• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA (LKJ)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA (LKJ)"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

(LKJ)

TRIWULAN II

2019

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT

(2)

www.kkp.go.id/djprl/bpsplpontianak

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala limpahan nikmat dan rahmat-Nya, sehingga kita masih diberi kesempatan untuk terus mengabdi kepada-Nya dan mengabdi kepada Negara dan Bangsa yang kita cintai, Indonesia. Salah satu bentuk pengabdian kita kepada Negara ini, adalah diterbitkannya Laporan Kinerja (LKj) BPSPL Pontianak Triwulan 2 Tahun 2019 yang mendokumentasikan secara singkat mengenai gerak langkah dan kontribusi BPSPL Pontianak selama Triwulan 2.

Laporan ini disusun dalam rangka memberikan informasi tentang capaian program dan kegiatan BPSPL Pontianak selama Triwulan 2 melalui pelaksanaan program dan kegiatan serta hambatan dan permasalahan yang dihadapi. Harapan kami laporan ini dapat dijadikan bahan informasi penyelenggaraan program dan kegiatan BPSPL Pontianak dan sekaligus sebagai bahan evaluasi perencanaan dan kebijakan Direktorat Jenderal PRL.

Disadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya, maka saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Akhirnya atas perhatian dan bantuan semua pihak terhadap terselenggaranya program dan kegiatan Ditjen PRL diucapkan terima kasih.

Pontianak, 5 Juli 2019

Kepala BPSPL Pontianak

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

Bab I Pendahuluan ... 1

1.1 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi BPSPL Pontianak ... 1

1.2 Organisasi BPSPL Pontianak ... 4

1.3 Keragaman SDM BPSPL Pontianak ... 6

1.4 Potensi dan Permasalahan Pembangunan Kelautan dan Perikanan 8 1.5 Dasar Hukum dan Sistematika Penyajian ... 10

Bab II Perencanaan Kinerja ... 13

2.1 Rencana Strategis BPSPL Pontianak ... 13

2.2 Perencanaan Kinerja Tahun 2019 ... 15

Bab III Akuntabilitas Kinerja ... 20

3.1 Capaian Kinerja Organisasi ... 20

3.2 Realisasi Anggaran ... 30

Bab IV Penutup ... 31

(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Struktur Organisasi BPSPL Pontianak ... 5 Gambar 2. Komposisi PNS dan Tenaga Kontrak BPSPL Pontianak ... 7 Gambar 3. Komposisi Tenaga Kontrak BPSPL Pontianak ... 7 Gambar 4. Komposisi SDM BPSPL Pontianak berdasarkan Tingkat Pendidikan 8 Gambar 5. Capaian Penerapan Majemen Pengetahuan ... 27 Gambar 6. Capaian Kinerja Anggaran BPSPL Pontianak Triwulan 2 Tahun 2019 di Aplikasi Om SPAN ... 29

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Lokasi, Satuan Kerja, dan Wilayah Kerja UPT BPSPL Pontianak .. 5 Tabel 2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama BPSPL Pontianak 2019 ... 17 Tabel 3. Capaian Kinerja BPSPL Pontianak Tahun 2019 ... 21 Tabel 4. Realisasi Anggaran Triwulan 2 Tahun 2019 ... 31

(7)

Bab I

Pendahuluan

1.1 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi BPSPL Pontianak

Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak adalah unit pelaksana teknis di bidang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, Laut dan Pulau-Pulau Kecil yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Fokus pada program pemerintah yang berorientasi pada kemaslahatan bagi masyarakat, berupa upaya untuk menghasilkan output dan outcome yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Output merupakan hasil langsung dari program-program atau kegiatan yang dijalankan pemerintah dan dapat berwujud sarana, barang dan jasa pelayanan kepada masyarakat, sedang outcome adalah berfungsinya sarana, barang dan jasa tersebut sehingga memberi manfaat bagi masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (PERMEN KP) No. PER.22/MEN/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Dan Laut, pada Bab I, Pasal 1, 2, dan 3:

1. Kedudukan

Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut merupakan unit pelaksana teknis di bidang pengelolaan sumber daya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan.

(8)

2. Tugas

Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan meliputi antara lain perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas, Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan evaluasi di bidang perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya;

b. Pelaksanaan perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya;

c. Pelaksanaan mitigasi bencana, rehabilitasi, dan penanganan pencemaran sumber daya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya;

d. Pelaksanaan konservasi habitat, jenis, dan genetika ikan;

e. Pelaksanaan pengawasan lalu lintas perdagangan jenis ikan yang dilindungi; f. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil; g. Fasilitasi penataan ruang pesisir dan laut;

h. Pelaksanaan bimbingan pengelolaan wilayah pesisir terpadu serta pendayagunaan pulau-pulau kecil;

i. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Disamping itu, bahwa pembentukan Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPSPL Pontianak secara umum memiliki beberapa alasan penting dalam mendukung

(9)

pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang pengelolaan sumberdaya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil secara ekosistemnya di daerah, antara lain sebagai berikut:

1. Percepatan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil serta ekosistemnya secara terpadu dan berkelanjutan;

2. Pengelolaan konservasi jenis dan genetika ikan dengan karakteristik tertentu yang dalam pelaksanaannya tidak dapat didelegasikan ke daerah; 3. Monitoring ekosistem dan jenis ikan langka/terancam punah; Monitoring habitat

dan populasi dan jenis-jenis spesifik; Koleksi dan breeding; Mempunyai nilai dan kepentingan konservasi nasional dan/atau internasional; Secara ekologi bersifat lintas Negara; Mencakup habitat dan daerah ruaya jenis migrasi; Potensi sebagai warisan alam, dunia dan/atau warisan wilayah nasional. 4. Penyelenggaraan komitmen Indonesia dalam menindak-lanjuti ratifikasi

konvensi dan perjanjian Internasional di bidang konservasi sumber daya ikan dan lingkungannya, seperti CBD (Convention on Biological Diversity), Ramsar

Convention on Wetlands of Internasional Importance, WHS ( World Heritage Site), dan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species);

yang pelaksanaannya tidak bisa didelegasikan/dimandatkan kepada daerah (kewenangan pusat); serta menangani fungsi-fungsi Direktorat Jenderal PRL di daerah,

5. Pelaksanaan sebagian fungsi Ditjen PRL dalam memfasilitasi daerah untuk melakukan kegiatan pengelolaan wilayah pesisir dan laut, dan memberikan bimbingan secara langsung kepada stakeholder yang ada di daerah terkait dengan fungsi pengelolaan wilayah pesisir dan laut;

6. Pembinaan dan fasilitasi daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pemberdayaan masyarakat pesisir;

(10)

7. Penyelenggaraan komitmen Indonesia dalam menindaklanjuti pencapaian tujuan SDG (Sustainable Development Goals), antar lain; menghapus tingkat kemiskinan dan kelaparan, menjamin kelestarian lingkungan hidup; dan pelaksanaan tugas pemerintah pusat dalam pemberdayaan dan peran serta masyarakat pesisir dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat pesisir.

1.2 Organisasi BPSPL Pontianak

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (PERMEN KP) No Per. 22/MEN/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Dan Laut, Bab II, Pasal 4, klasifikasi Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Dan Laut terdiri dari: Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisi dan Laut (BPSPL) dan Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL). Lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (PERMEN KP) No. PER.23/MEN/2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor PER.22/MEN/2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut, BAB VIII, Pasal 25 menjelaskan Lokasi, Satuan Kerja, dan Wilayah Kerja masing-masing Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut.

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) yang berlokasi di Pontianak, Kalimantan Barat atau BPSPL Pontianak memiliki satuan kerja di Balikpapan, Kalimantan Timur dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Wilayah kerja dari BPSPL Pontianak meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur. Untuk lebih jelas dapat melihat tabel di bawah berikut.

(11)

Tabel 1. Lokasi, Satuan Kerja, dan Wilayah Kerja UPT BPSPL Pontianak

No. UPT Lokasi Satuan Kerja Wilayah Kerja

1. Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Pontianak, Kalimantan Barat Banjarmasin, Kalimantan Selatan Balikpapan, Kalimantan Timur Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur.

Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Pontianak, dipimpin oleh seorang kepala Balai, dengan susunan organisasi yang terdiri dari: (1) Seksi Program dan Evaluasi, (2) Seksi Pendayagunaan dan Pelestarian, (3) Subbagian Tata Usaha, dan (4) Kelompok Jabatan Fungsional. Susunan organisasi Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Pontianak Seperti terlihat pada skema organisasi pada gambar dibawah ini:

SEKSI

PROGRAM DAN EVALUASI

KEPALA BALAI SUBBAGIAN TATA USAHA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKSI PENDAYAGUNAAN DAN PELESTARIAN

(12)

Seksi Program dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana program, evaluasi, dan laporan di bidang perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumberdaya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya.

Seksi Pendayagunaan dan Pelestarian memiliki tugas dalam pelaksanaan perlindungan, pelestarian, pemanfaatan, mitigasi bencana, rehabilitasi, dan penanganan pencemaran sumber daya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya; Pelaksanaan konservasi habitat, jenis, dan genetika ikan, pengawasan lalu lintas perdagangan jenis ikan yang dilindungi; Pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil; Fasilitasi penataan ruang pesisir dan laut; Bimbingan pengelolaan wilayah pesisir terpadu serta pendayagunaan pulau-pulau kecil.

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan administrasi keuangan, barang kekayaan milik negara, administrasi kepegawaian dan jabatan fungsional, persuratan, kearsipan, perlengkapan, rumah tangga, dan pelaporan BPSPL.

Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan BPSPL mempunyai tugas melaksanakan kegiatan perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya dan kegiatan lain yang sesuai dengan tugas masing-masing jabatan fungsional berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.3 Keragaman SDM BPSPL Pontianak

Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan berkembangnya organisasi dan beban tugas yang terus meningkat, jumlah SDM yang ada saat ini dirasakan masih terbatas.

(13)

Dalam rangka menyelenggarakan tugas dan fungsinya, BPSPL Pontianak sampai triwulan II tahun 2019 memiliki jumlah personil secara keseluruhan sebanyak 56 orang terdiri dari 43 PNS dan 13 tenaga kontrak dengan perincian sebagai berikut:

Adapun perincian tenaga kontrak yang berjumlah 13 orang merupakan satpam, pramubakti, pengemudi, dan tenaga kebersihan. Secara rinci ditampilkan dalam grafik sebagai berikut:

Tingkat pendidikan pegawai BPSPL Pontianak merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam menunjang capaian kinerja BPSPL Pontianak. Untuk

Gambar 2. Komposisi PNS dan Tenaga Kontrak BPSPL Pontianak

Gambar 3. Komposisi Tenaga Kontrak BPSPL Pontianak

43 13 PNS Tenaga kontrak 6 1 3 3

(14)

komposisi PNS berdasarkan tingkat pendidikan ditampilkan pada grafik di bawah sebagai berikut:

1.4 Potensi dan Permasalahan Pembangunan Kelautan dan Perikanan

A. Potensi

Potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia sebesar 6,5 juta ton per tahun tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) yang terbagi dalam sembilan wilayah perairan utama Indonesia. Dari seluruh potensi sumber daya tersebut, guna menjaga keberlanjutan stok ikan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 5,12 juta ton per tahun. Dari seluruh potensi sumber daya ikan tersebut, jumlah tangkapan yang diperbolehkan sekitar 80% dari potensi lestari, dan baru dimanfaatkan sebesar baru 93% dari JTB, sementara total produksi perikanan tangkap (di laut dan danau) adalah 5,863 juta ton. Potensi mikro flora-fauna kelautan juga belum tereksplorasi sebagai penyangga pangan fungsional pada masa depan. Luas terumbu karang yang dimiliki Indonesia saat ini yang sudah terpetakan mencapai 25.000 km2 (BIG,

S2 11% S1 77% D4 5% SMA 7% S2 S1 D4 SMA

(15)

2013). Namun, sekitar 6,39% terumbu karang masih dalam kondisi sangat baik dan 23,40% berstatus baik. Sisanya, yakni 35,06% berstatus kondisi cukup dan 35,15% kondisi jelek. Data terbaru ini berdasarkan penelitian pada 2016 (LIPI, 2016).

Laut Indonesia memiliki sekitar 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut dan 950 spesies biota terumbu karang. Sumber daya ikan di laut meliputi 37% dari spesies ikan di dunia, dimana beberapa jenis diantaranya mempunyai nilai ekonomis tinggi, seperti tuna, udang, lobster, ikan karang, berbagai jenis ikan hias, kekerangan, dan rumput laut.

Perairan laut Indonesia juga menyimpan potensi sumber daya non hayati yang melimpah. Masih banyak wilayah perairan Indonesia yang memiliki potensi ekonomi namun belum terkelola secara memadai. Selain itu, potensi energi terbaharukan dari laut, seperti air laut dalam (deep sea water) masih menjadi tantangan untuk dikembangkan dan dimanfaatkan dimasa yang akan datang. Industri maritim, bioteknologi, jasa kelautan, produksi garam dan turunannya, biofarmakologi laut, pemanfaatan air laut selain energi, pemasangan pipa dan kabel bawah laut, dan/atau pengangkatan benda dan muatan kapal tenggelam, merupakan subsektor kelautan yang belum tergarap secara optimal.

B. Permasalahan

Bidang kelautan dan perikanan memiliki permasalahan yang kompleks karena keterkaitannya dengan banyak sektor dan juga sensitif terhadap interaksi terutama dengan aspek lingkungan. Terdapat berbagai isu pengelolaan perikanan laut di Indonesia yang berpotensi mengancam kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan, keberlanjutan mata pencaharian masyarakat di bidang perikanan,

(16)

ketahanan pangan, dan pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari pemanfaatan sumber daya perikanan.

Efek pemanasan global tidak hanya dirasakan dampaknya ekosistem yang ada di darat tetapi juga berdampak pada ekosistem yang ada di laut. Meningkatnya suhu permukaan air laut berdampak pada matinya zooxantela sehingga menyebabkan karang menjadi berwarna putih (Coral Bleaching).

Permasalahan lain yang dihadapi adalah semakin menurunnya populasi biota laut yang dilindungi undang-undang maupun tidak dilindungi tetapi pemanfaatannya diatur dalan regulasi internasional (CITES).

Semakin meningkatnya pemanfaatan secara ilegal biota laut terutama spesies hiu, pari manta dan penyu menuntut perhatian ekstra dalam pengelolaanya. Tingginya lalu lintas perdagangan hiu dan produk turunanya membutuhkan data pemanfaatan hiu yang akurat serta memerlukan survei potensi populasi hiu yang komprehensif.

Pada beberapa tahun terakhir kejadian terdamparnya mamalia cukup tinggi. Upaya penanganan yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan dalam upaya penanganan mamalia terdampar, namun keterbatasan sumberdaya manusia dan peralatan sering kali menjadi kendala dalam evakuasi maupun penyelamatan mamalia terdampar.

1.5 Dasar Hukum dan Sistematika Penyajian

Laporan Akuntabiltas Kinerja BPSPL Pontianak Tahun 2019 disusun dengan dasar hukum:

a. Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

(17)

b. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

c. Keputusan Kepala LAN Nomor: 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. d. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akutabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja ini bertujuan menginformasikan capaian kinerja triwulan II pada Tahun 2019. Capaian Kinerja (Performance Results) triwulan II pada Tahun 2019 tersebut dibandingkan dengan Penetapan Kinerja (Performance

Plan) tahun 2019 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Adapun

sistematika penyajian laporan sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan

Pada bab ini berisi hal-hal umum tentang Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak seperti kedudukan, tugas dan fungsi, struktur organisasi, serta jumlah pegawai secara keseluruhan.

2. Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahunan.

3. Bab III Akuntabilitas Kinerja

Pada bab ini disajikan secara singkat capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisasi capaian kinerja sebagai berikut:

(18)

a. Capaian Kinerja Organisasi

Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi; Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada); Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja alternative solusi yang telah dilakukan; Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.

b. Realisasi Anggaran.

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

4. Bab IV Penutup

Pada bab ini disajikan kesimpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya

(19)

Bab II

Perencanaan Kinerja

2.1 Rencana Strategis BPSPL Pontianak

Rencana Strategis BPSPL Pontianak Tahun 2015-2019 disusun untuk mendukung Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut. Visi Direktorat Jenderal PRL adalah: “Pengelolaan Ruang Laut yang Berdaulat dan Mensejahterakan Secara Berkelanjutan”. Misi Direktorat Jenderal PRL adalah:

a. Mewujudkan perencanaan ruang laut pesisir dan pulau-pulau kecil yang terpadu.

b. Mendayagunakan, melindungi dan melestarikan sumberdaya laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil serta pengelolaan keanekaragaman hayati.

c. Meningkatkan tata kelola dan pengendalian ruang laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil.

d. Mengendalikan pemanfaatan ruang laut secara berdaulat untuk kesejahteraan masyarakat.

Dalam dokumen Renstra BPSPL Pontianak Tahun 2015 – 2019, termuat garis besar visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis yang akan dicapai organisasi. Sasaran strategis tersebut mendukung capaian Direktorat Jenderal PRL yang tertuang dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal PRL Tahun 2015 -2019. Adapun visi dan misi BPSPL Pontianak Tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut:

A. Visi

Visi merupakan gambaran masa depan yang hendak diwujudkan BPSPL Pontianak. Visi bersifat praktis, realistis untuk dicapai, dan memberikan tantangan serta menumbuhkan motivasi yang kuat bagi pegawai BPSPL Pontianak untuk mewujudkannya. Visi BPSPL Pontianak adalah:

(20)

“Mewujudkan Pengelolaan Ruang Laut yang Berdaulat dan

Mensejahterakan Secara Berkelanjutan di Wilayah Kerja”.

Visi tersebut mengandung pengertian yang mendalam dan menunjukkan tekad kuat dari BPSPL Pontianak untuk dapat mengelola sumberdaya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil guna mensejahterakan masyarakat di regional Kalimantan.

B. Misi

Misi merupakan peran yang diambil organisasi ditengah gambaran masa depan. Sesuai dengan bidang tugas dan kewenangan BPSPL Pontianak, misi tersebut adalah:

1. Mewujudkan perencanaan ruang laut pesisir, dan pulau-pulau kecil yang terpadu;

2. Mendayagunakan, melindungi dan melestarikan sumberdaya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil serta pengelolaan keanekaragaman hayati;

3. Meningkatkan tata kelola dan pengendalian ruang laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil;

4. Mengendalikan pemanfaatan ruang laut secara berdaulat untuk kesejahteraan masyarakat.

C. Tujuan

Tujuan adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Adapun tujuan pengelolaan ruang laut adalah sebagai berikut:

(21)

1. Mempercepat pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil serta ekosistemnya secara terpadu dan berkelanjutan; 2. Mengelola konservasi jenis dan genetika ikan dengan karakteristik tertentu

yang dalam pelaksanaanya tidak dapat didelegasikan ke daerah;

3. Menyelenggarakan komitmen Indonesia dalam menindaklanjuti gratifikasi konvensi dan perjanjian Internasional dibidang konservasi sumberdaya ikan dan lingkungannya (CBD, WHS, dan CITES);

4. Pemberdayaan pulau-pulau kecil termasuk pulau-pulau kecil terluar; 5. Meningkatkan tata kelola ruang laut, pesisir dan pulau-pulau kecil; 6. Meningkatkan dayaguna wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil; 7. Menata dan memanfaatkan jasa-jasa kelautan;

8. Meningkatkan pengelolaan sumberdaya hayati, non hayati dan buatan; 9. Melestarikan kawasan konservasi dan meningkatkan kualitas nilai dan

keanekaragaman hayati laut, pesisir dan pulau-pulau kecil.

D. Sasaran

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh BPSPL Pontianak dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran atau indikator kinerja utama, yang dimaksud dengan indikator sasaran atau indikator kinerja utama adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun 2019. Setiap indikator sasaran atau indikator kinerja utama disertai dengan rencana tingkat capaiannya (targetnya) masing-masing.

2.2 Perencanaan Kinerja Tahun 2019

Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran yang memuat kebijakan dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, yang akan dilaksanakan oleh BPSPL

(22)

Pontianak melalui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Penyusunan rencana kinerja dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran, serta merupakan komitmen BPSPL Pontianak untuk mencapainya dalam tahun 2019.

Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) memuat informasi tentang: sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tahun yang bersangkutan; indikator kinerja utama, rencana capaiannya (target), program, dan kegiatan. Selain itu dimuat pula keterangan yang antara lain menjelaskan keterkaitan kegiatan dengan sasaran, kebijakan dengan programnya, serta keterkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi/sektor lain.

Dokumen RKT 2019 tersebut kemudian diimplementasikan dalam Penetapan Kinerja (TAPJA) Tahun 2019 yang telah berbasis pada Balanced Scorecard

(BSC). TAPJA BPSPL Pontianak ditandatangani oleh Kepala BPSPL Pontianak

dengan Direktur Jenderal PRL. Rencana Kinerja BPSPL Pontianak tahun 2019 telah dikelompokkan ke dalam 2 (dua) perspektif Balanced Scorecard (BSC), yaitu: [A]. Perspektif Internal (Internal Process); dan [B]. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth).

BPSPL Pontianak memiliki 7 sasaran strategis dan 14 Indikator Kinerja Utama (IKU). Secara lengkap sasaran dan indikator kinerja utama BPSPL Pontianak tahun 2019 adalah sebagai berikut:

(23)

Tabel 2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama BPSPL Pontianak 2019

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

COSTUMER PERSPECTIVE 1 Terwujudnya pengelolaan SDKP di wilayah kerja BPSPL Pontianak yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan

1 Jumlah kawasan konservasi Perairan di wilayah kerja BPSPL Pontianak yang meningkat kualitas pengelolaan efektifnya (kawasan)

1

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

2 Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan SDKP di wilayah kerja BPSPL Pontianak yang profesional dan partisipatif 2 Jumlah keanekaragaman hayati laut di wilayah kerja BPSPL Pontianak yang telah dilakukan upaya konservasi (jenis) 3 3 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan SDKP di wilayah kerja BPSPL Pontianak yang berdaya saing dan berkelanjutan

3 Jumlah Provinsi yang memiliki rencana zonasi di wilayah kerja BPSPL Pontianak ditetapkan melalui peraturan perundangan

1

4 Jumlah penambahan luas kawasan konservasi di wilayah kerja BPSPL Pontianak (Ha)

(24)

5 Jumlah kemitraan dan kerjasama dengan kelompok masyarakat yang mendukung

pengelolaan efektif kawasan konservasi

dan/atau keanekaragaman hayati (kemitraan

kelompok)

4

6 Jumlah kelompok di Pesisir dan Pulau-pulau kecil pada wilayah kerja BPSPL Pontianak yang terverifikasi kebutuhan bantuan sarana prasarananya (kelompok) 1

LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE

4 Terwujudnya aparatur sipil negara BPSPL Pontianak yang kompeten, profesional dan berintegritas

7 Indeks Profesionalitas ASN BPSPL Pontianak 71 5 Tersedianya manajemen pengetahuan BPSPL Pontianak yang handal dan mudah diakses

8 Persentase unit kerja BPSPL Pontianak yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar 80 6 Terwujudnya birokrasi BPSPL Pontianak yang efektif, efisien dan

berorientasi pada layanan prima 9 Persentase pemenuhan dokumen Reformasi Birokrasi lingkup BPSPL Pontianak 100

(25)

11 Persentase pemenuhan dokumen Maturitas SPIP lingkup BPSPL Pontianak

100

12 Unit Kerja yang berpredikat menuju WBK lingkup BPSPL Pontianak 1 7 Terkelolanya anggaran pembangunan BPSPL Pontianak secara efisien dan akuntabel

13 Nilai kinerja

pelaksanaan anggaran BPSPL Pontianak (%)

Baik (87)

14 Batas Tertinggi Persentase Nilai Temuan LHP BPK Atas LK BPSPL Pontianak dibandingkan Realisasi Anggaran BPSPL Pontianak TA. 2018 (%) 1

(26)

Bab III

Akuntabilitas Kinerja

3.1 Capaian Kinerja Organisasi

Berdasarkan Dokumen Perjanjian Kinerja antara Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan laut (BPSPL) Pontianak dengan Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (PRL) yang ditandatangani pada Januari 2019, dilakukan pengukuran capaian kinerja Tahun 2019 dengan cara membandingkan antara target (rencana) dan realisasi berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Untuk IKU yang capaiannya diukur secara tahunan diperhitungkan sesuai dengan karakteristik IKU dimaksud.

Pelaksanaan pengukuran kinerja pada BPSPL Pontianak, sebagaimana unit kerja lain di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, menggunakan aplikasi database online melalui www.kinerjaku.kkp.go.id. Proses penghitungan kinerja menggunakan Manual IKU dan Pedoman Pengukuran Kinerja yang telah disusun sebelumnya, serta menilai capaian kinerja dari kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja program. Koordinasi proses penghitungan dilakukan oleh para pengelola kinerja setiap sasaran strategis sesuai dengan tanggung jawabnya.

Secara rinci capaian masing-masing sasaran strategis dan indikator kinerja utama BPSPL Pontianak Tahun 2019 adalah sebagai berikut:

(27)

Tabel 3. Capaian Kinerja BPSPL Pontianak Tahun 2019

No. SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET TW 1 TW 2

COSTUMER PERSPECTIVE 1 Terwujudnya pengelolaan SDKP di wilayah kerja BPSPL Pontianak yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan 1 Jumlah kawasan konservasi Perairan di wilayah kerja BPSPL Pontianak yang meningkat kualitas pengelolaan efektifnya (kawasan) 1 0 0

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

2 Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan SDKP di wilayah kerja BPSPL Pontianak yang profesional dan partisipatif 2 Jumlah keanekaragaman hayati laut di wilayah kerja BPSPL Pontianak yang telah dilakukan upaya konservasi (jenis) 3 0 0 3 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan SDKP di wilayah kerja BPSPL Pontianak yang berdaya saing dan berkelanjutan 3 Jumlah Provinsi yang memiliki rencana zonasi di wilayah kerja BPSPL Pontianak ditetapkan melalui peraturan perundangan 1 0 0 4 Jumlah penambahan luas kawasan konservasi di wilayah kerja BPSPL Pontianak (Ha) 24.000 0 0

(28)

5 Jumlah kemitraan dan kerjasama dengan kelompok masyarakat yang mendukung pengelolaan efektif kawasan konservasi dan/atau keanekaragama n hayati (kemitraan kelompok) 4 0 0 6 Jumlah kelompok di Pesisir dan Pulau-pulau kecil pada wilayah kerja BPSPL Pontianak yang terverifikasi kebutuhan bantuan sarana prasaranan ya (kelompok) 1 0 0

LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE

4 Terwujudnya

aparatur sipil negara BPSPL Pontianak yang kompeten, profesional dan berintegritas 7 Indeks Profesionalitas ASN BPSPL Pontianak 71 0 0 5 Tersedianya manajemen pengetahuan BPSPL Pontianak yang handal dan mudah diakses 8 Persentase unit kerja BPSPL Pontianak yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) 80 85,83 95 6 Terwujudnya birokrasi BPSPL Pontianak yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima 9 Persentase pemenuhan dokumen Reformasi Birokrasi lingkup BPSPL Pontianak 100 100 100 10 Nilai AKIP BPSPL Pontianak A (85) 0 0

(29)

11 Persentase pemenuhan dokumen Maturitas SPIP lingkup BPSPL Pontianak 100 0 0

12 Unit Kerja yang berpredikat menuju WBK lingkup BPSPL Pontianak 1 0 0 7 Terkelolanya anggaran pembangunan BPSPL Pontianak secara efisien dan akuntabel 13 Nilai kinerja pelaksanaan anggaran BPSPL ()()()Pontiana k (%) Baik (87) 91 90.55 14 Batas Tertinggi Persentase Nilai Temuan LHP BPK Atas LK BPSPL Pontianak dibandingkan Realisasi Anggaran BPSPL Pontianak TA. 2018 (%) 1 0 0 A. Capaian Kinerja

IKU.1 Jumlah Kawasan Konservasi Perairan yang Meningkat Kualitas

Pengelolaan Efektifnya

Jumlah kawasan konservasi perairan meningkat kualitas pengelolaan efektifnya jika telah dilakukan upaya pengelolaan berupa penyediaan data series, pengamanan kawasan, penyusunan NSPK pengelolaan kawasan, penguatan kelembagaan, peningkatan peran serta masyarakat sekitar kawasan konservasi, penyediaan sarana dan prasarana, dan/atau rehabilitasi ekosistem.

Untuk IKU 1 ini di dukung oleh komponen kegiatan yaitu penyediaan data series keanekaragaman hayati dan sumberdaya ikan yang dilakukan di kawasan konservsi perairan pulau Derawan dan perairan sekitarnya. Untuk tahap survey sudah dilakukan pada tanggal 4 - 9 Maret 2019. Target pada triwulan II untuk IKU

(30)

ini belum tercapai, karena merupakan adopsi langsung dari eselon I dan akan tercapai sampai dengan akhir tahun.

IKU.2 Jumlah keanekaragaman hayati laut yang dilindungi, dilestarikan

dan/atau dimanfaatkan (jenis)

Untuk mencapai target yang dibebankan BPSPL Pontianak telah menyusun baik berupa komponen kegiatan utama maupun sebagai komponen kegiatan pendukung dalam pengelolaan jenis ikan terancam punah, antara lain:

 Sosialisasi Perlindungan, Pelestarian dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati Laut

 Pelayanan Perijinan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati Laut

 Monitoring Biota Laut dilindungi

Dari kegiatan pelayanan perizinan pada periode bulan Aprili 2019 telah terbit 20 surat rekomendasi, dengan berat total sebesar 19.593,66 Kg; pada periode bulan Mei 2019 telah terbit 46 surat rekomendasi, dengan berat total sebesar 33.566,37 Kg; Pada periode bulan Juni 2019 telah terbit 30 surat rekomendasi, dengan berat total sebesar 44.074,63 Kg.

Selama Triwulan II juga dilakukan pendataan Populasi Penyu di Kalimantan Barat dan di Kalimantan Selatan; Penyediaan Data Series Populasi Hiu dan Pari di Kalimantan Barat, di Kalimantan Timur, dan di Kalimantan Selatan.

IKU.3 Jumlah Provinsi yang memiliki rencana zonasi ditetapkan melalui

peraturan perundangan

Untuk memenuhi target indikator jumlah yang memiliki rencana zonasi ditetapkan melalui peraturan perundangan, BPSPL Pontianak telah menyusun kegiatan Pendampingan Penyusunan RZWP3K Provinsi di Wilayah Kerjanya.

(31)

Diharapkan dengan adanya pendampingan penyusunan dokumen RZWP3K Provinsi dapat dipercepat.

Pada awal tahun 2019 telah ditetapkan Perda RZWP3K Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan tengah. Dari 5 provinsi di Kalimantan, hanya provinsi Kalimantan Timur yang belum selesai proses perda RZWP3K. Sampai dengan triwulan II telah disusun dokumen antara dan rancangan peraturan daerah serta akan diadakan konsultasi publik di bulan April 2019.

IKU.4 Jumlah penambahan luas kawasan konservasi (Ha)

Jumlah penambahan luas kawasan konservasi adalah dengan melakukan inventarisasi dan menjumlahkan luas kawasan konservasi baru yang telah dicadangkan melalui SK Gubernur.

Pada triwulan II kegiatan tersebut tidak dibebani target sehingga tidak terdapat capaian. Kegiatan tersebut direncanakan akan tercapai pada triwulan IV. Adapun komponen kegiatan yang mendukung IKU ini adalah Identifikasi pontensi dan pencadangan kawasan konservasi di Bulungan, Kalimantan Utara. Kegiatan survey sudah dillakukan pada tanggal 25 - 30 Maret 2019. Pada triwulan II telah dilakukan rapat inisiasi pembentukan POKJA dalam rangka penyusunan RPZ untuk Kawasan konservasi di Bulungan pada tanggal 1 Juli 2019.

IKU.5 Jumlah jejaring, kemitraan dan kerjasama konvensi, yang mendukung

pengelolaan efektif konservasi dan keanekaragaman hayati

Untuk menghitung capaian IKU 5 ini adalah dengan menjumlahkan seluruh kelompok masyarakat yang peduli terhadap konservasi yang telah diberikan bantuan untuk menunjang kegiatan konservasi. Pada triwulan I IKU tersebut belum dibebani target sehingga tidak terdapat capaian. IKU tersebut ditargetkan selesai paling lambat pada triwulan III. Sampai dengan triwulan II tahapan yang sudah

(32)

dilaksanakan untuk mencapai IKU ini adalah proses pengadaan barang yang akan diberikan kepada kelompok penerima bantuan (terlampir) dan sudah diserahkan 1 paket bantuan kepada kelompok AGSD Berau berupa 1 unit Speed boat dan 1 paket alat selam dasar (snorkeling) pada tanggal 2 Mei 2019.

IKU.6 Jumlah Kelompok di Pesisir dan Pulau-pulau kecil yang dibangun sarana prasarananya (kelompok)

Pesisir dan Pulau-pulau kecil yang dibangun sarana prasarananya adalah wilayah pesisir dan PPK/PPKT (khususnya PPKT berpenduduk) dimana dilakukan pengadaan sarana prasarana dasar (jetty/dermaga) dan sarana prasarana pendukung ekonomi produktif (misalnya: alat selam, jukung, cool box, alat tangkap ramah lingkungan, mesin pengola sampah, dan sarana lainnya yang mendukung

Pada triwulan II IKU tersebut tidak dibebani target sehingga tidak terdapat capaian. IKU tersebut ditargetkan selesai pada triwulan III. Pada tahun 2019 lokasi kegiatan diadakan di kabupaten Kotabaru, provinsi Kalimantan Selatan.

IKU.7 Indeks Profesionalitas ASN BPSPL Pontianak

Nilai indeks kompetensi dan integritas BPSPL Pontianak pada triwulan II belum dapat diketahui karena target IKU tersebut merupakan target tahunan dan akan tercapai pada triwulan IV. Nilai tersebut dibentuk oleh tiga komponen, yaitu: - Nilai kualifikasi pendidikan formal ASN BPSPL Pontianak

- Nilai SKP ASN BPSPL Pontianak - Nilai Disiplin ASN BPSPL Pontianak

(33)

IKU.8 Persentase unit kerja BPSPL Pontianak yang menerapkan sistem

manajemen pengetahuan yang terstandar

Sistem manajemen pengetahuan adalah suatu rangkaian yang memanfaatkan teknologi informasi yang digunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari. Salah satu poin penting dalam penilaian manajemen pengetahuan adalah pimpinan eselon I dan II memberikan apresiasi/penghargaan kepada individu/unit kerja di bawahnya melalui aplikasi Sistem informasi Manajemen Pengetahuan berstandar (https://kinerjakkp.bitrix24.com) atas capaian/prestasi dalam mendukung kinerja KKP/Unit kerja eselon I/Unit kerja eselon II. Capaian IKU penerapan manajemen pengetahuan yang terstandar pada tahun 2019 Triwulan II sebesar 95%. Aspek penilaian IKU manajemen pengetahuan terstandar antara lain: kelengkapan dokumen, keikutsertaan dan keaktifan dalam aplikasi bitrix.

(34)

Dibandingkan dengan triwulan 1, untuk triwulan II ini mengalami kenaikan untuk capaian IKU Sistem Manajemen Pengetahuan dan juga sudah melampaui target yang sudah ditentukan yaitu sebesar 60%. Hal ini dikarenakan semakin aktifnya dalam pengisian aplikasi bitrix.

IKU.9 Presentase pemenuhan dokumen RB lingkup BPSPL Pontianak

Target IKU dimaksud pada tahun 2019 sebesar 100, artinya semua dokumen terpenuhi, target tersebut merupakan target tahunan akan tercapai pada triwulan IIV, nilai capaian tersebut mengadopsi nilai capaian Ditjen PRL karena penilaian Reformasi Birokrasi oleh Kemenpan RB baru sampai level Eselon I belum sampai level UPT.

IKU.10 Nilai AKIP BPSPL Pontianak

Sampai dengan triwulan II belum dilakukan penilaian AKIP oleh Itjen KKP sehingga belum dapat diketahui nilai AKIP. Target nilai AKIP ditargetkan akan tercapai pada triwulan IV karena merupakan target tahunan.

IKU.11 Presentase pemenuhan dokumen Maturitas SPIP lingkup BPSPL

Pontianak

Untuk capaian indikator kinerja ini nilai capaian BPSPL Pontianak mengadopsi langsung capaian Ditjen PRL karena perhitungan maturitas SPIP pada Tahun 2019 belum dilaksanakan di UPT.

IKU.12 Unit Kerja yang berpredikat menuju WBK lingkup BPSPL Pontianak

Wilayah Bebas dari Korupsi yang selanjutnya disingkat WBK adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian besar manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen sumber daya manusia, penguatan pengawasan, dan penguatan akuntabilitas

(35)

kinerja. Pada tahun 2017 UPT BPSPL Pontianak telah dilakukan penilaian oleh Inspektorat Jenderal KKP untuk unit kerja yang berpredikat WBK/ WBBM dengan mendapatkan nilai sebesar 96,16. Pada tahun 2018 dilakukan evaluasi oleh inspektorat jenderal dan didapatkan nilai sebesar 91. Pada tahun 2019 ini BPSPL Pontianak akan diusulkan untuk dilakukan penilaian oleh Tim Penilai Nasional dari Kementerian PAN-RB.

IKU. 13 Nilai kinerja anggaran BPSPL Pontianak

Cara menghitung nilai kinerja anggaran mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan No.249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan RKA-K/L. atau untuk lebih mudahnya kementerian keuangan sudah menyediakan aplikasi Om SPAN yang dapat digunakan sebagai acuan untuk melihat kinerja anggaran suatu instansi. Nilai kinerja anggaran merupakan IKU yang ditargetkan tahunan atau akan tercapai akhir tahun (triwulan IV). Nilai kinerja anggaran pada triwulan II aplikasi Om SPAN sebesar 90, 55, nilai tersebut telah memperhitungkan capaian output.

Gambar 6. Nilai kinerja anggaran sesuai aplikasi Om SPAN

Adapun target nilai kinerja anggaran pada triwulan II ini adalah sebesar 86. Target ini berhasil dicapai pada triwulan II, sedangkan untuk target tahunan adalah

(36)

sebesar 87. Realisasi pada triwulan II ini telah jauh melampaui target tahunan yang telah ditentukan

IKU. 14 Batas tertinggi persentase nilai temuan LHP BPK atas LK BPSPL

Pontianak dibandingkan realisasi anggaran BPSPL Pontianak T.A 2018

Nilai temuan atas aporan keuangan yang ditampilkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK Atas LK SETJEN merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada empat kriteria yakni kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas sistem pengendalian intern.

Pada triwulan II tahun 2019 belum dilakukan audit oleh BPK atas laporan keuangan BPSPL Pontianak TA. 2018,

3.2 Realisasi Anggaran

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, Tahun 2019 BPSPL Pontianak didukung oleh anggaran yang bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Awal Tahun 2019 Nomor: SP-DIPA 032.07.477425.09/2019 sebesar Rp. 8.660.556.000,- (Delapan Milyar Enam ratus Enam Puluh Juta Lima Ratus Lima Puluh Enam Ribu Rupiah). Adapun pagu dan realisasi per kegiatan pada triwulan II tahun 2019 sebagaimana pada tabel dibawah ini:

(37)

Tabel 4. Realisasi Anggaran s/d Triwulan II Tahun 2019

No Nama Kegiatan Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (%) 1 (2362) Perlindungan dan Pemanfaatan Kawasan Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut 2.050.000.000 1.112.028.375 54,23 2 (2365) Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 100.000.000 - 0,00 3 (2366) Perencanaan Ruang Laut 50.000.000 33.213.038 66,43 4 (2367) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut

6.470.556.000 3.661.433.481 56,59

Grand Total

(38)

Bab IV

Penutup

Upaya pembangunan perlu terus ditingkatkan dan perbaikan kualitas pelayanan harus dilaksanakan lebih konsisten dan secara terus menerus oleh semua jajaran aparatur pada semua tingkatan, sehingga pelayanan selalu dapat diberikan secara tepat, cepat dan mudah dilaksanakan serta tidak diskriminatif.

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja dan analisis pencapaian akuntabilitas kinerja triwulan II tahun 2019, BPSPL Pontianak telah melaksanakan kegiatannya berdasarkan pada program untuk mencapai sasaran, sesuai dengan pengukuran kinerja terlihat bahwa target-target dari sasaran yang ingin dicapai pada triwulan II, secara umum tercapai walaupun sebagian besar kegiatan tidak terbebani target pada triwulan II.

Dari capaian diatas dapat disimpulkan bahwa capaian kinerja BPSPL Pontianak triwulan II tahun 2019 adalah 15,28 % itu sesuai dengan aplikasi

kinerjaku, sementara realisasi keuangan BPSPL Pontianak pada triwulan II tahun 2019 sebesar Rp. 4.806.674.894,- atau sebesar 55,43% dari Pagu Rp. 8.660.556.000,-. Untuk capaian indikator kinerja yang yang sudah ditetapkan adalah sebagai berikut:

 Jumlah kawasan konservasi perairan yang meningkat kualitas pengelolaan efektifnya (kawasan) dengan capaian 0%.

 Jumlah keanekaragaman hayati laut yang dilindungi, dilestarikan dan/atau dimanfaatkan (jenis) dengan capaian0%.

 Jumlah Provinsi yang memiliki rencana zonasi ditetapkan melalui peraturan perundangan dengan capaian 0%.

(39)

 Jumlah jejaring kemitraan dan kerjasama konvensi, yang mendukung pengelolaan efektif konservasi dan keanekaragaman hayati (kelompok konservasi) dengan capaian 0%.

 Jumlah pesisir dan pulau-pulau kecil yang dibangun sarana prasaranya (pulau) dengan capaian 0%.

 Indeks kompetensi dan integritas BPSPL Pontianak dengan capaian0%.  Persentase unit kerja BPSPL Pontianak yang menerapkan sistem manajemen

pengetahuan yang terstandar dengan capaian 95%

 Presentase pemenuhan dokumen RB lingkup BPSPL Pontianak dengan capaian 100.

 Nilai AKIP BPSPL Pontianak dengan capaian0%.

 Presentase pemenuhan dokumen Maturitas SPIP lingkup BPSPL Pontianak dengan capain 30%.

 Nilai kinerja anggaran BPSPL Pontianak dengan capaian 90, 55.

 Batas tertinggi persentase nilai temuan LHP BPK atas LK BPSPL Pontianak dibandingkan realisasi anggaran BPSPL Pontianak TA. 2019 dengan capaian 0%.

Pencapaian target pada triwulan II masih belum terlihat secara signifikan. Untuk itu perlu ditingkatkan soliditas diantara seluruh unsur di BPSPL Pontianak, selain itu juga koordinasi dan komunikasi baik dengan Ditjen Pengelolaan Ruang Laut atau dengan Stakeholder di daerah agar selalu dijaga bahkan ditingkatkan terus sehingga kinerja BPSPL Pontianak akan lebih baik lagi.

(40)
(41)

PROGRESS KEGIATAN KOMPAK SAMPAI DENGAN JUNI 2019 No Nama Kelompok Kabupaten/

Kota Permintaan Bantuan Progress Nilai Kontrak identifikasi, seleksi, evaluasi verifikasi KKHL penetapan PPK Pengadaan Distribusi HPS Negosiasi dan Klarifikasi Penanda tanganan kontrak 1 Pokmaswas Camar Laut Kabupaten Kotawaringin Barat Kapal Pengawas (bodi dan mesin) √ √ √ 2 Asosiasi Guide Snorkeling Derawan (AGSD) Kabupaten Berau Speed dan mesin, snorkel dan life vest √ √ √ √ √ √ √ 99,500,000 3 Kelompok Konservasi Mutiara Terumbu Karang Indonesia Kabupaten Penajam Paser Utara Peralatan selam √ √ √ √ 96,598,700 4 Pokmaswas Padaidi Kabupaten Kotabaru Peralatan selam √ √ √ √ 96,500,000

(42)

Gambar

Tabel 1. Lokasi, Satuan Kerja, dan Wilayah Kerja UPT BPSPL Pontianak  No.  UPT  Lokasi  Satuan Kerja  Wilayah Kerja  1
Gambar 2. Komposisi PNS dan Tenaga Kontrak BPSPL Pontianak
Gambar 4. Komposisi SDM BPSPL Pontianak berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama BPSPL Pontianak 2019
+5

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Untuk sampel pengujian Beban lentur dilakukan sesudah melewati pengujian sifat tampak, kerataan, ukuran, penyerapan air, penyerapan panas, rembesan air dari semua

melaksanakan perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan verifikasi kinerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pengelolaan

Berdasarkan Perjanjian Kinerja tahun 2017 yang telah disepakati antara Kepala Balai dan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, capaian masing-masing

Untuk menganalisis implementasi Samsung Indonesia dalam mempromosikan produk telepon cerdas- nya peneliti menggunakan konsep Komunikasi Pemasaran Terpadu yang menurut Kotler

Survei Kepuasan Masyarakat tersebut mendokumentasikan data dan informasi tentang tingkat kepuasan pengguna layanan yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan

Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam

Metode ini digunakan untuk menentukan perbedaan tingkat persetujuan antara pihak kontraktor dan konsultan dalam hal tingkat persetujuan terhadap peraturan

Kegiatan yang telah dilakukan oleh BPSPL Pontianak terkait mendukung upaya perencanaan ruang laut yaitu pendampingan penyusunan dokumen Rencana Zonasi Wilayah