• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI TANAH BUMBU KABUPATEN TANAH BUMBU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI TANAH BUMBU KABUPATEN TANAH BUMBU"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Since September 2017

PENGARUH KOMPETENSI DAN LINGKUNGAN KERJA

TERHADAP KINERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH

NEGERI TANAH BUMBU KABUPATEN TANAH BUMBU

Saderi

MA Negeri Kabupaten Tanah Bumbu saderi.111@gmail.com

Muhammad Jamili

STIA Bina Banua Banjarmasin muhammad.jamili@stiabinabanuabjm.ac.id

Abstract : This study aims to determine the effect of competence and work environment on teacher

performance at Madrasah Aliyah Negeri Tanah Bumbu, Tanah Bumbu Regency. The research method used is explanatory research. The results showed that partially the influence of competence on teacher performance showed a significant relationship, seen with a significant level also supported by the tcount value of 6.171> t table of 2.042 with a significant level of p value X1 <. The contribution of the competency variable to performance with an r2 value of 0.302 shows that it is 30.2%, while the influence of the work environment shows the number 0.531 this means that there is a relationship that occurs with the performance variable, meaning that if the work environment increases it will affect the increase in teacher performance by 0.531.

Keywords : Competence, Work Environment, Performance

Abstraksi : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi dan lingkungan kerja terhadap kinerja guru pada Madrasah Aliyah Negeri Tanah Bumbu Kabupaten Tanah Bumbu. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatori. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara Parsial Pengaruh Kompetensi terhadap kinerja Guru menunjukkan hubungan yang signifikan, dilihat dengan tingkat signifikan juga didukung oleh nilai Thitung sebesar 6,171 >Ttabelsebesar 2,042 dengan tingkat signifikan p value X1 < . Sumbangan variabel kompetensi terhadap kinerja dengan nilai r2sebesar 0,302 ini menunjukan bahwa sebesar 30,2 %, sedangkan Pengaruh Lingkungan kerja menunjukan angka 0,531 ini berarti bahwa terdapat hubungan yang terjadi dengan variabel kinerja, maksudnya bila lingkungan kerja meningkat akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja Guru sebesar 0.531.

(2)

PENDAHULUAN

Untuk menciptakan kinerja guru yang tinggi, dibutuhkan adanya peningkatan kerja yang optimal dan mampu mendayagunakan potensi sumber daya manusia yang dimiliki oleh guru guna menciptakan tujuan sekolah sehingga akan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan sekolah. Untuk menghasilkan kinerja yang optimal dalam sekolah dapat diukur dari hasil pekerjaan yang telah dilakukannya dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan oleh sekolah, karena keberhasilan suatu sekolah dipengaruhi oleh kinerja guru.

Permasalahan yang ada, guru sangat peduli sekali dengan lingkungan kerjanya baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas dengan baik. Lingkungan kerja yang menyenangkan, terutama kondisi sekolah yang bersih, penerangan yang memadai, ventilasi cukup, hubungan antar guru yang harmonis, kepemimpinan yang baik, dan sebagainya, akan menimbulkan perasaan puas pada guru, sehingga guru akan merasa betah dan bersemangat dalam menyelesaikan tugasnya. Sekolah harus mengusahakan agar gurunya dapat berpandangan positif terhadap lingkungan kerjanya, karena lingkungan kerja sangat berpengaruh dalam pekerjaan yang dilakukan.

Dari berbagai kondisi yang ada, ternyata belum semua guru yang mempunyai kemampuan, keterampilan, semangat kerja dan kompetensi sesuai dengan harapan dan tujuan sekolah Kompetensi yang dimiliki oleh guru tersebut belum diimbangi dengan kemampuan diberbagai bidang yang ada, terutama masih terdapat guru yang kurang memahami prosedur kerja sehingga masih ada

(3)

pekerjaan yang tidak sesuai dengan bidangnya dan kurangnya kemampuan dalam mengoperasikan peralatan modern. Selain itu, kemampuan konseptual dalam berinovasi kurang dimiliki oleh guru dikarenakan pekerjaan yang dijalani hanya sebatas rutinitas saja dan masih ada guru yang tidak linier dari mapel yang ada.

Permasalahan yang timbul pada lingkungan kerja yang masih dikeluhkan pada sekolah tentang kurang nyaman dalam penyelesaian tugasnya sehingga hal ini dapat mengganggu aktivitas kerja guru dalam penyelesaian tugasnya.

KAJIAN TEORI Kompetensi

Menurut Covey, Roger dan Rebecca Merrill 1994 didalam A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2007 : 112) dalam lingkup apapun menyatakan bahwa Kompetensi menyangkut 3 (tiga) hal, yaitu :

1. Kompetensi Teknis : pengetahuan dan keahlian untuk mencapai hasil-hasil yang telah disepakati, kemampuan untuk memikirkan persoalan dan mencari alternative-alternatif baru

2. Kompetensi Konseptual : Kemampuan untuk melihat gambar besar, untuk menguji berbagai pengandaian dan pengubah perspektif

3. Kompetensi untuk hidup, dalam saling ketergantungan kemampuan secara efektif dengan orang lain.

Kompetensi bukan merupakan kemampuan yang tidak dapat dipengaruhi, Michael Zwell 2000: 56-68 (dalam Wibowo 2007:102) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecakapan kompetensi seseorang, yaitu sebagai berikut:

(4)

2. Keterampilan, 3. Pengalaman , 4. Karakteristik Kepribadian, 5. Motivasi 6. Isu Emosional 7. Kemampuan Intelektual. Lingkungan Kerja

Faktor-faktor lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi diuraikan oleh Alex S. Nitisemito (2002:184) suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan guru,diantaranya:

1. Warna merupakan faktor yang penting untuk memperbesar elisiensi kerja para guru.

2. Kebersihan lingkungan kerja secara tidak langsung dapat mempengaruhi seseorang dalam bekerja, karena apabila lingkungan kerja bersih maka guru akan merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya.

3. Penerangan dalam hai ini bukan terbatas pada penerangan listrik saja, tetapi juga penerangan sinar matahari. Dalam melaksanakan tugas guru membutuhkan penerangan yang cukup, apabila pekerjaan yang dilakukan tersebut menuntut ketelitian.

4. Pertukaran udara yang cukup akan meningkatkan kesegaran fisik para guru, karena apabila ventilasinya cukup maka kesehatan para guru akan terjamin. 5. Jaminan terhadap keamanan menimbulkan ketenangan.

(5)

6. Kebisingan merupakan suatu gangguan terhadap seeorang karena adanya kebisingan, maka konsentrasi dalam bekerja akan terganggu.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.

1592/MENKES/SK/II/2017 Tentang: Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja bahwa lingkungan kerja persekolahan meliputi semua ruangan, halaman dan area sekelilingnya yang merupakan bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja untuk kegiatan persekolahan.

Kinerja

Mangkunegara (2006:67-68) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seorang anggota sekolah adalah:

1. Faktor kemampuan, secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge dan skill). 2. Faktor motivasi, motivasi terbentuk dan sikap gurudalam menghadapi situasi

kerja. Motivasi seharusnya terbentuk dari awal (by plan), bukan karena keterpaksaan atau kebetulan (by accident).

Hal ini juga didukung oleh pendapat Cokroaminoto (2007) pengertian kinerja guru menunjuk pada kemampuan guru dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Tugas-tugas tersebut biasanya berdasarkan indikator - indikator keberhasilan yang sudah diterapkan. Kinerja sebagai hasil usaha seseorang yang memiliki kemampuan dan perbuatan dalamsituasi tertentu.

Menurut Fuad Mas’ud (2004, 89) menyatakan ada lima dimensi yang digunakan untuk mengukur kinerja guru secara individu, antara lain sebagai benikut:

(6)

a. Kualitas b. Kuantitas c. Ketepatan Waktu d. Efektivitas e. Komitmen Kerja KERANGKA BERPIKIR

Model kerangka berpikir konseptual yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Berpikir

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan pengaruh antar variabel melalui pengujian hipotesis dan sekaligus melakukan eksplanasi terhadap beberapa variabel, maka sifat penelitian ini adalah penelitian eksplanatoni (explanatory research). Penelitian ini menggunakan metode deskriftif analisis dengan menggunakan data yang bersifat cross sectional. Adapun teknik analisa data menggunakan model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(7)

Analisa Deskriptif, Analisa Inferensial dan Analisa Regresi Inferensial Uji Validitas dan Reabilitas. Agar hasil penelitian valid dan reliable, maka butir-butir pertanyaan dalam quesioner perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

Berdasarkan hasil uji Validitas dan ReabilitasVariabel Independent Kompentensi (X1) adalah tanggapan pernyataan responden diketahui bahwa Pengetahuan individu merupakan modal dasar setiap individu untuk dapat memberikan kontribusi yang baik pada instansi adalah responden menyatakan sangat setuju, setuju, dan kurang setuju. Dengan hasil uji butiran menggunakan program SPSS 23 dapat diketahui bahwa hasil rhitung sedangkan rtabel dengan nilai maka dapat disimpulkan bahasa uji butiran soal no 1 sampai no 16 dinyatakan Valid karna rhitung> dari pada rtabel.dengan demikian uji butiran soal no 1 sampai 16 dapat di pertahankan.

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Independent Lingkungan kerja (X2 )

Berdasarkan hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Independent Lingkungan kerja (X2 ) dapat di ketahui bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa merasa suasana kerja di dalam sekolah menyenangkan dengan fasilitas dalam bidang pekerjaan memadai dan baik adalah responden menyatakan sangat setuju dan responden menyatakan setuju dan ada responden menyatakan kurang setuju. Dengan hasil uji butiran menggunakan program SPSS 23 dapat diketahu bahwa hasil rhitung sedangkan rtabel maka dapat disimpulkan bahasa uji

(8)

butiran soal no 17 sampai 28 dinyatakan Valid karna rhitung> dari pada rtabeldengan demikian uji butiran soal no 17 sampai 28 dapat di pertahankan.

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Dependent Kinerja Guru (Y) Berdasarkan hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Dependent Kerja Guru (X2 ) dapat di ketahui tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan anggaran yang telah di tetapkan adalah sangat setuju, dan responden menyatakan setuju, ada responden menyatakan kurang setuju dan tidak setuju. Dengan hasil uji butiran menggunakan program SPSS 23 dapat diketahu bahwa hasil rhitung sedangkan rtabel maka dapat disimpulkan bahasa uji butiran soal no 29 sampai 41 dinyatakan Valid karna rhitung> dari pada rtabeldengan demikian uji butiran soal no 29 sampai 41 dapat di pertahankan. .

Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE (best linear unbiased estimator) yakni tidak terdapat heteroskedastistas, tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terdapat autokorelasi ( Sudrajat 2008: 164)

(9)

Multikolinearitas

Uji multikolinearitas menjelaskan bahwa antara variabel bebas yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempuma atau dengan kata lain koefisien korelasi tinggi atau bahkan satu (Gujarati, 2009 : 45). Salah satu carauntuk melihat apakah telah terjadi pelanggaran asumsi multikolinearitas atau tidak adalah berdasarkan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF suatu variabel bebas kurang dari 5, maka model regresi yang terbentuk dikatakan telah bebas dari pelanggaran asumsi multikolinearitas (Santoso, 2001 64).

Autokorelasi

Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melaluipengujian terhadap nilai Uji Durbin- Watson (Uji Dw) dengan ketentuan sebagai berikut (Santoso, 2002:219):

a. Angka DW dibawah -2 berarti ada otokorelasi positif

b. Angka DW di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada otokorelasi c Angka DW di atas +2 berarti ada otokorelasi negatif

Dari hasil perhitungan program komputer SPSS 23 di dapat nilai Uji Dw= 2,002 berada di daerah tidak ada autokorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada persamaan regresi tersebut tidak terdapat autokorelasi.

Heteroskedastisitas

Salah satu cara untuk mendiagnosis adanya heteroskedastisitas dalam suatu model regresi adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Adapun dasar analisis dengan melihat grafik plot adalah sebagai berikut :

(10)

Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka menunjukkan telah terjadi heterokedastisitas.

Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Uji Normalitas

Hasil uji normalitas pada penelitian (Asumsi Normalitas). Dari grafik normal P-Plot tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Sehingga dalam penelitian tidak terjadi gangguan asumsi normalitas, yang berarti data berdistribusi normal.

Uji Hipotesis Hasil Estimasi Analisis Koefisien Regresi Berganda (unstandardized coefisients)

Untuk melihat bagaimana pengaruh variabel kompetensi (X1) dan lingkungan kerja (X2) terhadap kinerja Guru (Y) Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan maka dapat diperoleh persamaan regresinya sebagai berikut :

Y = 39,492 + 0.527X1+ 0.531X2

Karena nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.494, artinya maka terdapat hubungan yang kuat antara variabel independen dengan variabel dependen sebesar 0.494 atau 49,4 % dengan arah yang sama, berarti terdapat pengaruh yang kuat secara bersama-sama dari variabel independen yalta X1 (kompetensi) dan X2(lingkungan kerja) sebesar 49,4 % terhadap perubahan variabel Y (kinerja), sedangkan sisanya sebesar 50,6 % dipenganuhi oleh variabel lain selain variabel yang telah disebutkan diatas.

(11)

Uji Parsial (Uji t )

Analisis terhadap uji t inidilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen yaitu kompetensi dan lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu kinerja. Sehubungan dengan hal tersebut dapat dilakukan pengujian secara satu persatu masing-masing variabel tersebut :

a. Pengaruh Kompetensi (X1) terhadap Kinerja Guru (Y)

Guru pada Madrasah Aliyah Negeri Tanah BumbuKabupaten Tanah Bumbu. Diketahui bahwa koefisien regresi untuk variabel kompetensi (X1) menunjukan angka 0.527, ini berarti besarnya hubungan yang terjadi antara variabel kompetensi dengan variabel kinerja, maksudnya bila kompetensi meningkat akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja sebesar 0.527. Dilihat dari hubungan,variabel kompetensi dengan kinerja Guru menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap kinerja, hal ini dilihat dengan tingkat signifikan juga didukung oleh nilai Thitung sebesar 6,171 >Ttabelsebesar 2,042 dengan tingkat signifikan p value X1(0.000) < α (0,05).

Sedangkan kalau dilihat dari sumbangan variabel kompetensi terhadap kinerja dengan nilai r2sebesar 0,302 ini menunjukan bahwa sebesar 30,2 % konstribusi variabel kompetensi yang dapat diberikan kepada peningkatan kinerja Guru.

b. Pengaruh Lingkungan Kerja (X2) terhadap Kinerja Guru (Y) Guru pada Madrasah Aliyah Negeri Tanah BumbuKabupaten Tanah Bumbu

Berdasarkan table diketahui bahwa koefisien regresi untuk variabel lingkungan kerja (X2) menunjukan angka 0,531 ini berarti bahwa terdapat

(12)

hubungan yang terjadi dengan variabel kinerja (Y), maksudnya bila lingkungan kerja meningkat akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja Guru sebesar 0.531.

Sedangkan hubungan variabel lingkungan kerja dengan kinerja menunjukkan hubungan yang signifikan, halini dapat dilihat dengan tingkat signifikan juga didukung oleh nilai Thitungsebesar 2,153> Ttabelsebesar 2,042 dengan tingkat signifikan p value X2 (0.000) < α (0,05). Sedangkan kalau dilihat dari sumbangan variabel lingkungan kerja terhadap kinerja dengan nilai r2sebesar 0.380 ini menunjukan bahwa sebesar 38 % konstribusi yang dapat diberikan variabel lingkungan kerja kepada peningkatan kinerja Guru

Uji secara bersama-sama (Uji F)

Untuk membuktikan hipotesis secara bersama-sama yaitu dengan melihat pengaruh yang signifikan kompetensi dan lingkungan kerja terhadap kinerja Guru dengan tingkat keyakinan 95% α = 0,05 dapat dilakukan dengan melihat koefisien determinasi dan hasil perhitungan nilai Fhitungatau dengan cara membandingkan p value dengan α (0,05).

Berdasarkan tabel 4.43 diatas dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar 0,494 atau 49,4 %, berarti secara bersama-sama variabel kompetensi dan lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang terhadap variabel kinerja Guru, sisanya 50,6 % dipengaruhi oleh variabel lain, serta didukung oleh nilai Fhitung 21,507 > Ftabel. 2.72 atau dengan membandingkan tingkat signifikan p value (0.000) < α (0.05).

(13)

Dengan demikian hipotesis secara bersama-sama telah terbukti artinya variabel kompetensi dan lingkungan kerja sebagaimana telah disebutkan diatas mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja Guru.

Berdasarkan hasil analisis diketahui koefisien regresi untuk variable kompetensi (X1) menunjukan angka 0.527, ini berarti besarnya hubungan yang terjadi antara variabel kompetensi dengan variabel kinerja, maksudnya bila kompetensi meningkat akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja Guru adalah :

a. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru

Selanjutnya hasilanalisis diketahui bahwa koefisien regresi untuk variabel lingkungan kerja (X2) menunjukan angka 0,531, iniberarti bahwa terdapat hubungan yang terjadi dengan variabel kinerja (Y), maksudnya bila lingkungan kerja meningkat akan. Berpengaruh terhadap peningkatan kinerja Guru Dilihat dari hubungan variabel lingkungan kerja dengan kinerja menunjukkan hubungan yang signifikan, hal ini dapat dilihat dengan tingkat signifikanjuga didukung oleh nilai Thitung sebesar 2,153> Ttabelsebesar 2,042 dengan tingkat signifikan p value X2(0.000) < α (0,05).

Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa lingkungan kerja juga salah satu faktor yang penting yang mempengaruhi kinerja. Hal ini sesuai dengan lingkungan kerja yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja yang efektif, iklim kerja dan fasilitas kerja yang relative memadai.

(14)

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan secara parsial ternyata variabel kompetensi (X1) dan Lingkungan kerja (X2) baik parsial maupun bersama -samamempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Guru pada Madrasah Aliyah Negeri Tanah Bumbu Kabupaten Tanah Bumbu.

c. Berdasarkan hasil analisis diketahui koefisien regresi untuk variabel kompetensi (X1) menunjukan angka 0.527 dan variabel Lingkungan Kerja (X2) menunjukan angka 0,531 ini berarti besarnya hubungan yang terjadi antara variabel kompetensi dan Lingkungan Kerja dengan variabel kinerja berpengaruh signifikan maksudnya bila kompetensi dan Lingkungan Kerja meningkat akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja Guru.

KESIMPULAN

Secara Parsial Pengaruh Kompetensi terhdap kinerja Guru menunjukkan hubungan yang signifikan, dilihat dengan tingkat signifikan juga didukung oleh nilai Thitung sebesar 6,171 >Ttabelsebesar 2,042 dengan tingkat signifikan p value X1 (0.000) < α (0,05). Sumbangan variabel kompetensi terhadap kinerja dengan nilai r2sebesar 0,302 ini menunjukan bahwa sebesar 30,2 %, sedangkan Pengaruh Lingkungan kerja (X2) menunjukan angka 0,531 ini berarti bahwa terdapat hubungan yang terjadi dengan variabel kinerja (Y), maksudnya bila lingkungan kerja meningkat akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja Guru sebesar 0.531. Hubungan variabel lingkungan kerja dengan kinerja menunjukkan hubungan yang signifikan, dapat dilihat dengan tingkat signifikan juga didukung oleh nilai Thitungsebesar 2,153> Ttabel sebesar 2,042 dengan tingkat signifikan p

(15)

Secara Simultan koefisien regresi untuk variabel kompetensi (X1) menunjukan angka 0.527 dan variabel Lingkungan Kerja (X2) menunjukan angka 0,531 ini berarti besarnya hubungan yang terjadi antara variabel kompetensi dan Lingkungan Kerja dengan variabel kinerja berpengaruh signifikan maksudnya bila kompetensi dan Lingkungan Kerja meningkat akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja Guru

DAFTAR PUSTAKA

Ainur Rofik Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia 2012

ainurrofikcs.blogspot.com

Amstrong, MichaeL 2004. Performance Management. Alih Bahasa: Toni Setiawan. Tugu Publisher. Yogyakarta.

Anwar, Saifuddin. 2002 Reliabilitas dan Validitas. Edisi I. Yogyakarta: Sigma Alpa

Arikunto, Suharsimi, 2008, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, PT. Bina Aksara.

Chadwick, Bruce A., Et. Al.. 2001. Social Research Methods. Terjemahan:Sulistia dkk. Semarang: IKIP Semarang Press.

Dharma, Surya. 2005. Manajemen Kinerja; Falsafah Teori dan Penerapannya, Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Diah Indriani Suwondol *, Eddy Madiono Sutanto, (2015) “Hubungan Iingkungan Kerja, disiplin kerja dan Kinerja Guru, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol.17, NO. 2, September20l5 135 - 144

Djamaluddin Sambas. Pascasarjana (2008). Pengaruh Kompetensi dan Iklim Kerja terhadap Kinerja Staf di Unit Penunjang Medik Rumah Sakit Pusat H Adam Malik Medan. USU Medan

Emory, C. W. 2005. Business Research Methodv. 3rd Edition. USA: Richard D. Irwin Inc.

Fitz-Cuz, Jac. 2007. I-low to Measure Human Personalia. Jilid II. Alih bahasa: Mob Masud. Jakarta: Erlangga.

(16)

Gibson, James L,. Et.al. 2002. Orkanisasi : Perilaku, Struktur dan Porses. Jilid I. Edisi V. Alih bahasa: ljakarsin. Jakarta: Erlangga.

Handoko, T. Hani. 2001 Manajemen. Edisi II. Yogyakarta: BPFE 2008. Manajemen Personalia dan Sumber Dava Manusia. Yogyakarta: Liberty

Hasibuan, Malayu S.P. 2006- Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi). Bumi Aksara. Jakarta.

Heny Sidanti (2015) Pengaruh Lingkungan Kerja, disiplin kerja dan motivasi kerja Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah, Jurnal Jibeka Volume 9 No.1 Februari 2014. 44-53

Https://www.gbcindonesia.com,Kepmenkes, UU RI Nomor 1405/2002,kesehatan lingkungan kerja, perkantoran dan industry.

Manajemen SDM berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Daya Saing Organisasi. Penerjemah: Octa Melia Jalal. Penerbit PPM. Jakarta.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2007. Evaluasi Kinerja SDM. Refika Aditama Bandung.

Muhamad Chaerul Ikhsan.”Pengaruh Manajemen Sarana prasarana Terhadap Kinerja Pegawai Di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Daerah BANDIKLATDA Provinsi Jawa Barat”, Universitas Pendidikan Indonesia (2013 )

Murgiyono. 2002. Kompetensi Dasar PNS, Konsep Pemikiran Manajemen SDM / PNS Berbasis Kompetensi. Jakarta.

Nazir, Mohamad. 2005. Metode Penelitian. Edisi 1. Jakarta: Ghalia Palan, R. 2007. Competency Management. Teknik Mengimplementasikan

Permenkes RI Nomor :70/2016, standar dan persyaratan kesehatan lingkungan kerja.

Reksohadiprodjo, S dan T. Hani Handoko. 2000. Sekolah Sekolah: Teori

Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi: Konsep Kontroversi Aplikasi. AIih bahasa Puja Atmaka dan Hadyana. Prehallindo. Jakarta.

(17)

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Mandar Maju. Bandung.

Siagian, SP. 2000. Manajemen SDM. Bumi Aksara. Jakarta

Sinambela, Lijan Poltak. 2007. Reformasi Pelayanan Publik; Teori, Kebijakan dan Implementasi. PT. Bumi Aksara. Jakarta

Srie Wijaya Kesuma Dewil,Chairil M. Noor2,DoniPurnama Alamsyah3 (2015). Telah Hubungan Kompetensi , Motivasi dan Kinerja Guru Jurnal Ekono Insentif Kopwil4, Volume 9.1, Juli 2OI5ISSN: 12007—0640, Halaman 50 s.d 55

Stoner, James AF. and Edward Freeman. 2009. Management Fourth Edition. New Jersy: Englewood Cliffs.

Struktur dan Perilaku. Edisi 11. Yogyakarta: BPFE.

Sudjana, 2002. Teknik anal isis Regresi dan Korelasi: Bagipara peneliti. Edisi LII. Bandung: Tarsito.

Sujak, Abi, 2000. Kepemimpinan Manajer, Eksistensinya dalam Perilaku Organisasi. Rajawali Pers: Jakarta

Sutermeister, Robert A. 2005. People and Productivity. New York: McGraw Hill Book Comp. Inc

Tampubolon, Usman. 2000. Metodelogi Penelilian Sosial. Bagian III. Yogyakarta. Kelompok Penelitian Sosial Politik

Timple, A. Dale. 2002. Seri ilmu dan Manajemen Bisnis: Kinerja. Alih bahasa: Cikmat. Jakarta: PT. Elexmedia Komputindo

Tosi, Henry H,. Et.al.2000. Managing Organizational Behavior. Second Edition. New York: Harper dan Row Publishers.

Ulida L. Toruan, 2004, Hubungan Antara Kompetensi dan Motivasi Terhadap Kinerja Pejabat Struktural di Badan Kepegawaian Negara. Pasca Sarjana Administrasi Kebijakan Publik, Universitas Indonesia

Undang -undang RI Nomor 05 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negeri.

Undang -undang RI Nomor 30 Tahun 2019,Penilaian Kerja Pegawai Sipil Negeri. Undang -undang RI Nomor 46 Tahun 2011, Penilaian Prestasi Kinerja Pegawai.

(18)

Undang -undangRI Nomor 14/2005,guru dan dosen.

Wexley, Kenneth N., and Gary A. Yukl. 2008. Perilaku Sekolahdan Psikologi Personalia. Jilid 1. Alih bahasa: Moh Shobaruddin. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Abstra k: Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Matematika kelas VIII G semester 2 SMP Negeri 1

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,901, hal ini berarti bahwa variabel independen dalam model (variabel Gaji,

Hasil penelitian, menunjukkan bahwa faktor jumlah maltodekstrin (M), faktor substitusi tepung pisang (T), dan Interaksi antara faktor konsentrasi maltodekstrin dan

Butiran nano partikel ITO yang didapat dibawah 100 nm ini sangat baik untuk lapisan sensitif pada pembuatan sensor gas, karena partikel-partikel ITO yang didapatkan dalam

Peledakan merupakan kegiatan pemberaian suatu material batuan dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan, dalam peledakan salah satu hal penting yang

ثحبلا يعونلا يى ةقيرط للتحك عمتج تيلا ةيعامتجلاا ـولعلا ثوحبل تانايبلا لكش في ةيوفش( تاملك ك ةيمك ديدتح فوثحابلا ؿكالػ لاك ةيرشب ؿامعأك )ةيباتك تانايبلا تم تيلا

Teknik pengolahan dan analisis data dengan menggunakan analisis jalur ( path analysis) dan uji hipotesis pada tingkat signifikansi sebesar 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

Data kuantitatif untuk menjawab rumusan masalah pada nomor 1 yaitu gambaran persentase bidang masalah mahasiswa di program studi Fakultas Ilmu Keolahragaan