• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVITALISASI RUANG PUBLIK KAMPUNG LUAR BATANG SEBAGAI PUSAT KEGIATAN DAN EKONOMI KAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REVITALISASI RUANG PUBLIK KAMPUNG LUAR BATANG SEBAGAI PUSAT KEGIATAN DAN EKONOMI KAMPUNG"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR – RA.141581

REVITALISASI RUANG PUBLIK KAMPUNG LUAR

BATANG SEBAGAI PUSAT KEGIATAN DAN EKONOMI

KAMPUNG

ADISTRIA DWIRACHMAYANTI

08111440000029

Dosen Pembimbing Johanes Krisdianto,S.T,M.T. Departemen Arsitektur

Fakultas Arsitektur, Desain dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

(2)

TUGAS AKHIR – RA.141581

REVITALISASI RUANG PUBLIK KAMPUNG LUAR

BATANG SEBAGAI PUSAT KEGIATAN DAN EKONOMI

KAMPUNG

ADISTRIA DWIRACHMAYANTI

08111440000029

Dosen Pembimbing Johanes Krisdianto,S.T,M.T. Departemen Arsitektur

Fakultas Arsitektur, Desain dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

(3)

i

ABSTRAK

REVITALISASI RUANG PUBLIK KAMPUNG LUAR BATANG SEBAGAI PUSAT KEGIATAN DAN EKONOMI KAMPUNG

Oleh

Adistria Dwirachmayanti NRP : 08111440000029

Kampung Luar Batang memiliki potensi wisata yang cukup besar dengan adanya Masjid dan Makam Luar Batang. Kegiatan wisata kampung tersebut memunculkan berbagai mata pencaharian dan pola hidup dari masyarakat Kampung Luar Batang yang mayoritas merupakan pewirausaha. Seluruh aspek tersebut memunculkan ide untuk merevitalisasi Kampung Luar Batang sebagai salah satu solusi menaikkan potensi wisata kampung dan tempat kegiatan masyarakat Kampung Luar Batang.

Revitalisasi Kampung Luar Batang ini didasarkan pada pendekatan pada aspek sosiologi manusia didalamnya yang mempertimbangkan perilaku sosial di Kampung Luar Batang. Aspek tersebut termasuk dalam fasilitas apa yang dibutuhkan dan bagaimana ide tersebut dapat menaikkan kualitas kehidupan Kampung Luar Batang. Hal ini dilakukan dengan menggunakan metode desain Hybrid Architecture yaitu perpaduan dari aspek yang akan divitalkan pada Kampung Luar Batang dipadukan dengan ide modernisasi yang akan diusulkan untuk menunjang ide perancangan yang akan menunjang peningkatan kualitas tersebut.

Revitalisasi Kampung Luar Batang ini akan mencakup perbaikan dan pengadaan kualitas ruang dari Kampung Luar Batang. Beberapa seperti pengadaan

mix-use building, penataan ulang Kawasan Masjid Luar Batang, serta penataan ulang

kawasan ruang usaha pewirausaha Kampung Luar Batang. Tujuan dari pengadaan konsep tersebut adalah sebagai penunjang kegiatan wisata dan ekonomi kampung.

Kata kunci : Revitalisasi Kampung Luar Batang, tempat kegiatan usaha,

(4)

ii

ABSTRACT

REVITALIZATION OF PUBLIC SPACE IN LUAR BATANG KAMPOENG AS A CENTER OF KAMPOENG’S ACTIVITY AND ECONOMY.

By

Adistria Dwirachmayanti NRP : 08111440000029

Luar Batang Kampoeng has big potential tourism with Luar Batang Mosque and cemetery inside its mosque. Kampoeng tourism activites bring up livelihood and life style of Luar Batang Kampeng that majority live as entrepreneur. All of the aspects bring out an idea to revitalize the Luar Batang Kampeng as a solution to increase its tourism potency and activity place for Luar Batang Kampoeng society.

Revitalization of Luar Batang Kampoeng based on an approach of human sociology that considering social behavior inside Luar Batang Kampoeng. The aspects include of what facilities that needed and how the idea turns to increase the quality of life inside Luar Batang Kampung. These ideas are applied with using Hybrid architecture Method which mixing and unifying vital aspects in kampoeng with modernization that will be proposed to support the idea of designing increased quality.

Revitalization of Luar Batang Kampoeng includes the improvement and procurement of the space quality from Luar Batang Kampoeng. They are mix-use building, re-arrangement of Luar Batang Mosque region, and re-arrangement of business places of Luar Batang Kampoeng. The purpose of these procurements are supporting the tourism and economy activities inside kampoeng.

Keyword : Revitalization of Luar Batang Kampoeng, business place,

(5)

iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRAK ____________________________________________________ i DAFTAR ISI ___________________________________________________ iii DAFTAR GAMBAR ____________________________________________ iii DAFTAR TABEL _______________________________________________ iv DAFTAR LAMPIRAN ___________________________________________ v BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ______________________________________ 1 1.2 Isu dan Konteks Desain _______________________________ 2 1.3 Permasalahan dan Kriteria Desain _______________________ 8 1.3.1 Permasalahan Desain _____________________________ 8 1.3.2 Kriteria Desain __________________________________ 8 BAB 2 PROGRAM DESAIN

2.1 Rekapitulasi Program Ruang ___________________________ 13 2.2 Deskripsi Tapak _____________________________________ 23 2.2.1 Zonasi dan Tata Bangunan __________________________ 29 BAB 3 PENDEKATAN DAN METODA DESAIN

3.1 Pendekatan Desain ___________________________________ 31 3.1.1 Arsitektur dalam Paradigma Sosiologi ________________ 31 3.1.2 Makroobjektif ___________________________________ 32 3.1.3 Makrosubjektif __________________________________ 32 3.1.4 Mikroobjektif ___________________________________ 32 3.1.5 Mikrosubjektif __________________________________ 33 3.2 Metode Desain ______________________________________ 33 3.2.1 Arsitektur Hibrid _________________________________ 33 3.2.1.1 Elektik atau Quotation _________________________ 34 3.2.1.2 Manipulasi dan Reduksi ________________________ 35 3.2.1.3 Penggabungan ________________________________ 35

(6)

iv

4.1 Eksplorasi Formal ___________________________________ 39 4.1.1 Kriteria Kelayakan Teritori __________________________ 39 4.1.1.1 Tatanan Massa _________________________________ 39 4.1.2 Kriteria Kelayakan Aksesibilitas _____________________ 41 4.1.2.1 Sirkulasi ______________________________________ 42 4.1.3 Kriteria Kelayakan Citra ____________________________ 44 4.1.3.1 Citra Kawasan Sekitar ___________________________ 44 4.1.3.1.1 Citra Kawasan Masjid Luar Batang ______________ 45 4.1.4 Kriteria Kelayakan Penaikan Kualitas _________________ 47 4.1.5 Kriteria Kelayakan Tempat Aktivitas __________________ 48 4.2 Eksplorasi Teknis ____________________________________ 50 4.2.1 Sistem Struktur ___________________________________ 50 4.2.2 Utilitas Bangunan _________________________________ 51 4.2.2.1 Sistem Air __________________________________ 51 4.2.2.2 Sistem Keamanan&Kelistrikan serta Utilitas Lainnya 52 BAB 5 DESAIN

5.1 Eksplorasi Formal ___________________________________ 53 5.1.1 Tatanan Massa dan Aspek Vitalitas Mix-Use Building ____ 53 5.1.2 Denah, Siteplan, Layout, Potongan dan Interior __________ 56 5.1.3 Sirkulasi Desain __________________________________ 62 5.1.3.1 Sirkulasi Kawasan ____________________________ 62 5.1.3.2 Sirkulasi Mix-Use Building ____________________ 62 5.1.4 Penaikan Kualitas –Tempat aktivitas dan Citra Kawasan

Mix-Use Building dan Masjid Luar Batang __________________ 64

5.1.4.1 Citra Kawasan Mix-Use Building dan

Masjid Luar Batang_________________________________ 67 5.2 Eksplorasi Teknis ____________________________________ 70 5.2.1 Sistem Struktur ___________________________________ 70 5.2.2 Utilitas Bangunan _________________________________ 71 5.2.2.1 Sistem Air __________________________________ 71 5.2.2.2 Sistem keamanan dan kelistrikan serta utilitas lainnya 73 BAB 6 KESIMPULAN__________________________________________ 75 DAFTAR PUSTAKA ____________________________________________ 76 LAMPIRAN

(7)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Foto Udara Wilayah Perancangan pada Kampung Luar Batang,

Jakarta (www.earth.google.com,2017) 3

Gambar 1.2 Analisa Data Kuantitatif Kampung Luar Batang (Kasman,2016) 3 Gambar 1.3 Pembagian wilayah kegiatan, (Hasil Observasi,2017) 7 Gambar 1.4 Pembagian wilayah kegiatan, (Hasil Observasi,2017) 7

Gambar 1.5 Bagan Kriteria berdasarkan artefak (Hasil Pengamatan,2017) 9

Gambar 2.1 Program Ruang (Hasil Observasi , 2017) 15

Gambar 2.2 Daerah Masjid Luar Batang Dan Sekitarnya

(www.maps.google.com,2017) 23

Gambar 2.3 Keadaan Sekitar Kampung Luar Batang (Dokumentasi pribadi dan

www.google.com,2017) 23

Gambar 2.4 Sirkulasi Kampung Luar Batang (Ashadi et al,dan

www.maps.google.com,2017) 24

Gambar 2.6 Potongan Membujur 4 Jalan Luar Batang( Hasil Observasi,2017) 25

Gambar 2.7 Daerah yang menjadi Pasar Malam Jum’at (Puspitasari et al,2011) 26 Gambar 2.8 Daerah Komersil Warga Kampung Luar Batang

(Puspitasari et al,2011) 26

Gambar 2.9 Daerah Komersil Warga menuju Masjid Kampung Luar Batang

(Puspitasari et al,2011) 26

Gambar 2.10 Kawasan Masjid Luar Batang dulu dan saat ini

(Hasil Observasi,2017) 27

Gambar 2.11 Fasilitas Masjid Luar Batang saat ini(Hasil Observasi,2017) 28

Gambar 2.12 Tata bangunan Kampung Luar Batang (Rencana Detail Tata Ruang

DKI Jakarta Guidelines Kota Tua DKI Jakarta,2017) 29

Gambar 3.1 Bagan Paradigma Interaksi Sosial (Haryono,2007) 31

Gambar 4.1 Pengembangan tatanan massa (Dokumen pribadi,2017) 39

Gambar 4.2 Masjid Luar Batang pada awalnya (Hasil Observasi,2017) 40

(8)

vi

Gambar 4.4 Perbedaan Level Bangunan (Dokumen pribadi,2017) 41

Gambar 4.4 Perbedaan Level Bangunan (Dokumen pribadi,2017) 42

Gambar 4.5 Sirkulasi menuju Masjid Luar Batang (Dokumen pribadi,2017) 42

Gambar 4.6 Jalur pemisahan sirkulasi (Dokumen pribadi,2017) 42

Gambar 4.7 Sirkulasi di Kawasan Masjid Luar Batang (Hasil Observasi,2017) 43

Gambar 4.8 Penanda sirkulasi (Dokumen pribadi,2017) 43

Gambar 4.9 Konsep naungan (Dokumen pribadi,2017) 44

Gambar 4.10 Konsep gerbang (Dokumen pribadi,2017) 45

Gambar 4.11 Konsep kolom (Dokumen pribadi,2017) 46

Gambar 4.12 Konsep Makam Luar Batang (Dokumen pribadi,2017) 46

Gambar 4.13 Konsep Makam Luar Batang (Dokumen pribadi,2017) 47

Gambar 4.14 Konsep kelayakan tempat aktivitas (Dokumen pribadi,2017) 48

Gambar 4.15 Konsep kelayakan tempat aktivitas (Dokumen pribadi,2017) 49

Gambar 4.16 Konsep kolom (Hasil Observasi,2017) 50

Gambar 4.17 Konsep kantilever (Hasil Observasi,2017) 50

Gambar 4.18 Konsep sistem air (Hasil Observasi,2017) 51

Gambar 5.1 Massa bangunan dan fungsinya (Dokumen pribadi,2017) 53

Gambar 5.2 Aspek vitalitas (Dokumen pribadi,2017) 54

Gambar 5.3 Denah Lantai 1(Dokumen pribadi,2017) 56

Gambar 5.4 Potongan A-A’ dan B-B’ (Dokumen pribadi,2017) 57

Gambar 5.5 Suasana Aula serbaguna (Dokumen pribadi,2017) 58

Gambar 5.6 Pintu lipat (folding door) difungsikan sesuai kebutuhan

(Dokumen pribadi,2017) 59

Gambar 5.7 Denah Lantai 2 (Dokumen pribadi,2017) 59

Gambar 5.8 Luas Lantai 2 sebagai proteksi hujan (Dokumen pribadi,2017) 60

Gambar 5.9 Gambar Layout (Dokumen pribadi,2017) 61

Gambar 5.10 Gambar Siteplan (Dokumen pribadi,2017) 61

Gambar 5.11 Sirkulasi Pejalan Kaki dan Kendaraan terhadap Kampung

(Dokumen pribadi,2017) 62

Gambar 5.12 Sirkulasi Lantai 1 Mix-Use Building dengan

Masjid Luar Batang (Dokumen pribadi,2017) 63

Gambar 5.13 Sirkulasi Lantai 2 Mix-Use Building dengan

Masjid Luar Batang (Dokumen pribadi,2017) 63

(9)

vii

Gambar 5.15 Urutan Perjalanan dan Perspektif (Dokumen pribadi,2017) 65

Gambar 5.16 Tampak mix-use building (Dokumen pribadi,2017) 65

Gambar 5.17 Plaza Masjid sebagai Ruang Luar yang Diberdayakan

(Dokumen pribadi,2017) 66

Gambar 5.18 Lahan Kosong Diberdayakana menjadi Taman Allah

dan Taman Bermain (Dokumen pribadi,2017) 66

Gambar 5.19 Masjid Luar Batang yang Menjadi Objek Adaptasi

Mix-Use Building (Dokumen pribadi,2017) 67

Gambar 5.20 Beberapa hasil adaptasi Mix-Use Building dari

Masjid Luar Batang (Dokumen pribadi,2017) 67

Gambar 5.21 Beberapa Hasil Adaptasi Naungan dari Masjid Luar Batang

(Dokumen pribadi,2017) 68

Gambar 5.22 Hasil Adaptasi Naungan dari Masjid Luar Batang

(Dokumen pribadi,2017) 68

Gambar 5.23 Interior Food Court (Dokumen pribadi,2017) 69

Gambar 5.24 Interior Perpustakaan Islam (Dokumen pribadi,2017) 69

Gambar 5.25 Kolom dan Kantilever Mengadaptasi Pola Bentuk

Struktur Masjid(Dokumen pribadi,2017) 70

Gambar 5.26 Aksonometri Struktur (Dokumen pribadi,2017) 70

Gambar 5.27 Distribusi Air Bersih dan Kotor(Dokumen pribadi,2017) 72

Gambar 5.28 Denah Titik Lampu (Dokumen pribadi,2017) 73

Gambar 5.29 Aksonometri Kelistrikan (Dokumen pribadi,2017) 74

(10)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kegiatan dan Tempat berlangsungnya ______________________ 6 Tabel 1.2 Kegiatan Ekonomi dan Tempat berlangsungnya ______________ 6 Tabel 1.3 Persyaratan terkait aktivitas dan ruang _____________________ 8 Tabel 1.4 Kriteria Desain ________________________________________ 9 Tabel 1.5 Kelayakan positif negatif ________________________________ 10 Tabel 2.1 Rekapitulasi Ruang Mix-Use Building ______________________ 16 Tabel 2.2 Tempat Parkir dan Jalan Luar Batang ______________________ 20 Tabel 2.3 Luas Bangunan ________________________________________ 22 Tabel 4.1 Pengembangan Konsep Desain Berdasarkan Kriterida dan

Metode Desain ________________________________________ 37

(11)
(12)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

N a m a : Adistria Dwirachmayanti

N R P : 0811144000029

Judul Tugas AKhir :Revitalisasi Ruang Publik Kampung Luar Batang sebagai Pusat Kegiatan dan Ekonomi Kampung

Periode : Semester Gasal/Genap Tahun 2017 / 2018

Dengan ini menyatakan bahwa Tugas Akhir yang saya buat adalah hasil karya saya sendiri dan benar-benar dikerjakan sendiri (asli/orisinil), bukan merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain. Apabila saya melakukan penjiplakan terhadap karya mahasiswa/orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi akademik yang akan dijatuhkan oleh pihak Departemen Arsitektur FADP - ITS.

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan kesadaran yang penuh dan akan digunakan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Tugas Akhir RA.141581

Surabaya, 02 Juli 2018

Yang membuat pernyataan

Adistria Dwirachmayanti NRP. 08111440000029

(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahma dan karunia-Nya laporan tugas akhir dengan judul “Revitalisasi Ruang Publik Kampung Luar Batang Sebagai Pusat Kegiatan dan Ekonomi Kampung” ini telah selesai disusun. Laporan tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan tugas akhir pada program Strata-1 di Jurusan Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Terima kasih saya ucapkan kepada:

1. Bapak Johanes Krisdianto, S.T.,M.T., selaku pembimbing tugas akhir .

2. Bapak Defry Agatha Ardianta, S.T.,M.T, dan Bapak Angger Sukma Mahendra, ST., MT., selaku dosen koodinator kelas tugas akhir

3. Segenap Dosen Jurusan Arsitektur, FADP, ITS Surabaya yang telah memberikan ilmunya kepada penulis

4. Orangtua, keluarga serta kerabat-kerabat yang telah memberikan dukungan dan doa selama ini

5. Keluarga besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), khususnya teman-teman seperjuangan di Jurusan Arsitektur FADP-ITS, atas semua dukungan, semangat, serta kerjasamanya.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan tugas akhir ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

Penulis menyadari laporan tugas akhir ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan di lapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.

Surabaya 02 Juli 2018

(14)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kampung Luar Batang, Penjaringan, DKI Jakarta telah menjadi salah satu destinasi wisata dari dari 12 destinasi wisata pesisir Jakarta Utara yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Kasman,2016). Hal ini dikarenakan adanya sebuah situs bersejarah yang terdapat di Kampung Luar Batang, yaitu terdapat makam Sayid Husein, pemuka Agama Islam yang berdakwah di daerah pesisir Jawa, Batavia dan Kota Surabaya di dalam sebuah kawasan Masjid Luar Batang. Masjid dan makam ini menjadi salah satu ruang publik ikon dari Kampung Luar Batang yang menjadi destinasi wisata religi umat muslim. Habib Sayid Husein Alaydrus adalah pemuka agama Kampung Luar Batang yang menjadi pelopor dari terbentuknya Kampung Luar Batang itu sendiri. Menurut Habib Ismail, penerus dan keturunan generasi ke-6 dari Habib Sayid Husein Alaydrus, Habib Husein datang ke Batavia pada abad ke 16 untuk syiar lalu menetap di sebuah kampung kosong yang saat ini menjadi Kampung Luar Batang. Ia diberikan sebuah fasilitas berupa Musholla oleh Pemerintah Belanda saat itu berupa surau kecil yang saat ini telah dikembangkan menjadi Masjid Luar Batang dengan masa renovasi yang bertahap. Menurut Kasman (2016), Kawasan masjid ini menjadi landrmark dari Kampung Luar Batang yang menimbulkan berbagai kegiatan ekonomi dan menjadi penunjang ekonomi warga setempat seperti masyarakat yang membuka usaha sendiri terutama dalam bidang makanan di sekitar lokasi Masjid Luar Batang dan Makam Habib Husein. Selain itu, Masjid ini juga dijadikan tempat utama untuk tempat berkumpul warga Daya tarik tersebut tidak hanya Masjid Luar Batang,namun Museum Bahari dengan Menara Syahbandar, dan Pesisir Sunda Kelapa.

(15)

2

1.2 Isu dan konteks desain

Adanya kegiatan berupa wisata religi yang menimbulkan aktivitas ekonomi masyarakat seiktar mengakibatkan fasilitas publik yang kurang baik dan menjadi terlihat lebih kumuh pada Kampung Luar Batang. Adanya Masjid dan Makam Habib Husein yang menjadi sebuah pusat ruang publik ini menjadi salah satu bagian yang menjadikan pariwisata kampung berkembang dan menjadikan sebuah peluang usaha disekeliling Masjid dan makam. Kurangnya fasilitas untuk mengembangkan potensi tersebut juga memaksa warga untuk membuka warung didepan rumahnya atau menjadi pedagang kaki lima. Tidak teraturnya kegiatan ini menjadi gangguan untuk pengunjung yang ingin wisata religi ketika tempat parkir yang seharusnya, dipakai untuk kegiatan usaha warga.

Berdasarkan informasi tersebut diatas, muncul sebuah ide untuk merevitalisasi ruang publik pada kawasan Masjid Luar Batang dan makam di Kampung Luar Batang, Penjaringan, Jakarta. Gagasan ini ditujukan untuk meredesain dan merehabilitasi ruang publik Kampung Luar Batang di daerah, rehabilitasi yaitu suatu langkah untuk melihat kembali sebuah arsitektur yang sudah ada dan mennkonfigurasikan ulang lalu menata kembali lingkungan dan unsur didalamnya yang sudah ada sehingga sesuai dengan kebutuhan warga kampung sebagai penunjang kegiatan dan meningkatkan kualitas lingkungan yang akan berdampak pada berbagai macam sektor. Adanya potensi kampung berupa situs sejarah tersebut menggugah sebuah ide untuk menjadikan ruang publik tersebut tidak hanya tempat sosialiasi warga namun juga memberikan tempat untuk warga kampung menaikkan kualitas ekonomi mereka dengan adanya lapangan pekerjaan di ruang publik tersebut. Aspek potensi kampung tersebut akan ditingkatkan nilai vitalitasnya sehingga menjadi nilai yang tidak hilang dan terpelihara keberadaannya.

Lokasi yang menjadi lahan tinjauan adalah Kampung Luar Batang, Penjaringan, DKI Jakarta. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kampung

(16)

3

ini memiliki destinasi wisata religi berupa Makam Habib Husein di dalam Masjid Luar Batang yang merupakan ruang publik utama pada daerah kampung.

Batasan wilayah dalam perancangan ini terletak di kawasan Makam dan Masjid Luar Batang yang ada di Kampung Luar Batang itu sendiri. Masjid Luar Batang terletak di Jl. Luar Batang V No.12, RT.6/RW.3, Penjaringan, Kota Jakarta Utara DKI Jakarta. Batas lahan perancangan ini adalah dengan luas lahan 9.000m2 dari total luas Kampung Luar Batang yaitu 131.500m2.

Dari diagram gambar diatas, dapat dilihat bahwa ruang publik terbanyak digunakan yaitu sebesar 42% terletak pada Masjid Luar Batang. Jika dikaitkan dengan

Keterangan :

= Wilayah perancangan = Inti perancangan

Gambar 1.1 Foto Udara Wilayah Perancangan pada Kampung Luar Batang, Jakarta (www.earth.google.com,2017)

(17)

4

faktor ekonomi warga yaitu sebesar 30% dan aset usaha yang dimiliki adalah warung 34% serta tertinggi yaitu tidak memilikinya sebesar 40% maka dapat ditarik sebuah konsep bahwa Masjid Luar batang dapat menjadi ruang publik yang mewadahi pengusaha kecil dari warga itu sendiri dari mulai warga yang tidak memiliki aset apapun hingga warga yang ingin mengembangan aset yang ada (Kasman,2016).

Analisis pada variabel usia dibagi menjadi empat kategori yaitu remaja (12-25 tahun), dewasa awal (26-35 tahun), dewasa akhir (36-45 tahun), dan lansia (46-65 tahun). Hasil analisis ini menunjukkan penduduk berusia dewasa awal memilih beraktivitas pada sisi jalanan, sedangkan penduduk berusia dewasa akhir lebih memilih beraktivitas di Masjid Luar Batang. Kemudian penduduk lansia cenderung memilih daerah Sunda Kelapa sebagai ruang publik yang sering digunakan. Berbeda dengan penduduk usia remaja yang memiliki fleksibilitas dalam pemilihan ruang publik tersebut. Bagi penduduk yang tidak memiliki aset cenderung memilih Masjid Luar Batang, begitupun dengan penduduk yang memiliki warung dikarenakan fungsi usaha sangat menguntungkan bagi penduduk yang memilih di sekitar masjid(Kasman,2016).

Seperti yang telah diketahuin mengenai Masjid Luar Batang, terdapat Makam Habib al Husein didalam kawasan masjid ini. Puluhan tahun Sayid Husein berdakwah di kota-kota pesisir utara Pulau Jawa, dari Batavia sampai Surabaya. Beliau wafat sekitar tahun 1796, dan dimakamkan di luar masjid yang dibangun di tahun yang sama. Saat Masjid Luar Batang mengalami renovasi dan diperluas pada 1827, makam keramat Sayid Husein menjadi berada di dalam ruangan masjid.

Nama “Luar Batang” sendiri tidak lepas dari peristiwa ajaib yang terjadi pada jenazah Sayid Husein. Saat keranda, atau kurung batang dalam istilah Betawi, tempat jenazah Sayid Husein dibuka, jenazahnya raib dari kurung batang tanpa dilihat seorang pun.Dari adanya sejarah kawasan ini, masyakarat muslim yang datang berziarah dan sekaligus menjadi wisatawan, sampai saat ini percaya bahwa ketika bersungguh-sungguh ingin memanjatkan doa, maka Tuhan Yang Maha Esa akan mengabulkannya

(18)

5

(Tribunnews.com,2016). Perekaman dan pendeskripsian fungsi masjid Luar Batang meliputi fungsi harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Fungsi atau aktivitas harian yaitu meliputi : (1) shalat wajib lima waktu secara berjamaah, yang terdiri dari shalat Subuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya, dan (2) ziarah makam Habib Husein.

Pada hari-hari biasa jumlah jamaah shalat lima waktu berkisar 152 – 266 orang (4 – 7 shaf). Khusus setiap malam Jumat, jumlah jamaah shalat Maghrib dan Isya sekitar 380 – 608orang (10 – 16 shaf). Pada setiap acara haul yang jatuh pada minggu terakhir bulan Syawal dan peringatan Maulid pada minggu terakhir bulan Rabiul Awwal, shalat Dhuhur diikuti oleh sekitar 10.000 – 12.000 orang (tempat shalat : ruang utama hingga ke halaman masjid depan, kanan, kiri dan sebagian teras ruang-ruang kantor takmir masjid). Fungsi atau aktivitas ziarah ke makam Habib Husein yang letaknya di sebelah serambi masjid, setiap harinya melibatkan jumlah peziarah berkisar 100 – 500 orang. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan 1 dan 2, pada umumnya para peziarah datang dari daerah-daerah di wilayah Jadebotabek, Banten, dan Jawa Barat (Ashadi et al,2017).

Menurut Ashadi et al (2017) Fungsi atau aktivitas mingguan masjid Luar Batang yaitu meliputi : (1) shalat Jumat; (2) ziarah makam malam Jumat; dan (3) pasar (bazar) malam Jumat. Shalat Jumat dihadiri sekitar 1.300 – 1.600 jamaah (tempat shalat : ruang utama hingga serambi depan, kanan dan kiri). Kegiatan ziarah pada setiap malam Jumat mengalami peningkatan jumlah peziarah dibandingkan dengan hari-hari biasa, yaitu jumlahnya sekitar 1.000 – 3.000 orang. Kegiatan mingguan yang menyedot anemo masyarakat setempat adalah pasar (bazar) yang diadakan setiap malam Jumat. Lapaklapak disiapkan sejak waktu selepas shalat Ashar.

Menurut beberapa informan, para pedagang kaki lima dari berbagai wilayah di Jakarta ikut serta dalam pasar malam Jumat ini, seperti pedagang kali lima dari Pasar Minggu, Senen, Tanah Abang, dan Muara Angke. Jumlah mereka mencapai 60 % dari keseluruhan pedagang pasar malam Jumat. Yang 40 % lagi adalah warga setempat,

(19)

6

kampung Luar Batang, yang menjadikan rumahnya sebagai tempat dagang. Setiap lapak dikenakan biaya lampu penerangan Rp. 5.000 dan restribusi berkisar antara Rp. 10.000 – 25.000 (Ashadi et al,2017).

Berikut aktivitas dan kegiatan ekonomi yang terjadi adalah sebagai berikut:

No

NAMA KEGIATAN TEMPAT BERLANGSUNG

1

Ibadah Shalat, Mengaji, Tausiah dsb

Masjid Luar Batang

2

Ziarah Makam Makam Habib Husein Alaydrus dan keluarga (kawasan masjid)

3

Berkumpul warga Aula Masjid Luar Batang

4

Pengajian warga Yayasan TPA/TPQ

5

Bermukim Kampung Luar Batang

6

Aktivitas Ekonomi (usaha mandiri warga)

Koridor Masjid Luar Batang, area parkir Masjid (saat ini) dan sepanjang Jalan Luar Batang

NO NAMA KEGIATAN

TEMPAT KEGIATAN WAKTU KEGIATAN 1 Penyewaan tempat tinggal(kos-kosan)

Rumah warga Lantai 2 Setiap Saat

2

Wirausaha Sepanjang Jalan Luar Batang dan Lantai 1 rumah warga (ruko)

Setiap saat (bergiliran)

3

Pasar Malam Jum’at

Area Parkir Masjid Luar Batang, Jl Luar Batang I, Jl Luar Batang II, Jl Luar Batang V, Jl Luar Batang VII

Malam Jum’at (16.00-05.00).

Sumber: Hasil Observasi,2017

Tabel 1.1 Kegiatan dan Tempat berlangsungnya

(20)

7

4

Pasar Pekan Area Parkir Masjid Luar Batang, Jl Luar Batang I, Jl Luar Batang II, Jl Luar Batang V, Jl Luar Batang VII Pada Hari Raya dan Hari Besar Islam (09.00-acara selesai)

Gambar 1.3 Pembagian wilayah kegiatan, (Hasil Observasi,2017)

Gambar 1.4 Pembagian wilayah kegiatan, (Hasil Observasi,2017) Sumber: Hasil Observasi,2017

(21)

8

1.3 Permasalahan dan Kriteria Desain

1.3.1 Permasalahan Desain

Berdasarkan pemaparan diatas, permasalahan pertama adalah mengenai bagaimana menciptakan kampung di sebuah kota yang menjadi kawasan pariwisata yang dapat dijangkau oleh berbagai macam kalangan. Hal ini didasarkan pada pariwisata yang dikelola oleh masyarakat itu sendiri untuk meningkatkan ekonomi mereka dengan potensi kampung dan karakteristik didalamnya.

Permasalahan kedua adalah bagaimana sebuah ruang publik kampung dengan segala sisi positif dan negatifnya menjadi wadah kegiatan masyarakat yang lebih berkualitas dan menjadikan ruang publik tersebut sebagai bagian dari penunjang kawasan pariwisata setempat. Dengan ini dimunculkan ide untuk merancang mix-use

building dengan naungan disepanjang area menuju Kawasan Masjid Luar Batang

melalui pendekatan sosiologi arsitektur, yaitu mempertimbangkan aspek sosial didalamnya berdasarkan pada pendataan dengan framework yaitu Affordance Based

Design serta disimulasikan dengan metode Hybrid Architecture menggabungkan antara

aspek yang divitalkan dengan modernisasi saat ini.

1.3.2 Kriteria Desain

Berdasarkan data-data yang sudah didapat, data tersebut dikelompokkan menjadi sebagai berikut:

1. Menentukan Kelayakan secara general yaitu

Tabel 1.3 Persyaratan terkait aktivitas dan ruang

Kelayakan (+) Kelayakan (-)

Tempat parkir pengunjung Ketersediaan tempat parkir tidak mewadahi

Kerapihan koridor jalan

Penataan Jalan Kampung Luar Batang I,II,V,VII

(22)

9

Wisata religi Masjid Luar Batang Menghilangkan citra kampung Tempat berwirausaha Tidak mewadahi kebutuhan

wirausaha Menjaga Cagar Budaya Masjid Luar

Batang

Nilai Cagar Budaya Hilang

Interaksi sosial Mengganggu kegiatan bermukim Sirkulasi pengunjung wisata Sirkulasi menyusahkan pengunjung Keramahan pedestrian Mengganggu sirkulasi penghuni Estetika Lingkungan Tidak sesuai keinginan sekitar

2. Mengelompokkan berdasarkan diagram desain berbasis Kelayakan

Jenis Kelayakan

Kriteria Desain

Kelayakan Citra

Mix-use building menyamakan langgam dengan Masjid

Luar Batang

 Langgam naungan mengadopsi budaya tempat tinggal masyarakat sekitar

 Pengulasan Sejarah Kampung Luar Batang

Sumber: Hasil Pengamatan,2017

Gambar 1.5 Bagan Kriteria berdasarkan artefak (Hasil Pengamatan,2017)

(23)

10

 Area Masjid Luar Batang sebagai pusat kampung

Kelayakan Cagar Budaya

 Menjaga bagian inti Cagar Budaya Masjid dan Makam Luar Batang

Kelayakan teritori

 Teritori ruang untuk kehidupan bermukim dan teritori umum

Kelayakan aksesibilitas

 Jalur akses menuju pusat kampung (Masjid Luar Batang)  Klasifikasi sirkulasi pengunjung

 Pertimbangan lahan parkir

Kebutuhan akan adanya penanda (signage)

Kelayakan tempat aktivitas

 Pemindahan lahan komersil liar ke tempat yang lebih baik

 Penyediaan fasilitas penunjang Masjid Luar Batang  Keamanan

Kelayakan penaikkan kualitas

 Pembenahan infrastruktur koridor

Re-design ruang terbuka Kampung Luar Batang

 Lahan khusus parkir warga lokal

Kelayakan perawatan

 Fasilitas terbangun tidak mudah rusak

3. Mengurutkan Kelayakan berdasarkan prioritas

Kelayakan (+) Kelayakan (-) 1. Kelayakan tempat aktivitas 1. Kehilangan tempat aktivitas 2. Kelayakan penaikkan kualitas

ruang

2. Pengaruh aktivitas didalamnya akan berubah

3. Kelayakan cagar budaya 3. Mengganggu kegiatan Masjid dan aktivitas ziarah serta ibadah

Tabel 1.5 Kelayakan positif negatif Sumber: Hasil Pengamatan,20 17

(24)

11

4. Kelayakan citra 4. Langgam hilang, sejarah kampung 5. Kelayakan aksesibilitas 5. Pemusatan kampung gagal

Merusak dan menyulitkan warga kampung 6. Kelayakan teritori 6. Teritori satu mengganggu teritori yang

lain

7. Kelayakan estetika 7. Tidak sesuai kebutuhan setempat Menurunkan nilai estetika kampung 8. Kelayakan perawatan 8. Pemeliharaan yang sulit

Daya tahan fasilitas terbangun rendah

(25)
(26)

13

BAB 2

PROGRAM DESAIN

2.1 Rekapitulasi Program Ruang

(27)
(28)

15

(29)

16

Berdasarkan penataan program ruang diatas, berikut adalah rekapitulasi luas ruang mix-use building:

Tabel 2.1 Rekapitulasi Ruang Mix-Use Building LANTAI 1

Massa 2 Dimensi Luas/unit jumlah Luas Total

DIVISI KULINER -Makanan Ringan- 1. Snack kering (kue kering dsb) 2x2 4m² 20 80 m² 2. Snack basah (siomay, kue basah, pentol dsb) 2x2 4m² 25 100 m² -Minuman- 1. Minuman 2x2 4m² 13 52 m² DIVISI PERMAINAN 1. Wahana anak 3x3 9m² 4 36 m² SERVIS Toilet 1 5,12x5 25,60 m² 2 51.2 m² Toilet 2 3,24x4 12,96 m² 2 25.92 Janitor 4,55x2 9,10 m² 1 9,10 m²

Massa 1 Dimensi Luas/unit Jumlah Luas Total

1. Tempat Habib 9x6 54m² 1 63m² 2. Tempat duduk (63x6)-54 318 m² 1 318 m²

Sirkulasi 30% 116,6

(30)

17

Ruang AHU 3x2 6m² 1 6m²

Total 360.22

Sirkulasi 30 108,066

TOTAL MASSA 1 LT.2 468.286 m²

Massa 3 Dimensi Luas/unit Jumlah Luas Total

DIVISI PERALATAN – PERLENGKAPAN (MOVABLE)

1. Aksesoris 2x2 4m² 16 64 m² 2. Mainan 2x2 4m² 11 44 m² 3. Alat rumah tangga 2x2 4m² 3 12 m² DIVISI TOKO

(PERMANEN)

1. Toko alat ziarah 5x2 4m² 2 8 m² SERVIS Toilet 3,5x5 17,5 m² 2 35 m² Janitor 3,5x2 7 m² 1 7 m² 170 TAMAN ALLAH Naungan ramp (30x37):2 555 m² 1 555 m² Sirkulasi 30% 236,7 TOTAL MASSA 2 LT.3 1025,7 m²

(31)

18

LANTAI 2

Massa 1 Dimensi Luas/unit Jumlah Luas Total

PERPUSTAKAAN ISLAM UMUM 1. Perpustakaan 1 21x7 147m² 1 147m² 2. Perpustakaan 2 (22,2+19,8):2x7 147m² 1 147 m² PERPUSTAKAAN ISLAM 23,5x7 164.5 m² 1 164.5 m² TOTAL MASSA 2 LT.1 458.5m²

Massa 2 Dimensi Luas/unit Jumlah Luas

Total

FOOD COURT

Kios Food court 2x2 4m² 36 144 m² Pedagang Gerobak

 Toko Minuman 2x2 4m² 7 28 m²  Makanan 2x2 4m² 3 12 m² Stand Minuman 3x3 9 m² 2 18 m² Kasir/ tempat top up kartu 2x2 4m² 2 8 m² Area makan lesehan 1,25x1,25 1.5625

44 68.75m²

Area makan duduk kursi 8,5x5,5 166.75 166,75 m² SERVIS

Toilet 1 5,3x3 15,9 m² 2 31,8 m² Toilet 2 6,1x3 18,3 m² 2 36,6 m² Janitor 1 2x2 4m² 1 4m² Janitor 2 2x3 6m² 1 6m²

(32)

19

Ruang Cuci piring 2x2,4 4.8m² 1 4,8 m² Ruang Panel 2x3 6m² 1 6m² Westafel 0,8x3 2,4 m² 2 4,8

539.5 m²

Sirkulasi 30% 161.85

TOTAL MASSA 1 LT.2 701.35 m²

Massa 3 Dimensi Luas/unit Jumlah Luas Total

FASILITAS PENUNJANG Kantor Sekretariat 6x5 30m² 1 30m² Poliklinik/Unit kesehatan 3x4 12m² 1 12m² TPA/Tempat mengaji 7x6 42m² 1 42m² Perpustakaan 7x6 42m² 1 42m² SERVIS Toilet 3x4 12 m² 2 24 m² Ruang Genset 2,77x2 5,54 m² 1 5,54 m² Janitor 3x1,5 4,5 m² 1 4,5 m² Gudang 4,42x3 13,26 m² 1 13,26 m² DIVISI PERALATAN PERLENGKAPAN

Toko Pakaian Muslim Pria 2x2 4m² 3 12 m² Toko Pakaian Muslim

Wanita

2x2 4m² 3 12 m²

(33)

20

Tabel 2.2 Tempat Parkir dan Jalan Luar Batang

No Ranah Desain Perhitungan Luas Ruang Luas Ruang 1. TEMPAT PARKIR Luas parkiran -Motor: 411 x(1x2,2)= 904,2m² -Mobil : 170x(2.4x5.5)=2.244 m² -Bus : 15x (2,6x10)= 390m² Sirkulasi 72%: 13,968 m² JUMLAH 19.400 m² 3 3.1 Jalan Luar Batang

Toko Pakaian Pergi Wanita

2x2 4m² 3 12 m²

Toko Pakaian Rumah Pria 2x2 4m² 2 8 m² Toko Pakaian Rumah

Wanita 2x2 4m² 2 8 m² Toko oleh-oleh 2x2 4m² 3 12 m² ATM Center 4x3 12m² 1 12 m² 522,6 Sirkulasi 30% 156,78 TOTAL MASSA 2 LT.2 679.38 m² TOTAL KESELURUHAN 2278,69 m²

(34)

21

4.1.1 Jalan Luar Batang I

- Re-design koridor Luar batang I =±268x(6-8)=1.608-2.144m² 1.608-2.144m² 4.1.2 Jalan Luar Batang II

- Re-design koridor Luar batang II =±320x(8-10)=2.560-3.200m² 2.560-3.200m² 4.1.3 Jalan Luar Batang V

- Re-design koridor Luar batang V

=±69x(8)=552m²

552 m²

4.1.4 Jalan Luar Batang VII

- Re-design koridor Luar batang II =±270x(2-3)=540-810 m² 540-810 m² JUMLAH 5260-6066m² JUMLAH KESELURUHAN 24.660-25.466 m²

Berdasarkan tabel diatas, berikut adalah jumlah dari luas bangunan: Tabel 2.3 Luas Bangunan

Bagian Bangunan Luas/unit

LANTAI 1

1. Massa 1 483,6 m²

2. Massa 2 1025,7 m²

(35)

22

LANTAI 2

1. Massa 1 458.5m² 2. Massa 2 701.35 m² 3. Massa 3 2278,69 m² TOTAL LUAS BANGUNAN 5416.126

(36)

23

2.2 Deskripsi Tapak

Lahan Masjid Luar Batang terletak di Jalan Luar Batang V No. 12 RT 6/RW 3 Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, DKI Jakarta dan sekitarnya. Namun pada konteks ini, lingkup lahan desain berkisar dari Jalan Luar Batang I,II,V,VII dengan lahan kosong sisi pinggir Jalan Muara Baru

Kampung Luar Batang adalah kawasan yang terdiri atas permukiman warga, kawasan wisata religi hingga bahari yang dikelola oleh masyarakat setempat. Kawasan Masjid Luar Batang itu sendiri dikelilingi perumahan warga yang mayoritas menjadikan rumahnya sebagai Rumah Toko (Ruko) yang menjual makanan dan minuman serta kebutuhan yang biasa dicari oleh pengunjung masjid. Kawasan kampung ini dapat dikategorikan potensial dalam hal pariwisata karena dikelilingi oleh Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Bahari dan Menara Syahbandar.

Gambar 2.2 Daerah Masjid Luar Batang Dan Sekitarnya (www.maps.google.com,2017)

Perahu penyebrangan

Gambar 2.3 Keadaan Sekitar Kampung Luar Batang (Dokumentasi pribadi dan www.google.com,2017)

(37)

24

Pelabuhan Sunda Kelapa yang berada di sebelah Tenggara dari Kampung Luar Batang adalah sebuah pemisah antara Kampung Luar Batang dan Kampung Akuarium. Terdapat sebuah transportasi untuk menyebrang dari Kampung Luar Batang dan Kampung Akuarium sehingga warga dan pengunjung kampung satu sama lainnya, menggunakan transportasi untuk berpindah ke kampung yang lain. Transportasi ini juga yang memberikan akses terdekat dari Kampung Luar Batang ke Museum Bahari yang letaknya berada di Jl. Pasar Ikan bersamaan dengan Kampung Akuarium.

Kawasan Masjid Luar Batang sendiri menjadi kawasan wisata religi dari daerah setempat. Akibat dari aktivitas ini memunculkan kegiatan ekonomi mandiri dari masyakarat yang tidak hanya berada pada area masjid namun disepanjang jalan akses untuk menuju ke Masjid Luar Batang

Berdasarkan gambar diatas, jalur wirausaha terbesar terjadi pada Jalan Luar Batang I, Jalan Luar Batang II, Jalan Luar Batang V,dan Jalan Luar Batang VII. Area ini digunakan sebagai jalur utama menuju Area Masjid Luar Batang sebagai penghubung dari jalan raya utama yaitu Jalan Gedong Panjang, Jalan Muara Raya Baru dan akses ke Kampung Akuarium.

Jl. Luar Batang I

Jl. Luar Batang IX

Jl. Luar Batang VIII

Jl. Luar Batang

II

Jl. Luar Batang VI Jl. Luar Batang III

Jl. Luar Batang IV

Jl. Luar Batang VII

Jl. Luar Batang V

Gambar 2.4 Sirkulasi Kampung Luar Batang (Ashadi et al,dan www.maps.google.com,2017)

Jl Muara Raya Baru

Jl. Gedong Panjang

Akses Jalur air ke Kampung Akuarium

Akses keluar masuk kampung

Mayoritas jalan untuk berdagang

Jalan perumahan kampung biasa

(38)

25

(39)

26

Gambar 2.8 Daerah Komersil Warga Kampung Luar Batang

(Puspitasari et al,2011)

Gambar 2.7 Daerah yang menjadi Pasar Malam Jum’at (Puspitasari et al,2011)

Gambar 2.9 Daerah Komersil Warga menuju Masjid Kampung Luar Batang

(40)

27

Berdasarkan gambar 2.7 terlihat suasana Masjid Luar Batang dan area sekitar Masjid Luar Batang terjadi aktivitas berupa ibadah dan pasar malam. Tidak hanya itu pada kesehariannya terjadi hal demikian (gambar 2.8 ) pada bagian depan dan lantai 2 rumah warga digunakan sebagai lahan mencari nafkah baik oleh warga setempat maupun penyewa dari luar kampung itu sendiri. Pada gambar 2.9 diperlihatkan bagaimana area luar dari Masjid Luar Batang digunakan sebagai area berjualan asongan dan menjadi lahan berdagang sebagai respon dari adanya aktivitas ibadah di dalam masjid.

Pada area Masjid Luar Batang sendiri, area ini mengalami perkembangan sejak awal Habib Husein Alaydrus diberikan sebuah surau yang saat ini menjadi Masjid Luar Batang. Sejak tahun 1756 surau ini mengalami perubahan total pada tahun 1992 sehingga menjadi masjid besar seperti saat ini.

Gambar 2.10 Kawasan Masjid Luar Batang dulu dan saat ini (Hasil Observasi,2017)

(41)

28

Masjid Luar Batang saat ini memiliki fasilitas yang tidak ada pada masa awal dibangunnya. Pada gambar 2.11 dibawah ini, diterangkan bahwa terdapat fasilitas tambahan seperti Kantor Sekretariat Masjid Luar Batang sebagai tempat pengurus masjid bekerja dan tinggal, perpustakaan kecil sebagai tempat sumber informasi dari sejarah kampung, masjid dan agama islam di Luar Batang, fasilitas TPA untuk area khusus mengaji (sekolah informal) bagi anak-anak setempat serta fasilitas pendukung lainnya.

Namun dengan adanya fasilitas diatas, menurut hasil observasi beberapa fasilitas tersebut disalahgunakan sebagai tempat berdagang dan mengemis. Hal ini memicu ketidaknyamanan pengunjung dal menimati fasilitas yang ada.

(42)

29

2.1.1 Zonasi dan Tata Bangunan

Berdasarkan gambar 2.12 mengenai tata bangunan, Masjid Luar Batang termasuk kawasan prasarana ibadah di kelilingi oleh perumahan kampung dengan GSB 0 dengan ketinggian bangunan maksimal 2 lantai.

05.013. S.3.g PRASARANA IBADAH KDB:40 KLB: 0.8 KDH:30 KB:2 KTB:55 012.R.1.g RUMAH KAMPUNG KDB:- KLB: - KDH:- KB:- KTB:- 004.H.4.g JALUR HIJAU KDB:0 KLB: 0 KDH:0 KB:0 KTB:0 011.S.1.g PRASARANA PENDIDIKAN KDB:40 KLB: 1.6 KDH:30 KB:4 KTB:55 010.K.1.g PERKANTORAN KDB:60 KLB: 3 KDH:30 KB:8 KTB:55 Keterangan

KDB : Koefisin Dasar Bangunan KLB : Koefisien Lantai Bangunan KDH : Koefisien Daerah Hijau KB : Ketinggian Bangunan GSB :Garis Sempadan Bangunan KTB : Koefisien Tapak Basement

Gambar 2.12 Tata bangunan Kampung Luar Batang

(Rencana Detail Tata Ruang DKI Jakarta Guidelines Kota Tua DKI Jakarta,2017)

-GSB depan bangunan Golongan A, B, dan C sesuai dengan letak bangunan asli. -GSB permukiman: 0m

(43)
(44)

31

BAB 3

PENDEKATAN DAN METODE DESAIN

3.1 Pendekataan Desain

3.1.1 Arsitektur dalam Paradigma Sosiologi

Dalam sosiologi Ritzer (dikutip oleh Alimandan, 1980) ada tiga paradigma untuk memahami interaksi sosial yaitu paradigma fakta sosial, definisi sosial dan perilaku sosial. Kemudian Ritzer menawarkan paradigma terpadu yang memadukan ketiga paradigma sebelumnya dengan pertimbangan terdapat kekurangan dan kelebihan pada ketiga paradigma tersebut(Haryono,2007).

PARADIGMA INTERAKSI SOSIAL

Paradigma Terpadu

Gabungan dari fakta sosial, definisi sosial dan perilaku sosial yang diintegrasikan berdasarkan makro dan mikro serta subjektif dan objektif. suatu arsitektur diperlukan integrasi antara faktor makro dan mikro serta subjektif dan objektif sehingga arsitektur bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri melainkan perjalanan antara dimensi waktu dan pertimbangan tuntutan-tuntutan terntentu. Dapat disimpulkan bahwa sosiologi arsitektur adalah ilmu yang mempelajari aspek sosial dari suatu arsitektur.

Definisi Sosial: Struktur sosial membantu untuk membentuk tindakan manusia yang penuh arti dan makna. Dengan kata lain suatu tindakan dapat diinterpretasikan berbeda sesuai dengan makna dari manusianya itu sendiri. Dalam arsitektur, definisi sosial akan berpengaruh pada makna dan simbol yang sengaja dirancang dalam sebuah objek arsitektur

Fakta Sosial : Arsitek berkarya memeperhatikan prinsip, nilai, norma yang bersifat

makro, universal dan struktur sosial yang terdapat didalamnya. Contohnya adalah penataan ruang rumah berdasarkan adat rumah Jawa dan rumah etnis/suku Cina yang menggunakan fengsui

Perilaku Sosial :Individu berperilaku atas sebuah stimulus tertentu.Stimulus yang

terjadi diluar control subjektifnya dapat menghasilkan respon berbeda dari setiap orang. Suatu arsitektur dapat terjadi akibat dari adanya faktor diluar dari dirinya seperti adanya keterbatasan dana, faktor hukum dan norma yang ada. Keterbatasan ini menghasilkan suatu keteraturan tertentu dalam arsitek mendesain dan menyusun

sebuah ruang

(45)

32

Menurut Ritzer dalam buku Sosiologi Kota untuk Arsitek (1980) Ketiga paradigma pada gambar 1.1 masih memliki sisi kelebihan dan kekurangan, sehingga dimunculkan paradigma terpadu yang memadukan ketiganya. Dalam Arsitektur, paradigma terpadu diselesaikan dengan berbagai tingkat realita yaitu:

3.1.2 Makroobjektif:

Arsitektur dirancang tanpa melepaskan persoalan nilai, norma dan hukum. Dalam kasus Kampung Luar Batang adalah nilai kekeluargaan dari warga kampung, norma dalam menghormati kegiatan yang ada di Masjid Luar Batang terutama kegiatan ziarah makam dan ibadah sehingga tidak terganggu serta hukum, asas yang mengatur kehidupan masyakarat yaitu seperti adanya Habib sebagai pengatur (Daeng) yang dihormati menjadi kepala kampung.

3.1.3 Makrosubjektif

Arsitektur yang mengikuti sisi norma sosial, kultur, simbol dan interpretasi. Dalam kasus Kampung Luar Batang adalah norma sosial yaitu kerukunan antar warga setempat, pendatang hingga pengunjung kampung, kultur yang ada seperti Pasar Malam Jum’at dan kegitan ibadah masjid dan makam keramat, simbol yaitu adanya Masjid dan Makam Luar Batang yang menjadi landmark setempat (Haryono,2007). Interpretasi adalah makna dari pendapat individu yang berada di Kampung Luar Batang.

3.1.4 Mikroobjektif

Arsitektur berinteraksi dengan faktor diluar dari dirinya (seperti dana,lahan, norma dan hukum serta karakter masyakaratnya) sehingga tercipta pola karya yang bersifat rasional. Dalam hal ini perancangan arsitektur memiliki batasan dalam perancangan seperti luas lahan Kampung Luar Batang yang akan direvitalisasi, karakteristik masyarakat yang 40% adalah pedagang dsb.

(46)

33

3.1.5 Mikrosubjektif

Arsitektur merupakan hasil proses berpikir yang melibatkan persoalan realitas sosial (masyakarat, interaksi sosial, sosialisasi, nilai dan norma). Beberapa hal yang dapat dilihat dari Kampung Luar Batang yaitu dari segi masyarakatnya, pergaulan antar sesama penduduk lokal, cara hidup hingga kebersamaan setempat. Arsitektur menjadi wadah untuk interaksi sosial yaitu hubungan timbal balik antar individu (aktivitas pemenuhan kebutuhan),sosialiasi yaitu aktivitas penyesuaian terhadap lingkungan serta nilai dan norma di Kampung Luar Batang seperti sejarah yang ada pada Kampung serta Masjid dan Makam yang ada.

3.2 Metode Desain

3.2.1 Arsitektur Hibrid

Hybrid Architecture merupakan penggabungan beberapa aspek berbeda

tentunya dalam ruang lingkup arsitektural. Hybrid merupakan hasil persilangan atau penggabungan dari sesuatu yang berbeda. Penekanan pengertian hybrid ini adalah “hasil” dari persilangan atau penggabungan. (Febriana D.S. Rompis dan Sangkertadi: 2011)

Konsep Hibrid merupakan salah satu metode perancangan dalam sebuah karya Arsitektur yang muncul di era Post Modern. Secara etimologis Hibrid merupakan penggabungan beberapa aspek yang berbeda (binari oposisi), tentunya dalam bidang Arsitektural. Berikut ini akan diuraikan pengertian Hibrid berdasarkan maknanya (Ningsar dan Deddy Erdiono, 2012);

Produced from the mixture of two species; as, plants of hybrid nature - To bring into a state of unity; merge. - To join (two or more substances) to make a single substance, such as a chemical compound; mix.

Dua hal atau lebih yang digabung untuk membentuk satu kesatuan. (Ningsar dan Deddy Erdiono, 2012);

(47)

34

•Produced by crossbreeding - Genetics. The offspring of genetically dissimilar parents or stock, especially the offspring produced by breeding plants or animals of different varieties, species, or races.

Perkawinan/keturunan dari dua jenis yang berbeda baik varitas, ras atau spesis yang berbeda. Dalam analisa bahwa perbedaan varitas bisa saja masih menjadi satu spesis, perbedaan ras bisa saja masih dalam satu spesis sebaliknya beda spesis bisa saja masih dalam satu ras dan varitas. (Ningsar dan Deddy Erdiono, 2012);

• Something that is the product of mixing two or more different things - Genetics. The offspring of genetically dissimilar parents or stock, especially the offspring produced by breeding plants or animals of different varieties, species, or races. Kompleksitas/komposisi dari keseluruhan konseptual dari bagian-bagian rumit dan terkait.

Dari pengertian di atas di dapat pengertian Hibrid yang merupakan penggabungan dari sesuatu yang memiliki perbedaan atau hasil persilangan antara sesuatu yang berbeda dengan adanya dominasi dari salah satu kutub yang berbeda. (Ningsar dan Deddy Erdiono, 2012);

Menurut Jencks, hybrid merupakan suatu metode untuk menciptakan sesuatu dengan pola-pola lama (sejarah), namun dengan bahan dan teknik yang baru. (Jencks, C. :1997)

Metode ini memiliki beberapa langkah pengerjaan yaitu

3.2.1.1 Elektik atau Quotation

Elektik atau Quotation memiliki arti menelusuri dan memilih pembendaharaan bentuk dan elemen arsitektur dari masa lalu yang dianggap potensial untuk diangkat kembali. Asumsi dasarnya adalah telah mapannya kode dan makna yang diterima dan dipahami oleh masyarakat

(48)

35

3.2.1.2 Manipulasi dan Reduksi

Elemen-elemen elektik atau hasil dari quotation tersebut selanjutnya dimanipulasi atau dimodifikasi dengan caracara yang dapat menggeser, mengubah, dan atau memutarbalikanmakna yang telah ada. Beberapa teknik manipulasi ini meliputi:

 Reduksi. Reduksi adalah pengurangan bagian-bagian yang dianggap tidak penting.

 Simplifikasi adalah penyederhanaan bentuk dengan cara membuang bagian-bagian yang dianggap tidak atau kurang penting.

 Repetisi. Repetisi artinya pengulangan elemen-elemen yang di-quotation-kan, sesuatu yang tidak ada pada referensi.

 Distorsi bentuk. Perubahan bentuk dari bentuk asalnya dengan cara misalnya dipuntir (rotasi), ditekuk, dicembungkan, dicekungkan dan diganti bentuk geometrinya.

 Disorientasi. Perubahan arah (orientasi) suatu elemen dari pola atau tatanan asalnya.

 Disporsisi. Perubahan proporsi tidak mengikuti sistem proporsi referensi (model).

 Dislokasi. Perubahan letak atau posisi elemen di dalam model referensi sehingga menjadi tidak pada posisinya seperti model referensi.

3.2.1.3 Penggabungan

Penggabungan dan penyatuan beberapa elemen yang telah dimanipulasi atau dimodifikasi ke dalam desain yang telah ditetapkan order-nya.

(49)
(50)

37

BAB 4

KONSEP DESAIN

Berdasarkan metode Hybrid Architecture, berikut ini adalah pengembangan dari kriteria desain yang diolah dengan metode ini:

NO TAHAP PENGEMBANGAN

1 Proses Quotation/Elektrik

 Langgam Masjid Luar Batang yaitu Masjid Hindu dan Jawa

 Gerbang Masjid

 Soko Guru/ Tiang berbentuk segi 4  Warna Masjid

 Lantai kayu dan ubin menjadi dari keramik dan batu granit (saat ini)  Tiang kayu menjadi tiang beton

pengambilan dari Masjid  Penggunaan gigi balang  Atap Masjid

 Fasilitas penunjang Masjid

2  Manipulasi dan

Reduksi

 Kolom Mix-use menggunakan bentuk soko guru Masjid

 Perbedaan zona dengan perbedaan material lantai

 Gerbang Masjid sebagai Pintu Masuk utama dengan penambahan pintu masuk dengan memanipulasi gerbang tersebut

Tabel 4.1 Pengembangan konsep desain berdasarkan kriteria dan metode desain

(51)

38

 Penggunaan gigi balang dan timpa laju pada konsep naungan

 Naungan pedagang di sepanjang Jalan Luar Batang

 Naungan parkir dengan tambahan unsur betawi dan atap masjid  Perletakkan tempat wudhu diubah  Pemakaman keluarga yang

dimodifikasi menjadi galeri

 Tatanan Mix use building

berdasarkan Masjid Luar Batang

3 Penggabungan  Ruang penunjang Masjid (kantor sekretariat, yayasan dsb) menjadi satu kesatuan dengan mix-use

building

 Tenda usaha pada parkiran menjadi satu kesatuan dengan mix-use

building

 Penyamaan langgam mix-use building dengan Masjid Luar

Batang yaitu penggunaan atap,warna dll

Sumber : Hasil Observasi, 2017

(52)

39

4.1 Eksplorasi Formal

4.1.1 Kriteria Kelayakan Teritori

 Koridor jalan, merupakan ruang publik sedangkan Masjid Luar Batang dan mix-use building merupakan ruang publik dengan beberapa zona lainnya.  Batas antara fasilitas umum dan privat warga setempat dengan perbedaan zona

 Ide bentuk Mix-Use Building yang membentuk sebuah zona tersendiri sehingga berbeda teritori dengan permukiman

 Ruang penunjang Masjid (kantor sekretariat, yayasan dsb) menjadi satu kesatuan dengan mix-use building

 Tenda usaha pada parkiran menjadi satu kesatuan dengan mix-use building

 Perbedaan zona dengan perbedaan material lantai

4.1.1.1 Tatanan Massa

Tatanan massa dari Mix-use building diambil dari proses quotation/elektrik dari massa awal Masjid Luar Batang yang didirikan pada 1756 terbentuk dari sebuah persegi panjang yang dikembangkan melalu proses manipulasi yaitu

(53)

40

Berdasarkan gambar diatas, berikut proses yang dilakukan:

 Simplikasi: mengambil bentuk dasar persegi panjang dari bentuk surau yang terdri dari beberapa persegi panjang yang disusun

 Repetisi: pengulangan bentuk persegi panjang yang mengelilingi area lahan sehingga memusat di tengah

 Distorsi, disorientasi dan disposisi: bentuk persegi panjang yang diletakkan mengelilingi lahan lalu ditumpulkan mengikuti bentuk jalan sekitar sehingga orientasi bangunan memusat pada masjid dan tidak lagi mengikuti proporsi masjid

Gambar 4.2 Masjid Luar Batang pada awalnya (Hasil Observasi,2017)

(54)

41

 Dislokasi: Penempatan massa mix-use building tidak setara dengan Masjid Luar Batang, dengan mempertimbangkan tingkatan kasta dari masjid yang lebih tinggi

4.1.2 Kriteria Kelayakan Aksesibilitas  Sirkulasi pejalan kaki

 Sirkulasi kendaraan

 Sirkulasi pengunjung masjid  Sirkulasi mix-use building  Urutan perjalanan/sequence

 Akses menuju Masjid jika terjadi suatu hal seperti warga meninggal dunia dan keadaan darurat menggunakan pintu masuk tersendiri  Penanda Sirkulasi menuju pusat kampung

(55)

42

4.1.2.1 Sirkulasi

Sirkulasi Menuju Mix-Use Building terdiri atas 3 kategori yaitu sirkulasi manusia, sirkulasi kendaraan dan sirkulasi jalur kebakaran. Secara keseluruhan, jalur sirkulasi menuju Kawasan Masjid Luar Batang melewati beberapa jalan utama dan jalan raya.

Gambar 4.5 Sirkulasi menuju Masjid Luar Batang (Dokumen pribadi,2017)

(56)

43

Pada gambar 4.5 dijelaskan bahwa urutan perjalanan menuju Kawasan Masjid Luar Batang dimulai dari Jalan Raya Muara Baru dan Jalan Gedong Panjang. Pada area pinggir kedua jalan tersebut diberikan area parkir untuk kendaraan roda dua (motor) dan roda empat (mobil pribadi dan bus). Akses masuk ke dalam kampung menuju Masjid Luar Batang digunakan beberapa akses jalan kampung yaitu Jalan Luar Batang I, II, V, dan VII dengan ditandai adanya signage atau penanda untuk menuju ke kawasan masjid. Jalan tersebut dikonsepkan hanya sirkulasi berjalan kaki dengan tambahan mobil pengangkut wisatawan (mobil wara-wiri) serta jalur darurat mobil pemadam kebakaran. Sirkulasi Masjid Luar Batang ini memiliki tiga akses pintu masuk yaitu gerbang utama, gerbang samping dan gerbang untuk akses mobil ambulance dan mobil kebakaran. Akses ini digunakan untuk masuk menuju Masjid Luar Batang maupun mix-use building.

Gambar 4.7 Sirkulasi di Kawasan Masjid Luar Batang (Hasil Observasi,2017)

(57)

44

4.1.3. Kriteria Kelayakan Citra

 Menggunakan Langgam Arsitektur Hindu Jawa pada Mix-use building dan area sekitar dengan mengikuti langgam masjid dan unsur betawi  Naungan pedagang di sepanjang Jalan Luar Batang

 Penggunaan gigi balang dan timpa laju pada konsep naungan

 Masjid Luar Batang dan mix-use building sebagai landmark dan nodes  Gerbang Masjid sebagai Pintu Masuk utama dengan penambahan

pintu masuk dengan memanipulasi gerbang tersebut  Soko Guru/ Tiang berbentuk segi 4

 Perletakkan tempat wudhu diubah

 Pemakaman keluarga yang dimodifikasi menjadi galeri  Penggunaan gigi balang

4.1.3.1 Citra Kawasan Sekitar

Berdasarkan beberapa aspek diatas sejalan dengan ide untuk memperbaiki sirkulasi menuju Kawasan Masjid Luar Batang dengan memberikan naungan ,dimunculkan ide sebagai berikut:

(58)

45

Naungan yang dikonsepkan menggunakan langgam dari adaptasi Masjid Luar Batang yang dikombinasikan dengan unsur Betawi yaitu penggunaan Gigi Balang sebagai hiasan saja. Hal ini ditujukan sebagai pelengkap dari langgam Masjid Luar Batang yang dikembangkan dengan konsep lokal dari budaya DKI Jakarta yaitu Suku Betawi.

4.1.3.2 Citra Kawasan Masjid Luar Batang

Citra Mix-use building terinspirasi dari langgam yang ada pada Masjid Luar Batang. Mix-use building mengadaptasi detail, warna bentukan yang dimodifikasi seperti tatanan massa yang telah dibahas sebelumnya.

Masjid Luar Batang itu sendiri memiliki beberapa bagian yang dianggap vital sebagai cagar budaya yang tidak boleh dirubah maupun dihilangkan keberadaannya. Bagian vital tersebut adalah Gerbang Masjid Luar Batang, Bagian Masjid itu sendiri serta Makam Habib Husein Alaydrus dan keluarga. Berdasarkan dari hal tersebut maka konsep dari gerbang masjid ini mengadaptasi dari gerbang yang ada dengan mengalami repetisi dengan tidak menghilangkan gerbang yang telah ada sebelumnya (gambar 4.11).

(59)

46

Tidak hanya gerbang saja, Vitalitas dari Masjid Luar Batang juga memberikan inspirasi terhadap bagian lain dari mix-use buiilding yaitu dengan adanya sejarah 12 soko guru masjid luar batang yang sampai saat ini dipertahankan disamping bagian masjid lain yang telah mengalami renovasi. Dasar ini memunculkan konsep kolom

mix-use buiilding menggunakan bentuk yang sama dengan seluruh kolom yang ada di

Masjid Luar Batang.

Pada Makam Habib Husein Alaydrus dan keluarga, area tersebut adalah area sakral yang digunakan sebagai bagian utama dari sejarah Masjid Luar Batang sehingga area ini dimaksimalisasi dengan digunakan sebagai latar dari koridor tempat Habib menjaga masjidnya sebagai konsep bahwa dibalik dari Kawasan Masjid Luar Batang ini terdapat jasa para leluhur dibelakangnya (gambar 4.13).

Gambar 4.11 Konsep kolom (Dokumen pribadi,2017)

(60)

47

4.1.4. Kriteria Kelayakan Penaikan Kualitas

 Re-design Jl Luar Batang I,II,V,VII sebagai sarana berjalan sebagai rekreasi dan transportasi

 Ruang terbuka pada area Masjid digunakan sebagai sarana penunjang ibadah dan acara khusus masjid

 Ruang parkir digunakan semua orang dengan pemberian naungan sebagai pelindung dari cuaca

 Pemberian tempat sampah sepanjang Koridor Luar Batang dan pemberian tanaman pot pada setiap depan rumah

 Naungan parkir dengan tambahan unsur betawi dan atap masjid

Dari beberapa poin diatas, tujuan dari penaikan kualitas dari desain ini mengarah pada kepada hal-hal yang telah diobservasi memerlukan perbaikan.

Gambar diatas (gambar 4.14) menjelaskan mengenai beberapa perbaikan yang akan dilakukan.

1. Re-desain jalan luar batang dilakukan dengan pemberian naungan dan memberikan zonasi pada bagian jalan yang difungsikan berbeda.

(61)

48

2. Ruang terbuka Masjid Luar Batang tidak hanya digunakan untuk beribadah secara formal (shalat pada hari raya dsb) namun juga dapat digunakan sebagai bagian dari pusat kegiatan islami seperti pertunjukkan marawis, bersantai dsb.

3. Pemberian naungan pada area parkir ditujukan untuk menaungi pejalan kaki dari cuaca sehingga mendapatkan kenyamanan lebih saat berjalan kaki menuju Kawasan Masjid Luar Batang.

4. Pemberian tempat sampah sebagai bentuk usaha mengurangi pembuangan sampah sembarangan

5. Naungan yang menggunakan konsep masjid dan unsur Betawi sebagai tindakan memvitalkan kembali sejarah dan budaya yang ada di wilayah setempat.

4.1.5 Kriteria Kelayakan Tempat Aktivitas

Pengadaan mix-use buiding yang terdiri atas foodcourt, toko oleh-oleh, toko retail dan ruang serbaguna dengan sebagian besar merupakan usaha sepanjang Jl Luar Batang

 Re-desain koridor berpotensi sebagai lahan wirausaha  Memberikan naungan wirausaha

(62)

49

Berdasarkan poin kriteria diatas berikut adalah penjelasan setiap poin tersebut: 1. Desain Mix-use buiding didasarkan pada area Masjid Luar Batang yang di re-desain dengan memasukkan fasilitas yang ada sebelumnya seperti TPA, kantor sekretariat dll, yang dikembangkan menjadi lebih baik lagi dengan menambahkan fasilitas lain seperti food court sebagai respon dari isu yang ada pada lingkungan sekitar

2. Koridor Jalan Luar Batang dikonsepkan sebagai area yang lebih rapi, ramah untuk kegiatan wirausaha dan kegiatan pedestrian untuk menuju area Masjid Luar Batang.

3. Memberikan naungan wiraushaa sebagai bentuk kelanjutan dair poin 2 yatu memberikan kualitas koridor Jalan Luar Batang menjadi lebih tertata.

(63)

50

4.2 Eksplorasi Teknis

4.2.1 Sistem Struktur

Pada dasarnya sistem struktur mix-use building menggunakan adaptasi struktur dari Masjid Luar Batang yaitu struktur beton bertulang dengan struktur atap yang menggunakan baja ringan. Konsep yang digunakan pada struktur mix-use

building seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu menggunakan adaptasi bentuk

dari Masjid Luar Batang pula yaitu bentuk soko guru dan kolom penyangga masjid.

Tidak hanya dari sisi kolom namun dalam sistem struktur ini digunakan sistem kantilever untuk menunjang bagian lantai 2 yang lebih lebar dan luas dibandingkan dengan lantai 1. Konsep kantilever ini juga mengadaptasi dari kantilever masjid yang dimodifikasi (gambar 4.18).

Gambar 4.16 Konsep kolom (Hasil Observasi,2017)

(64)

51

4.2.2 Utilitas Bangunan 4.2.2.1 Sistem air

Pada sistem air yang digunakan adalah menggunakan PDAM dan sistem

water recycling system yaitu sistem daur ulang air yang berasal dari grey water dan

dapat digunakan lagi. Tingkat kebersihan dari hasil air daur ulang ini adalah 80-90% sehingga tidak digunakan untuk kegiatan memasak ataupun lainnya yang menggunakan air bersih 100%. Air bekas atau grey water adalah air buangan yang berasal dari sink dapur, wastafel dan floor drain kamar mandi. Air buangan ini termasuk air kotor tetapi bukan berasal dari kotoran manusia. Kandungannya yang tidak sepekat black water berpotensi besar untuk dimanfaatkan kembali. Greywater hanya mengandung 10% kadar nitrogen dibanding blackwater. Disamping itu, limbah jenis ini hanya sedikit mengandung bakteri patogen yang merugikan. Sekitar 60% air buangan rumah tangga merupakan grey water yang berpotensi besar dalam penghematan air jika air tersebut dapat digunakan kembali (Odhy Fauzan Bestar,2011).

Dari gambar 4.19 dijelaskan bahwa 100% air bersih berasal dari PDAM dan hasil daur ulang grey water digunakan kembali untuk kebutuhan toilet dan penyiraman tanaman. Pada black water sendiri memiliki pipa terpisah sehingga langsung dialirkan ke septic tank dan berakhir di sumur resapan.

(65)

52

4.2.2.2. Sistem keamanan dan kelistrikan serta utilitas lainnya

Pada sistem keamanan itu sendiri, direncanakan akan menggunakan CCTV yang akan diletakkan di sudut-sudut ruangan. Kameraa yang digunakan adalah CCTV digital dengan konsep dapat diakses menggunakan jarinan LAN/WAN yang dilengkapi dengan IP Address tanpa harus menggunakan tambahan converter.

Pada sistem pemasangan AC, AC yang akan digunakan adalah sistem multisplit. Mix-use building sendiri tidak memiliki ruang yang cukup besar dengan penggunaan bangunan yang bersamaan sehingga menggunakan sistem AC multisplit.

Dalam isu kelistrikan sendiri, seperti yang telah diketahui bahwa sering terjadinya fenomena pemadaman listrik ini memberikan dampak negatif yang cukup besar karena Kawasan Masjid Luar Batang itu sendiri memiliki waktu kegiatan yang hampir berlangsung setiap saat. Adanya isu ditanggulangi dengan pemberian genset yang akan mendongkrak energi listrik mix-use building dan Masjid Luar Batang ketika terjadi pemadaman listrik.

(66)

53

BAB 5

DESAIN

5.1 Eksplorasi Formal

5.1.1 Tatanan Massa dan Aspek Vitalitas Mix-Use Building

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, tatanan massa dari

mix-use building mengalami proses dari metode hybrid architecture yaitu dengan

menggunakan quotation dan manipulasi dan penggabungan. Berikut adalah hasil dari proses tersebut:

Berdasarkan gamba 5.1 dijelaskan bahwa mix-use building terdiri atas 3 massa utama yaitu massa 1, massa 2, dan massa 3 dilengkapi dengan Taman Allah yang juga sebagai penghubung lantai 1 dan 2. Berikut klasifikasi dari setiap massa:

 Massa 1: Digunakan sebagai Pusat Informasi Kampung dan Masjid Luar Batang. Lantai 1 terdiri atas tempat duduk dan tempat Habib Masjid Luar

(67)

54

Batang menjaga masjid serta menerima tamu yang datang. Lantai 2 digunakan sebagai perpustakaan islami dengan pusat informasi mengenai islam, Kampung Luar Batang dan masjidnya.

 Massa 2 : digunakan sebagai wadah dari potensi sekitar masjid. Lantai 1 digunakan sebagai aula serbaguna yang secara dominan digunakan untuk pedagang kaki lima namun dapat juga digunakan untuk acara tertentu. Lantai 2 digunakan sebagai food court sebagai wadah dari wirausaha masyarakat sekitar yang cukup permanen sebelumnya.

 Massa 3: digunakan sebagai wadah dari potensi sekitar masjid serta fasilitas eksisting yang sudah ada. Lantai 1 digunakan sebagai Aula serbaguna seperti massa 2. Lantai 2 digunakan sebagai tempat menampung aktivitas berdagang selain makanan dan minuman dan fasilitas eksisting yang sudah ada diletakkan di lantai ini.

Klasifikasi diatas didasarkan pada pengelompokan aspek vital utama yang diangkat. Aspek vital tersebut diambil berdasarkan data survey dan wawancara yang dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan simpulan yang diperoleh dan adanya keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: Bagi pemerintah kabupaten

Dari pembahasan yang penulis lakukan di bab IV dapat disimpulkan beberapa hal yang terkait dengan permasalahan penelitian ini, yaitu: (1) Pembelajaran kemah iran berbicara

Berdasar hasil análisis data, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pening- katan yang signifikan pada keterampil- an guru dalam melaksanakan layanan

Sementara, pakan dengan kandungan protein berbeda tidak memberikan perbedaan nyata pada kelangsungan hidup ikan gabus yang dipelihara, meskipun kelangsungan hidup tertinggi

Menurut O’Brien (2006), Intranet adalah jaringan di dalam organisasi yang jaringan TCP/IP, database, dan publikasi dokumen hipermedia HTML, dan lain- lain) untuk

DEVA PRATHIWI, Dampak Pembangunan Jalan Tol Kapal Betung Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani Padi di Kelurahan Karya Jaya Kecamatan Kertapati Kota

« Kalau masalah untuk perencanaan sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh masyarakat baik itu melalui demonstrasi, media maupun musrenbang itu memang tidak

Sedangkan untuk tingkat agresivitas pada santri pondok pesantren Anwarul Huda malang terdapat 11 santri yang mempunyai kategori rendah dengan prosentase 18,3 %,