• Tidak ada hasil yang ditemukan

CARA LAIN MENENTUKAN TAKSIRAN ERROR UNTUK METODE INTEGRAL NUMERIK ABSTRACT ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CARA LAIN MENENTUKAN TAKSIRAN ERROR UNTUK METODE INTEGRAL NUMERIK ABSTRACT ABSTRAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

CARA LAIN MENENTUKAN TAKSIRAN ERROR UNTUK METODE INTEGRAL NUMERIK

D. S. Wati1∗, M. Imran2, L. Deswita2

1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru (28293), Indonesia

dewi.setyyo@gmail.com

ABSTRACT

This paper discusses a technique to estimate an error in numerical integration methods, which is a review and an expansion, as well as partial correction from the article Peter R. Mercer [The College Mathematics Journal, 36 (2005): 27-34]. After obtaining the error estimates of the numerical integration methods for a single interval, composite error estimate forms are developed, which are only dependent on the first derivatives of the function. By comparing the error estimates obtained with error estimates obtained by polynomial interpolation error, it is visible that the error estimates obtained for the trapezoidal method and the midpoint method are sharper. This finding does not apply to the Simpson method.

Keywords: error estimates, trapezoidal rules, the midpoint rules, Simpson’s rules. ABSTRAK

Makalah ini mendiskusikan cara lain menentukan taksiran error untuk metode inte-gral numerik, yang merupakan review, pengembangan sekaligus koreksi sebagian dari artikel Peter R. Mercer [The College Mathematics Journal, 36 (2005) : 27-34]. Tak-siran error yang diperoleh, kemudian dikembangkan kebentuk takTak-siran error metode integral numerik dalam bentuk komposit, yang hanya bergantung kepada turunan pertama dari fungsi yang akan diintegralkan. Melalui perbandingan taksiran error yang didapat dengan taksiran error yang diperoleh melalui error interpolasi poli-nomial, terlihat bahwa taksiran error yang didapat untuk metode trapesium dan metode titik tengah lebih tajam. Hal ini tidak berlaku untuk metode Simpson. Kata kunci: taksiran error, metode trapesium, metode titik tengah, metode Simpson.

(2)

1. PENDAHULUAN Di dalam kalkulus penyelesaian integral tentu

Z b a

f (x) dx (1)

didasarkan kepada Teorema Dasar Kalkulus, yaitu Z b

a

f (x) dx = F (b) − F (a) ,

dengan F (x) antiderivatif dari f (x). Akan tetapi jika antiderivatif dari f (x) rumit atau tidak dapat disajikan dalam bentuk fungsi-fungsi elementer, misalnya f (x) = e−x2, maka Teorema Dasar Kalkulus tidak dapat digunakan [1, h.602].

Untuk menyelesaikan integral tentu (1) dalam kasus seperti ini dapat digunakan metode integral numerik, yaitu dengan mengaproksimasi f (x) dengan interpolasi polynomial P (x) sehingga: Z b a f (x) dx ≈ Z b a P (x) dx.

Melalui cara ini diharapkan solusi hampiran yang diperoleh tidak jauh berbeda dari nilai eksak. Selisih antara solusi eksak dan solusi hampiran ini dinamakan error (kesalahan). Error dari aproksimasi ini didefinisikan dengan:

E = Z b a f (x) dx − Z b a P (x) dx .

Misalkan f : [a, b] → R dan f0 kontinu pada [a, b]. Beberapa metode numerik yang dapat digunakan untuk mengaproksimasi integral tentu (1) adalah metode trapesium [1, h.604]

T (f ) = b − a

2 [f (a) + f (b)] , (2)

metode titik tengah [6, h.221]

M (f ) = (b − a) f a + b 2



, (3)

dan metode Simpson klasik yang didefinisikan dengan S (f ) = 1 3T (f ) + 2 3M (f ) = b − a 6  f (a) + 4f a + b 2  + f (b)  . (4)

Dibuku-buku yang mendiskusikan metode numerik dibahas taksiran error dari metode trapesium [1, h.604], titik tengah [6, h.221] dan Simpson [5, h.127] secara analitik yang diturunkan dengan menggunakan error interpolasi polinomial. Pada

(3)

makalah ini dibahas cara lain menentukan taksiran error metode trapesium, me-tode titik tengah, dan meme-tode Simpson, yang hanya melibatkan turunan pertama. Pembahasan merupakan review sekaligus melengkapi dan mengoreksi sebagian dari artikel Peter R. Mercer [4], yang judul Error Estimates For Numerical Integration Rules.

2. CARA LAIN MENENTUKAN TAKSIRAN ERROR UNTUK METODE INTEGRAL NUMERIK

Taksiran error dari metode numerik yang didiskusikan disini berangkat dari asumsi adanya fungsi f (x) yang terbatas dan fungsi g(x), yang memenuhi Rabg(x)dx = 0, sehingga Lema 1 berlaku, yaitu

Lema 1 [4] Misalkan f dan g fungsi terintegralkan pada [a, b], dengan m ≤ f ≤ M pada [a, b] dan Rabg (x)dx = 0. Maka

Z b a f (x) g (x)dx ≤ 1 2(M − m) Z b a |g (x)|dx. (5)

Bukti. Karena Rabg (x)dx = 0, dengan m ≤ f ≤ M , maka Z b a m + M 2 g (x)dx = 0, (6) sehingga Z b a f (x) g (x)dx = Z b a 2f (x)g(x) 2 dx − Z b a m + M 2 g(x)dx = 1 2 Z b a (2f (x) − (m + M ))g(x)dx Z b a f (x) g (x)dx = 1 2 Z b a (2f (x) − M − m) g (x)dx . (7)

Dengan menggunakan sifat integral untuk nilai mutlak [3, h.238], maka persamaan (7) menjadi Z b a f (x) g (x)dx ≤ 1 2 Z b a (|f (x) − M | + |f (x) − m|) |g(x)|dx. (8) Diketahui m ≤ f ≤ M , karena m ≤ f (x) maka 0 ≤ f (x) − m, dan f (x) ≤ M maka f (x) − M ≤ 0. Jadi, |f (x) − M | = −(f (x) − M ) = −f (x) + M dan |f (x) − m| = f (x) − m. Jadi persamaan (8), menjadi

Z b a f (x) g (x)dx ≤ 1 2(M − m) Z b a |g(x)|dx.2

(4)

Taksiran Error Metode Trapesium

Misalkan f (x) mempunyai turunan pertama yang kontiniu pada [a.b] dan definisikan g (x) = x − a + b 2  , (9) maka Z b a g(x)dx = Z b a  x − a + b 2  dx = 0.

Terlihat fungsi g(x) pada (9) memenuhi syarat pada Lema 1. Jika Lema 1 diaplika-sikan untuk g(x) seperti (9), maka diperoleh

Z b a f0(x) g (x)dx ≤ 1 2(M 0− m0 ) Z b a x − a + b 2 dx, (10) dengan

M0 = maxx∈[a,b]|f0(x)| dan m0 = minx∈[a,b]|f0(x)|.

Dengan menghitung integral di ruas kanan (10) dan mengingat

a2− b2 ≤ a2 + b2. (11) diperoleh Z b a f0(x) g (x)dx ≤ 1 2(M 0− m0 )1 4(b − a) 2 , (12)

Sekarang dengan mensubstitusikan g(x) pada (9) ke (12) dan menerapkan inte-gral sebagian [2, h.282] diperoleh

Z b a f0(x) g (x)dx = f (b) + f (a) 2 (b − a) − Z b a f (x)dx . (13)

Dari persamaan (12) dan persamaan (13), didapat f (b) + f (a) 2 (b − a) − Z b a f (x)dx ≤ (b − a) 2 8 (M 0− m0 ). (14)

Hasil diskusi di atas dapat dinyatakan dalam bentuk Teorema 2.

Teorema 2 (Taksiran Error Metode Trapesium) Misalkan terdapat f fungsi kontinu yang terdiferensialkan pada [a, b]. Maka

Z b a f (x)dx − f (b) + f (a) 2 (b − a) ≤ (b − a) 2 8 (M 0− m0 ), (15) dengan

(5)

M0 = maxx∈[a,b]|f0(x)| dan m0 = minx∈[a,b]|f0(x)|.

Selanjutnya untuk mendapatkan formula taksiran error metode trapesium kom-posit, interval [a, b] dipartisi menjadi n sub interval dengan,

a = x0 < x1 < x2 < · · · < xn= b

dan h = b−an , maka Z b a f (x)dx = Z x1 x0 f (x)dx + Z x2 x1 f (x)dx + Z x3 x2 f (x)dx + · · · + Z xn xn−1 f (x)dx. (16) Selanjutnya dari persamaan (15), untuk semua subinterval diperoleh

Z x1 x0 f (x)dx = f (x1) + f (x0) 2 (x1− x0) + (x1− x0)2 8 (M 0 1− m 0 1) , Z x2 x1 f (x)dx = f (x2) + f (x1) 2 (x2− x1) + (x2− x1)2 8 (M 0 2− m 0 2) , .. . = ... Z xn xn−1 f (x)dx = f (xn) + f (xn−1) 2 (xn− xn−1) + (xn− xn−1)2 8 (M 0 n− m 0 n) .

Sehingga dari persamaan (16) diperoleh ET = (b − a)2 8n (M 0 − m0 ) . (17) dengan ET = Z b a f (x)dx − h 2 f (a) + 2 n−1 X k=1 f (a + kh) + f (b) ! , M0 = Pn i=1M 0 i n dan m 0 = Pn i=1m 0 i n .

Persamaan (17) adalah taksiran error metode trapesium komposit dan merupakan koreksi dari kekeliruan yang terdapat pada artikel Peter R. Mercer [4].

Taksiran Error Metode Titik Tengah

Misalkan f mempunyai turunan pertama yang kontiniu pada [a, b], dan definisikan g(x) = x − a jika x ∈a, a+b 2 ; x − b jika x ∈a+b2 , b, (18) maka Z b a g(x)dx = Z a+b2 a (x − a)dx + Z b a+b 2 (x − b)dx = 0.

(6)

Jadi g(x) pada (18) memenuhi asumsi Lema 1. Jika Lema 1 diaplikasikan untuk g(x) pada (18), maka dengan mengikuti proses pada proses menemukan taksiran error metode trapesium dan dengan mengingat sifat nilai mutlak diperoleh

Z b a f0(x)g(x)dx ≤ 1 2(M 0− m0 )1 4(b − a) 2. (19)

Bila ruas kiri (19) dengan g(x) seperti (18) dihitung dengan menggunakan integral sebagian dan mengingat sifat integral Racf (x)dx +Rcbf (x)dx = Rabf (x)dx dengan c ∈ [a, b] diperoleh Z b a f0(x)g(x)dx = f a + b 2  (b − a) − Z b a f (x)dx . (20)

Dari persamaan (19) dan persamaan (20) ditunjukkan f a + b 2  (b − a) − Z b a f (x)dx ≤ (b − a) 2 8 (M 0− m0 ). (21)

Hasil diskusi di atas dapat disajikan dalam Teorema 3.

Teorema 3 (Taksiran Error Metode Titik Tengah) Misalkan f fungsi kon-tinu yang terdiferensialkan pada [a, b]. Maka

Z b a f (x)dx − (b − a)f (a + b 2 ) ≤ (b − a) 2 8 (M 0− m0 ), (22) dengan

M0 = maxx∈[a,b]|f0(x)| dan m0 = minx∈[a,b]|f0(x)|,

Taksiran error metode titik tengah komposit dapat diperoleh dengan mempartisi interval [a, b] menjadi n sub interval dengan,

a = x0 < x1 < x2 < · · · < xn = b, dan h = b − a n maka Z b a f (x)dx = n−1 X k=0  hf xk+ xk+1 2  +h 2 8 M 0 k+1− m 0 k+1   . dengan Mk+10 = max x∈[xk,xk+1] |f0(x)| dan m0k+1 = min x∈[xk,xk+1] |f0(x)|.

Selanjutnya dengan mengikuti prosedur yang sama seperti menurunkan taksiran error metode trapesium komposit dapat ditunjukkan

EM =

(b − a)2

8n (M

0− m0

(7)

dengan EM = Z b a f (x)dx − h n X k=0 f xk+ xk+1 2  , M0 = Pn i=1M 0 i n , m 0 = Pn i=1m 0 i n .

Persamaan (23) adalah taksiran error metode titik tengah komposit dari aplikasi Lema 1.

Taksiran Error Metode Titik Tengah

Metode Simpson dapat disajikan sebagai kombinasi linear dari metode trapesium dan titik tengah, yaitu [5, h.132]

S(f ) = 1

3T (f ) + 2

3M (f ). (24)

Selanjutnya dengan memperhatikan (24) dipilih g(x) dengan bentuk g(x) =  1 3gT + 2 3gM jika x ∈a, a+b 2 ; 1 3gT + 2 3gM jika x ∈ a+b 2 , b, (25) dengan gT dan gM berturut-turut adalah g(x) untuk metode trapesium dan titik

tengah yang diberikan oleh persamaan (9) dan persamaan (18). Jadi persamaan (25) dapat ditulis g(x) = x − 5a+b 6 jika x ∈a, a+b 2 ;

x − a+5b6 jika x ∈a+b2 , b, (26) dan dengan mudah dapat ditunjukkan bahwan persamaan (26), memenuhi asumsi Lema 1, yaitu

Z b

a

g(x)dx = 0.

Dengan mengikuti prosedur yang sama seperti dalam menurunkan taksiran error metode trapesium, dan mengingat

x − 5a + b 6 =  5a+b 6 − x jika a ≤ x ≤ 5a+b 6 ;

x − 5a+b6 jika 5a+b6 ≤ x < a+b 2 dan x − a + 5b 6 =  a+5b 6 − x jika a+b 2 < x ≤ a+5b 6 ;

x − a+5b6 jika a+5b6 < x ≤ b,

maka taksiran error metode Simpson dapat ditunjukkan setelah menyatakan x0 = a,

(8)

Teorema 4 (Taksiran Error Metode Simpson) Terdapat f fungsi kontinu yang terdiferensialkan pada [x0, x2]. Maka

Z x2 x0 f (x)dx − h 3[f (x0) + 4f (x1) + f (x2)] ≤ 5 18(h) 2 (M0− m0), (27) dengan M0 = maxx∈[x0,x2|f 0(x)| dan m0 = min x∈[x0,x2]|f 0(x)|,

Jika interval [a, b] dipartisi menjadi 2n sub interval dengan, a = x0 < x1 < x2 < · · · < x2n = b

dan h = b−a2n , maka dengan mengikuti prosedur yang sama seperti pada taksiran error metode trapesium diperoleh

Z b a f (x)dx = h 3 n X k=1 [f (x2k−2) + 4f (x2k−1) + f (x2k)] + 5h2 18 n X k=1 (Mk0 − m0k) , (28) dengan Mk0 = max x∈[x2k−2,x2k] |f0(x)| dan m0k = min x∈[x2k−2,x2k] |f0(x)|. Jadi ES = 5(b − a)2 288n (M 0 − m0 ) . (29) dengan ES = Z b a f (x)dx − h 3 n X k=1 [f (x2k−2) + 4f (x2k−1) + f (x2k)] , M0 = Pn k=1M 0 k n dan m 0 = Pn k=1m 0 k n .

Persamaan (29) adalah taksiran error metode Simpson komposit dari aplikasi Lema 1.

3. PERBANDINGAN NUMERIK

Pada bagian ini dibahas perbandingan numerik taksiran error untuk metode tra-pesium, titik tengah dan Simpson yang telah dibahas pada Bagian 2 dengan error eksak (error yang didapat dengan mengurangkan integral eksak dengan penghi-tungan integral dengan metode yang didiskusikan) dan taksiran error yang ditu-runkan menggunakan error interpolasi. Semua komputasi menggunakan program komputer Matlab 7.0.1. Adapun fungsi-fungsi yang digunakan dalam melakukan perbandingan taksiran error untuk ketiga metode yang didiskusikan adalah

(9)

1. Rab(e−x+ 1)dx 2. Rb

a(x

2− ex− 3x)dx,

dengan [a, b] = [1, 4] dan n = 1, 10, 100, 1000, dimana n menunjukkan jumlah partisi yang dilakukan untuk menerapkan rumus komposit. Hasil komputasi untuk metode trapesium diberikan pada Tabel 1 dan Tabel 2, yang menunjukkan bahwa nilai taksiran error metode trapesium yang diperoleh dari aplikasi Lema 1 (ET) lebih

kecil dibandingkan nilai taksiran error yang diperoleh dengan interpolasi (EIT),

sebagaimana diberikan [1, h.604].

Tabel 1: Taksiran Error Metode Trapesium untukRb a (e

−x+ 1)dx

n Error Eksak EIT ET

1 2.2973e-001 8.2773e-001 3.9326e-001 10 2.6178e-003 8.2773e-003 3.9326e-003 100 2.6217e-005 8.2773e-005 3.9326e-005 1000 2.6217e-007 8.2773e-007 3.9326e-007

Tabel 2: Taksiran Error Metode Trapesium untukRab(x2− ex− 3x)dx

n Error Eksak EIT ET

1 2.9595e+001 1.1835e+002 5.1615e+001 10 3.4352e-001 1.1835e+000 5.1615e-001 100 3.4409e-003 1.1835e-002 5.1615e-003 1000 3.4410e-005 1.1835e-004 5.1615e-005

Kesimpulan yang sama juga terlihat ketika membandingkan taksiran error me-tode titik tengah yang diperoleh dari aplikasi Lema 1 (EM) dengan nilai taksiran

error yang diperoleh dengan interpolasi (EIM) yang terdapat pada [6, h.221],

seba-gaimana diberikan Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 3: Taksiran Error Metode Titik Tengah untukRb a(e

−x+ 1)dx

n Error Eksak EIM EM

1 1.0331e-001 4.1386e-001 3.9326e-001 10 1.3074e-003 4.1386e-003 3.9326e-003 100 1.3108e-005 4.1386e-005 3.9326e-005 1000 1.3109e-007 4.1386e-007 3.9326e-007

Tabel 4: Taksiran Error Metode Titik Tengah untukRb a (x

2− ex− 3x)dx

n Error Eksak EIM EM

1 1.3082e+001 5.9173e+001 5.1615e+001 10 1.7154e-001 5.9173e-001 5.1615e-001 100 1.7204e-003 5.9173e-003 5.1615e-003 1000 1.7205e-005 5.9173e-005 5.1615e-005

(10)

Kesimpulan yang berbeda didapat ketika membandingkan hasil komputasi nilai taksiran error metode Simpson (ES) yang diperoleh dari aplikasi Lema 1 dengan

nilai taksiran error yang diperoleh dengan interpolasi (EIS) yang terdapat pada [5,

h.127], seperti terlihat pada Tabel 5 dan Tabel 6

Tabel 5: Taksiran Error Metode Simpson untukRb a (e

−x+ 1)dx

n Error Eksak EIS ES

1 7.7037e-003 3.1040e-002 2.1848e-001 10 9.8052e-007 3.1040e-006 2.1848e-003 100 9.8312e-011 3.1040e-010 2.1848e-005 1000 7.9936e-015 3.1040e-014 2.1848e-007 Tabel 6: Taksiran Error Metode Simpson untukRb

a(x

2− ex− 3x)dx

n Error Eksak EIS ES

1 1.1433e+000 4.6067e+000 3.2425e+001 10 1.4552e-004 4.6067e-004 3.2425e-001 100 1.4591e-008 4.6067e-008 3.2425e-003 1000 1.4353e-012 4.6067e-012 3.2425e-005

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa taksiran error yang diperoleh de-ngan aplikasi Lema 1 untuk metode trapesium dan metode titik tengah lebih tajam dibandingkan dengan taksiran error yang diperoleh dengan interpolasi. Sedangkan keuntungan yang didapat dengan taksiran error yang diperoleh dengan aplikasi Lema 1 untuk metode Simpson adalah hanya memerlukan turunan pertama dari fungsi yang diintegralkan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Apostol, T. M. 1967. Calculus and Linear Algebra Vol.2, Second Edition. John Wiley & Sons Inc., New York.

[2] Bartle, R. G. 1967. The Elements of Real Analysis, Revised First Edition. John Wiley & Sons Inc., New York.

[3] Lang, S. 1973. A First Course in Calculus, Third Edition. Wesley Publishing Company Inc., Philippines.

[4] Mercer, P. R. 2005. Error Estimates For Numerical Integration Rules. The College Mathematics Journal 36: 27-34.

[5] Phillips, G. M. 2003. Interpolation and Approximation by Polynomials. Springer-Verlag Inc., New York.

[6] Wood, A. 1999. Introduction to Numerical Analysis. Addison Wesley Longman Limited, Harlow.

Gambar

Tabel 3: Taksiran Error Metode Titik Tengah untuk R b
Tabel 5: Taksiran Error Metode Simpson untuk R b

Referensi

Dokumen terkait

Pengabdian kepada Masyarakat merupakan salah satu dharma dari catur dharma perguruan tinggi. Sehingga, selain melakukan pembelajaran dan penelitian, pamong wajib pula

Anda memakai perlengkapan pelindung yang sesuai kami rekomendasikan: Gunakan sarung tangan Lateks atau Nitril untuk memastikan tangan anda terlindungi dari kemungkinan

Transparansi merupakan suatu pengungkapan informasi kepada semua pihak yang berkepentingan untuk mengetahui dengan pasti apa yang telah dan akan terjadi dalam

Disela-sela acara, Ketua KPOTI Kabupaten Labuhanbatu selatan Musthopa Rahman Harahap, S.Pd kepada awak media menyampaikan bahwa dengan adanya kegiatan bermain serta belajar

Profesionalisme kerja sebagai persyaratan dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik, maka setiap aparatur pemerintah dituntut untuk senantiasa meningkatkan profesionalismenya,

Sloane 1979, membagi anisometopia menjadi beberapa tingkatan: pertama perbedaan refraksi antara kedua mata kurang dari 1,5D dimana kedua mata masih dapat dipakai

Biaya-biaya setelah perolehan awal diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset atau sebagai aset yang terpisah hanya apabila kemungkinan besar Perusahaan akan mendapatkan

Upaya hukum yang dapat dilakukan pengguna jasa dalam hal penyelesaian sengketa terkait dengan kerugian yang dialami sebagai penumpang bus Transjakarta tidak diatur