTAN TIMUR. SKALA 1:350,000. i ·----. \. ;~:~::::~--. . :::.::::::::::::.1 ...... i. ~ ........... "-~·-·~. ~. ........ .. .......... , .... ~~.:.::;:~. :.::-2;-~~::::::;.::::-::::. I'JWWI:P£T&• .. J,.._..,..,.,,...,...,.s..... ,__ •.._..,,..,"'l"t'... &IIHf~•n•. l.• ... t=~w...r.• UOWlOoloooi"<Jti ~~,<:IIU.U~. zu•~rw.•. ,_...,._,,~al'l. -:::-:::!'".::::::~1••••\II'IMt ,..__.......,....H•r.. , • ...,6..~.. ·--··--~lll>ll<li.. :~~~1:::.:::::~:; ! ..... J. .. ,,...,,._,•".<•fffil~.~.~.. u-·rW. -. \ ..... ~~ii'><'Jot-l>:liHh•IJt:eo uuu-4.a...otl•~. liUfA'AM"OAiri.. , ,.u .... l~•._,.. ...... 'lnto~-. .. u·~·••. ' ' !::~:.::::.':.~--;.~-::.:-.=: ,.................... Gam bar 4.2 Peta Pola Ruang Kabupaten Bulungan (Sumber : RTRW Kabupaten O'l. 00. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(82) 69. tambak, perkotaan (kawasan permukiman padat), permukiman desakota. (kawasan. permukiman. kepadatan. sedang),. permukiman. pedesaan (kawasan permukiman kepadatan rendah). Luas setiap peruntukan ruang dalam pola ruang wilayah Kabupaten Bulungan dideskripsikan/ diuraikan sebagai berikut. 1. Rencana kawasan berfungsi lindung (non budidaya) adalah. 1) Rencana kawasan hutan lindung di Kabupaten Bulungan pada rencana pola ruang seluas 233.947 Ra. Rutan lindung terletak di bagian barat Kabupaten Bulungan. Rencana pemantapan kawasan hutan lindung di Kabupaten Bulungan didasarkan atas pertimbangan kelayakan fisik dan penetapan pada Pola Ruang Nasional (PP No 26 Tahun 2008) tentang Penetapan Kawasan Rutan di Propinsi Kalimantan Timur. Kawasan hutan lindung di Kabupaten Bulungan antara lain memiliki fungsi mencegah terjadinya erosi/ bencana banjir, sedimentasi dan menjaga fungsi hidrologis tanah serta .rpenjaga ketersediaan hara tanah, air tanah/ sumber air, air permukaan, perlindungan keanekaragaman hayati. 2) Rene ana kawasan lindung pantai berhutan bakau (mangrove) di Kabupaten Bulungan dalam rencana pola ruang seluas 11.187 Ha. Rencana pemantapan kawasan lindung pantai berhutan bakau di Kabupaten Bulungan ini didasarkan atas pertimbangan basil analisis berdasarkan Keppres No.. 32 Tahun 1990 tentang. Pengelolaan Kawasan Lindung dan Peraturan Pemerintah RI No. '. i. 27 Tahun 1991 tentang Rawa.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. 43128.

(83) 70. 43128. 3) Rencana kawasan lindung kota atau hutan kota/ laban terbuka hijau di Kabupaten Bulungan, direncanakan di kawasan yang cepat berkembang terletak Tanjung Selor, Tanjung Palas (Gunung Putih), Tanjung Palas Utara (Karang Agung). Tanjung Selor, Tanah Kuning. 2. Rencana kawasan Hutan Produksi (HP) pada rencana pola ruang seluas 680.840 Ha. Kawasan Hutan Produksi (HP) berlokasi di wilayah yang telah. ditetapkan. sebagai. hutan. produksi. yang. bertujuan. untuk. meningkatkan produksi kayu di Kabupaten Bulungan. Pengembangan Hutan Produksi diusahakan melalui pengembangan sistem tumpang sari dengan tanaman pertanian (agro forestry), yaitu pemanfaatan lahan pada tanaman kehutanan dengan tanaman pertanian (buah-buahan). 3. Rencana kawasan budidaya adalah 1) Rencana kawasan perkebunan diarahkan pada wilayah yang san gat sesuai untuk budidaya perkebunan di Kabupaten Bulungan. Jenis komoditi perkebunan yang dapat dikembangkan, antara lain kelapa sawit, kakao, kelapa, dan tanaman buah-buahan. Rencana kawasan perkebunan di Kabupaten Bulungan dalam rencana pola ruang seluas 216.733 Ha. , I I. 2) Rencana kawasan pertanian laban kering diarahkan untuk pemanfaatan kebun campuran, pertanian tanaman pangan (palawija, padi gogo) dan hortikultura. Pemanfaatan kawasan ini didasarkan pada pertimbanganpertimbangan bentuk-bentuk. kegiatan pertanian, baik kegiatan. pertanian. petemakan. tanaman. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. pangan,. pada. dasamya. dapat.

(84) 71. menggunakan areal yang sama, agar lebih fleksibel dan lebih memberi kemudahan untuk memilih lokasi yang sesuai untuk pengembangan kegiatan pertaniannya. Rencana kawasan pertanian lahan kering di Kabupaten Bulungan dalam rencana: pola ruang seluas 660 Ha. 3) Rencana Kawasan Pertanian Laban Basah (Sawah) merupakan kawasan pengembangan usaha masyarakat lahan basah ak:an diarahkan pada desa-desa yang berlokasi di sekitar daerah aliran sungai dan berpotensi untuk dapat dialiri irigasi yang terdapat di Kabupaten Bulungan. Rencana kawasan pertanian lahan basah (sawah) dalam rencana pola ruang seluas 21.381 Ha. 4) Rencana kawasan perikanan tambak: merupak:an pengembangan kegiatan perikanan payau. Di Kabupaten Bulungan terletak: di Kecamatan Bunyu, sekatak, tanjung palas utara, tanjung palas tengah. Tanjung palas timur, dan tanjung selor. Rencana kawasan perikanan tambak di Kabupaten Bulungan dalam rencana pola ruang seluas 35.176 Ha. 5) Rencana pengembangan kawasan pertambangan di Kabupaten Bulungan diarahkan pada pertambangan golongan. strategis. (golongan A: batubara, Migas) di Kecamatari Bunyu, Kecamatan Sekatak,. Kecamatan. Tanjung Palas Utara,. golongan. vital. (golongan B: emas, andisit, gips) di Kecamatan Peso, dan Kecamatan Peso Hilir, dan bahan galian (golongan C : pasir, batu gunung, batu gamping) di Sungai Kayan (pasir), Tanjung Palas. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. 43128.

(85) 43128. 72. Timur dan Tanjung Palas Barat (batu dan batu gamping). Rencana pengembangan kawasan pertambangan seluas 42.125 Ha 6) Rencana pengembangan kawasan industri berikat di Kabupaten Bulungan diarahkan dalam rangka peningkatan perdagangan secara optimal. Pembentukan zone-zone perdagangan berupa Tempat Penimbunan Berikat direncanakan seluas 4.805 Ha. Untuk industri Besar dan 3.492 Ha untuk Industri menengah. Kawasan industri berikat di Kabupaten Bulungan dimaksudkan untuk penampungan hasil-hasil industri yang diperoleh dari sentra-sentra produksi berbagai jenis industri, yaitu (1) Industri strategis untuk memenuhi kebutuhan rakyat banyak; (2) Industri yang berorientasi ekspor; (3)Industri yang berbasis sumberdaya alam, (4) Industri yang mengembangkan kegiatan ekonomi daerah. Jenis-jenis industri yang direncanakan dan memiliki potensi. pengembangan yang cukup baik, adalah:. industri. makanan dan minuman, kelapa sawit/ CPO (crude palm oil), pengolahan kayu, pengalengan ikan, bahan galian non logam, dan industri kerajinan rakyat. Lokasi-lokasi pengembangan industri terse but adalah sebagai berikut: ( 1) zona-zona industri diarahkan pada lokasi-lokasi yang dekat dengan lokasi bahan baku, yaitu pada kawasan perkebunan dan kehutanan. (2) pengembangan perikanan diarahkan di lokasi Tanjung Palas Tengah yang terkait dengan pengembangan industri ringan.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. (3) lokasi industri.

(86) 73. 43128. kerajinan rakyat diarahkan pada desa-desa di Kecamatan Peso, Peso Hilir, Tanjung J>alas Barat. 7) Rencana perkotaan (kawasan permukiman padat), di Kabupaten Bulungan diarahkan pada pengembangan permukiman perkotaan kota yang dapat memenuhi kebutuhan lingkungan hunian yang serast. dan. perkotaan. selaras. di. Rencana. Kabupaten. pengembangan. Bulungan. akan. permukiman. diarahkan. pada. permukiman perkotaan Tanjung Selor (PKW), dan pusat-pusat perkotaan akan dikembangkan agar mampu menjadi simpul pemacu perkembangan bagi wilayah sekitarnya, yaitu Gunung Putih dan Tanjung Palas (PKL), Tanah Kuning (PKL), Salimbatu (PKL), Karang Agung (PKL ), Sekatak Buji (PKL ), dan Bunyu (PKL). Rencana perkotaan dalam rencana pola ruang seluas 8.887 Ha. 8) Rencana permukiman desa-kota (kawasan permukiman dengan. kepadatan sedang), merupakan pusat pelayanan kawasan (PPK) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala · kecamatan atau beberapa. Permukiman dengan hunian sedang perlu perbaikan kampun:g dan. penataan ulanguntuk berkembimg menjadi perkotaan, yaitu pengembangan permukiman Mangkupadi - Binai, Sajau - Apung, Salimbatu - Karang Agung - Ardimulyo, Periuk Keriting- Sekatak Buji, Mara, Long Beluah, Long Tungu, dan Long Bia. Rencana permukiman desa-kota (kawasan permukiman dengan kepadatan sedang),. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(87) 43128. 74. 9) Rencana permukiman pedesaan (kawasan permukiman dengan kepadatan rendah) adalah pusat pennukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa daerah pertanian/ ladang, daya dukung lingkungan rendah, dan pennukiman hunian maksimum 50 persen. Rencana pennukiman pedesaan dalam rencana pola ruang seluas 22 951 Ha. 4. Tubuh air berupa sungai-sungai besar dan rawa yang tidak masuk dalam zonasi pola ruang wilayah di Kabupaten Bulungan. Sungai-sungai tersebut tidak hanya panjang, namun juga Iebar-lebar sehingga mempunyai luasan yangtidak sedikit. Luas tubuh air di Kabupaten Bulungan 23.304 Ha. D. Basil Penelitian 1. Proses Dan Prosedur Penyusunan RTRW Kabupaten Pelaksanaan perencanaan tata ruang merupakan serangkaian proses dan prosedur penyusunan rencana tata ruang, serta dilanjutkan dengan proses dan prosedur penetapan (legalisasi) rencana tata ruang yang dalam pedoman ini tidak diuraikan secara detail. Proses penyusunan RTRW kabupaten diisyaratkan berlandaskan atas asas: keterpaduan; keserasian; keselarasan dan keseimbangan; keberlanjutan; keberdayagunaan dan keberhasilgunaan; keterbukaan; kebersamaan dan kemitraan; pelindungan kepentingan umum; kepastian hukum dan keadilan; serta asas akuntabilitas. Proses. penyusunan. RTRW. kabupaten. meliputi. pers1apan. penyusunan RTRW kabupaten, pcngumpulan data yang dibutuhkan,. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(88) 43128. 75. pengolahan dan analisis data, perumusan konsepsi RTRW kabupaten, serta penyusunan raperda tentang RTRW kabupaten seperti digambarkan pada Gambar 3 .1. Sedangkan prosedur penyusunan RTR W kabupaten meliputi pembentukan tim penyusunan RTRW kabupaten, pelaksanaan penyusunan RTRW kabupaten, pelibatan peran masyarakat. dalam penyusunan RTRW kabupaten, serta pembahasan raperda tentang RTRW kabupaten. Kesel uruhan waktu yang dibutuhkan untuk proses penyusunan dan penetapan RTRW kabupaten diupayakan se efektif mungkin, maksimal selama 24 (dua puluh empat) bulan. Proses penyusunan RTRW kabupaten membutuhkan waktu antara 8 (delapan) bulan sampai dengan 18 (deIapan bel as) bulan dan selebihnya digunakan untuk proses penetapan sebagaimana pada Gambar 3.2. Tahap penyusunan dipengaruhi oleh situasi dan kondisi aspek politik, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, keuangan/pembiayaan pembangunan daerah, ketersediaan data, dan faktor Iainnya di dalam wilayah kabupaten bersangkutan, sehingga perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk setiap tahap penyusunan RTRW disesuaikan dengan situasi dan kondisi kabupaten yang bersangkutan. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk tahap penetapan disesuaikan dengan ketentuan dan peraturan terkait lainnya.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(89) 43128. Proses dan Prosedur Umum Penyusunnn RTRW Kabupaten. r------------. 1. 1. .. .. Tahap Persiapan. . II. 1. Gam bar 4.3 Proses dan Prosedur Umum Penyusunan RTRW (.S'umber: Pedoman penyusunan RTRW Kabupaten, Dirjen Penataan Ruang). Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(90) 77. i:l L:J I. .. I. Ofbutuhkan. 1. Persetujuan Subtansi 2.Evaluasi 3. Penetapan. Naskah Rapellia. 1 bulan. 1Perkiraan Waklu yang. i. 24bulan ·. Gambar 4.4 Proses Penyusunan RTRW Kabupaten (Sumber: Pedoman penyusunan RTRW Kabupaten, Dirjen Penataan Ruang). Dari Gambar diatas secara umum proses dan prosedur penyusunan RTRW Kabupaten, meliputi tahapan sebagai berikut: a.. Proses penyusunan R TRW kabupaten. 1) persiapan penyusunan RTRW kabupaten; 2) pengumpulan data yang dibutuhkan; 3) pengolahan dan analisis data; 4) perumusan konsep RTRW kabupaten; dan. 5) penyusunan raperda tentang RTRW kabupaten. b.. Prosedur penyusunan R TRW kabupaten 1) pembentukan tim penyusunan RTRW kabupaten; 2) pelaksanaan penyusunan RTRW kabupaten; 3) pelibatan peran masyarakat di tingkat kabupaten dalam penyusunan R TRW; dan 4) pembahasan raperda tentang RTRW kabupaten.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. 43128.

(91) 78. 2. Prosedur Penyusunan RTRW Kabupaten. Prosedur penyusunan RTRW kabupaten merupakan pentahapan yang hams dilalui dalam penyusunan R TRW kabupaten sampai dengan pembahasan raperda tentang RTRW kabupaten yang melibatkan pemangku kepentingan di tingkat kabupaten termasuk masyarakat. Masyarakat. yang. menjadi. pemangku. kepentingan. dalam. penyusunan RTRW kabupaten meliputi: 1) orang perorangan atau sekelompok orang;. 2) organisasi masyarakat tingkat wilayah kabupaten atau yang memiliki cakupan wilayah layanan satu kabupaten atau lebih dari wilayah kabupaten yang sedang melakukan penyusunan RTRW kabupaten; 3) perwakilan. orgamsas1. masyarakat. tingkat. kabupaten. dan. kabupaten/kota yang berdekatan secara sistemik (memiliki hubungan interaksi langsung) yang dapat terkena dampak dari penataan ruang di daerah yang sedang disusun RTRW kabupaten-nya; dan 4) perwakilan. orgamsas1. masyarakat. tingkat. kabupaten. dan. kabupaten/kota dari daerah yang dapat memberikan dampak bagi penataan ruang di daerah yang sedang disusun RTR W kabupatennya. Prosedur penyusunan R..TRW kabupaten meliputi: a. pembentukan tim penyusunan R TRW kabupaten yang beranggotakan unsur-unsur dari pemerintah daerah kabupaten, khususnya dalam lingkup Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) kabupaten yang bersangkutan;. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. 43128.

(92) . I. 79. b. pelaksanaan penyusunan RTRW kabupaten; c. pelibatan peran masyarakat di tingkat kabupaten dalam penyusunan RTRW kabupaten melalui: 1) pada tahap persiapan, pemerintah melibatkan masyarakat secara pasif dengan pemberitaan mengenai informasi penataan ruang melalui: a) media massa (televisi, radio, surat kabar, dan majalah); b) brosur, leaflet, flyers, surat edaran, buletin, jurnal, dan buku; c) kegiatan. pameran,. pemasangan. poster,. pamflet,. pap an. wayang. dengan. pengumuman, d) billboard; e) kegiatan. kebudayaan. (misal:. pagelaran. menyisipkan informasi yang ingin disampaikan di dalamnya); f) multimedia (video, VCD, dan DVD);. g) website; h) ruang pamer atau pusat informasi; dan/atau i) pertemuan terbuka dengan masyarakat/kelompok masyarakat. 2) pada tahap pengumpulan data dan informasi, masyarakat/organisasi masyarakat berperan lebih aktif dalam bentuk: a) pemberian data & informasi kewilayahan yang diketahui/dimiliki datanya; b) pendataan untuk kepentingan penataan ruang yang diperlukan; c) pemberian masukan, aspirasi, dan opini awal usulan rencana penataan ruang; dan d) identifikasi potensi dan masalah penataan ruang.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. 43128.

(93) 43128. 80. Media yang digunakan untuk mendapatkan infomasi/masukan dapat melalui: a) kotak aduan; b) pengisian kuesioner, wawancara; c) website, surat elektronik, form aduan, polling, telepon, dan pesan singkat/SMS; d) pertemuan terbuka atau public hearings; e) kegiatan workshop,focus group discussion (FGD); f) penyelenggaraan konferensi; dan/atau. g) ruang pamer atau pusat infonnasi. 3) pada tahap perumusan konsepsi RTRW kabupaten, masyarakat terlibat secara aktif dan bersifat dialogis/komunikasi dua arab. Dialog dilakukan antara lain melalui konsultasi publik, workshop, FGD, seminar, dan bentuk komunikasi dua arab lainnya. Pada kondisi keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan penataan ruang telah lebih aktif, maka dalam penyusunan RTRW kabupaten dapat memanfaatkan lembagalforum yang telah ada seperti: a) satuan keija (task force/technical advisory committee); b) steering committee; c) forum delegasi; dan/atau d) forum pertemuan antar pemangku kepentingan 4) pembahasan raperda tentang RTRW kabupaten oleh pemangku kepentingan di tingkat kabupaten. Pada tahap pembahasan raperda. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(94) 81. ini, masyarakat dapat berperan dalam bentuk pengaJuan usulan, keberatan,. atau. sanggahan terhadap. raperda tentang RTRW. kabupaten melalui: a) media massa (televisi, radio, surat kabar, dan majalah); b) website. resmi. lembaga. pemerintah. yang. berkewenangan. menyusun RTRW kabupaten; c) surat terbuka di media massa; d) kelompok keija (working group/public advisory grozp); dan/atau e) diskusi/temu warga (public hearings/meetings), konsultasi publik,. workshop, focus group discussion (FGD), seminar, konferensi, dan panel. Dari Hasil Wawancara dengan kepala Bappeda Kabupaten Bulungan di ruangan kantor Kepala Bappeda Bulungan bulan Maret 2017:. "Kegiatan penyusunan RTRW Kabupaten Bulungan tidak dilakukan pada forum tingkat masyarakat hal ini dikarenakan waktu yang ditentukan dalam penyusunan RTRW sangat pendek. Kebijakan pemerintah provinsi dalam percepatan penyusunan RTRW Kabzpaten Bulungan tidak diimbangi oleh ketersediaan SDM yang ada, oleh karenanya hasil daripada produk RTRW tidaklah maksimal. Tidak optimalnya penyusunan RTRW hal ini disebabkan status lahan yang berubah pada saat penyusunan RTRW serta tidak maksimalnya mengakomodir aspirasi dari masyarakat. Selain itu juga RTRW Kabupaten Bulungan tidak sesuai dengan kondisi eksisting yang ada. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. 43128.

(95) 82. 43128. sehingga seringnya terjadi konjlik baik terhadap perizinan pemanfaatan lahan maupun status penggunaan lahan yang sudah ada. Akan tetapi dikarenakan adanya tuntuan dari pemerintah pusat dan provinsi guna menyelesaikan RTRW dalam waktu yang singkat mau tidak mau perda RTRW harus di buat dan diperdakan. " Dari pernyataan diatas terbukti bahwa dalam penjaringan aspirasi masyarakat dalam proses penyusunan RTRW Kabupaten Bulungan tidak dilakukan dengan maksimal. Dilihat dari segi waktu sangat pendek sekali untuk dapat mendorong partisipasi masyarakat dan menghambat masyarakat untuk aktif dalam penyusunan RTRW kabupaten. Seperti yang dikemukakan oleh salah seorang tokoh masyarakat sebagai berikut: "pernah ada sosialisasi tentang penyusunan RTRW Kabupaten Bulungan, akan tetapi sifatnya hanya sebatas penjelasan saja, dan kami sebagai masyarakat hanya ikut mendengarkan. Selanjutnya kami tidak tahu lagi bagaimana kelanjutan RTRW sampai pada ditetapkannya sebagai peraturan daerah." (Wawancara Apri/2017) Pandangan di atas menunjukkan bahwa belum optimalnya penjaringan partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan Rencana Tata Ruang dan Wilayah mereka terkesan dalam urusan kebijakan pemerintah sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah. Masyarakat dalam hal ini hanya sampai tahap persiapan saja, tanpa adanya penjaringan aspirasi sesuai tuntutan UU No. 68 Tahun 2010.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(96) 43128. 83. 3. Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan RTRW Di Kabupaten Bulungan Seperti yang telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, bahwa pembahasan penelitian akan merujuk pada pendapat Wicaksono dan Sugiarto, yaitu terdapat 4 ciri perencanaan partisipatif yang akan dikaji dalam penelitian ini. Keempat ciri tersebut yakni yang pertama, fokus perencanaan berdasarkan pada masalah dan kebutuhan yang dihadapi masyarakat serta memperhatikan aspirasi masyarakat yang memenuhi sikap saling percaya dan terbuka. Kedua, partisipasi masyarakat dimana setiap masyarakat memperoleh peluang yang sama dalam sumbangan pemikiran tanpa dihambat oleh kemampuan berbicara, waktu dan tempat. Ketiga, sinergitas perencanaan yaitu selalu menekankan kerja sama antar wilayah administrasi dan geografi serta memperhatikan interaksi diantara stakeholders. Keempat, legalitas proses penyusunan RTRW dimana proses penyusunan RTRW dilaksanakan dengan mengacu pada semua peraturan yang berlaku, dan menjungjung etika dan tata nilai masyarakat. a.. Fokus Perencanaan Salah satu ciri perencanaan partisipatif adalah terfokus pada kepentingan masyarakat, yaitu berdasarkan pada masalah dan kebutuhan yang dihadapi masyarakat. Hal ini dapat diperoleh melalui. kegiatan. penyelidikan. yaitu. sebuah. proses. untuk. mengetahui, menggali dan mengumpulkan masalah dan kebutuhankebutuhan bersifat lokal yang berkembang di masyarakat. Kegiatan ini idea1nya dilakukan setiap lima tahun sekali. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(97) 43128. 84. karena merupakan bagian dari proses Kegiatan Rencana Tata Ruang dan Wilayah yang dilaksanakan lima tahun sekali. Kegiatan penjaringan aspirasi dapat dilakukan dengan mengumpulkan warga melalui FGD (Forum Group Discussion) yang diwakili oleh RT, RW ataupun tokoh masyarakat untuk menggali dan mengumpulkan masalah-masalah dan kebutuhan masyarakat, sehingga diperoleh daftar masalah dan kebutuhan secara menyeluruh yang perlu diseleksi lebih lanjut untuk dipilih mana masalah dan kebutuhan yang dianggap prioritas untuk dijadikan usulan prioritas dalam tahapan penyusunan RTRW. Sebelum penyeleksian masalah dan kebutuhan, terlebih dahulu dilakukan review terhadap masalah dan kebutuhan yang diusulkan, ini ditujukan untuk mengetahui kebenaran dan validitas keadaan masyarakat dan lingkungan secara menyeluruh. Informasi yang teridentifikasi. meliputi berbagai masalah, potensi. dan. kebutuhan masyarakat di bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial serta sarana dan prasarana lingkungan. Adapun kriteria masalah dan kebutuhan yang dapat diproses lebih lanjut antara lain: ( 1) merupakan kebutuhan mendasar; (2) masalah/kebutuhan yang dipandang mendesak; (3) dirasakan oleh sebagian besar warga masyarakat; (4) tersedia potensi atau sumber daya. Penentuan pengkajian/analisis. prioritas. harus. masalah. melalui. dilakukan. pembobotan/rangking. pengelompokkan masalah dan kebutuhan.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. berdasarkan dan. Penentuan prioritas.

(98) 43128. 85. didasarkan pada kriteria-kriteria sebagai berikut: a) Penerima manfaat, semakin besar manfaat bagi masyarakat semakin besar menjadi prioritas b) Prinsip gawat-mendesak-penyebaran (GMP), dengan pengertian sebagai berikut: • gawat, jika suatu masalah tidak diatasi akan menimbulkan korban jiwa atau materi, semakin besar dan banyak korban yang mungkin ditimbulkan akan semakin gawat. • Mendesak, seberapa lama suatu masalah dapat ditunda penyelesaiannya semakin tidak dapat ditunda,. semakin. mendesak. • Penyebaran,. bila. suatu. masalah. tidak. diatasi. akan. menimbulkan masalah barn, semakin banyak masalah baru yang akan ditimbulkan semakin tinggi tingkat penyebarannya. c) Cakupan Biaya, yaitu efisiensi penggunaan dana dibandingkan dengan jumlah masyarakat yang menerima manfaat. Untuk setiap nilai uang yang digunakan, semakin banyak warga masyarakat yang akan menerima manfaat akan mempunyai bobot yang tinggi. d) Keterkait~m, semakin banyak keterkaitan suatU masalah dengan masalah/kebutuhan lain, semakin besar peluang untuk menjadi prioritas. Akan. tetapi. karena. media. yang. digunakan. untuk. mengumumkan hanya lewat forum pertemuan serta tidak melalui media cetak (koran, majalah) dan media elektronik (radio, tv,. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(99) 43128. 86. internet), maka informasi yang disampaikan tidak dapat menjangkau seluruh masyarakat dalam wilayah perencanaan dan bisa dikatakan sebagai kurang transparan. Dengan demikian tingkat partisipasinya hanya sampai pada tingkat informing (tingkat ketiga dari tangga Arnstein), karena pemberian informasi hanya bersifat satu arah dari pemerintah kepada masyarakat tanpa adanya kesempatan umpan balik. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penyusunan RTRW tidak optimal dan hanya bersifat pasifyaitu sebagai pendengar saja. Hal ini juga diungkapkan oleh salah seorang warga Kecamatan Tanjung Selor sebagai berikut:. "Saya Pernah hadir dalam kegiatan sosialisasi RTRW, waktu itu memenuhi undangan Bapak Camat dan saya selaku tokoh adat yang mewakili masyarakat, namun kehadiran saya hanya sebatas mendengar saja dan sedikit memberikan masukan-masukan terhadap pelaksanaan penyusunan RTRW. ... " (wawancara April 2017) Senada dengan hal tersebut Kepala Bagian Pembangunan Kabupaten Bulungan juga membenarkan, dengan hasil wawancara sebagai berikut:. "Dalam proses penyusunan RTRW belum memperhatikan aspirasi masyarakat yang memenuhi sikap saling percaya dan '. I. terbuka, karna dalam setiap pembahasan RTRW hanya diwakilkan oleh tim BKPRD (Badan Koordinasi Perencana Daerah), desa, camat dan perwakilan DPRD saja. Seharusnya sudah melibatkan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(100) 43128. 87. masyarakat langsung mulai dari penyusunan draft dan mesti di publikasikan dahulu. Hal ini dengan harapan produk RTRW Kabupaten Bulungan sejalan dengan harapan-harapan masyarakat sehingga. tidak. terjadi. benturan-benturan. dalam. proses. pembangunan di bulungan. " (wawancara April 20 17). Dari dua pemyataan di atas dapat diinterpretasikan bahwa penjaringan aspirasi masyarakat tidak dilakukan sampai pada tingkat bawah. Masalah dan kebutuhan masyarakat yang ada di masmgmasing daerah terkait penataan ruang tidak digali langsung dari masyarakat. Padahal kegiatan penyelidikan tersebut sangat penting untuk mengetahui, menggali dan mengumpulkan masalah dan kebutuhan yang dihadapi masyarakat yang nantinya akan diajukan sebagai usulan prioritas dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah. Jika hal ini tidak dilakukan maka makin banyaknya permasalahanpermasalahan yang timbul akibat ketidak sesuaian kebijakan terhadap keinginan dan harapan masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh Kepala Bagian Pembangunan kabupaten Bulungan, sebagai berikut: "Permasalahan pemanfaatan ruang di masyarakat yang belum. diusulkan. dalam. proses. perencanaan. mengakibatkan. banyaknya tala bangunan yang tidak mengikuti kaidah tata ruang itu sendiri, hal ini diakibatkan kurangnya masyarakat mendapatkan informasi tentang pemanfaatan ruang oleh pemerimah ... (wawancara. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(101) 43128. 88. April 2017). Hal ini juga didukung oleh pemyataan Kepala Seksi Penataan. Ruang Dinas Pekerjaan Umum, sebagai berikut:. "Agar pembangunan dapat mendekati kebutuhan masyarakat, diperlukan informasi yang jelas tentang masalah, kebutuhan dan potensi masyarakat yang dikemas dalam kegiatan penyelidikan, dan ini harus dilakukan mulai tingkatan yang paling rendah baik melalui kotak aduan, pengisian kuesioner, wawancara, pertemuan terbuka atau public hearings, maupun focus group discussion (FGD) sehingga masalah-masalah yang menyangkut penataan ruang dimasyarakat dapat diminimalisir. '' (wawancara Apri/2017) Dari pemyataan di atas dapat diinterpretasikan bahwa kegiatan penyelidikan ini penting untuk dilaksanakan, namun belum dapat diakukan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu dan keterbatasan sumber daya manusia. Berdasarkan basil wawancara dari dua informan di atas menunjukkan bahwa masalah dan kebutuhan yang diusulkan tidak seluruhnya berasal dari masyarakat, bahkan ide usulan yang dirumuskan digali oleh Tim BKPRD itu sendiri. Sejalan dengan permasalahan tersebut, RTRW yang disusun tidaklah berpihak kepada rakyat karena dipandang hanya sebagai rumusan oleh eliteelite pemerintah saja. Hal ini dikarenakan tidak dilakukannya penjaringan aspirasi masyarakat seperti yang diamanatkan dalarn undang-undang No. 68 tahun 2010. Alexander Abe (2002:8). Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(102) 43128. 89. mengemukakan. pengertian. perencanaan. partisipatif. adalah. perencanaan yang didalam tujuannya melibatkan kepentingan masyarakat baik langsung maupun tidak langsung serta tujuan dan cara hams dipandang sebagai satu kesatuan. Apabila dirumuskan tanpa melibatkan masyarakat, maka akan sulit dipastikan bahwa rumusan akan berpihak kepada masyarakat. b.. Partisipatoris Partisipatoris dilihat dari keterlibatan masyarakat dalam forum pertemuan dimana setiap masyarakat memperoleh peluang yang sama dalam memberikan sumbangan pemikiran tanpa dihambat oleh kemampuan berbicara, waktu dan tempat. Salah satu SKPD yang hams menyelenggarakan FGD (Forum Group Discussion) adalah Bappeda. Pada FGD ini dilakukan penjaringan aspirasi dalam proses penyusunan RTRW Kabupaten Bulungan. Namun dalam kenyataannya FGD hanya dilakukan pada tingkat tim BKPRD saja seperti yang di ceritakan dalam wawancara Kepala Bappeda Kabupaten Bulungan sebagai berikut: "Pada tahap FGD tidak dilakukan di tingkat masyarakat, cukup yang diundang dan hadir dari kecamatan, desa/ lurah dan perwakilan DPR saja untuk memberikan masukan-masukan. Hal ini dirasa sudah cukup memenuhi unsur aspirasi masyarakat. Jika dilakukan pada tingkat masyarakat seperti mengadakan forum terbuka atau pertemuan langsung dengan masyarakat maka akan memakan waktu dan biaya yang besar. Selain itu SDM yang dimiliki. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(103) 90. juga masih kurang untuk menjaring aspirasi masyarakat. " (wawancara April2017). Senada. dengan. pemyataan. tersebut. Kepala. Bagian. Pembangunan Kabupaten Bulungan juga mengomentari hal yang sama seperti berikut: "Proses penyusunan RTRW sudah mewakili seluruh unsur masyarakat dalam hal ini diwakili oleh tim BKPRD, karena tim BKPRD dibentuk sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 50 Tahun 2009." Dalam setiap pembahasan penyusunan RTRW diberikan peluang seluas-luasnya kepada tim BKPRD untuk memberikan sumbangan pemikiran termasuk menyampaikan datadata riil di lapangan." (wawancara April 2017). Ditambahkannya lagi pemyataan sebagai berikut: Seluruh. unsur yang. hadir. di. dalam. FGD. sudah. mengakomodasi semua pemikiran masyarakat, mulai dari unsur pemerintahan desa, kecamatan dan tim BKPRD serta perwakilan DPR kabupaten. Berbagai usulan dan sumbangan pemikiran dari para pihak yang hadirlah dirumuskan RTRW tersebut. (wawancara April2017) Oari hasil wawancara diatas dapat dikatakan bahwa proses penyusunan RTRW tidak melibatkan langsung masyarakat hanya usulan-usulan dan aspirasi dari pemikiran para elite pemerintah dan perwakilan DPR saja. Berikut pernyataan Kepala Seksi Perencanaan Penataan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. 43128.

(104) 43128. 91. Ruang Dinas .Pekeijaan Umum Kabupaten Bulungan:. "Memang tim BKPRD di bentuk berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009. Dimana dalam hal penyusunan RTRW tim BKPRD bertugas untuk: 1. Mengkoordinasikan dan merumuskan penyusunan tata ruang 2. Memaduserasikan rencana jangka panjang dan menengah 3. Mengintegrasikan, memadukan dan mengharmonisasikan RTRW Nasional, Provinsi dan Kabupaten 4. Mongkoordinasikan. pelaksanaan. kolsultasi. raperda. (rancangan peraturan daerah) tentang RTRW. 5. Megkoordinasikan. pelaksanaan. evaluasi. RTRW. kabupaten 6. Mengkoordinasikan proses penetapan RTRW 7. Mengoptimalkan peran serta masyarakat. Diakui pada point mengoptimalkan peran serta masyarakat, tim BKPRD belum melaksanakannya. Kita berharap pada yang hadir dalam FGD tersebut sudah mewakili aspirasi masyarakat sehingga dalam mengimplementasikan kebijakan atau peraturdn daerah tentang RTRW tidak lagi menuai masalah-masalah di lapangan terutama terbentur dengan kepentingan masyarakat. Terkadang. sistem. perwakilan. ini. justru. memiliki. banyak. kekurangan, salah satunya peserta yang hadir biasanya bergantiganti sehingga sering terjadi ketidaksamaan pemikiran mulai dari. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(105) 92. 43128. awal sampai dengan akhir penyusunan. (wawancara April2017). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses penyusunan RTRW. Kabupaten Bulungan belum melibatkan. masyarakat secara keseluruhan walaupun dalam proses penyusunan telah memberikan peluang yang sama kepada masyarakat dalam memberikan sumbangali pemikiran serta masih terkendala waktu. c.. Sinergitas Perencanaan. Sinergitas perencanaan dapat dilihat ketika dalam proses penyusunan RTRW selalu menekankan keija sama antar wilayah administrasi dan geografi, serta interaksi diantara stakeholders. Forum yang melibatkan desa, kecamatan tim BKPRD dan perwakilan DPRD sangat rendah baik tingkat kehadiran maupun interaksi pada saat diskusi. Ini menyebabkan banyaknya data-data riil, serta keinginan di masyarakat hilang di tengahjalan. Berikut. hasil. wawancara. kepada. Kepala. Bagian. Pembangunan Kabupaten Bulungan:. "lnteraksi antara stakeholders dalam proses perencanaan penataan ruang sudah dibangun dibuktikan dengan adanya Nm BKPRD yang selalu berkoordinasi dengan pihak DPRD, Kecamatan dan Desa serta dalam pelaksanaan penyus_unannya dilakukan diskusi. melalui. FGD.. Memang. terkadang. sering. terjadi. ketidaksingkronan antara desa yang satu dengan desa yang lain atau kecamatan yang satu dengan kecamatan lainnya. Biasanya mengenai batas-batas desa ataupun usaha baik perkebunan maupun. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(106) 43128. 93. industri yang mana lahannya berada di dua desa yang berbeda. " (wawancara April 20 17).. Pembahasan. berkaitan. dengan. penyusunan. R TRW. sebenamya tidak hanya dilakukan dalam FGD saja, diselenggarakan forum-forum lain di luar FGD bila dibutuhkan. Ketika ada permasalahan atau usulan yang sumber datanya dari yang lain, misalnya dari perusahan perkebunan, tambang, hutan dan kawasankawasan yang diatur oleh pemerintah pusat. Seperti perkebunan sawit yang sumber datanya riil nya dari perusahaan itu sendiri baik peta maupun administrasi lahannya, atau kawasan hutan lindung yang. menjadi. wewenang. kementerian. kehutanan.. Sehingga. keberlanjutan proses penyusunan RTRW dapat mangakomodir seluruh kebutuhan stakeholder. Hal ini juga diperkuat dengan pemyataan kepala Bappeda Kabupaten Bulungan sebagai berikut: "Memang benar pembahasan tidak hanya dilakukan di tingkat BKPRD saja, proses penyusunan RTRW ini kita bahas sampai ke tingkat pusat dalam hal ini kementerian terkait. Jika kita melcikukan pembahasan mengenai kawasan hutan ya kita ke Kementerian. Kehutanan. atau. membahas. masalah. kawasan. pertambangan kita bawa ke forum ke tingkat Kementerian Sumber Daya Energi dan Mineral." (wawancara April 2017).. Sinergitas perencanaan merupakan bagian dari kriteria yang harus dipenuhi oleh semua usulan yang masuk untuk dijadikan dasar. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(107) 43128. 94. dalam memutuskan basil. Seperti yang dikemukakan oleh Kepala Seksi Perencanaan Penataan Ruang sebagai berikut: "Usulan yang diakomodasi. itu. adalah. usulan yang. mempunyai keterkaitan dengan sinergitasnya, maksudnya adalah suatu usulan memiliki keterkaitan dengan usulan dari sector lain, misa/nya usulan pembangunan }alan dilihat dari masalah dan potensi,. apabila }alan tersebut tidak dibangun maka akan. berpengaruh. terhadap. lambatnya. pertumbuhan. ekonomi. masyarakat, karena }alan tersebut merupakan akses penting menuju kawasan pertanian.. Usulan. yang. seperti. ini yang. dapat. diakomodasi. " (wawancara April 2017). Pandangan di atas menunjukkan bahwa sinergitas usulan antara satu sektor dengan sektor lainnya menjadi salah satu kriteria diakomodasi tidaknya suatu usulan . Disini ditekankan kelja sama antar wilayah dan geografi untuk mencapai sinkronisasi kegiatan, juga diperlukan interaksi diantara stakeholders dalam membahas kegiatan apa saja yang dijadikan prioritas untuk diusulkan ke tingkat yang lebih tinggi. Berdasarkan basil penelitian, penyusunan RTRW Kabupaten Bulungan. sudah. memenuhi. kriteria. sinergitas. perencanaan,. meskipun dalam pelaksanaannya belum optimal. Hal ini ditandai dengan masih terdapatnya ketidaksingkronan antara usulan yang satu dengan usulan yang lain.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(108) 43128. 95. d.. Legalitas Perencanaan. Legalitas disini rnaksudnya adalah bahwa penyusunan RTRW Kabupaten Bulungan sesuai dengan regulasi yang ada dan dapat dipertanggungjawabkan. Penyusunan RTRW Kabupaten Bulungan rnengacu pada sernua peraturan yang berlaku yaitu berdasarkan Undang- undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Narnun secara teknis tidak sernua peraturan perundangundangan dapat diikuti. Seperti yang dikernukakan oleh Kepala Bappeda Kabupaten Bulungan berikut: "Perencanaan tata ruang telah diatur dalam undang-undang nomor 26 tahun 2007, isi daripada RTRW itu sendiri sudah memenuhi apa yang telah diamanatkan dalam undang-undang. Memang secara teknis pada saat penyusunan ada beberapa hal yang belum bisa kita optimalkan terutama mengenai keterlibatan peran masyarakat. Faktor waktu, sumber daya manusia dan biaya menjadi kendala teknis di lapangan.. Tidak diungkiri masih banyak. kekurangan-kekurangan di dalam RTRW itu sendiri, mungkin salah satunya adalah tidak optimalnya proses penyusunan RTRW terutama keterlibatan . masyarakat sehtngga timbul -berbagai masalah . baik. masalah. lahan. maupun. pemanfaatannya.,. (wawancara April 20 17). Adapun rnekanisrne yang dilalui dalarn penyusunan RTRW Kabupaten Bulungan seperti yang di jelaskan oleh Kepala Bagian Pernbangunan berikut ini:. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(109) 43128. 96. "Mekanisme penyusunan RTRW: I. MOU dengan perguruan tinggi yang dipilih 2. Berkoordinasi dengan Badan Informasi mengetahui. batas-batas. wilayah. serta. Geografis kondisi. untuk. eksisting. berdasarkan peta yang ada 3. Pembentukan tim BKPRD 4. Proses penyusunan yang didalamnya melalui FGD sampai selesainya RTRW itu sendiri 5. Rapat paripurna di DPRD untuk menetapkan RTRW sebagai peraturan daerah Proses Penyusunan RTRW sudah dilaksanakan mengacu pada semua peraturan yang berlaku, walaupun secara teknis terutama dalam hal keterlibatan masyarakat kurang dioptimalkan. Kami berharap pada saat penyusunan RTRW berikutnya peran partisipasi masyarakat lebih dioptimalkan lagi agar tidak timbul konjlik atau masalah di lapangan terutama terbentur dengan kepentingan masyarakat." (wawancara Apri/2017).. Dari pemyataan di atas dapat disimpulkan bahwa RTRW berdasarkan kesepakatan masyarakat yang diwakili oleh instansi desa, camat dan perwakilan DPRD melalui FGD dan disampaikan dalam rapat paripuma di DPRD sehingga sesuai sumber hukum dalam penyusunan RTRW dan menjungjung etika dan nilai yang ada di masyarakat.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(110) 43128. 97. E. Pembahasan Basil Penelitian Pada basil penelitian sudab dideskripsikan pelaksanaan perencanaan partisipatif dalam proses penyusunan RTRW di Kabupaten Bulungan mulai dari tabapan persiapan sampai tabapan keluaran sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 68 tahun 2009, maka pada analisis basil penelitian ini akan. berusaha. untuk. mengetahui. bagaimana. faktor-faktor. yang. mempengaruhi keberbasilan pelaksanaan perencanaan partisipatif Sesuai dengan fokus masalab yang telab ditetapkan, analisis terhadap pelaksanaan perencanaan partisipatif dalam proses penyusunan RTRW di Kabupaten Bulungan dilihat dari fokus perencanaan, partisipasi masyarakat, sinergitas perencanaan, dan legalitas perencanaan. Untuk menganalisis basil penelitian digunakan pendapat Wicaksono dan Sugiarto (Wijaya, 2001:16) sebagai acuan analisis yang mengemukakan bahwa perencanaan partisipatif adalab usaha yang dilakukan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi agar mencapai kondisi yang diharapkan berdasarkan kebutuhan dan kemampuan secara mandiri. Berdasarkan. pendapat. Wicaksono. dan. Sugiarto. pelaksanaan. perencanaan dapat dikatakan partisipatif hila memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:. 1. Fokus perencanaan, berdasarkan pada masalah dan kebutuhan yang. dibadapi. masyarakat. serta. memperbatikan. asp1ras1. masyarakat yang memenuhi sikap saling percaya dan terbuka. 2. Partisipasi masyarakat dimana setiap masyarakat memperoleh peluang yang sama dalam sumbangan pemikiran tanpa dihambat. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(111) 43128. 98. oleh kemampuan berbicara, waktu dan tempat. 3. Sinergitas perencanaan yaitu selalu menekankan kerja sama antar wilayah dan geografi, serta interaksi diantara stakeholders. 4. Legalitas perencanaan dimana penyusunan RTRW dilaksanakan dengan. mengacu. pada. semua. peraturan. yang. berlaku,. menJungJung etika dan tata nilai masyarakat seita tidak memberikan peluang bagi penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan. Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan RTRW Kabupaten Bulungan, analisis yang digunakan adalah: Pertama, Fokus perencanaan, berdasarkan pada masalah dan kebutuhan yang dihadapi masyarakat serta memperhatikan asp1ras1 masyarakat yang memenuhi sikap saling percaya dan terbuka. Pelaksanaan. perencanaan partisipatif Kabupaten. Bulungan. dilakukan dalam rangka menyusun Rencana Tata Ruang Kabupaten Bulungan berupa usulan-usulan dan masukan-masukan yang akan disampaikan pada proses yang lebih tinggi. Tujuan dari kegiatan perencanaan partisipatifitu sendiri adalah: 1. Menentukan arab dan tujuan RTRW oleh masyanikat.. 2. Teridentifikasinya jenis-jenis usulan dan masukan-masukan berdasarkan pada kekuatan dan potensi yang ada serta kebutuhan riil masyarakat. 3. Teridentifikasinya rencana penggunaan ruang masyarakat dalam. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(112) 43128. 99. pembangunan. Pada pelaksanaannya di Kabupaten Bulungan, perencanaan partisipatif dimulai dari tahapan persiapan, pelaksanaan, dan keluaran rencana.. Masyarakat diharapkan terlibat dan memahami seluruh. rangkaian dari proses penyusunan RTRW di Kabupaten Bulungan. F okus perencanaan yang berdasarkan masalah dan kebutuhan masyarakat dapat diperoleh melalui kegiatan sosialisasi yang merupakan bagian dari tahap persiapan dalam proses penyusunan RTRW. Berdasarkan hasil penelitian, untuk kegiatan persiapan telah dilakukan sosialisasi kepada masyarakat yang dalam hal ini dihadiri oleh perwakilan dari desa, kecamatan dan perwakilan DPRD. Perencanaan yang disiapkan belum memperhatikan asp1ras1 masyarakat yang memenuhi sikap saling percaya dan terbuka. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pelibatan masyarakat dilakukan hanya melalui perwakilan-perwakilan masyarakat saja melalui aparat desa, kecamatan dan perwakilan DPRD. Kedua,. Partisipasi. masyarakat. dimana. setiap. masyarakat. memperoleh peluang yang sama dalam sumbangan pemikiran tanpa dihambat oleh kemampuan berbicara, waktu dan tempat,. serta. masyarakat dilibatkan dalam setiap keputusan. Berdasarkan basil penelitian keterlibatan masyarakat dalam FGD adalah. rendah.. Rendahnya partisipasi. masyarakat dalam. penyusunan RTRW Kabupaten Bulungan dipengaruhi oleh faktor: 1. Keterbatasan terhadap pemahaman RTRW.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. proses.

(113) 100. 43128. 2. Adanya sikap pesimis masyarakat terhadap proses penyusunan RTRW karena usulan -usulan mereka tidak terakomodasi. 3. Terbatasnya jumlah sumber daya manusia yang hadir dalam FGD 4. Waktu penyusunan RTRW relatif pendek sehingga tidak optimalnya dalam penjaringan aspirasi masyarakat. Rendahnya keterlibatan masyarakat merupakan salah satu indikator dari tidak optimalnya proses penyusunan RTRW Kabupaten Bulungan. Ketiga, sinergitas perencanaan yaitu selalu menekankan keija sama antar wilayah dan geografi, serta interaksi diantara stakeholders. Pada pelaksanaan perencanaan partisipatif dalam proses penyusunan RTRW Kabupaten Bulungan, proses pengambilan keputusan secara formal telah dilakukan dengan baik meskipun ada beberapa tahapan dalam proses penyusunan RTRW tidak dilaksanakan. Bila dilihat dari sisi peserta, belum mewakili unsur masyarakat di Kabupaten Bulungan, terlebih dalam proses penyusunan RTRW, tingkat keterwakilan masyarakat masih rendah. Namun hila dilihat dari dokumen sebagai bahan masukan dalam proses penyusunan RTRW, sudah tersedia beberapa kelengkapan seperti: data riil dilapangan serta dokumen-dokuinen pendul-ung. Hasil kesepakatan peserta FGD berupa daftar prioritas usulan yang merupakan hasil keija sama antar wilayah administrasi dan geografi serta merupakan hasil interaksi antara stakeholders. Pada umumnya dapat diterima peserta FGD khususnya dan masyarakat Kabupaten umumnya. Keempat, legalitas perencanaan dimana penyusunan RTRW. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

Gambar

Tabel 2.1 Pendekatan-Pendekatan Partisipasi ............•.••.•....•.••....•.•.......•............
Gambar 4.1  Wilayah Administrasi Kabupaten  (Sumber: RTRW Kabupaten Bulungan)
Gambar 4.4 Proses Penyusunan RTRW Kabupaten

Referensi

Dokumen terkait

Layer ini terlibat dalam mengirim informasi dari satu node ke node lain secara fisik, misalnya mengubah sinyal digital menjadi analog untuk dikirimkan melalui

Pada periode 1966-77, mereka menemukan bahwa ekspor Indonesia berpengaruh positif terbadap pertumbuhan PDB, tetapi tidak sebaliknya Sepintas lalu, temuan tersebut nampaknya

Hasil penelitian menunjukkan: Kategori tinggi dapat memahami dan menghubungkan antar sub materi dalam materi pokok matematika, antar konsep matematika serta

Karyawan di Galeri Ciumbuleuit Hotel dan Apartemen memiliki motivasi kerja yang sangat tinggi, hanya pemberian motivasi harus lebih ditingkatkan melalui pemberian penghargaan

E Tujuan Umum Peserta didik/konseli mampu memahami tentang mind mapping serta dapat membuat suatu peta pikiran untuk meningkatkan dan menerapkan dalam hal prestasi belajar.. F

: POLITEKNIK PENERBANGAN (POLTEKBANG) SURABAYA : KANREG II BKN

Hotel Transit ini berada dilingkungan rest area dan didukung dengan adanya fasilitas SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum), Restoran, Parkir Pengunjung, Toilet, Mini

Hasil penelitian yang dilakukan mengenai kesulitan mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UMS angkatan 2014 yang menyatakan sulit dan mendapatkan persentase tertinggi pada